BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis...

37
SISTEM TRANSPORTASI FASILITAS TETAP ARSU-ARUS : KENDARAAN, ORANG BEPERGIAN,DAN SEBAGAINYA LINGKUNGAN ALAMIAH MASUKAN KELUARAN - Orang bepergian - Muatan - Pekerja - Tanah - Bahan bakar - dsb - Orang bepergian - Muatan - Pekerja - Produk sisa - dsb BAB VII EFEK LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan efek lalu lintas terhadap lingkungan Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan hubungan transportasi dengan lingkungannya 2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan pengaruh lalu lintas terhadap lingkungan Dalam beberapa tahun belakngan ini semakin terbukti bahwa banyak kegiatan produktif manusia mempunyai pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengaruh ini harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kegiatan tersebut secara menyeluruh. Salah satu kegiatan produktif tadi adalah transportasi. Walaupun pengaruh transportasi terhadap lingkungan alamiah terutama dikaitkan dengan penggunaan sumberdaya alam yang langka yang termasuk bagian dari biaya transportasi.

Transcript of BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis...

Page 1: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

SISTEM TRANSPORTASI

FASILITAS TETAP ARSU-ARUS : KENDARAAN, ORANG BEPERGIAN,DAN SEBAGAINYA

LINGKUNGAN ALAMIAH

MASUKAN KELUARAN

- Orang bepergian- Muatan- Pekerja- Tanah- Bahan bakar- dsb

- Orang bepergian- Muatan- Pekerja- Produk sisa- dsb

BAB VII

EFEK LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN

Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan efek lalu lintas terhadap lingkungan

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan hubungan transportasi dengan lingkungannya 2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan pengaruh lalu lintas terhadap lingkungan

Dalam beberapa tahun belakngan ini semakin terbukti bahwa banyak kegiatan produktif

manusia mempunyai pengaruh terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengaruh ini harus

dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kegiatan tersebut secara menyeluruh. Salah satu

kegiatan produktif tadi adalah transportasi. Walaupun pengaruh transportasi terhadap lingkungan

alamiah terutama dikaitkan dengan penggunaan sumberdaya alam yang langka yang termasuk

bagian dari biaya transportasi.

Gambar 7.1 Sistem transportasi dengan lingkungannya

Pergerakan lalu lintas mempunyai pengaruh terhadap lingkungan di sekitar jalan, yaitu :

1. Dampak kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki. Sebagian besar suara dari sistem

transportasi tidak kita kehendaki, terutama karena sangat mungkin mengganggu manusia atau

kegiatan lainnya, dan dalam beberapa kasus mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan pada

manusia atau makhluk hidup lainnya. Masalah kebisingan suara dan getaran yang terjadi di

Page 2: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

SUMBER

JALUR GERAK(YANG MELEMAHKAN KEBISINGAN)

PENERIMA

Kebisingan dipancarkan

Kebisingan mencapai penerima

pusat-pusat kota, perumahan, rumah sakit, tempat ibadah dapat menimbulkan

ketidaktenangan masyarakat. Akan tetapi, pada beberapa keadaan kebisingan ini diperlukan,

seperti suara lonceng kereta api pada saat melintasi perlintasan dengan jalan raya sangat

berguna untuk memperingatkan para pemakai jalan.

Dalam pertimbangan mengenai kebisingan transport ini, perlu diperhatikan tiga unsure

penting. Pertama adalah sumber kebisingan. Kedua adalah penerima kebisingan. Ketiga

adalah jalur dimana kebisingan ditransmisikan dari sumber ke penerima. Karakteristik dari

masing-masing unsure ini dapat menentukan tingkat kebisingan atau sejauh mana suara dapat

mengganggu bahkan menimbulkan bahaya pada saat ia sampai ke penerima. Ketiga unsur

diperlihakan dalam gambar berikut ini.

Gambar 7.2 Transmisi kebisingan dari pengirim ke penerima

Berikut ini adalah tingkat kebisingan di luar (eksterior) di daerah pemukiman dari yang

bisa diterima sampai yang tidak bisa diterima sesuai batas pendengaran manusia yang

direkomendasikan oleh U.S Department of Housing and Urban Development.

Tingkat kebisingan umum (dBA)

Tidak dapat diterima

Melebihi 80 dBA, 60 menit dalam 24 jam

Melebihi 75 dBA, 8 jam dalam 24 jam

Page 3: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Dapat dipilih atau tidak - biasanya tidak dapat diterima

Melebihi 65 dBA, 8 jam dalam 24 jam

Suara-suara kuat yang berulang-ulang pada lokasi

Dapat dipilih atau tidak – biasanya dapat diterima

Tidak melebihi 65 dBA, lebih dari 8 jam dalam 24 jam

Dapat diterima

Tidak melebihi 45 dBA, lebih dari 30 menit dalam 24 jam

2. Polusi udara akibat gas buangan dari kendaraan bermotor.

Bentuk yang paling berbahaya dan sukar untuk ditangani ialah pengotoran udara oleh

berbagai partikel dan gas. Semua bentuk transportasi mengakibatkan polusi, kendaraan yang

menggunakan mesin dengan pembakaran di dalam (atau terkadang di luar) merupakan penyebab

polusi yang paling besar, terutama di daerah yang padat dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan. Termasuk di sini adalah kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya dan pesawat

udara. Ketika hasil pembakaran (asap) ini dari kendaraan-kendaraan ini bergabung dengan

polusi dari sumber-sumber lainnya (yang tetap), konsentrasi total polusi akan dapat

membahayakan kesehatan manusia.

Kenyataannya sampai sekarang kadar polusi yang dikatakan membahayakan tidak dapat

ditentukan secara jelas, meskipun penyelidikan untuk itu masuh terus dilakukan. Walaupun

demikian, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas udara di suatu pusat kegiatan cukup nyata.

Untuk itu telah dijalankan berbagai program yang mengharuskan teknologi transportasi

mengurangi emisi polusi kendaraan dengan bantuan alat yang disebut alat pengontrol emisi.

Program lainnya ialah dengan dengan mengurangi jumlah gerakan kendaraan pada suatu tempat

tertentu.

3. Lahan dan estetika

Page 4: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Dengan terjadinya urbanisasi di banyak negara, maka kebutuhan untuk mengembangkan

kapasitas transportasi perkotaan akan sangat mendesak. Pengembangan tersebut biasanya akan

membutuhkan tambahan lahan, dan biasanya berbentuk jalan bebas hambatan ataupun lintas

angkutan cepat.

Lahan untuk transport harus tersedia sebagai jalur kontinu dengan lebar minimum

tertentu, dan untuk prasarana berkapasitas tinggi di daerah perkotaan biasanya perlu dihindarkan

dari arus lalu lintas yang memotong, sehingga perlu mempertinggi atau memperendah elevasi

jalur tadi pada lokasi-lokasi tertentu. Ini mengakibatkan timbulnya hambatan untuk menyeberang

di sarana transportasi baru, kecuali pada tempat-tempat tertentu. Hambatan itu juga akan

mengganggu kehidupan bertetangga/bermasyarakat. Juga banyak rumah dan keluarga yang harus

dipindahkan, yang menimbulkan masalah sosial dan ekonomi tersendiri. Karena alasan-alasan di

atas, maka dewasa ini setiap pembangunan prasarana transportasi baru harus dipertimbangkan

secara integral dengan daerah di sekitarnya.

4. Getaran

Getaran dari sumber transportasi ternyata merupakan masalah yang terbatas. Tidak dapat

dipungkiri bahwa getaran terjadi pada jalan-jalan arteri utama dari transportasi darat, di mana

kendaraan-kendaraan berat beroperasi secara berdekatan dengan bangunan-bangunan yang

menampung kegiatan manusia yang sangat sensitif terhadap getaran. Yang paling utama ialah

lintas kereta api bawah tanah, di mana getaran dapat menimbulkan masalah bagi bangunan-

bangunan di sekitarnya, terutama bangunan yang pondasinya berhubungan langsung dengan

terowongan. Tetapi juga telah diamati bahwa pada jarak lebih jauh dari 50 ft yang memisahkan

struktur bangunan dari terowongan, getaran ini tidak sampai mengganggu kegiatan manusia.

Walaupun kendaraan jalan dibatasi getarannya dengan adanya ban karet tidak seperti roda baja

Page 5: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

kereta api, namun getaran bisa saja tetap menimbulkan masalah pada daerah sekitar jalan utama

dimana kendaraan mengalami getaran naik turun. Walaupun maslah getaran ini jarang dapat

memaksakan pemindahan suatu rute transport ataupun pemindahan suatu pusat kegiatan yang

sensitif terhadap getaran (misal laboratorium) namun ia harus tetap diperhitungkan sebagai

sumber masalah yang potensial dalam setiap perencanaan sarana transportasi yang baru.

Contoh Soal ;

1. Apakah pengaruh lalu lintas terhadap lingkungan !

Jawab : pengaruh lalu lintas terhadap lingkungan meliputi : pengaruh akibat suara/kebisingan,

polusi udara akibat gas buangan, getaran akibat beban kendaraan dan muatan lalu

lintas, lahan dan estetika.

Page 6: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

BAB VIII

ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APILL)

Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis-jenis APILL2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan fungsi APILL3. Mahasiswa akan dapat menyebutkan bentuk dan ukuran APILL4. Mahasiswa akan dapat menyebutkan kekuatan hukum dan penyelenggaraan

(perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan) APILL5. Mahasiswa akan dapat menyebutkan Penempatan APILL

A. Pengertian : perangkat peralatan teknik yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur

lalu lintas orang atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan. Alat pemberi isyarat

lalu lintas berlaku bagi lalu lintas sesuai arah lalu lintas yang bersangkutan.

B. Lokasi penempatan APILL harus mempertimbangkan :

a. Kondisi jalan dan lingkungan

b. Kondisi lalu lintas

c. Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban,dan kelancaran lalu lintas

C. Jenis APILL :

Page 7: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

a. Lampu 3 warna, untuk mengatur kendaraan

Terdiri dari warna : merah, kuning, hijau.

b. Lampu 2 warna, untuk mengatur kendaraan dan atau pejalan kaki

Terdiri dari warna : merah, kuning.

c. Lampu 1 warna, untuk memberikan peringatan bahaya kepada pemakai jalan

Hanya warna kuning atau merah saja.

Ketiga jenis APILL tersebut dipasang dalam posisi vertikal maupun horisontal.

D. Fungsi APILL

Lampu 3 warna :

a. Warna hijau menyala setelah warna merah padam mengisyaratkan kendaraan harus

berjalan.

b. Warna kuning menyala setelah lampu warna hijau padam mengisyaratkan bagi

kendaraan yang belum sampai pada batas berhenti bersiap untuk berhenti atau berjalan

dengan aman bagi kendaraan yang sudah dekat dengan batas berhenti.

c. Warna merah menyala setelah lampu kuning padam mengisyaratkan kendaraan harus

berhenti sebelum batas berhenti.

d. Lampu hijau berupa tanda panah menyala, artinya kendaraan harus berjalan ke arah

yang ditunjuk oleh tanda panah tersebut.

e. Lampu warna merah berupa tanda panah menyala, artinya kendaraan ke arah yang

ditunjuk oleh tanda panah tersebut harus berhenti.

f. Bila lampu 3 warna mengalami kerusakan, maka lampu warna kuning menyla

berkedip secara otomatis, artinya kendaraan harus berhati-hati.

Lampu 2 warna :

Page 8: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

a. Lampu 2 warna menyala secara bergantian, berfungsi :

Mengatur lalu lintas pada tempat penyeberangan pejalan kaki

Mengatur lalu lintas kendaraan pada jalan tol atau tempat-tempat tertentu lainnya.

b. Lampu 2 warna pada tempat penyeberangan pejalan kaki dapat dilengkapi isyarat

suara dan memiliki simbul :

Berbentuk orang berdiri, untuk lampu merah, apabila menyala mengisyaratkan

pejalan kaki dilarang memasuki jalur lalu lintas.

Berbentuk orang berjalan untuk lampu hijau, apabila menyala mengisyaratkan

pejalan kaki dapat menyeberang.

Apabila lampu warna hijau berbentuk orang berjalan menyala berkedip

mengisyaratkan agar pejalan kaki yang berada di jalur lalu lintas harus segera

mendekati seberang jalan yang terdekat pejalan kaki yang belum berada di jalur

lalu lintas dilarang memasuki jalur lalu lintas.

Lampu 1 warna :

a. Terdiri dari 1 lampu yang menyala berkedip atau 2 lampu yang menyala bergantian

b. Lampu 1 warna yang berwarna kuning dipasang pada jarak lalu lintas apabila menyala

mengisyaratkan pengemudi harus berhati-hati.

c. Lampu 1 warna yang berwarna merah dipasang pada persilangan sebidang dengan

jalan kereta api apabila menyala mengisyaratkan pengemudi harus berhenti.

d. Lampu 1 warna dapat dilengkapi dengan isyarat suara atau tanda panah pada lampu

yang menunjuk arah datangnya kereta api.

E. Bentuk dan Ukuran APILL

a. Berbentuk bulat dengan diameter 20 cm – 30 cm.

Page 9: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

b. Daya lampu 60 watt – 100 watt.

F. Kekuatan Hukum dan Penyelenggaraan (perencanaan, pengadaan, pemasangan dan

pemeliharaan) APILL

Bersifat perintah dan atau larangan.

Ketetapan dan pengaturannya berdasarkan :

1. Keputusan direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk jalan nasional dan jalan tol,

kecuali jalan nasional di Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kodya DT II.

2. Perda tingkat I untuk jalan propinsi, kecuali jalan propinsi di Kabupaten DT II dan Kodya

DT II.

3. Perda tingkat II untuk jalan Kabupaten/Kodya dan jalan nasional dan propinsi yang telah

diserahkan kepada DT II.

Mempunyai kekuatan hukum setelah 30 hari sejak tanggal pemasangan.

Tanggal pemasangan APILL harus diumumkan kepada pemakai jalan oleh instansi yang

berwenang melalui : media cetak, media elektronik, atau media lain

Pencabutan APILL juga harus diinformasikan kepada pemakai jalan.

G. Penempatan APILL :

Di persimpangan, ditempatkan pada sisi jalur lalu lintas menghadap arah lalu lintas.

Di persimpangan sebidang dengan jalan kereta api, ditempatkan pada sisi kiri jalur lali

lintas menghadap arah lalu lintas.

Di tempat penyeberangan pejalan kaki, ditempatkan pada sisi kiri atau kanan jalur lalu

lintas menghadap kearah pejalan kaki, dilengkapi dengan tombol permintaan untuk

menyeberang.

Harus dapat dilihat dengan jelas oleh pengemudi dan pejalan kaki.

Page 10: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Tinggi lampu paling bawah minimal 300 cm dari permukaan jalan, jika APILL

ditempatkan pada persimpangan di sisi jalur lalu lintas.

Tinggi lampu paling bawah minimal 550 cm dari permukaan jalan, jika APILL

ditempatkan diatas permukaan jalan.

H. Pembinaan dan pengawasan APILL

Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh direktur jenderal. Pembinaan meliputi :

Penentuan persyaratan APILL

Penentuan petunjuk teknis APILL, mencakup penetapan pedoman, prosedur, dan tata cara

penyelenggaraan APILL.

Pemberian bimbingan teknis

Pengawasan teknis meliputi :

Kegiatan pemantauan dan penilaian penyelenggaraan APILL serta saran teknis.

Contoh Soal :

1. Jelaskan pengertian APILL !

Jawab : Pengertian dari APILL adalah perangkat peralatan teknik yang menggunakan isyarat

lampu untuk mengatur lalu lintas orang atau kendaraan di persimpangan atau pada

ruas jalan. Alat pemberi isyarat lalu lintas berlaku bagi lalu lintas sesuai arah lalu

lintas yang bersangkutan.

Page 11: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

BAB IX

PEDESTRIAN DAN KENDARAAN TAK BERMOTOR

Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan pedestrian dan kendaraan tak bermotor

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan definisi pedestrian2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan definisi kendaraan tak bermotor

A. Pedestrian

Page 12: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Banyaknya pedestrian (pejalan kaki) disekitar jalan, terutama didaerah perkotaan

berpengaruh terhadap pergerakan lalu lintas di suatu ruas jalan. Pengaruh ini meliputi jumlah

faktor fisik, faktor mental, serta emosinya. Pejalan kaki yang banyak dengan

ketidaktertibannya dalam menyeberang atau berjalan dilajur lalu lintas sangat mengganggu

pengemudi dalam menjalankan kendaraannya.

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No.43 Tahun 1993, pemerintah

memberikan keistimewaan kepada pejalan kaki. Hal ini ditetapkan pemerintah dengan alas

an pejalan kaki sangat potensial sebagai salah satu penyebab kecelakaan. Pejalan kaki

memiliki keistimewaan karena sebagai pemakai jalan menghadapi resiko tinggi dalam suatu

tabrakan.

Kebutuhan pejalan kaki terutama di daerah perkotaan merupakan suatu bagian yang

terpadu dalam system transportasi jalan. Untuk itu perlu ada pemisahan dengan kendaraan

bermotor. Fasilitas untuk pejalan kaki agar terlindung dari kendaraan bermotor adalah

trotoar.

B. Kendaraan tak bermotor

Kendaraan tak bermotor meliputi : sepeda, becak, delman, dan sejenisnya yang tak

bermesin. Penggunaan kendaraan tak bermotor di kota-kota besar sudah sangat dibatasi,

karena mengakibatkan kemacetan dan mengurangi kapasitas jalan. Kendaraan tak bermotor

pergerakannya lambat dan jangkauannya terbatas.

Kendaraan tak bermotor tersebut direncanakan baik bentuk maupun kualitas

penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan tersebut. Ukuran, kekuatan serta

kemampuan berjalan suatu kendaraan tak bermotor merupakan faktor-faktor utama

Page 13: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

karakteristik suatu kendaraan tak bermotor, karena pengaruhnya sangat besar dalam

perancangan, pengawasan dan peraturan lalu lintas.

Contoh Soal :

1. Jelaskan definisi pedestrian !

Jawab : Pedestrian adalah pejalan kaki yang menggunakan fasilitas trotoar sebagai tempat

untuk melakukan aktifitas perjalanan.

2. Jelaskan definisi kendaraan tak bermotor !

Jawab : Kendaraan tak bermotor adalah jenis kendaraan yang meliputi : sepeda, becak,

delman, dan sejenisnya yang tak bermesin.

BAB X

RAMBU LALU LINTAS

Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan rambu lalu lintas

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi rencana pemasangan

rambu2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan syarat penempatan rambu3. Mahasiswa akan dapat menyebutkan penggolongan rambu

A. Problema lalu lintas :

Page 14: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Tidak sebandingnya laju pertambahan kendaraan dan pertambahan panjang jalan rata-rata per

tahun (4,5 : 1)

Ketidakdisiplinnya pemakai jalan dalam mentaati peraturan lalu lintas (pelanggaran terhadap

rambu dan marka)

Kekurangpahaman dari sebagian pengemudi kendaraan akan arti dan makna dari rambu dan

marka

Kurang diterapkannya sanksi yang cukup memakai dari para pelanggar peraturan lalu lintas

Masalah lingkungan di sekitar jalan, seperti : trotoar dipakai untuk kegiatan berdagang.

B. Pengertian :

Merupakan bagian dari jalan yang berfungsi untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas.

Mengandung peraturan, peringatan, larangan, dan petunjuk bagi semua pemakai jalan.

Mencegah terjadinya kecelakaan.

Sebagai informasi yang diperlukan bagi pemakai jalan.

Memudahkan pemakai jalan untuk mencapai tujuan.

Jelas, terang, tegas, singkat dan mudah dimengerti oleh lapisan masyarakat.

C. Persyaratan Rambu :

Harus dapat memberikan indikasi yang jelas.

Mempunyai pesan yang jelas dan terang, serta mudah dimengerti oleh semua lapisan

masyarakat.

Bila berupa tulisan, harus singkat dan tegas.

Tahan terhadap cuaca dan tidak mudah rusak.

Jenis, ukuran, bentuk, dan warna rambu sesuai standar yang berlaku.

D. Faktor yang Mempengaruhi Rencana Pemasangan Rambu :

Page 15: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Kriteria berdasarkan atas keadaan jalan, atau berbahayanya/tidak bagi keselamatan lalu

lintas.

Berdasarkan atas penggunaan jalan.

Berdasarkan atas pengaturan lalu lintas yang dikehendaki.

E. Syarat Penempatan Rambu :

Rambu harus diletakkan di tempat yang sesuai dan tepat.

Rambu harus dapat dilihat dengan mudah dan jelas oleh pengemudi kendaraan, dan

pandangan ke rambu tidak boleh tertutup benda/pohon.

Rambu tidak boleh merintangi lalu lintas kendaraan pada jalan kendaraan, dan sesedikit

mungkin merintangi para pejalan kaki.

Sedapat mungkin di tempatkan di sisi kiri jalan, dan harus diulangi penempatannya di atas

atau di kanan jalan.

F. Cara Penempatan Rambu Peringatan Suatu Bahaya :

Jumlah rambu peringatan tidak boleh ditambah jika tidak perlu.

Rambu harus diletakkan pada jarak sedemikian dari tempat bahaya, sehingga mempunyai

daya guna yang sebesar-besarnya pada siang dan malam hari dengan memperhatikan

kecepatan rencana.

Jarak anatara rambu dan tempat berbahaya boleh dinyatakan pada papan tambahan, bila jarak

tersebut tak dapat diduga oleh pengemudi, dan panjang daerah berbahaya dapat dituliskan

pula pada papan tambahan.

Rambu peringatan dapat diulangi dengan menyatakan jarak ke tempat berbahaya tersebut.

G. Cara Penempatan Rambu Larangan dan Rambu Peringatan :

1. Rambu Prioritas

Page 16: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

a. Rambu Prioritas (STOP, YIELD) ditempatkan pada jalan yang lebih sempit pada suatu

pertemuan jalan.

b. Rambu STOP menyatakan kepada pengemudi bahwa pada pertemuan jalan dimana

rambu ditempatkan, ia harus berhenti sebelum memasuki pertemuan itu dan memberi

jalan pada kendaraan yang berada pada jalan yang sedang didekatinya.

c. Rambu YIELD menyatakan kepada pengemudi bahwa pada pertemuan jalan dimana

rambu ditempatkan, ia harus memberi kesempatan kepada kendaraan yang berada pada

jalan yang sedang didekatinya.

Rambu-rambu tersebut ditempatkan pada pertemuan jalan, sebaris dengan garis dimana

kendaraan harus berhenti atau garis yang tidak oleh dilewati sewaktu memberi kesempatan.

2. Rambu Larangan dan Perintah (AMAR)

a. Rambu-rambu ini diletakkan sedekat mungkin pada titik dimana kewajiban pembatasan

atau larangan.

b. Bila perlu rambu boleh diletakkan pada jarak yang layak sebelum titik dimana kewajiban

pembatasan atau larangan itu berlaku, dan suatu papan tambahan dapat ditempatkan di

bawah rambu yang dipasang.

Cara Penempatan Rambu Petunjuk :

1. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan

Rambu ini ditempatkan pada jarak sedemikian dari pertemuan jalan, hingga berdaya guna

sebesar-besarnya pada siang dan malam hari, dengan memperhatikan kecepatan kendaraan

dan dipasang sebelum rambu petunjuk jurusan.

2. Rambu Petunjuk Jurusan

Page 17: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Rambu ini boleh memuat beberapa tempat yang disusun dari atas ke bawah, dan jika jaraknya

dinyatakan maka angka jarak dituliskan dibelakang nama tempat. Rambu ini dipasang pada

daerah bangunan (pertemuan jalan).

3. Rambu Penegasan

Rambu ini digunakan untuk menegaskan jurusan suatu jalan apabila dipandang perlu, dan

memuat nama sesuatu atau beberapa tempat dengan menyatakan jaraknya, dan dipasang pada

jalan keluar dari suatu bangunan besar.

c. Penggolongan Rambu

1. Rambu Peringatan (jumlah : 68)

Warna dasar kuning dengan garis tepi dan simbol/tulisan hitam.

Berbentuk bujur sangkar yang dipasang dengan salah satu diagonalnya mendatar untuk

rambu yang berupa simbol, dan bentuk empat persegi yang berupa tulisan.

Berfungsi memperingatkan pemakai jalan terhadap suatu bahaya di jalan, dan

memberitahukan sifat bahaya tersebut.

Rambu yang berupa simbol ekspresi informasinya tetap dan dibuat dalam bentuk standar.

Rambu yang berupa tulisan ekspresi informasinya berkarakter dan ukuranya bervariasi.

2. Rambu Larangan (jumlah : 44)

Pada umumnya berbentuk bulat/lingkaran, satu berbentuk segidelapan, satu segitiga sama sisi

dan satu berbentuk empat persegi panjang yang bersilang.

Warna putih dan merah, dengan kombinasi hitam.

Pesan larangan yang dimaksud dibuat dengan huruf, angka atau simbol yang berwarna hitam,

putih atau merah yang mempunyai arti yang jelas bagi para pemakai jalan.

3. Rambu Perintah (jumlah : 22)

Page 18: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Berbentuk bulat/lingkaran.

Warna dasar biru dengan kombinasi putih.

Perintah yang dimaksud dibuat dengan simbol, angka maupun huruf berwarna putih, dan

mengandung arti yang jelas bagi para pemakai jalan.

Catatan : Rambu larangan dan rambu perintah harus didukung oleh sanksi hokum sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan bagi yang melanggar dikenakan sanksi sesuai dengan jenis

pelanggarannya (sesuai UU No.14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan).

4. Rambu Petunjuk (jumlah : 63)

Pada umumnya berbentuk empat persegi panjang.

Warna dasar biru, hijau dan coklat.

Pesan/petunjuk yang disampaikan dapat berupa huruf, angka atau simbol yang berwarna

putih, hitam ataupun merah yang punya arti jelas bagi pemakai jalan.

Rambu petunjuk dibagi menjadi :

a. Rambu pendahulu petunjuk jurusan

b. Rambu jurusan

c. Rambu penegasan

d. Rambu penunjuk tempat

e. Rambu yang menginformasikan tersedianya fasilitas yang mungkin dibutuhkan oleh

pemakai jalan.

Contoh Soal :

1. Jelaskan pengertian dari Rambu lalu lintas !

Page 19: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Jawab : Rambu lalu lintas adalah :

Merupakan bagian dari jalan yang berfungsi untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas.

Mengandung peraturan, peringatan, larangan, dan petunjuk bagi semua pemakai jalan.

Mencegah terjadinya kecelakaan.

Sebagai informasi yang diperlukan bagi pemakai jalan.

Memudahkan pemakai jalan untuk mencapai tujuan.

Jelas, terang, tegas, singkat dan mudah dimengerti oleh lapisan masyarakat.

BAB XI

MARKA JALAN

Kompetensi Umum : Mahasiswa akan dapat menjelaskan marka jalan

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa akan dapat menyebutkan spesifikasi teknis marka jalan

Page 20: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

2. Mahasiswa akan dapat menyebutkan syarat penempatan dan pemasangan marka

A. Marka : suatu tanda diatas permukaan jalan dan atau bahu jalan yang terdiri dari garis

memanjang dan melintang, termasuk symbol, huruf, angka atau tanda lain, kecuali rambu dan

isyarat.

B. Fungsi : - mengatur, mengarahkan dan menyalurkan lalu lintas kendaraan atau untuk

memperingatkan dan menuntun pemakai jalan.

-dipergunakan secara sendirian ataupun bersama dengan rambu atau isyarat lain dengan

maksud menjelaskan arti rambu atau isyarat lain tersebut.

C. Spesifikasi teknis

1. Bentuk Marka Jalan :

Marka memanjang

Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau

garis putus-putus.

Garis penuh berarti bahwa kendaraan dilarang melintasi garis tersebut.

Garis putus-putus tidak berarti melarang, tetapi digunakan untuk membatasi jalur

kendaraan, dengan maksud mengarahkan menyalurkan lalu lintas kendaraan.

Marka melintang

Terdiri dari garis melintang atau memotong satu atau beberapa jalur lalu lintas yang dapat

berupa garis penuh dan atau garis putus-putus, atau dua garis putus-putus berdampingan yang

menyatakan suatu batas yang tidak boleh dilampaui kendaraan sewaktu memberi jalan.

Marka lain

Berupa : panah garis sejajar atau garis serong ataupun tulisan.

Page 21: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Digunakan untuk mengulangi petunjuk yang diberikan oleh rambu atau untuk

menyampaikan pemberitahuan kepada pengemudi yang tidek dapat disampaikan dengan

sempurna oleh rambu.

Marka tersebut digunakan khususnya untuk menyatakan tempat larangan parker bagi

mobil, bis dan untuk menyatakan praseleksi sebelum persimpangan.

Jika tertera symbol panah pada jalan jalur-jalur lalu lintas, pengemudi harus

menempatkan kendaraannya pada jalur yang dipilih.

Garis-garis serong sejajar yang terdiri dari garis utuh bermakna bahwa kendaraan tidak

boleh memasuki daerah tersebut.

Garis zig-zag pada pinggir jalan kendaraan bermakna bahwa parkir pada pinggir jalan

yang ber zig-zag tersebut dilarang.

2. Warna Marka Jalan :

Marka memanjang

Warna kuning : garis penuh yang menggunakan warna kuning bermakna melarang

pengemudi dalam keadaan bagaimanapun menjalankan kendaraannya melewati garis

kuning tersebut.

Warna putih : garis penuh dengan warna putih berarti melarang, akan tetapi dalam

keadaan luar biasa atau terpaksa pengemudi diizinkan untuk melewati garis putih

tersebut.

Marka memanjang yang berbentuk garis putus-putus menggunakan warna putih.

Marka melintang

Semua marka melintang menggunakan warna putih.

Marka lain

Page 22: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

Warna putih digunakan untuk marka lain.

3. Ukuran Marka Jalan :

Marka memanjang

Lebar garis utuh atau garis putus-putus paling sedikit 10 cm dan jarak garis yang

berdampingan antara 0,1 m sampai 0,15 m.

Garis putus-putus terdiri dari garis-garis yang sama panjang, dipisahkan oleh celah-celah

yang seragam, yang panjangnya ditentukan dengan memperhitungkan kecepatan

kendaraan yang diizinkan.

Diluar daerah bangunan panjang garis putus-putus antara 2 meter dan 10 meter,

perbandingan panjang garis dan celahnya = 3 : 5.

Di daerah bangunan, panjang garis dan celahnya harus lebih kecil dari panjang garis dan

celah diluar bangunan.

Marka melintang

Marka melintang harus lebih besar dari marka memanjang, karena terbatasnya sudut

penglihatan pengemudi terhadap tanda-tanda dijalan.

o Pada garis berhenti (garis penuh) :

- lebar minimum garis berhenti adalah 0,20 meter dan maksimum 0,60 meter, dan

yang dianjurkan 0,30 meter.

- Jika digunakan bersama-sama dengan tanda STOP maka garis-garis berhenti

harus ditempatkan sedemikian sehingga pengemudi yang berhenti dibelakang

garis tersebut dapat melihat dengan jelas lalu lintas pada cabang lain

dipersimpangan itu.

Page 23: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

- Garis berhenti dapat dilengkapi dengan garis memanjang, dan dapat pula dengan

tulisan STOP pada jalan yang berjarak antara 2 meter sampai 25 meter dari garis

berhenti.

o Pada garis batas pemberi kesempatan jalan (garis putus-putus) :

- lebar garis minimum garis ini 0,20 meter dan lebar maksimum 0,60 meter dan

untuk dua garis, maka jarak antara dua garis tersebut paling sedikit 0.30 meter.

- Garis ini dapat dilengkapi dengan symbol segitiga yang digambarkan

dipermukaan jalan (titik puncak ke arah pengemudi alas-alas segitiga berukuran

sedikitnya 1 meter, dengan tinggi 3 x alasnya) yang berjarak antara 2 meter

sampai 25 meter dari garis batas dan dapat dilengkapi pula dengan garis

memanjang.

o Pada marka penyeberangan :

- celah diantara garis-garis paling sedikit harus sama dengan lebar garisnya dan

tidak lebih dari 2 x lebar garisnya.

- Lebar minimum tempat penyeberangan dianjurkan 2,5 meter di jalan-jalan dengan

batas kecepatan 60 km/jam dan 4,0 meter di jalan-jalan dengan batas kecepatan

lebih tinggi.

Marka lainnya

Tanda berupa panah dipermukaan jalan :

- untuk memisahkan jalur kendaraan yang mendekati persimpangan jalan.

- Digunakan pada jalan satu jurusan/arah, dengan panjang panah lebih besar atau

sama dengan 2,0 meter dan dapat dilengkapi dengan tanda berupa kata-kata

dijalan.

Page 24: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

D. Penempatan dan Pemasangan Marka

- Marka jalan harus dibuat dari jalan yang tidak licin dan tidak boleh menonjol

lebih dari 6 milimeter diatas permukaan jalan.

- Bila menggunakan paku atau yang serupa tidak boleh menonjol lebih dari 1,5 cm

(atau lebih dari 2,5 cm bila paku itu tergabung dalam alat pemantul cahaya

(reflector).

Tanda Jalur Lalulintas :

Di luar Daerah Bangunan

- pada jalan dua jurusan yang mempunyai 2 jalur, garis tengah jalan harus

dinyatakan dengan garis putus-putus, dan garis utuh hanya digunakan dalam

keadaan khusus pada tempat-tempat yang dianggap perlu.

- Pada jalan tiga jalur, ketentuan umum dalam keadaan normal jalur tersebut

dinyatakan dengan garis putus-putus, dan dalam keadaan khusus atau untuk

menjamin keamanan lalilintas dapat digunakan garis utuh atau garis putus-putus

berdampingan dengan garis utuh.

- Pada jalan yang lebih dari tiga jalur, kedua jurusan lalulintas tersebut harus

dipisah oleh satu atau dua garis utuh, kecuali dalam hal arah lalulintas dijalur

tengah dapat berbalik, harus ditandai dengan garis putus-putus.

- Jalur-jalur lalulintas harus ditandai dengan garis putus-putus.

Di dalam Daerah Bangunan

- didaerah bangunan, ketentuan seperti diluar bangunan berlaku terhadap jalan dua

jurusan dan terhadap jalan satu jurusan dengan paling sedikit 2 jalur lalulintas.

Page 25: BAB X - Web viewSpesifikasi teknis. 1. Bentuk Marka Jalan : Marka memanjang. Terdiri dari garis memanjang kearah gerak lalu lintas yang berupa garis penuh dan atau garis putus-putus

- Jalur-jalur lalulintas harus ditandai pada tempat-tempat yang lebar jalannya

berkurang karena batas jalan, pulau, atau pulau pengarah lalulintas.

- Didekat persimpangan besar dengan lebar jalan yang untuk dua atau lebih baris

kendaraan, maka jalur harus ditandai dengan garis putus-putus atau garis penuh

dan dilengkapi dengan tanda panah.

Tanda Untuk Keadaan Khusus

- Penggunaan garis utuh dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan lalulintas

dan dilakukan pada persimpangan jalan dengan mengganti garis putus-putus

menjadi garis penuh dengan panjang sekitar 30 meter.

- Garis utuh digunakan pada tikungan jalan yang tajam atau pada puncak bukit

(dengan jarak pandangan terbatas) dimana dipandang perlu untuk melarang

penggunaan bagian jalan kendaraan yang khusus disediakan untuk lalulintas dari

depan.

- Garis utuh juga digunakan untuk menandai batas tepi jalan dan atau untuk

memperlihatkan adanya rintangan didekatnya, yang dapat digunakan bersama-

sama dengan paku, kancing, atau alat pemantul cahaya.

- Pada persimpangan tertentu perlu diperlihatkan garis petunjuk untuk kendaraan

yang akan membelok (kekiri).