BAB IV_04-98

22
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Industri pengolahan limbah organik menjadi pupuk organik merupakan industri yang cukup menjanjikan, sebab belum banyak pemain dalam industri ini, dan pasar pemakainya pun semakin hari semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kesadaran masyarakat sekarang untuk mulai mengkonsumsi makanan organik ditambah pemerintah Indonesia yang mencanangkan “go organic 2010”. Untuk dapat bersaing dengan penggunaan pupuk kimia dirasakan masih sulit, penekanannya mungkin masih pada kurangnya kesadaran masyarakat untuk bertani yang berkesinambungan dengan memperhatikan keseimbangan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. 4.1 Analisis Porter Analisis Porter banyak digunakan untuk menganalisis suatu industri sebagai suatu kesatuan dan memperkirakan masa depan industrinya. Analisis ini terdiri atas 5 (lima) faktor utama yaitu: 1. Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants) 2. Kekuatan tawar menawar supplier (Bargaining Power of Suppliers) 3. Kekuatan tawar menawar pembeli (Bargaining Power of Buyers) 4. Ancaman produk pengganti (Threat of Substitutes) 5. Intensitas persaingan (Competitive Rivalry within the Industry)

Transcript of BAB IV_04-98

  • BAB IV

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Industri pengolahan limbah organik menjadi pupuk organik merupakan industri

    yang cukup menjanjikan, sebab belum banyak pemain dalam industri ini, dan pasar

    pemakainya pun semakin hari semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari besarnya

    kesadaran masyarakat sekarang untuk mulai mengkonsumsi makanan organik ditambah

    pemerintah Indonesia yang mencanangkan go organic 2010. Untuk dapat bersaing

    dengan penggunaan pupuk kimia dirasakan masih sulit, penekanannya mungkin masih

    pada kurangnya kesadaran masyarakat untuk bertani yang berkesinambungan dengan

    memperhatikan keseimbangan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik.

    4.1 Analisis Porter

    Analisis Porter banyak digunakan untuk menganalisis suatu industri sebagai suatu

    kesatuan dan memperkirakan masa depan industrinya. Analisis ini terdiri atas 5 (lima)

    faktor utama yaitu:

    1. Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)

    2. Kekuatan tawar menawar supplier (Bargaining Power of Suppliers)

    3. Kekuatan tawar menawar pembeli (Bargaining Power of Buyers)

    4. Ancaman produk pengganti (Threat of Substitutes)

    5. Intensitas persaingan (Competitive Rivalry within the Industry)

  • 4.1.1 Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)

    Pendatang baru yang ingin masuk ke dalam industri pengolahan limbah organik

    menjadi kompos atau pupuk organik ini bisa dikatakan cukup besar, mengingat sumber

    bahan bakunya cukup tersedia banyak, dan kecenderungan pemerintahan khususnya

    pihak yang bertanggung jawab yaitu dinas kebersihan untuk dapat memberikan izin

    kepada siapa saja yang memberikan keuntungan terbesar bagi mereka ( money oriented ),

    dan banyaknya pula pesaing lain yang memiliki teknologi lain yang harganya bervariasi,

    ada yang lebih rendah dan ada juga yang lebih tinggi dengan kelebihan dan

    kekurangannya masing masing.

    4.1.1.1 Analisa pesaing

    Analisa pesaing berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan dapat dibagi menjadi

    ! Produsen kecil

    Bercirikan penggunaan teknologi rendah, biasanya pemain dalam segmen ini jarang

    menggunakan teknologi dengan mesin yang besar dan canggih, dan merupakan

    industri yang padat karya, kebanyakan menggunakan peralatan manual dalam proses

    produksi. Hasil pupuk organik atau kompos jadi dibawah 2 ton per hari dan lama

    produksi diatas 4 minggu. Kebanyakan pemain ini berasal dari lembaga swadaya

    masyarakat yang sadar akan lingkungan yang memulai kegiatan mereka dari

    lingkungan sekitar, ataupun para pemilik peternakan yang membuat kompos sendiri

    dari industri hasil limbah ternak mereka.

  • ! Produsen sedang

    Memiliki hasil pupuk organik atau kompos sebesar 2 hingga 5 ton per hari. Biasanya

    sudah menggunakan katalisator berupa mikroba dan enzim serta sudah menggunakan

    alat alat berat guna mendukung proses produksi mereka. Pemain segmen produsen

    sedang ini biasanya adalah para pemain yang sudah memiliki pasar ( market ) seperti

    pada pertanian perikanan maupun penjualan retail pada kios kios bunga.

    ! Produsen besar

    Memproduksi lebih dari 5 ton pupuk organik setiap harinya dengan menggunakan

    teknologi mutakhir, hasilnya berkualitas tinggi dan seragam.

    4.1.1.2 Analisa Industri Pupuk Kimia

    Revolusi hijau dimulai Indonesia sejak akhir 1960 dengan mencanangkan program

    untuk swasembada beras, sama seperti dengan rencana negara India dan China. Untuk

    itu, pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan yang berupa insentif tanah

    dengan transmigrasi, subsidi pupuk, dan pembangunan program pemberdayaan

    masyarakat pertanian dengan penggunaan pupuk kimia.

    Sejak saat itu dibangun pabrik pupuk kimia milik pemerintah untuk memenuhi

    kebutuhan pupuk dalam negeri. Dengan dibangunnya PT Pupuk Sriwijaya pada tahun

    1959 yang merupakan pabrik pupuk pertama di Asia Tenggara, merupakan salah satu

    langkah yang diambil pemerintah untuk mensukseskan program swasembada pangan.

    Dari kapasitas pertama sebesar 100000 ton urea per tahun di awal 1960 hingga

    berkapasitas 1.5 juta ton urea di akhir 1994 membuahkan hasil swasembada pangan di

    tahun 90an.

  • Jenis Produksi per tahun

    Urea 6.305.000 ton

    SP-36 1.000.000 ton

    Za 660.000 ton

    Ammonium 4.144.000 ton

    Tabel 4.1 Produksi Pupuk secara nasional

    Dari hasil produksi nasional hampir semuanya diproduksi oleh PT Pupuk Pusri dan

    afiliasinya, dan sebagian kecil diproduksi oleh perusahaan patungan PT Aceh Asean

    fertilizer. Begitu juga dalam hal distribusi pupuk kimia yang dipegang seluruhnya oleh

    pemerintah melalui PT PUSRI sejak tahun 1979. Untuk itu PT PUSRI telah membangun

    infrastruktur yang besar untuk mendistribusikan pupuk ke seluruh Indonesia yang dikenal

    dengan The Pipeline Distribution System yang dalam pelaksanaannya PT PUSRI

    memiliki kargo pengiriman sendiri, gudang, transportasi darat dan bekerja sama dengan

    perusahaan-perusahaan lain dalam pengangkutan pupuk hingga ke petani.

    Selama periode swasembada pangan hingga sekarang importir beras yang cukup

    besar, para petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup tantang bagaimana bertani

    yang berkesinambungan. Sebab karakteristik tanah apabila sudah terlalu lama terkena

    pupuk kimia cenderung memiliki sifat yang keras dan menurun hasil produksinya apabila

    jumlah penggunaan pupuk kimia tidak di tingkatkan. Hal ini terjadi karena kandungan

    hara tanah sudah sangat kurang. Dan karakteristik para petani sendiri yang bisa dikatakan

    kurang terpelajar dan cenderung statis, kurang menyukai perubahan dalam pola pertanian

    mereka.

  • 4.1.2 Kekuatan Tawar Menawar Supplier

    Pengaruh keberadaan supplier dalam industri pengolahan limbah di Indonesia

    sangat besar, sebab dengan adanya regulasi bahwa armada pengangkutan sampah sebagai

    bahan baku organik yang akan diolah tidak boleh dipegang oleh kalangan swasta,

    mejadikan ketergantungan supply bahan baku merupakan poin yang sangat penting. Guna

    mengatasinya, dibutuhkan kerja sama dengan dinas kebersihan pemerintah yang dituang

    dalam sebuah perjanjian, agar kita mendapatkan sumber bahan baku yang konsisten

    dengan harga yang disepakati.

    Oleh karena itu, perlu adanya alternatif sumber bahan baku yang bukan berasal dari

    dinas kebersihan, seperti bekerja sama dengan pengelola pasar induk PD. Pasar Jaya

    untuk mendapatkan sumber sampah organik dari pasar pasar, kerjasama dengan PT

    Segartama Organik Resik ( SOR ) yang merupakan armada swasta yang mengatur

    pembuangan sampah dari pusat-pusat perbelanjaan.

    4.1.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

    Pengaruh kekuatan tawar menawar pembeli bisa dikatakan cukup signifikan,

    walaupun dengan adanya jaminan untuk dibeli kembali ( buy back ) oleh genica Co-op.

    Untuk pasar luar negeri, tentunya akan lebih menghasilkan keuntungan apabila kita jual

    ke pasar dalam negri, sebab untuk mengekspor diperlukan biaya transportasi yang lebih

    besar dan juga dikenakan biaya yang berkenaan dengan regulasi ekspor-impor.

    Menurut pengalaman pembeli pada tahap awal yang belum terbiasa dengan

    pemakaian pupuk organik pada ladang / tanah garapan, beralih teknologi dengan

    menggunakan sistem komplementer pupuk organik dan kimia dirasa cukup sulit. Oleh

  • karena itu diperlukan sampel untuk percobaan tahap awal, agar setelah pembeli

    merasakan efek dari penggunaan pupuk organik yang dapat menaikan yield, mereka

    mulai menyetujui pemakaian pupuk organik dan menuju pada tahapan penggunaan

    massal pupuk organik. Agar pembeli tidak dapat menekan harga, diperlukan pentingnya

    diversifikasi pembeli agar produsen meminimalisir potensi tawar menawar pembeli.

    Analisa pembeli

    Industri industri potensial di Indonesia untuk penggunaan pupuk organik

    Petani kentang di Dieng dan sekitar Jawa Tengah

    Perkebunan Kelapa Sawit yang tersebar di Sumatra dan Kalimantan seperti

    perusahaan Astra Agro Lestari Tbk, Bakrie Sumatra Plantation Tbk., dan lain

    lain

    Penggunaan pada tambak-tambak udang besar, seperti di Lampung, Makasar,

    Lombok, Sumbawa.

    Industri Cacao yang tersebar di seluruh Indonesia

    Industri tembakau dan cengkeh, perusahaan rokok besar seperti HM Sampurna

    Tbk., Gudang Garam Tbk., Djarum Kudus, British American Tobacco.

    4.1.4 Ancaman Produk Pengganti

    Dengan kualitas dan keseragaman hasil akhir yang dimiliki pupuk organik IBR,

    tentunya bisa mengalahkan pesaing pesaing yang ada di pasaran domestik. Sebab

    dengan didukung oleh laboratorium yang handal dan canggih, pupuk organik IBR bisa

    diformulasikan khusus sesuai dengan permintaan.

  • Keterangan Incinerator Mesin Ball Press

    Open Dumping IBR

    Biaya Awal Menengah Terbuat dari : besi, ada lokal dan impor

    Menengah Mesin impor

    Rendah : sampah hanya ditumpuk,

    Tinggi : biaya mendirikan pabrik hingga 84 milyar rupiah

    Biaya Proses Besar: butuh bahan bakar minyak untuk membakar sampah

    Menengah : bahan plastik sebagai pembungkus

    Menengah : membutuhkan pengelolaan dengan alat berat

    Rendah : menggunakan bahan alam dalam prosesnya

    Hasil akhir Abu Sampah yang dipadatkan mesin, bisa berguna untuk bahan penimbun, penahan erosi laut

    Kompos, dalm jangka waktu yang lama > 1 tahun

    Pupuk organik, dalam waktu 2 hari, bermutu tinggi

    Luas dibutuhkan

    Tergantung kapasitas

    Tergantung kapasitas

    Luas, lebih dari 10 Ha

    Luas pabrik 4 Ha

    Proses Dibakar Dipadatkan dengan cara di tekan

    Ditumpuk Diproses secara teknologi tinggi

    Tabel 4.2 Analisa Produk Pengganti

  • 4.1.5 Intensitas Persaingan

    Persaingan di dalam industri pengolahan limbah organik adalah masih sangat

    rendah. Dengan kemampuan industri daur ulang limbajh yang berkapasitas hingga 200

    ton per hari dan dalam 2-3 hari sudah dapat menjadi barang jadi, maka IBR belum

    memiliki saingan yang sejenis dan sekelas dalam industri pupuk organik.

    Dalam persaingan dengan industri pupuk kimia, tentunya persaingan termasuk

    berat sebab selama ini industri pupuk kimia di Indonesia adalah milik pemerintah, dan

    juga harga pupuk kimia di Indonesia memiliki subsidi bagi petani petani, sehingga bisa

    dikatakan dalam hal harga pupuk kimia dalam penggunaannya masih lebih mahal bila

    dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik komplementer dengan pupuk kimia.

    4.2 SWOT Analisys

    Salah satu alat dalam strategic management yang dapat memperlihatkan

    kekuatan, kesempatan, kelemahan dan ancaman dari industri pupuk ini, dan bagaimana

    cara mengatasinya dapat dilihat pada TOWS Strategies dibawah ini :

  • Tabel 4.3 TOWS Matriks

    TOWS Strategies

    Opportunities :

    1. Kebutuhan para agribisnis tehadap barang substitusi pupuk kimia yang dirasa semakin mahal

    2. Pasar pupuk organik yang terbuka lebar, baik domestik dan internasional.

    3. Dukungan proses alih teknologi dan proses yang berteknologi tinggi.

    4. Kesadaran masyarakat dan petani semakin tinggi untuk Go Organik dan bertani yang berkesinambungan

    Threats

    1. Belum terkenalnya produk pupuk organik di mata para pemakai dan kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya penggunaan pupuk organik

    2. Kesetiaan pembeli terhadap pemakaian pupuk kimia.

    3. Rumitnya birokrasi yang ada di pemerintahan Indonesia

    4. Keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan keadaan stabilitas politik yang susah diprediksi.

    5. Luas dan tersebarnya lokasi pemakai pupuk organik ( transport cost ).

    Strengths

    1. Potensi pengembalian keuntungan yang baik

    2. Bahan baku yang melimpah

    3. Kualitas produk tinggi serta proses produksi yang relatif cepat

    4. Menggunakan proses teknologi muktahir dan ramah lingkungan

    5. Adanya jaminan untuk pembelian kembali produk oleh Genica Co-op.

    6. Pemakaian pupuk IBR menaikan hasil ( yield )

    Strategi SO: (S3,O1,2,3 ) Memperkuat posisi di dalam negri, dengan strategi pemasaran yang terpadu. ( S3,4,5 O4 ) Memperluas jenis produk dengan peningkatan unsur agar menjadi pakan ikan. ( S3,6 O5 ) Bekerja sama dengan lembaga pemerintahan dan LSM yang peduli

    Strategi ST: ( S3,4,T1,2,3 ) melakukan demplot percobaan pupuk organik di sentra sentra penghasil pertanian ( S1,T3,4 ) Mengajak serta keterlibatan pihak pemerintah, sebagai pemegang saham ( S6,T6 ) Membuka pasar di luar negeri yang sudah sadar akan kelebihan dari pupuk organik

    Weaknesses

    1. Ketergantungan sumber bahan baku terhadap kinerja transportasi dinas Kebersihan.

    2. Biaya inisiasi yang cukup besar.

    3. Adanya biaya koordinasi ( faktor diluar produksi ) yang cukup besar.

    Strategi WO:

    ( W1,3 O1 ) membentuk kerja sama

    antara pemerintah dengan pengguna

    pupuk organik IBR.

    Strategi WT:

    ( W2, T4 ) mencoba untuk meminimalisir

    biaya yang ada

  • 4.3 Analisa Stakeholders

    Stakeholders

    Positive/ negative

    Harapan untuk membuat pabrik?

    Significant keuntungan bagi Stakeholders? ($ sampai $$$$)

    Petani Para petani yang ingin meningkatkan hasil produksi agrikultur maupun aquakultur,seperti: Petani beras Perkebunan kelapa sawit Petambak udang ,dll

    #

    x

    $$$

    Pemerintah daerah ! Dinas kebersihan daerah ! Industri yang

    menghasilkan limbah cukup besar, seperti : Mall, kawasan pertokoan dan peternakan.

    #

    x

    $$

    Pemerintah Republik Indonesia # Departemen terkait seperti :

    Pertanian, Perdagangan dan Industri, Lingkungan Hidup,dll, yang tertarik akan industri pupuk organik

    # Departemen nasional yang bertujuan untuk alih teknologi : BPPT

    #

    $$

    Investor asing # # $$$ Investor swasta nasional # # $$$$ Investor institusi nasional Seperti : Kadin, Yayasan Pensiun #

    # $$

    Lembaga non pemerintahan, pemodal internasional dan organisasi masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari pemakaian pupuk kimia, seperti: World bank & IMF, Canadian International development Agency ( CIDA ), Asian Development Bank, UN Food Agriculture Organization, dll.

    #

    #

    $$$

    Produsen dan distributor pupuk kimia yang sudah ada x

    Perusahaan umum dan swasta yang bergerak di bidang pembuangan sampah termasuk Dinas Kebersihan Daerah.

    x

    Pesaing lain yang juga bergerak di bidang industri pengolahan limbah x

    Tabel 4.4 Analisa Stake Holder

  • 4.4 Value Chain Industri Pengolah Limbah Organik

    Distribusi Partner lokal Milk Pemerintah PT PUSRI

    Penjualan Lokal

    Pabrik IBR di Indonesia Pekerja Indonesia Ahli dari IBR

    Investor di Indonesia # Individual Indonesian Investor # Lembaga keuangan

    (Bank/Dana pensiun/dll)# Non-local investor

    embaga pemerintahan yang terkait an tertarik ( usat/daerah/kementrian )

    Suplies&Logistic Inbound

    Sales& Marketing outbond

    Production

    Suplies& Logistic Outbound

    Prouct R&D,Technology, and system development

    General Administration

    IBR Corp. Intl. Sales QC Technician

    Distribusi Internasional Penjualan oleh Genica Co-op. Export

    Penjualan Internasional

    Major Player

    Departemen Kebersihan

    Pertimbangan ekonomi Lapangan perkerjaan Investasi baru Meningkatkan segi kompetitif agrikultur

    Pertimbangan politisSolusi pemecahan masalah

    sampah organikMemperbaiki struktur tanah

    Meningkatkan taraf hidup

    Other Player Pemerintah lokal NGO Organisasi di PBB Negara internasional

  • 4.5 Analisis Faktor Eksternal

    Potensi pertumbuhan

    Industri daur ulang mendapat dukungan dari negara-negara lain yang

    memperhatikan kesejahteraan negara-negara berkembang seperti Indonesia ini. Sebab

    mereka sudah bisa melihat lebih jauh dari dampak buruk yang di sebabkan dari

    pembuangan sampah yang bersifat open dumping ( ditumpuk di area terbuka ) yang

    hampir semua TPA di Indonesia melakukannya. Sisi buruk dari open dumping adalah

    dalam prosesnya, degradasi sumber sampah menyebabkan timbulnya pembentukan gas

    methane, dimana dapat berbahaya bagi manusia apabila tidak diperhatikan dalam

    penanganannya. Karena dapat terbakar dan meledak sewaktu-waktu apabila tidak

    dikontrol dalam prosesnya dan dampaknya secara global, pelepasan gas methane dalam

    waktu yang cukup lama dapat merusak sumber ozon yang ada di bumi.

    Hasil produk berupa pupuk organik adalah solusi nasional untuk menyukseskan

    program Go Organik 2010 yang merupakan program pemerintah Indonesia untuk

    mengurangi pemakaian pupuk kimia dalam semua sektor agrikultur di Indonesia,

  • Potensi keuntungan

    Pertumbuhan industri daur ulang sampah organik dinilai sangat berpotensi untuk

    berkembang. Jakarta dengan penduduk yang bejumlah 25 juta menghasilkan sampah

    yang setiap harinya di buang ke TPA Bantar Gebang sebesar 6000 m3 yang tercatat, dan

    sampai saat ini belum ada yang memanfaatkan untuk di daur ulang. Pikiran logis yang

    sederhana saja, untuk bahan baku (sampah) saja kita mendapatkan bayaran untuk tipping

    fee dari pemerintah, kemudian kita dapat melakukan proses ulang untuk menjadi suatu

    barang yang berguna lagi bagi kehidupan manusia yang memiliki nilai ekonomis untuk

    dapat di jual kembali, tentunya adalah suatu bisnis yang mememiliki potensi keuntungan

    yang besar.

    Tingkat harga jual

    Bagi masyarakat pertanian lokal, faktor harga adalah masalah yang cukup sensitif,

    sehingga apabila ada perubahan harga akan membuat masyarakat pertanian dapat

    menurunkan jumlah pemakaian atau tetap menggunakan pupuk kimia seperti sediakala.

    Pemakaian pupuk organik IBR adalah sebagai pelengkap dari penggunaan pupuk kimia,

    dan dalam aplikasinya digunakan secara bersamaan untuk mencapai keseimbangan

    kesuburan tanah sehingga memperoleh hasil yang optimal. Dengan asumsi untuk

    mencapai industri pertanian yang berkesinambungan, maka diperlukan penurunan

    pemakaian pupuk kimia disertai dengan penambahan pupuk organik hingga tanah

    mencapai kandungan unsur hara yang optimal. Pada prakteknya di lapangan harga pupuk

    organik lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia sehingga memiliki keunggulan

    kompetitif.

  • Pengadaan Bahan baku

    Sumber sampah di Jakarta yang melimpah hingga 6000 m setiap harinya

    merupakan sumber bahan baku yang melimpah bagi industri pengolah limbah organik

    seperti IBR Corp.

    Tekanan Persaingan

    Untuk tingkat industri daur ulang yang berkapasitas hingga 200 ton per hari dan

    dalam 2-3 hari sudah dapat menjadi kompos, maka industri daur ulang IBR belum

    memiliki saingan yang sejenis dan sekelas dalam industri pupuk organik Dalam

    persaingan dengan industri pupuk pada umumnya kimia, tentunya persaingan termasuk

    berat sebab selama ini industri pupuk kimia di Indonesia adalah milik pemerintah, sebab

    pupuk kimia di Indonesia memiliki subsidi bagi petani petani.

    Halangan untuk memasuki pasar.

    Susah dan berbelit-belitnya untuk masuk dan mendapatkan izin resmi dari

    pemerintah untuk mengolah sampah di Jakarta, disebabkan banyak faktor lain diluar

    produksi yang menyebabkannya :

    ! Membutuhkan dana besar dan prosedur yang berbelit-belit untuk

    mengkoordinasikan dan mendapatkan izin pemanfaatan limbah sampah.

    ! Adanya pihak-pihak yang selama ini sudah diuntungkan dengan status quo dalam

    sistem pembuangan sampah sehingga dapat mengahalangi pihak yang ingin

    masuk ke industri persampahan

  • ! Adanya sistem premanisasi yang sudah lama berakar di seluruh daerah tempat

    pembuangan sampah akhir

    4.6 Analisis faktor Internal

    Faktor Pemasaran dan Distribusi

    Hasil dari pabrik pengolah limbah IBR yang berupa pupuk organik bermutu tinggi

    tentunya memerlukan partner dalam hal distribusi, untuk dapat menjangkau bumi

    Indonesia yang sangat luas ini. Pilihan untuk bekerjasama dengan pihak yang sudah lama

    berkecimpung seperti PT PUSRI tentunya akan menjadi faktor keunggulan dan dapat

    mengangkat nama pupuk organik IBR. Sedangkan dalam hal pemasaran sudah bukan

    menjadi pemasalahan lagi, karena apabila tidak bisa terserap pada pasar lokal, maka akan

    dibeli kembali oleh pihak IBR International melalui Genica Co-op.

    Faktor Penelitian dan Pengembangan

    Dalam faktor riset dan pengembangan, pihak IBR mempunyai komitmen dalam hal

    transfer ilmu dan akan selalu diperbaharui setiap saat apabila terdapat perkembangan

    baru, selain di setiap pabrik IBR yang dibuat juga memiliki R&D sendiri guna memenuhi

    perkembangan produk lokal.

    Faktor Produksi dan Operasi

    Dalam faktor produksi, hasil dari pupuk IBR bisa dikatakan yang terbaik. Sebab

    didukung dengan teknologi yang muktahir dan menghasilan produk yang berkualitas

  • tinggi dan seragam. Sedangkan dalam hal faktor operasi, yang perlu menjadi

    pertimbangan penting adalah faktor supliers dan kelemahan dalam koordinasi ( faktor

    biaya diluar produksi )

    Faktor Keuangan dan Akuntansi

    Melalui analisa proyeksi keuangan dapat dilihat bahwa industri pengolahan limbah

    IBR memiliki tingkat return yang tinggi yaitu 29 %, hal ini merupakan salah satu

    keunggulan dari industri ini, tetapi yang perlu memjadi perhatian juga adalah biaya

    inisiasi yang besar, diharapakan dapat teratasi dengan pinjaman lunak dari pihak ketiga,

    seperti lembaga keuangan di luar negri.

    4.7 SPACE matrix (Strategic Position and Action Evaluation)

    Pengumpulan Data

    Dengan menggunakan kuesioner dalam menganalisa keadaan stratejik dengan

    menggunakan alat SPACE matrix, dilakukan pengumpulan data dengan mengadakan

    survei dan wawancara kepada beberapa karyawan dan pihak manajemen. Kuesioner

    diedarkan hanya kepada pihak yang benar benar mengerti keberadaan system industri

    ini dan pihak yang terkait langsung dalam proses pengolahan limbah itu nanti. Jumlah

    Karyawan yang ikut berpartisipasi adalah 4 direktur, 3 manajer dan 5 orang staf ahli.

    Adapun pertanyaan pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner dibagi ke dalam 2

    kategori dan memiliki 15 pertanyaan secara keseluruhan. Secara garis besar pertanyaan

    yang diajukan meliputi :

    Kestabilan lingkungan

  • Kekuatan industri

    Keunggulan bersaing

    Kekuatan keuangan

    Analisa Data

    Proses analisa data dilakukan dengan metode Delphi, yang bertujuan untuk

    mengetahui hasil consensus final serangkaian analisa dari opini para ahli dengan

    menggunakan metoda kualitatif untuk pembentukan kesepakatan dalam merumuskan

    masalah. Antara lain dengan melakukan interview langsung yang berdasarkan kuesioner

    dan menyebarkan kuesioner itu sendiri. Dari analisa data ini, selanjutnya dimasukan ke

    dalam tabel tabel yang terdapat dalam SPACE Matriks untuk dapat mengidentifikasi

    industri pengolahan limbah IBR berada dalam kuadran apa.

    Analisa SPACE matrix

    Space matriks akan menunjukan dua dimensi internal organisasi dan dua dimensi

    eksternal organisasi. Dimensi internal organisasi yang diukur adalah kekuatan keuangan

    dan keunggulan bersaing. Sedangkan dimensi eksternal organisasi yang diukur adalah

    Kestabilan Lingkungan dan Kekuatan Industri

    Analisis SPACE Matrix terhadap Industri Pengolahan Limbah

    Berdasarkan keterangan sebelumnya, penilaian terhadap SPACE matrix industri

    berdasarkan pada ukuran pengaruh industri terhadap faktor-faktot kestabilan lingkungan,

    kekuatan industri, keunggulan bersaing dan kekuatan keuangan.

  • Dasar penilaian yang digunakan dalam mengukur keadaan industri dalam SPACE, dapat

    dijabarkan sebagai berikut :

    Angka 3 menunjuk pada keadaan wajar atau normal. Angka 0 atau 6 menunjukan

    keadaan yang sangat / super tergantung pada penjelasan yang terletak di sebelah kiri atau

    kanan dari angka tersebut.. Angka 1 dan 5 menjelaskan keadaan seperti yang ditulis pada

    sisi kiri dan kanan angka tersebut. Sedangkan angka 2 atau 4 menunjuk pada keadaan

    yang sedikit atau hampir medekati penjelasan yang ada pada pada sisi kiri dan kanan

    angka tersebut, seperti pada contoh dibawah ini

    Keterangan 0 1 2 3 4 5 6 Keterangan

    LAMBAT Sangat lambat Agak wajar agak cepat sangat CEPAT

    Lambat lambat cepat cepat

    Keterangan 0 1 2 3 4 5 6 Keterangan

    RENDAH Sangat rendah Agak wajar agak tinggi sangat TINGGI

    Rendah rendah tinggi tinggi

    Dalam pemberian nilai bobot terhadap setiap faktor yang mempengaruhi perusahaan

    dalam analisis SPACE, penulis melakukan diskusi dengan pihak manajemen PT Biozym

    selaku agen lepas dari IBR Corp, juga berdasarkan hasil pertemuan yang dikumpulkan,

    sehingga dapat dirumuskan pemberian nilai dalam menganalisis factor-faktor yang

    mempengaruhi industri.. yang akhirnya menghasilkan arah vekor industri, yang dapat

    dilihat pada diagram SPACE.

    Faktor - faktor yang mempengaruhi industri terhadap kestabilan lingkungan :

  • Tingkat harga jual rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiHalangan utk masuk pasar sedikit 1 2 3 4 5 6 banyakTekanan persaingan tinggi 1 2 3 4 5 6 rendahPengadaan bahan baku tinggi 1 2 3 4 5 6 rendahPermintaan pasar tinggi 1 2 3 4 5 6 rendah

    Total = 17

    Faktor krisis:

    Tekanan persaingan yang tinggi, pengadaan bahan baku yang sangat tergantung dari

    supplier

    Komentar :

    Perlu membina hubungan yang lebih baik dangan para suplier dalam menjamin

    pengadaan bahan baku, dan menjaga kualitas dan kontinuitas produk dalam

    mengantisipasi tekanan persaingan yang tinggi

    Faktor - faktor yang mempengaruhi industri terhadap kekuatan industri :

    Potensi pertumbuhan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiPotensi keuntungan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiStabilitas keuangan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggikemudahan memasuki pasar mudah 1 2 3 4 5 6 sukar

    Total = 19

    Faktor faktor yang mempengaruhi industri terhadap keunggulan bersaing :

    Penguasaaan pasar kurang 1 2 3 4 5 6 baikKualitas produk kurang 1 2 3 4 5 6 baikProduk pengganti banyak 1 2 3 4 5 6 sedikitPemasaran kurang 1 2 3 4 5 6 baik

    Total = 18

    Faktor faktor yang mempengaruhi industri terhadap kekuatan keuangan :

  • Gross profit rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiProfit margin rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiReturn rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiSales growth rendah 1 2 3 4 5 6 tinggi

    Total = 16

  • Kesimpulan:

    Kestabilan lingkungan = -17/5=-3,4

    Kekuatan industri = 19/ 4 = 4,75

    Keunggulan bersaing = -18/4 = -4,5

    Kekuatan keuangan = 18/4 = 4,5

    Koordinat untuk arah vektor adalah :

    X aksis = KB+KI = - 4.5 + (+4.75) = 0.25

    Y aksis = KL+KK = - 3.4 + (+4.5) = +1.1

    Dengan demikian vector berada di daerah kuadaran agresif

    Kekuatan Keuangan

    Kekuatan lingkungan

    Kekuatan Industri

    Kekuatan

    Agresif5

    5 Bersaing

  • 4.8 Analisa Proforma Keuangan

    Analisa kelayakan usaha

    Net Present Value dari sebuah proposal investasi adalah nilai pada masa mendatang

    yang dimajukan menjadi nilai pada masa sekarang dari penerimaan tahunan setelah pajak

    dikurangi dengan pengeluaran awal investiasi. Nilai NPV suatu proyek memberikan

    suatu ukuran nilai bersih dari sebuah proposal investasi yang dikondisikan pada nilai

    dolar sekarang. Perbedaan nilai NPV dengan investasi yang dikeluarkan apabila lebih

    besar sama dengan nol maka proyek itu seharusnya dapat dijalankan. Apabila perbedaan

    NPV negatif maka proyek itu tidak seharusnya dijalankan. Industri pengolah limbah IBR

    ini memiliki NPV = Rp 12.301.195.000,- , ( Terima bila NPV >= nol )

    Profitability Index (Benefit/Cost Ratio) atau Profitability Index (PI) adalah rasio

    dari nilai sekarang dari cash flow masa depan dibagi dengan pengeluaran investasi. PI

    menyediakan ukuran relatif dari sebuah proposal investasi. Apabila nilai PI lebih besar

    sama dengan satu maka proyek itu dapat diterima, begitupula sebaliknya. Industri

    pengolah limbah IBR ini memiliki PI = 1.153 ( Terima PI bila >=1.0 )

    Internal Rate of Return (IRR) didefinisikan sebagai nilai. IRR dapat menjawab

    pertanyaan berapakah yang bisa kita dapatkan dari suatu proyek dengan melihat nilai

    diskon yang menyamakan nilai sekarang dari penerimaan bersih dari proyek tersebut di

    masa mendatang. Industri pengolah limbah IBR ini memiliki IRR sebesar 29 %, hal ini

    sangatlah memuaskan apabila dibandingkan dengan deposito bank yang mempunyai rate

    of return sebesar 7%, reksadana pasar uang sebesar 10%, dan reksadana pasar saham

    15%

    BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis Porter4.1.1 Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)4.1.1.1 Analisa pesaing4.1.1.2 Analisa Industri Pupuk Kimia

    4.1.2 Kekuatan Tawar Menawar Supplier4.1.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli4.1.4 Ancaman Produk Pengganti4.1.5 Intensitas Persaingan

    4.2 SWOT Analisys4.3 Analisa Stakeholders4.4 Value Chain Industri Pengolah Limbah Organik4.5 Analisis Faktor Eksternal4.6 Analisis faktor Internal4.7 SPACE matrix (Strategic Position and Action Evaluation)4.8 Analisa Proforma Keuangan