BAB IV_04-98
-
Upload
adrian-wiranata -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of BAB IV_04-98
-
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Industri pengolahan limbah organik menjadi pupuk organik merupakan industri
yang cukup menjanjikan, sebab belum banyak pemain dalam industri ini, dan pasar
pemakainya pun semakin hari semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari besarnya
kesadaran masyarakat sekarang untuk mulai mengkonsumsi makanan organik ditambah
pemerintah Indonesia yang mencanangkan go organic 2010. Untuk dapat bersaing
dengan penggunaan pupuk kimia dirasakan masih sulit, penekanannya mungkin masih
pada kurangnya kesadaran masyarakat untuk bertani yang berkesinambungan dengan
memperhatikan keseimbangan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik.
4.1 Analisis Porter
Analisis Porter banyak digunakan untuk menganalisis suatu industri sebagai suatu
kesatuan dan memperkirakan masa depan industrinya. Analisis ini terdiri atas 5 (lima)
faktor utama yaitu:
1. Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)
2. Kekuatan tawar menawar supplier (Bargaining Power of Suppliers)
3. Kekuatan tawar menawar pembeli (Bargaining Power of Buyers)
4. Ancaman produk pengganti (Threat of Substitutes)
5. Intensitas persaingan (Competitive Rivalry within the Industry)
-
4.1.1 Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)
Pendatang baru yang ingin masuk ke dalam industri pengolahan limbah organik
menjadi kompos atau pupuk organik ini bisa dikatakan cukup besar, mengingat sumber
bahan bakunya cukup tersedia banyak, dan kecenderungan pemerintahan khususnya
pihak yang bertanggung jawab yaitu dinas kebersihan untuk dapat memberikan izin
kepada siapa saja yang memberikan keuntungan terbesar bagi mereka ( money oriented ),
dan banyaknya pula pesaing lain yang memiliki teknologi lain yang harganya bervariasi,
ada yang lebih rendah dan ada juga yang lebih tinggi dengan kelebihan dan
kekurangannya masing masing.
4.1.1.1 Analisa pesaing
Analisa pesaing berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan dapat dibagi menjadi
! Produsen kecil
Bercirikan penggunaan teknologi rendah, biasanya pemain dalam segmen ini jarang
menggunakan teknologi dengan mesin yang besar dan canggih, dan merupakan
industri yang padat karya, kebanyakan menggunakan peralatan manual dalam proses
produksi. Hasil pupuk organik atau kompos jadi dibawah 2 ton per hari dan lama
produksi diatas 4 minggu. Kebanyakan pemain ini berasal dari lembaga swadaya
masyarakat yang sadar akan lingkungan yang memulai kegiatan mereka dari
lingkungan sekitar, ataupun para pemilik peternakan yang membuat kompos sendiri
dari industri hasil limbah ternak mereka.
-
! Produsen sedang
Memiliki hasil pupuk organik atau kompos sebesar 2 hingga 5 ton per hari. Biasanya
sudah menggunakan katalisator berupa mikroba dan enzim serta sudah menggunakan
alat alat berat guna mendukung proses produksi mereka. Pemain segmen produsen
sedang ini biasanya adalah para pemain yang sudah memiliki pasar ( market ) seperti
pada pertanian perikanan maupun penjualan retail pada kios kios bunga.
! Produsen besar
Memproduksi lebih dari 5 ton pupuk organik setiap harinya dengan menggunakan
teknologi mutakhir, hasilnya berkualitas tinggi dan seragam.
4.1.1.2 Analisa Industri Pupuk Kimia
Revolusi hijau dimulai Indonesia sejak akhir 1960 dengan mencanangkan program
untuk swasembada beras, sama seperti dengan rencana negara India dan China. Untuk
itu, pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan yang berupa insentif tanah
dengan transmigrasi, subsidi pupuk, dan pembangunan program pemberdayaan
masyarakat pertanian dengan penggunaan pupuk kimia.
Sejak saat itu dibangun pabrik pupuk kimia milik pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan pupuk dalam negeri. Dengan dibangunnya PT Pupuk Sriwijaya pada tahun
1959 yang merupakan pabrik pupuk pertama di Asia Tenggara, merupakan salah satu
langkah yang diambil pemerintah untuk mensukseskan program swasembada pangan.
Dari kapasitas pertama sebesar 100000 ton urea per tahun di awal 1960 hingga
berkapasitas 1.5 juta ton urea di akhir 1994 membuahkan hasil swasembada pangan di
tahun 90an.
-
Jenis Produksi per tahun
Urea 6.305.000 ton
SP-36 1.000.000 ton
Za 660.000 ton
Ammonium 4.144.000 ton
Tabel 4.1 Produksi Pupuk secara nasional
Dari hasil produksi nasional hampir semuanya diproduksi oleh PT Pupuk Pusri dan
afiliasinya, dan sebagian kecil diproduksi oleh perusahaan patungan PT Aceh Asean
fertilizer. Begitu juga dalam hal distribusi pupuk kimia yang dipegang seluruhnya oleh
pemerintah melalui PT PUSRI sejak tahun 1979. Untuk itu PT PUSRI telah membangun
infrastruktur yang besar untuk mendistribusikan pupuk ke seluruh Indonesia yang dikenal
dengan The Pipeline Distribution System yang dalam pelaksanaannya PT PUSRI
memiliki kargo pengiriman sendiri, gudang, transportasi darat dan bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan lain dalam pengangkutan pupuk hingga ke petani.
Selama periode swasembada pangan hingga sekarang importir beras yang cukup
besar, para petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup tantang bagaimana bertani
yang berkesinambungan. Sebab karakteristik tanah apabila sudah terlalu lama terkena
pupuk kimia cenderung memiliki sifat yang keras dan menurun hasil produksinya apabila
jumlah penggunaan pupuk kimia tidak di tingkatkan. Hal ini terjadi karena kandungan
hara tanah sudah sangat kurang. Dan karakteristik para petani sendiri yang bisa dikatakan
kurang terpelajar dan cenderung statis, kurang menyukai perubahan dalam pola pertanian
mereka.
-
4.1.2 Kekuatan Tawar Menawar Supplier
Pengaruh keberadaan supplier dalam industri pengolahan limbah di Indonesia
sangat besar, sebab dengan adanya regulasi bahwa armada pengangkutan sampah sebagai
bahan baku organik yang akan diolah tidak boleh dipegang oleh kalangan swasta,
mejadikan ketergantungan supply bahan baku merupakan poin yang sangat penting. Guna
mengatasinya, dibutuhkan kerja sama dengan dinas kebersihan pemerintah yang dituang
dalam sebuah perjanjian, agar kita mendapatkan sumber bahan baku yang konsisten
dengan harga yang disepakati.
Oleh karena itu, perlu adanya alternatif sumber bahan baku yang bukan berasal dari
dinas kebersihan, seperti bekerja sama dengan pengelola pasar induk PD. Pasar Jaya
untuk mendapatkan sumber sampah organik dari pasar pasar, kerjasama dengan PT
Segartama Organik Resik ( SOR ) yang merupakan armada swasta yang mengatur
pembuangan sampah dari pusat-pusat perbelanjaan.
4.1.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pengaruh kekuatan tawar menawar pembeli bisa dikatakan cukup signifikan,
walaupun dengan adanya jaminan untuk dibeli kembali ( buy back ) oleh genica Co-op.
Untuk pasar luar negeri, tentunya akan lebih menghasilkan keuntungan apabila kita jual
ke pasar dalam negri, sebab untuk mengekspor diperlukan biaya transportasi yang lebih
besar dan juga dikenakan biaya yang berkenaan dengan regulasi ekspor-impor.
Menurut pengalaman pembeli pada tahap awal yang belum terbiasa dengan
pemakaian pupuk organik pada ladang / tanah garapan, beralih teknologi dengan
menggunakan sistem komplementer pupuk organik dan kimia dirasa cukup sulit. Oleh
-
karena itu diperlukan sampel untuk percobaan tahap awal, agar setelah pembeli
merasakan efek dari penggunaan pupuk organik yang dapat menaikan yield, mereka
mulai menyetujui pemakaian pupuk organik dan menuju pada tahapan penggunaan
massal pupuk organik. Agar pembeli tidak dapat menekan harga, diperlukan pentingnya
diversifikasi pembeli agar produsen meminimalisir potensi tawar menawar pembeli.
Analisa pembeli
Industri industri potensial di Indonesia untuk penggunaan pupuk organik
Petani kentang di Dieng dan sekitar Jawa Tengah
Perkebunan Kelapa Sawit yang tersebar di Sumatra dan Kalimantan seperti
perusahaan Astra Agro Lestari Tbk, Bakrie Sumatra Plantation Tbk., dan lain
lain
Penggunaan pada tambak-tambak udang besar, seperti di Lampung, Makasar,
Lombok, Sumbawa.
Industri Cacao yang tersebar di seluruh Indonesia
Industri tembakau dan cengkeh, perusahaan rokok besar seperti HM Sampurna
Tbk., Gudang Garam Tbk., Djarum Kudus, British American Tobacco.
4.1.4 Ancaman Produk Pengganti
Dengan kualitas dan keseragaman hasil akhir yang dimiliki pupuk organik IBR,
tentunya bisa mengalahkan pesaing pesaing yang ada di pasaran domestik. Sebab
dengan didukung oleh laboratorium yang handal dan canggih, pupuk organik IBR bisa
diformulasikan khusus sesuai dengan permintaan.
-
Keterangan Incinerator Mesin Ball Press
Open Dumping IBR
Biaya Awal Menengah Terbuat dari : besi, ada lokal dan impor
Menengah Mesin impor
Rendah : sampah hanya ditumpuk,
Tinggi : biaya mendirikan pabrik hingga 84 milyar rupiah
Biaya Proses Besar: butuh bahan bakar minyak untuk membakar sampah
Menengah : bahan plastik sebagai pembungkus
Menengah : membutuhkan pengelolaan dengan alat berat
Rendah : menggunakan bahan alam dalam prosesnya
Hasil akhir Abu Sampah yang dipadatkan mesin, bisa berguna untuk bahan penimbun, penahan erosi laut
Kompos, dalm jangka waktu yang lama > 1 tahun
Pupuk organik, dalam waktu 2 hari, bermutu tinggi
Luas dibutuhkan
Tergantung kapasitas
Tergantung kapasitas
Luas, lebih dari 10 Ha
Luas pabrik 4 Ha
Proses Dibakar Dipadatkan dengan cara di tekan
Ditumpuk Diproses secara teknologi tinggi
Tabel 4.2 Analisa Produk Pengganti
-
4.1.5 Intensitas Persaingan
Persaingan di dalam industri pengolahan limbah organik adalah masih sangat
rendah. Dengan kemampuan industri daur ulang limbajh yang berkapasitas hingga 200
ton per hari dan dalam 2-3 hari sudah dapat menjadi barang jadi, maka IBR belum
memiliki saingan yang sejenis dan sekelas dalam industri pupuk organik.
Dalam persaingan dengan industri pupuk kimia, tentunya persaingan termasuk
berat sebab selama ini industri pupuk kimia di Indonesia adalah milik pemerintah, dan
juga harga pupuk kimia di Indonesia memiliki subsidi bagi petani petani, sehingga bisa
dikatakan dalam hal harga pupuk kimia dalam penggunaannya masih lebih mahal bila
dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik komplementer dengan pupuk kimia.
4.2 SWOT Analisys
Salah satu alat dalam strategic management yang dapat memperlihatkan
kekuatan, kesempatan, kelemahan dan ancaman dari industri pupuk ini, dan bagaimana
cara mengatasinya dapat dilihat pada TOWS Strategies dibawah ini :
-
Tabel 4.3 TOWS Matriks
TOWS Strategies
Opportunities :
1. Kebutuhan para agribisnis tehadap barang substitusi pupuk kimia yang dirasa semakin mahal
2. Pasar pupuk organik yang terbuka lebar, baik domestik dan internasional.
3. Dukungan proses alih teknologi dan proses yang berteknologi tinggi.
4. Kesadaran masyarakat dan petani semakin tinggi untuk Go Organik dan bertani yang berkesinambungan
Threats
1. Belum terkenalnya produk pupuk organik di mata para pemakai dan kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya penggunaan pupuk organik
2. Kesetiaan pembeli terhadap pemakaian pupuk kimia.
3. Rumitnya birokrasi yang ada di pemerintahan Indonesia
4. Keadaan ekonomi yang kurang mendukung dan keadaan stabilitas politik yang susah diprediksi.
5. Luas dan tersebarnya lokasi pemakai pupuk organik ( transport cost ).
Strengths
1. Potensi pengembalian keuntungan yang baik
2. Bahan baku yang melimpah
3. Kualitas produk tinggi serta proses produksi yang relatif cepat
4. Menggunakan proses teknologi muktahir dan ramah lingkungan
5. Adanya jaminan untuk pembelian kembali produk oleh Genica Co-op.
6. Pemakaian pupuk IBR menaikan hasil ( yield )
Strategi SO: (S3,O1,2,3 ) Memperkuat posisi di dalam negri, dengan strategi pemasaran yang terpadu. ( S3,4,5 O4 ) Memperluas jenis produk dengan peningkatan unsur agar menjadi pakan ikan. ( S3,6 O5 ) Bekerja sama dengan lembaga pemerintahan dan LSM yang peduli
Strategi ST: ( S3,4,T1,2,3 ) melakukan demplot percobaan pupuk organik di sentra sentra penghasil pertanian ( S1,T3,4 ) Mengajak serta keterlibatan pihak pemerintah, sebagai pemegang saham ( S6,T6 ) Membuka pasar di luar negeri yang sudah sadar akan kelebihan dari pupuk organik
Weaknesses
1. Ketergantungan sumber bahan baku terhadap kinerja transportasi dinas Kebersihan.
2. Biaya inisiasi yang cukup besar.
3. Adanya biaya koordinasi ( faktor diluar produksi ) yang cukup besar.
Strategi WO:
( W1,3 O1 ) membentuk kerja sama
antara pemerintah dengan pengguna
pupuk organik IBR.
Strategi WT:
( W2, T4 ) mencoba untuk meminimalisir
biaya yang ada
-
4.3 Analisa Stakeholders
Stakeholders
Positive/ negative
Harapan untuk membuat pabrik?
Significant keuntungan bagi Stakeholders? ($ sampai $$$$)
Petani Para petani yang ingin meningkatkan hasil produksi agrikultur maupun aquakultur,seperti: Petani beras Perkebunan kelapa sawit Petambak udang ,dll
#
x
$$$
Pemerintah daerah ! Dinas kebersihan daerah ! Industri yang
menghasilkan limbah cukup besar, seperti : Mall, kawasan pertokoan dan peternakan.
#
x
$$
Pemerintah Republik Indonesia # Departemen terkait seperti :
Pertanian, Perdagangan dan Industri, Lingkungan Hidup,dll, yang tertarik akan industri pupuk organik
# Departemen nasional yang bertujuan untuk alih teknologi : BPPT
#
$$
Investor asing # # $$$ Investor swasta nasional # # $$$$ Investor institusi nasional Seperti : Kadin, Yayasan Pensiun #
# $$
Lembaga non pemerintahan, pemodal internasional dan organisasi masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari pemakaian pupuk kimia, seperti: World bank & IMF, Canadian International development Agency ( CIDA ), Asian Development Bank, UN Food Agriculture Organization, dll.
#
#
$$$
Produsen dan distributor pupuk kimia yang sudah ada x
Perusahaan umum dan swasta yang bergerak di bidang pembuangan sampah termasuk Dinas Kebersihan Daerah.
x
Pesaing lain yang juga bergerak di bidang industri pengolahan limbah x
Tabel 4.4 Analisa Stake Holder
-
4.4 Value Chain Industri Pengolah Limbah Organik
Distribusi Partner lokal Milk Pemerintah PT PUSRI
Penjualan Lokal
Pabrik IBR di Indonesia Pekerja Indonesia Ahli dari IBR
Investor di Indonesia # Individual Indonesian Investor # Lembaga keuangan
(Bank/Dana pensiun/dll)# Non-local investor
embaga pemerintahan yang terkait an tertarik ( usat/daerah/kementrian )
Suplies&Logistic Inbound
Sales& Marketing outbond
Production
Suplies& Logistic Outbound
Prouct R&D,Technology, and system development
General Administration
IBR Corp. Intl. Sales QC Technician
Distribusi Internasional Penjualan oleh Genica Co-op. Export
Penjualan Internasional
Major Player
Departemen Kebersihan
Pertimbangan ekonomi Lapangan perkerjaan Investasi baru Meningkatkan segi kompetitif agrikultur
Pertimbangan politisSolusi pemecahan masalah
sampah organikMemperbaiki struktur tanah
Meningkatkan taraf hidup
Other Player Pemerintah lokal NGO Organisasi di PBB Negara internasional
-
4.5 Analisis Faktor Eksternal
Potensi pertumbuhan
Industri daur ulang mendapat dukungan dari negara-negara lain yang
memperhatikan kesejahteraan negara-negara berkembang seperti Indonesia ini. Sebab
mereka sudah bisa melihat lebih jauh dari dampak buruk yang di sebabkan dari
pembuangan sampah yang bersifat open dumping ( ditumpuk di area terbuka ) yang
hampir semua TPA di Indonesia melakukannya. Sisi buruk dari open dumping adalah
dalam prosesnya, degradasi sumber sampah menyebabkan timbulnya pembentukan gas
methane, dimana dapat berbahaya bagi manusia apabila tidak diperhatikan dalam
penanganannya. Karena dapat terbakar dan meledak sewaktu-waktu apabila tidak
dikontrol dalam prosesnya dan dampaknya secara global, pelepasan gas methane dalam
waktu yang cukup lama dapat merusak sumber ozon yang ada di bumi.
Hasil produk berupa pupuk organik adalah solusi nasional untuk menyukseskan
program Go Organik 2010 yang merupakan program pemerintah Indonesia untuk
mengurangi pemakaian pupuk kimia dalam semua sektor agrikultur di Indonesia,
-
Potensi keuntungan
Pertumbuhan industri daur ulang sampah organik dinilai sangat berpotensi untuk
berkembang. Jakarta dengan penduduk yang bejumlah 25 juta menghasilkan sampah
yang setiap harinya di buang ke TPA Bantar Gebang sebesar 6000 m3 yang tercatat, dan
sampai saat ini belum ada yang memanfaatkan untuk di daur ulang. Pikiran logis yang
sederhana saja, untuk bahan baku (sampah) saja kita mendapatkan bayaran untuk tipping
fee dari pemerintah, kemudian kita dapat melakukan proses ulang untuk menjadi suatu
barang yang berguna lagi bagi kehidupan manusia yang memiliki nilai ekonomis untuk
dapat di jual kembali, tentunya adalah suatu bisnis yang mememiliki potensi keuntungan
yang besar.
Tingkat harga jual
Bagi masyarakat pertanian lokal, faktor harga adalah masalah yang cukup sensitif,
sehingga apabila ada perubahan harga akan membuat masyarakat pertanian dapat
menurunkan jumlah pemakaian atau tetap menggunakan pupuk kimia seperti sediakala.
Pemakaian pupuk organik IBR adalah sebagai pelengkap dari penggunaan pupuk kimia,
dan dalam aplikasinya digunakan secara bersamaan untuk mencapai keseimbangan
kesuburan tanah sehingga memperoleh hasil yang optimal. Dengan asumsi untuk
mencapai industri pertanian yang berkesinambungan, maka diperlukan penurunan
pemakaian pupuk kimia disertai dengan penambahan pupuk organik hingga tanah
mencapai kandungan unsur hara yang optimal. Pada prakteknya di lapangan harga pupuk
organik lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia sehingga memiliki keunggulan
kompetitif.
-
Pengadaan Bahan baku
Sumber sampah di Jakarta yang melimpah hingga 6000 m setiap harinya
merupakan sumber bahan baku yang melimpah bagi industri pengolah limbah organik
seperti IBR Corp.
Tekanan Persaingan
Untuk tingkat industri daur ulang yang berkapasitas hingga 200 ton per hari dan
dalam 2-3 hari sudah dapat menjadi kompos, maka industri daur ulang IBR belum
memiliki saingan yang sejenis dan sekelas dalam industri pupuk organik Dalam
persaingan dengan industri pupuk pada umumnya kimia, tentunya persaingan termasuk
berat sebab selama ini industri pupuk kimia di Indonesia adalah milik pemerintah, sebab
pupuk kimia di Indonesia memiliki subsidi bagi petani petani.
Halangan untuk memasuki pasar.
Susah dan berbelit-belitnya untuk masuk dan mendapatkan izin resmi dari
pemerintah untuk mengolah sampah di Jakarta, disebabkan banyak faktor lain diluar
produksi yang menyebabkannya :
! Membutuhkan dana besar dan prosedur yang berbelit-belit untuk
mengkoordinasikan dan mendapatkan izin pemanfaatan limbah sampah.
! Adanya pihak-pihak yang selama ini sudah diuntungkan dengan status quo dalam
sistem pembuangan sampah sehingga dapat mengahalangi pihak yang ingin
masuk ke industri persampahan
-
! Adanya sistem premanisasi yang sudah lama berakar di seluruh daerah tempat
pembuangan sampah akhir
4.6 Analisis faktor Internal
Faktor Pemasaran dan Distribusi
Hasil dari pabrik pengolah limbah IBR yang berupa pupuk organik bermutu tinggi
tentunya memerlukan partner dalam hal distribusi, untuk dapat menjangkau bumi
Indonesia yang sangat luas ini. Pilihan untuk bekerjasama dengan pihak yang sudah lama
berkecimpung seperti PT PUSRI tentunya akan menjadi faktor keunggulan dan dapat
mengangkat nama pupuk organik IBR. Sedangkan dalam hal pemasaran sudah bukan
menjadi pemasalahan lagi, karena apabila tidak bisa terserap pada pasar lokal, maka akan
dibeli kembali oleh pihak IBR International melalui Genica Co-op.
Faktor Penelitian dan Pengembangan
Dalam faktor riset dan pengembangan, pihak IBR mempunyai komitmen dalam hal
transfer ilmu dan akan selalu diperbaharui setiap saat apabila terdapat perkembangan
baru, selain di setiap pabrik IBR yang dibuat juga memiliki R&D sendiri guna memenuhi
perkembangan produk lokal.
Faktor Produksi dan Operasi
Dalam faktor produksi, hasil dari pupuk IBR bisa dikatakan yang terbaik. Sebab
didukung dengan teknologi yang muktahir dan menghasilan produk yang berkualitas
-
tinggi dan seragam. Sedangkan dalam hal faktor operasi, yang perlu menjadi
pertimbangan penting adalah faktor supliers dan kelemahan dalam koordinasi ( faktor
biaya diluar produksi )
Faktor Keuangan dan Akuntansi
Melalui analisa proyeksi keuangan dapat dilihat bahwa industri pengolahan limbah
IBR memiliki tingkat return yang tinggi yaitu 29 %, hal ini merupakan salah satu
keunggulan dari industri ini, tetapi yang perlu memjadi perhatian juga adalah biaya
inisiasi yang besar, diharapakan dapat teratasi dengan pinjaman lunak dari pihak ketiga,
seperti lembaga keuangan di luar negri.
4.7 SPACE matrix (Strategic Position and Action Evaluation)
Pengumpulan Data
Dengan menggunakan kuesioner dalam menganalisa keadaan stratejik dengan
menggunakan alat SPACE matrix, dilakukan pengumpulan data dengan mengadakan
survei dan wawancara kepada beberapa karyawan dan pihak manajemen. Kuesioner
diedarkan hanya kepada pihak yang benar benar mengerti keberadaan system industri
ini dan pihak yang terkait langsung dalam proses pengolahan limbah itu nanti. Jumlah
Karyawan yang ikut berpartisipasi adalah 4 direktur, 3 manajer dan 5 orang staf ahli.
Adapun pertanyaan pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner dibagi ke dalam 2
kategori dan memiliki 15 pertanyaan secara keseluruhan. Secara garis besar pertanyaan
yang diajukan meliputi :
Kestabilan lingkungan
-
Kekuatan industri
Keunggulan bersaing
Kekuatan keuangan
Analisa Data
Proses analisa data dilakukan dengan metode Delphi, yang bertujuan untuk
mengetahui hasil consensus final serangkaian analisa dari opini para ahli dengan
menggunakan metoda kualitatif untuk pembentukan kesepakatan dalam merumuskan
masalah. Antara lain dengan melakukan interview langsung yang berdasarkan kuesioner
dan menyebarkan kuesioner itu sendiri. Dari analisa data ini, selanjutnya dimasukan ke
dalam tabel tabel yang terdapat dalam SPACE Matriks untuk dapat mengidentifikasi
industri pengolahan limbah IBR berada dalam kuadran apa.
Analisa SPACE matrix
Space matriks akan menunjukan dua dimensi internal organisasi dan dua dimensi
eksternal organisasi. Dimensi internal organisasi yang diukur adalah kekuatan keuangan
dan keunggulan bersaing. Sedangkan dimensi eksternal organisasi yang diukur adalah
Kestabilan Lingkungan dan Kekuatan Industri
Analisis SPACE Matrix terhadap Industri Pengolahan Limbah
Berdasarkan keterangan sebelumnya, penilaian terhadap SPACE matrix industri
berdasarkan pada ukuran pengaruh industri terhadap faktor-faktot kestabilan lingkungan,
kekuatan industri, keunggulan bersaing dan kekuatan keuangan.
-
Dasar penilaian yang digunakan dalam mengukur keadaan industri dalam SPACE, dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Angka 3 menunjuk pada keadaan wajar atau normal. Angka 0 atau 6 menunjukan
keadaan yang sangat / super tergantung pada penjelasan yang terletak di sebelah kiri atau
kanan dari angka tersebut.. Angka 1 dan 5 menjelaskan keadaan seperti yang ditulis pada
sisi kiri dan kanan angka tersebut. Sedangkan angka 2 atau 4 menunjuk pada keadaan
yang sedikit atau hampir medekati penjelasan yang ada pada pada sisi kiri dan kanan
angka tersebut, seperti pada contoh dibawah ini
Keterangan 0 1 2 3 4 5 6 Keterangan
LAMBAT Sangat lambat Agak wajar agak cepat sangat CEPAT
Lambat lambat cepat cepat
Keterangan 0 1 2 3 4 5 6 Keterangan
RENDAH Sangat rendah Agak wajar agak tinggi sangat TINGGI
Rendah rendah tinggi tinggi
Dalam pemberian nilai bobot terhadap setiap faktor yang mempengaruhi perusahaan
dalam analisis SPACE, penulis melakukan diskusi dengan pihak manajemen PT Biozym
selaku agen lepas dari IBR Corp, juga berdasarkan hasil pertemuan yang dikumpulkan,
sehingga dapat dirumuskan pemberian nilai dalam menganalisis factor-faktor yang
mempengaruhi industri.. yang akhirnya menghasilkan arah vekor industri, yang dapat
dilihat pada diagram SPACE.
Faktor - faktor yang mempengaruhi industri terhadap kestabilan lingkungan :
-
Tingkat harga jual rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiHalangan utk masuk pasar sedikit 1 2 3 4 5 6 banyakTekanan persaingan tinggi 1 2 3 4 5 6 rendahPengadaan bahan baku tinggi 1 2 3 4 5 6 rendahPermintaan pasar tinggi 1 2 3 4 5 6 rendah
Total = 17
Faktor krisis:
Tekanan persaingan yang tinggi, pengadaan bahan baku yang sangat tergantung dari
supplier
Komentar :
Perlu membina hubungan yang lebih baik dangan para suplier dalam menjamin
pengadaan bahan baku, dan menjaga kualitas dan kontinuitas produk dalam
mengantisipasi tekanan persaingan yang tinggi
Faktor - faktor yang mempengaruhi industri terhadap kekuatan industri :
Potensi pertumbuhan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiPotensi keuntungan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiStabilitas keuangan rendah 1 2 3 4 5 6 tinggikemudahan memasuki pasar mudah 1 2 3 4 5 6 sukar
Total = 19
Faktor faktor yang mempengaruhi industri terhadap keunggulan bersaing :
Penguasaaan pasar kurang 1 2 3 4 5 6 baikKualitas produk kurang 1 2 3 4 5 6 baikProduk pengganti banyak 1 2 3 4 5 6 sedikitPemasaran kurang 1 2 3 4 5 6 baik
Total = 18
Faktor faktor yang mempengaruhi industri terhadap kekuatan keuangan :
-
Gross profit rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiProfit margin rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiReturn rendah 1 2 3 4 5 6 tinggiSales growth rendah 1 2 3 4 5 6 tinggi
Total = 16
-
Kesimpulan:
Kestabilan lingkungan = -17/5=-3,4
Kekuatan industri = 19/ 4 = 4,75
Keunggulan bersaing = -18/4 = -4,5
Kekuatan keuangan = 18/4 = 4,5
Koordinat untuk arah vektor adalah :
X aksis = KB+KI = - 4.5 + (+4.75) = 0.25
Y aksis = KL+KK = - 3.4 + (+4.5) = +1.1
Dengan demikian vector berada di daerah kuadaran agresif
Kekuatan Keuangan
Kekuatan lingkungan
Kekuatan Industri
Kekuatan
Agresif5
5 Bersaing
-
4.8 Analisa Proforma Keuangan
Analisa kelayakan usaha
Net Present Value dari sebuah proposal investasi adalah nilai pada masa mendatang
yang dimajukan menjadi nilai pada masa sekarang dari penerimaan tahunan setelah pajak
dikurangi dengan pengeluaran awal investiasi. Nilai NPV suatu proyek memberikan
suatu ukuran nilai bersih dari sebuah proposal investasi yang dikondisikan pada nilai
dolar sekarang. Perbedaan nilai NPV dengan investasi yang dikeluarkan apabila lebih
besar sama dengan nol maka proyek itu seharusnya dapat dijalankan. Apabila perbedaan
NPV negatif maka proyek itu tidak seharusnya dijalankan. Industri pengolah limbah IBR
ini memiliki NPV = Rp 12.301.195.000,- , ( Terima bila NPV >= nol )
Profitability Index (Benefit/Cost Ratio) atau Profitability Index (PI) adalah rasio
dari nilai sekarang dari cash flow masa depan dibagi dengan pengeluaran investasi. PI
menyediakan ukuran relatif dari sebuah proposal investasi. Apabila nilai PI lebih besar
sama dengan satu maka proyek itu dapat diterima, begitupula sebaliknya. Industri
pengolah limbah IBR ini memiliki PI = 1.153 ( Terima PI bila >=1.0 )
Internal Rate of Return (IRR) didefinisikan sebagai nilai. IRR dapat menjawab
pertanyaan berapakah yang bisa kita dapatkan dari suatu proyek dengan melihat nilai
diskon yang menyamakan nilai sekarang dari penerimaan bersih dari proyek tersebut di
masa mendatang. Industri pengolah limbah IBR ini memiliki IRR sebesar 29 %, hal ini
sangatlah memuaskan apabila dibandingkan dengan deposito bank yang mempunyai rate
of return sebesar 7%, reksadana pasar uang sebesar 10%, dan reksadana pasar saham
15%
BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis Porter4.1.1 Ancaman para pendatang baru (Threat of New Entrants)4.1.1.1 Analisa pesaing4.1.1.2 Analisa Industri Pupuk Kimia
4.1.2 Kekuatan Tawar Menawar Supplier4.1.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli4.1.4 Ancaman Produk Pengganti4.1.5 Intensitas Persaingan
4.2 SWOT Analisys4.3 Analisa Stakeholders4.4 Value Chain Industri Pengolah Limbah Organik4.5 Analisis Faktor Eksternal4.6 Analisis faktor Internal4.7 SPACE matrix (Strategic Position and Action Evaluation)4.8 Analisa Proforma Keuangan