BAB sitok

64
Tugas Akhir Arsitektur : Musik Center BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama . Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni . Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan . Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik . Musik dikenal sejak beberapa ribu tahun yang lalu dan mengalami banyak perkambangan. Perkembangan musik dari jaman dulu hingga sekarang sangat pesat karena perkembangan teknologi yang semakin maju dan pola pikir masyarakat yang modern. Di jaman sekarang musik bukanlah sekedar nyanyian untuk berperang tetapi musik di jaman sekarang menjadi sebuah kebutuhan,hobby dan sampai ada yang menjadikan musik sebagai pekerjaan. Miftah Khurahman 1

description

hghghghg

Transcript of BAB sitok

Tugas Akhir Arsitektur : Musik Center

Tugas Akhir Arsitektur : Musik Center

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMusik adalah suarayang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama.Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentukseni. Mendengar musik pula adalah sejenishiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapaalat musik.Musik dikenal sejak beberapa ribu tahun yang lalu dan mengalami banyak perkambangan. Perkembangan musik dari jaman dulu hingga sekarang sangat pesat karena perkembangan teknologi yang semakin maju dan pola pikir masyarakat yang modern. Di jaman sekarang musik bukanlah sekedar nyanyian untuk berperang tetapi musik di jaman sekarang menjadi sebuah kebutuhan,hobby dan sampai ada yang menjadikan musik sebagai pekerjaan.Banyaknya jenis-jenis musik baru yang bermunculan menunjukkan perkembangan musik yang pesat. Perkembangan musik tersebut juga berimbas pada perkembangan musik di Indonesia, hal ini terlihat dari maraknya inovasi-inovasi musik baru yang berhasil di ciptakan oleh musisi-musisi tanah air baik musik tradisional maupun musik kontemporer atau perpaduan dari keduanya. Pertunjukan dan pagelaran musik sangat diminati dan menarik perhatian masyarakat baik sebagai penikmat maupun sebagai pemain musik. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan besarnya potensi dan antusiasme masyarakat Indonesia dalam musik. Potensi dan antusiasme tersebut tidak hanya dalam kapasitas sebagai penikmat musik, akan tetapi minat untuk mempelajari musik yang terlihat dari banyaknya sekolah maupun tempat kursus musik yang bermunculan dan sangat diminati oleh masyarakat terutama kota besar.Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur mengalami perkembangan musik yang sangat pesat. Perkembangan musik dan antusiasme musisi di Samarinda bisa dilihat dari event-event yang ada di kota Samarinda yang diadakan setiap tahun, contohnya event-event musik seperti SMALA Indie Fest, Festifal Expo Kaltim, Festifal Band UKM Unmul, Festifal RRI, Festifal Mahakam, Festifal UNTAG, Festifal POLNES SENIORA, Festifal SCROBAZ. Selain Festifal band masih ada lagi pertunjukan musik komunitas seperti komunitas Metal, Blues, Jazz, Reggae hingga komunitas musik dangdut dan musik tradisional.Banyak musisi Samarinda yang tidak kalah dengan musisi musisi lain yang berada di kota kota besar, musisi Samarinda juga ada yang sampai menembus industri musik nasional seperti T-junction band yang memenangkan Indomie Jinggle Dare, Mercy band yang kontrak dengan industri musik dan manggung di Dahsyat RCTI, Iqbal drummer berbakat Samarinda yang sering manggung dengan artis papan atas seperti Padi, Tompi, dan band jazz nasional.Bisa disimpulkan bahwa Samarinda memiliki potensi yang besar dan menjanjikan dalam bidang musik. Banyak anak-anak muda Samarinda yang ingin bermain dan mempelajari musik tetapi tempat kursus disamarinda tidak didukung dengan fasilitas fasilitas yang memadai seperti studio band, studio recording, concert hall, dan gallery penjualan. Oleh karena itu dibutuhkan music center di Samarinda dengan fasilitas kursus musik, Studio band, Studio Recording, Concert hall dan galleri penjualan alat musik dengan tambahan caf dan tempat nongkrong agar jiwa seni musik anak muda samarinda dapat berkembang dan kedepannya diharapkan musisi Samarinda dapat bersaing dan menembus kancah musik nasional dan internasional.1.2 Permasalahan Bagaimana mendesain music center dengan penekanan akustik yang kompleks Bagaimana memikirkan pelatakan sound agar frekuensi yang keluar dapat merata Bagaimana mendesain bangunan dengan gaya dekonstruksi Bagaimana memikirkan aspek humanis dan nyaman bagi pengunjung dan musisi1.3 Tujuan dan ManfaatA. Tujuan Mendapatkan landasan konseptual perencanaan dan perancangan sebuah gedung Music Center Samarinda sebagai kegiatan pendidikan dan pelatihan musik, Studio band, ruang pertunjukan, showroom penjualan alat musik dan studio rekaman di Samarinda sebagai media penyampaian dan apresiasi hasil karya seni musik yang mempunyai teknis perancangan akustik yang baik. Terwujudnya suatu langkah dalam pembuatan sebuah gedung Music Center Samarinda berdasarkan aspek aspek panduan perancangan akustik yang kompleks

B. Manfaat Dapat tersedianya music center bagi masyarakat samarinda yang ingin bermain musik,mempelajari musik dan yang ingin membeli alat musik Musik di samarinda dapat berkembang seperti di kota kota besar lainnya yang ada di Indonesia Dapat mewujudkan suatu wadah berkarya bagi anak muda Samarinda untuk mengembangkan bakat di bidang musik1.4 Batasan Masalah 1.4.1 Ruang Lingkup SpasialDalam mendesain bangunan music center mengacu pada aspek-aspek kenyamanan dan respon terhadap fisika bangunan khususnya aspek akustik karena jika sudah membahas musik maka semua berhubungan dengan sisi akustik bangunan agar musik yang dihasilkan dan di dengar dapat maksimal dan tidak hanya pendengaran tetapi kenyamanan dalam bangunan juga akan diperhatikan agar manusia yang berada dalam bangunan merasa nyaman, adapun batasan masalah sebagai berikut : Mengolah lahan eksiting yang akan didirikan Musik Center 2000 m Peredam pada studio latihan,studio recording mixing, studio recording mastering, Ruang mengajar dan concert hall mempunyai standar frekuensi yang berbeda, Pendesainan harus memikirkan meng-cut sound low dan sound high. Pemilihan peletakan sound system harus dipikirkan karena peletakan sound mempengaruhi pantulan dan frekuensi yang akan keluar agar para pemain musik dan penonton mendengar sound dengan maksimal dan indah.1.4.2 Ruang Lingkup SubstansialMusic Center menggunakan konsep desain akustik yang kompleks dengan memikirkan setiap ruangan inti menggunakan peredam dan pemaksimalan alat yang berkualitas agar kualitas musik yang keluar akan indah dan agar masyarakat dapat mendengar musik dengan suara yang indah tanpa gangguan suara dengung dan suara pantul yang ada di bangunan. Menggunakan konsep fasad dekonstruksi yang menggambarkan kegarangan dan keindahan desain fasad yang keras dan kaku akan menggambarkan musik itu dimainkan dengan jiwa yang kuat, jika ingin memiliki musikalitas yang berkualitas maka harus memiliki jiwa yang kuat.

1.5 Sistemtika PenulisanAdapun sistem penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir arsitektur secara garis besar adalah sebagai berikut1. BAB I : PENDAHULUANBerisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir arsitektur.2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKABab ini berisi tinjauan pustaka bagi teori-teori yang mendasari, relevan dan terkait dengan subjek dan permasalahan yang di hadapi dalam penyusunan tugas akhir.3. BAB III : METODE PERANCANGANBab ini berisikan gambaran umum dan sejarah, tempat penelitian, metode yang digunakan, sumber data, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, acuan lain, dan konsep yang digunakan dalam tugas akhir serta hal-hal yang berhubungan dengan tugas akhir. 4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASANBab ini berisikan tentang proses, tahapan, rincian detail arsitektur, bangunan dan struktur yang ada dalam bangunan.5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi JudulDefinisi judul Music Center dengan penekanan pada Akustik adalahMusic:Musik; ilmu atau seni menyusun nada dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. (WJS Poerwadarrninta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka)

Center:A place when certain, activities or facilities are concentrade. Suatu wadah tertentu di mana aktivitas dan fasilitas terkonsentrasi, diartikan sebagai pusat aktivitas dan fasilitas. (John M. Echols dan hasa Shadily, Kamus Inggris Indonesia, hal.104)Akustik: cabang ilmu teknik yang merupakan aplikasi praktis dari ilmuakustik, termasuk pengendaliansuaradangetaran, reproduksi dan penyiaran suara, serta penggunaan instrumen suara untuk mengukur dan memeriksa atau memroses berbagai bahan.[1]Insinyur di bidang ini biasanya bekerja melalui desain, analisis, dan pengendalian suara Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_akustik diakses pada tanggal 5 Maret 2015 pukul 03:26

Jadi Music Center dengan penekanan akustik adalah suatu wadah yang menjadi pusat kegiatan musik secara menyeluruh, baik pendidikan, pertunjukan, informasi, dan aplikasi musikal tata ruang pengendalian suara dengan tujuan untuk mengembangkan apresiasi masyarakat terhadap musik yang didukung oleh fasilitas-fasilitas pendukung. Adapun sistem pendidikan yang digunakan adalah pendidikan non-formal (kursus).

2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Pengertian dan Jenis MusikMusik adalah seni mengkomposisikan suara melalui pendekatan sejarah dan apresiasi dengan mempelajari karakteristik musik itu sendiri. Komposisi tersebut mengatur suara melalui tinggi rendah, keras lunak, vocal, atau memainkan instrumen musik. Karakter-karakter tersebut antara lain pitch (tinggi rendah), dinamika, ritme, melodi harmoni, dan timbre (kualitas suara). Musik diartikan sebagai seni yang memberi perhatian khusus pada kombinasi kombinasi vokal atau instrumen pada umumnya tergantung pada standar irama, melodi dan harmoni. ( Jean Ferris, Music The Art Of listening. Pdf )

2.2.2 Jenis Musik Berdasarkan waktu, jenis musik dibedakan atas :

Tabel 1.1. Pembagian Jenis Musik Berdasarkan WaktuSebelum Tahun 1900Sesudah Tahun 1900

Aransemen musik diciptakan dengan aturan baku dan standar

Tata cara memainkan instrumen musik berdasarkan aturan baku dan standar

Instrumen musik yang digunakan merupakan instrument yang memiliki karakter baku dan standar. Aransemen musik yang diciptakan merupakan bentuk ungkapan ekspresi sehingga tidak menggunakan aturan baku Tata cara memainkan instrument musik disesuaikan dengan kebutuhan komposisi serta ungkapan emosional composer Instrumen musik yang dipergunakan merupakan hasil eksplorasi terhadap alat musik standar sehingga menghasilkan karakter yang bermacam-macam

Sumber www.britannica.com diakses tanggal 1 maret 2015

Berdasarkan tata cara permainan jenis musik dibedakan atas :

Tabel 1.2. Pembagian Jenis Musik Berdasarkan Perbedaan Tata Cara Permainan MusikDiatonis Pentatonis

Musik yang dimainkan dengan menggunakan aturan satu oktaf, terdiri dari 7 tangga nada dan memakai system dua macam jarak antar nada yang dapat dimainkan oleh vocal dan instrument Musik yang dimainkan dengan aturan satu oktaf terdiri dari lima tangga nada dan memakai system satu jarak antar nada yang hanya dapat dimainkan oleh alat musik tradisional dan musik daerah

2.2.3. Tinjauan Musik ModernPeriode musik modern diawali pada sekitar tahun 1900, dimana terjadi perubahan yang dramatis dalam bidang musik. Perubahan dramatis itu ditandai dengan tidak atau kurang dipergunakannya aturan-aturan baku dalam musik, seperti komposisi maupun aturan-aturan penggunaan instrumen musik. Kecenderungan ini disebabkan oleh adanya upaya mengeksplorasi musik sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi emosional yang kuat.

2.2.3.1. Tinjauan Sejarah Musik ModernPerubahan drastis dalam perkembangan musik dimulai pada awal tahun 1900. Perubahan ini dianggap sebagai titik balik dari sejarah musik barat dibandingkan dengan musik-musik pada abad 14 dan awal abad 17. Perkembangan ini sendiri kemudian menghasilkan berbagai aliran dalam prosesnya. Aliran-aliran yang tumbuh pada masa transisi ini antara lain :

Tabel 1.3

Nama AliranPeloporKeterangan

Impresionis Claude Debussy Maurice RavelTerdiri dari ritme tanpa bentuk yang dianggap merupakan kumpulan dari berbagai aliran musik. Pola ini dipengaruhi oleh gerakan estetik seperti pda lukisan dan karya sastra pada jaman itu.

Ekspresionis Amold Schoenberg Igor StaravinskiSchoenberg : Meninggalkan konsep musik tradisional dan kemudian mengembangkan konsep 12 tangga nada.Staravinski : Melalui eksperimennya membagi musik ke dalam tiga bagian, yaitu : dinamisme, barbarism dan primitifisme. Ketiga aliran tersebut berkonsep pada ketidak seimbangan harmoni dan merupakan pengaruh dari perang dunia pertama

Neoklasik

Merupakan penggabungan dari konsep Schoenberg dan Starvinski. Titik berat dari aliran ini adalah pengekangan emosional dan penggunaan instrument yang lebih sederhana. Aliran ini berkembangan antara tahun 1920 sampai dengan akhir perang dunia II

Sumber www.encyclopedia.com diakses tanggal 1 maret 2015

Periode Kebangkitan Komposisi ElektronikSetelah akhir perang dunia kedua, ada kecenderungan penggabungan dua jenis aliran besar di atas yaitu ekspresionis dan neoklasik. Penggabungan ini menandai awal penggunaan teknologi yaitu elektronik dalam penyusunan komposisinya. Pada sekitar awal 1950, dua kelompok musik besar memulai eksperimennya dengan menggunakan musik elektronik tersebut di Cologne dan Paris. Hasil komposisi dari kelompok di Paris tersebut pada akhirnya diberi nama Musique Concrete yang diartikan sebagai pemadatan yaitu musik yang dihasilkan dalam bentuk terekam. Suara-suara dasar yang diambil dari berbagai sumber baik instrumen musik, vocal maupun teknik komposisi dimodifikasi secara elektronis dan diatur dengan berbagai bentuk sesuai dengan keinginan dan kepentingan sang komposer. Perkembangan ini kemudian diikuti oleh sebuah kelompok dari Jerman yang dipimpin oleh Karlheinz Stockhausen. Kelompok yang dipimpin oleh Stockhausen ini mengembangkan basic sounds yang dibuat dengan perangkat elektronik. Ada dua pendekatan yang ditekankan dalam hal ini yaitu :

1. Masih adanya hubungan dengan musik-musik pada masa sebelumnya dari segi tangga nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya.2. Hilangnya semua konsep pengorganisasian musik. Semua komposisi ini dikemas dalam pita yang kemudian dapat dinikmati dengan meggunakan system tata suara.

Periode Perkembangan Musik ElektronikSejak dikembangkannya studio rekaman, synthesizer, serta computer pada sekitar tahun 1950-1960, seorang komposer mempunyai sumber yang tidak terbatas untuk menghasilkan suatu komposisi. Perangkat elektronik ini membebaskan seorang komposer untuk memilih warna suara, durasi, pitch dan sebagainya tanpa dibatasi oleh kemampuan seorang pemain musik. Pada awalnya musik elektronik ini dianggap tidak memerlikan seorang pemain musik (performer), tetapi pada akhirnya muncul pemikiran untuk mengkombinasikan pertunjukan musik elektronik dengan pemain musik. Pertunjukan ini dapat diwujudkan melalui pertunjukan komposisi antara pemain musik yang secara langsung bermain musik (vokal, gitar, biola, keyboard,dan sebagainya). Dalam penampilannya, musik elektronik mempunyai unsur-unsur yang tidak ditemui dalam periode-periode sebelumnya seperti kebebasan menghasilkan suara, kebebasan ekspresi tanpabatas, dan sebagainya.Musik elektronik pada perkembangannya tidak hanya mempengaruhi suatu gaya tertentu dalam bermusik tetapi juga merupakan revolusi di bidang musik secara umum. Hal ini disebabkan karena musik elektronik dapat menampilkan jenis bunyi dan organisasi ritmis yang baru.

Musik PopulerMusik populer ini pada dasarnya sudah dimulai pada abad 18 pada saat opera dan dance music mulai memasyarakat. Pada masa itu juga, sekitar abad 19 pengaruh musik populer ini dibawa oleh musik jazz, sehingga muncul aliran seperti swing, bebop, dan rock. Dampak lain dari perkembangan musik populer adalah adanya perkembangan media elektronik secara hebat. Teknik-teknik yang ditemukan memungkinkan hasil rekaman yang baik dan hasil tersebut secara cepat dapat disebarkan melalui media seperti radio, tape recorder, televisi dan perangkat elektronik lainnya. Hal lain yang mendukung adalah adanya perkembangan yang pesat dalam menciptakan instrumen musik elektronik yang baik.

Jenis-Jenis Alat MusikBerdasarkan pengelompokannya, alatmusikdapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan cara memainkannya, berdasarkan sumber bunyinya dan berdasarkan fungsinya.a. Berdasarkan Cara MemainkannyaAlat musiktiup, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara di tiup.Contoh : harmonica, recorder,tuba, seruling, flute, bason, horn, terompet, pianika, saksofon.b. Alat musik gesek, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara digesek.Contoh : biola, rebab, cello, violin, kontra bas, viola dan lain-lainc. Alat musik petik, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipetik.Contoh : gitar, bas, mandolin, harpa, siter, banjo, sasando, ukulele, dan lain-lain.d. Alat musik pukul, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara dipukul.Alat musik pukul ada dua macam:1. Alat musik pukul bernadaContoh : kulintang, perangkat gamelan, calung, vibraphone, arumba, xylophone, bellira, glockenspiel dan lain-lain.2. Alat musik pukul tak bernadaContoh : gendang, ketipung, rebana, tamborin, symbal, tympani, triangle, kastanyet, gong, pauken, drum set dan lain-lain.e. Alat musik tekan, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan cara ditekan.Contoh : piano, organ, keyboard dan lain-lain.Berdasarkan sumber bunyinya :Berdasarkan sumberbunyinya alat musik dapat dikelompokkan menjadi lima.a. Aerophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari udara yang bergetar dengan cara ditiup atau dipompa.Contoh : flute, seruling, rekorder, tuba, melodeon, clarinet, saksophone dan horn yang dimainkan dengan cara ditiup. Akordion dengan dipompa.b. Idiophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari batangan logam atau kayu yang dipukul atau sumber bunyinya berasal dari alat itu sendiri. Contoh : bellira, calung, angklung, kulintang, perangkat gamelan

c. Chordophone,yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai yang bergetar dengan cara di petik, digesek dan ditekan. Contoh :a) Di petik: gitar, harpa mandolin, ukulele, banjo, siter, b) Di gesek: biola, viola, cello,double bass, rebabc) Di tekan: piano akustikd. Membranophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran selaput tipis yang terbuat dari kulit atau plastic dengan cara dipukul. Contoh : tamborin, rebana, bedug, drum set, ketipung, bongo, konga, tympani dan lain-lain.e. Elektrophone, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari rangkaian elektronika yang terdapat di dalam alat tersebut. Dengan kecanggihan teknologi alat tersebut dapat menghasilkan segala macam alat musik. Contoh keyboard. Organelektrik, gitar elektrik, bass elektrik dan lain-lain.Berdasarkan Fungsinya dalam pagelaranBerdasarkan fungsinya dalam pergelaran alat musik dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :a. Alat musik melodis, yaitu alat musik yang digunakan untuk memainkan rangkaian nada-nada (melodi) sebuah lagu. Contoh : seruling, saksofon, pianika, harmonica, flute, terompet, rekorder dan lain-lain.b. Alat musik ritmis, yaitu alat musik yang dalam permainannya memberikan irama (ritme) tertentu dalam suatu pergelaran. Contoh : ketipung, konga, bongo, bass, drum set, kendang dan lain-lain.c. Alat musik harmonis, yaitu alat musik yang dalam permainannya membawa paduan nada (akor) dalam suatu pergelaran. Contoh : gitar, piano, keyboard, organ dan lain-lain.

Sumber http://www.phyruhize.com/2012/07/mengenal-jenis-jenis-alat-musik.html Diakses tanggal 1 maret 2015 pukul 21:49

Kegiatan-Kegiatan Music Center Kegiatan kegiatan yang direncanakan terdapat dalam musik center adalah sebagai berikut :Tempat Kursus MusikKursus musik pada Music Center merupakan tempat pendidikan musik di luar pendidikan formal di bangku sekolah umumnya. Adapun jenis jenis kursus alat musik yang terdapat pada Music Center yaitu: Kursus Piano (Piano Course)Tujuan utamanya adalah untuk mengenal alat musik piano dan melatih ketrampilan dalam memainkannya. Kursus Keyboard (Keyboard Course)Tujuan utamanya adalah untuk mengenal alat musik keyboard dan melatih ketrampilan dalam memainkannya. Kursus Gitar (Guitar Course)Tujuan utamanya adalah untuk mengenal alat musik gitar dan melatih ketrampilan dalam memainkannya. Kursus gitar ini terbagi menjadi 2, yaitu:1. Kursus Gitar Klasik/Akustik (Classic/Acoustic Guitar Course)2. Kursus Gitar Elektrik (Electric Guitar Course)

Kursus Bass (Bass Course)Tujuan utamanya adalah untuk mengenal alat musik bass dan melatih ketrampilan dalam memainkannya. Kursus Drum (Drum Course)Tujuan utamanya adalah untuk mengenal alat musik drum dan melatih ketrampilan dalam memainkannya Kursus Vokal (Vocal Course)Tujuan utamanya adalah untuk belajar teknik pengolahan vocal sehingga dapat menyanyikan dan mengekspresikan lagu dengan baik. Recording/Rehearsal Studio MusikMenurut kamus An English-Indonesian Dictionary bahwa pengertian reherseal adalah latihan. Dan Music rehearsal studio adalah suatu ruangan tempat berlangsungnya kegiatan yang berhubungan dengan latihan musik (latihan memainkan alat musik).Menurut kamus An English-Indonesian Dictionary bahwa pengertian Recording adalah perekaman. Dan Music recording studio adalah suatu ruangan tempat berlangsungnya kegiatan yang berhubungan dengan proses perekaman musik Galeri MusikGaleri didefinisikan sebagai suatu beranda, serambi, koridor dan ruang sempit yang memanjang dengan karya-karya seni dipamerkan di sepanjang dindingnya(hhtp//wordnet.princeton.edu/perl/webwn?s=gallery).Secara fungsi galeri memiliki kesamaan fungsi dengan museum, yaitu sebagai tempat untuk memamerkan hasil-hasil karya seni. Perbedaan mendasar antara galeri dan museum terletak pada koleksinya. Koleksi yang dipamerkan dalam galeri dapat dimiliki dengan cara membeli sedangkan koleksi sebuah museum tidak dapat dibeli dan dimiliki masyarakat karena koleksi yang ada merupakan koleksi yang dijaga kelestariannya. ConcertConcert/konser menurut kamus bahasa Indonesia adalah pertunjukan. Dalam Musik Center ini terdapat tempat mempertunjukan keahlian musik.

2.6 Perkembangan Musik Center di duniaSaat ini, musik telah menjadi sebuah industri raksasa yang menjanjikan. Musisi-musisi baru bermunculan dari berbagai belahan bumi, yang tampil dengan berbagai kreativitas bermusiknya yang selalu baru. Minat masyarakat terhadap musik pun cukup tinggi. Mulai dari yang hanya suka mendengarkan, menikmati hasil kreasi musisi tersebut, namun ada pula yang kemudian tertarik untuk turut berkreasi menciptakan musik sendiri, atau bisa dibilang ingin menjadi seorang musisi. Segelintir dari mereka memiliki bakat yang besar dan mampu mengembangkan talentanya tersebut secara otodidak (belajar sendiri, tanpa pengajar). Namun kebanyakan memerlukan bimbingan dan arahan dari seorang guru yang akan menuntun perlahan-lahan. Karena alasan itulah, maka bermunculan tempat-tempat pelatihan musik yang mendidik siswanya untuk menjadi seorang musisi.Guitar Institute of Technology , Hollywood, yang didirikan pada tahun 1977 oleh seorang gitaris jazz, Howard Roberts, adalah salah satu contoh lembaga yang memilki tujuan untuk mendidik siswanya menjadi seorang performer atau seorang profesional di bidang musik (audio engineering, original music production, music business, guitar-building, music video maker, dan lain-lain). Lembaga ini telah terakreditasi oleh National Association of Schools of Music (NASM). Jenjang pendidikannya mencakup Bachelor Degree, Associate Degree, and Certificate programs. Contoh lulusan GIT yang terbilang sukses adalah Paul Brandon Gilbert. Selepas dari GIT, Paul membentuk band dan menjadi gitaris di Racer X dan Mr.BIG. Setelah itu dia mulai bersolo karir. Selain sukses ngeband, Paul juga telah diangkat menjadi guru besar jurusan gitar di GIT.

Gambar 2.1 Howard Roberts Gambar 2.2 Paul Brandon Gilbert Sumber : google.com Sumber : www.paulgilbert.com

2.3 Tinjauan Arsitektur2.3.1 Persyaratan, Kebutuhan/Tuntutan, Standar-Standar Perencanaan dan Perancangan Music CenterFasilitas dalam sebuah music center :1. Sarana pendidikan : kelas, ruang multimedia, studio recording, ruang kolaborasi, perpustakaan.2. Sarana pertunjukan : ruang panggung, ruang penonton, ruang latihan, ruang persiapan, gudang alat.3. Pengelola : Pengelola bagian pendidikan, pertunjukan, publikasi, produksi dan promosi.4. Penunjang : Parkir, Lavatory, Gudang, Keamanan, Cafetaria.

2.3.2. Bentuk PanggungPangung adalah ruang yang umumnya mnjadi orientasi utama dalam sebuah pertunjukan. Ruang ini diperuntukkan penyaji untuk mengekspresikan materi yang akan disajikan. Panggung-panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan terdapat beberapa jenis. Pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan keberagaman jenis adalah :1. Bentuk daerah penonton dan kapasitas tempat duduk.2. Ukuran daerah pentas.3. Jenis dan skala produksi yang dipertimbangkan dan prioritaspenggunaan.4. Hubungan penonton dan pementas.Menurut bentuk dan tingkat komunikasinya dengan penonton, panggung dapat dibedakan menjadi empat jenis:

1. Panggung ProceniumBentuk dan peletakan panggung yang disebut procenium adalah peletakan konvensial, yaitu penonton hanya melihat tampilan penyaji dari arah depan saja. Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam ini kurang dapat dilakukan. Komunikasi yang dimaksud adalah tatapan mata, perasaan kedekatan antara penyaji dengan penonton, dan keinginan penonton untuk secara fisik terlibat dengan materi yang disajikan, misalnya ikut bergoyang, dan lain sebagainya. Panggung semacam ini cocok digunakan untuk model sajian yang tidak membutuhkan tingkat komunikasi yang tinggi, seperti misalnya seni tari klasik atau seni musik klasik.2. Panggung TerbukaMasyarakat umum seringkali salah paham menganggap bahwa semua auditorium yang tidak beratap adalah panggung terbuka. Memang, pada auditorium tanpa atap, seringkali panggungnya juga tidak beratap. Panggung terbuka adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pengembangan diri panggung procenium yang memiliki sebagian area panggung menjorok ke arah penonton, sehingga memungkinkan penonton bagian depan untuk menyaksikan penyaji dari arah samping contohnya catwalk tempat peragaan busana. Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam ini lebih baik dan terbangun. Pada panggung terbuka ini, baik penyaji maupun penonton berada di dalam ruangan yang beratap.

3. Panggung ArenaPanggung arena adalah panggung yang terletak di tengah-tengah penonton, sehingga penonton dapat berada pada posisi di depan, di samping, atau bahkan dibelakang penyaji. Panggung semacam ini biasana dibuat semipermanen dalam sebuah auditoriummultifungsi.4. Panggung ExtendedBentuk panggung extended adalah pengembangan dari bentuk procenium yang melebar ke arah samping kiri dan kanan. Bagian pelebaran atau perluasan ini tidak dibatasi dengan dinding samping, sehingga penonton dapat menyaksikan penyaji dari arah samping.

Gambar 1. Skematik Model Panggung(a) Prosenium, (b) Terbuka, (c) Arena, (d) ExtendedSumber : Mediastika, Christina Eviutami, 2005, Akustika Bangunan, Jakarta, Erlangga,

Gambar 2.Model Panggung Untuk Pemain MusikSumber:Appleton, Ian. Building For The Performing Arts. 1996. Wallington,ButterworthArchitecture

Gambar 3. Sirkulasi Dalam PanggungSumber:Appleton, Ian. Building For The Performing Arts. 1996. Wallington,ButterworthArchitecture

2.3.2. Akustik

2.3.2.1 Pengertian Akustik

Akustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara, sebagaimana pendapat Shadily (1987:8) bahwa akustik berasal dari kata dalam bahasa Inggris acoustics, yang berarti ilmu suara atau ilmu bunyi (Halme, 1991:12). Sehingga Akustik ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara (Joko Sarwono, 2009).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tata Akustik merupakan pengolahan tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati. Sebagaimana pendapat Pamuji Suptandar (1982:103), bahwasanya akustik atau sound system merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik, karena pengaruh akustik sangat luas. Dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosi dalam ruang sehingga seseorang akan mampu merasakan kesan-kesan tertentu.2.3.2.2 Gejala Akustik Ruang DalamBerikut ini merupakan gejala-gejala akustik dalam ruang tertutup :1. Pemantulan BunyiGejala pemantulan bunyi ini hampir sama dengan pemantulan cahaya, namun gelombang bunyi jauh lebih panjang daripada gelombang cahaya. Pemantulan bunyi oleh suatu obyek penghalang atau bidang batas disebabkan oleh karakteristik penghalang yang memungkinkan terjadinya pemantulan. Secara umum kita mengenal persamaan sudut datang = sudut pantul2. Penyerapan BunyiPenyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi bentuk lain setelah menumbuk suatu bahan. Penerapan bunyi didukung oleh beberapa hal dibawah ini:- Lapisan permukaan dinding, lantai, plafon.- Isi ruang seperti penonton, tempat duduk, karpet, dan lain-lain.- Udara dalam ruang.3. Difusi BunyiDifusi bunyi adalah keadaan dimana bunyi dapat diterima di semua arah dengan serba sama (homogen). Difusi bunyi ini dapat diciptakan dengan cara di bawah ini:- Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tidak teratur.- Penggunaan lapisan permukaan pemantul bunyi dan penyerap bunyi dan penyerap bunyi secara bergantian.- Distribusi lapisan penyerapan bunyi yang berbeda secara tidak teratur dan acak.4. Difraksi BunyiDifraksi bunyi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut, kolom, tembok, dan balok.5. DengungDengung merupakan bunyi yang berkepanjangan sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi dihentikan.6. Resonansi RuangResonansi ruang adalah gejala ikut bergetarnya materi-materi penyusun ruang dengan frekuensi tertentu yang diakibatkan oleh sumber bunyi.2.3.2.3. Rancangan Akustik Fasilitas Musik

Pada rancangan akustik fasilitas musik, ada beberapa tinjauan yang perlu diperhatikan, yaitu :1. Sifat akustik ruang yang mempengaruhi kualitas musik.Sifat akustik ruang mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kualitas ini. Pengaruh ini disebabkan oleh bentuk ruang, materi penyusun ruang dan kapasitas ruang.2. Pengaruh akustik ruang pada musik.Pengaruh akustik ruang sangat berpengaruh pada musik itu sendiri. Pengaruh-pengaruh itu didasarkan atas pertimbangan :- Tidak ada suatu ruang yang dibangun untuk satu jenis music.- Ketegasan akan memuaskan bila bunyi langsung relatif cukup keras terhadap bunyi dengung dan tidak terjadi gema.- Untuk memperoleh bunyi yang merata maka balkon tidak boleh menonjol terlampau dalam ke rongga udara dan pendengar dapat menerima bunyi langsung.- Bising dan getaran yang ditimbulkan ruang sekitarnya harus diperhatikan.

2.3.2.4 Rancangan Akustik pada Fasilitas PendidikanRuang-ruang dalam program instrumen musik merupakan ruang-ruang studio yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari selain ruang kelas.Dalam rancangan akustiknya, hal yang perlu diperhatikan adalah :1. Luas lantai, tinggi ruang, bentuk ruang dan volume ruang harus dirancang guna memperoleh dengung, difusi, keseimbangan dan keterpaduan yang tepat.2. Bahan-bahan penyerap bunyi harus digunakan sehingga meredam suara alat musik yang berlebihan.3. Transmisi bunyi yang tidak diinginkan antara ruang-ruang yang digunakan serentak harus direduksi sampai suatu minimum yang absolut. Kesejajaran antara permukaan yang berhadapan harus dihindari, paling sedikit dua dinding yang berdampingan harus diberi bahan penyerap bunyi, juga pada langit-langit.4. Pemisahan letak yang baik tidak hanya menyebabkan sirkulasi yang baik, tetapi juga membantu insulasi bunyi yang baik dan biaya rendah.

2.3.2.5 Rancangan Akustik pada Fasilitas Pertunjukan1. Eliminasi Cacat AkustikCacat akustik dalam gedung pertunjukan musik dapat timbul karena pengaturan bidang-bidang akustik yang tidak tepat, dinding ruangan berbentuk lengkung dan bersifat memantulkan bunyi. Cacat akustik yang sering terjadi dalam ruang pertunjukan musik antara lain adalah gema, pemantulan yang berkepanjangan, gaung, pemusatan bunyi, bayangan bunyi.2. Ruang PanggungRuang panggung dalam suatu pertunjukan musik harus didesain system akustiknya agar kualitas yang ingin dicapai dan menghilangkan cacat akustik . Persyaratan akustik sebuah ruang panggung yang ideal adalah Sumber bunyi diatas panggung harus dinaikkan sehingga dapat didengan oleh penonton sebanyak mungkin. Lantai panggung dilengkapi dengan ruang resonansi paling sedikit sedalam 50 cm agar menguatkan radiasi dari instrument bass dan mereduksi bunyi yang kuat dari perkusi. Sumber bunyi di atas panggung harus dikelilingi pemantul bunyi yang luas agar energy sampai ke penonton terjauh. Permukaan pemantul bunyi yang paralel (horizontal maupun vertikal) terutama yang dekat dengan sumber bunyi harus dihindari, untuk menghilangkan pemantulan yang tidak diinginkan. Perlu ditambahkan permukaan pantul yang berfungsi untuk mengarahkan bunyi kembali ke pementas. Hal ini diperlukan sebagai control (selain sound control dari alat amplifikasi panggung) bagi pementas saat pertunjukan berlangsung. Luas lantai panggung harus didasarkan kebutuhan ruang pemusik 1-2 m tiap orang. Pada ruang panggung pertunjukan musik, bagian atas perlu diberi bidang pemantul yang disebut orchestra shell.

2.3.2.6 Ruang PenontonHal-hal yang perlu diperhatikan dan merupakan syarat akustik ruang penonton adalah: Suara harus terdengar jelas sampai dengan penonton terjauh. Lantai penonton dibuat miring landai karena bunyi lebih mudah didengar bila melewati penonton dengan sudut dimiringkan. Dinding dan plafon penonton harus dilengkapi dengan pemantul bunyi. Waktu dengung yang ideal pada pertunjukan musik. Pengeras suara diperlukan jika kapasitas penonton yang banyak dan volume ruang lebih besar dari 1700 m2 .

2.3.2.6 Rancangan Akustik Studio Rekaman dan Ruang Pelatihan RekamanRuangan ini dirancang dengan isolasi yang luar biasa untuk melawan bising dan getaran yang tidak diinginkan. Ruang ini dalam hal pemecahan akustik memakai pendekatan yang sangat teliti. Persyaratan akustik pada ruang studio adalah : Ukuran dan bentuk studio yang optimum harus diadakan. Derajat difusi yang tinggi harus dijamin. Karakteristik dengung yang ideal harus diadakan. Cacat akustik harus dicegah sama sekali. Bising dan getaran harus dihilangkan.Studio ini merupakan ruang akustik mati, yang biasanya dihubungkandengan ruang kontrol atau ruang lain sebagai ruang pelengkap.

2.3.2.7 Sistem Penguat BunyiSistem penguat bunyi diperlukan dengan tujuan sebagai berikut : Untuk menguatkan tingkat bunyi dalam auditorium jika sumber bunyi terlalu lemah. Menambah tingkat bunyi yang berguna bagi control suara pementas. Membuat dengung yang minimum dalam ruang. Menyediakan dengung buatan pada ruang-ruang yang mati. Menyediakan fasilitas-fasilitas elektroakustik. Mereduksi pengaruh bising yang berlebihan di lingkungan pentas (outdoor).Komponen dalam sistem penguat bunyi ini terdapat pada saluran tunggal terdiri dari mikropon, amplifier, dan pengeras suara.

2.3.2.8 Bahan Penyerap BunyiBahan penyerap bunyi pada umumnya dibagi kedalam tiga jenis yaitu bahan berpori, panel absorber, dan resonator rongga. Pengelompokan ini didasarkan pada proses perubahan energi bunyi yang menumbuk permukaan bahan menjadi energi panas. Karakteristik suatu bahan penyerap bunyi dinyatakan dengan besarnya nilai koefisien serapan bunyi untuk tiap frekuensi eksitasi. Pada umumnya bahan penyerap bunyi memiliki tingkat penyerapan pada rentang frekuensi tertentu saja (Sabri, 2005).

Gambar 4. Penyerapan bunyiSumber: Doelle (1990:33)

Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang bunyi yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran bunyi yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori-pori udara pada materialtersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi diteruskan ke bidang lain dari material tersebut (Gunawan, 2008).

Berdasarkan sumber yang terdapat dari www.rpginc.com, karakteristik akustik permukaan ruang pada umumnya dibedakan atas:

A. Bahan penyerap suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi bunyi yang dating padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles

Gambar 5. Absorber (foam)Sumber: (http://www.acousticalresources.com/)B. Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi bunyi yang dating kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb. Pada gambar dibawah ini adalah contoh pemasangan gysumboard pada plafond.

Gambar 6. Gypsum boardSumber: (http://www.easybizchina.com/)C. Bahan pendifusi/penyebar suara (diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik yang menyebarkan energy bunyi yang dating kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb.

Gambar 7. sound diffuserSumber: (http://www.kayaulsoundtreatment.com/images/soundDiffuser.jpg)

2.3.2.8 Penggunaan Bahan dan Kontruksi Penyerap BunyiPemilihan bahan penyerap bunyi yang tepat untuk melapisi elemen pembentuk ruang gedung pertunjukan sangat dipersyaratkan untuk menghasilkan kualitas suara yang memuaskan. Doelle (1990:33) menjelaskan mengenai bahanbahan penyerap bunyi yang digunakan dalam perancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dan dapat dipasang pada dinding ruang atau digantung sebagai penyerap ruang yakni yang berjenis bahan berpori, panel penyerap (panel absorber), resonator rongga serta karpet. Tiap-tiap bahan ini dapat dikombinasikan.

Gambar 8. Penempatan penyerap akustikSumber: Doelle (1990:28)

Tiap bahan akustik kelompok ini serta kombinasinya dapat ditempelkan pada dinding ruang atau digantung di udara sebagai penyerap ruang, dengan cara pemasangannya juga berpengaruh besar terhadap penyerapan bunyi.

D. Bahan BerporiMenurut Doelle (1990:58), bahan berpori dapat digolongkan menjadi bahan dengan pori-pori yang saling berhubungan dan ada juga bahan dengan poripori yang tidak saling behubungan. Bahan akustik yang termasuk kategori poripori saling berhubungan adalah papan serat (fiber board), pelesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi (isolation blanket). Biasanya merupakan penyerap bunyi yang baik. Bahan yang termasuk ketegori pori-pori yang tidak saling berhubungan adalah dammar busa (foamed resins), karet selular (cellular rubber) dan gelas busa.Karakter dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah mengubah energy bunyi yang datang menjadi energy panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaanbahan. Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi dibandingkan pada frekuensi rendah, agar penyerpan lebih baik pada frekuensi rendah maka perlu ditambahkan bahan penahan padat. Semakin tebal penahan maka semakin baik penyerapannya. Jenis-jenis bahan berpori dapat dibagi menjadi 3 kategori, yakni: unit akustik siap pakai, plesteran akustik dan bahan yang disemprotkan serta selimut akustik (Doelle, 1990:58).

1. Unit Akustik Siap PakaiBermacam-macam jenis ubin selulosa dan serta mineral yang berlubang maupun tidak berlubang, bercelah (fissured) atau bertekstur, panel penyisip dan lembaran logam berlubang dengan bantalan penyerap merupakan unit khas dalam kelompok ini. Jenis-jenis ini dapat dipasang di dinding, langit-langit dengan cara disemen pada penunjang padat, dibor atau dipaku sesuai petunjuk pabrik. Unit akustik siap pakai khusus seperti acoustical board untuk pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan dengan jarak tertentu dalam potongan potongan kecil. Berikut ini contoh gambar akustik siap pakai yang berlubang dan bercelah.

Gambar 9. Unit akustik siap pakai yang berlubang dan bercelahSumber: (http://www.goodconn.com/indonesia/absorption.html)

Sedangkan gambar dibawah ini termasuk bahan akustik penyerap panel

siap pakai yang bertekstur:

Gambar 10. Panel Penyerap (panel absorber) siap pakai bertekstur.Sumber:(http://www.totalvibrationsolutions.com/images/acoustic%20cloud.jpg)

Kelebihan dari bahan ini adalah kemudahannya untuk disusun sesuai desain yang di inginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi mudah dalm pemasangannya serta ekonomis. Berikut ini contoh penerapan panel penyerap siap pakai pada plafond:

Gambar 11. Penerapan Panel Penyerap siap pakai pada plafondSumber: (http://herwin.co.uk/images/Great-Abington-absorber-panel.jpg)Keuntungan bahan akustik siapa pakai yaitu mempunyai penyerapan yang dapat diandalkan dan terjamin pabrik sehingga memudahkan perancangan, pemasangan dan perawatannya relatif mudah dan murah, beberapa unit dapat dihias kembali tanpa mempengaruhi jumlah penyerapan, dan penggunaannya dalam langit-langit dapat disatukan secara fungsional dan secara visul dengan persyaratan penerangan, pemanasan atau pengkondisian udara. Unit-unit ini dapat membantu dalam mereduksi bising dan mempunyai fleksibilitas tinggi.

Kesulitannya yaitu sukar untuk menyembunyikan sambungan-sambungan antara unit yang berdampingan, unit unit umumnya mempunyai struktur yang lebut dan peka terhadap kerusakan mekanik bila dipasang pada tempat-tempat yang rendah di dinding, penyatuan keindahan ke dalam tiap proyek auditorium menuntut kinerja yang berat, dan penggunaan cat untuk dekorasi ulang dapat mengubah penyerapan sebagian besar unit akustik siap pakai.

2. Pelesteran Akustik dan Bahan yang DisemprotkanBahan ini semiplastik, diterapkan dengan cara disemprotkan melalui pistol penyemprot / sprayer gun, seperti pada gambar ini :

Gambar 12. Bahan akustik yang disemprotkan dengan sprayer gunSumber: (http://www.acoustics.com/product_page.asp?prod_id=71)

Pada saat usaha penyerapan akustik susah dilakukan untuk permukaan yang tidak teratur atau melengkung maka pemanasan bahan penyerap bunyi dilakukan dengan menyemprotkan atau pelapisan dengan tangan (plumbering). Bahan penyerap jenis ini adalah Sprayed Limper Asbestos, Zonolite, Vermiculite, Sound Shiels, Glatex, Dekoosto. Jenis bahan ini juga lebih efektif melakukan penyerapan pada frekuensi tinggi.

3. Selimut (isolasi) AkustikSelimut akustik dibuat dari serat-serat karang (rock wool), serat gelas (glass wool), serat-serat kayu, lakan (felt), rambut dan sebagainya. Biasanyadipasang pada sistem kerangka kayu atau logam dan digunakan untuk tujuantujuan akustik dengan ketebakan selimut 1-5 inci. Penyerapan bertambah dengan makin tebalnya selimut, terutama pada frekuansi rendah. Contoh gambar bahan selimut akustik:

Gambar 13. Bahan Selimut akustikSumber: (http://www.acoustics.com/product_page.asp?prod_id=82)

Karena selimut akustik tidak menampilkan permukaan estetik yang memuaskan maka biasanya di tutupi dengan papan berlubang, wood slats, fly screening dengan cara di ikatkan pada kerangka kayu atau logam. seperti gambar dibawah ini:

Gambar 14. konstruksi pemasangan selimut akustikSumber: (http://www.acoustics.com/product_page.asp?prod_id=82)

4. Karpet dan KainKarpet yang biasanya digunakan sebagai penutup lantai dan Kain (gorden, fenestration fabrics) yang digunakan untuk menutup dinding merupakan bahan yang dapat menyerap bunyi. Karpet selain dapat menyerap bunyi di udara juga dapat menyerap bising permukaan karena gaya melangkah. Semakin tebal karpet akan semakintinggi penyerapan bunyi yang dilakukan terutama pada frekuensi rendah. Bila karpet dipasang pada dinding, biasanya merupakan penutup dari suatu blok penyerapan. Blok penyerapan biasanya diisi dengan bahan penyerap karena blok penyerap dengan rongga udara memiliki penyerapan yang rendah daripada blok tanpa rongga udara.

Gambar 15. Bahan akustik dari karpetSumber: (www.google.com)Bahan akustik dari bahan kain (fabric) yang khusus dipakai untuk fungsi akustik kini juga sering digunakan untuk mereduksi bunyi. Cara pemasangannya dengan cara melapiskannya pada panel kayu di dinding dan plafond. Bahan ini juga fleksibilitas tinggi untuk dipasang pada permukaan yang lengkung maupun cembung sebagaimana karpet. Makin tebal kain yang digunakan, makin besar pula penyerapan bunyi yang dilakukan.

B. Panel Penyerap (panel absorber)Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah oleh suatu rongga (Doelle, 1990:39). Penyerap panel yang berperan pada penyerapan frekuensi rendah antara lain panel kayu dan hardboard, gypsumboard, langit-langit pelesteran yang digantung, plesteran berbulu, plastic board tegar, jendela, kaca, pintu, lantai kayu dan panggung, serta pelat-pelat logam (radiator).

Gambar 16. Bahan akustik penyerap panelSumber: (http://97.74.129.84/productlist.asp?classid=118&basicid=178)

Bahan-bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi yang datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Pemasangan bahan akustik menyerap panel dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Gambar 17. Pemasangan penyerap panel dari plywood pada dindingSumber: Doelle (1990:39)

Dari gambar diatas, terlihat bahwa panel penyerap plywood dipasang pada dinding dengan ditempelkan pada rangka dan diberi ruang antara rongga selebar 25mm dari dinding. Bahan ini merupakan penyerap bunyi yang efisien karena menyebabkan karakteristik dengung yang merata pada seluruh jangkauan frekuensi tinggi maupun rendah karena berfungsi untuk mengimbangi penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori dan isi ruang. Jenis bahan yang termasuk penyerap panel antara lain panel kayu dan hardboard, gypsumboards, langit-lagit plesteran yang digantung, plesteran berbulu, plastic board tegar, jendela, kaca, dan pintu, serta lantai kayu dan panggung.

C. Resonator RonggaBahan penyerap jenis ini terdiri dari sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dindng-dinding tegar dan dihubungkan oleh lubang/celah sempit (disebut leher) ke ruang sekitarnya, dimana gelombang bunyi merambat. Resonator rongga menyerap energy bunyi pada daerah band frekuensi rendah yang sempit. Bahan ini merupakan sejenis resonator modern, karena tidak perlu menggunakan lapisan permukaan penyerap bunyi tambahan sehingga merupakan saran pengendali bising dan dengungan dengan ekonomis. Resonator ini berupa panel berlubang dan diberi jarak dari lapisan penunjang padat. Resonator rongga ini dapat digunakan sebagai unit individual, resonator panel berlubang, dan sebagai resonator celah.

1. Resonator Rongga IndividualResonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja-gereja Skandivania pada abad pertengahan. Penyerapannya yang efektif tersebara antara 100-400 Hz. Balok beton standar yang menggunakan campuran yang biasa tetapi dengan rongga telah ditetapkan disebut unit Soundbox, merupakan jenis resonator berongga jaman sekarang. soundbox memiliki celah pada permukaan dan rongga di tengahnya yang biasanya diisi dengan bahan anti api. Jika dijadikan sebagai dinding, maka tidak diperlukan lagi pemasangan lapisan permukaan penyerap.

Gambar 18. Unit Sounbox umum yang digunakan sebagai resonator ronggaindividualSumber: Doelle (1990:41)2. Resonator Panel BerlubangPanel berlubang yang diberi jarak pisah terhadap lapisan penunjang padat, banyak digunakan dalam aplikasi prinsip resonator rongga. Lubang biasanya berbentuk lingkaran (kadang-kadang celah pipih). Panel berlubang ini dipasang berderet yang disusun dari panel-panel berlubang dengan jenis bahan dan lubang yang berbeda. Karena pemasangan panel berlubang yang sama secara besarbesaran dapat membuat waktu dengung menjadi sangat kecil. Resonator panel berlubang tidak melakukan penyerapan selektif seperti pada resonator rongga tunggal, terutama bila selimut isolasi dipasang di rongga udara di belakang papan berlubang yang tampak pada gambar.

Gambar 19. Pemasangan resonator panel berlubang tertentu yangmenggunakan bermacam macam bentuk lubang dan dengan selimut isolasi dalamrongga udara.Sumber: Doelle (1990:42)

Bila penel berlubang dipilih dengan tepat, dengan daerah terbuka yang culup (disebut tembusan bunyi), selimut isolasi menambah efisiensi penyerapan keseluruhan dengan memperlebar daerah frekuensi dimana penyerapan yang cukup besar dapat diharapkan.

Gambar 20. Bungkus baja akustiksumber: Doelle (1990:42)

Gambar 21. Contoh-contoh resonator panel berlubang yang digunakan sebagailapisan akustikSumber: Doelle (1990:42)

Karakteristik dengung yang cukup seimbang dan merata dapat diadakan bila nilai-nilai puncak dalam diagram lapisan panel berlubang digeser ke beberapa daerah jangkauan frekuensi yang berbeda. Ini dapat dicapai dengan mengubah tebal panel berlubang, ukuran dan jarak antar lubang-lubang ke dalam rongga udara di belakang panel lubang, dan jarak pisah antara elemen-elemen sistem bulu (furring system).

3. Resonator CelahResonator celah merupakan lapisan atau layar yang berupa irisan-irisan kayu yang memiliki jarak pisah. Dengan adanya jarak pisah ini bunyi dapat lewat tanpa terhalang untuk diserap oleh bahan penyerap dibelakangnya. Jarak pisah ini disebut tembusan bunyi. Biasanya resonator celah ini digunakan untuk melindungi bahan penyerap di belakangnya.

Beberapa penyerap resonator celah siap pakai yang ada di pasaranmenawarkan harga yang wajar dan mempunyai lapisan permukaan yangmenyenangkan (Dampa, Luxalon dan Linear-Plan).

Gambar 22. Deretan rusuk kayu yang bergantian yang dipasang pada ronggarongga penyerap resonator celah.Sumber: Doelle (1990:43)

Gambar 23. Daerah tembus bunyi pada resonatorSumber: Doelle (1990:44)

BAB IIIMETODE PERANCANGAN

3.1 Metode Umum dan Tahapan PerancanganDalam pencarian ide tentang Music Center yang dibutuhkan Kota Samarinda, dapat digunakan metode pengumpulan informasi secara umum dan kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa informasi khusus. Maka data yang telah dikumpulkan akan menghasilkan beberapa ide yang akan menentukan konsep perancangan yang akan ditekankan dan jenis gaya desain yang akan diterapkan pada bangunan, yaitu Music Center dengan penekanan Akustik Ruang.3.2 Metode Pengumpulan DataData Primer dapat didapat dengan mengadakan studi lapangan. Studi lapangan merupakan metode pengumpulan data dengan cara langsung, meninjau lokasi atau eksisting tempat yang dituju guna mendapatkan informasi dan data paling akurat dan terkini. Studi lapangan perlu dilakukan pada site terpilih, data eksisting, dan data referensi. Berikut data eksisting dan data referensi yang telah diperoleh :3.2.1Data Primer1. Data EksistingData eksisting ini diperoleh dengan cara meninjau langsung lokasi eksisting yaitu Music Center di Samarinda akan tetapi karena Music center tidak ada di samarinda maka proses pengumpulan data eksisting dilakukan di studio band, tempat kursus musik, studio recording dan concert hall maka di dapatkanlah program ruangan yang khusus music center seperti : Ruang kelas kursus musik Ruang studio band Ruang studio recording mastering Ruang studio recording mixing Ruang gallery musik Ruang penjualan Ruang concert

3.2.2Data Sekunder1. Studi LiteraturStudi literatur yang digunakan sebagai referensi berupa internet, buku, koran, artikel, data pribadi, jurnal penelitian, dan lain-lain. Berikut beberapa sumber yang menjadi sumber literatur Tugas Akhir ini :a. Buku Akustik lingkungan / Leslie L. Doelle; diterjemahkan oleh Lea Prasetiob. Kamus Besar Bahasa Indonesiac. http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_akustikd. www.google.come. Jurnal Music Center Benedicta Sophie Marcella2. Studi PerbandinganStudi pembanding sebagai acuan untuk merancang bangunan baru dengan batasan-batasan sebagai berikut :a. Sesuai dengan bangunan Music Center Kota Samarinda yang akan dirancang, maka dipilihlah. Guitar Institute of Technology , Hollywoodb. Sesuai dengan konsep perancangan yang menggunakan desain Akustik maka dipilihlah Guitar Institute Of Technologyc. Menganalisa kekurangan dan kelebihan dari bangunan pembanding.d. Mengaplikasikan konsep perancangan yang baik dan sesuai, dan membuat perancangan baru untuk perancangan yang kurang dan menghasilkan konsep perancangan yang lebih baik.

3.2 Metode Pengolahan DataAdapun langkah-langkah dalam metode pengolahan data sebagai berikut :1. Membuat analisis perancangan yang meliputi :a. Analisis Peruangan (kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang, penzoningan).b. Analisis Tapak (pemilihan tapak, kondisi tapak, matahari, kebisingan, pencapaian, sirkulasi, view, vegetasi).c. Analisis Bangunan (gubahan massa, tampilan bangunan, material bangunan, struktur bangunan, warna bangunan).d. Analisis Utilitas (utilitas lingkungan, utilitas bangunan).2. Membuat konsep perancangan yang meliputi :a. Konsep Peruanganb. Konsep Tapakc. Konsep Bangunand. Konsep Utilitas3. Membuat transformasi desain sebelum mulai merancang gambar kerja.Gambar 3.1 Skema Metode Pengolahan Data

Miftah Khurahman 41