BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1....

68
104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I ini mengalami cukup perubahan tatanan massa bangunan sejak perubahan desa wisata ini dalam kurun waktu ± 3 tahun. Mulai bermunculan bangunan-bangunan baru baik permanen maupun semi permanen di daerah-daerah yang tadinya merupakan lahan kosong maupun lahan terbuka hijau. GAMBAR 5.1 Solid-void Dusun Glaran I sebelum th.2010 (Sumber : analisa pribadi)

Transcript of BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1....

Page 1: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

104

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

5.1. Urban Spatial Design

5.1.1. Figure Ground

a. Dusun Glaran I

Pada Dusun Glaran I ini mengalami cukup perubahan tatanan

massa bangunan sejak perubahan desa wisata ini dalam kurun waktu ± 3

tahun. Mulai bermunculan bangunan-bangunan baru baik permanen

maupun semi permanen di daerah-daerah yang tadinya merupakan lahan

kosong maupun lahan terbuka hijau.

GAMBAR 5.1 Solid-void Dusun Glaran I sebelum th.2010 (Sumber : analisa pribadi)

Page 2: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

105

Pada gambar di atas terdapat suatu area yang diberi lingkaran

merah. Area tersebut menunjukkan tempat yang paling banyak

bermunculan bangunan-bangunan baru baik permanen atau semi

permanen. Hal ini dikarenakan area tersebut memiliki letak yang cukup

dekat dengan obyek wisata dan memiliki area terbuka yang cukup luas

yang dapat dijadikan sebagai fasilitas wisata.

Kedua gambar tersebut menunjukkan persamaan hubungan solid-

void dengan tipologi organik meskipun telah terjadi pertumbuhan

bangunan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan lokasi bangunan yang

tumbuh dan berkembang secara tidak beraturan dan tidak disengaja tanpa

suatu perancangan tertentu.

GAMBAR 5.2 Solid-void Dusun Glaran I setelah th.2010 (Sumber : analisa pribadi)

Page 3: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

106

TABEL 5.1 Perubahan Tatanan Massa Bangunan dan Lingkungan Dusun Glaran I

Eksplorasi Perubahan Faktor yang Mempengaruhi

Sebelum tahun 2010

Tatanan massa bangunan masih

sederhana mengikuti pola linear jalan

dan tidak teratur.

Munculnya obyek wisata

baru sehingga banyak

pengunjung yang datang

Pemikiran masyarakat yang

dapat meningkatkan

perekonomian akibat adanya

obyek wisata tersebut

dengan membuat suatu

fasilitas pendukung.

Setelah tahun 2010

Tatanan massa bangunan mulai berubah

karena mulai bermunculan bangunan-

bangunan baru dan berkembang

mendekati wisata yang ada.

Pertumbuhan ini cenderung mengelilingi

fasilitas tertentu.

GAMBAR 5.3 Perubahan lahan kosong menjadi Pokdarwis DewaBejo

(Sumber : http://dewabejo.wordpress.com/ )

(Sumber : analisa pribadi)

Page 4: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

107

GAMBAR 5.4 Lahan kosong dan bukit berubah menjadi Pokdarwis Glaran Indah dan

ditemukannya Goa Baru (Sumber : dokumentasi pribadi )

GAMBAR 5.5 Perubahan area sawah menjadi warung makan (Sumber : dokumentasi pribadi )

Page 5: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

108

Sebelum dibentuknya desa wisata, Dusun Glaran I ini memiliki

banyak ruang terbuka hijau baik itu sawah, lahan pepohonan atau sekedar

area terbuka. Pembentukan desa wisata ini membuat pengelola harus

menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata tersebut bagi

pengunjung. Begitu pula masyarakat yang turut serta dalam

pengembangan. Sikap-sikap tersebut yang membuat mulainya terjadi

perubahan tatanan massa bangunan pada dusun ini. Area terbuka hijau

mulai berganti menjadi massa bangunan satu persatu.

Akibat bertambahnya jumlah pengunjung yang melonjak tajam,

serta semakin bertambah jumlah Pokdarwis di Desa Bejiharjo

menyebabkan terjadinya perkembangan semakin cepat. Meskipun baru

terjadi selama ±3 tahun, namun sudah terlihat jika desa wisata ini semakin

berkembang ke depannya akan semakin banyak perubahan yang terjadi

dan dapat menyebar ke dusun lain. Mengingat Pak Bagyo selaku Ketua

Pokdarwis Dewa Bejo mengatakan untuk jangka panjangnya terdapat

rencana membuat masterplan satu desa dengan membuat area parkir

pengunjung disatukan. Dari area parkir pengunjung akan dibawa dengan

transportasi angkutan yang disediakan dari desa. Hal ini diharapkan dapat

meningkatkan perekonomian warga desa serta meratakan perkembangan

yang terjadi.

Page 6: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

109

b. Dusun Bulu

Pada Dusun Bulu ini tidak mengalami perubahan, cenderung

statis. Meskipun dusun ini memiliki potensi kerajinan tradisional untuk

menarik wisatawan, namun tidak cukup untuk membuat dusun ini lebih

berkembang. Potensi kerajinan tradisional tersebut lebih dirasakan pada

masing-masing individu. Selain itu adanya desa wisata dan salah satu

obyek wisatanya Gua Pindul juga tidak terlalu mempengaruhi

perkembangan dusun. Masih banyak terdapat area terbuka hijau, baik

persawahan maupun pepohonan rimbun. Hubungan solid-void pada

Dusun Bulu ini menunjukkan tipologi organik dengan pertumbuhannya

yang tidak teratur dan menyebar berkembang secara tradisional.

GAMBAR 5.6 Solid-void Dusun Bulu

(Sumber : analisa pribadi)

Page 7: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

110

5.1.2. Sistem Linkage

a. Dusun Glaran I

Seiring dengan perubahan tatanan massa bangunan dan

lingkungan, sistem linkage (jalur penghubung) juga mengalami

perubahan. Terdapat bantuan dari pemerintah dalam perbaikan jalan dan

pembuatan akses baru ke mulut Gua Pindul seperti PNPM Desa.

Jalan ini merupakan salah satu sistem yang menjadi perekat suatu

kawasan. Jika suatu kawasan memiliki akses jalan yang baik hal ini dapat

mengembangkan kualitas kawasan tersebut dan dapat menghubungkan

kawasan tersebut dengan yang lain. Seperti halnya yang terjadi pada

Dusun Glaran I. Dengan diperbaikinya akses jalan menuju obyek wisata

menambah kepuasan dan kemudahan pengunjung.

GAMBAR 5.7 Kondisi Jalan Dusun Glaran I Th 2010

(Sumber : analisa pribadi)

dari Dusun Karangmojo

Jalan Primer

Jalan Sekunder

Page 8: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

111

1 2 3

GAMBAR 5.9 Akses jalan baru menuju Goa Pindul (Sumber : dokumentasi pribadi)

1

2

3

dari Dusun Karangmojo

Jalan Primer

Jalan Sekunder

GAMBAR 5.8 Kondisi Jalan Dusun Glaran I Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)

Page 9: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

112

TABEL 5.2 Perubahan Sistem Linkage Dusun Glaran I

Eksplorasi Perubahan Faktor yang Mempengaruhi

Sebelum tahun 2010

Belum adanya akses yang memadai

menuju mulut Gua Pindul, hanya berupa

jalur setapak.

Akses menuju Dusun Glaran I sudah

baik, jalan penghubung antar dusun

sudah berupa jalan aspal.

Pemikiran warga desa yang

termasuk ke dalam

kesekretariatan wisata yang

ingin memudahkan akses

pengunjung.

Pengunjung akan lebih

senang datang berwisata jika

akses yang ada cukup

memadai.

Program pemerintah

setempat dalam

memperbaiki kondisi jalan

desa

Setelah tahun 2010

Dibuatnya akses yang memadai menuju

mulut Gua Pindul baik pintu masuk

maupun keluar Gua Pindul meskipun

hanya terbuat dari bebatuan dan semen.

Akses jalan primer pada dusun ini

diperbaiki menggunakan aspal hotmix.

b. Dusun Bulu

Seperti halnya tatanan massa bangunan yang cenderung statis,

demikian pula dengan sistem linkage (jalur penghubung). Namun baru-

baru ini terdapat perbaikan jalan pada jalan primer Dusun Bulu. Jalanan

yang awalnya hanya berbatu, sekarang sudah mulai dilakukan

pengaspalan. Hal ini sesuai dengan RPJM Desa Bejiharjo tahun 2011-

2015 yang mempunyai misi untuk membangun sarana dan prasarana

(Sumber : analisa pribadi)

Page 10: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

113

wilayah desa. Namun untuk kondisi jalur penghubung antara Dusun

Glaran I dan Dusun Bulu masih belum diaspal. Padahal jika kondisi jalan

penghubung tersebut baik, Dusun Bulu ini akan ikut berkembang seperti

halnya Dusun Glaran I.

GAMBAR 5.10 Kondisi Jalan Dusun Bulu Th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

dari Dusun Glaran I Jalan Primer

Jalan Sekunder

GAMBAR 5.11 Akses jalan dari arah Dusun Glaran I (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 11: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

114

5.1.3. Guna Lahan dan Fungsi Bangunan

a. Dusun Glaran I

Guna lahan yang semula hanya berupa permukiman dan lahan

pertanian maupun perikanan sekarang mulai mengalami penetrasi

sebagai area komersil wisata. Perubahan – perubahan yang terjadi antara

lain fungsi rumah tinggal bertambah menjadi homestay (penginapan) atau

dari Dusun Glaran I Jalan Primer

Jalan Sekunder

GAMBAR 5.12 Kondisi Jalan Dusun Bulu Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.13 Perubahan kondisi jalan primer pada Dusun Bulu (Sumber : analisa pribadi)

Page 12: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

115

penambahan area toko dan warung makan pada rumah tinggal. Area

terbuka mulai dibangun menjadi fasilitas wisata meskipun baru sedikit

lahan yang digunakan. Selain itu terdapat sebuah masjid lama yang

letaknya bersebelahan dengan Pokdarwis Dewa Bejo.

GAMBAR 5.14 Peta guna lahan Dusun Glaran I Th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.15 Kondisi sawah dan bangunan masjid pada Dusun Glaran I (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 13: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

116

GAMBAR 5.16 Peta guna lahan Dusun Glaran I Th 2014 (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.17 Contoh perubahan fungsi bangunan dari rumah hunian menjadi homestay

(Sumber : analisa pribadi)

Page 14: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

117

GAMBAR 5.18 Contoh perubahan fungsi bangunan dari rumah hunian menjadi homestay

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.19 Contoh perubahan halaman rumah menjadi warung makan

(Sumber : analisa pribadi)

Page 15: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

118

TABEL 5.3 Perbandingan Jumlah Rumah dengan Homestay pada Dusun Glaran I

RT Jumlah Rumah Jumlah

Homestay Persentase

RT 03 29 KK 3 buah 10,3 %

RT 04 34 KK 2 buah 5,9 %

RT 05 31 KK 5 buah 16,1 %

Pada RT 05 memiliki jumlah homestay paling banyak dikarenakan

memiliki letak yang paling dekat dengan lokasi mulut Gua Pindul. Serta

homestay yang berada di RT 05 merupakan yang pertama dibentuk

seiring dengan berdirinya Pokdarwis Dewa Bejo.

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.20 Pola perkembangan desa di Dusun Glaran I (Sumber : analisa pribadi)

Page 16: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

119

Gambar di atas menunjukkan akibat adanya aktivitas wisata yang

memusat pada wisata alam Gua Pindul membuat perkembangan wisata

dan pertumbuhan bangunan mengelilingi wisata tersebut. Masyarakat

berlomba-lomba membangun fasilitas wisata untuk meningkatkan

perekonomian. Semakin dekat dengan obyek wisata Gua Pindul semakin

banyak pula perubahan yang terjadi.

b. Dusun Bulu

Pada Dusun Bulu rumah tinggal warga ada yang merangkap

sebagai tempat kerja yaitu membuat blangkon. Selain rumah perajin

blangkon tersebut juga ada rumah warga yang memiliki kandang ternak,

karena sebagian besar mata pencaharian warga di sana adalah sebagai

petani dan peternak. Posisi kandang ternak tersebut ada yang terletak di

depan rumah, belakang maupun samping rumah. Terdapat pula masjid

pada dusun ini dan juga sebuah lapangan voli sederhana untuk kegiatan

warga.

GAMBAR 5.21 Rumah perajin blangkon (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 17: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

120

Guna lahan pada Dusun Bulu masih bertahan sebagai area

permukiman dan pertanian. Meskipun dusun ini terkenal sebagai dusun

kerajinan blangkon namun tidak mempengaruhi fungsi dusun. Tidak

adanya pemusatan kegiatan wisata menyebabkan pertumbuhan yang

cukup statis serta berkembang secara alami dan tradisional.

GAMBAR 5.22 Peta guna lahan Dusun Bulu

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.23 Lapangan voli dan salah satu area terbuka pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 18: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

121

Diagram di atas menunjukkan perbedaan perkembangan yang

terjadi di kedua dusun. Pada Dusun Glaran I terlihat pertumbuhan area

komersil yang menunjang aktifitas wisata seperti halnya munculnya

kesekretariatan wisata, semakin bertambahnya rumah-rumah usaha,

warung makan, dan fasilitas-fasilitas wisata lainnya. Sedangkan pada

Dusun Bulu terlihat pertumbuhan yang statis.Tidak terlihat tumbuhnya

fasilitas wisata yang mendukung perkembangan kerajinan blangkon.

Kerajinan blangkon tersebut terletak menyebar pada rumah-rumah warga

dan tidak dipusatkan di suatu tempat seperti halnya wisata alam pada

Dusun Glaran I.

Potensi Wisata Desa

(Desa Wisata)

Dusun Glaran I Wisata alam Gua

Pindul

Kesekretariatan Wisata

Rumah Usaha

Warung makan

Lahan parkir

Dusun Bulu Wisata Kerajinan

Blangkon

Rumah perajin blangkon

GAMBAR 5.24 Diagram Perkembangan Dusun (Sumber : analisa pribadi)

Page 19: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

122

5.2. Morfologi Ruang Dalam

5.2.1. Dusun Glaran I

a. Rumah Bu Sularsih RT 05

GAMBAR 5.26 Perubahan pertama stlh th 2010

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.25 Kondisi sekitar rumah Bu Sularsih sebelum th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

Page 20: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

123

TABEL 5.4 Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Bu Sularsih

Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2

Masih berupa

rumah-rumah biasa

tanpa sampingan

usaha

Terdapat rumah yang

bertambah fungsi

sebagai homestay

Terdapat rumah yang

bertambah fungsi

sebagai homestay

Terdapat 1 buah

rumah makan

Terdapat 1 buah

rumah makan

Bertambah menjadi tiga

buah rumah makan

(satu sedang

pembangunan)

- -

Terdapat toko-toko

kelontong sebagai

usaha sampingan

- -

Terdapat

kesekretariatan wisata

baru

GAMBAR 5.27 Perubahan Kedua th 2014 (Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 21: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

124

Penambahan Ruang : Tiga buah kamar mandi untuk pengunjung dan satu kamar tidur untuk pemilik

GAMBAR 5.28 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)

Kondisi Lama Rumah : Terdapat tiga buah kamar tidur, satu buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen

Page 22: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

125

GAMBAR 5.29 Perubahan organisasi ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)

Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Bu Sulastri menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay)

Page 23: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

126

Perubahan yang terjadi pada rumah Bu Sularsih yaitu adanya

penambahan dan perubahan fungsi ruang. Karena terjadi perubahan

fungsi kamar tidur pemilik menjadi kamar tidur pengunjung, maka Bu

Sularsih membangun sebuah kamar tidur yang terletak di belakang

rumah. Selain itu rumah Bu Sularsih terletak di salah satu jalan menuju

mulut Gua Pindul, maka beliau berinisiatif menambah area berjualan

pakaian karena dirasa akan dilewati banyak pengunjung. Ruang tamu

yang semula hanya berfungsi untuk menerima tamu, sekarang juga

digunakan sebagai tempat berjualan pakaian pada hari biasa. Jika

weekend dan hari libur tempat berjualan akan diletakkan di teras agar

semakin mudah terlihat orang. Selain itu juga melakukan penambahan

tiga buah kamar mandi untuk pemenuhan fasilitas pengunjung baik yang

menginap di homestay maupun tidak.

TABEL 5.5 Perubahan yang terjadi pada Rumah Bu Sularsih

Perubahan

yang

Terjadi

Jenis

Ruang Pemanfaatan Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi

Ruang

Penambaha

n Ruang

Kamar

Tidur

Belakang

Sebagai ruang tidur

pemilik jika ada

pengunjung

Privat

Fixed: dinding, lantai,

plafon

Semifixed: kasur,

lemari, meja, kursi

GAMBAR 5.30 Area penambahan ruang baru

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 24: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

127

Informal: aktifitas tidur

dan beristirahat

3 Kamar

Mandi

Sebagai kamar mandi

umum untuk

pengunjung

Servis

Fixed: dinding, lantai,

atap

Semifixed: ember

Informal: aktifitas

mandi

Perubahan

Fungsi

Teras

Sebagai tempat

berjualan baju pada

weekend dan hari

libur

Publik

Fixed: lantai, plafon,

dinding

Semifixed: meja,

display baju

Informal: aktifitas

bersantai, berjualan

Ruang

Tamu

Sebagai tempat

berjualan baju pada

hari biasa

Semi

Publik

Publik

Fixed: dinding, lantai,

plafon

Semifixed: kursi,

meja, display baju

Informal: menerima

tamu, berjualan

2 Kamar

Tidur

Depan

Sebagai ruang tidur

bagi pengunjung

Privat

Semi

Publik

Fixed: dinding, lantai,

plafon

Semifixed: kasur,

lemari, meja

Informal: aktifitas tidur

dan beristirahat

Ruang

Keluarga

Sebagai tempat

bersantai dan

berkumpul

pengunjung

Semi

Publik

Publik

Fixed: dinding, lantai,

plafon

Semifixed: kasur, tv,

meja

Informal: aktifitas

bersantai dan

berkumpul

GAMBAR 5.31 Contoh perubahan fungsi teras rumah

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Fixed feature

space Semifixed feature

space

Informal space: aktifitas

menjual pakaian

(Sumber : analisa pribadi)

Page 25: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

128

b. Rumah Pak Tambiyo RT 04

GAMBAR 5.33 Perubahan Pertama sthl th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.32 Kondisi sekitar rumah Pak Tambiyo sebelum th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

Page 26: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

129

TABEL 5.6

Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Pak Tambiyo

Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2

Masih berupa

rumah-rumah biasa

tanpa sampingan

usaha

Terdapat rumah yang

bertambah fungsi

sebagai homestay

Terdapat rumah yang

bertambah fungsi

sebagai homestay

Terdapat 1 buah

warung makan

Terdapat warung

makan dan toko

sebagai usaha

sampingan

Bertambahnya

beberapa warung

makan

- Memangkas bukit untuk dijadikan sebagai tempat

parkir, namun menemukan gua baru. Lalu

dikembangkan sebagai objek wisata baru beserta

fasilitasnya (kesekretariatan wisata baru)

GAMBAR 5.34 Perubahan Kedua th 2014 (Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 27: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

130

GAMBAR 5.35 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)

Penambahan Ruang : Dua buah kamar mandi untuk pengunjung dan rencana penambahan kamar tidur

Kondisi Lama Rumah : Terdapat empat buah kamar tidur, dua buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen

Page 28: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

131

GAMBAR 5.36 Perubahan organisasi ruang rumah

(Sumber : analisa pribadi)

Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Pak Tambiyo menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay)

Page 29: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

132

Pada rumah Pak Tambiyo lebih cenderung mengalami perubahan

fungsi ruang, sedangkan penambahan ruang hanya dua buah kamar

mandi. Untuk rencana ke depannya Pak Tambiyo akan menambah satu

buah kamar tidur di bagian belakang rumah. Pada rumah ini memiliki

empat buah kamar tidur, jika terdapat pengunjung ada tiga buah kamar

tidur yang dapat digunakan. Menurut Pak Tambiyo, rumah beliau

merupakan salah satu yang memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk

aktifitas berkumpul orang banyak. Sehingga jika dari pihak Pokdarwis

memiliki pengunjung dalam jumlah cukup besar dan membutuhkan

homestay dapat menggunakan rumah Pak Tambiyo. Terdapat ruangan

yang biasa digunakan untuk menyimpan hasil panen dapat digunakan

pengunjung untuk area berkumpul jika tidak sedang masa panen.

TABEL 5.7 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Tambiyo

Perubahan

yang

Terjadi

Jenis

Ruang

Pemanfaatan

Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi

Ruang

Penambaha

n Ruang

2 Kamar

Mandi

Sebagai kamar

mandi umum untuk

pengunjung

Servis

Fixed: dinding,

lantai, atap

Semifixed: ember,

alat mandi

Informal: aktifitas

mandi

GAMBAR 5.37 Area penambahan ruang baru (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 30: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

133

Perubahan

Fungsi

Ruang

Tamu

Sebagai tempat

berkumpul

pengunjung

Semi

Publik

Publik

Fixed: dinding,

lantai, plafon

Semifixed: sofa,

meja, hiasan

Informal: aktifitas

bertamu dan

berkumpul

3 Kamar

Tidur

Sebagai ruang tidur

bagi pengunjung

Privat

Semi

Publik

Fixed: dinding,

lantai, plafon

Semifixed: kasur,

lemari

Informal: aktifitas

tidur dan

beristirahat

Ruang

Keluarga

Sebagai tempat

bersantai dan

berkumpul

pengunjung

Semi

Publik

Publik

Fixed: dinding,

lantai, plafon

Semifixed: kursi,

meja, tv

Informal: aktifitas

berkumpul dan

bersantai

Tempat

menyimpa

n hasil

panen

Sebagai tempat

berkumpul

pengunjung dalam

jumlah yang lebih

besar

Semi

Publik

Publik

Fixed: dinding,

lantai, plafon

Semifixed: alat tani

Informal: aktifitas

memanen, dan

aktifitas berkumpul

pengunjung

Semifixed feature

space

Informal space: aktifitas

berkumpul Fixed feature

space

GAMBAR 5.38 Contoh perubahan fungsi ruang (Sumber : dokumentasi pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 31: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

134

c. Rumah Bu Waginem RT 03

GAMBAR 5.40 Perubahan Pertama stlh th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.39 Kondisi sekitar rumah Bu Waginem sblm th 2010 (Sumber : analisa pribadi)

Page 32: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

135

TABEL 5.8

Perubahan yang terjadi pada sekitar rumah Bu Waginem

Bentuk Lama Perubahan 1 Perubahan 2

Masih berupa

rumah-rumah biasa

tanpa sampingan

usaha

Terdapat rumah yang

bertambah fungsi

sebagai homestay

Bertambahnya rumah

yang bertambah fungsi

sebagai homestay

- Terdapat toko sebagai

usaha sampingan

Terdapat toko sebagai

usaha sampingan

GAMBAR 5.41 Perubahan Kedua th 2014

(Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 33: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

136

'

GAMBAR 5.42 Perubahan tata ruang rumah (Sumber : analisa pribadi)

Penambahan Ruang : Empat buah kamar tidur untuk pengunjung dan satu buah kamar mandi

Kondisi Lama Rumah : Terdapat satu buah kamar tidur, dua buah kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan tempat menyimpan hasil panen

Page 34: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

137

GAMBAR 5.43 Perubahan organisasi ruang rumah

(Sumber : analisa pribadi)

Perubahan : Sifat ruang publik dan semi publik pada rumah Bu Waginem menjadi lebih besar karena penambahan fungsi sebagai tempat usaha (homestay). Antara area pengunjung dan pemilik memiliki batas yang jelas

Page 35: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

138

Homestay milik Bu Waginem ini memiliki bentuk rumah yang

masih tradisional dengan beratapkan joglo. Melihat perkembangan wisata

yang cukup pesat di Dusun Glaran I ini, Bu Waginem akhirnya merubah

rumahnya juga menjadi homestay. Bagian depan rumah yang dulunya

hanya digunakan untuk menerima tamu, dirubah menjadi area untuk

pengunjung homestay dengan melakukan penambahan empat buah

kamar tidur. Selain itu juga terdapat satu buah kamar mandi baru yang

disediakan untuk pemenuhan fasilitas pengunjung. Untuk area samping

dan belakang rumah tidak ada yang berubah, digunakan untuk area

pemilik rumah.

GAMBAR 5.45 Kamar tidur dan kamar mandi baru

(Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.44 Tampak depan rumah (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 36: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

139

TABEL 5.9 Perubahan yang terjadi pada Rumah Bu Waginem

Perubahan

yang

Terjadi

Jenis

Ruang

Pemanfaatan

Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi

Ruang

Penambaha

n Ruang

4 Kamar

Tidur

Sebagai ruang

tidur untuk

pengunjung

Semi Publik

Fixed: lantai, atap

Semifixed:

dinding, kasur,

lemari

Informal: aktifitas

tidur dan istirahat

1 Kamar

Mandi

Sebagai kamar

mandi untuk

pengunjung

Servis

Fixed: dinding,

lantai, atap

Semifixed: ember,

alat mandi

Informal: aktifitas

mandi

Perubahan

Fungsi

Ruang

Tamu

Sebagai tempat

berkumpul

pengunjung, baik

bersantai maupun

makan

Semi Publik

Publik

Fixed: lantai, atap

Semifixed:

dinding, kursi,

meja, lemari

Informal: aktifitas

bersantai,

berkumpul,

menerima tamu

Fixed feature

space

Semifixed feature

space

Informal space

GAMBAR 5.46 Contoh penunjukan transformasi ruang di

ruang tamu (Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 37: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

140

TABEL 5.10 Perbandingan Perubahan Kondisi sekitar Homestay pada Dusun Glaran I

Area Gambar Home

stay Toko

Warung

makan

Kesekre

tariatan

wisata

Sekitar

rumah Bu

Sularsih

(RT 05)

Sblm th 2010

- - 1 -

Th 2014

3 2 2 1

Sekitar

rumah

Pak

Tambiyo

(RT 04)

Sblm th 2010

- - 1 -

Th 2014

2 2 3 1

Sekitar

rumah Bu

Waginem

(RT 03)

Sblm th 2010

- - - -

Th 2014

3 1 - -

(Sumber : analisa pribadi)

Page 38: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

141

TABEL 5.11 Perbandingan Perubahan Homestay pada Dusun Glaran I

Rumah Bu Sularsih Rumah Pak Tambiyo Rumah Bu Waginem

Site

Area terbuka

Memiliki halaman atau area terbuka pada bagian depan rumah

Memiliki halaman pada bagian depan rumah dan sedikit area terbuka pada belakang rumah

Memiliki halaman di sekeliling rumah, namun untuk halaman belakang digunakan untuk kandang ternak

Denah Rumah

Orientasi

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan sekunder), ke arah tenggara

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah utara

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah utara

Penambahan Ruang

Tiga buah kamar mandi dan satu buah kamar tidur untuk pemilik

Dua buah kamar mandi

Empat buah kamar tidur untuk pengunjung dan satu buah kamar mandi

Page 39: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

142

Organisasi

Ruang

Munculnya aktifitas baru sebagai aktifitas wisata menyebabkan tingkat perekonomian desa menjadi lebih baik. Hal ini mempengaruhi pemikiran warganya untuk meningkatkan perekonomian perorangan. Warga yang semula sebagai petani menjadi memiliki pekerjaan sampingan sebagai pebisnis dengan merubah fungsi rumah hunian menjadi rumah usaha (homestay). Maka berubah pula tata ruang rumah. Hal ini dapat dilihat dari penambahan ruang dan pergeseran organisasi ruang seperti area publik yang semakin luas dan area privat terdesak ke belakang yang menimbulkan adanya komersialisasi ruang. Pemilik rumah memanfaatkan ruangan yang ada untuk menghasilkan uang dengan tidak terlalu mementingkan bahwa posisi mereka akan terdesak ke area belakang rumah dan privasi mereka akan terganggu. Dengan berubahnya tata ruang rumah berarti pemilik rumah melakukan housing adjustment yaitu perilaku penyesuaian rumah secara aktif.

Publik

Servis

Semi Publik Privat

Publik

Publik Semi Publik

Privat Servis

Publik

Servis

Privat Semi Publik

Publik

Servis

Semi Publik Publik

Privat Publik

Publik

Servis

Semi Publik Privat

Publik

Semi Publik Publik

Privat Servis

(Sumber : analisa pribadi)

Page 40: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

143

5.2.2. Dusun Bulu

a. Rumah Pak Ratno

Area yang memiliki fungsi ganda,

sebagai ruang tamu dan ruang keluarga

sekaligus ruang kerja sebagai perajin

blangkon

GAMBAR 5.48 Denah rumah (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.47 Kondisi sekitar rumah Pak Ratno (Sumber : analisa pribadi)

Rumah

Pak Ratno

Page 41: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

144

Pak Ratno merupakan salah satu perajin blangkon di Dusun Bulu

Desa Bejiharjo ini. Beliau memanfaatkan rumahnya menjadi ruang kerja

pembuatan blangkon. Ruang tamu dan ruang keluarga dijadikan sekaligus

sebagai ruang kerja pembuatan blangkon serta area penerima

pengunjung yang ingin membeli. Sedangkan halaman rumahnya dijadikan

sebagai area untuk menjemur blangkon. Tatanan ruang dalam rumah

GAMBAR 5.50 Organisasi Rumah

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.49 Ruang keluarga yang dijadikan sebagai tempat kerja

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 42: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

145

beliau tidak ada yang dirubah maupun melakukan penambahan rumah,

hanya terdapat penggandaan fungsi ruang. Namun beliau mempunyai

keinginan untuk nantinya dapat membuat suatu ruang kerja sendiri

mengingat masih memiliki halaman rumah yang cukup.

TABEL 5.12

Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Ratno

Jenis

Ruang Pemanfaatan Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi Ruang

Ruang tamu

& ruang

keluarga

Sebagai tempat

berkumpul keluarga,

menerima tamu,

ruang kerja

pembuatan blangkon

Semi

Publik

Fixed: dinding, lantai, atap

Semifixed: kursi, meja, tv,

alat jahit

Informal: aktifitas bersantai,

menerima tamu, bekerja

Halaman

Rumah

Sebagai ruang

terbuka rumah,

tempat menjemur

blangkon

Publik

Fixed: pagar tanaman

Semifixed: alat jemuran

pakaian

Informal: aktifitas bermain,

menjemur

Fixed feature space

Semifixed feature

space

Informal space

GAMBAR 5.51 Contoh penunjukan transformasi ruang di

ruang keluarga (Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : analisa pribadi)

Page 43: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

146

b. Rumah Pak Rusdiyanto

GAMBAR 5.53 Denah rumah (Sumber : analisa pribadi)

Area yang memiliki fungsi ganda, sebagai

teras dan ruang keluarga sekaligus ruang kerja sebagai

perajin blangkon

GAMBAR 5.52 Kondisi sekitar rumah Pak Rusdiyanto (Sumber : analisa pribadi)

Rumah

Pak Rusdiyanto

Page 44: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

147

GAMBAR 5.56 Organisasi Rumah (Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.55 Ruang keluarga yang dijadikan sebagai tempat kerja (Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.54 Kondisi teras rumah (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 45: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

148

Pak Rusdiyanto merupakan salah satu perajin blangkon di Dusun

Bulu Desa Bejiharjo ini. Beliau memanfaatkan rumahnya menjadi ruang

kerja pembuatan blangkon. Teras dan ruang keluarga dijadikan sekaligus

sebagai ruang kerja pembuatan blangkon. Area penerima tamu

pengunjung tetap di ruang tamu. Sedangkan halaman rumahnya dijadikan

sebagai area untuk menjemur blangkon. Tatanan ruang dalam rumah

beliau tidak ada yang dirubah maupun melakukan penambahan rumah,

hanya terdapat penggandaan fungsi ruang.

TABEL 5.13 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Rusdiyanto

Jenis

Ruang Pemanfaatan Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi Ruang

Ruang

keluarga

Sebagai tempat

berkumpul keluarga,

menerima tamu, ruang

kerja pembuatan blangkon

Semi Publik

Fixed: dinding, lantai,

atap

Semifixed: meja, tv,

alat jahit

Informal: aktifitas

menerima tamu,

bersantai, bekerja

Teras

Rumah

Sebagai tempat

pembuatan blangkon Publik

Fixed: dinding, lantai,

atap

Semifixed: alat kerja

Informal: bersantai,

membuat blangkon

Halaman

Rumah

Sebagai ruang terbuka

rumah, tempat menjemur

blangkon

Publik

Fixed: rumah tetangga

Semifixed: alat jemuran

pakaian

Informal:aktifitas

bermain, menjemur

blangkon

(Sumber : analisa pribadi)

Page 46: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

149

c. Rumah Pak Giyardi

GAMBAR 5.58 Kondisi sekitar rumah Pak Giyardi (Sumber : analisa pribadi)

Rumah

Pak Giyardi

Fixed feature space Semifixed feature

space

Informal space

GAMBAR 5.57 Contoh penunjukan transformasi ruang di

ruang keluarga (Sumber : analisa pribadi)

Page 47: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

150

Area yang dugunakan sebagai tempat kerja serta

tempat berkumpul atau rapat para perajin

kelompok Dusun Bulu

GAMBAR 5.60 Ruang kerja dan ruang berkumpul perajin

(Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.59 Denah Rumah (Sumber : analisa pribadi)

Page 48: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

151

Pak Giyardi merupakan Ketua Kelompok Perajin Blangkon di

Dusun Bulu. Tidak seperti perajin lain yang memanfaatkan ruang pada

ruang keluarga dan teras sebagai tempat kerja, Beliau mempunyai

ruangan khusus. Beliau membuat suatu ruang khusus yang digunakan

sebagai ruang kerja sekaligus dimanfaatkan untuk tempat

berkumpul/rapat para perajin. tamu. Halaman rumah juga digunakan untuk

area menjemur blangkon. Untuk menerima tamu dapat dilakukan di ruang

tamu ataupun langsung ke ruang kerja agar dapat melihat langsung

pembuatan blangkon.

GAMBAR 5.61 Organisasi Rumah

(Sumber : analisa pribadi)

Page 49: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

152

TABEL 5.14 Perubahan yang terjadi pada Rumah Pak Giyardi

Jenis

Ruang Pemanfaatan Ruang

Hirarki

Ruang

Transformasi Ruang

Ruang

kerja

Sebagai ruang kerja

pembuatan blangkon dan

tempat berkumpul/rapat

para perajin

Semi

Publik

Fixed: dinding, lantai,

atap

Semifixed: lemari, alat

jahit

Informal: aktifitas

pembuatan blangkon,

berkumpul

Halaman

Rumah

Sebagai ruang terbuka

rumah, tempat menjemur

blangkon

Publik

Fixed: pagar

Semifixed: pot tanaman

Informal: aktfitas

bermain, menjemur

TABEL 5.15 Perbandingan Rumah Perajin Blangkon

Rumah Pak Ratno Rumah Pak Rusdiyanto

Rumah Pak Giyardi

Site

Area Terbu

ka

Memiliki halaman di sekitar rumah yang

Memiliki halaman di bagian depan dan

Memiliki halaman di sekitar rumah dan

Gambar 5.62 Contoh penunjukan transformasi ruang di ruang kerja

(Sumber : analisa pribadi)

Semifixed feature

space

Fixed feature

space

Informal space :

Aktifitas

membuat

blangkon

(Sumber : analisa pribadi)

Page 50: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

153

dapat digunakan untuk kebutuhan pembuatan

blangkon

samping rumah terdapat kebun di sebelah rumah

Denah Ruma

h

Orientasi

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan sekunder), ke arah timur

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (gang), ke arah selatan

Letak rumah menghadap ke jalan lingkungan desa (jalan primer), ke arah selatan

Organisasi

Ruang

Pada Dusun Bulu ini banyak warga yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai perajin blangkon. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masing-masing indiviidu. Perubahan yang terjadi pada rumahnya lebih banyak pada penggandaan fungsi ruang sebagai tempat kerja dan ruang keluarga. Dengan adanya aktifitas ganda pada ruangan tersebut tidak terlalu mengganggu privasi pemilik rumah. Hal ini dikarenakan ruangan tersebut tidak dikomersilkan, pengunjung atau pembeli blangkon hanya berkunjung dalam waktu yang tidak lama seperti tamu pada rumah umumnya. Ruangan tersebut lebih banyak digunakan oleh perajin blangkon yang juga pemilik rumah.

Publik

Servis

Semi Publik Privat

Publik

Servis

Privat Semi Publik

Publik

Servis

Semi Publik Privat

(Sumber : analisa pribadi)

Page 51: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

154

5.3. Kondisi Non Fisik Desa Bejiharjo

5.3.1. Sosial Ekonomi

Dengan berkembangnya Desa Wisata Bejiharjo akan meningkat

pula perekonomian masyarakat. Perkembangan wisata di Desa Bejiharjo

sejalan dengan bertambahnya fasilitas wisata yang ada. Lahan-lahan

kosong yang dekat dengan objek wisata dimanfaatkan untuk membangun

sarana seperti warung makan, toko, kantor kesekretariatan atau sekedar

menjadi lahan parkir. Untuk saat ini berkembangnya fasilitas wisata masih

berpencar-pencar tergantung objek wisata di dekatnya. Namun untuk

rencana jangka menengah Desa Bejiharjo telah dibuat rencana master

plan yang menjadikan satu area masuk dan area parkir pada Desa Wisata

Bejiharjo. Dari area tersebut pengunjung akan diantar ke masing-masing

objek wisata yang diinginkan dengan menggunakan angkutan khusus.

Namun masih terdapat permasalahan dalam peralihan fungsi dari lahan

pertanian menjadi lahan parkir tersebut.

Selain perkembangan perekonomian yang terlihat dari munculnya

fasilitas yang ada, juga terlihat dari masyarakat yang beralih profesi. Yang

semula bermata pencaharian petani, sekarang memiliki pekerjaan

sampingan sebagai pemilik homestay, toko, ataupun pengurus wisata

pada kesekretariatan. Yang bekerja pada kesekretariatan wisata pun tidak

hanya dari dusun-dusun sekitar objek wisata, namun dari seluruh dusun

pada Desa Bejiharjo. Terdapat sembilan buah Pokdarwis yang tersebar di

Desa Bejiharjo ini meskipun belum semua dusun terjangkau.

Page 52: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

155

TABEL 5.16 Macam Pokdarwis di Desa Bejiharjo Tahun 2014

No Nama Pokdarwis Lokasi

1 Dewabejo Glaran I

2 Wirawisata Glaran II

3 Pancawisata Gunungbang

4 Tunaswisata Gunungbang

5 Karyawisata Karangmojo

6 Mliwis Putih Banyubening I

7 Panjiwisata Seropan

8 Sokolimo Sokoliman

9 Gelaran Indah Glaran I

Selain bekerja sebagai pengurus kesekretaratan wisata, terdapat

pula yang membuat toko di rumahnya sebagai penghasilan sampingan.

Mereka memanfaatkan halaman rumah yang ada untuk digunakan

sebagai ruang baru untuk membangun toko.

GAMBAR 5.63 Letak contoh rumah warga yang membangun toko

(Sumber : analisa pribadi)

(Sumber : Pokdarwis Dewa Bejo)

Page 53: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

156

Terdapat pula warga yang menggeser atau memindahkan letak

kandang ternak mereka untuk digunakan sebagai area parkir wisata.

Warga tersebut melihat potensi yang ada dengan ditemukannya Gua Baru

dan Pokdarwis baru yang terletak di depan rumahnya, maka halaman

rumah yang ada diratakan sesuai tinggi jalan. Sehingga area tersebut

dapat digunakan untuk area parkir serta mendapat penghasilan tambahan

dari hal tersebut. Rumah warga tersebut terletak di RT 04 Dusun Glaran I.

GAMBAR 5.65 Contoh perubahan halaman rumah menjadi toko (Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.64 Bentuk perubahan yang terjadi (Sumber : analisa pribadi)

Page 54: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

157

Dengan tambahan pekerjaan sampingan tersebut akan

meningkatkan perekonomian masing-masing warga sehingga akan

menimbulkan dampak positif, seperti halnya warga dapat memperbaiki

kondisi rumahnya, dapat menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat yang

lebih tinggi, dapat mengembangkan usaha pertaniannya, dan lain-lain.

GAMBAR 5.67 Contoh warga yang memperbaiki tampilan rumah

(Sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 5.66 Bentuk perubahan letak kandang (Sumber : analisa pribadi)

Area Wisata

Area Wisata

Area yang di fill

untuk parkir

Page 55: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

158

Kesekretariatan wisata Dewa Bejo pun membangun area yang

diperuntukkan untuk warung makan dan toko kelontong. Area ini sengaja

dibangun pada tahun 2013 akhir hingga 2014 awal ini untuk memenuhi

keinginan masyarakat yang ingin membuka warung dan untuk

menyediakan fasilitas tambahan bagi pengunjung. Terdapat 12 buah

warung yang disediakan, namun sekarang masih belum terisi semuanya.

Selain meningkatkan perekonomian dengan membuka fasilitas

wisata, para pengelola wisata alam Gua Pindul menggunakan jasa para

masyarakat desa sendiri. Jaket pelampung yang tadinya membeli dari luar

desa, sekarang memanfaatkan potensi warganya untuk dapat membuat

jaket pelampung sendiri dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.

sehingga pengaruh wisata ini dapat menyebar ke masyarakat desa di

dusun lain. Selain menyediakan jaket pelampung sendiri, para pengelola

juga mendapatkan bantuan dari dinas provinsi. Setiap kelompok wisata

membedakan jaket pelampung yang dikenakan pengunjung dengan

warna yang berbeda. Sehingga pengelola dapat mengawasi pengunjung

mereka masing-masing dengan baik.

GAMBAR 5.68 Area warung sebelah kesekretariatan (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 56: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

159

Penggagas ide desa wisata ini mengharapkan untuk peningkatan

ekonomi pada masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki

desa. Mereka berusaha agar tidak merusak alam dalam pengembangan

wisata tersebut. Seperti halnya pada wisata Gua Pindul, pengelola

berusaha untuk menjaga kualitas air dengan membatasi jam buka wisata

serta menjaga ekosistem yang ada dengan memberikan ikan-ikan di aliran

air gua tersebut. Untuk debit air tidak terdapat masalah.

Pada Dusun Bulu juga terdapat peningkatan ekonomi bagi

masyarakat akibat adanya dusun blangkon ini. Masyarakat yang semula

hanya bekerja sebagai petani, akibat adanya pekerjaan sampingan

sebagai perajin blangkon perekonomian keluarga pun meningkat. Namun

belum cukup berpengaruh pada perkembangan dusun itu sendiri.

5.3.2. Sosial Budaya

Sifat gotong royong di Desa Bejiharjo ini masih kuat. Warga

bekerja sama dalam menjaga kebersihan desa, mengembangkan dan

memperbaiki fasilitas wisata. Dengan adanya banyak kesekretariatan

wisata pada Desa Bejiharjo ini tidak menimbulkan konflik, mereka

GAMBAR 5.69 Perbedaan warna jaket pelampung (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 57: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

160

mengelola usaha tersebut dengan saling rukun dan berdampingan dengan

baik. Kerukunan ini merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pengembangan Desa Wisata dan dapat mewujudkan rencana jangka

panjang pengelola dalam memusatkan area penerimaan pengunjung.

Dengan adanya pelatihan-pelatihan dalam mengelola wisata yang

diberikan oleh pemerintah juga dapat meningkatkan kualitas masyarakat

dalam memberi pelayanan kepada pengunjung wisata. Hal ini juga salah

satu faktor yang dapat menarik pengunjung. Pelatihan tersebut misalnya

pelatihan kepada ibu-ibu PKK seperti yang dijelaskan oleh Ibu Waginem,

terdapat pelatihan mengenai pelayanan pengunjung homestay, cara

menyajikan makanan yang baik, dan lain-lain.

Seiring dengan perkembangan wisata ini dapat mempengaruhi

perilaku sosial masyarakatnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya batas

rumah seperti pagar. Secara umum bentuk rumah-rumah pedesaan tidak

memiliki pagar, terkadang hanya dibatasi dengan pagar tanaman. Dengan

tidak adanya pagar lebih membebaskan dan leluasa bagi warga yang

ingin berkunjung atau hanya sekedar berkumpul-kumpul di halaman salah

satu rumah warga. Meskipun tidak memiliki pagar, warga sudah mengerti

batasan-batasan yang jelas pada setiap rumah sehingga tidak

menimbulkan konflik.

Seperti halnya pada Dusun Bulu, sebagian besar rumah warga di

sana tidak memiliki pagar dan hanya dibatasi dengan pagar tanaman atau

tidak sama sekali. Meskipun terdapat beberapa rumah yang sudah diberi

Page 58: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

161

pagar. Rumah-rumah pada Dusun Bulu ini masih banyak yang memiliki

halaman yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.

Halaman rumah tidak dihabiskan untuk bangunan rumah atau tempat

usaha. Pada dusun ini masih sangat terlihat keaslian suasana pedesaan

dan keguyuban masyarakatnya masih kental terjalin disana.

GAMBAR 5.70 Peta rumah tidak berpagar pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.71 Potongan melintang A-A’ (Sumber : analisa pribadi)

Page 59: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

162

Sedangkan pada Dusun Glaran I, perekonomian warga di sana

lebih baik dibandingkan dengan Dusun Bulu terlebih lagi dengan adanya

aktivitas wisata. Warga sudah banyak yang terpengaruh ke arah yang

lebih modern. Banyak rumah-rumah di sana telah memiliki pagar.

Meskipun kegiatan interaksi sosial sesama warga masih berjalan dengan

baik, namun dengan adanya pagar akan lebih membatasi hal tersebut.

Warga akan lebih segan untuk masuk ke dalam rumah tetangganya jika

pagar tersebut tertutup.

GAMBAR 5.73 Contoh rumah yang berpagar pada RT 05 Dusun Glaran I

(Sumber : dokumentasi pribadi)

GAMBAR 5.72 Contoh rumah yang tidak berpagar pada Dusun Bulu (Sumber : dokumentasi pribadi)

Page 60: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

163

Gambar di atas merupakan salah satu contoh potongan melintang

pada rumah yang memiliki pagar. Adanya pagar tersebut menciptakan

suatu batasan yang lebih jelas pada suatu area kepemilikan lahan. Hal ini

membuat kondisi interaksi sosial mengalami perubahan. Kebebasan

GAMBAR 5.74 Peta rumah-rumah yang memiliki pagar pada RT 05 Dusun Glaran I

(Sumber : analisa pribadi)

GAMBAR 5.75 Potongan melintang A-A’ (Sumber : analisa pribadi)

Page 61: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

164

warga untuk masuk ke rumah tersebut dan melakukan interaksi akan lebih

terbatasi.

Gambar di atas merupakan salah satu contoh potongan melintang

pada rumah yang tidak memiliki pagar. Rumah warga tersebut

berseberangan dengan rumah makan. Jarak rumah warga dengan jalan

cukup dekat serta dengan tidak adanya pagar warga lebih leluasa untuk

melakukan interaksi sosial di dalam halaman rumah. Sedangkan pada

rumah makan tersebut memiliki jarak yang cukup jauh dengan jalan

sehingga halamannya dapat dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan.

Dengan munculnya tanda-tanda perubahan sikap sosial budaya

masyarakat pada Dusun Glaran I serta munculnya beberapa Pokdarwis

pada Desa Bejiharjo menimbulkan suatu kekhawatiran. Meskipun pada

saat ini tidak terjadi konflik dan menurut Pak Bagyo selaku Ketua

Pokdarwis Dewa Bejo menyatakan jika sesama Pokdarwis berhubungan

baik, namun terdapat suatu persaingan. Persaingan ini timbul akibat

adanya beberapa Pokdarwis yang menawarkan paket wisata yang hampir

sama yaitu sama-sama menuju obyek wisata Gua Pindul meskipun

GAMBAR 5.76 Potongan melintang B-B’ (Sumber : analisa pribadi)

Page 62: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

165

disertai dengan wisata lain sesuai Pokdarwis masing-masing. Meskipun

persaingan tersebut tidak terlalu terlihat, namun jika suatu saat terjadi

masalah dapat mengganggu hubungan kelompok Pokdarwis tersebut.

Selain persaingan itu juga dapat terjadi persaingan antar homestay yang

ada terlebih jika jumlah homestay semakin banyak dan semakin

berkembang.

Jika masalah persaingan ini sampai menimbulkan konflik akan

berdampak pada sikap sosial budaya masyarakat desa yang terkenal

guyub. Suasana desa akan mulai terpengaruh dengan sikap individualis

seperti halnya di kota. Sebaiknya hal ini patut dicermati agar di masa

mendatang sikap keguyuban masyarakat desa tersebut tidak akan hilang,

karena hal ini merupakan salah satu yang menarik perhatian pengunjung.

Page 63: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

166

RA

NG

KU

MA

N P

EM

BA

HA

SA

N P

ER

UB

AH

AN

TA

TA

RU

AN

G D

ES

A T

ER

HA

DA

P A

KT

IVIT

AS

PE

NU

NJA

NG

WIS

AT

A

PA

DA

DU

SU

N G

LA

RA

N I

DA

N D

US

UN

BU

LU

Hasil T

em

uan

Dusun G

lara

n I

mem

anfa

atk

an p

ote

nsi

ala

m u

ntu

k w

isata

deng

an b

aik

, na

mun

kura

ng

mem

perh

atikan

po

la

perk

em

bang

an

bang

una

n y

an

g a

da.

Dusun B

ulu

kura

ng

mem

anfa

atk

an p

ote

nsi

wis

ata

kera

jina

n

deng

an b

aik

, na

mun

kondis

i ala

m m

asih

terjag

a d

eng

an b

aik

meskip

un a

kses jala

n

masih

kura

ng.

An

alisa

Dusun G

lara

n I

:

Kon

dis

i solid

-void

pa

da

dusun in

i m

ula

i

meng

ala

mi peru

ba

han

Are

a t

erb

uka m

ula

i

dig

unaka

n u

ntu

k

pem

ban

gun

an

pere

kon

om

ian (

fasili

tas

wis

ata

)

Jala

n lin

gkun

ga

n

dip

erb

aik

i

Mem

anfa

atk

an p

ote

nsi

ala

m u

ntu

k w

isata

deng

an b

aik

Dusun B

ulu

:

Kon

dis

i solid

-void

pa

da

dusun in

i cend

eru

ng

sta

tis

Are

a t

erb

uka m

asih

dig

unaka

n u

ntu

k

pert

an

ian

Jala

n lin

gkun

ga

n m

ula

i

dip

erb

aik

i m

eskip

un

baru

sed

ikit

Pote

nsi w

isata

kera

jinan k

ura

ng

dim

anfa

atk

an

de

nga

n

baik

Ap

ilkas

i L

oka

si D

usu

n

Bu

lu

Ap

likas

i L

oka

si D

usu

n

Gla

ran

I

Kera

ng

ka T

eo

ri

Roger

Tra

ncik

(198

6)

Terd

apa

t tiga p

en

dekata

n

teori

urb

an

desig

n

ya

ng

jika

dig

unakan

akan

mend

ap

atk

an

pera

nca

nga

n

kaw

asan

deng

an

ba

ik

yaitu

mem

beri

ka

n

str

uktu

r

pada

solid

da

n

void

,

meng

atu

r hub

ung

an

anta

r ele

me

n,

dan

mena

ng

gap

i kebu

tuh

an

manusia

dan e

lem

en u

nik

dari lin

gkun

gan t

ert

entu

.

Page 64: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

167

Hasil T

em

uan

Dusun G

lara

n I

mu

lai

mem

bentu

k p

ola

desa

meng

elil

ingi fa

sili

tas

tert

entu

Dusun B

ulu

masih

berk

em

bang

mem

bentu

k p

ola

lin

ier

meng

ikuti jala

n

Dusun G

lara

n I

mem

anfa

atk

an p

ote

nsi

ala

m y

an

g a

da

sebaga

i o

byek w

isa

ta,

sehin

gga a

da

nya

fungsi baru

yang

muncu

l. (

pe

netr

asi)

Dusun B

ulu

kura

ng

meng

em

ban

gkan

pote

nsi kera

jinan

ters

ebut, s

ehin

gg

a

fungsi la

han

cenderu

ng m

asih

sam

a s

eb

aga

i

perm

ukim

an.

An

alisa

Dusun G

lara

n I

:

M

uncu

l sara

na y

an

g

mend

ekati o

byek w

isata

R

um

ah h

unia

n b

eru

bah

men

jad

i ru

mah u

saha

K

eg

iata

n e

kono

mi le

bih

terp

usat

pad

a o

byek

wis

ata

Dusun B

ulu

:

Rum

ah p

era

jin

menyeb

ar

Tid

ak m

em

iliki p

usat

akan p

ote

nsi w

isa

ta

ters

ebut

Dusun G

lara

n I

:

P

erg

era

kan m

asyara

kat

yang s

ere

mpak d

ala

m

peng

em

ban

gan w

isata

M

ula

i m

asuknya f

ungsi

abru

seb

aga

i are

a

kom

erisl w

isata

Dusun B

ulu

:

K

era

jinan b

langko

n

dila

kukan d

i da

lam

rum

ah s

ebag

ai m

ata

pencah

aria

n s

am

pin

ga

n

T

idak a

danya

are

a

kom

ers

il ya

ng je

las

Ap

ilkas

i L

oka

si D

usu

n

Bu

lu

Ap

likas

i L

oka

si D

usu

n

Gla

ran

I

Kera

ng

ka T

eo

ri

Dald

joeni (1

98

7)

Mem

bag

i b

entu

k d

esa

secara

sederh

ana y

aitu

bentu

k d

esa m

enyusur

sepan

jan

g p

anta

i, d

esa

yang terp

usat, lin

ier

di

data

ran r

en

dah,

meng

elil

ingi fa

sili

tas

tert

entu

Bourn

e (

19

71)

Fungsi

beru

ba

han

lah

an

bia

sa

nya

palin

g

sering

meng

ala

mi

peru

bah

an

fungsi

ka

wasan a

nta

ra l

ain

yaitu

terj

adin

ya

pen

etr

asi,

invasi,

dom

inasi,

dan

suksesi

Page 65: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

168

Hasil T

em

uan

Dusun G

lara

n I

Terjad

i tr

ansfo

rmasi

ruang,

ad

anya

pena

mb

aha

n r

ua

ng

dan p

eru

baha

n fu

ngsi

yang terj

ad

i.

Privatisasi p

em

ilik

rum

ah m

ula

i te

rbata

si

dan t

erg

eser

ke a

rea

bela

kang r

um

ah.

Dusun B

ulu

Terjad

i a

danya

peng

gan

daa

n f

ungsi

ruang s

ebag

ai ru

an

g

kerja.

Privatisasi p

em

ilik

rum

ah t

eta

p terj

ag

a

kare

na o

rgan

isasi

ruang y

ang m

asih

terjag

a.

Terjad

inya h

ousin

g

adju

stm

ent seb

aga

i

usaha p

em

enu

han

kebutu

han k

etika

peng

hun

i m

era

sakan

kekura

nga

n r

uan

g

untu

k b

era

ktifita

s.

An

alisa

Dusun G

lara

n I

:

Kon

dis

i ru

ma

h h

unia

n

beru

bah m

en

jad

i ru

mah

usaha (

hom

esta

y)

Terjad

i p

eru

ba

han

tata

ruang

Terjad

i p

erg

esera

n

org

an

isasi ru

ang,

sepert

i are

a p

ub

lik

berg

eser

ke d

ala

m d

an

are

a p

rivat te

rdesak k

e

bela

kang

Dusun B

ulu

:

Rum

ah h

unia

n b

eru

bah

men

jad

i ru

mah u

saha

tem

pat kerj

a

pem

buata

n b

langkon

Terjad

i p

eru

ba

han

tata

ruang d

an

peng

gan

daa

n f

ungsi

Are

a p

ub

lik, se

mi

pub

lik, pri

vat m

aup

un

serv

is e

ttap t

erja

ga

Ap

ilkas

i L

oka

si D

usu

n

Bu

lu

Ap

likas

i L

oka

si D

usu

n

Gla

ran

I

Kera

ng

ka T

eo

ri

DK

Ch

ing (

19

79)

Morf

olo

gi

leb

ih

meneka

nkan

pa

da

pem

bah

asan

be

ntu

k

geom

etr

ik,

seh

ing

ga

untu

k

mem

beri

makna

pada

ungkap

an r

uan

gnya

haru

s

dik

aitka

n

deng

an

nila

i ru

ang te

rtentu

. N

ilai

ruang

sa

ling

berk

aitan

deng

an o

rgan

isasi

ruan

g,

hubu

nga

n

rua

ng,

dan

bentu

k r

uan

g.

Turn

er

(197

2)

Tra

nsfo

rmasi

dala

m

peng

gun

aan

ru

ang

menyeb

abka

n

terj

ad

inya

penyesua

ian

peri

laku

manusia

te

rhad

ap

peru

baha

n te

rseb

ut

yaitu

housin

g

ad

apta

tion

(penyesua

ian

pasif)

dan

housin

g

ad

justm

ent

(penyesua

ian

aktif)

Page 66: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

169

Hasil T

em

uan

Dusun G

lara

n I

:

Tra

nsfo

rmasi

ruang y

ang

terjad

i akib

at

aktifita

s

wis

ata

ya

ng a

da.

Pem

ilik

rum

ah

mem

anfa

atk

an

rua

ng

yang

ada

untu

k

kebutu

han

eko

nom

i

deng

an

meru

bah

ata

u

mena

mb

ah

pera

bot

(sem

ifix

ed

-fea

ture

space

)

sert

a

aktifita

s

yang

bert

am

bah

(i

nfo

rma

l

space

)

Dusun B

ulu

:

Tra

nsfo

rmasi

rua

ng

terjad

i akib

at

tidak

adanya

ruang

khusus

untu

k

mela

kukan

pekerja

an

pem

buata

n

bla

ngkon.

Tid

ak

banyak

peru

baha

n

fixed

ata

u

sem

ifix

ed

yang

terj

ad

i,

leb

ih

banyak

pa

da

info

rmal space

.

An

alisa

Dusun G

lara

n I

:

Ruan

gan r

um

ah

meng

ala

mi tr

ansfo

rmasi

sepert

i peru

baha

n

fungsi ru

an

g

Peru

baha

n fu

ngsi

ters

ebut

did

ukun

g

deng

an t

am

bah

an

pera

bo

t ru

ang

Dusun B

ulu

:

Ruan

gan r

um

ah

terd

ap

at p

eng

gan

daa

n

fungsi yang d

ilakuka

n

secara

bers

am

aan

Terd

apa

t pera

bot

yang

mend

ukun

g terj

ad

inya

kedua a

ktifita

s ters

ebut

Ap

ilkas

i L

oka

si D

usu

n

Bu

lu

Ap

likas

i L

oka

si D

usu

n

Gla

ran

I

Kera

ng

ka T

eo

ri

Hall

da

lam

Lang (

198

7)

Peru

baha

n /

tra

nsfo

rmasi

ruang

dala

m

hu

nia

n

dapa

t d

iidentifikasik

an

dala

m tig

a kate

gori

yaitu

Fix

ed

-fea

ture

sp

ace,

sem

ifix

ed

-fe

atu

re

space

dan info

rma

l space

Page 67: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

170

Hasil T

em

uan

Dusun G

lara

n I

Pen

gem

ban

ga

n d

usu

n

deng

an o

byek w

isata

yang a

da s

ud

ah

dila

kukan d

en

gan

ba

ik

sert

a d

idukun

g o

leh

kondis

i dusu

n y

an

g

mem

ada

i.

Dusun B

ulu

Pen

gem

ban

ga

n d

usu

n

deng

an o

byek w

isata

kera

jinan in

i kura

ng

dila

kukan d

en

gan

baik

. te

rle

bih

lagi

kondis

i dusu

n y

an

g

kura

ng m

em

ada

i.

An

alisa

Dusun G

lara

n I

:

F

asili

tas w

isata

ya

ng

terp

usat

dap

at

mem

bantu

perk

em

bang

an w

isata

dan d

esa

K

eb

ers

am

aan

masyara

kat y

an

g terj

alin

baik

dala

m k

esatu

an

meng

em

ban

gkan o

byek

wis

ata

K

on

dis

i dusu

n d

enga

n

sara

na p

rasara

na y

ang

cukup m

em

ad

ai

Dusun B

ulu

:

Obyek w

isata

kera

jina

n

yang ters

eb

ar

di ru

mah

-

rum

ah w

arg

a , d

apat

menyu

litka

n d

ala

m

peng

em

ban

gan w

isata

Kura

ngnya m

otivasi

dala

m m

em

aju

kan

obyek w

isata

kera

jinan

ini ke r

an

ah y

an

g leb

ih

luas

Kon

dis

i dusu

n d

enga

n

sara

na p

rasara

na y

ang

kura

ngm

em

ada

i

Ap

ilkas

i L

oka

si D

usu

n

Bu

lu

Dusun B

ulu

:

W

isata

ke

rajin

an

tradis

iona

l b

langkon

Jala

n lin

gkun

ga

n d

an

akses k

e d

usun y

ang

kura

ng b

aik

M

asyara

kat salin

g

mend

ukun

g d

ala

m

pem

buata

n k

era

jinan

bla

ngkon in

i

T

idak a

danya

obyek

wis

ata

ya

ng t

erp

usat,

menyeb

ar

pa

da r

um

ah

-

rum

ah w

arg

a

Ap

likas

i L

oka

si D

usu

n

Gla

ran

I

Dusun G

lara

n I

:

W

isata

ala

m G

ua

Pin

du

l yan

g m

enarik

Jala

n lin

gkun

ga

n d

an

akses k

e o

byek w

isata

sudah b

aik

K

eb

ers

am

aan

masyara

kat d

ala

m

peng

em

ban

gan w

isata

F

asili

tas w

isata

ya

ng

teru

s d

ike

mba

ngka

n

O

byek w

isata

ya

ng

terp

usat

Kera

ng

ka T

eo

ri

Soe

marm

o (

20

10)

Dala

m p

rinsip

dasar

peng

em

ban

gan d

esa

wis

ata

perl

u d

ilakukan

pem

enu

han p

ers

yara

tan

anta

ra la

in a

ksesib

ilita

s

yang b

aik

, m

em

iliki o

byek

menari

k, duku

nga

n

masyara

kat, s

ara

na d

an

pra

sara

n y

an

g m

em

ada

i

Page 68: BAB V PEMBAHASAN PENELITIANeprints.undip.ac.id/60229/7/BAB_V.pdf104 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1. Urban Spatial Design 5.1.1. Figure Ground a. Dusun Glaran I Pada Dusun Glaran I

171