BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang...

15
62 BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Bagian ini membahas gambaran umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang yaitu sejarah usaha, pencatatan yang disusun, dan kendala yang dihadapi, dan lain-lain. 1. Sejarah Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha yang memproduksi pakaian sesuai permintaan pelanggan. Dimana bahan bakunya adalah kain atau bakal dari pelanggan itu sendiri, lalu akan di jahit oleh karyawan Rumah Mode Wulan Gumilang sesuai keinginan pelanggan berdasarkan desain yang diinginkan pelanggan maupun sesuai desain yang ditawarkan oleh pihak Rumah Mode Wulan Gumilang. Kegitan usaha Rumah Mode Wulan Gumilang ini memiliki tahapan dari pengukuran badan si pelanggan, lalu setelah mendapatkan ukuran pakaian dari si pelanggan tersebut, pihak Rumah Mode Wulan Gumilang menggambar pola pada koran, kemudian kain dan pola di satukan untuk di rader, dan setelah itu masuk ke proses menjahit pakaian sesuai yang di inginkan sampai dengan terakhir proses finishing. Produksi usaha ini sudah dilakukan pemilik sejak tahun 2008 yang dikelola oleh Sri Hardini. Adapun usaha ini awalnya didirikan bertujuan untuk membantu menutupi kebutuhan rumah tangganya. Tetapi seiring berjalannya waktu usaha ini bukan hanya membantu perekonomian rumah tangga melainkan juga perekonomian masyarakat sekitar. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang ini berlokasi di Jalan Letda Soejono No. 268, Medan. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Jl. Letda Soejono No. 268 dikelola sendiri oleh pemilik dengan dibantu karyawan. Dimana awalnya Rumah Mode Wulan Gumilang ini hanya memiliki 2 karyawan dan 2 mesin jahit,

Transcript of BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang...

Page 1: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

62

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan

Gumilang

Bagian ini membahas gambaran umum Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode

Wulan Gumilang yaitu sejarah usaha, pencatatan yang disusun, dan kendala yang

dihadapi, dan lain-lain.

1. Sejarah Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang

Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang yang menjadi objek

penelitian ini adalah usaha yang memproduksi pakaian sesuai permintaan

pelanggan. Dimana bahan bakunya adalah kain atau bakal dari pelanggan itu

sendiri, lalu akan di jahit oleh karyawan Rumah Mode Wulan Gumilang sesuai

keinginan pelanggan berdasarkan desain yang diinginkan pelanggan maupun

sesuai desain yang ditawarkan oleh pihak Rumah Mode Wulan Gumilang.

Kegitan usaha Rumah Mode Wulan Gumilang ini memiliki tahapan dari

pengukuran badan si pelanggan, lalu setelah mendapatkan ukuran pakaian dari si

pelanggan tersebut, pihak Rumah Mode Wulan Gumilang menggambar pola pada

koran, kemudian kain dan pola di satukan untuk di rader, dan setelah itu masuk ke

proses menjahit pakaian sesuai yang di inginkan sampai dengan terakhir proses

finishing. Produksi usaha ini sudah dilakukan pemilik sejak tahun 2008 yang

dikelola oleh Sri Hardini. Adapun usaha ini awalnya didirikan bertujuan untuk

membantu menutupi kebutuhan rumah tangganya. Tetapi seiring berjalannya

waktu usaha ini bukan hanya membantu perekonomian rumah tangga melainkan

juga perekonomian masyarakat sekitar. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan

Gumilang ini berlokasi di Jalan Letda Soejono No. 268, Medan.

Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Jl. Letda Soejono No.

268 dikelola sendiri oleh pemilik dengan dibantu karyawan. Dimana awalnya

Rumah Mode Wulan Gumilang ini hanya memiliki 2 karyawan dan 2 mesin jahit,

Page 2: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

63

berkembang hingga sekarang sudah memiliki 11 karyawan dan 13 mesin

jahit.Omset yang diperoleh rata-rata setiap bulannya Rp 22.000.000,00.

Rumah Mode Wulan Gumilang sejak Tahun 2008 sudah di jadikan tempat

PKL oleh mahasiswa Universitas Negeri Medan Jurusan Tata Busana hingga

sekarang Rumah Mode Wulan Gumilang ini masih menjadi tempat pilihan PKL

bagi mahasiswa Jurusan Tata Busana Universitas Negeri Medan.Selain itu

terdapat juga mahasiswa Universitas Negeri Medan yang bekerja paruh waktu di

Rumah Mode Wulan Gumilang ini.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan

Gumilang tidak tertulis dengan jelas, tetapi dari hasil wawancara dan pengamatan

oleh penulis maka struktur organisasi dapat digambarkan seperti gambar 4.1

Gambar 4.1: Sturuktur Organisasi

Susunan organisasi dan tugas masing –masing pada Usaha Jahit Pakian

Rumah Mode Wulan Gumilang di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pemilik

Ibu Sri Hardini sebagai pemilik usaha hanya bertugas mengawasi

pekerja yang bekerja di Usaha Jahit Rumah Mode Wulan Gumilang

dan sekaligus ikut membantu menjahit.

b. Penanggungjawab Karyawan

Pemilik Usaha

Penanggungjawab Karyawan

Karyawan Borongan Karyawan Harian

Page 3: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

64

Penanggungjawab karyawan bertugas mengawasi karyawan dalam

bekerja seperti absensi kehadiran karyawan dan memberi arahan

kepada karyawan yang baru masuk.

c. Karyawan Bulanan

Karyawan bulanan bertugas menjahit pakaian pelanggan sampai

tahapan finishing. Karyawan bulanan ini digaji berdasarkan seberapa

banyak pakaian yang di jahit dan di gaji per bulan.

d. Karyawan Borongan

Karyawan borongan memilki tugas yang sama dengan karyawan

harian, hanya saja karyawan borongan pengerjaan menjahit pakiannya

dilakukan di rumah masing-masing.

3. Proses Produksi Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan

Gumilang

Kegiatan produksi merupakan proses penciptaan barang atau jasa melalui

perubahan input menjadi output. Produksi juga merupakan pusat pelaksanaan

kegiatan kongkrit mengadakan barang atau jasa.

Proses produksi Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang

dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

a. Tahap Pembuatan Pola

Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang

dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit.

Pola dasar dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan

ukuran badan pemakai. Rumah Mode Wulan Gumilang sendiri menggunakan

koran sebagai media untuk membuat pola.

b. Tahap Pemotongan Bahan

Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting

sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain

dipotong dengan mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan

tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit,

dan kapur jahit.

Page 4: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

65

c. Tahap Pekerjaan Menjahit

Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum

tangan atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan,

misalnya tusuk balik (setik balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu

dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain menjadi satu, dan

teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan tangan,

tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai

dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras dirapikan dengan mesin obras agar

benang-benang kain tidak terlepas.

d. Tahap Penyelesaian Akhir (Finishing)

Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di

atas papan setrika. Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju

dilakukan dengan bantuan bantal setrika.

B. Penghitungan HPP Menurut Metode yang Diterapkan UKM dan Full

Costing

Adapun penghitungan harga pokok produksi menurut UKM Rumah Mode

Wulan Gumilang Jl. Letda Sujono No.268 terdapat pada tabel 4.1

Tabel 4.1:

Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Pada Bulan

April 2018

No. Keterangan Kebutuhaan Per

Bulan

Biaya Per

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1. Asiantek / Kain Lapis 88 meter 7.000/m 616.000

2. Biaya Listrik - - 150.000

3. Biaya Gaji Karyawan 11 Orang 10.000.000

4. Biaya Gaji Pembolong

kancing dan payet 3 Orang

3.000.000

Page 5: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

66

Jumlah Biaya Produksi 13.766.000

Jumlah Produksi 100

HPP = Jumlah Biaya Produksi/Jumlah Produksi 137.660

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode

Wulan Gumilang hanya mengakui biaya bahan baku, biaya listrik, biaya gaji

karyawan, Sedangkan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis

dalam menentukan harga pokok produksi dengan metode full costing penulis

dapat mengelompokkan biaya-biaya ke dalam beberapa macam pengeluaran biaya

dan pengeluaran hal yang didasarkan pada harga-harga riil dari apa yang

sebenarnya terjadi di Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang. Hal ini

penting untuk memudahkan dalam perhitungan dan mempermudah dalam fungsi

pengawasan terhadap biaya-biaya tersebut. Adapun kelompok biaya yang

memberikan kontribusi dalam penentuan harga pokok produksi Usaha Jahit

Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilangadalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses

produksi dan menjadi bagian utama dari produk yang dihasilkan. Pada

Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilangyang menjadi bahan

bakunya adalah kain pelapis. Untuk kebutuhan bahan baku per bulan

diuraikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2:

Page 6: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

67

Biaya Bahan Baku Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan

Gumilang pada Bulan April 2018

Kebutuhan

Perbulan

Harga

Satuan

(M)

Total Kebutuhan

(Rp)

Asiantek/Kain Lapis 88 m 7.000 616.000,00

2. Tenaga Kerja Langsung

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari biaya yang

dikeluarkan oleh Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan

Gumilanguntuk tenaga kerja yang langsung berhubungan denga proses

produksi. Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang saat ini

mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 11 orang dengan masing-masing

tugas.

Biaya Tenaga kerja langsung dalam Usaha Jahit Pakaian Rumah

Mode Wulan Gumilang terinci pada tabel 4.3.

Tabel 4.3:

Biaya Tenaga Kerja Langsung Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode

Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018

No.

Jumlah

Tenaga

Kerja

Upah/Pakian Jumlah

Produksi/Orang

Upah

Bulanan

1 Gaji Karyawan

Borongan 4 Rp 100.000 8 Pakaian Rp 800.000

2 Gaji Karyawan

Bulanan 7 Rp 100.000 - -

1. Menik 9 Pakaian Rp 900.000

2. Putri 10 Pakaian Rp1.000.000

Page 7: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

68

3. Nita 9 Pakaian Rp 900.000

4. Elis 10 Pakaian Rp1.000.000

5. Wirdah 10 Pakaian Rp1.000.000

6. Nur 10 Pakaian Rp1.000.000

7. Lisa 10 Pakaian Rp1.000.000

Biaya Produksi = Rp 3.200.000 + Rp 6.400.000 = Rp 10.000.000

3. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya selain biaya bahan langsung dan

biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini lazim disebut biayaoverhead pabrik

(BOP). BOP dalam penyajian metode full costing dibedakan berdasarkan

sifatnya yaitubiaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost).

Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan semakin besar

volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, dan

sebaliknya. Pada biaya varibel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh

perubahanvolume kegiatan (konstan). Sedangkan biaya tetap (fixed cost)

adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan /aktivitassampai tingkat tertentu.Pada biaya

tetap, biaya satuan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume

kegiatan, makin tinggivolume kegiatan makin rendah biaya satuan, dan

sebaliknya. Berikut akan disajikan penelusuran pengeluaran biaya tidak

langsung (BOP) pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang:

a) Bahan Tidak Langsung

Bahan Tidak Langsung atau sering juga disebut bahan penolong

adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan

yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan produk. Bahan

tidak langsung merupakan biaya variabel karena semakin tinggi tingkat

produksi pakian maka semakin tinggi pula penggunaan bahan tidak

Page 8: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

69

langsung tersebut. Bahan Tidak Langsung Pada Usaha Jahit Pakaian

Rumah Mode Wulan Gumilang diuraikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4:

Biaya Bahan Tidak Langsung Usaha Jahit Pakain Rumah Mode

Wulan Gumilang pada Bulan April 2018

Total Kebutuhan (Rp)

Kancing, manik-manik, jarum

jahit, benang, benang gulung. 3.000.000,00

b) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja

perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung

kepada produk. Biaya Tenaga kerja tidak langsung pada Usaha Jahit

Pakian Rumah Mode Wulan Gumilang adalah biaya gaji pembolong

kancing baju. Biaya gaji pembolong kancing baju tersebut rata-rata

500.000/bulan, tergantung berapa baju yang siap. Selain itu biaya tenaga

kerja tidak langsung yang di keluarkan Rumah Mode Wulan Gumilang

yaitu gaji tukang payet, dimana rata-rata gaji tukang payet tersebut sebesar

2.500.000/bulan. Gaji tukang payet tergantung berapa baju yang dipayet

tersebut perbulannnya. Jadi biaya tenaga kerja tidak langsung yang

dikeluarkan Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang adalah

sebesar Rp 3.000.000,00/ bulan.

c) Biaya Depresiasi

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi

sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur

ekonomisnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan,

Page 9: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

70

termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Pengeluaran biaya ini

dikeluarkan tetap setiap tahunnya sehingga mempunyai sifat biaya tetap

dan berhubungan tidak langsung dengan aktivitas pengeloaan usaha. Akan

tetapi sebenarnya biaya ini tidak tunai artinya perusahaan tidak

mengeluarkan rupiah untuk membayar, hanya membebankan biaya karena

pengguanaan aktiva tetap itu. Perhitungan biaya penyusutan dalam

penelitian ini menggunakan metode garis lurus yang mana besaran biaya

penyusutan diperoleh dari harga perolehan dikurangi nilai sisa kemudian

dibagi dengan umur ekonomis asset tetap tersebut. Umur ekonomis didapat

dari hasil wawancara dengan pemilik Usaha Jahit Pakain Rumah Mode

Wulan Gumilang.

Umur ekonomis untuk aset berbeda-beda seperti umur ekonomis

peralatan tahun, kendaraan tahun, mesin tahun, bangunan tahun. Untuk

mengetahui lebih jelas lagi mengenai perhitungan biaya penyusutan asset

tetap pada Usaha Jahit Pakain Rumah Mode Wulan Gumilang disajikan

pada tabel 4.5

Tabel 4.5:

Perhitungan Biaya Penyusutan Aset Tetap pada Usaha Jahit Pakaian

Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018

N

o

Tahun

Peroleha

n

Jumla

h

(Unit)

Harga

Perolehan

(Rp)

Nilai

Sisa

(Rp)

Umur

Ekonomis

Penyusuta

n/Tahun

(Rp)

1

Mesin

Jahit

Manual

2008

2 1.600.000 - 8 Tahun 200.000

2

Mesin

Jahit

Manual

2010

8 6.400.000 - 8 Tahun 800.000

3 Mesin

Obras

2010 2 3.000.000 - 8 Tahun 375.000

Page 10: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

71

4

Mesin

Lubang

Kancing

2010

1 3.000.000 - 8 Tahun 375.000

5

Sepeda

Motor

King

2012

1 8.000.000 - 8 Tahun

1.000.000

6

Sepeda

Motor

Honda

2014

1 15.000.000

8 Tahun 1.875.000

7 Peralatan 2008

5 4.900.000 - 4 Tahun 1.225.000

Biaya Produksi 5.850.000

d) Biaya Perlengkapan

Biaya perlengkapan sendiri merupakan biaya untuk mengadakan

barag-barang yang diperlukan sebagai perlengkapan untuk membuat suatu

karya jadi atau karya yang dapat di pasarkan. Untuk Usaha Jahit Pakaian

Rumah Mode Wulan Gumilangbiaya perlengkapan dalam perhitungannya

dengan menghitung biaya penggunaannya. Biaya perlengkapan pada

Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang dalam memproduksi

pakaian dirincikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6:

Page 11: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

72

Biaya Perlengkapan pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode Wulan

Gumilang periode Bulan April 2018

No

.

Jumlah

(Unit)

Harga

Persatuan

(Rp)

Harga

Perolehan

(Rp)

Nilai

Persediaan

yang

tersisa

(Rp)

Total

Biaya

Pemakai

an/

Produksi

(Rp)

1 Gunting 20 70.000 1.450.000 1.397.000 53.000

2

Kapur,

Jarum,

Pentul,

Peniti,

Hanger,

Penggari

s

700.000 300.000 400.000

Biaya Produksi

453.000

Perhitungan untuk penggunaan perlengkapan didapat dari biaya

penggunaan perlengkapan produksi dikurang nilai persediaan yang tersisa

perbulannya.

e) Biaya Listrik, Air, dan Telepon

Biaya listrik merupakan kelompok biaya yang dipengaruhi oleh

aktivitas usaha yang bersifat tetap.

Biaya penggunaan listrik, air dan telepon pada Usaha Jahit Pakain Rumah

Mode Wulan Gumilang diuraikan pada tabel 4.7.

Page 12: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

73

Tabel 4.7.

Perhitungan Biaya Listrik, Air dan Telepon pada Usaha Jahit

Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018

No. Biaya Per Bulan (Rp)

1. Listirk 150.000,00

2. Air 160.000,00

3. Telepon 100.000,00

Biaya Produksi 410.000,00

Berdasarkan data pada tabel 4.7dapat diketahui bahwa pengeluaran

untuk biaya overhead lainnya pada listrik sebesar Rp 150.000,00 /bulan.

Biaya air sebesar Rp 160.000,00/bulan dan Telepon untuk keperluan usaha

per bulan sebesar Rp 100.000,00/bulan.

f) Biaya Administrasi dan Umum

Biaya ini merupakan biaya yang mempunyai hubungan tidak

langsung terhadap aktivitas pengelolaan usaha dan bersifat tetap karena

pengeluaran biaya relatif tetap, pada Usaha Jahit Pakaian Rumah Mode

Wulan Gumilang tidak terdapat biaya adaministrasi dan umum.

C. Pembahasan

Dari pengklasifikasian yang telah penulis lakukan di atas maka dapat

disusun perhitungan pokok produksi dengan metode full costing dihasilkan dari

pengakumulasian seluruh pengeluaran biaya. Biaya-biaya yang dimasukkan dalam

perhitungan HPP dengan pendekatan full costing dengan penjumlahan biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga

pokok produksi dengan metode full costing pada Usaha Jahit Pakian Rumah Mode

Wulan Gumilang disajikan pada tabel 4.8.

Page 13: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

74

Tabel 4.8:

Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing pada Usaha Rumah Mode

Wulan Gumilang Periode Bulan April 2018

Keterangan Total Biaya (Rp)

Total Biaya Bahan Baku 616.000,00

Biaya Tenaga Kerja Langsung 10.000.000,00

Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya Overhead Pabrik Tetap:

Pemakaian Bahan Baku Tidak Langsung 3.000.000,00

Tenaga Kerja Tidak Langsung 3.000.000,00

Biaya Overhead Pabrik Variabel:

Biaya Listrik, Air dan Telepon 410.000,00

Penyusutan Mesin Jahit Manual 66.666,00

Penyusutan Mesin Obras 31.250,00

Penyusutan Mesin Lubang Kancing 31.250,00

Penyusutan Kendaraan 239.583,00

Perlengkapan 453.000,00

Biaya Bunga -

Total BOP 7.231.749,00

Biaya Produksi 17.874.749,00

Jumlah Produksi Jadi 100

Harga Pokok Produksi 178.477,49

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.8 bahwa total biaya produksi

pakaian bulan April 2018 sebesar Rp 17.874.749 . Angka tersebut diperoleh dari

penjumlahan biaya langsung (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung) dan biaya

tidak langsung (biaya overhead pabrik). Produksi yang dihasilkan oleh Usaha

Jahit Pakaian Rumah Mode Wulan Gumilang selama periode bulan April 2018

Page 14: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

75

sebesar 100 Pakaian. Maka harga pokok produksi pakaian adalah dibagi 100

sehingga menghasilkan Rp 178.477,49.

Jika laba yang diinginkan perusahaan adalah Rp 200.000,00 dalam setaip

pakaian maka harga jual dari metode yang dilakukan oleh perusahaan dan dengan

metode full costing tentu saja berbeda. Berdasarkan perhitungan Pada tabel 4.1

dan 4.8 diperoleh perbandingan sebagai berikut.

Tabel 4.9

Perbandingan Metode Full Costing dan Metode yang dilakukan perusahaan

Keterangan Biaya Produksi

Perbulan (Rp)

Harga Pokok

Produksi Per

Pakaian

Keuntungan yang

diinginkan (Rp)

Harga Jual

(Rp)

Metode

Full

Costing

17.874.749,00 178.477,49 200.000,00 378.477,49

Metode

yang

diterapkan

perusahaan

13.766.000,00 137.660,00 200.000,00 337.660,00

Dari tabel perbandingan di atas walaapun perbedaan yang terlihat hanya

sebesar sekitar Rp 40.817,00 tentu saja Rp 40.817,00 ini berpengaruh untuk

kelanjutan usaha berikutnya. Kelebihan lebih besar Rp 40.817,00 pada metode

full costing ini disebabkan pada metode full costing semua unsur biaya ikut

diperhitungkan seperti biaya penyusutan, biaya pemakaian perlengkapan,dan

lainnya yang mana pada metode yang digunakan perusahaan tidak ikut

diperhitungkan. Tentu saja Seperti biaya penyusutan yang sering diabaikan UKM

Page 15: BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Gumilang 1.repository.uinsu.ac.id/4952/6/BAB IV.pdfsesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong.

76

seharusnya memang perlu diakui walaupun sebenarnya biaya penyusutan bukan

kas tunai yang dikeluarkan tetapi adalah jumalah uang yang harus disisihkan atau

ditabung dari pendapatan perusahaan secara berkala dalam rangka mempersiapkan

penggantian atau pembelian suatu peralatan atau mesin tertentu.