BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP...
Transcript of BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15324/5/12.11.0045 LTP...
195
BAB IV
PROGRAM ARSITEKTUR
4.1 Konsep Program
4.1.1 Aspek Citra / Performance Arsitektural
Desain bangunan “Museum Antariksa” mampu menciptakan image
sebagai bangunan penunjang edukasi di bidang antariksa dan
memberikan karakter arsitektur yang iconic di Kota Surabaya.
Mewujudkan aura dan citra arsitektural yang kuat sehingga mampu
mewakili perkembangan antariksa yang begitu pesat dan semakin
maju dengan penerapan style High Tech Architecture.
Mampu memberikan kesan dan pesan yang dapat disampaikan
melalui citra fungsi dan citra visual bangunan.
Kesan arsitektural yang muncul berasal dari hal fisik dengan
pengaplikasian struktur advance pada bangunan museum antariksa.
4.1.2 Aspek Fungsi
Museum antariksa ini memiliki fungsi utama sebagai bangunan
penunjang fasilitas pendidikan yang bersifat edukatif dan rekreatif
dan di dalamnya mewadahi kegiatan edukasi antariksa.
Fungsi utama museum antariksa dikategorikan menjadi 3 bagian
yaitu:
o Space Gallery
Gallery ini berisikan edukasi mengenai perkembangan antariksa
yang dibagi menjadi 2 jaman yaitu pre-discovery dan modern.
Penyampaian infromasi pada gallery ini berupa artefak-ertefak
196
antariksa yang dipamerkan (display) dan pada gallery ini
penyampaian infromasi bersifat pasif.
o Gallery LAPAN
Berisikan pameran mengenai produk-produk yang telah di teliti
maupun dibuat oleh LAPAN dan produk-produk yang disajikan
disini merupakan produk-produk litbang..
o Discovery Shuttle Space Hall
Pada gallery ini menyuguhkan replika pesawat discovery dimana
pengunjung dapat melihat secara langsung baik dari luar
maupun dari dalam karena pesawat ini merupakan metoda
edukasi untuk lebih interaktif.
Sedangkan fungsi pendukung utam yang ada pada museum
antariksa adalah:
o Perpustakaan
Disini pengunjung dapat mencari seluruh literatur yang
berhubungan dengan antariksa. Disini juga pengunjung dapat
berdiskusi secara mandiri.
o Ruang Seminar
Pada fasilitas ini berisikan kegiatan seminar atau menghadari
event-event tertentu atau briefing yang dilakukan pada pihak
instansi pendidikan yang sedang melakukan study tour untuk
keperluan studi.
4.1.3 Aspek Teknologi
Secara arsitektural, bangunan museum antariksa ini menyediakan
teknologi untuk fasilitas utamanya yaitu LED display yang ada pada
197
galeri. Lalu pada fasilitas doscovery shuttle space hall ini akan
disediakan sebuah replika pesawat discovery yang sudah berstandarkan
pada ketetapan NASA.
4.2 Tujuan, Faktor Penentu, Faktor Persyaratan Perancangan
4.2.1 Tujuan Perancangan
Museum antariksa merupakan bangunan dengan fasilitas edukasi
yang bersifat rekreatif dan edukatif yang ada di Kota Surabaya, Jawa
Timur dan memiliki tujuan sebagai berikut:
Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
menumbuhkembangkan dan memperkenalkan minat
generasi muda terhadap perkembangan antariksa.
Memberikan fasilitas sarana wisata di bidang antariksa yang
bersifat edukatif dan rekreatif.
Menciptakan sebuah museum antariksa yang memiliki citra
dan aura arsitektural kuat sehingga orang akan tertarik
untuk datang dan ini merupakan strategi peningkatan daya
tarik wisata khususnya pada museum antariksa.
4.2.2 Faktor Penentu Perancangan
Dalam merancang bangunan museum antariksa, ada beberapa
faktor yang akan mempengaruhi perancangan yaitu:
a. Aktivitas pelaku
Aktivitas pelaku disini merupakan seluruh aktivitas yang ditampung oleh
museum antariksa. Melalui aktivitas pengguna di dalam museum
antariksa ini, dapat berpengaruh pada bagaimana pola tiap-tiap pelaku
menentukan sirkuasi dan tatanan ruang yang akan direncanakan.
198
b. Jadwal operasional
Jadwal operasional merupakan jadwal kegiatan-kegiatan yang ada pada
museum antariksa. Jadwal kegiatan ini akan mempengaruhi sebuah
respon yang akan diberikan oleh arsitektur bangunan untuk merespon
keadaan pagi, siang, dan malam yang akan mempengaruhi
kenyamanan manusia saat melakukan berbagai kegiatan di dalamnya.
c. Persyaratan ruang
Persyaratan ruang difungsikan untuk mengoptimalkan fungsi ruangan
bagi seluruh pengguna di dalam bangunan untuk menampung seluruh
aktivitas. Persyaratan ruang ini berisi mengenai syarat-syarat dan
spesifikasi secara arsitektural dimana persyaratan ini haruslah dipenuhi.
d. Kondisi, potensi, dan kendala pada tapak
Kondisi, potensi, dan kendala tapak merupakan tahap yang harus
dilaksanakan dalam langkah merespon potensi dan kendala dari
masalah-masalah yang ditemui lalu pada perencanaan masalah-
masalah tersebut akan dipecahkan.
e. Tema perancangan
Tema perancangan ini bersifat subyektif dimana tema perancangan
berupa penekanan desain dan ditentukan oleh arsitek sehingga dapat
menciptakan bangunan yang mampu memberikan citra arsitektural dan
aura arsitektural yang kuat serta dapat menjalankan peran dengan baik
sebagai bangunan wisata edukasi yang edukatif dan rekreatif.
4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan
Persyaratan desain pada museum antariksa dibagi menjadi 5 yaitu:
199
4.2.3.1 Persyaratan Arsitektural
Bangunan harus mampu mewujudkan citra arsitektural yang
mewakili perkembangan dunia antariksa yang selalu maju
dan berkembang yaitu dengan penerapan style High Tech
Architecture.
Bangunan harus dapat menampilkan citra sesuai dengan
fungsi bangunan yaitu sebagai museum antariksa yang
merupakan bangunan wisata edukasi antariksa.
Bangunan harus memiliki aura arsitektural baik dari bentuk
maupun konsep sehingga dapat menarik minat masyarakat
mengunjungi museum antariksa.
Mampu memberikan image positif kepada masyarakat dari
segi arsitektur sehingga mampu memberikan kesan.
Bangunan harus memiliki ruang, tatanan, dan bentuk yang
saling bersinergi dalam hal sirkulasi indoor maupun outdoor.
4.2.3.2 Persyaratan Bangunan
Desain bangunan ruang dalam memperhatikan kebutuhan
akan pencahayaan alami, penyerapan kebisingan,
kebutuhan akan penghawaan alami, dan persyaratan
keamanan terutama terhadap bahaya bencana kebakaran.
Bangunan menggunakan bangunan yang kuat, tahan lama,
dan mudah dalam perawatan.
Bangunan harus mempertimbangkan perencanaan struktur
dengan baik yang akan disesuaikan dengan fungsi dan jenis
ruang, utilitas, dll.
200
Memiliki jaringan utilitas dan ME yang direncanakan dengan
baik sehingga bangunan dapat berfungsi secara maksimal.
4.2.3.3 Persyaratan Ruang
Perencanaan ruang, bentuk, dan tatanan yang saling
bersinergi dengan tujuan untuk mencapai kenyamanan
sirkulasi bagi seluruh pengguna museum antariksa.
Perencanaan ruang memerhati kan kebutuhan besaran
ruang yang telah dianalisa melalui studi ruang dan aktivitas
yang akan terjadi di dalam museum antariksa.
Perencaan ruang harus memperhatikan penataan siteplan
yang berkelanjutan mulai dari 5 tahu, 10 tahun, hingga 20
tahun.
4.2.3.4 Persyaratan Fungsional
Bangunan museum antariksa merupakan fasilitas wisata
edukasi kepada masyarakat Jawa Timur maupun luar Jawa
Timur.
Bangunan museum antariksa merupakan fasiitas wisata
edukasi yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
inovatif, menarik, dan interaktif guna menunjang proses
edukasi kepada pengunjung museum antariksa.
4.2.3.5 Persyaratan Teknologi
Penerapan tema desain dengan menggunakan style High
Tech Architecture dengan pemanfaatan sistem advance
201
pada bangunan (sistem shell structure, space frame, cable
system, dll).
Pemilihan material yang mampu mewujudkan bangunan
dengan style High Tech Architecture (misalnya material
beton, kaca, dan baja).
Penggunaan teknologi untuk pemanfaatan sumber daya air
dan listrik yaitu melalui pengolahan air hujan dan solar cell.
4.2.3.6 Persyaratan Lingkungan
Pemilihan lahan yang sesuai dengan peraturan pemerintah
setempat tentang tata guna lahan yang ditujukan untuk
kegiatan pariwisata atau pelayanan umum.
Berada pada lingkungan strategis dan berada di wilayah
perkotaan sehingga mudah dijangkau oleh seluruh
pengguna.
Memiliki infrastruktur kota yang memadai.
Memiliki aspek-aspek utilitas seperti jaringan air bersih
PDAM, jaringan telepon, dan jaringan listrik.
Memiliki akses yang dapat dijangkau oleh kendaraan pribadi
(motor dan mobil), kendaraan umum, maupun bus.
4.3 Program Arsitektur
Tinjauan proyek sejenis dilakukan pada bangunan-bangunan planetarium
yang memiliki fasilitas serta pemenuhan persyaratan yang baik :
4.3.1 Program Kegiatan dan Fasilitas
Kegiatan dan fasilitas pada museum antariksa dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok kegiatan utama, kelompok
202
kegiatan pendukung utama, kegiatan penunjang, kegiatan pengelola,
dan kegiatan service atau pelayanan umum.
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
Kategorisasi
Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Space Gallery
Mengantre tiket
Melihat-lihat
pameran dan
bertanya
Berfoto
Menunggu
Pengunjung
Umum (anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Loket
Gallery
sejarah
antariksa
Waiting area
Publik
Melayani
pembelian tiket
oleh pengunjung
Mengatur dan
mengarahkan
pengunjung
Mengatur display
benda yang
dipamerkan
Bongkar muat
benda display
Maintenance
barang display
Staff loket
Guide
Staff
pelayanan
umum
Loket
Gallery
sejarah
antariksa
Gudang
Ruang
maintenance
barang
display
Security area
Gallery LAPAN
Mengantre tiket
Melihat-lihat
pameran dan
bertanya
Berfoto
Menunggu
Pengunjung
Umum (anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Galeri
LAPAN
Waiting area
Publik Mengarahkan
dan mengatur
pengunjung
Mengatur
display benda
sains
Bongkar-muat
benda display
Maintenance
Staff loket
Guide
Staff
pelayanan
umum
Galeri
LAPAN
Gudang
Ruang
maintenance
Security area
203
barang display
Discovery
Shuttle Space
Hall
Mengantre
wahana
Bermain wahana
Berfoto
Bertanya
Menunggu
Pengunjung
umum
(anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Gallery
wahana
sains
Waiting area
Publik Mengarahkan
dan mengatur
pengunjung
Maintenance
wahana
Bongkar-muat
wahana
Staff guide
Teknisi
Staff
keamanan
(security)
Gallery
wahana
sains
Ruang
maintenance
(teknisi)
Gudang
Security area
Tabel 75. Program Kegiatan Kelompok Utama
Sumber : analisa pribadi, 2017
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
Kategorisasi
Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Membaca Buku
Membaca buku
Meminjam buku
Diskusi
Pengunjung
umum
(anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Perpustakaan
Ruang diskusi
Publik
Melayani
peminjaman
buku
Mengatur,
menata dan
inventarisasi
buku
Staff
pustakawan
receptionist
perpustakaan
receptionist
gudang
Seminar,
menghadiri
event
Diskusi
Bertanya jawab
Mengahdiri
seminar
Pengunjung
umum
(anak,
remaja,
dewasa)
Ruang
serbaguna Semi
Publik
204
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Mempersiapkan
segala yang
dibutuhkan
dalam acara
Satff
operator
Ruang
serbaguna
Tabel 76. Program Kegiatan Kelompok Penunjang Utama
Sumber : analisa pribadi, 2017
KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG
Kategorisasi
Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Berbelanja
Membeli
souvenir
Pengunjung
umum
(anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Toko
souvenir
Publik
Menjual barang
souvenir
Stok barang
Staff toko
souvenir
Toko
souvenir
Gudang
Kuliner
Membeli snack,
makan, dan
minum
Istirahat
Pengunjung
umum
(anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Foodcourt
Snack corner
Publik
Menjual snack,
makanan dan
minuman
Stok barang
Staff
foodcourt
Foodcourt
Snack corner
Loading dock
Gudang
Tabel 77. Program Kegiatan Kelompok Penunjang
Sumber : analisa pribadi, 2017
205
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLAAN
Kategorisasi
Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Direksi &
manajemen
Bekerja
Koordinasi
dengan seluruh
karyawan
Menerima tamu
Rapat
Kepala
utama
Wakil
kepala
Manajer
Ruang kerja
Ruang rapat
Ruang arsip
Ruang tamu
Privat
Sekretariat
Melaksanakan
tugas surat
menyurat
Membuat
laporan
Mengolah data
yang masuk
dan keluar
Menyimpanan
berkas/arsip
Rapat
Sekretaris Ruang Kerja
Ruang arsip
Privat
Administrasi
Membuat
laporan
Mengolah data
masuk dan
keluar
Menyimpan
arsip dan
berkas
Rapat
Bendahara Ruang kerja
Ruang rapat
Ruang arsip
Gudang
Privat
Publikasi
Bekerja untuk
kepentingan
publikasi
museum
antariksa
Rapat
Staff
publikasi
Ruang kerja
Ruang rapat
Ruang arsip
Gudang Privat
Operasional
fasilitas
Maintenance
fasilitas di
dalam museum
antariksa
Perawatan dan
pembaharuan
properti
Staff
pelayanan
umum
Teknisi
Ruang
maintenance
Ruang teknisi
Ruang MEE
Ruang AHU
Ruang
Genset
Gudang
Privat
Tabel 78. Program Kegiatan Kelompok Pengelolaan
206
Sumber : analisa pribadi
KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN UMUM (SERVICE)
Kategorisasi
Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Pelayanan
informasi
Bertanya
Reservasi
Menunggu
Pengunjung
umum (anak,
remaja,
dewasa)
Pengunjung
studytour
(pelajar)
Resepsionis
Waiting area
Lobby
Publik
Melayani
kebutuhan
informasi
pengunjung
Resepsionis Resepsionis
Pelayanan
akomodasi
BAB / BAK
Beribadah
Menunguu
Seluruh
pengguna
museum
antariksa
Toilet dan
lavatory
Mushola
Waiting area Service
Pemeliharaan
kebersihan
Pemeliharaan
fasilitas
Staff
cleaning
service
Toilet
Lavatory
Janitor
Gudang
Keamanan
Bangunan
Menjaga
keamanan
kompleks
bangunan
Staff
keamanan
Snack corner
Kafetaria
Publik
Menjual snack,
makanan dan
minuman
Pengelola (staf
penjualan
kuliner, chef)
Snack corner
Kafetaria
Loading dock
Tabel 79. Program Kegiatan Kelompok Pelayanan Umum
Sumber : analisa pribadi, 2017
4.3.2 Program Besaran Ruang
Kegiatan Utama Luas (m2)
Kegiatan Utama 5059,93 m2
Kegiatan Penunjang 301,87 m2
207
Kegiatan Pendukung 778,15 m2
Kegiatan Service 971,23 m2
Luas bangunan 7111,18
+ Sirkulasi 10 % 711,12
Luas Total Bangunan 7822,3 m2
Tabel 80. Program Besaran Ruang
Sumber : analisa pribadi, 2017
a. Regulasi Kecamatan Genteng (UP VI Tunjungan)
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 60 %
Koefisien Luas Bangunan (KLB) maksimum 1,8
b. Luas Kebutuhan Tapak
= Luas Total Bangunan ÷ KLB
= 7822,3 m2 ÷ 1,1
= 7111,19 m2
c. Luas Lantai Dasar
= KDB 60% x Luas kebutuhan tapak
= 60% x 7111,19 m2
= 4266,72 m2
d. Luas Ruang Terbuka
= Luas kebutuhan tapak – Luas lantai dasar
= 7111,19 m2 – 4266,72 m2
= 2844,47 m2
e. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
= 40% x Luas ruang terbuka
= 40% x 2844,47 m2 = 1137,79 m2
208
f. Luas Kebutuhan Ruang Parkir Basement
= Luas kebutuhan parkir – (Ruang terbuka – RTH)
= 4.481,5 m2 - (2844,47 m2 – 1137,78 m2)
= 2774,81 m2
4.3.3 Program Sistem Struktur dan Enclosure
Program Sistem Struktur
Sub Structure
Memiliki alternatif konstruksi penggunaan pondasi sumuran.
Sedangkan untuk ruang dengan lingkup 1 lantai tanpa basement menggunakan pondasi
batu kali seperti pada ruang genset, pos jaga, gardu PLN, dll.
Upper Structure
Struktur again atas bangunan menggunakan kolom dan balok material beton bertulang pada
ruang publik. Kelebihan dari penerapan struktur ini adalah efisiensi material, biaya, resisten
terhadap api, dan rigid.(penerapan struktur rangka)
Penerapan sistem spaceframe yang akan diaplikasikan pada ruang-ruang publik.
Penerapan sistem advance pada bangunan ini ditujukan untuk mencerminkan style High
Tech Architecture.
Program Enclosure
Penutup Lantai
Pada gallery sains menggunakan penutup lantai vinyl;khusus pada discovery space shuttle
hall menggunakan floor hardener; pada lobby,entrance, waiting area, dan ruang serbaguna
menggunakan lantai marmer, dan ruang lainnya menggunakan lantai keramik.
Penutup Dinding
Perpaduan material ACP, dinding kaca atau kalsiboard untuk dinding eksterior. Untuk
dinding interior menggunakan material baru yaitu panel EPS karena pemasangan mudah
dan terkesan lebih ringan, awet, dan stabil.
Struktur dinidng partisi utama pada bangunan adalah partisi batu bata; lalu untuk ruang
pengelola menggunakan partisi kalsiboard; kaca yang digunakan pada ruang publik yang
tidak terlalu membutuhkan privasi khusus.
Plafond
Pada ruang publik menggunakan PVC dengan rangka hollow namun ada juga area yang di
ekspos tidak menggunakan material plafond.
Penutup Atap
Penggunaan atap kalzip karena lebih fleksibel terhadap bentuk atap. Pada ruang publik
menggunakan atap roof glass.
Tabel 81. Program Sistem Struktur dan Enclosure
Sumber : analisa pribadi, 2017
A. Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
209
Pencahayaan alami pada bangunan museum antariksa
menggunakan skylight dengan material kaca dan masuknya cahaya
pada siang hari melalui jendela dan partisi kaca.
b. Pencahayaan Buatan
Pemanfaatan sumber pencahayaan buatan pada ruang-ruang yang
tidak terlingkup oleh cahaya matahari adalah dengan
memanfaatkan lampu LED pada ruang-ruang tersebut dikarenakan
LED membutuhkan energi listrik yang lebih sedikit (hemat).
B. Sistem Penghawaan
a. Penghawaan Alami
Perencanaan penghawaan alami pada bangunan dilakukan dengan
mengatur bukaan yang telah disesuaikan dengan orientasi angin.
Penghawaan buatan dapat berupa jendela dan rooster.
b. Penghawaan Buatan
Perencanaan penghawaan buatan yang tidak memerlukan
kenyamanan thermal menggunakan exhaust fan. Sedangkan pada
ruangan yang membutuhkan kenyamanan thermal akan
menggunakan air conditioner (ac),
4.3.4 Program Sistem Utilitas
4.3.5.1. Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem air bersih yang digunakan adalah dengan sistem down
feed. Kelebihan dari pemilihan sistem ini adalah penggunaan
listrik yang tidak terlalu besar karena jarangnya penggunaan
pompa. Namun kekurangannya adalah tekanan air pada sistem
ini tidak tetap dan sering mengalami kenaikan debit.
210
Skema 17. Sistem Distribusi Air Bersih
Sumber : analisa pribadi, 2017
4.3.5.2. Sistem Pengolahan Limbah
Sistem pengolahan limbah ini menggunakan sistem pemisahan
kotoran padat dan cair sehingga dapat dikontrol kembali
pengolahan selanjutnya. Pengolahan seperti ini disebut dengan
sistem two pipe.
a. Jaringan Limbah Cair (Grey Water)
Menggunakan sistem bio filtration untuk mengolah kembali
sarana penyiraman tanaman. Untuk air yang sangat keruh
karena pengendapan yang terlalu lama akan dibuang
langsung melalui saluran kota.
Skema 18. Grey Water (Limbah Cair) Sumber : analisa pribadi, 2017
b. Jaringan Air Hujan
Sumber
Air Bersih
Water
Supply
Ruangan
yang
Butuh Air
Bersih
Plumbing Tandon
Bawah
Pompa
Listrik
Tandon
Atas
Saluran
Kota
Bio
Filtration
Grey
Water
Pemakaian
Kembali
Bak
Pengumpul
211
Pengumpulan air hujan yang jatuh ke atap lalu dikumpulkan
melalui ground tank. Lalu air hujan ini digunakan untuk flush
toilet dan menyiram tanaman.
Skema 19. Jaringan Air Hujan
Sumber : analisa pribadi, 2017
c. Jaringan Limbah Padat (Black Water)
Pengolahan air tinja / kotoran manusia memanfaatkan
teknologi terbaru yaitu septictank bio yang lebih efisien dan
tidak meresapkan air ke dalam tanah yang dapat
mencemari tanah. Cairan ini dapat dimanfaatkan sebagai
media penyuburan tanah humus pada tanaman.
Skema 20. Black Water (Jaringan Limbah Padat) Sumber : analisa pribadi, 2017
4.3.5.3. Manajemen Sampah
Pengolahan sampah organik berasal dari dalam bangunan alu
diolah dengan cata dibuang menuju shaft sampah yang sudah
direncanakan setelah itu diangkut menuju sampah lingkungan.
Sampah organik dari tananman dibuang menuju lubang biopori
yang bersifat membusukkan dan menyuburkan media tanam.
4.3.5.4. Fire Fighting System
Ground
Tank
Air Hujan Toilet Talang
Bio
Septictank
Black
Water
Filter Bak
Kontrol
Resapan tanah / Humus
212
Penerapan sistem keamanan bahaya kebakaran pada
bangunan sangatlah penting. Sistem penanggulangan
kebakaran secara pasif yaitu dengan menerapkan adanya
tangga darurat dan pintu darurat ini langsung menuju ke area
luar bangunan, smoke detector, dan sprinkler. Lalu untuk
penanggulangan kebakaran secara aktif yaitu dengan
memasang APAR yang ada pada setiap ruang yang rawan
akan kebakatan dan juga hydrant yang ditelakkan pada setiap
radius 30 meter di luar dan di dalam bangunan.
4.3.5.5. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi pada museum antariksa dilengkai dengan
seluruh sistem baik internal maupun eksternal. Karena
kelancatan komunikasi merupakan hal yang sangat penting
untuk mendukung lancarnya seluruh kegiatan yang ada pada
museum antariksa. Sistem komunikasi menggunakan jaringan
fiberoptic yang memiliki kecepatan transfer rate data yang
cepat.
4.3.5.6. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang digunakan pada museum
antariksa adalah tangga, ramp, dan eskalator. Eskalator
merupakan sarana yang paling sering digunakan karena dapat
menampung banyak pengunjung tanpa jeda interval seperti lift.
4.3.5.7. Sistem Keamanan
213
Sistem keamanan yang diterapkan pada museum antariksa
terbagi menjadi 2 kategori yaitu sistem keamanan aktif dan
sistem keamanan pasif. Sistem keamanan aktif yaitu
pengamanan kompleks bangunan dipantau oleh security
secara langsung. Sedangkan sistem keamanan pasif yaitu
pengamanan kompleks bangunan dipantau dengan media
CCTV.
4.3.5.8. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang digunakan pada museum
antariksa ini adalah dengan sistem sangkar faraday. Pemilihan
sistem penangkal petir tipe ini dikarenakan memiliki jangkauan
luas dan kemampuan pasif dalam menghantarkan ion positif
menuju ke udara.
4.3.5.9. Elektrikal
Kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh bangunan berasalh dari
jaringan PLN yang dikelola oleh pemerintah. Selain itu sumber
listrik juga memiliki cadangan dari genset dan photovoltaic
sebagai cadangan listrik sekunder bangunan.
Skema 21. Sumber LIstrik
Main
Distribution
Panel
(MDP)
Sumber Listrik (PLN, photovoltaic)
Sub
Ditribution
Panel
(SDP)
Trafo
Genset
Ruangan
214
Sumber : analisa pribadi, 2017
4.3.5 Program Sistem Teknologi
a. LED Curtain
LED curtain adalah layar 2 dimensi yang menampilkan gambar
secara digital dengan teknologi LED (Light Emitting Diode). Teknologi
ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti space iklan,
display galeri, maupun informasi. Penggunaan teknologi ini akan
memberikan nilai lebih dari segi rekreatif dalam hal aspek visual.
b. Ipasol Solar Control Glass
Merupakan lapisan pelindung radiasi seperti kacamata pin
hole.
c. Touchscreen Public Interactive Information
Akses pengunjung terhadap informasi pada bangunan ini
disajikan dengan teknologi touchscreen pada computer guide yang
disediakan pada area tertentu. Tujuan penggunaan teknologi ini
adalah memberikan akses informasi kepada pada pengunjung secara
pasif namun interaktif karena terdapat beberapa pilihan informasi
yang dapat diakses.
4.3.6 Program Lokasi dan Tapak
Lokasi : Jalan Urip Sumoharjo
215
Gambar 108. Peta Tapak Terpilih Sumber : dokumen pribadi, 2017
ASPEK KEKUATAN ALAMI
Iklim Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar antara
22,2o C – 34o C.
Topografi Sebagian besar berjenis tanah aluvial abu-abu yang memiliki
kemiringan topografi yang datar.
Potensi
Sumber Air
Sumber air berasal dari PDAM.
Arah Angin Dominan arah Tenggara ke Barat Laut
Keadaan
Lingkungan
Tapak merupakan jalan kolektor sekunder (Jalan Urip
Sumoharjo)
ASPEK KEKUATAN BUATAN
Regulasi KDB : maksimal 60%
KLB : 1,5
GSB : 23 meter
Fungsi dan
Hirarki
Pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa
Pusat pelayanan kota
Pusat transportasi darat (stasiun)
ASPEK AMENITAS ALAMI
View View form site, view yang terlihat dari tapak berupa
pertokoan, kantor, jalan raya.
View to site, view yang terlihat adalah pusat perkantoran dan
rekreasi (taman karapan sapi)
Topografi Jenis tanah Aluvial abu-abu
Air Curah hujan sebesar 126 m3 per tahun dan tingkat kelembaban
50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah bulan November
hingga bulan April.
ASPEK AMENITAS BUATAN
Jaringan Kota
/ Kawasan
Berada di jalan kolektor sekunder
Akses jalan utama mudah dicapai
Utilitas memadai
Citra
Arsitektural
Dominan bangunan perdagangan dan jasa dengan style
arsitektur modern.
Bangunan
dalam Tapak
Di dalam tapak sebagian digunakan untuk kegiatan
perdagangan berupa ruko-ruko 2 sampai 3 lantai dan
sebagian adalah berupa permukiman warga.
216
Untuk jangka 20 tahun ke depan bangunan tersebut sudah
dianggap tidak lagi relevan sehingga akan dialih fungsikan
untuk bangunan museum antariksa dan bangunan-bangunan
di dalam tapak ini akan di demolish.
Tabel 82. Program Lokasi dan Tapak Sumber : analisa pribadi, 2017
Potensi Alternatif Tapak A :
Lokasi berada di jalan koletor sekunder sehingga
mempermudah aksesbilitas.
Terletak di daerah komersial dan pusat keramaian kota
sehingga mempermudah akomodasi.
Berada di wilayah perekonomian menengah ke atas.
Memiliki daya tarik edukasi di sekitarnya (dalam satu
kelurahan)
Kendala Alternatif Tapak A :
Vegetasi kurang memadai.
Kepadatan lalu lintas yang ramai sehingga menimbulkan
kemacetan.