bab1-daftar pustaka

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan (pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif. 1

description

j

Transcript of bab1-daftar pustaka

Page 1: bab1-daftar pustaka

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah

mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern,

termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-

learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga berpengaruh pada

paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang

berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak populer karena manusia

bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang terpenting

adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya,

pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan (pagi atau

siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia sekarang

sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih

Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan

individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai

suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan

perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

1

Page 2: bab1-daftar pustaka

Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang

tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan

dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu,

George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk

berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga

peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih

lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga

harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan

guru (pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan

seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena

itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (child centered), tidak

tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah

yang berjudul “ Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat

memperjelas pengertian dan hakekat dari belajar.

1.2 Rumusan Masalah.1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?

2. Apa tujuan belajar dan pembelajaran?

3. Menjelaskan tentang hakekat belajar

4. Menjelaskan tentang hakekat pembelajaran

1.3 Tujuan Penulisan.1. Untuk mengetahui dan memahami maksud belajar dan

pembelajaran

2. Untuk mengetahui tujuan belajar dan pembelajaran

3. Untuk mendeskripsikan tentang hakekat belajar

4. Untuk mendeskripsikan tentang hakekat pembelajaran

2

Page 3: bab1-daftar pustaka

1.4 Manfaat Penulisan.1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman mahasiswa terhadap hakekat belajar dan

pembelajaran.

2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan

pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat

penilaian pada pata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

3

Page 4: bab1-daftar pustaka

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian BelajarBelajar adalah aktifitas mental atau ( Psikhis ) yang terjadi karena

adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang

menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-

aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah

sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil

belajar yang telah di peroleh sebelumnya.

Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan

proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut

Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem

yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga

menghasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008)

pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk

mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan

(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh

secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

b. Pengertian PembelajaranPembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang

atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping

tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih

efesien dan efektif.

4

Page 5: bab1-daftar pustaka

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008)

pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.

2.2 Hakekat Belajar dan Pembelajaran

a. Hakekat BelajarBelajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang

yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap,

dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).

Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa

yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar

merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan

dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya

adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :

o Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi

o Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi

o Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,

2003).

Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah

laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau

pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).

Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya

beberapa ciri belajar, yaitu:

1. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).

5

Page 6: bab1-daftar pustaka

2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan

tetap atau tidak berubah-ubah.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru

perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

1. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang

lain.

2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya

3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar lebih berarti.

5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar

adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan

ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :

1. Perubahan yang di sadarai dan disengaja (intensional).

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja

dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,

individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah

terjadi perubahan

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

6

Page 7: bab1-daftar pustaka

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada

dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh

sebelumnya.

3. Perubahan yang fungsional

Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan

masa sekarang maupun masa mendatang.

4. Perubahan yang bersifat positif

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke

arah kemajuan.

5. Perubahan yang bersifat aktif

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif

berupaya melakukan perubahan.

6. Perubahan yang bersifat permanen

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung

menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,

baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh

pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan

dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai “Teori-Teori

Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan

“Teori-Teori Belajar”.

b. Hakekat PembelajaranSecara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang

mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian

demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik

berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Adapun yang dimaksud

dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu 7

Page 8: bab1-daftar pustaka

generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara

efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang

diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan

mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).

Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa

pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh

antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses

pembelajaran oleh peserta didik (student of learning), dan bukan

pengajaran oleh guru (teacher of teaching) (Suryosubroto, 1997: 34).

Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang

lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi

dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi

juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif,

tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan

pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak

belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya

(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta

didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang

lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar

menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran

juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta

didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan

menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar

peserta didik.

Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Pembelajaran sebagai system

8

Page 9: bab1-daftar pustaka

Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang

terorganisir antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran ,

strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga ,

pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut

pembelajaran (remedial dan pengayaan).

Pembelajaran sebagai proses

Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan

guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:

1. Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester,

dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan

perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,

buku atau media cetak lainnya.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada

persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi

oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran

yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja

dan komitmen guru , persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;

3. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),

dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa

yang berkesulitan belajar.

Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :

1. Merupakan upaya sadar dan disengaja

2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar

3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan

4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil

2.3 Tujuan Belajar dan Pembelajaran

a. Tujuan Belajar

9

Page 10: bab1-daftar pustaka

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan

bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai

tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsungnya proses belajar.

Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku

terminal, kondisi-kondisi tes, standar perilaku. Tingkah laku terminal

adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa

setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang

menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar. kondisi-kondisi tes,

komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk

mempertunjukkan tingkah laku terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu

disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan

oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah diberikan

sebelumnya.

Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes.

pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya

mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes, misalnya buku sumber.

kedua, tantangan yanng disediakan terhadap siswa, misalnya

pembatasan waktu untuk mengerjakan tes. ketiga, cara menyajikan

informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman dll. tujuan-

tujuan belajar yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi di mana

perilaku akan diuji.

Ukuran-ukuran perilaku,komponen ini merupakan suatu

pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat

pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran menentukan

tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa

telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah suatu

masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut

10

Page 11: bab1-daftar pustaka

dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai

lambang tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan,

atau kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan teori

tertentu.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajar pada hakekatnya adalah rumusan tentang

perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang

diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar

mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan

pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri.

berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai

dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang

ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan

yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para

siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan

yang bermakna dan dapat diukur.

Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya:

dalam situasi bermain peran.

b. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur

dan dapat diamati.

c. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki,

misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi

label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

2.4 Pembelajaran Sebagai Pilar Utama Pendidikan

11

Page 12: bab1-daftar pustaka

Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar. Selanjutnya dikemukakan

bahwa pendidikan bertumpu pada empat pilar, yaitu :

1.Learning To Know, adalah upaya memahami instrumen-instrumen

pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan, maksudnya

sebagai alat, pengetahuan tersebut diharapakan akan memberikan

kemampuan setiap orang untuk memahami berbagai aspek lingkungan

agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya, dalam rangka

mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunukasi dengan berbagai

pihak yang diperluakn. Sedangkan sebagai tujuan, pengetahuan akan

bermanfaat dalam rangka peningkatan pemahaman, pengetahuan, serta

penemuan di dalam kehidupan.

2.Learnig To Do, adalah lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan

anak-anak untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya

dan dapat mengadaptasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah

diperolehnya tersebut dengan pekerjaan- pekerjaan di masa depan.

Sebgaimana juga pada pilar pertama, belajar menerapakan sesuatu yang

telah diketahui juga harus dilakukan secara terus-menerus, karena proses

perubahan juga akan berjalan tanpa hentinya.

3.Learning to live together, Learning to live with others, pada dasarnya

adalah mengajarkan melatih dan membimbing peserta didik agar mereka

dapat menciptakan hubungan melalui prasangka-prasangka buruk

terhadap orang lain serta menjauhi dan menghindari terjadinya

perselisihan dan konflik.

4.Learning to be, sebagaimana diungkapakan secara tegas oleh komisi

pendidikan bahwa prinsip fundamental pendidikan hendakalah mampu

memberikan konstribusi untuk perkembangan seutuhnya setiap orang

koma, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa etika, tanggung jawab

pribadi dan nilai-nilai spiritual

12

Page 13: bab1-daftar pustaka

Ke empat pilar pendidikan sebagaimana dipaparkan diatas, sekaligus

merupakan misi dan tanggung jawab yang harus di emban ( dipegang ) oleh

pendidikan. Melalui kegiatan belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup

bersama dan belajar menjadi seseorang yang didasari keinginan secara sungguh-

sungguh maka akan semakin luas wawasan seseorang tentang pengetahuan,

tentang nilai-nilai positif serta berbagai dinamaika perubahan yang terjadi.

Kesemuanya ini diharapakan menjadi modal fundamental bagi seseorang untuk

mampu mengarahkan diri dalam berperilku positf berpijak pada nilai-nilai yang

dia yakini kebenarannya dan pada giliran akan semakin terbuka pikiran untuk

melihat fakta-fakta yang benara dan salah.

2.5 Pembelajaran Sebagai Proses Pemberdayaan

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan

Nasional Tahun 2005-2009 yang menentapkan bahwa bangsa Indonesia harus

memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sehingga setiap warga negara

mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing terhadap

bangsa lain di era global (Depdiknas, 2005: 1). Point tersebut menyiratkan

bahwa pendidikan harus mampu mempersiapkan SDM yang memiliki kesiapan

dan mampu bersaing dalam dunia global tanpa melupakan kualitas dirinya yang

bersumber kultur, budaya dan agama. Globalisasi bukan untuk dihindari,

melainkan untuk dihadapi. Globalisasi akan terus menjadi fenomena yang tidak

dapat dielakkan. Perusahaan akan beroperasi di lingkungan bisnis yang

bergejolak dan kacau. Tekanan internasional dan domestik terhadap organisasi

terus berlanjut dan semakin intensif. Dengan kemajuan teknologi informasi,

teknologi komunikasi dan pasar finansial dunia akan melebur dan negara bangsa

akan berakhir (Ohmae, 1996).Pendidikan harus memiliki peran ganda (1)

Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), berarti

pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia,

termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga

negara yang baik, dan rasa persatuan; (2) Pendidikan berfungsi sebagai

pengembangan sumber daya manusia (human resources), yaitu

mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru.

13

Page 14: bab1-daftar pustaka

Sementara itu, hingga saat ini pendidikan kita masih dihadapkan para

beberapa permasalahan pokok, antara lain perluasan akses pendidikan,

rendahnya kualitas dan daya saing pendidikan. Salah satu alternative

pemecahan masalah pendidikan tersebut adalah melalui penerapan teknologi

pembelajaran, yaitu dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar (learning

resources) yang dirancang, dimanfaatkan, dan dikelola untuk tujuan

pembelajaran. Dengan demikian, aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam

pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk konkret dengan adanya sumber

belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.

Sumber belajar merupakan komponen system pembelajaran yang

merupakan sumber-sumber belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam

proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan serta dikombinasikan menjadi

system pembelajaran yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses

belajar yang bertujuan dan terkontrol (Miarso, 1986). Untuk dapat mewujudkan

hal tersebut diperlukan adanya penguasaan teknologi pembelajaran dalam

upaya merancang, mengembangkan, mengorganisasikan dan memudahkan atau

memfasilitasi seseorang untuk belajar.

14

Page 15: bab1-daftar pustaka

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai derikut:

1. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan perilaku mental karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

2. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

3. Tujuan belajar dan pembelajaran mencakup tujuan intruksional, tujuan

pembelajaran, dan tujuan belajar

3.2 Kritik dan saran.

Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada

para pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan

makalah ini, agar ditemukan pengertian dari hakekat belajar dan pembelajaran

yang lebih baik.

15

Page 16: bab1-daftar pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.

Gulö, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Knight, George R. 1982. Issues and Alternatives in Educational Philosphy. Cet. XII, Michigan: Andrews University Press.

Naim, Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roziqin,  Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar  Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.

16

Page 17: bab1-daftar pustaka

17