BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku...

41
2% 90% 6% 2% Bugis Dayak Jawa Toraja BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pemanfaatan Tumbuhan Berguna oleh Masyarakat Kampung Keay 5.1.1 Karakteristik responden Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki berbagai latar belakang yang berbeda, baik dari segi umur, pendidikan, asal, maupun jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data dan informasi dari 100 responden yang diwawancarai. 5.1.1.1 Suku bangsa Berdasarkan hasil wawancara atau data kuisioner diketahui bahwa masyarakat yang ada di Kampung Keay terdiri dari beberapa suku, yaitu Suku Dayak Benuaq, Jawa, Toraja dan Bugis. Persentase suku bangsa responden tersaji pada Gambar 10. Gambar 10 Persentase suku bangsa responden. Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa Suku Dayak Benuaq merupakan suku terbesar dibandingkan dengan suku yang lain, yaitu sebanyak 90%. Hal ini dikarenakan Kampung Keay merupakan kampung Suku Dayak, khususnya Dayak Benuaq. Sedangkan suku-suku yang lain merupakan masyarakat pendatang yang bekerja atau menikah dengan orang Dayak Benuaq. Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain. Hal ini dikarenakan Suku Dayak Benuaq merupakan suku asli sehingga lebih mengetahui dan memahami lingkungan sekitar, termasuk tumbuhan-tumbuhan yang ada.

Transcript of BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku...

Page 1: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

33

2%

90%

6% 2%

Bugis

Dayak

Jawa

Toraja

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemanfaatan Tumbuhan Berguna oleh Masyarakat Kampung Keay

5.1.1 Karakteristik responden

Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki

berbagai latar belakang yang berbeda, baik dari segi umur, pendidikan, asal,

maupun jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data dan

informasi dari 100 responden yang diwawancarai.

5.1.1.1 Suku bangsa

Berdasarkan hasil wawancara atau data kuisioner diketahui bahwa

masyarakat yang ada di Kampung Keay terdiri dari beberapa suku, yaitu Suku

Dayak Benuaq, Jawa, Toraja dan Bugis. Persentase suku bangsa responden tersaji

pada Gambar 10.

Gambar 10 Persentase suku bangsa responden.

Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa Suku Dayak Benuaq

merupakan suku terbesar dibandingkan dengan suku yang lain, yaitu sebanyak

90%. Hal ini dikarenakan Kampung Keay merupakan kampung Suku Dayak,

khususnya Dayak Benuaq. Sedangkan suku-suku yang lain merupakan

masyarakat pendatang yang bekerja atau menikah dengan orang Dayak Benuaq.

Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering

intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain. Hal ini dikarenakan Suku

Dayak Benuaq merupakan suku asli sehingga lebih mengetahui dan memahami

lingkungan sekitar, termasuk tumbuhan-tumbuhan yang ada.

Page 2: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

34

Laki-laki

50%

Perempuan

50%

5.1.1.2 Jenis kelamin

Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 responden, jumlah laki-laki dan

perempuan yaitu masing-masing sebanyak 50 orang (50%). Persentase jenis

kelamin responden tersaji pada Gambar 11.

Gambar 11 Persentase jenis kelamin responden.

Berdasarkan hasil wawancara, pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan

berguna antara laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan

baik laki-laki maupun perempuan yang ada di Kampung Keay sama-sama

menggunakan tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk pangan, kayu

bakar, obat dan lain sebagainya. Perbedaan yang terlihat jelas hanya pada

pemanfaatan tumbuhan pada kelompok kegunaan untuk racun alami dan

kecantikan. Dalam pemanfaatan untuk kategori ini, laki-laki lebih banyak

menggunakan tumbuhan racun alami untuk menangkap ikan maupun berburu

dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan

pekerjaan yang lazim dikerjakan oleh laki-laki. Dalam pemanfaatan tumbuhan

untuk kecantikan, perempuan lebih banyak yang menggunakannya karena

perempuan Dayak Benuaq selalu ingin menjaga kecantikannya.

5.1.1.3 Kelas umur

Menurut Hurlock (1980), pengklasifikasian kelas umur dibedakan kedalam

enam kategori yaitu kelas umur bayi (0-2 tahun), balita (3-5 tahun), anak-anak (6-

12 tahun), remaja (13-18 tahun), dewasa (19-59 tahun) dan lansia (≥ 60 tahun).

Berdasarkan hasil wawancara, kelas umur responden dibagi dalam tiga kelas yaitu

kelas umur remaja, dewasa dan lansia. Gambar 12 menyajikan jumlah responden

berdasarkan kelas umur.

Page 3: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

35

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Remaja Dewasa Lansia

10

77

13

Jum

lah r

espo

den

(o

rang)

Kelas umur (tahun)

Gambar 12 Jumlah responden berdasarkan kelas umur.

Dalam pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan berguna, masyarakat

pengguna tumbuhan di Kampung Keay menyebar pada semua kelas umur.

Berdasarkan Gambar 12, jumlah responden remaja merupakan responden terkecil

yaitu sebanyak 10 orang. Pemanfaatan tumbuhan pada kelas umur remaja

terutama perempuan lebih kepada kategori tumbuhan kecantikan dan aromatik.

Salah satu bentuk dari pemanfaatan tumbuhan tersebut yaitu selekop (Lepisanthes

amoena) yang berkhasiat menghilangkan bekas jerawat, flek hitam, menghaluskan

dan memutihkan wajah. Bentuk pemanfaatan dari tumbuhan aromatik yaitu setu

(Andropogon zizanoides) yang digunakan untuk memberi aroma pada pupur

dingin. Pemanfaatan tumbuhan untuk kelas umur dewasa lebih dominan daripada

kelas umur lainnya. Hal ini dikarenakan kelas umur dewasa memanfaatkan semua

kategori tumbuhan berguna. Untuk kelas umur lansia hanya memanfaatkan

beberapa tumbuhan, yaitu tumbuhan pangan, adat, obat, anyaman dan kerajinan,

kayu bakar, dan tolak bala. Sebagian besar pada kelas umur lansia ada yang masih

melakukan aktivitas membuat kerajinan tangan seperti membuat “berangka”,

“anjat” dan lain sebagainya. Gambar 13 menunjukkan aktivitas lansia dalam

membuat kerajinan tangan.

Page 4: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

36

Gambar 13 Aktivitas lansia dalam membuat kerajinan tangan.

5.1.1.4 Jenis pekerjaan

Berdasarkan hasil wawancara, pekerjaan responden yang tertinggi yaitu

sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan jumlah sebanyak 28 orang, sedangkan

jumlah pekerjaan terendah yaitu pengrajin sebanyak 3 orang. Sebagian besar

perempuan di Kampung Keay meskipun hanya sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga),

mereka juga memiliki pekerjaan sampingan seperti membantu suami menoreh

karet dan bertani ataupun bekerja sebagai buruh penoreh di kebun orang lain.

Pekerjaan sebagai pengrajin di Kampung Keay hanya sebagian kecil saja

masyarakat yang menggeluti pekerjaan ini karena yang memiliki keterampilan

hanya orang dewasa dan lansia saja, sedangkan anak mudanya tidak mau belajar

untuk membuat kerajinan. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari luar yang

membuat para pemuda/pemudi lebih tertarik dengan hal-hal baru. Tabel 10

menyajikan jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan.

Tabel 10 Jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 IRT 28 28

2 Petani 26 26

3 Pelajar 15 15

4 Swasta 15 15

5 Buruh 5 5

6 Pegawai 4 4

7 Pengrajin 3 3

8 Lainnya 4 4

5.1.1.5 Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan di Kampung Keay bervariasi, mulai dari tidak ada

pendidikan (tidak sekolah) sampai perguruan tinggi. Tabel 11 menyajikan data

mengenai jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Page 5: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

37

Tabel 11 Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 S1 3 3

2 D3 1 1

3 D2 1 1

4 SMA 17 17

5 SMP 22 22

6 SD 33 33

7 Tidak sekolah 23 23

Berdasarkan Tabel 11, jumlah responden dengan pendidikan Sekolah

Dasar (SD) adalah tingkat pendidikan dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 33

orang, sedangkan responden dengan tingkat pendidikan terendah yaitu pada

tingkat perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan D2 dan D3 masing-masing

berjumlah 1 orang. Urutan terbesar kedua dari tingkat pendidikan ini yaitu 23

orang yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali atau tidak sekolah. Hal ini

menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat di Kampung Keay masih tergolong

rendah.

Namun, jika dihubungkan dengan pengetahuan mengenai tumbuhan

berguna responden dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan yang tidak

sekolah justru lebih banyak pengetahuannya dibandingkan dengan yang lain.

Untuk tingkat pendidikan yang lain, seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi pengetahuannya tidak

terlalu banyak dan jumlah responden yang mengetahui tumbuhan berguna ini juga

tidak banyak, hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya. Hal ini

dikarenakan responden yang berpendidikan SD dan yang tidak bersekolah

merupakan responden yang sudah tua dan memasuki usia lanjut (lansia), yaitu

berkisar antara 50 tahun sampai 100 tahun. Pendidikan mereka yang rendah ini

bukan karena tidak ingin sekolah, melainkan lebih dikarenakan sulitnya

mengenyam pendidikan pada masa itu. Desakan dan kesulitan hidup membuat

mereka lebih mandiri dengan menjalani hidup berdampingan dengan alam

sehingga pengetahuan mereka terhadap tumbuhan berguna lebih banyak.

Page 6: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

38

145

20

19

15

14

13

11

10

9

8

6

5

4

3

2

1

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Lain-lain

Arecaceae

Euphorbiaceae

Poaceae

Fabaceae

Orchidaceae

Zingiberaceae

Moraceae

Solanaceae

Verbenaceae

Araceae

Acanthaceae

Agavaceae

Annonaceae

Bromeliaceae

Amaranthaceae

Jumlah spesies

Fam

ili

5.1.2 Keanekaragaman spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat Kampung Keay

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 396 spesies tumbuhan dari hasil

wawancara dan analisis vegetasi yang termasuk dalam 95 famili. Dari jumlah

tersebut, 285 spesies diantaranya telah diketahui manfaatnya. Daftar total spesies

tumbuhan secara rinci disajikan pada Lampiran 1.

5.1.2.1 Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berdasarkan famili

Berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan berguna di Kampung Keay

dapat dikelompokkan kedalam 78 famili. Jenis yang paling banyak ditemukan

adalah dari famili Arecaceae, yaitu sebanyak 20 spesies. Hal ini menunjukkan

bahwa famili Arecaceae memiliki keanekaragaman spesies tertinggi dibandingkan

famili lainnya. Famili yang ditemukan terbanyak kedua dan ketiga adalah

Euphorbiaceae (19 spesies) dan Poaceae (15 spesies). Keanekaragaman spesies

tumbuhan berguna berdasarkan famili disajikan pada Gambar 14 dan daftar

rekapitulasi famili dan jumlah spesies tumbuhan berguna secara lebih rinci tersaji

pada Lampiran 1.

Gambar 14 Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berdasarkan famili.

Page 7: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

39

5.1.2.2 Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berdasarkan habitus

Keanekaragaman habitus spesies-spesies tumbuhan berguna di Kampung

Keay dapat dikelompokkan kedalam 9 jenis, yaitu pohon, perdu, herba, liana,

epifit, palma, semak, bambu, dan paku-pakuan. Persentase tumbuhan berguna

berdasarkan habitus tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Persentase tumbuhan berguna berdasarkan habitus

No. Habitus Jumlah Spesies Persentase (%)

1 Herba 84 29,47

2 Pohon 83 29,12

3 Perdu 49 17,19

4 Liana 18 6,32

5 Epifit 17 5,96

6 Palma 15 5,26

7 Semak 12 4,21

8 Bambu 4 1,40

9 Paku-pakuan 3 1,05

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa jumlah spesies terbanyak yang

ditemukan terdapat pada kelompok habitus herba yaitu sebanyak 84 spesies

(29,47%) dan habitus terbanyak kedua yaitu pohon sebanyak 83 spesies (29,12%),

sedangkan habitus terkecil yaitu paku-pakuan dengan jumlah sebanyak 3 spesies

(1,05%). Berdasarkan hasil tersebut kelompok habitus herba merupakan

kelompok dengan keanekaragaman spesies tertinggi sedangkan paku-pakuan

merupakan kelompok dengan keanekaragaman spesies yang paling rendah.

Informasi mengenai habitus masing-masing spesies tumbuhan berguna secara

lebih rinci disajikan pada Lampiran 1.

5.1.2.3 Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna berdasarkan bagian

yang dimanfaatkan

Berdasarkan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, sebagian besar

masyarakat Kampung Keay memanfaatkan bagian daun yaitu sebanyak 122

spesies (27,67%) sedangkan yang paling sedikit digunakan yaitu bunga dengan

jumlah sebanyak 13 spesies (2,95%). Sebagian besar penelitian etnobotani yang

telah dilakukan pada masyarakat suku lain yang ada di Indonesia menyebutkan

daun merupakan bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan, seperti penelitian

yang dilakukan oleh Hidayat (2009) di Kampung Adat Dukuh yang menyebutkan

bahwa daun merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan yaitu sebanyak

Page 8: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

40

110 spesies tumbuhan (22,49%). Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh

masyarakat dapat di lihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Keay

No. Bagian Tumbuhan Sub Bagian Tumbuhan Jumlah Spesies Persentase (%)

1 Daun Daun 121 27,44

Getah daun 1 0,23

2 Batang Batang 102 23,13

Kulit batang 12 2,72

Air batang 4 0,91

Dahan/ranting 14 3,17

Getah batang 11 2,49

3 Buah Buah 92 20,86

Air buah 2 0,45

Kulit buah 1 0,23

Biji 9 2,04

4 Bunga Bunga 11 2,49

Air bunga 1 0,23

Kulit bunga 1 0,23

5 Akar Akar 28 6,35

Rimpang 11 2,49

6 Umbi Umbi 10 2,27

7 Seluruh bagian

tumbuhan

Seluruh bagian

tumbuhan

10 2,27

5.1.2.4 Asal tumbuhan

Asal tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kampung Keay dapat

dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu tumbuhan budidaya, tumbuhan

nonbudidaya (liar), dan tumbuhan budidaya serta liar. Tumbuhan budidaya yaitu

tumbuhan yang sengaja ditanam oleh masyarakat di kebun, ladang, maupun

pekarangan. Tanaman nonbudidaya yaitu tumbuhan yang berasal dari hutan dan

tumbuhan liar di sekitar rumah, di pinggir jalan dan sungai. Dalam

membudidayakan tumbuhan, selain di pekarangan dan ladang masyarakat juga

memiliki lahan tersendiri untuk membudidayakan tumbuhan. Masyarakat Dayak

Benuaq biasa menyebutnya dengan “lembo”. “Lembo” merupakan kebun yang

berada di sekitar rumah ataupun di sekitar hutan. Tumbuhan yang biasa ditanam

oleh masyarakat di “lembo” sebagian besar adalah tumbuhan buah-buahan, seperti

elai (Durio kutejensis), kalang (Durio zibethinus), rambutan (Nephelium

lappaceum), langsat (Lansium domesticum) dan lain sebagainya. Gambar 15

menyajikan persentase spesies tumbuhan berdasarkan asal tumbuhan yang

digunakan oleh masyarakat Kampung Keay.

Page 9: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

41

Budidaya

49%

Liar

40%

Budidaya

dan liar

11%

Kategori asal tumbuhan

Gambar 15 Persentase spesies tumbuhan berdasarkan asalnya.

Berdasarkan Gambar 15 dapat diketahui bahwa tumbuhan yang sering

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagian besar berasal dari tumbuhan budidaya,

seperti pekarangan, kebun, ladang, dan “lembo”. Selain dimanfaatkan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup, tumbuhan yang dibudidayakan masyarakat di

pekarangan, kebun maupun ladang juga memiliki nilai ekonomi. Sebagai contoh,

jika musim buah tiba masyarakat biasanya menjual sebagian hasil panen mereka

kepada para tengkulak atau menjual sendiri di depan rumah. Hal ini menunjukkan

bahwa pekarangan, kebun, ladang maupun “lembo” juga memiliki nilai ekonomi

yang cukup tinggi.

5.1.3 Kelompok penggunaan tumbuhan berguna

Interaksi masyarakat dengan hutan yang berlangsung lama menimbulkan

ketergantungan masyarakat terhadap hutan sangat tinggi. Suku Dayak Benuaq

yang telah lama hidup di sekitar hutan menggantungkan hidupnya dari mengelola

dan memanfaatkan hutan yang ada. Salah satu bentuk pemanfaatan hutan adalah

pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan yang ada baik untuk pangan, obat,

keperluan adat, kayu bakar, pakan ternak dan sebagainya. Berdasarkan kelompok

kegunaan, spesies-spesies yang terdapat di Kampung Keay dapat dikelompokkan

kedalam 16 kelompok kegunaan, seperti yang tercantum pada Tabel 14.

Page 10: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

42

Tabel 14 Kelompok kegunaan tumbuhan

No. Kelompok Kegunaan Jumlah Spesies

1 Tumbuhan obat 95

2 Tumbuhan pangan 87

3 Tumbuhan hias 56

4 Tumbuhan adat 34

5 Tumbuhan penghasil bahan bangunan 31

6 Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan 25

7 Tumbuhan aromatik/minyak atsiri 22

8 Tumbuhan kecantikan 17

9 Tumbuhan tolak bala 16

10 Tumbuhan penghasil kayu bakar 14

11 Tumbuhan penghasil lain-lain 13

12 Tumbuhan penghasil pakan ternak 12

13 Tumbuhan pewarna dan tanin 10

14 Tumbuhan penghasil pestisida nabati dan racun alami 9

15 Tumbuhan penghasil serat 9

16 Tumbuhan penghasil minuman 8

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa jumlah spesies tumbuhan terbanyak

terdapat pada kelompok tumbuhan obat yaitu sebanyak 95 spesies diikuti

tumbuhan pangan yaitu sebanyak 87 spesies. Kelompok tumbuhan obat memiliki

jumlah tertinggi karena masyarakat Dayak Benuaq hingga saat ini masih sangat

percaya terhadap para dukun dan pengobatan yang dilakukan dengan

menggunakan tumbuhan-tumbuhan yang berasal dari alam. Pengetahuan

penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional diperoleh secara turun temurun

dari orang tua terdahulu. Tumbuhan yang paling sedikit dimanfaatkan terdapat

pada kelompok tumbuhan penghasil minuman yaitu sebanyak 8 spesies. Hal ini

dikarenakan tidak semua tumbuhan memiliki kandungan air, baik air buah, air

batang maupun air bunga yang banyak.

5.1.3.1 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan

sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian

berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit

tertentu (Indonesian Herbal 2008). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh

sebanyak 95 spesies tumbuhan obat dari 43 famili. Berdasarkan kelompok

penyakit atau penggunaannya, spesies-spesies tumbuhan obat di Kampung Keay

dapat dikelompokkan kedalam 24 kelompok penyakit/penggunaan. Rekapitulasi

klasifikasi tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit atau penggunaannya

tersaji pada Tabel 15.

Page 11: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

43

Tabel 15 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan obat di Kampung Keay

berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan

No Kelompok Penyakit/Penggunaan Jumlah Spesies

1 Penyakit saluran pencernaan 25

2 Pengobatan luka 15

3 Sakit kepala dan demam 15

4 Penyakit otot dan persendian 14

5 Penyakit kulit 13

6 Penyakit diabetes 11

7 Penyakit jantung 11

8 Perawatan kehamilan dan persalinan 11

9 Penyakit malaria 8

10 Penyakit saluran pernafasan/THT 8

11 Penyakit tipes 8

12 Penyakit kanker 6

13 Penyakit mulut 6

14 Penyakit tulang 5

15 Penyakit kuning 4

16 Penyakit saluran pembuangan 3

17 Penyakit gigi 3

18 Tonikum 3

19 Penyakit ginjal 2

20 Penyakit khusus wanita 2

21 Penawar racun 2

22 Gangguan peredaran darah 1

23 Penyakit gangguan urat syaraf 1

24 Penyakit mata 1

Jenis penggunaan terbanyak dari tumbuhan obat di Kampung Keay

pertama sebagai obat penyakit saluran perncernaan (25 spesies), kedua sebagai

pengobatan luka (15 spesies) dan obat sakit kepala/demam (15 spesies), dan

ketiga sebagai obat penyakit otot dan persendian (14 spesies), sedangkan sisanya

terbagi kedalam berbagai kelompok penyakit yang ada seperti dalam Tabel 15.

Daftar spesies-spesies tumbuhan obat di Kampung Keay beserta kegunaannya

disajikan pada Lampiran 2.

Sebagian besar spesies tumbuhan obat yang diperoleh untuk setiap spesies

mempunyai kegunaan menyembuhkan lebih dari satu penyakit dan kelompok

penyakit, namun ada spesies yang berkhasiat hanya untuk satu kelompok penyakit

atau penggunaan. Selain itu, untuk menyembuhkan suatu penyakit diperlukan

beberapa spesies tumbuhan obat. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan

beberapa penyakit yang dalam penyembuhannya harus menggunakan beberapa

spesies tumbuhan obat. Rekapitulasi beberapa spesies tumbuhan obat yang dalam

penggunaannya dicampur dengan spesies tumbuhan lain tersaji pada Lampiran 3.

Page 12: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

44

Menurut Inama (2008), dalam pemanfaatan tumbuhan obat, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan yaitu bagian tumbuhan, cara pemanenan, cara

pengolahan dan aturan pakai. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena

jika dalam penggunaan tumbuhan obat dilakukan secara sembarangan maka

tumbuhan obat tersebut dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa orang yang

mengkonsumsinya. Salah satu contoh spesies tumbuhan obat yang cara

pemanennya berbeda dengan tumbuhan yang lain adalah mara uleq (Eurycoma

longifolia). Pemanenan mara uleq (Eurycoma longifolia) yang umum dilakukan

oleh masyarakat Dayak Benuaq yaitu dengan memangkas pohon dan menyisakan

± 5 cm batang dari permukaan tanah. Selanjutnya batang yang tersisa tersebut

ditumbuk dengan benda berat sampai akar pangkalnya patah. Setelah akar pangkal

patah, cabut batang yang tersisa tadi dengan menggunakan tali atau tangan.

Tujuan dari teknik pemanenan ini adalah untuk memudahkan pemanenan karena

mara uleq (Eurycoma longifolia) mempunyai akar tunggang yang sangat kuat

sehingga sulit dipanen jika menggunakan teknik biasa. Beberapa spesies

tumbuhan obat di Kampung Keay ditunjukkan pada Gambar 16.

(a) (b)

Gambar 16 Contoh spesies tumbuhan obat di Kampung Keay (a) muk’ng

(Blumea balsamifera), (b) mara uleq (Eurycoma longifolia).

5.1.3.2 Tumbuhan pangan

Pangan merupakan kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan oleh setiap

makhluk hidup untuk menjaga keberlangsungan hidup. Menurut Depdikbud

(1988), tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang,

berakar, berdaun dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia. Menurut

Page 13: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

45

0

10

20

30

40

50

Karbohidrat Buah Sayur

8

49

30

Jum

lah s

pes

ies

Kategori pangan

Sastrapradja et al. (1977) diacu dari Purnawan (2006) tumbuhan pangan dibagi

berdasarkan kandungannya, yaitu tumbuhan mengandung karbohidrat, tumbuhan

mengandung protein, tumbuhan mengandung vitamin dan tumbuhan mengandung

lemak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, diperoleh 87 spesies

tumbuhan dari 29 famili yang digunakan sebagai bahan pangan. Dari 87 spesies

tumbuhan pangan, 73 spesies (84%) merupakan spesies tumbuhan budidaya dan

sisanya 14 spesies (16%) merupakan tumbuhan liar. Salah satu spesies tumbuhan

liar yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak Benuaq yaitu uwe ngono

(Calamus manan). Tumbuhan pangan yang diperoleh dari hasil penelitian,

diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu sayuran, buah-buahan dan penghasil

karbohidrat. Jumlah masing-masing kategori, yaitu sayuran 30 spesies (35%),

buah-buahan 49 spesies (56%) dan penghasil karbohidrat 8 spesies (9%). Gambar

17 menyajikan jumlah spesies tumbuhan berdasarkan kategori pangan.

Gambar 17 Kategori tumbuhan pangan pada masyarakat Kampung Keay.

Masyarakat Dayak Benuaq memiliki kebiasaan unik dalam kesehariannya.

Kebiasaan tersebut terlihat dari kebiasaan masyarakat yang memakan buah sepotn

(Areca catechu) setelah makan nasi. Menurut masyarakat Dayak Benuaq,

kebiasaan tersebut sudah ada sejak dahulu. Alasan dibalik kebiasaan tersebut

adalah untuk menghilangkan liur yang tidak sedap setelah makan dan juga untuk

menghilangkan rasa mual. Selain untuk menghilangkan liur yang tidak sedap dan

menghilangkan rasa mual setelah makan, sepotn (Areca catechu) juga dapat

dijadikan sebagai pengganti rokok sehingga tidak heran jika masyarakat Dayak

Page 14: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

46

Benuaq, baik laki-laki maupun perempuan selalu membawa sepotn (Areca

catechu) kemana pun dan kapan pun mereka pergi. Kebiasaan masyarakat Dayak

Benuaq ini sangat baik karena dengan mengkonsumsi sepotn (Areca catechu)

selain berdampak pada kesehatan gigi, kebiasaan ini juga dapat mengurangi

penggunaan rokok oleh masyarakat. Beberapa spesies tumbuhan pangan yang ada

di Kampung Keay dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tumbuhan yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat Dayak Benuaq

adalah pare (Oryza sativa). Areal sawah yang digunakan masyarakat untuk

menanam padi berupa ladang berpindah, yaitu dengan mengolah areal hutan dan

menjadikan areal tersebut sebagai lahan mereka. Biasanya satu keluarga bisa

menggarap 1-2 ha areal. Jenis padi yang ditanam masyarakat adalah padi gunung

dengan kuantitas panen hanya satu kali dalam setahun. Dalam proses mulai dari

pembukaan lahan sampai pemanenan harus dilakukan bersama-sama bagi semua

masyarakat. Pembukaan atau pengolahan lahan biasanya dilakukan pada bulan

Juni-Juli, waktu penanaman dilakukan pada bulan Agustus-September, sedangkan

masa panen yaitu pada bulan Februari-Maret. Sebagian besar masyarakat tidak

menjual hasil panennya, melainkan hanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari.

Gambar 18 menunjukkan contoh dua spesies tumbuhan pangan.

(a) (b)

Gambar 18 Contoh spesies tumbuhan pangan (a) terong asam (Solanum

lasiocarpum), (b) terincing (Ananas comosus)

5.1.3.3 Tumbuhan penghasil minuman

Tumbuhan yang biasa digunakan sebagai penghasil minuman oleh

masyarakat di Kampung Keay ada 8 spesies yang termasuk dalam 5 famili.

Page 15: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

47

Diantara spesies yang paling umum digunakan sebagai penghasil minuman yaitu

nyui (Cocos nucifera) dan sarap (Arenga pinnata). Selain tumbuhan budidaya,

tumbuhan liar juga ada yang dapat digunakan sebagai penghasil minuman seperti

akar kedot (Spatholobus ferrugineus), ukor (Caryota sp.), uwe (Calamus sp.), dan

ngongong (Nepenthes sp.). Ngongong (Nepenthes sp.) tidak hanya digunakan

sebagai tumbuhan penghasil minuman, namun juga dapat digunakan sebagai

tumbuhan obat karena air bunganya dapat menyembuhkan penyakit dalam, seperti

batu ginjal. Ngongong (Nepenthes sp.) yang dapat diminum adalah yang

bunga/kantongnya yang masih tertutup. Tabel 16 menyajikan spesies-spesies

tumbuhan penghasil minuman di Kampung Keay.

Tabel 16 Spesies-spesies tumbuhan penghasil minuman di Kampung Keay

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

1 Nyui Cocos nucifera Arecaceae Buah

2 Akar kedot Spatholobus ferrugineus Fabaceae Batang

3 Ukor Caryota sp. Arecaceae Batang

4 Sarap Arenga pinnata Arecaceae Batang

5 Uwe Calamus sp. Arecaceae Batang

6 Terincing Ananas comosus Bromeliaceae Buah

7 Ngongong Nepenthes sp. Nepenthaceae Bunga

8 Tebu Saccharum officinarum Poaceae Batang

5.1.3.4 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Selain pangan, kebutuhan primer manusia lainnya yaitu papan atau rumah.

Rumah merupakan tempat tinggal atau hunian yang berfungsi sebagai tempat

berlindung. Kayu dan bagian lain dari tumbuhan banyak yang berguna untuk

dijadikan bahan bangunan. Bangunan yang terbuat dari tumbuhan ini tidak hanya

untuk membangun rumah, melainkan juga untuk membangun kandang ternak,

lumbung padi, pondok dan lain sebagainya.

Saat ini bangunan rumah di Kampung Keay masih didominasi oleh rumah

yang terbuat dari kayu, sedangkan sisanya sudah terbuat dari beton. Hampir

semua bagian rumah atau bangunan lain berasal dari tumbuhan. Adapun

penggunaan tumbuhan beserta bagian-bagian bangunan secara umum pada

masyarakat Kampung Keay tersaji pada Tabel 17.

Page 16: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

48

Tabel 17 Penggunaan tumbuhan pada bagian-bagian bangunan masyarakat

Kampung Keay

No. Bagian Rumah Nama Spesies

1. Atap Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), jemiaq

(Metreoxylon rumphii), sarap (Arenga pinnata),

empuratn (Salacca zalacca), peleleq (Lithocarpus

blumeanus), daun biruq (Licuala valida)

2. Dinding Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), lempung

(Shorea sp.), jati (Tectona grandis), kapur

(Dryobalanops sp.), jengatn (Shorea laevifolia),

lelutung (Dyera costulata), puti (Koompassia

malaccensis), bane baloq (Gigantochloa atter),

bane temiang (Schizostachyum blumei), bane

betung (Dendrocalamus asper), sepotn (Areca

catechu), kalang (Durio zibethinus), kahoy (Shorea

balangeran), orai (Shorea macrophylla), asam

payang (Mangifera pajang), bernunuq

(Dipterocarpus sp.), sungkai (Peronema canescens)

3. Lantai rumah Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), lempung

(Shorea sp.), kapur (Dryobalanops sp.), lelutung

(Dyera costulata), puti (Koompassia malaccensis),

bane baloq (Gigantochloa atter), bane temiang

(Schizostachyum), bane betung (Dendrocalamus

asper), orai (Shorea macrophylla), asam payang

(Mangifera pajang), sepotn (Areca catechu),

bernunuq (Dipterocarpus sp.)

4. Pintu dan jendela Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), jengatn (Shorea

laevifolia), sungkai (Peronema canescens)

5. Tiang Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), kapur

(Dryobalanops sp.), jengatn (Shorea laevifolia),

puti (Koompassia malaccensis)

6. Plafon Lempung (Shorea sp.), kapur (Dryobalanops sp.),

sungkai (Peronema canescens)

7. Tongkat Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), jengatn (Shorea

laevifolia), puti (Koompassia malaccensis)

8. Tali pengikat Uwe (Korthalsia sp., Calamus sp., Daemonorops

sp.), akar kerop (Bauhinia tomentosa), akar kedot

(Spatholobus ferrugineus), akar berempuyut

(Cyratia trifolia), akar mengkelagit (Artabotrys

suaveolens)

9. Reng Toluyatn (Eusideroxylon zwageri), kapur

(Dryobalanops sp.), sungkai (Peronema canescens),

sepotn (Areca catechu), blakangin (Trema

orientalis), ayau buah kuning (Litsea mappacea),

ayau buah merah (Litsea firma), nagag (Schima

wallichii), sepotn (Areca catechu)

Spesies tumbuhan sebagai bahan bangunan pada masyarakat Kampung

Keay ditemukan sebanyak 32 spesies yang termasuk dalam 14 famili. Habitus

yang mendominasi yaitu pohon sebanyak 18 spesies (43%), palma 6 spesies

(38%), liana 5 spesies (12%), dan bambu 3 spesies (7%). Beberapa spesies

Page 17: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

49

tumbuhan sebagai bahan bangunan di Kampung Keay dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Kayu yang paling disukai oleh mayarakat untuk dijadikan bahan bangunan

yaitu toluyatn (Eusideroxylon zwageri) karena kayunya kuat dan awet.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dahulu penggunaan tumbuhan

sebagai bahan bangunan seperti toluyatn (Eusideroxylon zwageri), lempung

(Shorea sp.) dan jengatn (Shorea laevifolia) sangat mudah diperoleh. Masyarakat

hanya mengambil dari hutan kemudian mengolahnya menjadi balok (tongkat) dan

papan. Namun, semakin banyaknya hutan yang terbakar dan semakin

berkurangnya spesies tersebut di alam, terutama toluyatn (Eusideroxylon zwageri)

masyarakat saat ini sudah tidak mudah lagi memperoleh tumbuhan-tumbuhan

tersebut. Meskipun dapat menggunakan spesies tumbuhan tersebut sebagai bahan

bangunan, masyarakat harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit, misalnya

untuk 1 m3 toluyatn (Eusideroxylon zwageri) harga saat ini dipasaran mencapai

Rp 3.500.000, sedangkan untuk jengatn (Shorea laevifolia) dan lempung (Shorea

sp.) masing-masing Rp 2.500.000 dan Rp 1.800.000. Salah satu contoh

pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan bangunan ditunjukkan pada Gambar 19.

(a) (b)

Gambar 19 Contoh pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan bangunan (a) lumbung

pare (Oryza sativa), (b) rumah penduduk.

5.1.3.5 Tumbuhan hias

Tumbuhan hias merupakan tumbuhan yang memiliki keindahan tersendiri

baik pada bunga, daun, batang dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara

dengan masyarakat, spesies yang termasuk kategori tumbuhan hias terdapat 56

Page 18: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

50

spesies yang termasuk dalam 29 famili. Beberapa spesies tumbuhan hias di

Kampung Keay dapat dilihat pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil penelitian,

terdapat beberapa spesies tumbuhan yang termasuk kategori langka yaitu anggrek

hitam (Coelogyne pandurata), anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum), dan

ngongong (Nepenthes sp.) (PP No.7 Tahun 1999). Anggrek hitam (Coelogyne

pandurata) merupakan salah satu spesies dari famili Ochidaceae yang hanya

ditemukan di daerah Kalimantan Timur dan tidak ditemukan di tempat lainnya di

dunia (LIPI 2002). Tumbuhan-tumbuhan tersebut diperoleh masyarakat dari

hutan. Tumbuhan hias yang banyak ditanam masyarakat di pekarangan rumah,

yaitu komat (Codiaeum variegatum), biyowo (Cordyline fruticosa), kerakap

(Platycerium bifurcatum) dan empulung (Asplenium nidus). Gambar 20

menujukkan contoh dua spesies tumbuhan hias di Kampung Keay.

(a) (b)

Gambar 20 Contoh spesies tumbuhan hias di Kampung Keay (a) empulung

(Asplenium nidus), (b) komat (Codiaeum variegatum).

5.1.3.6 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Kayu bakar merupakan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan mudah

dan tidak memerlukan biaya yang mahal atau bahkan tidak memerlukan biaya

apapun. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Keay masih

menggunakan kayu bakar sebagai alat untuk memasak. Kayu bakar dapat

diperoleh dengan mudah oleh masyarakat karena di sekitar tempat tinggal mereka

terdapat banyak spesies tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, terdapat 14 spesies tumbuhan

dari 11 famili yang sering digunakan masyarakat sebagai kayu bakar. Beberapa

Page 19: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

51

spesies tumbuhan sebagai kayu bakar di Kampung Keay, dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Berdasarkan hasil penelitian, spesies tumbuhan yang dapat dijadikan

sebagai kayu bakar tidak hanya berasal dari tumbuhan liar. Namun, juga ada yang

berasal dari tumbuhan budidaya seperti karet dan tumbuhan buah. Menurut

masyarakat, dari 14 spesies tumbuhan yang dapat digunakan sebagai kayu bakar

terdapat satu spesies tumbuhan yang sangat disukai masyarakat sebagai kayu

bakar yaitu kelapapaq (Vitex pubescens). Kelapapaq (Vitex pubescens) memiliki

kualitas yang sangat baik sebagai kayu bakar karena menghasilkan bara yang awet

atau tidak cepat menjadi abu. Hal ini menyebabkan kelapapaq (Vitex pubescens)

menjadi bahan bakar yang paling disukai oleh masyarakat. Selain untuk kayu

bakar, kelapapaq (Vitex pubescens) juga dapat dibuat menjadi arang.

5.1.3.7 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Selain bertani, masyarakat Kampung Keay juga memelihara hewan ternak

baik untuk dikonsumsi maupun untuk dijual. Hewan peliharaan masyarakat di

Kampung Keay antara lain babi, ayam, mentok, sapi, dan kambing. Babi, ayam

dan mentok merupakan hewan yang banyak dipelihara masyarakat dibandingkan

sapi dan kambing. Dari hasil wawancara dengan masyarakat, tumbuhan yang

sering digunakan sebagai pakan ternak yaitu sebanyak 12 spesies yang termasuk

dalam 7 famili. Tabel 18 menyajikan spesies-spesies tumbuhan sebagai pakan

ternak.

Tabel 18 Spesies-spesies tumbuhan sebagai pakan ternak di Kampung Keay

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

1 Jabau Manihot utilisima Euphorbiaceae Umbi

2 Jeloq Musa sp. Musaceae Buah

3 Nakatn Artocarpus heterophyllus Moraceae Buah

4 Cempedak Artocarpus champeden Moraceae Buah

5 Jagung Zea mays Poaceae Buah

6 Rumput gajah Pennisetum purpureum Poaceae Daun

7 Rumput bambu Pogonatherum crinitum Poaceae Daun

8 Tonai Caladium sp. Araceae Umbi

9 Terincing Ananas comosus Bromeliaceae Buah

10 Pare Oryza sativa Poaceae Buah

11 Karet Hevea brasiliensis Euphorbiaceae Biji

12 Jemiaq Metreoxylon rumphii Arecaceae Batang

Page 20: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

52

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, jabau (Manihot

utilisima) merupakan spesies yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai

pakan ternak. Hal ini dikarenakan jabau (Manihot utilisima) lebih mudah

diperoleh dari lingkungan sekitar dan hewan ternak seperti babi, ayam dan mentok

sama-sama menyukainya. Dalam pemanfaatan jabau (Manihot utilisima) sebagai

bahan pakan ternak, umbi jabau (Manihot utilisima) harus diparut terlebih dahulu

sebelum diberikan kepada hewan ternak. Salah satu contoh spesies tumbuhan

pakan ternak dan pemanfaatannya tersaji pada Gambar 21.

Gambar 21 Contoh spesies tumbuhan pakan ternak jabau (Manihot utilisima)

dan bentuk pemanfaatannya.

5.1.3.8 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan yang diperoleh dari hasil

penelitian sebanyak 25 spesies yang termasuk dalam 14 famili. Sebagian besar

habitus tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan adalah pohon, sedangkan

sebagian kecilnya dari habitus liana. Daftar spesies tumbuhan penghasil tali,

anyaman dan kerajinan disajikan pada Lampiran 8.

Dalam pemanfaatan spesies-spesies tumbuhan tersebut, masyarakat sering

menggunakannya untuk membuat anyaman, tali pengikat maupun kerajinan

lainnya. Kerajinan tangan yang sering dibuat oleh masyarakat yaitu “lampit”,

“anjat”, “berangka”, “tampah”, “seraung”, “sarung mandau” dan lain sebagainya.

Selain digunakan sendiri, barang-barang kerajinan tersebut juga dijual oleh

masyarakat. Misalnya, untuk “berangka” ukuran kecil dihargai Rp. 60.000

sedangkan “berangka” ukuran besar dihargai Rp 150.000. Gambar 22 menyajikan

salah satu contoh kerajinan masyarakat Dayak Benuaq.

Page 21: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

53

(a) (b)

Gambar 22 Salah satu contoh kerajinan masyarakat Dayak Benuaq (a) “tampah”

(b) “berangka”.

5.1.3.9 Tumbuhan penghasil pestisida nabati dan racun alami

Pestisida nabati adalah pestisida yang terbuat dari tumbuhan dan dapat

dibuat dengan mudah dengan peralatan sederhana dan pengetahuan yang terbatas,

sedangkan racun alami adalah racun yang terbuat dari bahan alami (tumbuhan)

yang dapat menyebabkan kematian pada makhluk hidup. Oleh karena bahan dasar

pestisida nabati berasal dari tumbuhan, maka pestisida ini bersifat ramah

lingkungan dan relatif aman bagi manusia maupun hewan. Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh 9 spesies tumbuhan dari 6 famili yang digunakan sebagai

pestisida nabati dan racun alami. Spesies-spesies tumbuhan sebagai bahan

pestisida nabati dan racun alami, dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Spesies-spesies tumbuhan sebagai bahan pestisida nabati dan racun

alami di Kampung Keay

No. Nama

Lokal Nama Ilmiah Famili

Bagian yang

digunakan Keterangan

1 Tuaq Derris elliptica Fabaceae Batang Racun ikan

2 Muk’ng Blumea balsamifera Asteraceae Daun Pestisida

3 Setu Vertiver zizanoides Poaceae Daun Pestisida

4 Nakatn

belana

Annona muricata Annonaceae Daun Pestisida

5 Wangun Clausena anisum-

olens

Rutaceae Semua bagian

tumbuhan

Pestisida

6 Serai jemuq Cymbopogon nardus Poaceae Daun Pestisida

7 Siratn Antiaris toxicaria Moraceae

Getah Racun hewan

buruan

8 Melipas - - Kulit batang Pestisida

9 Sinaq - - Getah Racun hewan

buruan

Page 22: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

54

Spesies tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai racun

alami adalah tuaq (Derris elliptica) dan siratn (Antiaris toxicaria). Hal ini

dikarenakan kebiasaan masyarakat yang biasa mencari ikan dan berburu di hutan

untuk dijadikan bahan makanan sehingga penggunaan kedua tumbuhan ini sering

dilakukan. Tumbuhan pestisida juga sering digunakan karena kehidupan

masyarakat masih bergantung pada kehidupan bercocok tanam dan berternak.

Pengolahan spesies tumbuhan pestisida nabati dan racun alami sangat

sederhana, misalnya untuk keperluan pestisida nabati wangun (Clausena anisum-

olens) hanya dibakar di sekitar ladang karena wangun (Clausena anisum-olens)

memiliki aroma yang menyengat hama-hama yang menyerang padi akan mati

karena menghirup asap dari pembakaran tersebut. Sedangkan untuk

menghilangkan kutu ayam digunakan tumbuhan serai jemuq (Cymbopogon

nardus). Pengolahannya pun sangat sederhana, cukup meletakkan satu genggam

daun serai jemuq ke dalam kandang ayam.

Tumbuhan sebagai racun alami digunakan masyarakat hanya untuk

meracuni hewan. Tuaq (Derris elliptica) sering digunakan masyarakat untuk

menangkap ikan di sungai. Pengolahannya pun sederhana, akar tuaq (Derris

elliptica) ditumbuk sampai berbusa, setelah mengeluarkan busa akar yang telah

hancur tadi dimasukkan ke sungai. Hal ini biasanya dilakukan jika air sungai

sedang dangkal sehingga perolehan ikan pun banyak. Berbeda dengan tuaq

(Derris elliptica), pengolahan siratn (Antiaris toxicaria) sebagai racun alami

sedikit lebih rumit karena memerlukan proses pengolahan yang lebih lama

dibandingkan dengan racun dari tuaq (Derris elliptica). Hal pertama yang

dilakukan dalam proses pembuatan racun dari siratn (Antiaris toxicaria) yaitu

mengambil getah dari pohonnya. Getah tersebut ditampung disebuah wadah dan

kemudian dijemur sampai kental. Jika sudah kental, oleskan getah tersebut pada

anak sumpit dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering, anak sumpit ini

dapat dipakai untuk berburu.

Dalam penggunaan racun alami dari tumbuhan siratn (Antiaris toxicaria)

tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena selain dapat mematikan hewan,

siratn (Antiaris toxicaria) juga dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Namun, hal ini tidak akan terjadi jika getah siratn tidak bercampur dengan luka

Page 23: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

55

atau darah manusia. Jika hal ini terjadi maka dalam waktu ± 5 menit orang yang

darahnya telah bercampur dengan getah siratn akan meninggal dunia. Contoh

spesies tumbuhan pestisida dan racun alami ditunjukkan pada Gambar 23.

(a) (b)

Gambar 23 Contoh spesies tumbuhan pestisida dan racun alami (a) tuaq (Derris

elliptica), (b) serai jemuq (Cymbopogon nardus).

5.1.3.10 Tumbuhan aromatik

Tumbuhan aromatik merupakan tumbuhan yang menghasilkan minyak

atsiri. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri berbau dan beraroma karena fungsinya

adalah sebagai pengharum baik parfum, pengharum ruangan, kosmetik, sabun,

pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun produk rumah tangga

(Kartikawati 2004).

Beradasarkan hasil penelitian diperoleh 22 spesies tumbuhan dari 15

famili yang digunakan sebagai tumbuhan aromatik. Tumbuhan aromatik yang ada

memiliki 5 fungsi dalam kehidupan masyarakat Dayak Benuaq, yaitu pengharum

pupur dingin (bedak basah), pengharum ruangan, pengharum minyak rambut serta

pemberi aroma dan pelezat makanan. Beberapa spesies tumbuhan sebagai

aromatik di Kampung Keay tersaji pada Lampiran 9.

Tradisi perempuan-perempuan masyarakat Dayak Benuaq yang tidak

pernah luntur adalah menggunakan pupur dingin yang terbuat dari beras yang

telah ditumbuk dan dijemur. Penggunaan pupur dingin ini tidak pernah lepas dari

keseharian perempuan Dayak Benuaq. Setiap hari perempuan-perempuan Dayak

Benuaq menggunakan pupur dingin agar wajah menjadi halus, putih dan bersih.

Page 24: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

56

Agar pupur dingin yang digunakan harum dalam proses penjemuran di atas pupur

dingin ditaburi akar setu (Andropogon zizanoides) yang telah di potong kecil-

kecil.

Kebiasaan lain yang sering dilakukan oleh masyarakat Dayak Benuaq

yaitu membungkus atau menutup nasi dengan daun bengkuk’ng (Macaranga

gigantea). Dalam acara adat atau acara-acara lainnya nasi yang dihidangkan

biasanya ditutup dengan daun bengkuk’ng (Macaranga gigantea) agar nasinya

menjadi harum. Jika sedang bepergian, misalnya ke ladang masyarakat biasanya

membungkus nasi yang menjadi bekal juga dengan daun bengkuk’ng (Macaranga

gigantea). Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, nasi yang dibungkus

dengan daun bengkuk’ng (Macaranga gigantea) selain aromanya menjadi harum

rasanya pun menjadi enak. Gambar 24 menunjukkan contoh spesies tumbuhan

aromatik.

(a) (b)

Gambar 24 Contoh spesies tumbuhan aromatik (a) popot (Jasminum sambac), (b)

cengkeh (Syzygium aromaticum).

5.1.3.11 Tumbuhan serat

Tumbuhan penghasil serat adalah tumbuhan yang memiliki serat yang kuat

dan lunak sehingga dapat diolah menjadi bahan untuk membuat pakaian.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 9 spesies tumbuhan dari 6 famili yang

dapat diolah menjadi bahan sandang. Tabel 20 menyajikan spesies-spesies

tumbuhan sebagai penghasil serat di Kampung Keay.

Page 25: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

57

Tabel 20 Spesies-spesies tumbuhan sebagai penghasil serat di Kampung Keay

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Bagian yang

digunakan

1 Doyo Curculigo latifolia Amarillydaceae Daun

2 Terincing meaq Cryptanthus acaulis Bromeliaceae Daun

3 Akar kerop Bauhinia tomentosa Fabaceae Batang (kulit)

4 Suwek’ng Artocarpus sp. Moraceae Batang (kulit)

5 Pekaluk’ng Artocarpus elastica Moraceae Batang (kulit)

6 Bengkuk’ng Macaranga gigantea Euphorbiaceae Batang (kulit)

7 Nunuq Ficus rostrata Moraceae Batang (kulit)

8 Pudoq Parartocarpus sp. Moraceae Batang (kulit)

9 Pengo Antidesma montana Oxalidaceae Batang (kulit)

Penggunaan bahan sandang dari tumbuhan oleh masyarakat Dayak Benuaq

tidak terlepas dari kehidupan Suku Dayak Benuaq di masa lalu yang hidup di

dalam hutan. Kesulitan hidup di masa itu membuat Suku Dayak Benuaq menjadi

kreatif dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain

kebutuhan pangan, papan dan lain sebagainya yang diperoleh dari hutan, untuk

memenuhi kebutuhan sandang Suku Dayak Benuaq juga memanfaatkan yang ada

disekelilingnya untuk dijadikan bahan sandang atau pakaian. Walaupun tidak

sebaik dan senyaman pakaian yang terbuat dari kain, Suku Dayak Benuaq pada

saat itu sudah merasa nyaman menggunakannya karena mereka terhindar dari rasa

dingin, panas dan gigitan serangga.

Pengolahan bahan sandang dari tumbuhan serat sangat rumit dan

memerlukan waktu yang cukup lama. Hal pertama yang dilakukan adalah

menebang pohon yang agak besar kemudian mengupas kulit dari batangnya.

Setelah kulit tersebut terlepas dari batang, kulit pada bagian luar dibersihkan.

Setelah bersih kulit batang tersebut di pukul-pukul dengan kayu hingga halus.

Kayu yang digunakan untuk memukul sebaiknya kayu yang kuat dan berat.

Biasanya kayu yang digunakan adalah kayu toluyatn atau ulin (Eusideroxylon

zwageri). Kulit batang yang telah halus kemudian dicelupkan ke dalam air, jika

masih kurang halus kulit kayu tersebut dapat dipukul lagi hingga benar-benar

halus. Kulit kayu yang telah dicuci bersih kemudian dijemur, setelah kering baru

bisa diolah menjadi pakaian. Proses pembuatan kain dari kulit kayu ini dilakukan

dengan menggunakan alat khusus agar kain mudah dibentuk. Selanjutnya kain

dari kulit kayu tersebut dibentuk menjadi pakaian maupun cawat. Benang yang

digunakan untuk menjahit juga terbuat dari tumbuhan, yaitu terincing meaq

(Cryptanthus acaulis) dan doyo (Curculigo latifolia). Terincing meaq

Page 26: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

58

(Cryptanthus acaulis) dan doyo (Curculigo latifolia) dijadikan benang karena

kedua tumbuhan tersebut memiliki serat yang kuat dan seratnya panjang.

Pembuatan benang dari tumbuhan ini dilakukan dengan cara mengikis daun

dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu kemudian diambil seratnya.

Sebelum digunakan untuk menjahit, benang dari serat tumbuhan harus diberi lilin

terlebih dahulu agar tidak cepat putus. Pakaian Suku Dayak Benuaq ini memiliki

nama yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pakaiannya, untuk baju/pakaian

disebut dengan “Sape barutn”, cawat disebut “Belet” dan selimut disebut “Robet”.

5.1.3.12 Tumbuhan penghasil warna

Tumbuhan pewarna adalah tumbuhan yang dapat memberikan warna

kepada makanan, minuman maupun benda lain setelah diolah sebelumnya

(Hidayat 2009). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 10 spesies tumbuhan dari

9 famili yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna. Beberapa spesies

tumbuhan penghasil warna di Kampung keay, dapat dilihat pada Lampiran 10.

Dari 9 spesies tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pewarna nabati,

terdapat 3 spesies yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu jomit (Curcuma

domestica), jomit lepoq (Curcuma xanthorrhiza) dan terujaq (Dicliptera

chinensis). Jomit (Curcuma domestica) sering digunakan masyarakat untuk

pewarnaan nasi atau makanan lainnya. Sedangkan jomit lepoq (Curcuma

xanthorrhiza) dan terujaq (Dicliptera chinensis) lebih sering digunakan untuk

pewarnaan daun nyui (Cocos nucifera) pada saat upacara adat. Jomit lepoq

(Curcuma xanthorrhiza) menghasilkan warna kuning, sedangkan terujaq

(Dicliptera chinensis) menghasilkan warna merah. Selain sebagai bahan pewarna

daun nyui (Cocos nucifera), jomit lepoq juga dapat digunakan sebagai campuran

jamu tradisional sedangkan terujaq fungsinya hanya sebagai pewarna daun nyui

(Cocos nucifera) saja. Contoh spesies tumbuhan pewarna ditunjukkan pada

Gambar 25.

Page 27: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

59

(a) (b)

Gambar 25 Contoh spesies tumbuhan pewarna (a) jomit (Curcuma domestica),

(b) terujaq (Dicliptera chinensis).

5.1.3.13 Tumbuhan upacara adat

Dalam upacara adat, tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting.

Tumbuhan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap upacara adat

Suku Dayak Benuaq. Dikatakan penting karena tumbuhan memiliki arti tersendiri

bagi masyarakat Dayak Benuaq. Bahkan spesies-spesies tumbuhan yang

digunakan dalam upacara adat tidak dapat digantikan dengan tumbuhan lain dan

upacara adat tidak dapat berlangsung apabila terdapat salah satu komponen yang

tidak lengkap. Kepercayaan masyarakat tersebut berkaitan erat dengan

penghormatan terhadap leluhur dan nenek moyang mereka yang melakukan hal

yang sama. Upacara-upacara adat yang selalu menggunakan tumbuhan antara lain

upacara adat “kuangkai”, “beliatn gugu tautn/nalitn tautn”, “kenyau”, “beliatn”,

pernikahan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 34 spesies

tumbuhan dari 19 famili. Beberapa spesies tumbuhan penting sebagai bahan

upacara adat dapat dilihat pada Lampiran 11.

5.1.3.14 Tumbuhan tolak bala

Tumbuhan tolak bala adalah tumbuhan yang dipercaya dan diyakini dapat

menangkal penyakit, santet, dan hal-hal negatif lainnya. Dalam kehidupan

masyarakat Dayak Benuaq, hal-hal magis dan mistis merupakan hal yang sudah

tidak asing lagi. Kepercayaan terhadap leluhur dan nenek moyang mereka yang

begitu kuat membuat kepercayaan terhadap hal-hal mistis tetap melekat pada

masyarakat Dayak Benuaq hingga sekarang. Berdasarkan hasil penelitian

Page 28: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

60

diperoleh 16 spesies tumbuhan dari 13 famili yang dipercaya sebagai tumbuhan

tolak bala. Beberapa spesies tumbuhan yang dipercaya sebagai tolak bala dapat

dilihat pada Lampiran 12.

Dari 16 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan, 6 spesies tumbuhan cara

pemanfaatannya hanya dengan menanam tumbuhan tersebut di sekitar rumah.

Adapun ke-6 spesies tumbuhan tersebut, yaitu kecubung (Brugmansia

suaveolens), biyowo (Cordyline fruticosa), pasar (Impatiens balsamina), telaseh

(Ocimum basilicum), komat (Codiaeum variegatum) dan jomit bura (Kaempferia

rotunda). Masyarakat Dayak Benuaq mempercayai dengan menanam salah satu

atau beberapa spesies dari tumbuhan tersebut di pekarangan rumah akan

menangkal semua hal-hal buruk. Gambar 26 menunjukkan contoh bentuk

pemanfaatan tumbuhan sebagai tolak bala.

(a) (b)

Gambar 26 Contoh bentuk pemanfaatan tumbuhan sebagai tolak bala (a) nyui

(Cocos nucifera), (b) uwe sit (Daemonorops sp.).

5.1.3.15 Tumbuhan untuk kecantikan/kosmetik

Kecantikan merupakan hal yang selalu diperhatikan oleh setiap

perempuan, tidak terkecuali perempuan Dayak Benuaq. Dalam hal menjaga

kecantikan, perempuan Dayak Benuaq memiliki resep tradisional yang mereka

peroleh secara turun temurun. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 17 spesies

dari 15 famili tumbuhan sebagai bahan kecantikan dan kosmetik. Beberapa

spesies tumbuhan sebagai bahan kecantikan/kosmetik dapat dilihat pada Lampiran

13.

Tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat Dayak Benuaq sebagai

bahan kecantikan adalah selekop (Lepisanthes amoena). Pemanfaatan selekop

Page 29: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

61

(Lepisanthes amoena) oleh masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

langsung menggunakan daun mudanya dengan meremas daun sampai berbusa

kemudian digosokkan pada wajah dan leher. Pemanfaatan lainnya adalah dengan

membuat daun selekop (Lepisanthes amoena) sebagai pupur dingin. Cara

pembuatannya yaitu merendam beras selama satu malam, setelah direndam beras

tersebut dicuci agar tidak berbau. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah

menumbuk beras bersama daun selekop (Lepisanthes amoena) hingga halus.

Setelah itu, campuran beras dan daun selekop (Lepisanthes amoena) yang telah

halus dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil dan kemudian dijemur. Jika ingin

pupur dingin menjadi harum pada saat penjemuran taburi pupur dingin dengan

tumbuhan aromatik, seperti setu (Andropogon zizanoides), popot (Jasminum

sambac) dan lain sebagainya.

5.1.3.16 Tumbuhan penghasil lain-lain

Tumbuhan berguna lainnya merupakan tumbuhan yang belum masuk

klasifikasi kategori kegunaan tumbuhan. Dari 15 kategori pengklasifikasian

tumbuhan berdasarkan kegunaannya, terdapat 13 spesies tumbuhan yang belum

masuk klasifikasi kegunaan. Spesies-spesies ini memiliki spesialisasi kegunaan

tersendiri. Ada yang berguna sebagai sabun mandi, lem peti mati, pupuk hijau,

menggugurkan kandungan dan lain sebagainya. Beberapa spesies tumbuhan

penghasil lain-lain dapat dilihat pada Lampiran 14.

5.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Areal Hutan/Kebun sekitar Kampung

Keay

Dalam memanfaatkan tumbuhan berguna, masyarakat Dayak Benuaq tidak

hanya memanfaatkan spesies tumbuhan berguna tersebut yang berasal dari

pekarangan, ladang ataupun “lembo”. Masyarakat juga mengambil dari hutan di

sekitar kampung. Untuk mengetahui sejauh mana interaksi masyarakat Dayak

Benuaq dengan tumbuhan yang ada di hutan dan untuk mengetahui jumlah spesies

tumbuhan berguna yang berasal dari hutan, maka dilakukan analisis vegetasi di

hutan sekitar Kampung Keay. Analisis vegetasi ini tidak hanya dilakukan di hutan

melainkan juga di kebun karet.

Analisis vegetasi dilakukan di hutan yang berada di dalam Kampung

Keay. Luasan hutan di wilayah Kampung Keay sebenarnya sangat luas, namun

Page 30: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

62

karena beberapa kali terjadi kebakaran dan adanya pembukaan lahan yang

dilakukan oleh masyarakat, luasan hutan yang ada di Kampung Keay menjadi

berkurang. Akibat kurangnya luasan hutan dan keberadaan hutan yang terpencar-

pencar akibat kebakaran dan pembukaan lahan maka analisis vegetasi dilakukan

pada dua lokasi, yaitu lokasi hutan 1 yang dekat dengan pemukiman dan lokasi

hutan 2 yang agak jauh dari pemukiman. Berdasarkan hasil analisis vegetasi di

hutan alam diperoleh 158 spesies tumbuhan yang termasuk dalam 46 famili

(Lampiran 1), sedangkan hasil analisis vegetasi yang diperoleh dari kebun karet

yaitu 34 spesies tumbuhan dari 24 famili (Lampiran 1). Berdasarkan hasil analisis

vegetasi di hutan alam dan kebun karet diketahui potensi tumbuhan berguna yang

ada di hutan alam yaitu 53,79% sedangkan potensi tumbuhan berguna di kebun

karet yaitu 50%.

5.2.1 Tumbuhan berguna potensial

Salah satu contoh spesies tumbuhan berguna yang diperoleh dari hasil

analisis vegetasi di hutan alam yaitu mara uleq (Eurycoma longifolia).

Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan di hutan alam tumbuhan mara

uleq (Eurycoma longifolia) masih banyak dijumpai di hutan alam. Mara uleq

(Eurycoma longifolia) merupakan spesies tumbuhan yang sudah menjadi komoditi

perdagangan obat tradisional yang cukup laris. Namun, hanya saja belum ada

usaha dari masyarakat untuk membudidayakannya karena sampai saat ini belum

ada yang tahu tentang teknik budidaya mara uleq (Eurycoma longifolia) serta

prospek pemasarannya. Masyarakat memanfaatkan mara uleq (Eurycoma

longifolia) untuk obat malaria, obat kuat, demam, sakit pinggang dan lain

sebagainya.

Selain mara uleq (Eurycoma longifolia), terdapat spesies-spesies

tumbuhan yang juga memiliki potensi yang cukup besar, seperti rotan/uwe

(Korthalsia sp., Calamus sp., Daemonorops sp.), empulung (Asplenium nidus),

dan kerakap (Platycerium bifurcatum). Berdasarkan hasil wawancara dengan

masyarakat, jumlah spesies uwe/rotan (Korthalsia sp., Calamus sp., Daemonorops

sp.) yang ada di Kampung Keay ini sebanyak 19 spesies yaitu uwe sokaq

(Calamus caesius), uwe ngono, uwe pelas (Calamus sp.), uwe urya, uwe meaq

(Korthalsia sp.), uwe deneq, uwe sit (Daemonorops sp.), uwe pulut merah, uwe

Page 31: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

63

keheh, uwe lalutn, uwe ore, uwe boyung, uwe sidok’ng, uwe tuu, uwe kotoq, uwe

juaq, uwe jahab, uwe danan (Korthalsia cf. scortechinii), dan uwe biyungan.

Sedangkan berdasarkan hasil analisis vegetasi di hutan alam hanya ditemukan

sebanyak 5 spesies, yaitu uwe meaq (Korthalsia sp.), uwe sokaq (Calamus

caesius), uwe sit (Daemonorops sp.), uwe pelas (Calamus sp.), dan uwe danan

(Korthalsia cf. scortechinii). Namun sangat disayangkan, pemanfaatan uwe/rotan

(Korthalsia sp., Calamus sp., Daemonorops sp.) oleh masyarakat Dayak Benuaq

yang ada di Kampung Keay kurang diminati oleh para generasi muda, yang

memanfaatkan spesies tersebut hanya para orang tua untuk membuat kerajinan.

Padahal hasil olahan dari kerajinan rotan/uwe (Korthalsia sp., Calamus sp.,

Daemonorops sp.) memiliki nilai jual yang cukup tinggi, namun karena telah

masuknya kebudayaan dari luar membuat kerajinan ini kurang diminati oleh

generasi muda.

Berdasarkan inventarisasi di pekarangan, hampir di setiap rumah terdapat

tanaman hias yang berasal dari hutan seperti empulung (Asplenium nidus) dan

kerakap (Platycerium bifurcatum). Kedua spesies ini banyak ditemukan di hutan

maupun di kebun karet. Walaupun empulung (Asplenium nidus) dan kerakap

(Platycerium bifurcatum) mudah untuk dibudidayakan, masyarakat Dayak Benuaq

tidak ada yang membudidayakannya padahal spesies-spesies ini memiliki nilai

jual yang cukup tinggi. Hal ini lebih dikarenakan ketidaktahuan masyarakat

tentang prospek perdagangan dan pemasarannya, sehingga masyarakat tidak ada

yang membudidayakan empulung (Asplenium nidus) dan kerakap (Platycerium

bifurcatum).

Mara uleq (Eurycoma longifolia), rotan/uwe (Korthalsia sp., Calamus sp.,

Daemonorops sp.), empulung (Asplenium nidus), dan kerakap (Platycerium

bifurcatum) merupakan hasil hutan bukan kayu. Hasil hutan tersebut merupakan

hasil hutan yang masih banyak ditemukan di hutan maupun disekitar Kampung

Keay, sedangkan hasil hutan berupa kayu sudah tidak sebanyak dahulu saat

kawasan hutan di kampung ini belum terbakar.

Selain di hutan alam, kebun karet juga memiliki potensi tumbuhan

berguna. Potensi yang ada di kebun karet tidak sama dengan potensi yang ada di

hutan alam. Potensi yang terlihat nyata yaitu tumbuhan karet itu sendiri. Karet

Page 32: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

64

merupakan tumbuhan yang dapat menopang kehidupan masyarakat Kampung

Keay, sehingga sebagian besar masyarakat menanam karet di lahan-lahan mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, sebenarnya tumbuhan

karet merupakan tumbuhan yang telah ada sejak dahulu. Namun, karena pada saat

itu masyarakat tidak mengetahui bahwa karet memiliki nilai jual yang tinggi,

maka tidak ada masyarakat yang membudidayakannya dan karet hanya dibiarkan

hidup liar di hutan. Pada saat itu, masyarakat menggantungkan hidupnya dari

menjual hasil hutan berupa rotan (Korthalsia sp., Calamus sp., Daemonorops sp.)

dengan harga Rp 1.000/kg. Namun, sejak diberikannya penyuluhan oleh

Pemerintah Daerah bahwa karet memiliki nilai jual yang tinggi dan prospek

kedepannya baik, sejak saat itu masyarakat mulai membudidayakan karet hingga

saat ini. Dibandingkan dengan harga jual rotan (Korthalsia sp., Calamus sp.,

Daemonorops sp.) yang saat ini hanya Rp 2.500/kg, nilai jual karet lebih tinggi

yaitu berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kg.

5.2.2 Keanekaragaman spesies tumbuhan berdasarkan Shannon-Wienner

Index (H’)

Keanekaragaman spesies merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan

organisasi biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk

menyatakan struktur komunitas. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengukur

stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya

tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya (Soegianto

1994 diacu dalam Indriyanto 2006). Berdasarkan hasil analisis vegetasi,

keanekaragaman spesies Shannon-Wienner index (H’) yang ada di hutan alam

dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Nilai keanekaragaman spesies (H’) di hutan alam berdasarkan habitus

No. Habitus Tingkat Pertumbuhan H’ Nilai

1 Pohon Pohon 3,98 Tinggi

Tiang 3,61 Tinggi Pancang 3,69 Tinggi Semai 3,56 Tinggi

2 Liana - 3,05 Tinggi

3 Epifit - 0,64 Rendah

4 Herba - 1,07 Sedang

5 Semak - 1 spesies (H’ = 0) Rendah

6 Perdu - 1 spesies (H’ = 0) Rendah

Page 33: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

65

Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa regenerasi spesies tumbuhan di

hutan alam pada tingkat pohon tinggi karena pada semua tingkat pertumbuhan

(pohon, tiang, pancang, dan semai) nilai keanekaragamannya lebih dari 3. Hal ini

dikarenakan komunitas di hutan Kampung Keay disusun oleh banyak spesies.

Pada tingkat liana, keanekaragamannya tinggi yaitu sebesar 3,05. Untuk herba,

keanekaragamannya sedang dengan nilai sebesar 1,07. Epifit, semak, dan perdu

mempunyai keanekaragaman rendah dengan masing-masing nilai sebesar 0,64

(epifit), sedangkan untuk semak dan perdu nilai keanekaragamannya 0. Semak

dan perdu mempunyai nilai keanekaragaman 0 karena pada petak pengukuran

hanya terdapat 1 spesies, yaitu jiye (Pronephrium nitidum) pada semak dan empar

olau (Ficus aurata) pada perdu.

Keanekaragaman spesies pada hutan alam dan kebun karet jelas berbeda,

karena komposisi tumbuhannya juga berbeda. Keanekaragaman spesies Shannon-

Wienner (H’) yang ada di kebun karet dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Nilai keanekaragaman spesies (H’) di kebun karet berdasarkan habitus

No. Habitus Tingkat Pertumbuhan H’

Nilai

1 Pohon Pohon 1 spesies (H’ = 0) Rendah

Tiang 0,20 Rendah

Pancang 0,79 Rendah

Semai 1,63 Sedang

2 Liana - 0,57 Rendah

3 Epifit - 1,58 Sedang

4 Herba - 2,09 Sedang

5 Semak - 0,65 Rendah

6 Paku-pakuan - 0,84 Rendah

7 Perdu - 1 spesies (H’ = 0) Rendah

Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa regenerasi spesies tumbuhan di

kebun karet pada tingkat pohon, tiang, dan pancang adalah rendah dengan

keanekaragaman masing-masing sebesar 0 (pohon), 0,20 (tiang), dan 0,79

(pancang). Pada tingkat semai keanekaragamannya sedang yaitu sebesar 1,63

karena selain karet (Hevea brasiliensis) juga terdapat tumbuhan lain. Pada tingkat

liana, semak, paku-pakuan, dan perdu keanekaragamannya rendah dengan

keanekaragaman masing-masing sebesar 0,57 (liana), 0,65 (semak), 0,84 (paku-

pakuan), dan 0 (perdu). Epifit dan herba memiliki keanekaragaman sedang yaitu

sebesar 1,58 dan 2,09. Pohon dan perdu mempunyai nilai keanekaragaman 0

karena pada petak pengukuran hanya terdapat 1 spesies, yaitu karet (Hevea

Page 34: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

66

brasiliensis) pada tingkat pohon dan bakakang buluq (Clidemia hirta) pada perdu.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keanekaragaman pada kebun

karet (Hevea brasiliensis) adalah rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya spesies

tumbuhan yang ada di kebun karet (Hevea brasiliensis).

5.2.3 Kerapatan spesies tumbuhan

5.2.3.1 Hutan alam

Kerapatan adalah jumlah individu spesies tumbuhan per satuan ruang

(Indriyanto 2006). Berdasarkan hasil analisis vegetasi di hutan alam, kerapatan

terbesar pada tingkat pohon adalah nakatn (Artocarpus heterophyllus) yaitu

sebesar 30,5 ind/ha, sedangkan kerapatan terkecil adalah asam palong (Mangifera

caesia), kelabunay (Tricalysia malaccensis), mantuleng juwe (Tricalysia

singularis), nancang (Macaranga pruinosa), pepuan (Artocarpus anisophyllus),

dan lain sebagainya dengan masing-masing kerapatan sebesar 0,5 ind/ha.

Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada tingkat tiang kerapatan terbesar

adalah keranyiq (Fordia johorensis) yaitu sebesar 38 ind/ha, sedangkan kerapatan

terkecil dimiliki oleh alas (Aquilaria malaccensis), buno (Memecylon

myrsinoides), empana (Garcinia sizygifolia), keni (Garcinia sp.), kumpat

(Castanopsis inermis), dan lain sebagainya dengan masing-masing kerapatan

sebesar 2 ind/ha. Pada tingkat pancang, tumbuhan yang memiliki kerapatan

terbesar adalah keranyiq (Fordia johorensis) yaitu sebesar 224 ind/ha, sedangkan

kerapatan terkecil adalah sungkai (Peronema canescens), pose (Pentace

polyantha), pepuan (Artocarpus anisophyllus), nancang (Macaranga pruinosa),

potai (Parkia speciosa), dan lain sebagainya dengan masing-masing kerapatan 2

ind/ha.

Kerapatan terbesar pada tingkat semai adalah bangkat (Xanthophyllum

affine) yaitu sebesar 4.550 ind/ha, sedangkan kerapatan terkecil adalah deraya

dokor (Gymnacranthera ocellata), mami (Fissistigma manubriatum), nagag

(Schima wallichii), benturung (Artocarpus rigida), dan lain sebagainya dengan

masing-masing kerapatan 50 ind/ha. Kerapatan terbesar pada tingkat liana yaitu

akar berempuyut (Cyratia trifolia) dengan kerapatan sebesar 20,5 ind/ha,

sedangkan kerapatan terkecil adalah akar 1 (Cissus repens) yaitu sebesar 6 ind/ha.

Pada tingkat epifit kerapatan terbesar yaitu empulung (Asplenium nidus) dengan

Page 35: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

67

kerapatan sebesar 40,50 ind/ha, sedangkan kerapatan terkecil adalah kerakap

(Platycerium bifurcatum) yaitu sebesar 25 ind/ha.

Spesies tumbuhan yang memiliki kerapatan terbesar pada semak, perdu

dan herba antara lain jiye (Pronephrium nitidum) dengan kerapatan sebesar 2.950

ind/ha (semak), empar olau (Ficus aurata) dengan kerapatan sebesar 450 ind/ha

(perdu), dan muring (Selaginella doederleinii) dengan kerapatan sebesar 2.450

ind/ha (herba). Untuk semak dan perdu hanya ditemukan satu spesies, sedangkan

pada herba ditemukan sebanyak tiga spesies dengan kerapatan terkecil yaitu sabeq

ayus (Schismatoglottis sp.) sebesar 950 ind/ha. Informasi lebih lengkap tentang

kerapatan spesies tumbuhan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 15.

5.2.3.2 Kebun karet

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di kebun karet pada tingkat pohon

kerapatan terbesar adalah karet (Hevea brasiliensis) yaitu sebesar 544 ind/ha,

sedangkan kerapatan terkecil tidak ada pada tingkat pertumbuhan ini karena

tegakan ini hanya terdiri dari tumbuhan karet (Hevea brasiliensis). Kerapatan

terbesar pada tingkat tiang yaitu karet (Hevea brasiliensis) dengan kerapatan

sebesar 46 ind/ha, sedangkan kerapatan terkecil yaitu langsat (Lansium

domesticum) dengan kerapatan sebesar 2 ind/ha.

Pada tingkat pancang, karet (Hevea brasiliensis) juga merupakan

tumbuhan yang memiliki kerapatan terbesar yaitu 80 ind/ha, sedangkan tumbuhan

yang memiliki kerapatan terkecil yaitu rambutan (Nephelium lappaceum) dengan

kerapatan sebesar 8 ind/ha. Kerapatan terbesar pada tingkat liana yaitu lengkokoq

(Psychotria sarmentosa) sebesar 48,5 ind/ha, sedangkan kerapatan terkecil yaitu

jangak’ng perey (Lycopodium cernuum) dengan kerapatan sebesar 31 ind/ha.

Sama dengan hutan alam, kerapatan terbesar pada tingkat epifit yaitu empulung

(Asplenium nidus) dengan kerapatan sebesar 19,5 ind/ha, sedangkan kerapatan

terkecil yaitu kerakap (Platycerium bifurcatum) dengan kerapatan sebesar 3,5

ind/ha.

Spesies tumbuhan yang memiliki kerapatan terbesar pada semak, herba,

paku-pakuan, dan perdu yaitu jangak’ng (Gleichenia linearis) dengan kerapatan

sebesar 1.850 ind/ha (semak), Axonopus compressus dengan kerapatan sebesar

29.850 ind/ha (herba), pakuq param (Nephrolepis biserrata) dengan kerapatan

Page 36: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

68

sebesar 14.150 ind/ha (paku-pakuan), dan bakakang buluq (Clidemia hirta)

dengan kerapatan sebesar 19.450 ind/ha (perdu). Kerapatan terkecil pada masing-

masing habitus tersebut yaitu pupuq pulut (Clitoria laurifolia) dengan kerapatan

sebesar 1.500 ind/ha (semak), Cynodon dactylon dan bomoy (Smilax zeylanica)

dengan kerapatan masing-masing sebesar 750 ind/ha (herba), pakuq kanau

(Pteridium sp.) dengan kerapatan sebesar 900 ind/ha (paku-pakuan), sedangkan

perdu tidak memiliki kerapatan terkecil karena hanya ditemukan satu spesies

tumbuhan. Informasi lebih lengkap tentang kerapatan spesies tumbuhan di kebun

karet dapat dilihat pada Lampiran 16.

5.2.4 Dominansi spesies tumbuhan

5.2.4.1 Hutan alam

Dominansi merupakan pengusaan spesies tumbuhan dalam satuan ruang.

Dominansi dapat diketahui dengan menggunakan salah satu dari besaran-besaran

luas bidang dasar, volume atau dengan menghitung indeks nilai penting

(Soerianegara & Indrawan 2005). Jika suatu spesies tumbuhan memiliki indeks

nilai penting terbesar maka dominansinya pun juga besar. Menurut Soegianto

(1994) diacu dalam Indriyanto (2006), indeks nilai penting (importance value

index) adalah parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk menyatakan

tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas

tumbuhan. Indeks nilai penting (INP) terbesar berdasarkan habitus pada hutan

alam dapat dilihat pada Tabel 23, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 23 INP terbesar di hutan alam berdasarkan habitus

No. Habitus Tingkat

Pertumbuhan Spesies Tumbuhan INP (%)

1 Pohon Pohon Nakatn (Artocarpus heterophyllus) 22,46

Tiang Keranyiq (Fordia johorensis) 19,69

Pancang Keranyiq (Fordia johorensis) 25,46

Semai Keranyiq (Fordia johorensis) 24,67

2 Liana - Akar 2 (Eycibe malaccensis) 15,29

3 Epifit - Empulung (Asplenium nidus) 132,99

4 Semak - Jiye (Pronephrium nitidum) 200

5 Herba - Muring (Selaginella doederleinii) 85,36

6 Perdu - Empar olau (Ficus aurata) 200

Berdasarkan Tabel 23, spesies tumbuhan yang memiliki INP terbesar pada

tingkat pohon yaitu Nakatn (Artocarpus heterophyllus) dengan kerapatan sebesar

Page 37: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

69

22,46%. Pada tingkat tiang, pancang, dan semai tumbuhan yang memiliki INP

terbesar adalah keranyiq (Fordia johorensis) dengan masing-masing INP sebesar

19,69% (tiang), 25,46% (pancang), dan 24,67% (semai). Berdasarkan data

tersebut dapat diketahui bahwa keranyiq (Fordia johorensis) merupakan spesies

yang mendominansi pada hutan alam di Kampung Keay dikarenakan keranyiq

(Fordia johorensis) memiliki INP terbesar pada tiga tingkat pertumbuhan.

Mendominansinya keranyiq (Fordia johorensis) pada hutan alam ini dapat

dikarenakan faktor lingkungan yang mendukung seperti tanah, cuaca,

kelembaban, dan sebagainya.

Spesies tumbuhan yang memiliki INP terbesar pada habitus liana adalah

akar 2 (Eycibe malaccensis) dengan INP sebesar 15,29%. Pada habitus epifit,

spesies tumbuhan yang mendominansi yaitu empulung (Asplenium nidus) dengan

INP sebesar 132,99%. Pada tingkat semak, herba, dan perdu INP terbesar untuk

masing-masing habitus yaitu jiye (Pronephrium nitidum) dengan INP sebesar

200% (semak), muring (Selaginella doederleinii) dengan INP sebesar 85.36%

(herba), dan empar olau (Ficus aurata) dengan INP sebesar 200% (perdu).

5.2.4.2 Kebun Karet

Sebagian besar wilayah Kampung Keay dimanfaatkan oleh masyarakat

untuk dijadikan perkebunan karet. Hal ini dikarenakan karet (Hevea brasiliensis)

memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Pada kebun karet terdapat beberapa

spesies tumbuhan berguna yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung

Keay, seperti wangun (Clausena anisum-olens), benuang rangka (Anisophyllea

disticha), dan sebagainya. Berdasarkan hasil analisis vegetasi di kebun karet

diperoleh 34 spesies tumbuhan yang termasuk dalam 24 famili, selengkapnya

tersaji pada Lampiran 1. Indeks nilai penting (INP) terbesar berdasarkan habitus

dapat dilihat pada Tabel 24, selengkapnya tersaji pada Lampiran 16.

Page 38: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

70

Tabel 24 INP terbesar di kebun karet berdasarkan habitus

No. Habitus Tingkat

Pertumbuhan Spesies Tumbuhan INP (%)

1 Pohon Pohon Karet (Hevea brasiliensis) 300

Tiang Karet (Hevea brasiliensis) 284,63

Pancang Karet (Hevea brasiliensis) 143,59

Semai Karet (Hevea brasiliensis) 52,42

2 Liana - Tempahong (Smilax zeylanica) 51,24

3 Epifit - Empulung (Asplenium nidus) 148,42

4 Herba - Axonopus compressus 56,31

5 Semak - Pupuq pulut (Clitoria laurifolia) 130,49

6 Paku-pakuan - Pakuq param (Nephrolepis biserrata) 134,67

7 Perdu - Bakakang buluq (Clidemia hirta) 200

Berdasarkan Tabel 24, karet (Hevea brasiliensis) merupakan tumbuhan

yang memiliki INP terbesar pada tingkat pohon yaitu 300%. Pada tingkat tiang,

pancang dan semai karet (Hevea brasiliensis) juga memiliki INP terbesar, dengan

INP masing-masing sebesar 284,63%; 143,59%; dan 52,42%. Mendominansinya

karet (Hevea brasiliensis) pada tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai

dikarenakan kebun karet merupakan tegakan yang hanya terdiri dari satu jenis

tanaman.

Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada tingkat liana, ditemukan sebanyak

4 spesies tumbuhan seperti jangak'ng perey (Lycopodium cernuum), lengkokoq

(Psychotria sarmentosa), pakuq 1 (Lygodium sp.), dan tempahong (Smilax

zeylanica). Dari keempat spesies tumbuhan tersebut, tempahong (Smilax

zeylanica) merupakan tumbuhan dengan INP terbesar yaitu 51,24%. Pada tingkat

epifit, hanya ditemukan 2 spesies tumbuhan yaitu empulung (Asplenium nidus)

dan kerakap (Platycerium bifurcatum). Empulung (Asplenium nidus) merupakan

tumbuhan dengan INP terbesar yaitu 148,42% sedangkan kerakap (Platycerium

bifurcatum) memiliki INP sebesar 51,58%.

INP terbesar pada herba, semak, paku-pakuan, dan perdu untuk masing-

masing habitus yaitu Axonopus compressus dengan INP sebesar 56,31% (herba),

pupuq pulut (Clitoria laurifolia) dengan INP sebesar 130,49% (semak), pakuq

param (Nephrolepis biserrata) dengan INP sebesar 134,67% (paku-pakuan), dan

bakakang buluq (Clidemia hirta) dengan INP sebesar 200% (perdu).

Page 39: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

71

5.3 Interaksi Masyarakat Kampung Keay dengan Areal di sekitarnya dalam

Pemanfaatan Tumbuhan Berguna

5.3.1 Pemanfaatan tumbuhan berguna di areal sekitar Kampung Keay oleh

masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 396 spesies dari hasil wawancara

dan analisis vegetasi. Dari jumlah tersebut dikelompokkan lagi kedalam tiga

kategori yaitu kelompok tumbuhan hasil etnobotani (285 spesies), kelompok

tumbuhan hasil analisis vegetasi di hutan alam (158 spesies) dan kelompok

tumbuhan hasil analisis vegetasi di kebun karet (34 spesies). Informasi mengenai

ketiga kategori tersebut dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27 Interaksi masyarakat Kampung Keay dalam pemanfaatan tumbuhan

berguna dengan areal sekitarnya.

Berdasarkan gambar 27, spesies tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan di kawasan hutan,

yaitu sebanyak 64 spesies (Lampiran 1), sedangkan spesies tumbuhan berguna

yang ditemukan di kebun karet yaitu sebanyak 17 spesies (Lampiran 1). Spesies-

spesies tumbuhan berguna yang terdapat pada tiga kategori (etnobotani, hutan,

dan kebun karet) ditemukan sebanyak 10 spesies tumbuhan, antara lain benuang

rangka (Anisophyllea disticha), empulung (Asplenium nidus), kalang (Durio

zibethinus), karet (Hevea brasiliensis), kelabetiq (Syzygium zeylanicum),

kelajempiq (Harisonia perforata), kerakap (Platycerium bifurcatum), pakuq

(Stenochlaena palustris), rambutan (Nephelium lappaceum), dan wangun

(Clausena anisum-olens).

Analisis vegetasi hutan

94

Analisis vegetasi kebun

karet

17

Kajian etnobotani

214

10

7

54

Page 40: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

72

Analisis vegetasi di hutan alam dan kebun karet dilakukan untuk

mengetahui potensi tumbuhan yang ada di Kampung Keay. Dari hasil yang

diperoleh, 158 spesies tumbuhan dari hasil analisis vegetasi di hutan alam

sebagian besar tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, pangan, kayu bakar,

bahan bangunan, dan lain sebagainya. Sedangkan dari 34 spesies tumbuhan yang

ditemukan di kebun karet, sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

diambil getahnya (ekonomi), sebagai kayu bakar, keperluan adat, dan lain

sebagainya.

5.3.2 Aturan adat tentang pemanfaatan tumbuhan berguna

Dalam aturan adat masyarakat Kampung Keay, setiap orang dilarang

menebang pohon yang besar (apapun spesiesnya), karena pohon-pohon tersebut

merupakan tempat bersarang lebah-lebah hutan. Lebah-lebah tersebut akan

menghasilkan madu yang nantinya akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

kepentingan sendiri maupun untuk diperjualbelikan. Salah satu spesies tumbuhan

yang menghasilkan madu hutan yaitu puti (Koompassia malaccensis).

Selain larangan untuk menebang pohon penghasil madu hutan,

hukum/aturan adat yang masih berlaku di masyarakat Suku Dayak Benuaq yang

berhubungan dengan tumbuhan, antara lain dilarang menebang pohon di “lembo”

(kebun) orang lain, membakar ladang sendiri sampai menimbulkan kebakaran di

“lembo” orang lain, dan mencuri sesuatu di “lembo” orang lain. Selain itu, setelah

berakhirnya upacara “beliatn gugu tautn/nalitn tautn”, seluruh masyarakat

Kampung Keay tidak boleh melanggar beberapa aturan adat yaitu tidak

diperbolehkannya menebang pohon, mengambil tumbuhan, menggali tanah dan

lain sebagainya yang berhubungan dengan alam selama 4 hari terhitung dari

berakhirnya upacara “beliatn gugu tautn/nalitn tautn”. Aturan ini oleh Suku Dayak

Benuaq disebut “bejariq”. Hukum yang diberlakukan terhadap pelanggaran

tersebut adalah dikenakannya sanksi denda terhadap pelaku pelanggaran. Bentuk

denda adat atas spesies tumbuhan yang ditebang atau diambil tersaji dalam Tabel

25.

Page 41: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Dalam pemanfaatan tumbuhan berguna, Suku Dayak Benuaq lebih sering intensitasnya dibandingkan dengan suku-suku yang lain.

73

Tabel 25 Nilai denda adat atas spesies tumbuhan di hutan dan “lembo”

No. Nama lokal Nama Ilmiah Denda adat

1 Kalang Durio zibethinus 5 antang (guci)

2 Elai Durio kutejensis 5 antang (guci)

3 Asam payang Mangifera pajang 3 antang (guci)

4 Asam putar Mangifera similis 3 antang (guci)

5 Nyui Cocos nucifera 2 antang (guci)

6 Nakatn Artocarpus heterophyllus 5 antang (guci)

7 Cempedak Artocarpus champeden 5 antang (guci)

8 Langsat Lansium domesticum 3 antang (guci)

9 Kapur Dryobalanops sp. 5 antang (guci)

10 Kapul Baccaurea edulis 3 antang (guci)

11 Pepuan Artocarpus anisophyllus 5 antang (guci)

12 Jengatn (bengkirai) Shorea laevifolia 5 antang (guci)

13 Orai (tengkawang) Shorea sp. 10 antang (guci)

14 Puti (benggeris) Koompassia malaccensis 10 antang (guci)

Sumber: Presidium Dewan Adat (2008)

Denda adat tersebut dibuat untuk memberikan sanksi kepada masyarakat

Dayak Benuaq atau masyarakat luar yang melakukan pelanggaran adat. Nilai satu

antang (guci) yaitu Rp 200.000, denda yang harus dibayarkan disesuaikan dengan

spesies tumbuhan yang ditebang. Dengan denda adat seperti ini, diharapkan

masyarakat tidak melakukan tindakan semena-semena terhadap spesies tumbuhan

yang ada di Kampung Keay. Selain itu, juga untuk melindungi spesies-spesies

tumbuhan yang mulai langka seperti jengatn (Shorea laevifolia), orai (Shorea

macrophylla), puti (Koompassia malaccensis), dan lain sebagainya.