BAB IV - V Nanik Nikah Dini

download BAB IV - V Nanik Nikah Dini

of 13

description

for midwifery

Transcript of BAB IV - V Nanik Nikah Dini

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Obyek PenelitianDesa Bogorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Japah Kabupaten Blora, kebanyakan pendudukanya banyak merantau ke Jakarta terutama kaum muda dan usia produktif karena kondisi desa Bogorejo yang tidak dapat diandalkan dalam mencari mata pencaharian. Desa Bogorejo dibagi dalam 3 wilayah, yaitu Tegalombo Timur, Tegalombo Barat dan Bogorejo sendiri. Mayoritas masyarakat Bogorejo bekerja sebagai petani dan buruh dengan hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan ketela. Batas wilayah Desa Bogorejo Kecamatan Japah adalah sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Jamur dan Desa Kalangan Kecamatan Japah b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jajar dan Desa Pengkolrejo c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wotbakah d. Sebelah utara berbatasan dengan hutan NglawunganDesa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora memiliki luas wilayah 940,268 hektar yang terdiri dari rumah, sawah, pekarangan, tanah dan lain-lain. Desa Bogorejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.736 orang yang terbagi menjadi 7 dukuh,9 RW dan 62 RT. Dari jumlah penduduk tersebut terdiri 2.351 penduduk laki-laki dan 1.385 penduduk perempuan. Mayoritas penduduk Bogorejo memeluk agama Islam, dengan berpendidikan dasar yaitu SD dan SMP serta bermatapencaharian sebagai petani dan buruh.Tempat layanan kesehatan yang tersedia di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Blora terdiri dari 1 puskesmas desa, dengan 2 bidan desa dibantu dengan 2 perawat. Jarak terdekat Desa Bogorejo dengan fasilitas kesehatan adalah 25 km yaitu RSUD Blora.

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia DiniTabel 4.1.Distribusi Frekwensi Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

Pengetahuan KasusKontrolTotal (%)

n % n %

Baik Cukup Kurang 28148,333,358,3714329,258,312,520,852,127,1

Total24100,024100,0100%

Berdasarkan Tabel 4.1. tersebut diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar orang tua pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten mempunyai pengetahuan kurang tentang pernikahan dini sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan orang tua dalam kelompok control sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (58,3%). Tabulasi per item soal-soal tentang pengetahan orang tua tentang pernikahan dini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Tabulasi Per item Soal Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia Dini

NoSoalJawaban Responden

BenarSalah

f%f%

1Soal 13777,11122,9

2Soal 21837,53062,5

3Soal 32756,32143,8

4Soal 42552,12347,9

5Soal 53368,81531,3

6Soal 63164,61735,4

7Soal 72858,32041,7

8Soal 83368,81531,3

9Soal 93062,51837,5

10Soal 102858,32041,7

11Soal 113164,61735,4

12Soal 122756,32143,8

13Soal 132756,32143,8

14Soal 142858,32041,7

15Soal 153368,81531,3

16Soal 163266,71633,3

17Soal 173470,81429,2

18Soal 183470,81429,2

19Soal 193164,61735,4

20Soal 203777,11122,9

Berdasarkan hasil tabulasi per item pertanyaan pengetahuan orang tua tentang pernikahan dini, maka dapat diketahui bahwa pertanyaan yang mendapat jawaban benar paling banyak adalah pertanyaan no 1 tentang pernikahan usia dini adalah orang yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun dengan 37 responden (77,1%) menjawab benar pertanyaan tersebut dan soal no. 20 tentang dampak pernikahan usia dini bagi kesehatan ibu dengan 37 responden (77,1%) menjawab benar pertanyaan tersebut. Adapun pertanyaan yang mendapat jawaban salah paling banyak adalah pertanyaan no. 2 tentang orang yang menikah pada usia kurang dari 18 tahun disebut Pernikahan usia muda dengan jawaban salah sebanyak 30 responden (62,5%).

3. Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten BloraAnalisa data tentang hubungan pengetahuan orang tua dengan pernikahan dini di Desa Bogorejo, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov, maka didapatkan hasil uji normalitas menunjukkan data tidak normal karena p value = 0,013 < 0,05, maka analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai r hitung dari analisa korelasi Rank Spearman sebesar 0,475 > dari r tabel (48 responden) sebesar 0,279 dengan p value sebesar 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan dini di Desa Bogorejno Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

B. Pembahasan 1. Analisa Univariat a. Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia DiniHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten mempunyai pengetahuan cukup tentang pernikahan dini sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan orang tua dalam kelompok control sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (58,3%). Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) (Notoadmodjo, 2010). Kekurangtahuan tentang seks dengan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat yang merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. UU Perkawinan NO 1 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan syah usia remaja meningkat. Dari Profil Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah 2008, dinyatakan bahwa dari jumlah perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin di Jawa Tengah sebesar 38,65 % menikah pada umur 16 18 tahun, dan 38,79 persen menikah pada umur 19 24 tahun. Meskipun demikian, ternyata di Jawa Tengah masih relatif banyak perempuan yang menikah pada usia dibawah 16 tahun yaitu 12,78 %. Rata-rata umur perkawinan pertama di pedesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan, ini dimungkinkan karena masih banyak perkawinan dibawah umur di pedesaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pernikahan usia dini. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan orang tua, anak, dan masyarakat akan pentingnya pendidikan, makna serta tujuan perkawinan sehingga menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda. Kekhawatiran orang tua akan anaknya yang sudah mempunyai pacar yang sudah sangat dekat, membuat orang tua ingin segera mengawinkan anaknya meskipun masih dibawah umur. Hal ini merupakan hal yang sudah turun-temurun. Sebuah keluarga tidak akan merasa tenang sebelum anak gadisnya menikah.Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Indriana (2011) tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 15 17 tahun tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan di Desa Gumulan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan di Desa Gumulan Klaten Tahun 2011 adalah baik sebanyak 33 remaja putri (66%), cukup sebanyak 16 remaja putri (32%) dan kurang sebanyak 1 remaja putri (2%). Ketidaksesuaian hasil penelitian ini karena latar belakang pendidikan dan budaya masyarakat yang berbeda antara masyarakat Klaten dengan masyarakat Blora tentang pernikahaan dini. b. Pernikahan Dini pada Remaja Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di desa Bogorejo Kecamatan Japah Blora tidak menikah dini dan menikahh dini masing-masing 24 responden (50%).Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada pria usia kurang dari 19 tahun (Romauli,2009). Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan remaja (Kumalasari, 2012).Pernikahan dini yaitu merupakan intitusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga (Lutfiati, 2008). Didalam Undang-Undang Perkawinan terdapat beberapa pasal diantaranya pada pasal 1 menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 2 menyatakan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu, dan tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (YPAN, 2008).Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang melaksanakan pernikahan dini pada anaknya karena didorong rasa kekhawatiran orang tua akan anaknya yang sudah mempunyai pacar yang sudah sangat dekat, membuat orang tua ingin segera mengawinkan anaknya meskipun masih dibawah umur. Hal ini merupakan hal yang sudah turun-temurun. Sebuah keluarga tidak akan merasa tenang sebelum anak gadisnya menikah. Disamping itu budaya masyarakat desa Bogorejo Kecamatan Japah yang beranggapan bahwa remaja putri yang sudah layak menikah harus segera menikah daripada menunda pernikahan yang nantinya bisa menjadi perawan tua dan menjadi bahan olok-olokan dari tetangga sekitarnya.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamban,Normawati Muhammad, Rahmad; S., Sultan (2011) tentang Perkawinan Usia Muda (Studi Kasus Di Desa Sapan, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamasa) dengan hasil penelitian yang disimpulkan bahwa pada umumnya penduduk desa Sapan melakukan perkawinan usia muda disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi (Mengurangi beban keluarga), faktor kemauan sendiri (merasa sudah saling mencintai), Faktor pendidikan (Kurangnya pengetahuan orang tua dan anak), dan faktor keluarga (orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya).

2. Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten BloraAnalisa data tentang hubungan pengetahuan orang tua dengan pernikahan dini di Desa Bogorejo, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro Wilks, karena responden kurang dari 50, maka didapatkan hasil uji normalitas menunjukkan data tidak normal karena p value < 0,05, maka analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi Rank Spearman, dengan hasil nilai r hitung dari analisa korelasi Rangk Spearman sebesar 0,396 > dari r tabel (48 responden) sebesar 0,279 dengan p value sebesar 0,005 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan dini di Desa Bogorejno Kecamatan Japah Kabupaten Blora.Usia kawin pertama yang dilakukan oleh setiap perempuan memiliki resiko terhadap persalinannya. Semakin muda usia kawin pertama seseorang perempuan semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu dan anak. Hal ini terjadi karena belum matangnya rahim seorang perempuan usia muda untuk memprodusi anak dan belum siapnya mental dalam rumah tangga. Dampak buruk dari pernikahan dini mencakupi pemisahan dari keluarga, isolasi serta kurangnya kebebasan untuk berinteraksi dengan teman teman sebaya. Karena perkawinan anak anak sering menyebabkan kehamilan usia dini, maka akses mereka ke pendidikan berkurang, yang selanjutnya mengakibatkan berkurangnya potensi penghasilan dan meningkatkan ketergantungan pada pasangan. Selain itu mereka juga rentan terhadap resiko kesehatan seperti, kehamilan dini, penyakit menular seksual serta HIV / AIDS (Erica, 2009).Perilaku seseorang atau masayarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku, atau bisa juga karena fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (Notoatmojo, 2005).Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua dengan pernikahan dini. Hal ini dapat dijelaskan bahwa orang tua yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang pernikahan dini, tentunya akan melarang anaknya melakukan pernikahan dini karena orang tua sudah mengerti akan dampak dan akibat yang kurang baik dari pernikahan dini tersebut. Berbeda dengan orang tua yang berpengetahuan kurang tentang dampak pernikahan dini tentu akan membiarkan anaknya melakukan pernikahan dini dengan harapan anaknya dapat segera mandiri dan dapat mencari nafkah sendiri tanpa tergantung dengan orang tuanya lagi. Begitu juga orang tua sangat mendukung dengan tradisi itu, masih ada juga orang tua yang menjodohkan anaknya. Misalnya dengan alasan orang itu kaya materi, sehingga nantinya mampu membahagiakan anaknya. Pengetahuan orang tua tentang pernikahan dini itu sendiri masih sangat kurang, yang mereka tahu tentang pernikahan dini adalah usia kawin pertama umur 16 tahun, sedangkan untuk dampak atau resiko pernikahan usia dini mereka belum mengetahui secara pasti.Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan untuk mengawinkan anak gadisnya. Perkawinan tersebut akan memperoleh dua keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga istrinya. Makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan perkawinan diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pemahaman keluarga tentang kehidupan berkeluarga. Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga juga menentukan terjadinya perkawinan diusia muda. Sering ditemukan orang tua mengawinkan anak mereka dalam usia yang sangat muda karena keinginan untuk meningkatkan status sosial keluarga, mempererat hubungan antar keluarga, dan atau untuk menjaga garis keturunan keluarga. Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi masalah remaja, (misal : anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak gadis tersebut dinikahkan sebagai jalan keluarnya. Tindakan ini dilakukan untuk menghadapi rasa malu atau rasa bersalah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Indriana (2011) tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 15 17 tahun tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan di Desa Gumulan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan di Desa Gumulan Klaten Tahun 2011 adalah baik sebanyak 33 remaja putri (66%), cukup sebanyak 16 remaja putri (32%) dan kurang sebanyak 1 remaja putri (2%).

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora , maka dapat disimpulkan : 1. Orang tua pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup tentang pernikahan dini sebanyak 11 responden (45,8%). Sedangkan orang tua dalam kelompok control sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (58,3%). 2. Remaja di desa Bogorejo Kecamatan Japah Blora tidak menikah dini dan menikahh dini masing-masing 24 responden (50%).3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan dini di Desa Bogorejno Kecamatan Japah Kabupaten Blora (nilai r hitung dari analisa korelasi Rangk Spearman sebesar 0,396 > dari r tabel (48 responden) sebesar 0,279 dengan p value sebesar 0,005 < 0,05).

B. Saran 1. Bagi masyarakat khususnya orang tuaOrang tua hendaknya terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pernikahan dini, sehingga mereka dapat mengetahui tentang pernikahan dini dengan harapan orang tua mampu mengarahkan anaknya bahwa pernikahan dini itu berdampak negatif. 2. Bagi calon pengantinCalon pengantin hendaknya memahami dan mempelajari akibat yang ditimbulan dari pernikahan dini, sehingga dapat mengerti manfaat dan kerugian dalam pernikahan dini dan mau menangguhkan keinginannya untuk menikah.3. Bagi tenaga kesehatanTenaga kesehatan hekdaknya terus melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pengetahuan bagi orang tua tentang pernikahan untuk mencegah pernikahan dini di kalangan remaja. 4. Bagi institusi pendidikanInstitusi pendidikan hendaknya menambah referensi yang menunjang ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa tentang pernikahan dini.5. Bagi peneliti Peneliti harus menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan teori khususnya mengenai kesehatan reproduksi pada perempuan untuk meningkatkan hasil penelitian di masa datang.