BAB Iinovasi.lan.go.id/uploads/download/1481637979_SAMBUTAN... · Web viewIbu Sri Palupi (Direktur...
Transcript of BAB Iinovasi.lan.go.id/uploads/download/1481637979_SAMBUTAN... · Web viewIbu Sri Palupi (Direktur...
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Yang saya hormati:
1. Para pembicara:
- Bapak Anwar Sanusi Phd (Sekjen Kemendes);
- Bapak Dr Tri Widodo Wahyu Utomo (Deputi Bidang
Inovasi Administrasi Negara); dan
- Ibu Sri Palupi (Direktur Executive Institut For
ECOSOC Right)
- Bapak Agus Salim (Peneliti PATTIRO)
2. Bapak Dr. Andi Taufik (Kepala Pusat Inovasi Tata
Pemerintahan), selaku moderator Seminar;
3. Para Tamu Undangan, Mitra Kerja Lab Inovasi
Kedeputian Inovasi Administrasi Negara;
4. Para Pejabat Fungsional, Para Pejabat Administrasi, dan
Para Pegawai di lingkungan Lembaga Administrasi
Negara;
[1]
5. Rekan-rekan wartawan; serta
6. Hadirin Peserta Seminar yang saya muliakan.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT. Karena atas anugerah-Nya, pada hari ini, Kamis, 8
Desember 2016, kita semua dapat berkumpul disini dan
berdiskusi bersama dalam acara seminar “AKSELERASI
INOVASI DI TINGKAT DESA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN DESA INOVATIF DI INDONESIA”
Perlu kami informasikan bahwa kegiatan Seminar ini
dilaksanakan sepenuhnya oleh Lembaga Administrasi
Negara melalui Kedeputian Bidang Inovasi Administrasi
Negara.
[2]
Hadirin yang berbahagia,
Dalam era otonomi daerah, memberikan kesempatan
kepada setiap daerah untuk mengeksplorasi segenap
potensi yang dimiliki untuk membangun dan memajukan
daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu upaya untuk lebih mendorong perekonomian
lokal adalah dengan mendorong pengembangan tingkat
desa berbasis pada kearifan lokal, potensi sumber daya
dan keunikannya. Hal ini juga sejalan dengan
NAWACITA yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi,
khususnya NAWACITA Ketiga yaitu “Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah
dan desa” . NAWACITA ini mengisyaratkan agenda besar
untuk melakukan pengawalan terhadap UU No. 6 Tahun
2014 tentang Desa yaitu mewujudkan desa yang mandiri
dan inovatif, Desa yang mampu mendayagunakan sumber
dayanya dengan cara yang berbeda.
Pengembangan potensi desa sedapat mungkin harus
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang mandiri, dengan meniscayakan adanya peningkatan
daya saing dan pertumbuhan ekonomi, penguatan tata
kelola kelembagaan di desa yang lebih efesien dan efektif,
[3]
pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan teknologi, dan
juga jejaring kerjasama secara terus menerus dan
berkesinambungan. Salah satu upaya tersebut adalah
melalui program desa inovasi melalui cara, proses, dan
produk baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat luas.
Hadirin yang saya hormati,
Desa inovatif merupakan desa yang warga masyarakatnya
mampu mengenali dan mengatasi serta memanfaatkan
teknologi, gagasan atau cara – cara baru dalam mengatasi
masalah untuk meningkatkan perekonomiannya. Desa
inovatif disini mengarisbawahi peran dari aparat desa yang
mampu menciptakan inovasi dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya. Inovasi yang dimaknai
sebagai pembaharuan dalam hal pemberdayaan potensi
lokal desa, teknologi berbasis lokal dan pemberdayaan
masyarakat desa.
Namun perlu disadari, pemerintah di tingkat desa tidak
dapat melangkah sendiri dalam pemanfaatan potensi
unggulan yang ada secara optimal, perlu adanya sinergitas
antar segenap unsur terkait, baik pemerintah kecamatan,
[4]
kabupaten, propinsi maupun pusat termasuk juga pihak
swasta dan masyarakat desa. Hal tersebut sangat penting
agar program pembangunan yang dilaksanakan dapat
seiring sejalan. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 72/ 2005 tentang Desa. Karenanya, dukungan
pemerintah maupun stakeholder diperlukan guna
mengantarkan masyarakat desa pada perikehidupan layak,
makmur, dan sejahtera.
Pemerintah pusat sendiri telah menetapkan kebijakan
Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang kemudian
ditindaklanjuti daerah menjadi Sistem Inovasi Daerah
(SIDa). Program ini menjadi ramai di seluruh Indonesia.
Sejak ditandatangani Peraturan Bersama Menteri Riset dan
Teknologi dengan Menteri Dalam Negeri, Nomor 03 tahun
2012 dan Nomor 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah. Sistem yang merupakan keseluruhan
proses dalam satu system dalam menumbuhkembangkan
inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah,
pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga
pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan
masyarakat di daerah. SIDa berupaya mengedepankan
pembangunan inovasi di desa/kelurahan. Hal yang sangat
[5]
penting mengingat potensi pengembangan pedesaan
merupakan basis pembangunan yang sangat strategis yang
secara politis lebih dekat dengan aspirasi dan partisipasi
masyarakat.
Hadirin yang saya Banggakan,
Aparat desa sebagai birokrasi garda terdepan merupakan
birokrasi yang selalu berhadapan langsung dengan publik,
pihak yang pertama kali yang bertemu dan bertatap
muka dengan publik. Sehingga, seluruh keluh kesah,
tanggapan, respon dan juga tindakan yang dilakukan
publik yang tercermin pada tindakan individu didalamnya
langsung mereka hadapi.
Birokrasi sendiri merupakan sebuah organisasi besar
yang memiliki fungsi yang luas serta aparat (pegawai)
pada setiap tingkatan (level). Birokrasi terbagi ke dalam dua
kelompok, para pemegang jabatan - jabatan penting berada
pada level yang tinggi (high), dan yang selalu berhadapan
langsung dengan masyarakat seperti dalam hal pelayanan
yang biasanya berada pada level bawah (low). Orang -
[6]
orang yang berada dalam level bawah inilah yang biasa
disebut dengan ’birokrasi dalam tingkat ’street level’.
Konsep Street-Level Bureaucacy diperkenalkan oleh
Michael Lipsky pada tahun 1980 sebagai orang yang
secara langsung memberikan pelayanan langsung kepada
para customer nya (publik). Praktek birokrasi bawahan
yang merupakan mekanisme dalam mengatasi situasi
yang sulit, sebagai upaya untuk keluar dari situasi frustatif
antara besarnya permintaan pelayanan dan keterbatasan
sumber daya yang dimiliki
Hadirin yang saya Muliakan,
Lembaga Administrasi Negara yang berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
diberikan mandat sebagai instansi yang bertanggung jawab
dalam bidang pengkajian serta pendidikan dan pelatihan
ASN, tergerak untuk membahas mengenai pentingnya
peran birokrasi garda depan atau street level birokrasi
dalam mengakselerasi desa inovatif atau desa yang benar
– benar bertumpu pada potensi sumber daya yang
dimilikinya dapat segera terlaksana dengan baik.
[7]
Mengingat peran penting street level birokrasi tersebut,
LAN sebagai instansi yang turut serta mengembangkan
inovasi ke seluruh daerah di Indonesia dan sebagai bentuk
komitmen dalam mewujudkan pengembangan Inovasi
Administrasi Negara hingga di level pemerintahan
kelurahan dan desa (street level bureaucracy),
memperkenalkan konsep Street Level Innovation yang
merupakan adaptasi konsep laboratorium inovasi dengan
penambahan replikasi inovasi.
Konsep Street level Innovation ini akan lebih dirasakan
kemanfaatannya dalam mengembangkan inovasi pada
tataran grass root, dan juga akan mampu mengubah
pandangan publik terhadap pemerintah.
Bapak/Ibu yang saya hormasti, melalui Seminar ini kami
mengharapkan terumuskannya usulan-usulan bagi
rekomendasi stratejik untuk akselerasi inovasi di tingkat
desa dalam mewujudkan desa inovatif. Akhir Kata kami
harapkan, hasil dari Seminar ini, akan ditindaklanjuti dengan
[8]
menyusun rencana tindak (action plan) lintas
Kementerian/Lembaga/Daerah untuk bersama-sama
berikhtiar mewujudkan desa inovatif di Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Demikian sambuatan saya.
Dengan membaca bismillahirrohmanirrohim, acara Seminar
mengenai “”AKSELERASI INOVASI DI TINGKAT DESA
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN DESA INOVATIF DI
INDONESIA”, secara resmi saya buka.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
[9]