BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum. BAB V Pelaksanaan... · tahapan pekerjaan memiliki...
Transcript of BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum. BAB V Pelaksanaan... · tahapan pekerjaan memiliki...
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-1
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Uraian Umum
Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting
dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
yaitu dapat mencapai biaya, kualitas dan waktu yang efektif dan efisien. Sehingga
aspek teknologi seringkali diterapkan dalam metode pelaksanaan dan memiliki
peran tersendiri dalam menunjang pencapaian sasaran proyek.
Pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi
lapangan yang tidak sesuai dengan perencanaan maka diperlukan suatu metode
terobosan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan kata lain semua
tahapan pekerjaan memiliki metode pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan
peruntukan proyek (baik proyek gedung, bendungan, jalan layang, dsb.) dan
desain konsultan perencana yang sebelum pelaksanaannya harus mendapatkan ijin
dari konsultan pengawas
Hal yang mempengaruhi metode pelaksanaan konstruksi gedung bertingkat
adalah :
a. Kondisi Lokasi Proyek,
b. Lingkungan Sekitar Lokasi Proyek
c. Jalur Akses ke Lokasi Proyek
d. Volume Pekerjaan
e. Ketersediaan Material dan Bahan Bangunan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-2
f. Ketersediaan Peralatan dan Alat Berat
g. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
h. Tingkat Kualitas yang dibutuhkan
i. Jadwal Pelaksanaan Proyek Konstruksi, dan
j. Pelaksanaan Proyek Konstruksi
5.2 Pekerjaan Persiapan
5.2.1 Survey Lokasi Proyek dan Proses IMB
Pada tahapan ini dilakukan survey terhadap lokasi proyek, baik itu
akses maupun kondisi proyek. Kemudian Owner harus melakukan tahap
Perizinan Melakukan Pembangunan (IMB) sesuai dengan ketentuan dari
pemerintah setempat, dan setelah di Approve oleh pihak berwenang maka
Owner baru boleh melakukan pembangunan yang dilanjutkan oleh tahap
persiapan lainnya.
5.2.2 Site Planning
Pekerjaan Site Plane terdiri dari:
a. Pembuatan Pagar dan Papan Nama Proyek
b. Pembersihan Lokasi Proyek
c. Pembangunan Kantor dalam Lokasi Proyek
d. Pembangunan Gudang Material dan Bahan Bangunan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-3
5.2.3 Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja)
Shop drawing atau gambar kerja kontraktor merupakan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar lebih mudah dan terkendali secara
teknis, efisiensi waktu pelaksanaan dan juga kualitas kerja.
5.2.4 Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya
Kebutuhan sumber daya ini tidak hanya dari segi tenaga kerja,
namun juga dari segi pasokan listrik dan air yang dibutuhkan oleh
kontraktor selama pelaksanaan proyek konstruksi.
5.2.5 Pengadaan Material dan Bahan Bangunan
Pengadaan pasokan material yang dibutuhkan harus selalu berjalan
baik selama pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam tahap ini kontraktor
perlu memberikan perhatian khusus dalam memasok kebutuhan material,
karena seringkali pemasokan yang tidak sesuai (mengalami keterlambatan
pengadaan atau harga material yang tidak sesuai RAB pada kontrak) dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada tahap berikutnya.
5.2.6 Mobilisasi Demobilisasi
Mobilisasi merupakan tahapan persiapan dimana pasokan sumber
daya seperti tenaga kerja, material dan alat berat dibawa ke lokasi proyek
dan siap untuk digunakan. Sedangkan Demobilisasi merupakan tahapan
dimana alat dan material yang tersisa harus dikeluarkan atau dibersihkan
dari lokasi proyek saat pelaksanaan proyek telah mencapai 100% atau telah
selesai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-4
5.2.7 Pengukuran Awal Pelaksanaan Proyek
Pengukuran adalah tahap awal dalam melaksanakan proyek
kontruksi. Dimana dalam tahap ini kontraktor melakukan pengukuran titik-
titik koordinat, yang bertujuan mencari ketepatan koordinat dan elevasi
untuk struktur bangunan. Pengukuran titik-titik koordinat dilakukan dengan
alat ukur Total Station dan pengukuran elevasi dilakukan dengan alat ukur
Theodolite. Sebelum pengukuran awal dimulai, biasanya konsultan sudah
melakukan Soil Investigation yang dilakukan untuk mendapatkan data yang
membantu perencanaan pondasi dan kekuatan tanah dasar yang menjadi
dudukan bagi pondasi itu sendiri.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan persiapan adalah :
a. Melakukan koordinasi dan perijinan dalam proses persiapan
yang bersangkutan dengan legalitas pelaksanaan, agar tidak
mengganggu proses konstruksi.
b. Pihak yang terkait dengan tahap persiapan harus membuat
urutan pelaksanaan pekerjaan dan area Pekerjaan, dengan
berbagai pertimbangan sehingga diperoleh pelaksanaan kerja
yang efektif dan efisien. Pertimbangan ini dilihat dari Volume
Pekerjaan yang disesuaikan dengan Schedule Proyek.
c. Penentuan kebutuhan material per area Pekerjaan telah
disesuaikan dengan Metode Konstruksi (seperti : pekerjaan
bekisting, pembesian dan pengecoran).
d. Ketelitian dalam pekerjaan pengukuran titik koordinat lokasi,
dan elevasi elemen struktur dengan menggunakan alat Total
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-5
Station dan Theodolite (Seperti : pondasi, kolom, balok dan
pelat struktur), karena hal ini akan mempengaruhi struktur
bangunan.
5.3 Pekerjaan Struktur Atas
5.3.1 Pekerjaan Kolom Struktur
Langkah Pekerjaan Kolom Struktur dapat dilihat pada flowchart
dibawah ini :
Gambar 5.1 Diagram Tahap Pekerjaan Kolom
a. Pekerjaan Pembesian Kolom
Pekerjaan pembesian tulangan pokok kolom dilakukan di tempat
terpisah. Setelah pekerjaan pembesian selesai, kemudian diangkut
menggunakan Tower Crane QLCM kapasitas 1.2 ton dan Tower
Crane SCM kapasitas 2 ton untuk dipasang pada titik koordinat
kolom. Tulangan yang digunakan dalam tulangan kolom adalah :
1) Untuk tulangan pokok yang digunakan adalah tulangan D19 –
D32.
2) Untuk tulangan sengkang digunakan tulangan D10.
3) Besi yang digunakan adalah besi polos BJTP 24 dengan mutu
baja (fy) 240 Mpa dan Besi Ulir BJTD 40 dengan mutu baja (fy)
400 Mpa.
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Pengecoran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-6
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Kolom adalah sebagai
berikut:
1) Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.
2) Pengadaan material tulangan kolom
Gambar 5.2 Pengadaan Material Tulangan
3) Baik tulangan utama, ekstra maupun sengkang dapat
disesuaikan terlebih dahulu ukurannya sebelum pemasangan.
Jika panjang besi melebihi dari gambar kerja, besi dapat
dipotong dengan menggunakan Cutting Wall seperti gambar
5.3a Dan untuk kait tulangan sengkang atau tulangan kolom
yang memerlukan pembengkokan, maka besi dapat
dibengkokkan sesuai dengan standar pembengkokkan 45°
menggunakan Bar Bender seperti gambar 5.3b.
Gambar 5.3a Pemotongan Besi dengan Cutting Wall
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-7
Gambar 5.3b Pembengkokkan Besi dengan Bar Bender
4) Pemasangan tulangan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja
dimana besi yang perlu disambung harus di overlapping sesuai
dengan perhitungan atau spesifikasi teknis.
5) Kemudian pada daerah tumpuan, sengkang dengan tulangan
D10 diletakkan lebih rapat setiap jarak 100 mm sepanjang 1/4
Ld bentang kolom. Hal ini disebabkan karena adanya gaya geser
yang semakin besar pada daerah tumpuan. Sedangkan di daerah
lapangan, sengkang cukup diletakkan lebih renggang pada jarak
kisaran 150 – 200 mm.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-8
Gambar 5.4 Standar dan Gambar kerja Pembesian Kolom
6) Tulangan sengkang maupun tulangan ekstra diikat dengan
menggunakan kawat branded guna menjaga sambungan agar
tidak lepas saat pengecoran.
Gambar 5.5 Pembesian pada kolom
7) Tulangan yang selesai dirakit, dibawa ke lokasi titik koordinat
kolom dengan tower crane dan ditempatkan pada posisi yang
telah di marking.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-9
8) Pasang besi kolom yang baru kedalam stek besi yang
terpasang pada kolom yang telah dicor.
9) Sebelum dilakukan pemasangan bekisting tulangan kolom
diberi beton decking dengan ketebalan sesuai selimut beton.
Untuk kolom, selimut beton yang digunakan setebal 40 mm.
Pemasangan beton decking difungsikan menjaga kelurusan
tulangan saat pengecoran dan menjadi area keududukan bagi
selimut beton.
b. Pekerjaan Bekisting Kolom
Pekerjaan bekisitng merupakan pekerjaan pembuatan cetakan
beton agar sesuai dengan bentuk dan dimensi yang telah
direncanakan. Bekisting umumnya terdiri alas perancah dan cetakan
beton. Pada proyek T-Plaza Apartemen, bekisting kolom yang
digunakan adalah Formwork PERI VARIO Wall GT 24 dengan
Tekanan ijin Beton Basah 60 kN/m2.
Gambar 5.6 Bekisting PERI VARIO
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-10
Berikut adalah contoh gambar kerja bekisting kolom :
Gambar 5.7 Gambar Kerja Bekisting PERI VARIO
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-11
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Kolom adalah sebagai
berikut :
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan
bekisitng kolom.
2) Marking bekisting kolom dengan memasangkan sepatu kolom
berupa profil baja siku L 30.30.3 yang dilas ke sengkang kolom
dan pasang Base Plate For RSS pada jarak 1600 mm dari sepatu
kolom.
3) Pasang elemen-elemen bekisting PERI VARIO seperti Grider
Head Piece, Wedge Head Piece untuk pengikat Push-Pull Props
RSS dan Kicker Brace AV pada Carriage dengan menggunakan
Lockin Pin.
4) Permukaan dalam bekisting diberi Plywood Phenolic dengan
ketebalan 18 mm
5) Olesi bekisting Plywood dengan Oil Form.
6) Angkat panel dengan menggunakan Tower Crane dan
tempatkan tepat pada garis marking bekisting.
7) Atur ketegakkan dan kelurusan panel.
Gambar 5.8 Pemasangan Bekisting PERI VARIO System
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-12
8) Kemudian pasang Scaffold Bracket GB.80 sebagai lantai kerja,
kemudian cek terhadap vertikal panel kolom dan kencangkan
Tierod.
c. Pekerjaan Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan pembesian dan
bekisting kolom telah selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan melalui surat izin pengecoran dari konsultan pengawas.
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Kolom adalah sebagai
berikut:
1) Tentukan titik pengecoran pada Shop Drawing.
2) Kemudian Supervisor atau Quality Control membuat surat izin
pelaksanaan pengecoran kolom kepada konsultan pengawas.
3) Periksa kebersihan pada sambungan atau pada batas pengecoran.
4) Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru yang akan
dicor disiram dengan menggunakan Calbond (Bahan perekat
berupa air semen).
5) Siapkan Concrete Bucket dan Concrete Pump untuk pekerjaan
pengecoran.
Gambar 5.9 Persiapan Concrete Bucket
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-13
6) Beton Ready Mix dari Batching Plant PT. Adimix Precast
Indonesia dengan mutu beton kolom K-500 atau setara fc’ 41,5
Mpa.
Gambar 5.10 Beton Ready Mix tiba dilokasi proyek
7) Beton yang telah datang dituangkan kedalam gerobak untuk
dilakukan uji slump beton (Uji kekentalan dan kualitas beton).
Gambar 5.11 Penuangan adukan beton Ready Mix untuk Uji Slump
Beton
8) Pengujian slump beton dilakukan dengan memadatkan adukan
beton Ready Mix dengan menusukan tongkat berdiameter 16
mm sepanjang 60 cm sebanyak 25-30 kali secara merata pada
setiap lapis adukan dan dilakukan berulang sampai tiga lapisan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-14
pada cetakan logam kerucut. Hal ini bertujuan untuk
memadatkan rongga-rongga kosong pada adukan beton. Setelah
itu permukaan beton uji diratakan, dan cetakan diangkat
perlahan–lahan. Nilai slump normal berada pada 12 ± 2 cm.
Gambar 5.12 Hasil Uji Slump Beton
9) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, beton Ready Mix
dituang kedalam concrete bucket dan ditutup serta dikunci agar
tidak tumpah kemudian diangkut dengan menggunakan tower
crane.
Gambar 5.13 Pengangkutan Concrete Bucket dan Pipa Tremie
dengan Tower Crane
10) Pekerja yang akan melakukan pekerjaan pengecoran diharuskan
terlebih dahulu memakai perlengkapan K3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-15
11) Setelah concrete bucket tiba dilokasi pengecoran, tutupnya
dibuka dan beton dituangkan kedalam bekisting dengan
menggunakan Concrete Pump.
12) Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan
ketentuan ≤ 1,5 m. Hal ini dilakukan untuk menghidari agregat
kasar terlepas dari adukan beton.
13) Proses pengecoran dilakukan setiap layer atau bertahap. Pada
tahap pertama pengecoran dilakukan setinggi ± 1,5 m, dan pada
tahap kedua dilakukan sesuai dengan elevasi yang telah
ditentukan.
14) Padatkan beton dengan menggunakan Concrete Vibrator.
15) Kemudian pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah.
Ketentuan dalam pengecoran dan curing beton, sebagai berikut :
1) Concrete Vibrator sedapat mungkin dimasukkan ke dalam
adukan beton dengan posisi yang vertikal, tetapi dalam keadaaan
khusus boleh dimiring sampai dengan ketentuan yang berlaku.
Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan
pemisahan agregat.
2) Concrete Vibrator dijaga agar tidak mengenai bekisting,
tulangan kolom atau bagian beton yang mulai mengeras. Untuk
menghindari hal ini posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm
dari bekisting.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-16
3) Concrete Vibrator dihentikan apabila adukan beton mulai
kelihatan mengkilap di sekitar Concrete Vibrator tersebut dan
pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik getaran.
d. Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan 12 jam setelah
pengecoran. Kondisi paling ekstrim pelepasan bekisting kolom
adalah 8 jam setelah pengecoran. Hal ini asumsikan bahwa beton
telah mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal.
Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
pengawas proyek atau MK. Proses pelepasan bekisting dilakukan
dengan hati – hati untuk menghindari kolom dari kerusakan.
Bekisting yang telah dilepas diangkat dengan menggunakan Tower
Crane dan dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi
pelumas untuk kemudian dipasang pada titik kolom selanjutnya.
Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir
dari pekerjaan kolom, berikut urutan prosesnya :
1) Kendorkan semua wing nut atau baut yang terdapat pada
bekisting.
2) Kendorkan Kicker Brace dan secara bersamaan bekisting kolom
akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.
3) Bekisting kolom kemudian diangkat dan dipindahkan. Dapat
dipasangkan pada titik kolom berikutnya dengan menggunakan
Tower Crane. Sebelumnya bekisting diberi alas muka atau
bekisting dalam berupa Plywood dan diolesi oli pelumas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-17
e. Perawatan atau Curing Beton Kolom
12 Jam setelah pengecoran kolom bekisting boleh dilepas dan
dilakukan pelaksanaan perawatan beton atau curing beton dengan
menggunakan Ultrachem Curing Coumpond. Hal ini dilakukan
untuk merawat beton agar tidak terlalu cepat kehilangan air atau
menjaga kelembaban beton, suhu beton dan memperbaiki beton
apabila terjadi keretakan.
5.3.2 Pekerjaan Balok dan Pelat Struktur
Langkah Pekerjaan Balok dan Pelat Struktur dapat dilihat pada
flowchart dibawah ini :
Gambar 5.14 Diagram Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat
a. Pekerjaan Bekisting Balok & Pelat Lantai
Pekerjaan bekisting balok & pelat merupakan satu kesatuan, karena
pekerjaannya dilaksanakan bersamaan. Pembuatan panel bekisting
harus sesuai dengan yang tertera pada shopdrawing.
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Balok dan Pelat adalah
sebagai berikut:
1) Lakukan pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan. Hal ini
bertujuan untuk menentukan as, elevasi dan mengatur serta
memastikan kerataan kedudukan balok dan pelat yang ada pada
shopdrawing.
2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Balok, antara lain :
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pengecoran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-18
a) Persiapkan bahan dan material yang akan digunakan pada
pekerjaan bekisting balok. Umumnya tebal bekisting
tembereng balok lebih tebal dibandingkan dengan bekisting
bottom balok. Hal ini dikarenakan adanya gaya tekan beton
pada daerah tembereng bekisting yang memungkinkan
terjadinya pergeseran atau kerusakan pada bekisitng tersebut.
Dalam proyek ini bekisting yang digunakan untuk
Tembereng adalah bekisting Plywood Polyfilm dengan
ketebalan 16 mm dan untuk Bottom adalah bekisting
Plywood Polyfilm dengan ketebalan 12 mm. Dan material
utama lainnya seperti: balok kayu 5/7, dan 6/12.
b) Kemudian Scafholding disusun berjajar dengan jarak masing
– masing 100 cm sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
c) Atur Base Jack atau U-head Jack untuk ketinggian
scaffolding balok.
d) Pada U-head dipasang balok kayu atau Girder ukuran 6/12
sejajar dengan arah Cross Brace.
e) Diatas Girder dipasang balok suri atau biasa disebut balok
kaso dengan ukuran 5/7 disetiap jarak 60 cm kearah
melintangnya.
f) Pasangkan bekisting Plywood Polyfilm 12 mm sebagai
bottom balok dan Plywood Polyfilm 16 mm sebagai
tembereng balok sesuai dengan dimensi balok pada
Shopdrawing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-19
3) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Pelat, antara lain :
a) Persiapkan bahan dan material yang akan digunakan pada
pekerjaan bekisting pelat. Umumnya tebal bekisting pelat
sama dengan tebal bekisting bottom balok yaitu dengan
menggunakan Plywood Polyfilm ukuran 12 mm. Dan material
utama lainnya seperti : balok kayu 5/7.
b) Scafholding disusun berjajar sama dengan scafholding untuk
balok. Karena elevasi pelat lebih tinggi daripada balok maka
Scaffolding untuk pelat juga lebih tinggi daripada balok dan
diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint
Pin. Ketinggian scahfolding pelat diatur oleh Base Jack dan
U-head Jack.
c) Pada U-head dipasang balok kayu atau Girder ukuran 5/7
sejajar dengan arah Cross Brace.
d) Kemudian dipasang plywood Polyfilm ukuran 12 mm sebagai
alas pelat. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak
terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran.
e) Semua bekisting yang telah rapat terpasang, kemudian diolesi
dengan pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting.
Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah dalam pekerjaan
pembongkaran dan menjaga bekisting masih dalam kondisi
layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-20
4) Pekerjaan Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan plat selesai, dilakukan
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan
menggunakan waterpass. Jika semua sudah memenuhi syarat
dan telah dicheck oleh MK maka balok dan pelat sudah siap
untuk pekerjaan pembesian.
b. Pekerjaan Pembesian Balok & Pelat Lantai
1) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Balok antara lain :
a) Pembesian balok dilakukan di lapangan.
b) Sebelum dilakukan pembesian pada titik lokasi balok,
tulangan disesuaikan ukurannya dengan desain penulangan
balok pada Shopdrawing seperti tulangan utama dengan
panjang 12 m, daerah tumpuan atau daerah lapangan dengan
panjang tulangan yang berbeda harus disesuaikan
berdasarkan kebutuhan perencanaan dengan dipotong
menggunakan Bar Cutter, dan tulangan kait ataupun
sengkang yang harus terlebih dahulu dipabrikasi dengan
menggunakan Bar Bender untuk membentuk bengkokan 45°
dapat dilihat pada gambar 5.16.a. dan detail angker tulangan
balok dapat dilihat pada gambar 5.16.b.
Gambar 5.16.a Gambar kerja Pembengkokan Angker
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-21
Gambar 5.16.b Detail Angker Tulangan Balok
c) Tulangan balok yang telah dipabrikasi kemudian diangkat
lalu diletakkan di atas bekisting balok yang telah disediakan.
d) Ujung besi balok masuk sepanjang 40D ke kolom atau
minimal ≥ 25D. Masuknya stek besi ini dilakukan apabila
tulang pada balok yang satu berbeda dengan balok sepanjang
as selanjutnya. Dengan catatan lebar kolom 25D≤ x ≥ 40D.
Gambar 5.17 Standar dan Gambar Kerja Penulangan Balok
dan Jarak Pejangkaran Sambungan Tulangan
e) Setelah pembesian selesai di rakit, pasang beton decking
umtuk selimut beton dengan tebal 40 mm pada alas dan sisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-22
samping balok lalu diikat dengan menggunakan kawat
branded.
f) Berdasarkan analisis bidang momen suatu struktur,
pembesian harus memperhatikan kedudukannya. Kedudukan
pembesian akan mempengaruhi kinerja dari struktur tersebut.
Umumnya kedua ujung balok yang mengikat pada kolom
atau biasa disebut daerah tumpuan (1/4L bentang arah kiri
dan 1/4L bentang arah kanan) akan mengalami momen
negatif pada serat atas balok. Hal ini dikarenakan adanya
gaya tarik pada serat atas balok dari beban yang bekerja
ditengah bentang sehingga menyebabkan serat bawah pada
daerah tumpuan tertekan. Jumlah tulangan, diameter dan
jarak sengkang pada daerah ini perlu diperhitungkan sesuai
dengan kebutuhan kekuatan struktur.
Sedangkan pada tengah bentang balok atau biasa disebut
daerah lapangan (1/2L bentang balok) akan mengalami
momen positif pada serat bawah balok. Hal ini dikarenakan
adanya gaya tarik pada serat bawah balok dari beban yang
bekerja ditengah bentang sehingga menyebabkan serat atas
pada daerah tumpuan tertekan. Namun pada daerah ini
sengkang yang digunakan berjarak lebih renggang dibanding
dengan sengkang yang akan digunakan untuk daerah
tumpuan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-23
Gambar 5.18 Standar Penulangan Balok dan Jarak Sengkang untuk Balok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-24
2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Plat antara lain:
a) Setelah perakitan besi balok selesai, pembesian pelat
dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap.
Besi tulangan diangkat dari gudang pengadaan dengan
menggunakan tower crane.
b) Pasangkan tulangan wire mesh dengan diameter 8mm yang
sudah tersusun dari 2 lapis tulangan. Kemudian pasang beton
decking untuk selimut beton dengan tebal 20 mm. Tulangan
wire mesh masuk sepanjang 1/2 kotak atau setara 7,5 cm
kedalam tulangan balok sesuai dengan standar angker pelat. 1
kotak wire mesh berukuran 15 cm x 15 cm. Sedangkan
dimensi wire mesh pada umumnya 5,4 m x 2,1 m. Jika wire
mesh perlu disambung, maka wire mesh tambahan masuk 1
1/2 kotak pada wire mesh sebelumnya.
c) Penyusunan wire mesh perlu memperhatikan bentang pelat
yang akan diduduki karena dapat mempengaruhi getaran pada
struktur pelat. Tulangan bawah wire mesh memanjang kearah
bentang terpendek, sebaliknya tulangan atas wire mesh
memanjang kearah bentang terpanjang.
d) Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan bawah dan
atas dipasang kaki ayam atau tulangan penyangga.
Gambar 5.19.a. Kaki Ayam atau Tulangan Penyangga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-25
Gambar 5.19.b. Keadaan Lapangan Kaki Ayam pada
Tulangan Pelat
e) Lakukan hal sebaliknya pada wire mesh untuk lapisan paling
atas pelat atau yang berada diatas tulangan penyangga.
3) Pekerjaan Pengecekan
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat dianggap selesai,
kemudian diadakan pekerjaan checklist oleh pengawas atau inspektor
konstruksi. Adapun hal yang diperiksa untuk pembesian sebagai
berikut :
a) Jumlah tulangan utama.
b) Diamater tulangan.
c) Jarak antar tulangan.
d) Jumlah dan jarak tulangan sengkang.
e) Jumlah dan jarak tulangan ekstra.
f) Lokasi plumbing seperti Gutter.
g) Penempatan Beton Decking.
h) Kebersihannya lokasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-26
Pengecekan dilakukan untuk mencocokan kondisi lapangan dengan
shopdrawing sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran. Kelalaian
dalam pekerjaan pembesian tidak bisa diperbaiki apabila sudah
terlanjur dilakukan pengecoran. Kelalaian ini dapat berupa kesalahan
penempatan jarak antar tulangan, diameter yang tidak sesuai dengan
Shopdrawing sehingga dapat menyebabkan kegagalan struktur.
c. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat
Pengecoran balok dan pelat dilakukan apabila pekerjaan
bekisting dan pembesian balok dan pelat telah selesai dikerjakan dan
telah mendapat persetujuan melalui surat izin pengecoran dari
konsultan pengawas.
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Balok dan Pelat adalah
sebagai berikut:
1) Supervisor atau Quality Control membuat surat izin pelaksanaan
pengecoran balok dan pelat kepada konsultan pengawas.
2) Periksa kebersihan lokasi balok dan pelat sebelum pengecoran.
3) Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru yang akan
dicor disiram dengan menggunakan Calbond (Bahan perekat
berupa air semen).
4) Siapkan Concrete Bucket dan Concrete Pump untuk pekerjaan
pengecoran.
5) Beton Ready Mix dari Batching Plant PT. Pionir Beton Industri
dengan mutu beton kolom K-400 atau setara fc’ 33,2 Mpa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-27
6) Beton yang telah datang dituangkan kedalam gerobak untuk
dilakukan uji slump beton (Uji kekentalan dan kualitas beton).
7) Lakukan uji slump dengan hasil nilai slump 12 ± 2cm.
8) Jika diperlukan pada pelat khusus, beton diberikan bahan
Intregral Waterproofing. Bahan ini digunakan pada struktur
yang mengharuskan struktur tersebut kedap terhadap air.
Lakukan kembali uji slump dengan nilai slump 16 ± 2cm.
9) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, beton Ready Mix
dituang kedalam concrete bucket dan ditutup serta dikunci agar
tidak tumpah kemudian diangkut dengan menggunakan tower
crane.
10) Pekerja yang akan melakukan pekerjaan pengecoran diharuskan
terlebih dahulu memakai perlengkapan K3.
11) Setelah concrete bucket tiba dilokasi pengecoran, tutupnya
dibuka dan beton dituangkan kedalam bekisting dengan
menggunakan Concrete Pump.
12) Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan
ketentuan ≤ 1,5 m. Hal ini dilakukan untuk menghidari agregat
kasar terlepas dari adukan beton.
13) Padatkan beton dengan menggunakan Concrete Vibrator.
d. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting balok dan pelat dilakukan 14 hari
setelah pengecoran. Hal ini didasarkan pada nilai kuat tekan beton
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proyek Apartement T-Plaza Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
V-28
yang mampu terbebani pada umur 14 hari dan interpolasi kuat tekan
beton pada umur beton 28 hari.
e. Perawatan atau Curing Beton Balok dan Pelat
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu
beton tetap baik dilakukan perawatan beton. Perawatan dilakukan
adalah dengan menyiram/membasahi permukaan beton dengan bahan
Compound yang dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/