BAB V KONSEP PERANCANGAN -...

19
60 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan Patung Kayu Handicraft Centre merupakan respon terhadap permasalahan perancangan yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Berdasarkan penekanan perancangan terhadap arsitektur lokal, konsep perancangan tapak mengacu pada konsep dan kaidah-kaidah arsitektur Bali. Berikut adalah pembahasan mengenai konsep perancangan Patung Kayu Handicraft Centre yang dibahas dalam 3 sub-bab, meliputi konsep makro, konsep meso, dan konsep mikro. 5.1. Konsep Makro Konsep makro merupakan respon terhadap permasalahan dasar dari perancangan Patung Kayu Handicraft Centre, yaitu sebagai solusi membangkitkan sentra kerajinan patung kayu yang berada di Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang. Berikut adalah skema konsep makro. Gambar 5. 1 Skema Konsep Makro

Transcript of BAB V KONSEP PERANCANGAN -...

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

60

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Konsep perancangan Patung Kayu Handicraft Centre merupakan respon terhadap

permasalahan perancangan yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Berdasarkan penekanan

perancangan terhadap arsitektur lokal, konsep perancangan tapak mengacu pada konsep dan

kaidah-kaidah arsitektur Bali. Berikut adalah pembahasan mengenai konsep perancangan Patung

Kayu Handicraft Centre yang dibahas dalam 3 sub-bab, meliputi konsep makro, konsep meso, dan

konsep mikro.

5.1. Konsep Makro

Konsep makro merupakan respon terhadap permasalahan dasar dari perancangan Patung

Kayu Handicraft Centre, yaitu sebagai solusi membangkitkan sentra kerajinan patung kayu yang

berada di Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang. Berikut adalah skema konsep makro.

Gambar 5. 1 Skema Konsep Makro

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

61

5.1.1. Patung Kayu Handicraft Centre sebagai Workshop Induk Pengrajin

Patung kayu Handicraft Centre merupakan wadah atau fasilitas bagi seniman untuk

membangkitkan kembali eksistensi kerajinan patung kayu di Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan

Desa Sedang. Fasilitas yang dirancang mengadaptasi sistem kerja lama dari pengrajin, yaitu

membentuk ruang kerja berkelompok. Seperti yang telah dijelaskan dalam analisis perancangan,

sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan patung melalui 4 proses

yang dikerjakan oleh seniman yang berbeda-beda sesuai keahliannya masing-masing, sehingga

akan lebih optimal jika dikerjakan secara berkelompok dalam satu tempat. Oleh karena itu,

perancangan Patung Kayu Handicraft Centre akan menjadi workshop induk pengrajin di tiga desa,

yaitu Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang.

Sebagai workshop induk, perancangan Patung Kayu Handicraft Centre tidak hanya

mengembalikan sistem kerja pengrajin pada kondisi yang optimal, tetapi juga memberikan fasilitas

tambahan agar pengrajin lebih produktif dan inovatif, melalui sebuah creative space. Tujuannya

adalah mengupayakan produk kerajinan dapat beradaptasi terhadap permintaan pasar dan mampu

bersaing dengan produk lainnya.

Gambar 5. 2 Ilustrasi Workshop Induk Pengrajin, Wadah Produksi yang Terintegrasi dengan Creative Space

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

62

Upaya menginisiasi pengrajin agar lebih produktif dan inovatif perlu untuk menyediakan

fasilitas yang tepat guna. Pada dasarnya seniman di kawasan sentra kerajinan patung kayu JAS ini

adalah insan kreatif, namun dengan memfasilitasi teknologi terkini pada ruang kerja menjadi

stimulus bagi seniman agar lebih inovatif dan mengekspresikan karya seni mereka sesuai dengan

permintaan pasar.

5.1.2. Patung Kayu Handicraft Centre sebagai media atraksi wisatawan dan generasi penerus

Pada dasarnya, kawasan sentra kerajinan patung kayu JAS sangat potensial untuk

dikembangkan menjadi sebuah daya tarik wisata, dengan begitu dapat berimbas pada pemasaran

produk kerajinan. Potensi tersebut terletak pada kawasan ini yang merupakan kawasan wisata, serta

produk kerajinan ini merupakan produk kerajinan yang khas dan unik dari Bali. Dengan menarik

wisatawan menuju kawasan, maka penjualan produk dapat dilakukan sendiri oleh pengrajin.

Apabila eksistensi sektor kerajinan ini meningkat dan menjadi mata pencaharian yang menjanjikan

lagi, merupakan sebuah daya tarik bagi generasi muda setempat untuk turut serta melestarikannya.

Lalu bagaimana perancangan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dan generasi muda

setempat? Berikut adalah beberapa preseden dalam membentuk sebuah atraksi wisata di Bali.

Pantai La Plancha merupakan daerah di kawasan Pantai Seminyak yang aksesnya sangat

terbatas sehingga jarang dikunjungi wisatawan. Namun semenjak disediakan furniture pantai yang

unik yang nyaman untuk aktivitas kelompok, tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan mulai

menjelang sunset hingga malam hari. Begitu pula pada Taman Lumintang Denpasar. Pada mulanya

Gambar 5. 3 Contoh Fasilitas yang Atraktif bagi Wisatawan dan Penduduk Lokal

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

63

hanya berfungsi sebagai rain water catchment berupa taman kota. Namun semenjak dibangun

jogging track, tempat ini selalu ramai dari pagi hingga malam hari. Begitupula pada desa wisata

Penglipuran di Kabupaten Bangli. Pada mulanya merupakan pemukiman penduduk seperti pada

umumnya. Semenjak menjadi desa wisata dan diberi fasilitas wisata, desa ini ramai dikunjungi

wisatawan. Lalu bagaimana dengan Patung Kayu Handicraft Centre?

Pada dasarnya kualitas produk kerajinan patung kayu unik dan khas menjadi daya atraksi

wisata. Sebagai sebuah karya seni, setiap kerajinan ini memiliki sebuah nilai. Sehingga perlu aspek

edukasi, semakin baik wisatawan mengetahui nilai dari karya kerajinan tersebut maka semakin

baik pula apresiasi akan karya seni tersebut. Untuk menarik wisatawan, perancangan Patung Kayu

Handicraft Centre memanfaatkan potensi kawasan yang menarik dan berada di jalur wisata.

Potensi tersebut direspon dengan arsitektur yang kuat akan nuansa Bali dipadukan dengan

mengangkat suasana alam, sehingga fasilitas ini akan menjadi daya tarik wisata yang khas Bali

dengan menjual produk kerajinan yang tiada duanya di Bali.

5.1.3. Perancangan Patung Kayu Handicraft Centre yang menyatu dengan lingkungan sekitar

Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang merupakan desa yang masih kental akan

budaya. Oleh karena itu, perancangan Patung Kayu Handicraft Centre mengangkat sistem kerja

pengrajin yang erat kaitannya dengan sistem sosial masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar

perancangan dapat efektif menjadi solusi membangkitkan eksistensi kerajinan patung kayu,

berlandaskan pada keselarasan dengan kondisi masyarakat. Selain selaras dengan kondisi

masyarakat, perancangan menyelaraskan rancangan dengan potensi alam dan arsitektur setempat

untuk menguatkan citra kawasan.

Gambar 5. 4 Skema Perancangan yang merespon terhadap faktor lingkungan sekitar.

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

64

5.2. Konsep Meso

Konsep meso merupakan respon terhadap masalah turunan dari konsep makro. Masalah

tersebut antara lain adalah pengrajin membutuhkan wadah pelestarian yang tepat guna dan

diperlukan sarana rekreasi dan edukasi yang efektif. Berikut adalah skema dari konsep meso.

Dari dua masalah tersebut di atas, menghasilkan 3 zona dengan konsep yang berbeda. 3

zona tersebut kemudian diikat melalui konsep “arsitektur kembara” agar perjalanan pengunjung

sarat akan makna dan tujuan perancangan. Konsep kembara adalah sarana untuk inisiasi kepedulian

terhadap kerajinan melalui perjalanan arsitektur. Fase yang dilalui terdiri dari 3 tahapan zona, yaitu

zona rekreasi, zona edukasi, dan zona pelestarian.

5.2.1. Artshop sebagai Zona Rekreasi dengan Nuansa Bali yang Kuat

Artshop menjadi kesan pertama yang ditangkap pengunjung dalam perancangan Patung

Kayu Handicraft Centre. Dikelilingi oleh nuansa alam yang masih alami pada tapak, perancangan

zona ini juga mengangkat nuansa arsitektur Bali yang kuat. Dengan tujuan menjadi zona rekreasi

yang menarik, area ini dirancang dengan bentuk arsitektur yang iconic. Berikut adalah ilustrasi dari

Zona Art Shop dengan nuansa Bali yang kuat melalui arsitektur.

Gambar 5. 5 Skema Konsep Meso.

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

65

5.2.2. Sculpture Park sebagai Zona Edukasi yang Berwawasan Nilai Lokal

Pada zona edukasi, pengunjung diajak masuk ke dalam kehidupan sosial masyarakat yang

kental akan nilai-nilai budaya melalui media sculpture park. Kerajinan patung kayu JAS sebagai

sebuah sculpture, pada dasarnya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menggambarkan

nilai-nilai lokal. Oleh karena itu, dipilih media patung sebagai subjek dalam mengedukasi

pengunjung. Pengolahan arsitektur dilakukan melalui lansekap dan ruang indoor guna menguatkan

suasana dan imajinasi pengunjung pada kehidupan masyarakat Bali.

Tujuan dari zona edukasi ada 3. Pertama mengenalkan pengunjung mengenai makna atau

nilai dibalik sebuah karya patung. Kedua, mengenalkan pengunjung tentang kehidupan masyarakat

setempat. Dan ketiga, mengenalkan pengunjung terhadap ragam ukiran khas JAS yang rumit dan

bernilai seni tinggi. Dengan mengetahui lebih dalam tentang karya patung lokal ini, maka

pengunjung akan lebih mengapresiasi karya seni tersebut. Dengan begitu diharapkan pemasaran

patung pada wisatawan menjadi lebih baik. Berikut adalah preseden Nuarta Sculpture Park sebagai

contoh sebuah media edukasi melalui sculpture.

Gambar 5. 6 Ilustrasi Art Shop sebagai tempat rekreasi dengan Nuansa Bali yang kuat

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

66

Gambar 5. 7 Nuarta Sculpture Park, Edukasi Melalui Sculpture.

Nuarta Sculpture Park terdiri dari 2 zona, yaitu zona indoor dan zona outdoor. Arsitektur

dan lanskap dirancang memperkuat makna dari sculpture yang dipajang, ditambah dengan

pemandangan alam sekitar yang mendukung. Begitupula dengan perancangan zona edukasi pada

Patung Kayu Handicraft Centre, dengan nuansa persawahan yang kuat disekitar tapak, menjadi

potensi menguatkan nilai-nilai lokal masyarakat.

5.2.3. Workshop sebagai Zona Peduli Kerajinan Berbasis Eksperimen

Workshop merupakan area terakhir dari rangkaian perjalanan pengunjung pada Patung

Kayu Handicraft Centre. Area ini termasuk pada zona pelestarian, dimana dengan bekal

pengetahuan akan nilai-nilai kerajinan patung pada zona edukasi, pengunjung diajak untuk peduli

terhadap pelestarian kerajinan di zona ini. Ruang yang dibentuk adalah ruang bersama dimana

pengunjung dan pengrajin dapat saling berdialog satu sama lain.

Terdapat 2 tujuan utama dari ruang ini. Dalam sudut pandang wisatawan, tujuan dari zona

peduli kerajinan ini adalah memberi kesempatan bagi wisatawan untuk melihat langsung proses

pembuatan patung sehingga menciptakan dialog antara pengrajin dan pengunjung. Dialog tersebut

diharapkan membuka wawasan pengrajin mengenai selera pasar, sehingga dapat berkembang ke

arah yang lebih baik. Sedangkan dari sudut pandang pengrajin, zona ini bertujuan menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif dan mendorong pengrajin untuk terus berinovasi. Dengan

demikian kerajinan ini dapat beradaptasi dengan kondisi pasar. Berikut adalah ilustrasi dari

workshop sebagai zona peduli kerajinan berbasis eksperimen.

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

67

Gambar 5. 8 Ilustrasi Integrasi Workshop dengan Pengunjung untuk Menciptakan Diskusi Positif

Secara umum, ruang yang dirancang dalam zona peduli kerajinan ini terdiri dari area

workshop sebagai area utama dengan beberapa area penunjang. Area penunjang tersebut antara lain

adalah area pengolahan bahan baku, ruang kreatif yang dilengkapi dengan fasilitas yang mampu

meningkatkan kreativitas pengrajin, tempat pengolahan limbah kerajinan, tempat istirahat, dan

berbagai sarana pendukung lainnya.

5.3. Konsep Mikro

Rwa Bhineda adalah konsep masyarakat Bali yang diterapkan dalam berbagai kehidupan,

tidak hanya arsitektural melainkan juga konsep sosial maupun keagamaan. Rwa Bhineda

digambarkan sebagai sebuah konsep yang membuat selaras dua hal yang berlawanan. Begitu pula

pada perancangan Patung Kayu Handicraft Centre, untuk mencapai lokalitas pada desain, konsep

Rwa Bhineda digunakan sebagai prinsip yang mengikat dalam merespon permasalahan yang

cenderung bertolak belakang agar menjadi selaras. Berikut adalah skema permasalahan mikro,

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

68

dengan memakai Rwa Bhineda sebagai prinsip untuk mendapatkan konsep yang selaras dengan

dengan konteks.

5.3.1. Konsep Zonasi

Konsep zonasi mengadopsi konsep Sanga Mandala pada Arsitektur Bali yang

dikombinasikan dengan konsep Tri Mandala dengan berbagai adaptasi terhadap fungsi bangunan.

Dengan konsep Sanga Mandala, tapak dibagi menjadi 9 zona dengan kaidah ruang Uttama, Madya,

dan Nista. Berikut adalah skema zonasi Sanga Mandala.

Gambar 5. 10 Zonasi Sanga Mandala

Konsep Sanga Mandala membagi tapak menjadi 9. Zona Utamaning Utama merupakan

zona yang bersifat sakral, sehingga diletakan fungsi tempat ibadah. Sebaliknya pada zona Nistaning

Gambar 5. 9 Skema Konsep Mikro.

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

69

Nista sebagai zona dengan peruntukan sebagai utilitas atau hal-hal penunjang lainnya. Zona tengah

(Madyaning Madya) umumnya sebagai ruang kosong atau disebut juga dengan natah, bisa

berbentuk taman ataupun lansekap lainnya. Fungsi zona ini adalah memaksimalkan pencahayaan

alami dan menciptakan micro-climate untuk penghawaan yang baik bagi bangunan disekitarnya.

Fungsi zona tengah juga sebagai elemen pengikat antara bangunan-bangunan sekitar agar

harmonis.

Berdasarkan skema di atas, zona yang berada di jalur palang (+) diletakan fungsi utama

bangunan, seperti area kerja (workshop) dan area rekreasi. Sedangkan pada zona diagonal

merupakan peruntukan area penunjang, seperti ruang inovasi, pengolahan bahan baku, ruang

display produk, ruang ibadah dan utilitas.

Gambar 5. 11 Pengembangan Konsep Zonasi

Pengembangan konsep zonasi dilakukan dengan menganalisis sifat keterbukaan ruang.

Zona dengan sifat lebih privat dibuat lebih sempit, sehingga memperoleh lansekap yang lebih luas,

dan begitu pula sebaliknya. Perancangan Patung Kayu Handicraft Centre membentuk ruang privat

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

70

dengan cara dikelilingi dengan lanskap yang luas. Dengan begitu, 2 zona penunjang menjadi zona

yang paling kecil, yaitu zona bangunan tempat ibadah dan zona utilitas. Sedangkan 2 zona

penunjang lainnya merupakan zona penunjang yang bersifat teknis, sehingga dirancang dengan

area yang paling luas.

Sirkulasi

Pengembangan konsep zonasi selanjutnya adalah dengan menerapkan konsep Tri Mandala,

yang diterapkan pada bangunan-bangunan disekitar tapak (Pura). Konsep Tri Mandala membagi

tapak menjadi 3, yaitu Jero (Uttama), Jaba Tengah (Madya), dan Jaba Sisi (Nista).

Gambar 5. 12 Pengembangan Konsep Zonasi dan Pola Sirkulasi

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

71

Berdasarkan analisis pencapaian tapak, maka sirkulasi pengrajin dari arah utara, dan

sirkulasi wisatawan dari arah selatan. Pada perancangan Patung Kayu Handicraft Centre, pembagi

zonasi tersebut tidak menggunakan dinding pemisah, melainkan dengan elemen lanskap berupa

sawah agar menyatu antara tapak dengan lingkungan sekitar.

Zona Utilitas

Gambar 5. 13 Pengembangan Konsep Zona Utilitas

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

72

Memakai konsep Rwa Bhineda sebagai prinsip dalam mengolah utilitas, sehingga pada

dasarnya bangunan memanfaatkan lingkungan sekitar wajib memberi manfaat bagi lingkungan

sekitar. Untuk tujuan tersebut, maka dirancang 3 wadah pelestarian lingkungan, yaitu manajemen

limbah, konservasi air, dan konservasi energi. Berikut adalah skema utilitas pada perancangan yang

berpusat pada zona nistaning nista.

Gambar 5. 14 Skema Utilitas pada Perancangan Zonasi

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

73

Tapak perancangan susah terhadap akses PDAM, sehingga sumber air yang dapat

dimanfaatkan adalah air tanah. Dengan demikian, perancangan memanfaatkan natah sebagai area

resapan air semaksimal mungkin. Area ini merupakan peruntukan Sculpture Park. Air yang telah

terpakai dalam bentuk grey water juga diolah kembali sehingga aman untuk irigasi.

Penggunaan composting toilet yang telah banyak digunakan di sekitar tapak, misalnya di

Greenschool Sibang, juga dimanfaatkan pada perancangan untuk menjaga lingkungan. Limbah dari

kerajinan juga disediakan fasilitas untuk diolah menjadi kerajinan lain atau menjadi kompos.

5.3.2. Konsep Bangunan - Lansekap: Bangunan sebagai lansekap

Untuk mendapatkan kesan menyatu dengan lingkungan sekitar yang kuat akan kesan alami

dan nuansa bali tradisional, maka perancangan bentuk bangunan mengambil bentuk arsitektur Bali

dengan konsep menyatukan bangunan sebagai elemen lansekap.

Konsep bangunan sebagai lanskap bermakna bahwa antara bangunan dan lanskap tidak

dipisahkan, lanskap sebagai elemen bangunan dan bangunan menjadi elemen lanskap sehingga

keduanya selaras. Berikut adalah preseden perancangan dengan bangunan dan lanskap yang

selaras.

Gambar 5. 15 Skema Konsep Bangunan Sebagai Lanskap

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

74

Gambar 5. 16 Preseden Bentuk dengan Konsep Bangunan Sebagai Lanskap.

5.3.3. Pemilihan Tipologi Arsitektur Bali

Dalam pemilihan tipologi arsitektur Bali, perancangan mengkombinasikan antara bentuk

arsitektur Bali tradisional dengan nuansa kontemporer atau baru. Bentuk tipologi arsitektur

tradisional Bali diangkat untuk mendapatkan nuansa Bali. Berikut adalah preseden penggunaan

elemen arsitektur Bali untuk menciptakan nuansa Bali dalam desain.

Gambar 5. 17 Penggunaan bentuk atap dan elemen lain untuk menciptakan nuansa Bali

Sumber gambar: dokumentasi Arte Architect

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

75

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana

Tata Ruang Kabupaten Badung 2013-2033, maka perancangan Patung Kayu Handicraft Centre

diharuskan memiliki karakter arsitektur Bali. Berikut adalah beberapa elemen dalam arsitektur Bali

yang diterapkan dalam perancangan Patung Kayu Handicraft Centre.

Bentuk Atap Arsitektur Bali

Bangunan dalam arsitektur Bali pada dasarnya memakai bentuk atap limasan, namun

dengan sistem struktur rangka atap yang berbeda maka bentuk atap limasan Bali juga terkesan

berbeda. Selain itu, terdapat beberapa elemen atap menjadi ciri khas dari atap dalam arsitektur Bali.

Berikut adalah analisis pemilihan atap dalam perancangan.

Bentuk atap dan ornamen atap sebagai ciri khas atap arsitektur Bali digunakan dalam

perancangan Patung Kayu Handicraft Centre untuk mendapat bentuk khas Bali. Selain itu, untuk

mendapat suasana ruang, maka bentuk-bentuk struktur atap seperti lambang dan balok pemetang

diadopsi dan diolah untuk menambah kesan ruang dengan nuansa Bali yang khas.

Gambar 5. 18 Skema Pemilihan Bentuk dan Elemen Atap Tradisional Bali

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

76

Bentuk Bale Kulkul

Bale kulkul merupakan tipologi bangunan yang ada di setiap bale banjar dan bangunan

tempat ibadah (Pura) di Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang. Jumlahnya yang banyak

serta bentuknya yang unik, dapat digunakan sebagai penguatan identitas lokal. Bentuk bale kulkul

diadopsi dan diolah secara fungsional dapat selaras dengan fungsi perancangan. Berikut adalah

visualisasi pengolahan bentuk bale kulkul untuk memperkuat identitas kawasan.

Struktur Bangunan Bali

Struktur merupakan elemen berikutnya yang dimanfaatkan dalam perancangan Patung

Kayu Handicraft Centre untuk membentuk ruangan yang khas dan bernuansa Bali. Pada dasarnya

arsitektur tradisional Bali memiliki 1 tipologi bangunan bentang panjang, yaitu bangunan tempat

musyawarah. Masyarakat Desa Jagapati, Desa Angantaka, dan Desa Sedang, memiliki setidaknya

dua bangunan tempat musyawarah pada masing-masing banjar (dusun), yaitu bale banjar dan

wantilan yang digunakan untuk aktivitas sosial dan budaya.

Struktur utama bangunan bentang panjang tersebut memakai beton bertulang, pada

beberapa bangunan dikombinasikan juga dengan baja sebagai rangka atap. Konsep bangunan yang

diadopsi dalam perancangan Patung Kayu Handicraft Centre adalah sekat antar atap yang

dimanfaatkan sebagai penghawaan dan pencahayaan alami.

Gambar 5. 19 Visualisasi Pengolahan Bentuk Bale Kulkul untuk Memperkuat Identitas Kawasan.

Page 18: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

77

Gambar 5. 20 Analisis terhadap Bentuk dan Struktur Bale Banjar

5.3.4. Konsep Material

Konsep pemilihan material berdasarkan prinsip rwa bhineda, mengkombinasikan

penggunaan material pada bangunan tradisional Bali dengan rekayasa baru untuk mendapatkan

visual yang unik dan estetis namun tetap bernuansa Bali. Berikut adalah contoh rekayasa

penggunaan material lokal, yaitu paras kengetan menghasilkan warna yang indah namun tetap

bernuansa Bali pada fasad hotel Maya Sanur.

Gambar 5. 21 Kombinasi material paras kerobokan dengan teknik baru, pada Hotel Maya Sanur

Sumber gambar: https://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/07/d2/52/c5/maya-sanur-resort-spa.jpg

Page 19: BAB V KONSEP PERANCANGAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/111886/potongan/S1-2017... · sistem kerja pengrajin cenderung berkelompok karena proses pembuatan

78

Perancangan Patung Kayu Handicraft Centre mengkombinasikan material lokal sekitar

tapak. Penggunaan material bangunan di sekitar tapak cenderung tidak beragam, dipengaruhi oleh

bangunan-bangunan bersejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Mangupura sekitar tahun 1575

yang berpusat di Mengwi. Material-material yang digunakan adalah perpaduan antara bata merah,

paras kengetan yang berwarna putih dan paras kerobokan yang berwarna abu-abu. Perancangan

memakai material lokal tersebut untuk selaras dengan lingkungan, namun dengan teknik atau

rekayasa guna mendapat bentuk dan nuansa yang baru. Transformasi rekayasa penggunaan

material tersebut bertujuan membentuk citra baru yang unik namun tetap menguatkan identitas

lokal. Berikut adalah analisis terhadap bentuk dan material lokal pada kawasan.

Gambar 5. 22 Material yang Selaras dengan Lingkungan Sekitar

Penggunaan material lokal bertujuan agar perancangan Patung Kayu Handicraft Centre

mampu menguatkan identitas lokal meskipun dengan bentuk dan tipologi bangunan yang baru.

Selain itu, material lokal tersebut dengan kualitas terbaik sangat mudah di dapat di sekitar tapak

perancangan.