BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10648/4/T2_942014040_BAB...

27
35 BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Profil Sekolah Sekolah Dasar Negeri Rejosari 1 merupakan sekolah berstatus negeri yang beralamat di Desa Rejosari Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. SDN Rejosari 1 berdiri pada tahun 1967 berada di wilayah Daerah Binaan (Dabin) 1 dengan status di Dabin sebagai SD Imbas. SDN Rejosari 1 saat ini di pimpin oleh Bapak M. Nur Kholid, S.Pd. M.A dengan status akreditas Sekolah adalah Baik (B). Visi dan misi SDN Rejosari 1 Karangtengah Demak disusun dengan mempertimbangkan keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di sekolah, agar sasaran dan program pengembangan sekolah dapat tercapai lebih rialistis dan konsisten dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel, dan demokratis

Transcript of BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10648/4/T2_942014040_BAB...

35

BAB IV

PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Rejosari 1 merupakan

sekolah berstatus negeri yang beralamat di Desa

Rejosari Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak

Propinsi Jawa Tengah. SDN Rejosari 1 berdiri pada

tahun 1967 berada di wilayah Daerah Binaan (Dabin) 1

dengan status di Dabin sebagai SD Imbas. SDN

Rejosari 1 saat ini di pimpin oleh Bapak M. Nur Kholid,

S.Pd. M.A dengan status akreditas Sekolah adalah Baik

(B).

Visi dan misi SDN Rejosari 1 Karangtengah

Demak disusun dengan mempertimbangkan keadaan

sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan

tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di

sekolah, agar sasaran dan program pengembangan

sekolah dapat tercapai lebih rialistis dan konsisten

dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

pengelolaan pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel,

dan demokratis

36

a) Visi

“TERWUJUDNYA WARGA SEKOLAH YANG

AGAMIS, BERKARAKTER DAN BERKUALITAS DI

TAHUN 2015/2016”

b) Misi

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta Berakhlak mulia;

2. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan

Siswa, melalui pembelajaran yang Aktif Inovatif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan;

3. Mengenalkan Seni dan Budaya sebagai sarana

cinta tanah air dan bangsa;

3. Mengusahakan lulusan yang berkualitas dan

kompetitif.

c) Tujuan Sekolah

Sekolah diharapkan dapat:

1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran

agama,sehingga menjadi sumber kearifan dalam

perilaku sehari-hari;

2. Melaksanakan pembelajaran aktif inovatif kreatif

efektif dan menyenangkan dengan pemanfaatan

media pembelajaran;

3. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan “Ekstra

Kurikuler”.

4. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif bagi

penyelenggaraan proses pembelajaran yang

berkualitas;

37

5. Meraih juara dalam satu cabang lomba akademik

dan non-akademik di tingkat kecamatan;

6. Mewujudkan lulusan dapat diterima di sekolah

favorit di tingkat kecamatan.

4.2 Proses dan Hasil Penelitian

Pengembangan

Menurut Sugiyono (2015:409), langkah-langkah

penelitian R & D terdiri dari 10 langkah sebagai

berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan

data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi

desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji

coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi

masal. Pada penelitian ini hanya dibatasi sampai revisi

desain untuk menghasilkan model final.

4.2.1 Tahap Potensi Masalah

Data sekolah tahun pelajaran 2015/2016

menunjukkan bahwa SDN Rejosari memiliki 12 tenaga

pengajar yang terdiri 1 kepala sekolah, 3 guru kelas

Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2 guru kelas Calon PNS, 1

guru kelas honorer, 5 guru honorer untuk Seni Budaya

dan Ketrampilan, Bahasa Inggris, Olahraga dan

Pendidikan Agama Islam. Tenaga honorer administrasi

dan operator sekolah 1 orang dan 1 orang PNS untuk

penjaga sekolah. Jadi jumlah keseluruhan tenaga

pendidik ada 12 guru, dengan kualifikasi pendidikan

S2 berjumlah 2 orang, S1 PGSD berjumlah 7 orang, D2

ada 2 orang dan 1 orang berpendidikan SPG. Guru

38

yang telah memiliki sertifikat pendidik ada 4 dan guru

yang termasuk dalam guru K2 ada 4.

Bangunan sekolah terbagi menjadi dua lokasi

yakni menghadap barat dan menghadap timur dengan

halaman sekolah yang cukup luas. Gedung sekolah

yang dimiliki SDN Rejosari 1 terdiri dari 6 ruang kelas,

1 ruang gabungan untuk ruang kantor guru, ruang

kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,

ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan ruang

ibadah. Jumlah siswa 174, dengan perincian; laki-laki

93 siswa, sedangkan perempuan 81 siswa (data laporan

bulan januari 2016).

SD Negeri Rejosari memiliki potensi yang baik

untuk dikembangkan karena jumlah guru yang sangat

memadai dengan kualitas pendidikan yang sebagian

besar sudah memiliki kualifikasi S1 PGSD. Bangunan

sekolah yang berdiri kokoh dengan jumlah ruang kelas

yang cukup memadai sangat menunjang untuk

pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Sekolah

dengan halaman dan lingkungan yang luas sangat

memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran

diluar kelas dengan nyaman.

Masalah pembelajaran yang menjadi kendala di

SD Negeri Rejosari 1 adalah guru belum mampu

melakukan proses kegiatan belajar mengajar yang

sesuai dengan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM). Dari hasil wawancara

ditemukan masalah bahwa model manajemen

pembelajaran IPS berbasis pendidikan karakter di kelas

39

tinggi yang selama ini dilaksanakan di SDN Rejosari 1

belum tertata/tersusun secara baik. Sistem

perencanaan yang kurang baik menjadikan

pengorganisasian kurang padu, sehingga pelaksanaan

tidak konsisten meskipun pengarahan dan pengawasan

sudah dilaksanakan secara kontinyu dampaknya

tujuan pembelajaran belum tercapai secara efektif dan

efisien.

Penelitian awal dilakukan dengan wawancara

terhadap 3 orang narasumber yakni Kepala Sekolah

(KS), guru kelas 4 dan guru kelas 5 (guru kelas tinggi)

yang dilakukan di SDN Rejosari 1 Karangtengah

Demak. Wawancara dengan narasumber Kepala

Sekolah (inisial NK) dilaksanakan pada tanggal 5 Maret

2016; wawancara dengan narasumber guru kelas 4

(inisial K) dilakukan pada tanggal 8 Maret 2016; dan

wawancara dengan narasumber guru kelas 5 (inisial

PH) dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016.

Wawancara dengan Ibu Puryani Hera R selaku

guru kelas 5 menunjukkan bahwa pada kegiatan

perencanaan (planning) pembelajaran, guru masih

kesulitan dalam mempersiapkan pembelajaran

khususnya IPS berbasis pendidikan karakter. Ibu

Puryani Hera R masih belum mahir dalam

menggunakan teknologi komputer. Hasil wawancara

dengan guru kelas 4 yaitu Bapak kasmudi mengatakan

bahwa RPP yang digunakan untuk acuan dalam

pembelajaran tidak disusun secara mandiri. Bapak

Kasmudi memakai RPP dari Dinas Pendidikan yang

40

dikelola KKG sebagai acuan melaksanakan Kegiatan

Belajar Mengajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang semestinya disusun untuk setiap

Kompetensi Dasar (KD) dan dilaksanakan dalam satu

kali pertemuan yang disesuaikan dengan jadwal di

Kalender Pendidikan (Kaldik), tidak dilaksanakan

sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditetapkan. Pada

akhirnya proses pembelajaran yang berlangsung di

kelas 4 tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang ada.

Pada kegiatan pengorganisasian (organizing)

pembelajaran, guru belum mampu mengumpulkan

dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam

proses pembelajaran. Sekolah telah menyediakan

berbagai fasilitas media pembelajaran berupa LCD,

Laptop dan CD pembelajaran, komputer dan internet,

serta alat dan sumber belajar seperti: Tape, VCD, Peta,

Globe, serangkaian alat-alat peraga dan buku-buku

penunjang pembelajaran. Pada kenyataannnya guru

tidak mempergunakan alat dan sumber belajar yang

telah tersedia. Guru juga belum mau menggunakan

media pembelajaran dalam upaya mengembangkan

ilmu pengetahuannya. Alasan yang mendasarinya

adalah guru belum pandai menggunakan media

tersebut. Guru cenderung menggunakan model

pengajaran berbasis teacher centered bukan student

centered. Guru lebih senang menggunakan metode

pembelajaran ceramah sehingga hanya guru yang aktif

dalam pembelajaran sementara siswa hanya pasif

dalam menerima pelajaran. Kegiatan belajar mengajar

berjalan tanpa menggunakan metode yang sesuai

41

dengan materi pelajaran. Teacher Centered yang terjadi

pada kegiatan belajar mengajar, membawa dampak

hasil belajar tidak maksimal, bahkan siswa yang

berkemampuan rendah semakin tertinggal dari siswa

yang lain. Pembelajaran IPS berlangsung sesuai materi

yang ada dengan tidak memasukkan nilai-nilai

karakter. KBM berjalan tanpa penggunaan alat peraga

yang sesuai atau multi media, karena guru tidak bisa

mengoperasikan IT dan malas untuk membuat peraga

atau menggunakan peraga yang ada. Pembelajaran

clasical dengan metode ceramah murni dilakukan

meskipun seharusnya dalam pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter ada pembelajaran yang harus

dilakukan di luar kelas atau dengan menggunakan

peraga yang jelas agar siswa paham/mengerti dengan

apa yang dipelajarinya. Hal ini diketahui dari hasil

pengamatan langsung selama bulan maret 2016)

Pelaksanaan (actuating) kegiatan pembelajaran ini

tidak terlepas dari proses perencanaan, karena

perencanaan pembelajaran dalam proses penentuan

tujuan pembelajaran pada RPP belum sempurna maka

pelaksanaan pembelajaran tidak bisa berjalan dengan

konsisten. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembelajaran khususnya pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter yaitu pembentukan karakter anak

yang disiplin ( discipline ), memiliki rasa hormat dan

perhatian (respect ), tekun ( diligence ) , jujur ( fairnes )

dan penuh ketelitian ( carefulness).

Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan

oleh Bapak Kasmudi pada tanggal 8 maret 2016

42

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru

lebih sering tidak menjelaskan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Pelaksanaan

kegiatan inti tidak menggunakan metode yang disesuai-

kan dengan karakteristik peserta didik dan mata pela-

jaran, tidak menggunakan beragam pendekatan

pembelajaran, media pembelajaran. Dalam kegiatan

penutup, guru membuat rangkuman/simpulan

pelajaran sendiri tanpa melibatkan peserta didik, guru

tidak merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk

tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik.

Meskipun pada kegiatan mengarahkan

(mengendalikan) pembelajaran, guru telah diawasi

secara kontinyu oleh Kepala Sekolah dan Pengawas

Sekolah tetapi karena pada proses perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan pembelajaran

belum berjalan dengan baik maka tujuan

pembelajaran belum tercapai secara maksimal.

Penyimpangan dalam proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) antara guru dan siswa menjadi

masalah yang seharusnya diangkat di forum KKG dabin

atau KKKS, namun yang terjadi KKG jarang dilakukan

dan KKKS hanya membahas masalah akademik

sekolah.

43

4.2.2 Pengumpulan Data

Data hasil wawancara dengan Bapak Kasmudi

tanggal 8 maret 2016 menemukan bahwa guru kelas 4

belum mampu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan baik. Kegiatan belajar mengajar

yang berlangsung tidak sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Wawancara dengan

Ibu Puryani Hera R diketahui bahwa guru kelas 5

melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP,

namun ditemukan bahwa Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

tertera di RPP. Penggorganisasian pembelajaran belum

dilakukan dengan baik. Persiapan dalam menggunakan

alat peraga/multi media di susun sebelum KBM

dimulai, namun pada kenyataannnya guru tidak

pernah mempersiapkan penggunaan media

pembelajaran yang menarik minat siswa. Pada tahap

pelaksanan pembelajaran guru hanya menggunakan

metode ceramah dan guru aktif dalam pembelajaran

sementara siswa pasif dan cenderung kurang semangat

dalam mengikuti pembelajaran. Tujuan pembelajaran

belum tercapai meskipun pengawasan secara rutin

telah dilakukan karena perencanaan,

penggorganisasian dan pelaksanaan belum berjalan

secara baik.

Model manajemen pembelajaran IPS di kelas

tinggi di SDN Rejosari 1 yang selama ini berlangsung

dapat digambarkan sebagai berikut:

44

Manajemen pembelajaran IPS kelas tinggi yang

ada di SDN Rejosari 1 ada yang belum sesuai dengan

fungsi manajemen yakni organizing (pengorganisasian).

Nilai pendidikan karakter belum tampak pada

manajemen yang ada, sehingga perlu pengembangan

agar manajemen pembelajaran IPS di kelas tinggi

MODEL MANAJEMEN PEMBELAJARAN di SDN REJOSARI 1

Manajemen Pembelajaran IPS di Kelas Tinggi

PERENCANAAN (PLANNING)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan RPP Panduan dari TIM KKG Kecamatan

PENGORGANISASIAN(ORGANIZING)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diatur dengan menggunakan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)

PENGGERAKAN(ACTUATING)

Pembelajaran PAKEM berlangsung dengan penggunaan media/alat peraga konvensional (kertas, papan tulis) dan metode pembelajaran

ceramah bervariasi

(tidak mengacu pada RRP)

PENGARAHAN/PENGAWASAN(CONTROLLING)

Pengarahan dan pengawasan dilakukan Kepala Sekolah juga Pengawas Sekolah dengan supervisi secara rutin.

Kepala sekolah 1 bulan sekali dan Pengawas sekolah 3 bulan sekali atau 1 semester 2 kali.

45

sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning

(perencanaan), organizing (penggorganisasian),

actuating (penggerakan/pelaksanaan) dan controlling

(pengawasan). Nilai karakter perlu di masukkan dalam

manajemen pembelajaran IPS di kelas tinggi sehingga

nilai karakter dapat tertanam dalam diri peserta didik

melalui mata pelajaran IPS.

4.2.3 Desain Produk

Model manajemen pembelajaran IPS di kelas

tinggi di SDN Rejosari 1 yang berjalan selama ini

memiliki kendala/kelemahan antara lain: model

PAKEM yang digunakan tanpa diimbangi dengan

penggunaan model pembelajaran yang tepat dan media

yang mendukung KBM maka hasil belajar tidak akan

tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

Model manajemen pembelajaran IPS di kelas

tinggi selanjutnya disusun dengan mengintegrasiskan

nilai-nilai karakter didalam fungsi manajemen

pembelajaran IPS. Nilai-nilai karakter tercermin dan

menyatu dalam setiap pembelajaran IPS mulai dari

tahapan perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan

dan pengawasan.

Berdasarkan kekurangan pada tahap

pengumpulan data maka terciptalah draft model

pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

46

model Sugiyono (2014) tersebut secara rinci dapat

digambarkan sebagai berikut:

Studi

Pendahuluan

Desain

Pengembangan

Model

Uji Efektifitas

Model

Gambar Langkah-langkah Pengembangan Model

Manajemen Pembelajaran IPS Berbasis Pendidikan

Karakter di Kelas Tinggi

Pengembangan model pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter di kelas tinggi dalam penelitian ini

menggunakan tiga langkah yaitu: (1) studi

pendahuluan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap

validasi.

Studi lapangan manajemen

pembelajaran IPS berbasis pendidikan

karakter di kelas tinggi

MODEL

Wawancara, Studi literatur pustaka, teoritik, regulasi legal formal.

Pelaksanaan

Pengawasan

MODEL

Perencanaan

Pengorganisasian

VALIDASI PRAKTISI

MODELFINAL

REVISI DESAIN

VALIDASI AHLI

47

4.2.3.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk

mendapatkan gambaran awal dan untuk menjawab

rumusan masalah pertama dalam penelitian ini, yaitu

model manajemen pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter di kelas tinggi SDN Rejosari 1

Karangtengah Demak. Gambaran awal diperoleh dari

wawancara, studi teoritik dan studi empirik.

Wawancara dilakukan dengan narasumber yakni

kepala sekolah, guru kelas 4 dan guru kelas 5. Studi

teoritik dilakukan dengan mengkaji literatur, pustaka,

regulasi selingkung dan regulasi legal formal. Studi

empirik dilakukan dengan pengamatan mengenai model

manajemen pembelajaran IPS berbasis pendidikan

karakter yang diterapkan di kelas tinggi SDN Rejosari 1

Karangtengah Demak. Studi teoritik dan studi empirik

ini akan menghasilkan jawaban rumusan masalah

pertama yang diwujudkan dalam model faktual.

4.2.3.2 Desain Pengembangan Model

Model manajemen pembelajaran IPS kelas tinggi

yang lama di SDN Rejosari 1 belum sesuai dengan

fungsi manajemen terutama pada tahap organizing

(pengorganisasian). Watak IPS sudah ada pada

pembelajaran namun nilai pendidikan karakter yang

seharusunya ada pada setiap fungsi manajemen belum

tampak. Manajemen pembelajaran belum

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Pada

perencanaan pembelajaran guru belum mampu

48

menyusun silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan baik sehingga kegiatan belajar

mengajar tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penggorganisasian pembelajaran belum dilakukan

dengan baik. Guru tidak pernah mempersiapkan

penggunaan media pembelajaran yang menarik minat

siswa sehingga tujuan pembelajaran belum tercapai.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran hanya ceramah sehingga siswa pasif dan

cenderung kurang semangat dalam mengikuti

pembelajaran dan dampaknya hasil belajar rendah,

walaupun pengawasan dalam pembelajaran telah rutin

dilakukan.

49

Skema Model Manajemen Pembelajaran IPS Berbasis

Pendidikan Karakter di Kelas Tinggi

N

o

Manajemen

Pembelajar-

an IPS

berbasis

Pendidikan

Karakter

Tahapan

Pengembangan

Keterangan

1 Planning

(Perencana-an)

Perencanaan proses

pembelajaran meliputi:

1. Silabus

2. RPP yang memuat:

a) identitas mapel

b) standar kompetensi(SK)

c) kompetensi dasar(KD)

d) indikator

e) tujuan pembelajaran

f) materi ajar

g) alokasi waktu

h) metode pembelajaran

i) kegiatan pembelajaran

j) penilaian hasil belajar

k) sumber belajar

RPP disusun dengan

prinsip:

1. Memperhatikan

perbedaan individu

peserta didik

2. Mendorong partisipasi

aktif peserta didik

3. Mengembangkan

budaya membaca dan

menulis.

4. Memberikan umpan

balik dan tindak

lanjut

5. Keterkaitan dan

keterpaduan

6. Menerapkan teknologi

informasi dan

komunikasi

1. Silabus dikembangkan

berdasarkan Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lu-

lusan (SKL), serta panduan

penyusunan (KTSP). Dalam

pelaksanaannya,

pengembangan silabus

dilakukan oleh para guru

secara mandiri

2. RPP disusun untuk setiap KD

yang dapat dilaksanakan

dalam satu kali pertemuan

atau lebih disesuaikan dengan

penjadwalan di satuan

pendidikan.

50

2 Organizing

(Peng-

organisasian)

1. menyediakan media

atau alat peraga untuk

pembelajaran,

2. pengelompokan SK dan

KD dalam

pembelajaran,

3. merumuskan dan

menetapkan metode

dan prosedur

pembelajaran, serta

4. memilih penilaian hasil

pembelajaran yang

tepat untuk mengukur

tingkat pencapaian

kompetensi siswa,

serta bahan

penyusunan hasil

belajar dan

memperbaiki proses

pembelajaran.

1. Media/alat pembelajaran yang

digunakan: LCD komputer,

internet, Peta, Globe, Peta

pikiran, Kuis, Permainan.

2. Standar kompetensi

menggambarkan penguasaan

pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang

diharapkan dicapai dan

kompetensi dasar adalah

sejumlah kemampuan yang

harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran.

3. Model pembelajaran IPS

berbasis Pendidikan Karakter:

a. Mind Mapping

b. STAD

c. NHT

d. Talking Stick

e. Jigsaw

f. Snowball

g. Throwing

4. Penilaian dilakukan secara

konsisten, sistematik, dan ter-

program dengan

menggunakan tes dan nontes

dalam bentuk tertulis atau

lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian

hasil karya berupa tugas,

proyek dan/atau produk,

portofoiio, dan penilaian diri.

3 Pelaksanaan

(Actuating)

Pelaksanaan pembelajaran

merupakan implementasi

dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi

kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan

penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan

pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta

didik secara psikis dan

fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran;

Kegiatan inti menggunakan metode

yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, yang dapat

meliputi proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas

dan dalam tentang topik/tema

materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip

51

b. mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan

pengetahuan

sebelumnya dengan

materi yang akan

dipelajari;

c. menjelaskan tujuan

pembelajaran atau

kompetensi dasar yang

akan dicapai;

d. menyampaikan

cakupan materi dan

penjelasan uraian

kegiatan sesuai

silabus.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti

merupakan proses pem-

belajaran untuk

mencapai KD yang

dilakukan secara

interaktif, inspiratif,

menyenangkan,

menantang, memotivasi

peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan

kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

alam takambang jadi guru

dan belajar dari aneka

sumber;

2) menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran,

media pembelajaran, dan

sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya

interaksi antarpeserta didik

serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan,

dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau

lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun

tertulis;

3) memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif

can kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat

untuk meningkatkan prestasi

belajar;

6) rnenfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi

52

3.Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup,

guru:

a. bersama-sama

dengan peserta didik

dan/atau sendiri

membuat

rangkuman/simpulan

pelajaran;

b. melakukan penilaian

dan/atau refleksi

terhadap kegiatan

yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan

terprogram;

c. memberikan

umpanbalik

terhadap proses dan

hasil pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran

remedi, program

pengayaan, layanan

konseling dan/atau

memberikan tugas

balk tugas individual

maupun kelompok

sesuai dengan hasil

yang dilakukan balk lisan

maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan r iasi; kerja

individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran,

turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan

dan rasa percaya diri peserta

didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik

positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi

dasar.

53

belajar peserta didik;

e. menyampaikan

rencana pembelajaran

pada pertemuan

berikutnya.

4 Pengawasan

(Controlling)

A. Pemantauan

1. Pemantauan proses

pembelajaran

dilakukan pada tahap

perencanaan,

pelaksanaan, dan

penilaian hasil

pembelajaran.

2. Pemantauan dilakukan

dengan cara diskusi

kelompok terfokus,

pengamatan,

pencatatan, perekaman,

wawancara, dan

dokumentasi.

3. Kegiatan pemantauan

dilaksanakan oleh

kepala dan pengawas

satuan pendidikan.

B. Supervisi

1. Supervisi proses

pembelajaran

dilakukan pada tahap

perencanaan,

pelaksanaan, dan

penilaian hasil pem-

belajaran.

2. Supervisi

pembelajaran

diselenggarakan

dengan cara pemberian

contoh, diskusi,

pelatihan, dan

konsultasi.

3. Kegiatan supervisi

dilakukan oleh kepala

dan pengawas satuan

pendidikan.

C. Evaluasi

Pengawasan administrasi

ataupun pengawasan pada

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

dilakukan oleh Kepala Sekolah

setiap 1 bulan sekali dan oleh

Pengawas Sekolah setiap 3 bulan

sekali.

54

1. Evaluasi proses

pembelajaran

dilakukan untuk me-

nentukan kualitas

pembelajaran secara

keseluruhan,

mencakup tahap

perencanaan proses

pembelajaran,

pelaksanaan proses

pembelajaran, dan

penilaian hasil

pembelajaran.

2. Evaluasi proses

pembelajaran

diselenggarakan de-

ngan cara:

a. membandingkan

proses pembelajaran

yang dilaksanakan

guru dengan standar

proses,

b. mengidentifikasi

kinerja guru dalam

proses pembelajaran

sesuai dengan

kompetensi guru.

3. Evaluasi proses

pembelajaran

memusatkan pada ke-

seluruhan kinerja guru

dalam proses

pembelajaran.

D. Pelaporan

Hasil kegiatan

pemantauan, supervisi,

dan evaluasi proses

pembelajaran dilaporkan

kepada pemangku ke-

pentingan.

55

4.2.3.3 Uji Efektifitas Model

Tahapan validasi praktisi berfungsi guna menguji

efektifitas model menurut para praktisi. Praktisi

sebagai validator yaitu pelaksana di kelas tinggi SDN

Rejosari 1 Karangtengah Demak, terdiri dari kepala

sekolah dan guru. Hasil validasi praktisi dari guru

kelas 4 dan 5 mengatakan bahwa model manajemen

pembelajaran IPS berbasis pendidikan karakter yang

ada masih menyerupai standar proses pembelajaran.

Demikian juga hasil validasi ahli manajemen

pendidikan yang ditunjuk dari Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga yaitu Dr. Bambang Ismanto,

M.Si dan Dr. Wasitohadi, M.Pd mengatakan hal yang

sama. Hasil validasi model dari Dr. Bambang Ismanto,

M.Si pada tanggal 1 Juni 2016 yaitu tujuan dan

sasaran serta spesifikasi model pembelajaran IPS

berbasis pendidikan karakter belum ada. Masukan lain

yang diberikan oleh Dr. Wasitohadi, M.Pd pada tanggal

2 Juni 2016 adalah perlunya konsistensi fungsi

manajemen antar bagian dalam tulisan, nilai

pendidikan karakter dan pengintegrasian ke IPS-an

belum muncul dalam model. Masukan-masukan dari

para validator rujukan bagi revisi model hipotetik agar

menjadi lebih efektif.

Tahapan validasi ahli dilakukan guna menilai

efektifitas produk yang selanjutnya digunakan untuk

menyempurnakan produk yaitu model manajemen

pembelajaran IPS berbasis pendidikan karakter.

Adapun model manajemen pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter setelah direvisi berdasarkan

56

masukan-masukan dari validasi para ahli adalah

sebagai berikut:

Skema Model Final Manajemen Pembelajaran IPS

Berbasis Pendidikan Karakter di Kelas Tinggi

N

o

Manajemen

Pembelajar-

an IPS

berbasis

Pendidikan

Karakter

Tahapan Pengembangan Keterangan

1 Planning

(Perencanaan)

Perencanaan proses pembelajaran

meliputi:

1. Menetapkan apa yang hendak

dilakukan oleh guru, kapan

dan bagaimana melakukannya

dalam implementasi

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

2. Membatasi sasaran atas dasar

tujuan instruksional khusus

dan menetapkan pelaksanaan

kerja untuk mencapai hasil

yang maksimal melalui proses

penentuan target

pembelajaran pembelajaran

IPS berbasis pendidikan

karakter.

3. Mengembangkan alternatif-

alternatif yang sesuai dengan

strategi pembelajaran

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

4. Mengumpulkan dan

menganalisis informasi yang

penting untuk mendukung

kegiatan pembelajaran

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

5. Mempersiapkan dan

mengkomunikasikan rencana-

1. Menetapkan Silabus

dan RPP IPS berbasis

pendidikan karakter

oleh para guru secara

mandiri.

2. Membatasi KBM dengan

SK dan KD serta

indikator pembelajaran

pembelajaran IPS

berbasis pendidikan

karakter.

3. Mengembangkan

strategi pembelajaran

pembelajaran IPS

berbasis pendidikan

karakter.

4. Mengumpulkan bahan

pembelajaran

pembelajaran IPS

berbasis pendidikan

karakter dari berbagai

sumber untuk

mendukung KBM.

5. Mempersiapkan RPP

IPS berbasis

57

rencana dan keputusan-

keputusan yang berkaitan

dengan pembelajaran

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter kepada

pihak-pihak yang

berkepentingan.

pendidikan karakter

dan silabus yang

disesuaikan dengan

kondisi/lingkungan

sekolah serta

mengkomunikasikan

RPP berbasis

pendidikan karakter

dan silabus kepada KS

2 Organizing

(Peng-

organisasian)

1. Menyediakan media atau alat

peraga untuk pembelajaran

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

2. Pengelompokan SK dan KD

dalam pembelajaran

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

3. Merumuskan dan menetapkan

metode dan prosedur

pembelajaran pembelajaran

IPS berbasis pendidikan

karakter.

4. Memilih penilaian hasil

pembelajaran pembelajaran

IPS berbasis pendidikan

karakter yang tepat untuk

mengukur tingkat pencapaian

kompetensi siswa, serta bahan

penyusunan hasil belajar dan

memperbaiki proses

1. Media/alat

pembelajaran

pembelajaran IPS

berbasis pendidikan

karakter yang

digunakan: LCD

komputer, internet,

Peta, Globe, Peta

pikiran, Kuis,

Permainan.

2. Standar kompetensi

menggambarkan

penguasaan

pengetahuan, sikap,

dan keterampilan

yang diharapkan

dicapai dan

kompetensi dasar

adalah sejumlah

kemampuan yang

harus dikuasai peserta

didik dalam mata

pelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

3. Model pembelajaran

IPS berbasis

Pendidikan Karakter:

Mind Mapping STAD NHT Jigsaw

4. Penilaian dilakukan

secara konsisten,

sistematik, dan ter-

program dengan

menggunakan tes dan

nontes dalam bentuk

58

pembelajaran pembelajaran

IPS berbasis pendidikan

karakter.

tertulis atau lisan,

pengamatan kinerja,

pengukuran sikap,

penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek

dan/atau produk,

portofoiio, dan

penilaian diri.

3 Actuating

(Penggerakan/

pelaksanaan)

1. Melaksanakan silabus dan

rencana pelaksanaan

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter yang

diperlukan untuk sekolah

maupun pembelajaran secara

rinci dan jelas.

2. Mengeluarkan instruksi-

instruksi yang spesifik ke arah

pencapaian tujuan

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter.

3. Membimbing dan memotivasi,

dan melakukan pengawasan

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter oleh guru

terhadap siswa.

4. Membimbing, memotivasi, dan

memberi tuntunan atau

arahan pembelajaran IPS

berbasis pendidikan karakter

yang jelas oleh guru terhadap

pelayanan belajar kepada

peserta didik.

1. Guru melaksanakan

silabus dan rencana

pelaksanaan

pembelajaran IPS

berbasis pendidikan

karakter didalam KBM.

2. Guru Melaksanakan

KBM sesuai arah

pencapaian tujuan

dalam RPP IPS berbasis

pendidikan karakter.

3. Guru Membimbing dan

memotivasi serta

mengawasi siswa.

4. Guru memberi

tuntunan atau arahan

yang jelas terhadap

peserta didik/siswa.

Controlling

(Pengawasan)

1. Pengawasan proses

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter

dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian hasil

pembelajaran pembelajaran

IPS berbasis pendidikan

karakter.

2. Pengawasan pembelajaran IPS

berbasis pendidikan karakter

dilakukan dengan cara diskusi

Pengawasan administrasi

ataupun pengawasan

pada Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM)

dilakukan oleh Kepala

Sekolah setiap 1 bulan

sekali dan oleh Pengawas

Sekolah setiap 3 bulan

sekali.

59

kelompok terfokus, pengamatan,

pencatatan, perekaman, wawan-

cara, dan dokumentasi.

3. Kegiatan pengawasan

pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter

dilaksanakan oleh guru

kelas.

Model manajemen pembelajaran IPS berbasis

pendidikan karakter di kelas tinggi yang tersebut diatas

dinilai telah memenuhi kriteria validasi ahli , maka

model tersebut telah selesai dan menjadi model final.

4.3 PembahasanModel final manajemen pembelajaran IPS

berbasis pendidikan karakter di kelas tinggi dengan

menerapkan kegiatan planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan)

dan controlling (pengawasan) pada proses pembelajaran

siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di

dalamnya guna mencapai tujuan. Nilai-nilai pendidikan

karakter terintegrasi didalam pembelajaran IPS pada

setiap fungsi manajemen pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Purwanti

Ayu (2014), berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Bangsa SDN Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang,

bahwa tahapan planning (perencanaan) dan tahapan

organizing (pengorganisasian) pembelajaran

mendukung tahap actuating (pelaksanaan)

pembelajaran agar pembelajaran terarah dan tepat

pada sasaran, sehingga pemahaman siswa terhadap

60

materi pelajaran bertambah. Penelitian lain dari Dea

Shero Anjani (2012) yang berjudul Manajemen

Pembelajaran Berbasis Karakter di Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) menunjukkan bahwa SDIT Luqman Al

Hakim menerapkan manajemen pembelajaran berbasis

karakter secara optimal, berdasarkan dari tahap

pelaksanaan POAC (planning, organizing, actuating, dan

controlling) yang berkesinambungan dan komprehensif

dalam mewujudkan pembelajaran berbasis karakter.

Penelitian diatas menunjukkan bahwa planning

(perencanaan) pembelajaran yang matang, organizing

(pengorganisasaian) pembelajaran yang tersusun baik,

actuating (pelaksanaan) pembelajaran yang lakukan

dengan perencanaan matang dan pengorganisasian

yang baik akan membawa hasil dan tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien disertai dengan

controlling (pengawasan) pembelajaran yang rutin.

Sedangkan Soebijantoro (2011) melakukan

penelitian tentang Pembelajaran IPS dan Pendidikan

Karakter di Sekolah Dasar yang menyatakan bahwa IPS

merupakan rumpun yang diharapkan secara efektif

dapat memberikan muatan besar pendidikan karakter

sebab IPS mampu memfasilitasi peserta didik untuk

membangun pengetahuan, beradaptasi dengan

lingkungan, membudayakan dirinya dengan

lingkungan.

SDN Rejosari 1 menerapkan nilai-nilai karakter

dalam pembelajaran IPS sebagai upaya untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku

baik sehingga mampu membangun bangsa yang

61

berkarakter pancasila dan mengembangkan potensi

dirinya agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada

bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

Model final manajemen pembelajaran IPS di SDN

Rejosari disusun berdasarkan manajemen yang

tersusun sesuai fungsi-fungsi manajemen pembelajaran

yang benar dan mengintegrasikan nilai-nilai karakter

dalam pembelajaran IPS. Model manajemen

pembelajaran IPS berbasis pendidikan karakter

digunakan oleh guru kelas tinggi sebagai pedoman

dalam melaksanakan pembelajaran IPS. Model

manajemen pembelajaran IPS berbasis pendidikan

karakter yang dihasilkan cocok untuk dilaksanakan di

kelas tinggi SDN Rejosari 1.