BAB IV uni biva

33
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Barombong secara administratif terletak di Kecamatan Tamalate, Daerah Tingkat II Kota Makasar dengan luas wilayah adalah 748.09 Ha. Adapun batas wilayah kelurahan barombong adalah sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Tanjung Merdeka, sebelah timur berbatasan dengan Kanjilo Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pakkatta Kabupaten Takalar dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Jarak dari Kelurahan Barombong ke ibu kota kecamatan sejauh 7 km, dan jarak ke ibu kota kabupaten sejauh 10 km. Kelurahan barombong memiliki Topografi bentangan wilayah tepi pantai/pesisir seluas 20 ha. Cakupan Posyandu Asoka II terletak di wilayah ini. Dimana salah satu potensi sumber daya alam yang ada di kelurahan

description

hg

Transcript of BAB IV uni biva

Page 1: BAB IV uni biva

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Barombong secara administratif terletak di Kecamatan

Tamalate, Daerah  Tingkat II Kota Makasar dengan luas wilayah adalah 748.09

Ha. Adapun batas wilayah kelurahan barombong adalah sebelah utara berbatasan

dengan kelurahan Tanjung Merdeka, sebelah timur berbatasan dengan Kanjilo

Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan desa Pakkatta Kabupaten

Takalar dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Jarak dari Kelurahan

Barombong ke ibu kota kecamatan sejauh 7 km, dan jarak ke ibu kota kabupaten

sejauh 10 km.

Kelurahan barombong memiliki Topografi bentangan wilayah tepi

pantai/pesisir seluas 20 ha. Cakupan Posyandu Asoka II terletak di wilayah ini.

Dimana salah satu potensi sumber daya alam yang ada di kelurahan barombong

ada potensi perikanan. Sehingga masyarakat yang tinggal di RW2 kebanyakan

memiliki pekerjaan sebagai nelayan.

Fasilitas pendidikan yang ada yaitu Play Group sebanyak 2 unit TK 3

unit, SD sebanyak 6 unit, SLTP sebanyak 1 unit, SLTA sebanyak  2 unit dan

perguruan tinggi 1 unit yaitu Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran

(BP2IP).  Namun kebanyakan responden yang ada di RW II memiliki tingkat

pendidikan Sekolah Dasar (SD). 

Page 2: BAB IV uni biva

62

Fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas sebanyak 1 unit, Puskesmas

Pembantu sebanyak 1 unit, Poliklinik atau Balai Pengobatan sebanyak 4 unit,

Apotik sebanyak 2 unit dan Posyandu sebanyak 12 unit. Salah satu posyandu

tersebut adalah daerah penelitian kami yaitu posyandu yang ada di RW II atau

yang biasa dikenal dengan posyandu Asoka II.

Adapun sumber air bersih dikelurahan barombong yaitu mata air, sumur

gali, sumur pompa dan depot isi ulang. Di wilayah posyandu asoka II

menggunakan sumur gali, sumur pompa dan depot isi ulang.

2. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 2.1Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 2.1 diatas dapat dilihat bahwa responden paling banyak

terdapat pada kelompok umur 25-29 tahun yaitu sekitar 17 orang (27,4%) dari 62

responden sedangkan yang paling sedikit berada pada kelompok umur 45-49 dan

50-54 tahun yaitu masing-masing sebanyak 2 orang (3,2%).

Umur (Tahun) n %20-24 10 16.125-29 17 27.430-34 16 25.835-39 6 9.640-44 9 14.545-49 2 3.250-54 2 3.2Total 62 100

Page 3: BAB IV uni biva

63

b. Pekerjaan

Tabel 2.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posyandu

Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014Pekerjaan n %

IRT 57 91.9Wiraswasta 4 6.4

Guru 1 1.6Total 62 100

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 2.2 diatas menunjukkan bahwa kebanyakan responden merupakan

ibu rumah tangga (IRT) atau tidak bekerja yaitu sekitar 57 orang (91,9%) dari 62

responden sedangkan yang paling sedikit adalah guru yaitu hanya 1 orang (1,6%).

c. Tingkat pendidikan

Tabel 2.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 2.3 diatas menunjukkan bahwa kebanyakan responden

tingkat pendidikannya SD/Sederajat yakni sekitar 28 orang (45,2%) dari 62

responden sedangkan yang paling sedikit adalah Diploma dan Sarjana yakni

masing-masing 1 orang (1,6%).

Tingkat Pendidikan n %Tidak Sekolah 8 12.9SD/sederajat 28 45.2

SMP/sederajat 11 17.7SMA/sederajat 13 21.0

Diploma 1 1.6Sarjana 1 1.6Total 62 100

Page 4: BAB IV uni biva

64

d. Jumlah Anggota Keluarga

Tabel 2.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 2.4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga

responden lebih banyak berada pada kisaran 3-5 orang yaitu sebanyak 42

responden (67,7%) dari 62 responden sedangkan selebihnya atau 20 responden

(32,3%) jumlah anggota keluarganya > 5 orang.

3. Karakteristik Balita

a. Jenis Kelamin

Tabel 3.1Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Posyandu

Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa balita lebih banyak berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 40 orang (67,7%) dari 62 balita sedangkan balita berjenis

kelamin perempuan sebanyak 21 orang (32,3%).

Jumlah Anggota Keluarga N %3-5 orang 42 67.7> 5 orang 20 32.3

Total 62 100

Jenis Kelamin N %Laki-laki 42 66.1

Perempuan 20 33.9Total 62 100

Page 5: BAB IV uni biva

65

b. Umur

Tabel 3.2Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Kelompok Umur di Posyandu

Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 3.2 di atas menujukkkan bahwa balita lebih banyak berada pada

kelompok umur 36-47 bulan yakni sekitar 25 orang (40,3%) dari 62 balita

sedangkan paling sedikit balita berada pada kelompok umur 48-59 bulan yakni

sekitar 13 orang (21,0%).

4. Analisis Univariat

a. Gambaran Asupan Zat Gizi

1) Zat Gizi Makro

a) Asupan Energi

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Asupan Zat Gizi Makro Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Umur (Bulan) n %

24-35 24 38.7

36-47 25 40.348-59 13 21.0Total 62 100

Asupan Energi N %Cukup 35 56.5Kurang 27 43.5Total 62 100

Page 6: BAB IV uni biva

66

Tabel 4.1 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan energi pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 35 orang (56,5%) dan kategori kurang sebanyak 27

orang (43,5%).

2) Asupan Protein

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Asupan Protein Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.2 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan protein pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 46 orang (74.2%) dan kategori kurang sebanyak 16

orang (25.8%).

b. Zat Gizi Mikro

1) Asupan Vitamin A

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin A Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan Protein n %Cukup 46 74.2Kurang 16 25.8Total 62 100

Asupan Vitamin A n %Cukup 24 38.7Kurang 38 61.3Total 62 100

Page 7: BAB IV uni biva

67

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.3 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan vitamin A

pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 24 orang (38,7%) dan kategori kurang sebanyak 38

orang (61.3%).

2) Asupan Vitamin B12

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin B12 Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.4 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan vitamin B12

pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 54 orang (87,1%) dan kategori kurang sebanyak 8

orang (12,9%).

3) Asupan Kalsium

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Asupan Kalsium Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan Vitamin B12 n %Cukup 54 87.1Kurang 8 12.9Total 62 100

Asupan Kalsium n %Cukup 14 22.6Kurang 48 77.4Total 62 100

Page 8: BAB IV uni biva

68

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.5 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan kalsium pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 14 orang (22,6%) dan kategori kurang sebanyak 48

orang (77,4%).

4) Asupan Fe

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Asupan Fe Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.6 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan fe pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 17 orang (27,4%) dan kategori kurang sebanyak 45

orang (72,6%).

5) Asupan Zinc

Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Asupan Zinc Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan Fe n %Cukup 17 27.4Kurang 45 72.6Total 62 100

Asupan Zinc n %Cukup 36 58.1Kurang 26 41.9Total 62 100

Page 9: BAB IV uni biva

69

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.7 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan zinc pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 36 orang (58,1%) dan kategori kurang sebanyak 26

orang (41,9%).

6) Asupan FosforTabel 4.8

Distribusi Frekuensi Asupan Fosfor Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 4.8 di atas menggambarkan distribusi frekuensi asupan fosfor pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II Kelurahan Barombong dengan

kategori cukup sebanyak 55 orang (88,7%) dan kategori kurang sebanyak 7 orang

(11,3%).

5. Penyakit Infeksi

a. ISPA

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Penyakit ISPA Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan Fosfor n %Cukup 55 88.7Kurang 7 11.3Total 62 100

ISPA n %Ya 6 9.3

Tidak 56 90.3Total 62 100

Page 10: BAB IV uni biva

70

Sumber : Data Primer, 2014

Riwayat penyakit infeksi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua

yaitu ya (pernah sakit dalam tiga bulan terakhir) dan tidak (tidak pernah sakit

dalam tiga bulan terakhir). Tabel 5.1 di atas menggambarkan distribusi frekuensi

riwayat penyakit ISPA pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II

Kelurahan Barombong dengan kategori ya sebanyak 6 orang (9,3%) dan kategori

tidak sebanyak 56 orang (90,3%).

b. Diare

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Penyakit Diare Pada Balita Usia 24-59 Bulan

di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Riwayat penyakit infeksi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua

yaitu ya (pernah sakit dalam dua minggu terakhir) dan tidak (tidak pernah sakit

dalam dua minggu terakhir). Tabel 5.3 di atas menggambarkan distribusi

frekuensi riwayat penyakit diare pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka

II Kelurahan Barombong dengan kategori ya sebanyak 16orang (25,8%) dan

kategori tidak sebanyak 46 orang (74,2%).

6. Kejadian Stunting

Diare n %Ya 16 25.8

Tidak 46 74.2Total 62 100

Page 11: BAB IV uni biva

71

Tabel 6.1Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut TB/U Pada Balita Usia 24-59

Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 6.1 diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan sampel

berada pada kategori stunting berdasarkan indikator status gizi menurut TB/U

yaitu sebanyak 34 orang (54,8%) sedangkan kategori status gizi normal sebanyak

28 orang (45,2%).

Tabel 6.2Distribusi Frekuensi Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu

Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 5.2 diatas menggambarkan distribusi frekuensi stunting pada balita

usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II kelurahan barombong yaitu sebanyak 22

orang (64,7%) berada pada kategori pendek dan sebanyak 12 orang (35,3%)

berada pada kategori sangat pendek.

7. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Stunting

a. Zat Gizi Makro

1) Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.1

Status Gizi (TB/U) N %Normal 28 45.2Stunting 34 54.8

Total 62 100

Stunting N %Pendek 22 64.7

Sangat Pendek 12 35.3Total 34 100

Page 12: BAB IV uni biva

72

Analisis Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Asupan EnergiStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % n %

0,010Cukup 20 57.1 15 42.9 35 56.5

Kurang 8 29.6 19 70.4 27 43.5

Total 28 45.2 34 54.8 62 100Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.1 diatas menunjukkan bahwa dari 35 (56,5%) orang dengan

asupan energi yang cukup terdapat 20 orang (57,1%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 15 orang (42,9%) stunting. Sedangkan dari 27 (43,5%) orang dengan

asupan energi yang kurang terdapat 8 orang (29,6%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 19 orang (70,4%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleht nilai P = 0,031 < (α=0,05) maka hipotesis Ha diterima yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

2) Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.2Analisis Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan ProteinStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % N % n %

0,019Cukup 25 54.3 21 45.7 46 74.2

Kurang 3 18.8 13 81.2 16 25.8

Total 28 45.2 34 54.8 62 100

Page 13: BAB IV uni biva

73

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.2 diatas menunjukkan bahwa dari 46 (74,2%) orang dengan

asupan protein yang cukup terdapat 25 orang (54,3%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 21 orang (45,7%) stunting. Sedangkan dari 16 (25,8%) orang dengan

asupan protein yang kurang terdapat 3 orang (18,8%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 13 orang (81,2%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Fisher’s

Exact Test diperoleht nilai P = 0,019 < (α=0,05) maka hipotesis Ha diterima yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

b. Zat Gizi Mikro

1) Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.3Analisis Hubungan Asupan Vitamin A dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan Vitamin AStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % N %

0,257Cukup 13 54,2 11 45,8 24 38,7

Kurang 15 39.5 23 60.5 38 61.3

Total 28 45.2 34 54.8 62 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.3 di atas menunjukkan bahwa dari 24 orang (38,7%) dengan

asupan vitamin A yang cukup terdapat 13 orang (54,2%) dengan status gizi

(TB/U) normal dan 11 orang (17,7%) stunting. Sedangkan dari 38 orang (61,3%)

Page 14: BAB IV uni biva

74

dengan asupan vitamin A yang kurang terdapat 15 orang (39,5%) dengan status

gizi (TB/U) normal dan 23 orang (60,5%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleht nilai P = 0,257 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin A dengan

kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan

Barombong.

2) Hubungan Asupan Vitamin B12 dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.4Analisis Hubungan Asupan Vitamin B12 dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Asupan Vitamin B12Status Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % n %

0,276Cukup 26 48.1 28 51.9 54 87.1

Kurang 2 25 6 75 8 12.9

Total 28 45.2 34 54.8 62 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.4 diatas menunjukkan bahwa dari 54 orang (87,1%) dengan

asupan vitamin B12 yang cukup terdapat 26 orang (48,1%) dengan status gizi

(TB/U) normal dan 28 orang (51,9%) stunting. Sedangkan dari 8 orang (12,9)

dengan asupan vitamin B12 yang kurang terdapat 2 orang (25%) dengan status

gizi (TB/U) normal dan 6 orang (75%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Fisher’s

Exact Test diperoleh nilai P = 0,276 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin B12 dengan

Page 15: BAB IV uni biva

75

kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan

Barombong.

3) Hubungan Asupan Kalsium dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.5Analisis Hubungan Asupan Kalsium dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan KalsiumStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % N %

0,102Cukup 9 64.3 5 35.7 45 22.6

Kurang 19 39.6 29 60.4 48 77.4

Total 28 45.2 34 54.8 62 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.5 di atas menunjukkan bahwa dari 45 orang (22,6%) dengan

asupan kalsium yang cukup terdapat 9 orang (64,3%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 5 orang (35,7%) stunting. Sedangkan dari 48 orang (77,4) dengan

asupan kalsium yang kurang terdapat 19 orang (39,6%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 29 orang (60,4%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleht nilai P = 0,102 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

Page 16: BAB IV uni biva

76

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan kalsium dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

4) Hubungan Asupan Fe dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.6Analisis Hubungan Asupan Fe dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Asupan FeStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % n %

0,449Cukup 9 52.9 8 47.1 17 27.4

Kurang 19 42.2 26 57.8 45 72.6

Total 28 45.2 34 54.8 62 100Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.6 di atas menunjukkan bahwa dari 17 orang (27,4%) dengan

asupan fe yang cukup terdapat 9 orang (52,9%) dengan status gizi (TB/U) normal

dan 8 orang (47,1%) stunting. Sedangkan dari 45 orang (72,6%) dengan asupan fe

yang kurang terdapat 19 orang (42,2%) dengan status gizi (TB/U) normal dan 26

orang (57,8%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleht nilai P = 0,449 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

Page 17: BAB IV uni biva

77

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan fe dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

5) Hubungan Asupan Zinc dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.7Analisis Hubungan Asupan Zinc dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota MakassarTahun 2014

Asupan ZincStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % n %

0,053Cukup 20 55,6 16 44,4 36 58,1

Kurang 8 30,8 18 69,2 26 41,9

Total 28 45.2 34 54.8 62 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.7 di atas menunjukkan bahwa dari 36 orang (58,1%) dengan

asupan zinc yang cukup terdapat 20 orang (55,6%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 16 orang (44,4%) stunting. Sedangkan dari 26 orang (41,9%) dengan

asupan zinc yang kurang terdapat 8 orang (30,8%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 18 orang (69,2%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleht nilai P = 0,053 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

Page 18: BAB IV uni biva

78

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan zinc dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

6) Hubungan Asupan Fosfor dengan Kejadian Stunting

Tabel 7.8Analisis Hubungan Asupan Fosfor dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Asupan FosforStatus Gizi (TB/U)

TotalP

ValueNormal Stuntingn % n % n %

0,116Cukup 27 49.1 28 50.9 55 88.7

Kurang 1 14.3 6 85.7 7 11.1

Total 28 45.2 34 54.8 62 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 7.8 di atas menunjukkan bahwa dari 55 (88,7%) orang dengan

asupan fosfor yang cukup terdapat 27 orang (49,1%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 28 orang (50,9%) stunting. Sedangkan dari 7 orang (11,3) dengan

asupan fosfor yang kurang terdapat 1 orang (14,3%) dengan status gizi (TB/U)

normal dan 6 orang (85,7%) stunting.

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Fisher’s

Exact Test diperoleht nilai P = 0,116 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

Page 19: BAB IV uni biva

79

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan fosfor dengan kejadian

stunting pada anak usia 24-59 bulan di posyandu asoka II Kelurahan Barombong.

8. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting

a. ISPA

Tabel 8.1Analisis Hubungan Riwayat Penyakit ISPA dengan Kejadian Stunting Pada

Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Riwayat Penyakit

ISPA

Status Gizi (TB/U)Total

P ValueNormal Stunting

n % n % n %

0,209Ya 1 16.7 5 83.3 6 9.7

Tidak 27 48.2 28 51.8 55 90.3Total 28 45.2 34 54.8 62 100

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 8.1 di atas menunjukkan bahwa dari 6 orang (9,7%) yang pernah

menderita penyakit ISPA dalam tiga bulan terakhir terdapat 1 orang (16,7%)

dengan status gizi (TB/U) normal dan 5 orang (83,3%) stunting. Sedangkan dari

56 orang (90,3%) yang tidak pernah menderita penyakit ISPA dalam tiga bulan

terakhir terdapat 27 orang (48,2%) dengan status gizi (TB/U) normal dan 29 orang

(51,8%) stunting.

Page 20: BAB IV uni biva

80

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Fisher’s

Exact Test didapat nilai P=0,209 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit ISPA dalam

tiga bulan terakhir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di

Posyandu Asoka II Kelurahan Barombong.

b. Diare

Tabel 8.2Analisis Hubungan Riwayat Penyakit Diare dengan Kejadian Stunting Pada

Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Tahun 2014

Riwayat Penyakit

Diare

Status Gizi (TB/U)Total

P ValueNormal Stunting

n % N % n %

0,895Ya 7 43.8 9 56.2 16 25.8

Tidak 21 45.7 25 54.3 46 74.2Total 28 45.2 34 54.8 62 100

Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 8.2 di atas menunjukkan bahwa dari 16 orang (25,8%) yang pernah

menderita penyakit diare dalam dua minggu terakhir terdapat 7 orang (43,8%)

dengan status gizi (TB/U) normal dan 9 orang (14,5%) stunting. Sedangkan dari

46 orang (74,2%) yang tidak pernah menderita penyakit diare dalam dua minggu

terakhir terdapat 21 orang (45,7%) dengan status gizi (TB/U) normal dan 25 orang

(54,3%) stunting.

Page 21: BAB IV uni biva

81

Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statistic Pearson Chi

Square diperoleh nilai P=0,895 > (α=0,05) maka hipotesis Ha ditolak yang berarti

tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit diare dalam dua

minggu terakhir dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Posyandu

Asoka II Kelurahan Barombong.

B. Pembahasan

1. Gambaran Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-

59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar

Makanan merupakan kebutuhan pokok mkhluk hidup. Makanan dengan

kandungan zat gizi makro maupun mikro mempunyai fungsi penting dalam tubuh.

Asupan zat gizi yang seimbang mutlak diperlukan dalam berbagai tahap tumbuh

kembang manusia, khususnya balita. Karena itu, asupan makanan yang kurang

ataupun berlebihan akan menggaggu proses tumbuh kembang tersebut (Pudjiadi,

1997 dalam Rahim, 2011).

Dalam penelitian ini diperoleh data asupan zat gizi makro pada anak usia

24-59 bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong,

Kecamatan Tamalate bahwa rentang terendah AKG untuk energi adalah 33% dan

tertingggi adalah 1322,1 (299,6 %). Sedangkan untuk protein, rentang terendah

dari AKG adalah

Page 22: BAB IV uni biva

82

- Konsumsi makanan jajanan

- Frekuensi makan sama, kuantitas dan kualitas makanan berbeda

- Asupan zat gizi bukan satu2nya penyebab tetapi disertai dengan factor

lain

- Pola makan saat bayi – 23 bulan

- Status gizi ibu saat hamil

- Asupan ibu saat hamil

-

a. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Kejadian Stunting Pada

Balita Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Tahun 2014

Dalam penelitian ini, zat gizi makro yang menjadi variable penelitian

adalah energi dan protein. Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji

pearson chi square menunjukkan bahwa pada energi dan protein masing-masing

diperoleh nilai p = 0,031 dan p = 0,019 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara asupan energi dan protein dengan kejadian stunting pada

balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II.

b. Hubungan Asupan Zat Gizi Mikro dengan Kejadian Stunting Pada Balita

Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Tahun 2014

Page 23: BAB IV uni biva

83

Dalam penelitian ini, zat gizi mikro yang menjadi variable penelitian

adalah vitamin A, vitamin B12, kalsium, fe, zinc dan fosfor. Berdasarkan analisis

bivariat, tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara zat gizi mikro yang

diteliti dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka

II dengan nilai p masing-masing diperoleh untuk vitamin A nilai p = 0,257,

vitamin B12 dengan nilai p = 0,276, kalsium dengan nilai p = 0,102, fe dengan

nilai p = 0,449, zinc dengan nilai p = 0,053, dan fosfor dengan nilai p = 0,116.

Analisis bivariat menunjukkan bahwa balita

c. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia

24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan

Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Tahun 2014

Dalam penelitian ini penyakit infeksi yang menjadi variable penelitian

adalah riwayat penyakit ISPA (dalam kurun waktu tiga bulan terakhir) dan diare

(dalam kurun waktu dua minggu terakhir). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna (p > 0,05) antara penyakit infeksi dengan

kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di posyandu Asoka II dengan nilai

p masing-masing diperoleh untuk ISPA adalah 0,209 dan diare dengan nilai p =

0,895.