BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP...

22
195 BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR 4.1 Konsep Program 4.1.1 Aspek Citra / Performance Arsitektural Desain bangunan “Museum Antariksa” mampu menciptakan image sebagai bangunan penunjang edukasi di bidang antariksa dan memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya. Mewujudkan aura dan citra arsitektural yang kuat sehingga mampu mewakili perkembangan antariksa yang begitu pesat dan semakin maju dengan penerapan style High Tech Architecture. Mampu memberikan kesan dan pesan yang dapat disampaikan melalui citra fungsi dan citra visual bangunan. Kesan arsitektural yang muncul berasal dari hal fisik dengan pengaplikasian struktur advance pada bangunan museum antariksa. 4.1.2 Aspek Fungsi Museum antariksa ini memiliki fungsi utama sebagai bangunan penunjang fasilitas pendidikan yang bersifat edukatif dan rekreatif dan di dalamnya mewadahi kegiatan edukasi antariksa. Fungsi utama museum antariksa dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu: o Space Gallery Gallery ini berisikan edukasi mengenai perkembangan antariksa yang dibagi menjadi 2 jaman yaitu pre-discovery dan modern. Penyampaian infromasi pada gallery ini berupa artefak-ertefak

Transcript of BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP...

Page 1: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

195

BAB IV

PROGRAM ARSITEKTUR

4.1 Konsep Program

4.1.1 Aspek Citra / Performance Arsitektural

Desain bangunan “Museum Antariksa” mampu menciptakan image

sebagai bangunan penunjang edukasi di bidang antariksa dan

memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

Mewujudkan aura dan citra arsitektural yang kuat sehingga mampu

mewakili perkembangan antariksa yang begitu pesat dan semakin

maju dengan penerapan style High Tech Architecture.

Mampu memberikan kesan dan pesan yang dapat disampaikan

melalui citra fungsi dan citra visual bangunan.

Kesan arsitektural yang muncul berasal dari hal fisik dengan

pengaplikasian struktur advance pada bangunan museum antariksa.

4.1.2 Aspek Fungsi

Museum antariksa ini memiliki fungsi utama sebagai bangunan

penunjang fasilitas pendidikan yang bersifat edukatif dan rekreatif

dan di dalamnya mewadahi kegiatan edukasi antariksa.

Fungsi utama museum antariksa dikategorikan menjadi 3 bagian

yaitu:

o Space Gallery

Gallery ini berisikan edukasi mengenai perkembangan antariksa

yang dibagi menjadi 2 jaman yaitu pre-discovery dan modern.

Penyampaian infromasi pada gallery ini berupa artefak-ertefak

Page 2: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

196

antariksa yang dipamerkan (display) dan pada gallery ini

penyampaian infromasi bersifat pasif.

o Gallery LAPAN

Berisikan pameran mengenai produk-produk yang telah di teliti

maupun dibuat oleh LAPAN dan produk-produk yang disajikan

disini merupakan produk-produk litbang..

o Discovery Shuttle Space Hall

Pada gallery ini menyuguhkan replika pesawat discovery dimana

pengunjung dapat melihat secara langsung baik dari luar

maupun dari dalam karena pesawat ini merupakan metoda

edukasi untuk lebih interaktif.

Sedangkan fungsi pendukung utam yang ada pada museum

antariksa adalah:

o Perpustakaan

Disini pengunjung dapat mencari seluruh literatur yang

berhubungan dengan antariksa. Disini juga pengunjung dapat

berdiskusi secara mandiri.

o Ruang Seminar

Pada fasilitas ini berisikan kegiatan seminar atau menghadari

event-event tertentu atau briefing yang dilakukan pada pihak

instansi pendidikan yang sedang melakukan study tour untuk

keperluan studi.

4.1.3 Aspek Teknologi

Secara arsitektural, bangunan museum antariksa ini menyediakan

teknologi untuk fasilitas utamanya yaitu LED display yang ada pada

Page 3: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

197

galeri. Lalu pada fasilitas doscovery shuttle space hall ini akan

disediakan sebuah replika pesawat discovery yang sudah berstandarkan

pada ketetapan NASA.

4.2 Tujuan, Faktor Penentu, Faktor Persyaratan Perancangan

4.2.1 Tujuan Perancangan

Museum antariksa merupakan bangunan dengan fasilitas edukasi

yang bersifat rekreatif dan edukatif yang ada di Kota Surabaya, Jawa

Timur dan memiliki tujuan sebagai berikut:

Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

menumbuhkembangkan dan memperkenalkan minat

generasi muda terhadap perkembangan antariksa.

Memberikan fasilitas sarana wisata di bidang antariksa yang

bersifat edukatif dan rekreatif.

Menciptakan sebuah museum antariksa yang memiliki citra

dan aura arsitektural kuat sehingga orang akan tertarik

untuk datang dan ini merupakan strategi peningkatan daya

tarik wisata khususnya pada museum antariksa.

4.2.2 Faktor Penentu Perancangan

Dalam merancang bangunan museum antariksa, ada beberapa

faktor yang akan mempengaruhi perancangan yaitu:

a. Aktivitas pelaku

Aktivitas pelaku disini merupakan seluruh aktivitas yang ditampung oleh

museum antariksa. Melalui aktivitas pengguna di dalam museum

antariksa ini, dapat berpengaruh pada bagaimana pola tiap-tiap pelaku

menentukan sirkuasi dan tatanan ruang yang akan direncanakan.

Page 4: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

198

b. Jadwal operasional

Jadwal operasional merupakan jadwal kegiatan-kegiatan yang ada pada

museum antariksa. Jadwal kegiatan ini akan mempengaruhi sebuah

respon yang akan diberikan oleh arsitektur bangunan untuk merespon

keadaan pagi, siang, dan malam yang akan mempengaruhi

kenyamanan manusia saat melakukan berbagai kegiatan di dalamnya.

c. Persyaratan ruang

Persyaratan ruang difungsikan untuk mengoptimalkan fungsi ruangan

bagi seluruh pengguna di dalam bangunan untuk menampung seluruh

aktivitas. Persyaratan ruang ini berisi mengenai syarat-syarat dan

spesifikasi secara arsitektural dimana persyaratan ini haruslah dipenuhi.

d. Kondisi, potensi, dan kendala pada tapak

Kondisi, potensi, dan kendala tapak merupakan tahap yang harus

dilaksanakan dalam langkah merespon potensi dan kendala dari

masalah-masalah yang ditemui lalu pada perencanaan masalah-

masalah tersebut akan dipecahkan.

e. Tema perancangan

Tema perancangan ini bersifat subyektif dimana tema perancangan

berupa penekanan desain dan ditentukan oleh arsitek sehingga dapat

menciptakan bangunan yang mampu memberikan citra arsitektural dan

aura arsitektural yang kuat serta dapat menjalankan peran dengan baik

sebagai bangunan wisata edukasi yang edukatif dan rekreatif.

4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan

Persyaratan desain pada museum antariksa dibagi menjadi 5 yaitu:

Page 5: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

199

4.2.3.1 Persyaratan Arsitektural

Bangunan harus mampu mewujudkan citra arsitektural yang

mewakili perkembangan dunia antariksa yang selalu maju

dan berkembang yaitu dengan penerapan style High Tech

Architecture.

Bangunan harus dapat menampilkan citra sesuai dengan

fungsi bangunan yaitu sebagai museum antariksa yang

merupakan bangunan wisata edukasi antariksa.

Bangunan harus memiliki aura arsitektural baik dari bentuk

maupun konsep sehingga dapat menarik minat masyarakat

mengunjungi museum antariksa.

Mampu memberikan image positif kepada masyarakat dari

segi arsitektur sehingga mampu memberikan kesan.

Bangunan harus memiliki ruang, tatanan, dan bentuk yang

saling bersinergi dalam hal sirkulasi indoor maupun outdoor.

4.2.3.2 Persyaratan Bangunan

Desain bangunan ruang dalam memperhatikan kebutuhan

akan pencahayaan alami, penyerapan kebisingan,

kebutuhan akan penghawaan alami, dan persyaratan

keamanan terutama terhadap bahaya bencana kebakaran.

Bangunan menggunakan bangunan yang kuat, tahan lama,

dan mudah dalam perawatan.

Bangunan harus mempertimbangkan perencanaan struktur

dengan baik yang akan disesuaikan dengan fungsi dan jenis

ruang, utilitas, dll.

Page 6: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

200

Memiliki jaringan utilitas dan ME yang direncanakan dengan

baik sehingga bangunan dapat berfungsi secara maksimal.

4.2.3.3 Persyaratan Ruang

Perencanaan ruang, bentuk, dan tatanan yang saling

bersinergi dengan tujuan untuk mencapai kenyamanan

sirkulasi bagi seluruh pengguna museum antariksa.

Perencanaan ruang memerhati kan kebutuhan besaran

ruang yang telah dianalisa melalui studi ruang dan aktivitas

yang akan terjadi di dalam museum antariksa.

Perencaan ruang harus memperhatikan penataan siteplan

yang berkelanjutan mulai dari 5 tahu, 10 tahun, hingga 20

tahun.

4.2.3.4 Persyaratan Fungsional

Bangunan museum antariksa merupakan fasilitas wisata

edukasi kepada masyarakat Jawa Timur maupun luar Jawa

Timur.

Bangunan museum antariksa merupakan fasiitas wisata

edukasi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

inovatif, menarik, dan interaktif guna menunjang proses

edukasi kepada pengunjung museum antariksa.

4.2.3.5 Persyaratan Teknologi

Penerapan tema desain dengan menggunakan style High

Tech Architecture dengan pemanfaatan sistem advance

Page 7: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

201

pada bangunan (sistem shell structure, space frame, cable

system, dll).

Pemilihan material yang mampu mewujudkan bangunan

dengan style High Tech Architecture (misalnya material

beton, kaca, dan baja).

Penggunaan teknologi untuk pemanfaatan sumber daya air

dan listrik yaitu melalui pengolahan air hujan dan solar cell.

4.2.3.6 Persyaratan Lingkungan

Pemilihan lahan yang sesuai dengan peraturan pemerintah

setempat tentang tata guna lahan yang ditujukan untuk

kegiatan pariwisata atau pelayanan umum.

Berada pada lingkungan strategis dan berada di wilayah

perkotaan sehingga mudah dijangkau oleh seluruh

pengguna.

Memiliki infrastruktur kota yang memadai.

Memiliki aspek-aspek utilitas seperti jaringan air bersih

PDAM, jaringan telepon, dan jaringan listrik.

Memiliki akses yang dapat dijangkau oleh kendaraan pribadi

(motor dan mobil), kendaraan umum, maupun bus.

4.3 Program Arsitektur

Tinjauan proyek sejenis dilakukan pada bangunan-bangunan planetarium

yang memiliki fasilitas serta pemenuhan persyaratan yang baik :

4.3.1 Program Kegiatan dan Fasilitas

Kegiatan dan fasilitas pada museum antariksa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok kegiatan utama, kelompok

Page 8: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

202

kegiatan pendukung utama, kegiatan penunjang, kegiatan pengelola,

dan kegiatan service atau pelayanan umum.

KELOMPOK KEGIATAN UTAMA

Kategorisasi

Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kegiatan

Space Gallery

Mengantre tiket

Melihat-lihat

pameran dan

bertanya

Berfoto

Menunggu

Pengunjung

Umum (anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Loket

Gallery

sejarah

antariksa

Waiting area

Publik

Melayani

pembelian tiket

oleh pengunjung

Mengatur dan

mengarahkan

pengunjung

Mengatur display

benda yang

dipamerkan

Bongkar muat

benda display

Maintenance

barang display

Staff loket

Guide

Staff

pelayanan

umum

Loket

Gallery

sejarah

antariksa

Gudang

Ruang

maintenance

barang

display

Security area

Gallery LAPAN

Mengantre tiket

Melihat-lihat

pameran dan

bertanya

Berfoto

Menunggu

Pengunjung

Umum (anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Galeri

LAPAN

Waiting area

Publik Mengarahkan

dan mengatur

pengunjung

Mengatur

display benda

sains

Bongkar-muat

benda display

Maintenance

Staff loket

Guide

Staff

pelayanan

umum

Galeri

LAPAN

Gudang

Ruang

maintenance

Security area

Page 9: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

203

barang display

Discovery

Shuttle Space

Hall

Mengantre

wahana

Bermain wahana

Berfoto

Bertanya

Menunggu

Pengunjung

umum

(anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Gallery

wahana

sains

Waiting area

Publik Mengarahkan

dan mengatur

pengunjung

Maintenance

wahana

Bongkar-muat

wahana

Staff guide

Teknisi

Staff

keamanan

(security)

Gallery

wahana

sains

Ruang

maintenance

(teknisi)

Gudang

Security area

Tabel 75. Program Kegiatan Kelompok Utama

Sumber : analisa pribadi, 2017

KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG

Kategorisasi

Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kegiatan

Membaca Buku

Membaca buku

Meminjam buku

Diskusi

Pengunjung

umum

(anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Perpustakaan

Ruang diskusi

Publik

Melayani

peminjaman

buku

Mengatur,

menata dan

inventarisasi

buku

Staff

pustakawan

receptionist

perpustakaan

receptionist

gudang

Seminar,

menghadiri

event

Diskusi

Bertanya jawab

Mengahdiri

seminar

Pengunjung

umum

(anak,

remaja,

dewasa)

Ruang

serbaguna Semi

Publik

Page 10: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

204

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Mempersiapkan

segala yang

dibutuhkan

dalam acara

Satff

operator

Ruang

serbaguna

Tabel 76. Program Kegiatan Kelompok Penunjang Utama

Sumber : analisa pribadi, 2017

KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG

Kategorisasi

Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kegiatan

Berbelanja

Membeli

souvenir

Pengunjung

umum

(anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Toko

souvenir

Publik

Menjual barang

souvenir

Stok barang

Staff toko

souvenir

Toko

souvenir

Gudang

Kuliner

Membeli snack,

makan, dan

minum

Istirahat

Pengunjung

umum

(anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Foodcourt

Snack corner

Publik

Menjual snack,

makanan dan

minuman

Stok barang

Staff

foodcourt

Foodcourt

Snack corner

Loading dock

Gudang

Tabel 77. Program Kegiatan Kelompok Penunjang

Sumber : analisa pribadi, 2017

Page 11: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

205

KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLAAN

Kategorisasi

Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kegiatan

Direksi &

manajemen

Bekerja

Koordinasi

dengan seluruh

karyawan

Menerima tamu

Rapat

Kepala

utama

Wakil

kepala

Manajer

Ruang kerja

Ruang rapat

Ruang arsip

Ruang tamu

Privat

Sekretariat

Melaksanakan

tugas surat

menyurat

Membuat

laporan

Mengolah data

yang masuk

dan keluar

Menyimpanan

berkas/arsip

Rapat

Sekretaris Ruang Kerja

Ruang arsip

Privat

Administrasi

Membuat

laporan

Mengolah data

masuk dan

keluar

Menyimpan

arsip dan

berkas

Rapat

Bendahara Ruang kerja

Ruang rapat

Ruang arsip

Gudang

Privat

Publikasi

Bekerja untuk

kepentingan

publikasi

museum

antariksa

Rapat

Staff

publikasi

Ruang kerja

Ruang rapat

Ruang arsip

Gudang Privat

Operasional

fasilitas

Maintenance

fasilitas di

dalam museum

antariksa

Perawatan dan

pembaharuan

properti

Staff

pelayanan

umum

Teknisi

Ruang

maintenance

Ruang teknisi

Ruang MEE

Ruang AHU

Ruang

Genset

Gudang

Privat

Tabel 78. Program Kegiatan Kelompok Pengelolaan

Page 12: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

206

Sumber : analisa pribadi

KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN UMUM (SERVICE)

Kategorisasi

Kegiatan

Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat

Kegiatan

Pelayanan

informasi

Bertanya

Reservasi

Menunggu

Pengunjung

umum (anak,

remaja,

dewasa)

Pengunjung

studytour

(pelajar)

Resepsionis

Waiting area

Lobby

Publik

Melayani

kebutuhan

informasi

pengunjung

Resepsionis Resepsionis

Pelayanan

akomodasi

BAB / BAK

Beribadah

Menunguu

Seluruh

pengguna

museum

antariksa

Toilet dan

lavatory

Mushola

Waiting area Service

Pemeliharaan

kebersihan

Pemeliharaan

fasilitas

Staff

cleaning

service

Toilet

Lavatory

Janitor

Gudang

Keamanan

Bangunan

Menjaga

keamanan

kompleks

bangunan

Staff

keamanan

Snack corner

Kafetaria

Publik

Menjual snack,

makanan dan

minuman

Pengelola (staf

penjualan

kuliner, chef)

Snack corner

Kafetaria

Loading dock

Tabel 79. Program Kegiatan Kelompok Pelayanan Umum

Sumber : analisa pribadi, 2017

4.3.2 Program Besaran Ruang

Kegiatan Utama Luas (m2)

Kegiatan Utama 5059,93 m2

Kegiatan Penunjang 301,87 m2

Page 13: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

207

Kegiatan Pendukung 778,15 m2

Kegiatan Service 971,23 m2

Luas bangunan 7111,18

+ Sirkulasi 10 % 711,12

Luas Total Bangunan 7822,3 m2

Tabel 80. Program Besaran Ruang

Sumber : analisa pribadi, 2017

a. Regulasi Kecamatan Genteng (UP VI Tunjungan)

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60 %

Koefisien Luas Bangunan (KLB) maksimum 1,8

b. Luas Kebutuhan Tapak

= Luas Total Bangunan ÷ KLB

= 7822,3 m2 ÷ 1,1

= 7111,19 m2

c. Luas Lantai Dasar

= KDB 60% x Luas kebutuhan tapak

= 60% x 7111,19 m2

= 4266,72 m2

d. Luas Ruang Terbuka

= Luas kebutuhan tapak – Luas lantai dasar

= 7111,19 m2 – 4266,72 m2

= 2844,47 m2

e. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

= 40% x Luas ruang terbuka

= 40% x 2844,47 m2 = 1137,79 m2

Page 14: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

208

f. Luas Kebutuhan Ruang Parkir Basement

= Luas kebutuhan parkir – (Ruang terbuka – RTH)

= 4.481,5 m2 - (2844,47 m2 – 1137,78 m2)

= 2774,81 m2

4.3.3 Program Sistem Struktur dan Enclosure

Program Sistem Struktur

Sub Structure

Memiliki alternatif konstruksi penggunaan pondasi sumuran.

Sedangkan untuk ruang dengan lingkup 1 lantai tanpa basement menggunakan pondasi

batu kali seperti pada ruang genset, pos jaga, gardu PLN, dll.

Upper Structure

Struktur again atas bangunan menggunakan kolom dan balok material beton bertulang pada

ruang publik. Kelebihan dari penerapan struktur ini adalah efisiensi material, biaya, resisten

terhadap api, dan rigid.(penerapan struktur rangka)

Penerapan sistem spaceframe yang akan diaplikasikan pada ruang-ruang publik.

Penerapan sistem advance pada bangunan ini ditujukan untuk mencerminkan style High

Tech Architecture.

Program Enclosure

Penutup Lantai

Pada gallery sains menggunakan penutup lantai vinyl;khusus pada discovery space shuttle

hall menggunakan floor hardener; pada lobby,entrance, waiting area, dan ruang serbaguna

menggunakan lantai marmer, dan ruang lainnya menggunakan lantai keramik.

Penutup Dinding

Perpaduan material ACP, dinding kaca atau kalsiboard untuk dinding eksterior. Untuk

dinding interior menggunakan material baru yaitu panel EPS karena pemasangan mudah

dan terkesan lebih ringan, awet, dan stabil.

Struktur dinidng partisi utama pada bangunan adalah partisi batu bata; lalu untuk ruang

pengelola menggunakan partisi kalsiboard; kaca yang digunakan pada ruang publik yang

tidak terlalu membutuhkan privasi khusus.

Plafond

Pada ruang publik menggunakan PVC dengan rangka hollow namun ada juga area yang di

ekspos tidak menggunakan material plafond.

Penutup Atap

Penggunaan atap kalzip karena lebih fleksibel terhadap bentuk atap. Pada ruang publik

menggunakan atap roof glass.

Tabel 81. Program Sistem Struktur dan Enclosure

Sumber : analisa pribadi, 2017

A. Sistem Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami

Page 15: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

209

Pencahayaan alami pada bangunan museum antariksa

menggunakan skylight dengan material kaca dan masuknya cahaya

pada siang hari melalui jendela dan partisi kaca.

b. Pencahayaan Buatan

Pemanfaatan sumber pencahayaan buatan pada ruang-ruang yang

tidak terlingkup oleh cahaya matahari adalah dengan

memanfaatkan lampu LED pada ruang-ruang tersebut dikarenakan

LED membutuhkan energi listrik yang lebih sedikit (hemat).

B. Sistem Penghawaan

a. Penghawaan Alami

Perencanaan penghawaan alami pada bangunan dilakukan dengan

mengatur bukaan yang telah disesuaikan dengan orientasi angin.

Penghawaan buatan dapat berupa jendela dan rooster.

b. Penghawaan Buatan

Perencanaan penghawaan buatan yang tidak memerlukan

kenyamanan thermal menggunakan exhaust fan. Sedangkan pada

ruangan yang membutuhkan kenyamanan thermal akan

menggunakan air conditioner (ac),

4.3.4 Program Sistem Utilitas

4.3.5.1. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem air bersih yang digunakan adalah dengan sistem down

feed. Kelebihan dari pemilihan sistem ini adalah penggunaan

listrik yang tidak terlalu besar karena jarangnya penggunaan

pompa. Namun kekurangannya adalah tekanan air pada sistem

ini tidak tetap dan sering mengalami kenaikan debit.

Page 16: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

210

Skema 17. Sistem Distribusi Air Bersih

Sumber : analisa pribadi, 2017

4.3.5.2. Sistem Pengolahan Limbah

Sistem pengolahan limbah ini menggunakan sistem pemisahan

kotoran padat dan cair sehingga dapat dikontrol kembali

pengolahan selanjutnya. Pengolahan seperti ini disebut dengan

sistem two pipe.

a. Jaringan Limbah Cair (Grey Water)

Menggunakan sistem bio filtration untuk mengolah kembali

sarana penyiraman tanaman. Untuk air yang sangat keruh

karena pengendapan yang terlalu lama akan dibuang

langsung melalui saluran kota.

Skema 18. Grey Water (Limbah Cair) Sumber : analisa pribadi, 2017

b. Jaringan Air Hujan

Sumber

Air Bersih

Water

Supply

Ruangan

yang

Butuh Air

Bersih

Plumbing Tandon

Bawah

Pompa

Listrik

Tandon

Atas

Saluran

Kota

Bio

Filtration

Grey

Water

Pemakaian

Kembali

Bak

Pengumpul

Page 17: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

211

Pengumpulan air hujan yang jatuh ke atap lalu dikumpulkan

melalui ground tank. Lalu air hujan ini digunakan untuk flush

toilet dan menyiram tanaman.

Skema 19. Jaringan Air Hujan

Sumber : analisa pribadi, 2017

c. Jaringan Limbah Padat (Black Water)

Pengolahan air tinja / kotoran manusia memanfaatkan

teknologi terbaru yaitu septictank bio yang lebih efisien dan

tidak meresapkan air ke dalam tanah yang dapat

mencemari tanah. Cairan ini dapat dimanfaatkan sebagai

media penyuburan tanah humus pada tanaman.

Skema 20. Black Water (Jaringan Limbah Padat) Sumber : analisa pribadi, 2017

4.3.5.3. Manajemen Sampah

Pengolahan sampah organik berasal dari dalam bangunan alu

diolah dengan cata dibuang menuju shaft sampah yang sudah

direncanakan setelah itu diangkut menuju sampah lingkungan.

Sampah organik dari tananman dibuang menuju lubang biopori

yang bersifat membusukkan dan menyuburkan media tanam.

4.3.5.4. Fire Fighting System

Ground

Tank

Air Hujan Toilet Talang

Bio

Septictank

Black

Water

Filter Bak

Kontrol

Resapan tanah / Humus

Page 18: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

212

Penerapan sistem keamanan bahaya kebakaran pada

bangunan sangatlah penting. Sistem penanggulangan

kebakaran secara pasif yaitu dengan menerapkan adanya

tangga darurat dan pintu darurat ini langsung menuju ke area

luar bangunan, smoke detector, dan sprinkler. Lalu untuk

penanggulangan kebakaran secara aktif yaitu dengan

memasang APAR yang ada pada setiap ruang yang rawan

akan kebakatan dan juga hydrant yang ditelakkan pada setiap

radius 30 meter di luar dan di dalam bangunan.

4.3.5.5. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi pada museum antariksa dilengkai dengan

seluruh sistem baik internal maupun eksternal. Karena

kelancatan komunikasi merupakan hal yang sangat penting

untuk mendukung lancarnya seluruh kegiatan yang ada pada

museum antariksa. Sistem komunikasi menggunakan jaringan

fiberoptic yang memiliki kecepatan transfer rate data yang

cepat.

4.3.5.6. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal yang digunakan pada museum

antariksa adalah tangga, ramp, dan eskalator. Eskalator

merupakan sarana yang paling sering digunakan karena dapat

menampung banyak pengunjung tanpa jeda interval seperti lift.

4.3.5.7. Sistem Keamanan

Page 19: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

213

Sistem keamanan yang diterapkan pada museum antariksa

terbagi menjadi 2 kategori yaitu sistem keamanan aktif dan

sistem keamanan pasif. Sistem keamanan aktif yaitu

pengamanan kompleks bangunan dipantau oleh security

secara langsung. Sedangkan sistem keamanan pasif yaitu

pengamanan kompleks bangunan dipantau dengan media

CCTV.

4.3.5.8. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunakan pada museum

antariksa ini adalah dengan sistem sangkar faraday. Pemilihan

sistem penangkal petir tipe ini dikarenakan memiliki jangkauan

luas dan kemampuan pasif dalam menghantarkan ion positif

menuju ke udara.

4.3.5.9. Elektrikal

Kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh bangunan berasalh dari

jaringan PLN yang dikelola oleh pemerintah. Selain itu sumber

listrik juga memiliki cadangan dari genset dan photovoltaic

sebagai cadangan listrik sekunder bangunan.

Skema 21. Sumber LIstrik

Main

Distribution

Panel

(MDP)

Sumber Listrik (PLN, photovoltaic)

Sub

Ditribution

Panel

(SDP)

Trafo

Genset

Ruangan

Page 20: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

214

Sumber : analisa pribadi, 2017

4.3.5 Program Sistem Teknologi

a. LED Curtain

LED curtain adalah layar 2 dimensi yang menampilkan gambar

secara digital dengan teknologi LED (Light Emitting Diode). Teknologi

ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti space iklan,

display galeri, maupun informasi. Penggunaan teknologi ini akan

memberikan nilai lebih dari segi rekreatif dalam hal aspek visual.

b. Ipasol Solar Control Glass

Merupakan lapisan pelindung radiasi seperti kacamata pin

hole.

c. Touchscreen Public Interactive Information

Akses pengunjung terhadap informasi pada bangunan ini

disajikan dengan teknologi touchscreen pada computer guide yang

disediakan pada area tertentu. Tujuan penggunaan teknologi ini

adalah memberikan akses informasi kepada pada pengunjung secara

pasif namun interaktif karena terdapat beberapa pilihan informasi

yang dapat diakses.

4.3.6 Program Lokasi dan Tapak

Lokasi : Jalan Urip Sumoharjo

Page 21: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

215

Gambar 108. Peta Tapak Terpilih Sumber : dokumen pribadi, 2017

ASPEK KEKUATAN ALAMI

Iklim Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar antara

22,2o C – 34o C.

Topografi Sebagian besar berjenis tanah aluvial abu-abu yang memiliki

kemiringan topografi yang datar.

Potensi

Sumber Air

Sumber air berasal dari PDAM.

Arah Angin Dominan arah Tenggara ke Barat Laut

Keadaan

Lingkungan

Tapak merupakan jalan kolektor sekunder (Jalan Urip

Sumoharjo)

ASPEK KEKUATAN BUATAN

Regulasi KDB : maksimal 60%

KLB : 1,5

GSB : 23 meter

Fungsi dan

Hirarki

Pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa

Pusat pelayanan kota

Pusat transportasi darat (stasiun)

ASPEK AMENITAS ALAMI

View View form site, view yang terlihat dari tapak berupa

pertokoan, kantor, jalan raya.

View to site, view yang terlihat adalah pusat perkantoran dan

rekreasi (taman karapan sapi)

Topografi Jenis tanah Aluvial abu-abu

Air Curah hujan sebesar 126 m3 per tahun dan tingkat kelembaban

50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah bulan November

hingga bulan April.

ASPEK AMENITAS BUATAN

Jaringan Kota

/ Kawasan

Berada di jalan kolektor sekunder

Akses jalan utama mudah dicapai

Utilitas memadai

Citra

Arsitektural

Dominan bangunan perdagangan dan jasa dengan style

arsitektur modern.

Bangunan

dalam Tapak

Di dalam tapak sebagian digunakan untuk kegiatan

perdagangan berupa ruko-ruko 2 sampai 3 lantai dan

sebagian adalah berupa permukiman warga.

Page 22: BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP Bonaventura Anindita... · memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.

216

Untuk jangka 20 tahun ke depan bangunan tersebut sudah

dianggap tidak lagi relevan sehingga akan dialih fungsikan

untuk bangunan museum antariksa dan bangunan-bangunan

di dalam tapak ini akan di demolish.

Tabel 82. Program Lokasi dan Tapak Sumber : analisa pribadi, 2017

Potensi Alternatif Tapak A :

Lokasi berada di jalan koletor sekunder sehingga

mempermudah aksesbilitas.

Terletak di daerah komersial dan pusat keramaian kota

sehingga mempermudah akomodasi.

Berada di wilayah perekonomian menengah ke atas.

Memiliki daya tarik edukasi di sekitarnya (dalam satu

kelurahan)

Kendala Alternatif Tapak A :

Vegetasi kurang memadai.

Kepadatan lalu lintas yang ramai sehingga menimbulkan

kemacetan.