bab1-daftar pustaka
-
Upload
geminia-pantara -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of bab1-daftar pustaka
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah
mempengaruhi hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern,
termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya istilah-istilah seperti e-
learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga berpengaruh pada
paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang
berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak populer karena manusia
bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang terpenting
adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya,
pemahaman dan penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan (pagi atau
siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting sebab otak manusia sekarang
sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan
individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
1
Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang
tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan
dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu,
George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk
berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga
peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih
lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga
harus diberi kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan
guru (pendidik) lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan
seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena
itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (child centered), tidak
tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah
yang berjudul “ Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat
memperjelas pengertian dan hakekat dari belajar.
1.2 Rumusan Masalah.1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
2. Apa tujuan belajar dan pembelajaran?
3. Menjelaskan tentang hakekat belajar
4. Menjelaskan tentang hakekat pembelajaran
1.3 Tujuan Penulisan.1. Untuk mengetahui dan memahami maksud belajar dan
pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan belajar dan pembelajaran
3. Untuk mendeskripsikan tentang hakekat belajar
4. Untuk mendeskripsikan tentang hakekat pembelajaran
2
1.4 Manfaat Penulisan.1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap hakekat belajar dan
pembelajaran.
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan
pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat
penilaian pada pata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian BelajarBelajar adalah aktifitas mental atau ( Psikhis ) yang terjadi karena
adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-
aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah
sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil
belajar yang telah di peroleh sebelumnya.
Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan
proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut
Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem
yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga
menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008)
pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh
secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
b. Pengertian PembelajaranPembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan maksud supaya di samping
tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses belajar menjadi lebih
efesien dan efektif.
4
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008)
pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut UU Nomor 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar.
2.2 Hakekat Belajar dan Pembelajaran
a. Hakekat BelajarBelajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang
yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap,
dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa
yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar
merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya
adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
o Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi
o Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi
o Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,
2003).
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya
beberapa ciri belajar, yaitu:
1. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
5
2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetap atau tidak berubah-ubah.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
1. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang
lain.
2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa
akan membuat proses belajar lebih berarti.
5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan
ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang di sadarai dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja
dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah
terjadi perubahan
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
6
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya.
3. Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan
masa sekarang maupun masa mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke
arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif
berupaya melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bersifat permanen
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,
baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan
dalam sikap dan keterampilannya. seorang guru menguasai “Teori-Teori
Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan
“Teori-Teori Belajar”.
b. Hakekat PembelajaranSecara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian
demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Adapun yang dimaksud
dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu 7
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara
efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang
diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan
mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh
antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses
pembelajaran oleh peserta didik (student of learning), dan bukan
pengajaran oleh guru (teacher of teaching) (Suryosubroto, 1997: 34).
Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang
lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi
dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi
juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif,
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya
(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta
didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
peserta didik.
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Pembelajaran sebagai system
8
Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran ,
strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga ,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).
Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:
1. Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester,
dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi
oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran
yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja
dan komitmen guru , persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
3. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan
pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),
dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa
yang berkesulitan belajar.
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1. Merupakan upaya sadar dan disengaja
2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
2.3 Tujuan Belajar dan Pembelajaran
a. Tujuan Belajar
9
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku
terminal, kondisi-kondisi tes, standar perilaku. Tingkah laku terminal
adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa
setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang
menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar. kondisi-kondisi tes,
komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk
mempertunjukkan tingkah laku terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu
disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan
oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah diberikan
sebelumnya.
Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes.
pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya
mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes, misalnya buku sumber.
kedua, tantangan yanng disediakan terhadap siswa, misalnya
pembatasan waktu untuk mengerjakan tes. ketiga, cara menyajikan
informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman dll. tujuan-
tujuan belajar yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi di mana
perilaku akan diuji.
Ukuran-ukuran perilaku,komponen ini merupakan suatu
pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat
pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran menentukan
tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa
telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah suatu
masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut
10
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai
lambang tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan,
atau kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan teori
tertentu.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajar pada hakekatnya adalah rumusan tentang
perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang
diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar
mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan
pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri.
berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai
dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang
ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan
yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya:
dalam situasi bermain peran.
b. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur
dan dapat diamati.
c. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki,
misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi
label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
2.4 Pembelajaran Sebagai Pilar Utama Pendidikan
11
Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah belajar. Selanjutnya dikemukakan
bahwa pendidikan bertumpu pada empat pilar, yaitu :
1.Learning To Know, adalah upaya memahami instrumen-instrumen
pengetahuan baik sebagai alat maupun sebagai tujuan, maksudnya
sebagai alat, pengetahuan tersebut diharapakan akan memberikan
kemampuan setiap orang untuk memahami berbagai aspek lingkungan
agar mereka dapat hidup dengan harkat dan martabatnya, dalam rangka
mengembangkan keterampilan kerja dan berkomunukasi dengan berbagai
pihak yang diperluakn. Sedangkan sebagai tujuan, pengetahuan akan
bermanfaat dalam rangka peningkatan pemahaman, pengetahuan, serta
penemuan di dalam kehidupan.
2.Learnig To Do, adalah lebih ditekankan pada bagaimana mengajarkan
anak-anak untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya
dan dapat mengadaptasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah
diperolehnya tersebut dengan pekerjaan- pekerjaan di masa depan.
Sebgaimana juga pada pilar pertama, belajar menerapakan sesuatu yang
telah diketahui juga harus dilakukan secara terus-menerus, karena proses
perubahan juga akan berjalan tanpa hentinya.
3.Learning to live together, Learning to live with others, pada dasarnya
adalah mengajarkan melatih dan membimbing peserta didik agar mereka
dapat menciptakan hubungan melalui prasangka-prasangka buruk
terhadap orang lain serta menjauhi dan menghindari terjadinya
perselisihan dan konflik.
4.Learning to be, sebagaimana diungkapakan secara tegas oleh komisi
pendidikan bahwa prinsip fundamental pendidikan hendakalah mampu
memberikan konstribusi untuk perkembangan seutuhnya setiap orang
koma, jiwa dan raga, intelegensi, kepekaan, rasa etika, tanggung jawab
pribadi dan nilai-nilai spiritual
12
Ke empat pilar pendidikan sebagaimana dipaparkan diatas, sekaligus
merupakan misi dan tanggung jawab yang harus di emban ( dipegang ) oleh
pendidikan. Melalui kegiatan belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup
bersama dan belajar menjadi seseorang yang didasari keinginan secara sungguh-
sungguh maka akan semakin luas wawasan seseorang tentang pengetahuan,
tentang nilai-nilai positif serta berbagai dinamaika perubahan yang terjadi.
Kesemuanya ini diharapakan menjadi modal fundamental bagi seseorang untuk
mampu mengarahkan diri dalam berperilku positf berpijak pada nilai-nilai yang
dia yakini kebenarannya dan pada giliran akan semakin terbuka pikiran untuk
melihat fakta-fakta yang benara dan salah.
2.5 Pembelajaran Sebagai Proses Pemberdayaan
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2005-2009 yang menentapkan bahwa bangsa Indonesia harus
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sehingga setiap warga negara
mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing terhadap
bangsa lain di era global (Depdiknas, 2005: 1). Point tersebut menyiratkan
bahwa pendidikan harus mampu mempersiapkan SDM yang memiliki kesiapan
dan mampu bersaing dalam dunia global tanpa melupakan kualitas dirinya yang
bersumber kultur, budaya dan agama. Globalisasi bukan untuk dihindari,
melainkan untuk dihadapi. Globalisasi akan terus menjadi fenomena yang tidak
dapat dielakkan. Perusahaan akan beroperasi di lingkungan bisnis yang
bergejolak dan kacau. Tekanan internasional dan domestik terhadap organisasi
terus berlanjut dan semakin intensif. Dengan kemajuan teknologi informasi,
teknologi komunikasi dan pasar finansial dunia akan melebur dan negara bangsa
akan berakhir (Ohmae, 1996).Pendidikan harus memiliki peran ganda (1)
Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), berarti
pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia,
termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga
negara yang baik, dan rasa persatuan; (2) Pendidikan berfungsi sebagai
pengembangan sumber daya manusia (human resources), yaitu
mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru.
13
Sementara itu, hingga saat ini pendidikan kita masih dihadapkan para
beberapa permasalahan pokok, antara lain perluasan akses pendidikan,
rendahnya kualitas dan daya saing pendidikan. Salah satu alternative
pemecahan masalah pendidikan tersebut adalah melalui penerapan teknologi
pembelajaran, yaitu dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar (learning
resources) yang dirancang, dimanfaatkan, dan dikelola untuk tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam
pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk konkret dengan adanya sumber
belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.
Sumber belajar merupakan komponen system pembelajaran yang
merupakan sumber-sumber belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam
proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan serta dikombinasikan menjadi
system pembelajaran yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses
belajar yang bertujuan dan terkontrol (Miarso, 1986). Untuk dapat mewujudkan
hal tersebut diperlukan adanya penguasaan teknologi pembelajaran dalam
upaya merancang, mengembangkan, mengorganisasikan dan memudahkan atau
memfasilitasi seseorang untuk belajar.
14
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai derikut:
1. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku mental karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
3. Tujuan belajar dan pembelajaran mencakup tujuan intruksional, tujuan
pembelajaran, dan tujuan belajar
3.2 Kritik dan saran.
Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada
para pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan
makalah ini, agar ditemukan pengertian dari hakekat belajar dan pembelajaran
yang lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.
Gulö, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Knight, George R. 1982. Issues and Alternatives in Educational Philosphy. Cet. XII, Michigan: Andrews University Press.
Naim, Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.
16
17