BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

21
50 BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA Dalam Bab V ini akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni ; pertama, peran aktor dalam penentuan priotitas program penggunaan alokasi dana desa, desa Pepera distrik Pepera. Kedua, dari peran aktor tersebut akan menjelaskan faktor-faktor apa yang menghambat dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa desa Pepera, distrik Pepera. 5.1. Peran Aktor dalam Proses Penentuan Prioritas Program Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa pada prinsipnya adalah pembangunan dan kesejaterahan masyarakat. Program adalah bentuk instrumen dari kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat dan peran aktor menjadi penting dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan atau sasaran pembangunan daerah. Dari hasil penelitian dalam penentuan prioritas program di desa Pepera ditentukan oleh kepala kampung/desa, kepala kampung/desa serta aparatur kampung/desa berhak penuh atas RKP yang di susun pertahun anggaran. Dalam hal ini RKPDes menjadi sangat penting dalam pemerintahan Desa aktor yang berperan penting dalam pengambilan keputusan yaitu kepala kampung, setelah Rencana Kerja Pembangunan disusun bersama masyarakat dalam musyawarah kampung. Program- program yang telah di rencanakan akan di lanjutkan oleh kepala kampung ke pemerintahan daerah atau dinas pemberdayaan kampung dan

Transcript of BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

Page 1: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

50

BAB V

PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS

PROGRAM PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA

Dalam Bab V ini akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni ; pertama,

peran aktor dalam penentuan priotitas program penggunaan alokasi dana desa,

desa Pepera distrik Pepera. Kedua, dari peran aktor tersebut akan menjelaskan

faktor-faktor apa yang menghambat dalam penentuan prioritas program

penggunaan alokasi dana desa desa Pepera, distrik Pepera.

5.1. Peran Aktor dalam Proses Penentuan Prioritas Program

Penggunaan Alokasi Dana Desa

Dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa

pada prinsipnya adalah pembangunan dan kesejaterahan masyarakat.

Program adalah bentuk instrumen dari kebijakan yang berisi satu atau

lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat dan

peran aktor menjadi penting dalam pengambilan keputusan maupun

kebijakan yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai

tujuan atau sasaran pembangunan daerah. Dari hasil penelitian dalam

penentuan prioritas program di desa Pepera ditentukan oleh kepala

kampung/desa, kepala kampung/desa serta aparatur kampung/desa berhak

penuh atas RKP yang di susun pertahun anggaran.

Dalam hal ini RKPDes menjadi sangat penting dalam

pemerintahan Desa aktor yang berperan penting dalam pengambilan

keputusan yaitu kepala kampung, setelah Rencana Kerja Pembangunan

disusun bersama masyarakat dalam musyawarah kampung. Program-

program yang telah di rencanakan akan di lanjutkan oleh kepala kampung

ke pemerintahan daerah atau dinas pemberdayaan kampung dan

Page 2: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

51

pemerintahan kampung. Dalam hal status jabatan dan pekerjaan,

kepercayaan, komunikasi, dan pengetahuan antar aktor sangat berperan

penting dalam perencanaan dan penentuan prioritas program.

“Hasil wawancara dengan Bapak Jackson Kasipmabin Bagian

Pemerintahan Kampung Kabupaten Pegununangan Bintang, menurutnya :

“Peran bidang sangat berpengaruh dalam prioritas program,

setiap program yang di usulkan dari masyarakat desa melalui

musyarawarah desa dan musrembang akan di tampung dan akan di pilih

program mana yang mendesak dan menjadi kebutuhan utama

masyarakata saat ini. Keputusan di lakukan adalah mutlak oleh

dinasterkait dalam hal ini dinas pemeberdayaan masyarakat dan

pemerintahan kampung terlebih khusus bidang pendapatan dan bidang

pemerintahan kampung yang menangani alokasi dana desa. Peran kepala

desa menjadi sangat penting dalam pengambilan keputusan dalam

penentuan program pertahun anggaran penggunaan alokasi dana desa.

Kepala desa disini adalah orang yang berkuasa atau memiliki kedudukan

tertinggi dalam memimpin masyarakat desanya. Apapun yang di

katakana atau di perintahkan oleh kepala desa masyarakat tidak pernah

akan melanggar atau menolaknya. Jadi bidang pemerintah kampung

sudah seperti rumah bagi kepala desa serta aparatur desa untuk mengurus

segala administrasi maupun laporan-laporan penggunaan alokasi dana

desa, pokoknya yang berhubungan dengan alokasi dana desa itu di

bidang kami yaitu bidang pemerintahan kampung Kabupaten

Pegunungan Bintang1.

1Hasil wawancara Bapak Jackson Kasipmabin Kepala Bidang Pemerintahan Kampung pada tanggal 5 April 2019,jam 10 . 35 WIT

Page 3: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

52

BAGAN 5.1

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA PEPERA

Sumber Data : Data Primert Tahun 2019

Berdasarkan Gambar/Bagan 5.1 struktur organisasi pemerintahan

desa pepera memiliki pendamping local desa (PLD) . Pendamping local

desa merupakan pendamping yang di angkat langsung atau diberi tugan

dan kepercayaan langsung oleh kepala desa. Tugas dan tanggung jawab

PLD yaitu memndampingi dan member arahan kepda kepala urusan

maupun BPD untuk kegiatan serta penampungan aspirasi masyarakat

untuk program pembangunan dan pemberdayaan yang di rencanakan

dalam anggaran pemerintahan desa serta membantu pembuatan laporan

pertanggungjawab per tahap anggaran kepada Dinas. Setiap desa

memiliki pendamping local desa yang berbeda tergantung dari keputusan

kepala desa.

KEPALA KAMPUNG

PENDAMPING LOKAL DESA/KAMPUNG

KEPALA URUSAN 4 ORANG :

KAUR UMUM

KAUR PEMERINTAHAN

KAUR KESRA

KAUR PEMBANGUNAN

BAMUSKAM

KETUA BAMUSKAM

SEKERTARIS BAMUSKAM

ANGGOTA BAMUSKAM 5 0RANG

SEKERTARIS KAMPUNG

BENDAHARA KAMPUNG

Page 4: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

53

5.1.1. Tahap Musyawarah dan Penjaringan Asprirasi Masyarakat Desa

Musyawarah Desa merupakan forum musyawarah antara BPD,

Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat

strategis, seperti penggunaan Alokasi Dana Desa dalam hal pembagunan

desa dan beberapa yang lainnya dengan prinsip partisipatif, demokratis,

dan transparan. Penetapan prioritas penggunaan alokasi dana desa

merupakan hal strategis di Desa, sehingga wajib dibahas dan disepakati

dalam musyawarah Desa. Penyelenggaraan musyawarah Desa dalam

rangka pembahasan prioritaspenggunaan alokasi dana desa yang diadakan

dalam rangka penyusunan RKP Desa.

Pembahasan prioritas penggunaan dana Desa dalam

musyawarah Desa berdasarkan usulan, aspirasi dan kemanfaatan kegiatan

masyarakat desa. Dalam pembahasan dan usulan kegiatan saat Musdes

masyarakat lebih memilih program yang mendesak atau mereka butuhkan

seperti sarana-prasarana yaitu kebutuhan sekolah (seragam dan Alat tulis),

penerangan lampu (solar cell/panel surya), dan rumah sakit serta gedung

sekolah karena sampai saat ini bangunannya masih tidak layak di gunakan.

Yang menjadi sangat penting dari prioritas program yaitu pembangunan

fisik akses transportasi darat maupun udara. Hasil kesepakatan

musyawarah desa terkait prioritas penggunaan alokasi dana Desa harus

dituangkan dalam dokumen Berita Acara yang tata cara penyusunannya

sesuai peraturan perundang-undangan tentang musyawarah Desa. Pada

tahap ini masyarakat di Desa sangat antusias untuk mengikuti acara ini,

dan aspirasi masyarakat cukup tinggi.

Page 5: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

54

“Hasil Wawancara Dengan Ibu Floriani Uropmabin bagian

perencanaan dan pembangunan daerah kabupaten pegunungan bintang,

menurutnya

“Dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana

desa pertahun anggaran, dari kami bidang/ dinas hanya menerima usulan

dari desa terkait,setiap program tahun anggaran setiap desa harus

melakukan musyawarah desa di masing-masing desa agar menyiapkan

program-program apa saja yang akan di usulkan ke dinas terkait agar

putuskan bersama dalam musrembang kabupaten, arah kebijakan dalam

penentuan prioritas program yang kami lakukan atau tetapkan dalam

musrembang kabuapten sesuai dengan visi- misi pembanungan desa

yang telah di siapkan pemerintah desa tersbut ”2.

Strategi pembangunan desa menjadi dasar dalam menentukan arah

kebijakan desa, prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman serta

kerangka berpikir yang melatarbelakangi upaya pencapaian visi dan misi

yang akan dilakukan. Berdasarkan strategi tersebut selanjutnya dapat

dijadikan pedoman dalam menentukan arah kebijakan keuangan desa,

kebijakan umum dan program pembangunan.Untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan yang telah dirumuskan, maka pemerintah desa

menempuh strategi dan kebijakan yang ditunjukkan pada Tabel 5.1 berikut

:

2 Hasil wawancara Ibu Floriani Uropmabin Kasubid Sosbud Dinas Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Pegununan Bintang, Pada Tanggal .12 April 2019 Jam 12.35 WIT.

Page 6: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

55

Tabel. 5.1

Stategi dan Kebijakan Desa Pepera

NO STRATEGI KEBIJAKAN/HASIL

1

Pembangunan jalan secara gotong royong

a. Membangun jalan

b. Menggunakan batu dan pasir setempat

sebagai materi utama pembuatan jalan

2

Pembuatan bak-bak penampung air bersih

dan perawatan dari yang sudah ada.

a. Tersedianya air bersih

b. Terawatnya bak-bak penampungan air

bersih.

3

Penyediaan peralatan pertanian yang

memadai.

a. Tersedianya peralatan pertanian yang

memadai.

b. Hasil pertanian makin meningkat.

4

Penyediaan kandang ternak yang

memadai/sehat.

a. Tersedianya kandang ternak yang sehat.

b. Hasil peternakan yang makin meningkat.

5

Pemeliharaan/Pembudiyaan tanaman

lokal

a. Tanaman kopi yang dibudidayakan

b. Tanaman buah merah yang dibudidayakan.

6

Penyediaan bibit ternak yang memadai.

a. Hasil ternak/babi yang meningkat

a. Pembuatan makanan /daging kering bagi

yang dapat diperjualbelikan

7

Pemberdayaan warga kampung untuk

meningkatkan penghasilan dengan

pengolahan hasil-hasil pertanian.

a. Pengolahan hasil pertanian/ubi kayu.

b. Pembuatan makanan hasil ubi kayu yang

dapat diperjualbelikan

Sumber Data : Data Primer 2019

Page 7: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

56

Berdasarkan tabel 5.1 dalam strategi dan kebijakan desa Pepera,

pembangunan fisik sangat diutaman dalam setiap program kegiatan per anggaran,

dari nomor urut 1 sampai 6 sudah membutikan bahwa strategi dan kebijakan desa

Pepera lebih terfokus pada pembangunan fisik. Pemberdayaan hanya terhitung

sedikit di nomor urut ke 7, melihat kembali masyarakat Desa Pepera masih sangat

membutuhan banyak bimbingan dalam pemberdayaan agar meningkatkan pola

pikir, keterampilan dan pengalaman baru agar kebutuhan-kebutuhan pengelolahn

hasil bumi seperti pertanian/perkebunan dan pendidikan berjalan seimbang

dengan pembangunan fisik Desa Pepera.

Kurangnya program pemberdayaan berpengaruh pada tingkat pendidikan

di Desa Pepera seperti yang terlihat pada tabel 4.10, masyarakat Pepera pada

umumnya masih kurang dalam hal ilmu pengetahuan, mereka hanya mampu

menyelesaikan sekolah pada tingkat SD dan tidak semua juga mampu

menyelesaikannya karena hanya sampai kelas 2 dan 4 SD saja mereka sudah tidak

bersekolah. Yang mampu menyelesaikan sekolah sampai tingkat SD, SMP, SMA

dan Perguruan Tinggi hanya meraka yang dikirim oleh orang tuanya atau dibiayai

pemerintah desa untuk bersekolah keluar desa yaitu ke Oksibil Ibu Kota

kabupaten serta Jayapura Ibu Kota Provinsi dan itupun jumlahnya sedikit.

Program pembangunan pada dasarnya merupakan upaya untuk

melaksanakan strategi dan kebijakan Pemerintah Desa. Program pembangunan

merupakan proses penentuan jumlah dan sumber daya yang diperlukan dalam

rangka pelaksanaan suatu rencana tindakan/pembangunan. Kegiatan

pembangunan merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang

diambil untuk menjabarkan Program. Penjabaran kegiatan memiliki RPJMDes,

kegiatan pembangunan masih bersifat indikatif (bersifat perkiraan, tingkat

kerincian yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana diuraikan dalam program.

Dalam sehingga belum operasional dan belum sampai pada perhitungan teknis).

Program dan kegiatan pembangunan dirumuskan dalam bentuk tabel atau matriks.

Dalam menyusun Program dan Kegiatan Pembangunan didasarkan pada peringkat

Page 8: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

57

masalah dan tindakan serta memperhatikan kembali visi,misi, tujuan, sasaran,

strategi dan kebijakan desa.

5.1.2. Perencanaan dan Penyusunan RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah)

RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah Desa) adalahpenjabaran dari

RPJMDes untuk jangka waktu Satu Tahun. Daftar Usulan RKP adalah

penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan

pembangunan daerah.Dalam penyusunannya, RKP Desa membutuhkan

bahan pendukung agar rencana pembangunan desa lebih terarah dan

teratur. Bahan – bahan pendukung tersebut antara lain: RPJM Desa, Hasil

Musyawarah Desa dalam rangka Perencanaan Pembangunan Desa, Data

dan Informasidari Kabupaten (Pagu Indikatif, Rencana Program/Kegiatan

Pemerintah Daerah).

Perencanaan, kaitannya dengan perencanaan adalahtentang

rencana pembangunan jangka menengah yang di usung oleh kepala

Desa rencana ini merupakan visi dan misi dari kepala Desa setempat,

setelah terbentuknya rencana pembangunan jangka menengah barulah

menyusun rencana kerja pemerintah Desa (RKPDes) disinilah seluruh

elemen masyarakat dilibatkan, setelah rencana kerja pemerintah Desa

jadi, maka menentukan anggaran pendapatan dan belanja Desa yang

disesuaikan dengan nomenklatur yang sudah tersedia, dari APBDes ini

maka muncul tiga sub tema yang meliputi dokummen perencanaan

anggaran, dokumen perencanaan per kegiatan dan rencana anggaran

belanja.

Dari sinilah masyarakat di ajak untuk berfikir apa yang harus

dilakukan selama satu periode anggaran, usulan atau aspirasi masyarakat

di tampung dan digodok agar nantinya bisa menjadi program yang

sesuai dengan kebutuhan dari Desa jumlah anggaran yang diprioritaskan

Page 9: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

58

untuk pembangunan fisik sangatlah tinggi sedangkan untuk

pemberdayaan masih sangat rendah/minim ,padahal sesuai dengan

peraturan kedudukan antara pembangunan fisik dan pemberdayan

masyarakatsama sejajarnya, hal ini menandakan bahwa keutamaan

keduanya memang sepadan,akan tetapi pada praktiknya masyarakat lebih

memilih serta fokus utama pembangunan desa yaitu pada pembangunan

fisik dan memandang serta menganggap sebelah mata kegiatan

pemberdayaan.

Usulan-usulan masyarakat yang sudah terpilih, maka setelahnya

menyusun RAB dengan mempertimbangkan surve lapangan ini

biasanya bedasarkan perspektif masyarakat apa yang perlu

didahulukan, kemudianmelakukan surve harga pada tahap ini biasanya

ada oknum tertentu yangmemanfaatkan hal itu harga barang di

naikkan secara signifikan, setelah itubarulah menyesuaikan harga dari

kabupaten, semua bentuk kegiatan tidak boleh melenceng dari

ketentuan RAB, karena kesemuanya akan di Perdeskan sehingga

menjadi aturan yang baku.

Kepala Kampung wajib berpedoman pada hasil kesepakatan

musyawarah Desa berkaitan dengan prioritas penggunaan dana Desa.

Kegiatan-kegiatan yang disepakati untuk dibiayai dengan dana Desa

termuat dalam dokumen rancangan RKP Desa.Dalam rangka penyusunan

rancangan RKP Desa khususnya terkait penggunaan dana Desa,

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan

kepada seluruh Kepala Kampung di wilayahnya tentang informasi

sebagai berikut :

a. Pagu indikatif dana Desa; dan

b. Data tipologi Desa berdasarkan perkembangan Desa yang

dihitungberdasar IDM. Berdasarkan pagu indikatif dana Desa

Page 10: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

59

beserta data IDM, Kepala Desa merancang prioritas penggunaan

dana Desa dengan berdasarkanperhitungan terhadap :

a. Kemanfaatan hasil kegiatan;

b. Usulan dan aspirasi masyarakat Desa serta peran serta

masyarakat Desa dalam pelaksanaan kegiatan;

c. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil kegiatan serta

perawatan dan pelestariannya;

d. Pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan;

e. Pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya alam

serta sumberdaya lainnya dalam pelaksanaan kegiatan yang

dikelola secara mandiri oleh Desa; dan

f. Topologi Desa untuk memastikan bahwa pelaksanaan

kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

Desa yang dibiayai dana Desa sesuai dengan kondisi

obyektif yang ada di Desa. Penetapan prioritas penggunaan

dana Desa berdasarkan topologi Desa menjadikan jenis

kegiatan yang diprioritaskan pada masing-masing Desa

yang sangat beragam. Untuk itu, dalam pedoman umum

ini hanya diberikan contoh-contoh program/kegiatan

sehingga Desa-Desa masih memiliki keleluasaan untuk

memilih kegiatannya yang sesuai dengan tipologi Desanya.

5.1.3. Tahapan Penetapan RKP Desa

Setidaknya ada tujuh langkah yang harus dipenuhi dalam

menyusun RPKDes yakni:Harus ditetapkan dalam Surat

Keputusan Desa terdiri dari Pembina antara lain: kepala desa,

sekretaris desa, Ketua LPMD, anggotanya LPMD, KPMD, dan

masyaraka perwakilan kelompok masyarakat yang lain. Jumlah

Page 11: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

60

tim ini bakal sekitar 7 – 11 orang dengan harus menyertakan

perempuan di dalamnya.

Melakukan penyelarasan dengan arah kebijakan

Kabupaten/kota. Sebelum menyusun isi RKPDes, seluruh tim

harus lebih dahulu memahami arah kebijakan pemerintah

kabupaten sehingga tidak terjadi tumpang-tindih dan

ketidaksesuaian.

Kajian Kondisi Desa antara lain harus melakukan

penyelarasan data desa, penggalian aspirasi melalui musyawarah

di tingkat dusun dan menyusun pelaporan atas proses pembacaan

kondisi ini.

Tahapan RKP Desa disusun :

- Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui Musyawarah

desa

- Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa

- Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan penyelarasan program

/kegiatan masuk ke desa

- Pencermatan ulang dokumen RPJMDes

- Penyusunan Rancangan RKP Desa

- Penyusunan RKP desa melalui Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa

- Penetapan RKP Desa

- Perubahan RKP Desa

- Pengajuan daftar usulan RKP Desa

Demikianlah langkah yang harus dilakukan desa dalam

menyusun RKP Desa. Penyusunan dua materi ini adalah landasan yang

akan menjadi pedoman pembangunan desa menuju cita-cita warga

desa di bawah kepemimpinan kepala desa.

Page 12: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

61

Hasil Wawancara dengan Bapak Andreas Tapyor selaku Kepala Desa

Pepera, menurutnya :

“setiap tahun anggaran alokasi dana desa, saya dan

masyarakat Desa Pepera melakukan raker atau musyawarah desa

untuk memutuskan bersama masyarakat program apa yang akan

di bawah ke daerah atau dinas terkait. Selama saya menjabat

sebagai kepala desa disini, prioritas program yang selalu kamu

usulakan yaitu pembangunan jalan dari kota kabupaten ke desa

kami. Jujur selama ini masayrakat saya kesusahan dan kesulitan

untuk ke kota kami membutuhkan waktu, tenaga dan ongkos yang

besar untuk ke kota kabupaten. Pendidikan serta kesehatan di desa

pepera sendiri sudah ada pembanguann rumah sakit tetapi dari

tahun 2017 sampai saat ini belum selesai pembangunnnya, karena

biaya dan perjalanan yang besar dan sulit untuk kami. Program

yang selalu kami utamakan dalam setiap tahun anggaran alokasi

dana dana desa yaitu pembangunan jalan, rumah sakit atau

puskesmas, dan sekolah yang baik untuk masayarakat desa

Pepera”3.

Kepala Kampung berkewajiban menyampaikan kepada

masyarakat Desa rancangan RKP Desa (Rencana Kerja Pemerintah

Desa) yang memuat rencana kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai

dengan dana Desa. Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah

perencanaan pembangunan Desa (musrenbang Desa) yang dihadiri

oleh BPD dan unsur masyarakat Desa. Rancangan RKP Desa,

termasuk rancangan prioritas kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa

harus dibahas dan disepakati dalam musrenbang Desa. Hasil

kesepakatan dalam musrenbang Desa menjadi pedoman bagi Kepala

Desa dan BPD dalam menyusun Peraturan Desa tentang RKP Desa.

5.2. Tindakan Aktor Dalam Penentuan Prioritas Program

Pengguna Alokasi Dana Desa, Desa Pepera (Konsep Pierre

Bourdieu)

3 Hasil wawancara Bapak Andreas Tapyor Kepala Desa Desa Pepera ,Pada Tanggal 19,April 2019 Jam 10.35 WIT

Page 13: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

62

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya ,melalui penelitian ini

akan dilihat kenyataan tentang Peran Aktor Dalam Penentuan Prioritas

Program Penggunaan Alokasi Dana Desa yang didekati dengan konsepsi

Pierre Bourdieu mengenai peran aktor,maka table dibawah ini akan

menggambarkan unsur-unsur konsep Pierre Bourdieu yang ditemukan

dalam kenyataan dilapangan.

Unsur-Unsur Konsep Bourdieu Dalam Aktor Yang Berperan

Dalam Penentuan prioritas program Penggunaan Alokasi Dana Desa

Pepera

Tabel. 5.2

No HABITUS (H) MODAL (M) RANAH (R)

1

1

1

Memiliki pengalaman

yang sama dalam

menetukan

program/kegiatan

dalam penggunaan

ADD

1

.

1

Modal Simbolik :

- Tim Perumus : Kaur PMD

(7 Kampung)

- Operator SIMDES

(mendata dan melaporkan setiap

kegiatan maupun program-

program kerja per kampung )

- Pendamping Lokal Desa

(Mengolah data dan

setiap aspirasi masyarakat baik

program kegiatan atau

kebutuhan masyarakat lainnya)

- BPD/Perangkat

Kampung

1 Menyusun serta

menyepakati/menentukan

setiap aspirasi masyarakat

dalam hal program kegiatan.

1

1

1

2

2

Pengalaman dari

pelatihan-pelatihan

yang di lalui oleh actor-

aktor

2

2

2

Modal Budaya :

- Dilatih dari pelatihan

BIMTEK

- Perjalanan dinas dalam

kabupaten

- Kualifikasi dinas terkait

(DPMPK) serta BAPPEDA

dalam Musrembang

Kabupaten.

- Arena-arena lain yang

diciptakan oleh actor terkait

dengan inti arena perjuangan

(penentuan prioritas

program penggunaan ADD)

- Strategi penjaringan

aspirasi masyarakat

desa/kampung

3

.

3

Pengalaman yang

diperoleh oleh actor

mengenai prioritas

program dalam

3

3

.

3

Modal Sosial : - Pendamingan dan

penentuan/keputusan

termasuk perumusan visi-

misi desa dan yang

Page 14: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

63

penggunaan ADD yang

ideal dan berdasarkan

tahapan serta pagu

anggaran yang tersedia

dan sesuai aturan.

- Keterkaitan aktor yang

dibangun lama,relasi yang

lama, dan kepercayaan.

- Pemahaman actor tentang

ideanya program yang di

prioritaskan yang sesuai

dengan pagu serta aturan

yang tersedia.

disesuaikan dengan

kegiatan/program.

Sumber Data : Data Primer

5.2.1. Habitus dari Pengalaman dan Ketrampilan

Menurut Pierre Bourdieu (1977;82) , habitus merupakan produk

sejarah ,yang dihasilkan oleh tindakan praktik individu maupun kolektif.

Habitus bersumber dari hasil ketrampilan yang kemudian menjadi tindakan

praktis (Boudieu,1994; dalam Haryatmoko ,2003;10) . Atau dengan kata lain

,habitus merupakan pengalaman serta ketrampilan individu,ataupun antar

individu.

Tipikasi tindakan aktor untuk berperan dalam menyusun program dan

menentukan prioritas program ,senada dengan yang dikemukakan oleh

Bourdieu diatas. Peran aktor terakumulasi dari pengalaman yang pernah

dilaluinya, baik secara individual maupun secarak olektif. Selain itu, actor

berperan karena ia memiliki ketrampilan yang memungkinkan menjadi

perencana, yang berperan dalam penentuan program/kegiatan. Disatu sisi,

aktor memiliki ketrampilan, pengalaman dan informasi yang ia peroleh

tentang kegiatan atau program yang sangat butuhkan masyarakat ; juga disisi

lain, para aktor secara kolektif memiliki pengalaman bersama dalam

kebutuhan masyarakat, yang akan menjadi prioritas program dalam penentuan

dalam penggunaa Alokasi Dana Desa. Secara representative aktor memiliki

pengalaman dan ketrampilan alam dalam penentuan prioritas program itu

sendiri.

Page 15: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

64

5.2.2. Pemanfaatan Modal

Reproduksi tindaka sosial individu ataupun kelompok (atau kelas

tertentu), hubungan antara individu, maupun antar kelompok, tergantung pada

kepemilikkan sumberdaya (Haryatmoko,2003;11-12). Dalam Penentuan

Prioritas Program Penggunaan ADD, peran aktor yang terlihat secara individu

maupun secara kolektif bersumber dari modal yang dimanfaatkan nya

.Pertama, pemanfaatan modal budaya dan modal simbolik. Misalnya peran

actor Ketua Tim/dalam menentukan strategi penjaringan aspirasi masyarakat

desa,actor menggunakan otoritasnya yang dikombinasikan dengan

pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan maupun kegiatan-kegiatan dinas

di dalam kabupaten seperti kegiatan BIMTEK. Kedua, kombinasi modal

sosial, modal budaya, dan modal simbolik, terlihat dalam proses

pendampingan dan penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana

desa ,aktor dinas/skpd dan aktivis LSM, menggunakan kualifikasinya sebagai

pendamping disertai dengan latar belakang dan praktisi, untuk mendampingi

dan menyempurnakan programa/kegiatan yang belum tersusun secara ideal

dalam musrembang kabupaten.

Kedua aktor ini memperlihatkan dominasinya dalam relasi antar aktor,

dalam memberikan pemahaman ideal (pendampingan) tentang penentuan

prioriras program penggunaan ADD Tim Perumus. Jika ditinjau lebih

jauh,peran kedua actor tersebut kelihatan cederung mirip dengan konsepsi

Bourdieu, yang apabila dikontekskan, akademisi dan praktisIi (aktivis LSM)

merupakan kelompok (kelas)„ borjuasi kecil‟ yang ditandai dengan

ketercukupan modal budaya, dalam strategi dominasi antar individu dalam

konteks arena, individu yang berasal dari kelas tersebut cenderung

menempatkan kualifikasinya secara simbolik dan kualifikasi modal budaya

yang dimiliki (lihat Haryamoko,2003;12- 13). Modal sosial yang

ditambahkan (digunakan dalam peran) disini, padadasarnya merupakan

bentukkan yang lama, misalnya pengalaman pendampingan sebelumnya, atau

pengalaman yang diperoleh melalui informasi tentang idealnya yang

Page 16: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

65

didapatkan sesuai dengan statu ssimbolis profesi yang dijalani oleh para

aktor,sebagai akademisi (dosen) dan praktisi (aktivis) LSM. Ketiga,

pemanfaatan modal budaya dan modal sosial, yang tergambarkan dalam

realitas adalah pada pelaksanaan/penggunaan Alokasi Dana Desa.

Jejaring yang telah dibangunnya untuk memecahkan kebuntuan

komunikasi dan informasi antara desa dengan kabupaten tentang prioritas

program . Disisi lain, dalam peran prioritas program , modal social yang telah

dibangun antar actor memungkinkan perannya secara kolektif guna

mendorong terlaksananya kegiatan dalam penggunaan alokasi dana desa.

Reproduksi tindakan aktor-aktor dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya (modal) seperti yang dikemukakan diatas masih memiliki kekurangan,

karena penulis tidak cukup mengidentifikasi modal ekonomi yang digunakan

oleh actor dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa.

Namun dari analisa penulis ,kekurangan ini pada dasarnya subjektif

penulis, karena tentunya dalam proses penentuan prioritas programa, para

aktor juga menggunakan modal ekonomi, akan tetapi modal ekonomi ini

masih berkaitan dengan kepemilikan intitusi masing-masing aktor, yang

digunakan dalam rangka menentuan program yang manjadi prioritas di desa

Pepera.

5.2.3. Arena Perjuangan Modifikasi Aktor

Menggambarkan konsepsi Bourdieu dengan menjelaskan peran actor

dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa tentu

tindakakan tuntas apabila tidak melihat dialektika antara Aktor dengan arena

perjuangannya (struktur objektif). Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa

arena perjuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peran Aktor

dalam Penentuan Prioritas Program Penggunaan Alokasi Dana Desa. Namun

dengan adanya kekurangan dalam penyusunan ini tentu arena tersebut tidak

serta-merta disebut sebagai arena yang utuh (atau bahkan tuntas), dititik inilah

para actor kemudian membangun arena-arena lain. Dalam konsepsi Bourdieu,

Page 17: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

66

arena politik diandaikan dengan relasi/hubungan kekuasaan yang memiliki

daya untuk membantu menata Menstruktur (membangun) arena-arena yang

lain (RitzerdanGoodman,2010;583).

Menurut Bourdieu, arena perjuangan tidak dapat dipisahkan dengan

habitus, arena juga merupakan lingkup hubungan-hubungan kekuatan antara

berbagai jenis modal yang dimiliki para pelaku (individu/aktor) sehingga

mampu mendominasi arena perjuangan tersebut (Haryatmoko2003;11,13).

Pada titik inilah, tindakan aktor dalam arena (struktur objektif) tidak terlepas

dari pemahaman aktor (logika) serta pemanfaatan modal dalam untuk

mendominasi, bahkan menstrukrturisasi arena itu sendiri, inilah bentuk

dialektika antara aktor, habitus, modal dan arena perjuangan.

Dalam penentuan prioritas program penggunaan alokasi dana desa,

terdapat tiga arena lain yang dibangun oleh para aktor, dalam upaya

mendorong keberhasilan dalam mentukan priotritas program, (1).

Penjaringan aspirasi masyarakat, yang dimulai dengan metode contoh disatu

dusun, untuk memudahkan penjaringan aspirasi dikampung-kampung lain.

(2). tahap musyawarah dan penjaringan asprirasi masyarakat desa, yang

dilakukan operator simdes, pendamping lokal desa bersama praktisi LSM.

(3). perencanaan dan penyusunan RKPDES (rencana kerja pemerintah) yang

merupakan wadah pembangunan wacana agar semua kegiatan yang telah

disusun oleh masyarakat desa tetap dianggap penting dalam kerangka

pembangunan.

Ketiga arena saling berkaitan dan merupakan strategi, kondisi yang

didorong oleh para actor dalam penetuan prioritas program. Selain itu arena

ini tidak dibangun secara terpisah dari inti arena perjuangan (penentuan

priotitas proram penggunaan alokasi dana desa), namun menjadi bagian

penting dari proses, yang memperlihatkan tindakan actor dalam

memanfaatkan modal-modal, serta relasi dan pengalaman yang dimiliki,

dengan mereproduksi tatanan baku program/kegiatan yang menjadi prioritas

yang memiliki kelemahan-kelemahan prosedur.

Page 18: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

67

5.3. Faktor Penghambat Dalam Penetuan Prioritas Program

Penggunaan ADD

Berikut faktor penghambat utama dan Beberapa faktor yang

prnghambatyang terjadi dalam penentuan proritas program penggunaan

alokasi dana desa desa Pepera yang penulis temukan dalam penelitian, yaitu

5.3.1. Aksesbilitas

Menurut (Black, 1981) dalam (Miro, 2005), merupakan suatu

konsep yang menghubungkan (mengkombinasikan): system tata guna

lahan secara geografis dengan system jaringan transportasi yang

menghubungkannya, di mana perubahan tata guna lahan, yang

menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah atau kota,

akan mudah dihubungkan oleh penyedia prasarana atau sarana angkutan.

Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan

transportasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang

bergerak di atasnya. Dengan perkataan lain suatu ukuran kemudahan dan

kenyamanan mengenai lokasi petak(tata) guna lahan yang saling

berpencar dapat berinteraksi (berhubungan) satu sama lain. Dan mudah

atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut dicapai melalui system jaringan

transportasinya, merupakan hal yang sangat subjektif, kualitatif, dan

relatif sifatnya ( Tamin, O.Z., 1997 dalam Miro, 2005).

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kehidupan sehari-

hari masyarakat desa di Indonesia adalah keterbatasan mereka dalam

memperoleh barang dan jasa yang unutk memenui kebutuhan dasar socsal

dan ekonomi. Karena kondisi wilayah yang berada di balik gunung,lereng

dan jangkaunya hanya melalui darat yaitu dengan berjalan kaki, kepadatan

populasi yang rendah dan jarak antar desa yang jauh, maka akses yang

tersedia sangat sangat terbatas. Akses yang di gunakan masyarakat desa

Pepera untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan lainnya

yaitu dengan berjalan kaki sekitar 4 jam perjalanan, baik dari desa Pepera

Page 19: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

68

Ke kota ataupun dari kota ke Pepera, jarak jangkauan dan perjalanannya

tak semudah dan semulus jalan di daerah kota, masyarakat selalu

menggunakan sepatu lumpur dengan memikul barang-berang belanjaan

dari kota, tanpa mengenal rasa lelah karena memikul beban dengan

melewati medan perjalanan yang sangat jejek, rusak, terjal,lumpur dan di

tengah hutan. Hal ini juga dipengaruh oleh letak geografis desa pepera

yang berada di dareah perbatasan antara Kabupaten Pegunungan Bintang

dengan Papua New Guine (PNG) sehingga akses dan medan

perjalanannyanya sangat sulit dijangkau.

Aksesbilitasi merupakan faktor penentu dalam pembangunan

suatu desa. Adapun bentuk kesuksesan program yang dirancang unutk

memperbaiki kondisi kehidupan peduduk miskin di pedesaan, akan sangat

tergantung pada akses yang dimiliki terhadap berbagai fasilitas dang

barang (anonim,2002). Dalam perbaikan aksesbilitas yang dilakukan oleh

pemerintah daerah, kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan

masayarakat desa. Hal ini dkarenakan dalam merencabakan kebutuhan

akses masyarakat pada spesifikasi standar pemerintah pusat, yang tidak

merefleksikan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, data yang

digunakan cenderung berdasarakan data sekunder yang kurang valid, yang

semkin memperkuat kauhnya proses perencanaan dan kebutuhan

masyarakat desa.

5.2.2. Lambatnya respon Pemerintah Desa Pepera terhadap kebutuhan masyarakat

Pemerintah Desa yang lambat dalam merespon kebutuhan masyarakat

mengakibatkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan yang

dilakukan pemerintah desa rendah. Kebutuhan masyarakat yang belum

terpenuhi khususnya kebutuhan dalam pembangunan desa yang menyebabkan

tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan rendah.

5.2.3. Kondisi jalan yang kurang baik Kondisi jalan merupakan salah satu faktor

utama kegiatan itu berjalan lancar atau tidak. Melihat kondisi jalan dimasing-

masing Kampung yang ada di Desa Pepera sangat memungkinkan tingkat

Page 20: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

69

partisipasi masyarakat rendah karena akses ke masing-masing Kampung

sedikit terhambat.

5.2.4. Keterbatasan ruang gerak masyarakat Pada dasarnya masyarakat Desa Pepera

bersedia ikut menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk kemajuan desa

tetapi pemerintah Desa cenderung menutup runag gerak masyarakat untuk

ikut bergabung. Pasifnya masyarakat dalam perencanaan pembangunan

berdampak pada pelaksanaan pembangunan yang kurang didukung oleh

masyarakat meskipun pembangunan ini untuk kepentingan masyarakat itu

sendiri. Sampai saat ini ruang gerak masyarakat dibatasi oleh pemerintah desa

dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan pemerintah desa, sehingga

masyarakat hanya mau ikut berpartisipasi apabila pembangunan itu

dilaksanakan oleh panitia pembangunan di Desa masing-masing meskipun

masih dalam koordinasi Desa.

5.2.5. Keterbatasan biaya masalah biaya adalah masalah klasik dalam setiap

melaksanakan kegiatan, hal ini juga yang membuat pembangunan di Desa

Pepera mengalami lambat. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan

dan kemajuan desa harus terbagi untuk 4 Desa. Untuk pembangunan

dimasing-masing Desa, subsidi dari pemerintah desa hanya 20% dari jumlah

biaya yang dibutuhkan dan untuk sisanya panitia pembangunan yang dibentuk

di masing-masing Desa bertanggung jawab atas kekurangannya

5.2.6. Tingkat pendidikan yang kurang dan minim sehingga membuat banyak

aparatur maupun masyarakat desa masih terbatas dengan ilmu pengetahuan

seperti menhitung dan berbahasa Indonesia baku, masyarakat berinteraksi

masih menggunakan bahasa asli daearah yaitu ngalum dan tok visin.

Hasil wawancara dengan Bapak Mario Yopeng sekertaris distrik

Pepera, menurutnya :

“Faktor utama yang selama ini menjadi kendala dalam

pembangunan prioritas program yang telah di rencanakan tidak

terealisasi dengan baik di desa dikarenakan faktor medan dalam

Page 21: BAB V PERAN AKTOR DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM ...

70

perjalanan/aksesbilitasi, letak geografis, biaya barang dan biaya hidup

yang tinggi di kabupaten pegunungan bintang serta tingkat pengtahuan

minim banyak aparatur kampung maupun kepala kampung yang hanya

lulusan SD dan sekolah hanya sampai kelas 5 atau 4 SD saja lalu

dipercaya masyarakat untuk memimpin dan membina masyarakat hal-

hal seperti begini yang sering menjadi faktor masyarakat selalu di

bohongi oleh aktor-aktor kepentingan tertentu. Akhirnya program-

program yang di prioritaskan selalu saja tidak terealisasi dengan baik di

desa Pepera ”4.

4 Hasil wawancara Bapak Mario Yopeng, Pada Tanggal 10 April 2019 Jam 13.00 WIT