BAB VI

3
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilihat dari potensi dan sumberdaya mineral dan batubara yang dilakukan di lokasi penelitian, daerah yang berpotensi mempunyai potensi dan sumberdaya terdapat di 9 kecamatan. 2. Potensi yang terdapat pada kabupaten tasikmalaya untuk golongan mineral Non-logam adalah: zeolit, bentonit, tanah liat, kaolin, batugamping, marmer, oniks, Kalsedon, fosfat, gipsum, batu, dan pasir. Sedangkan untuk mineral logam adalah emas, tembaga, emas, besi. 70

description

aaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of BAB VI

71

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KesimpulanBerdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :1. Dilihat dari potensi dan sumberdaya mineral dan batubara yang dilakukan di lokasi penelitian, daerah yang berpotensi mempunyai potensi dan sumberdaya terdapat di 9 kecamatan.2. Potensi yang terdapat pada kabupaten tasikmalaya untuk golongan mineral Non-logam adalah: zeolit, bentonit, tanah liat, kaolin, batugamping, marmer, oniks, Kalsedon, fosfat, gipsum, batu, dan pasir. Sedangkan untuk mineral logam adalah emas, tembaga, emas, besi. 3. Bedasarkan Pasal 18 UU No.4 Tahun 2009, Kriteria untuk penetapan 1 (satu) atau beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP adalah sebagai berikut : Letak geografis; Kaidah konservasi; Daya dukung lindungan lingkungan; Optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara; dan Tingkat kepadatan penduduk.4. WUP ditentukan berdasarkan ketersediaan data formasi pembawa dan potensi mineral dan batubara dan/atau informasi geologi yang secara dominan terdapat komoditas tambang dan merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan secara berkelanjutan serta untuk menjamin kepastian hukum, kegiatan pertambangan (KK, PKP2B dan IUP) harus berada dalam WUP yang merupakan Kawasan Peruntukan Pertambangan sesuai dengan rencana tata ruang. Dan juga IUP Non Clear and Clean juga tetap diakomodir dalam WUP dengan proses penyelesaian lebih lanjut dengan instansi terkait, kecuali IUP yang berada di hutan konservasi tidak dapat diakomodir karena bertentangan dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

6.2. Saran1. Untuk mendapatkan dan mengetahui besarnya potensi bahan galian di daerah penyelidikan yang lebih terukur dan didukung data data dengan tingkat keakuratan data yang tinggi, perlu dilakukan adanya kegiatan eksplorasi lanjutan di daerah penyelidikan.2. Dalam penentapan wilayah usaha pertambangan harus disesuaikan dengan RTRW yang telah ditetapkan pemerintah sehingga tidak terjadi tumpang tindih70