BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api...

31
205 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api Sudirman Sebagai Urban Open Space Konsep perancangan stasiun berbasis pada pendekatan urban open space, hal ini disebabkan oleh Stasiun Kereta Api Sudirman membutuhkan ruang gerak pengguna kawasan Transit Oriented Development Dukuh Atas sebagai salah satu pedestrian path dari transit antar moda di sekitarnya. Seperti yang sudah diulas sebelumnya pada bab 4, Stasiun Sudirman merupakan pusat dari kawasan transit oriented development Dukuh Atas. Stasiun Kereta Api Sudirman memiliki rasio dilewati oleh sirkulasi transit antar moda total sebesar 66%. Dan dengan rasio tersebut dapat mempengaruhi waktu tempuh dari sirkulasi transit antar moda. Gambar 5.1 Poros Sirkulasi Kawasan Secara Umum Sumber : Analisis Studi Pengembangan Kawasan TOD Dukuh Atas, Direktorat Jendral Kereta Api

Transcript of BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api...

Page 1: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

205

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Stasiun Kereta Api Sudirman Sebagai Urban Open Space

Konsep perancangan stasiun berbasis pada pendekatan urban open space, hal

ini disebabkan oleh Stasiun Kereta Api Sudirman membutuhkan ruang gerak

pengguna kawasan Transit Oriented Development Dukuh Atas sebagai salah satu

pedestrian path dari transit antar moda di sekitarnya. Seperti yang sudah diulas

sebelumnya pada bab 4, Stasiun Sudirman merupakan pusat dari kawasan transit

oriented development Dukuh Atas. Stasiun Kereta Api Sudirman memiliki rasio

dilewati oleh sirkulasi transit antar moda total sebesar 66%. Dan dengan rasio tersebut

dapat mempengaruhi waktu tempuh dari sirkulasi transit antar moda.

Gambar 5.1 Poros Sirkulasi Kawasan Secara Umum

Sumber : Analisis Studi Pengembangan Kawasan TOD Dukuh Atas, Direktorat

Jendral Kereta Api

Page 2: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

206

Selain dari fungsi sirkulasi, dengan adanya suatu lingkungan atau ruang transit

antar moda yang tertata, selain akan membuat ruang gerak lebih bebas, akan membuat

sirkulasi dapat dimainkan atau ditata dengan fungsi tertentu, contohnya adalah dari

penataan ruang sirkulasi dengan menggunakan vegetasi sebagai salah satu elemen

penting dalam tata ruang urban open space. Vegetasi memiliki fungsi yang

bermacam-macam, dengan penggunaan vegetasi yang berorientasi vertikal dan

penataan linier pada suatu ruang, dapat menciptakan suasana ruang yang megah.

Gambar 5.2 Linear Penyusunan Vegetasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dengan penataan ruang sirkulasi dengan basis pendekatan urban open space,

akan membuat sirkulasi lebih terasa dinamis. Jakarta merupakan kota dengan

tingkatan stress atau tensi yang sangat tinggi, hal tersebut disebabkan oleh Jakarta

merupakan pusat bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat kebudayaan. Dengan penataan

yang lebih dinamis akan menciptakan suatu ruang yang berefek secara psikologis

menurunkan tingkat stress atau tensi tersebut.

Page 3: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

207

Hal tersebut diperkuat dengan kawasan transit oriented development Dukuh

Atas merupakan pintu gerbang dari transportasi umum untuk menuju ke kawasan

perkantoran dan kawasan bisnis. Dan selain itu, dengan penataan yang baik juga dapat

menambah nilai jual yang baru untuk Jakarta sebagai pusat kebudayaan dan turisme.

Konsep dari perencanaan urban open space secara umum adalah,

- Menyatu dengan lingkungan sekitar. Dalam artian urban open space harus

memiliki desain yang kontekstual, berbeda dengan sebuah landmark yang

harus menonjol bila dibandingkan dengan lingkungan sekitar.

- Berorientasi horizontal. Dalan artian berbicara landscape, hal ini dikarenakan

yang di desain adalah ruang terbuka yang memiliki standar ruang tidak

terbatas.

- Orientasi dari berbagai arah. Sebuah urban open space memiliki letak atau

posisi yang biasanya terletak di tengah-tengah suatu kawasan. Sehingga

memiliki orientasi dari dan ke segala arah.

- Tidak terlalu memikirkan zonasi ruang. Yang terpenting adalah sirkulasi,

sehingga bagaimana pengguna dapat mendapat sirkulasi memutar ataupun

langsung.

5.2 Concept Form

5.2.1 Konsep Sirkulasi Bangunan

Konsep desain bangunan menggunakan pendekatan teori urban open

space. Teori tersebut diimplementasikan di beberapa area, tidak semua area

mengimplementasikan teori urban open space dikarenakan sebuah stasiun

harus memilikizonasi privat dan publik.

Sirkulasi bangunan diatata dengan prinsip waktu lebih berharga dari

pada uang, oleh karena itu, waktu tempuh dari transit antar moda sangat

Page 4: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

208

penting dalam penataan sirkulasi di Stasiun Kereta Api Sudirman. Sirkulasi

ride and ride merupakan kata kunci dari pembentukan sirkulasi, hal ini

dikarenakan konsep yang dikembangkan adalah konsep dengan sirkulasi

transit antar moda.

5.2.1.1 Pembagian Ruang

Ruang dibagi berdasarkan kebutuhan dan penggunanya, hal ini

berkaitan dengan penyederhanaan sirkulasi dan ruang untuk

mempersingkat waktu tempuh dari transit antar moda.

5.2.1.1.1 Pembagian Ruang Berdasarkan Pengguna

Pengguna Stasiun Kereta Api Sudirman terbagi 2 jenis,

yaitu pegawai stasiun dan penumpang transit antar moda. Back

of The House merupakan kategori pengguna yang berupa

pegawai stasiun, dan Front of The House adalah kategori

pengguna stasiun berupa penumpang transit antar moda.

Back of The House

Berdasarkan analisis kebutuhan ruang Stasiun Kereta Api

Sudirman, pembagian ruang mempertimbangkan aspek shift

kerja, sehingga kebutuhan standar ruang tidak digunakan untuk

pegawai kereta api seluruhnya. Berikut adalah daftar pegawai

Stasiun Kereta Api Sudirman berdasarkan satu kali shift.

- Kepala Stasiun 1 Orang

- Pegawai Administrasi atau Loket 10 Orang

- Pegawai check-in 2 Orang

- Pegawai PPKA atau Pemimpin Perjalanan Kereta Api 2

Orang

Page 5: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

209

- Pegawai Peron 2 Orang

- Pegawai Teknis : Kebersihan 8 Orang, Keamanan 7 Orang,

dan Maintenance 2 Orang

Petugas Kepala Stasiun memiliki Satu ruang khusus

dimana ruang tersebut memiliki fasilitas ruang kerja direksi dan

ruang tamu kecil. Ruang memiliki luas sekitar 6x3 meter.

Ruang Loket merupakan ruang bersifat transisi, dan hanya

bisa diakses dari dalam. Satu ruang loket memiliki luas 2m2.

Ruang Local Control Panel, dimana petugas PPKA menetap di

dalam ruang tersebut. Dan 2 ruang istirahat pegawai yang

memiliki kapasitas 15 orang atau lebih, yang memiliki akses

khusus dengan pantry.

Nama Ruang Pengguna Ruang Kapasitas Ukuran

Ruang Kepala Stasiun Kepala Stasiun dan Tamu 3-5 Orang 18m2

Ruang Loket Petugas Administrasi 10 Orang 40m2

Ruang Local Control Panel Petugas PPKA 2 Orang 9m2

Ruang Istirahat 1 Petugas Administrasi, Petugas

PPKA, Petugas Peron, Petugas

Check-In

16 Orang 45m2

Ruang Istirahat 2 Pegawai Teknis 17 Orang 45m2

Dari spesifikasi tersebut diambil kesimpulan bahwa

kebutuhan ruang Sirkulasi pegawai stasiun tidak perlu terlalu

disembunyikan, hanya saja akses masuk ke dalam back of the

Page 6: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

210

house yang tersembunyi. Sehingga penumpang transit antar

moda tidak dapat mengakses secara sembarangan. Back of the

house, sebaiknya memiliki akses langsung keluar dan masuk

stasiun, sehingga dapat mengoptimalkan ruang gerak dari front

of the house.

Front of The House

Ruang ini adalah ruang dimana pengguna adalah

penumpang kereta api atau penumpang transit antar moda.

dengan pembagian ruang ini mengkategorikan spesifikasi

privat atau tidaknya ruang juga berdasarkan penggunanya.

Ruang ini di desain seterbuka mungkin sehingga tidak ada

penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api

Sudirman.

Gambar 5.3 Skema Program Ruang

Sumber : Analisis Pribadi

Page 7: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

211

Skema program ruang juga mengkategorikan akses

saling bertemunya ruang, baik itu akses privat dan akses publik.

Pembagian ukuran ruang back of the house didesain terlebih

dahulu dengan efisiensi penggunaan ruang maksimal, setelah

itu ruang sisa digunakan untuk membentuk ruang front of the

house. Dengan tipe site yang tergolong kecil, sirkulasi

dimaksimalkan untuk ruang front of the house. Zoning

memisahkan dengan jelas antara

5.2.1.1.2 Pembagian Ruang Berdasarkan Public –

Private

Berdasarkan sifat tata ruang yang dihasilkan oleh zonasi

ruang berdasarkan pengguna, dihasilkan pembagian ruang

berdasarkan sektor publik dan sektor privat. Dimana sektor ini

membuat penumpang transit antar moda mengurangi waktu

tempuhnya. Karena disederhanakan menjadi 2 bagian. Hal

tersebut sudah dipaparkan dalam analisis konteks di bab 4.

Gambar 5.4 Zonasi Sektor Publik dan Sektor Privat

Sumber : Analisis Pribadi

Page 8: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

212

Sektor Privat

Sektor Privat, merupakan sektor steril dimana sektor

tersebut adalah sektor penumpang transit antar moda

dimaksimalkan untuk memiliki 2 pilihan, menunggu atau naik

kereta api. Kecuali dalam kondisi tertentu seperti darurat butuh

pertolongan kecelakaan, atau toilet. Pada sektor ini tidak

terdapat kios komersil atau fasilitas yang tidak terlalu

dibutuhkan dikarenakan sirkulasi penumpang transit antar

moda sudah jauh lebih cepat setelah melewati ruang transisi

atau ruang check-in.

Sektor privat hanya memiliki akses keluar masuk satu,

dan harus terkontrol, dalam artian harus melewati zona transisi,

seperti pada gambar diatas, zonasi dipisahkan selain oleh ruang

transisi, juga dipisahkan oleh elevasi.

Penghitungan lebar area peron dengan cara

menggunakan standar lebar penumpang. Penumpang

diasumsikan membawa kopor di sebelah kiri dan kanan, dengan

kebutuhan ruang penumpang 2m, dan sirkulasi keluar dan

masuk diasumsikan berjalan bersamaan, sehingga kebutuhan

ruang dikalikan 2. 2x2=4m untuk lebar peron. Kemudian

ditambah area bebas peron yang memiliki ukuran lebar standar

80cm. Lebar peron yang dibutuhkan adalah 480cm dikalikan 2,

karena jumlah peron yang terdapat 2. Disebelah utara rel dan

selatan rel kereta api.

Sektor Publik

Page 9: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

213

Sektor publik merupakan zona transisi, namun berbeda

dengan zona transisi yang disebutkan dalam konteks satu

bangunan Stasiun Kereta Api Sudirman, melainkan konteks

yang lebih besar yaitu konteks kawasan transit oriented

development dukuh atas. Konsep yang digunakan sama, namun

zona tersebut lebih bebas dan diutamakan sirkulasi messo atau

sirkulasi transit antar moda dari berbagai arah.

Di sektor publik, zonasi bangunan Stasiun Kereta Api

Sudirman dengan zonasi non bangunan Stasiun Kereta Api

Sudirman dibuat sedikit blur, hal ini bertujuan dengan konsep

sirkulasi yang sudah berubah setelah penumpang melewati

zona transisi atau area check-in. Oleh karena itu, Penanda

bangunan atau zonasi bangunan luar dan dalam Stasiun Kereta

Api Sudirman, ditandai oleh area transisi atau area check-in.

Bukan ditandai dengan fisik bangunan stasiun keseluruhan.

Konsep bangunan akan terlihat di area ini, dimana

sektor publik bangunan menerapkan sirkulasi yang blur dengan

sirkulasi luar bangunan, atau sirkulasi dalam konteks kawasan.

Page 10: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

214

Gambar 5.5 Skema Sektor Ruang

Sumber : Analisis Pribadi

Konsep tersebut untuk menyamarkan surrounding dari

sektor publik dan kawasan transit oriented development.

Dengan penyamaran suasana luar dan dalam menyebabkan

secara psikologis penumpang transit antar moda merasa sudah

sampai tujuan perpindahan lebih cepat. Dan dengan desain

visual yang informatif, membuat penumpang transit antar moda

lebih mudah mengidentifikasi bangunan.

Selain itu sirkulasi masuk dan keluar memiliki arah

yang banyak. Hal ini berkaitan dengan Stasiun Kereta Api

Sudirman sebagai pusat transit oriented development Dukuh

Atas. Sehingga pintu masuk bangunan bersifat lebih general,

dan penumpang dapat mengakses dari segala arah.

Perhitungan ruang antrian tiket digunakan dengan cara

mengasumsi pengguna kereta api penuh, satu gerbong

berkapasitas 30 orang. Namun kereta api memiliki toleransi

Page 11: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

215

kapasitah hingga 200%. dengan jumlah gerbong kereta terdapat

5 gerbong dalam satu set kereta, dan satu operasional kereta

terdapat 2 set kereta. Sehingga 30x200%=60orang tiap

gerbong. 60 x 5 = 300 orang dalam satu set kereta api. 300 x 2

= 600 orang.

Dikarenakan hal ini membutuhkan banyak ruang, ruang

loket disebar agak sporadis berdasarkan arah dominan

penumpang transit antar moda. arahnya berasal dari utara 33%,

dari selatan 50%, dan dari Jalan jendral Sudirman 16%.

Sedangkan sisanya memiliki sirkulasi yang sporadis.

Dengan 33% x 600 = 198 orang dari sebelah utara (200

orang), 50% x 600 = 300 Orang dari sebelah selatan, dan 100

orang dari Jalan Jendral Sudirman. sehingga dengan asumsi

satu orang boleh memiliki 4 tiket, dan waktu beli tiket kereta

api 30 detik, dan jarak antara kereta api datang dan pergi adalah

10 menit. Sehingga 10 menit = 600 detik, 600 : 30 = 20 kali

pembelian tiket. Toleransi antrian dalam satu loket sebanyak 20

orang dalam waktu 10 menit.

Di sebelah Utara, memiliki 200 : 4 = 50 orang membeli

tiket. Dan 50 : 20 adalah 2.5 loket. Perbanyak menjadi 3 loket

di sebelah utara. Di sebelah selatan 300 : 4 = 75 orang membeli

tiket. Dan 75 : 20 = 3.75 loket, perbanyak menjadi 4 Loket di

sebelah selatan. Dari Jalan Jendral Sudirman 100 : 4 = 25 orang

membeli tiket. 25 : 20 = 1.4 loket, perbanyak menjadi 2 loket

Page 12: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

216

dari Jalan Jendral Sudirman. Sehingga Stasiun Kereta Api

Sudirman memiliki total 9 loket.

Ruang Transisi

Dalam hal ini, ruang transisi brperan penting sebagai

pembeda atau pembatas bangunan sebelah luar dan bangunan

sebelah dalam. Oleh karena itu, zonasi bangunan dari aspek

sirkulasi dan zonasi bangunan dari aspek fisik berbeda. Namun

dari segi ukuran, dan cakupan, bagian dalam bangunan harus

terlindungi oleh bangunan Stasiun Kereta Api Sudirman.

perbedaan yang terkait hanyalah di sektor publik, dan tidak

mengganggu sektor privat. Dalam pembagiannya ruang

transisilah yang berperan penting.

Ruang transisi dapat berupa pengecekan tiket kereta api,

dibutuhkan satu petugas di ruang tersebut. Hal ini dikarenakan

sistem check-in yang sudah berubah, Sistem check-in sudah

menggunakan mesin dengan alat scan atau pemindai tiket

kereta api. Hal ini juga sudah diterapkan di beberapa stasiun

kereta api di Jakarta. Dan hal tersebut bertujuan tidak lain

untuk mengurangi waktu tempuh penumpang transit antar

moda.

Ruang kontrol penumpang atau ruang check-in dapat

menggunakan mesin, dengan mesin tersebut juga memiliki

perhitungan tersendiri. Dengan penyesuaian jumlah loket dan

jumlah antrian. Dan dengan asumsi setelah membeli tiket,

penumpang akan langsung check-in.

Page 13: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

217

Disebelah utara terdapat 3 loket, dan terdapat 50 orang

membeli tiket. Dan berarti dalam satu loket terdapat 17 orang

mengantri. Dan dalam 30 detik sudah ada 3 orang memiliki

tiket. Dan dalam 600 detik jumlah orang yang memiliki tiket

sebanyak 60 orang di utara memiliki tiket. Di sebelah selatan

terdapat 4 loket dan 75 orang membeli tiket. Dalam 30 detik

sudah ada 4 orang memiliki tiket, dan dalam 10 menit sudah

ada 80 orang memiliki tiket. Dari Jalan Jendral Sudirman

memiliki 2 loket dan dalam 10 menit 40 orang memiliki tiket.

Mesin check-in memiliki waktu kerja 2 detik dalam satu

kali transaksi. Terdapat waktu 600 detik dan jumlah transaksi

adalah 300 kali transaksi dalam 10 menit. Sehingga untuk

melancarkan antrian dibutuhkan 2 mesin check-in untuk

masing-masing loket. Sehingga di sebelah utara terdapat 6

mesin, sebelah selatan terdapat 8, dan dari Jalan Jendral

Sudirman terdapat 4 mesin.

5.2.2 Konsep Bentuk Bangunan

Setelah sektor public dan sektor privat sudah terbagi dengan sistematis,

bentuk bangunan dapat menyesuaikan dengan implementasi dari teori urban

open space. Dimana bangunan berorientasi horizontal, dan menggunakan

sistem penataan ruang luar dan dalam fisik bangunan dengan sistem penataan

landscape.

Page 14: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

218

Desain Stasiun berawal dari posisi dan letak track lalu kemudaian di

ekspand berdasarkan kebutuhan standar ruang yang dibutuhkan. Sehingga

meminimalisir ruang yang terbuang.

Gambar 5.6 Skema Ekspansi Track

Sumber : Analisis Pribadi

Dengan orientasi horizontal, jumlah ekspansi akan menjadi lebih tidak

terkontrol. Oleh karena itu jumlah ekspansi dibatasi oleh sektor privat dan

ruang transisi.sehingga dalam sektor publik. Jumlah ekspansi berhenti.

Dengan ekspansi yang maksimal.

Ekspansi tersebut menggunakan konsep dasar louvre dari stasiun

kereta api lama. Dan Stasiun Kereta Api Sudirman adalah stasiun halte atau

stasiun antara, louvre hanya menyelimuti setengah bagian untuk sektor publik.

Fasad Bangunan

Fasad bangunan dimulai dari ruang transisi dengan konsep massa

bangunan yang diminimalisir, konsep fasad lebih ditujukan untuk sebuah

halte. Sebuah halte pada dasarnya hanya akan berupa kanopi sederhana yang

dapat melindungi penumpangnya dari hujan. Namun dengan tidak ada dinding

pemisah yang signifikan, orientasi luar menjadi luas.

Page 15: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

219

Gambar 5.7 Skema No-Boundaries Konsep Halte

Sumber : Analisis Pribadi

Halte memiliki sifat fasad yang lebih welcome. Dengan artian denga

fasad yang secara bentuk akan membuat pengunjung lebih tertarik masuk ke

dalamnya. Dan dengan ruang yang terbuka dan minim akan batas luar dan

dalam ruang.

Gambar 5.8 Skema Interaksi Ruang Dalam dan Luar

Sumber : Analisis Pribadi

Konsep fasad yang terbuka membuat interaksi ruang dalam dan luar

lenih lancar. Entah itu interaksi antar manusia atau interaksi manusia dengan

lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar dapat berfungsi sebagai promenade

bagi ruang dalam. Karena interaksi luar dan dalam bersifat bias.

Page 16: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

220

Gambar 5.9 Fasad yang Terbuka Membuat Identifikasi Bangunan Lebih Mudah

Sumber : Analisis Pribadi

Fasad membutuhkan sesuatu yang informatif untuk menimbulkan

interaksi yang dapat memudahkan identifikasi bangunan. Dengan bentuk yang

lebih terbuka seperti halte, akan membuat identifikasi lebih mudah, walaupun

bangunan juga menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

Baik itu sirkulasi atupun fisik, namun dengan bentuk yang terbuka,

kereta api yang terlihat, jalur kereta api yang terlihat. Kegiatan di dalam yang

juga terlihat dari luar, membuat identifikasi bangunan lebih mudah, tanpa

harus membuat bangunan menonjol atau bersifat landmark, dapat membuat

bangunan lebih sederhana namun informatif.

Signage juga terkadang dibutuhkan meskipun identifikasi bangunan

sudah lebih mudah, signage pada fasad bangunan lebih bersifat dekoratif atau

estetik. Dengan standar signage yang dapat dirubah, akan membuat fasad

bangunan lebih dinamis.

Page 17: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

221

Gambar 5.10 Entrance Board dibutuhkan saat Pintu Masuk Bersifat Tersamar

dengan Fasad Bangunan

Sumber: http://protespublik.com/wp-content/uploads/2013/01/Enterance.jpeg

Yang lebih dibutuhkan adalah penanda bangunan untuk tiap kegiatan,

seperti loket, check-in, atau arah jalur kereta api bergerak.

Gambar 5.11 Signage peron yang lebih bersifat teknis dan kegiatan

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-

k2Cz7oxxQzo/U1DggYabs_I/AAAAAAAAAz4/ZJAQaBgnznI/s1600/

Namun, bentuk bangunan harus melindungi kegiatan antrian

penumpang di dalamnya. Dengan analisis sinar matahari yang mengganggu,

atau penumpang yang dapat terkena air hujan. Ruang dalam dan ruang luar

membutuhkan bangunan

Page 18: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

222

5.2.3 Konsep Environment Bangunan

Gambar 5.12 Situasi Green Area atau Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Analisis Pribadi

Dengan situasi urban yang padat, site masih memiliki green area yang

terdapat di sebelah selatan site. Ruang tersebut masih dapat dikelola, untuk

memaksimalkan interaksi ruang luar dan ruang dalam dari Stasiun Kereta Api

Sudirman. Penataan yang memanfaatkan bagian tersebut akan membuat

pedagang kaki lima liar tidak akan tumbuh apabila digunakan persentase hard

space yang sebanding dengan persentase soft space. Dimana area sebelah

selatan site masih memiliki soft space yang cukup banyak.

Interaksi ruang luar dan dalam dapat memiliki nilai tambah yang

makasimal jiga memanfaatkan bagian sebelah selatan site. Hal ini disebabkan

oleh Sungai Ciliwung yang dapat menjadi salah satu potensi dari tata

landscapenya. Dengan ini interaksi ruang luar dan dalam akan bertambah.

Interaksi tersebut dapat mempengaruhi pencahayaan dan penghawaan

bangunan.

Page 19: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

223

5.2.3.1 Pencahayaan

Gambar 5.13 Skema Pencahayaan Alami

Sumber : Analisis Pribadi

Pada Gambar di atas terdapat beberapa jenis pencahayaan

alami. Sun shade tercipta dari perlindungan bangunan stasiun dan

vegetasi dari glare yang tercipta dari matahari secara langsung.

Terdapat cahaya matahari yang dibiarkan dan adapula cahaya matahari

yang di tutup, dan juga adapula cahaya matahari yang disaring

menggunakan vegetasi.

Dengan pencahayaan alami yang diciptakan oleh konsep

interaksi ruang, pencahayaan dapat dimaksimalkan tanpa harus

membutuhkan energy yang banyak, hal ini berkaitan dengan energy

yang dibutuhkan dari suatu perjalanan Kereta Api sudah sangat

banyak, sehingga dengan pemanfaatan ruang luar dan dalam yang

maksimal, akan menambah penghematan energy yang dibutuhkan.

Efek pencahayaan alami tersebut dihasilkan dari skyline yang

dibuat diatas jalur kereta api, dan dinding stasiun yang tidak bersifat

Page 20: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

224

penghalang cahaya secara maksimal. Dan pada ruang kantor pun

bukaan cahaya wajib digunakan secara maksimal dikarenakan konteks

penghematan energy yang dibutuhkan.

Penggunaan louvre juga menambah efektifitas dari

pencahayaan alami. Selain efisien, louvre juga membutuhkan sistem

struktur yang ringan. Louvre dapat membuat penghematan ruang

dikarenakan tidak dibutuhkan kolom yang terlalu banyak. Bahkan

dengan sistem struktur bentang panjang pun louvre adalah hal yang

sering digunakan.

Untuk pencahayaan buatan digunakan disaat malam hari,

dengan pencahayaan yang tetap menggunakan direct lighting. Seperti

halnya yang digunakan di pencahayaan outdoor. Namun untuk

menambah informasi dari desain tanpa harus menggunakan signage

yang memiliki resiko tidak terlihat, jalur kereta api yang berkaitan

langsung dengan site juga ikut di desain dengan penggunaan material

pencahayaan direct lighting. Hal ini menyebabkan Kereta Api itu

sendiri menjadi informasi identitas bangunaan secara maksimal pada

malam hari.

Page 21: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

225

Gambar 5.14 Pencahayaan Kontras antara Jalur Kereta Api dan Sekitarnya

Sumber : http://tcmrm.org/wp-content/uploads/2010/12/night-trains01-

345x240.jpg

5.2.3.2 Penghawaan

Konsep interaksi ruang luar dan dalam membuat penghawaan

alami dapat dimaksimalkan, cross ventilation yang dihasilkan sangat

besar dan lancar. Sehingga udara kotor dan panas akan mudah

bersirkulasi keluar, dan udara bersih dan dingin akan mudah

bersirkulasi masuk.

Gambar 5.15 Sirkulasi Udara Sederhana

Sumber : Analisis Pribadi

Page 22: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

226

Pada bangunan stasiun kereta api, sangat tidak memungkinkan

apabila bangunan menggunakan penghawaan buatan atau

menggunakan air conditioner. Dengan penghawaan buatan akan

memakan sangat banyak energy dikarenakan ruang yang sangat

terbuka di dalam stasiun sangat banyak. Seperti contohnya peron

stasiun.

Dengan Stasiun Kereta Api Sudirman menggunakan interaksi

ruang dalam dan ruang luar secara maksimal, vegetasi yang berada di

sekitar bangunan akan menjadi filter udara secara alami. Sehingga

udara di dalam bangunan tetap bersih dan aman. Apalagi Stasiun

Kereta Api Sudirman bereda di kawasan padat penduduk dan rasio

kendaraan umum yang tinggi. Sistem penchayaan alami yang

digunakan akan membuat penghawaan almi mengikuti secara otomatis.

Tanpa fasad bangunan yang berlebihan, dan dinding antara

ruang luar dan dalam yang berlebihan pula membuat penghawaan di

dalam stasiun tergantung pada kondisi sekitar dari Stasiun Kereta Api

Sudirman. dan kondisi sekitarnya harus disesuaikan dengan sistem

penghawaan alami yang jauh dari polusi. Hal ini vegetasi berperan

sangat penting sebagai filter udara.

Tata landscape yang maksimal dengan menggunakan vegetasi

sebagai barrier dari polusi udara dapat digunakan di beberapa lantai.

Atau dengan menggunakan vegetasi yang cukup besar secara linear

membuat sirkulasi udara di dalam terkontrol. Tanpa harus membuat

dinding buatan yang dapat membuat udara tidak bersirkulasi di

dalamnya.

Page 23: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

227

Gambar 5.16 Sirkulasi Udara Kotor dan Bersih

Sumber : Analisis Pribadi

5.2.3.3 Visual

Visual yang dimaksud adalah warna dan tekstur bangunan.

Warna yang dan tekstur berpengaruh pada citra bangunan, citra

bangunan yang dibutuhkan oleh Stasiun Kereta Api Sudirman adalah

bangunan yang membaur dengan konteks sekitarnya. Konteks

sekitarnya yang merupakan sebuah ruang terbuka atau urban open

space. Dari segi visual beberapa aspek yang harus digaris bawahi

adalah:

- Warna yang didominasi oleh warna putih atau abu-abu. Warna

putih dan abu-abu memiliki efek memantulkan cahaya matahari.

Disaat bangunan berada di kawasan yang tergolong terbuka dalam

radius tertentu, cahaya matahari yang tidak diinginkan dapat di

pantulkan oleh warna putih atau abu-abu.

- Transparansi, atau bukaan yang dapat membuat bangunan lebih

mudah di identifikasi. Dan cahaya yang dibutuhkan dapat masuk

ke dalam dengan mudah.

- Vegetasi yang bersifat rimbun dapat menyamarkan antara

psikologi ruang dalam dan ruang luar.

Page 24: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

228

- Tekstur yang halus di beberapa material yang terkena sinar

matahari langsung. Dan terjangkau oleh penggunanya. Karena

bersifat menyerap panas lebih sedikit dari tekstur kasar.

5.2.4 Vegetasi

Vegetasi dalam bangunan diciptakan di beberapa tempat sebagai

pembatas ruang dalam dan luar yang tidak membutuhkan sistem pengamanan

tertentu. Misalnya batas bangunan Stasiun Kereta Api Sudirman dengan luar

bangunan. Batas bangunan tersebut bersifat formal namun tidak membutuhkan

pengamanan khusus bagi trespassing. Namun untuk sektor privat

membutuhkan pagar atau dinding transparah yang bersifat permanen.

Batas vegetasi yang digunakan pada bangunan tersebut dapat membuat

bangunan lebih menyatu dengan kawasan. Ruang terbuka dapat terkesan lebih

luas, namun, bangunan Stasiun Kereta Api Sudirman juga dapat memiliki

kesan lebih luas juga.

Selain itu, Vegetasi juga memiliki fungsi sebagai filter udara bersih

yang dapat dihasilkan di dalam Stasiun Kereta Api Sudirman. Dengan

berfungsinya barrier vegetasi yang bersifat linear membuat Stasiun Kereta

Api Sudirman menjadi lebih bersih pula udara yang dihasilkan.

Gambar 5.17 Tata Ruang Vegetasi

Page 25: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

229

Sumber : Analisis Pribadi

5.2.5 Sistem Struktur Terkait

Sistem struktur utama pada Stasiun Kereta Api Sudirman merupakan

sistem struktur dengan tipe bentang panjang. Dengan sistem struktur bentang

panjang, ruang di bawahnya tercipta lebih lapang dan minim dengan

penggunaan kolom yang dapat menghambat sirkulasi dari penumpang transit

antar moda.

Penutup Atap dan Dinding

Atap dengan struktur bentang panjang biasanya menggunakan penutup

atap ringan seperti membrane, atau bahan dengan polikarbonat. Di beberapa

bagian bangunan menggunakan penutup kaca juga ditujukan untuk exposed

kegiatan di dalamnya, seperti di bagian ruang transisi. Dengan menggunakan

safety glass, kaca dengan ketebalan tertentu dapat melindungi kegiatan di

dalamnya meskipun kegiatan tersebut terexposed.

Sementara itu dengan penutup atap utama yang digunakan untuk

melindungi penumpang di dalam bangunan didominasi dengan menggunakan

atap metal ringan dengan tekstur licin.

Page 26: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

230

Gambar 5.18 Contoh Penutup Kaca dengan Kegiatan Terekspos

Sumber : Review Stasiun Berlin Hauptbahnhof, Jerman.

Struktur Kolom Dan Rangka

Struktur kolom dan rangka menerapkan rangka atap lengkung dengan

bentuk menyesuaikan dengan tegangan tunggal, atau dengan kondisi stress,

atau tertarik. Dengan Penerapan sistem struktur space truss, yang disusun

sesuai dengan kebutuhan peron. Seperti yang digunakan pada Struktur atap

stadion, tidak semua bangunan Stasiun tertutup oleh atap, dan terdapat bagian

atap yang menggantung.

Page 27: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

231

Gambar 5.19 Rangka Atap Stadion

Sumber : http://image.made-in-china.com/2f0j00fBCTNmOgSjob/Tubular-Steel-

Structure-Stadium.jpg

5.2.6 Transportasi Dalam Bangunan

Dikarenakan bangunan memiliki perbedaan elevasi, transportasi dalam

bangunan menggunakan escalator dan tangga. Serta lift dan ramps dengan

kondisi kemiringan 70, juga dimanfaatkan untuk penunjang fasilitas difabel.

Namun untuk efisiensi ruang, ramps digunakan lebih banyak disbanding

tangga karena baik itu difabel atau penumpang no-difabel tetap bisa

menggunakannya.

Gambar 5.20 Gambar Potongan Barat dan Timur

Sumber : Analisis Pribadi

Page 28: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

232

5.2.7 Sistem Utilitas

5.2.7.1 Jaringan Air Bersih – Kotor

Air bersih menggunakan sistem air PDAM kota Jakarta.

Namun yang harus diperhatikan adalah pengolahan air kotor.

Dikarenakan bangunan bukan merupakan bangunan industrial,

bangunan membagi kategori air kotor menjadi 2. Air kotor yang

diproses dan dibuang menuji riol kota dan air kotor yang dapat

diperbaharui dan dialirkan menuju plant treatment atau vegetasi

lingkungan Stasiun Kereta Api Sudirman.

5.2.7.2 Jaringan Listrik

Jaringan listrik yang berkaitan dengan perjalanan kereta api

berada di bawah dan diatas rel kereta api. Kondisi jaringan kelistrikan

tersebut sudah tertanam dan merupakan kondisi eksisting yang sudah

ada sebelumnya. Namun Stasiun kereta api memiliki spesifikasi

tertentu seperti jaringan PPKA yang terdapat di local control panel.

Local control panel memiliki fungsi menerima dan mengirim

sinyal pada kereta api yang akan datang dan berangkat. Kaitannya

dengan traffic light kereta api yang biasanya terdapat di kedua ujung

dari stasiun kereta api dan di tiap penyebrangan perlintasan kereta api.

Jaringan tersebut memiliki spesifikasi kabel NYY. Kabel tersebut pada

umumnya terletak hingga 2 meter di bawah tanah.

Jaringan listrik yang digunakan untuk bangunan stasiun sendiri

lebih memiliki jaringan yang tersebar, hal ini dikarenakan lampu yang

digunakan adalah lampu outdoor, dan memiliki jarak standar antar

lampu yang lebih besar.

Page 29: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

233

Dikarenakan Stasiun Kereta Api Sudirman merupakan fasilitas

publik yang tergantung dengan kelistrikan, sumber listrik bangunan

tidak hanya menggunakan Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Namun menggunakan genset yang tersambung jaringan antara PLN –

Main Panel. Ruang main panel dbutuhkan untuk kontrol bangunan

secara keseluruhan dan yang bertanggung jawab secara penuh adalah

petugas teknisi atau maintenance.

5.2.7.3 Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi juga memiliki jaringan eksisting di

bawah rel kereta api. Jaringan tersebut juga memiliki sambungan

langsung di local control panel. Dan Jaringan tersebut tidak boleh

terganggu karena kaitannya dengan keselamatan penumpang kereta api

dan calon penumpang kereta api.

Berbeda dengan listrik, sumber jaringan telekomunikasi atau

dengan kata lain internet dan telfon. Jaringan telekomunikasi di stasiun

pada umumnya menggunakan satu rekening namun dipisah menjadi 2

nomor telfon dan 1 jaringan internet. Jaringan telfon yang dibutuhkan

biasanya terhubung dengan ruang kepala stasiun dan ruang

administrasi. Serta internet yang diprioritaskan menjadi sumber

jaringan ke server kereta api di ruang PPKA atau ruang local control

panel.

Sementara itu jaringan komunikasi internal terdapat di setiap

ruang stasiun, hal ini berkaitan dengan keamanan, dan kondisi atau

situasi darurat tertentu. Selain untuk darurat, terdapat jaringan

komunikasi internal bangunan dan sekitarnya yang berpusat di ruang

Page 30: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

234

local control panel yang berkaitan dengan jadwal kereta api datang

dan pergi.

Gambar 5.21 Local Control Panel

Sumber : http://www.scr.indianrailways.gov.in//uploads/images/1314859740038-

pic16.jpg

5.2.7.4 Pengaman

Pengaman yang dimaksud adalah pengaman dalam situasi

bencana dan pengaman penumpang dari kereta api.Pengaman dari

situasi darurat memiliki dimulai dari jaringan smoke detector. Yang

memiliki hubungan ke jaringan alarm yang akan berbunyi secara

otomatis dan jaringan sprinkler yang juga akan mengeluarkan air

secara otomatis. Kedua jaringan tersebut tidak memiliki pemutus

jaringan atau saklar, hal ini dikarenakan kondisi menyala atau mati

tidak dapat diprediksi, dan kaitannya dengan keselamatan. Selain itu,

pengumuman untuk kondisi darurat juga memiliki jaringan speaker

atau pengeras suara.

Page 31: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Stasiun Kereta Api …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82466/potongan/S1-2015... · penghalang untuk akses keluar dan masuk Stasiun Kereta Api Sudirman.

235

Jaringan lampu atau kelistrikan juga dibutuhkan untuk

keamanan di area peron di bagian zona bebas. Hal ini juga memiliki

sifat yang krusial. Karena zona tersebut tidak boleh dilewati oleh

penumpang kereta api sebelum kereta api berhenti secara total. Dan

lampu indikator perlu diinstalasi merah dan hijau untuk penumpang

sudah diperbolehkan naik atau belum. Dan zona bebas tersebut berada

di 80 cm dari batas terluar peron.

Gambar 5.22 Zona Bebas Peron

Sumber : http://i01.i.aliimg.com/img/pb/845/910/422/422910845_165.jpg