BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN...

313
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV - 1 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Pemerintah Provinsi DIY menyelenggarakan program/kegiatan dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Pada tahun anggaran 2011 total program yang dilaksanakan yang merupakan belanja langsung sebanyak 341 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 2.141 kegiatan. Program 01-06 yang dilaksanakan sebanyak 126 program dengan 858 kegiatan, dari jumlah tersebut terdapat 14 program dengan 31 kegiatan yang tidak selesai fisiknya atau sebesar 3,61%. Sementara itu, program selain 01-06 yang dilaksanakan pada tahun 2011 sebanyak 215 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 1.283 kegiatan. Dari jumlah tersebut sebanyak 37 kegiatan atau sebesar 2,88% capaian fisiknya kurang dari 100%. A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN a) Kondisi Umum Cita-cita menjadi sentra pendidikan Asia Tenggara dirintis oleh Pemerintah Provinsi DIY dengan meretas perwujudan lembaga pendidikan yang berstandar nasional dan internasional, serta pusat-pusat keunggulan ilmiah; penyediaan sumber daya pendidikan yang handal; penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan; menarik minat peserta didik sebanyak mungkin dari luar Provinsi DIY; mencetak lulusan yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan berakhlak mulia; meningkatkan masyarakat terdidik dan berbudaya; dan meningkatkan proporsi masyarakat yang berpendidikan menengah dan tinggi. Pendidikan adalah salah satu sarana untuk mendidik masyarakat dari usia pendidikan dan seterusnya untuk memberikan wadah proses pembelajaran agar dapat memperoleh arahan secara terencana dan sadar sehingga dapat berperilaku dan bersikap secara baik untuk selanjutnya dapat secara aktif mengembangkan potensi pada dirinya. Pendidikan dilakukan untuk memperoleh dan memiliki spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia serta memiliki keterampilan yang pada saatnya nanti akan diperlukan di dalam melakukan kegiatan di masyarakat untuk melanjutkan proses pembangunan secara terus menerus dan dapat mempertahankan kemandirian dalam persaingan global. Pembangunan pendidikan sebagai bagian integral dari pembangunan di Provinsi DIY dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional sebaigaimana diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003). Dengan demikian, program dan kegiatannya disusun, direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan mengacu pada Renstra Pendidikan Nasional dengan sistem pemerintahan yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (UU 32/2004), yang

Transcript of BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN...

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV - 1

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pemerintah Provinsi DIY menyelenggarakan program/kegiatan dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Pada tahun anggaran 2011 total program yang dilaksanakan yang merupakan belanja langsung sebanyak 341 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 2.141 kegiatan. Program 01-06 yang dilaksanakan sebanyak 126 program dengan 858 kegiatan, dari jumlah tersebut terdapat 14 program dengan 31 kegiatan yang tidak selesai fisiknya atau sebesar 3,61%. Sementara itu, program selain 01-06 yang dilaksanakan pada tahun 2011 sebanyak 215 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 1.283 kegiatan. Dari jumlah tersebut sebanyak 37 kegiatan atau sebesar 2,88% capaian fisiknya kurang dari 100%. A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN a) Kondisi Umum

Cita-cita menjadi sentra pendidikan Asia Tenggara dirintis oleh Pemerintah Provinsi DIY dengan meretas perwujudan lembaga pendidikan yang berstandar nasional dan internasional, serta pusat-pusat keunggulan ilmiah; penyediaan sumber daya pendidikan yang handal; penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan; menarik minat peserta didik sebanyak mungkin dari luar Provinsi DIY; mencetak lulusan yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan berakhlak mulia; meningkatkan masyarakat terdidik dan berbudaya; dan meningkatkan proporsi masyarakat yang berpendidikan menengah dan tinggi.

Pendidikan adalah salah satu sarana untuk mendidik masyarakat dari usia pendidikan dan seterusnya untuk memberikan wadah proses pembelajaran agar dapat memperoleh arahan secara terencana dan sadar sehingga dapat berperilaku dan bersikap secara baik untuk selanjutnya dapat secara aktif mengembangkan potensi pada dirinya. Pendidikan dilakukan untuk memperoleh dan memiliki spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia serta memiliki keterampilan yang pada saatnya nanti akan diperlukan di dalam melakukan kegiatan di masyarakat untuk melanjutkan proses pembangunan secara terus menerus dan dapat mempertahankan kemandirian dalam persaingan global.

Pembangunan pendidikan sebagai bagian integral dari pembangunan di Provinsi DIY dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional sebaigaimana diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003). Dengan demikian, program dan kegiatannya disusun, direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan mengacu pada Renstra Pendidikan Nasional dengan sistem pemerintahan yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (UU 32/2004), yang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 2 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

pedoman pelaksanaannya telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (PP 38/2007). Dengan demikian, pembangunan pendidikan di Provinsi DIY diarahkan untuk mencapai visi Provinsi DIY sebagai Pusat Pendidikan Terkemuka di Tahun 2025 melalui dan melampaui pencapaian target-target nasional dengan dipandu oleh 8 standar nasional pendidikan (standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar penilaian) dengan mempertimbangkan pembagian urusan/kewenangan.

Indikator sebagai tolok ukur pencapaian target kinerja urusan pendidikan di Provinsi DIY dapat dicermati dalam indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD tahun 2009-2013. Salah satu indikator kinerja pada upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi DIY pada tahun 2010 menunjukkan angka sebesar 74,01% dan pada tahun 2011 menunjukkan angka 65,73%. APK SD/MI pada tahun 2011 sebesar 111,43% lebih besar 0,33% dari tahun 2010 yaitu sebesar 111,10%. Sedangkan APM SD/MI tahun 2011 sebesar 97,53% terjadi kenaikan meskipun kecil dari tahun 2010 yang sebesar 96,84%. Besaran angka APK dan APM yang hampir sama tersebut atau hanya menunjukkan kenaikan yang kecil menggambarkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah antara tahun 2010 dan 2011.

Pencapaian APK SMP/MTs pada tahun 2010 sebesar 114,07%, dan di tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 115,50%. Sedangkan APM SMP/MTs tahun 2011 sebesar 81,08%, mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2010 yang menunjukkan angka sebesar 80,86%. Angka-angka tersebut telah memenuhi sasaran yang telah ditargetkan dan ditetapkan pada RPJMD Provinsi DIY dan direncanakan dalam rencana capaian kinerja pembangunan pendidikan di Provinsi DIY.

Menurut catatan angka putus sekolah SMP/MTs di Provinsi DIY saat ini sangat kecil yakni hanya 0,09%. Masih adanya anak yang putus sekolah tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, faktor sosial ekonomi dari orang tua/masyarakat dan faktor lingkungan sehingga siswa/anak-anak ada yang harus membantu orang tua untuk mencari nafkah atau menempuh kehidupannya sendiri.

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, pada tahun 2010 APK menunjukkan angka sebesar 88,91% sedangkan tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 88,79%. Sedangkan APM SM/MA pada tahun 2010 sebesar 60,85%, mengalami kenaikan di tahun 2011 yang menunjukkan angka sebesar 63,45%. Rasio Siswa SMA terhadap SMK adalah 1 : 2, hal ini

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-3

menunjukkan bahwa perbandingan siswa SMK lebih banyak daripada siswa SMA sehingga keberadaan SMK di Provinsi DIY mendapatkan minat yang baik dari masyarakat/siswa. Untuk memenuhi kebutuhan masyakarat akan minat menyekolahkan anaknya di SMK maka diperlukan pengembangan SMK yang telah ada. Dilihat dari kebutuhan daerah dipandang dari sektor ekonomi, maka SMK yang perlu dikembangkan di Provinsi DIY ini adalah kelompok/bidang pariwisata dan pertanian.

Rasio siswa per guru adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru untuk untuk jenjang pendidikan tertentu yang menunjukkan bahwa makin tinggi rasio berarti makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guru atau makin kurang jumlah guru di jenjang pendidikan tersebut. Rasio siswa dengan guru untuk untuk tahun 2010 pada jenjang pendidikan SD/MI adalah 13, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs adalah 20, sedangkan untuk jenjang pendidikan SM/MA adalah 9. Sedangkan rasio siswa per guru pada tahun 2011 untuk jenjang pendidikan SD/MI adalah 4 : 1, jenjang pendidikan SMP/MTs. 23 : 1, sedangkan untuk SM/MA adalah 9 : 1 Standar ideal dan norma nasional untuk mengukur rasio siswa/guru adalah sebagai berikut: SD/MI sebesar 40, rasio untuk SMP/MTs sebesar 21, dan SM/MA sebesar 21. Berdasarkan standar dan norma nasional tersebut dapat dikatakan bahwa rasio siswa per guru SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA di Provinsi DIY telah sesuai dan berada pada standar nasional yang ditetapkan.

Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab XI Pasal 42 ayat (2) menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, pemerintah telah mengupayakan peningkatan kualitas guru dengan sertifikasi kompetensi yang berstandar pada semua jenjang pendidikan. Sampai dengan akhir tahun 2010 jumlah guru yang telah bersertifikasi adalah sebesar 17,61% dari 23.820 guru pada jenjang pendidikan SD/MI dan tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 24,08% dari 23.719 guru yang ada, pada jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2010 sebesar 36,49% dari 12.971 guru mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 42,79% dari jumlah 12.684 guru; Kenaikan jumlah guru bersertifikasi juga terjadi pada jenjang pendidikan SM/MA yaitu 35,25% dari 15.067 guru di tahun 2010 menjadi 40,03% dari 15.064 guru di tahun 2011. Melihat angka persentase guru bersertifikasi pada semua tingkatan jenjang pendidikan tentu masih sangat memprihatinkan karena harapan akan mutu lulusan yang berkualitas yang salah satunya adalah dengan dibimbing dan diajar oleh guru-guru yang berkualitas yaitu dengan telah memperoleh sertifikasi masih jauh dari harapan karena dari sejumlah guru pada setiap jenjang pendidikan masih kurang dari 50% sehingga perlu diupayakan agar seluruh guru yang mengajar telah bersertifikasi kompetensi.

Untuk pendidikan tinggi tercatat jumlah mahasiswa yang menimba ilmu sebanyak 270.650 mahasiswa pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 272.647 mahasiswa pada tahun

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 4 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

2011, sedangkan jumlah mahasiswa asing meningkat dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 8.000 orang menjadi 8.342 orang pada tahun 2011.

Agar seluruh masyarakat dari seluruh wilayah yang ada di Provinsi DIY dapat mengakses pendidikan dan agar kualitas pendidikan dapat meningkat mutunya secara merata diperlukan sarana dan prasarana yaitu infrastruktur. Infrastruktur pendidikan berupa sekolah telah merata dan tersebar di seluruh Provinsi DIY. Jumlah penyebaran sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI sudah merata di seluruh desa. Jumlah SD/MI negeri maupun swasta yang ada di Provinsi DIY adalah 2.017 Sedangkan jumlah SMP/MTs negeri maupun swasta adalah 507, jumlah SMA/MA sebanyak 203 baik negeri dan swasta, SMK 270 sekolah negeri dan swasta, TK/RA sejumlah 2.209 sekolah negeri dan swasta, dan 67 SLB baik negeri maupun swasta.

Untuk memberikan jaminan pendidikan yang mempunyai mutu standar nasional maupun bertaraf internasional kepada masyarakat dan agar dapat menghasilkan lulusan pendidikan yang dapat mensejajarkan diri pada persaingan global serta lebih khusus lagi untuk menuju Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara maka telah dikembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: SD SSN berjumlah 92 dan SD RSBI berjumlah 6 sekolah, SMP RSBI terdiri dari 12 sekolah dan SSN 97 sekolah. SMA RSBI berjumlah 26, sekolah SSN sebanyak 275 sekolah (negeri dan swasta).

Jika dicermati dari ketersedian ruang belajar maka rata-rata kepadatan ruang belajar di SD/MI adalah 18 siswa/kelas (21 siswa/kelas; tahun 2010), SMP/MTs adalah 32 siswa (27 siswa/kelas; tahun 2010), dan SM sebesar 28 siswa/kelas (29 siswa/kelas; tahun 2010). Sedangkan rasio siswa terhadap guru untuk jenjang pendidikan SD/MI adalah 14 siswa/guru (1 orang guru mengampu 14 siswa) untuk jenjang pendidikan pendidikan SMP/MTs 23 siswa/guru untuk jenjang pendidikan pendidikan SM dan 9 siswa/guru.

Jumlah lulusan jenjang pendidikan SD/MI pada tahun 2011 adalah 45.754 siswa dengan angka kelulusan 98,53% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 96,47%. Sementara yang meneruskan ke SMP /MTs sejumlah 47.928 siswa atau 104,75% mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang sebesar 95,19%. Sedangkan jumlah lulusan jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2010 adalah 48.022 siswa, dengan angka kelulusan sebesar 98,28% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 81,84%. Sementara yang meneruskan ke Sekolah Menengah (SMA, MA dan SMK) adalah sejumlah 60.123 siswa atau 104,38%, menurun dari tahun 2010 sebesar 136,97%. Sedangkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah, tingkat kelulusannya adalah 99,61% dari 41.540 Siswa mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang sebesar 95,32%.

Pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus juga mendapat perhatian dan prioritas dalam pembangunan bidang pendidikan untuk memberikan bekal kemandirian bagi para penyandang ketunaan yang ada di Provinsi DIY. Kesempatan dan akses belajar bagi

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-5

anak-anak penyandang ketunaan telah disediakan Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi yaitu sekolah umum yang juga menyediakan sarana dan guru untuk proses belajar bagi siswa penyandang ketunaan. Jumlah SLB ada sebanyak 58 sekolah berstatus swasta dan 9 SLB negeri serta jumlah sekolah inklusi sebanyak 143 sekolah dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SM sesuai dengan data sekolah yang mendapat bantuan guru inklusi dari Pemerintah Provinsi DIY dengan siswa pada sekolah insklusi sebanyak 1191 orang yang terinci sebagai berikut: 1097 orang pada jenjang pendidikan SD, jenjang pendidikan SMP terdapat 16 orang serta pada jenjang pendidikan SM sebanyak 47 orang. Sedangkan jumlah penduduk penyandang ketunaan usia sekolah sebanyak 8.016 orang dengan jumlah yang belum mendapatkan kesempatan belajar sebanyak 4.372 orang.

Sampai dengan tahun 2011, program pemberantasan buta aksara sebagai salah satu program di Millenium Development Goals (MDG’s) dapat menggarap sebanyak 98,18% orang menjadi melek aksara. Selain hal tersebut di atas, dalam rangka memberikan layanan masyarakat pendidikan telah diluncurkan layanan pendidikan dalam bentuk digital yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan program Jogja Learning Gateway. Salah satu media yang telah diluncurkan adalah layanan data kependidikan berbasis web dengan alamat www.pendidikan-diy.go.id yang sangat bermanfaat untuk semua kalangan yang membutuhkan informasi mengenai data dan pembangunan kependidikan di DIY. Dan untuk masyarakat/siswa yang berminat mengikuti pembelajaran secara on line dapat melalui www.jogjabelajar.org.

Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di Provinsi DIY telah menyebabkan makin maraknya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Provinsi DIY semakin bisa dirasakan peningkatannya. Dengan dilaksanakan program-program pembangunan bidang pendidikan serta kegiatannya, pelayanan pendidikan yang menjangkau daerah terpencil dan bahkan penduduk miskin maka aksesibilitas dan kualitas pendidikan di DIY semakin meningkat. Namun dalam perjalanannya masih sering timbul berbagai masalah yang dihadapi dan dipecahkan.

Pendidikan dan segala permasalahannya di DIY tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan masalah-masalah di luar sektor pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat setempat. Faktor–faktor lingkungan secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Faktor-faktor lingkungan tersebut adalah administrasi pemerintah daerah, demografi, sosial budaya, keagamaan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta transportasi dan komunikasi.

Adapun pencapaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan di Provinsi DIY tahun 2010 - 2011 disajikan pada tabel berikut:

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 6 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Tabel 4.1 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Angka Melek Huruf Persen 98,18 98,93 98,18 99,24

2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 12,21 12,05 9,15 75,93

3. Angka Partisipasi Kasar

a.PAUD Persen 74,01 75 65,73 87,64

b. SD/MI Persen 111,10 107 111,43 104,14

c. SLTP/MTs Persen 114,07 105 115,5 110

d. SMU/MA/SMK Persen 88,91 84 88,79 105,7

e. PLB Persen 66,83 89 92,03 103,4

4. Angka Partisipasi Murni

a. SD/MI Persen 96,84 95,3 97,53 102,34

b. SLTP/MTs Persen 80,86 83 81,08 97,69

c. SMU/MA/SMK Persen 60,85 62 63,45 102,34

5. Angka Kelulusan

a. SD/MI Persen 96,47 99,03 98,53 99,5

b. SLTP/MTs Persen 81,84 96,5 98,28 101,84

c. SMU/MA/SMK Persen 88,98 98,3 99,61 101,33

6. Angka Putus Sekolah

a. SD/MI Persen 0,07 0,04 0,07 57,14

b. SLTP/MTs Persen 0,17 0,2 0,09 222,22

c. SMU/MA/SMK Persen 0,44 0,46 0,57 80,7

7. Jumlah Prestasi Siswa dalam Olimpiade/Kejuaraan

Tingkat Nasional dan Internasional

a. SD/MI

- Nasional Peringkat 1 4 1 400

b. SLTP/MTs

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-7

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

- Nasional Peringkat 8 4 1 400

- Internasional Event 0 1 1 100

c. SMU/MA/SMK

- Nasional Peringkat 3 5 1 500

- Internasional Event 0 1 4 400

8. Jumlah Sekolah Standar Nasional

a. SD/MI Sekolah 56 150 92 61,33

b. SMP/MTs Sekolah 76 125 97 77,6

c. SMA/MA/SMK Sekolah 86 105 275 261,9

9. Jumlah Sekolah Bertaraf Internasional

a. SD/MI Sekolah 5 7 6 85,71

b. SMP/MTs Sekolah 12 12 12 100

c. SMA/MA/SMK Sekolah 26 25 26 104

10. Jumlah Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal

Sekolah 4 3 5 166,67

11. Jumlah Lembaga PNF Memenuhi Standar Nasional

Lembaga 37 45 46 102,22

12. Prestasi Kejuaraan PNF Peringkat 2 1 1 100,00

13. Jumlah Mahasiswa Orang 270.650 280.550 272.647 97,18

14. Jumlah Mahasiswa Asing Orang 8.000 990 8.342 842,63

Sumber : Disdikpora Provinsi DIY, 2012 b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.2 Program/Kegiatan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pendidikan Anak Usia Dini

903.218.000 100,00 85,30 100,00 100,00

1.1 Pengadaan Alat Praktik 10.500.000 100,00 62,76 100,00 100,00 Efisiensi jumlah tim

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 8 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

dan Peraga Siswa penilai dari 11 orang tapi yang terealisasi hanya berjumlah 7 orang karena semula jumlah TK yang memasukkan proposal hanya berjumlah 40 dari 60 TK yang dianggarkan, menyesuaikan dengan kebutuhan.

1.2 Pengadaan Perlengkapan Sekolah

175.400.000 100,00 95,37 100,00 100,00 -

1.3 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

153.005.000 100,00 98,34 100,00 100,00 -

1.4 Pengembangan Kurikulum Bahan Ajar dan Model Pembelajaran PAUD

52.966.000 100,00 92,20 100,00 100,00 -

1.5 Pemberian Alat Peraga Edukatif (APE)

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.6 Pengembangan Kelembagaan PAUD Nonformal

185.769.000 100,00 92,80 100,00 100,00 -

1.7 Pengembangan Kelembagaan TK

140.000.000 100,00 56,82 100,00 100,00 Penawaran penyedia barang/ jasa jauh dibawah HPS

1.8 Pembinaan Kreativitas TK 108.450.000 100,00 65,70 100,00 100,00 Kegiatan yang berkait dengan pusat tidak dilaksanakan karena restrukturisasi organisasi kementerian

1.9 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Tumbuh Kembang Anak

67.128.000 100,00 95,40 100,00 100,00 -

2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

4.516.730.500 100,00 85,55 100,00 99,69

2.1 Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta Pesantren Salafiyah dan Sat Pend NonIslam

73.365.000 100,00 99,31 100,00 100,00 -

2.2 Penyediaan Beasiswa 71.885.000 100,00 75,25 100,00 100,00 Penerima beasiswa

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-9

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Retrieval untuk Anak Putus Sekolah

yang sudah terdata tidak mengambil beasiswa karena beberapa alasan, diantaranya: sudah lulus dan pindah keluar kota.

2.3 Pengembangan SMP Bertaraf Internasional

199.887.000 100,00 80,24 100,00 100,00 Terdapat perubahan jumlah sasaran dari 40 orang menjadi 12 orang pada supervisi RSBI

2.4 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Galur Kulonprogo

311.156.000 100,00 84,48 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan belanja barang modal, penawaran lebih rendah daripada pagu

2.5 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Wates Kulonprogo

492.646.000 100,00 98,37 100,00 100,00 -

2.6 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Karangmojo Gunungkidul

441.873.000 100,00 88,20 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan belanja barang modal, penawaran lebih rendah daripada pagu

2.7 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMPN 1 Wonosari Gunungkidul

554.321.000 100,00 83,57 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan belanja barang modal, penawaran lebih rendah daripada pagu

2.8 Pembinaan Gugus TK/SD 33.205.000 100,00 95,38 100,00 100,00 2.9 Pembinaan OOSN SD 221.489.000 100,00 71,36 100,00 100,00 Pengurangan cabor

dari 11 menjadi 5 cabor untuk tingkat nasional

2.10 Pembinaan OSN SD 364.827.000 100,00 68,70 100,00 100,00 Perjalanan ke Manado dianggarkan 10 orang, tapi 8 orang sudah dibiayai oleh pusat

2.11 Jambore UKS Nasional 121.745.000 100,00 79,68 100,00 100,00 Sisa sewa bus dan pengadaan perlengkapan peserta, sewa alat tidak direaliasi karena cabang yang dilombakan sudah disediakan oleh pusat.

2.12 Seleksi, Pembinaan dan 81.450.000 100,00 47,87 100,00 100,00 Pengurangan cabang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 10 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pengiriman Seni TK/SD seni yang dilombakan oleh pusat

2.13 Pembinaan OOSN SMP 350.000.000 100,00 90,84 100,00 100,00 - 2.14 Pembinaan FLSSN SMP 350.000.000 100,00 93,34 100,00 98,28 Jumlah cabang yang

dilombakan oleh pusat lebih sedikit dari yang direncanakan oleh daerah

2.15 Pembinaan OSN SMP 382.996.500 100,00 87,97 100,00 100,00 Siswa yang lolos seleksi OSN berjumlah 19 dari 30 yang ditargetkan

2.16 Lomba Belajar Mandiri Nasional

24.435.000 100,00 97,77 100,00 100,00 -

2.17 Pengembangan Pembelajaran Multikultur dan Kearifan Lokal bagi Siswa SD/SMP

110.000.000 100,00 89,36 100,00 100,00 Sisa dana akomodasi karena ada perubahan tempat kegiatan dari yang telah direncanakan

2.18 Lomba Penulisan Karya Ilmiah

81.450.000 100,00 93,73 100,00 100,00 -

2.19 Pembinaan Sekolah Sehat dan Dokter Kecil

250.000.000 100,00 87,85 100,00 100,00 Biaya perjalanan dinas luar daerah tidak direalisasikan karena Provinsi DY tidak masuk 6 besar lomba sekolah sehat pada tingkat nasional

3 Program Pendidikan Menengah

8.321.260.000 100,00 93,46 100,00 100,00

3.1 Penyediaan Beasiswa Bagi Keluarga Tidak Mampu

66.200.000 100,00 98,21 100,00 100,00 -

3.2 Penyelenggaraan Paket C Setara SMU

403.120.000 100,00 98,10 100,00 100,00 -

3.3 Peningkatan Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri

112.812.000 100,00 86,54 100,00 100,00 Efisiensi pada anggaran transportasi dan akomodasi pada perjalanan dinas luar daerah karena terdapat perubahan tempat magang siswa

3.4 Pengembangan Kurikulum SMA

167.700.000 100,00 97,08 100,00 100,00 -

3.5 Pengembangan Kurikulum SMK

168.750.000 100,00 99,07 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-11

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.6 Pengembangan SMA Bertaraf Internasional

250.000.000 100,00 96,07 100,00 100,00 -

3.7 Pengembangan SMK Bertaraf Internasional

249.208.000 100,00 96,69 100,00 100,00 -

3.8 Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan dan Keunggulan Lokal

8.000.000 100,00 99,18 100,00 100,00 -

3.9 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMAN 2 Wates Kulonprogo

685.000.000 100,00 92,93 100,00 100,00 -

3.10 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMAN 1 Wonosari Gunungkidul

750.000.000 100,00 87,51 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan barang modal

3.11 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMKN 2 Pengasih Kulonprogo

1.323.520.000 100,00 90,30 100,00 100,00 -

3.12 Pengembangan dan Peningkatan Mutu SMKN 2 Wonosari Gunungkidul

1.176.480.000 100,00 92,23 100,00 100,00 -

3.13 Penerbitan Jurnal Karya Ilmiah

70.000.000 100,00 99,51 100,00 100,00 -

3.14 Lomba Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional

1.200.000.000 100,00 95,57 100,00 100,00 -

3.15 OSN SMA Tingkat Nasional 478.450.000 100,00 94,84 100,00 100,00 - 3.16 OOSN SMA 307.695.000 100,00 93,37 100,00 100,00 - 3.17 FLSSN SMA 278.480.000 100,00 96,09 100,00 100,00 - 3.18 Penyelenggaraan Lomba

Debat Bahasa Inggris 53.900.000 100,00 99,34 100,00 100,00 -

3.19 Penyelenggaraan Lomba Cerdas Cermat (LCC) UUD 1945

176.945.000 100,00 95,94 100,00 100,00 -

3.20 Gladi PIR dan Wisata Budaya

150.000.000 100,00 97,93 100,00 100,00 -

3.21 Pengembangan Pembelajaran Kebumian dan Keastronomian dalam Pemahaman Fenomena Alam

75.000.000 100,00 99,37 100,00 100,00 -

3.22 Pembinaan Akreditasi Jenjang SMA

70.000.000 100,00 82,86 100,00 100,00 Biaya direncanakan untuk pembinaan terhadap 40 sekolah, yang mengajukan akreditasi tahun 2011; Namun yang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 12 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

terealisasi hanya sebanyak 23 sekolah, karena beberapa hal, yaitu: ada yang alih fungsi dan ada yang telah tutup.

3.23 Pembinaan Akreditasi Jenjang SMK

100.000.000 100,00 98,95 100,00 100,00 -

4 Program Pendidikan Non Formal

1.680.037.000 100,00 87,54 100,00 100,00

4.1 Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup

34.868.000 100,00 97,32 100,00 100,00 -

4.2 Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar, dan Model Pembelajaran PNF

190.000.000 100,00 97,38 100,00 100,00 -

4.3 Pembinaan Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) dan PKBM

90.000.000 100,00 97,07 100,00 100,00 -

4.4 Pengembangan Pendidikan Keagamaan

200.000.000 100,00 92,08 100,00 100,00 -

4.5 Pengadaan Buku Penunjang KF

100.000.000 100,00 76,24 100,00 100,00 Ada efisiensi pengadaan buku KF, efisensi ATK

4.6 Penyediaan Buku Penunjang Paket C

428.750.000 100,00 77,29 100,00 100,00 Efisiensi belanja ATK dan pengadaan buku modul paket C

4.7 Jambore PTK PNF 337.269.000 100,00 84,25 100,00 100,00 Terdapat sisa biaya perjalanan dinas karena tiket berangkat dan pulang dengan menggunakan tiket promo. Penghematan biaya akomodasi tim pendamping yang tidak bisa mengikuti selama 6 hari penuh di lokasi Jambore PTK PNF nasional di Mataram dikarenakan kesalahan dalam penempatan anggaran, yang seharusnya pada rekening biaya

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-13

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

akomodasi dan perjalanan dinas tapi terletak di rekening konsumsi

4.8 MTQ Pelajar Tingkat Provinsi

199.150.000 100,00 97,08 100,00 100,00 -

4.9 Fasilitasi Konsorsium Kursus

50.000.000 100,00 96,02 100,00 100,00 -

4.10 Pembinaan Akreditasi PNF 50.000.000 100,00 94,30 100,00 100,00 - 5 Program Pendidikan Luar

Biasa 4.659.511.950 100,00 92,35 100,00 100,00

5.1 Pembangunan Gedung Sekolah

1.044.700.000 100,00 87,44 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan barang dan jasa, karena penawaran lebih rendah dari HPS

5.2 Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa

200.000.000 100,00 98,47 100,00 100,00 -

5.3 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa

350.000.000 100,00 99,02 100,00 100,00 -

5.4 Pengadaan Meubeler Sekolah

150.000.000 100,00 94,91 100,00 100,00 -

5.5 Pengadaan Perlengkapan Sekolah

250.000.000 100,00 93,82 100,00 100,00 -

5.6 Pengadaan Alat Rumah Tangga Sekolah

200.000.000 100,00 88,55 100,00 100,00 Efisiensi pengadaan barang dan jasa, karena penawaran lebih rendah dari HPS

5.7 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik

253.752.000 100,00 89,74 100,00 100,00 Pelaksanaan yang semula direncanakan 5 hari, materi sudah cukup disampaikan dalam 4 hari

5.8 Pembinaan Forum Masyarakat Peduli Pendidikan

96.750.000 100,00 87,65 100,00 100,00 Terjadi efisiensi karena sewa gedung di bintang sehingga tidak terealisasi.

5.9 Pembinaan Minat, Bakat, dan Kreativitas Siswa

229.295.000 100,00 89,01 100,00 100,00 Beberapa cabang yang dilombakan tidak ada yang mendaftar, diantaranya: bulu tangkis, tenis meja, cerdas cermat MIPA setingkat SMALB.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 14 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

5.10 Bantuan Operasional Sekolah

31.379.000 100,00 99,33 100,00 100,00 -

5.11 Supervisi dan Pembinaan Sekolah

30.000.000 100,00 98,63 100,00 100,00 -

5.12 Pemberian Beasiswa 328.320.000 100,00 98,01 100,00 100,00 - 5.13 Pemberian Makanan

Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

544.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

5.14 Pemberian Layanan Kesehatan Siswa

353.000.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

5.15 Koordinasi, Pembinaan dan Supervisi Sekolah

57.915.000 100,00 71,07 100,00 100,00 Efisiensi honor, narasumber dan akomodasi dan menyesuaikan SHBJ

5.16 Pembraillean Buku/Naskah

360.000.000 100,00 97,14 100,00 100,00 -

5.17 Pembinaan SOINA 198.925.000 100,00 73,00 100,00 100,00 Perjalanan dinas ke pusat sebanyak 5 hari menjadi 4 hari, Besaran biaya menyesuaikan SHBJ Gubernur sebesar Rp 300.000, di DPA sebesar Rp 500.000

5.18 Pengembangan Resource Center

175.000.000 100,00 94,55 100,00 100,00 -

5.19 Jambore PK-PLK 97.598.150 100,00 98,94 100,00 100,00 - 5.20 Pemilihan Kepala dan

Pengawas Sekolah Berprestasi

252.333.000 100,00 95,61 100,00 100,00 -

6 Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

6.500.369.550 100,00 77,31 100,00 100,00

6.1 Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik

147.050.000 100,00 82,59 100,00 100,00 Dengan peraturan baru, pembekalan PLPG sudah dilaksanakan oleh UNY sehingga tidak terealisasi.

6.2 Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

83.200.000 100,00 83,19 100,00 100,00 Honor tim penguji semula yang direncanakan 10 orang tetapi direalisasikan 5 orang sesuai dengan kebutuhan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-15

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.3 Pengembangan Kompetensi Pendidik TK

73.800.000 100,00 94,90 100,00 100,00 -

6.4 Pengembangan Kompetensi Pendidik PLB

194.259.550 100,00 83,08 100,00 100,00 Penggunaan akomodasi kegiatan/tempat hotel yang sederhana sehingga biaya dapat dihemat

6.5 Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4.050.000.000 100,00 71,24 100,00 100,00 Setelah dilakukan perhitungan ulang pendidik dan tenaga kependidikan yang ada tak sebanyak yang disediakan

6.6 Pengembangan Kompetensi Guru SLB Non PLB

79.700.000 100,00 92,23 100,00 100,00 -

6.7 Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD

226.830.000 100,00 85,18 100,00 100,00 Efisiensi perjalanan dinas dalam daerah yang dianggarkan untuk 40 op terealisir 16 op karena sasaran SD yang lolos seleksi hanya ada 1 SD di Bantul

6.8 Sosialisasi Standar kesetaraan Paket A, B, dan C

50.000.000 100,00 92,28 100,00 100,00 -

6.9 Pemberdayaan MGMP/MKKS SMA

75.000.000 100,00 97,62 100,00 100,00 -

6.10 Pemberdayaan MGMD/K3S SMK

100.000.000 100,00 97,57 100,00 100,00 -

6.11 Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berbasis Keunggulan Lokal

717.158.000 100,00 83,52 100,00 100,00 Penawaran penyedia barang dan jasa jauh di bawah HPS

6.12 Pengembangan TI bagi Guru dan TU

494.480.000 100,00 90,28 100,00 100,00 -

6.13 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Ujian

99.950.000 100,00 92,86 100,00 100,00 -

6.14 Pendampingan Pendidik PNF

27.000.000 100,00 93,84 100,00 100,00 -

6.15 Penilaian Angka Kredit dan Kinerja Kepala Sekolah

81.942.000 100,00 87,06 100,00 100,00 Kegiatan diklat PAK Semula direncanakan selama 2 kali, tetapi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 16 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

materi sudah tersampaikan seluruhnya dengan satu kali kegiatan. Perjalanan dinas terealisasi 50% karena semula dianggarkan dengan jumlah orang tetapi kemudian disesuaikan dengan jumlah sekolah sesuai dengan SHBJ.

7 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan

6.435.478.350 100,00 78,07 100,00 100,00

7.1 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Kinerja Bidang Pendidikan

74.600.000 100,00 40,95 100,00 100,00 Efisiensi akomodasi dan lembur yang tidak dilaksanakan

7.2 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

48.740.000 100,00 63,96 100,00 100,00 Sisa anggaran konsumsi dan lembur yang tidak dilaksanakan karena pekerjaan telah tercukupi

7.3 Penyelenggaraan Ujian SD/MI

899.910.000 100,00 81,48 100,00 100,00 Sisa biaya lelang, penawaran penyedia barang dan jasa di bwah HPS.

7.4 Penyelenggaraan Ujian PNF

708.000.000 100,00 66,26 100,00 100,00 Efisiensi penggandaan soal latihan ujian PNF dan EHB, anggaran perjalanan dinas yang tidak terserap, honor penyelenggaraan tidak terserap karena sudah menjadi tupoksi pegawai

7.5 Publikasi dan Pameran Pendidikan

325.000.000 100,00 71,07 100,00 100,00 Efisiensi sewa tempat dan sarana pameran

7.6 Pemberian Penghargaan Prestasi di Bidang Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

26.000.000 100,00 94,53 100,00 100,00

7.7 Rakerda Bidang Pendidikan

130.050.000 100,00 87,62 100,00 100,00 Biaya lembur tidak dicairkan, penyesuaian biaya

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-17

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

dokumentasi dan konsumsi sesuai dengan kebutuhan

7.8 Pembinaan dan Pengiriman Duta Seni Pelajar se-Jawa-Bali

410.951.000 100,00 80,94 100,00 100,00 Perjalanan pejabat pimpinan tidak dapat direalisasi

7.9 Penyelenggaraan Siaran Pendidikan di Media Elektronik

364.900.000 100,00 94,01 100,00 100,00 -

7.10 Pengembangan Minat Baca dan Tulis

957.800.000 100,00 85,39 100,00 100,00 Penawaran jauh dibawah HPS

7.11 Pendampingan Lomba di Semua Jenjang

176.450.000 100,00 85,70 100,00 100,00 Honor pendampingan lomba sudah dibiayai melalui DPA yang ada di bidang persekolahan sehingga tidak dicairkan, efisiensi pengadaan

7.12 Pendataan Pendidikan Pengembangan Aplikasi dan e-Administrasi

245.676.250 100,00 98,86 100,00 100,00 -

7.13 Pemeliharaan Website 124.750.000 100,00 99,61 100,00 100,00 -

7.14 Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah/Madrasah

1.247.244.200 100,00 63,59 100,00 100,00 Sisa anggaran dari hasil negosiasi akomodasi Diklat Asessor Akreditasi serta lembur yang tidak dilaksanakan karena pekerjaan sudah tercukupi

7.15 Penyelenggaraan Ujian 103.487.900 100,00 61,01 100,00 100,00 Kegiatan sosialisasi telah dibiayai dengan dana APBN sehingga terdapat penghematan biaya pada APBD

7.16 Pengembangan Web BTKP 42.750.000 100,00 87,67 100,00 100,00 Biaya lembur tidak dicairkan karena sasaran waktu pelaksanaan kegiatan/pekerjaan sudah terpenuhi

7.17 Pembinaan "Kita Harus Belajar" (Ki Hajar)

60.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 18 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

7.18 Penyelenggaraan Hari Anak Nasional

40.000.000 100,00 76,75 100,00 100,00 Penyelenggaraan HAN digabung dengan Harganas dan Hari PKK, sehingga dana sharing dengan dinas terkait

7.19 Penjaminan Mutu Sekolah 391.295.000 100,00 87,92 100,00 100,00 Penawaran akomodasi hotel jauh dibawah HPS

7.20 Pengendalian DK/TP 14.874.000 100,00 50,69 100,00 100,00 Honor narasumber tidak dapat dicairkan karena rapat koordinasi tidak memperbolehkan adanya narasumber yang dibiayai. Rapat Koordinasi dijadwalkan 10 kali terlaksana 7 kali karena kegiatan Dekon/TP baru dapat dilaksanakan mulai bulan Mei 2011.

7.21 Aplikasi Aset Barang Milik Daerah

43.000.000 100,00 99,54 100,00 100,00 -

8 Program Pendidikan Tinggi

2.519.479.000 100,00 86,92 100,00 100,00

8.1 Promosi Pendidikan Tinggi 1.398.000.000 100,00 92,20 100,00 100,00 -

8.2 Pembinaan Minat, Bakat, dan Kreativitas Mahasiswa

285.000.000 100,00 88,12 100,00 100,00 Kegiatan LITM Juara I semua bidang tidak ada karena menggunakan sistem passing grade sehingga mengurangi daya serap

8.3 Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa

41.200.000 100,00 95,77 100,00 100,00 -

8.4 Pemberdayaan IKPM se-Indonesia di Yogyakarta

75.000.000 100,00 86,93 100,00 100,00 Negosiasi harga pengadaan akomodasi dan konsumsi Seminar Budaya Daerah

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-19

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

8.5 Peningkatan Kualitas LPM Bid Kewirausahaan dan SIBERTIMAS

20.000.000 100,00 97,13 100,00 100,00 -

8.6 Penerapan Sistem dan Informasi Pendidikan Tinggi

49.775.000 100,00 94,38 100,00 100,00 -

8.7 Forum Taman Mini Intelektual Indonesia

250.000.000 100,00 77,96 100,00 100,00 Negosiasi publikasi TV dan koran, selisih honor narasumber sesuai SHBJ, Negosiasi harga pengadaan akomodasi dan konsumsi Sarasehan dan workshop

8.8 Pembinaan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS bagi Mahasiswa

137.100.000 100,00 95,44 100,00 100,00

-

8.9 Pendidikan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara untuk Mahasiswa

74.875.000 100,00 89,61 100,00 100,00 Negosiasi harga pengadaan transportasi dan akomodasi (jasa event organizer)

8.10 Pendampingan Penjajagan Kerjasama PTS di DIY dengan PT Kyoto Perfecture

188.529.000 100,00 45,59 100,00 100,00 MOU antara PTS di Provinsi DIY (UII dan UMY) dengan Perguruan Tinggi di Kyoto Perfecture Jepang sudah ada namun pada waktu proses penandatangan MOU tanggal 22 Desember 2011 dari Dinas Dikpora tidak mendampingi sehingga perjalanan pendampingan penandatanganan kerjasama tidak dicairkan

9 Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan Terkemuka

4.409.054.000 100,00 93,51 100,00 99,26

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 20 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

9.1 Pengembangan Jogja Learning Gateway

275.000.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

9.2 Pembinaan Siswa Berbakat Istimewa/Berprestasi Luar Biasa

300.000.000 100,00 98,44 100,00 100,00 -

9.3 Pengembangan UPTD Berstandar ISO

1.677.600.000 100,00 96,90 100,00 100,00 -

9.4 Pengembangan Klaster Pendidikan

30.000.000 100,00 99,99 100,00 100,00 -

9.5 Pendampingan Program Dana Block Grant

443.850.000 100,00 96,82 100,00 100,00 -

9.6 Promosi Produk-produk BTKP Melalui Media Elektronik dan Pameran

120.000.000 100,00 99,35 100,00 100,00 -

9.7 Produksi Media Pembelajaran

400.000.000 100,00 96,40 100,00 100,00 -

9.8 Pengembangan dan Produksi Media Pembelajaran Budaya Berbasis TIK

100.000.000 100,00 97,56 100,00 100,00 -

9.9 Pengadaan Sarana Pembelajaran Pendidikan Berbasis Kearifan dan Keunggulan Lokal

200.000.000 100,00 71,84 100,00 100,00 Penawaran penyedia barang dan jasa jauh di bawah HPS

9.10 Penerbitan Buletin Warta Guru

50.000.000 100,00 87,36 100,00 100,00 Unit cost honor menyesuaikan SHBJ

9.11 Penyelenggaraan Lomba TIK

90.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

9.12 Pengembangan Laboratorium Bahasa

50.000.000 100,00 95,97 100,00 100,00 -

9.13 Pengembangan Laboratorium Komputer

100.000.000 100,00 95,75 100,00 100,00 -

9.14 Penyusunan Bahan Ajar Bermuatan Kebencanaan

342.000.000 100,00 91,62 100,00 100,00 -

9.15 Penyusunan Bahan Ajar Sejarah DIY

230.604.000 100,00 56,58 100,00 91,27 Finishing buku masih melalui proses uji kelayakan sejarah

10 Program Peningk Pelayanan Pendidikan Pada Blud

1.744.084.000 100,00 87,20 100,00 100,00

10.1 Pelayanan Pendidikan pada BLUD

994.054.000 100,00 87,20 100,00 100,00 Sesuai dengan kebutuhan

10.2 Pendukung Pelayanan Pendidikan pada BLUD

750.030.000 100,00 94,59 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-21

c) Permasalahan dan solusi Permasalahan

1. Faktor sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua siswa yang masih rendah sehingga tidak bisa mempertahankan anaknya untuk bersekolah

2. Pembinaan pendidikan inklusi belum optimal 3. Penanganan anak kebutuhan khusus belum optimal 4. Pembinaan SDM Pendidikan belum optimal 5. Menurunnya minat baca siswa dan generasi muda 6. Masih ada beberapa sekolah (swasta) yang membebankan biaya pendidikan yang

agak tinggi kepada orang tua 7. Keyakinan masyarakat terhadap sekolah masih lebih rendah dibandingkan dengan

bimbingan belajar terutama dalam menghadapi ujian nasional yang menggambarkan bahwa proses belajar mengajar di sekolah belum berkualitas dan mantap

8. Sikap mental kejujuran, kepercayaan diri dan tanggung jawab siswa/generasi muda masih lemah/rendah

9. Belum ada standar/acuan bagi sekolah dalam penyusunan RAPBS 10. Penurunan minat pelajar/mahasiswa untuk belajar di Yogyakarta karena mahalnya

biaya pendidikan.

Solusi 1. Memberikan Bea siswa Retrieval dan bea siswa bagi siswa miskin baik tingkat SMP

maupun Sekolah Menengah 2. Untuk menangani anak berkebutuhan khusus, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olahraga membina secara langsung semua SLB yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, juga adanya sekolah inklusi serta pemberian bantuan operasional untuk SLB swasta se-Provinsi DIY

3. Untuk peningkatan kualitas pendidikan antara lain 4. Memfasilitasi peningkatan kompetensi dan sertifikasi guru-guru 5. Memberikan pelatihan tentang wawasan budaya lokal, jurnalistik dan kewirausahaan

kepada guru-guru 6. Diadakan pembinaan terhadap minat, bakat dan kreatifitas siswa 7. Membuka peluang yang lebih besar dan pembinaan yang lebih intensif terhadap

sekolah-sekolah kejuruan dalam rangka mempersiapkan masyarakat yang siap memasuki dunia kerja

8. Dalam rangka menaikkan citra kota pendidikan, Pemerintah Provinsi DIY mengadakan sosialisasi dan informasi serta melakukan promosi tentang keadaan, mutu dan kualitas pendidikan ke luar Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 22 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

9. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi tentang bagaimana membuat citra yang baik tentang DIY

10. Sedang disusun standar dan acuan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dengan peraturan daerah

11. Pendidikan kearifan lokan dengan memberikan pembelajaran pada potensi daerah setempat serta penanaman semangat juang, kejujuran, kesetiakawanan dan etika pergaulan.

12. Menggalakan dan memberi bantuan sekolah untuk menambah fasilitas perpustakaan sekolah.

13. Pembelajaran melalui www.jogjabelajar.org yang berisi konten-konten pembelajaran dan pustaka wawasan;

14. Memfasilitasi adanya perpustakaan keliling; 15. Membina dan menambah buku-buku di perpustakaan pemerintah baik untuk sekolah

maupun perpustakaan umum. 16. Pemerintah Provinsi DIY melalui Bantuan Gubernur telah memberikan BOSDA sebagai

pendamping BOS dari dana APBN langsung melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mengupayakan pelayanan pendidikan yang gratis atau murah di Provinsi DIY pada tahun 2011.

17. Memberikan beasiswa untuk penghargaan bagi siswa berprestasi luar biasa.

2. URUSAN KESEHATAN a) Kondisi Umum

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara umum pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan di Provinsi DIY dinilai cukup berhasil yang diperlihatkan dari keberhasilannya memperoleh penghargaan nasional sebagai provinsi dengan derajat kesehatan terbaik nasional pada tahun 2008 (Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden). Prestasi tingkat nasional tersebut berlanjut di tahun 2009-2011 dengan berhasil dicapainya berbagai penghargaan di bidang kesehatan oleh hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi DIY.

Capaian UHH di Provinsi DIY merupakan yang terbaik di Indonesia bersama dengan DKI dan Bali. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-23

pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara/wilayah. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Provinsi DIY menempati peringkat terbaik secara nasional dalam hal AKI. Dari tahun 2008–2010 mengalami penurunan dari 105 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) (2008), 104 per 100.000 KH (2009) menjadi 103 per 100.000 KH (2010). AKI secara nasional dari tahun 2008–2010 berturut-turut sebagai berikut 225 per 100.000 KH (2008), 222 per 100.000 KH (2009) dan 220 per 100.000 KH (2010).

Pola penyakit menular yang selalu masuk dalam 10 besar penyakit (puskesmas) selama beberapa tahun terakhir adalah ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pnemonia), penyakit kulit, pulpa dan diare. Sementara untuk balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit penyakit infeksi. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), diabetes mellitus, kanker, gangguan jiwa.

Prevalensi gizi buruk Provinsi DIY telah mengalami penurunan dan cenderung membaik. Namun penderita gizi buruk masih juga dijumpai di wilayah Provinsi DIY. Tahun 1998 sampai 2002 terdapat peningkatan persentase balita dengan status gizi baik, namun demikian tahun 2004 persentase balita gizi buruk masih tetap dijumpai dengan persentasenya mencapai 1,14%. Angka tersebut terus menunjukkan kecenderungan penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.3 Prevalensi Gizi Buruk di Provinsi DIY, 2004-2010

Tahun Nilai

2004 1,14

2005 1,08

2006 1,05

2007 0,94

2008 0,80

2009 0,80

2010 0,70

Sumber: Dinkes Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 24 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Kondisi di tahun 2010 memperlihatkan bahwa indikator-indikator derajat kesehatan maupun upaya kesehatan di Provinsi DIY masih menempati tertinggi. Hasil riset kesehatan dasar nasional tahun 2010 menempatkan Provinsi DIY sebagai provinsi dengan indikator kesehatan terbaik dan paling siap dalam mencapai target MDG.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh pemerintah, masyarakat dan berbagai sektor lain telah memberikan kontribusi kepada pencapaian prestasi tersebut. Pencapaian prestasi akan terus dipelihara dan ditingkatkan melalui berbagai upaya pengembangan kebijakan, program dan kegiatan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan memenuhi tuntutan serta kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang, RS Ghrasia telah melakukan standarisasi pelayanan dengan upaya sertifikasi manajemen mutu. Bulan Oktober tahun 2008 RS Ghrasia telah mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, kemudian pada November 2011 RS Ghrasia penyesuaian SMM ISO 9001 : 2008. Selain itu, pencapaian RS. Ghrasia sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah merevitalisasi pelayanan yang sebelumnya hanya diperuntukkan untuk pelayanan masyarakat yang mengalami gangguan jiwa berat saja. Bentuk revitalisasi layanan tersebut adalah pengembangan pelayanan kesehatan untuk pelayanan medis umum dan pelayanan spesialistik lainnya.

Indikator sebagai tolok ukur pencapaian target kinerja urusan kesehatan di Provinsi DIY tahun 2010-2011 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2010-2011

No Indikator 2010 2011

Target Realisasi Target Realisasi % Realisasi 1 Umur Harapan Hidup 74,2 74 74,3 74 99,60

2 Angka Kematian Balita 18 19 17 19 88,24

3 Angka Kematian Bayi 17 17 16 17 93,75

4 Angka Kematian Ibu Melahirkan 103 103 102 103 99,02

5 Prevalensi Gizi Buruk 0,85 0,70 0,83 0,68 118,07

6 Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 12 16 12,5 15 120,00

7 Cakupan Rawat Inap RS 1,3 1,32 1,35 2,5 185,19

Sumber: Dinkes Provinsi DIY

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-25

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.5 Program/Kegiatan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2011

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

229.763.500 100,00 95,90 100,00 100,00 -

1.1 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

199.840.500 100,00 96,08 100,00 100,00 -

1.2 Peningkatan Peran serta Masyarakat Melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

29.923.000 100,00 94,65 100,00 100,00 -

2 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

159.965.500 100,00 98,56 100,00 100,00

2.1 Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi

10.605.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Pemberian Tambahan Makanan Dan Vitamin

36.630.500 100,00 99,86 100,00 100,00 -

2.3 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vit. A Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

21.101.000 100,00 96,80 100,00 100,00

- 2.4 Pemberdayaan

Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

20.647.000 100,00 99,47 100,00 100,00 -

2.5 Penanggulangan Gizi Lebih 21.248.000 100,00 95,65 100,00 100,00 - 2.6 Monitoring, Evaluasi Dan

Pelaporan 49.733.500 100,00 98,89 100,00 100,00 -

3 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

965.011.460 100,00 95,74 100,00 100,00

3.1 Pengembangan Kab/Kota Sehat

77.044.100 100,00 98,27 100,00 100,00 -

3.2 Surveilans Kesehatan Lingkungan

56.299.050 100,00 99,91 100,00 100,00 -

3.3 Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

54.133.400 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.4 Penyehatan Tempat-tempat Umum (TTU)

145.802.000 100,00 99,46 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 26 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.5 Kajian Kualitas Udara di Lingkungan Perkantoran Provinsi DIY (Dana Cukai Tembakau)

247.805.410 100,00 98,58 100,00 100,00 -

3.6 Kajian Kualitas Udara Indoor

95.227.500 100,00 98,71 100,00 100,00 -

3.7 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan

288.700.000 100,00 88,15 100,00 100,00 Sisa lelang pengadaan bahan bangunan untuk stimulan perbaikan sumber air bersih, jamban dan SPAL domestik untuk 4 kecamatan di Kab. Sleman (Tempel, Cangkringan, Turi, Pakem); sisa pengadaan langsung untuk alat pengadaan lalat (misblower, disel dan pompa air). Semula direncanakan pengadaan alat dengan spesifikasi/merk tertentu dengan harga sebesar yang dianggarkan namun dalam pelaksanaannya barang tsb tidak ada di pasaran, sehingga dibelanjakan dengan spesifikasi sama merk yang berbeda

4 Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Manular

2.219.452.700 100,00 97,26 100,00 99,42

4.1 Peningkatan Imunisasi 165.325.350 100,00 98,22 100,00 100,00 - 4.2 Peningkatan Surveilance

Epidemologi Dan 190.343.850 100,00 98,36 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-27

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Penanggulangan Wabah 4.3 Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit DbD

181.242.500 100,00 92,80 100,00 100,00 -

4.4 Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tb Paru

519.235.000 100,00 99,37 100,00 100,00 -

4.5 Pencegahan Dan Penaggulangan Penyakit HIV/AIDS

328.870.000 100,00 99,39 100,00 100,00 -

4.6 Pencegahan Dan Penanggulangan Panyakit Malaria

207.439.000 100,00 97,84 100,00 100,00 -

4.7 Pencegahan Dan Penanggulangan Panyakit Zoonosis

172.859.000 100,00 95,92 100,00 95,33 -

4.8 Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Lainnya

454.138.000 100,00 94,53 100,00 100,00 -

5 Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata

6.201.212.400 100,00 74,28 100,00 91,64

5.1 Pembangunan Rumah Sakit 1.374.100.000 100,00 - 100,00 8,00 tidak ada kesepakatan antara BP-4 dengan pemilik tanah tentang harga tanah.

5.2 Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit

346.678.586 100,00 77,19 100,00 100,00 Terdapat sisa Lelang

5.3 Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit (Dana Cukai Tembakau)

845.285.100 100,00 90,54 100,00 100,00 -

5.4 Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit

1.235.000.000 100,00 99,79 100,00 100,00 -

5.5 Pengadaan perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit (Dapur, Ruang Pasien, Laundry, Ruang Tunggu dan lain-lain)

52.863.500 100,00 88,27 100,00 100,00 Terdapat sisa pengadaan di BP4

5.6 Pengadaan Bahan-Bahan 119.898.000 100,00 83,44 100,00 100,00 Terdapat sisa

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 28 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Logistik Rumah Sakit (Dana Cukai Tembakau)

belanja makanan dan minuman di BP4 karena menyesuaikan dengan jumlah pasien rawat inap.

5.7 Pengadaan Pencetakan Administrasi dan Surat Menyurat Rumah Sakit

100.001.000 100,00 99,51 100,00 100,00 -

5.8 Pengadaan Reagen/Bahan Kimia (Dana Cukai Tembakau)

1.851.644.800 100,00 98,75 100,00 100,00 -

5.9 Pengadaan Puskesmas Keliling

165.250.000 100,00 95,02 100,00 100,00 -

5.10 Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit (Dana Alokasi Khusus)

20.491.414 100,00 99,55 100,00 100,00 -

5.11 Pengadaan Alat-alat Kesehatan

90.000.000 100,00 98,83 100,00 100,00 -

6 Program Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata

446.158.250 100,00 95,41 100,00 100,00

6.1 Pemeliharaan Rutin/berkala Rumah Sakit

144.158.250 100,00 98,10 100,00 100,00 -

6.2 Pemeliharaan Rutin/berkala Perlengkapan Limbah Rumah Sakit

30.000.000 100,00 99,99 100,00 100,00 -

6.3 Pemeliharaan Rutin/berkala Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit

50.000.000 100,00 87,88 100,00 100,00 Terdapat sisa karena menyesuaikan dengan kebutuhan/jumlah limbah yang diolah di BP4 .

6.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit

50.000.000 100,00 82,91 100,00 100,00 Terdapat sisa karena menyesuaikan dengan kebutuhan pemeliharaan alat kesehatan di BP4

6.5 Pemeliharaan Rutin / Berkala Hewan Percobaan

22.000.000 100,00 99,55 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-29

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.6 Pemeliharaan Puskesmas 150.000.000 100,00 97,99 100,00 100,00 - 7 Program Sediaan Farmasi,

Perbekalan Kesehatan Dan Pengawasan Makanan

350.362.595 100,00 97,50 100,00 100,00

7.1 Peningkatan Pemerataan Obat Dan Perbekalan Kesehatan

230.895.595 100,00 99,17 100,00 100,00 -

7.2 Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas Dan RS

19.700.000 100,00 98,25 100,00 100,00 -

7.3 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan

99.767.000 100,00 93,46 100,00 100,00 -

8 Program Penanganan Pembiayaan Kesehatan Penduduk Miskin

379.409.400 100,00 96,28 100,00 100,00

8.1 Pengembangan Jaminan Pelayanan Kesehatan

102.268.200 100,00 95,30 100,00 100,00 -

8.2 Fasilitasi Pengembangan Jamkesos

23.301.200 100,00 98,10 100,00 100,00 -

8.3 Pengembangan Jaminan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

253.840.000 100,00 96,50 100,00 100,00 -

9 Program Pelayanan Kesehatan

1.066.608.500 100,00 88,16 100,00 99,96

9.1 Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji

15.578.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

9.2 Peningkatan Pelayanan Dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

349.611.000 100,00 96,78 100,00 99,85 -

9.3 Peningkatan Kesehatan Masyarakat

126.619.500 100,00 89,75 100,00 100,00 Sisa dana karena pengiriman tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi ke pusat, ternyata biaya akomodasi sudah ditanggung Kementrian Kesehatan.

9.4 Revitalisasi Posyandu 574.800.000 100,00 82,24 100,00 100,00 Sisa pengadaan piring, timbangan injak, timbangan Balita dan Sarung Timbangan untuk

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 30 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Posyandu untuk korban Erupsi Merapi.

10 Program Kesehatan Keluarga

641.794.250 100,00 98,87 100,00 100,00

10.1 Deteksi Resiko Tinggi Ibu Hamil (Dana Cukai Tembakau)

250.000.000 100,00 97,89 100,00 100,00 -

10.2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu

122.696.250 100,00 99,92 100,00 100,00 -

10.3 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak

87.406.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

10.4 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja

34.862.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

10.5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

146.830.000 100,00 98,75 100,00 100,00 -

11 Program Sistem Informasi Kesehatan

145.863.500 100,00 98,97 100,00 100,00

11.1 Pengembangan Digital Goverment Services Kesehatan

101.511.000 100,00 98,52 100,00 100,00 -

11.2 Penyusunan Dan Pengumpulan Data / Informasi Kesehatan

44.352.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

12 Program Pendidikan Kesehatan Dan Sumberdaya Kesehatan

404.141.700 100,00 91,04 100,00 100,00

12.1 Pelatihan Tenaga Kesehatan Pranata Labkes

45.290.000 100,00 94,22 100,00 100,00 -

12.2 Pendidikan Dan Pelatihan Formal Kesehatan

28.302.650 100,00 97,12 100,00 100,00 -

12.3 Pelatihan Kesehatan Masyarakat

61.249.650 100,00 95,87 100,00 100,00 -

12.4 Perijinan Dan Pembinaan Tenaga Dan Sarana Kesehatan

189.278.900 100,00 85,53 100,00 100,00 Sisa dana: honor nara sumber, rapat analisa, honor sueveyor, karena disesuaikan kebutuhan di lapangan.

12.5 Peningkatan Mutu Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)

17.022.500 100,00 90,06 100,00 100,00 -

12.6 Pembinaan Dan Kemitraan Instusi Pendidikan Tenaga

62.998.000 100,00 98,18 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-31

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Kesehatan 13 Program Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan 126.188.000 100,00 98,69 100,00 100,00

13.1 Survei Kesehatan Daerah 90.211.000 100,00 98,17 100,00 100,00 - 13.2 Monitoring, Evaluasi Dan

Pelaporan 35.977.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

14 Program Pengembangan Manajemen Kesehatan

494.191.500 100,00 89,99 100,00 99,05 -

14.1 Pengembangan Mutu Manajemen Pelayanan Kesehatan

308.437.500 100,00 93,25 100,00 100,00 -

14.2 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

185.754.000 100,00 84,58 100,00 98,09 Sisa dana dari perjalanan luar daerah Mitra Praja Utama (MPU) karena menyesuaikan dengan jumlah peserta dan harga tiket; Pertemuan Lintas Batas Kab/Kota Lintas Prov DIY dan Jateng (rapat koordinasi) di Kab Kulon Progo 1 (satu) kali tidak dilaksanakan karena adanya kontribusi dari Jawa Tengah.Serta adanya sisa dana sewa ruang kegiatan WS pengembangan kebijakan (dilaksanakan di lingkungan gedung pemerintah)

15 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD

8.420.087.374 100,00 90,83 100,00 98,22

15.1 Kegiatan Pelayanan Kesehatan

8.420.087.374 100,00 90,83 100,00 98,22 -Pendampingan pasien napza : dari target

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 32 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

sebesar 25 pasien hanya terealisasi 10 pasien (capaian hanya 40%) hal ini disebabkan karena beberapa pasien napza tempat tinggalnya tidak tetap / pindah.

- pelayanan permintaan penyuluhan eksternal napza dan jiwa : dari target sebesar 15 kunjungan hanya terealisasi 7 kunjungan (capaian 47%) hal ini dikarenakan jumlah permintaan penyuluhan eksternal kurang dari target.

- 1 orang PTT mengundurkan diri

- Tenaga kontral medis dari target 12 orang terealisasi 4 orang

c) Permasalahan dan solusi Permasalahan

1. Derajat kesehatan Provinsi DIY telah berada di atas rata-rata nasional. Namun demikian, Pemerintah Provinsi DIY perlu mewaspadai hal terkait program kesehatan yang akan memiliki tantangan tersendiri mengingat permasalahan kesehatan semakin variatif dan komplek dari tahun ke tahun. Selain itu, terdapat kecenderungan stagnasi perbaikan dalam pencapaian indikator baik indikator AKI, AKB maupun AKABA.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-33

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja karena permasalahan kesehatan banyak dipengaruhi dari berbagai masalah di luar kesehatan, sehingga perlu dukungan dari berbagai sektor di luar kesehatan. Peran sektor swasta dan sektor pemerintah di luar kesehatan dalam pembangunan berwawasan kesehatan, masih belum optimal.

2. Masih terdapat prevalensi gizi buruk di DIY. Hal tersebut sejalan dengan realita bahwa kemiskinan di DIY masih cukup tinggi. Selain itu terjadi kecenderungan meningkatnya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.

3. Implementasi Pola Hidup Bersih dan Sehat untuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman risiko penyakit masih belum sepenuhnya baik. Termasuk didalamnya adalah pola makan keluarga, kesehatan lingkungan (sanitasi dan akses air bersih), pencegahan penyakit menular, aktifitas fisik, penggunaan obat, jaminan kesehatan dan lain sebagainya yang perlu ditingkatkan.

4. Implementasi Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) di Provinsi DIY memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

5. Sistem rujukan kesehatan belum berjalan dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan kasus rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit semakin meningkat.

6. Kemampuan anggaran yang belum merata berpengaruh pencapaian target pembangunan kesehatan.

7. Permasalahan mendasar yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan jiwa di Provinsi DIY : - Masalah kesiapan keluarga pasien menerima kembali paska perawatan di RS

Ghrasia. - Selisih klaim Jamkesda/Jamkesos pasien yang bermasalah sehingga

mengakibatkan piutang rumah sakit tidak tertagih. - Kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang masalah kesehatan jiwa dan

deteksi dini-nya. Masyarakat baru memahami masalah kesehatan jiwa terbatas pada masalah gangguan jiwa (psikotik)

Solusi

1. Berbagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan di Provinsi DIY sudah menjadi komitmen bersama seluruh stakeholders antara lain dengan menggerakkan dan memberdayakan sektor swasta dan masyarakat. a. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan

monitoring pembangunan kesehatan di DIY. b. Mendorong masyarakat mandiri dalam pemenuhan kebutuhan dan

kesinambungan pelayanan kesehatan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 34 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

2. Koordinasi dengan sektor terkait (sektor Pertanian, Ketahanan Pangan, Perikanan, PKK dan lain-lain) dan meningkatkan peran swasta serta peningkatan pemberdayaan masyarakat.

3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui: Posyandu, Desa Siaga, Desa Siaga Sehat Jiwa, organisasi keagamaan dan lembaga swadaya masyarakat.

4. Meningkatkan upaya koordinasi dan advokasi dengan pemerintah kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait.

5. Menyusun sistem rujukan dengan melibatkan penyelenggara pelayanan kesehatan serta stakeholders terkait.

6. Melakukan advokasi kepada Pemerintah, pemerintah Provinsi serta Kabupaten/kota. 7. Solusi permasalahan pembangunan kesehatan jiwa Provinsi DIY antara lain:

a. Dilaksanakan home visited dan dibukanya klinik konsultasi keperawatan, konsultasi obat, dan konsultasi gizi yang dilaksanakan menjelang pasien pulang atau kontrol.

b. Solusi untuk masalah Jamkesda/Jamkesos :

Dilaksanakan sosialisasi kepada keluarga pasien tentang Jamkesda/Jamkesos bahwa fasilitas yang diberikan hanya sharing biaya sehingga kekurangan ditanggung keluarga pasien.

Usul penghapusan piutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. Penyuluhan, promosi, iklan, dan pelaksanaan kegiatan Desa Siaga Sehat Jiwa.

3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a) Kondisi Umum

Air, udara dan lahan merupakan sumberdaya abiotik yang sangat esensial bagi keberlangsungan hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Keberadaan ketiga sumberdaya tersebut baik secara kualitas maupun kuantitas berpengaruh terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Menurunnya kualitas dan kuantitas ketiga sumberdaya tersebut dapat menyebabkan menurunnya derajat kesehatan dan kesejahteraan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya demikian sebaliknya. Oleh karena itu air, udara dan lahan merupakan sumberdaya yang penting dan mendasar untuk mendapat prioiritas dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Kualitas dan kuantitas air baik air tanah maupun air sungai sangat terpengaruh oleh aktifitas manusia. Hal-hal yang mempengaruhi penurunan kualitas air terutama air sungai antara lain; pembuangan limbah cair tanpa proses pengolahan dan sampah ke sungai yang berasal dari rumah tangga maupun dari aktifitas kegiatan usaha, penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tidak ramah lingkungan dalam sektor pertanian dalam rangka meningkatkan produktifitas pertanian, serta aktifitas konversi lahan non

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-35

pertanian/perkebunan/hutan menjadi daerah permukiman, kawasan perdagangan dan pusat produksi barang/jasa yang mengakibatkan proses sedimentasi tanah yang terbawa aliran air hujan menuju badan sungai. Sedangkan penurunan kuantitas air tanah (terutama air sumur) sangat dipengaruhi oleh adanya degradasi fungsi lahan terutama pada daerah resapan air akibat adanya penurunan kerapatan vegetasi dan adanya konversi lahan yang menyebabkan aliran air hujan tidak efektif meresap ke dalam tanah dan lebih cepat mengalir ke badan sungai.

Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara ambien akibat masuknya zat-zat pencemar sehingga udara mengalami penurunan mutu dan melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan. Pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak (umumnya kendaraan bermotor), sumber yang tidak bergerak (umumnya kegiatan industri) dan pembakaran sampah. Sementara pengendalian pencemaran udara selalu terkait dengan serangkaian kegiatan pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. Baku mutu udara baik emisi dan baku mutu udara ambien disusun dalam rangka pengendalian pencemaran udara.

Lahan/tanah sebagai habitat bagi kehidupan manusia dan juga berbagai flora dan fauna perlu dipertahankan daya dukung dan daya tampungnya agar fungsi produksi dan pengaturan tata air tanahnya berjalan dengan optimal. Menurunnya fungsi lahan/tanah yang diakibatkan dari penggunaan lahan yang kurang atau tidak memperhatikan tehnik konservasi tanah dapat menimbulkan erosi, tanah longsor, menurunkan kesuburan tanah, dan mengganggu fungsi tata air. Disamping itu juga disebabkan tidak dilakukan reklamasi lahan pasca penambangan terutama penambangan galian golongan C yang marak terjadi di Provinsi DIY.

Sesuai dengan isu prioritas lingkungan hidup di Provinsi DIY seperti disebutkan di atas maka indikator kinerja urusan wajib bidang lingkungan hidup sebagai mana termuat dalam RPJMD Provinsi DIY tahun 2009–2013, ada 4 indikator yaitu :

1. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air 2. Jumlah sumber pencemar lingkungan yang tertangani 3. Penurunan luas kerusakan lahan 4. Penurunan fluktuasi muka air tanah

Adapun target dan capain dari masing-masing indikator untuk tahun 2011 dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air - Tingkat penurunan pencemaran Udara

Indikator yang digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan kualitas udara adalah konsentrasi karbon monoksida (CO) dan hidro karbon (HC) udara ambien.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 36 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Adapun target yang ditetapkan dan realisasi capaiannya untuk konsentrasi karbon monoksida (CO) dan hidro karbon (HC) pada tahun 2011 adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.6

Target dan Capaian Penurunan Pencemaran Udara Tahun 2011

Indikator Satuan Target Realisasi % Realisasi

1. Karbon Monoksida (CO) ppm < 14 6,29 100,00

2. Hidro Carbon (HC) µg/m3 < 145 100,34 100,00

Sumber: BLH Provinsi DIY Target kinerja capaian pencemaran udara tahun 2011 yang ditetapkan untuk

konsentrasi CO udara ambien adalah kurang dari 14 ppm dan HC kurang dari 145 µg/m3. Realisasinya untuk parameter CO konsentrasi rerata adalah 6,29 ppm, sedangkan untuk parameter HC konsentrasi rerata adalah 100,34 µg/m3, sehingga persentase capaiannya dalam hal ini untuk kedua parameter tersebut masing-masing 100%. Data kualitas udara ambien untuk kedua parameter tersebut didasarkan pada hasil pemantauan yang dilakukan pada 12 lokasi titik pantau di jalan-jalan protokol, tersebar di 4 kabupaten/kota se-Provinsi DIY yakni Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Kulon Progo.

Keberhasilan penurunan pencemaran udara diantaranya ini disebabkan karena telah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam merawat mesin kendaraan seiring lebih efektifnya upaya penyadaran masyarakat tentang penaatan baku mutu emisi kendaraan bermotor, peningkatan efektifitas penerapan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2007 Provinsi DIY tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta Peningkatan Dan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau.

- Tingkat penurunan pencemaran Air Indikator yang digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan kualitas

air adalah parameter Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai. Adapun target yang ditetapkan dan realisasi capaiannya untuk konsentrasi BOD dan COD pada tahun 2011 adalah sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Target dan Capaian Penurunan Pencemaran Air Tahun 2011

Indikator Satuan Target Realisasi % Capaian

1. Biological Oxygen Demand (BOD mg/lt < 9 6,63 100,00

2. Chemical Oxygen Demand (COD) mg/lt < 45 20,21 100,00

Sumber: BLH Provinsi DIY

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-37

Target kinerja capaian penurunan pencemaran air tahun 2011 yang ditetapkan untuk

konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD) air sungai adalah kurang dari 9 mg/lt dan Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai kurang dari 45 mg/lt. Realisasinya untuk parameter BOD konsentrasi rerata adalah 6,63 mg/lt, sedangkan untuk parameter COD konsentrasi rerata adalah 20,21 mg/lt, sehingga persentase capaiannya untuk kedua parameter tersebut masing-masing 100%.

Data kualitas air (sungai) ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air sungai Tahun 2011, dari 11 sungai utama (Sungai Code, Sungai Gadjahwong, Sungai Winongo, Sungai Oyo, Sungai Tambak Bayan, Sungai Bedok, Sungai kuning dan Sungai konteng, Sungai Progo, Sungai Opak dan Sungai Serang) di Provinsi DIY, pada 64 titik pantau yang masing-masing titik dianalisis kualitas airnya sebanyak 3-5 kali dalam 1 tahun.

Perbaikan kualitas air sungai tersebut dikarenakan peningkatan ketaatan para pelaku usaha dalam mengoptimalkan penggunaan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dan pemenuhan baku mutu limbah sebelum dibuang ke badan air. Disamping itu adanya peningkatan kesadaran para pelaku usaha terutama yang tergabung dalam Program waste water minimize (W2M) dan menerapkan metode reduce, recycle dan reuse dalam pengunaan air. Dari data hasil pemantauan outlet Instalasi Pengolah Limbah Cair (IPLC) kegiatan usaha pada tahun 2011 secara umum menunjukan kualitas buangan limbahnya semakin membaik. Peningkatan kualitas air sungai juga disebabkan pula oleh efektifnya fungsi riol kota dalam memberikan pelayanan pembuangan limbah rumah tangga ke saluran IPAL Sewon Bantul, terutama bagi rumah tangga yang berada di daerah aglomerasi Kota Yogyakarta.

2. Jumlah Sumber Pencemar yang Tertangani

Jumlah sumber pencemar yang tertangani pada tahun 2011 target yang ditetapkan adalah 360 unit usaha sedangkan realisasinya adalah sebanyak 410 unit usaha, sehingga persentase capaiannya adalah sebesar 113, 80%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Target dan Capaian Jumlah Sumber Pencemar yang Tertangani Tahun 2011

Indikator Satuan Target Realisasi % Capaian

Jumlah Sumber Pencemar Lingkungan yang tertangani

Unit usaha 360 410 113,8

Sumber: BLH Provinsi DIY

Sumber pencemar yang tertangani tersebut tersebar di kabupaten/kota di Provinsi DIY, dari berbagai jenis kegiatan usaha: hotel, rumah sakit, industri dan UMKM yang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 38 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

potensial menimbulkan pencemaran air sungai dari buangan limbah cairnya dan pencemaran udara dari cerobong asap. Penanganan sumber pencemar lingkungan dilakukan melalui bebagai macam pendekatan seperti; pembinaan kepada para pelaku usaha, pengujian kualitas limbah cair, penyelenggaraan bimbingan teknis, penyelenggaraan sosialisasi, evaluasi terhadap dokumen lingkungan, pemberian penghargaan dan penaatan hukum lingkungan, pembuatan demplot IPAL biogas domestik

3. Penurunan Luas Kerusakan Lahan Penurunan luas kerusakan lahan pada tahun 2011 target yang ditetapkan adalah 6 Ha

sedangkan realisasinya adalah sebanyak 7,5 Ha, sehingga persentase capainya adalah sebesar 125,60%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Target dan Capaian Jumlah Penurunan Luas Kerusakan Lahan Tahun 2011

Indikator Satuan Target Realisasi % Capaian

Penurunan Luas Kerusakan Lahan

Ha 6 7,5 125,6

Sumber: BLH Provinsi DIY

Pada tahun 2011 dilakukan reklamasi di lokasi lahan kritis dengan melakukan penghijauan pada lahan bekas penambangan pasir (bahan galian golongan C), terutama di Dusun Balong, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman seluas 3,5 Ha dengan jumlah 1.050 bibit tanaman dan di Dusun Pandansimo, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul seluas 4 Ha, dengan jumlah bibit pohon sebanyak 3500 batang.

Dalam kegiatan reklamasi di Cangkringan, dilakukan penataan lahan yang meliputi pembuatan terasering, guludan dan penanaman penguat tebing. Jenis tanaman yang ditanaman antara lain mahoni, sengon laut, mangga, kelengkeng, dan bambu sebagai penguat tebing. Sedangkan di Srandakan ditanam pohon sengon, nyamplung, keben, rambutan dan mangga. Penanaman dilakukan di sempadan sungai yang tergerus oleh kegiatan penambangan pasir. Jenis-jenis tanaman yang ditanam tidak hanya jenis penghasil kayu tetapi juga penghasil buah, sehingga diharapkan dengan tanaman reklamasi dapat berfungsi ganda, yaitu berfungsi konservasi dan tanaman produksi.

4. Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah Target kinerja 2011 untuk penurunan fluktuasi muka air tanah didasarkan pada

perbedaan kedalaman dari hasil pengukuran muka air tanah (sumur) dari permukaan tanah pada saat musim kemarau dibandingkan dengan pada saat musim penghujan. Adapun target kinerja fluktuasi muka air tanah yang ditetapkan adalah sebesar 258 cm, sedangkan realisasi capaiannya adalah 197 cm, sehingga realisasi capaiannya mencapai 123,6%. Semakin kecil selisih kedalaman air tanah pada saat musim kemarau dan musim penghujan berarti

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-39

ketersediaan air tanah secara kuantitatif semakin stabil (membaik), Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah yang cukup signifikan. Data perhitungan ini mendasarkan hasil pemantauan muka air tanah Tahun 2011 pada 33 titik lokasi pemantauan, yang tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta, terutama di sekitar Sungai Code, Sungai Winongo dan Sungai Gadjahwong. Untuk meningkatkan kuantitas muka air tanah ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan konservasi air (di daerah tangkapan air), melalui pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), gerakan pembuatan lubang sejuta biopori serta penghijauan. Disamping disebabkan hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut, penurunan fluktuasi muka air tanah secara alami pada tahun 2011 didukung oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.10 Program/Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keungan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

172.000.000 100,00 99,39 100,00 100,00 -

1.1 Peningkatan Peran Serta masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan

172.000.000 100,00 99,39 100,00 100,00 -

2 Program Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup

2.676.886.560 100,00 94,22 100,00 100,00 -

2.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura

74.700.000 100,00 99,89 100,00 100,00 -

2.2 Koordinasi Penilaian Langit Biru (Dana cukai tembakau)

316.538.600 100,00 91,84 100,00 100,00 -

2.3 Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup

133.793.000 100,00 96,57 100,00 100,00 -

2.4 Pengelolaan B3 dan Limbah B3

59.271.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.5 Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup

138.055.000 100,00 60,46 100,00 100,00 Sisa anggaran dikarenakan : - Jumlah dokumen amdal yang dinilai tergantung dari jumlah yang diajukan oleh pemrakarsa. Penganggaran disiapkan untuk penilaian 5

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 40 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keungan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

dokumen namun yang masuk dan terealisasi 2 dokumen

2.6 Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

291.475.000 100,00 94,62 100,00 100,00 -

2.7 Pemantauan Kualitas Udara Ambien

100.000.000 100,00 99,77 100,00 100,00 -

2.8 Pemantapan Program Adiwiyata

120.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00 -

2.9 Pemantauan Kualitas Air 172.250.000 100,00 99,36 100,00 100,00 - 2.10 Pembinaan Teknis

Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKL-UPL

59.680.000 100,00 99,75 100,00 100,00 -

2.11 Pembinaan Tim Teknis Penilaian Dokumen AMDAL

30.355.000 100,00 97,33 100,00 100,00 -

2.12 Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

126.002.400 100,00 85,27 100,00 100,00 Sisa anggaran dikarenakan : - Kasus LH yang masuk dan ditangani adalah kasus yang sederhana adan tidak memerlukan biaya analisis sampel. ;- Pengaduan Kasus Pidana LH yang ditangani, saksi ahli berasal dari Kementerian LH sehingga pembiayaannya ditanggung Kantor Kementerian LH.

2.13 Penerapan Eko Effisiensi 88.661.160 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.14 Pengembangan

Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai

45.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00

-

2.15 Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup

233.848.000 100,00 94,54 100,00 100,00 -

2.16 Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan

98.000.000 100,00 99,95 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-41

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keungan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.17 Penyusunan Pedoman Pengelolaan Laboratorium di Lingkungan Pendidikan

56.000.000 100,00 99,79 100,00 100,00 -

2.18 Penyusunan Peraturan Lingkungan hidup

279.789.400 100,00 93,24 100,00 100,00 -

2.19 Peringatan Hari Penting Terkait Lingkungan Hidup

117.180.000 100,00 99,51 100,00 100,00 -

2.20 Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup

61.888.000 100,00 98,85 100,00 100,00 -

2.21 Sinkronisasi Program Pengelolaan LH di Provinsi DIY

74.400.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3 Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam

1.029.768.525 100,00 99,07 100,00 100,00 -

3.1 Konservasi Sumberdaya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air

403.141.200 100,00 99,04 100,00 100,00 -

3.2 Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air

69.498.000 100,00 98,46 100,00 100,00 -

3.3 Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem

130.785.500 100,00 98,70 100,00 100,00 -

3.4 Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA

111.422.600 100,00 99,57 100,00 100,00

-

3.5 Fasilitasi dan Koordinasi Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan

314.921.225 100,00 99,22 100,00 100,00 -

4 Program peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup

1.058.789.929 100,00 91,43 100,00 100,00

-

4.1 Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan

69.345.000 100,00 97,55 100,00 100,00 -

4.2 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

70.408.040 100,00 99,68 100,00 100,00 -

4.3 Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah

48.400.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.4 Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru

64.886.889 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 42 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keungan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.5 Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

58.150.000 100,00 99,59 100,00 100,00 -

4.6 Penyusunanan Kajian Lingkungan Pasca erupsi Gunung Merapi

747.600.000 100,00 88,15 100,00 100,00 Sisa anggaran dikarenakan : - Pengurangan titik sampling dalam perencanaan kajian menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi lapangan karena kualitas LH (air sungai, air sumur, udara dan lahan) sudah relatif lebih baik ; - Adanya penggabungan pelaksanaan workshop kajian untuk efektifitas masukan/tanggapan dari para tenaga ahli.

5 Program Peningkatan Pengendalian Polusi

190.025.000 100,00 99,67 100,00 100,00 -

5.1 Pengujian emisi kendaraan bermotor

59.350.000 100,00 99,49 100,00 100,00 -

5.2 Pengujian emisi udara akibat akfivitas produksi

64.000.000 100,00 99,84 100,00 100,00 -

5.3 Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair

66.675.000 100,00 99,65 100,00 100,00 -

6 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (rth)

91.186.000 100,00 98,69 100,00 100,00 -

6.1 Penataan RTH 91.186.000 100,00 98,69 100,00 100,00 - c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Letusan erupsi Gunung Merapi yang terjadi tahun 2010 menyebabkan perubahan

kualitas air sungai, musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati, serta perubahan bentang lahan terutama di daerah Kabupaten Sleman dalam kurun waktu yang panjang. Pemulihan kondisi seperti semula secara alami akan memerlukan waktu yang cukup panjang serta sumberdaya yang besar.

2. Bagi sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi yang ramah lingkungan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-43

memerlukan biaya yang mahal dan memperbesar ongkos produksi sehingga memperkecil keuntungan atau menghambat investasi. Pemahaman yang seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

3. Keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup memerlukan kesadaran dan keterlibatan berbagai pihak, lintas pelaku, lintas wilayah administrasi serta lintas kepentingan. Tanpa adanya keterlibatan aktif dan keterpaduan secara luas dari berbagai pihak, maka tingkat keberhasilannya relatif kecil.

4. Pola pikir, sikap dan prilaku sebagian besar warga kita yang masih belum berorientasi kuat dan mengedepankan aspek lingkungan. Kondisi ini menyebabkan program pengelolaan lingkungan hidup tidak cepat mendapat respon positif dan berkembang di masyarakat.

Solusi

1. Pada tahun 2011 telah dilakukan kajian komprehensif untuk mengetahui dampak erupsi Merapi, sebaran dan rekomendasi tahapan pemulihan kondisi lingkungan pasca erupsi, sehingga dapat dijadikan acuan bagi berbagai pihak untuk melakukan pemulihan lingkungan secara tepat dan terpadu. Tentunya dalam pemulihan kondisi lingkungan pasca erupsi merapi perlu pentahapan dan prioritas dalam pelaksanaan kegiatan dalam upaya pemulihannya.

2. Melakukan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan menggunakan paradigma baru bahwa sampah dan limbah adalah merupakan sumberdaya yang masih potensial untuk dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomis serta penekanan pendekatan nilai manfaat ekonomis dan sosial yang akan diperoleh bagi berbagai pihak baik jangka pendek, menengah dan panjang

3. Memperbesar sinergisitas dan kerjasama dengan berbagai pihak seluas-luasnya, mendorong terbentuknya jejaring pengelolaan lingkungan hidup lintas wilayah administrasi, lintas pelaku serta memperbanyak mitra kerja terutama dari dunia usaha melalui Coorporate Social Responsibility-nya, lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi.

4. Mengembangkan pola pengelolaan lingkungan hidup berbasis masyarakat dengan banyak melakukan fasilitasi untuk menumbuhkan dan mengembangkan inisiatif serta partisipasi lokal masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 44 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

4. URUSAN PEKERJAAN UMUM a) Kondisi Umum

Urusan pekerjaan umum meliputi bidang sumber daya air, bidang bina marga dan bidang cipta karya. Selama Tahun Anggaran 2011, selain kegiatan dalam rangka mengupayakanpeningkatan pelayanan publikberdasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD, urusan bidang pekerjaan umum banyak bersentuhan dengan pemulihan kondisi infrastruktur dan permukiman pasca erupsi Gunung Merapi 2010.

Untuk program dan kegiatan yang telah diprogramkan dalam RPJMD, target kinerja tahun anggaran 2011 diukur melalui indikator sebagai berikut :

1) Luasan Daerah Irigasi yang terlayani air irigasi 70% 2) Penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat sebesar 100 lt/dt 3) Persentase penanganan banjir terhadap daerah potensi sebesar 65% 4) Persentase Jalan Dalam Kondisi Mantap 70% 5) Persentase penduduk berakses air minum 60% 6) Persentasi layanan jaringan air limbah terpusat di APY 30% 7) Persentase Penduduk yang terlayani pengelolaan sampah 65% 8) Jumlah TPA sampah yang menggunakan Sanitary Landfill 1 Unit 9) Persentase Penurunan Genangan 10%

Selain indikator pokok yang tertuang dalam RPJMD tersebut, terdapat indikator pendukung yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Instansi yaitu : 1. Teknologi terterapkan 2. Pengujian konstruksi terlayani 3. Peningkatan jumlah ahli utama terlayani

Tabel 4.11 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum, Tahun 2010 – 2011

No. Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Persentase Luasan DI yang Terlayani Air Irigasi

Persen 65,40 70 70,09 100,13

2 Penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat

Lt/det 100 100 293 293,00

3 Persentase Penanganan Banjir Terhadap Daerah Potensi

Persen 60 65 65 100,00

4 Persentase Jalan Dalam Kondisi Mantap

Persen 65 70 83,89 119,84

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-45

No. Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

5 Persentase penduduk berakses air minum

Persen 50 60 65,29 108,82

6 Persentasi layanan jaringan air limbah terpusat di APY

Persen 20 30 55 183,33

7 Persentase Penduduk yang terlayani pengelolaan sampah

Persen 60 65 66,40 102,15

8 Jumlah TPA sampah yang menggunakan Sanitary Landfill

Unit 1 1 1 100,00

9 Persentase Penurunan Genangan

Persen 10 10 3,90 39,00

10 Jumlah kawasan yang dikembangakan

Jumlah 1 1 2 200,00

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DI

1. Luasan Daerah Irigasi (DI) yang terlayani air Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan air irigasi bagi pertanian, dilakukan upaya

penyediaan air melalui kegiatan perencanan teknis prasarana jaringan irigasi, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan prasarana irigasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2011 meliputi :

1) Kegiatan perencanaan teknis jaringan irigasi berupa penyusunan Detail Desain Jaringan Irigasi seluas 1.040 Ha sebanyak 1 (satu) daerah irigasi.

2) Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 11.995,04 Ha tersebar di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul, meliputi 44 daerah irigasi. Sumber dana berasal dari APBD (untuk seluas 8.347,53 Ha) dan DAK (untuk seluas 3.631,48 Ha).

3) Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi seluas 17.112,87 Ha tersebar pada jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul, meliputi 44 daerah irigasi.

Capaian kinerja diperoleh dari monitoring pelayanan air untuk masing-masing daerah

irigasi setelah dilakukan kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh hasil Daerah Irigasi yang terlayani air meningkat sebesar 4,98% dari 65,04% pada tahun 2010 menjadi 70,09% pada tahun 2011.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 46 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Tabel 4.12 Luas DI yang Terlayani Air Tahun 2010-2011

No Nama Daerah Irigasi Luas (Ha)

Tahun 2010 Luas DI yang terlayani air

(Ha)

Tahun 2011 Luas DI yang terlayani air

(Ha) 1 D.I. Grembyangan 541,34 433,07 460,14 2 D.I. Semoyo 30,00 24,00 25,50 3 D.I. Kucir 61,14 48,91 51,97 4 D.I. Kuton 113,16 90,53 96,19 5 D.I. Madugondo 104,00 83,20 88,40 6 D.I. Dadapan 38,00 30,40 32,30 7 D.I. Pulodadi 175,73 140,58 149,37 8 D.I. Glendongan 209,01 167,21 177,66 9 D.I. Klampok 294,94 235,95 250,70

10 D.I. Sekarsuli 145,27 116,22 123,48 11 D.I. Nologaten 27,46 21,97 23,34 12 D.I. Ngebruk 40,85 32,68 34,72 13 D.I. Trini 151,93 121,54 129,14 14 D.I. Cokrobedog 194,17 155,34 165,04 15 D.I. Gamping 532,00 425,60 452,20 16 D.I. Brongkol 15,50 12,40 13,18 17 D.I. Tumut 44,34 35,47 37,69 18 D.I. Timoho 120,80 96,64 102,68 19 D.I. Engkuk-engkuan 13,86 11,09 11,78 20 D.I. Sambeng 60,00 48,00 51,00 21 D.I. Mojo 47,72 38,18 40,56 22 D.I. Sembuh 33,44 26,75 28,42 23 D.I. Ponggok 132,20 105,76 112,37 24 D.I. Kanoman 16,00 12,80 13,60 25 D.I. Tanjung 776,00 620,80 659,60 26 D.I. Bangeran I 138,01 110,41 117,31 27 D.I. Mrican 162,00 129,60 137,70 28 D.I. Sidomulyo 160,00 128,00 136,00 29 D.I. Karangjati 18,29 14,63 15,55 30 D.I. Prangkok 81,05 64,84 68,89 31 D.I. Sidoraharjo 97,50 78,00 82,88 32 D.I. Madean 291,85 233,48 248,07 33 D.I. Pogong 1,00 0,80 0,85 34 D.I. Minggiran 3,69 2,95 3,14 35 D.I. Mendungan 3,62 2,90 3,08 36 D.I. Mergangsan 15,00 12,00 12,75 37 D.I. Simo 1.247,00 810,55 872,90 38 D.I. Payaman 1.040,00 10,40 10,40

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-47

No Nama Daerah Irigasi Luas (Ha)

Tahun 2010 Luas DI yang terlayani air

(Ha)

Tahun 2011 Luas DI yang terlayani air

(Ha) 39 D.I. Pendowo 1.251,00 813,15 875,70 40 D.I. Blawong 1.077,00 700,05 753,90 41 D.I. Canden 1.109,00 720,85 776,30 42 D.I. Pijenan 2.563,00 1.665,95 1.794,10 43 D.I. Sapon 1.900,00 1.235,00 1.330,00 44 D.I. Pengasih 2.035,00 1.322,75 1.424,50

TOTAL 17.112,87 11.191,40 11.995,04

Persentase luas DI yang terlayani air pada tahun 2011

65,40% 70,09%

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

2. Penyediaan air baku bagi masyarakat Penyediaan air baku bagi masyarakat sangat dibutuhkan untuk pemenuhan

kebutuhan air irigasi serta air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri (RKI). Pada tahun anggaran 2011, penyediaan air baku bagi masyarakat dilaksanakan melalui program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air Lainnya. Kegiatannya meliputi pembangunan embung dan koordinasi kelembagaan sumber daya air.

Pembangunan prasarana embung sebanyak 3 (tiga) unit dengan total tampungan 76.758,35 m3 diarahkan untuk penyediaan air irigasi dan keperluan lainnya. Embung yang sudah siap difungsikan sebanyak 2 (dua) unit yaitu Embung Pakembinangun dan Embung Samigaluh, dengan debit sebesar 293 Lt/det. Sedangkan Embung Wonokerto akan selesai dan berfungsi pada tahun 2012. Penyediaan air baku bagi masyarakat pada tahun 2011 tercapai sebesar 293 Lt/det melebihi target yang telah ditetapkan dalam RPJMD sebesar 100 Lt/det.

Tabel 4.13 Penyediaan Air Baku bagi Masyarakat Tahun 2011

No Uraian Lokasi Kapasitas Tampung

(m3)

Debit Lt/det

1 Pembangunan Embung Pakembinangun

Sleman 29.714,9 268

2 Pembangunan Embung Samigaluh

Kulon Progo 6.523,4 25

Total peningkatan penyediaan air baku di 2011 76.558,3 293

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 48 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

3. Penanganan banjir terhadap daerah potensi Penanganan banjir terhadap daerah potensi dicapai melalui berbagai program yang

bersifat civil teknis, dan peningkatan partisipasi masyarakat. Pada tahun anggaran 2011 penanganan banjir dilaksanakan melalui kegiatan:

1. Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai yaitu dengan perkuatan tebing sungai yang mengalami gerusan dengan konstruksi yang ramah lingkungan berupa pasangan bronjong. Penanganan dilakukan di 3 (tiga) titik pada di Sungai Gajahwong dan Sungai Bedog Kabupaten Sleman serta di Sungai Winongo Kabupaten Bantul.

2. Pengendalian banjir dan pemantauan kekeringan, yaitu dengan melakukan monitoring dan persiapan menghadapi banjir serta pengadaan bahan banjiran berupa bronjong sebanyak 1.300 buah dan karung plastik sebanyak 75.000 buah.

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya berupa bantuan teknis serta pemberian bantuan bahan banjiran kepada masyarakat yang berada di daerah potensi banjir, dilaksanakan di :

- Sungai Winongo (6 titik) yang berlokasi di Badran, Jogoyudan, Sendangadi (2 titik), Sinduadi (2 titik).

- Sungai Kuning (9 titik) yang berlokasi di Sorogenen (7 titik), Tlogowono (2 titik). - Sungai Gajahwong (5 titik) yang berlokasi di Warungboto (5 titik).

4. Pemeliharaan pos dan peralatan hidrologi sebanyak 67 pos yang tersebar di Kabupaten Kulon Progo (20 pos), Kabupaten Sleman (19 pos), Kabupaten Bantul (18 pos), Kabupaten Gunungkidul (10 pos).

Penanganan terhadap potensi banjir juga dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak meliputi pengerukan sedimen dan normalisasi sungai, terutama di sungai-sungai yang berhulu di Merapi. 4. Kondisi Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik Target RPJMD untuk jalan adalah kondisi jaringan jalan dalam kondisi baik. Jalan dalam kondisi baik dalam RPJMD diartikan sebagai jalan dalam kondisi mantap menurut kriteria Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (jalan dalam kondisi baik dan kondisi sedang menurut kriteria Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum). Total jalan berstatus Jalan Provinsi adalah 690,25 Km, dengan panjang jembatan 5.033,6 m. Pada TA 2011, ada 65 ruas jalan Provinsi yang telah ditangani melalui kegiatan perencanaan jalan, peningkatan jalan, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin jalan dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Inspeksi Kondisi Jalan dengan hasil rekomendasi teknis sebagian ruas jalan harus

ditingkatkan dari lebar 5-6 m menjadi 7 m.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-49

2. Detail Engineering Design jalan sepanjang 28,00 Km,serta Detail Engineering Design Jembatan Duren dan Jembatan Kopen total panjang 15,00 m, merupakan kegiatan perencanaan teknis pengembangan jaringan jalan dalam rangka untuk memperlancar arus lalu lintas.

3. Peningkatan Jalan Provinsi panjang 14,80 km, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan jalan, serta meningkatkan kondisi jalan agar menjadi lebih baik.

4. Rehabilitasi/Pemeliharaan Berkala Jalan sepanjang 17,60 km dan Rehabilitasi Jembatan panjang 111,30 m, merupakan kegiatan penanganan setiap kerusakan yang berkaitan dengan menurunnya kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Kegiatan ini mengacu pada hasil Inspeksi Kondisi Jalan yang telah di laksanakan tahun 2010.

5. Pemeliharaan Rutin Jalan Provinsi sepanjang 536,54 km. Pemeliharaan rutin ini diperlukan untuk semua ruas jalan yang berkondisi baik/sedang. Hal ini di maksudkan untuk menjaga agar permukaan ruas jalan mendekati kondisi semula, dan tetap bertahan sesuai dengan umur desain jalan yang direncanakan.

Pada akhir tahun 2011, kondisi jalan berstatus Jalan Provinsi DIY adalah sebagai berikut :

1) Kondisi mantap 579,08 km (83,89%), terdiri dari jalan dalam kondisi baik 167,45 km (24,26%) dan jalan dalam kondisi sedang 411,63 km (59,63 %),

2) Kondisi tidak mantap 111,17 km (16,11%), terdiri dari jalan rusak ringan 83,89 km (12,15%) dan jalan rusak berat 27,28 km (3,95%).

Dari data di atas, capaian keberhasilan kondisi Jalan Provinsi pada tahun 2011 adalah 579,08 km jalan dalam kondisi mantap (83,89% )

Melalui dana APBN, telah dilakukan kegiatan yang sama untuk jalan-jalan di DIY yang berstatus Jalan Nasional. Pada akhir tahun 2011, dari 223,16 km Jalan Nasional 97,25% dalam kondisi mantap, dan 2,75% dalam kondisi tidak mantap.

Untuk Jalur Jalan Pantai Selatan (Pansela)/Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), pada tahun 2010 telah ditetapkan sebagai Jalan Strategis Nasional Belum Tersambung mempunyai panjang 125,125 km. Sampai dengan tahun 2011 tahapan pembangunan JJLS meliputi studi kelayakan, penyusunan AMDAL, penyusunan Detail Engineering Design (DED), pembebasan tanah seluas 37,26 Ha serta kegiatan fisik berupa pembangunan jalan sepanjang 9,40 km.

Untuk jalan berstatus Jalan Kabupaten/Kota di DIY dari panjang total 3.840,26KM, pada akhir 2011 ada 76,48% dalam kondisi mantap, dan 23, 52 % dalam kondisi tidak mantap.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 50 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

5. Akses penduduk terhadap air minum Air bersih dengan standar air minum layak adalah kebutuhan dasar masyarakat.

Pertumbuhan jumlah penduduk dan keragaman kegiatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan air minum di kawasan perkotaan dan juga perdesaan.

Pada tahun 2011, melalui APBD Provinsi DIY, telah dilaksanakan kegiatan : 1) Pembinaan Teknis Pengelolaan Air Minum. 2) Pengadaan Bahan Penyediaan Air SPAMDES dilaksanakan di 4 lokasi di Kabupaten

Sleman, 6 lokasi di Kabupaten Bantul, 4 lokasi di Kabupaten Gunungkidul, 6 lokasi di Kabupaten Sleman.

3) Pengadaan bahan untuk perbaikan sistem distribusi air minum di kawasan terdampak Merapi, dilaksanakan di 15 desa di 6 kecamatan di kabupaten Sleman , yaitu di kecamatan Cangkringan, Turi, Pakem, Ngemplak,Ngaglik,Tempel.

4) Pelaksanaan Konstruksi Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Baron,di kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul sepanjang 1806 m’. mampu melayani 6.324 jiwa.

Dalam pengelolaan air ini, sebagai wujud peran serta masyarakat , di Provinsi DIY, telah terbentuk Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (PAMASKARTA) yang beranggotakan kelompok-kelompok masyarakat pengelola air minum di perdesaan. Selama tahun 2011 kelompok PAMASKARTA telah meningkat dari 246 kelompok menjadi 480 kelompok, dimana masing-masing kelompok mengelola sumber air rata-rata 1-2 liter/detik.

Target cakupan pelayanan persentase penduduk terlayanani air minum layak, dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang terlayani air minum dibanding dengan keseluruhan penduduk DIY. Berdasarkan hasil pembangunan sistem penyediaan air di Provinsi DIY pada tahun 2011 adalah sebesar 178.325 jiwa. Sehingga persentase penduduk berakses air minum layak adalah sebesar 2.263.914 jiwa atau sebesar 65,29 % dari jumlah penduduk DIY, berada diatas target RPJMD yang sebesar 60%.

Tabel 4.14 Jumlah Penduduk Terlayani Air Minum Tahun 2010-2011

No Kegiatan Lokasi Penduduk terlayani

(Jiwa) I. Capaian s.d.Tahun 2010 Tersebar di DIY 2.085.589 II. Capaian tahun 2011 Melalui APBN : 1 Kegiatan Peningkatan

SPAM IKK Bantul, Sleman 36.021

2 Kegiatan Pembangunan SPAM IKK

Sleman 30.114

3 SPAM Pedesaan Sleman 81.256

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-51

No Kegiatan Lokasi Penduduk terlayani

(Jiwa) Melalui APBD : 1 SPAM Pedesaan Bantul, Gunungkidul,

Sleman 24.610

2 Kegiatan Pembangunan SPAM IKK

Sleman 6.324

Capaian s.d. Tahun 2011 2.263.914

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY 6. Layanan Jaringan Air Limbah Terpusat di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) Air limbah dan sanitasi adalah bagian kunci dari kesehatan lingkungan. Kondisi pengelolaan prasarana dan sarana sanitasi di 5 kabupaten/kota di Provinsi DIY berbeda-beda sesuai kondisi kawasan. Pada prinsipnya pengelolaan pelayanan sanitasi/air limbah dibagi menjadi tiga yaitu (i) sistem setempat atau individual, (ii) sistem komunal dan (iii) sistem terpusat. Pada tahun 2011 telah dilaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah dengan kegiatan yang terdiri dari : 1) Penyusunan Naskah Akademis dan rancangan peraturan daerah tentang limbah

domestik. 2) Pelaksanaan Konstruksi Pembangunan Jaringan Pipa Limbah (pipa lateral) sepanjang

1324 m’ di Karangwuni, Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Sleman yang bersinergi dengan pembangunan pipa induk melalui dana APBN.

3) Pengembangan Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat yang dilaksanakan di kawasan Giwangan, Umbulharjo, kota Yogyakarta, dengan kapasitas 132,5 m3, dan mampu melayani 75 KK.

Berdasarkan perhitungan persentase penduduk DIY yang terlayani sanitasi layak di tahun 2011 meningkat sebesar 5%, dari 65% menjadi 70% (dengan jumlah rumah tangga bersanitasi sebanyak 501. 464 rumah tangga).

Sedangkan khusus untuk cakupan pelayanan jaringan Air Limbah Terpusat di APY dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah sambungan rumah terpasang dengan kapasitas IPAL Sewon. Pada tahun 2011 jumlah sambungan rumah terpasang sebesar 13.898 Sambungan Rumah (SR), sedangkan Kapasitas IPAL Sewon 25.000 SR. Cakupan pelayanan IPAL Sewon sampai dengan 2011 sebesar 55%, lebih besar dari target kinerja yang ditetapkan sebesar 30%.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 52 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

7. Penduduk DIY Terlayani Persampahan Pengelolaan persampahan menjadi kunci utama bagi kesehatan lingkungan. Pelayanan minimal pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk mengatur pengelolaan sampah tersebut, saat ini telah ditetapkan dengan Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Undang-undang ini mengamanatkan tentang hak dan kewajiban masyarakat serta wewenang pemerintah, pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik dalam bidang pengelolaan sampah. Pengaturan hukum pengelolaan sampah didasarkan asas keadilan, asas kesadaran, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi, sehingga skenario pengelolaan persampahan dengan pendekatan 3 R (Reduse, Reuse, Recycle), TPA yang ada sekarang kedepan diharapkan dapat menjadi Tempat Pemrosesan Akhir. Pengelolaan sampah di Provinsi DIY dilakukan oleh pemerintah daerah dan oleh masyarakat secara mandiri. Untuk pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dilakukan dengan penyediaan sistem pengelolaan sampah terpadu TPA Piyungan.

Pada tahun 2011 melalui fasilitasi pendanaan APBN oleh Kementerian Pekerjaan Umum telah dibangun TPA Sanitary Landfill di Kabupaten Gunungkidul, sedangkan melalui pendanaan APBD Provinsi DIY telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1) Penyusunan naskah akademis dan rancangan peraturan daerah tentang sampah

domestik 2) Pembangunan Instalasi pengolah Sampah terpadu (IPST) di Kabupaten Gunungkidul

sebanyak 2 unit di kecamatan Semin dan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, seluas masing masing 400 m2.

Pada Tahun 2011, persentase penduduk DIY yang terlayani persampahan sejumlah 2.303.309 jiwa dari keseluruhan penduduk DIY sejumlah 3.467.200, sehingga diperoleh capaian persentase penduduk yang terlayani persampahan adalah sebesar 66,4% .

Sedangkan untuk pembangunan TPA Sanitary landfill, hingga tahun 2011 Provinsi DIY dengan dibantu pendanaan oleh Kementerian Pekerjaan Umum telah berhasil membangun 2 TPA Sanitary Landfill yang berada di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo dari target 1 unit.

8. Penanganan Genangan Sistem drainase tidak dapat berdiri sendiri dan selalu berhubungan dengan subbidang infratruktur lainnya, seperti perumahan, jalan perkotaan, dan pengembangan kawasan baru. Penyelesaian permasalahan genangan di suatu kawasan bersifat lintas subbidang dan lintas wilayah, sehingga koordinasi dan sinkronisasi penanganan perlu dilakukan agar hasilnya optimal. Pembangunan drainase perlu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh yang

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-53

dimulai dari saluran primer-sekunder-tersier.Sesuai dengan data Masterplan Penanganan Drainase KPY teridentifikasi sebanyak 51 titik genangan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.

Pada tahun 2011, melalui APBD telah dilakukan kegiatan untuk mengatasi permasalahan genangan, di titik lokasi : 1. Pembangunan drainase lingkungan di Kawasan Ambarukmo 2. Pembangunan drainase lingkungan di Kawasan Umbulharjo 3. Pembangunan drainase lingkungan di kawasan terdampak erupsi Gunung Merapi.

Pembangunan drainase lingkungan di kawasan terdampak erupsi Gunung Merapi merupakan perbaikan lingkungan di kawasan Hunian Sementara, dan tidak termasuk dalam 51 titik genangan yang sudah teridentifikasi.

Pada tahun 2011 diperoleh capaian persentase penurunan genangan di 2 titik di Kawasan Perkotaan Yogyakarta atau sebesar 3,9% dari target 10% yang ditetapkan. Target RPJMD penurunan genangan sebesar 10% pertahun masih sulit terpenuhi, mengingat tingginya anggaran yang harus dialokasikan dan kontribusi pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang tanggung jawab utama belum bisa optimal.

9. Kawasan Yang Dikembangkan Tujuan pengembangan kawasan pada hakekatnya adalah mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni. Pada Tahun 2011 kegiatan pengembangan kawasan perdesaan dilaksanakan melalui pembangunan jalan lingkungan perdesaan yang tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo, sedangkan pada pengembangan kawasan perkotaan telah dilakukan Kajian terhadap pengembangan kawasan Sungai Code, Kawasan Gebang-Tambakboyo-Maguwoharjo, Kawasan Kotagede, Kawasan Cepuri, serta penyusunan Master Plan Baron, dimana didalamnya ada pengembangan sebagai kawasan Techno Park di Kabupaten Gunungkidul. Dalam pengembangan kawasan dilakukan pula Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL), yang merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan (built environment), khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Hingga saat ini, Kota Yogyakarta telah memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk 1 kawasan. Kabupaten Sleman telah memiliki 1 kawasan yang telah memiliki RTBL. Kabupaten Bantul telah memiliki 2 RTBL. Kabupaten Gunungkidul memiliki 1 kawasan dengan RTBL. Kabupaten Kulon Progo memiliki 2 kawasan yang memiliki RTBL. Secara keseluruhan kawasan-kawasan di Provinsi DIY yang memiliki RTBL adalah 7 kawasan. Dalam kaitan RTBL ini, kemudian ditindaklanjuti dengan Penataan dan Revitalisasi Kawasan.

Menurut Peraturan Menteri PU Nomor 06/PRT/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dalam kawasan padat penduduk perlu dilakukan penataan kembali khususnya untuk penyediaan ruang terbuka sebesar 40%. Dari hasil identifikasi di DIY terdapat 38 kawasan yang perlu dilakukan penataan dan revitalisasi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 54 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

meliputi : 7 kawasan di Kota Yogyakarta, 8 kawasan di Kabupaten Bantul, 8 kawasan di Kabupaten Sleman, 7 kawasan di Kabupaten Gunungkidul, dan sebanyak 8 kawasan di Kabupaten Kulon Progo. Sampai dengan tahun 2011, telah dilakukan penataan dan revitalisasi kawasan sebesar 36,84 % atau 14 kawasan dari 38 kawasan di Provinsi DIY yang harus ditata dan di revitalisasi. Pada tahun 2011 secara fisik telah mulai dilaksanakan penataan lingkungan Kawasan Kota Gede dan Kawasan Cepuri Parangkusumo untuk mendukung kawasan tradisional bersejarah. Secara capaian kinerja pada tahun 2011 penataan Kawasan Pasar Ngasem telah diselesaikan, yang berarti target 1 kawasan selesai sebagaimana tercantum dalam indikator RPJMD bisa dipenuhi. 10. Program Pendukung 10.1 Pelayanan Jasa Pengujian

Pelayanan Jasa Pengujian dilakukan melalui 2 program meliputi : 1. Program Pelayanan Jasa Pengujian

Program Pelayanan Jasa Pengujian sebagai salah satu pendukung pelaksanaan konstruksi yang memenuhi mutu bahan bangunan dan rancang bangun sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan dan Penentuan kualitas air sesuai baku mutu yang terkandung di dalamnya dalam bentuk uji laboratorium di bidang konstruksi bangunan serta parameter lingkungan. Pada tahun 2011 telah terlayani sebanyak 296 pengujian yang terdiri dari 240 uji untuk laboratorium fisika dan 56 uji untuk laboratorium kimia. Untuk pengujian sampel bahan bangunan (tanah, aspal dan beton) terlayani sebanyak 36 pemohon, sedangkan pada pengujian sampel air sebanyak 8 pemohon.

2. Program Pengembangan Manajemen Laboratorium Program Pengembangan Manajemen Laboratorium dilakukan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam bidang pelayanan jasa laboratorium. Pada tahun 2010 telah diterbitkan sertifikasi akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN-BSN) yaitu pengakuan formal memiliki kompetensi dan kepercayaan yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem manajemen mutu dan kompetensi teknis laboratorium pengujian yang baik.

10.2 Jasa Konstruksi Pelayanan Jasa Pengujian dilakukan melalui 2 program meliputi : 1) Program Pengaturan Jasa Konstruksi Program Pengaturan Jasa Konstruksi dilaksanakan sebagai upaya pembinaan jasa

konstruksi daerah dalam bentuk penyebarluasan informasi mengenai per Undang-

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-55

undangan maupun peraturan yang mendukung pelaksanaan jasa konstruksi, disamping itu juga melakukan pendataan dalam bentuk data base yang meliputi informasi penyedia jasa dan pendukungnya yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna jasa dalam melaksanakan konstuksi bangunan. Pada tahun 2011 telah disusun Rancangan peraturan Daerah tentang Jasa Konstruksi yang diharapkan bisa mengatur dunia jasa konstruksi di DIY.

2) Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi Program Pemberdayaan Jasa Konstruksidilakukan sebagai upaya mewujudkan sumber

daya manusia (SDM) konstruksi yang berkapasitas, berkompeten dan bersaing tinggi untuk kemandirian dan keunggulan konstruksi dalam mewujudkan kenyamanan lingkungan terbangun. Peningkatan SDM ditujukan kepada pengguna jasa, penyedia jasa dan masyarakat dalam kontek sektor konstruksi.

3) Program Pengawasan Jasa Konstruksi Program Pengawasan Jasa konstruksi dilakukan dengan tujuan bahwa pelaksanaan jasa

konstruksi apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah, ketentuan, dan peratuan yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan konstruksi, meliputi tertib penyelenggaraan dan pemanfaatan jasa konstruksi, perijinan dan ketentuan keteknikan jasa konstruksi serta dalam pelaksanaan konstruksi memenuhi standar operasional dalam penerapan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan konstruksi mencapai nihil kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Pada tahun 2011 telah disusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Jasa Konstruksi yang diharapkan bisa mengatur dunia jasa konstruksi di DIY. Disamping itu, Pemerintah Provinsi DIY telah mendapatkan penghargaan peringkat II terbaik di tingkat Nasional sebagai Pembina Jasa Konstruksi Daerah. 10.3 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum merupakan unsur perkembangan teknologi konstruksi, bahan bangunan, dan hasil konstruksi yang ada di Provinsi DIY. Termasuk di dalamnya memberikan bantuan teknis, informasi harga bahan bangunan serta penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan kapasitas. b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.15 Program/Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan % Fisik %

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pembangunan Saluran

2.316.549.000 100,00 86,84 100,00 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 56 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan % Fisik %

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Drainase/Gorong-gorong 1.1. Pembangunan saluran

drainase lingkungan 2.316.549.000 100,00 86,84 100,00 100,00

Sisa lelang

2 Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

35.781.544.444 100,00 94,65 100,00 100,00

2.1 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan

17.048.000.000 100,00 94,07 100,00 100,00 -

2.2 Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

626.000.000 100,00 71,78 100,00 100,00 Sisa lelang

2.3 Rehabilitasi/pemeliharaan Jalan (DAK)

7.130.564.156 100,00 94,54 100,00 100,00 -

2.4 Pemeliharaan Rutin Jalan 8.624.405.913 100,00 96,90 100,00 100,00 - 2.5 Pemeliharaan Rutin

Jembatan 2.352.574.375 100,00 97,07 100,00 100,00

-

3 Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan

500.000.000 100,00 97,73 100,00 100,00

3.1 Inspeksi Kondisi Jalan 253.053.000 100,00 97,48 100,00 100,00 - 3.2 Inspeksi kondisi jembatan 246.947.000 100,00 97,99 100,00 100,00 - 4 Program Tanggap

Darurat Jalan dan Jembatan

4.585.000.000 100,00 93,06 100,00 100,00 -

4.1 Rehabilitasi dalam Kondisi Tanggap Darurat

4.585.000.000 100,00 93,06 100,00 100,00 -

5 Program Pengembangan dan Pengelolaan jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

18.396.462.428 100,00 69,98 100,00 100,00

5.1 Perencanaan Pembangunan jaringan irigasi

191.700.400 100,00 97,38 100,00 100,00 -

5.2 Perencanaan normalisasi saluran sungai

99.000.000 100,00 99,99 100,00 100,00 -

5.3 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

1.977.787.300 100,00 63,82 100,00 100,00 Sisa lelang

5.4 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

3.633.056.343 100,00 86,83 100,00 100,00 Sisa lelang

5.5 Rehabilitasi/pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai

1.457.713.500 100,00 59,85 100,00 100,00 Sisa lelang

5.6 Pengembangan dan Pengelolaan jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

963.500.000 100,00 77,08 100,00 100,00

Sisa lelang

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-57

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan % Fisik %

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

(Pendampingan WISMP) 5.7 Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi

713.700.000 100,00 74,92 100,00 100,00 Sisa lelang

5.8 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (DAK)

9.360.004.885 100,00 64,32 100,00 100,00 Sisa lelang

6 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

1.155.864.300 100,00 87,11 100,00 100,00 -

6.1 Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa

464.645.300 100,00 68,03 100,00 100,00 Sisa lelang

6.2 Peningkatan distribusi penyediaan air baku

691.219.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

7 Program Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, Danau & SDA Lainnya

7.929.314.384 100,00 75,92 100,00 100,00

-

7.1 Pembangunan embung, dan bangunan penampung air lainnya

5.363.104.800 100,00 75,59 100,00 100,00 Sisa lelang

7.2 Pemeliharaan & rehabilitasi embung, dan bangunan penampung air lainnya

1.693.781.234 100,00 72,91 100,00 100,00

Sisa lelang

7.3 Peningk. Partisipasi masy. dlm pengelolaan sungai, danau & SDA Lainnya

319.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.4 Pemeliharaan Hidrologi 144.228.400 100,00 99,77 100,00 100,00 - 7.5 Koordinasi Kelembagaan

SDA 408.399.950 100,00 65,43 100,00 100,00

Efisiensi

8 Program Pengendalian Banjir

2.031.762.650 100,00 73,34 100,00 100,00

8.1 Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai

1.457.088.300 100,00 73,21 100,00 100,00 Sisa lelang

8.2 Pengendalian banjir dan pemantauan kekeringan

574.674.350 100,00 73,70 100,00 100,00 Sisa lelang

9 Program Pelayanan Jasa Pengujian

197.073.900 100,00 99,30 100,00 100,00

9.1 Pelayanan jasa Laboratorium Pengujian

197.073.900 100,00 99,30 100,00 100,00 -

10 Program Pengaturan Jasa Konstruksi

349.700.000 100,00 98,59 100,00 100,00

10.1 Sosialisasi dan diseminasi peraturan perundanng-undangan Jasa konstruksi

39.990.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 58 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan % Fisik %

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

dan peraturan lainnya yang terkait

10.2 Sistem database jasa konstruksi

83.400.000 100,00 98,66 100,00 100,00 -

10.3 Pengaturan Penyelenggaraan Perijinan Jasa Konstruksi

226.310.000 100,00 98,31 100,00 100,00 -

11 Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi

158.100.000 100,00 99,03 100,00 100,00

11.1 Pemberdayaan penyedia jasa konstruksi

45.120.000 100,00 97,34 100,00 100,00 -

11.2 Pemberdayaan pengguna jasa konstruksi Daerah

50.000.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

11.3 Pemberdayaan Forum jasa konstruksi daerah

62.980.000 100,00 99,51 100,00 100,00 -

12 Program Pengawasan Jasa Konstruksi

89.605.000 100,00 99,74 100,00 100,00

12.1 Pengawasan terhadap K - 3

89.605.000 100,00 99,74 100,00 100,00 -

13 Program Pengelolaan Persampahan

1.147.319.880 100,00 97,80 100,00 100,00

13.1 Fasilitasi teknis pengelolaan persampahan

149.150.880 100,00 95,21 100,00 100,00 -

13.2 Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana persampahan

998.169.000 100,00 98,18 100,00 100,00 -

14 Program Pengembangan kawasan perkotaan

2.602.340.360 100,00 95,59 100,00 100,00 -

14.1 Penataan dan revitalisasi kawasan Perkotaan

2.490.107.360 100,00 95,41 100,00 100,00 -

14.2 Pengembangan infrastruktur wilayah tumbuh cepat

112.233.000 100,00 99,67 100,00 100,00 -

15 Program Pengembangan kawasan pedesaan

13.500.000.000 100,00 94,99 100,00 100,00

15.1 Pembangunan infrastruktur pedesaan

13.500.000.000 100,00 94,99 100,00 100,00 -

16 Program Peningkatan Jalan dan Jembatan

52.117.497.614 100,00 89,94 100,00 100,00

16.1 Perencanaan Peningkatan Jalan

608.000.000 100,00 95,76 100,00 100,00 -

16.2 Peningkatan Jalan 33.610.685.590 100,00 94,41 100,00 100,00 - 16.3 Perencanaan Peningkatan

Jembatan 39.718.000 100,00 95,75 100,00 100,00

-

16.4 Peningkatan Jembatan 12.452.650.000 100,00 75,59 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-59

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan % Fisik %

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

16.5 Peningkatan Jalan dan Jembatan (Pendampingan DAK)

5.406.444.024 100,00 94,51 100,00 100,00 -

17 Program Pengembangan Manajemen Laboratorium

307.320.880 100,00 98,78 100,00 100,00

17.1 Peningkatan Manajemen Laboratorium Pengujian

307.320.880 100,00 98,78 100,00 100,00 -

18 Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

498.835.460 100,00 98,63 100,00 100,00

18.1 Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum

498.835.460 100,00 98,63 100,00 100,00 -

19 Program Pengadaan Tanah Untuk Infrastruktur

14.610.000.000 100,00 91,56 100,00 100,00

19.1 Pengadaan Tanah Untuk Jalan dan Jembatan

14.610.000.000 100,00 91,56 100,00 100,00 -

20 Program pengembangan pengelolaan air minum

4.999.945.560 100,00 68,26 100,00 100,00

20.1 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum

3.999.945.560 100,00 70,83 100,00 100,00 Sisa lelang

20.2 Pengembangan sistem distribusi air minum

1.000.000.000 100,00 57,99 100,00 100,00 Sisa lelang

21 Program pengembangan pengelolaan air Limbah

4.055.723.100 100,00 95,50 100,00 100,00

21.1 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

1.436.856.000 100,00 97,43 100,00 100,00 -

21.2 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah

1.004.574.200 100,00 94,05 100,00 100,00 -

21.3 Pengembangan sistem sanitasi berbasis masyarakat

394.633.000 100,00 98,20 100,00 100,00 -

21.4 Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah

756.464.500 100,00 90,68 100,00 100,00 -

21.5 Pemantauan Kualitas Air dan lingkungan sistem jaringan limbah

463.195.400 100,00 98,19 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 60 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Adanya keterbatasan sumber air baku air minum di Provinsi DIY, khususnya yang selama ini menggantungkan pada sumber mata air di wilayah terdampak erupsi Merapi

2. Kontribusi pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang tanggung jawab utama penanganan drainase belum maksimal

3. Masih kurangnya kesadaran masyarakatdalam pengelolaan air limbah serta keterbatasan kapasitas keuangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan cakupan pelayanan air limbah terpusat.

4. Manajemen jasa pengujian belum optimal 5. Belum optimalnya pemahaman pihak-pihak terkait terhadap regulasi jasa konstruksi 6. Belum optimalnya penyediaan data dan updating terbarukan terkait informasi

permukiman dan bahan bangunan.

Solusi 1. Perlu dilakukan identifikasi dan pengembangan terhadap potensi sumber air baku

untuk air minum di Provinsi DIY 2. Sosialisi kepada masyarakat yang intensif tentang pemahaman fungsi drainase serta

masih diperlukan dukungan dana baik dari APBD maupun APBN dan sumber dana lainnya

3. Peningkatan sosialisasi untuk meningkatkan komitmen sambungan rumah (SR), serta penyusunan regulasi yang mewajibkan masyarakat di kawasan APY untuk memanfaatkan jaringan air limbah terpusat

4. Perlunya pendidikan dan pelatihan enterpreneurship bagi SDM Laboratorium Pelayanan Jasa pengujian

5. Peningkatan Sosialisasi dan diseminasi terkait regulasi Jasa Konstruksi 6. Pembinaan intensif kepada SDM yang menangani updating data dan pemikiran akan

kerjasama saling menguntungkan dengan para supllier bahan bangunan.

5. URUSAN PENATAAN RUANG a) Kondisi Umum

Urusan penataan ruang meliputi perencanaan ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tahun 2010, pasca erupsi Gunung Merapi telah terjadi perubahan morfologi puncak gunung dan sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Akibatnya kawasan Gunung Merapi dan kawasan sekitar sungai yang berhulu di Merapi harus

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-61

ditata kembali ruangnya mengingat bahwa letusan 2010 akan berpengaruh besar ke wilayah DIY pada letusan berikutnya karena bukaan kawah yang mengarah ke selatan.

Disamping perlunya penataan kembali ruang akibat beberapa bencana di DIY, beberapa kajian dan regulasi terkait penataan ruang perlu disusun sebagai tindak lanjut regulasi penataan ruang yang lebih atas, dengan kaidah berjenjang dan komplementer, sebagai pedoman operasional di tingkat pemberian perijinan pemanfaatan ruang khususnya bagi kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2011 masih terjadi lemahnya ketaatan terhadap tata ruang yang terkait dengan alih fungsi lahan untuk kepentingan lain yang tidak sesuai dengan perencanaan ruangnya. Pemerintah provinsi dalam hal ini mempunyai fungsi dan peran memberikan arahan dan pembinaan dalam bentuk kebijakan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Urusan penataan ruang dilaksanakan melalui pelaksanaan Program Daerah dan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk Bantuan Teknis. APBD Provinsi DIY Tahun Anggaran 2011 dialokasikan untuk 3 program dan 5 kegiatan. Total realisasi anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp1.742.667.540,- dengan realisasi fisik sebesar 100%.

Melalui program dan kegiatan pada tahun 2011 telah diselesaikan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Gunung Merapi, Penyusunan RDTR Kawasan Pantai Selatan (bagian Timur), Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengawasan pemanfaatan ruang. Penyusan RDTR Kawasan Gunung Merapi sangat penting artinya dalam pengendalian pemanfaatan ruang dalam kaitan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi. b) Progam/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.16 Progam/Kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perencanaan Tata Ruang

1.086.045.000 100,00 96,30 100,00 100,00

1.1 Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

387.815.000 100,00 95,36 100,00 100,00 -

1.2 Penyusunan Rencana Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

698.230.000 100,00 96,83 100,00 100,00 -

2 Program pemanfaatan ruang

137.530.000 100,00 96,93 100,00 100,00 -

2.1 Penyusunan 137.530.000 100,00 96,93 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 62 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

kebijakan perizinan pemanfaatan ruang

3 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

574.561.000 100,00 97,66 100,00 100,00

3.1 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang

469.469.000 100,00 97,93 100,00 100,00

-

3.2 Pengawasan Pemanfaatan Ruang

105.092.000 100,00 96,46 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Rencana Tata Ruang Provinsi DIY belum dapat berfungsi sepenuhnya sebagai dasar

penyusunan program-program pembangunan dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang.

2. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.

Solusi

1. Mempercepat penyusunan kebijakan yang lebih operasional dari RTRW Provinsi DIY sebagai dasar implementasi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

2. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan pemanfaatan ruang, meningkatkan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), Menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) penataan ruang untuk meningkatkan peranserta masyarakat, serta menyiapkan perangkat pengendalian ruang, (perlengkapan, personil dan pembiayaan).

6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN a) Kondisi Umum

Pemerintah Provinsi DIY telah mempunyai dokumen perencanaan baik perencanaan jangka panjang yaitu RPJPD untuk perencanaan 20 tahunan dan perencanaan jangka menengah yaitu RPJMD untuk perencanaan pembangunan 5 tahunan. Masing-masing dokumen perencanaan tersebut telah berketetapan hukum melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005–

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-63

2025 dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009–2013. RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah, sedangkan RPJMD pada hakekatnya merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD yang memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD ini selanjutnya dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD selama 5 (lima) tahun ke depan serta menjadi acuan pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahunnya.

Tabel 4.17 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2010-2011

No Indikator

Capaian 2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Tersedianya dokumen ada ada ada 100 perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA

2 Tersedianya Dokumen Perencanaan :

ada ada ada 100

RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA

3 Tersedianya Dokumen Perencanaan :

ada ada ada 100

RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

4 Penjabaran Program RPJMD kedalam

100% 100% 100% 100

RKPD

Sumber: Bappeda Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.18 Program/Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun Anggaran 2011

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Data/Informasi

359.814.500 100,00 97,32 100,00 100,00

1.1 Penyusunan dan Pengumpulan

67.423.200 100,00 99,12 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 64 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Data/Informasi Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan

1.2 Penyusunan Profil Daerah 80.468.600 100,00 96,96 100,00 100,00 - 1.3 Pengembangan Website 211.922.700 100,00 96,88 100,00 100,00 - 2 Program Perencanaan

Pengembangan Kota-Kota Menegah dan Besar

484.613.800 100,00 95,14 100,00 100,00

2.1 Perencanaan Pembangunan Perumahan, Permukiman dan ESDM

77.899.000 100,00 96,14 100,00 100,00 -

2.2 Fasilitasi dan Koordinasi Perhubungan, Tata Ruang, Perumahan dan ESDM

119.438.000 100,00 97,14 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

810.600.000 100,00 99,79 100,00 100,00

3.1 Penguatan Kelembagaan Sumber Daya Air

100.000.000 100,00 99,32 100,00 100,00 -

3.2 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah (Pendukung SCBD)

710.600.000 100,00 99,86 100,00 100,00 -

4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

2.692.422.940 100,00 92,76 100,00 100,00

4.1 Penyusunan Rancangan RKPD

151.021.600 100,00 97,29 100,00 100,00 -

4.2 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD

439.701.600 100,00 89,63 100,00 100,00 Sisa hidangan umum di pekerjaan pra musrenbang dan pasca musrenbang yang seharusnya dilaksanakan 2 kali, dilaksanakan 1 kali

4.3 Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah

79.996.300 100,00 92,24 100,00 100,00 -

4.4 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)

224.998.700 100,00 91,33 100,00 100,00

-

4.5 Monitoring, Evaluasi, Pengendalian dan

199.687.600 100,00 97,15 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-65

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

4.6 Fasilitasi dan Koorinasi Pengadaan Barang/Jasa

211.959.250 100,00 81,03 100,00 100,00 Pelatihan yang dilaksanakan 5 kali tetapi akomodasi dianggarkan 10 kali. Kegiatan yang semula akan dilakukan di hotel, dilaksanakan di Radyo Suyoso

4.7 Penyusunan KUA dan PPA 135.399.250 100,00 85,21 100,00 100,00 Adanya efisiensi karena penyusunan KUA PPAS berbarengan dengan penyusunan KUA PPAS perubahan

4.8 Penyusunan KUA dan PPA Perubahan

95.262.850 100,00 91,38 100,00 100,00 -

4.9 Sinkronisasi dan Koordinasi Program Pembangunan

210.876.750 100,00 87,10 100,00 100,00 Sisa Biaya perjalanan dinas ke Aceh karena mendapatkan tiket promo; Kegiatan Musrenbang Regional di Jakarta tidak dilaksanakan

4.10 Perencanaan Pembangunan Hukum

78.945.500 100,00 99,24 100,00 100,00 -

4.11 Perencanaan Pembangunan Politik

185.010.750 100,00 99,68 100,00 100,00 -

4.12 Perencanaan Pembangunan Aparatur

85.315.750 100,00 99,21 100,00 100,00 -

4.13 Perencanaan Pembangunan Administrasi Publik

78.995.750 100,00 98,26 100,00 100,00 -

4.14 Perencanaan Keuangan Daerah

77.970.500 100,00 97,52 100,00 100,00 -

4.15 Perencanaan 58.949.090 100,00 94,35 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 66 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pembangunan Daerah Tertinggal

4.16 Koordinasi Sub Bidang Aparatur, Hukum dan Politik

121.210.500 100,00 99,40 100,00 100,00 -

4.17 Koordinasi Sub Bidang Administrasi Publik dan Keuangan

122.886.500 100,00 97,56 100,00 100,00 -

4.18 Review Dokumen Perencanaan

134.234.700 100,00 95,50 100,00 100,00 -

5 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

892.091.000 100,00 94,10 100,00 100,00

5.1 Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Kelautan

318.731.150 100,00 93,79 100,00 100,00 -

5.2 Koordinasi Subid Pertanian dan Kelautan

115.043.850 100,00 99,57 100,00 100,00 -

5.3 Fasilitasi dan Koordinasi Subid Dunia Usaha

110.386.200 100,00 99,25 100,00 100,00 -

5.4 Perencanaan Pembangunan Dunia Usaha

347.929.800 100,00 90,93 100,00 100,00 -

6 Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya

955.577.150 100,00 99,51 100,00 100,00

6.1 Perencanaan Pembangunan Pendidikan

84.078.800 100,00 99,24 100,00 100,00 -

6.2 Perencanaan Pembangunan Pemuda dan Olahraga

123.250.950 100,00 99,49 100,00 100,00 -

6.3 Perencanaan Pembangunan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

58.198.500 100,00 99,47 100,00 100,00 -

6.4 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

216.821.450 100,00 99,84 100,00 100,00 -

6.5 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di Propinsi DIY

85.640.750 100,00 98,33 100,00 100,00

-

6.6 Koordinasi Sub Bidang Pengembangan SDM

96.548.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

6.7 Koordinasi Sub Bidang Pengembangan Kesra

143.424.000 100,00 99,91 100,00 100,00 -

6.8 Perencanaan Pembangunan Sosial

81.436.800 100,00 99,42 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-67

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

6.9 Perencanaan Pembangunan Kebudayaan

66.177.900 100,00 98,96 100,00 100,00 -

7 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

288.348.800 100,00 96,42 100,00 100,00

7.1 Koordinasi Pembangunan Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup

91.490.400 100,00 97,43 100,00 100,00 -

7.2 Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup

196.858.400 100,00 95,94 100,00 100,00

-

8 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana

246.000.000 100,00 98,32 100,00 100,00

8.1 Penyusunan Rencana Aksi Rehabilitasi - Rekonstruksi

246.000.000 100,00 98,32 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Beberapa hal menjadi kendala atau faktor penghambat dalam penyusunan dokumen

perencanaan dan implementasinya di antaranya adalah: 1. Belum optimalnya kesinambungan antara proses perencanaan dan proses

penganggaran, dan belum konsistennya proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.

2. Belum optimalnya pengelolaan data dan informasi sebagai bahan perencanaan. 3. Belum optimalnya hasil musrenbang sebagai bahan penyusunan perencanaan

pembangunan karena masih kuatnya ego sektoral dari masing-masing SKPD. 4. Belum optimalnya Koordinasi/kerjasama antar sektor dan antar daerah

(kabupaten/kota). 5. Belum maksimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan

pembangunan sebagai feedback bagi perencanaan pembangunan daerah periode selanjutnya.

6. Belum optimalnya evaluasi perencanaan pembangunan terhadap perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

7. Belum adanya tenaga fungsional perencana di Bappeda.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 68 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Solusi 1. Mengoptimalkan fungsi perencanaan program dan anggaran dengan peningkatan

koordinasi antara institusi perencana dengan institusi penganggaran serta mengintegrasikan proses politik sejak awal.

2. Peningkatan koordinasi dan pengelolaan data/informasi sebagai bahan perencanaan. 3. Peningkatan peran masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan

pembangunan daerah. 3. Peningkatan efektifitas koordinasi dan pengendalian pelaksanaan program/kegiatan. 4. Meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama antar daerah dan antar instansi

dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah. 5. Meningkatkan pengkajian dan analisis perencanaan yang lebih akurat untuk dapat

meningkatkan kualitas perencanaan dan rasio implementasi perencanaan daerah. 6. Perlu dibentuk adanya tenaga fungsional perencana yang dapat memberi kontribusi

dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan. 7. URUSAN PERUMAHAN a) Kondisi Umum

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa pembangunan perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah. Dalam implementasinya, sampai dengan saat ini Pemerintah Daerah masih sangat tergantung kepada Pemerintah dalam hal urusan pembangunan perumahan.

Berdasarkan Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) DIY 2011, ketersediaan perumahan DIY sebanyak 1.038.233 unit terdiri dari 822.687 unit rumah permanen, 124.346 unit rumah semi permanen, dan 91.200 unit rumah non permanen Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Mengingat bahwa jumlah KK di tahun 2011 adalah 929.455 KK (BPS DIY 2011), tentunya dari sisi jumlah ketersediaan perumahan di atas sangat mencukupi. Namun pada kenyataannya banyak keluarga yang belum memiliki rumah. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, diantaranya bagi keluarga yang berkecukupan teridentifikasi mempunyai rumah lebih dari 1, atau pemilik rumah bukan penduduk DIY karena berbagai alasan (untuk jaminan hari tua, investasi, untuk anak yang sekolah di DIY dan alasan lainnya.)

Menurut RPJMD 2009-2013, kebutuhan rumah untuk daerah perkotaan (Kawasan Perkotaan Yogyakarta) sebesar 108.256 unit dengan ketersediaan 78.482 unit, sehingga masih ada kekurangan 29.474 unit. Target RPJM dalam mengurangi backlog per tahun adalah 2% (dari target 5 tahun sebesar 10%) atau lebih kurang 589 unit/tahun.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-69

Melihat kondisi di atas, sejalan dengan kebijakan nasional pembangunan perumahan dan permukiman lebih diarahkan pada pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya, dan secara lebih khusus meningkatkan aksesibiltas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau, baik melalui penyediaan Rumah Susun atau pemberian bantuan stimulan untuk menuju rumah layak huni, dan perbaikan sarana dan prasarana umum lingkungan agar tidak mewujudkan permukiman kumuh. Di samping itu peran pemerintah mendorong swasta untuk bisa dibina dalam melakukan penyediaan rumah yang murah dan terjangkau.

Indikator keberhasilan urusan perumahan menggunakan tolok ukur target kinerja sebagaimana telah tercantum dalam RPJMD DIY, sebagai berikut :

1) Persentase Penurunan Backlog dalam penyediaan perumahan 2% 2) Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan 10% 3) Persentase Jumlah Komunitas Perumahan yang difasilitasi 5% 4) Persentase pengurangan kawasan kumuh 10%

Target tersebut dicapai melalui program-program pusat dan daerah. APBD Provinsi DIY di TA 2011 dialokasikan untuk 4 program dan 12 kegiatan urusan perumahan. Total anggaran yang dikeluarkan adalah Rp8.896.991.460,00 dengan realisasi fisik sebesar 92,43%.

1. Penyediaan Perumahan

Selama tahun 2011, upaya penurunan backlog penyediaan perumahan oleh Pemerintah Provinsi DIY dilakukan melalui program Pengembangan Perumahan dan program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam Sosial, melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1) Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan 2) Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual 3) Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan 4) Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu 5) Pembinaan penyediaan perumahan bagi pekerja 6) Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana alam 7) Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial

Disamping hal di atas, pengurangan backlog pembangunan perumahan juga dilakukan oleh swasta melalui Pengembang. Berdasarkan data dari REI DIY, tercatat selama tahun 2011 telah dibangun 3.500 unit rumah (tersebar dalam 810 titik perumahan) yang terkonsentrasi di Bantul, Sleman, dan sebagian kecil di Kulon Progo. Sementara melalui Pemerintah, Perumnas membangun rumah 155 unit; Kementerian Perumahan Rakyat memberi stimulan sebanyak 650 unit, membangun rumah swadaya sebanyak 350 unit tersebar di Bantul, Sleman, dan Kulon Progo dan 1 Twin Block Rusunawa di Komplek Lanud Adisutjipto, Bantul untuk 96 hunian, serta Kementerian Pekerjaan Umum telah membangun 1 Twin Block

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 70 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Rusunawa di Bantul untuk 96 hunian di Tambak, Bantul dan 546 unit rumah bagi korban erupsi Gunung Merapi 2010.

Sementara melalui bantuan stimulan APBD untuk meningkatkan rumah menjadi layak huni, selama tahun 2011 terfasilitasi 620 unit rumah meliputi 200 unit di Kabupaten Gunungkidul, 120 unit di Kabupaten Bantul, 140 unit di Kabupaten Sleman, 120 unit di Kabupaten Kulon Progo, dan 40 unit rumah di Kota Yogyakarta.

Berdasarkan data realisasi di atas, selama tahun 2011 terjadi penambahan rumah baru sebanyak 4.643 unit dimana 1.143 unit dibangun Pemerintah dan 3500 unit dibangun oleh Pengembang. Sedangkan Pemerintah Provinsi DIY mampu menambah 620 rumah menjadi layak huni melalui bantuan stimulan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dari sisi indikator, penurunan backlog dalam penyediaan perumahan sebanyak 4.388 unit, setara dengan 14,9% yang berarti jauh diatas target 2% yang ditetapkan.

Tabel 4.19 Penyediaan Perumahan di Provinsi DIY Tahun 2011

No Uraian Lokasi

Realisasi 2011 ( Unit)

Stimulan Rumah

Baru

I. Pembangunan Perumahan oleh Swasta (Pengembang)(REI 2012)

Tersebar di DIY - 3.500

II. Pembangunan perumahan oleh pemerintah (+ Perum Perumnas)

650 505

A Melalui Dana APBN

Pembangunan Rumah Swadaya Bantul, Sleman, Kulon Progo

650 505

Pembangunan Rusun Bantul - 192

Pembangunan Hunian tetap bagi korban merapi

Sleman - 546

B MelaluiDana APBD

1. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu

620

Jumlah total penyediaan rumah di 2011 1.270 4.643

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

2. Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan Peningkatan lingkungan sehat perumahan, dilakukan melalui kegiatan :

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-71

1. Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terkait lingkungan sehat perumahan kepada kabupaten/kota dan juga penyuluhan kepada masyarakat

2. Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Perdesaan, merupakan pembangunan sarana dan prasana kawasan di 3 lokasi di Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

Konsep pendekatan kegiatan Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan adalah melalui Tridaya (Daya manusia, Daya Lingkungan dan daya Ekonomi), melalui penyuluhan-penyuluhan terhadap kader-kader pembangunan di masyarakat, agar mampu berperan aktif dalam menyebarkan pemahaman tentang lingkungan sehat perumahan. Hal ini telah terbukti mampu menurunkan kantong-kantong kumuh di kawasan perkotaan Kabupaten Sleman, Kota Wates, dan Kota Wonosari. Demikian juga Penghargaan Adiupaya Puritama yang diberikan oleh Kementerian Perumahan Rakyat untuk Kabupaten Sleman sebagai juara III Tingkat Nasional untuk tahun 2011 membuktikan bahwa ada peningkatan kesehatan bagi lingkungan perumahan di DIY.

Berdasarkan data Review RP4D, di DIY terdapat di 69 kawasan dengan kriteria kumuh yang identik dengan tidak sehatnya lingkungan permukiman, dimana 11 lokasi sangat kumuh, 57 lokasi kumuh sedang dan 1 lokasi sedikit kumuh.

Pada tahun 2011, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di 3 kawasan yang perlu ditingkatkan lingkungannya meliputi kawasan Piyungan, Kabupaten Bantul, kawasan dalam kota Wonosari Kabupaten Gunungkidul dan kawasan Sentolo Kabupaten Kulon Progo.

Dari sisi capaian target kinerja, melalui dana APBD 2011 tercapai peningkatan lingkungan sehat perumahan di 3 lokasi atau 4,4%. Sedangkan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan dialokasikan di 6 kawasan : 1. Kawasan Bantaran Sungai Winongo, Kota Yogyakarta 2. Desa Ngestiharjo, Wates, Kabupaten Kulon Progo 3. Kawasan Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman 4. Kawasan Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul 5. Kawasan Piyaman, Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul 6. Kawasan Karangrejek, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Total capaian kinerja tahun 2011 untuk dana APBN dan APBD ada 9 lokasi atau 13,05% . Persentase ini berada diatas target tahun 2011 yaitu sebesar 10%. 3. Fasilitasi Bagi Komunitas Perumahan

Fasilitasi bagi komunitas perumahan dilakukan melalui Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan dengan kegiatan meliputi :

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 72 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

1. Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman berbasis masyarakat, telah dilakukan bagi komunitas perumahan di 9 lokasi

2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan, dilakukan melalui penyuluhan kepada komunitas perumahan pada lokasi tersebut di atas.

Jumlah komunitas perumahan total di DIY tercatat 400 komunitas. Selama tahun 2011, ada 9 Komunitas Perumahan yang difasilitasi Pemerintah Provinsi DIY untuk membangun sarana dan prasarana permukimannya, dengan lokasi sebagai berikut :

1. Desa Logandeng, Playen, Gunungkidul 2. Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul 3. Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul 4. Desa Srihardono, Pundong, Bantul 5. Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul 6. Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman 7. Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman 8. Desa Pondorejo, Tempel, Sleman 9. Desa Minomartani, Ngaglik, Sleman

Dari data diatas, jumlah komunitas perumahan yang difasilitasi APBD 2011 sebesar 2,25% (9 lokasi dari total 400 lokasi). Sementara Kementerian Pekerjaan Umum, pada tahun 2011 telah melaksanakan fasilitasi terhadap 11 Komunitas Perumahan, yang berlokasi di Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Turi Kabupaten Sleman (korban erupsi Gunung Merapi 2010). Sehingga capaian kinerja total untuk tahun 2011 adalah 20 lokasi terfasilitasi, atau sebesar 5% (20 lokasi dari total 400 lokasi), sama dengan target kinerja yang telah ditetapkan.

Selain program pemerintah, fasilitasi terhadap komunitas perumahan juga dilakukan oleh NGO Habitat for Humanity (HFH) dan Community based initiative local development (Co-bild).

4. Pengurangan Kawasan Kumuh

Pengurangan kawasan kumuh di DIY dilakukan melalui program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh melalui kegiatan Penataan Kawasan Kumuh. Dari data Review RP4D, terinventarisasi 69 titik kawasan kumuh yang berlokasi di Kabupaten Bantul sebanyak 9 titik, Kabupaten Kulon Progo 10 titik, Kabupaten Gunungkidul 9 titik, Kabupaten Sleman 11 titik dan Kota Yogyakarta 29 titik. Pada tahun 2011 telah dilakukan penataan kawasan kumuh tersebut melalui dana APBD dan APBN.

Dana APBD dialokasikan pada 3 kawasan dengan luas lebih kurang 15 Ha : 1. Kawasan Jembatan Sarjito Sinduadi Mlati, Sleman 2. Kawasan Kota Wates, Kabupaten Kulon Progo

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-73

3. Kawasan Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan dana APBN melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dialokasikan di kawasan :

1. Kawasan Bantaran Sungai Winongo, Kota Yogyakarta, 2. Desa Ngestiharjo, Wates, Kabupaten Kulon Progo 3. Kawasan Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman 4. Kawasan Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul 5. Kawasan Piyaman, Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul 6. Kawasan Karangrejek, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.

Upaya penataan kawasan kumuh pada tahun 2011 telah dilakukan di 9 titik lokasi atau 13,05% dari total kawasan kumuh di DIY. Capaian ini melebihi target kinerja 2011 yang ditetapkan sebesar 10%.

Tabel 4.20

Penataan Kawasan Kumuh di Provinsi DIY Tahun 2011

No Uraian Lokasi Realisasi Penataan

Kawasan Kumuh di 2011

Kawasan % *

1 Melalui Dana APBN

Penataan Kawasan Kumuh Kota Yogyakarta 1 1,45

Kab.Sleman 1 1,45

Kab. Kulon Progo 1 1,45

Kab. Bantul 1 1,45

Kab. Gunungkidul 2 2,90

2 Melalui Dana APBD

Penataan Kawasan Kumuh Kab.Sleman 1 1,45

Kab. Kulon Progo 1 1,45

Kab. Gunungkidul 1 1,45

Penataan Kawasan Kumuh di 2011 9 13,05

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY * Persentase didasarkan pada jumlah total kawasan kumuh DIY (69 titik lokasi) b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.21 Program/Kegiatan Urusan Perumahan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan 5.622.944.172 100,00 94,54 100,00 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 74 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Perumahan 1.1 Penetapan Kebijakan,

strategi dan program perumahan

579.590.240 100,00 72,89 100,00 100,00 Sisa lelang

1.2 Penyusunan norma, standar,prosedur dan manual (NSPM)

175.741.162 100,00 98,03 100,00 100,00

1.3 Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan

36.726.000 100,00 99,32 100,00 100,00

1.4 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu

4.666.464.100 100,00 97,69 100,00 100,00

1.5 Fasilitasi Penyediaan Perumahan bagi pekerja

164.422.670 100,00 76,68 100,00 100,00 Sisa lelang

2 Program lingkungan sehat perumahan

172.746.000 100,00 98,69 100,00 100,00

2.1 Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan perumahan

150.000.000 100,00 98,88 100,00 100,00

2.2 Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan

22.746.000 100,00 97,45 100,00 100,00

3 Program pemberdayaan komunitas perumahan

1.036.139.380 100,00 97,65 100,00 100,00

3.1 Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana pemukiman berbasis masyarakat

793.464.000 100,00 97,61 100,00 100,00

3.2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumaha

242.675.380 100,00 97,78 100,00 100,00

4 Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial

4.760.425.212 100,00 42,24 100,00 62,16

4.1 Fasilitasi dan Simulasi Rehabilitasi Rumah Akibat Bencana Alam

2.685.362.712 100,00 56,09 100,00 100,00 Efisiensi

4.2 Fasilitasi dan Simulasi Rehabilitasi Rumah Akibat Bencana Sosial

2.075.062.500 100,00 24,32 100,00 24,32 Realisasi 4,33 Ha dari target 18 Ha, Karena belum siapnya sebagian lokasi

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-75

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

yang seharusnya disiapkan APBN, sehingga pematangan lahan belum bisa dilaksanakan

5 Program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh

398.930.000 100,00 97,30 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi Penataan Kawasan Kumuh

398.930.000 100,00 97,30 100,00 100,00

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan

2. Adanya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang semakin meningkat terutama di perkotaan, mengakibatkan alih fungsi lahan tidak terbendung

3. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah kebawah terhadap lahan untuk perumahan serta terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Solusi

1. Peningkatan peran kapasitas pemangku kepentingan termasuk komunitas masyarakat di bidang perumahan, bersama-sama dengan pemerintah mengatasi permasalahan penyediaan perumahan, terutama penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah

2. Peningkatan koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dan peningkatan pengawasan terhadap alih fungsi lahan

3. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengatasi permasalahan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 76 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA a) Kondisi Umum

Pembangunan pemuda beserta pembinaan olahraga di Provinsi DIY sebagai daya dukung kesehatan jasmani dan rohani bagi generasi penerus bangsa mendapat perhatian optimal dari Pemerintah Provinsi DIY. Adapun tugas dan fungsi Pemerintah Provinsi DIY dalam urusan kepemudaan dan olahraga tertuang dalam kebijakan sebagai berikut.

Kepemudaan

Kebijakan kepemudaan dikembangkan mengacu kepada properda dan hasil-hasil diskusi/dialog dengan berbagai lembaga kepemudaan, instansi terkait dan relevan, serta studi kepemudaan yang telah dilakukan berdasar standar wawasan, sikap dan kebutuhan pemuda, dan studi kebijakan kepemudaan. Kebijakan kepemudaan ditempuh dengan memberikan iklim yang kondusif bagi pemuda dalam mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minatnya melalui peningkatan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, serta mengembangkan sikap keteladanan, kemandirian, akhlak mulia, dan disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang mencakup: 1. Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada pemuda untuk mengorganisasikan

dirinya secara bebas dan merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi pemimpin bangsa yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, prioritas, demokratis, mandiri, dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat;

2. Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda yang berdaya saing, unggul, dan mandiri;

3. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif terutama penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang, dan zat adiktif lainnya (narkoba/Napza) melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba;

4. Mengembangkan wawasan kebangsaan di kalangan pemuda dalam memupuk jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, bangga dan rela berkorban demi mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;

5. Menyiapkan pemuda dalam menghadapi persaingan global dan untuk pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain melalui berbagai aktivitas yang mendukung, dengan mengedepankan semangat kemanusiaan yang berkeadilan, beradab, dan demokratis, dengan tidak meninggalkan jati dirinya sebagai suatu bangsa;

6. Mengelola dan mengembangkan serta meningkatkan sarana dan prasarana untuk kepentingan pemberdayaan pemuda dan olahraga, di samping juga sebagai sumber pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-77

Keolahragaan

Adapun dalam melaksanakan urusan keolahragaan dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengkajian dan perumusan kebijakan pemerintah di bidang

keolahragaan; 2. Melaksanakan pengkajian dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan

olahraga; 3. Melaksanakan kajian sekolah olahraga; 4. Melaksanakan pengembangan sistem informasi keolahragaan; 5. Melaksanakan pembibitan dan pembinaan olahragawan usia dini; 6. Memetakan dan menganalisis pelaksanaan kewenangan wajib dan standar pelayanan

minimal di bidang olahraga; 7. Menyusun Indikator Pengembangan Olahraga (Sport Development Index); 8. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan olahraga; 9. Membina dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga; 10. Memberdayakan dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga prestasi

prioritas di tingkat daerah. Pemerintah Provinsi DIY melaksanakan urusan pemuda dan olahraga melalui program

dan kegiatan sesuai dengan arah dan kebijakan pembangunannya yaitu untuk “Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung”.

Pembinaan terhadap generasi muda dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dalam pengembangan jiwa kewirausahan dan kemandirian bagi pemuda untuk memupuk jiwa kepeloporan yang ditunjang dengan sentra-sentra pemberdayaan pemuda. Pengembangan kepemudaan juga dilakukan di perdesaan untuk memberikan semangat dan menjadi penggerak roda pembangunannya. Untuk memberikan bekal kewirausahaan maka dilakukan pelatihan-pelatihan keterampilan serta menumbuhkan semangat untuk berinovasi bisnis sehingga kedepan pemuda tidak hanya mengandalkan pekerjaan formal sebagai pekerja/pegawai namun sanggup menjadi entrepreneur sejati yang dapat bertahan terhadap goncangan dan persaingan.

Untuk bidang olahraga pembinaan dilakukan dengan mengidentifikasi ketersediaan potensi dan bakat bidang olahraga baik bagi pelajar maupun pemuda di Provinsi DIY yang selanjutnya akan dilakukan pembibitan melalui proses seleksi dan pembinaan berupa kompetensi-kompetensi tingkat provinsi yang akan dipersiapkan untuk menghadapi kompetensi diatasnya. Olahraga juga diperlukan untuk membangun watak sportifitas dan dapat menghargai kelebihan kemampuan lawan sebagai koreksi atas diri sendiri untuk meningkat lebih maju pada tahap selanjutna yang tidak hanya dibutuhkan oleh manusia yang terlahir sempurna namun juga diperlukan oleh para difabel melalui pembinaan dan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 78 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

kompetensi olahraga penyandang cacat. Pembangunan dan pembinaan olahraga harus didukung dengan kesiapan tenaga kepelatihan, sarana dan prasarana, serta teknologi.

Sebagai wujud pelayanan Pemerintah Provinsi DIY pada urusan kepemudaan dan olahraga, dilaksanakan dengan implementasi 5 program dan 26 kegiatan. Pencapaian dari pelaksanan program kegiatan urusan kepemudaan dan olahraga tercatat prestasi yang dapat dibanggakan. Salah satu prestasi olahraga Provinsi DIY adalah pencapaian pada Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional (POPNAS) 2011. Tercatat sebelumnya, pada tahun 2007, Kontingen DIY di POPNAS menempati urutan 24 dari target ranking 10. Sebagai evaluasi dan usaha peningkatan prestasi, sejak tahun 2008 Kontingen Popnas Provinsi DIY telah dipersiapkan untuk bertanding pada Popnas X tahun 2009 dengan target 10 besar. Pada Popnas X Jogja tahun 2009, Provinsi DIY bertindak sebagai tuan rumah. Kesempatan sebagai tuan rumah dan pencanangan target ranking 10 tersebut tidak disia-siakan oleh Kontingen Popnas Provinsi DIY, hingga akhirnya berhasil menempati peringkat 7. Capaian ini melebihi target awal yakni ranking 10. Pada tahun 2011, dengan persiapan yang semakin matang Provinsi DIY mampu meraih Peringkat 7. Hasil ini sungguh berarti mengingat banyak pihak yang berpendapat bahwa prestasi yang diraih Provinsi DIY pada tahun 2009 dikarenakan faktor keuntungan sebagai tuan rumah semata. Namun, prestasi tahun 2011 pada ajang POPNAS yang diselenggarakan di Provinsi Kepulauan Riau mampu menjadi bukti bahwa pembinaan olahraga pelajar di Provinsi DIY berlangsung semakin baik.

Adapun capaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga Provinsi DIY tahun 2010 hingga tahun 2011 dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.22 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Jumlah Sentra Pemberdayaan Pemuda

sentra 4 6 6 100,00

2. Prestasi Olahraga Tingkat Nasional

a. POPNAS Peringkat - 20 7 285,71

b. POSPENAS Peringkat 18 - - -

Sumber: Disdikpora Provinsi DIY

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-79

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.23

Program/Kegiatan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

479.100.000 100,00 97,99 100,00 100,00

1.1 Pembinaan Organisasi Kepemudaan

118.475.000 100,00 95,60 100,00 100,00 -

1.2 Fasilitasi Aksi Bhakti Sosial Kepemudaan

108.920.000 100,00 98,06 100,00 100,00 -

1.3 Peningkatan Kemandirian dan Kepeloporan Pemuda

79.050.000 100,00 97,76 100,00 100,00 -

1.4 Pengembangan Sentra Pemberdayaan Pemuda

98.015.000 100,00 99,48 100,00 100,00 -

1.5 Pemberdayaan Peran Serta Pemuda untuk Pembangunan Pedesaan

74.640.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan Dan Kecakapan Hidup Pemuda

483.317.500 100,00 91,22 100,00 100,00

2.1 Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda

61.667.500 100,00 99,50 100,00 100,00 -

2.2 Pelatihan Ketrampilan Bagi Pemuda

298.650.000 100,00 96,20 100,00 100,00 -

2.3 Pembinaan Inovasi Bisnis Bagi Pemuda

123.000.000 100,00 74,98 100,00 100,00 Uang Pembinaan menyesuaikan keputusan Dewan Juri dan tidak ada pengiriman wakil ke tingkat nasional

3 Program Pembinaan Dan Pemasyarakatan Olahraga

4.678.713.900 100,00 87,06 100,00 100,00

3.1 Pembibitan dan Pembinaan Olahragawan Berbakat

1.199.995.000 100,00 96,71 100,00 100,00 -

3.2 Pemassalan Olahraga bagi Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat

100.000.000 100,00 98,15 100,00 100,00 -

3.3 Penyelenggaraan POPDA 449.998.900 100,00 99,24 100,00 100,00 - 3.4 Pembinaan Persiapan

Kontingen POPWIL/POPNAS 1.850.000.000 100,00 81,10 100,00 100,00 Sisa dana berasal

dari selisih harga tiket pesawat, lumpsum, airportax dari Tim Observasi,

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 80 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Tim Pelatih, Korcab, Pendamping, Psikolog dan Masseure yang hanya digunakan sesuai dengan kebutuhan tidak full seperti peserta

3.5 Tri Lomba Juang 140.000.000 100,00 89,95 100,00 100,00 Jumlah peserta yang mendaftar kurang dari target yang direncanakan

3.6 Pekan Olahraga Pelajar Cacat Daerah (POPCADA)

142.500.000 100,00 94,17 100,00 100,00 -

3.7 Pekan Olahraga Cacat Daerah (PORCADA)

85.495.000 100,00 99,67 100,00 100,00 -

3.8 Bimtek Tenaga Teknis Keolahragaan

65.725.000 100,00 98,37 100,00 100,00 -

3.9 Liga Pendidikan Indonesia 125.000.000 100,00 99,65 100,00 100,00 - 3.10 Pengembangan Olahraga

Rekreasi 100.000.000 100,00 90,08 100,00 100,00 -

3.11 Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional (POPCANAS)

420.000.000 100,00 57,90 100,00 100,00 Dana sisa karena selisih harga tiket pesawat, lumpsum, airportax dari Tim Observasi, Tim Pelatih, Korcab, Pendamping, Psikolog dan Masseure hanya dipakai sesuai dengan kebutuhan tidak full seperti peserta dan sebagian ada yang didanai melalui anggaran dari Pusat

4 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olahraga

1.250.000.000 100,00 94,70 100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-81

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Olahraga

1.000.000.000 100,00 98,31 100,00 100,00 -

4.2 Penyusunan DED KONI Sarana dan Prasarana Olahraga

250.000.000 100,00 80,30 100,00 100,00 Penyusunan RAB menyesuikan kebutuhan dan Standar harga saat penyusunan

5 Program Pemberdayaan Dan Pengembangan Pemuda

587.104.100 100,00 98,03 100,00 100,00

5.1 Pameran Prestasi Hasil Karya Pemuda

57.700.000 100,00 99,39 100,00 100,00 -

5.2 Pembentukan Paskibraka 323.650.000 100,00 99,24 100,00 100,00 - 5.3 Pendidikan dan Pelatihan Dasar

Kepemimpinan bagi Pemuda 48.275.000 100,00 98,17 100,00 100,00 -

5.4 Penyuluhan Pencegahan Pornografi dan Pornoaksi bagi Pemuda

77.689.250 100,00 90,76 100,00 100,00 -

5.5 Lomba Baris-berbaris 79.789.850 100,00 99,10 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Pengembangan dan pembinaan pemuda dan olahraga di Provinsi DIY memiliki beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut:

1. Belum adanya bantuan permodalan untuk pemuda sebagai tindak lanjut pelatihan kewirausahaan.

2. Sarana latihan para atlet semakin berkurang. 3. Pembibitan atlet masih memerlukan optimalisasi. 4. Sikap mental atlet seperti sportifitas, disiplin dan semangat juang masih rendah.

Solusi Upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah:

1. Diusulkan adanya bantuan permodalan sebagai tindak lanjut pelatihan kewirausahaan.

2. Ditambahnya fasilitas latihan bagi para atlet agar prestasi meningkat. 3. Kebijakan pembinaan dan penghargaan atlet berprestasi sehingga tetap tinggal di

DIY. 4. Pengelolaan pembibitan atlet yang berkelanjutan dan berkesinambungan. 5. Pencarian bakat atlet olahraga berprestasi. 6. Pemberian penghargaan berupa beasiswa bagi atlet berprestasi dan harapan masa

depan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 82 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

7. Memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk pembinaan generasi muda; 8. Membuat program/kegiatan yang memberikan peluang bagi generasi muda agar lebih

giat dan kreatif bagi generasi muda. 9. Pembinaan atlet-atlet berbakat dan klub-klub olahraga prestasi.

9. URUSAN PENANAMAN MODAL a) Kondisi Umum

Terbatasnya sumber daya modal adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh kebanyakan daerah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, sementara di sisi lain kebutuhan peningkatan pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan dalam upaya pemerintah daerah mendorong kegiatan ekonominya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka Provinsi DIY masih memerlukan sejumlah tambahan dana dalam bentuk investasi swasta baik yang berasal dari investor dalam negeri maupun investor asing.

Sebagaimana telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi DIY Tahun 2009-2013, kegiatan penanaman modal di DIY menyimpan beberapa peluang seperti spesifikasi keunggulan lokal DIY di bidang pariwisata dan pendidikan, komitmen pemerintah daerah dengan slogan “Jogja Invest” yang terbuka untuk investor, serta ketersediaan sumberdaya manusia yang berdaya saing. Adapun isu strategis yang mengemuka dalam peningkatan investasi terkait pada persaingan global dengan provinsi/negara lain serta investasi yang mengarah pada keunggulan lokal DIY. Meskipun demikian terdapat beberapa tantangan yang menjadi fokus perhatian dalam pengembangan investasi di DIY, yakni realisasi investasi yang mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta/riil, investasi yang mengarah pada kelestarian lingkungan, perlunya peningkatan infrastruktur dan sarana pendukung lain (termasuk kesiapan lahan), regulasi yang mantap dalam fasilitasi investasi serta upaya peningkatan kerjasama penanaman modal dengan daerah dan negara-negara maju.

Berdasarkan visi-misi serta tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi DIY yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Untuk mengukur capaian kinerja urusan penanaman modal, telah dirumuskan indikator sebagai tolok ukur kinerja sesuai dengan RPJMD Provinsi DIY. Indikator kinerja yang ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian dari visi dan misi Pemerintah Provinsi DIY di bidang penanaman modal tahun 2011 adalah :

Tabel 4.24 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Pertumbuhan investasi Persen 4,33 4,34 40,22 926,73

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-83

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi

(PMA/PMDN)

a Pertumbuhan PMA Persen 7,49 2,6 52,46 2.017,69 b Pertumbuhan PMDN Persen 0,19 1,74 22,72 1.305,75 Sumber: BKPM Provinsi DIY

Tabel 4.25 Realisasi Investasi Provinsi DIY Tahun 2007 - 2011

Tahun PMDN Pertumbuhan

PMDN PMA

Pertumbuhan PMA

Total Investasi Pertumbuhan

( Rp ) 2007 1.801.533.851.707 343.345.234.000 2.278.166.388.062 398.378.606.075 4.079.700.239.769 55.033.372.075

2008 1.806.426.455.845 4.892.604.138 2.415.461.744.857 137.295.356.795 4.221.888.200.702 142.187.960.933

2009 1.882.514.536.845 76.088.081.000 2.508.131.163.857 92.669.419.000 4.390.645.700.702 168.757.500.000 2010 1.884.923.869.797 2.409.332.952 2.696.046.957.447 187.915.793.590 4.580.970.827.244 190.325.126.542

2011 2.313.141.695.784 428.217.825.987 4.110.436.324.224 1.414.389.366.777 6.423.578.020.008 1.842.607.192.764

Sumber: BKPM Provinsi DIY

Perkembangan investasi di Provinsi DIY menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada 5 tahun terakhir, sebagaimana tersaji dalam tabel di atas. Peningkatan yang paling besar terjadi pada tahun 2011, karena realisasi perusahaan baru, perluasan perusahaan yang telah merealisasikan investasinya pada tahun-tahun sebelumnya, renovasi/peremajaan/restruksturisasi perusahaan yang tentunya juga berimplikasi pada penambahan investasi. Besaran kontribusi pertumbuhan investasi yang berasal dari perusahaan PMDN tersebut adalah Rp428.217.825.987,- (22,72%) dan perusahaan PMA sebesar Rp1.414.389.366.777,- (52,46%) dari nilai total pertumbuhan investasi hingga Desember 2011 yang sebesar Rp1.842.607.192.764,- (terdapat pertumbuhan dengan nilai 40,22% dari realisasi investasi tahun 2010).

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 84 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Sumber: BKPM Provinsi DIY

Gambar 4.1 Pertumbuhan Investasi Tahun 2007- 2011 (Desember)

Pemulihan kondisi ekonomi di Provinsi DIY pasca erupsi Merapi yang cepat juga

memberikan dampak positif bagi peningkatan investasi. Sektor-sektor yang memberikan sumbangan pertumbuhan investasi meliputi sektor sekunder dan tersier yang berkembang cukup signifikan antara lain berupa jasa perhotelan, restoran, industri pengolahan, perdagangan, dan pengangkutan.

Sampai dengan tahun 2011, perusahaan yang merealisasikan investasinya (aktif) di DIY sejumlah 219 perusahaan (terdiri dari 104 perusahaan PMA dan 115 perusahaan PMDN) dari total 331 perusahaan (182 perusahaan PMA; 149 perusahaan PMDN) yang terdaftar. Adapun total serapan tenaga kerja dari realisasi investasi tersebut sebanyak 38.896 tenaga kerja indonesia (TKI) serta 128 tenaga kerja asing (TKA).

Upaya dan langkah strategis terkait peningkatan promosi dan iklim investasi di Provinsi DIY pada tahun 2011 telah dilaksanakan dalam bentuk keikutsertaan dalam pameran-pameran investasi seperti Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID), Trade and Tourism Investment (TTI) Expo, penyelenggaraan one on one meeting, business forum/business meeting dengan calon investor dan stakeholder terkait, promosi peluang investasi melalui website Jogja Invest, pembentukan Gerai Pelayanan Perijinan Terpadu (P2T), fasilitasi pelayanan serta pengawasan dan pembinaan perusahaan penanaman modal yang telah beroperasi di DIY. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menarik investor baru untuk menanamkan modalnya ke Provinsi DIY serta mempertahankan keberadaan investor yang telah merealisasikan investasinya.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-85

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.26 Program/Kegiatan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi

1.753.241.450 100,00 93,92 100,00 100,00

1.1 Pengembangan Potensi Unggulan Daerah

51.421.900,00 100,00 99,17 100,00 100,00 -

1.2 Peningkatan Koordinasi Dan Kerjasama Di Bidang Penanaman Modal Dengan Instansi Pemerintah Dan Dunia Usaha

188.459.350,00 100,00 98,11 100,00 100,00

-

1.3 Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan Dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal

71.079.100,00 100,00 94,63 100,00 100,00

-

1.4 Penyelenggaraan Pameran Investasi

323.931.450,00 100,00 82,67 100,00 100,00 Kegiatan telah selesai 100 %, sisa anggaran berasal dari efisiensi cetak bahan dan sewa booth, serta sisa tiket dari perjalanan dinas luar daerah.

1.5 Penyelenggaraan Pameran Potensi Daerah

987.159.250,00 100,00 96,10 100,00 100,00 -

1.6 Pemutakiran Data Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah

15.564.900,00 100,00 96,22 100,00 100,00 -

1.7 Penyusunan Analisa Ekonomi Peluang Investasi Andalan Daerah

115.625.500,00 100,00 96,89 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi

487.101.240 100,00 97,12 100,00 100,00

2.1 Penyusunan Sistem Informasi Penanaman Modal di Daerah

50.143.750,00 100,00 99,50 100,00 100,00 -

2.2 Koordinasi Antar Lembaga Dalam Rangka Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

112.022.740,00 100,00 99,12 100,00 100,00

-

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 86 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

293.990.750,00 100,00 96,24 100,00 100,00

-

2.4 Penyusunan Data Perijinan 30.944.000,00 100,00 94,38 100,00 100,00 - 3 Program Penyiapan

Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

153.837.700 100,00 88,84 100,00 100,00

3.1 Koordinasi dan Konsolidasi Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal

53.395.600,00 100,00 77,04 100,00 100,00 Kegiatan telah terealisasi 100 %, sisa anggaran berasal dari sisa tiket perjalanan dinas luar daerah serta honorarium dan makan minum lembur yang tidak direalisasikan.

3.2 Pemutakhiran Data/Deskripsi Peluang Potensi Investasi

56.239.100,00 100,00 96,95 100,00 100,00 -

3.3 Up dating Data PMA/PMDN 44.203.000,00 100,00 92,78 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan Permasalahan mendasar dalam pelaksanaan kegiatan urusan penanaman modal di Provinsi DIY pada tahun 2011 meliputi :

1. Identifikasi potensi investasi sektor unggulan di Provinsi DIY masih memerlukan telaah lebih lanjut.

2. Peluang-peluang investasi yang sudah ada belum detail dan jelas. 3. Permasalahan lahan, di mana umumnya masalah klasik yang dihadapi oleh investor

adalah minimnya ketersediaan tanah/lahan terkait dengan luas wilayah DIY yang sempit dan harga tanah di Yogyakarta yang cenderung semakin mahal.

4. Belum adanya aturan khusus terkait peningkatan iklim investasi di Provinsi DIY. 5. Kurangnya koordinasi antar stakeholders penanaman modal di Provinsi DIY dalam

melaksanakan perencanaan investasi (sebagai contoh: program pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kulon progo yang belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan)

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-87

6. Perubahan jadwal dan tempat pelaksanaan pameran investasi yang dikoordinir oleh BKPM RI.

7. Belum semua perusahaan (investor) yang terdaftar, merealisasikan investasinya di DIY.

8. Aliran listrik yang tidak stabil (sering padam secara mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu), menyebabkan beberapa perusahaan mengalami kerugian karena gangguan proses produksi dan komunikasi Solusi

Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, ditempuh cara-cara: 1. Dilakukan kajian dan pemetaan terkait potensi investasi sektor unggulan yang ada di

Provinsi DIY. 2. Dilaksanakan kajian pra feasibility study (pra FS) dan FS untuk peluang-peluang

investasi yang akan ditawarkan. 3. Koordinasi dengan pihak terkait penyediaan lahan dan upaya melalui forum/kajian

landbanking. 4. Pelaksanaan kajian dan ditindaklanjuti dengan penyusunan regulasi terkait

peningkatan iklim investasi di Provinsi DIY. 5. Pelaksanaan koordinasi secara lebih intensif antar semua stakeholder investasi baik

pusat maupun daerah dengan tujuan sinkronisasi perencanaan investasi (terkait KEK Kulon progo, telah dilaksanakan Forum Koordinasi dan Perencanaan Peluang Investasi 2011 dengan tema: Perencanaan Penanaman Modal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)).

6. Koordinasi intensif dengan BKPM RI terkait waktu dan jadwal pelaksanaan pameran investasi yang diikuti Provinsi DIY agar perencanaan anggaran dapat sesuai.

7. Perlunya kegiatan pembinaan dan pemantauan perusahaan secara lebih intensif untuk memfasilitasi kesulitan terkait realisasi investasinya (pembentukan Task Force/Advokasi/Desk atau dengan jalan memfasilitasi pertemuan antara BKPM RI dengan perusahaan dan dengan PDKPM (Perangkat Daerah Kab/Kota Penanaman Modal)).

8. Melaksanakan forum bersama perusahaan dan instansi terkait, sebagai upaya mengatasi hambatan dan permasalahan yang dialami perusahaan-perusahaan penanaman modal di Provinsi DIY.

10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a) Kondisi Umum

Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di Provinsi DIY salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah yang disinergikan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 88 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui sentra industri, karena upaya ini lebih efektif dan efisien, disamping itu juga banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Dalam jangka panjang, koperasi dan UKM perlu terus ditumbuh kembangkan untuk menopang roda perekonomian daerah, khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya.

Perkembangan koperasi dan UKM di Provinsi DIY, dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Tercatat pada tahun 2011, jumlah koperasi aktif sebanyak 1.981 koperasi, mengalami kenaikan sebanyak 55 koperasi atau 2,86% dibanding tahun 2010 yaitu sebanyak 1.926 koperasi. Demikian halnya untuk UKM pada tahun yang sama juga mengalami kenaikan sebesar 10,83% atau naik 19.743 unit usaha, dimana pada tahun 2010 tercatat 182.232 unit usaha dan pada tahun 2011 berkembang menjadi 201.975 unit usaha. Secara umum, hasil-hasil pembangunan di sektor koperasi dan UKM adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Perkoperasian

Perkembangan perkoperasian di Provinsi DIY tahun 2010 s/d 2011 jumlahnya mengalami peningkatan yaitu sebanyak 56 koperasi atau naik 2,86% dimana jumlah keseluruhan koperasi di DIY tahun 2011 sebanyak 2.466 koperasi dan pada tahun 2010 sebanyak 2.410 koperasi.

Tabel 4.27 Data Klasifikasi Koperasi se-Provinsi DIY, 2011

No Uraian Keadaan Koperasi

RAT Aktif Pasif Jumlah

1 Kab. Sleman 268 497 101 598

2 Kab. Kulon Progo 188 292 27 319

3 Kab. Gunungkidul 153 205 55 260

4 Kab. Bantul 306 360 88 448

5 Kota Yogyakarta 165 447 103 550

6 Provinsi DIY 149 180 111 291

Jumlah 1.229 1.981 485 2.466

Sumber: Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY

2. Usaha Kecil dan Menengah Salah satu upaya pembinaan UKM melalui pengembangan sentra akan lebih efektif

dan efisien, karena banyak melibatkan usaha mikro dan kecil yang perlu terus ditumbuh kembangkan untuk menopang roda perekonomian khususnya dan perekonomian nasional umumnya. Untuk mengetahui gambaran pembinaan UKM yang berkoperasi di Provinsi DIY disajikan pada tabel berikut:

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-89

Tabel 4.28 Perkembangan UKM Menurut Skala Usaha, 2007-2011

No Jenis Usaha Menurut

Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Aneka Usaha 30.220 30.770 34.009 39.036 43.471

2 Perdagangan 44.120 44.905 48.292 52.420 57.858

3 Industri Pertanian 41.754 42.585 46.017 49.554 54.991

4 Industri Non Pertanian 33.196 34.080 36.529 41.222 45.655

Jumlah 149.290 152.340 164.847 182.232 201.975

Sumber: Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa UKM di Provinsi DIY sampai dengan 31 Desember 2011 yang tercatat sebanyak 201.975 UKM, mengalami kenaikan yang pesat bila dibanding tahun 2010 atau meningkat 19.743 UKM.

3 Modal/Perkuatan Koperasi dan UKM (Dana bergulir) Dalam rangka meningkatkan fungsi dan peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah serta pembiayaan perekonomian syariah dalam bidang permodalan, Pemerintah telah memberikan stimulan dalam bentuk pinjaman dana-dana bergulir dengan bunga lunak. Sejak tahun 2000-2007 Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM melalui Dana APBN telah menyalurkan dana bergulir sebesar 45 Milyar. Sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang Kementerian Koperasi dan UKM tidak melaksanakan program perkuatan dana bergulir karena kewenangan sudah dilimpahkan kepada Lembaga Pengelola Dana Bergulir – Koperasi Usaha Kecil Menengah (LPDB–KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM, sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.05/2008 tanggal 7 Juli 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga, disebutkan bahwa:

1. Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga dilakukan oleh Satker yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Satker BLU).

2. Penetapan Satker untuk menerapkan pengelolaan keuangan BLU dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU.

Sedangkan melalui dana APBD Pemerintah Provinsi DIY sejak tahun 2003-2011 telah memberikan pinjaman Dana Bergulir dengan bunga lunak kepada 242 koperasi sebesar Rp14.732.100.000,- melalui 13 jenis program.

Disamping melalui program pemerintah dengan memberikan fasilitasi pinjaman permodalan dengan suku bunga rendah, juga memberikan fasilitasi, transformasi dengan mempertemukan antara Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) dengan pihak–pihak yang memiliki dana melalui sosialisasi, temu konsultasi, dukungan dan pendampingan kepada Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang akan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 90 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

mengakses dana melalui Perbankan atau BUMN seperti Program PKBL–BUMN, KUR, Bank Export Import dan kredit–kredit program lainnya dari Perbankan yang menerapkan suku bunga di bawah harga standar.

Tabel 4.29 Program Dana Bergulir APBD

No Program Tahun Jumlah

Koperasi Jumlah

1 Ketahanan Pangan di 14 Kec PPE 2003 14 455.000.000

2 Fasilitasi Perkuatan Modal Usaha Kop. (Pasca Gempa)

2006 25 2.492.500.000

3 Ketahanan Pangan 2007 22 1.100.000.000

4 Prospek Mandiri 2007 5 110.000.000

5 Bantuan Modal Usaha Koperasi (Setelah Gempa)

2007 12 609.600.000

6 Prospek Mandiri 2008 4 160.000.000

7 Koperasi Karyawan 2008 9 225.000.000

8 Modal Bergulir Koperasi (Pasca Gempa) 2008 18 630.000.000

9 Prospek Mandiri Campus Entrepreneur 2009 1 200.000.000

10 Program Perkuatan Permodalan bagi KJKS/UJKS Koperasi

2010 15 750.000.000

11 Program fasilitasi Pengembangan Koperasi

2010 51 3.000.000.000

12 Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi 2011 45 2.500.000.000

13 Fasilitasi Pemberdayaan Koperasi (Erupsi)

2011 21 2.500.000.000

JUMLAH 242 14.732.100.000

Sumber: Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY

Untuk menilai kinerja urusan koperasi digunakan indikator sebagai berikut: Tabel 4.30

Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Koperasi Tahun 2010 - 2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Capaian

Koperasi :

1. Aktif Unit 1.926 1.789 1.981

2. Tidak Aktif Unit 484 545 485

Jumlah Koperasi

2.410 2.334 2.466

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-91

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Capaian

3. Modal Sendiri Rp. 000.000 129.293 529.206 929.556

4. Modal Luar Rp. 000.000 1.135.490 561.517 513.936

UKM :

1. Aneka Usaha Unit 39.036 40.988 43.471

2. Perdagangan Unit 52.420 55.041 57.858

3. Industri Pertanian

Unit 49.554

52.031 54.991

4. Industri Non Pertanian

Unit 41.222

43.283 45.655

Jumlah UKM 182.232 191.343 201.975

Sumber: Disperindagkop dan UKM Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.31 Program/Kegiatan Urusan Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif

197.089.050 100,00 88,56 100,00 100,00

1.1 Bintek Penyaluran dana PKBL Dan Akses kepada Perbankan Bagi KUKM

11.600.550 100,00 80,95 100,00 100,00 Efisiensi

1.2 Diklat Akuntansi Bagi Koperasi Penerima Dana Bergulir

30.816.000 100,00 99,03 100,00 100,00

1.3 Optimalisasi Pemanfaatn Dan Peningkatan Validitas Pelaporan Koperasi Penerima Dana Bergulir

154.672.500 100,00 87,05 100,00 100,00 Efisiensi

2 Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

25.607.350 100,00 100,00 100,00 100,00

2.1 Diklat Kewirausahaan Bagi Sarjana Baru

25.607.350 100,00 100,00 100,00 100,00

3 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

264.975.535 100,00 90,64 100,00 100,00

3.1 Bintek Pengembangan Koperasi Siswa Dan Koperasi Mahasiswa

19.749.560 100,00 99,80 100,00 100,00

3.2 Fasilitasi Kemitraan Usaha 233.775.025 100,00 89,43 100,00 100,00 Efisiensi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 92 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

3.3 Bintek Perpajakan Bagi Koperasi 11.450.950 100,00 99,56 100,00 100,00 4 Program Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi 21.915.350 100,00 97,72 100,00 100,00

4.1 Jaringan Kerjasama Antar Koperasi

21.915.350 100,00 97,72 100,00 100,00

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Sektor Koperasi a. Pembina Teknis Koperasi

- Kurangnya tenaga untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan koperasi, tim verifikasi dan proses badan hukum koperasi, penilai kesehatan koperasi, penilai pemeringkatan koperasi, pembinaan kelembagaan, pembinaan usaha, monitoring dan evaluasi.

- Belum adanya sumber daya manusia yang berlatar belakang pendidikan sarjana hukum, padahal organisasi koperasi banyak bersentuhan dan rentan dengan masalah hukum baik pidana maupun perdata.

b. Gerakan Koperasi - Pengurus dan pengelola koperasi rata-rata masih belum professional dalam

pengelolaan kegiatan usaha dan kurang memahami kewirausahaan - Belum semua koperasi melaksanakan kemitraan usaha antar koperasi yang

sebenarnya potensinya cukup besar - Pengurus koperasi rata-rata belum mampu memanfaatkan dan menangkap peluang

usaha serta belum mampu mencari terobosan usaha baru

2. Sektor Usaha Kecil dan Menengah. Permasalahan-permasalahan UMKM yang masih dirasakan dalam pembinaan dan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut: a. Terbatasnya kemampuan, ketrampilan, pengetahuan UMKM untuk mengelola

usahanya. b. Lemahnya UMKM untuk mengakses Permodalan ke Lembaga Keuangan Bank /Non

Bank karena terbatasnya Pengetahuan dan Pemenuhan persyaratan yang harus di penuhi oleh UMKM.

c. Belum semua UMKM memahami pentingnya HAKI dan sertifikasi halal. d. Lemahnya pengetahuan terhadap proses ekspor produk UMKM ke luar negeri/

kerjasama dengan buyer dan terkendalanya bahasa asing yang dikuasainya.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-93

e. Laporan perkembangan data UMKM dari Kab/Kota secara periodik belum dapat terpenuhi.

3. Sektor Pembiayaan Perekonomian Syari’ah

Dalam upaya untuk mengembangkan KUMKM ada beberapa kendala antara lain sulitnya mengakses sumber-sumber pembiayaan dan permodalan serta terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan modal yang dimiliki. Realita menunjukkan bahwa sumber pembiayaan yang berasal dari Perbankan dalam memperkuat permodalan usaha yang dikembangkan relatif masih kecil. Perbankan masih terikat kepada beberapa persyaratan klasik yang mempersulit KUKM di dalam memperoleh sumber permodalan. Karakteristik yang melekat pada KUKM seringkali dijadikan alasan untuk menjatuhkan KUKM dengan Perbankan dan sebagian KUKM masih belum menggunakan manajemen modern dan Sumber Daya Manusia yang memadai sehingga mempersulit/menghambat akses KUKM bermitra dengan lembaga lain termasuk lembaga keuangan Perbankan/non Perbankan. Solusi Beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut adalah:

1. Inventarisasi dan identifikasi terhadap Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah maupun Pembiayaan Perekonomian Syariah untuk dapat dicari apa penyebabnya. Apa bila masih bisa diperbaiki supaya dibina secara intensif namun apabila tidak bisa supaya disarankan untuk memperbaiki kekurangan maupun kelebihannya dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan baik kelembagaan, permodalan dan usaha yang dijalankan supaya dapat meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan layak secara optimal.

2. melaksanakan program yang telah ditetapkan baik dari Sektor Koperasi, Sektor Usaha Kecil dan Menengah maupun dari Sektor Pembiayaan Perekonomian Syariah agar lebih konkrit dan ada kemajuan dan saling koordinasi diantara sektor yang berkaitan, demi untuk kemajuan bersama.

3. Sektor Koperasi a. Pembinaan Koperasi

- Optimalisasi tenaga agar mampu melaksanakan tugas, pokok dan fungsi sesuai dengan kondisi yang ada meskipun terjadi tumpang tindih dan tidak seimbang antara jumlah tenaga dengan volume pekerjaan. Perlu adanya penambahan tenaga atau petugas fungsional.

- Untuk kedepannya keberadaan tenaga yang berlatar belakang hukum sangat diperlukan, untuk saat ini dengan kondisi yang ada semua tenaga mempelajari perundang-undangan yang berkaitan dengan koperasi.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 94 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b. Gerakan Koperasi - Melaksanakan Diklat Perkoperasian khususnya bagi pengurus koperasi baru

agar memahami perkoperasian dan melaksanakan tugasnya dengan profesional.

- Melaksanakan temu konsultasi dan temu usaha kemitraan bagi koperasi. - Melaksanakan diklat pengembangan usaha koperasi.

4. Sektor Usaha Kecil dan Menengah.

a. Melaksanakan Diklat, Workshop, Seminar, Sosialisasi terkait dengan pengembangan pemberdayaan UKM di bidang: Manajemen, Keuangan, Desain Produk dan lain-lain.

b. Memfasilitasi BUMN, Kementrian, Pemda tingkat I dan II dari luar Provinsi, BUMN, Lembaga lainnya.

c. Memfasilitasi penumbuhan wirausaha baru. d. Sosialisasi pentingnya sertifikat halal dan HAKI. e. Memfasilitasi sertifikat tanah milik UMKM.

5. Sektor Pembiayaan Perekonomian Syari’ah a. Dari sisi Koperasi dan UKM adalah perlunya meningkatkan potensi yang dimiliki

seperti : kelembagaan, organisasi dan usaha harus kuat, SOP, SOM yang ada harus jelas serta dilaksanakan didalam operasional kegiatan usahanya, disamping itu juga unsur Sumber Daya Manusia harus ditingkatkan. Hal itu kita lakukan melalui pembinaan secara intensif, terus menerus dengan pelatihan–pelatihan, bimbingan teknis, temu konsultasi, temu usaha, workshop, pendampingan, pameran produk, dsb.

b. Dari sisi Perbankan adalah perlunya asas pemerataan pemberian pinjaman sesuai kondisi, kemampuan KUKM dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Sosialisasi program-program pembiayaan lebih ditingkatkan lagi karena sektor–sektor ekonomi ditingkat bawah masih kesulitan memperoleh informasi prosedur dan persyaratan akses permodalan yang dapat diperoleh sehingga masih ada rasa ketakutan untuk bermitra dengan Perbankan.

c. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program-program yang telah ditetapkan baik dari sisi Sektor Koperasi, Sektor Usaha Kecil Menengah maupun dari Sektor Pembiayaan Perekonomian Syari’ah agar lebih konkrit dan ditingkatkan serta saling koordinasi diantara sektor yang berkaitan untuk kemajuan bersama.

d. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi terhadap Koperasi dan UKM apa yang menjadi kendala permasalahan yang dihadapi di dalam mengembangkan usahanya serta untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan baik secara kelembagaan, usaha, organisasi, manajemen ke arah yang lebih maju, mandiri, mempunyai daya saing dan profesional.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-95

e. Melaksanakan inventarisasi terhadap keberadaan Koperasi baru dan Usaha Kecil Menengah baru, maupun Pembiayaan Perekonomian Syariah baru untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan baik secara kelembagaan, usaha finansial dan perkembangan ke arah yang lebih maju dan profesional.

11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL a) Kondisi Umum

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan Informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, sesuai Pasal 83 ayat (1) diamanatkan bahwa Data Kependudukan dihasilkan dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan dalam data base kependudukan dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dengan diberlakukannya SIAK diharapkan kedepan tidak ada lagi KTP ganda karena akan mudah terlacak adanya data ganda.

Penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Provinsi DIY pada tahun 2011 antara lain dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pembangunan dan Pengoperasian SIAK secara Terpadu dengan pelaksanaan konsolidasi database kependudukan secara online antara kabupaten/kota se-Provinsi DIY dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

2) Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan dengan terlaksananya rapat koordinasi, dan evaluasi pelaksanaan pemberian NIK di Kabupaten/Kota.

3) Koordinasi Data Kependudukan Orang Asing dengan melaksanakan rapat-rapat koordinasi untuk sinkronisasi data orang asing dan dilaksanakannya pencarian data orang asing yang telah melaporkan di dinas instansi terkait Kabupaten/Kota dan telah dilaksanakannya konsultasi ke Ditjen Adminduk dan dilaksanakannya rapat koordinasi pendataan orang asing.

4) Fasilitasi Pelaksanaan Renstra Anak Tercatat Kelahirannya dengan telah dilaksanakan kegiatan Rapat Kerja bersama instansi terkait dalam rangka Fasilitasi Pelaksanaan Renstra Anak Tercatat Kelahirannya dan telah dilaksanakan kegiatan pendampingan dalam rangka pelaksanaan Renstra Anak Tercatat Kelahirannya di Provinsi DIY serta dilakukan koordinasi tindak lanjut pelaksanaan dispensasi pencatatan kelahiran.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 96 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

5) Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan melalui rapat koordinasi dengan Kabupaten/Kota Yogyakarta dan terlaksananya penanganan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan.

6) Penyusunan Pedoman Penanganan Jenazah Orang Asing dengan dilaksanakan rapat-rapat dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam rangka penyusunan draft penanganan jenazah orang asing dan dilaksanakan Rapat Kerja.

7) Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Korban Merapi dengan terbentuknya Tim yang melibatkan sampai aparat tingkat desa serta dusun, telah disampaikannya bantuan 5.000 blangko KTP pada 5 kecamatan di Kab. Sleman dan dilaksanakannnya monitoring ke Kab. Sleman dan kabupaten yang terkena dampak erupsi Merapi.

8) Dukungan Implementasi e-KTP dengan terbentuknya Tim Pelaksana Dukungan Implementasi e-KTP dengan instansi terkait provinsi dan kabupaten/kota se-Provinsi serta masyarakat, terlaksananya sosialisasi dukungan implementasi e-KTP dengan instansi terkait Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi serta masyarakat, Pengadaan baliho, banner dan spanduk dalam rangka sosialisasi dukungan implementasi e-KTP, Pengadaan baliho, banner dan spanduk dalam rangka sosialisasi dukungan implementasi e-KTP dan Monitoring pelaksanaan Bimbingan Teknis e-KTP.

Tabel 4.32 Pengambilan Biometrik e-KTP Kabupaten/Kota se-Provinsi DIY

Per tanggal 31 Desember 2011

No Kabupaten/Kota Target wajib

e-KTP

Wajib e-KTP yang telah terlayani

% Capaian

1 Yogyakarta 332.314 251.623 75,72 2 Bantul 801.291 260.420 32,50 3 Gunungkidul 662.263 300.682 45,40 4 Kulon Progo 364.184 175.253 48,12 5 Sleman 1.011.692 249.464 24,66

Jumlah 3.171.744 1.237.442 39,01

Sumber: Biro Tapem Setda Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.33 Program/Kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Penataan Administrasi Kependudukan

710.270.000 100,00 98,96 100,00 103,00

1.1 Pembangunan dan 48.800.000 100,00 91,75 100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-97

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pengoperasian SIAK Secara Terpadu

1.2 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (Membangun, Updating dan Pemeliharaan)

70.000.000 100,00 99,56 100,00 100,00

1.3 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan

28.480.000 100,00 99,19 100,00 100,00

1.4 Pengembangan Database Kependudukan

40.000.000 100,00 97,96 100,00 100,00

1.5 Penyusunan Kebijakan Kependudukan

21.550.000 100,00 99,77 100,00 100,00

1.6 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan

26.550.000 100,00 99,96 100,00 100,00

1.7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

25.000.000 100,00 99,88 100,00 100,00

1.8 Fasiltiasi dan Koordinasi Pejabat P4

28.090.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.9 Koordinasi Data Kependudukan Orang Asing

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.10 Fasilitasi Pelaksanaan Renstra Anak Tercatat Kelahirannya

27.800.000 100,00 99,78 100,00 100,00

1.11 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

25.000.000 100,00 99,28 100,00 100,00

1.12 Penyusunan Pedoman Penanganan Jenazah Orang Asing

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.13 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Korban Merapi

30.000.000 100,00 98,97 100,00 150,00

1.14 Dukungan Implementasi e-KTP

214.000.000 100,00 99,47 100,00 100,00

1.15 Pelayanan Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil

75.000.000 100,00 99,76 100,00 100,00

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Masih adanya perbedaan data orang asing pemegang Izin Tinggal Terbatas /Izin

Tinggal Tetap (ITAS/ITAP) antar instansi yang berwenang.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 98 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

2. Masih terjadi keterlambatan pencatatan dan pelaporan perkawinan pemeluk agama non Islam.

3. Aplikasi SIAK yang merupakan sistem program yang bersifat nasional sering menemui berbagai kendala.

4. Jaringan komunikasi database kependudukan khususnya di wilayah kecamatan yang memiliki topografi pegunungan belum terkoneksi dengan baik.

5. Petugas Registrasi Kependudukan di Desa/Kelurahan dan operator SIAK di kecamatan, kota dan kabupaten saat ini masih sering dipindah tugas ke tempat lain, sehingga petugas baru perlu mendapat pelatihan pengoperasian SIAK.

6. Masih terbatasnya pemahaman pelaksana administrasi kependudukan mengenai SIAK secara on line dan jaringan komunikasi database kependudukan bagi petugas kecamatan, kota/kabupaten, provinsi. Belum terwujudnya jaringan komunikasi database kependudukan secara nasional.

Solusi

1. Mendorong pelayanan satu atap yang terpusat di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Kantor Imigrasi Provinsi DIY untuk memverifikasi data Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas/Izin Tinggal Tetap (ITAS/ITAP) dalam koordinasi data kependudukan orang asing.

2. Fasilitasi kepada Kab/Kota untuk pengangkatan petugas Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4) di Kantor Catatan Sipil guna pencatatan dan pelaporan perkawinan pemeluk agama non Islam.

3. Mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri untuk segera menyelesaikan konsolidasi database kependudukan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota agar terwujud data kependudukan yang valid dan mutakhir, dan Provinsi dapat memperoleh Data Warehouse/Mirroring (database kependudukan statis yang diperbaharui/di-update secara periodik) dari data center Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

4. Perlu dibangun tower pada titik tertentu untuk penguat signal jaringan komunikasi data yang tersambung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat c.q. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

5. Perlu penyusunan buku manual (manual book) operasional SIAK bagi operator SIAK. 6. Diperlukan pengembangan database kependudukan yang lebih berkualitas dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia mengenai sistem aplikasi dan jaringan komunikasi data base kependudukan dan diwujudkan jaringan komunikasi database kependudukan antar anggota Mitra Praja Utama (MPU) agar permasalahan mobilitas penduduk dapat tertangani secara integral.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-99

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN a) Kondisi Umum

Masalah pengangguran merupakan masalah utama di Provinsi DIY yang harus ditangani secara berkelanjutan, agar tidak membawa runtutan dampak pada masalah lain seperti kemiskinan, kriminalitas, maupun masalah sosial politik lainnya. Pengangguran akan bertambah jika meningkatnya jumlah angkatan kerja tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah kesempatan kerja. Secara umum, pertumbuhan kesempatan kerja akan terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu peningkatan jumlah kesempatan kerja juga tidak secara otomatis akan menyerap angkatan kerja, mengingat ada faktor lain yang menentukan seperti kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri.

Berdasarkan data BPS bulan Agustus tahun 2011, tercatat ada 74.317 orang pengganggur terbuka di Provinsi DIY, atau sebanyak 3,97% dari total angkatan kerja yang berjumlah 1.872.912 orang. Dari jumlah penganggur tersebut, sebagian besar adalah lulusan SLTA dan sederajat sebanyak 42.038 orang atau 56,57% dari total penganggur, sementara penganggur dari lulusan Perguruan Tinggi mencapai 14.705 orang atau 19,79%. Sebaliknya, angka penganggur dari kelompok tingkat pendidikan di bawah SLTA juga dapat menjadi indikasi masih banyaknya angkatan kerja di DIY yang berkualitas rendah sehingga sulit untuk terserap di pasar kerja. Sementara dari data jumlah penduduk yang bekerja, didapati bahwa sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Selain itu sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga merupakan sektor yang mampu menarik banyak tenaga kerja. Dapat dipaparkan lebih lanjut jumlah penduduk bekerja menurut sektor adalah sebagai berikut.

Tabel 4.34

Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Sektor, 2011

No Sektor Jumlah

1 Pertanian 431.070

2 Pertambangan, Penggalian, Listrik, Gas dan Air 16.711

3 Industri Pengolahan 266.768

4 Bangunan 133.128

5 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 480.136

6 Pengangkutan dan Komunikasi 68.200

7 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 50.063

8 Jasa Lainnya 352.519

Jumlah 1.798.595

Sumber: Data Sakernas Agustus 2011

Kondisi tahun 2011 mencerminkan bahwa masalah pengangguran harus ditangani secara lintas sektoral, terlebih lagi masalah akibat pengangguran juga akan berdampak

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 100 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

multidimensional. Ketersediaan kesempatan kerja sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi, sehingga keterserapan tenaga kerja juga tergantung pada kegiatan ekonomi yang berlangsung. Kegiatan yang dimaksud tentunya dapat berupa kegiatan pada sektor informal, UKM dan swasta, maupun pada sektor pemerintahan.

Pada sektor pemerintahan sendiri, secara langsung maupun tidak langsung penurunan angka pengangguran terjadi melalui berbagai kegiatan pada berbagai instansi. Pemerintah Provinsi DIY mengupayakan penurunan angka pengangguran secara langsung (penyerapan/penempatan tenaga kerja) maupun tidak langsung (fasilitasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja maupun memperluas kesempatan kerja). Secara lebih nyata, sasaran utama yang hendak dicapai dalam rangka penanganan pengangguran adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya tenaga kerja terampil yang kompeten, bersertifikat dan produktif sesuai dengan permintaan pasar kerja. Dalam hal ini diusahakan dengan: a. Mempersiapkan tenaga terampil dan produktif melalui kegiatan-kegiatan

pelatihan keterampilan dan manajerial yang dilaksanakan. b. Memberdayakan dan bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta

melalui program pelatihan keterampilan/kejuruan, antara lain: perhotelan, pariwisata, pramugari/pramugara, komputer, otomotif, sekretaris, manajemen, perbankan, akuntansi, teknologi informasi, dan sebagainya.

2. Meningkatkan penyebarluasan informasi pasar kerja dan pelayanan pasar kerja di dalam dan luar negeri, serta lapangan kerja baru yang dapat mengurangi penganggur. Sasaran ini akan dicapai dengan mengembangkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat memperluas kesempatan kerja dan menambah jumlah penempatan tenaga kerja melalui program AKL, AKAD, maupun AKAN.

Dalam praktiknya, pencapaian sasaran dilakukan melalui dua program utama yang

merupakan program wajib ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan fokus utama

pada pelatihan keterampilan dan peningkatan produktivitas untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang kompeten, bersertifikat, dan produktif

2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan fokus utama pada penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

Kedua Program tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2011, dengan target penanganan pengangguran sejumlah 5.773 orang, dengan realisasi sejumlah 5.773 orang.

Adapun pencapaian kinerja urusan ketenagakerjaan tahun 2010 hingga tahun 2011 terangkum sebagai berikut.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-101

Tabel 4.35 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan, 2010 - 2011

No Indikator Satuan

Capaian 2010

2011 Target Realisasi % Realisasi

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Persen 69,76 69,60 68,77 98,81

2 Pencari Kerja Yang Ditempatkan

Orang 14.442 15.959 15.959 100,00

3 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)

Persen 93,98 94,57 96,03 101,54

4 Elastisitas kesempatan Kerja

0,62 0,21 -

5 Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

Persen 4,02 4,08 -

6 Jumlah Angkatan Kerja

Orang 1.882.296 1.901.530 1.872.912 98,50

7 Jumlah Kesempatan Kerja

1.775.148 1.798.326 1,798.595 100,01

8 Pertumbuhan Pengangguran

Persen 1,14 -31,68 -30,64 103,28

9 Jumlah Pencari Kerja Orang 77.842 56.489 56.489 100,00 10 Jumlah Penganggur

Terbuka Orang 107.148 103.204 74.317 127,99

11 Jumlah Setengah Penganggur

Orang 494.865 416.435 492.667 81,69

12 Persentase Jumlah Penganggur terhadap Angkatan Kerja

Persen 5,69 5,43 3,97 128,89

13 Jumlah Pelatihan Ketrampilan Kerja

Orang 1.463 1.270 1.816 142,99

14 Jumlah Pelatihan Peningkatan Produktivitas

Orang 450 220 220 100,00

15 Jumlah Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja

Lembaga 55 26 26 100,00

16 Jumlah Peserta Pemagangan

Orang 175 300 300 100,00

17 Jumlah Penempatan Tenaga Kerja

Orang 6.000 1.900 1.900 100,00

18 Jumlah Perluasan Kesempatan Kerja

Orang 2.442 1.452 1.452 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 102 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Indikator Satuan

Capaian 2010

2011 Target Realisasi % Realisasi

19 Prosentasi Informasi Ketenagakerjaan dan Pasar Kerja

Persen 100 100 100 100,00

20 Jumlah Pembinaan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja

Lembaga 200 0 0

21 Penyusunan UMP Th.2010

Paket 1 1 1 100,00

22 Identifikasi Penangguhan UMP 2010

Perusahaan 30 50 50 100,00

23 Jumlah Pembinaan untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja

Orang 340 660 660 100,00

24 Jumlah Peserta Pembinaan untuk Lembaga Ketenagakerjaan

Orang 453 360 360 100,00

25 Jumlah Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Perlindungan TK

Orang 90 150 150 100,00

Kasus 3 23 2 8,70 Perusahaan 100 196 196 100,00

26 Jumlah Pelatihan Hiperkes dan Kesehatan Kerja

Orang 780 340 340 100,00

27 Pengujian Lingkungan kerja dan Pemeriksaan Kesehatan Kerja

UMKM 100 60 60 100,00

Perusahaan 50 40 40 100,00 Orang 650 600 600 100,00

Sumber: Disnakertrans Provinsi DIY

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-103

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.36

Program/Kegiatan Urusan Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

5.628.926.600 100,00 99,77 100,00 100,00 -

1.1 Bimtek Kompetensi Based Training

64.630.000 100,00 99,19 100,00 100,00 -

1.2 Pembinaan Peserta Pemagangan Ke Perusahaan

1.058.392.000 100,00 99,85 100,00 100,00 -

1.3 Pelatihan dan Fasilitasi teknisi HP bagi Pencari Kerja

111.370.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja Untuk Penempatan

250.161.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.5 Pelatihan Ketrampilan untuk Tenaga Kerja Mandiri

559.414.000 100,00 99,69 100,00 100,00 -

1.6 Pelatihan Keterampilan Institusional Bagi Pencari Kerja

171.360.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.7 Pelatihan Ketrampilan Keliling Mobil Training Unit

267.475.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.8 Pelatihan Ketrampilan swadana

306.808.000 100,00 99,97 100,00 100,00 -

1.9 Pelatihan Keterampilan Teknologi Tepat Guna Untuk Usaha Mandiri

156.648.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.10 Pemberdayaan Lembaga Pelatihan Kerja

1.571.536.600 100,00 99,63 100,00 100,00 -

1.11 Pengembangan Produktivitas Melalui Pelatihan Kewirausahaan

242.654.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.12 Sertifikasi Uji Kompetensi Tenaga Kerja

181.329.000 100,00 99,86 100,00 100,00 -

1.13 Sosialisasi dan Fasilitasi Peserta Pemagangan ke Jepang

170.524.000 100,00 99,19 100,00 100,00 -

1.14 Pembinaan Peserta Pasca Pemagangan ke Perusahaan

84.681.000 100,00 99,20 100,00 100,00 -

1.15 Bimtek Assesor 65.120.000 100,00 99,15 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 104 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Kompetensi 1.16 Pembinaan Peserta Pasca

Pemagangan ke Jepang 53.999.000 100,00 99,16 100,00 100,00 -

1.17 Sertifikasi Uji Kompetensi Instruktur

48.015.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.18 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan AMT Bagi Pencari Kerja

102.642.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.19 Pelatihan Manajemen Usaha Bagi Mantan Peserta MTU

162.168.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

5.262.268.300 100,00 94,11 100,00 100,00 -

2.1 Fasilitasi KKPBI (Kelompok Kerja Produksi Buruh Informal)

81.450.000 100,00 98,90 100,00 100,00 -

2.2 Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja melalui Mekanisme AKAD

182.344.000 100,00 97,39 100,00 100,00 -

2.3 Fasilitasi Purna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Usaha Mandiri

148.030.000 100,00 99,35 100,00 100,00 -

2.4 Koordinasi Perencanaan Pengentasan Pengangguran

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.5 Monitoring Kesempatan Kerja Sektoral (MKS)

20.000.000 100,00 99,90 100,00 100,00 -

2.6 Operasional Layanan KK Berbasis TI ( DGS)

48.186.000 100,00 98,34 100,00 100,00 -

2.7 Operasional Bursa Tenaga Kerja On-line

25.000.000 100,00 99,88 100,00 100,00 -

2.8 Padat Karya Infrastruktur 259.910.000 100,00 99,72 100,00 100,00 2.9 Pembentukan Kelompok

Usaha melalui Perluasan Kerja Sistem Padat Karya (PKSPK) dan Pendampingan

2.442.772.800 100,00 88,53 100,00 100,00 Sisa lelang

2.10 Pembentukan Wirausaha Baru melalui Pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) dan Pendampingan

342.225.000 100,00 99,29 100,00 100,00 -

2.11 Pembentukan Wirausaha Baru melalui Pendayagunaan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri

354.132.500 100,00 99,29 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-105

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Profesional (TKPMP) dan Pendampingan

2.12 Pemberdayaan Tenaga Kerja akibat PHK

470.000.000 100,00 97,77 100,00 100,00 -

2.13 Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri Sektor Informal (TKMSI)

271.250.000 100,00 99,52 100,00 100,00 -

2.14 Penyebaran Informasi Pasar Kerja

49.288.000 100,00 99,57 100,00 100,00 -

2.15 Penyelenggaraan Bursa Kerja Terbuka

267.060.000 100,00 98,57 100,00 100,00 -

2.16 Penyusunan P T K D 90.305.000 100,00 99,36 100,00 100,00 - 2.17 Up Dating Data

ketenagakerjaan dan Transmigrasi

114.460.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

2.18 Sosialisasi PTKD 23.805.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.19 Pendataan Lembaga

Penyedia Jasa PRT dan Sosialisasi Peraturan Gubernur Tentang PRT

22.050.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

2.672.305.000 100,00 89,49 100,00 100,00 -

3.1 Koordinasi Dewan Pengupahan Provinsi DIY

153.300.000 100,00 96,74 100,00 100,00 -

3.2 Indentifikasi Penangguhan UMP DIY

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.3 Monitoring Perusahaan Rawan Perselisihan HI

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.4 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Dokter perusahaan

188.250.000 100,00 99,86 100,00 100,00 -

3.5 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Mahasiswa

24.300.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.6 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi Teknisi Perusahaan

49.400.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.7 Pelatihan Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penanggulangan Kebakaran

50.000.000 100,00 99,90 100,00 100,00 -

3.8 Pelatihan Usaha Produktif dan Pemberdayaan bagi

1.336.492.000 100,00 79,78 100,00 100,00 Sisa lelang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 106 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Buruh Penghasilan Rendah (Miskin)

3.9 Pembinaan dan Fasilitasi Bagi UMKM

50.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.10 Pembinaan dan Pengawasan Norma Kerja

33.150.000 100,00 99,85 100,00 100,00 -

3.11 Pembinaan Penghuni Rusunawa Asrama Ledok Code

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.12 Pengujian Lingkungan Kerja

159.000.000 100,00 99,57 100,00 100,00 -

3.13 Peningkatan Pengawasan Perlindungan Norma Ketenagakerjaa dan K3

28.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.14 Peningkatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri

40.000.000 100,00 99,83 100,00 100,00 -

3.15 Sosialisasi Upah Minimum Provinsi DIY.

30.000.000 100,00 99,47 100,00 100,00 -

3.16 Surveilance Laboratorium Terakreditasi Sesuai ISO

35.496.000 100,00 98,87 100,00 100,00 -

3.17 Fasilitasi Kasus PHI Kab/Kota

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.18 Penilaian Nihil Kecelakaan Kerja

37.650.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.19 Pemeriksaan Kesehatan Kerja

65.467.000 100,00 98,66 100,00 100,00 -

3.20 Bimtek Syarat-syarat Kerja dalam Hubungan Industrial

60.000.000 100,00 99,40 100,00 100,00 -

3.21 Bimtek Pembinaan Organisasi Pekerja

60.000.000 100,00 99,80 100,00 100,00 -

3.22 Fasilitasi Penyelenggaraan Sidang Lembaga Tripartit Tingkat Provinsi

63.000.000 100,00 97,44 100,00 100,00 -

3.23 Fasilitasi komite penghapusan bentuk pekerjaan bagi anak/PBTA

50.000.000 100,00 98,30 100,00 100,00 -

3.24 Peningkatan penyelesaian kasus PHI bagi Mediator HI

27.250.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-107

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan Dalam pelaksanaan kegiatan pada urusan ketenagakerjaan pada tahun 2011, secara

umum masih terdapat beberapa permasalahan yang memerlukan penanganan lebih optimal, yaitu sebagai berikut:

1. Data penganggur yang tidak berdasar nama (by name) atau kurang akurat, serta sistem informasi pendukung yang kurang menyebabkan sulitnya mendata calon peserta kegiatan.

2. Rendahnya keterampilan dan keahlian pencari kerja, sehingga sulit bersaing di pasar kerja, baik di tingkat lokal, daerah, maupun luar negeri, dan menyebabkan sulitnya penempatan.

3. Kurangnya semangat dan inovasi kewirausahaan para pencari kerja maupun buruh atau pengusaha kecil, sehingga perluasan kesempatan kerja belum dapat maksimal, sementara penempatan kerja masih tergantung pada investor yang masuk.

4. Produktivitas tenaga kerja yang masih relatif rendah membuat banyak kesempatan kerja lokal justru diisi tenaga kerja luar daerah.

5. Masih adanya pengusaha dan pekerja yang kurang bisa memahami hak dan kewajibannya masing-masing sehingga masih sering terjadi pemutusan hubungan kerja.

6. Kurangnya fungsi pemberdayaan masyarakat (community development) maupun tanggung jawab sosial (social responsibility) dari perusahaan, sehingga penerimaan magang di perusahaan belum dapat maksimal.

Solusi

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut di atas, antara lain:

1. Melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk bersama-sama melakukan kegiatan pengumpulan data penganggur agar dapat lebih akurat sekaligus efektif dan efisien.

2. Selalu mengupayakan perbaikan kualitas unit pelayanan masyarakat untuk pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas pencari kerja pada Balai Latihan Kerja dan Peningkatan Produktivitas Provinsi DIY (BLKPP). Adapun upaya perbaikan tersebut dilaksanakan dari aspek peralatan, kegiatan, maupun SDM, agar lulusan pelatihan lebih berdaya saing.

3. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan dan Kejuruan (LPK) termasuk akreditasi LPK di Provinsi DIY secara berkelanjutan dilakukan agar terjadi sinergi antara pemerintah dan swasta dalam penanganan pengangguran, khususnya dalam hal peningkatan kualitas pencari kerja.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 108 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

4. Secara berkelanjutan melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan semangat dan jiwa kewirausahaan, serta melakukan pendampingan agar ke depan dapat memberikan dampak perluasan kesempatan kerja sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap investasi dari luar.

5. Memantau atau mengukur produktivitas kerja dan terus mengupayakan pelatihan peningkatan produktivitas termasuk bagi UKM.

6. Melakukan upaya perlindungan tenaga kerja baik dalam bentuk sosialisasi hak dan kewajiban, pembinaan serikat pekerja, maupun pengawasan norma kerja agar kejadian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat berkurang. Dalam hal terjadi PHK, Pemerintah Provinsi DIY mengupayakan dan melakukan pemberdayaan terhadap korban PHK melalui pelatihan dan pemberian bantuan usaha, agar mereka tidak terus berlanjut menjadi penganggur.

7. Mengembangkan jejaring pemagangan agar semakin banyak perusahaan dapat menerima peserta magang yang nantinya dapat berlanjut pada ikatan kerja permanen atau setidaknya para peserta magang dapat memperoleh pengalaman kerja yang sangat berharga dan diperlukan untuk masuk pasar kerja.

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN a) Kondisi Umum

Ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan ketahanan pangan di Provinsi DIY sebagai wilayah yang secara agregat surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu pemerintah DIY terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan melalui program dan kegiatan yang benar-benar mampu memperkokoh perwujudan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, pengaturan tentang pangan sesuai Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan yaitu: “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.”

Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM), kebutuhan pangan di DIY memang hampir dapat dipenuhi semua dari potensi domestik. Kelompok pangan seperti beras, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan buah-buahan (didominasi oleh pisang, salak, nangka dan jambu) ketersediaannya dapat dipenuhi dari produksi daerah, walaupun masih ada pasokan dari luar daerah. Sedangkan kelompok pangan seperti sayur-sayuran, gula, kedelai, daging sapi, susu, dan ikan ketergantungan ketersediaan masih tinggi dari luar daerah. Komoditas sayur lebih dari 50% atau sekitar 25–30 ribu ton didatangkan dari luar

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-109

daerah, demikian juga untuk komoditas ikan dan susu sapi lebih dari 50% atau 1.000–2.000 ton dimasukkan dari luar Provinsi DIY.

Dari sisi penyediaan dan konsumsi, jumlah konsumsi energi penduduk DIY mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 konsumsi energi penduduk DIY sebesar 1.851,4 Kkal/kap/hari, namun masih berada di bawah Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000 Kkal/kap/hari. Sementara kondisi ketersediaan energi adalah 3.736 Kkal/kap/hr. Konsumsi protein penduduk DIY pada tahun 2011 mencapai 52,27 gr/kap/hari. Konsumsi protein tersebut sudah berada di atas angka kecukupan protein yang dianjurkan 52 gr/kap/hari. Sedangkan ketersediaan di Provinsi DIY berada pada angka 92,88 gr/kap/hr.

Tingkat dan kualitas konsumsi pangan tercermin dari skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH DIY pada tahun 2011 adalah 79,2. Meskipun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kualitas konsumsi pangan semakin meningkat, namun masih terdapat asupan gizi dari beberapa kelompok bahan makanan berada dibawah rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004.

Tingkat asupan konsumsi pangan masyarakat DIY masih didominasi konsumsi pangan kelompok padi-padian terutama beras. Di sisi lain konsumsi pangan lainnya kurang dari yang dianjurkan. Hal ini merupakan tantangan yang harus menjadi fokus penanganan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya percepatan penganekaragaman pangan di Provinsi DIY.

Kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan dari bulan ke bulan pada tahun 2011 relatif tetap sesuai perkembangan jumlah penduduk, sehingga ketika panen raya pada bulan Januari s/d Juli kondisi bahan pangan berlebih, tetapi pada masa paceklik (Agustus s/d Desember) bahan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Untuk itu upaya pengaturan yang telah dilakukan, dalam bentuk simpanan cadangan pangan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan pada saat tidak panen/musim paceklik dan memberikan jaminan harga wajar di saat panen raya sehingga harga minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP)/Harga Referensi Daerah (HRD). Penyerapan produksi hasil panen di saat panen raya diupayakan dapat disimpan secara baik oleh pemerintah melalui inisiasi penumbuhan cadangan pangan pemerintah provinsi, kabupaten, lumbung pangan masyarakat, dan cadangan pangan gapoktan selain yang telah dilakukan oleh Perum Bulog. Selanjutnya simpanan cadangan pangan dimaksud dapat disalurkan kembali di saat paceklik sehingga harga di tingkat konsumen tidak mengalami gejolak harga yang sangat tinggi. Untuk mengatur pasokan bahan pangan ke dalam suatu daerah/wilayah agar dapat berjalan normal, fungsi distribusi, transportasi dan efisiensi distribusi perlu dikendalikan sehingga mobilitas pasokan baik keluar maupun masuk ke suatu daerah/wilayah dapat berjalan normal dan terjadi keseimbangan antara produksi setempat dan pasokan bahan pangan dari luar.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 110 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Kejadian rawan pangan terutama pada daerah rawan pangan kronis menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Menjadi sangat penting bagi Provinsi DIY untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan wilayah, rumah tangga dan individu yang berbasiskan kemandirian pangan. Identifikasi daerah rawan pangan berdasarkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) di DIY masih terdapat 103 desa rawan pangan dari 438 desa (23,5%). Penentuan desa rawan pangan mendasarkan pada tiga indikator yaitu Kurang Energi dan Protein, Kemiskinan, dan Produksi Pertanian/Pangan.

Menyangkut keamanan pangan, keberadaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY secara bertahap diupayakan mampu menjalankan pengawasan keamanan pangan khususnya produk pangan segar. OKKPD adalah lembaga yang diakreditasi oleh OKKP Pusat dan dibentuk tahun 2006 dengan mengacu pada ketentuan Badan Standarisasi Nasional. Lembaga ini merupakan salah satu unit kerja teknis yang diberikan otorisasi untuk melakukan pengawasan terhadap masalah keamanan dan mutu pangan segar. Sampai dengan tahun 2011 telah dikeluarkan sertifikat Prima 3 untuk komoditas salak, cabai besar, bawang merah. Untuk tetap menjaga mutu produk juga telah dilakukan surveilen terhadap pemilik sertifikat Prima 3. Sampai dengan tahun 2011 telah dilakukan sertifikasi terhadap 27 kelompok tani untuk menjaga keberlanjutan penjaminan mutu dan keamanan produk terhadap kelompok penerima sertifikat. Di samping itu lembaga ini telah pula memberikan penomoran (tanda pendaftaran) produk aman dan bermutu dalam bentuk Nomor Register Pangan Segar Asal Tumbuhan dengan kode Pangan Dalam (PD) terhadap produk hasil pertanian dari Provinsi DIY. Hingga tahun 2011 telah diberikan Register PD pada 7 jenis produk antara lain tepung cassava, mocaf dan beras.

Pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap dengan didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dan menentukan dalam pengelolaan dan dukungan program/kegiatan kelembagaan ketahanan pangan. Oleh karena itu, upaya pengembangan sumber daya manusia perlu lebih dioptimalkan. Keragaan sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan penyuluhan dapat dilihat dari jumlah Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) di Provinsi DIY sebanyak 12 orang. Sementara itu di beberapa kabupaten juga memiliki petugas PPL diantaranya sejumlah 84 orang di Kabupaten Sleman, 91 di Kabupaten Gunungkidul, 57 di Kabupaten Kulon Progo, 62 di Kabupaten Bantul dan 7 orang di Kota Yogyakarta. Dukungan Tenaga Harian Lepas/ Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) di seluruh Provinsi DIY sejumlah 274 orang.

Tabel 4.37 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2010-2011

No

Indikator

Satuan

Capaian 2010

2011

Target Capaian % Realisasi

1 Ketersediaan Pangan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-111

No

Indikator

Satuan

Capaian 2010

2011

Target Capaian % Realisasi

a Ketersediaan Energi Kkal/Kap/hr 3.573 3.664 3.736 101,97

b Ketersediaan Protein gr/lap/hr 87,59 94,59 92,88 98,19

c Pengembangan Lumbung Pangan

Unit 28 29 29 100,00

d Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Unit 29 41 41 100,00

2 Distribusi, Harga dan Akses Pangan

a Penguatan LDPM Gapoktan 83 100 150 150,00

b Penguatan Akses Pangan Masyarakat

Gapoktan 15 15 5 33,33

c Terwujudnya Stabilitasi Harga Komoditas 4 4 4 100,00

3 Peningkatan Mutu Konsumsi dan Keamanan Pangan

a Konsumsi Energi Kkal/Kap/hr 1.809,74 2.000 1.626,9 81,35

b Konsumsi Protein gr/lap/hr 52,27 52 49 94,23

c

Terpenuhinya Skor PPH (Pola Pangan Harapan) melalui ketersediaan dan konsumsi energi serta Protein

% 79,24 83,5 85,6

102,51

d Peningkatan Jumlah Kelompok tani yang menerapkan BMR (Batas Maksimal Residu)

Kelompok 88 5 10 200,00

e

Menmingkatnhya jumlah produsen/pelaku usaha dalam penerapanan BTP ( Batas Tambahan Pangan )

Pelaku usaha 20 5 10

200,00

f Penurunan Konsumsi Beras % 1,5 1,5 1,5 100,00

4 Pengembangan Penyuluhan a Peningkatan Kualitas Penyuluh Orang 220 300 547 182,33

b Peningkatan Kelembagaan Penyuluh

Unit 51 36 56 155,56

c Peningkatan Kualitas Pelaku Utama/Pelaku usaha

Orang 7200 10.600 10.583 99,84

d Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku utama/Pelaku usaha

Orang 732 1.000 1.067 106,70

Sumber: BKPP Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 112 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.38 Program/Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2011

No Program/kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian

561.799.350 100,00 94.38 100,00 100,00 -

1.1 Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh

400.411.250 100,00 98,66 100,00 100,00 -

1.2 Fasilitasi Pendampingan FEATI

58.085.200 100,00 87,89 100,00 100,00 effisiensi

1.3 Pengembangan Kelembagaan Petani

72.980.600 100,00 77,91 100,00 100,00 effisiensi

1.4 Penyusunan Programa Penyuluhan

30.322.300 100,00 89,89 100,00 100,00 -

2 Program Pemberdayaan dan Pengembangan Ketahanan Pangan

1.981.807.525 100,00 93,33 100,00 98,93 -

2.1 Penyusunan data Neraca Bahan Makanan

31.279.650 100,00 99,63 100,00 100,00 -

2.2 Pengembangan Ketersediaan Pangan

90.333.900 100,00 99,70 100,00 100,00 -

2.3 Penguatan Cadangan Pangan

36.605.475 100,00 88,37 100,00 100,00 effisiensi

2.4 Pemberdayaan Lumbung Pangan

53.808.700 100,00 92,33 100,00 100,00 -

2.5 Penyusunan SKPG 53.420.700 100,00 90,92 100,00 100,00 - 2.6 Sertifikasi Prima pada

Hortikultura Segar 150.782.400 100,00 99,01 100,00 100,00

-

2.7 Gerakan Pola Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3BA)

45.867.250 100,00 96,88 100,00 100,00

-

2.8 Penyusunan Pola Pangan Harapan (PPH)

60.615.150 100,00 97,95 100,00 100,00 -

2.9 Harmonisasi Dokumen Sistem Manajemen Mutu OKKPD

59.967.450 100,00 84,44 100,00 100,00 efisiensi

2.10 Surveillance Produk Bersertifikat

106.090.700 100,00 79,69 100,00 100,00 Ada ditemukan 2 kelompok yang mengalami force majeur 1 kelompok terkena erupsi dan 1 kelompok

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-113

No Program/kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

kebanjiran dan terserang hama sehingga produknya tidak bisa di uji laboratoriumkan

2.11 Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal dan Pameran Hari pangan Sedunia (HPS)

198.703.000 100,00 86,37 100,00 92,00 Pelaksanaan pameran yang semula sewanya 5 hari menjadi hanya 3 hari (adanya pembatasan pengunaan tempat).

2.12 Apresiasi LDPM 23.259.750 100,00 96,21 100,00 100,00 - 2.13 Pemantauan Distribusi dan

Harga Pangan.

26.191.950 100,00 99,54 100,00 100,00 -

2.14 Fasilitasi Stabilisasi Harga Pangan

165.713.150 100,00 95,43 100,00 100,00 -

2.15 Pemberdayaan Wanita dalam Rangka Percepatan Diversifikasi Pangan

37.503.650 100,00 97,83 100,00 100,00 -

2.16 Pengembangan Diversifikasi Produk Antara

35.929.250 100,00 71,85 100,00 85,00 pelaksanaan magang di SPAT Kabupaten Malang 6 hari hanya dilaksanakan 3 hari

2.17 Penanganan Keamanan Pangan

75.637.300 100,00 97,33 100,00 100,00 -

2.18 Fasilitasi Kelembagaan Akses Pangan

185.153.000 100,00 91,78 100,00 100,00 -

2.19 Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan

299.984.900 100,00 99,39 100,00 100,00 -

2.20 Penyusunan Data/Informasi Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

22.396.500 100,00 94,69 100,00 100,00

-

2.21 Gerakan Keamanan Pangan di Daerah Rawan Pangan

120.456.450 100,00 91,33 100,00 100,00 -

2.22 Penyusunan Peta 36.653.800 100,00 96,86 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 114 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan ( % ) Fisik ( % ) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Ketahanan dan Kerawaanan Pangan Berbasis FSVA

2.23 Penyusunan Database Pangan Lokal (Peta Potensi Pangan Lokal)

18.078.350 100,00 83,83 100,00 100,00 Efisiensi

2.24 Peningkatan Kelembagaan Pangan Desa

47.375.100 100,00 95,39 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011 diantaranya adalah:

1. Perlunya pemantapan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan para pihak. 2. Masih munculnya kesulitan dalam pendataan keluar masuk bahan pangan dari dan ke

DIY karena data yang diperoleh dari jembatan timbang masih sangat terbatas baik komoditas maupun keakuratan datanya.

3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah-kaidah makanan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman (3BA).

4. Masih sangat tergantungnya pola konsumsi rumah tangga hanya pada satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu.

5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat/pelaku usaha untuk mengkonsumsi/memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan bermartabat.

Solusi Solusi terhadap permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Pemantapan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan para pihak. 2. Pendataan dikembangkan diantaranya melalui distributor, supermarket, dan Tempat

Pendaratan Ikan (TPI), kedepan diperlukan kajian tentang distribusi bahan pangan di wilayah DIY.

3. Meningkatkan/mengintensifkan pelaksanaan gerakan, sosialisasi, promosi, dan kampanye makan 3BA

4. a. Memperkenalkan teknologi olahan pangan yang berbasiskan pada potensi bahan baku lokal.

b. Mendorong terwujudnya gerakan one day no rice (satu hari tanpa mengkonsumsi nasi).

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-115

5. a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman rumah tangga tentang manfaat pangan lokal

b. Mendorong peningkatan status pangan lokal sesuai dengan perkembangan preferensi konsumen.

c. Meningkatkan pemasyarakatan tentang pentingnya keamanan pangan melalui jejaring keamanan pangan secara terpadu

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK a) Kondisi Umum

Pembangunan pemberdayaan gender merupakan bagaian integral dari pembangunan daerah. Kenyataan yang ada bahwa tingkat kesetaraan dan keadilan gender dalam masyarakat masih jauh dari ideal. Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) diperlukan dalam pembangunan daerah untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) tersebut.

Kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat terhadap permasalahan perlindungan perempuan dan anak semakin meningkat. Namun demikian masih perlu ditingkatkan baik akses maupun layanan terhadap Kesejahteraan Anak, Perlindungan Anak, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perlindungan Saksi dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Meningkatnya partisipasi perempuan dapat dilihat dari peningkatan jumlah anggota legislatif perempuan, jumlah pejabat struktural perempuan, jumlah pengusaha perempuan pengusaha mikro dan kecil, jumlah pejabat publik dan profesi perempuan di segala bidang. Namun demikian masih perlu ditingkatkan baik jumlah dan kompetensinya.

Indikator pencapaian pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Provinsi DIY dapat diukur melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (GEM) yang dapat disampaikan sebagai berikut. 1. Target IPG untuk provinsi DIY tahun 2009 sebesar 70,60 dan 2010 adalah sebesar 70,70,

sedangkan tingkat capaian IPG tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebesar 71,50, hal tersebut menunjukkan tingkat pencapaian pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di provinsi DIY sudah sangat bagus dan berada diatas rata-rata nasional sebesar 66,38, sedangkan target IPG untuk provinsi DIY tahun 2011 sebesar 70,80 dengan capaian sebesar 72,24 dan menduduki urutan ke 2 dari seluruh provinsi di Indonesia.

2. Target GEM untuk Provinsi DIY tahun 2009 sebesar 62,44 dan tahun 2010 sebesar 62,46, sedangkan tingkat capaiannya dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yaitu sebesar 62,87. Apabila dibandingkan dengan provinsi lain maka provinsi DIY masih berada di atas rata-rata nasional (62,27). Sedangkan target GEM untuk provinsi DIY tahun 2011 sebesar 62,48 dengan tingkat capaian sebesar 63,32 dan menduduki urutan ke 6 dari seluruh provinsi di Indonesia.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 116 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Pencapaian kinerja tersebut diatas dapat dipaparkan melalui tabel berikut,

Tabel 4.39 Indikator dan Capaian Kinerja Pemberdayaan Perempuan Tahun 2010-2011

No Indikator Capaian

2010 Tahun 2011

Target Realisasi %Realisasi

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 71,50 70,80 72,24 102,03

2. Indeks Pemberdayaan Gender (GEM) 62,87 62,48 63,32 101,34

Sumber: BPPM Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.40 Program/Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Tahun Anggaran 2011

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas anak dan Perempuan

88.300.500 100,00 92,98 100,00 100,00

1.1 Pelaksanaan Sosialisasi yang terkait dengan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

22.650.500 100,00 99,67 100,00 100,00 -

1.2 Pembentukan Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju Mandiri )

65.650.000 100,00 90,67 100,00 100,00 -

2 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

723.766.600 100,00 98,99 100,00 100,00

2.1 Advokasi dan Fasilitasi PUG bagi Perempuan

52.890.000 100,00 99,97 100,00 100,00 -

2.2 Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2)

191.693.500 100,00 98,23 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-117

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.3 Pengembangan Materi dan Pelaksanaan KIE tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG )

39.105.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

2.4 Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

116.342.500 100,00 99,82 100,00 100,00 -

2.5 Pendataan Profil Gender Provinsi

43.840.000 100,00 99,59 100,00 100,00 -

2.6 Updating data terpilah 140.985.000 100,00 98,64 100,00 100,00 - 2.7 Fasilitasi Pemenuhan

Hak-Hak Anak 56.865.600 100,00 99,12 100,00 100,00 -

2.8 Fasilitasi Penguatan Organisasi Perempuan

82.045.000 100,00 98,70 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

182.045.500 100,00 99,15 100,00 100,00

3.1 Pelatihan bagi Pelatih (TOT) SDM pelayanan dan Pendampingan Korban KDRT

62.760.500 100,00 98,47 100,00 100,00 -

3.2 Fasilitasi Upaya Perlindungan Perempuan terhadap Tindak Kekerasan

64.325.000 100,00 99,41 100,00 100,00 -

3.3 Gerakan Sayang Ibu 24.501.500 100,00 99,86 100,00 100,00 -

3.4 Penyusunan draf kebijakan anak

30.458.500 100,00 99,43 100,00 100,00 -

4 Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

347.721.500 100,00 98,45 100,00 100,00

4.1 Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan

50.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00 -

4.2 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender

39.450.000 100,00 99,95 100,00 100,00 -

4.3 Kegiatan Pameran Hasil Karya Perempuan dibidang Pembangunan

88.067.500 100,00 99,38 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 118 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

4.4 Pelatihan dan Pendidikan Politik berwawasan Gender

70.130.000 100,00 99,84 100,00 100,00 -

4.5 Peringatan Hari Kartini 30.274.000 100,00 84,95 100,00 100,00 Belanja sewa ruangan tidak dipergunakan karena kegiatan yang semula direncanakan dilaksanakan di dalam ruangan pada prakteknya dilaksanakan di luar ruangan

4.6 Serasehan Hari Besar Perempuan

41.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.7 Fasilitasi Pemberdayaan Buruh Tani Wanita

28.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Implementasi PUG dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dalam

rangka menuju keadilan dan kesetaraan gender masih belum optimal. 2. Pemahaman aparat tentang penyelenggaraan Data Pilah Gender dan Anak sebagai

data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG masih rendah. 3. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditangani P2TPA dari

tahun ke tahun semakin meningkat (tahun 2008 : 120 kasus, tahun 2009 : 135 kasus, tahun 2010 : 125 kasus dan tahun 2011 : 140 kasus. 60% dari korban kekerasan terhadap perempuan berlatar belakang masalah ekonomi.

4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dan anak (UUPA, UUPKDRT, UUPTPPO)

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-119

Solusi 1. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi secara terus menerus tentang implementasi

PUG kepada semua pihak dan perlu disusun peraturan gubernur tentang pedoman PPRG.

2. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi tentang manfaat ketersediaan data pilah gender dan anak sebagai data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG dan pembentukan forum jejaring data pilah gender dan anak.

3. Perlu dilakukan pembekalan terhadap perempuan korban kekerasan pasca pendampingan untuk kemandirian secara ekonomi, serta upaya-upaya pemberdayaan perempuan dalam rangka mencegah KDRT.

4. Perlu dilakukan sosialissi dan pemahaman kepada semua pihak tentang peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dan anak secara rutin dan berkesinambungan

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA a) Kondisi Umum

Program keluarga berencana belum menyentuh keseluruh lapisan masyarakat, baik akses maupun kualitas layanan. Masih ada keluarga prasejahtera dan sejahtera I yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Kesehatan reproduksi belum dipahami secara merata baik akses maupun kualitas layanannya. Namun demikian, keberhasilan Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Provinsi DIY sebagian dapat dilihat dengan beberapa indikator yang ada seperti terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB dan terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Keberhasilan tersebut dapat disajikan sebagai berikut: 1. Sasaran program KB antara lain meningkatkan jumlah kelompok masyarakat yang

menggerakkan KB di tingkat desa/kelurahan, pada tahun 2010 target kinerjanya adalah membentuk 2 kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian terbentuknya 6 kelompok, sedangkan target pada tahun 2011 adalah membentuk 5 Kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian sebesar 5 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 di Provinsi DIY sudah terbentuk 11 kelompok.

2. Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja sangat diperlukan untuk membantu remaja sebayanya dalam memahami dan mengatasi permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja. Target pada tahun 2010 adalah terbentuknya 5 kelompok Pusat informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja, capaian kegiatan tahun 2010 sebanyak 5 kelompok. Target pada tahun 2011 adalah terbentuknya 15 kelompok Pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 120 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

remaja dengan capaian sebanyak 15 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 sudah terbentuk 20 kelompok.

Capaian kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Provinsi DIY dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.41 Indikator dan Capaian Kinerja Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB

Kelompok 6 5 5 100,00

2. Terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling KRR

Kelompok 5 15 15 100,00

Sumber: BPPM Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.42 Program/Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,

Tahun Anggaran 2011

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Keluarga Berencana (KB)

245.950.750 100,00 99,92 100,00 100,00

1.1 Pelayanan KIE 37.616.000 100,00 99,65 100,00 100,00 - 1.2 Peningkatan Perlindungan Hak

Reproduksi Individu 46.290.000 100,00 99,98 100,00 100,00

-

1.3 Promosi Pelayanan Khiba 28.924.750 100,00 100,00 100,00 100,00 - 1.4 Pembinaan Keluarga

Berencana 46.845.000 100,00 100,00 100,00 100,00

-

1.5 Advokasi dan Penyuluhan Pengembangan Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga

14.370.000 100,00 99,72 100,00 100,00 -

1.6 Pengembangan Ketahanan Keluarga

29.155.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.7 Peningkatan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera

42.750.000 100,00 99,98 100,00 100,00 -

2 Program Kesehatan Reproduksi Remaja

65.935.000 100,00 99,95 100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-121

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

2.1 Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

34.520.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Memperkuat dukungan dan Partisipasi Masyarakat

31.415.000 100,00 99,90 100,00 100,00 -

3 Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

75.650.000 100,00 99,39 100,00 100,00

3.1 Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

50.425.000 100,00 99,17 100,00 100,00 -

3.2 Pembinaan Forum Pelayanan KRR Bagi Kelompok Remaja dan Kelompok Sebaya di luar sekolah

25.225.000 100,00 99,84 100,00 100,00

-

4 Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

9.370.000 100,00 100,00 100,00 100,00

4.1 Penyuluhan Penanggulangan Narkoba dan PMS di Sekolah

9.370.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Masih adanya duplikasi kelembagaan KB di daerah, yaitu BPPM sebagai lembaga yang

mengampu Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di daerah (PP 38/2007) dan perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang merupakan instansi vertikal dengan urusan yang sama.

2. Rendahnya partisipasi pria terhadap program KB dan Kesehatan Reproduksi, serta masih dominannya pemakaian kontrasepsi dengan metode sederhana misalnya melalui Pil dan Suntik.

3. Rendahnya tingkat pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi, hal ini dapat dilihat dari hasil survei perilaku KRR (BPPM-2011) bahwa 84,20% remaja menyatakan perlu pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah.

4. Program penguatan ketahanan keluarga melalui kegiatan BKB mengalami penurunan akibat kurang tersosialisasikannya secara merata, rutin dan berkesinambungan.

Solusi

1. Evaluasi dan kajian kelembagaan terkait urusan bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Provinsi DIY.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 122 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

2. Perlu sosialisasi dan advokasi program KB dalam rangka meningkatkan kepesertaan KB pria dan pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

3. Perlu advokasi dan fasilitasi pembentukan pusat konseling kesehatan reproduksi remaja yang standar sebagai sarana untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi.

4. Perlu advokasi dan fasilitasi pembinaan BKB dalam rangka penguatan ketahanan keluarga.

5. Perlu dilakukan optimalisasi dan sinkronisasi kegiatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera antara provinsi dengan kabupaten/kota.

16. URUSAN PERHUBUNGAN a) Kondisi Umum

Perhubungan adalah sektor pendukung bagi pembangunan perekonomian suatu daerah. Perhubungan berperan sebagai urat nadi pergerakan ekonomi dan perpindahan antar orang, barang dan jasa, sehingga sector perhubungan merupakan “derived demand” atau permintaan yang timbul karena adanya permintaan di sektor lain.

Perpindahan/pergerakan orang, barang maupun jasa harus mampu diwujudkan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk mencapai kondisi sektor perhubungan seperti yang diharapkan, maka indikator urusan perhubungan pada tahun 2011 yang harus dicapai adalah sebagai berikut:

1. V/C Ratio Kendaraan yang melintas di perkotaan dicapai 0,70

Usaha yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah melalui Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum. Program ini diselenggarakan dalam rangka menambah daya tarik angkutan umum dengan harapan secara perlahan-lahan pengguna angkutan pribadi akan beralih ke angkutan umum, karena angkutan umum memiliki kelebihan yaitu kapasitas angkut yang jauh lebih besar dibanding kendaraan pribadi, sehingga pemakaian ruang jalan lebih efisien. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menjalankan program ini adalah:

- Kegiatan Pengendalian disiplin pengoperasian kendaraan angkutan umum di jalan raya

- Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan - Pengembangan Sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan - Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan - Penyelenggaraan angkutan umum buy the service

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-123

- Perencanaan Peningkatan Pelayanan Angkutan Perkotaan - Evaluasi Kinerja jaringan Jalan

Selanjutnya, Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas melalui

kegiatan Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan berupa pengukuran V/C ratio melalui survei lalu lintas. Dengan pengukuran V/C ratio ini diharapkan dapat diketahui keadaan riil lalu lintas di perkotaan. Berdasarkan kondisi ini, maka perlu dilakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pemerintah Kabupaten Sleman serta pihak terkait lainnya di lingkungan Provinsi DIY dan Kepolisian Daerah Provinsi DIY untuk mencari solusi bersama terhadap masalah lalu lintas yang ada di ruas jalan perkotaan di wilayah Provinsi DIY.

Berdasarkan survei yang dilakukan dengan mengambil sampel pada 7 ruas jalan saat jam sibuk pagi, V/C ratio untuk ruas jalan masuk Yogyakarta adalah 0,76 sedangkan untuk waktu off peak adalah 0,76 dan pada saat jam sibuk siang adalah 0,59. Sementara untuk lalu lintas ke luar Yogyakarta pada saat jam sibuk pagi adalah 0,51 sedangkan untuk waktu off peak adalah 0,51 dan pada saat jam sibuk siang adalah 0,59, dengan V/C Ratio rata-rata adalah 0,65.

Untuk wilayah perkotaan dengan mengambil sampel pada 18 ruas jalan, V/C ratio pada jam sibuk pagi adalah 0,92 sedangkan untuk waktu off peak adalah 0,71 dan pada jam sibuk siang 0,73 dengan V/C ratio rata-rata adalah 0,75.

Meskipun target V/C Ratio pada tahun 2011 dapat dicapai (0,70) namun dengan meningkatnya jumlah kendaraan di DIY yaitu dari 1.488.522 pada tahun 2010 menjadi 1.627.961 kendaraan pada tahun 2011 (sumber data Polda DIY) atau mengalami kenaikan 8,7% dan panjang jalan yang relatif tetap, maka penting untuk dilakukan usaha-usaha mengatasi kemacetan. Sebagai langkah antisipasi perlu diterapkan 3 strategi manajemen lalu lintas yaitu manajemen kapasitas, manajemen prioritas dan manajemen permintaan.

2. Persentase Fasilitas Keselamatan Lalulintas Jalan sebesar 70%.

Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas melalui kegiatan :

- Pengadaan rambu lalu lintas, 150 unit rambu, Traffic cone 38 unit, Warning Light tenaga surya 4 unit

- Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (LPJ) 100 unit - Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perhubungan Udara - Pengaturan dan Pengamanan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun baru

Memperhatikan kebutuhan akan fasilitas keselamatan lalulintas jalan serta kondisi yang telah terpasang, maka sampai dengan TA 2011, fasilitas keselamatan lalulintas jalan yang telah terpasang sudah menjadi 70% dari kebutuhan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 124 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

3. Persentase Load Faktor Penumpang Angkutan Umum sebesar 30%. Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pelayanan

Angkutan melalui kegiatan : - Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian kendaraan angkutan umum di jalan

raya - Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan - Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan - Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan - Penyelenggaraan angkutan umum buy the service - Perencanaan peningkatan pelayanan angkutan perkotaan

Berdasarkan data yang ada, load faktor angkutan umum secara rata-rata adalah sebesar 28,42% dengan perincian masing-masing layanan :

- Angkutan AKDP 23%, - Angkutan Perkotaan 24,01% dan - Angkutan Trans Jogja 38,26%.

Jika melihat pada capaian load factor Trans Jogja, maka target capaian indikator

sudah terpenuhi dan melebihi, tetapi begitu diakumulasi dengan angkutan perkotaan reguler dan AKDP maka capaian load faktor pelayanan angkutan di Provinsi DIY belum sesuai dengan target. Hal ini menunjukkan perlu adanya pembenahan pada pelayanan dan operasional angkutan perkotaan dan AKDP serta mempertahankan dan meningkatkan pelayanan angkutan Trans Jogja.

4. Persentase Peningkatan Pergerakan Pesawat Pertahun sebesar 5%.

Target ini akan dicapai melalui program Pembangunan Prasarana Fasilitas Perhubungan dengan kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pendukung Perhubungan Udara.

Berdasarkan informasi dari PT. Angkasa Pura I Yogyakrata, pergerakan pesawat baik penerbangan domestik maupun internasional dari 28.428 penerbangan pada tahun 2010 menjadi 32.091 penerbangan pada tahun 2011 atau mengalami kenaikan sebesar 12,88% dari yang ditargetkan sebesar 5%. Sedangkan untuk jumlah penumpang dari 3.693.835 mengalami kenaikan menjadi 4.290.135 atau mengalami kenaikan sebesar 16,143%. Berdasarkan prediksi pada studi perencanaan pengembangan Bandara Adisutjipto Tahap I (Master Plan) yang diadakan pada tahun 2004 jumlah penumpang 3.964.221 akan dicapai pada tahun 2015 (pada skenario moderat) yang berarti pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Adisutjipto jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-125

5. Persentase Peningkatan Jumlah Penumpang Angkutan Kereta Api Jarak Pendek sebesar 5%. Untuk penumpang kereta api prameks mengalami penurunan dari 1.396.075

penumpang di tahun 2010 menjadi 1.361.845 penumpang di tahun 2011 atau mengalami penurunan sebesar -3,52%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2010, Kereta Api Madiun Jaya jurusan Yogyakarta-Madiun mulai dioperasikan, sehingga beberapa penumpang KA. Prambanan Ekspress (Prameks) terbagi dengan KA Madiun Jaya, terutama pada lintas Yogyakarta-Solo. Namun demikian, meskipun penumpang berkurang load factor tetap di atas 100% yaitu 124%. 6. Persentase Peningkatan Penyediaan Simpul Transportasi sebesar 10%

Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Perhubungan Udara serta, program Peningkatan Pelayanan Angkutan dengan kegiatan:

- Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan melalui kegiatan pengadaan halte mobile Trans Jogja

- Penyelenggaraan angkutan umum buy the service - Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat

Pencapaian target indikator ini dilakukan melalui kegiatan pembangunan halte

maupun terminal. Pada tahun 2010 telah tersedia halte sebesar 112 halte Trans Jogja permanen/statis dan 1 unit halte Trans Jogja Mobile. Pada tahun 2011 telah dilaksanakan pengadaan halte portabel sebanyak 10 unit dan rehabilitasi terminal Pakem yang rusak berat akibat erupsi Gunung Merapi, sehingga penyediaan simpul menglami kenaikan sebesar 9,73%. Selain hal tersebut di atas, pada tahun 2011 telah diserahkan dana hibah melalui DPPKA Provinsi DIY dalam rangka pembangunan terminal tipe A Wonosari yang diharapkan mampu meningkatkan penyediaan simpul transportasi. b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.43 Program/Kegiatan Urusan Perhubungan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

1.857.957.650 100,00 67,76 100,00 99,26

1.1 Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Darat

482.036.000 100,00 90,32 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 126 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1.2 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Perhubungan Udara

1.375.921.650 100,00 59,85 100,00 99,00 Sisa lelang pembangunan kantor pos cab. Airport karena adanya redesign bangunan terkait dengan peraturan ROI jalan serta tidak selesai karena proses peralihan hak (sertifikasi) belum selesai ini disebabkan

2 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Faslitas LLAJ

1.894.210.200 100,00 96,77 100,00 100,00

2.1 Rehabilitasi/pemeliharaan Sarana dan Prasaran Jembatan Timbang

376.000.000 100,00 97,25 100,00 100,00 -

2.2 Rehabilitasi/pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laut dan ASDP

252.485.050 100,00 94,94 100,00 100,00 -

2.3 Rehablitasi/pemeliharaan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas

599.000.000 100,00 97,77 100,00 100,00 -

1.3 Rehabilitasi/pemeliharaan Fasilitas Angkutan Umum Buy The Service

666.725.150 100,00 96,29 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

43.610.027.638 100,00 91,14 100,00 100,00

3.1 Kegiatan Pengendalian Disiplin Pengoperasian Kendaraan Angkutan Umum di Jalan Raya

387.175.000 100,00 99,95 100,00 100,00 -

3.2 Pengumpulan dan Analisis Database Pelayanan Angkutan

375.500.500 100,00 96,64 100,00 100,00 -

3.5 Pengembangan Sarana dan Prasarana Pelayanan Jasa Angkutan

287.760.000 100,00 99,76 100,00 100,00 -

3.3 Fasilitasi Perijinan di Bidang Perhubungan

77.861.000 100,00 97,94 100,00 100,00 -

3.4 Penegakan Hukum Kelebihan Muatan Barang

140.385.650 100,00 99,15 100,00 100,00 -

3.6 Penyelenggaraan Pelayanan Angkutan

42.257.594.988 100,00 90,90 100,00 99,90 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-127

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Umum Buy The Service 3.7 Perencanaan Peningkatan

Pelayanan Angkutan Perkotaan

83.750.500 100,00 99,19 100,00 100,00 -

4 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

1.591.331.900 100,00 98,57 100,00 100,00

4.1 Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas

292.771.600 100,00 98,36 100,00 100,00 -

4.2 Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (LPJ)

960.973.800 100,00 99,31 100,00 100,00 -

4.3 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perhubungan Udara

37.586.500 100,00 80,59 100,00 100,00 Karena adanya kebijakan 5 hari kerja sehingga kegiatan lembur tidak dipakai

4.4 Pengaturan dan Pengamanan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru

300.000.000 100,00 98,65 100,00 100,00 -

5 Program Peningkatan Kalaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

31.574.600 100.00 93.59 100.00 100.00

5.1 Pelaksanaan Registrasi Uji Tipe Rancang Bangun dan Penilaian Fisik Penghapusan Kendaraan Bermotor

15.706.600 100,00 92,85 100,00 100,00 -

5.2 Pengendalian Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)

15.868.000 100,00 94,32 100,00 100,00 -

6 Program Peningkatan Manajeman dan Rekayasa Lalu Lintas

232.469.250 100,00 99,39 100,00 100,00

6.1 Evaluasi Kinerja Jaringan Jala

172.619.250 100,00 99,18 100,00 100,00 -

6.2 Evaluasi Kinerja Trans Jogja

59.850.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Dari capaian indikator kinerja yang ada, indikator yang belum tercapai yaitu belum tercapainya load factor angkutan umum. Hal ini disebabkan karena dari 3 jenis moda

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 128 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

pelayanan angkutan umum yang ada (AKDP, Perkotaan dan Trans Jogja), hanya layanan Trans Jogja yang dapat mencapai target. Untuk angka rata-rata, layanan Trans Jogja diharapkan dapat meningkatkan load factor penggunaan angkutan umum secara keseluruhan.

Solusi Pelaksanaan dan pengoperasian manajemen angkutan umum harus didukung oleh semua stakeholders yang terkait sehingga akan dapat tercapai pelayanan angkutan umum yang aman, cepat, nyaman, terjadwal dan berkelanjutan.

17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA a) Kondisi Umum

Kebijakan tentang pentingnya penerapan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah telah dituangkan di dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003, yaitu tentang penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik (e-government). Melalui pengembangan e-government, pemerintah mengharapkan dapat melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tersebut, Pemerintah Provinsi DIY melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, telah menetapkan Blueprint Jogja Cyber Province yang dititikberatkan pada program DGS sebagai panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY.

Pembangunan infrastruktur jaringan komputer (LAN, WAN dan internet/global area network) di Pemerintah Provinsi DIY telah dimulai sejak tahun 2002 dan hingga saat ini terus diupayakan pengembangannya. Pembangunan jaringan komputer tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan internet/intranet, sehingga transformasi data/informasi antara masing-masing Unit Kerja dapat berjalan semakin lancar.

Sampai dengan akhir tahun 2011, jaringan infrastruktur komputer Pemerintah Provinsi DIY telah menghubungkan 89 lokasi perkantoran Pemerintah Provinsi DIY yang terdiri dari 53 lokasi perkantoran dengan kabel HFC dan 23 titik lokasi dengan wireless. Sejak tahun 2009, jaringan tersebut menghubungkan 1.494 komputer untuk seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY yang tersebar diseluruh wilayah propinsi.

Melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, Pemerintah Provinsi DIY mulai mencanangkan konsep e-gov sebagai wujud penerapan Jogja Cyber Province dengan pendekatan Digital Goverment Services (DGS) dan menetapkan 6 sektor unggulan sebagai pilot project dalam pelayanan digital aparatur pemerintah. Pada tahun 2010, sektor unggulan layanan DGS ditambah menjadi 9 sektor unggulan, dengan rincian :

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-129

- Dinas Pendidikan dengan “Jogja Belajar” - Dinas Pertanian dengan “Agri Centre” - Dinas Perikanan dan Kelautan dengan “Fishery Bussiness Centre” - Dinas Perindagkop dengan “Jogja Bisnis” - Dinas Pariwisata dengan “Visiting Jogja” - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dengan “Plaza Informasi” - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan “Bursa Kerja Online” - Dinas Kesehatan dengan “Jogja Sehat”, dan - BKPM dengan “Jogja Invest”

Serta beberapa program pendukung pelaksanaan DGS di pemerintah Provinsi DIY

untuk pelayanan intern dan pelayanan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain : - Portal Pemerintah Provinsi DIY - CPNS On-line (Penerimaan CPNS Secara On line) - LPSE (Pengadaan Barang Secara Elektronik) - DIBI (Data dan Informasi Bencana) - SIPKD - SIMPEG - SIMONEV - SIM Perijinan Terpadu Pemerintah Provinsi DIY - Dsb.

Selanjutnya dengan konsep e-gov tersebut, peran dan keterlibatan masyarakat dalam berinteraktif melalui jaringan elektronik akan lebih terberdayakan. Masyarakat dapat ikut terlibat dan berperan aktif dalam mendukung dan memberikan partisipasi dalam kegiatan pembangunan. Selain itu informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih mudah diakses dan digunakan. Konsep inilah yang dinamakan layanan teknologi berbasis Citizen Centris.

Untuk mendukung layanan Citizen Centris ini, maka Indikator urusan kominfo yang harus dicapai tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1. Persentase Penyediaan Pelayanan dari Government Centris ke Citizen Centris sebesar 10% Usaha yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah melalui pelaksanaan Program

Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa dengan kegiatan: - Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi - Peningkatan Kualitas SDM Teknologi Informasi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 130 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Tingkat capaian rata-rata adalah sebesar 12% yang diukur dengan menggunakan Indikatar real untuk menilai target ini adalah:

- Jumlah pengakses kontent portal berbasis citizen centric www.jogjaprov.go.id yang telah di lounching pada bulan Agustus 2011 mencapai 248.700 pengunjung pada tahun 2011 (naik 13,4 % dari pengunjung website tahun 2010 sebesar 219.308)

- Jumlah pengunjung Plaza Informasi sebesar 28.800 orang pada tahun 2011 dari target sebesar 30.000 orang. Capaian ini mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 10,7% dari capaian tahun 2010 sebesar 26.000 orang.

- Tahap pengembangan Portal pemerintah pada level presentasi (terbatas pada layanan penyediaan informasi)

- Desiminasi informasi di website Pemprov DIY - Update data Website - Penambahan kontent website

2. Persentase Penambahan Layanan Data Center DGS sebesar 5 %

Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa dengan kegiatan: - Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi

Terdapat penambahan 13 titik dari 76 titik di TA 2010 menjadi 89 titik pada TA 2011. - Pelatihan SDM dalam bidang Komunikasi dan Informasi

Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 9% dimana Indikator real yang digunakan untuk menilai target ini adalah:

- Penambahan jumlah titik sambungan interkoneksi berupa penambahan 10 titik sambungan dari 76 titik di tahun 2010 menjadi 86 titik sambungan pada tahun 2011 (meningkat 13,4%).

- Jumlah Instansi yang memberikan layanan DGS. Sesuai data yang ada Instansi yang memberikan layanan DGS pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 9 SKPD yang memberikan layanan DGS dari target 10 layanan unggulan pada tahun 2013 (12,5%)

- Bimtek Open Source Software kepada sebanyak 240 pegawai (3,4% dari keseluruhan pegawai Pemprov DIY sebanyak kurang lebih 7.000 orang) dilingkungan Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka penegakan penggunaan software legal.

3. Persentase Ketersediaan Informasi dalam Bentuk Digital Terhadap Data dan

Informasi Keseluruhan sebesar 15% Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan Media Massa dengan kegiatan: - Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Layanan Informasi. - Penyelenggaraan Informasi Publik

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-131

Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 39 % dimana Indikatar real yang digunakan untuk menilai target ini adalah: - Ketersedian konten perpustakaan Digital sebanyak 80 konten data informasi dari

target 500 Konten (16%). - Layanan presentasi massal sebanyak 6 kali dari target 10 kali dalam satu tahun (60%). - Desiminasi informasi melalui media website, radio sebanyak 84 kali dari target 200

pertahun (42%) - Layanan Informasi MCAP

4. Penurunan Jumlah Perusahaan Titipan yang Ilegal sebesar 5%

Penurunan jumlah perusahaan titipan yang ilegal dicapai melalui program fasilitasi Pembinaan dan Pengendalian Pos, Telekomunikasi dan Frekuensi dengan kegiatan Pembinaan dan Pendataan Penyelenggaraan Jasa Titipan. Berdasarkan monitoring dan pendataan yang dilakukan pada tahun 2011, dari 4 perusahaan yang ditemukan tidak berijin, sebanyak 1 perusahaan atau sebesar 25% perusahaan telah mengurus ijin. 5. Penurunan Pengguna Frekuensi Ilegal sebesar 10%

Penurunan pengguna frekuensi ilegal dicapai melalui Program Fasilitasi Pembinaan dan Pengendalian Pos, Telekomunikasi dan Frekuensi dengan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Telekomunikasi.

Berdasarkan monitoring dan pendataan yang dilakukan pada tahun 2011, dari 121 pengguna frekuensi yang ditemukan tidak berijin, sebanyak 40 pengguna frekuensi atau sebesar 33% telah mengurus ijin. b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.44 Program/Kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Kerjasama Informasi Dengan Mass Media

1.621.732.000 100,00 99,60 100,00 100,00

1.2 Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah

424.100.000 100,00 99,69 100,00 100,00 -

1.3 Dokumentasi kegiatan dan kebijakan Pemda

35.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Penerbitan kebijakan dan kinerja pembangunan

200.000.000 100,00 98,91 100,00 100,00 -

1.5 Pengembangan kemitraan kehumasan

30.925.000 100,00 99,97 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 132 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1.6 Penyelenggaraan kemitraan dengan pers

76.850.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

1.7 Penyiaran dialog isu aktual melalui media massa

197.983.000 100,00 98,91 100,00 100,00 -

1.8 Penyusunan sambutan Gubernur

46.074.000 100,00 99,82 100,00 100,00 -

1.9 Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah

610.800.000 100,00 78,75 100,00 100,00 Sisa kontrak dengan Pihak ke 3 (anjungan PRJ)

8 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1.619.427.850 100,00 92,42 100,00 100,00

8.1 Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi

1.048.459.000 100,00 93,32 100,00 100,00 -

8.2 Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi

333.128.100 100,00 88,15 100,00 100,00 Sisa lelang

8.3 Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik

139.949.350 100,00 90,98 100,00 100,00 -

8.4 Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Layanan Informasi

97.891.400 100,00 99,47 100,00 100,00 -

9 Program Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi

47.321.500 100,00 100,00 100,00 100,00

9.1 Pembinaan dan Pendataan Penyelenggaraan Jasa Titipan

20.335.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

9.2 Pembinaan dan Pengawasaan Penyelenggaraan Telekomunikasi

26.986.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Pelaksanaan Program DGS belum sesuai dengan harapan, yakni belum terintegrasinya

Program DGS di setiap SKPD 2. Kondisi jaringan masih lemah dikarenakan masih sangat tergantung dengan pihak lain 3. Kurang optimalnya fungsi Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi

(TiMPII) DGS 4. SDM yang memiliki kemampuan TI relatif sedikit.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-133

Solusi 1. Diperlukan komitmen dan persamaan persepsi semua pihak di lingkup Pemerintah

Provinsi DIY dalam rangka pengembangan program DGS sesuai dengan Blueprint yang sudah ada.

2. Secara bertahap perlu dibangun infrastruktur milik Pemerintah Provinsi dalam rangka kemudahan pengembangan.

3. Perlu penguatan kelembagaan Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi (TiMPII) DGS.

4. Perlu peningkatan kemampuan SDM.

18. URUSAN PERTANAHAN a) Kondisi Umum

Urusan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan penataan dan tercapainya perumusan kebijakan dalam urusan pertanahan. Rasio luas tanah bersertifikat di Provinsi DIY dibedakan berdasarkan luas tanah dan luas bidang tanah. Rasio luas tanah bersertifikat di wilayah Provinsi DIY menunjukan nilai capaian rata-rata sebesar 4,429%, sedangkan rasio luas bidang tanah bersertifikat di wilayah Provinsi DIY menunjukkan nilai capaian rata-rata sebesar 4,354%. Rasio luas bidang tanah bersertifikat di tingkat Kabupaten, peningkatan tertinggi di Kabupaten Sleman dengan nilai capaian rata-rata sebesar 4,868% sedangkan terendah Kota Yogyakarta dengan nilai capaian rata-rata sebesar 1,427%.

Melalui Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah dilaksanakan Fasilitasi Pengelolaan tanah Sultan Ground (SG) dan Pakualam Ground (PAG), Fasilitasi Pemanfaatan Tanah dan Pelayanan Sertifikasi bagi Kepala Keluarga Rumah-Rumah Terdampak. Fasilitasi Pengelolaan tanah SG dan PAG bertujuan memberikan kepastian hukum terhadap penggunaan Tanah SG yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi DIY sejumlah surat 4 kekancingan dari target 4 kekancingan. Surat kekancingan yang diterbitkan adalah untuk : a. Museum Sonobudoyo, Jl. Trikora no. 6 Yogyakarta; b. Gedung Pondok Pemuda, Ambarbinangun, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

Kabupaten bantul. c. Kios dan Lapangan Umum, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, kabupaten

bantul. d. Pembenihan Bandeng Budidaya Air Laut, Sundak, desa tepus, kecamatan tepus,

kabupaten Gunung Kidul. Fasilitasi Pemanfaatan Tanah, dalam rangka tertib administrasi sehubungan dengan

banyaknya bidang tanah yang dikategorikan sebagai tanah Negara yang dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY telah dilakukan koordinasi dengan Instansi terkait untuk mengkaji permohonan hak atas tanah dan telah merekomendasikan 7 permohonan hak atas tanah dan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 134 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

menolak 1 permohonan peralihan hak atas tanah Negara yang dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY. Memfasilitasi permasalahan administrasi proses peralihan eks Tanah Kas Desa Wates menjadi asset Pemerintah Provinsi DIY sebanyak 77 Bidang. Memproses perolehan izin dari Menteri Dalam Negeri tentang penggunaan uang hasil pelepasan Tanah Kas Desa untuk Hunian Tetap (HUNTAP) di wilayah Kabupaten Sleman khususnya di wilayah sekitar Merapi.

Pelayanan Sertifikasi bagi Kepala Keluarga Rumah-Rumah Terdampak terkait dengan Erupsi Gunung api Merapi pada tahun 2010 yang mengakibatkan kawasan sekitar Merapi hancur dan tidak dapat ditempati sebagai hunian. Desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan sebagai daerah yang terkena dampak letusan, dilakukan pelayanan sertifikasi pembuatan sertifikat telah terbit 428 sertifikat dengan rincian sertifikat hangus sebanyak 42 sertifikat, sertifikat baru sejumlah 386 sertifikat.

Berdasarkan Perda Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 1985 jo. Perda Provinsi DIY Nomor 9 Tahun 2001, serta Pergub DIY Nomor 11 Tahun 2008, bahwa pemanfaatan/pengelolaan tanah kas desa harus mendapat izin tertulis dari Gubernur DIY. Berkaitan dengan hal tersebut di atas pada tahun 2011 dari target izin pengelolaan tanah kas desa sebanyak 60 keputusan, realisasi izin yang telah dikeluarkan sebanyak 70 Keputusan Gubernur (Kabupaten Sleman sebanyak 24 SK, Kabupaten Bantul sebanyak 31 SK, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 11 SK dan Kabupaten Gunungkidul sebanyak 4 SK. Dalam rangka pelaksanaan tertib administrasi dalam pelaksanaan kebijakan Gubernur DIY tentang perizinan tanah kas desa, telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap 48 Surat Keputusan Gubernur di 30 desa se-Provinsi DIY.

Dengan telah dikeluarkannya Pergub nomor 11 tahun 2008 tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa di Provinsi DIY perlu langkah-langkah dalam pengawasannya. Selain itu beberapa permasalahan yang belum terakomodir dalam Pergub nomor 11 tahun 2008 perlu dtuangkan dalam suatu peraturan yang jelas, sehingga pada tahun anggaran 2011 dilakukan Perubahan Pergub nomor 11 tahun 2008 tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa di Provinsi DIY. Hasil dari kegiatan ini ialah terselesaikannya draft Revisi Pergub tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa.

Permasalahan di bidang pertanahan yang menimbulkan sengketa, biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah untuk memperoleh kesepakatan penyelesaiannya sehingga tidak menimbulkan konflik yang mendalam, namun apabila salah satu pihak merasa tidak puas terhadap hasil keputusan penyelesaian yang telah diambil maka pihak yang merasa dirugikan akan membuat pengaduan kepada Gubernur DIY mohon difasilitasi untuk ikut menyelesaikan permasalahannya terhadap pihak-pihak yang bersengketa. Pada tahun 2011 target permasalahan tanah yang dapat ditanggapi dan diselesaikan ada 43 permasalahan yaitu :

a. Terselesaikannya permasalahan tanah kas desa sebanyak 23 permasalahan sampai dikeluarkannya surat izin Gubernur sebagai dasar untuk menyelesaikannya.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-135

b. Terfasilitasinya 2 permasalahan tanah kas desa yang perlu ditindaklanjuti dengan pengajuan pensertifikatan tanah, yakni Desa Bokoharjo, Kec. Prambanan terdiri dari 24 bidang tanah dan Tanah Kas Desa Argomulyo, Kec. Cangkringan terdiri dari 59 hilang.

c. Terfasilitasinya sengketa/pengaduan masyarakat di bidang pertanahan sebanyak 18 permasalahan.

Tabel 4.45 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pertanahan Tahun 2011

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa

kebijakan 60 68 113,33

2 Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan

draft raperda 1 1 100,00

3 Fasilitasi Pengelolaan Tanah Tanah SG dan PAG

surat kekancingan

4 4 100,00

4 Pelayanan Sertifikasi Bagi Kepala Keluarga/Rumah-rumah Terdampak

sertifikat 500 428 85,60

5 Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

kasus 40 40 100

Sumber: Biro Tapem Setda Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.46

Program/Kegiatan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah

365.574.000 100,00 82,71 100,00 95,20

1.1 Fasilitasi Pengelolaan Tanah SG dan PAG

37.678.000 100,00 100,00 100,00 100,00

1.2 Fasilitasi Pemanfaatan Tanah

27.896.000 100,00 97,42 100,00 100,00

1.3 Pelayanan Sertifikasi Bagi Kepala Keluarga/Rumah-rumah Terdampak

300.000.000 100,00 79,18 100,00 85,60 Target 500 sertifikat hanya tercapai 428 sertifikat

2 Penataan, Penguasaan, 123.600.000 100,00 99,81 100,00 104,44

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 136 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

2.1 Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa

47.200.000 100,00 99,97 100,00 113,33

2.2 Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan

50.000.000 100,00 99,79 100,00 100,00

2.3 Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan

26.400.000 100,00 99,56 100,00 100,00

3 Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

88.320.500 100,00 98,46 100,00 100,00

3.1 Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

88.320.500 100,00 98,46 100,00 100,00

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Belum adanya kepastian hak pemanfaatan tanah baik SG, PAG dan Tanah Kas Desa karena pengaturan tentang pertanahan yang masuk dalam RUUK DIY masih dalam pembahasan di DPR RI.

2. Kurang lancarnya proses pengumpulan berkas pendaftaran tanah di Desa Glagaharjo, sehingga dari target 500 sertifikat hanya tercapai 428 sertifikat sampai batas waktu yang telah ditentukan.

3. Masih banyaknya permasalahan di bidang pertanahan, belum semua permasalahan yang masuk bisa ditangani, baru 40 permasalahan yang bisa ditangani pada 2011.

4. Masih ada kasus tukar menukar Tanah Kas Desa (pelepasan) yang belum ditindaklanjuti secara administrasi, sehingga menjadi permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Desa, serta masih ditemuinya pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan peruntukan dalam permohonannya.

Solusi

1. Peningkatan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka penyelesaian permasalahan pertanahan.

2. Melakukan updating dan validasi database pertanahan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan dan pemanfaatan tanah kas desa.

3. Menyempurnakan data administrasi tanah kas desa dalam rangka mengatur tentang kepastian hukum tanah kas desa di Provinsi DIY

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-137

4. Peningkatan kualitas proses dan prosedur perizinan dengan memperhatikan peruntukan dan tata ruangnya serta melakukan monitoring lapangan secara lebih intensif.

19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI a) Kondisi Umum

Kesatuan bangsa mempunyai dua makna yaitu menunjukkan sikap kebersamaan dan menyatakan wujud yang hanya satu dan utuh, yaitu satu bangsa yang utuh atau satu wilayah yang utuh. Keberagaman atau kehidupan dalam lingkungan majemuk bersifat alami dan merupakan sumber kekayaan budaya bangsa. Dalam kehidupan masyarakat yang serba majemuk, berbagai perbedaan yang ada seperti suku, agama, ras atau antar golongan, merupakan realita yang harus di dayagunakan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju cita-cita nasional kita adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Provinsi DIY selama ini menjadi tempat yang terbuka dan ramah bagi semua orang. Kondisi yang demikian semakin mengukuhkan atribut Provinsi DIY sebagai perwujudan dari Indonesia Mini, tempat orang dari berbagai suku dan etnis dapat tinggal bersama dalam interaksi yang nyaman dalam semangat persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa. Namun demikian apabila tidak dikelola dengan bijak, heterogenitas masyarakat tersebut. menyimpan berbagai potensi konflik sosial terutama konflik yang bernuansa agama, konflik antar suku, konflik antar golongan, konflik antar pengikut partai, konflik antara kebijakan pemerintah daerah dengan keinginan sebagian masyarakat dan lain sebagainya. Potensi konflik bisa dilihat dari aksi unjuk rasa yang terjadi sepanjang di wilayah DIY sepanjang tahun 2011 dimana terjadi 139 kali aksi unjuk rasa yang terdiri dari permasalahan sosial ekonomi 70 kali, idiologi politik 60 kali, SARA (khusus) 9 kali. Aksi unjuk rasa tersebut antara lain terjadi di kantor Gubernur, gedung DPRD, perempatan Tugu, perempatan kantor Pos besar, serta Bundaran UGM.

Selain pembinaan kesatuan bangsa, Pemerintah Provinsi DIY juga melaksanakan pembinaan politik baik kepada masyarakat maupun kepada partai politik dan melaksanakan perlindungan masyarakat. Upaya Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dilakukan melalui pelatihan, pembinaan dan rekrutmen anggota baru SAR Linmas serta melengkapi sarpras pendukung tugas. Pengembangan wawasan kebangsaan antara lain dilaksanakan melalui Fasilitasi Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa (IKPM), Kemah Bakti Pemuda Pembauran Kebangsaan, Kerjasama/kebersamaan antar pelajar, Fasilitasi Kerjasama Dengan Satuan Menwa, Ormas, Lembaga Nirlaba lainnya. Melalui Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan masyarakat hal penting yang dilakukan salah satunya adalah Pengawasan dan Pemantauan Kegiatan Orang Asing di wilayah DIY.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 138 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Kamtibmas di Provinsi DIY di tahun 2011 cukup kondusif. Gangguan kamtibmas dan kerawanan sosial yang terjadi di wilayah Provinsi DIY cenderung mengalami penurunan. Dari laporan Satuan Koordinasi Pengumpulan Data Situasi Daerah (SATKORPULSIDA) kasus curanmor roda dua hingga saat ini masih merupakan kasus yang paling menonjol, disusul oleh kasus penipuan dan kasus pencurian dengan pemberatan. Peringkat tiga besar kasus gangguan kamtibmas tersebut jumlahnya cukup besar sehingga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat.

Peredaran narkoba dan minuman keras harus mendapat penanganan dan pengawasan dengan baik karena bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya tindak anarkis dan kejahatan di kalangan pelajar dan mahasiswa yang pada akhirnya akan memberikan sumbangan negatif bagi citra Provinsi DIY.

Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Provinsi DIY dilakukan dengan pendekatan preemptif, preventif, persuasif dan represif. Pendekatan preemptif, preventif dan persuasif lebih diutamakan daripada pendekatan represif. Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dengan sosialisasi, pemantauan, operasi non yustisi dan operasi yustisi. Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menjadi target, disosialisasikan kepada masyarakat, selanjutnya dipantau apakah masyarakat sudah memahami dan menaati Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangantersebut. Dari hasil pemantauan dapat diketahui tingkat kesadaran masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan dikenakan operasi non yustisi, yaitu diberikan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Selanjutnya perlakuan terhadap pelanggar peraturan perundang-undangan ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu bagi masyarakat yang melanggar peraturan perundang-undangan diproses secara hukum.

Tabel 4.47 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 1 Anggota Polisi Pamong Praja yang

mengikuti pendidikan wajib/Diksar

Orang 60 80 90 112,50

2 Jumlah operasi Penegakan Perda Operasi 24 30 60 200,00

3 Terselenggaranya Operasi P4GN Dalam Rangka Hari Anti Narkoba

Operasi 3 3 3 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-139

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 4 Penyelenggaraan Pengendalian

Ketentraman Dan Ketertiban Umum

Operasi 228 168 168 100,00

5 Operasi dan sosialisasi Gepeng dan Anjal

Operasi 2 2 2 100,00

6 Patroli Pengamanan Aset milik Pemerintah Provinsi DIY

Operasi 168 186 289 155,00

7 Pengamanan Dan Pengendalian Huru-hara/unjuk Rasa/kerusuhan

Operasi 40 66 147 222,73

8 Pengamanan Dan Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur Dan Tamu Daerah

Operasi 180 180 171 95,00

Sumber: Bakesbanglinmas Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.48 Program/Kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan

3.326.489.325 100,00 97,72 100,00 100,00

1.1 Pelatihan SAR Linmas Provinsi DIY

31.016.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.2 Fasilitasi Pembinaan Pembekalan Anggota Satuan Linmas

37.607.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.3 Fasilitasi Validasi Anggota Satuan Linmas

33.840.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Pemberdayaan Potensi SAR Linmas

1.959.160.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.5 Fasilitasi Rekruitmen Anggota Baru SAR Linmas

13.939.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.6 Pengadaan Sarpras Operasional SAR Linmas Provinsi DIY

476.000.000 100,00 87,79 100,00 100,00 Sisa lelang

1.7 Pendirian Pos Kamling di Lokasi Shelter

100.000.000 100,00 97,78 100,00 100,00 -

1.8 Fasilitasi Dan Koordinasi Penanganan Gepeng Dan Anjal

19.999.435 100,00 97,15 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 140 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1.9 Fasilitasi Pengamanan Asset Dan Pemberdayaan Mitra Kerja Bidang Pengamanan Dan Pengawalan

288.500.000 100,00 95,62 100,00 100,00 -

1.10 Fasilitasi Satuan Koordinasi Pengumpulan Data Situasi Daerah ( S A T K O R P U L S I D A )

35.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.11 Pengamanan Dan Pengendalian Huru-hara/ Unjuk Rasa/ Kerusuhan

73.680.000 100,00 96,96 100,00 100,00 -

1.12 Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pol PP Se-Provinsi DIY

28.432.000 100,00 77,35 100,00 100,00 Sisa anggaran dikarenakan penyelenggaraan yang semula direncanakan secara regional dilaksanakan secara lokal.

1.13 Penyelenggaraan Pengendalian Ketentraman Dan Ketertiban Umum

175.000.000 100,00 99,74 100,00 100,00 -

1.14 Peningkatan Motivasi Kerja Pol PP

34.315.520 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.15 Pemantauan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan

19.999.870 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2 Program Pemeliharaan Kantramtibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal

241.197.700 100,00 96,52 100,00 100,00

2.1 Operasi Non Yustisi 87.734.450 100,00 93,55 100,00 100,00 - 2.2 Operasi Yustisi 49.998.750 100,00 96,18 100,00 100,00 - 2.3 Penyuluhan Kepada

Masyarakat Di Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan

29.999.900 100,00 99,37 100,00 100,00 -

2.4 Pembinaan Phisik Bagi Pol PP

44.597.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.5 Penyusunan Pergub Tentang Pedoman Operasional Penegakan Peraturan Perundang-undangan

28.866.800 100,00 97,76 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit

276.818.175 100,00 96,08 100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-141

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Masyarakat (PEKAT) 3.1 Penyuluhan Pencegahan

Pengedaran/ Penggunaan Minuman Keras Dan Narkoba

27.833.275 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.2 Fasilitasi Pelaksanaan P 4 G N

225.676.900 100,00 95,67 100,00 100,00 -

3.3 Rakornas/ Rakernis B N N , Raker B N P / B N K Se Provinsi D I Y

23.308.000 100,00 95,37 100,00 100,00 -

4 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

155.646.900 100,00 99,34 100,00 100,00

4.1 Fasilitasi Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa (IKPM)

15.222.350 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.2 Kemah Bakti Pemuda Pembauran Kebangsaan

42.205.250 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.3 Fasilitasi Kerjasama Dengan Satuan Menwa, Ormas, Lembaga Nirlaba lainnya

10.172.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.4 Dialog Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

18.047.300 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.5 Peningkatan Persatuan dan Kesatuan Bangsa di KRB

70.000.000 100,00 98,52 100,00 100,00 -

5 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

142.965.150 100,00 99,89 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi FPK (Forum Pembauran Kebangsaan)

50.123.350 100,00 99,80 100,00 100,00 -

5.2 Koordinasi Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB)

55.910.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

5.3 Pemberdayaan Parpol 36.931.800 100,00 99,86 100,00 100,00 - 6 Program Pendidikan

Politik Masyarakat 74.206.600 100,00 99,26 100,00 100,00

6.1 Forum Kemitraan Rapat Kerja Antara Ormas/Orpol dan Pemerintah di Daerah

53.015.000 100,00 99,72 100,00 100,00 -

6.2 Fasilitasi Rekomendasi Perijinan

10.387.350 100,00 100,00 100,00 100,00 -

6.3 Pelatihan Pengarusutamaan Gender

10.804.250 100,00 96,30 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 142 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

bagi Ormas 7 Program Pencegahan Dini

Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

1.586.063.540 100,00 99,42 100,00 100,00

7.1 Operasional PUSDALOPS Penanggulangan Bencana

34.093.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.2 Fasilitasi Operasional Tim Reaksi Cepat PB

39.566.800 100,00 99,92 100,00 100,00 -

7.3 Penyiapan Operasional BPBD

19.255.400 100,00 99,95 100,00 100,00 -

7.4 Dukungan Operasional PUSDALOPS PB

78.669.900 100,00 99,92 100,00 100,00 -

7.5 Fasilitasi Sekretariat Posko Penanganan Bencana Gunung Merapi Pasca Tanggap Darurat

124.311.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.6 Konsolidasi Komunitas Peduli Bencana

20.000.000 100,00 99,75 100,00 100,00 -

7.7 Fasilitasi Komunitas Peduli Bencana

34.000.000 100,00 94,30 100,00 100,00 -

7.8 Pengurangan Resiko Bencana Bagi Warga di KRB

82.273.700 100,00 99,77 100,00 100,00 -

7.9 Aktivasi Posko 21.800.000 100,00 98,30 100,00 100,00 - 7.10 Operasional PUSDALOPS

Penanggulangan Bencaba 110.998.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.11 Pelatihan Penanggulangan Bahaya Kebakaran

49.064.230 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.12 Pelatihan Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana

23.011.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.13 Sarasehan Kesiapsiagaan Peningkatan Dini Dalam Mengantisipasi Terjadinya Bencana Dalam Masyarakat

29.162.150 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.14 Pelatihan Pembentukan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana Tahun 2011

19.290.040 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.15 Penyusunan Protap Tanggap Darurat

28.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.16 Fasilitasi Koordinasi Komponen Peanggulangan Bencana

50.768.460 100,00 100,00 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-143

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

7.17 Fasilitasi Operasional Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana

76.209.060 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.18 Pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.19 Penyiapan Operasional BPBD

30.744.600 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.20 Dukungan Operasional PUSDALOP PB

154.430.100 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.21 Evaluasi Penyusunan Rencana Kontinjensi Penanggulangan Bencana

36.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.22 Fasilitasi Sekretariat POSKO Penanggulangan Bencana Gunung Merapi Pasca Tanggap Darurat

2.689.000 100,00 0,00 100,00 100,00 Dana 2689000 merupakan sisa dari kantor lama (Kesbanglimas) kegiatan sudah dilaksanakan oleh kesbanglimas

7.23 Penyusunan Basis Data Penduduk Di Shelter

30.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.24 Pengurangan Resiko Bencana Bagi Warga di Korban Bencana

457.726.300 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.25 Aktivasi POSKO 8.200.000 100,00 100,00 100,00 100,00 8 Program Kewaspadaan

Dini dan Pembinaan Masyarakat

246.160.170 100,00 99,92 100,00 100,00

8.1 Fasilitasi Kegiatan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

48.195.350 100,00 99,79 100,00 100,00 -

8.2 Fasilitasi Kegiatan KOMINDA

133.650.770 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.3 Peningkatan Bela Negara Bagi Ormas/ LSM/ Orpol

12.009.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.4 Dialog Antar Umat Beragama/Forum Umat Beriman

13.426.150 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.5 Koordinasi Pengawasan dan Pemantauan Kegiatan Orang Asing

38.878.000 100,00 99,74 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 144 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Dinamika kehidupan dan mobilitas kegiatan orang asing pemegang KITAS/KITAP yang cukup tinggi dan komplek dengan segala aktivitasnya yang tidak hanya berada di DIY, tetapi mobilitas mereka sampai di luar Yogyakarta tidak selalu dapat terpantau

2. Belum adanya keterpaduan antar daerah dalam rangka melakukan koordinasi dan saling tukar menukar informasi yang didapatkan yang berkaitan dengan aktivitas, kegiatan dan keberadaan orang asing didaerahnya masing-masing.

3. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh warga negara asing pemegang surat pemberitahuan penelitian dari Kementerian Dalam negeri tidak seluruhnya melaporkan pelaksanaan kegiatan penelitian di DIY, oleh karena itu pemantauan kegiatan penelitian oleh orang asing di daerah tidak seluruhnya dapat terpantau.

4. Data orang asing pemegang visa kunjungan singkat seperti kunjungan wisata ke Yogyakarta dengan pintu masuk tidak melalui Yogyakarta sulit di peroleh data yang akurat karena keberadaan mereka hanya tercatat di hotel tempat menginap, sedangkan pihak hotel tidak melaporkan data tersebut kepada instansi resmi pemerintah

5. DIY belum memiliki tempat penampungan imigran atau yang dikenal dengan Rumah Detekti Imigran (Rudenim) sehingga ketika terjadi ada imigran ilegal yang tertangkap akan mengalami kesulitan untuk penempatannya.

6. Masih kurangnya sosialisasi peraturan perundangan yang terkait dengan penanganan dan penyelesaian imigran ilegal.

7. Kasus pencurian kendaraan bermotor masih merupakan kasus yang menonjol. Banyak hal yang memicu terjadinya tindak kriminal diantaranya tekanan ekonomi, semakin berkembangnya modus kejahatan dan kontrol sosial yang semakin rendah menjadikan kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas dan kerawanan sosial.

8. Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundangan lainnya diperlukan peningkatan pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

9. Terdapat Perda Provinsi yang perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan karena tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini khususnya yang menyangkut sanksi pidana dan besaran denda.

10. Permasalahan perbatasan dalam bidang penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, perjudian, dan miras.

Solusi

1. Koordinasi dan tukar menukar informasi tentang aktivitas kegiatan dan keberadaan orang asing baik dengan instansi terkait di dalam satu daerah maupun antar daerah sehingga dapat saling melengkapi

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-145

2. Pemantauan dan Pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan dan pemantauan terhadap orang asing yang memiliki ijin tinggal tetap serta kunjungan diplomat/VIP/VVIP

3. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan imigran ilegal

4. Bekerja sama dengan Badan Internasional yaitu Internazation For Migration(IOM) untuk membantu dalam penyelesaian kasus imigran ilegal tersebut

5. Menggiatkan kembali penerangan/sosialisasi terhadap warga di daerah pantai agar mau dan mampu pemerintah dalam penanganan imigran ilegal

6. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten perlu menyediakan tempat penampungan sementara para imigran agar tidak terlantar.

7. Meningkatkan sinergitas antara unsur Kepolisian RI, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DIY, dan unsur terkait lainnya dalam mengatasi tindakan kriminal.

8. Perlunya peningkatan koordinasi dan dilaksanakannya bimtek, coaching clinic, diklat PPNS.

9. Pencermatan dan pengkajian ulang Perda tingkat Provinsi yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.

10. Koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.

20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN

DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN A. Otonomi Daerah a) Kondisi Umum

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 146 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Implementasi PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota pada urusan pendidikan mengamanatkan adanya perubahan fokus unsur penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) yang semula dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dalam pasal 22 ayat (3) disebutkan bahwa Pemerintah kabupaten/kota menyerahkan SMP, SMA dan SMK yang bertaraf internasional dan yang disiapkan untuk dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional kepada pemerintah provinsi.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 urusan Bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi DIY, telah dilaksanakan pengalihan pengelolaan penyelenggaraan Sekolah RSBI dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunungkidul kepada Pemerintah Provinsi DIY, pada tanggal 8 Maret 2010. Hasil evaluasi penyelenggaraan Sekolah RSBI, diperoleh hasil bahwa kondisi sekolah RSBI di Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul masih perlu ditingkatkan untuk dapat memenuhi standarisasi yang telah ditentukan. Pemerintah Provinsi DIY menyiapkan program/kegiatan untuk pengembangan/peningkatan kualitas RSBI di Kabupaten Kulon Progo maupun Gunungkidul. Terkait dengan pengalihan pengelolaan RSBI, Pemerintah Kabupaten/Kota pada prinsipnya tidak keberatan menyerahkan pengalihan Personil, Peralatan, Pembiayaan dan Dokumen (P3D) penyelenggaraan RSBI kepada Gubernur.

Penanganan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera yang terjadi selama ini terdapat duplikasi peran dengan instansi vertikal yaitu Kantor Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY. Berpedoman pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pasal 54 bahwa Pemerintah Daerah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) di tingkat Provinsi dan kabupaten/kota. Kondisi saat ini BKKBD di Provinsi DIY belum terbentuk, idealnya apabila BKKBD dapat dibentuk tidak diperlukan lagi adanya Kantor Perwakilan BKKBN di Daerah. Berkaitan dengan duplikasi peran ini, telah dilakukan review terhadap Pergub DIY Nomor 59 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi BPPM Provinsi DIY.

Dalam upaya penerapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) telah tersusun Kebijakan Penerapan NSPK Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi DIY untuk bidang Arsip, Pariwisata dan bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Selanjutnya melalui program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dilaksanakan fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Perlombaan Desa/Kelurahan. Fasilitasi dan koordinasi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja aparat pemerintah desa, menerangkan kebijakan penyelenggaraan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-147

pemerintahan desa dan sebagai wadah untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan sebagai forum konsultasi pemerintah kabupaten/kota atau desa dan provinsi. Terkait dengan terjadi bencana erupsi Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu diselenggarakan Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Wilayah Bencana Merapi. Fasilitasi dan koordinasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja aparat pemerintahan desa di daerah yang terkena erupsi merapi, menerangkan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Daerah yang terkena bencana erupsi merapi dan sebagai Forum komunikasi sebagai wadah untuk memfasilitasi kebutuhan warga.

Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan di Provinsi DIY untuk tingkat kecamatan dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sedangkan untuk tingkat kabupaten pada bulan April s/d Mei 2011 dan tingkat provinsi pada bulan Mei s/d Juni 2011. Hasil penilaian Perlombaan Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi DIY diperoleh hasil sebagai berikut:

(1) Juara I Desa, desa Ponjong, Kec.Ponjong Kab. GunungKidul, Juara II Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kab. Sleman, Juara III Desa Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul dan Juara IV Desa Jatirejo Kec. Lendah, Kab. Kulon Progo.

(2) Juara I Kelurahan , Kelurahan Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta dan Jura II Kelurahan Pringgokusuman, Kec. Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.

Dalam Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kab. GunungKidul berhasil meraih Juara III Tingkat Nasional.

Tabel 4.49 Indikator dan Capaian Kinerja Otonomi Daerah Tahun 2011

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Kesepakatan 2 2 100,00

2 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Kesepakatan 4 4 100,00

3 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D

Bidang 3 3 100,00

4 Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Draf kebijakan

1 1 100,00

5 Fasilitasi Penerapan NSPK Dokumen 1 1 100,00

6 Kajian Pengembangan Otda Laporan 1 1 100,00 Sumber: Biro Tapem Setda Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 148 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Substansi PP 38 Tahun 2007 belum implementatif masih menimbulkan multitafsir karena bahasa antara bidang urusan satu dengan bidang yang lain berbeda-beda ada yang menggunakan bahasa program dan ada yang menggunakan bahasa kegiatan. Juklak dan juknis yang dikeluarkan oleh sektor atau kementerian masih ada yang tidak sinkron dengan PP 38 Tahun 2007 sehingga menimbulkan multitafsir dalam implementasinya. Petunjuk operasional PP 38 Tahun 2007 seperti NSPK dan SPM sangat terlambat keluarnya, bila ada/telah keluar tidak disosialisasikan ke daerah-daerah.

2. Duplikasi peran dengan instansi vertikal (Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi DIY), ketidakjelasan peran, tugas dan fungsi dari BPPM Provinsi DIY dalam pelaksanaan program KB dan KS, karena kegiatan yang seharusnya menjadi kewenangan Provinsi DIY sebagian besar telah dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi DIY.

3. Berpedoman pada Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 54 bahwa Pemerintah Daerah membentuk BKKBD di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, kondisi saat ini BKKBD di Provinsi DIY belum terbentuk.

4. Indikator dan subindikator penilaian perlombaan desa yang kurang representatif. Poin utama perlombaan desa pada dasarnya adalah bidang pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan keluarga. Namun skor penilaian penilaian dari bidang tersebut hanya sebesar 25.

5. Aplikasi komputer pendukung dalam rangka penilaian lomba desa dan kelurahan tingkat nasional belum berfungsi secara maksimal.

Solusi 1. Langkah yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi DIY untuk mengoptimalkan

penyelenggaraan urusan sesuai PP 38 Tahun 2007, adalah dengan menetapkan Perda Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Provinsi DIY pada tanggal 20 Desember 2007. Dan untuk optimalisasi penyelenggaraan Perda di Provinsi DIY, telah ditetapkan:

Pergub Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penambahan Rincian Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi kewenangan Provinsi DIY.

Pergub Nomor 12 Tahun 2011 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi yang mempunyai Redaksi Sama dengan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota.

Sedangkan terkait dengan NSPK sebagaimana disebutkan dalam pasal 10 PP Nomor 38 Tahun 2007, apabila Menteri/Kepala Lembaga Pemerintahan Non-departemen belum menetapkan NSPK urusan wajib dan pilihan lebih dari 2 tahun terhitung sejak dikeluarkannya PP Nomor 38 Tahun 2007, maka pemerintah daerah

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-149

dapat langsung menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan sampai ditetapkannya NSPK. Sehubungan dengan hal tersebut, sejak tahun 2010 Provinsi DIY sudah mulai menginventarisasi NSPK melalui kegiatan fasilitasi penerapan NSPK. Kepentingan daerah untuk mengetahui perkembangan NSPK adalah dalam rangka mengukur dan memonitor apakah urusan wajib maupun pilihan telah dilaksanakan oleh SKPD terkait. Dalam optimalisasi penerapan NSPK ke daerah, Pemerintah Pusat seharusnya melakukan sosialisasi secara intensif ke daerah. Selama ini Pemerintah Provinsi DIY telah berusaha secara optimal untuk memfasilitasi penerapan NSPK di setiap SKPD sesuai bidang urusannya.

2. Menata ulang tugas pokok fungsi bidang KB pada kelembagaan BPPM. 3. Meningkatkan koordinasi dengan BKKBN Provinsi DIY. 4. Menunggu revisi Pemendagri Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pedoman Perlombaan

Desa dan Kelurahan. Revisi tersebut diharapkan mengakomodasi pengembangan system penilaian sesuai dinamika pembangunan dan masyarakat yang merupakan faktor pendukukung dalam penilaian.

5. Perlu adanya pembenahan aplikasi dan sistem komputer yang ada agar data dari Provinsi dalam rangka lomba desa dan kelurahan dapat terkirim secara on line.

B. Pemerintahan Umum

1) Tata Pemerintahan a) Kondisi Umum Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah diharapkan mampu mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan Provinsi DIY adalah pemerintahan di daerah yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip otonomi dan desentralisasi. Prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan melalui proses demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai salah satu ujung tombak pembangunan. Fasilitasi Pengawalan Pembahasan RUUK DIY yang sudah dilaksanakan selama beberapa tahun seiring dengan berlarut-larutnya pembahasan RUUK merupakan upaya untuk mewujudkan aspirasi rakyat. Sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR RI, pembahasan RUUK DIY menjadi salah satu prioritas dalam salah satu agenda Prolegnas tahun 2011. Pembahasan RUUK DIY pada rencananya selesai paling lambat bulan Juli 2011. Sampai pada bulan Oktober 2011, Komisi II DPR RI baru memulai pembahasan umum mengenai pengisian jabatan Kepala Daerah/Wakil KepalaDaerah dan belum memasuki pembahasan pasal demi pasal. Langkah-langkah yang diambil sebagai upaya percepatan pembahasan adalah menyusun kajian masalah dalam Daftar Inventarisasi Masalah RUUK DIY, menghadiri

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 150 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

rapat/sidang pembahasan RUU DIY di DPR RI serta membentuk Tim Asistensi Daerah Pembahasan RUU Keistimewaan DIY.

Penyelesaian masalah perbatasan seringkali merupakan masalah pelik yang tidak dapat segera diselesaikan. Melalui Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah telah dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1) Pemeliharaan dan Penggantian Pilar Batas antara DIY dan Jateng Kegiatan pemeliharaan dan penggantian pilar batas antara DIY dan Jateng tahun 2011 berupa penambahan Pilar Perapatan Tipe D sebanyak 10 pilar telah dilaksanakan di perbatasan Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Klaten. Berikutnya kegiatan pemeliharaan pilar batas DIY dan Jateng yang rusak pada tahun 2011, dilaksanakan di wilayah perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Gunungkidul mempunyai panjang garis batas sejauh lebih kurang 94 Km dengan topografi wilayah yang berbukit-bukit dan berkelok-kelok. Jumlah pilar yang tercatat dalam Permendagri No. 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dan Jawa Tengah di wilayah Kabupaten Gunungkidul hanya 99 pilar, sehingga bila dirata-rata jarak antar pilar kurang dari 1 Km. Kondisi ini rentan sekali menimbulkan overlap penentuan batas DIY-Jawa Tengah di wilayah Kabupaten Gunungkidul, terutama pada daerah-daerah perbatasan yang mempunyai kegiatan ekonomi cukup aktif.

2) Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana perbatasan tahun 2011 difokuskan pada pemugaran/rehabilitasi gapura batas antara Provinsi DIY dengan Jawa Tengah yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo dengan Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Sesuai dengan kesepakatan, Pemerintah Provinsi DIY berkewajiban memugar dan memelihara gapura pada sisi utara jalan, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkewajiban memugar dan memelihara gapura pada sisi selatan jalan.

3) Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah Kegiatan fasilitasi dan koordinasi penegasan batas daerah tahun 2011 merupakan tindak lanjut dari surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur DIY No. 136/1983/PUM perihal Batas daerah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang intinya berisi putusan bahwa blok Tambakraman, Tambakbayan dan Santan yang menjadi sengketa Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul masuk dalam cakupan wilayah Kabupaten Sleman. Selanjutnya, untuk menjamin tertib administrasi wilayah dan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan akan diterbitkan Permendagri tentang Batas Daerah Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Sleman. Sebagai syarat penerbitan Permendagri ini, perlu diadakan pemasangan pilar dan penentuan titik koordinat pada ketiga blok yang menjadi sengketa tersebut.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-151

4) Penyusunan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan berisi beberapa informasi penting seperti kode wilayah administrasi, nama kecamatan, alamat kecamatan, nama camat dan nomor kontak yang bisa dihubungi, nama kelurahan/desa, alamat kelurahan/desa, nama lurah dan nomor kontak yang bisa dihubungi, nama pedukuhan, luas wilayah (per kecamatan dan per kelurahan/desa), serta jumlah penduduk (per kecamatan dan per kelurahan/desa). Tujuan dibuatnya laporan kode dan data wilayah administrasi pemerintahan ini adalah untuk memberikan informasi kepada instansi pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan kebutuhan data dan informasi administrasi pemerintahan.

5) Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan antar Daerah Upaya penyelesaian permasalahan perbatasan perlu dilakukan dengan mengedepankan upaya kerjasama antar daerah sebagaimana diatur dalam PP No. 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama antar Daerah, dan Kerjasama antar Desa sebagaimana diatur dalam PP No. 72 Tahun 2007. Kerjasama antar daerah di Provinsi DIY terkait dengan penyelesaian masalah perbatasan dapat dilihat pada kasus penegasan batas antara Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul di wilayah Sungai Progo. Selama ini persepsi Kabupaten Bantul adalah wilayah yang berada di timur sungai masuk wilayah administrasi Kabupaten Bantul dan yang berada di sisi sebelah barat sungai masuk wilayah administrasi Kabupaten Kulon Progo. Namun persepsi tersebut ternyata keliru karena yang digunakan adalah as pinggiran sungai. Masalah penegasan batas ini dapat diselesaikan dengan baik oleh warga yang bermukim di sekitar Sungai Progo dengan melakukan penghijauan di pinggiran sungai dengan difasilitasi secara bersama oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul. Penghijauan yang dilakukan tersebut sekaligus menjadi batas daerah antara Kabupaten Kulon Progo dan Bantul.

6) Fasilitasi dan Koordinasi Mitra Praja Utama Berdasarkan konsep perencanaan saat pendirian Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU), dirumuskan Visi “meningkatakan kerjasama di bidang Ekonomi, kualiatas Sumber Daya Manusia dan kualitas Tenaga Kerja”. Forum ini bertujuan untuk mensinergikan potensi SDA, peluang ekonomi, SDM antar daerah dan potensi antar daerah serta memecahkan masalah penting antar daerah.

7) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan APPSI Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) adalah wadah bagi Gubernur seluruh Indonesia untuk melakukan rapat koordinasi dan konsultasi pembahasan beberapa permasalahan bangsa yang strategis dan permasalahan yang krusial. Bagi Pemerintah Provinsi DIY, kehadiran dalam forum APPSI memberi manfaat : 1) terjalinnya komunikasi antara Pemerintah Provinsi DIY dengan anggota APPSI lainnya; 2) adanya koordinasi dan kerjasama anggota APPSI untuk mengatasi permasalahan strategis dan krusial lintas provinsi; serta 3) mempromosikan potensi dan unggulan daerah Provinsi DIY pada acara Munas APPSI sehingga tercipta peluang kerjasama.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 152 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

8) Inventarisasi dan Pemeliharaan Pilar Batas Jateng-DIY yang Hilang/Rusak akibat Bencana Merapi Sebagai upaya penegasan batas daerah, pada tahun 2011 diadakan kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan pilar batas Jateng-DIY yang hilang/rusak akibat bencana Merapi. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemasangan kembali 17 pilar yang hilang/rusak, terutama pada daerah-daerah dalam radius 10 Km dari puncak Merapi.

9) Pembuatan Batas-batas Wilayah Kecamatan dan Desa Pada Tahun 2011 pemasangan pilar perapatan ini difokuskan pada sepanjang Sungai Krasak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Pertimbangannya adalah bahwa Sungai Krasak juga terkena dampak erupsi Gunung Merapi berupa banjir lahar dingin, sehingga aktivitas tersebut dikhawatirkan akan merubah bentuk aliran sungai. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan penegasan batas wilayah untuk mengantisipasi terjadinya sengketa lahan, seperti timbulnya tanah baru (wedi kengser) di satu wilayah dan berkurangnya lahan tanah di wilayah lainnya.

Selanjutnya melalui Program Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain terkait dengan PAW Anggota DPRD, Fasilitasi Pemilihan, Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Daerah, Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Fasilitasi dan Koordinasi Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu (PAW). Untuk Tahun 2011 telah memfasilitasi proses 5 PAW anggota DPRD dari Kabupaten Bantul 2 orang, Kabupaten Kulon Progo 2 orang dan Gunungkidul, 1 orang, dengan alasan PAW karena meninggal dunia dan usulan PAW dari Partai Politik , telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur DIY.

2) Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pembahasan RUUK DIY yang masih berlarut-larut, berkepanjangan dan belum dapat diselesaikan oleh DPR hingga saat ini, menyebabkan sosialisasi UUK belum dapat dilaksanakan pada tahun anggaran 2011.

3) Fasilitasi Pemilihan, Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Daerah. Proses Pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2011 di Provinsi DIY terdapat di Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta. KPUD di masing-masing daerah tersebut telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Pilkada sesuai denga jadwal yang telah ditetapkan.

4) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pembahasan RUUK DIY yang sampai saat ini masih belum final berdampak pula pada pengangkatan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Sejak tahun 2008, masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY tidak pernah utuh selama 5 tahun sebagaimana provinsi-provinsi lainnya. Keputusan Presiden No. 179/M Tahun 2003 tanggal 8 Oktober 2008 hanya mengangkat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam IX

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-153

sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY selama 3 tahun, terhitung sejak tanggal 9 Oktober 2008 sampai dengan 9 Oktober 2011. Perpanjangan jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY selanjutnya diberikan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 9 Oktober 2011 sampai dengan 9 Oktober 2012 berdasarkan Keputusan Presiden No. 55/P Tahun 2011.

5) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Tersusunnya 1 laporan LPPD Provinsi DIY tahun 2010 dan dikirim kepada Presiden melalui Mendagri tanggal 30 Maret 2011.

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. RUUK DIY sampai saat ini masih dalam proses pembahasan oleh Panja RUUK DIY Komisi II DPR RI, yang memasuki masa sidang perpanjangan ke II periode Januari 2012–April 2012, sehingga target kinerja tahun 2011 berupa 1 Undang-undang tentang Keistimewaan Yogyakarta belum dapat terealisasi.

2. Dengan belum selesainya pembahasan RUUK DIY maka kegiatan sosialiasi peraturan penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan target kinerja sosialisasi terhadap 100 orang belum dapat dilaksanakan.

Solusi

1. Pemerintah Provinsi DIY melalui Tim Asistensi Daerah Pembahasan RUUK DIY yang dibentuk dengan SK Gubernur DIY tetap perlu mengawal, memantau, dan mendorong perkembangan pembahasan RUUK DIY di Komisi II DPR-RI tahun 2012.

2. Kegiatan sosialiasi peraturan penyelenggaraan pemerintah daerah perlu dianggarkan kembali pada tahun 2012, dengan harapan draft RUUK DIY dapat segera disepakati dan disahkan.

2) Biro Organisasi a) Kondisi Umum

Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka merespon tuntutan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan mewujudkan sasaran grand design dan road map reformasi birokrasi, telah melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan yang menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses reformasi birokrasi secara signifikan. Pada tahun 2011 telah dilaksanakan program peningkatan kapasitas kelembagaan dengan kegiatan antara lain sebagai berikut:

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 154 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

1. Asistensi Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)/Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)/Rencana Kinerja Tahunan (RKT)/Perjanjian Kinerja (PK) Instansi. Berdasarkan Surat Edaran dari Kementerian PAN dan RB tanggal 15 Desember 2009 Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja, Gubernur harus menyampaikan LAKIP Pemerintah Daerah/Gubernur paling lambat 31 Maret pada tahun berikutnya untuk setiap tahun anggaran. Dalam penyusunan LAKIP Gubernur dimaksud diperlukan data kinerja dari semua SOPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY yang disajikan dalam bentuk LAKIP SOPD. Dalam rangka penyusunan LAKIP SOPD tersebut, pada tahun 2011 telah dilakukan kegiatan Asistensi Penyusunan Renstra/LAKIP/RKT/PK Instansi. Kegiatan tersebut berupa pendampingan kepada penyusun LAKIP dan penyusun RKT/PK SOPD agar LAKIP SOPD disusun sesuai dengan acuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan MENPAN dan RB Nomor 29 tahun 2010 yang secara substansi mengalami perubahan khususnya dalam penyusunan RKT/PK dan pengukuran kinerja.

2. Melakukan Evaluasi dan Penyusunan Standar Pelayanan Publik terhadap perangkat daerah yang menyelenggarakan pelayanan langsung kepada masyarakat. Hasil penyusunan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Gubernur DIY Nomor 36 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Perizinan Terpadu di Gerai Pelayanan Perijinan terpadu (sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).

3. Melaksanakan kegiatan Pendampingan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Internal SKPD. Mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan Permendagri Nomor 52 Tahun 2011 tentang SOP di lingkungan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

4. Melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Pelayanan Pada Unit Pelayanan Publik melalui survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan menggunakan instrumen sebagaimana diatur dalam Keputusan MENPAN Nomor 25 Tahun 2004.

5. Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Permendagri Nomor 59 tahun 2007 telah disusun Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2011 tentang Standar Belanja. Di samping penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB), sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 tahun 2009 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas telah ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas.

5. Menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 25 tahun 2011 tentang Standar Harga Barang dan Jasa.

6. Melaksanakan Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara atau Forkompanda dalam rangka sinergitas program pendayagunaan aparatur negara antara provinsi dengan kabupaten/kota.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-155

7. Dari kegiatan Fasilitasi Evaluasi Kelembagaan Kabupaten/Kota telah diterbitkan beberapa Keputusan Gubernur tentang Hasil Fasilitasi Raperda Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.

8. Melaksanakan Monitoring Dan Evaluasi Budaya Pemerintahan yang diterapakan di Pemerintah Provinsi DIY dan Fasilitasi Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Pemerintahan. Fasilitasi yang dilaksanakan guna mendukung peningkatan pemahaman PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY terhadap budaya pemerintahan SATRIYA.

9. Melaksanakan kegiatan Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah terkait dengan terbitnya berbagai peraturan perundangan mengenai organisasi perangkat daerah yang menyebabkan OPD perlu disesuaikan. Hasil kajian kelembagaan terhadap 33 SKPD Pemerintah Provinsi DIY yang meliputi 13 dinas, 13 lembaga teknis daerah, 7 biro, dan 1 setwan menghasilkan rekomendasi bahwa peraturan daerah terkait dengan organisasi perangkat daerah yang ada sekarang perlu diubah.

10. Di Provinsi DIY diiidentifikasi terdapat lebih dari 30 Lembaga Non Struktural (LNS) yang telah dibentuk. Berkaitan dengan telah dilaksanakan kegiatan Evaluasi Kinerja LNS. Keberadaan lembaga non struktural ini penting untuk dievaluasi karena dari hasil inventarisasi dan pencermatan yang dilakukan dengan desk bersama SKPD terdapat beberapa LNS yang tidak efektif dan tumpang tindih dengan lembaga struktural yang ada.

11. Melakukan pengkajian sejauhmana efisiensi dan efektifitas SKPD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Hasil kegiatan tersebut menghasilkan suatu kesimpulan bahwa rumusan tugas dan fungsi SKPD yang sudah diatur dengan peraturan gubernur dalam implementasinya masih terdapat hal-hal yang masih tumpang tindih. Disamping itu adanya kebijakan baru dan peraturan perundang-undangan yang berubah maka rincian tugas dan fungsi SKPD perlu ditata ulang lagi. Rumusan penyusunan rincian tugas dan fungsi SKPD dituangkan dalam peraturan gubernur.

12. Standar kompetensi jabatan fungsional umum yang telah berhasil disusun merupakan salah satu instrumen peningkatan kualitas SDM aparatur, acuan untuk proses rekrutmen, penataan dan pengembangan SDM aparatur (antara lain untuk analisis kebutuhan diklat), dan juga sebagai salah satu instrumen yang disyaratkan dalam Sistem Pengendalian Intern Penyelenggaraan Pemerintah (SPIP).

13. Review Kualifikasi Jabatan Fungsional Umum yang dilaksanakan pada tahun 2011 mencakup jabatan fungsional umum yang ada di 79 instansi sejumlah 2.974 nama jabatan dan proyeksi jabatan fungsional umum berdasarkan perubahan tugas dan fungsi di beberapa instansi.

14. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural di lingkup Pemerintah Provinsi DIY yang meliputi penyusunan sejumlah 198 jabatan sebagai salah satu referensi pengangkatan dan penataan jabatan struktural, standar kompetensi jabatan struktural ini merupakan salah satu acuan untuk melakukan Tes Psikologi, Fit and Proper Test

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 156 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

dalam rangka penataan dan pengembangan pegawai serta sebagai salah satu instrumen yang disyaratkan dalam SPIP.

15. Fasilitasi Evaluasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik kabupaten/kota (Citra Bakti Abdi Negara) mencakup 5 kabupaten/kota se-Provinsi DIY. Hasil dari kegiatan tersebut dibuat dalam bentuk laporan penilaian pelayanan publik kabupaten/kota yang memuat usulan calon penerima Citra Bakti Abdi Negara.

16. Penyusunan SOP Penanganan Bencana sebagai pedoman penanggulangan bencana Pemerintah Provinsi DIY. Dasar kegiatan adalah amanat UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Perda 8 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana, Perda nomor 10 Tahun 2010 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY. Hasilnya berupa Pergub Nomor 49 Tahun 2011 tentang SOP Penanggulangan Bencana.

17. Monitoring Evaluasi Pelayanan Publik Pasca Erupsi Gunung Merapi merupakan kegiatan yang juga dilaksanakan pada tahun 2011. Kegiatan tersebut mengkaji aspek pelayanan kepada masyarakat pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Tempel, Pakem, Turi, dan Cangkringan Kabupaten Sleman setelah terjadinya bencana Erupsi Gunung Merapi mengalami permasalahan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung masyarakat yang meliputi bidang-bidang pemerintahan, sosial/kesejahteraan, perekonomian khususnya perijinan dan sebagainya.

18. Penyusunan Kualifikasi Jabatan dengan sasaran kegiatan 16 UPT di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, 1 UPT di Dinas Sosial, 1 UPT di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, serta 1 UPT di Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) Provinsi DIY menghasilkan landasan hukum penataan pegawai (penyusunan formasi pegawai, rekrutmen dan penempatan).

19. Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Uji Coba Penerapan 5 Hari kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY, dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah selama pelaksanaan uji coba penerapan 5 hari kerja tersebut.

20. Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Gubernur Tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana (Komputer Dan Kendaraan Bermotor) merupakan pelaksanaaan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006.

21. Sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan Menteri PAN & Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pedoman Perhitungan Jumlah Kebutuhan PNS yang tepat untuk daerah, telah dilakukan kegiatan Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY. Hasil perhitungan jumlah kebutuhan PNS kemudian disampaikan kepada Kementerian PAN & RB dan Kementerian Dalam Negeri.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-157

Tabel 4.50 Indikator dan Capaian Kinerja Pemerintahan Umum Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi %

Realisasi 1. SKPD yang mendapatkan dan

menerapkan ISO Instansi 1 3 3 100,00

Sumber: Biro Organisasi Setda Provinsi DIY b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan Adanya peraturan pusat yang memerlukan tindak lanjut di daerah, antara lain :

1. Kelembagaan a. Amanat UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang

kemudian telah ditindaklanjuti dengan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berpengaruh terhadap Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Badan Kesbanglinmas. Susunan organisasi Badan Kesbanglinmas yang sebelumnya terdapat bidang Penanggulangan Bencana yang mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana perlu disesuaikan.

b. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tugas perlindungan masyarakat merupakan bagian dari fungsi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, dengan demikian fungsi perlindungan masyarakat yang selama ini menjadi urusan Badan Kesbanglinmas akan dialihkan menjadi fungsi Satpol PP.

c. UU Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, mengamanatkan bahwa arsip inaktif kurang dari 10 tahun dikelola oleh masing masing SKPD, sehingga susunan organisasi BPAD yang memuat Bidang Arsip Dinamis perlu dievaluasi.

d. Permendagri Nomor 20 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu (P2T) di Daerah, ditindaklanjuti dengan pembentukan Gerai P2T sehingga susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) pada BKPM perlu dievaluasi.

e. Berdasarkan Surat Mendagri Nomor 061/1255/SJ tanggal 7 April 2011 tentang Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Surat Mendagri Nomor 061/294/SJ tanggal 1 Februari 2012 perihal Perubahan Nomenklatur Kementerian yang mengamanatkan agar evaluasi kelembagaan daerah menunggu perubahan UU Nomor 32 tahun 2004 dan PP Nomor 41 tahun 2007.

2. Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) sesuai Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2010 baru berdasarkan kinerja instansi dan disiplin pegawai, belum menggambarkan kinerja pegawai.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 158 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

3. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur pelayanan publik sebagai tindak lanjut Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Solusi

1. Kelembagaan Dilakukan analisis kelembagaan perangkat daerah dengan melakukan pengkajian, audit kelembagaan, dan Analisis Beban Kerja (ABK) secara menyeluruh dan mendalam terhadap susunan organisasi, tatakerja, tugas dan fungsi terhadap semua lembaga perangkat daerah Provinsi DIY terkait dengan perubahan UU 32/2004, PP 38/2007 dan PP 41/2007.

2. Peraturan Gubernur Nomor 60 tahun 2010 tentang Pemberian TPP akan dievaluasi untuk dikaitkan reward and punishment yang diarahkan pada kinerja pegawai.

3. Penyusunan Raperda tentang pelayanan publik sebagai tindak lanjut Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

3) Biro Hukum a) Kondisi Umum

Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik berkaitan erat dengan hukum. Dengan kata lain, good governance hanya mungkin terwujud jika penegakan hukum dilakukan, khususnya hukum yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Hukum menjadi instrumen untuk mengarahkan, membatasi dan mengontrol pemerintahan. Di sisi yang lain hukum dapat sebagai instrumen yang mengarahkan perilaku warga negara dan pelaksanaan penyelenggaraan negara untuk mencapai kondisi tertentu sebagai tujuan bersama. Selanjutnya untuk memastikan tersedianya aturan hukum yang memadai dan sejalan dengan aspirasi masyarakat dalam rangka menjamin kepastian sistem pengelolaan pemerintahan perlu dilakukan pengembangan hukum dan pengelolaan dokumentasi hukum. Sesuai dengan kewenangan, pemerintah provinsi juga melaksanakan pengawasan produk hukum kabupaten/kota

Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dilaksanakan selama tahun 2011 dapat diinformasikan sebagai berikut : a. Penetapan Prolegda Tahun 2011 dan Rencana Prolegda Tahun 2012. b. Penetapan 16 Peraturan Daerah c. Melaksanakan publikasi Peraturan Perundang-Undangan berupa Lembaran Daerah dan

Berita Daerah sebanyak 2.400 buku dan buku informasi Peraturan Perundang-undangan sebanyak 2.400 buku.

d. Melaksanakan kajian Peraturan Perundang-Undangan Daerah terhadap Peraturan Perundang-undangan yang Baru, Lebih Tinggi dan Keserasian Antar Peraturan Perundang-undangan dilaksanakan terhadap dua peraturan yaitu Pengaturan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-159

Pramuwisata di DIY dan Penyelenggaraan Pembinaan Berkelanjutan kepada Peserta Didik yang Berpotensi dan selanjutnya disusun draf Rancangan Peraturan Gubernur-nya oleh SKPD terkait. Evaluasi Produk Hukum dilaksanakan terhadap dua produk hukum daerah, yaitu Peraturan Gubernur DIY Nomor 33 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemanggilan, Pemeriksaan dan penjatuhan Hukuman Disiplin Terhadap Pelanggaran Disiplin Hari Kerja Bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Provinsi DIY dan Keputusan Gubernur Nomor 199/KEP/2005 tentang Kesejahteraan Pekerja dan Pegawai Pemerintah Provinsi DIY dan selanjutnya direkomendasikan disusun draf Rapergubnya oleh SKPD terkait.

e. Pengelolaan dan Pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum hasil Pengelolaan Peraturan Perundang-undangan dan bahan hukum 3 paket yaitu meliputi Pembuatan Buku abstrak Undang-undang Tahun 2010. Pembuatan Buku abstrak Peraturan Pemerintah Tahun 2010 dan Pembuatan Buku abstrak Peraturan Presiden Tahun 2010.

f. Melaksanakan fasilitasi dan Koordinasi Konsultasi Hukum Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Fasilitasi dan Koordinasi Konsultasi Hukum Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam rangka mengelola aset daerah yang efektif dan efisien.

g. Menyusunan Rancangan Peraturan Gubernur dengan hasil 35 buah rencana Peraturan Gubernur Tahun 2011 dan 30 buah rencana Rancangan Peraturan Gubernur Tahun 2012.

h. Selama Tahun 2011 dihasilkan sebanyak 850 Peraturan Gubernur. i. Dengan adanya Bencana Erupsi Gunung Merapi di Tahun 2010 telah dilaksanakan

Fasilitasi Regulasi Produk Hukum Kebencanaan berupa Penyusunan Peraturan Gubernur di bidang penanganan kebencanaan alam erupsi merapi dengan hasil Peraturan Gubernur DIY tentang Mekanisme Pemilihan dan Kriteria Pemilihan Anggota Unsur Pengarah BPBD dan Pengadaan buku peraturan perundang-undangan kebencanaan yang selanjutnya diserahkan kepada Kabupaten/Kota se-Provinsi DIY.

Fasilitasi Bantuan dan Layanan Hukum dilaksanakan melalui Coaching Clinic PPNS dan Pembekalan Advokasi Hukum dengan hasil-hasil sebagai berikut : 1) Terlaksananya Forum Dikehjapol yang menghasilkan 2 rekomendasi bahwa KTP PPNS

masih dapat digunakan untuk penegakan Peraturan Daerah dan PPNS dalam penegakan Peraturan Daerah di bidang perikanan agar bekerja sama dengan PPNS Danlanal. Koordinasi Peningkatan Supremasi Hukum dengan hasil 2 buah rekomendasi. kepada Dekopin Provinsi DIY berkaitan dengan pendirian BMT agar sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, karena BMT bukan merupakan bentuk koperasi.dan Rekomendasi kepada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi sesuai tugas dan fungsi berkewajiban unyuk memberikan pembinaan dan perlindungan terhadap konsumen. Melaksanakan seleksi anggota Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) dan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 160 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY dengan terpilihnya 5 anggota LOD Provinsi DIY dan 5 anggota LOS Provinsi DIY periode 2012-2015.

2) Penyelesaian Permasalahan Hukum dapat direalisasikan sebanyak 5 kasus hukum dengan keputusan semuanya dimenangkan oleh Pemerintah Provinsi DIY yaitu : a) Gugatan Hak Uji Materiil tentang RTRW Provinsi DIY tahun 2009–2029 b) Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) tentang Peresmian Pemberhentian

dan Pergantian Antar Waktu Anggota DPRD Kabupaten Bantul atas nama Tur Haryanto.

c) Gugatan di PTUN tentang Peresmian Pemberhentian dan Pergantian Antar Waktu Anggota DPRD Kabupaten Bantul atas nama Agung Wishda Sarjana,S.H.

d) Gugatan di PTUN tentang Pemberian Ijin Kepada Kepala Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Untuk Menyewakan Tanah Kas Desa Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul Untuk Pembangunan Rumah Susun Sederhana.

e) Gugatan Banding di Pengadilan Tinggi TUN terhadap Keputusan Gubernur DIY Nomor 66/IZ/2010 tentang Pemberian Ijin Kepada Kepala Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Untuk Menyewakan Tanah Kas Desa Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul Untuk Pembangunan Rumah Susun Sederhana.

3) Sosialisasi Layanan Hukum Masyarakat dengan terlaksananya Sosialisasi Layanan Hukum Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia dari unsur Pemda dan unsur masyarakat (LSM) serta Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta. dengan rekomendasi agar PJTKI dalam mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib untuk dilaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY.

4) Fasilitasi Bantuan Hukum Korban Erupsi Merapi berupa sosialiasi tentang tata cara pensertifikatan tanah bagi korban erupsi merapi di Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan yang ditindaklanjuti untuk melakukan pensertifikatan tanah bagi korban erupsi Merapi.

5) Fasilitasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Provinsi DIY dengan hasil 2 Rekomendasi yaitu Pembentukan Panitia RANHAM dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor 21/PAN/2011 dan Pembentukan Program RANHAM tahun 2011–2014.

Sesuai dengan kewenangan, pemerintah provinsi juga melaksanakan pengawasan terhadap produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Hasil pengawasan produk hukum yang dilaksanakan Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan fasilitasi penyelesaian permasalahan produk hukum kabupaten/kota terdiri dari Fasilitasi Permasalahan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan dan Fasilitasi Peningkatan Iklim Investasi Daerah Kabupaten/Kota melalui pembentukan Produk Hukum yang berkualitas.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-161

b. Tahun 2011 dilakukan Kajian Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 8 buah dengan perincian Kabupaten Sleman 1 Perda, Kabupaten Bantul 2 Perda, Kabupaten Kulon Progo 2 Perda dan Kabupaten Gunungkidul 3 Perda.

c. Klarifikasi produk hukum Kabupaten/Kota dilakukan terhadap sebanyak 53 produk hukum.

d. Rekomendasi hasil Evaluasi Raperda Retribusi dari KEMENKEU ada sebanyak 10 rekomendasi dengan keterangan sebagai berikut : i. Surat Menteri Keuangan Nomor S-310/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda

Kabupaten Gunungkidul tentang Pajak Daerah dan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor - Raperda Kabupaten Gunungkidul tentang Pajak Daerah agar menyesuaikan

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

- Raperda Kabupaten Gunungkidul tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

ii. Surat Menteri Keuangan Nomor S-375/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Retribusi Tempat Khusus Parkir bahwa ke dua Raperda tersebut telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

iii. Surat Menteri Keuangan Nomor S-433/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Sleman tentang Izin Mendirikan Bangunan.merekomendasikan agar Raperda Kabupaten Sleman tentang Izin Mendirikan Bangunan agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

iv. Surat Menteri Keuangan Nomor S-511/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang Pajak Daerah merekomendasikan agar Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang Pajak Daerah agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

v. Surat Menteri Keuangan Nomor S-655/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Sleman tentang Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, dan Pajak Parkir agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

vi. Surat Menteri Keuangan Nomor S-663/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Gunungkidul tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Retribusi Tempat Khusus Parkir telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 162 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

vii. Surat Menteri Keuangan Nomor S-735/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Sleman tentang Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil, Retribusi Pelayanan Pemakaman, dan Retribusi Pengolahan Limbah Cair agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

viii. Surat Menteri Keuangan Nomor S-801/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Bantul tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan; merekomendasikan agar Raperda Kabupaten Bantul tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

ix. Surat Menteri Keuangan Nomor S-802/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan merekomendasikan agar Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

x. Surat Menteri Keuangan Nomor S-816/MK.7/2011 perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Gunungkidul tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, Retribusi Pelayanan Kesehatan, dan Retribusi Terminal agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

e. Evaluasi Rancangan Produk Hukum Kabupaten/Kota telah menghasilkan Keputusan

Gubernur tentang hasil Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 36 Buah dengan perincian Kota Yogyakarta sebanyak 2 Perda, Kabupaten Sleman sebanyak 12 Perda, Kabupaten Bantul sebanyak 5 Perda, Kabupaten Gunungkidul sebanyak 10 Perda dan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 7 Perda. Sedangkan Surat Pemerintah Provinsi DIY tentang Hasil Konsultasi Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 53 buah.

Tabel 4.51 Indikator dan Capaian Kinerja Hukum Tahun 2011

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi 1. Legislasi Peraturan Perundang-

Undangan Raperda 14 14 100,00

2. Konsultasi Rancangan Produk Hukum Kabupaten/Kota

Raperda 23 53 230,00

3. Evaluasi Rancangan Produk Hukum Kabupeten/Kota

Perda 20 36 180,00

4. Kajian Produk Hukum Kabupaten/Kota

Raperda 8 8 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-163

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi 5. Klarifikasi produk Hukum Kab/kota Raperda 45 53 117,00

Sumber: Biro Hukum Setda Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Untuk tenaga legal drafting (fungsional tertentu) belum sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Banyak peraturan pelaksanaan Peraturan Daerah berupa Peraturan Gubernur yang belum ditindaklanjuti oleh SKPD.

Solusi

1. Bekerjasama dengan Kanwil Hukum dan HAM untuk memenuhi kebutuhan dalam penyusunan/pembahasan Raperda.

2. Melaksanakan Koordinasi dan Bimbingan kepada SKPD dalam rangka penyusunan draft Rencana Peraturan Gubenur.

4) Inspektorat a) Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan clean government di jajaran Pemerintah Provinsi DIY, diperlukan dukungan aparatur pengawasan yang kompeten. Upaya untuk membentuk aparatur pengawasan yang kompeten tersebut senantiasa dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur pengawasan sehingga akan diperoleh pengawasan yang profesional. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah antara lain dimaksudkan bahwa:

1. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah.

2. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi pengawasan internal merupakan bagian tak terpisah dari pelaksanaan reformasi birokrasi khususnya untuk membangun kapasitas kelembagaan seluruh entitas unit kerja dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan arahan tata pemerintahan yang baik (good governance). Titik berat dari pemerintahan yang baik adalah

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 164 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis, dan terpadu. Reformasi birokrasi, mustahil akan terwujud jika tata pemerintahan masih memberikan peluang terhadap praktik-praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Sehingga penyelarasan terhadap hasil-hasil pelaksanaan tugas pengawasan, diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan, sekaligus dapat mengisi peran memberikan peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi, disebabkan kelemahan dalam sistem maupun sebagai akibat dari tindak pelanggaran individu.

Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektifitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk itu, APIP harus terus melakukan perubahan dalam menjalankan fungsinya guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini sejalan dengan peran pengawasan intern untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan SPIP sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai, melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, selama Tahun 2011 dilakukan beberapa hal yaitu : 1. Pemeriksaan reguler sebanyak 160 obyek pemeriksaan. Hasil dari pemeriksaan tahun

2011 terdapat 357 temuan dengan 591 rekomendasi dan telah ditindak lanjuti sejumlah 406 (69%).

2. Melakukan pengukuran kinerja instansi atas pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran 2010 terhadap 33 SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY.

Selanjutnya fungsi pengawasan juga dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Pengujian laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dari SKPD. 2. Pemeriksaan Khusus. 3. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi KKN.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-165

4. Evaluasi LAKIP Tahun 2010. 5. Review atas laporan keuangan SKPD dan SKPKD Provinsi DIY Tahun Anggaran 2010. 6. Pencermatan DPA SKPD Tahun Anggaran 2011. 7. Kas Opname dan Stok Opname Tahun Anggaran 2011. 8. Inspeksi Mendadak.

Tabel 4.52

Indikator dan Capaian Kinerja Pengawasan Internal Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Pemeriksaan reguler obyek 160 160 160 100,00

2. Evaluasi Kinerja Instansi SKPD 33 33 33 100,00

3. Pencermatan DPA SKPD 33 33 33 100,00

4. Evaluasi LAKIP SKPD 33 33 33 100,00

5. Inspeksi Mendadak SKPD 33 33 33 100,00

6. Stok Opname dan Kas Opname SKPD 33 33 33 100,00

7. Pemeriksaan Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kabupaten / Kota

Kab/Kota 3 2 2 100,00

8. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Laporan 1 1 1 100,00

9 Gelar pengawasan daerah dan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pemeriksaan tingkat daerah

Forum 3 3 3 100,00

10. Pemeriksaan Khusus Laporan 44 61 60 98,36

Sumber: Inspektorat Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Jumlah pemeriksa/auditor yang ada tidak sebanding dengan beban kerja. 2. Terkait dengan pertimbangan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak hanya

terbatas pada hasil audit atas Laporan Keuangan, tetapi juga terkait dengan tindak lanjut atas rekomendasi temuan BPK.

3. Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektivitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 166 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Untuk itu APIP harus terus melakukan perubahan guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

4. Peraturan perundang-undangan yang sering berubah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang begitu cepat, sehingga menuntut para auditor di Inspektorat Provinsi DIY untuk selalu mengikuti perubahan-perubahan tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai pengawas.

Solusi

1. Perlu dilakukan penambahan pegawai baru baik melalui rekruitmen CPNS maupun proses pemutasian pegawai dari SKPD tertentu untuk dididik menjadi auditor.

2. Perlu optimalisasi pemahaman mengenai implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK.

3. Peningkatan peran pengawasan untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. Terkait dengan pengendalian, APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

4. Penyelenggaraan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat, baik diklat pembentukan auditor, pembentukan ketua tim, pembentukan pengendali teknis maupun diklat substantif jabatan fungsional auditor. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi auditor baik sebagai pemeriksa maupun sebagai pembina dan penjamin kualitas atas kinerja SKPD.

5) Biro Administrasi Pembangunan a) Kondisi Umum

Kebijakan secara umum dimaknai sebagai arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan. Kebijakan mempunyai instrumen yang disebut program yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dengan tidak adanya kebijakan yang jelas dapat menyebabkan pelaksanaan berbagai program/kegiatan sebagai instrumen untuk mencapai sasaran dan tujuan berjalan sendiri-sendiri dan tidak direncanakan secara terpadu. Dengan rumusan kebijakan yang dibuat diharapkan setiap bidang pembangunan akan mempunyai arah dan tindakan yang jelas sehingga berbagai program dapat direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu.

Hasil analisis kebijakan di bidang perhubungan, pekerjaan umum, Energi Dan Sumberdaya Mineral (ESDM) kebudayaan dan pariwisata terdapat beberapa catatan sebagai berikut:

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-167

1. Analisis terhadap kebijakan pengembangan sistem transformasi darat angkutan barang, dengan hasil rekomendasi sebagai berikut : a. Penegakan Peraturan/Pengendalian Muatan Lebih b. Penataan ulang rest area c. Penataan lintasan angkutan barang di daerah Perkotaan Yogyakarta untuk

mengurangi pembebanan lalulintas. 2. Rekomendasi dari sisi infrastruktur terkait pola letusan Gunung Merapi adalah sebagai

berikut: a. Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah, berupa penetapan Kawasan Rawan

Bencana (KRB) b. Peta KRB 2010 harus menjadi dasar pengembangan seluruh rencana tata ruang di

DIY terutama di wilayah Sleman. Dalam usaha melakukan mitigasi bencana banjir lahar Merapi di daerah KRB I, diusulkan beberapa hal sebagai berikut: - Membuat aturan sepadan sungai - Daerah sempadan sungai dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dengan

tanaman keras. - Pembangunan infrastruktur hendaknya memperhatikan dinamika aliran sungai

setempat. - Memperhatikan persebaran material vulkanik baik berupa awan panas, aliran

lava, dan lahar serta material jatuhan dan lontaran batu (pijar) dalam usaha untuk mengurangi korban diperlukan tindak lanjut sebagai berikut:

- Menentukan zonasi penambangan material vulkanik Merapi - Selalu memantau curah hujan di lereng Merapi, dan segera menginformasikan

kepada pemangku kepentingan, dan ditindaklanjuti dengan melakukan evakuasi warga.

- Selalu siap siaga dengan memanfaatkan perangkat Early Warning System (EWS) Bencana.

c. Berkaitan dengan status tanah antara 4 km hingga 10 km pada wilayah KRB III perlu dipertimbangkan: - Membebaskan tanah warga dengan cara diberi ganti rugi, untuk selanjutnya di

kelola sebagai Taman Nasional gunung Merapi (TNGM), atau - Membebaskan tanah warga dengan cara diberi ganti rugi, untuk kemudian

dijadikan hutan masyarakat. Warga masih diijinkan memanfaatkan lahan hutan masyarakat untuk menanam tanaman hijauan pakan ternak dan untuk kegiatan produksi pertanian yang lain.

3. Rekomendasi kebijakan bidang pariwisata dan kebudayaan yang di fokuskan pada wisata alam pasca erupsi Merapi di Provinsi DIY, sebagai berikut :

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 168 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

a. Rehabilitasi jalur treking, untuk wisata Kaliurang dan Turgo, homestay untuk Kinahrejo, Tunggularum, dan Desa Kepuharjo, disamping prasarana TPR, dan kios di Kepuharjo.

b. Pengembangan wisata alam, di wilayah lereng timur, khususnya lava tour, diatur dan ditata dengan Perda Kabupaten Sleman. Untuk revitalisasi kepariwisataan di wilayah KRB III ditetapkan menjadi hutan lindung, wisata alam dan mitigasi bencana.

Untuk meningkatkan layanan pemberian ijin/rekomendasi litbang dikembangkan SIM on line. Melalui pengembangan SIM on line ini sebagai upaya untuk mewujudkan suatu proses layanan yang lebih baik dan berkualitas, mudah, cepat dan efisien kepada masyarakat dalam proses perijinan di bidang Litbang.

Tabel 4.53

Indikator dan Capaian Kinerja Perumusan Kebijakan Tahun 2011

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Tersusunnya kajian Bidang Pariwisata dan Kebudayaan

Dokumen 1 1 100,00

2. Tersusunnya kajian Bidang Perhubungan

Dokumen 1 1 100,00

3. Tersusunnya kajian Bidang PU dan ESDM

Dokumen 1 1 100,00

4. Tersusunnya rumusan kebijakan Bidang Pariwisata dan Budaya

Konsep 1 1 100,00

Sumber: Biro Adpem Setda Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Implementasi dalam pelaksanaan Bagian Penelitian dan Pengembangan di Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi DIY banyak menemui hambatan yang dikarenakan adanya ketidaksesuasian dengan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

2. Belum seluruh instansi yang melakukan penelitian atau lembaga penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta bersedia mengirimkan atau memberikan hasil-hasil penelitian ke Pemerintah Provinsi DIY.

3. Hasil-hasil penelitian yang sudah dikirimkan sebagian besar kurang implementatif bagi Pembangunan Daerah Provinsi DIY, hal ini disebabkan karena penelitian yang dilakukan di lembaga penelitian perguruan tinggi negeri maupun swasta banyak pada penelitian-penelitian ilmu murni, sehingga terlalu teoritis keilmuan saja.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-169

4. Banyak hasil-hasil penelitian terapan/tepat guna yang belum terdata sehingga masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat untuk bisa dimanfaatkan.

5. Belum kuatnya kedudukan lembaga penelitian dan pengembangan di kabupaten/kota, menyebabkan tidak optimal dalam memonitor kegiatan penelitian yang tidak terpantau. Hal ini juga berakibat pada litbang Provinsi yang tidak dapat mengetahui secara pasti kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kabupaten/kota.

6. Minimnya hasil penelitian yang sesuai dengan tema pembangunan dan implementatif bagi pembangunan di Provinsi DIY.

Solusi

1. Agar ada peninjauan kembali/evaluasi terhadap Pergub Nomor 37 tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi Satuan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi DIY.

2. Penempatan Pejabat fungsional peneliti di Provinsi DIY disesuaikan dengan keberadaan dimana lembaga yang mengampu penelitian dan pengembangan

3. Diperlukannya adanya wadah atau forum untuk saling tukar menukar informasi serta hubungan yang sinergis dengan instansi yang melakukan penelitian atau lembaga penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta sehingga diharapkan akan ada sinkronisasi hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan.

4. Koordinasi dengan kabupaten/kota dalam menginventarisir hasil penelitian terapan/tepat guna harus terus di tingkatkan.

5. Perlunya penguatan kelembangaan penelitian dan pengembangan di kabupaten/kota sehingga memudahkan dalam pelaksanaan koordinasi dan monitoring.

6. Koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi yang melakukan penelitian dan lembaga penelitian perguruan tinggi negeri maupun swasta, sehingga diharapkan penelitian dapat dilaksanakan dan hasilnya sesuai dengan tema Pembangunan DIY.

6) Biro Administasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam a) Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat menunjukkan kinerja sektoral yang bekerja secara lebih baik. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bukan hanya kinerja faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi. Faktor-faktor dari luar seperti kondisi ekonomi global, krisis keuangan, bencana alam dan lain-lain dapat mengguncang perekonomian dan menghambat kinerja perekonomian. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/negara mengalami fluktuasi. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan yang harus diambil oleh Pemerintah.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 170 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Perumusan kebijakan yang dihasilkan Tahun 2011 adalah perumusan kebijakan bidang perindustrian, perdagangan dan koperasi, usaha kecil dan menengah, keuangan daerah, badan usaha daerah, kerjasama penanaman modal, ketahanan pangan, penyuluhan, perijinan, pertanian, kehutanan, perkebunan, lingkungan hidup, kelautan dan perikanan. Hasil analisis dan rekomendasi dapat diinformasikan sebagai berikut:

1. Analisis dan rekomendasi kebijakan terkait optimalisasi BUMD Provinsi DIY, dengan rekomendasi:

a. Segera melakukan penyehatan PD Taru Martani melalui penyertaan modal dari pemilik (Pemerintah Provinsi DIY).

b. Segera merealisasikan pengembangan unit bisnis baru yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan PD Taru Martani melalui kerjasama dengan perusahaan lain.

c. Perlu adanya kebijakan khusus yang mendukung optimalisasi pemanfaatan aset yang dimiliki oleh PD Taru Martani.

d. Perubahan status hukum Bank Pembangunan Daerah DIY dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas dapat dilakukan secepatnya.

2. Analisis dan rekomendasi kebijakan bidang sumber daya alam, pada sektor perkebunan, kehutanan, perikanan laut, pertanian, ketahanan pangan, dan lingkungan hidup dengan rekomendasi:

a. Segera merealisasikan JSC (Jogja Seed Center) atau Jogja Benih. b. Pengembangan usaha perikanan untuk pemulihan ekonomi di kawasan Merapi. c. Perlunya pengembangan perekonomian (khususnya bidang pertanian dan

peternakan) menggunakan model kluster (sentra produksi) berbasis masyarakat dan pengetahuan untuk menghasilkan produk yang unik spesifik lokasi (One Village One Product).

d. Perlunya antisipasi kemungkinan penyiapan lumbung pangan di beberapa titik lokasi rawan bencana.

e. Perlu adanya dorongan terhadap pemenuhan prinsip beragam bergizi berimbang dan aman terhadap pola konsumsi masyarakat melalui upaya penganekaragaman pangan.

f. Khusus pengembangan usaha perikanan untuk pemulihan ekonomi di kawasan Merapi, terdapat beberapa rekomendasi:

- Strategi penerapan jangka pendek:

Pemberian paket bantuan teknologi adaptif dan modal usaha

Perbaikan infrastruktur perikanan

Penyediaan induk ikan dan benih ikan - Strategi penerapan jangka menengah

Pelatihan teknis budidaya dan pemasaran

Pengembangan produk olahan untuk diversifikasi pemasaran

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-171

- Strategi penerapan jangka panjang

Pemetaan zonasi dan segmentasi spasial untuk kawasan pengembangan perikanan

Pengembangan sistem informasi pemasaran terpadu

3. Analisis dan rekomendasi kebijakan pada sektor koperasi, usaha kecil dan menengah, perindustrian dan perdagangan terkait pengembangan potensi daerah untuk menarik investasi, dengan rekomendasi: a. Terkait dengan kelayakan pendirian Perusahaan Penjamin Kredit Daerah di Provinsi

DIY dan alternatif skema penjaminan lainnya, dengan rekomendasi: - Pemerintah Provinsi DIY seyogyanya menyisihkan sebagian asetnya untuk

dijadikan modal pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) dengan badan hukum Perseroan Terbatas.

- Modal awal pendirian PPKD sebagian berasal dari Pemerintah Provinsi DIY dan sebagian lain berasal pihak lain, yaitu koperasi, asosiasi pengusaha atau swasta lainnya.

- Rekomendasi bisnis utama PPKD di DIY adalah layanan jasa penjaminan kredit UMKM yang telah dinilai layak oleh bank tetapi masih kurang agunannya, serta penjaminan proyek-proyek pemerintah daerah

b. Terkait Kebijakan Pengelolaan Potensi Daerah Dalam Pengembangan Cluster Investasi di Provinsi DIY, dengan rekomendasi: - Aspek permintaan/pasar: memfasilitasi perluasan akses pasar UKM - Aspek Faktor Produksi: Pembentukan spesialisasi produk dan peningkatan kualitas

produk yang didukung dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja, meningkatkan ketersediaan modal, meningkatkan teknologi produksi, dan menjamin ketersediaan bahan baku.

- Meningkatkan keterkaitan industri hulu dan hilir. - Memberikan insentif dan kemudahan bagi industri yang berada dalam cluster

c. Pada analisa kebijakan strategi pengembangan pasar dalam rangka menghadapi pasar bebas Provinsi DIY, dengan rekomendasi:

- Meningkatkan penggunaan produk lokal, kelancaran distribusi, perlindungan konsumen, dan pengamanan perdagangan

- Pemberian subsidi terhadap tempat sewa pameran serta sarana dan prasarana pameran yang dilakukan di DIY, di daerah lain, maupun di luar negeri

- Memaksimalkan event kerjasama antara Provinsi DIY dengan Kota Kyoto Jepang (twin cities) untuk memasarkan produk Provinsi DIY

- Mendirikan trading house untuk produk ekspor

d. Pada analisa kebijakan pola pembinaan dan pengembangan industri kreatif DIY, dengan rekomendasi:

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 172 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

- Perlunya pengembangan industri kreatif khususnya untuk subsektor kerajinan, fesyen, layanan komputer dan piranti lunak, desain, dan permainan interaktif.

- Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif.

- Pengembangan jurusan SMK berbasis ekonomi kreatif

e. Pada analisa kebijakan ekonomi sektor industri dan perdagangan Provinsi DIY, dengan rekomendasi:

- Meningkatkan penggunaan produk lokal, kelancaran distribusi, perlindungan konsumen, dan pengamanan perdagangan

- Perlunya revitalisasi pasar tradisional - Meningkatkan akses promosi dan distribusi produk perdagangan Provinsi DIY - Perlunya pemberian subsidi untuk R&D usaha perdagangan - Perlunya fasilitasi terbentuknya TQM (Total Quality Management)

Tabel 4.54 Indikator dan Capaian Kinerja Perumusan Kebijakan Tahun 2011

No Indikator Satuan 2011

Target Realisasi % Realisasi 1. Terlaksananya Koordinasi

Penyusunan Rancangan Kebijakan Bidang Koperasi dan UKM

dokumen 1 1 100,00

2. Terlaksananya Koordinasi Penyusunan Rancangan Kebijakan Bidang Perindustrian dan Perdagangan

dokumen 1 1 100,00

3. Terlaksananya Koordinasi Penyusunan Rancangan Kebijakan Bidang Penanaman Modal

dokumen 1 1 100,00

4. Terlaksananya Koordinasi Penyusunan Rancangan Kebijakan Bidang Badan Usaha Daerah

dokumen 1 1 100,00

Sumber: Biro APSDA Setda Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Kelembagaan yang mengatur mengenai perizinan dirasa belum memadai, mengingat banyaknya jenis perizinan yang harus ditangani dan memerlukan spesifikasi kemampuan yang cukup spesifik bagi pengampunya.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-173

2. Perkembangan UKM yang terhambat akibat keterbatasan penyaluran dana baik berupa bantuan maupun pinjaman oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diakibatkan oleh status yang masih berupa Perusahaan Daerah (PD).

3. Belum ada kesepemahaman antara eksekutif dan legislatif dalam menyikapi prakiraan kondisi yang akan datang, yang diakibatkan oleh perubahan status BPD

4. Peran Penyuluh dalam melakukan bimbingan teknis kepada petani/peternak/petani ikan/petani kehutanan/petani kebun belum optimal.

Solusi

1. Perlu dibentuk kelembagaan yang dapat secara khusus mengampu perizinan dalam satu atap secara profesional.

2. Percepatan perubahan status BPD dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas, mengingat sudah terpenuhinya semua persyaratan untuk pengajuan payung hukum perubahan pada program legislasi daerah.

3. Koordinasi yang lebih intensif sehingga terjadi cara pandang yang sama untuk mengantisipasi segala macam prakiraan kedepan atas peubahan status BPD dari PD menjadi PT.

4. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD pengampu SDM Penyuluh dan SKPD pengampu komoditas.

7) Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat a) Kondisi Umum

Terciptanya kesejahteraan rakyat merupakan salah satu tujuan utama pendirian suatu negara. Sejahtera dapat diartikan sebagai keadaan sentosa dan makmur, yang dapat diwujudkan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan baik dari dimensi fisik, materi maupun rohani. Perwujudan kesejahteraan tersebut utamanya dilakukan melalui program pembangunan yang terencana, terpadu dan memiliki perspektif jangka panjang. Program pembangunan kemudian direfleksikan dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan tingkat kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan dan pembangunan yang berkualitas. Dengan kata lain, mewujudkan kesejahteraan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat pada setiap lapisan yang ada.

Isu penting dari rumusan kebijakan bidang keluarga berencana, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi, sosial, pengembangan masyarakat, pendidikan, pemuda dan olah raga, mental dan spiritual, rumah sakit Daerah, kesatuan bangsa, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, ketentraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan adalah rencana mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat pendidikan terkemuka di Asia Tenggara 2025, dengan rumusan gagasan pengembangan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 174 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

pendidikan dengan sekolah-sekolah World Class, yang membutuhkan lebih dari sekedar unsur-unsur kurikulum dan penunjang secara fisik tetapi juga pendukung berupa semangat dan kultur yang dimiliki oleh masing-masing sekolah sesuai dengan budaya dan nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Budaya yang berlaku di sekolah merupakan bentuk aplikasi dari kebiasaan sehari-hari yang diterapkan oleh sekolah baik dari segi kurikulum maupun kehidupan sosial di sekolah, serta dapat lebih diarahkan pada sistem persekolahan yang bersifat unik yang digali dari akar dan pengalaman budaya sendiri, yaitu sifat istimewa dari Yogyakarta.

Kajian di bidang sosial mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pelayanan dan pemberdayaan penyandang disabilitas berdasarkan jenis dan derajat disabilitas, pengakuan keunikan nilai sosial budaya serta mengedepankan potensi dan sumberdaya keluarga dan masyarakat setempat yang selanjutnya memberikan rekomendasi perlunya Peraturan Daerah dan atau Peraturan Gubernur tentang penyandang cacat yang dibentuk dengan melibatkan unsur organisasi penyandang disabilitas.

Kajian di bidang transmigrasi menyoroti tentang Pengembangan Kebijakan dan Program Transmigrasi yang diharapkan dapat mendukung akselerasi pembangunan daerah yang didasarkan kepada tiga pendekatan, antara lain melalui : a. Pendekatan Kultural b. Pendekatan Kebutuhan Sumberdaya Manusia c. Pendekatan Sistem

Untuk Kegiatan Fasilitasi Kehidupan Beragama, ada peningkatan pencapaian dibanding tahun sebelumnya. Pengiriman Kafilah FASI Tk. Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, Provinsi DIY berhasil memperbaiki peringkat nasional dari peringkat 11 tahun sebelumnya menjadi peringkat 7 di tahun 2011, dengan 10 trofi juara dari 39 cabang yang dilombakan. Kegiatan penyaluran bantuan tempat ibadah bertambah 86 tempat, menjadi sebanyak 594 tempat ibadah pada tahun 2011.

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Munculnya penyakit yang bersumber pada binatang (leptospirosis) yang menjangkiti

masyarakat. 2. Penanganan lansia belum optimal. 3. Pelayanan penempatan dan perlindungan bagi TKI belum optimal. 4. Penempatan transmigran dan sarana serta prasarana pendukung pengembangan

wilayah transmigrasi lokal belum memadahi. 5. Belum terbentuknya Tim Koordinasi Program Keluarga Berencana tingkat Provinsi DIY

sehingga pelaksanaan keterpaduan/kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait belum optimal.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-175

6. Belum validnya data tentang Rumah Tangga Sasaran (RTS) program Raskin. 7. Belum maksimalnya kesadaran bagi umat muslim untuk melaksanakan zakat, infaq

dan shodaqoh dan belum optimalnya pengelolaan zakat,infaq dan shodaqoh. 8. Belum optimalnya penegakan regulasi hukum berkaitan dengan kedisiplinan bagi para

pemilik kos/pondokan bagi pelajar dan mahasiswa.

Solusi 1. Koordinasi lintas sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam

rangka penanggulangan penyakit yang bersumber pada binatang. 2. Koordinasi lintas sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam rangka

penanganan lansia yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan. 3. Koordinasi lintas sektor dan peningkatan profesionalisme para pemangku

kepentingan dalam rangka penanganan dan pengelolaan TKI sejak sebelum penempatan, masa penempatan maupun masa pasca penempatan.

4. Perlu adanya koordinasi perencanaan program lintas sektor dan perlu adanya rehabilitasi sarana dan prasarana guna pengembangan wilayah transmigrasi lokal.

5. Melakukan koordinasi dan sinergi pelaksanaan program KB baik oleh instansi pemerintah dan non pemerintah yang terkait di Provinsi DIY sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi antar instansi.

6. Perlu up-date dan verifikasi data Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) secara komprehensif dan berkelanjutan.

7. Perlu adanya pemantauan penyetoran hasil pengumpulan dana Infaq, Zakat dan Shodaqoh bagi SKPD yang sudah membentuk UPZ, memberikan reward bagi SKPD yang telah melaksanakan ZIS dan punishment bagi yang belum melaksanakan.

8. Melakukan koordinasi dalam melakukan penegakan Perturan Daerah Kabupaten/Kota tentang pondokan.

8) Biro Umum a) Kondisi Umum

Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan administrasi perkantoran, penatausahaan pimpinan, keprotokolan dan rumah tangga. Melalui Program Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah selain pelayanan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah juga melaksanakan fungsi pelayanan kepada tamu-tamu Gubernur, acara-acara resmi gubernur dan pelayanan administrasi pada tata usaha pimpinan dapat berjalan dengan lancar sehingga memberikan kesan positif bagi tamu-tamu dan stakeholders. Untuk mendukung peningkatan pelayanan kedinasan dilaksanakan suatu kegiatan keprotokolan yang bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 176 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat. Selain memberikan penghormatan, kegiatan keprotokolan juga memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional, dan menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.

Era transparansi dan perkembangan teknologi informasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Pemerintah Provinsi DIY selalu berupaya untuk mengakomodir dan mengantisipasi keinginan masyarakat/publik untuk memperoleh informasi dengan menyelenggarakan kemitraan dengan pers. Kemitraan Dengan Pers adalah wujud kerjasama yang dibangun dengan media untuk membantu publikasi dan informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan pemeritah daerah. Salah satu keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pemda karena informasi sampai ke masyarakat melalui media cetak/elektronik. Kegiatan kemitraan dengan pers dapat diwujudkan Liputan Pers, Jumpa Pers dan Pers Tour. Kegiatan kemitraan dengan pers sebagai upaya menjalin hubungan yang baik antara pemerintah dan pers.

Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah merupakan kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan kegiatan pemerintah daerah dan hasil dari kegiatan ini besar manfaatnya bagi pemerintah maupun masyarakat. Keberhasilan suatu daerah juga tidak terlepas dari peran kegiatan penyebarluasan informasi. Kegiatan publikasi yang dilaksanakan pada Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

- Publikasi liputan di televisi (TVRI) sebanyak 150 kali/th tayang. - Publikasi melalui spanduk sebanyak 60 lembar/th. - Publikasi Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Media Kedaulatan

Rakyat Yogyakarta dan Bernas - Melalui kegiatan E-Track Media yang merupakan kegiatan analisis media atas kegiatan

dan kebijakan pemerintah daerah. Kegiatan ini juga berhasil mendapatkan peringkat III nasional kategori dalam lomba yang diselenggarakan oleh Bakohumas Pusat kategori publikasi melalui website.

- Publikasi tentang pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat pasca erupsi merapi melalui bekerjasama dengan dua media cetak.

Penerbitan dan Kebijakan Kinerja Pembangunan merupakan kegiatan publikasi informasi kegiatan pemda yang diaktualisasikan melalui pembuatan majalah atau bulletin Jogjawara dan pembuatan buku kerja. Kegiatan ini sangatlah membantu aparatur dan masyarakat terkait hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil pembuatan majalah/bulletin diperuntukkan SKPD dilingkungan Pemprov, Pemkot/Pemkab dan mitra kerja.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-177

Dokumentasi Kegiatan dan Kebijakan Pemerintah Daerah adalah kegiatan yang mempunyai nilai informasi yang tinggi. Hal ini terkait dengan kegiatan dokumentasi foto, video atas pelaksanaan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah. Penyiaran Dialog Isu Aktual Melalui Media Massa adalah kegiatan yang dilaksanakan di televisi (TVRI) dengan menghadirkan narasumber dan audien. Humas sebagai medianya pemerintah amatlah berkepentingan untuk mempublikasikan dan menginformasikan kebijakan-kebijakan pemerintah, pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :

- Dialog interaktif - Iklan layanan masyarakat sebayak 4 kali tayang - Dialog interaktif siaran nasional di RRI sebanyak 4 kali - Sarasehan melalui 5 radio sebanyak 192 kali - Siaran langsung di RRI sebanyak 6 kali - Iklan layanan masyarakat di televisi sebanyak 4 kali tayang.

Perbaikan sistem Administrasi Kearsipan dengan melaksanakan pengurusan naskah dinas berbasis teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena : - Perubahan pola kerja terintegrasi dan lintas sektoral membutuhkan integrasi

administrasi dan data/informasi naskah dinas sebagai bahan koordinasi. - Perubahan perilaku kerja tidak dibatasi waktu dan tempat membutuhkan sarana jaringan

kerja otomatis, on line 24 jam sehari. - Volume pengurusan naskah dinas masuk dan keluar yang sangat tinggi seiring dinamika

institusi dan publik membutuhkan mekanisme kerja yang cepat dan akurat.

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Jumlah petugas protokol yang tidak sebanding dengan meningkatnya jumlah penerimaan tamu, kegiatan kunjungan Gubernur ke Daerah, dan kegiatan acara resmi yang dihadiri Gubernur DIY.

2. Peraturan perundang-undangan yang selalu berubah dan masih bersifat umum perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, sehingga menuntut petugas protokol untuk menyesuaikannya.

3. Pengelolaan-pengelolaan informasi yang berkembang di media massa sebagai dampak dari persaingan antar media dan kebebasan media yang masih perlu diimbangi dengan SDM media yang berkualitas. Media elektronik, yaitu televisi masih terjebak pada pemberitaan yang cenderung bombastis, tanpa memperhitungkan dampak psikologis masyarakat misalnya dalam pemberitaan tentang bencana erupsi Merapi.

4. Frekuensi pelayanan tamu-tamu pemerintah daerah yang sangat tinggi dengan jadwal yang sulit diprediksi.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 178 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Solusi 1. Adanya penambahan pegawai. 2. Diselenggarakan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat. 3. Untuk mengatasi permasalahan dalam pengelolaan informasi yang berkembang di

media massa antara lain dengan meningkatkan pemantauan dan koordinasi dengan media, memberikan informasi tentang isu-isu yang berkembang untuk keseimbangan dan akurasi informasi dan meningkatkan arus informasi melalui media lain.

4. Solusi dalam pelayanan tamu-tamu pemerintah daerah yang sangat tinggi dengan jadwal yang sulit diprediksi adalah sebagai berikut: mencermati tren kegiatan-kegiatan kunjungan ke Provinsi DIY untuk meningkatkan antisipasi dan ketepatan pelayanan dan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

9) Sekretariat DPRD a) Kondisi Umum

Lembaga perwakilan rakyat, sebagai salah satu simpul utama penyelenggaraan pemerintahan, menjadi katup terdepan dalam mewujudkan pemerintahan yang responsif. Agar lembaga perwakilan rakyat dapat menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan secara optimal harus didukung dengan fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan penyediaan tenaga ahli yang diperlukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Tabel 4.55

Target dan Capaian Kinerja Sekretariat DPRD Tahun 2010-2011

No Indikator Kinerja Satuan Capaian 2010 2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Jumlah Rancangan Peraturan Daerah

Raperda 18 (97,62%) 19 17 97,50

2 Penyerapan aspirasi Masyarakat

Pertemuan Hearing : 49 kali Demo/unjuk rasa : 36 kali Tamu : 45 kali Sarasehan : 3 kali

Hearing : 98 kali Demo/unjuk rasa : 48 kali Tamu : 60 kali Sarasehan : 3 kali

Hearing : 50 kali Demo/unjuk rasa : 33 kali Tamu : 17 kali Sarasehan : 0 kali

54,53

3 Persentase Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan

Persen 84,52 100,00 53,94 53,94

4 Jumlah Rapat Paripurna

Sidang 81 80 79 98,75

5 Jumlah Rapat Paripurna Istimewa

Sidang 4 4 3 75,00

6 Jumlah Penyerapan Aspirasi melalui Kegiatan Reses

Paket 381 495 461 93,13

7 Jumlah Rekomendasi Kunker 177 180 128 71,11

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-179

No Indikator Kinerja Satuan Capaian 2010 2011

Target Realisasi % Realisasi

melalui kegiat-an Kunjungan Kerja Pimpinan dan Ang-gota DPRD Dalam Daerah

(92,19 %)

8 Persentase Keikut-sertaan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam menghadiri Bimbingan Teknis

Persen 100 275,00 275 100,00

9 Persentase keikut-sertaan dalam Pertemuan Forum Pim-pinan DPRD dan Sekretaris DPRD se Indonesia, dan Per-temuan BK DPRD se Indonesia

Persen 33 100,00 54,16

54,16

10 Persentase Rekomendasi melalui kegiatan Kunjungan Kerja Alat Kelengkapan DPRD Pro-pinsi DIY keluar Daerah

Persen 90 100,00 85,71 85,71

11 Jumlah Rekomendasi/Kebijakan DPRD Provinsi DIY atas LKPJ Gubernur DIY

Rekomendasi 1 1 1 100,00

12 Jumlah Draft Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan

Draf Raperda 3

4

4

100,00

Sumber: Sekretariat DPRD Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Untuk mendukung tugas dan fungsi dalam rangka pelayanan terhadap kegiatan DPRD Provinsi DIY, maka baik kualitas dan kuantitas SDM masih kurang sesuai kebutuhan.

2. Masih terdapat pegawai yang belum memiliki kemampuan teknis/keterampilan yang mencukupi sesuai bidang tugasnya, misalnya dalam hal jurnalisme, web, audio visual, komputer, kemampuan dalam berbahasa Inggris, akuntansi, listrik dan sound system.

3. Kesadaran disiplin meningkatkan kinerja masih dirasakan kurang. 4. Perubahan pola pikir, sikap dan transformasi birokrasi masih memerlukan waktu.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 180 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Solusi 1. Perlu penambahan pegawai untuk memenuhi kebutuhan pegawai sesuai dengan

kebutuhan masing-masing bagian. 2. Program diklat teknis fungsional/kursus keterampilan diperbanyak 3. Program reward and punishment perlu diimplementasikan, untuk lebih

mengoptimalkan kinerja pegawai. 4. Rotasi dan mutasi pegawai sesuai kompetensi pegawai yang bersangkutan.

C. Administrasi Keuangan Daerah a) Kondisi Umum

Pengelolaan keuangan daerah harus dilaksanakan secara transparan mulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Selain itu akuntabilitas dalam pertanggungjawaban publik dalam arti bahwa proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan akan dihasilkan pengelolaan keuangan daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab.

Dalam hal pengelolaan keuangan daerah, seperti yang tertuang dalam RPJMD sesuai dengan misi ketiga yaitu: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis “Good Governance” dan juga melaksanakan prioritas ketiga yaitu: Peningkatan profesionalisme tata kelola pemerintahan melalui reformasi birokrasi dan tata kelola. Pemerintah Provinsi DIY bertekad menjadi yang “Terbaik dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset pada Tahun 2013 di Indonesia”. Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik tidak dapat dipisahkan dari fungsi pembinaan administrasi keuangan daerah.

Dalam pengelolaan keuangan daerah, ditetapkan dengan peraturan perundangan baik berupa Peraturan daerah maupun Peraturan Gubernur. Untuk tahun 2011 ditargetkan ada 4 Peraturan Daerah dan 4 Peraturan Gubernur tentang APBD dan dapat direalisasikan semua.

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan atau pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi Instansi, sedangkan kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan di tahun anggaran 2011 adalah:

1. Peraturan daerah: a. Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum b. Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha c. Peraturan Derah tentang Retribusi Perijinan Tertentu

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-181

d. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah 2. Peraturan Gubernur:

a. Peraturan Gubernur tentang PPK BLUD b. Peraturan Gubernur tentang Pajak Daerah c. Peraturan Gubernur tentang Sisdur Pengelolaan Keuangan Daerah d. Peraturan Gubernur tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB e. Peraturan Gubernur tentang Teknis Pelaksanaan Perda Retribusi f. Peraturan Gubernur tentang PBB-KB g. Peraturan Gubernur tentang Pajak Air Permukaan

Tabel 4.56

Indikator dan Capaian Kinerja Administrasi Keuangan Daerah Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase peningkatan

pendapatan daerah Persen 10,15 6,3 8,07 128,10

2 Rasio Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah

Persen 60,37 48,86 54,62 111,79

3 Rasio Realisasi PAD terhadap target PAD

Persen 120,50 100,00 115,00 115,00

4 Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah

Persen 78,8 100,00 92,0 92,00

5 Jumah Peraturan Daerah tentang APBD yang ditetapkan selama 1 tahun

Perda, Pergub

4 4

4 4

4 4

100,00

6 Jumlah Kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

Perda, Pergub

1 9

1 9

1 9

100,00

7 Jumlah barang/aset Pemda yang dapat diinventarisasi

Buah 642.643 (33 SKPD)

652.643 (34 SKPD)

620.011 (34 SKPD)

8 Persentase aset Pemda yang dapat dioptimalkan Melalui sewa

Bidang & bangunan

Bidang

27

32

32

52

32

52

100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 182 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi Pinjam Pakai

Bangun guna

serah

Kendaraan

Bidang

-

1

2

1

2

1

100,00

Sumber: DPPKA Provinsi DIY b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Pendapatan Asli Daerah masih bertumpu pada Pajak Daerah. 2. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah sebagai sumber penerimaan pengelolaan

kekayaan daerah dan retribusi. 3. Dana Perimbangan yang masih bersifat given. 4. Ekstensifikasi pendapatan daerah terkendala oleh kewenangan dan kebijakan

Pemerintah Pusat. 5. Belum semua SKPD yang mempunyai pendapatan memahami mekanisme penyetoran

pendapatan. 6. Belum semua SKPD dalam penyusunan aliran kas berdasarkan anggaran yang

dibutuhkan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan sehingga menimbulkan kesulitan dalam merealisasikan dan harus melakukan revisi anggaran kas dan DPA yang telah ditetapkan.

7. Belum semua SKPD mengetahui Sisdur pengelolaan Keuangan Daerah dari perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pencatatan Akuntansi untuk pelaporan.

8. Dalam pengelolaan dan optimalisasi aset daerah masih diperlukan tenaga yang kompeten dibidang penilaian aset untuk penyusunan neraca guna percepatan laporan keuangan secara keseluruhan.

9. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah memerlukan SDM yang kompeten dibidang TI dan sarana prasarana untuk Aplikasi SIKPD yang dilaksanakan mulai tahun anggaran 2011.

10. Pengelolaan Aset dalam tahun 2010 dalam LHP BPK dinyatakan telah tercapai WTP 2011 namun masih terdapat paragraf penjelasan aset kabupaten/kota belum dilengkapi Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB), temuan itu sudah ditindaklanjuti penyelesaiannya di tahun 2011. Untuk itu perlu langkah-langkah strategis dalam mempertahankan opini WTP.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-183

11. Pengelola barang dan pengurus barang terhadap aplikasi Sistem Manajemen Aset (SIMA) masih kurang dan dalam pencatatan aset untuk modal dan belanja barang dan jasa yang bisa dikapitalisasi dan dicatat sebagai Aset.

12. Masih ada kesulitan dalam inventarisasi Barang Milik Daerah yang ada di SKPD-SKPD. 13. Penyelesaian tanah eks Bioskop Indra. Kegiatan TA 2010 (perubahan) belum selesai

untuk biaya penggantian untuk pengosongan 7 penghuni yang menguasai tanah dan bangunan, baru 4 orang yang terealisasi sisanya 3 orang akan diselesaikan TA berikutnya, tetapi TA 2011 dan T.A 2010 belum dianggarkan.

Solusi

1. Peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dengan system online, pelayanan dengan bus Samsat Keliling, partisipasi pada kegiatan – kegiatan yang diadakan dI kabupatan/kota (perayaan pasar malam sekaten, harijadi kabupaten), pelayanan “ drive thru”, pelayan di outlet BPD dan perlindungan masyarakat;

2. Optimalisasi/pemanfaatan aset Pemerintah Daerah sebagai sumber PAD; 3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan

pemerintah pusat, kabupaten/kota, POLRI, dan instansi penghasil 4. Kegiatan Pembebanan BBN-KB II dan Pembebasan sanksi administrasi berupa denda

dan bunga 5. Peningkatan kemampuan aparatur pajak daerah dan retribusi daerah melalui kegiatan

bimbingan teknis pajak dan retribusi daerah; 6. Koordinasi dalam rangka optimalisasi pendapatan untuk memecahkan pengelolaan

pendapatan di masing-masing SKPD 7. Forum komunikasi antara Pemerintah Provinsi DIY dengan para pengusaha dalam

upaya peningkatan sumbangan pihak ketiga 8. Fasilitasi dana perimbangan dan koordinasi dengan Kementrian Keuangan Republik

Indonesia,Cq: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kanwil Direktorat Jendral Pajak, Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan, Pemerintah Kabupaten/Kota, Bank Persepsi, Bank Operasional III dan Kas Daerah

9. Sosialisasi Sisdur tentang pengelolaan keuangan daerah dan pendampingan dalam pelaksanaannya.

10. Dalam rangka memepertahankan WTP maka diperlukan langkah yang lebih baik dalam pengelolaan barang milik daerah mulai dari pencatatan aset daerah, barang yangan berasal dari pengadaan, mutasi,hibah, penghapusan dan optimalisasi aset untuk peningkatan PAD serta optimali aset bagi penggunaan barang di SKPD.

11. Peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan dibidangnya dan dengan koordinasi serta pendampingan dengan SKPD dalam membuat neraca untuk mempercepat penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 184 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

12. Menyediakan sarana prasana dan meningkatkan kompetensi SDM untuk pengembangan pengelolaan keuangan daerah dengan aplikasi SIPKD.

13. Meningkatkan pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bintek dan pendampingan dalam pengelolaan barang Milik Daerah.

14. Untuk penyelesaian tanah Pemda eks Bioskop Indra akan dilaksanakan dengan: - Mengadakan rapat koordinasi tindaklanjut penyelesaian penghuni di atas tanah

eks Bioskop Indra. - Koordinasi dengan kejaksaan Tinggi untuk penyelesaian negosiasi masalah

pengosongan Tanah Pemda eks Bioskop Indra. - Apabila tidak ada kesepakatan akan dilaksanakan melalui jalur hukum. - Anggarannya akan diusulkan di perubahan TA 2012, apabila terjadi kesepakatan

dengan 3 orang penghuni.

D. Kepegawaian 1) Badan Kepegawaian a) Kondisi Umum

Pegawai sebagai aset dan unsur utama dalam organisasi memegang peranan yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh manusia yang merupakan penggerak utama jalannya organisasi. Tanpa didukung dengan kinerja yang baik atau tinggi dari aparatur, suatu organisasi akan mengalami kesulitan dalam proses pencapaian tujuannya. Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang handal dan berkompeten dengan bidang tugasnya. Pegawai dengan kompetensi tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Profesionalisme PNS dibentuk sejak perekrutan pegawai, penempatan hingga tataran selanjutnya dalam karir jabatan. Perekrutan PNS diawali dengan penyusunan formasi sesuai persyaratan jabatan dan seleksi sesuai kriteria yang ditetapkan. Penempatan sesuai kompetensinya sehingga tercapai penempatan pegawai pada jabatan yang tepat (right man on the right job). Pola karier bagi PNS akan memandu karir PNS sejak CPNS hingga pensiun.

Profesionalisme PNS tidak dapat dipisahkan dengan penegakan disiplin. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 terus ditegakkan dalam rangka peningkatan disiplin PNS. PNS indisipliner akan dikenakan sanksi hukum sesuai ketentuan. Inilah perwujudan penegakan hukum dan peningkatan disiplin bagi PNS. Keberadaan sistem presensi secara on line juga mendukung aksi ini. Presensi PNS dilakukan secara elektronik, sehingga diperoleh data presensi yang real time.

Reward bagi PNS diwujudkan pada tahun 2011 dengan pemberian tambahan penghasilan pegawai berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2010 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Pemerintah Provinsi DIY dan Tahapan Penilaian Kinerja

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-185

Instansi dan Prestasi Kerja Pegawai Provinsi DIY. Tambahan penghasilan dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi dan pada akhirnya tercapai peningkatan kinerja dan kesejahteraan pegawai. Penentuan tambahan penghasilan didasarkan pada bobot pegawai dan prestasi kerja setiap bulan serta hasil penilaian kinerja instansi pada tahun sebelumnya.

Tabel 4.57 Indikator dan Capaian Kinerja Kepegawaian Tahun 2010-2011

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2010 Tahun 2011

Target Capaian % Realisasi 1 Jumlah penerimaan CPNS orang 253 763 0 0.00 2 Jumlah PNS dikirim diklat orang 167 4 3 75,00 3 Jumlah penyelesaian kenaikan

pangkat sk 3.238 3.000 2.629 88,00

4 Jumlah rancangan peraturan di bidang Kepegawaian

rapergub 3 2 2 100,00

5 Jumlah instansi target penilaian kinerja

skpd 33 33 36 109,00

6 Jumlah back up data PNS data 7.662 7.650 7.780 102,00 7 Jumlah arsip dinamis

kepegawaian file 3.006 3.000 3.105 104,00

8 Jumlah pejabat yang dikirim untuk pengukuran kompetensi

orang 18 12 12 100,00

Sumber: BKD Provinsi DIY Penjelasan:

Target penerimaan CPNS merupakan jumlah usulan formasi CPNS tahun 2011 sebanyak 763 orang. Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, Nomor 800-632 Tahun 2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tanggal 24 Agustus 2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil memutuskan penundaan sementara penetapan tambahan formasi untuk penerimaan CPNS sejak 1 September 2011 sampai 31 Desember 2012 dengan pengecualian tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi DIY tidak melaksanakan seleksi penerimaan CPNS pada tahun 2011. Selama masa ini dilakukan redistribusi pegawai, penghitungan jumlah kebutuhan PNS serta penyusunan formasi PNS.

Pada tahun 2011, Pemerintah Provinsi DIY tidak mengalokasikan anggaran untuk fasilitasi pengiriman diklat teknis fungsional. Kebijakan anggaran tahun 2011 lebih diprioritaskan untuk penanganan pasca bencana Merapi, sehingga kegiatan yang kurang mendesak ditunda untuk tahun yang akan datang.

Pegawai Pemerintah Provinsi DIY di tahun 2011 sudah termasuk pegawai dan guru sekolah RSBI Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunungkidul.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 186 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Pemeliharaan mesin absensi elektronik cukup merepotkan karena terjadi banyak

kerusakan mesin di masing-masing SKPD. 2. Seleksi Penerimaan Calon PNS Berdasarkan Peraturan bersama MENPAN dan RB,

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan dilakukan penundaaan sementara penerimaan CPNS tahun 2011-2012 Solusi

1. Pemeliharaan mesin absensi elektronik dialihkan ke masing-masing SKPD 2. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai sehubungan dengan penundaan sementara

penerimaan CPNS dilakukan redistribusi penghitungan jumlah kebutuhan PNS dan menyusun proyeksi kebutuhan PNS

2) Badan Pendidikan dan Latihan a) Kondisi Umum

Pengembangan SDM dalam hal ini aparatur Pemerintah Provinsi DIY tidak dapat dipisahkan dari peran pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan menjadi daya ungkit (leverage) yang paling kuat dalam mewujudkan sosok pegawai negeri sipil yang kompeten dan profesional, yang dicapai melalui upaya inovasi dan pengembangan dalam program, kurikulum, metode, serta sarana dan prasarana diklat.

Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai, sampai saat ini dinilai sebagai upaya organisasi yang memiliki pengaruh signifikan dalam peningkatan kompetensi pegawai. Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai merupakan proses pembelajaran yang dirancang dan dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi peserta agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya secara profesional. Dengan meningkatnya kompetensi yang dimiliki para peserta, maka kinerja individu mereka sekembalinya ke tempat kerja diharapkan akan meningkat, dan pada akhirnya kinerja organisasi secara keseluruhan akan meningkat pula.

Tabel 4.58

Indikator Capaian dan Kinerja Kepegawaian Tahun 2010-2011

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2010

2011

Target Capaian % Realisasi

1 Pendidikan dan pelatihan teknis : a. Diklat penilaian aset daerah b. Diklat MOT

Orang orang

34 -

40 35

40 35

100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-187

No Indikator Kinerja Satuan Capaian

2010

2011

Target Capaian % Realisasi

c. Diklat Penatausahaan keuangan daerah

d. Bimtek pengadaan barang dan jasa

e. Workshop aparatur berwawasan seni dan budaya

f. Diklat Bendahara Keuangan Daerah

orang

orang

orang

orang

34

57 60

-

80

200 35

40

72

172 31

40

90,00

86,00 88,57

100,00

2 Diklat Prajabatan a. Golongan III b. Golongan II

orang orang

1.125 1.187

520 400

390 358

75.00 89.50

3 Diklat Struktural a. Diklat kepemimpinan tingkat

III b. Diklat kepemimpinan tingkat

IV

orang orang

352 353

360 360

358 360

99,44

100,00

4 Diklat Fungsional a. Diklat Pranata Komputer b. . Diklat TOT Umum

orang orang

49 -

50 35

50 33

100,00 94,29

Sumber: Bandiklat Provinsi DIY

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Upaya penerapan Diklat Sistem Satu Pintu belum optimal. 2. Belum maksimalnya pemanfaatan alumni Diklat baik alumni Diklat Struktural maupun

Diklat Teknis dan Diklat Fungsional. 3. Sarana dan prasarana penyelenggaraan Diklat belum optimal 4. Belum optimalnya Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) yang mengakibatkan Diklat-Diklat

(Teknis Fungsional) yang dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai kebutuhan.

Solusi 1. Koordinasi dan sosialisasi program diklat dengan SKPD Pemerintah Provinsi DIY

maupun dengan Kabupaten/Kota se-Provinsi DIY. 2. Mensyaratkan Diklat Teknis, Fungsional maupun Struktural dalam Pola Karir Pegawai. 3. Menyusun Sistem Informasi Diklat baik secara on line maupun off line. 4. Mengembangkan e-Office pada tahap pra, in dan pasca diklat termasuk didalamnya

pengembangan pembelajaran dengan menggunakan sistem/metoda e-learning.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 188 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana Badan Diklat serta mengupayakan akreditasi penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II di Provinsi DIY.

6. Mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan Badan Kepegawaian Daerah tentang AKD.

7. Meningkatkan koordinasi kemitraan dengan daerah lain dalam hal penyelenggaraan diklat aparatur dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat serta optimalisasi promosi kediklatan keluar daerah.

E. Persandian a) Kondisi Umum

Pemerintah Provinsi DIY telah menyelenggarakan persandian sebagai upaya kongkrit pelaksanaan Sistem Persandian Nasional yaitu dengan menggelar Jaring Komunikasi Sandi (JKS) di instansi Pemerintah se-provinsi DIY. Saat ini telah tergelar unit teknis Persandian di Kabupaten/Kota se DIY untuk melaksanakan JKS yaitu : - Jajaran pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota se-Provinsi DIY - Jajaran TNI meliputi TNI AD, AL dan AU serta AAU - Jajaran Polda - Jajaran Kejaksaan Tinggi. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah : a. Menerima/mengirim/mengolah berita/informasi yang bersifat rahasia/terbatas kepada

alamat yang dituju melalui proses persandian. b. Melakukan perawatan atau mengganti sistem mesin-mesin sandi secara periodic. c. Melakukan kegiatan penggantian sistem sandi secara periodik dengan Pemerintah Pusat. d. Melakukan pengamanan frekuensi dengan memasang jammer agar ruangan bebas dari

frekuensi HP. e. Melakukan koordinasi secara periodik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Jajaran

Persandian se-DIY. f. Melakukan koordinasi dengan Jajaran Persandian se-Jawa Tengah dan DIY serta

melaksanakan HUT Persandian.

b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Rendahnya Pemanfaatan Persandian. 2. Persandian sebagai sarana pengamanan informasi belum dimanfaatkan secara

optimal oleh pejabat/pimpinan di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga informasi rahasia di kalangan pejabat Pemerintah Provinsi DIY.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-189

3. Pada proses regenerasi SDM terdapat hambatan kekurangan personel yang membidangi persandian.

Solusi

1. Perlu diadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kerahasiaan informasi di kalangan pejabat, sehingga fungsi sandi sebagai sarana pengamanan informasi dapat dimanfaatkan secara optimal

2. Pengimplementasian PP Nomor 38 dan 41 Tahun 2007 secara menyeluruh di semua kelembagaan, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah/Kota

3. Regenerasi ahli sandi secara bertahap dan berkesinambungan sehingga tidak akan terjadi kekurangan/kekosongan personel yang ahli dalam bidangnya. Regenerasi ini dapat dilaksanakan misalnya dengan cara Bimtek, Workshop dan lain sebagainya

Tabel 4.59

Program Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian Tahun Anggaran 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Analisis Kebijakan Pembangunan

387.029.880 100,00 99,51 100,00 100,00 BIRO KESRA

1.1 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang Pendidikan

27.389.980 100,00 99,18 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

1.2 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan bidang Pendidikan

14.720.000 100,00 99,69 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.3 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan bidang Kesehatan

28.153.300 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.4 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan bidang Kesehatan

16.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.5 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

49.594.000 100,00 98,06 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

1.6 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

31.331.000 100,00 99,31 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

1.7 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang KB dan Keluarga Sejahtera

24.182.500 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.8 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang KB dan Keluarga Sejahtera

16.000.000 100,00 99,50 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.9 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan

26.492.900 100,00 99,92 100,00 100,00 - BIRO KESRA

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 190 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

1.10 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan

15.999.300 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.11 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

26.019.300 100,00 99,98 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.12 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat

14.520.300 100,00 99,41 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.13 Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan

20.979.000 100,00 99,86 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

1.14 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti & Kedisiplinan

14.453.200 100,00 99,86 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

1.15 Koordinasi Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Bidang Agama

17.340.100 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.16 Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kehidupan Agama

14.030.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.17 Fasilitasi dan Koordinasi Program Usaha Kegiatan Sekolah (UKS)

15.000.000 100,00 98,70 100,00 100,00 - BIRO KESRA

1.18 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan

14.825.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2 Program Pengembangan Kehidupan Beragama

1.254.233.000 100,00 98,78 100,00 100,00 BIRO KESRA

2.1 Fasilitasi Penyelenggaraan STQ Tk Prvinsi dan Pengiriman Kafilah STQ Tk. Nasional Provinsi DIY

226.828.700 100,00 99,27 100,00 100,00 -

BIRO KESRA

2.2 Fasilitasi Penyelenggaraan Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional

291.083.100 100,00 96,56 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.3 Pembinaan Kerukunan Lintas Umat Beragama

37.575.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.4 Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan

49.998.000 100,00 99,20 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.5 Fasilitasi Pembinaan Mental Rohani Agama

103.748.200 100,00 99,71 100,00 100,00 - BIRO KESRA

2.6 Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) VIII Provinsi DIY

545.000.000 100,00 99,47 100,00 100,00 - BIRO KESRA

3 Program Optimalisasi

Pemanfaatan Teknologi Informasi

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 BIRO ADPEM

3.2 Pengelolaan SIM Layanan Ijin Penelitian Online

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4 Program Peningakatan Analisis Kebijakan Pembangunan

399.570.100 100,00 98,18 100,00 100,00 BIRO ADPEM

4.1 Analisis Kebijakan Bidang 49.999.950 100,00 99,84 100,00 100,00 - BIRO

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-191

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Pariwisata dan Kebudayaan ADPEM

4.2 Analisis Kebijakan Bidang Perhubungan

49.947.550 100,00 99,30 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.3 Analisis Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang PU dan ESDM

50.000.000 100,00 98,60 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.4 Koordinasi Kebijakan Bidang Pariwisata dan Budaya

18.958.050 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.5 Koordinasi Kebijakan Bidang Perhubungan

15.705.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.6 Koordinasi Kebijakan Bidang PU dan ESDM

22.167.450 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.7 Koordinasi Pelaksanaan Program Dekonsentrasi

38.735.000 100,00 98,71 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.8 Pemantauan dan Evaluasi Pelaporan Kebijakan Bidang PU dan ESDM

16.169.300 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.9 Pemantauan, Evaluasi Pengendalian dan Pelaporan Program/Kegiatan Dekonsentrasi dan TP

24.605.400 100,00 81,55 100,00 100,00 sisa belanja perjalanan dinas BIRO

ADPEM

4.10 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan

15.296.950 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BIRO ADPEM

4.11 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Perhubungan

14.017.850 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.12 Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK

34.802.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

4.13 Analisis DAK 49.165.600 100,00 98,78 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5 Program Penelitian Pengembangan

619.073.260 100,00 96,05 100,00 100,00 BIRO ADPEM

5.1 Fasilitasi Koordinasi Penelitian dan Pengembangan

62.757.050 100,00 95,48 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.2 Fasilitasi Dewan Riset Daerah 317.500.000 100,00 96,54 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.3 Inventarisasi Hasil-Hasil Penelitian

74.999.860 100,00 98,73 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.4 Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengembangan

25.000.000 100,00 91,60 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.5 Pelaksanaan Penelitian 79.516.350 100,00 97,49 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

5.6 Penyusunan Jurnal Penelitian dan Pengembangan

59.300.000 100,00 90,60 100,00 100,00 - BIRO ADPEM

6 Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

2.922.984.250 100,00 95,59 100,00 100,00 INSPEKTORAT

6.1 Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

1.916.730.000 100,00 97,19 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 192 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

6.2 Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

38.294.000 100,00 91,61 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.3 Koordinasi Pengawasan Yang Lebih Komprehensif

62.083.500 100,00 99,97 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.4 Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan

117.769.000 100,00 99,05 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.5 Gelar Pengawasan Daerah dan Pemutakhiran data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

135.404.000 100,00 89,66 100,00 100,00 sisa akomodasi hotel

INSPEKTORAT

6.6 Monitoring, Evaluasi dan Inventarisasi Temuan Pengawasan

95.281.000 100,00 87,28 100,00 100,00 Sisa uang lembur

INSPEKTORAT

6.7 Pengendalian Manajemen Laporan Pajak-pajak Pribadi

20.524.000 100,00 99,44 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

6.8 Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Pemerintah Daerah

536.898.750 100,00 91,69 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

7 Program Pengembangan Tenaga Pemeriksa Dan Aparatur Pengawasan

73.096.500 100,00 95,06 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

7.1 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa Dan Aparatur Pengawasan

73.096.500 100,00 95,06 100,00 100,00 - INSPEKTORAT

8 Program Peningkatan

Kapasitas Kelembagaan Daerah 1.734.374.750 100,00 97,42 100,00 100,00 BIRO

ORGANISASI 8.1 Asistensi Penyusunan

Renstra/LAKIP/RKT/PK Instansi 88.681.600 100,00 97,98 100,00 100,00 - BIRO

ORGANISASI 8.2 Evaluasi dan Penyusunan

Standar Pelayanan Publik 23.530.500 100,00 98,48 100,00 100,00 - BIRO

ORGANISASI 8.3 Pendampingan Penyusunan

SOP Internal SKPD 79.228.500 100,00 98,43 100,00 100,00 - BIRO

ORGANISASI 8.4 Penilaian Kinerja Pelayanan

Pada Unit Pelayanan Publik (IKM)

98.628.500 100,00 94,92 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.5 Penyusunan dan Sosialisasi ASB 155.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.6 Penyusunan dan Sosialisasi SHBJ

90.987.450 100,00 96,43 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.7 Forkompanda 52.677.000 100,00 93,56 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.8 Fasilitasi Evaluasi Kelembagaan Kabupaten/Kota

55.000.000 100,00 98,26 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.9 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Budaya Pemerintahan

47.960.000 100,00 98,92 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.10 Fasilitasi Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Pemerintahan

48.270.200 100,00 99,42 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.11 Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah

153.675.000 100,00 97,39 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.12 Evaluasi Kinerja Lembaga Non Struktural

22.225.000 100,00 98,23 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.13 Penyusunan Rincian Tugas dan Fungsi SKPD

49.450.000 100,00 98,46 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.14 Penyusunan Kompetensi Jabatan Fungsional Umum

170.558.000 100,00 93,00 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.15 Review Kualifikasi Jabatan 90.286.000 100,00 93,26 100,00 100,00 - BIRO

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-193

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Fungsional Umum ORGANISASI

8.16 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural

94.509.000 100,00 99,99 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.17 Fasilitasi Evaluasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kab./Kota (Citra Bakti Abdi Negara)

25.000.000 100,00 99,77 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.18 Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Bencana

80.075.000 100,00 99,94 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.19 Monitoring Evaluasi Pelayanan Publik Pasca Erupsi Gunung Merapi

59.925.000 100,00 99,86 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.20 Penyusunan Kualifikasi Jabatan 72.662.200 100,00 97,65 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.21 Monitoring dan Evaluasi Uji Coba Penerapan 5 (Lima) Hari Kerja Tahap II

29.999.000 100,00 98,32 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.22 Penyusunan Peraturan Gubernur Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana (Komputer dan Kendaraan)*

48.046.800 100,00 97,74 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

8.23 Penghitungan Kebutuhan Jumlah Pegawai

98.000.000 100,00 98,81 100,00 100,00 - BIRO ORGANISASI

9 Program Optimalisasi PemanfaatanTeknologi Informasi

30,000,000 100,00 93,44 100,00 100,00 BANDIKLAT

9.1 Pengelolaan Data dan Pengembangan Teknologi Informasi

30.000.000 100,00 93,44 100,00 100,00

- BANDIKLAT

9.2 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

284,988,750 100,00 91,91 100,00 100,00 BANDIKLAT

9.3 Koordinasi dan Fasilitasi Kemitraan

40.212.200 100,00 95,19 100,00 100,00 - BANDIKLAT

9.4 Promosi dan Rekruitmen Kemitraan

244.776.550 100,00 91,37 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10 Program Penelitian dan Pengembangan

251,408,500 100,00 95,23 100,00 100,00 BANDIKLAT

10.1 Pengembangan Kurikulum dan Silabus Kediklatan

64.452.000 100,00 93,48 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10.2 Pengembangan Evaluasi Pasca Diklat

57.153.000 100,00 97,66 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10.3 Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan

39.803.500 100,00 99,58 100,00 100,00 - BANDIKLAT

10.4 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi

50.000.000 100,00 88,91 100,00 100,00 Efisiensi pada akomodasi dan harga tiket perjalanan sesuai harga saat itu

BANDIKLAT

10.5 Penerbitan Buletin Diklat 40.000.000 100,00 98,19 100,00 100,00 - BANDIKLAT 11 Program Pendidikan Kedinasan 12,927,101,380 100,00 76,37 100,00 95,00 BANDIKLAT

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 194 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

11.1 Pendidikan Dan Pelatihan Teknis

961.406.860 100,00 87,20 100,00 90,70 • Honor dan akomodasi penceramah dari pusat untuk Bimtek PBJ direncanakan 4 hadir 2 orang • Foto peserta dan Sertifikat untuk Workshop Pengembangan Aparatur Berwawasan Seni dan Budaya dikeluarkan oleh penyelenggara workshop yaitu Yayasan Bagong Kussudiardja, • Sebagian materi diklat diberikan dalam bentuk softcopy sehingga tidak memerlukan biaya fotocopy

BANDIKLAT

11.2 Diklat Prajabatan 3.711.320.020 100,00 61,34 100,00 81,30 Diklat Prajabatan tidak terlaksana sebanyak 4 angkatan, yaitu Diklat Prajabatan Golongan III sebanyak 3 angkatan dan Prajabatan Golongan II/I sebanyak 1 angkatan

BANDIKLAT

11.3 Diklat Struktural 8.109.345.200 100,00 81,58 100,00 99,72 • Akomodasi peserta Diklat PIM IV Angkatan 7 yang direncanakan di luar kampus Badan Diklat dilaksanakan di Badan Diklat • Sisa lelang konsumsi peserta • efisiensi perjalanan dinas

BANDIKLAT

11.4 Diklat Fungsional 145.029.300 100,00 97,41 100,00 97,65 BANDIKLAT

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-195

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

12 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

192.889.250 100,00 83,04 100,00 100,00 BANDIKLAT

12.1 Ujian Sertifikasi Keahlian PBJ 45.234.550 100,00 91,11 100,00 62,29 BANDIKLAT 12.2 Peningkatan Keterampilan dan

Profesionalisme 147.654.700 100,00 80,57 100,00 100,00 Jumlah

penawaran kursus / pelatihan bagi Widyaiswara terbatas

BANDIKLAT

13 Program Analisis Kebijakan Pembangunan

1.262.870.580 100,00 98,91 100,00 100,00 APSDA

13.1 Analisa Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

60.141.150 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.2 Analisa Kebijakan Pengembangan Bidang Lingkungan Hidup

59.975.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.3 Analisa Kebijakan Pengembangan Ekonomi

68.515.500 100,00 98,87 100,00 100,00 - APSDA

13.4 Analisis Pengembangan Potensi Daerah Untuk Menarik Investasi

58.686.900 100,00 98,72 100,00 100,00 - APSDA

13.5 Koordinasi Penyusunan Kebijakan Bidang Badan Usaha Daerah

56.227.700 100,00 99,47 100,00 100,00 - APSDA

13.6 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

60.171.600 100,00 98,05 100,00 100,00 - APSDA

13.7 Analisa Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan

38.673.300 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.8 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Kehutanan dan Perkebunan

25.835.900 100,00 99,38 100,00 100,00 - APSDA

13.9 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan

25.735.900 100,00 99,38 100,00 100,00 - APSDA

13.10 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Bidang Kehutanan dan Perkebunan

19.697.200 100,00 95,89 100,00 100,00 - APSDA

13.11 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan

19.688.200 100,00 96,70 100,00 100,00 - APSDA

13.12 Analisa Kebijakan Bidang Pertanian

52.554.450 100,00 99,37 100,00 100,00 - APSDA

13.13 Analisa Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

54.093.930 100,00 99,39 100,00 100,00 - APSDA

13.14 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Pertanian

15.331.550 100,00 97,31 100,00 100,00 - APSDA

13.15 Koordinasi dan Fasilitasi Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

28.223.700 100,00 98,54 100,00 100,00 - APSDA

13.16 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Bidang Pertanian

18.610.400 100,00 96,35 100,00 100,00 - APSDA

13.17 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan

18.576.400 100,00 95,69 100,00 100,00 - APSDA

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 196 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

13.18 Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Koperasi dan UKM

71.354.250 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.19 Analisa Kebijakan Pengembangan Koperasi dan UKM

63.432.050 100,00 98,58 100,00 100,00 - APSDA

13.20 Analisa Prospek Usaha Koperasi dan UKM

58.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.21 Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Industri dan Perdagangan

65.365.700 100,00 98,13 100,00 100,00 - APSDA

13.22 Analisa Kebijakan Pengembangan Sektor Industri

53.999.800 100,00 98,68 100,00 100,00 - APSDA

13.23 Analisa Kebijakan Strategi Pengembangan Pasar

64.001.000 100,00 98,64 100,00 100,00 - APSDA

13.24 Analisis Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Bidang Penanaman Modal

15.000.000 100,00 98,00 100,00 100,00 - APSDA

13.25 Analisis Kebijakan Pembentukan LPKD

48.247.500 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.26 Analisis Uji Kelayakan BUMD 37.123.800 100,00 100,00 100,00 100,00 - APSDA

13.27 Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan

24.525.000 100,00 95,59 100,00 100,00 - APSDA

13.28 Penyiapan dan Perumusan Kebijakan Pemberian Insentif dan Kemudahan Dalam Penanaman Modal di Daerah

20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

APSDA

13.29 Fasilitasi dan Koordinasi Lokakarya Regulasi Penanaman Modal MPU

60.332.700 100,00 98,51 100,00 100,00 - APSDA

14 Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

12.340.370.765 100,00 79,88 100,00 100,00 DPPKA

14.1 Penyusunan Sisdur Pengelolaan Keuangan Daerah

90.000.000 100,00 87,40 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja makan minum rapat

DPPKA

14.2 Penyusunan Raperda tentang APBD

825.000.000 100,00 83,91 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja cetak penggandaan, lembur, um lembur, perjalanan dinas

DPPKA

14.3 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran APBD

725.000.000 100,00 59,89 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja lembur,um lembur, cetak penggandaan makan minum minum rapat, perjalanan dinas karena penetapan di

DPPKA

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-197

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

akhir tahun, cetak buku penjabaran di T.A 2012

14.4 Penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD

400.000.000 100,00 91,06 100,00 100,00 - DPPKA

14.5 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran Perubahan APBD

320.000.000 100,00 79,70 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja tim pelaksana keg lembur, um lembur, penggandaan makan minum rapat dan perjalanan dinas.

DPPKA

14.6 Penyusunan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

395.457.975 100,00 93,02 100,00 100,00 - DPPKA

14.7 Penyusunan Rapergub tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

114.192.100 100,00 98,18 100,00 100,00 -

DPPKA

14.8 Bintek Implementasi Paket regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

190.076.000 100,00 89,59 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja honorarium penyelenggara kegiatan

DPPKA

14.9 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber pendapatan Daerah (BHP/BHPP)

644.869.125 100,00 84,27 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja honorarium penyelenggara kegiatan, lembur, um lembur, perjalanan dinas

DPPKA

14.10 Penatausahaan dan Pengendalian Gaji Pegawai Daerah

494.689.350 100,00 94,25 100,00 100,00 - DPPKA

14.11 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Bantul

1.085.000.000 100,00 81,47 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa hasil lelang cetak, penggandaan (SKPD) , pengumuman lelang, perjalan dinas, lembur,uang makan lembur

DPPKA

14.12 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2pendapatan Daerah di KPPD Kab.G. Kidul

463.400.000 100,00 83,06 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa hasil lelang cetak penggandaan (SKPD) , lembur,UM lembur, perjalanan dinas

DPPKA

14.13 Intensifikasi dan Ekstensifikasi 1.027.000.000 100,00 72,78 100,00 100,00 Sisa anggaran DPPKA

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 198 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kota YK

dari sisa hasil lelang cetak penggandaan (SKPD), lembur, UM lembur, perjalanan dinas

14.14 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Kl. Progo

468.620.000 100,00 81,14 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa hasil lelang cetak penggandaan (SKPD), lembur, UM lembur, perjalanan dinas

DPPKA

14.15 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Sleman

2.146.930.000 100,00 65,39 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa hasil lelang cetak dan penggandaan, (SKPD), pengumuman lelang mebelair, lembur, UM lembur , perjalanan dinas, pemel. Genzet.

DPPKA

14.16 Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

145.695.000 100,00 91,00 100,00 100,00 - DPPKA

14.17 Pembinaan Pengelolaan BLUD 171.560.000 100,00 95,65 100,00 100,00 - DPPKA

14.18 Pembinaan Teknis Pengelolaan Pajak daerah

519.533.260 100,00 90,41 100,00 100,00 - DPPKA

14.19 Pelayanan Kesamsatan 416.876.000 100,00 85,22 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja honorarium penyelenggara kegiatan,lembur, um. Lembur sewa gedung, perjalananan dinas

DPPKA

14.20 Pengembangan Pelayanan Kesamsatan

507.198.000 100,00 82,75 100,00 100,00 Sisa anggaran honor Tim, lembur,sewa box, makan minum harian perjalanan dinas

DPPKA

14.21 Penyusunan Perhitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB

184.814.375 100,00 81,91 100,00 100,00 Sisa anggaran belanja publikasi, perjalanan dinas , akomodasi

DPPKA

14.22 Penyusunan cash Budget Daerah

119.999.400 100,00 88,46 100,00 100,00 Sisa anggaran lembur dan makan minum lembur

DPPKA

14.23 Penyusunan Laporan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah

157.374.180 100,00 91,86 100,00 100,00 - DPPKA

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-199

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

14.24 Bintek Pengelolaan Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain2 daerah

322.861.000 100,00 78,58 100,00 100,00 Sisa anggaran perjalanan dinas,Akom, Honor Penyelenggaraan Kegiatan alat perlengkapan

DPPKA

14.25 Pemeliharaan Rutin/Berkala SIMA DIY

224.225.000 100,00 91,04 100,00 100,00 - DPPKA

14.26 Peningkatan kualitas Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah

180.000.000 100,00 95,09 100,00 100,00 - DPPKA

15 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota

349.454.750 100,00 98,86 100,00 100,00 DPPKA

15.1 Evaluasi Raperda tentang APBD Kab/Kota

245.760.750 100,00 99,84 100,00 100,00 - DPPKA

15.2 Evaluasi Raper Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD Kab/Kota

103.694.000 100,00 96,55 100,00 100,00 - DPPKA

16 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Pengendalian Kebijakan KDH

298.770.300 100,00 88,29 100,00 100,00 DPPKA

16.1 Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

163.779.500 100,00 89,57 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja lembur,uang makan lembur, penggandaan

DPPKA

16.2 Tindak Lanjut LHP 59.990.800 100,00 88,81 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja perjalanan dinas, makan minum rapat, honor Tim

DPPKA

16.3 Tuntutan perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

75.000.000 100,00 85,08 100,00 100,00 Sisa anggaran dari belanja perjalanan dinas, makan minum rapat

DPPKA

17 Program Optimalisasi Pemanfataan Teknologi Informasi

150.000.000 100,00 90,81 100,00 100,00 DPPKA

17.1 Penyusunan Sistem Informasi Terhadap Layanan Publik

100.000.000 100,00 92,24 100,00 100,00 - DPPKA

17.2 Pengelolaan data dan pengembangan Teknologi Informasi

50.000.000 100,00 87,94 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa belanja perjalanan dinas , makan minum rapat,lembur

DPPKA

18 Program Penataan Peraturan perundang-undangan

370.000.000 100,00 73,09 100,00 100,00 DPPKA

18.1 Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Perda ttg Retribusi daerah

170.000.000 100,00 97,90 100,00 100,00 - DPPKA

18.2 Penyusunan Raperda Pengelolan Barang Milik daerah

200.000.000 100,00 52,01 100,00 100,00 Sisa Anggaran dari sisa belanja perjalanan dinas,makan minum rapat,

DPPKA

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 200 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

penggandaan

19 Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah

727.318.700 100,00 97,00 100,00 100,00 DPPKA

19.1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuda

518.918.700 100,00 97,91 100,00 100,00 - DPPKA

19.2 Pengembangan Aplikasi Pengelolaan keuangan Daerah

208.400.000 100,00 94,71 100,00 100,00 - DPPKA

20 Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah

616.622.250 100,00 72,72 100,00 95,00 DPPKA

20.1 Peningkatan Status Hak Atas Tanah

183.813.250 100,00 56,54 100,00 90,00 Realisasi Fisik belum 100% karena masih ada 6 bidang tanah dari target 25 bidang tanah, proses pelaksanaannya untuk: - 3 bidang

tanah s.d proses permohonan hak di Kanwil BPN

- 1bidang tanah s.d proses permohonan hak di BPN Pusat

- 1 bidang tanah s.d menunggu proses penerbitan sertifikat

- 1 bidang tanah s.d menunggu penerbitan surat ukur di Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta

Penyelesaian pensertifikatan tanah dilanjutkan di TA 2012 dan sisa anggaran sesuai dengan proses pelaksanaan kegiatan

DPPKA

20.2 Peningkatan Manajemen 432.809.000 100,00 79,60 100,00 100,00 Sisa anggaran DPPKA

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-201

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Aset/Barang Daerah dari sisa belanja perjalanan dinas, belanja sertifikasi, makan minum rapat, honor Tim

21 Program Pengembangan dan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro

736.340.650 100,00 83,23 100,00 100,00

DPPKA

21.1 Peningkatan dan Pengembangan Manajemen BUMD

478.692.000 100,00 78,20 100,00 100,00 Sisa anggaran dari sisa belanja perjalanan dinas , makan minum rapat, honor narasumber , akomodasi

DPPKA

21.2 Pembinaan BUKP 257.648.650 100,00 92,58 100,00 100,00 - DPPKA

22 Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah

2.125.000.000 100,00 89,26 100,00 100,00 BIRO UMUM

22.1 Penerimaan kunjungan kerja pajabat negara/ departemen/ lembaga pemerintah non departemen/ luar negeri

1.150.000.000 100,00 99,92 100,00 100,00 -

BIRO UMUM

22.2 Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya

900.000.000 100,00 74,75 100,00 100,00 Sisa anggaran dari: Perjalanan dinas Gubernur ke California dan Wagub ke Spanyol batal dilaksanakan

BIRO UMUM

22.3 Pemeliharaan kesehatan KDH / WKDH

75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO UMUM

23 Program Optimalisasi

Pemanfaatan Teknologi Informasi

11.750.000 100,00 99,57 100,00 100,00 B K D

23.1 1. Pengelolaan data dan pengembangan teknologi informasi

11.750.000 100,00 99,57 100,00 100,00 - B K D

24 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

26.000.000 100,00 98,59 100,00 100,00 B K D

24.1 Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan Perundang-undangan

26.000.000 100,00 98,59 100,00 100,00 - B K D

25 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

3.996.621.275 100,00 78,78 100,00 100,00 - B K D

25.1 Bimbingan psikologi bagi PNS Provinsi DIY yang bermasalah

12.600.000 100,00 98,34 100,00 100,00 - B K D

25.2 Fasilitasi implementasi Jabatan Fungsional Tertentu

20.428.625 100,00 98,00 100,00 100,00 - B K D

25.3 Pembangunan jaringan komunikasi data Sistem Aplikasi

53.100.000 100,00 96,71 100,00 100,00 - B K D

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 202 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Pelayanan Kepegawaian (SAPK)

25.4 Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah

94.088.000 100,00 94,08 100,00 100,00 - B K D

25.5 Pembekalan PNS calon pensiun 61.288.000 100,00 98,40 100,00 100,00 - B K D

25.6 Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas

323.243.130 100,00 82,76 100,00 95,83 Biaya pendidikan S3 Psikologi dibayarkan tahun 2012

B K D

25.7 Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi

930.000.000 100,00 99,64 100,00 100,00 - B K D

25.8 Pemrosesan ijin luar negeri dan ijin belajar

20.000.000 100,00 94,80 100,00 100,00 - B K D

25.9 Penanganan Pegawai Tidak Tetap

19.700.000 100,00 83,88 100,00 100,00 - B K D

25.10 Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS

172.022.400 100,00 98,50 100,00 100,00 - B K D

25.11 Penempatan Pegawai Negeri Sipil

258.243.040 100,00 95,38 100,00 100,00 - B K D

25.12 Tes Psikologi bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

83.674.460 100,00 91,83 100,00 100,00 - B K D

25.13 Pengembangan SDM pengelola pengukuran dan Assessor

77.151.140 100,00 90,83 100,00 100,00 - B K D

25.14 Pengelolaan LHKPN (laporan harta kekayaan pejabat negara)

36.000.000 100,00 97,84 100,00 100,00 - B K D

25.15 Pengukuran kompetensi bagi Pejabat Struktural Pemprov. Daerah Istimewa Yogyakarta

107.056.000 100,00 96,26 100,00 100,00 - B K D

25.16 Penilaian kinerja aparatur daerah

298.448.000 100,00 95,62 100,00 100,00 - B K D

25.17 Penyelenggaraan diklat teknis, fungsional dan kepemimpinan

275.513.640 100,00 78,91 100,00 94,00 Calon peserta Diklat PIM II berhalangan

B K D

25.18 Penyelenggaraan Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah

33.562.240 100,00 77,52 100,00 82,00 Target peserta tidak terpenuhi

B K D

25.19 Penyelesaian penetapan hukum pegawai Pejabat Negara

17.000.000 100,00 93,53 100,00 100,00 - B K D

25.20 Penyusunan formasi CPNS 32.140.000 100,00 94,66 100,00 100,00 - B K D

25.21 Penyusunan laporan hasil analisis kebutuhan diklat

44.699.000 100,00 90,10 100,00 100,00 - B K D

25.22 Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS

75.447.950 100,00 92,53 100,00 100,00 - B K D

25.23 Seleksi penerimaan Calon PNS 881.580.000 100,00 26,84 100,00 84,00 Seleksi tidak ada B K D 25.24 Fasilitasi administrasi

kepegawaian di daerah bencana

9.635.650 100,00 100,00 100,00 100,00 - B K D

25.25 Penyiapan administrasi kepegawaian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

60.000.000 100,00 90,04 100,00 100,00 -

B K D

26 Program Peningkatan 1.004.980.630 100,00 80,38 100,00 96,25 dikarenakan B K P M

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-203

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

capaian keluaran pada Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Kerjasama Luar Negeri tidak tercapai 100 %

26.1 Fasilitasi/pembentukan Kerjasama Antar Daerah Dalam Penyediaan Pelayanan Publik

223.143.730 100,00 96,20 100,00 100,00 - B K P M

26.2 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Kerjasama Dalam Negeri

80.697.400 100,00 97,43 100,00 100,00 - B K P M

26.3 Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Kerjasama Luar Negeri

438.860.250 100,00 74,11 100,00 85,00 1. MoU Kerjasama Provinsi DIY - St. Petersburg, Rusia belum dapat direalisasi, 2. Pendampingan kunjungan kerja Gubernur DIY ke Chiang Mai - Thailand tidak dilaksanakan karena adanya bencana banjir di Thailand.

B K P M

26.4 Penyelenggaraan Kerjasama Provinsi DIY-Kyoto Prefecture

262.279.250 100,00 72,15 100,00 100,00 terdapat sisa anggaran dari sisa tiket perjalanan dinas ke Kyoto Prefecture.

B K P M

27 Peningkatan Pelayanan

Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

880.000.000 100,00 91,02 100,00 100,00 BIRO TAPEM

27.1 Fasilitasi Pengawalan Pembahasan RUUK DIY

880.000.000 100,00 91,02 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28 Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

1.174.400.000 100,00 96,05 100,00 100,00 BIRO TAPEM

28.1 Pemeliharaan dan Penggantian Pilar Batas Antara DIY dan Jateng

59.600.000 100,00 99,35 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.2 Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan

149.250.000 100,00 76,63 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.3 Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah

100.000.000 100,00 98,66 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.4 Penyusunan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan

26.550.000 100,00 99,62 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.5 Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan Antar Daerah

40.000.000 100,00 99,95 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.6 Fasilitasi dan Koordinasi Mitra 665.000.000 100,00 99,22 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 204 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

Praja Utama

28.7 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan APPSI

14.000.000 100,00 76,61 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

28.8 Inventarisasi dan Pemeliharaan Pilar Batas Jateng - DIY yang Hilang/Rusak Akibat Bencana Merapi

60.000.000 100,00 99,63 100,00 100,00 -

BIRO TAPEM

28.9 Pembuatan Batas-batas Wilayah Kecamatan/Desa

60.000.000 100,00 98,59 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29 Penataan Daerah Otonomi Baru

280.406.000 100,00 99,91 100,00 100,00 BIRO TAPEM

29.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah

57.800.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29.2 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

40.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29.3 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D

28.856.000 100,00 99,65 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29.4 Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

37.200.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29.5 Fasiltiasi Penerapan NSPK 36.550.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO TAPEM 29.6 Kajian Pengembangan OTDA 40.000.000 100,00 99,75 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

29.7 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi DIY

40.000.000 100,00 99,95 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

30 Fasilitasi dan Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan

295.950.000 100,00 88,02 100,00 80,00 BIRO TAPEM

30.1 Fasilitasi dan Koordinasi Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu

26.550.000 100,00 99,59 100,00 100,00 -

BIRO TAPEM

30.2 Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

30.000.000 100,00 0,00 0,00 0,00 Tidak terealisasi karena pembahasan RUUK sampai saat ini belum selesai.

BIRO TAPEM

30.3 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemda DIY

140.000.000 100,00 98,35 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

30.4 Fasilitasi Pemilihan, Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Daerah

74.400.000 100,00 99,82 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

30.5 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

25.000.000 100,00 88,45 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

31 Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

294.550.000 100,00 99,21 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

31.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

41.550.000 100,00 99,98 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

31.2 Perlombaan Desa/Kelurahan 203.000.000 100,00 99,43 100,00 100,00 - BIRO TAPEM

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-205

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

31.3 Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Wilayah Bencana Merapi

50.000.000 100,00 97,74 100,00 100,00 -

BIRO TAPEM

32 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah

49.713.600 100,00 99,57 100,00 100,00 SAT POL PP

32.1 Pengamanan Dan Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur Dan Tamu Daerah

49.713.600 100,00 99,57 100,00 100,00 - SAT POL PP

33 Program peningkatan

kapasitas Lembaga Perwakilan 30.560.402.410 100,00 69,79 100,00 87,36

SEKRETARIAT DPRD

33.1 Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

8.400.767.850 100,00 58,00 100,00 97,50 2 pansus tidak dilaksanakan

SEKRETARIAT DPRD

33.2 Hearing / Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama

352.048.320 100,00 47,29 100,00 54,53 Dilaksanakan Sesuai dengan jumlah hearing, tamu, jumlah pengunjuk rasa yang datang

SEKRETARIAT DPRD

33.3 Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan

1.162.962.000 100,00 42,29 100,00 53,94 Kegiatan ini bersifat fasilitasi terhadap kegiatan dewan disamping itu pelaksanaan 5 hari kerja dalam seminggu bagi pegawai negeri dan tidak adanya rapat yang dilaksanakan malam hari, juga mempengaruhi frekuensi rapat-rapat.

SEKRETARIAT DPRD

33.4 Rapat-rapat Paripurna 363.968.300 100,00 12,93 100,00 75,00 Pelantikan Kepala Daerah tidak dilaksanakan

SEKRETARIAT DPRD

33.5 Kegiatan Reses 2.665.983.400 100,00 90,09 100,00 93,13 - SEKRETARIAT DPRD

33.6 Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah

462.379.050 100,00 46,94 100,00 71,11 Padatnya agenda kegiatan DPRD

SEKRETARIAT DPRD

33.7 Peningkatan Kapasitas Pimpinan & Anggota DPRD

3.417.506.000 100,00 95,13 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

33.8 Fasilitas Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD Provinsi DIY

96.762.550 100,00 16,35 100,00 16,67 Tidak ada PAW SEKRETARIAT DPRD

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 206 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

33.9 Koordinasi dan Komunikasi Pimpinan dan Sekretaris DPRD dan Prop. DIY

724.855.390 100,00 25,36 100,00 54,16 Sesuai dengan undangan

SEKRETARIAT DPRD

33.10 Kunjungan Kerja Alat Kelengkapan DPRD Propinsi DIY Keluar Daerah

9.052.285.900 100,00 73,81 100,00 85,71 Adanya pengurangan hari untuk Kunker Komisi Ke luar Jawa Kunker ke Luar Negeri dan Tugas Dinas / undangan pimpinan dewan tidak dilaksanakan

SEKRETARIAT DPRD

33.11 Layanan informasi Pendukung kegiatan DPRD melalui Website

332.010.850 100,00 92,17 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

33.12 Fasilitasi Penyelenggaraan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan

119.115.400 100,00 99,45 100,00 127,33 - SEKRETARIAT DPRD

33.13 Pembahasan LKPJ Gubernur DIY

132.010.550 100,00 11,85 100,00 100,00 Sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

33.14 Penerbitan Majalah Mimbar Legislatif, Pembuatan Booklets dan Pembuatan Film Kegiatan Komisi DPRD Provinsi DIY

106.524.500 100,00 92,15 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

33.15 Penyelenggaraan Publikasi Kegiatan DPRD

714.224.400 100,00 92,34 100,00 112,88 - SEKRETARIAT DPRD

33.16 Penyusunan Dokumentasi Kegiatan dan Kebijakan DPRD

120.425.100 100,00 95,33 100,00 138,10 - SEKRETARIAT DPRD

33.17 Penyusunan Research Brief 73.508.775 100,00 100,00 100,00 100,00 - SEKRETARIAT DPRD

33.18 Fasilitasi Pembahasan Raperda dan Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan

470.796.750 100,00 83,66 100,00 100,00 Sesuai kebutuhan

SEKRETARIAT DPRD

33.19 Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi pimpinan dan anggota DPRD

1.792.267.325 100,00 67,99 100,00 91,36 Realisasi keuangan sesuai hasil lelang Secara fisik dianggarkan untuk 220 jiwa, teralisasi 201 jiwa

SEKRETARIAT DPRD

34 Program Optimalisasi

Pemanfaatan Teknologi 25.000.000 100,00 99,04 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

34.1 Penyusunan Sistem Informasi terhadap Layanan Publik

25.000.000 100,00 99,04 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1.416.702.700 100,00 98,81 100,00 109,21 - BIRO HUKUM

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-207

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

35.1 Penyusunan Rencana Kerja Rancangan

31.998.200 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35.2 Legislasi Rancangan.Peraturan Perundang - undangan

492.552.100 100,00 95,28 100,00 85,70 Terdapat 2 Raperda Inisiatif DPRD Tahun 2011 tidak terbahas, yakni : a. Raperda tentang Lembaga Penjamin Kredit Daerah. b. Raperda tentang Partisipasi Publik

BIRO HUKUM

35.3 Publikasi Peraturan Perundang-Undangan

143.500.000 100,00 98,24 100,00 100,00 Hasil nego dengan pihak ketiga

BIRO HUKUM

35.4 Kajian Peraturan Perundang-undangan daerah yang baru,lebih tinggi dari keserasian antar Peraturan Perundang-undangan Daerah

121.995.900 100,00 99,06 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35.5 Pengelolaan dan Pengembangan JDI Hukum

118.400.000 100,00 99,36 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35.6 Fasilitasi dan Koordinasi Konsultasi Hukum

47.266.800 100,00 97,67 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35.7 Rencana Kerja Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur

38.931.100 100,00 100,00 100,00 197,20 - BIRO HUKUM

35.8 Legislasi Rapergub dan Produk Hukum Lainnya

332.808.600 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

35.9 Fasilitasi Regulasi Produk Hukum Kebencanaan

89.250.000 100,00 99,70 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36 Program Fasilitasi Bantuan dan Layanan Hukum

507.657.800 100,00 99,60 100,00 111,07 BIRO HUKUM

36.1 Coacing Clinic dan Pembekalan Advokasi Hukum

57.435.600 100,00 99,25 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36.2 Fasilitasi dan Koordinasi Forum Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan Kepolisian ( Dilkehjapol )

39.204.400 100,00 99,54 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36.3 Koordinasi Peningkatan Supremasi Hukum

89.045.000 100,00 99,84 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36.4 Penyelesaian Permasalahan Hukum

164.592.800 100,00 99,79 100,00 177,50 - BIRO HUKUM

36.5 Sosialisasi Layanan Hukum Masyarakat

37.380.000 100,00 99,52 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36.6 Fasilitasi Bantuan Hukum Korban Erupsi Merapi

70.000.000 100,00 99,71 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

36.7 Fasilitasi Aksi Nasional HAK Asasi Manusia (HAM)

50.000.000 100,00 99,55 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

37 Program Pengawasan Produk Hukum

395.090.880 100,00 99,86 100,00 124,60 BIRO HUKUM

37.1 Fasilitasi Penyelesaian Permasalah an Produk Hukum Kab/Kota

19.270.920 100,00 99,74 100,00 100,00 -

BIRO HUKUM 37.2 Kajian Produk Hukum Kab/Kota 21.069.880 100,00 99,62 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 208 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No. Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan SKPD

PENGAMPU Target Realisasi Target Realisasi

37.3 Klarifikasi Produk Hukum Kab/Kota

124.893.210 100,00 99,97 100,00 118,00 - BIRO HUKUM

37.4 Koordinasi Raperda Pajak Retribusi di DEPKEU

108.254.980 100,00 100,00 100,00 100,00 - BIRO HUKUM

37.5 Evaluasi Rancangan Produk Hukum Kabupaten/Kota

121.601.890 100,00 99,95 100,00 205,00 - BIRO HUKUM

Program/kegiatan di atas merupakan program/kegiatan belanja langsung dari urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian selain program/kegiatan 01-06. Adapun program/kegiatan 01-06 yang juga merupakan program/kegiatan dari urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, Dan Persandian, disajikan sebagaimana dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 4.60

Pagu dan Realisasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun Anggaran 2011

SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 1.029.594.800 100,00 93,52 100,00 99,73 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

2.060.770.065 100,00 93,40 100,00 98,04

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

687.765.486 100,00 93,73 100,00 100,00

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

443.891.700 100,00 88,91 100,00 98,67

Badan Lingkungan Hidup 594.467.000 100,00 94,62 100,00 100,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

711.375.000 100,00 92,29 100,00 100,00

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

299.123.300 100,00 100,00 100,00 98,17

Badan Pendidikan dan Pelatihan 974.161.850 100,00 82,42 100,00 100,00 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

1.692.516.200 100,00 90,24 100,00 100,00

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

1.197.846.875 100,00 89,21 100,00 100,00

Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

272.802.000 100,00 97,99 100,00 100,00

Biro Administrasi Pembangunan 346.261.475 100,00 99,11 100,00 100,00 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

376.797.224 100,00 98,55 100,00 100,00

Biro Hukum 323.390.509 100,00 98,20 100,00 100,00 Biro Organisasi 387.705.050 100,00 97,31 100,00 100,00 Biro Tata Pemerintahan 411.300.000 100,00 99,58 100,00 96,36

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-209

SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Biro Umum, Humas, dan Protokol 8.391.507.925 100,00 88,66 100,00 100,00 Dinas Kebudayaan 1.742.243.730 100,00 89,89 89,97 100,00 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1.423.807.275 100,00 93,72 100,00 100,00 Dinas Kelautan dan Perikanan 1.147.589.615 100,00 91,15 100,00 100,00 Dinas Kesehatan 4.218.978.240 100,00 87,95 100,00 99,05 Dinas Pariwisata 809.247.446 100,00 87,32 100,00 100,00 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

2.408.629.996 100,00 91,63 100,00 100,00

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

3.959.238.000 100,00 81,29 100,00 100,00

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

5.424.926.800 100,00 85,73 100,00 100,00

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

3769.211.600 100,00 90,76 100,00 100,00

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

1.963.041.375 100,00 81,32 100,00 100,00

Dinas Pertanian 1.728.193.535 100,00 84,74 100,00 96,43 Dinas Sosial 6.546.287.393 100,00 94,20 100,00 100,00 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 987.434.900 100,00 92,54 100,00 100,00 Inspektorat 1.268.113.650 100,00 95,35 100,00 100,00 Rumah Sakit Ghrasia 2.807.590.565 100,00 84,76 100,00 84,77 Satuan Polisi Pamong Praja 579.067.715 100,00 96,42 100,00 100,00 Sekretariat DPRD 3.037.230.800 100,00 64,40 100,00 86,21

Tabel 4.61

Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tahun Anggaran 2011

SKPD Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 442.925.750.00 100,00 84,88 100,00 100,00 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

1.672.480.150.00 100,00 95,24 100,00 100,00

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

356.164.000 100,00 99,96 100,00 100,00

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

630.024.575 100,00 92,90 100,00 98,67

Badan Lingkungan Hidup - - - - - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

689.189.600 100,00 98,15 100,00 100,00

Badan Penanggulangan Bencana 231.656.000 100,00 100,00 100,00 99,91

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 210 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

SKPD Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Daerah Badan Pendidikan dan Pelatihan 1.322.879.000 100,00 100,00 86,18 100,00 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

621.992.500 100,00 96,20 100,00 100,00

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 680.875.000 100,00 94,97 100,00 100,00 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

183.556.200 100,00 98,34 100,00 100,00

Biro Administrasi Pembangunan 131.288.725 100 93,53 100,00 100,00 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

111.380.000 100,00 99,41 100,00 100,00

Biro Hukum 153.000.000 100,00 99,16 100,00 100,00

Biro Organisasi 200.575.000 100,00 87,95 100,00 100,00 Biro Tata Pemerintahan 226.423.000 100,00 99,91 100,00 100,00 Biro Umum, Humas, dan Protokol 6.104.541.000 100,00 93,28 100,00 100,00 Dinas Kebudayaan 4.499.768.055 100,00 93,15 100,00 100,00 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 1.525.870.850 100,00 86,57 100,00 100,00 Dinas Kelautan dan Perikanan 963.969.311 100,00 97,77 100,00 100,00 Dinas Kesehatan 1.334.562.405 100,00 94,46 100,00 99,87 Dinas Pariwisata 322.972.000 100,00 93,93 100,00 100,00 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

8.112.135.280 100,00 85,83 100,00 100,00

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

13.950.247.050 100,00 89,66 100,00 100,00

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

7.062.500.000 100,00 89,31 100,00 100,00

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

1.741.699.100 100,00 86,36 100,00 100,00

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

2.156.679.626 100,00 89,80 100,00 100,00

Dinas Pertanian 6.501.878.150 100,00 85,74 100,00 100,00 Dinas Sosial 2.672.980.675 100,00 90,59 100,00 100,00 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 571.421.000 100,00 90,76 100,00 100,00 Inspektorat 691.715.000 100,00 97,86 100,00 100,00 Rumah Sakit Ghrasia - - - - - Satuan Polisi Pamong Praja 225.828.500 100,00 95,87 100,00 100,00 Sekretariat DPRD 4.303.422.230 100,00 86,88 100,00 97,77

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-211

Tabel 4.62 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Disiplin Aparatur Tahun Anggaran 2011

SKPD

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 280.042.500 100,00 95,41 100,00 100,00 Biro Umum, Humas, dan Protokol

130.000.000 100,00 96,65 100,00 100,00

Sekretariat DPRD 385.579.175 100,00 92,63 100,00 100,00

Tabel 4.63 Pagu dan Realisasi Pogram Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS Tahun Anggaran 2011

SKPD Pogram Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 128.725.000 100,00 98,21 100,00 100,00

Tabel 4.64 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Tahun Anggaran 2011

SKPD Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 22.100.000 100,00 99,98 100,00 100,00 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

41934700 100,00 93,20 100,00 100,00

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

457.303.840 100,00 95,70 100,00 100,00

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

14.888.000 100,00 97,10 100,00 100,00

Badan Lingkungan Hidup 514.792.500 100,00 98,33 100,00 100,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

- - - - -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

- - - - -

Badan Pendidikan dan Pelatihan - - - - - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

- - - - -

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

184.225.000 100,00 99,50 100,00 100,00

Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

- - - - -

Biro Administrasi Pembangunan 20.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 212 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

SKPD Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

51.000.000 100,00 81,65 100,00 100,00

Biro Hukum - - - - - Biro Organisasi - - - - - Biro Tata Pemerintahan - - - - - Biro Umum, Humas, dan Protokol 1.150.610.820 100,00 100,00 99,50 100,00 Dinas Kebudayaan - - - - - Dinas Kehutanan dan Perkebunan 14.242.000 100,00 100,00 100,00 100,00 Dinas Kelautan dan Perikanan 101.616.360 100,00 96,63 100,00 100,00 Dinas Kesehatan 57.049.500 100,00 98,48 100,00 100,00 Dinas Pariwisata 144.784.000 100,00 84,03 100,00 100,00 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

65.000.000 100,00 98,77 100,00 100,00

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

506.735.000 100,00 81,18 100,00 100,00

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

293.599.000 100,00 95,02 100,00 100,00

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

- - - - -

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

374.246.000 100,00 98,06 100,00 100,00

Dinas Pertanian 53.391.150 100,00 96,75 100,00 100,00 Dinas Sosial 74.969.500 100,00 100,00 100,00 100,00 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 93.780.000 100,00 99,38 100,00 100,00 Inspektorat 185.618.600 100,00 98,01 100,00 100,00 Rumah Sakit Ghrasia - - - - - Satuan Polisi Pamong Praja - - - - - Sekretariat DPRD 233.198.550 100,00 92,38 100,00 100,00

Tabel 4.65 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan Tahun Anggaran 2011

SKPD

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Kepegawaian Daerah 34.555.000 100,00 97,13 100,00 100,00 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal

40665400 100,00 75,24 100,00 100,00

Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

19.690.200 100,00 100,00 100,00 100,00

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-213

SKPD

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

207.299.050 100,00 98,14 100,00 100,00

Badan Lingkungan Hidup 52.668.000 100,00 99,98 100,00 100,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat

33.000.250 100,00 88,42 100,00 100,00

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00

Badan Pendidikan dan Pelatihan 23.849.750 100,00 100,00 100,00 100,00 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

102.730.000 100,00 92,75 100,00 100,00

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

93.175.000 100,00 94,37 100,00 100,00

Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan

27.630.000 100,00 94,43 100,00 100,00

Biro Administrasi Pembangunan 23.500.000 100,00 90,60 100,00 100,00 Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam

16.292.000 100,00 94,11 100,00 100,00

Biro Hukum 11.000.000 100,00 99,03 100,00 100,00 Biro Organisasi 21.849.900 100,00 99,90 100,00 100,00 Biro Tata Pemerintahan 15.000.000 100,00 99,83 100,00 100,00 Biro Umum, Humas, dan Protokol 55.000.000 100,00 66,21 100,00 100,00 Dinas Kebudayaan 77.863.000 100,00 99,73 100,00 100,00 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 427.882.300 100,00 98,76 100,00 100,00 Dinas Kelautan dan Perikanan 357.723.600 100,00 87,94 100,00 100,00 Dinas Kesehatan 18.920.750 100,00 72,41 100,00 100,00 Dinas Pariwisata 79.860.500 100,00 90,53 100,00 100,00 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral

713.722.340 100,00 95,44 100,00 100,00

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

512.154.500 100,00 94,15 100,00 100,00

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

90.000.000 100,00 95,57 100,00 100,00

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

148031000 100,00 92,19 100,00 100,00

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

42.044.000 100,00 89,45 100,00 100,00

Dinas Pertanian 354.592.170 100,00 91,78 100,00 100,00 Dinas Sosial 47.922.800 100,00 99,92 100,00 100,00 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 108.130.000 100,00 97,22 100,00 100,00 Inspektorat 7.280.500 100,00 61,55 100,00 100,00 Rumah Sakit Ghrasia - - - - -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 214 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

SKPD

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Pagu (Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Target Realisasi Target Realisasi Satuan Polisi Pamong Praja 9.945.750 100,00 100,00 100,00 100,00 Sekretariat DPRD 133.623.950 100,00 96,68 100,00 100,00

21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA a) Kondisi Umum

Kemiskinan meliputi ketidakmampuan secara ekonomi, kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat, terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, terbatasnya modal dan kurang keterampilan maupun pengetahuan.

Terbatasnya akses dan belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik yang mengatur kehidupan masyarakat (termasuk peran aktif dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan) dapat berpengaruh pada pemberdayaan ekonomis produktif masyarakat dan pengembangan potensi masyarakat untuk mandiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk mengangkat masyarakat dari masalah kemiskinan berdasar upaya dan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya, yakni mulai dari aspek intelektual, material, fisik sampai kepada aspek manajerial.

Upaya pemberdayaan masyarakat di Provinsi DIY dapat dicermati melalui indikator pencapaian pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari, jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan, peningkatan jumlah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa serta peningkatan kualitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Usaha Ekonomi Masyarakat Pedesaan yang dibina meliputi Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Lumbung Pangan, Badan Kredit Desa dan Pasar Desa yang ada di tingkat Desa/Kelurahan. Pada tahun 2010 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 20 kelompok, sedangkan realisasinya sebanyak 33 kelompok yang terdiri dari UED SP 10 kelompok, Lumbung Pangan 15 kelompok dan Pasar Desa 8 kelompok, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang dibina sampai dengan tahun 2010 sebanyak 66 kelompok. Pada tahun 2011 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 25 kelompok dengan capaian sebanyak 39 kelompok yang terdiri dari

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-215

19 kelompok Badan Kredit Desa dan 20 kelompok UED-SP, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang telah dibina sampai dengan tahun 2011 sebanyak 105 kelompok.

2. Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa terwujud melalui program PNPM Mandiri Perdesaan dan program TMMD. Target kinerja tahun 2010 sebesar 25%, sedangkan capaian pada tahun 2010 adalah 8,18% (anggaran pemerintah Rp72.323.798.000,- dan swadaya masyarakat Rp6.442.421.220,-), menurunnya capaian kinerja pada tahun 2010 disebabkan kerena adanya bencana letusan gunung Merapi. Pencapaian target kinerja tahun 2011 untuk PNPM Mandiri Perdesaan sebesar 30% dengan tingkat capaian sebesar 30,69% (anggaran pemerintah Rp40.720.000.000,- dan swadaya masyarakat dengan anggaran daerah Rp12.614.000.000,-).

3. Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LPMD/LPMK) termasuk asosiasi yang ada di kab/ kota dan tingkat provinsi sebanyak 444 buah. Tahun 2010 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 15% dengan capaian sebanyak 11,26% (50 buah). Sedangkan tahun 2011 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 20% dengan tingkat capaian sebesar 26,14% (138 buah).

Capaian kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi DIY dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.66 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Tahun 2010-2011

Sumber: BPPM Provinsi DIY

No Indikator Satuan Capaian

2010

Tahun 2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Jumlah usaha ekonomi masyarakat perdesaan

Kelompok 66 25 39 156,00

2. Peningkatan jumlah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa

% 8,18 30,00 30,69 102,30

3. Peningkatan kualitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan

% 11,26 20,00 26,14 130,70

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 216 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b) Program/Kegiatan Anggaran Tahun 2011 Tabel 4.67

Program/Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Anggaran Tahun 2011

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaaan

590.539.700 100,00 95,12 100,.00 100,00

1.1 Pemberdayaan Lembaga

dan Organisasi Masyarakat

29.376.300 100,00 95,00 100,00 100,00

- 1.2 Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat

28.175.000 100,00 99,84 100,00 100,00

- 1.3 Penyelenggaraan

Diseminasi Informasi bagi Masyarakat desa

23.650.000 100,00 96,95 100,00 100,00

- 1.4 Fasilitasi TMMD 61.106.000 100,00 92,24 100,00 100,00 - 1.5 Koordinasi Gelar TTG 184.017.150 100,00 96,12 100,00 100,00 - 1.6 Fasilitasi dan Koordinasi

PNPM Mandiri Perdesaan

264.215.250 100,00 94,44 100,00 100,00

- 2 Program

Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

78.610.500 100.00 93.66 100.00 100.00

2.1 Pelatihan Ketrampilan

Manajemen Badan Usaha Milik Desa

44.940.000 100,00 94,73 100,00 100,00

- 2.2 Pembentukan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDES)

33.670.500 100,00 92,22 100,00 100,00

- 3 Program Peningkatan

Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa

14.205.000 100.00 98.24 100.00 100.00

3.1 Pembinaan Kelompok

Masyarakat Pembangunan Desa

14.205.000 100,00 98,24 100,00 100,00

- 4 Program Peningkatan

Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

61.930.200 100.00 98.65 100.00 100.00

4.1 Pelaksanaan Bulan Bakti

Gotong Royong Masyarakat

28.550.000 100,00 97,20 100,00 100,00

- 4.2 Penguatan Lembaga

Kemasyarakatan 33.380.200 100,00 99,89 100,00 100,00

-

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-217

No Program / Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Desa/Kelurahan 5 Program Peningkatan

Prasarana/Sarana dan Penataan Administrasi Pemerintah Desa

23.673.500 100.00 99.83 100.00 100.00

5.1 Fasilitasi Pokja Profil

Desa 23.673.500 100,00 99,83 100,00 100,00

- c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan dan beban kerja urusan bidang Pemberdayaan

Masyarakat yang mencakup aspek ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan yang dilaksanakan di Provinsi DIY belum secara optimal.

2. Masih banyak program kegiatan dari Direktorat Jenderal PMD Kementerian Dalam Negeri yang dibebankan pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat belum dapat tertangani secara keseluruhan.

3. Koordinasi program dan kegiatan dengan kabupaten/kota belum optimal, dikarenakan SKPD kabupaten/kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa masih tersebar di beberapa SKPD.

Solusi

1. Evaluasi dan kajian kelembagaan terkait dengan urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi DIY

2. Optimalisasi koordinasi dengan SKPD Kabupaten/Kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

22. URUSAN SOSIAL a) Kondisi Umum

Beragam permasalahan sosial membutuhkan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak, baik dari Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Sosial (Orsos), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda maupun unsur masyarakat secara keseluruhan. Provinsi DIY berkomitmen untuk menjadi leading sector bagi penanganan berbagai masalah sosial di tingkat Provinsi. Sasaran dari bidang sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan dengan lingkungannya, atau

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 218 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesulitan, hambatan atau gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterbatasan, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan atau kondisi perubahan lingkungan yang kurang mendukung.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Provinsi DIY dibagi ke dalam 21 jenis PMKS yang kesemuanya perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi dan masyarakat luas secara umum. Berikut adalah capaian penanganan PMKS oleh Pemerintah Provinsi DIY selama tahun 2008-2011.

Tabel 4.68 Capaian Kinerja Penanganan PMKS di Provinsi DIY, 2008-2011 (Persen)

Dana 2008 2009 2010 2011

APBD 1,53 1,23 0,52 0,87

APBN 5,07 1,85 1,46 1,59

Total 6,60 3,08 1,99 2,46

Sumber: Dinsos Provinsi DIY

Cakupan penanganan PMKS pada tahun 2008 adalah 6,60% yang diperoleh dari capaian APBD sebesar 1,53% dan capaian APBN sebesar 5,07%. Sedangkan Cakupan Penanganan PMKS pada tahun 2009 yaitu 1,23% untuk capaian APBD dan capaian APBN 1,85%, sehingga total capaiannya adalah 3,08%. Target 5% dalam RPJMD tidak tercapai karena anggaran yang turun untuk penanganan PMKS hanya mampu mencakup 3,08% dari total PMKS yang ada. Sementara itu pada tahun 2010, cakupan penanganan PMKS melalui dana APBN adalah 1,46% sedangkan APBD mencapai 0,52%, sehingga capaian PMKS hanya 1,99% dari total capaian yang direncanakan sebesar 5%. Pada Tahun 2011, sesuai dengan RPJMD tahun 2009-2013, target penanganan PMKS adalah sebesar 5 % dari Total PMKS yang ada di Provinsi DIY. Realisasi capaian target penanganan adalah sebesar 2,46% yang di peroleh dari APBD sebesar 0,87% dan APBN sebesar 1,59%. Realisasi capaian target tahun 2011, naik sebesar 0,47% dibandingkan realisasi capaian target pada tahun 2010, tetapi kenaikan tersebut belum mampu mencapai target yang diinginkan dalam RPJMD.

Selain penanganan PMKS, juga dilakukan penanganan terhadap Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). PSKS adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan dan memperluas penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial bersifat manusiawi, sosial dan alami. Kelompok PSKS yaitu; organisasi sosial, tenaga kesejahteraan sosial masyarakat/PSM, karang taruna, dunia usaha yang melakukan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS), Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM). Entitas ini sangat penting keberadaannya dalam usaha mengatasi permasalahan PMKS. Perkembangan PSKS di DIY dapat dilihat dari data 2008-2011, sebagai berikut:

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-219

Tabel 4.69 Data Penanganan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di Provinsi DIY, 2008-2011

No Jenis PSKS 2008 2009 2010 2011

1 Orsos 53 10 10 88

2 Tenaga kesejahteraan Sosial Masyarakat / PSM

213 78 78 134

3 Karang Taruna 63 20 10 102

4 Dunia usaha Yang melakukan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)

- 130 43 135

5 Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

7 5 - 23

Sumber: Dinas Sosial Provinsi DIY 2011

b) Program Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.70 Program Kegiatan Urusan Sosial Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penayandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

3.389.150.950 100,00 85,70 100,00 100,00

1.1 Peningkatan kemampuan (Capacity building Petugas dan Pedampingan Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya

23.297.100 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi Keluaga Miskin

175.080.000 100,00 99,84 100,00 100,00 -

1.3 Pelatihan Ketrampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

50.775.000 100,00 99,51 100,00 100,00 -

1.4 Pemulangan / meneruskan Perjalanan

40.000.000 100,00 78,43 100,00 100,00 Sisa karena anggaran yang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 220 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Orang Terlantar ada, bisa dibayarkan apabila ada orang terlantar yang datang ke Dinas Sosial dan harus dibantu untuk dipulangkan.

1.5 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.6 Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan KUBE

56.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.7 Penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro

406.700.000 100,00 97,91 100,00 100,00 -

1.8 Bimbingan Pemantapan dan Pengembangan USEP

29.497.050 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.9 Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan PKH oleh Tim

34.700.000 100,00 97,84 100,00 100,00 -

1.10 Revitalisasi KUBE Keluarga Miskin

2.001.200.900 100,00 77,36 100,00 100,00 Sisa proses lelang pengadaan bantuan ternak untuk fakir miskin.

1.11 Revitalisasi USEP Keluarga Miskin

570.900.900 100,00 97,70 100,00 100,00 -

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

4.535.728.790 100,00 90,65 100,00 93,85

2.1 Pelaksanaan KIE Konseling dan kampanye Sosial bagi Penyandang masalah kesejahteraan sosial ( PMKS )

30.249.650 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma center termasuk bagi korban bencana

224.640.000 100,00 71,40 100,00 71,40 Realisasi Fisik dan Keuangan tidak tercapai 100 % karena kegiatan Trauma Center (TC) sangat tergantung dengan jumlah anak yang ,mengalami

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-221

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

trauma dan harus masuk ke TC untuk mendapatkan pelayanan sosial.

2.3 Penyusunan Kebijalkan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

99.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.4 Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya

25.000.000 100,00 94,90 100,00 100,00 -

2.5 Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa

25.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.6 Monitoring dan Evaluasi Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.7 Pemulangan dan Pemakan Jenazah Terlantar

15.600.000 100,00 84,62 100,00 100,00 Sisa Dana karena sesuai dengan Orang Terlantar dan Lanjut Usia yang meninggal yang harus dimakamkan / dipulangkan ke keluarganya.

2.8 Sosialisasi Program Askesos

21.975.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.9 Penyuluan Sosial Desa 42.475.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.10 Bimbingan Sosial UEP

Lanjut Usia Terlantar 79.898.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

2.11 Pengasramaan Murid SDLB

378.520.400 100,00 95,61 100,00 100,00 -

2.12 Rehabilitasi Penyandang Cacat di PRTPC Pundong

2.440.650.000 100,00 91,30 100,00 91,30 Jumlah penyandang cacat di PRTPC Pundong 150 orang sedangkan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 222 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

target di DPA 159 orang

2.13 Penyegaran Tagana dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana

516.934.000 100,00 75,82 100,00 100,00 Sisa Pengadaan Seragam TAGANA untuk 400 orang melalui Proses lelang (sesuai dengan penawaran terendah dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam proses lelang).

2.14 Pelayanan Home Care Lanjut Usia

35.000.000 100,00 99,79 100,00 100,00 -

2.15 Pelayanan dan perlindungan kesos bagi korban bencana

62.525.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.16 Pendampingan Lanjut Usia Korban bencana

484.385.240 100,00 99,54 100,00 100,00 -

2.17 Penyuluhan Sosial Mewlalui Kesenian Tradisional

52.126.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3 Program Pembinaan Anak Terlantar

309.986.000 100,00 99,81 100,00 100,00

3.1 Monitoring dan Evaluasi 1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 3.2 Rekomendasi Adopsi bagi

Anak Terlantar 93.111.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.3 Bimbingan Sosial Anjal Hasil Rasia

74.650.000 100,00 99,75 100,00 100,00 -

3.4 Pelayanan dan Perlindungan Sosial Bagi Anak Terlantar Luar Panti

141.225.000 100,00 99,72 100,00 100,00 -

4 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

515.725.000 100,00 93,82 100,00 100,00

4.1 Monev Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.2 Pendidikan dan pelatihan bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma

49.650.000 100,00 99,80 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-223

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4.3 Pendayagunaan para penyandang Cacat dan Eks Trauma

465.075.000 100,00 93,17 100,00 93,17 Jumlah yang ditangani 642 orang sedangkan target DPA 785 orang

5 Program Pembinaan Panti Asuhan Jompo

3.111.015.150 100,00 95,93 100,00 100,00

5.1 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penghuni Panti Asuhan/ Jompo

3.111.015.150 100,00 95,93 100,00 100,00 -

6 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( Eks Narapidana, PKS,Narkoba dan Penyakit social Lainnya

227.141.450 100,00 99,82 100,00 100,00

6.1 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

1.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

6.2 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Tuna Suisila

49.677.150 100,00 99,95 100,00 100,00 -

6.3 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Korban Napza

49.702.000 100,00 99,92 100,00 100,00 -

6.4 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Warga Binaan

49.702.000 100,00 99,92 100,00 100,00 -

6.5 Pembinaan Mental sosial pemulangan Penyandang Penyakit Sosial Pasca Rasia

27.060.300 100,00 99,04 100,00 100,00 -

6.6 Fasilitasi Bagi ODHA 50.000.000 100,00 99,89 100,00 100,00 -

7 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

1.199.271.000 100,00 95,94 100,00 96,39

7.1 Peninkatan Peran Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha

876.298.000 100,00 99,45 100,00 100,00 -

7.2 Pelatihan dan Penataran PSM

32.121.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

7.3 Bimbingan Manajemen Karang Taruna

71.360.000 100,00 99,87 100,00 100,00 -

7.4 Bimbingan UEP bagi Karang Taruna

49.625.000 100,00 99,35 100,00 100,00 -

7.5 Forum Diskusi Pembangunan Kesos Antar Pengelola Kegiatan

18.125.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 224 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

dengan Stekeholder di Tingkat Lokal

7.6 Fasilitasi Binjut Bagi Orsos 7.750.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 7.7 Bimbingan Konsultasi

Timbal Balik Orsos 24.625.000 100,00 99,43 100,00 100,00 -

7.8 Fasilitasi untuk lanjut Usia ke Panti Werdha Masyarakat

119.367.000 100,00 63,69 100,00 63,69 Target sasaran 22 orang, Lansia yang bersedia dilayani 5 orang karena lansia korban merapi lebih senang tinggal di shelter dengan asumsi tinggal di shelter lebih banyak menerima bantuan dan keluarga lansia tidak mendukung jika lansia tinggal di panti

8 Program Pembinaan Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial (K 3 S)

218.065.400 100,00 98,49 100,00 100,00

8.1 Pemakaman Jenasah di TMP 20 Jenasah

96.324.500 100,00 99,79 100,00 100,00 -

8.2 Forum Komunikasi Petugas Pengelola TMP, MPP dan MPN

24.669.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.3 Ziarah Wisata Pengenalan Nilai-nilai Kepahlawanan

10.907.700 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.4 Fasilitasi Kesejahteraan Keluarga Pahlawan

3.509.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.5 Pemberdayaan Kesetiakawanan bagi Pelajar Antar Sekolah

57.549.450 100,00 96,69 100,00 100,00 -

8.6 Fasilitasi Usulan Gelar Pahlawan dan Penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial

5.860.000 100,00 88,39 100,00 100,00 Sisa anggaran lebih dari 10 % karena terdapat sisa Foto Copy dan pengembalian

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-225

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

Sisa Lumpsum perjalanan dinas Luar daerah yang disesuaikan dengan standar biaya Perjalanan Dinas. Sisa Foto Copy sebesar Rp 600,-; Sisa Perjalanan Dinas Luar Daerah sebesar Rp 680.000,- karena Penyesuaian Lumpsum .

8.7 Fasilitasi Upacara Ziarah Rombongan di TMP

11.100.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

8.8 Sarasean Penanaman nilai-nilai kepahlawanan

8.144.950 100,00 93,86 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Program Pengentasan kemiskinan melalui Pola Konsentrasi masih belum dapat dilaksanakan secara optimal .

2. Penanganan masalah kemiskinan melalui kegiatan Usaha Ekonomis Produktif (UEP) maupun Kelompok Usaha Bersama (KUBE) belum mendapatkan dukungan dari berbagai instansi terkait.

3. Pendampingan PMKS belum dilakukan secara berkesinambungan dan belum optimal, sedangkan penanganan PMKS harus dilakukan pendampingan yang berkelanjutan.

4. Data monitoring dan evaluasi hasil penanganan program dan kegiatan yang dilakukan, belum terpetakan tingkat perkembangan, keberhasilan atau kegagalannya.

5. Keberadaan UPTD belum dikembangkan secara optimal untuk memberikan pelayanan kepada klien maupun masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesejahteraan sosial.

Solusi

1. Meningkatkan koordinasi dengan kabupaten/kota dan instansi terkait. 2. Menciptakan sinergitas penanganan fakir miskin dengan instansi terkait, memperkuat

dukungan kelembagaan (Institutional Supporting system), kecakapan dan kemampuan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 226 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

(Competency and Capability) sumber daya manusia baik yang bersifat personal maupun kelembagaan dalam penanganan kemiskinan.

3. Mengoptimalkan peran pendamping sosial melalui pembekalan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kharakteristik binaannya. Disamping itu, perlu memperkuat peran aplikatif pendamping sosial sebagai peneliti dan evaluator melalui serangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan penelitihan yang terprogram dan berkelanjutan untuk meningkatkan dedikasi pendamping sosial serta meningkatkan kesejahteraan pendamping.

4. Perlu disusun instrumen monev yang dapat menggambarkan indikator perkembangan, keberhasilan ataupun kegagalan pelaksanaan kegiatan penanganan PMKS serta perlu pembuatan data perkembangan penanganan PMKS.

23. URUSAN KEBUDAYAAN a) Kondisi Umum

Pembangunan kebudayaan di Provinsi DIY tidak hanya bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan tetapi juga untuk memanfaatkan budaya yang merupakan salah satu kekayaan Provinsi DIY. Kekayaan budaya Provinsi DIY merupakan potensi ekonomi kreatif yang apabila dikelola dengan baik dapat menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi serta mengentaskan kemiskinan. Gelombang ekonomi keempat (fourth wave economic) yang kini tengah memasuki peradaban dunia di mana kesejahteraan manusia tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian ataupun manufaktur, tetapi lebih ditopang dari karya kreativitas, keahlian, dan bakat individu yang berakar dari karya budaya. Keunggulan kompetitif Yogyakarta dalam bidang kebudayaan menjadi komponen unggulan bagi pembangunan ekonomi Provinsi DIY.

Selain mempunyai potensi ekonomi, kebudayaan juga mempunyai daya tangkal terhadap budaya asing. Kemajuan teknologi yang berakibat berkembangnya teknologi informasi seperti yang pernah disampaikan Alvin Tofler dalam The Third Wave membuat dunia yang borderless sehingga masyarakat mempunyai kemudahan dalam mengakses berbagai informasi melalui berbagai sarana dari berbagai budaya. Hal tersebut membuat masyarakat langsung berhadapan dengan informasi tersebut sehingga dan akan mempengaruhi ketahanan budaya masyarakat di DIY. Informasi yang mengalir deras kepada masyarakat memiliki content positif dan negatif, tidak perlu dikhawatirkan sejauh masyarakat mampu memilih sisi positif dari budaya-budaya baru yang mereka terima serta tetap mempertahankan budaya yang ada.

Nilai-nilai budaya Yogyakarta mendukung Provinsi DIY dalam pembentukan karakter dan etika SDM yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan pembangunan. Untuk menghadapi dinamika tersebut, Pemerintah Provinsi DIY memperkuat dengan tiga pilar

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-227

pembangunan di DIY yakni Pendidikan, Pariwisata dan Kebudayaan. Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan cukup signifikan di Provinsi DIY. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DIY telah melakukan upaya menyusun program dalam rangka mempertahankan budaya lokal, mulai dari pembinaan sampai aktivitas pendukungnya serta meningkatkan derajat hidup masyarakat melalui kebudayaan.

Pemerintah Provinsi DIY melakukan upaya memperkuat ketahanan budaya dan dalam rangka mempertahankan budaya lokal yang ada serta memanfaatkan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai dari pembinaan sampai pada aktivitas pendukungnya. Aktivitas ini diwujudkan antara lain dalam bentuk program kegiatan yang meliputi pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan.

Melalui program/ kegiatan pengembangan nilai budaya, Provinsi DIY melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai budaya lokal antara lain:

1. Pelestarian dan pengembangan upacara adat yakni pelaksanaan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta disertai dengan Jamasan Pusaka bagi masyarakat yang melestarikan pusaka yang mereka miliki

2. Festival upacara adat dengan memindahkan 5 (lima) ritual upacara adat yang ada di masyarakat untuk dipertunjukkan di Alun-Alun Yogyakarta agar masyarakat luas dapat menyaksikan upacara tersebut yang umumnya dilaksanakan di wilayah masing-masing (insitu).

3. Pelestarian dan pengembangan Bahasa Jawa dengan melaksanakan kegiatan macapatan keliling. Pelaksanaan macapatan keliling dilakukan di tengah-tengah masyarakat dan berpindah dari kabupaten/kota satu ke kabupaten/kota yang lain di Provinsi DIY.

4. Kompetisi Bahasa dan Sastra Jawa untuk mengukur kemampuan berbahasa bagi siswa, guru dan masyarakat dilaksanakan

5. Peningkatan SDM Pelaku Seni dan Penyelenggaraan kompetisi budaya bagi anak-anak.

Melalui program pengelolaan kekayaan budaya, Pemerintah Provinsi DIY berupaya melestarikan cagar budaya DIY. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain, 1. Kegiatan Fasilitasi Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya, untuk

memberikan rekomendasi kepada masyarakat yang hendak melakukan rehabilitasi benda/bangunan cagar budaya (BCB) yang mereka miliki dalam rangka untuk mendapatkan ijin mendirikan bangunan dari pemerintah Kabupaten/Kota setempat di Provinsi DIY.

2. Pelestarian dan pengelolaan BCB melalui sosialisasi peraturan yang berkaitan pelestarian BCB, pelestarian fisik BCB di Provinsi DIY dengan melakukan rehabilitasi BCB rusak, serta penyusunan regulasi di bidang sejarah dan purbakala.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 228 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

3. Fasilitasi gelar seni budaya di Taman Budaya, Yogyakarta. Kegiatan tersebut diwujudkan dengan melaksanakan pagelaran budaya sepanjang tahun 2011. Pagelaran budaya tersebut mendukung peningkatan destinasi wisata di Titik Nol Kilometer.

4. Fasilitasi Pameran Budaya di Taman Budaya, Yogyakarta yang memberikan ruang kepada seniman Seni Rupa untuk berkreasi dengan memanfaatkan ruang pameran yang ada.

5. Peningkatan kualitas pengelolaan Museum Sonobudoyo dari aspek keamanan, koleksi dan peningkatan kunjungan masyarakat ke museum. Kegiatan yang digelar antara lain: a. Gelar wisata museum yakni pengenalan kepada masyarakat khususnya siswa sekolah

terhadap museum dan koleksi Sonobudoyo b. Pameran nasional, regional dan temporer koleksi Museum Sonobudoyo c. Penyelamatan benda koleksi Museum Sonobudoyo dengan melakukan beberapa

tindakan yakni penyelamatan naskah, melakukan kajian koleksi, melakukan inventarisasi dan dokumentasi koleksi

d. Pelatihan tenaga teknis museum e. Festival museum f. Penyusunan peraturan permuseuman.

Melalui program pengelolaan keragaman budaya Pemerintah Provinsi DIY berupaya

mengembangkan keragaman kegiatan seni budaya tradisional, modern maupun kontemporer. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain: 1. Pengembangan perfilman yaitu melalui Festival Film Indie untuk Pelajar dan Umum. 2. Pengembangan kesenian melalui pengiriman misi kesenian dalam event-event nasional.

Diantara pengiriman kegiatan misi kesenian, Provinsi DIY mendapatkan penghargaan untuk kategori personal pada Parade Nusantara.

3. Penyelenggaraan event kesenian dan budaya. Event kesenian dan budaya tersebut antara lain: a.Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang menampilkan berbagai macam karya seni

diselenggarakan selama 1 (satu) bulan di Museum Benteng Vrederburg; b. Gelar Budaya Yogyakarta yang menampilkan potensi seni dari Kraton Ngayogyakarta

Hadiningrat dan Puro Pakualaman; c. Pembinaan Kesenian Tradisional; d. Penyelenggaran Dialog Kebudayaan yang mempertemukan 16 etnis yang ada di

Yogyakarta. 4. Sosialisasi budaya kepada publik masyarakat mengenai hasil pembangunan kebudayaan

di Yogyakarta melalui publikasi media massa dan Rakerda Antar Pemerhati Budaya, Pelaku Budaya dan Birokrat.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-229

Provinsi DIY melaksanakan Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya melalui kegiatan: a. Pertemuan Sastrawan Nusantara yaitu aktivitas dalam bidang sastra kerjasama dengan 10

anggota MPU. b. Kegiatan Festival Seni Budaya DIY-Kyoto dengan mengirimkan misi kebudayaan dalam

rangka National Cultural Festival di Kyoto, Jepang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat kerjasama Yogyakarta-Kyoto sebagai sister city.

c. Pengembangan kerjasama bidang kebudayaan antar anggota MPU.

Provinsi DIY juga melaksanakan Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya yang didalamnya terdiri dari kegiatan fasilitasi barang bercorak tradisi untuk masyarakat, pelestarian benda cagar budaya dan revitalisasi situs purbakala di Provinsi DIY.

Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dalam urusan kebudayaan pada tahun 2011 dapat dicermati pada pencapaian indikator kinerja yang telah diraih sebagaimana berikut:

Tabel 4.71 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2010-2011

No. Indikator Capaian

2010

2011

Target Realisasi %

Realisasi

1 Jumlah kunjungan museum 365.000 621.000 623.500 100,40

2 Jumlah Organisasi Budaya berkategori maju

36 38 38 100,00

3 Jumlah cagar budaya yang dilestarikan

214 220 220 100,00

4 Jumlah Gelar Seni Budaya 803 870 920 105,75

5 Jumlah Desa Budaya berkategori Maju

6 8 8 100,00

6 Jumlah Dokumen seni Budaya dan karya seni yang dilestarikan

91 104 104 100,00

7 Jumlah sumber sejarah yang terkelola

300 500 500 100,00

8 Rasio Gedung Seni Budaya terhadap jumlah penduduk (10.000)

94 94 94 100,00

Sumber: Dinas Kebudayaan Provinsi DIY

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 230 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.72

Program/Kegiatan Urusan Kebudayaan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan(%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Nilai Budaya

691.624.850 100,00 99,76 100,00 100,00

1.1 Pelestarian dan Pengembangan Upacara Adat

43.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.2 Pemberdayaan Perempuan dalam bidang budaya

37.975.000 100,00 99,58 100,00 100,00 -

1.3 Penyelenggaraan Kompetisi bahasa dan sastra jawa

122.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Penyelenggaraan kompetisi budaya bagi anak-anak

30.000.000 100,00 99,41 100,00 100,00 -

1.5 Penerbitan Majalah bahasa Jawa

94.999.900 100,00 99,83 100,00 100,00 -

1.6 Pelatihan Seni dan Budaya di DIY

39.000.000 100,00 98,40 100,00 100,00 -

1.7 Konggres bahasa jawa 145.950.050 100,00 99,86 100,00 100,00 - 1.8 Penyelenggaraan

Macapat rutin 46.999.900 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.9 Penyelenggaraan Anugerah budaya kepada lembaga, pelaku pelestari budaya, pengembangan adat dan tradisi

37.000.000 100,00 99,73 100,00 100,00 -

1.10 Festival upacara adat Se-Provinsi DIY

94.700.000 100,00 99,78 100,00 100,00 -

2 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

2.185.145.870 100,00 98,28 99,14 100,00

2.1 Fasilitasi Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya

60.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Fasilitasi Duta seni Budaya

50.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.3 Fasilitasi penyelenggaraan gelar seni budaya di taman budaya

190.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.4 fasilitasi penyelenggaraan pameran budaya di taman budaya

45.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-231

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan(%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

2.5 pameran nasional, regional, lokal dan temporer benda koleksi museum sonobudoyo

219.999.450 100,00 94,55 100,00 100,00 -

2.6 pelestarian dan pengelolaan BCB di provinsi DIY

53.476.000 100,00 96,99 100,00 100,00 -

2.7 penyiapan regulasi di bidang sejarah dan purbakala

74.999.920 100,00 99,93 100,00 100,00 -

2.8 promosi potensi museum DIY

20.000.000 100,00 97,25 100,00 100,00 -

2.9 dokumentasi seni dan budaya

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.10 pelatihan tenaga teknis museum

23.998.000 100,00 91,11 100,00 100,00 -

2.11 pengembangan museum internasional

100.000.000 100,00 94,40 100,00 100,00 -

2.12 penyelamatan naskah museum sonobudoyo

141.850.000 100,00 97,06 100,00 100,00 -

2.13 publikasi seni budaya di TBY

15.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.14 bimbingan seni di taman budaya

74.500.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.15 penyelenggaraan pagelaran seni tradisi

40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.16 bienale seni rupa DIY 10.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.17 penerbitan majalah seni

budaya 90.000.000 100,00 99,55 100,00 100,00 -

2.18 pembuatan bahan promosi budaya

69.195.000 100,00 98,18 100,00 100,00 -

2.19 rekonstruksi seni klasik dan tradisi

55.000.000 100,00 98,18 100,00 100,00 -

2.20 pagelaran wayang durasi singkat

196.865.000 100,00 99,96 100,00 100,00 -

2.21 festival museum 113.480.000 100,00 96,39 100,00 100,00 - 2.22 Digitalisasi Naskah Koleksi

MSB 48.902.500 100,00 98,57 100,00 100,00 -

2.23 gelar karya seni maestro 70.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.24 digitalisasi nskah koleksi

TBY 20.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.25 penyusunan peraturan permuseuman

49.880.000 100,00 98,87 100,00 100,00 -

2.26 inventarisasi dan dokumentasi sumber

73.000.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 232 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan(%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

sejarah DIY 2.27 festival teater 40.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 2.28 festival ketoprak antar

kabupaten dan kota 75.000.000 100,00 99,70 100,00 100,00 -

2.29 penyempurnaan pra peraturan daerah pola arsitektur bernuansa budaya

50.000.000 100,00 93,74 100,00 100,00 -

2.30 festival sendratari 75.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 - 3 Program Pengelolaan

Keragaman Budaya 2.424.975.000 100,00 98,66 96,21 100,00

3.1 Penyusunan Sistem Informasi Database Bidang kebudayaan

20.000.000 100,00 97,24 100,00 100,00 -

3.2 penyelenggaraan dialog kebudayaan

70.000.000 100,00 98,82 100,00 100,00 -

3.3 fasilitasi pengiriman misi kesenian

625.000.000 100,00 98,49 100,00 100,00 -

3.4 Festival Kesenian Yogyakarta

550.000.000 100,00 99,48 100,00 100,00 -

3.5 gelar budaya jogja 260.000.000 100,00 99,98 100,00 100,00 - 3.6 pembinaan kesenian

tradisional 50.000.000 100,00 95,63 100,00 100,00 -

3.7 penghargaan seniman dan budayawan di DIY

45.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.8 rakerda antar pemerhati budaya, pelaku budaya dan birokrat

47.000.000 100,00 99,01 100,00 100,00 -

3.9 sosialisasi pengelolaan keragaman melalui media massa

105.000.000 100,00 99,23 100,00 100,00 -

3.10 festival seni keroncong 70.000.000 100,00 96,21 100,00 100,00 - 3.11 festival dalang anak 72.000.000 100,00 99,94 100,00 100,00 - 3.12 pembinaan seni ketoprak 47.000.000 100,00 99,15 100,00 100,00 - 3.13 partisipasi kegiatan seni

pada HUT RI 40.000.000 100,00 99,86 100,00 100,00 -

3.14 festival film indie 74.975.000 100,00 99,89 100,00 100,00 - 3.15 festival seni tradisi

generasi muda dan anak-anak

49.000.000 100,00 97,96 100,00 100,00 -

3.16 penanaman nilai-nilai budi pekerti kepada masyarakat

70.000.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.17 kampanye sadar budaya 230.000.000 100,00 95,16 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-233

No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keuangan(%) Fisik (%)

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

4 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

630.700.000 100,00 46,36 100,00 100,00

4.1 Pertemuan Sastrawan Nusantara

38.700.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.2 festival seni budaya kerjasama DIY-Kyoto

520.000.000 100,00 35,66 100,00 100,00 Biaya penginapan dan transport pesawat Yogyakarta-Kyoto untuk Misi Kebudayaan DIY ke Kyoto dibiayai oleh Pemerintah Kyoto-Jepang

4.3 pengembangan kerjasama bidang kebudayaan antar anggota MPU

72.000.000 100,00 94,74 100,00 100,00 -

5 Program peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan

2.372.900.000 100,00 96,95 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi Barang bercorak tradisi untuk masyarakat

1.117.800.000 100,00 95,76 100,00 100,00 -

5.2 pelestarian benda cagar budaya di provinsi DIY

1.159.100.000 100,00 97,86 100,00 100,00 -

5.3 revitalisasi situs purbakala di DIY

96.000.000 100,00 99,94 100,00 100,00 -

6 Program Pengembangan Nilai Budaya

350.000.000,00 100 97,52 100,00 100,00 -

6.1 Pelestarian Dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah

350.000.000,00 100,00 97,52 100,00 100,00 -

7 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

204.836.000 100 100,00 100,00 100,00

7.1 Fasilitasi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya

204.836.000,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 234 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Belum tersusunnya Draft Review Master Plan Museum dengan pengelolaan berstandar internasional yakni Museum Sonobudoyo dan Museum Ulen Sentalu sehingga pedoman untuk menuju berstandar internasional belum ada, masih menggunakan master plan yang lama.

2. Belum ditetapkannya cagar budaya yang ada di Provinsi DIY oleh kabupaten/kota walaupun inventarisasi mengenai cagar budaya telah tersedia.

Solusi

1. Gubernur membentuk tim pendampingan Museum Internasional yang beranggotakan tokoh-tokoh yang mempunyai kapasitas dalam bidang permuseuman pada tahun 2012. Salah satu tugas tim pendampingan tersebut adalah menyusun Draft Review Master Plan Museum dengan pengelolaan berstandar internasional. Hasil yang diharapkan dari review tersebut adalah tersusunnya Masterplan Museum Internasional dan dijadikan pedoman dalam pengelolaan museum. Master plan tersebut diharapkan menjadi pedoman bagi pengelolaan Museum Sonobudoyo dan Ulen Sentalu, khususnya, serta museum-museum yang ada di Yogyakarta pada umumnya.

2. Pemerintah Provinsi DIY mendorong dibentuknya Dewan Pelestari yang ada di kabupaten/kota. Hal tersebut merupakan Amanat Undang-Undang no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya (UU 11/2010). Dalam UU 11/2010 termaktub bahwa dewan tersebut mempunyai tugas membantu pimpinan daerah dalam pelestarian dan pengelolaan cagar budaya yang ada di kabupaten/kota.

24. URUSAN STATISTIK a) Kondisi Umum

Sesuai dengan Undang-undang 16 Tahun 1997 tentang Statistik, urusan statistik di Provinsi DIY diampu oleh instansi vertikal di daerah yakni Badan Pusat Statistik (BPS) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi pemerintah di daerah. Provinsi DIY melaksanakan urusan statistik dengan melaksanakan pengumpulan dan analisis data guna perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, jenis statistik dibagi menjadi 3 bagian yakni statistik dasar, statistik sektoral dan statistik khusus. Sesuai penyelenggaraannya, BPS menangani usuran statistik dasar dan statistik khusus, sedangkan statistik sektoral menjadi tanggung-jawab instansi pemerintah di daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya secara mandiri atau bersama dengan Badan.

Sebagaimana kita ketahui, proses pembangunan berikut keberhasilannya diawali dari data yang benar dan akurat. Dari data yang tersaji perencanaan pembangunan dilaksanakan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-235

dan dievaluasi. Akurasi data menjadi syarat mutlak bagi suksesnya pembangunan, baik yang sedang maupun yang akan dilakukan. Untuk memperoleh data statistik yang sesuai dengan kebutuhan, diperlukan koordinasi, kerja sama, dan sinkronisasi yang sinergis antara instansi penyedia data baik instansi vertikal di daerah, instansi dan atau Satuan Kerja Perangkat Daerah, Kabupaten/kota, unsur perguruan tinggi, masyarakat dan serta stakeholders penyedia data lainnya. Dengan demikian kegiatan statistik diharapkan dapat terlaksana secara baik, benar, berdaya dan berhasil guna.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997, statistik sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar-unsur dalam penyelenggaraan manajemen baik pemerintahan maupun swasta, merupakan bentuk data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis. Statistik mempunyai peranan yang penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai program dan kegiatan. Dengan memperhatikan pentingnya peranan statistik, diperlukan langkah-langkah untuk mengatur penyelenggaraan statistik baik skala nasional maupun daerah yang terpadu, andal, efektif dan efisien.

Secara terinci, sesuai dengan pemanfaatannya statistik dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Statistik Dasar, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung-jawab Badan Pusat Statistik.

2. Statistik Sektoral, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang besangkutan.

3. Statistik khusus, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

Untuk mendapatkan data yang baik, faktor penentunya bukan hanya kualitas sumber daya manusia pengelolanya, melainkan juga sangat tergantung tingkat kepedulian berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat sebagai sumber data, yang didasari kesadaran akan pentingnya data statistik. Selain itu, kebijakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang berlaku harus mampu menerjemahkan berbagai kepentingan statistik yang implementatif, efektif, dan akuntabel.

Pada tahun 2011, Provinsi DIY telah mengupayakan dalam hal penyediaan statistik khususnya statistik sektoral diantaranya adalah:

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 236 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

1. Buku Analisis Kapasitas Ekonomi Lokal Penyusunan analisis kapasitas ekonomi lokal bertujuan untuk mengetahui karakteristik

dana kapasitas ekonomi secara riil pada semua wilayah kecamatan beserta peta potensi perekonomian DIY mulai tahun 2006 -2011 yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

2. Buku Analisis ICOR Sektoral Penyusunan buku bertujuan untuk mengetahui hubungan antara investasi dengan perekonomian daerah.

3. Buku Analisis PDRB Provinsi DIY Buku Analisis PDRB bertujuan memberikan informasi kondisi makro ekonomi daerah yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

Pada tahun 2011, kinerja perekonomian Provinsi DIY mengalami pertumbuhan yang

lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY mencapai 5,16%. Hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan, kecuali sektor pertanian yang berkontraksi sebesar 2,12%. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai 11,96% diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 8,00% ; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 7,95%; sektor konstruksi 7,23%; sektor industri pengolahan 6,79%; sektor jasa-jasa 6,47%; sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,19%; serta sektor listrik, gas dan air bersih 4,26%.

Indeks ketimpangan regional pada tahun 2011 sebesar 0,314 sedangkan pada tahun 2010 sebesar 0,318. Tahun 2011 merupakan data sementara, karena masih menunggu data PDRB kabupaten/kota tahun 2011.

Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2010 sebesar Rp13,20 juta dan tahun 2011 sebesar Rp14,85 juta. Kenaikan PDRB per kapita secara riil dapat dilihat dari nilai PDRB berdasarkan harga konstan 2000, yang tercatat sebesar Rp6,09 juta di tahun 2010, dan sebesar Rp6,35 juta di tahun 2011.

Tabel 4.73 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Statistik Tahun 2010-2011

Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi a. Persentase Pertumbuhan PDRB Persen 4,87* 4,9 - 5,4 5,16** 105,31 b. Indeks Ketimpangan Regional angka indeks 0,318* 0,314 0,314** 100,00 c. Rata-rata PDRB per kapita juta 13,18* 13,28 14,85** 111,82

Sumber: Bappeda Provinsi DIY Ket: * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-237

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.74

Program/Kegiatan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2011

No Program/ Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah

491.911.600 100,00 94,04 100,00 100,00

1.1 Pengolahan, Updating dan Analisis Data dan Statistik Daerah

195.084.050 100,00 85,51 100,00 100,00 sisa lelang

1.2 Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Statistik Skala Kabupaten/Kota

42.185.150 100,00 99,17 100,00 100,00

-

1.3 Koordinasi dan Kerjasama Antar Lembaga di Bidang Statistik

37.880.500 100,00 99,65 100,00 100,00

-

1.4 Penyusunan Analisis Makro Ekonomi Daerah

216.761.900 100,00 99,74 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Urusan statistik di daerah ditangani secara bersama antara BPS, SKPD di daerah dan

instansi serta lembaga terkait lainnya, sehingga dalam rangka pertanggungjawaban produk data, sering terjadi perbedaan angka atau data.

2. Sifat data statistik yang dinamis, berakibat pada sulitnya penentuan data akhir secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan yang diharapkan.

3. Beberapa data statistik dalam pengadaannya sangat komprehensip, sehingga dalam rangka pengumpulan dan analisis data untuk mendapatkan angka akhir dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini berakibat pada beberapa data penting belum dapat diwujudkan.

4. Sering terjadi tuntutan peraturan perundang-undangan tentang kebutuhan data guna berbagai kepentingan saling tumpang tindih antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain. Hal ini berakibat munculnya ragam data yang sangat banyak, dan menyulitkan dinas, instansi, lembaga terkait penanggung jawab data dalam penyediaannya.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 238 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Solusi 1. Perlu dilaksanakan koordinasi yang intensif dan berkesinambungan antar berbagai

pemangku TUPOKSI penyedia data, agar terjadi komunikasi yang jelas dalam rangka peningkatan ketepatan, kecepatan dan keakuratan penyediaan data statistik. a. Proporsi tanggung jawab terhadap data oleh para pemangku penyedian data harus

lebih ditegaskan, sehingga tidak terjadi duplikasi data, atau bahkan kelangkaan data akibat dari tidak ada yang bertanggungjawab terhadap data-data tertentu.

b. Peningkatan anggaran bagi penyediaan data oleh semua penanggungjawab data yang didahului dengan komitmen semua stakeholders terhadap arti penting data dan statistik.

c. Perlu dilakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan tentang data dan statistik bagi berbagai kepentingan baik peraturan perundang-undangan dari tingkat pusat maupun daerah, sehingga memudahkan pemahaman, pembangunan dan penyediaan data oleh para pemangku penyediaan data dan statistik.

25. URUSAN KEARSIPAN a) Kondisi Umum

Urusan kearsipan, Pemerintah Provinsi DIY mengembangkan sistem kearsipan dalam kaitannya dengan penerapan teknologi informasi atau otomasi kearsipan. Tindak lanjut dari penerapan teknologi informasi adalah dengan penyediaan khasanah arsip dalam bentuk digital yang dapat diakses masyarakat secara on line. Pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi DIY melalui Badan Perpustakaan melakukan hunting arsip tentang Yogyakarta yang berada di Leiden Belanda untuk dilakukan penjajakan tentang akuisisi ataupun bentuk kerjasama atau MOU dengan Pemerintah Belanda agar Pemerintah Provinsi DIY dapat memiliki arsip ataupun salinan arsip yang ada di Negeri Belanda.

Peran lembaga kearsipan di Pemerintah Provinsi DIY mulai tahun 2011 menjadi menonjol karena pengelolaan kearsipan di SKPD menjadi salah satu indikator penilaian capaian kinerja SKPD. Indikator penilaian kinerja SKPD tersebut digunakan sebagai acuan pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY. Upaya peningkatan peran arsip dan upaya sosialisasi arsip kepada masyarakat dilaksanakan Pemerintah Provinsi DIY telah dilaksanakan dengan menyelenggarakan pameran arsip di Kraton Yogyakarta. Pameran arsip tersebut dilaksanakan bersamaan dengan diselenggarakannya event ”Sekaten”. Upaya lain yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi DIY dalam memasyarakatkan arsip dan perannya adalah menyusun dan menerbitkan Naskah Sumber Arsip edisi ke-7 (2011) dengan mengambil tema ”Pembentukan Pemerintahan Sipil dan Laskar Rakyat di DIY pada awal Kemerdekaan” dan Pembuatan Film Dokumenter Arsip yang mengambil tema ”Sejarah Keistimewaan Yogyakarta”.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-239

Adapun capaian kinerja urusan kearsipan Pemerintah Provinsi DIY dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.75 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2010-2011

No Indikator Capaian

2010 2011

Target Capaian % Realisasi

1 Ketersediaan Peraturan Perundang-undangan Kearsipan

20 14 31 221,43

2 Rasio Jumlah SKPD terhadap Arsiparis 20:33 1:1 - -

Sumber: BPAD Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.76 Program/Kegiatan Urusan Kearsipan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

263.721.675 100,00 97,12 100,00 100,00

1.1 Digitalisasi Arsip Elektronik 21.525.000 100,00 98,10 100,00 100,00 - 1.2 Penanganan Arsip Foto 40.000.000 100,00 98,15 100,00 100,00 - 1.3 Penanganan Arsip Tekstual 60.000.000 100,00 94,91 100,00 100,00 - 1.4 Pengkajian Dan

Pengembangan Bidang Kearsipan

39.306.125 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.5 Perlindungan Arsip Vital 38.500.100 100,00 99,55 100,00 100,00 - 1.6 Penilaian Dan Penyusutan

Asip Tekstual 49.225.450 100,00 93,46 100,00 100,00 -

1.7 Penilaian Dan Penyusutan Asip Kartografi

15.165.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.8 Penyusunan Pedoman Arsip Statis

40.000.000 100,00 95,87 100,00 100,00 -

2 Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah

515.232.000 100,00 87,03 100,00 100,00

2.1 Akuisisi Dan Penyelamatan Arsip

365.350.000 100,00 85,13 100,00 100,00 Akuisisi dan Penyelamatan Arsip di Leiden Belanda, terdapat efisiensi dari harga tiket riil.

2.2 Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan

89.000.800 100,00 97,98 100,00 100,00 -

2.3 Perawatan Dan 60.881.200 100,00 82,45 100,00 100,00 sisa anggaran

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 240 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pemeliharaan Arsip Statis disebabkan karena optimalisasi tempat pelaksanaan fumigasi.

3 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

725.283.575 100,00 96,04 100,00 100,00

3.1 Penyusunan Dan Penerbitan Naskah Sumber Arsip

36.250.000 100,00 98,35 100,00 100,00 -

3.2 Lomba Bidang Kearsipan 25.281.500 100,00 93,28 100,00 100,00 - 3.3 Pembinaan Kearsipan Statis

Di Lembaga Daerah 16.334.075 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.4 Pembinaan S D M Kearsipan 67.574.550 100,00 97,61 100,00 100,00 - 3.5 Pengelolaan Arsip Statis 47.418.150 100,00 99,67 100,00 100,00 - 3.6 Pengelolaan Otomatis Tata

Persuratan 34.600.000 100,00 99,42 100,00 100,00 -

3.7 Pengembangan Khasanah Arsip Digital

30.950.000 100,00 98,35 100,00 100,00 -

3.8 Promosi Dan Sosialisasi Kearsipan

45.532.900 100,00 89,24 100,00 100,00 -

3.9 Alih Tulisan Beraksara Jawa Dan Ahli Bahasa Arsip Berbahasa Jawa/ Asing

35.996.300 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.10 Pembuatan Film Dokumenter Arsip

87.413.500 100,00 91,70 100,00 100,00 -

3.11 Pemeliharaan rutin/berkala arsip dinamis inaktif tidak teratur

117.494.000 100,00 95,97 100,00 100,00 -

3.12 Pengelolaan naskah dinas 76.643.600 100,00 98,27 100,00 100,00 - 3.13 Pembangunan Database

Informasi Kearsipan 103.795.000 100,00 97,47 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan Sampai dengan akhir tahun 2011 belum tersedia gedung depo penyimpanan arsip dinamis dan arsip statis. Saat ini penyimpanan arsip dilakukan di Ruang Hall (terbuka) akibatnya memperpendek umur arsip.

Solusi Dilakukan perbaikan dan penyesuaian ruang terbuka tersebut untuk lebih tertutup dengan memberikan sekat-sekat dan penyesuaian suhu ruangan dengan penambahan AC.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-241

26. URUSAN PERPUSTAKAAN a) Kondisi Umum

Perpustakaan hanya akan berarti bila koleksi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dengan baik, untuk itu penyelenggaraan perpustakaan harus diupayakan agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DIY untuk mensukseskan hal tersebut adalah dengan melakukan penambahan koleksi. Penambahan tersebut dilaksanakan untuk koleksi yang digunakan dan dilayankan melalui perpustakaan menetap maupun dilayankan dengan lebih mendekatkan kepada masyarakat melalui paket buku maupun perpustakaan keliling. Lebih jauh lagi, koleksi tersebut juga dilayankan dengan melakukan bantuan penambahan koleksi pada perpustakaan desa, puskesmas, maupun perpustakaan masyarakat.

Untuk lebih meningkatkan layanan perpustakaan pada masyarakat, pada tahun 2010 dilakukan sertifikasi layanan perpustakaan dengan melakukan perbaikan baik dari sisi fisik, fungsi, maupun administrasi. Pencapaian sertifikasi layanan tersebut terbukti dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008. Tahun 2011 adalah tahun ke-2 Pemerintah Provinsi DIY memperoleh sertifikat Surveylance ISO 9001:2008 untuk pelayanan Perpustakaan yang dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY.

Tindak lanjut perolehan sertifikat ISO 9001:2008 adalah diadakannya survey kepuasan pengunjung terhadap layanan perpustakaan. Hasil survey yang diperoleh adalah terdapat peningkatan kepuasan pengunjung terhadap layanan perpustakan sebelum dan sesudah diperolehnya ISO 9001:2008 sebesar 65,15%.

Layanan perpustakaan kepada masyarakat diyakini juga akan semakin baik dengan dimulainya pembangunan Gedung Perpustakaan Terpadu di kompleks Jogja Expo Centre (JEC) sebagai upaya peningkatan infrastruktur pelayanan. Pembangunan Gedung Perpustakaan Terpadu telah dimulai pada tahun 2011 dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) dan Pembangunan Gedung Tahap Pertama untuk bangunan konstruksi dasarnya.

Layanan urusan perpustakaan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan koleksi yang bersifat tematik seperti pustaka tentang kebudayaan Jepang yang dikumpulkan dan dilayanankan dalam bentuk Kyoto Corner. Di samping itu juga telah disediakan koleksi buku-buku kuno yang sudah dialih mediakan dalam bentuk digital, dialih aksarakan dalam tulisan latin, dan dialih bahasakan dalam Bahasa Indonesia yang bertujuan semakin memudahkan pengunjung perpustakaan. Layanan lain yang tidak kalah pentingnya adalah adanya jaringan perpustakaan dengan perguruan tinggi yang ada di Provinsi DIY dalam bentuk katalog bersama yang bersifat on line yang dapat diakses masyarakat melalui internet.

Pemerintah Provinsi DIY memberikan layanan trauma healing bagi pengungsi bencana Erupsi Gunung Merapi melalui pelaksanaan urusan perpustakaan. Upaya yang dilaksanakan yaitu dengan mengalokasikan 2 unit perpustakaan keliling di lokasi pengungsian setiap hari

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 242 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

dengan kegiatan berupa pembacaan cerita (story telling) dan penyediaan koleksi yang bersifat menghibur.

Upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka melaksanakan urusan perpustakaan dapat dipaparkan dalam capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 4.77 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 1 Jumlah Perpustakaan

Berbasis TI Unit 19 20 21 105,00

2 Ratio Jumlah Perpustakaan terhadap jumlah penduduk

Unit/Orang 1 : 3800 1 : 4000 1 : 2750 145,45

3 Ratio Jumlah Pemustaka terhadap jumlah penduduk

Orang 1 : 2000 1 : 1500 1 : 1200 125,00

4 Jumlah Anggota Jaringan Jogja Library

PT 19 16 21 131,25

5 Ketersediaan Jogja Study Center (Rumah Belajar Modern)

Unit 1 3 2 66,67

6 Ketersediaan Gedung Induk Perpustakaan

Unit - 1 1 100,00

Sumber: BPAD Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.78 Program/Kegiatan Urusan Perpustakaan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan

2.455.305.450 100,00 92,62 100,000 100,00

1.1 Pengembangan Minat Dan Budaya Baca

117.705.000 100,00 98,63 100,000 100,00 -

1.2 Pelaksanaan Koordinasi Pengembangan Perpustakaan

124.320.000 100,00 97,48 100,000 100,00 -

1.3 Kerjasama Perpustakaan Dengan Lembaga Pemerintah/

89.500.000 100,00 96,36 100,000 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-243

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Non Pemerintah 1.4 Layanan Perpustakaan 156.625.000 100,00 95,38 100,000 100,00 - 1.5 Lomba Perpustakaan

Dan Minat Baca 63.900.000 100,00 100,00 100,000 100,00 -

1.6 Pelestarian Fisik Bahan Pustaka

80.000.000 100,00 99,86 100,000 100,00 -

1.7 Pelestarian Informasi Bahan Pustaka

131.200.000 100,00 97,91 100,000 100,00 -

1.8 Pembinaan Perpustakaan

108.500.000 100,00 99,91 100,000 100,00 -

1.9 Pengadaan Bahan Pustaka

592.002.800 100,00 84,70 100,000 100,00 -

1.10 Pengelolaan Bahan Pustaka

53.239.625 100,00 97,84 100,000 100,00 -

1.11 Pengembangan Jaringan Perpustakaan

168.775.000 100,00 81,45 100,000 100,00 -

1.12 Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka

58.850.000 100,00 83,45 100,000 100,00 Efisiensi harga tiket

1.13 Pengembangan Koleksi Jogjasiana

43.833.650 100,00 88,18 100,000 100,00 Honorarium lembur tidak direalisasikan

1.14 Pengembangan Layanan Perpustakaan Keliling

257.360.000 100,00 97,57 100,000 100,00 -

1.15 Pengembangan Otomasi Bahan Pustaka

38.258.125 100,00 99,76 100,000 100,00 -

1.16 Pengembangan Portal B P A D

64.325.000 100,00 99,73 100,000 100,00 -

1.17 Pengkajian Dan Pengembangan Bidang Perpustakaan

53.775.000 100,00 98,38 100,000 100,00 -

1.18 Publikasi Perpustakaan

96.350.000 100,00 96,37 100,000 100,00 -

1.19 Pengembangan Elektronik Book

84.700.000 100,00 96,03 100,000 100,00 -

1.20 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

36.115.000 100,00 71,40 100,000 100,00 efisiensi perjalanan dinas dalam daerah

1.21 Penyusunan Bibliografi dan KID

35.971.250 100,00 100,00 100,000 100,00 -

2 Program Pengembangan

7.905.000.000 100,00 77,80 100,000 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 244 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Sarana Dan Prasarana Perpustakaan

2.1 Pembangunan Gedung Perpustakaan

7.530.000.000 100,00 77,48 100,000 100,00 Sisa lelang

2.2 Rehabilitasi Sedang/berat Rumah Belajar Modern

250.000.000 100,00 78,27 100,000 100,00 Sisa lelang

2.3 Kajian Sarana dan Fasilitas Perpustakaan

75.000.000 100,00 93,87 100,000 100,00 -

2.4 Penyusunan Grand Design Pengembangan Perpustakaan Desa

50.000.000 100,00 99,60 100,000 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Jumlah tenaga fungsional tertentu (pustakawan dan arsiparis) yang tersedia masih

belum sesuai dengan Pergub Nomor 68/07 jumlah arsiparis 20 orang dan pustakawan 25 orang. Saat ini ada 15 orang tenaga pustakawan dan 12 tenaga arsiparis. Akibat dari kekurangan tenaga fungsional, maka pengelolaan kearsipan dan pelayanan perpustakaan kurang maksimal.

2. Belum rampungnya pembangunan gedung layanan yang representatif, saat ini gedung yang digunakan untuk layanan kurang nyaman, disamping itu daya tampung dan ketahanan gedung/bangunan akibat gempa menjadikan pelayanan kurang nyaman.

3. Pada tahun 2011 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY ditetapkan sebagai Center Of Exellent Budaya Jawa, untuk mendukung CEO tersebut diperlukan dukungan sarana dan prasarana maupun pengembangan serta koordinasi yang pada tahun anggaran ini belum ada.

4. Pengembangan perpustakaan oleh Pemda Provinsi DIY masih kurang menyentuh sampai ke tingkat desa/kelurahan, sehingga pertumbuhan perpustakaan desa/kelurahan masih tersendat-sendat terlebih dalam pengelolaan SDM nya yang belum sepenuhnya diperhatikan melalui APBDes. Solusi

1. Untuk mengatasi kekurangan tenaga fungsional, BPAD memanfaatkan tenaga teknis yang ada di masing-masing bidang.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-245

2. Pembangunan Gedung Perpustakaan terpadu di Kompleks Jogja Expo Centre (JEC) yang telah dilaksanakan di tahun 2011 sampai dengan pembangunan konstruksi dasar.

3. Langkah yang ditempuh sampai dengan saat ini adalah hanya mengoptimalkan potensi yang ada untuk pemanfaatn sarana dan prasarananya, akan tetapi belum menyentuh sampai dengan koordinasi pusat-pusat budaya Jawa yang ada di masing-masing provinsi se Jawa.

4. Saat ini pengembangan perpustakaan desa/kelurahan terbantu dengan anggaran yang teralokasi melalui dana Dekonsentrasi yang mengembangkan perpustakaan desa/kelurahan secara fisik, sedangkan pengembangan dan pengelolaan SDM nya dilakukan dengan memberikan bimtek maupun pendampingan. Akan tetapi hal ini menyelesaikan permasalahan karena para pengelola perpustakaan tersebut tidak mendapatkan honorarium secara tetap yang dianggarkan baik melalui APBN, APBD maupun APBDes.

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PARIWISATA a) Kondisi Umum

Provinsi DIY sebagai salah satu provinsi yang memiliki berbagai keistimewaan dengan berbagai potensi yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dari daerah lain. Keistimewaan tersebut tidak hanya dari segi aspek historis yang dimiliknya tetapi juga berbagai keindahan alam serta keunikan lokal baik budaya serta masyarakatnya.

Karakteristik Provinsi DIY dalam keseluruhan area atau lingkup kabupaten yang ada sangat beranekaragam. Hal ini berpengaruh terhadap potensi daya tarik wisata yang ada di tiap daerah. Potensi obyek dan daya tarik Provinsi DIY yang menjadi andalan sampai saat ini serta dikenal luas adalah obyek dan daya tarik budaya. Obyek tersebut berupa bangunan peninggalan sejarah di masa lalu seperti candi dan kraton. Obyek dan daya tarik wisata budaya tersebut sebagian besar terletak di bagian timur wilayah Yogyakarta dan sekitar Kraton. Kondisi obyek dan daya tarik sejarah sampai saat ini sudah banyak yang dikembangkan.

Provinsi DIY bagian utara merupakan area pegunungan, mempunyai potensi tinggi sebagai obyek dan daya tarik alam. Di wilayah tersebut terdapat Gunung Merapi yang masih aktif. Pada bagian barat laut juga merupakan area pegunungan, terdapat gunung Menoreh. Pada bagian Tenggara Provinsi DIY terdapat pegunungan Sewu yang merupakan pegunungan gamping yang terdapat sungai bawah tanah, goa, danau dan telaga. Di bagian selatan merupakan area pantai yang terhampar dari timur ke barat. Paling timur merupakan pesisir, dengan karakter berbatu dan pantai berpasir, dan juga berpasir putih serta teluk yang

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 246 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

dikelilingi pantai terjal. Menuju arah barat merupakan pantai berpasir yang memanjang dari parangtritis hingga pantai Congot dan muara S. Bogowonto di perbatasan Jawa Tengah. Selain itu DIY juga memiliki obyek dan daya tarik buatan seperti di area perkotaan seperti kawasan pusat belanja malioboro sebagai obyek terkenal yang sampai saat ini masih menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan.

Sebagaimana diketahui, dengan adanya erupsi Gunung Merapi dalam triwulan terakhir tahun 2010 berdampak terhadap kunjungan wisatawan, penyelenggaraan MICE mengalami penurunan sehingga berpengaruh pada hal-hal lain seperti lama tinggal wisatawan, pendapatan asli daerah dan tingkat hunian hotel maupun industri pariwisata lainnya. Meskipun demikian, hal tersebut tidak berlangsung lama sehingga pariwisata yang menjadi salah satu pilar pembangunan DIY diharapkan dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Tabel 4.79 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Tahun 2010 Tahun 2011

Target Capaian Target Capaian % Realisasi

1. Rata-rata lama Tinggal Wisatawan

Hari 2,20 1,78 2,40 1,82 75,83

2. JumlahWisatawan Orang 1.554.555 1.456.980 1.710.910 1.607.194 93,94

a. Wisatawan Nusantara

1.398.877 1.304.137 1.538.765 1.437.629 93,43

b. Wisatawan Mancanegara

155.678 152.843 171.425 169.565 98,91

3. Jumlah MICE Kali 4.950 4.509 5.445 8.693 159,65

4. Jumlah Desa Wisata

Desa 45 42 47 54 114,89

5. PAD Pariwisata DIY

Milyar 74,16 65,53 81,57 96,78 * -

6. Tingkat Hunian Hotel

% 60 50,93 65 45,33 69,74

7. Jumlah Hotel

a. Berbintang Unit - 37 - 37 -

b. Melati dan Pondok Wisata

Unit - 1.011 - 1.048 -

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi DIY Ket: * Angka Sementara

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-247

Objek dan Daya tarik wisata di Provinsi DIY tersebar di seluruh Kabupaten yang ada dalam berbagai jenis dan jumlahnya. Sampai saat ini, obyek dan daya tarik andalan Provinsi DIY berdasarkan kabupaten meliputi 43 daya tarik wisata di kota Yogyakarta, di Kabupaten Sleman terdapat daya tarik sebanyak 43, di Kabupaten Bantul sebanyak 40, di Kabupaten Kulon Progo terdapat 17 daya tarik wisata dan di Kabupaten Gunungkidul terdapat 23 daya tarik wisata.

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat perdesaan telah dilakukan pengembangan desa wisata melalui peningkatan kualitas tampilan potensi (alam dan budaya) dan sumberdaya manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Pengembangan desa wisata sangat potensial bagi kemajuan ekonomi masyarakat karena dapat merasakan langsung kehadiran wisatawan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi perdesaan sehingga dapat menanggulangi masalah kemiskinan di perdesaan. Desa Wisata yang ada di Provinsi DIY pada tahun 2010 berjumlah 71, namun yang layak untuk dikunjungi sebanyak 42 desa. Pada tahun 2011 desa wisata yang layak diunjungi bertambah menjadi 54 dari jumlah yang ditargetkan sejumlah 47 Desa.

Kunjungan wisatawan dalam tahun 2011 sebanyak 1.607.194 orang dari target yang direncanakan dalam RPJMD sebanyak 1.710.910 orang, lebih tinggi dari kunjungan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 1.456.980 orang, dengan lama tinggal wisatawan (length of stay-LOS) rata-rata 1,82 hari.

Pencapaian jumlah kunjungan wisatawan dalam tahun 2011 tersebut didorong pula oleh tingginya frekuensi penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conferrence and Exhibition) di Provinsi DIY yaitu dari target 5.445 kali mencapai 8.693 kali, disebabkan beberapa wisata MICE yang mestinya dilaksanakan pada akhir tahun 2010 karena erupsi Gunung Merapi menjadi dilaksanakan pada tahun 2011. Provinsi DIY memiliki potensi Wisata MICE yang besar karena didukung oleh sarana dan prasarana serta akomodasi yang memadai. Dari tahun ke tahun penyelenggaraan MICE di Provinsi DIY terus meningkat, penyelenggaraan MICE tidak hanya berasal dari Indonesia tetapi juga dari mancanegara. Selain hal tersebut, adanya rangkaian acara Pernikahan Agung di Kraton Kasultanan juga menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi DIY.

Hotel berbintang tahun 2010 di Provinsi DIY sebanyak 37 buah dengan 4.163 kamar serta hotel Melati dan Pondok wisata sebanyak 1.011 buah dengan 12.162 kamar, sedangkan dalam tahun 2011 hotel berbintang sebanyak 37 buah dengan 3.626 kamar, hotel Melati dan Pondok Wisata sebanyak 1.048 buah dengan 12.307 kamar (termasuk yang belum berijin) dengan tingkat hunian rata-rata 45,33 persen. Kurang tercapainya tingkat hunian hotel dari target RPJMD karena pertumbuhan hotel-hotel berbintang menyebabkan berkurangnya kunjungan ke hotel-hotel Melati dan Pondok Wisata. Selain itu juga tingkat hunian kamar hotel akan padat pada saat high season, sedangkan pada masa low season jumlah kamar yang kosongpun meningkat.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 248 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Dalam rangka meningkatkan length of stay (LOS) wisatawan, diupayakan penyelenggaraan program/kegiatan yang diharapkan dapat memperpanjang lama tinggal wisatawan di Yogyakarta seperti pentas seni yang dilaksanakan sepanjang tahun dengan menempati lokasi strategis seperti di Malioboro, Stasiun Tugu, Puro Pakualaman, Bandara Adisucipto dan tempat-tempat lainnya. Penyelenggaraan event-event kepariwisataan baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DIY maupun bekerjasama dengan pihak lain tidak hanya berbasis budaya tetapi juga berbagai jenis pertunjukan dalam rangka mendukung terwujudnya posisi Provinsi DIY sebagai destinasi wisata terkemuka di Indonesia maupun Asia Tenggara.

Pendapatan Pajak Pembangunan (PP I) dari hotel, restaurant, rumah makan di seluruh wilayah Provinsi DIY (Kab/Kota) pada tahun 2010 sebesar Rp65,53 Milyar sehingga tidak mencapai target RPJMD yang diharapkan sebesar Rp74,16 Milyar. Pada tahun 2011 sampai dengan akhir Desember mencapai Rp96,78 Milyar dari target yang diharapkan sebesar Rp81,57 Milyar.

Provinsi DIY pada tahun 2010 memperoleh penghargaan sebagai Provinsi terbaik dalam Pengembangan Pariwisata yang diberikan dalam forum Indonesia Tourism Award (ITA) 2010. Penghargaan tersebut diberikan kepada pemimpin daerah (provinsi, kota dan kabupaten) serta pelaku industri pariwisata yang telah berhasil memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, sedangkan pada tahun 2011 Provinsi DIY juga berhasil meraih penghargaan sebagai Provinsi terbaik dalam Pengembangan Pariwisata Tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Majalah SWA bekerjasama dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dalam pengembangan Daerah Tujuan Wisata, dilakukan melalui koordinasi dengan kabupaten/kota untuk mengembangkan obyek yang telah ada dan mendorong terwujudnya obyek wisata baru, di antaranya berupa fasilitasi pelatihan-pelatihan bagi masyarakat sekitar obyek wisata untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kepariwisataan agar masyarakat siap menerima wisatawan yang berkunjung ke daerahnya, seperti fasilitasi pengembangan obyek-obyek wisata yang ada di kabupaten/kota yang rutin diberikan. Selain itu juga memasarkan destinasi pariwisata Provinsi DIY di dalam negeri maupun luar negeri, dengan berpartisipasi dalam suatu event/exhibition tingkat nasional maupun internasional juga melakukan kerjasama dengan swasta (dalam dan luar negeri), dengan Kedutaan Luar Negeri dalam melaksanakan Fam Trip/Fam Tour dan melakukan road show/travel dialog dsb. Sampai sekarang diutamakan untuk membidik pasar wisatawan potensial di kawasan Asia yaitu negara Jepang, China, Korea, Malaysia, Singapura,dan Thailand.

Jepang, Malaysia dan Singapura merupakan contoh tiga pasar wisatawan dari kawasan Asia yang potensial karena disamping memiliki kedekatan geografis, hubungan kedekatan emosional, sejarah/budaya dan sebagai sesama negara anggota Asean, EATOF, juga ditunjang adanya penerbangan langsung (direct flight). Sementara itu, untuk kawasan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-249

Eropa maupun kawasan lainnya belum menjadi pangsa pasar secara langsung, terkecuali wisatawan dari negara Belanda, Jerman dan Perancis yang dari tahun ke tahun jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta tinggi.

Peningkatan pelayanan di Bandara Adisucipto juga menjadi salah satu prioritas. Pemerintah Provinsi DIY dan PT. Angkasa Pura I terus memberikan pelayanan yang maksimal bagi seluruh pemakai jasa bandara khususnya wisatawan. Untuk menyebarkan informasi kepariwisataan DIY dan mempermudah/meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan, di Bandara Adisucipto dan Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta telah disediakan counter Tourist Information Services (TIS) dan Tourist Information Centre (TIC) di kompleks Kantor Gubernuran–Kepatihan, Jalan Malioboro. Selain itu untuk memperluas jangkauan penyebaran informasi/promosi kepariwisataan DIY di luar provinsi juga mengoptimalkan keberadaan TIC Mitra Praja Utama (MPU) di gedung TIC Kuta- Bali yang tergabung bersama 10 provinsi anggota MPU.

Dalam rangka pengembangan potensi kepariwisataan yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi DIY diperlukan langkah-langkah pengaturan yang mampu mewujudkan keterpaduan dalam program/kegiatan, telah disusun Draft Raperda Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) yang juga merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, sehingga diharapkan pembangunan kepariwisataan Provinsi DIY akan lebih terpadu dan terarah karena dokumen ini nantinya akan menjadi pedoman bagi kabupaten/kota dalam menyusun Rencan Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.80 Program/Kegiatan Urusan Pariwisata Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

2.529.589.100 100,00 90,01 100,00 95,02 -

1.1 Analisa Pasar Untuk Promosi dan Pemasaran Obyek Pariwisata

131.486.100 100,00 99,81 100,00 100,00 -

1.2 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata

194.005.000 100,00 74,90 100,00 95.00 Sisa anggaran berasal dari Honor narasumber, sewa tempat, SPPD dalam daerah, hidangan rapat dan sisa lelang.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 250 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.3 Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata

129.573.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri

1.163.737.000 100,00 84,85 100,00 90,00 - Kegiatan Pameran di Melbourne hanya diijinkan untuk diikuti oleh 1 orang, DIY gagal menjadi ikon karena ketidaktersediaan anggaran sehingga sewa booth dan dekorasi tidak direalisasikan. - Sewa booth di NATAS Singapore terdapat efisiensi (pengurangan harga karena dari instansi pemerintah) - CITM China tidak dapat diikuti karena waktu pelaksanaan dimajukan bulan Oktober sehingga pengurusan ijin mengalami keterlambatan. - Promosi melalui Inflight Malaysia tidak direalisasikan karena anggaran yang tersedia tidak mencukupi.

1.5 Pengembangan Statistik Kepariwisataan

30.230.000 100,00 90,55 100,00 100,00 -

1.6 Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu

78.357.500 100,00 99,56 100,00 100,00 -

1.7 Pembuatan Bahan- 442.528.000 100,00 96,27 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-251

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Bahan Promosi Kepariwisataan

1.8 Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata

66.719.000 100,00 98,55 100,00 100,00 -

1.9 Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata

82.895.500 100,00 92,04 100,00 100,00 -

1.10 Penyelenggaraan Fam Tour

210.058.000 100,00 99,91 100,00 100,00 -

2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

474.896.300 100,00 98,25 100,00 100,00

2.1 Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata

140.671.500 100,00 96,11 100,00 100,00 -

2.2 Pengembangan, Sosialisasi dan Penerapan Serta Pengawasan Standardisasi

98.995.300 100,00 99,96 100,00 100,00 -

2.3 Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona

90.317.500 100,00 96,92 100,00 100,00 -

2.4 Pengembangan Desa Wisata

144.912.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3 Program Pengembangan Kemitraan

3.686.438.000 100,00 94,31 100,00 100,00 -

3.1 Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database

68.455.000 100,00 85,25 100,00 100,00 Efisiensi

3.2 Pengembangan dan Penguatan Litbang Kebudayaan dan Pariwisata

579.880.000 100,00 90,46 100,00 100,00 -

3.3 Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata

21.949.000 100,00 98,99 100,00 100,00 -

3.4 Fasilitasi Penyelenggaraan Atraksi Kesenian

227.279.000 100,00 99,93 100,00 100,00 -

3.5 Pengembangan SDM dan Profesionalisme

37.962.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 252 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Bidang Pariwisata 3.6 Fasilitasi

Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Wisata

32.068.000 100,00 99,30 100,00 100,00 -

3.7 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan

821.328.500 100,00 98,79 100,00 100,00 -

3.8 Penyelenggaraan Event Kepariwisataan

1.897.516.000 100,00 92,95 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

Kepariwisataan Provinsi DIY di tahun 2010 mengalami kendala karena erupsi Gunung api Merapi sehingga segala hal yang berhubungan dengan kepariwisataan di Provinsi DIY seperti kunjungan wisatawan yang berakibat pula pada LOS wisatawan. Pada tahun 2011 pun rata-rata lama tinggal wisatawan juga menurun yang tentu saja akan berimbas pada berbagai capaian kinerja kepariwisataan. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh:

1. Persaingan antar wilayah di Indonesia dalam bidang kepariwisataan 2. Tingkat kejenuhan wisatawan terhadap ODTW yang ada di Provinsi DIY, sebagai akibat

kurangnya diversifikasi ODTW yang ada 3. Strategi promosi yang kurang efektif 4. Sarana, prasarana dana komodasi yang belum maksimal, misal kurangnya sarana

transportasi ke dan dari ODTW di malam hari 5. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Sadar Wisata dan Sapta Pesona.

Solusi 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan ODTW yang ada serta

menemukenali berbagai obyek wisata baru bersama jejaring antar pelaku pariwisata melalui koordinasi, kerjasama dan keterpaduan program/kegiatan secara internal dengan kabupaten/kota sehingga mampu bersaing dengan wilayah lain di Indonesia;

2. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas kerjasama dengan berbagai sektor terkait terutama untuk peningkatan potensi lokal yang ada sehingga mampu mempersempit kesenjangan yang mungkin terjadi dengan daerah lain yang memiliki sumberdaya sejenis;

3. Promosi pariwisata Provinsi DIY melalui peningkatan kualitas serta kuantitas event dan atraksi wisata maupun menggandeng media massa baik nasional maupun internasional sehingga diharapkan dapat meningkatkan LOS wisatawan, serta

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-253

penggunaan media informasi yang lebih cocok untuk saat sekarang, antara lain penyediaan informasi yang up to date dan dapat diakses dengan mudah;

4. Diperlukan komunikasi pemasaran yang terintegrasi dengan menggabungkan beberapa event yang saling berdekatan dalam hal tema dan waktu penyelenggaraan maupun penyelenggaraan event kepariwisataan terpadu yang menjadi icon pariwisata Provinsi DIY sehingga dapat mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama dan

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi dan pengelolaan pariwisata yang dimiliki melalui berbagai penyuluhan, pembinaan dan pembimbingan Sadar Wisata maupun Sapta Pesona sehingga menjadikan pariwisata sebagai prioritas pendorong pergerakan ekonomi dalam pembangunan daerah.

2. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN a) Kondisi Umum

Subsektor kelautan dan perikanan berperan penting baik dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Subsektor kelautan dan perikanan adalah salah satu pendukung usaha ekonomi masyarakat di Provinsi DIY dalam usaha menanggulangi kemiskinan dan penggangguran, khususnya pada kawasan perdesaan dan kawasan tertinggal.

Pemenuhan kebutuhan akan protein hewani, khususnya ikan, dapat dilihat dengan adanya peningkatan konsumsi ikan per kapita dari tahun ke tahun. Konsumsi ikan per kapita Provinsi DIY selama 3 tahun terakhir menunjukkan trend yang positif. Pada tahun 2008 konsumsi ikan Provinsi DIY sebesar 17,03 kg/kapita/tahun, kemudian meningkat menjadi 19,38 kg/kapita/tahun pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 22,06 kg/kapita/tahun dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 23,01 kg/kapita/tahun. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh gencarnya kegiatan sosialisasi gemar makan ikan di Provinsi DIY.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 254 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, 2012

Gambar 4.2 Konsumsi Ikan Per Kapita di Provinsi DIY (Kg/Kap/Tahun) Tahun 2008-2011

Pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan di Provinsi DIY dilakukan melalui peningkatan

produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Meskipun produksi perikanan Provinsi DIY terus mengalami peningkatan sejak tahun 2008 hingga 2011 namun permintaan ikan belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari wilayah Provinsi DIY. Jumlah produksi perikanan Provinsi DIY selama periode 2008-2011 rata-rata sebesar 34.059,65 ton per tahun. Produksi paling tinggi selama periode tersebut adalah pada tahun 2011 yaitu mencapai 49.542,5 ton. Meskipun kenaikan produksi yang sangat signifikan terjadi di tahun 2010 yaitu sebesar 74,32% dibandingkan tahun 2009. Kenaikan produksi perikanan Provinsi DIY pada tahun 2011 disumbang dari kenaikan produksi perikanan budidaya yang mengalami pertumbuhan 14,12% dan dari perikanan tangkap dengan pertumbuhan sebesar 1,91%. Produksi perikanan budidaya tahun 2011 sebesar 44.542,5 ton, sedangkan produksi perikanan tangkap tahun 2011 sebesar 5.000 ton.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-255

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, 2012

Gambar 4.3 Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Provinsi DIY (ton), 2008-2011

Produksi perikanan di Provinsi DIY didominasi oleh perikanan budidaya. Sebagaimana

terlihat pada gambar di bawah, rata-rata kontribusi perikanan budidaya terhadap total produksi perikanan Provinsi DIY mencapai 85,62%, bahkan pada tahun 2011 mencapai 89,91%. Sementara kontribusi perikanan tangkap menurun dari 11,17% pada tahun 2010 menjadi 10,09% pada tahun 2011. Penurunan produksi perikanan tangkap disebabkan sering terjadinya overfishing dan illegal fishing serta tidak adanya restocking di perairan umum, sehingga sumber daya ikan di perairan umum berkurang. Selain itu, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi produksi perikanan tangkap di Provinsi DIY.

Potensi serta pemanfaatan sumber daya melalui perikanan tangkap masih terus dioptimalkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain pengembangan perikanan tangkap, pengembangan perikanan budidaya baik budidaya air tawar maupun air payau yang banyak tumbuh dan berkembang di Provinsi DIY juga menjadi prioritas dalam pembangunan perikanan dan kelautan di Provinsi DIY. Hal ini dikarenakan perikanan budidaya merupakan kontributor utama dalam produksi perikanan di Provinsi DIY.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 256 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY, 2012

Gambar 4.4

Persentase Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya terhadap Total Produksi Perikanan di Provinsi DIY, 2008-2011

Tabel 4.81 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1 Peningkatan Jumlah Nelayan dan Pembudidaya

Persen 10 20 20 100,00

2 Peningkatan Sistem Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Persen 45 60 60 100,00

2 Peningkatan Jumlah Generasi Muda Cinta Bahari

Persen 13 16 16 100,00

3 Jumlah Kelompok Wanita Nelayan

Kelompok 50 60 60 100,00

5 Peningkatan Jumlah Kelompok Pembudidaya di Lahan Marginal

Persen 5 7 9 128,57

6 Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan

Kelompok 25 30 35 116,67

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-257

No Indikator Satuan Capaian

2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

7 Peningkatan Jumlah Masyarakat Pesisir yang Diberdayakan

Persen 25 30 30 100,00

8 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

Ton 20.743 24.239 42.000 173,27

9 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

Ton 5.694 6.039 5.000 82,80

10 Konsumsi Ikan per Kapita Kg/kapita/th 18,66 19,4 23,01 118,61

11 Luas Potensi Lahan yang Dimanfaatkan

Persen 4 6 12 200,00

12 Luas Kawasan Konservasi, Restocking, Resensing

Persen 5 10 15 150,00

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.82 Program/Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2011

No Program / kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

559.991.500 100,00 85,72 100,00 100,00

1.1 Pembinaan Kelompok ekonomi masyarakat pesisir

559.991.500 100,00 85,72 100,00 100,00 Sisa lelang

2 Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan

240.533.900 100,00 97,28 100,00 100,00

2.1 Optimalisasi dan Pengembangan Siswasmas

240.533.900 100,00 97,28 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut

59.268.460 100,00 95,55 100,00 100,00

3.1 Fasilitasi Perijinan Perikanan Tangkap dan Budidaya

59.268.460 100,00 95,55 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 258 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program / kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

4 Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Biota Laut

75.691.700 100,00 99,97 100,00 100,00

4.1 Pembinaan Mitigasi Bencana pada Masyarakat

75.691.700 100,00 99,97 100,00 100,00 -

5 Program Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat

146.032.900 100,00 98,34 100,00 100,00

5.1 Pengembangan Jiwa Kebaharian

52.880.200 100,00 95,97 100,00 100,00 -

5.2 Penyelenggaraan Hari Nusantara (sarasehan bersih pantai, seminar)

93.152.700 100,00 99,68 100,00 100,00 -

6 Program Pengembangan Budidaya Perikanan

3.953.964.769 100,00 95,77 100,00 100,00

6.1 Pembinaan dan Pengembangan Perikanan

1.666.446.242 100,00 95,48 100,00 100,00 -

6.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan

127.554.700 100,00 99,50 100,00 100,00 -

6.3 Pembinaan Mutu Benih dan Induk Perikanan dalam rangka YSC

387.318.712 100,00 84,39 100,00 100,00 Sisa lelang

6.4 Pengemb. Induk, calon Induk dan bibit unggul di unit Budidaya Air Tawar

704.195.600 100,00 98,92 100,00 100,00 -

6.5 Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya Air Laut

346.612.770 100,00 98,79 100,00 100,00 -

6.6 Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya Air Payau

372.161.825 100,00 96,82 100,00 100,00 -

6.7 Pengembangan seed center perikanan

279.546.500 100,00 98,03 100,00 100,00 -

6.8 Optimalisasi pemanfaatan pakan ikan alternatif

70.128.420 100,00 97,61 100,00 100,00 -

7 Program Pengembangan Perikanan Tangkap

23.838.538.420 100,00 97,58 100,00 100,00

7.1 Pengembangan pelabuhan perikanan

20.438.635.920 100,00 99,06 100,00 100,00 -

7.2 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil

251.519.500 100,00 96,43 100,00 100,00 -

7.3 Peningkatan Pelayanan PPP Sadeng

17.081.500 100,00 93,56 100,00 100,00 -

7.4 Uji coba pengembangan teknologi alat penangkapan

61.243.500 100,00 96,34 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-259

No Program / kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

ikan 7.5 Pengadaan kapal 30 GT

bagi nelayan (DAK) 3.070.058.000 100,00 87,89 100,00 100,00 Sisa lelang

8 Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

168.659.200 100,00 98,33 100,00 100,00

8.1 Pengembangan Sistem Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

28.881.500 100,00 93,65 100,00 100,00 -

8.2 Pengembangan kelembagaan penyuluh swadaya

47.583.700 100,00 99,94 100,00 100,00 -

8.3 Pengembangan kelembagaan kelompok kelautan dan perikanan

45.398.300 100,00 97,96 100,00 100,00 -

8.4 Pengembangan kader nelayan

46.795.700 100,00 99,94 100,00 100,00 -

9 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

2.755.792.250 100,00 98,67 100,00 100,00

9.1 Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN)

186.399.500 100,00 95,61 100,00 100,00 -

9.2 Monitoring dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan

184.711.750 100,00 99,10 100,00 100,00 -

9.3 Pengembangan Pola Kemitraan antar pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

28.181.700 100,00 99,33 100,00 100,00 -

9.4 Promosi perikanan dan kelautan / pameran

133.925.100 100,00 99,14 100,00 100,00 -

9.5 Pengembangan Pengolahan Produk Perikanan dan Kelautan

81.253.700 100,00 99,91 100,00 100,00 -

9.6 Optimalisasi pemasaran produk perikanan

2.141.320.500 100,00 98,82 100,00 100,00 -

10 Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar

631.773.000 100,00 96,35 100,00 100,00

10.1 Pengembangan Rekayasa teknologi Budidaya Air Laut Sundak

30.081.500 100,00 94,55 100,00 100,00 -

10.2 Pengembangan Rekayasa Teknologi Budidaya Air Tawar

499.209.500 100,00 96,27 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 260 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program / kegiatan Pagu Anggaran Keuangan (%) Fisik (%)

Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi

10.3 Pengembangan Rekayasa Teknologi Budidaya Air Payau

102.482.000 100,00 97,25 100,00 100,00 -

11 Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumberdaya Alam

42.541.700 100,00 96,21 100,00 100,00

11.1 Rehabilitasi Ekosistem Pesisir

42.541.700 100,00 96,21 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

Dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya penanganan urusan kelautan dan perikanan di Provinsi DIY tidak terlepas dari permasalahan. Beberapa permasalahan yang dihadapi di bidang kelautan dan perikanan di Provinsi DIY antara lain:

1. Produksi dan produktivitas masih rendah. 2. Produksi perikanan dan kelautan lokal Provinsi DIY belum mampu mengimbangi

kebutuhan ikan masyarakat di Provinsi DIY, sehingga 70% kebutuhan produk masih didatangkan dari luar daerah.

3. Overfishing penangkapan di jalur I atau perikanan pantai, berpotensi menurunnya hasil tangkapan para nelayan.

4. Terbatasnya kemampuan nelayan dan pembudidaya ikan dalam tingkat pendidikan serta penguasaan teknik tangkap dan budidaya, serta ketidakmampuan mengakses sumber-sumber informasi dan teknologi maju, khususnya di bidang aqua bisnis, sehingga mengalami hambatan dalam menghadapi persaingan dengan daerah lain.

5. Masih lemahnya kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan yang menyebabkan terhambatnya upaya meningkatkan pendapatan serta memperbaiki taraf hidup.

6. Sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti terbatasnya pelabuhan perikanan, kapal serta alat tangkap bagi nelayan, sehingga nelayan belum mampu menjangkau jalur yang lebih jauh yang memiliki potensi ikan yang masih banyak.

7. Perubahan iklim global yang sangat mempengaruhi produksi penangkapan di laut. 8. Terbatasnya akses modal nelayan dan pembudidaya ikan.

Solusi Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, perlu ditempuh beberapa langkah

pemecahan sebagai berikut: 1. Inventarisasi potensi Sumber Daya Perikanan secara detil baik untuk penangkapan

maupun budidaya. Untuk penangkapan mencakup jenis, potensi, Maximum

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-261

Sustainable Yield (MSY), Optimum Sustainable Yield (OSY), musim, dan daerah penangkapan. Untuk budiaya meliputi potensi lahan, sumber air, kesesuaian lahan untuk tiap jenis usaha budidaya, sarana dan prasarana yang dibutuhkan (jalan, saluran irigasi, benih, pakan dan obat ikan).

2. Segera membangun dan menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan setiap jenis usaha perikanan dan kelautan. Seluruh subsistem usaha perikanan dibangun secara simultan karena sifat usaha perikanan yang relatif cepat menghasilkan (quick yielding) dan merupakan produk yang mudah rusak (perishable good). Pembangunan sentra produksi perikanan harus didukung ketersediaan sarana produksi, pengolahan, pemasaran, dan prasarana pendukung. Apabila tidak, proses produksi tidak akan jalan, atau kualitas produk turun, tidak dapat dipasarkan karena tidak mampu bersaing, atau harga rendah karena menjadi trash fish atau jadi produk olahan tradisional yang harganya sangat rendah, dan tidak memberikan nilai tambah (value added). Akibatnya tujuan pembangunan perikanan tidak akan tercapai termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait secara terpadu baik di tingkat pusat, daerah maupun antara pusat dan daerah (horizontal dan vertikal).

4. Peningkatan kapasitas sumber daya nelayan dan pembudidaya ikan melalui peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan menajemen usaha, sehingga mampu membentuk nelayan dan pembudidaya ikan yang berkualitas dan mampu menguasai dan menerapkan teknologi, serta mampu mengelola usahanya secara efektif dan efisien.

5. Peningkatan dan penguatan kelembagaan nelayan serta pembudidaya ikan, baik pembenihan maupun pembesaran, serta kelembagaan usahanya, yang dapat berfungsi sesuai peran masing-masing, sehingga sistem usaha aqua bisnis dapat berjalan secara optimal dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.

6. Penyelesaian pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Glagah, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk kapal 30 GT. Dengan demikian, produksi perikanan tangkap dapat meningkat serta dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan bagi masyarakat, yang sampai saat ini belum bisa terpenuhi oleh produksi lokal.

7. Peningkatan pengetahuan masyarakat nelayan melalui berbagai macam kegiatan pelatihan di antaranya pengolahan hasil perikanan, permesinan dan docking magang nelayan dalam mengantisipasi perubahan iklim serta agar dapat memperkirakan lokasi penangkapan secara aman.

8. Peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan lembaga keuangan untuk mengakses modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan, baik nelayan, pembudidaya, pengolah maupun pemasaran hasil kelautan dan perikanan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 262 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

3. URUSAN PERTANIAN a) Kondisi Umum

Sektor pertanian berperan sangat strategis dalam struktur perekonomian Provinsi DIY, dalam hal penyediaan bahan pangan baik nabati maupun hewani, penyediaan lapangan kerja, sekaligus pemenuhan input bagi sektor industri pengolahan. Kontribusinya terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi DIY terbesar ketiga setelah sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Pembangunan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan sub-sektor pendukungnya, menjadi tanggung jawab tiga pilar, yakni pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pembangunan sektor ini diarahkan pada terwujudnya pertanian yang bersifat komersial dan efisien, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi tepat, yang berimplikasi pada peningkatan daya saing, pendapatan dan nilai tambah.

Hasil dari pembangunan sektor pertanian, secara umum terjadi peningkatan produksi komoditas subsektoral (tanaman pangan, hortikultura dan peternakan) sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, yang diukur dari besaran nilai tukar petani yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari capaian indikator kinerja pembangunan sektor pertanian sebagaimana ditargetkan dalam dokumen RPJM Provinsi DIY tahun 2009-2013, yang meliputi perkembangan aktivitas kelembagaan petani, nilai tukar petani, peningkatan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, dan perkembangan luas lahan produktif sehubungan dengan upaya pengendalian alih fungsi lahan.

Penyusutan lahan produktif merupakan salah satu tantangan pembangunan pertanian di Provinsi DIY. Akibat kompetisi dengan sektor lain dalam hal penggunaan sumber daya lahan dan air, terjadi alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian, dengan laju 0,42% per tahun. Meskipun alih fungsi lahan lebih banyak terjadi pada lahan marjinal tadah hujan dengan frekuensi tanam dan produktivitas rendah, hal ini tetap merupakan tantangan cukup berarti serta menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan laju pertumbuhan sektor pertanian.

Gambaran luas panen, produktivitas dan produksi tanaman pangan tahun 2010-2011 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.83 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2010-2011

No Komoditas Luas Panen (ha)

Produktivitas (ku/ha)

Produksi (ton)

2010 2011* 2010 2011* 2010 2011*

1. Padi sawah 106.907 107.990 60,50 60,51 646.816 653.434

2. Padi ladang 40.151 42.837 44,10 44,24 177.071 189.500

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-263

No Komoditas Luas Panen (ha)

Produktivitas (ku/ha)

Produksi (ton)

2010 2011* 2010 2011* 2010 2011*

Total padi 147.058 150.827

56,02 55,89 823.887 842.934

3. Jagung 86.837 69.768

39,80 41,80 345.576 291.596

4. Kedelai 33.572 28.988 11,39 11,31 38.244 32.795 5. Kacang Tanah 58.780 59.498 10,02 10,76 58.918 64.046 6. Kacang Hijau 1.024 614 5,96 6,04 610 371 7. Ubi Kayu 62.563 62.414 178,17 139,01 1.114.665 867.596 8. Ubi Jalar 599 413 108,25 110,99 6.484 4.584 9. Sorghum 724 305 3,15 3,15 228 96

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi DIY Ket: * Angka Sementara

Padi merupakan tanaman pangan strategis. Produksi padi tahun 2011 meningkat sebesar 2,31% dari produksi tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan luas panen padi sawah dan padi ladang disertai dengan peningkatan produksi per satuan luas lahan (produktivitas). Peningkatan luas panen berasal dari kenaikan indeks pertanaman padi ladang, yang semula tanam satu kali menjadi dua kali dalam setahun. Sementara itu peningkatan produktivitas merupakan hasil dari upaya-upaya terobosan penerapan teknologi budidaya, antara lain: Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), fasilitasi penyediaan sarana produksi berupa Bantuan Langsung Benih Unggul, subsidi pupuk anorganik dan penerapan pemupukan berimbang.

Pada tahun 2011, produksi jagung mengalami penurunan dari produksi tahun sebelumnya, meskipun produktivitas meningkat sebesar 5,03%. Selama tahun 2011, terjadi penurunan luas panen jagung akibat pergeseran preferensi petani ke tanaman kacang tanah, padi dan komoditas hortikultura. Selain itu, sebagian pertanaman jagung dipanen muda untuk dijual sebagai pakan ternak karena dipandang lebih menguntungkan bagi petani penanam. Peningkatan produktivitas jagung dimungkinan oleh penerapan teknologi sebagai hasil dari penyelenggaraan SLPTT dan fasilitasi sarana dan prasarana pendukung peningkatan produktivitas jagung.

Sementara itu, produksi kedelai pada 2011 mengalami penurunan akibat penurunan luas panen, karena petani beralih ke tanaman kacang tanah, padi, dan komoditas hortikultura. Patut dicatat, bahwa minat petani untuk menanam kedelai menurun karena harga pasar kurang menguntungkan.

Pada tahun 2011 produksi kacang tanah meningkat sebagai hasil dari peningkatan luas panen. Minat petani meningkat untuk mengusahakan komoditas ini, sehubungan dengan harga kacang tanah di pasaran lebih menguntungkan dibanding palawija lainnya,

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 264 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

yang memberi insentif tersendiri bagi petani dalam hal penerapan teknologi peningkatan produksi.

Produksi ubi kayu menurun akibat curah hujan rendah pada bulan-bulan pembentukan umbi. Ubi kayu pada umumnya ditanam pada lahan kering tadah hujan. Akibatnya, umbi tidak terbentuk secara optimal (berukuran kecil). Selain itu, petani tidak melakukan pemupukan secara khusus untuk ubi kayu. Pemupukan dilakukan bersama-sama tanaman lain, sehingga tanaman ubi kayu harus berkompetisi dalam pengambilan unsur hara bagi pertumbuhan dan pembentukan umbi. Produktivitas ubi kayu yang rendah karena perilaku petani yang menggunakan benih/stek yang berasal dari tetua yang sama selama bertahun-tahun. Luas panen ubi kayu juga mengalami penurunan pada tahun 2011 akibat desakan dari perluasan areal tanam padi ladang.

Tanaman unggulan hortikultura di Provinsi DIY meliputi cabe merah, bawang merah, salak, jahe dan pisang, dengan sentra produksi masing-masing sebagai berikut: cabe besar di Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul; bawang merah di Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul; salak di Sleman dan Kulon Progo; jahe di Kulon Progo dan pisang Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul. Luas panen dan produksi tanaman hortikultura pada tahun 2010 dan 2011 selengkapnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.84 Luas Panen dan Produksi Komoditas Hortikultura di Provinsi DIY, 2010-2011

No Komoditas Luas Panen Produksi

Satuan 2010 2011* Satuan 2010 2011*

1. Cabe besar ha 2.239 2.453 ton 13.049 14.404 2. Bawang ha 2.027 1.269 ton 19.950 3.953 3. Salak rumpun 4.789.215 3.639.296 ton 57.801 25.807 4. Jahe m2 1.034.486 1.085.104 kg 1.843.714 2.021.218 5. Pisang rumpun 1.075.047 975.987 ton 50.829 38.976

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi DIY Keterangan : * angka sementara

Secara umum produksi komoditas unggulan tanaman hortikultura pada tahun 2011 mengalami kenaikan dari produksi tahun 2010 khususnya pada cabe besar dan jahe. Hal ini disebabkan oleh berbagai upaya penerapan teknologi budidaya sesuai dengan prinsip cara budidaya yang baik (good agriculture practices/GAP) dan prosedur operasional standar (SOP), fasilitasi penyediaan sarana prasarana, dan penanganan pasca panen yang lebih baik. Di samping itu dalam kurun 2011 Pemerintah Provinsi DIY menyediakan skema pembiayaan Dana Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian (DPM-PHP) yang memberikan insentif bagi peningkatan produksi hortikultura.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-265

Di antara komoditas unggulan di atas, bawang merah, salak dan pisang mengalami penurunan. Penurunan produksi bawang merah terjadi sebagai dampak dari bencana banjir pada bulan Februari-Maret 2011 yang melanda sentra produksi di Bantul. Sementara itu, penurunan produksi salak terjadi sebagai dampak jangka panjang erupsi Merapi. Sedangkan penurunan produksi pisang disebabkan oleh serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Data populasi ternak strategis dan unggulan di Provinsi DIY tahun 2010-2011 diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel 4.85 Populasi Ternak Provinsi DIY, 2010-2011

No. Jenis Ternak Jumlah (ekor)

2010 2011

1. Sapi Potong 290.949 313.759

2. Sapi Perah 3.466 3.479

3. Kambing 331.147 338.691

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi DIY

Sapi potong yang merupakan komoditas ternak strategis di Provinsi DIY terus dikembangkan untuk mendukung keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi–Kerbau (PSDSK). Kawasan pengembangan sapi potong berada di Kabupaten Gunungkidul dengan populasi 43-45% dari total populasi sapi potong di Provinsi DIY.

Komoditas unggulan ternak Provinsi DIY adalah sapi perah dan kambing. Sentra produksi utama sapi perah berada di Sleman, sedangkan sentra populasi kambing berada di Kulon Progo. Dari tabel di atas terlihat bahwa populasi sapi potong, sapi perah dan kambing tahun 2011 meningkat dari populasi tahun 2010, masing-masing sebesar 7,8%, 0,8% dan 2,28%. Kenaikan populasi tersebut erat kaitannya dengan keberhasilan upaya peningkatan populasi dan kesehatan hewan, antara lain: inseminasi buatan, penanggulangan penyakit reproduksi dan penanganan kesehatan ternak, fasilitasi perbaikan perbibitan ternak, peningkatan kualitas sapi lokal, peningkatan kualitas pakan (hijauan maupun pakan tambahan), serta penyelamatan ternak betina produktif. Secara khusus kenaikan populasi kambing didorong oleh perbaikan manajemen pemeliharaan melalui penerapan kandang “panggung”, harga kambing yang relatif stabil, di samping adanya insentif kenaikan harga susu kambing.

Pemerintah Provinsi DIY mengusahakan pelaksanaan upaya-upaya di atas melalui penyediaan dana Bantuan Sosial dan penggalangan komitmen perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 266 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Sementara itu pada subsektor perkebunan, pembangunan perkebunan diarahkan menuju agribisnis perkebunan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Pembangunan perkebunan menggunakan pendekatan wilayah, yaitu fokus pada pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan (cluster) dengan pendekatan multiyears, berkelanjutan dan keterpaduan, sinergi antara stakeholders dan instansi terkait, berskala ekonomi dan berorientasi bisnis. Dalam pengembangan komoditas harus terpadu dari hulu sampai hilir mulai dari sarana prasarana, budidaya, kelembagaan sampai dengan pengolahan dan pemasarannya. Usaha perkebunan yang berbasis cluster diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya secara berkesinambungan untuk menghasilkan nilai tambah yang memadai, mampu menyerap tenaga kerja dan responsif terhadap pemanfaatan inovasi teknologi.

Agribisnis perkebunan yang berdaya saing dan berkelanjutan, akan dapat diwujudkan apabila tercapai peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk yang dihasilkan, pengolahan dan pemasaran hasil yang memadai serta tingkat efisiensi usahatani dapat tercapai. Penerapan agribisnis ini dapat diciptakan apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh petani dapat memenuhi tingkat intensifikasi usahatani yang lebih produktif, memanfaatkan teknologi tepat guna serta tingkat kemampuan petani dan kelembagaan petaninya di dalam mengakses pemenuhan kebutuhan agribisnis juga memadai. Di sisi lain efisiensi usahatani akan dapat tercapai apabila produksi yang tinggi tersebut dapat diimbangi dengan biaya produksi yang sekecil mungkin dengan peluang pasar yang baik serta dicapai tingkatan dengan harga yang wajar. Prioritasnya di Provinsi DIY dengan berbagai keterbatasan terkait potensi sumberdaya alam, maka langkah strategis yang harus diupayakan adalah mendorong tercapainya peningkatan produktifitas dan mutu produk yang memadai sehingga daya saing produk memenuhi permintaan pasar.

Dalam rangka mewujudkan agribisnis perkebunan yang berdaya saing untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ingin dicapai yaitu (1) mewujudkan peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan; (2) Mewujudkan peningkatan peberdayaan dan kelembagaan petani kebun. (3) Mewujudkan peningkatan kualitas manusia perkebunan. Adapun ruang lingkup pembangunan perkebunan meliputi kegiatan intensifikasi peremajaan dan diversifikasi tanaman perkebunan, peningkatan peran serta dan partisipasi aktif seluruh pelaku pembangunan perkebunan, penerapan agribisnis perkebunan dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani.

Pemerintah Provinsi DIY berkomitmen untuk membentuk pusat perbenihan (seed center) di Yogyakarta dengan nama Jogja Benih (JB), dengan pertimbangan bahwa produksi benih/bibit merupakan salah satu sub sistem agribisnis yang mempunyai nilai tambah (value added) lebih tinggi dibandingkan dengan subsistem budidaya, terkait dengan dunia usaha, dan mempunyai peluang usaha yang cukup terbuka.

Gagasan awal JB dimulai tahun 2004 dengan penyebutan awal Jogja Seed Center, dalam rangka peningkatan nilai tambah sektor pertanian secara berkelanjutan, yang

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-267

berangkat dari pemikiran: (1) kepemilikan lahan relatif sempit, rata-rata <0,3 Ha; (2) potensi perbenihan/perbibitan di Yogyakarta sangat kaya, beragam dan unggul, memiliki plasma nutfah sebagai sumber genetika yang khas; (3) Provinsi DIY memiliki sejumlah pelaku usaha bidang perbenihan/perbibitan dengan kekuatan kelembagaan perbenihan/perbibitan, baik dari unsur Pemerintah, Swasta dan pihak-pihak yang peduli pada pengembangan perbenihan/perbibitan; (4) masih terjadi ketimpangan antara ketersediaan dan kebutuhan benih/bibit dalam dimensi 7 tepat (jenis, varietas, jumlah, tempat, waktu, harga, dan mutu).

Saat ini, fungsi produksi dan distribusi benih/bibit di Provinsi DIY dilaksanakan oleh: (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas Perbenihan Provinsi DIY, (2) penangkar benih/bibit, (3) dunia usaha, (4) BUMN, bahkan PMA yang masing-masing mempunyai pangsa pasar yang berbeda. Dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Pusat Perbenihan Yogyakarta (Jogja Benih), diharapkan tumbuh suatu entitas yang mampu menjadi payung sekaligus mengampu keseluruhan aspek perbenihan/perbibitan komoditas tanaman pangan, hortikultura, kehutanan dan perkebunan, perikanan maupun peternakan, yang selama ini sudah ditangani oleh masing-masing UPTD dari SKPD yang sesuai dengan fungsinya sekaligus sebagai sumber daya penghasil PAD. Integrasi penanganan benih beberapa komoditas sekaligus ke dalam satu lembaga bersama akan memungkinkan percepatan bersama kinerja maksimal masing-masing unit kerja. Dengan demikian, urusan masing-masing unit kerja tidak berubah, hanya dilakukan penajaman peran, mengingat masing-masing komoditas menuntut adanya pengetahuan dan keterampilan yang spesifik.

Tahun 2010 telah dibangun website Jogja Benih, yang memuat materi-materi perbenihan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan, yang telah dipublikasikan dengan alamat http://www.jsc.jogjaprov.go.id. Website ini dirancang untuk menjalankan fungsi-fungsi: diseminasi teknologi perbenihan/perbibitan; pembinaan dan konsultasi perbenihan/perbibitan; pembentukan jejaring perbenihan/perbibitan, promosi, penyediaan jasa layanan transaksi on-line dan e-marketing. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah pengunjung web ini sebanyak 10.978 orang.

Tahap selanjutnya dari implementasi Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2011 tentang Jogja Benih adalah pengadaan kantor Sekretariat Jogja Benih dan peningkatan kapasitas unit produksi benih milik Pemerintah Provinsi DIY yang akan mulai diwujudkan pada tahun 2012.

Indikator keberhasilan pembangunan sektor pertanian yang langsung terkait dengan tujuan peningkatan kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Variabel ini merupakan perbandingan antara indeks/nilai yang diterima petani (IT) dengan indeks/nilai yang dibayarkan oleh petani (IB) dalam melaksanakan usahataninya. NTP Provinsi DIY pada akhir tahun 2011 sebesar 114,89 yang berarti lebih tinggi dibanding NTP akhir tahun 2010 sebesar 112,70. NTP yang tinggi ini dipicu oleh harga komoditas yang stabil tinggi. Hal ini

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 268 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan pilihan mata pencarian yang menguntungkan bagi masyarakat Provinsi DIY. Terlebih dengan penajaman peran subsistem agribisnis hilir (pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian), akan diperoleh nilai tambah dan peningkatan pendapatan sangat signifikan bagi pelaku usahatani.

Penyusutan lahan pertanian produktif terus terjadi, dampak langsung yang timbul adalah pengkerutan skala usaha per individu petani dengan akibat inefisiensi pengelolaan usahatani, serta kerusakan atau mal-fungsi jaringan irigasi tingkat usahatani maupun tingkat desa. Dalam jangka panjang dikuatirkan terjadi penurunan kapasitas penyediaan pangan bagi penduduk Provinsi DIY.

Guna mengendalikan laju konversi lahan pertanian ke non pertanian, Pemerintah Provinsi DIY telah melakukan serangkaian upaya berikut: 1) fasilitasi input usahatani bagi petani di lahan sawah dengan laju konversi tinggi, berangkat dari asumsi bahwa konversi lahan terjadi akibat kesulitan memenuhi kebutuhan sarana produksi; 2) penggantian lahan puso, yaitu lahan yang mengalami gagal panen akibat eksplosi serangan hama atau bencana alam, dengan dana bersumber dari APBD maupun dari APBN; 3) sertifikasi lahan produktif secara cuma-cuma, bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional; 4) dari sisi regulasi, diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan sebagai tindaklanjut dari terbitnya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Upaya-upaya di atas dapat dirasakan keberhasilannya dengan melihat angka pemanfaatan lahan produktif yang besarnya lebih dari dua kali lipat dari capaian tahun sebelumnya dan dari target tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan usahatani di lahan-lahan produktif, khususnya sawah, masih cukup tinggi dan menjanjikan. Dengan demikian, alasan alih fungsi lahan untuk kepentingan non pertanian sebetulnya dapat dicegah melalui upaya terus-menerus yang memberi insentif bagi pemilik dan pengusaha lahan pertanian untuk memanfaatkan lahan secara optimal.

Secara ringkas, kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian di Provinsi DIY selama tahun 2011, dengan perbandingan kinerja tahun 2010, dapat diikhtisarkan pada tabel berikut:

Tabel 4.86 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2010- 2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 1. Berkembangnya aktivitas

kelembagaan petani Gapoktan 20 20 20 100,00

2. Nilai Tukar Petani Persen 112,74 106,78 114,89 107,60 3. Peningkatan Produktivitas

Tanaman Pangan Persen -0,56 0,72 -0,37 -51,39

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-269

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 4. Peningkatan Produksi

Hortikultura Persen 4,29 2 4,13 206,50

5. Peningkatan Populasi Ternak Persen 0,52 1,95 6,64 340,51

6. Persentase Produksi dan Mutu Produk Komoditas Perkebunan

Persen 0,61

0,7 2,95 404,00

7. Konversi Lahan Persen 0,36 0,49 0,49 100,00 8. Luas Wilayah Produktif Persen 26,33 26,33 59,92 227,57

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.87

Program/Kegiatan Urusan Pertanian Tahun Anggaran 2011

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

758.306.370 100,00 81,32 100,00 99,29

1.1 Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

65.072.770 100,00 98,47 100,00 100,00 -

1.2 Pengembangan Hortikultura di Lokasi Integrated Farming

81.272.300 100,00 89,64 100,00 100,00 Ada selisih harga di pasaran

1.3 Fasilitasi Dana Penguatan Modal Hasil Pertanian (DPMPHP)

113.890.500 100,00 88,95 100,00 100,00 efisiensi biaya konsumsi pertemuan kelompok karena ada ‘share’ dari kabupaten dan efisiensi sewa gedung karena dilaksanakan di kantor dinas.

1.4 Pengembangan Kelembagaan Pasca Panen dan Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian

75.190.000 100,00 98,88 100,00 100,00 -

1.5 Pengembangan Perbenihan Padi di Tingkat Petani

220.779.150 100,00 52,92 100,00 95,00 Ada perbedaan harga pada saat perencanaan dan pelaksanaan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 270 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.6 Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Pangan

122.896.650 100,00 92,66 100,00 100,00 -

1.7 Pengembangan Benih Sayuran di Tingkat Petani

79.205.000 100,00 92,66 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

2.034.937.985 100,00 96,67 100,00 100,00 -

2.1 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

86.706.250 100,00 88,28 100,00 100,00 efisiensi honor narasumber, peserta, konsumsi.

2.2 Pengembangan Sistem Informasi Pasar

36.142.000 100,00 99,17 100,00 100,00 -

2.3 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

95.031.250 100,00 94,57 100,00 100,00 -

2.4 Fasilitasi Sarana Produksi Tanaman Garut

77.626.000 100,00 98,62 100,00 100,00 -

2.5 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan

30.810.000 100,00 92,68 100,00 100,00 -

2.6 Penyusunan Rencana Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian

31.818.100 100,00 87,95 100,00 100,00 ada selisih harga di pasaran

2.7 Peningkatan Mutu Hasil Pertanian SNI (Pangan, Horti, Ternak)

75.383.400 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.8 Pengembangan Benih Hortikultura

308.413.225 100,00 98,43 100,00 100,00 -

2.9 Penyediaan Benih dan Pengembangan Jabal Kedelai

136.555.750 100,00 98,75 100,00 100,00 -

2.10 Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan

829.878.560 100,00 97,02 100,00 100,00 -

2.11 Pembenahan Lahan Pembibitan Unit Produksi Ngipiksari

147.000.000 100,00 93,18 100,00 100,00 -

2.12 Peningkatan Keamanan Pangan Asal Hewan

179.573.450 100,00 97,93 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian

569.798.940 100,00 90,45 100,00 100,00

3.1 Promosi atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah

420.490.190 100,00 87,31 100,00 100,00 ada efisiensi belanja publikasi, cetak dan sewa tempat.

3.2 Peningkatan Mutu dan Pengembangan Pemasaran

108.228.000 100,00 99,48 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-271

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Hasil Pertanian 3.3 Penyebarluasan Informasi

Perbenihan 41.080.750 100,00 98,77 100,00 100,00 -

4 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

121.819.800 100,00 97,78 100,00 100,00

4.1 Fasilitasi PENAS dan PEDA 121.819.800 100,00 97,78 100,00 100,00 - 5 Program Peningkatan

Produksi Pertanian 2.411.487.400 100,00 91,46 100,00 100,00

5.1 Fasilitasi Subsidi Pupuk Organik

288.061.600 100,00 93,57 100,00 100,00 -

5.2

Operasional Laboratorium

57.300.000 100,00 83,40 100,00 100,00 ada efisiensi biaya pemeliharaan alat lab/kalibrasi alat.

5.3 Pemberdayaan P3A dan Peningkatan Jaringan Irigasi

655.539.100 100,00 98,74 100,00 100,00 -

5.4 Penerapan GPP Komoditas Unggulan

32.556.800 100,00 99,29 100,00 100,00 -

5.5 Bimb. dan Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT dan Brigade Proteksi

168.458.400 100,00 95,45 100,00 100,00 -

5.6 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Berkelanjutan

91.160.000 100,00 99,48 100,00 100,00 -

5.7 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Pangan dan Horti

134.000.000 100,00 99,38 100,00 100,00 -

5.8 Fasilitasi Lahan Pertanian Berkelanjutan

403.709.400 100,00 70,36 100,00 100,00 Efisiensi biaya sertifikasi tanah

5.9 Pembinaan Pengedar dan Pengawasan Mutu Benih

45.392.200 100,00 86,42 100,00 100,00 Efisiensi

5.10 Sertifikasi Padi, Palawija dan Bibit Ternak

27.238.550 100,00 98,09 100,00 100,00 -

5.11 Pengembangan Buah, Sayur dan Biofarmaka

399.683.950 100,00 93,59 100,00 100,00 -

5.12 Fasilitasi Sarana Laboratorium dan Lahan Praktek

108.387.400 100,00 92,10 100,00 100,00 -

6 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

584.702.400 100,00 96,56 100,00 100,00

6.1 Pencegahan dan 291.415.400 100,00 94,28 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 272 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis

6.2 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak

293.287.000 100,00 98,83 100,00 100,00 -

7 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

3.112.863.250 100,00 87,70 100,00 99,38

7.1 Pengembangan Ternak Kambing

47.373.050 100,00 98,14 100,00 100,00 -

7.2 Pengembangan Ternak Sapi Perah

67.997.000 100,00 95,13 100,00 100,00 -

7.3 Pengembangan Ternak Sapi Potong

137.509.100 100,00 71,33 100,00 100,00 Efisiensi

7.4 Pengembangan Ternak Unggas

115.705.000 100,00 98,24 100,00 100,00 -

7.5 Pengembangan Aneka Ternak

16.255.000 100,00 99,98 100,00 100,00 -

7.6 Penelitian dan Pengolahan Gizi dan Pakan Ternak

401.720.700 100,00 99,84 100,00 100,00 -

7.7 Pengembangan Produksi Semen Beku Sapi

1.575.151.250 100,00 79,19 100,00 95,00 Pengadaan pedet hasil embrio transfer (ET) dari masyarakat sebanyak dua ekor tidak dapat dilaksanakan karena dua ekor pedet hasil ET di peternak belum sampai umur sapih sudah mati.

7.8 Pengembangan Pembibitan Ternak

751.152.150 100,00 98,83 100,00 100,00 -

8 Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani

502.301.700 100,00 95,11 100,00 100,00

8.1 Diklat Agribisnis Hortikultura

63.205.950 100,00 99,92 100,00 100,00 -

8.2 Apresiasi Perencanaan Diklat

68.478.750 100,00 88,60 100,00 100,00 Efisiensi

8.3 Evaluasi Pasca Latihan 28.208.625 100,00 92,52 100,00 100,00 - 8.4 Diklat Tata Guna Air Bagi 29.512.375 100,00 86,19 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-273

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Petugas 8.5 Pengkajian Kediklatan 30.933.375 100,00 98,12 100,00 100,00 - 8.6 Temu Teknis Teknologi

Pertanian 26.900.200 100,00 99,11 100,00 100,00 -

8.7 Pelatihan Kader Kesehatan Hewan

121.667.000 100,00 94,64 100,00 100,00 -

8.8 Diklat Pemandu SLPHT dan SL Iklim

27.300.000 100,00 99,18 100,00 100,00 -

8.9 Diklat Manajemen Kelembagaan Petani

38.031.325 100,00 93,51 100,00 100,00 -

8.10 Diklat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

68.064.100 100,00 99,31 100,00 100,00 -

9 Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan

193.558.050 100,00 91,11 100,00 100,00

9.1 Peningkatan Kemampun Lembaga Petani Perkebunan

134.862.150 100,00 94,61 100,00 100,00

9.2 Pengembangan Tanaman Perkebunan pada Lahan Marginal

58.695.900 100,00 83,07 100,00 100,00 -

10 Program Peningkatan Pemasaran Dan Distribusi Hasil Perkebunan

134.722.450 100,00 92,97 100,00 100,00

10.1 Promosi Atas Hasil Produksi Perkebunan Unggulan Daerah

134.722.450 100,00 92,97 100,00 100,00 -

11 Program Pemanfaatan Teknologi Dan Peningkatan Produksi Perkebunan

1.303.439.590 100,00 95,73 100,00 100,00

11.1 S L - Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (Dana Cukai)

212.761.200 100,00 100,00 100,00 100,00 -

11.2 Fasilitasi Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Lahan Dan Air

77.279.950 100,00 99,48 100,00 100,00 -

11.3 Intensifikasi Tanaman Perkebunan Pada Lahan Marginal

55.819.850 100,00 99,00 100,00 100,00 -

11.4 Sertifikasi Bibit/Benih Tanaman Kehutanan dan Perkebunan (Dana Cukai)

61.811.940 100,00 93,61 100,00 100,00 -

11.5 Pelatihan Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu

116.617.100 100,00 97,50 100,00 100,00 -

11.6 Pelatihan Teknis Budidaya 173.993.200 100,00 93,57 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 274 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program /Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Perkebunan Sesuai GAP (Dana Cukai)

11.7 Pemeliharaan Kebun Dinas 25.894.500 100,00 85,56 100,00 100,00 - 11.8 Pengembangan Agensia

Hayati dan Pestisida Nabati 64.257.400 100,00 99,77 100,00 100,00 -

11.9 Pengembangan Bibit Unggul Perkebunan

95.401.400 100,00 93,27 100,00 100,00 -

11.10 Pengembangan dan Pemeliharaan Kebun Benih Perkebunan

25.354.200 100,00 54,82 100,00 100,00 Efisiensi

11.11 Pengendalian Hama Terpadu Komoditas Perkebunan

66.581.950 100,00 92,18 100,00 100,00 -

11.12 Peramalan, Pengamatan, Analisa dan Rekomendasi Pengendalian OPT Perkebunan

36.782.150 100,00 81,71 100,00 100,00 Efisiensi

11.13 Perlindungan Perbenihan Varietas Unggul / Lokal (Dana Cukai)

48.769.350 100,00 97,03 100,00 100,00 -

11.14 Rehabilitasi Tanaman Perkebunan

111.022.600 100,00 99,79 100,00 100,00 -

11.15 S L - P H T Komoditas Tembakau (Dana Cukai)

131.092.800 100,00 99,06 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian

SDM pertanian meliputi petani dan petugas. Sebagian besar petani di Provinsi DIY berusia lanjut dengan pendidikan relatif rendah. Minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian rendah, terutama pada sisi on-farm (budidaya). Selain itu, jumlah petugas Penyuluh dan Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) makin terbatas, dengan angka pensiun yang tidak berimbang dengan perekrutan petugas baru sehubungan dengan moratorium rekrutmen PNS. Akibatnya, rasio antara petugas dan petani/kelompok tani jauh dari ideal yaitu satu desa satu petugas.

2. Adopsi teknologi budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan Petani pada umumnya masih menggunakan cara-cara yang sudah terbiasa dilakukan secara turun-temurun. Petani akan mengadopsi teknologi terbarukan apabila sudah meyakini benar dan sudah terbukti bahwa teknologi baru tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dibandingkan dengan teknologi yang sudah diyakininya selama

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-275

bertahun-tahun. Temuan teknologi terbarukan belum secara cepat dapat diinformasikan ke tingkat lapang.

3. Akses terhadap permodalan Sumber utama pembiayaan usahatani sebagian besar berasal dari modal sendiri. Sementara itu pemerintah telah menyediakan beberapa skema pembiayaan/SKIM kredit bagi petani/peternak dengan bunga yang relatif rendah dibanding skim kredit komersial. Skema pembiayaan usahatani antara lain Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Usaha Perbibitan Sapi (KUPS). Namun demikian, penyerapan skema kredit tersebut belum maksimal karena bank-bank penyalur mensyaratkan agunan ataupun penjaminan kepada petani/peternak, sehingga petani/peternak belum dapat secara maksimal memanfaatkan kredit dimaksud.

4. Sarana dan prasarana. a. Pemilikan lahan pertanian Hasil PUT Tahun 2009 Provinsi DIY juga menunjukkan bahwa sebagian besar

RTUT-PJKT di Provinsi DIY (78,32%) menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 Ha.

b. Jaringan Irigasi Jaringan irigasi tersier pada saat ini sebagian besar merupakan jaringan irigasi

yang dibangun pada beberapa puluh tahun yang lalu, atau merupakan jaringan irigasi sangat sederhana yang dibangun secara swakarsa oleh masyarakat. Saat ini cukup banyak jaringan irigasi yang tidak berfungsi secara optimal, karena mengalami kerusakan. Di sisi lain kondisi jaringan irigasi tersier masih banyak yang belum permanen atau terbuat dari tanah sehingga memperlambat aliran air bahkan menyebabkan kebocoran di sepanjang saluran yang mengakibatkan ketidakmerataannya pembagian air sejak hulu hingga hilir.

c. Jalan Pertanian Di sebagian besar wilayah perdesaan jalan pertanian belum memadai sehingga

terjadi inefisiensi dalam pengelolaan usahatani maupun dalam pemasaran hasil pertanian.

d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk anorganik maupun pestisida

kimiawi masih cukup tinggi dalam budidaya, bahkan untuk komoditas tertentu penggunaannya melampaui jumlah yang direkomendasikan, sehingga menyebabkan biaya produksi tinggi dan kerusakan ekosistem.

5. Faktor luar a. Pemanasan global

Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan iklim yang cukup ekstrem dan tidak menentu sehingga menyulitkan petani dalam pengaturan musim tanam.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 276 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

b. Kebijakan ekonomi makro Kebijakan Pemerintah berupa ratifikasi Persetujuan WTO dan ACFTA berakibat

pada masuknya produk impor ke pasar domestik secara masal yang tidak dapat dibendung. Hal tersebut menjadi ancaman bagi produk pertanian lokal karena pada umumnya harga produk lokal lebih mahal, akibat inefisiensi dalam pengelolaan usaha. Di samping itu penjualan produk pertanian lokal biasanya dilakukan dengan sistem curah sehingga kalah bersaing dengan produk impor dalam hal pengemasan produk.

c. Dampak lahar dingin Merapi Lahan dingin berdampak pada tidak berfungsinya jaringan irigasi hulu yang

mengakibatkan ketersediaan aliran dari hulu ke hilir berkurang dan tidak mencukupi untuk budidaya tanaman.

Aliran lahan dingin juga menyebabkan berkurangnya lahan pertanian karena tertutup pasir (di wilayah Kulonprogo 100 ha, Sleman 130 ha dan Bantul 8 ha)

6. Permasalahan di subsektor perkebunan antara lain: a. SDM dan kelembagaan petani kebun masih belum sepenuhnya melaksanakan

pengelolaan agribisnis perkebunan secara utuh b. Produk primer dan atau produk olahan tanaman perkebunan secara keseluruhan

belum memenuhi standar mutu dan teknis. c. Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan masih rendah. d. daya dukung lahan dan air masih belum optimal sesuai yang diharapkan.

Solusi

1. Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petugas di tingkat lapangan. Metode pendidikan dan pelatihan yang ideal adalah perpaduan antara kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, di luar ruangan, hingga studi banding ke luar daerah. Selain itu, Pemerintah Provinsi DIY mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani dan menumbuhkan penyuluh-penyuluh swadaya di perdesaan. Sikap generasi muda yang skeptis untuk bekerja di sektor pertanian merupakan konsekuensi dari persepsi yang tidak utuh tentang pertanian. Kegiatan pembangunan pertanian selama ini bukan hanya diarahkan pada pelestarian sentra produksi dan penumbuhan sentra produksi baru untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, tetapi juga pada pengembangan subsektor penopangnya (pengembangan input usahatani, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dan pengembangan sumber daya manusia pertanian). Dengan itu terjadi multiplier effects berupa peningkatan nilai tambah produk pertanian serta terbukanya kesempatan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-277

kerja bagi angkatan kerja berusia muda. Masalah rendahnya minat generasi muda sebetulnya dapat ditanggulangi melalui perluasan pilihan minat, yaitu: a. Pilihan komoditas, khususnya komoditas eksotis dengan bidikan pasar khusus

seperti tanaman hias dan produk hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;

b. pilihan sub-sistem usaha, on farm (budidaya), off-farm (non-budidaya berupa pascapanen, pengolahan, dan pemasaran), atau subsistem pendukung, termasuk jasa, perbankan, dan asuransi pertanian.

2. Untuk menumbuhkan respon petani terhadap penggunaan teknologi baru diperlukan metode yang mampu memberikan keyakinan pada petani bahwa teknologi baru tersebut sudah teruji dan benar-benar lebih baik dan memberikan manfaat/keuntungan bagi usahataninya. Pendekatan yang ditempuh berupa sosialisasi dan pelatihan dengan metode khusus, antara lain Sekolah Lapangan (SL) dan Laboratorium Lapangan (LL) di mana petani dilibatkan langsung mulai dari perencanaan hingga evaluasi manfaat teknologi baru tersebut. Di samping itu sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik dengan kemasan budaya lokal sehingga lebih mudah diterima dan dipahami oleh petani.

3. Akses terhadap permodalan. Berbagai skema pembiayaan/skim kredit, baik dari Pemerintah maupun BUMN tidak dapat diimplementasi secara parsial, akan tetapi harus disertai dengan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani. Pembinaan petani dilaksanakan dengan basis kelompok (kelompok tani maupun gabungan kelompok tani).

4. Sarana dan prasarana. a. Kepemilikan Lahan Pertanian Untuk mengatasi pemilikan lahan yang sempit (rata-rata <0,5 Ha), Pemerintah

Provinsi memfasilitasi pengembangan usahatani lahan sempit dengan prioritas komoditas bernilai ekonomi tinggi dan efisien, diantaranya melalui pemanfaatan lahan produktif untuk pengembangan perbenihan dan perbibitan, mengingat harga jual produk benih selalu lebih tinggi dibanding produk konsumsi.

Di samping itu dilakukan integrasi terhadap pengelolaan usahatani dalam satu wilayah tertentu (integrated farming) di mana potensi sumberdaya lokal digarap secara terpadu sejak aspek on-farm hingga off-farm sehingga memberikan manfaat paling besar bagi petani di lokasi tersebut.

b. Jaringan Irigasi Untuk mencegah kerusakan fungsi jaringan irigasi akibat alih fungsi lahan, maka

dalam setiap proses alih fungsi lahan, aparatur Pemerintah selalu dilibatkan pada tahap-tahap negosiasinya. Dalam kesempatan itu aparat secara aktif memberi masukan bagi penyelamatan jaringan irigasi yang tidak akan lagi digunakan pada

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 278 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

kawasan tersebut, namun aliran airnya masih dibutuhkan untuk lahan-lahan di sekitarnya.

Bagi jaringan irigasi yang mengalami kerusakan maupun jaringan yang masih sangat sederhana sehingga jangkauan aliran airnya terbatas, Pemerintah memberikan fasilitasi berupa bantuan sosial untuk perbaikan maupun pembangunan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) serta jaringan irigasi desa (JIDES).

Pada jaringan yang terdampak aliran lahar dingin Merapi, dilakukan upaya pembersihan melalui kegiatan padat karya di Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Pakem dan Turi.

c. Jalan Pertanian Pemerintah, baik melalui dana alokasi khusus, dana tugas pembantuan, maupun APBD Provinsi telah mengalokasikan kegiatan pembangunan atau perbaikan jalan-jalan pertanian yang bermanfaat bagi kelancaran pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi ke lokasi tujuan secara efisien, tepat jumlah maupun tepat waktu.

d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi Untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik dan pestisida

kimia, Pemerintah memberikan fasilitasi baik berupa bantuan langsung pupuk organik maupun bantuan sosial untuk pembuatan bangunan Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O), alat pembuat pupuk organik (APPO), maupun unit pengolah pupuk organik (UPPO). Melalui fasilitasi ini, petani didorong menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian di sekitarnya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik dengan takaran yang tepat dapat mempertahankan produktivitas lahan sekaligus memperbaiki daya dukung lahan pertanian.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimiawi, petani didorong dan dilatih untuk menggunakan bahkan membuat sendiri agen hayati sebagai pengganti pestisida kimiawi. Di samping itu juga diselenggarakan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) serta gerakan penerapan penggunaan pestisida yang bijak (Good Pesticide Practices) dalam berusahatani.

5. Faktor Luar a. Pemanasan global Pemerintah telah melakukan upaya pembinaan dan pendampingan petani dalam

hal antisipasi terhadap ancaman eksplosi OPT/penyakit, banjir, dan kekeringan akibat perubahan iklim ekstrem melalui pola sekolah lapangan, antara lain: SL-Iklim, SL-Hemat Air, SL-Pengelolaan Tanaman Terpadu, dan SL-PHT.

b. Kebijakan Ekonomi Makro

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-279

Langkah-langkah yang telah diambil untuk melindungi petani produsen dari akibat buruk mekanisme pasar bebas sekaligus meningkatan nilai tambah dan daya saing produk unggulan daerah, antara lain: 1) Penyusunan SOP (Standard Operasional Procedure) dan penerapan GAP (Good Agricultural Practices) pada beberapa produk hortikultura unggulan daerah (salak, pisang, mangga, jamur, melon, cabe merah, bawang merah, buah Naga, srikaya); 2) Registrasi kebun sebagai syarat ekspor 3) Penyusunan SOP dan penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) serta GHP (Good Handling Practices) pada tahap pascapanen, pengolahan hasil panen hingga pemasaran produk hasil pertanian; 4) Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani melalui fasilitasi Dana Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian (DPM-PHP); 5) Fasilitasi penanganan pascapanen dan pengolahan hasil untuk meningkatkan akseptabilitas konsumen nilai tambah produk; 6) Meningkatkan promosi produk unggulan dan membangun jejaring promosi ke provinsi lain utamanya yang tergabung dalam Mitra Praja Utama (Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) serta melakukan promosi melalui keikutsertaan dalam pameran-pameran tingkat nasional.

c. Penanggulangan dampak banjir lahar dingin Merapi 1) Fasilitasi langsung berupa bantuan dalam berbagai bentuk (sarana produksi:

benih, pupuk, bahan pengendalian). 2) Fasilitasi tidak langsung: perbaikan jaringan irigasi, jalan pertanian,

Pembenahan lahan pembenihan hortikultura di UPTD Balai Pengembangan Perbenihan Hortikultura Unit Ngipiksari seluas 5 ha dengan penambahan pupuk organik dan uji coba penanaman tanaman sayuran.

6. Solusi permasalahan subsektor perkebunan antara lain: a. SDM dan kelembagaan petani kebun:

1) Meningkatkan pelatihan, magang petani, studi orientasi dan kelembagaan petani yang berpengaruh pada peningkatan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perkebunan

2) Memfasilitasi paket-paket produktif dalam rangka mewujudkan agribisnis perkebunan

b. Produk primer dan atau produk olahan tanaman perkebunan: 1) Melaksanakan pelatihan teknis pengolahan hasil sehingga produk primer yang

dihasilkan meningkat termasuk produk olahan yang dihasilkan memenuhi standar mutu sesuai permintaan konsumen

2) Mendorong kemandirian kelembagaan petani dalam memperbaiki teknik budidaya tanaman sekaligus pengolahan dan pemasaran hasil

3) Memfasilitasi paket-paket kunci dalam penerapan intansifikasi tanaman dan teknologi tepat guna sesuai potensi masing-masing komoditas perkebunan.

4) Mendorong pengutuhan tegakan tanaman perkebunan sesuai skala ekonomi

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 280 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

5) Mendorong penerapan sertifikasi sesuai standar mutu bagi produk-produk olahan yang dihasilkan petani atau kelmpok petani

6) Memfasilitasi kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan antara petani dengan pihak mitra berkaitan dengan akselerasi hasil produk perkebunan dan peningkatan kesejahteraan petani.

c. Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan: 1) Memfasilitasi paket-paket kunci dalam penerapan intensifikasi tanaman dan

teknologi tepat guna sesuai masing-masing komoditas 2) Mendorong pengutuhan tegakan tanaman sesuai skala ekonomi 3) Mendorong kemandirian kelembagaan petani di dalam memperbaiki teknik

budidaya tanaman d. Daya dukung lahan dan air:

1) Memfasilitasi sarana pengolahan lahan dan air dalam rangka peningkatan optimaslisasi pemanfaatan lahan dan air untuk kepentingan produksi

2) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah.

4. URUSAN KEHUTANAN a) Kondisi Umum

Untuk mewujudkan hutan lestari yang berdaya saing untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang ingin dicapai yaitu (1) memantapkan status dan fungsi hutan; (2) optimalisasi fungsi dan manfaat hutan secara lestari; (3) mewujudkan perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya ; (4) mewujudkan peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk kehutanan; (5) mewujudkan peningkatan pemberdayaan petani hutan serta kelembagaannya; serta (6) mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia kehutanan.

Hutan berperan sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran bagi masyarakat sekitar kawasan hutan, sehingga perlu terus dijaga dan dikembangkan pelestariannya serta dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu keberadaan hutan harus dipertahankan secara optimal, daya dukungnya dijaga secara lestari dan pengelolaannya memperhatikan kaidah-kaidah ekonomi, sosial, budaya dan konservasi dengan menampung aspirasi dan peran serta masyarakat secara aktif berdasarkan norma hukum yang berlaku. Ada tiga aspek mendasar yang perlu diperhatikan dalam konsepsi pengelolaan hutan yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan/konservasi. Pengelolaan hutan ini akan dapat optimal apabila mampu memberikan kontribusi pendapatan bagi penerimaan negara dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar hutan.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-281

Berdasarkan fungsinya hutan terdiri atas hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi. Disamping itu terdapat pula kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk kepentingan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, optimalisasi pemberdayaan masyarakat di dalam memanfaatkan hutan tetap sejalan dengan fungsi hutan yang ada, dalam bentuk produksi non kayu, jasa lingkungan dan lainnya.

Pembangunan kehutanan diselenggarakan berlandaskan pada mandat Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 yaitu pengurusan sumberdaya alam sebagai satu kesatuan ekosistem. Terdapat tiga dimensi utama dalam penyelenggaraan pengurusan sumber daya hutan, yaitu (1) keberadaan lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam luasan yang cukup dan sebaran spasial yang proporsional; (2) keberadaan wujud biofisik hutan berupa tumbuhan dan satwa serta wujud abiotik yang berada pada lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi; (3) tata kelola sumberdaya hutan baik menyangkut aspek kelola ekonomi, ekologi/lingkungan maupun sosial, yang menjadi ciri dan fungsi sumberdaya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan secara utuh. Posisi strategis sumberdaya hutan dalam konteks pembangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu (1) peran hutan dalam pembangunan ekonomi terutama dalam menyediakan barang dan jasa yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian dan masyarakat; (2) peran hutan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan sistem tata air, tanah dan udara sebagai unsur utama daya dukung lingkungan dalam sistem penyangga

Ruang lingkup pembangunan kehutanan meliputi kegiatan-kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, dan diversifikasi sumber daya hutan, peningkatan peran serta dan partisipasi aktif seluruh pelaku pembangunan kehutanan, pengembangan kelembagaan pelaku pembangunan kehutanan, optimalisasi dan pemanfaatan fungsi hutan, peningkatan konservasi sumberdaya alam dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan petani serta pendapatan asli daerah.

Tabel 4.88 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase Luas

Hutan Persen 5,87 5,87 5,87 100,00

2 Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis

Persen 2,69

2,22 2,20

99,09

3 Persentase Pemanfaatan Potensi Sumber

Persen 2,54 2,85 2,76

96,84

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 282 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi Daya Hutan

Sumber: Dishutbun Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011 Tabel 4.89

Program/Kegiatan Urusan Kehutanan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

3.801.449.700 100,00 73,53 100,00 86,85

1.1 Orientasi dan Tata Batas

Kawasan Hutan 95.175.350 100,00 97,42 100,00 100,00 -

1.2 Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

33.877.350 100,00 92,21 100,00 100,00 -

1.3 Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

55.923.350 100,00 92,23 100,00 100,00 -

1.4 Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

28.596.350 100,00 99,58 100,00 100,00 -

1.5 Inventarisasi dan Tindak Lanjut Pengelolaan Hutan AB

23.618.350 100,00 99,96 100,00 100,00 -

1.6 Pelatihan SDM Penatausahaan Hasil Hutan

51.487.700 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.7 Pengelolaan Sumber Benih Tanaman Kehutanan

39.939.500 100,00 64,88 100,00 100,00 Sisa lelang

1.8 Peningkatan SDM Pengamanan Hutan

18.300.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.9 Pengelolaan Hutan Terpadu Kerjasama Pemda DIY dengan Perguruan Tinggi

26.173.200 100,00 98,56 100,00 100,00 -

1.10 Pengembangan Hutan Tanaman

117.200.800 100,00 64,23 100,00 100,00 Sisa lelang

1.11 Optimalisasi Tegakan Kayu Putih

1.666.319.950 100,00 49,17 100,00 70,00 Pengadaan bibit tidak sesuai target, dimana BP3KP

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-283

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

hanya mampu menyediakan bibit sebanyak 255.000 dari target 522.624 (hanya terpenuhi 48,79%) karena kendala regulasi di bidang pengadaan

1.12 Pengolahan/Penyulingan Minyak Kayu Putih

1.644.837.000 100,00 94,32 100,00 100,00 -

2 Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

2.586.779.963 100,00 88,47 100,00 100,00

2.1 Pembuatan Bibit/benih Tanaman Kehutanan

472.490.300 100,00 77,58 100,00 100,00 Sisa lelang

2.2 Pembinaan, Pengendallian Dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

51.194.150 100,00 92,63 100,00 100,00 -

2.3 Peningkatan Peran Serta Msayarakat Dalam Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

41.607.150 100,00 94,83 100,00 100,00 -

2.4 Pemeliharaan Kebun Pangkas

19.258.050 100,00 84,19 100,00 100,00 Sisa lelang

2.5 Rehabilitasi Hutan Konservasi

1.433.126.113 100,00 90,88 100,00 100,00 Sisa lelang

2.6 Gerakan Cinta Hutan 173.081.350 100,00 96,33 100,00 100,00 - 2.7 Optimalisasi Peran

Masyarakat Dalam Konservasi S D A

63.713.400 100,00 85,79 100,00 100,00 Tidak semua Kategori lomba diikuti oleh Kabupaten

2.8 Pengembangan Hutan Rakyat

183.165.100 100,00 80,51 100,00 100,00 -

2.9 Optimalisasi Peran Pesanggem dalam Pengelolaan Hutan

149.144.350 100,00 99,05 100,00 100,00 Sisa lelang

3 Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan

558.700.000 100,00 92,67 100,00 100,00

3.1 Penyuluhan Kesadaran

Masyarakat Mengenai Dampak Perusakan Hutan

28.925.700 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.2 Pengamanan Hutan 109.561.600 100,00 76,98 100,00 100,00 Sisa biaya jasa penyelesaian

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 284 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

perkara dan sewa kendaraan angkut barang bukti

3.3 Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

22.000.400 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.4 Operasional Perlindungan Hutan

398.212.300 100,00 96,05 100,00 100,00 -

4 Program Pembinaan Dan Penerbitan Industri Hasil Hutan

55.541.800 100,00 99,39 100,00 100,00

4.1 Penatausahan Dan Penerbitan Peredaran Hasil Hutan

29.334.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.2 Audit Peredaran Hasil Hutan Dan Industri Primer

26.207.000 100,00 98,70 100,00 100,00 -

5 Perencanaan dan Pengembangan Hutan 192.580.250 98,16 100,00 100,00 100,00

5.1 Penyusunan Rencana Teknik Tahunan 115.774.750 97,45 100,00 100,00 100,00

-

5.2

Perencanaan dan Pengembangan Pengelolaan Hutan 76.805.500 99,24 100,00 100,00 100,00

-

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan Berbagai permasalahan/hambatan yang dihadapi dan tindak lanjut di dalam

melaksanakan pembangunan kehutanan dan perkebunan antara lain: 1. Kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan masih kurang dan masih

terjadi pencurian kayu hutan. 2. SDM dan kelembagaan petani hutan masih belum sepenuhnya melaksanakan

pengelolaan hutan sesuai fungsi secara utuh. 3. Daya dukung lahan, air dan hutan masih belum optimal sesuai yang diharapkan

sehingga perlu terus ditingkatkan. 4. Keterlambatan proses lelang sehingga mempengaruhi waktu pelaksanaan kegiatan

seperti pemupukan dan penanaman.

Solusi 1. a. Meningkatkan sosialisasi secara intensif dan berkelanjutan terhadap

masyarakat sekitar hutan di dalam memanfaatkan kawasan hutan.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-285

b. Memfasilitasi paket-paket produktif yang menghasilkan hasil hutan non kayu untuk memberikan nilai tambah/pendapatan didalam pengelolaan hutan sehingga tanaman pokok hutan tetap lestari.

c. Meningkatkan pengamanan hutan dan pengendalian peredaran hasil hutan secara periodik dan berkelanjutan

2. a. Meningkatkan pelatihan, magang petani, studi orientasi bagi petani/kelembagaan petani sehingga semakin meningkat pengetahuan. kemampuan dan keterampilan di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kehutanan.

b. Memfasilitasi paket-paket produktif dalam rangka meningkatkan pelestarian hutan 3. a. Memfasilitasi sarana pengelolaan lahan dan air dalam rangka peningkatan

optimalisasi pemanfaatan lahan dan air untuk kepentingan produktif. b. Melaksanakan penghijauan untuk hutan rakyat, reboisasi dan pengkayaan untuk

kawasan hutan negara serta pengutuhan populasi tanaman kehutanan agar memenuhi skala ekonomi. Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah.

c. Meningkatkan diverfisikasi tanaman dalam rangka mendorong nilai tambah/pendapatan sekaligus perbaikan kondisi lahan dan air.

4. Perlunya ketepatan waktu lelang sehingga tidak mengganggu waktu pelaksanaan kegiatan (tidak terlambat).

5. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL a) Kondisi Umum

Urusan energi dan sumber daya mineral meliputi sub bidang mineral, batubara, panas bumi dan air tanah, geologi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi. Dari sisi pendanaan, sebagian besar urusan ini masih difasilitasi oleh Pemerintah Pusat. Dalam mendukung pemulihan kondisi pasca erupsi Gunung Merapi 2010, sub urusan ketenagalistrikan ikut berperan dalam pemasangan instalasi listrik untuk masyarakat, baik pada Hunian Sementara (HUNTARA) maupun pada Hunian Tetap (HUNTAP).

Indikator urusan energi dan sumber daya mineral sebagai berikut :

1. Peningkatan Rasio Elektrifikasi 0,015% 2. Peningkatan Kapasitas Energi Listrik 0,30% 3. Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air 6% 4. Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian 0,37% 5. Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar 100%

Melalui APBD Provinsi DIY tahun anggaran 2011, dilaksanakan 3 program dan 17 kegiatan utama, serta 2 program dan 7 kegiatan pendukung, dengan realisasi keuangan sebesar Rp5.249.379.235dan realisasi fisik sebesar 97,13%.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 286 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

1. Peningkatan Rasio Elektrifikasi Sub bidang ketenagalistrikan diprogramkan untuk dapat mendorong kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan daerah. Disisi lain ketenagalistrikan berperan sebagai infrastruktur yang harus ada untuk mendukung kegiatan pembangunan masyarakat. Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan diprioritaskan baik untuk meningkatkan keandalan penyediaan tenaga listrik maupun memberikan akses penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik yang memadai dan berkualitas merupakan parameter penting untuk mendukung kemajuan sektor lainnya antara lain sektor industri, perdagangan, telekomunikasi dan sektor-sektor penggerak ekonomi lainnya. Sehingga ketersediaan energi listrik yang cukup akan menentukan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya pemenuhan peningkatan rasio elektrifikasi, APBD tahun 2011 diarahkan pada peningkatan penyediaan listrik melalui kegiatan :

1) Perencanaan pembangunan jaringan listrik pedesaan di Pantai Drini, Sepanjang, Krakal bagian barat di Kecamatan Tanjungsari dan Pantai Ngandong, Krakal Timur, Sundak, Pulangsawal Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul serta di Pantai Goa Cemara Kabupaten Bantul

2) Pembangunan jaringan listrik pedesaan di 2 dusun dengan lokasi Dusun Kalibangkuk, Sidomulyo, Pengasih dan Dusun Tangkisan III, Hargomulyo, Kokap Kabupaten Kulon Progo

3) Pengadaan dan Pemasangan PLTS sebanyak 17 unit di Dusun Plampang I, Plampang III, Sengir, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo

Pada akhir tahun 2010, jumlah RT di DIY ada 1.008.663 KK dengan ratio elektrifikasi 75,04%. Pada tahun 2011, berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah RT tercatat 1.037.976 KK, dan melalui pelaksanaan program dan kegiatan APBD pada tahun 2011,dapat dilaksanakan penambahan RT berlistrik sebanyak 191 RT sehingga terdapat peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,018% dari target sebesar 0,015%. Sedangkan melalui dana APBN jumlah RT berlistrik meningkat sebanyak 29.840 RT atau terjadi peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,79%. Secara total ratio elektrifikasi pada tahun 2011 tercapai 76,21%, meningkat sebesar 0,81% dari tahun 2010.

Tabel 4.90 Jumlah Rumah Tangga Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi di Provinsi DIY Tahun 2011

No Uraian Lokasi

Jumlah Rumah Tangga (RT)

Rasio Elektrifikasi

(%) Total

Sudah Berlistrik

I. Capaian s.d Tahun 2010 DIY 1.008.663 761.043 75,04

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-287

No Uraian Lokasi

Jumlah Rumah Tangga (RT)

Rasio Elektrifikasi

(%) Total

Sudah Berlistrik

II. Pelaksanaan APBN 2011 : DIY 1.037.976 29.840 0,79

III. Pelaksanaan APBD 2011 : 1.037.976 191 0,02

1. Pembangunan Jaringan Listrik Perdesaan

Kulon Progo 164

2. Pengadaan dan Pemasangan PLTS

Kulon Progo 17

3. Pembangunan PLT Biogas Sleman 10

Ratio Elektrifikasi (berdasarkan jumlah RT 2011)

1.037.976 791.074 76,21

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

2. Peningkatan Kapasitas Energi Listrik Pembangunan energi daerah yang berkelanjutan diarahkan pada pengembangan potensi sumber daya dan kemampuan daerah yang sejalan dengan peningkatkan kemandirian, daya saing dan nilai tambah daerah. Kebijakan diversifikasi energi atau penganekaragaman energi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang telah dilakukan di daerah antara lain dengan pemanfaatan tenaga air, angin, surya dan biogas. Keseluruhan potensi energi baru dan terbarukan di Provinsi DIY kurang lebih sebesar 20 MW yang meliputi tenaga air 0,750 MW, tenaga surya 0,5 MW, tenaga angin 16 MW dan biomassa 2,75 MW. Sedangkan yang layak dibangkitkan menjadi tenaga listrik kurang lebih 10 MW. Dalam rangka upaya pemenuhan peningkatan kapasitas energi listrik, dilakukan upaya melalui kegiatan : 1) Pembangunan 30 unit Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Bayu) di Dusun Kewaru,

Srandakan, Bantul 2) Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Dusun Plampang I, Plampang III,

Sengir, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo 3) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Kedungrong,

Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo 4) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) di Dusun Kaliajir, Tegaltirto,

Berbah dan Dusun Gundengan, Margorejo, Tempel Kabupaten Sleman

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 288 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Sampai dengan tahun 2010, total jumlah energi terbarukan yang dapat dibangkitkan sebesar 449,75 kW dari total potensi 10.000 kW. (10 MW). Kapasitas energi listrik yang telah dibangkitkan melalui program dan kegiatan APBD dan APBN di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 132,6 kW, sehingga meningkat 1,33% dari target sebesar 0,30%.

Tabel 4.91

Kapasitas Energi Listrik di Provinsi DIY tahun 2010-2011

No Uraian Lokasi

Kapasitas Energi Listrik

Potensi Total (kW)

Terbangkitkan

kW %

I. Capaian s.d Tahun 2010 Tersebar di DIY

10.000 449,75 4,49

II. Pelaksanaan 2011 132,6 1,33

A APBN

Pembangunan 30 unit Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Bayu)

Bantul 111

B APBD

1. Pemasangan PLTS Kulon Progo 3,4 -

2. Pembangunan PLTMH Kulon Progo 15

3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas

Sleman 3,2

Kapasitas Energi Listrikyang dapat dibangkitkan s.d. 2011 (dari total potensi 10.000 kW)

582,35 5,82

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

3. Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air Provinsi DIY mempunyai 3 Cekungan Air Tanah (CAT), yaitu CAT Yogyakarta-Sleman, CAT Wonosari dan CAT Wates. Ditinjau dari kondisi geologi dan letak geografinya, terdapat 72 dusun di wilayah cekungan air tanah Yogyakarta–Sleman yang termasuk dalam daerah sulit air. Sampai dengan akhir tahun 2008, sudah dibangun 26 sumur bor untuk memenuhi kebutuhan penduduk di 26 dusun di daerah sulit air, sehingga sejak tahun 2009 masih terdapat 46 dusun di daerah sulit air yang belum mendapatkan layanan air secara mencukupi. Pemenuhan kebutuhan air diprogramkan melalui upaya pendayagunaan air tanah di 15 dusun daerah sulit air atau sebesar 30% dari seluruh dusun di daerah sulit air, dengan target 3 dusun di daerah sulit air (6%) per tahun. Dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2011, pemenuhan air baku di daerah sulit air tercapai sebesar 8% dari target kinerja tahun 2011 yang ditetapkan sebesar 6%, melalui kegiatan :

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-289

1) Pendayagunaan air tanah dilakukan dengan pembuatan 3 sumur bor air tanah dalam di 3 Dusun (Dusun Pereng Dawe, Balecatur, Gamping, Sleman; Dusun Gunung Cilik, Sambirejo, Prambanan, Sleman; dan Dusun Srimulyo, Piyungan, Bantul).

2) Pembuatan sumur bor eksplorasi sungai bawah tanah yang dilanjutkan dengan sumur bor eksploitasi sebanyak 1 unit di Dusun Sidorejo, Karangtengah, Wonosari, Gunungkidul.

Tabel 4.92 Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Didaerah Sulit Air Provinsi DIY Tahun 2010-2011

No Uraian Lokasi

Daerah Sulit Air

Total (Lokasi)

Pemenuhan Air

Lokasi %

I. Capaian s.d Tahun 2010 Tersebar di DIY

46 2 4

II. Pelaksanaan APBD 2011 : 4 8

1. Pendayagunaan air tanah CAT Yogyakarta-Sleman

Sleman Bantul

3 -

2. Pembuatan Sumur Bor Eksplorasi di CAT Wonosari

Gunungkidul 1 -

Pemenuhan kebutuhan air baku didaerah sulit air s.d. 2011 (dari total kebutuhan 46 lokasi)

6 12

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

4. Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian Kegiatan usaha pertambangan di Provinsi DIY dikelompokkan dalam 3 jenis komoditas tambang, yaitu mineral logam, mineral non logam dan batuan. Mineral logam meliputi : mangaan dan pasir besi, mineral non logam meliputi : fosfat, bentonit, zeolit, dan kaolin, sedangkan batuan meliputi : andesit, tanah urug, pasir, sirtu, batu kali, batu gamping, dan breksi batuapung. Dalam rangka upaya peningkatan nilai produksi bahan galian pertambangan mineral, dilakukan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan melalui kegiatan : 1) Koordinasi pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan 2) Pemetaan geologi teknik dan wilayah usaha pertambangan 3) Pembinaan peningkatan nilai produksi bahan galian. Produksi dari 7 mineral non logam dan batuan pada tahun 2011 yang banyak diusahakan di Provinsi DIY saat ini adalah sirtu/pasir dengan produksi 487.100 m3, batu gamping/kapur dengan produksi 87.486 m3, tanah liat dengan produksi 304 m3, andesit dengan produksi 191.275 m3, zeolit dengan produksi 300 m3, breksi batuapung dengan produksi 525 m3, dan tanah urug dengan produksi 101.648 m3.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 290 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2011, total peningkatan nilai produksi bahan galian dari 7 mineral logam dan batuan sebesar 396,3 juta Rupiah atau meningkat 1,07 % dari target yang hanya sebesar 0,37%.

Tabel 4.93 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian Tahun 2011

No Uraian Lokasi Nilai Produksi (Rp.juta)

Target 2011 (Rp. Juta)

Realisasi (Rp. Juta)

I. Pelaksanaan 2011 : Tersebar di DIY

1 Batu Kapur/Batu Putih 5.880,0 3.499,4

2 Tanah Urug 65,9 2.032,9

3 Sirtu 15.896,3 19.623,5

4 Tanah Liat 160,1 0,9

5 Andesit 13.822,2 12.241,6

6 Zeolit 46,1 15,0

7 Breksi Batuapung 1.194,4 21,0

Jumlah nilai produksi 2011 37.038,0 37.434,3

Peningkatan nilai produksi bahan galian tahun 2011 396,30

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

5. Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi di Provinsi DIY saat ini hanya dipasok oleh PT.Pertamina (Persero). Pasokan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar didistribusikan melalui 89 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran bahan bakar gas bersubsidi melalui 43 agen anggota Hiswana Migas DIY beserta 2.832 pangkalannya.

Upaya pemenuhan kebutuhan bahan bakar, dilakukan melalui kegiatan : 1) pengawasan terhadap distribusi bahan bakar bersubsidi 2) pembinaan penggunaan bahan bakar aternatif jenis briket batu bara melalui pembuatan

2 unit tungku batu bara untuk pengering tembakau di Desa Pandowoharjo dan Desa Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman dan 1 unit tungku penggorengan di sentra IKM Kerupuk di Desa Pundongsari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul.

Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2011, penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi tercatat jenis premium 458.064 KL, solar 112.816 KL serta penyaluran bahan bakar gas bersubsidi 52.792,15 Ton, semuanya melebihi sekitar 1,3% dari perkiraan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-291

kebutuhan awal. Meskipun demikian,kebutuhan akan bahan bakar dapat terpenuhi melalui koordinasi secara intensif dengan pihak-pihak terkait.

Tabel 4.94

Jumlah Penyaluran Bahan Bakar Tahun 2011

No Uraian Jenis Bahan

Bakar Jumlah Penyaluran Bahan Bakar

Perkiraan Kebutuhan

Realisasi

%

1 Pengawasan terhadap distribusi Bahan Bakar Bersubsidi

Premium 441.313 KL 458.064 KL 103,78

Solar 111.595 KL 112.816 KL 101,09

Elpiji 3Kg 51.359,72 Ton

52.792,15 Ton 102,70

Sumber: DPUP-ESDM Provinsi DIY

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.95 Program/Kegiatan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan Fisik

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

1 Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

297.300.000 100,00 91,86 100,00 100,00

1.1 Koordinasi pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan lintas propinsi

32.300.000 100,00 99,47 100,00 100,00 -

1.2 Pemetaan geologi teknik dan wilayah pertambangan

265.000.000 100,00 90,93 100,00 100,00 -

2 Program Pengelolaan air tanah berwawasan konservasi

1.933.031.250 100,00 96,92 100,00 100,00

2.1 Pembangunan sarana pemantauan Air Tanah

155.465.000 100,00 98,12 100,00 100,00 -

2.2 Pembinaan dan Pengendalian Pengambilan air Tanah

315.000.000 100,00 93,59 100,00 100,00 -

2.3 Pendayagunaan Air Tanah Di Daerah Sulit Air

1.112.830.250 100,00 97,71 100,00 100,00 -

2.4 Penyusunan Desain Pemboran Air Tanah

349.736.000 100,00 96,87 100,00 100,00 -

3 Program Pembinaan, pengawasan dan pengembangan energi

921.967.947 100,00 96,03 100,00 100,00

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 292 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan Fisik

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

3.1 Pembentukan dan penguatan kelembagaan pengelola energi terbarukan

42.500.000 100,00 89,43 100,00 100,00 Efisiensi

3.2 Pengembangan biogas untuk masyarakat pedesaan

70.304.470 100,00 99,57 100,00 100,00 -

3.3 Penyusunan rencana umum energi

247.500.001 100,00 95,66 100,00 100,00 -

3.4 Pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan

427.000.000 100,00 96,78 100,00 100,00 -

3.5 Rehabilitasi/pemeliharaan pembangkit listrik energi terbarukan

79.500.000 100,00 95,71 100,00 100,00 -

3.6 Rehabilitasi/pemeliharaan pembangkit listrik energi terbarukan

55.163.476 100,00 92,86 100,00 100,00 -

4 Program Pembinaan, pengawasan dan pengembangan bahan bakar

497.988.000 100,00 94,23 100,00 100,00

4.1 Penyusunan Detail Desain Energi Terbarukan

22.400.000 100,00 93,12 100,00 100,00 -

4.2 Pemanfaatan energi alternatif untuk IKM

182.047.000 100,00 96,89 100,00 100,00 -

4.3 Pengawasan bahan bakar bersubsidi

168.050.000 100,00 95,21 100,00 100,00 -

4.4 Pengawasan keselamatan kerja dan lindungan lingkungan usaha Bahan Bakar dan Energi

42.250.000 100,00 78,60 100,00 100,00 Efisiensi

4.5 Pengembangan bahan bakar nabati

83.241.000 100,00 94,66 100,00 100,00 -

5 Program Pembinaan dan pengawasan bidang ketenagalistrikan

2.232.843.545 100,00 78,30 100,00 96,08

5.1 Fasilitasi dan koordinasi penyediaan dan Pemenuhan listrik

107.793.048 100,00 95,54 100,00 100,00 -

5.2 Pembangunan pembangkit listrik

695.767.500 100,00 41,98 100,00 72,53 Jumlah HUNTAP yang siap untuk dilakukan pemasangan instalasi listrik baru sebanyak 146 unit

5.3 Pembangunan jaringan 789.500.000 100,00 93,39 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-293

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp) Keuangan Fisik

Keterangan Target Realisasi Target Realisasi

listrik pedesaan 5.4 Peningkatan kinerja

pengelola bidang energi dan ketenagalistrikan

88.700.000 100,00 93,19 100,00 100,00 -

5.5 Penyediaan sistem informasi energi dan ketenagalistrikan

96.582.997 100,00 92,74 100,00 100,00 -

5.6 Perbaikan, pemeliharaan, dan pemindahan pembangkit listrik

54.500.000 100,00 98,93 100,00 100,00 -

5.7 Penyusunan desain detail jaringan listrik pedesaan

400.000.000 100,00 97,42 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

Secara umum beberapa permasalahan terkait urusan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2011 adalah :

1. Masih terdapat kurang lebih 244 dusun yang sebagian besar KK nya belum berlistrik terutama di wilayah-wilayah yang terpencil yang pada umumnya belum berkembang, karena pembangunan jaringan listrik di wilayah-wilayah tersebut memerlukan investasi yang cukup besar

2. Masih terjadinya ketidaklancaran distribusi LPG tabung 3 Kg di beberapa wilayah terpencil yang disebabkan karena belum optimalnya pengawasan dan belum meratanya sebaran penyalur/agen dan sub penyalur/pangkalan khususnya di Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul

3. Kegiatan usaha pertambangan belum dilaksanakan secara optimal dikarenakan belum ditetapkannya Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) oleh Bupati.

Solusi Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, beberapa solusi yang dilakukan meliputi :

1. Dalam rangka pemenuhan listrik perdesaan, perlu dilakukan koordinasi secara terpadu antara pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten dengan PT. PLN (Persero) khususnya pada wilayah-wilayah yang secara teknis dan ekonomis tidak layak dibangun jaringan

2. Dilakukan koordinasi secara berkala dalam rangka penentuan kuota (bulanan dan tahunan) dan optimalisasi pengawasan secara lebih efektif dengan melibatkan pemerintah daerah kabupaten dan kota, PT.Pertamina dan HISWANA Migas sekaligus

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 294 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

melakukan pemetaan kebutuhan infrastruktur distribusi LPG tabung 3 kg dan masyarakat yang berhak menerima dimasing-masing kabupaten dan kota.

3. Bagi wilayah di kabupaten yang mempunyai potensi sumber daya mineral yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertambangan secara berkelanjutan, diusulkan untuk dapat ditetapkan manjadi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) kepada Menteri ESDM dan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) oleh Bupati.

6. URUSAN INDUSTRI a) Kondisi Umum

Sektor Industri selama tahun 2011 bila dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan kinerja yang positif. Hal tersebut terlihat adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja 0,97%, nilai investasi naik 14,31%, dan peningkatan nilai produksi 8,22%. Hasil–hasil pembangunan di sektor industri adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan Potensi Industri Kecil dan Menengah a. Perkembangan Unit Usaha

Perkembangan sektor industri Provinsi DIY pada tahun 2011 berdasarkan angka sementara sebanyak 80.056 unit usaha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 78.122 unit usaha, mengalami peningkatan 2,48% atau bertambah 1.934 unit usaha.

b. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor industri di Provinsi DIY mempunyai peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2010 dapat terserap 292.625 orang dan pada tahun 2011 dapat menyerap tenaga kerja sejumlah 295.461 orang, mengalami peningkatan sebesar 0,97% atau sebanyak 2.836 orang.

c. Perkembangan Nilai Investasi Perkembangan nilai investasi sektor industri pada tahun 2010 sebesar Rp878.063.496.000,- pada tahun 2011 berkembang menjadi Rp1.003.678.054.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 14,31%.

d. Perkembangan Nilai Produksi Perkembangan nilai produksi sektor industri pada tahun 2010 sebesar Rp2.821.218.797.000,- dan pada tahun 2011 berkembang menjadi sebesar Rp3.053.031.164.000,- atau mengalami peningkatan sebesar 8,22%.

e. Perkembangan Nilai Bahan Sedangkan menurut nilai bahan sektor industri pada tahun 2010 sebesar Rp1.358.293.612.000,- dan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar Rp1.352.479.088.000,- atau mengalami penurunan sebesar 0,43%.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-295

Tabel 4.96 Perkembangan Potensi IKM, 2007-2011

No Potensi IKM Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 1 Unit Usaha Unit 75.140 76.267 77.851 78.122 80.056 2 Tenaga Kerja Orang 264.368 273.621 291.391 292.625 295.461 3 Nilai

Investasi Ribu

Rupiah 739.687.039 769.274.520 871.110.097 878.063.496 1.003.678.054

4 Nilai Produksi Ribu Rupiah

2.693.304.104 2.800.904.707 2.325.582.931 2.821.218.797 3.053.031.164

5 Nilai Bahan Baku

Ribu Rupiah

1.219.800.725 1.258.224.448 1.251.173.034 1.358.293.612 1.352.479.088

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY 2) Perkembangan Penerapan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI)

Pada Tahun 2011, telah dilakukan layanan HKI sebanyak 25 layanan untuk penerbitan HKI ada : a. 6 merk individu, 2 merk kolektif, 1 merk paten dan 1 indikasi geografis yaitu Salak

Pondoh Sleman (masih dalam proses penyelesaian), dari APBD. b. 15 merk individu dari fasilitasi Direktorat Jenderal HKI.

b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.97 Program/Kegiatan Urusan Industri Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

97.739.800 100,00 98,00 100,00 100,00

1.1 Peningkatan Teknologi Industri Kecil Menengah (IKM) Kulit

97.739.800 100,00 98,00 100,00 100,00 -

2 Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah

2.997.619.460 100,00 91,00 100,00 100,00

2.1 Festival Makanan Indonesia

96.596.000 100,00 98,00 100,00 100,00 -

2.2 Peningkatan Kualitas Dan Inovasi Produk Alat Rumah Tangga Cor Logam Aluminium

61.373.960 100,00 96,00 100,00 100,00 -

2.3 Fasilitasi Industri Kecil menengah (IKM) Pangan

56.928.000 100,00 95,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 296 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pada Kegiatan Holiday Fair

2.4 Fasilitasi Penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) Industri Kecil Pangan

55.653.500 100,00 99,00 100,00 100,00 -

2.5 Fasilitasi Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah tangga (PIRT)

15.269.000 100,00 100,00 100,00 100,00

2.6 Fasilitasi Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Industri Kecil Dan Menengah Meubel Dan Kerajinan Kayu

37.332.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.7 Temu Usaha Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan DIY Dengan Pelaku Pariwisata

10.088.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.8 Peningkatan Mutu Produk Rokok (Dana Cukai tembakau)

83.639.000 100,00 74,00 100,00 100,00 Jumlah IKM rokok menyusut drastis, sehingga jumlah sampel yang diuji sedikit

2.9 Forum Kerjasama Usaha Kecil Menengah (UKM) Dan Usaha besar dalam Pengadaan Bahan Baku (Dana Cukai Tembakau)

38.772.000 100,00 85,00 100,00 100,00 Efisiensi

2.10 Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Asosiasi Industri Hasil Tembakau (Dana Cukai Tembakau)

28.836.000 100,00 93,00 100,00 100,00 -

2.11 Fasilitasi Pengembangan IKM

2.413.132.000 100,00 90,00 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

1.276.772.580 100,00 94,00 100,00 100,00

3.1 Pengembangan Dan Pelayanan Teknologi Tepat Guna

391.210.000 100,00 95,00 100,00 100,00 -

3.2 Peningkatan Kemampuan Rekayasa

57.610.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.3 Promosi Teknologi Tepat Guna

145.802.830 100,00 99,00 100,00 100,00 -

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-297

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

3.4 Penguatan Kemampuan Industri Berbasis Teknologi

84.653.300 100,00 98,00 100,00 100,00 -

3.5 Bimbingan Teknologi Pewarnaan Industri Kecil Menengah (IKM) Batik

38.935.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.6 Fasilitasi CFSMI Kemasan Dan Perak

466.058.450 100,00 90,00 100,00 100,00 -

3.7 Pengelolaan Bengkel rekayasa Dan Produksi

92.503.000 100,00 94,00 100,00 100,00 -

4 Program Penataan Struktur Industri

21.884.950 100,00 61,00 100,00 100,00

4.1 Temu Usaha dalam Rangka Kemitraan Pemasaran Produk-produk Binaan Industri Kimi

21.884.950 100,00 61,00 100,00 100,00 Efisiensi

3 Program pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial

55.404.650 100,00 96,00 100,00 100,00

3.1 Diversifikasi Makanan Dari Umbi-umbian

36.867.650 100,00 97,00 100,00 100,00 -

3.2 Pengembangan Teknologi Pengolahan Buah-buahan

18.537.000 100,00 96,00 100,00 100,00 -

4 Program Pembinaan Dan Pengembangan Industri Kreatif

1.143.374.950 100,00 94,00 100,00 100,00

4.1 Pengembangan Industri Kreatif Berbasis IT

476.969.900 100,00 89,00 100,00 100,00 -

4.2 Pengembangan Industri Makanan Khas Jogja

56.791.000 100,00 87,00 100,00 100,00 Efisiensi Nego Bahan & peralatan

4.3 Lomba Desain Kerajinan 63.253.500 100,00 93,00 100,00 100,00 - 4.4 Pembinaan Hak Atas

kekayaan Intelektual (HAKI)

105.358.750 100,00 95,00 100,00 100,00 -

4.5 Pelatihan esain kerajinan Berbasis IT

45.445.000 100,00 99,00 100,00 100,00 -

4.6 Jogja Fashion Week 283.245.000 100,00 99,00 100,00 100,00 - 4.7 Pelatihan Standarisasi

IT Internasional 112.311.800 100,00 100,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 298 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan Pembinaan sektor Indagkop melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah

ditetapkan dalam program, baik dengan pembiayaan melalui anggaran rutin maupun pembangunan, belum dapat mencapai sasaran secara optimal. Hal ini disebabkan masih dijumpai beberapa permasalahan yang dihadapi baik dari segi operasional maupun segi pembinaan, permasalahan–permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Terbatasnya kemampuan SDM pembina industri dalam penguasaan manajemen bisnis.

2. Pengusaha IKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi. 3. Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih tergantung dari

daerah dan Negara lain misalnya: Serat tumbuhan, Kayu, Kulit, Perak, Bambu, IKM, Terigu, Kedelai, dan Susu.

4. Umumnya IKM masih lemah dalam desain, inovasi dan kreativitas produk. 5. Dalam berproduksi sebagian besar pengusaha hanya berdasarkan Job Order/Buyer

Minded 6. Kemitraan Usaha pemasaran masih minim sehingga jaringan pasar masih terbatas. 7. IKM belum optimal memanfaatkan pasar global karena daya saing masih rendah dan

dihadapkan adanya peraturan lingkungan hidup, HAKI, Manajemen Mutu atau ISO 9000.

8. Masih banyak barang dijual belum menggunakan SNI, misalnya: Pupuk dan Air Minum Isi Ulang, produk logam, batik, kerajinan dan lain-lain karena Penerapan SNI masih dirasakan cukup mahal.

9. Kemampuan promosi IKM masih terbatas, disebabkan biaya promosi dianggap relatif mahal.

10. Program pengembangan HAKI masih kurang optimal karena manfaat HAKI belum begitu dirasakan oleh perajin, terbatasnya dukungan dengan bantuan pendaftaran merk, sosialisasi HAKI serta operasional klinik HAKI juga kurang optimal.

Solusi 1. Pendataan Industri Kecil dan Menengah serta klasifikasinya. 2. Penyusunan Profil Pengembangan Sentra. 3. Pengembangan Komoditi One Village One Product (OVOP) berupa program

pendampingan. 4. Pengembangan komoditi OVOP di luar sentra industri akan dilakukan terintegrasi

lintas Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain pendampingan, studi banding, promosi dan pemasaran bersama, program pengembangan yang sudah disepakati. Jenis komoditi yang akan dikembangkan meliputi kerajinan hasil hutan, kerajinan kulit, tekstil, industri logam, industri IT.

5. Adanya pusat pengembangan desain, inovatif dan industri kreatif.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-299

6. Pengembangan Kluster Industri. 7. Pengembangan Kluster Industri meliputi kerajinan kulit dan turunannya serta

kerajinan kayu dan turunannya serta kluster industri pangan. Pengembangan Kluster Industri ini dirumuskan bersama antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota dan kerjasama dengan Provinsi lain dan pihak swasta lain. Untuk kerajian kulit akan terkait dengan Asosiasi Penyamakan kulit Indonesia (APKI), Akedemi Teknologi Kulit (ATK), Balai Besar Kulit, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Magetan, Provinsi NTT, Provinsi Jawa Barat, dll. Untuk industri pangan lebih berorientasi makanan khas dari daerah lain Jawa Barat, Jawa Timur, NTB dll.

8. Pengembangan Industri Kreatif dalam bentuk Dialog, Temu Usaha, Pendidikan dan Pelatihan, Fasilitasi, Bantuan Peralatan, Promosi dll.

9. Pengembangan kelembagaan seperti penerbitan Izin Usaha Industri, Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM), Diklat SDM Perusahaan, Pendampingan oleh tenaga ahli, dll.

7. URUSAN PERDAGANGAN a) Kondisi Umum

Secara umum, perkembangan ekonomi Provinsi DIY pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5,16%. Sementara itu, pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2011 sebesar 5,19% dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 19,79%.

Perkembangan angka perdagangan luar negeri di Provinsi DIY pada lima tahun terakhir menunjukkan angka yang fluktuatif pertumbuhannya, tercatat baik nilai maupun volume ekspornya pada tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan. Penurunan angka perdagangan luar negeri ini disebabkan oleh pengaruh krisis global yang melanda banyak negara tujuan ekspor, seperti Amerika, Jepang dan negara-negara Eropa lainnya, sehingga dari sisi demand terjadi penurunan daya beli terhadap produk-produk ekspor Provinsi DIY.

Tabel 4.98 Perkembangan Ekspor – Impor, 2007-2011

No Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

A. Ekspor

1. Volume Juta kg 36,65 40,58 31 35 26,67

2. Nilai Juta US $ 125,56 130,25 109 140 144,41

3. Komoditi Komoditi 101 103 106 116 102

4. Negara Negara 99 97 99 93 87

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 300 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Uraian Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

5. Eksportir Perusahaan 235 256 270 251 208

B. Impor

1. Volume Juta kg 8,39 8,86 5,39 4,10 2,42

2. Nilai Juta US $ 42,62 50,71 26,36 25,95 75,98

3. Komoditi Komoditi 15 25 19 11 16

4. Negara Negara 21 24 27 11 28

5. Importir Perusahaan 12 17 11 5 6

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY

Tabel 4.99 Perkembangan SIUP menurut Golongan Usaha, 2007-2011

No Golongan Usaha Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Pengusaha Besar Pengusaha 538 642 756 910 988

2 Pengusaha Menengah

Pengusaha 1.084 1.296 1.548 1.820 1.999

3 Pengusaha Kecil Pengusaha 29.629 31.119 33.425 35.298 36.607

Jumlah 31.251 33.057 35.729 38.028 39.594

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY

Sektor perdagangan luar negeri memasuki tahun 2011 sampai dengan bulan Desember, realisasi ekspornya menunjukan kenaikan nilai sebesar 3,15%, sedangkan volume ekspornya mengalami penurunan sebesar 23,80%, dibandingkan tahun 2010.

Sementara itu, perkembangan di sektor perdagangan dalam negeri tercatat pada tahun 2007-2011 secara umum mengalami perkembangan positif, yaitu terlihat dari perkembangan jumlah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), kecuali pasar tradisional maupun modern konsisten.

Tabel 4.100 Perkembangan TDP, 2007-2011

No

Bentuk Perusahaan

Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Perseroan Terbatas (PT)

Unit 3.004 3.322 3.662 4.017 4.391

2 Koperasi Unit 733 771 812 850 874

3 CV Unit 5.969 6.671 7.393 8.144 8.777

4 FA Unit 65 66 66 66 66

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-301

No

Bentuk Perusahaan

Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

5 Perorangan (PO) Unit 21.386 22.599 24.069 25.152 26.115

6 Bentuk Perusahaan Lain

Unit 366 375 382 383 387

Jumlah 31.523 33.804 36.384 38.612 40.610

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY

Tabel 4.101 Perkembangan Pasar Tradisional dan Modern, 2007 – 2011

No Jenis pasar Satuan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1 Pasar Tradisional Unit 228 228 350 405 405

2 Pasar Modern Unit 338 338 336 308 308

Jumlah 566 566 686 713 713

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY Secara umum hasil–hasil pembangunan di sektor perdagangan baik perdagangan

dalam negeri maupun luar negeri adalah sebagai berikut:

1) Sub-Sektor Perdagangan Dalam Negeri Gambaran hasil pembangunan sub-sektor perdagangan dalam negeri dapat dilihat

dari perkembangan Surat Izin Usaha perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), perkembangan sarana perdagangan, perkembangan harga, dan distribusi barang.

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Jumlah Kumulatif SIUP Provinsi DIY pada tahun 2010 sebanyak 38.028 buah dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 39.594 buah, atau mengalami kenaikan sebesar 4,12%.

b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Sementara itu perkembangan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Provinsi DIY dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kota Yogyakarta paling banyak menerbitkan TDP, diikuti Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan yang paling sedikit menerbitkan TDP adalah Kabupaten Kulon Progo. Jumlah penerbitan TDP pada tahun 2011 sebanyak 40.610 buah atau naik sebesar 5,17% dibandingkan tahun 2010.

c. Perkembangan Pasar Tradisional dan Modern Perkembangan sektor perdagangan Provinsi DIY, didukung dengan tersedianya sarana perdagangan seperti toko modern dan pasar tradisional. Perkembangan pasar tradisonal dan toko modern pada tahun 2011 konstan, tidak ada perubahan.

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 302 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

2) Sub-Sektor Perdagangan Luar Negeri

a. Nilai Ekspor Perkembangan ekspor Provinsi DIY, selama lima tahun terakhir ini berfluktuatif, baik nilai, volume, jenis komoditi, negara tujuan, serta pelaku ekspornya, tercatat dalam tahun 2011, realisasi ekspor secara umum mengalami penurunan nilai sebesar 23,80%, dan kenaikan volume sebesar 3,15%, dengan perolehan nilai sebesar US$ 144,41 juta dan volumenya sebesar 26,67 juta kg.

b. Komoditi Ekspor Komoditi yang selama ini menjadi unggulan dalam perolehan devisa ekspor, mengalami peningkatan jumlah komoditinya. Beberapa komoditi yang menjadi unggulan ekspor Provinsi DIY antara lain kulit, produk kulit, tekstil dan kerajinan.

c. Negara Tujuan Ekspor Negara tujuan ekspor utama setiap tahunnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor malaupun sudah tidak menjadi tujuan utama, selanjutnya diikuti oleh negara-negara Uni Eropa, Jepang, Australia, Kanada, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, serta Uni Emirat arab sebagai entry point dari negara-negara Timur-tengah.

d. Impor Perkembangan impor di Provinsi DIY relatif sulit dicatat dengan kondisi sebenarnya, selain pelabuhan bongkar, atau bahkan pelaku impornya adalah Kantor Pusat yang umumnya berada di luar Yogyakarta, juga karena tidak semua importir, memenuhi kewajiban dalam melaporkan realisasi impornya, sehingga yang tercatat di statistik adalah realisasi dari importir yang secara rutin melaporkan ke Dinas Perindagkop Provinsi DIY, maupun importir yang pelabuhan bongkarnya di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Dengan demikian, realisasi impor di Provinsi DIY tidak bisa dianalisa sebagai suatu yang realistis di lapangan, namun yang pasti bahwa barang yang diimpor semuanya merupakan bahan baku produksi, bukan barang konsumtif.

e. Pelayanan Perizinan Dan Pengesahan Dokumen Ekspor Pelayanan Pengesahan Surat Keterangan Asal (SKA) dan Commercial Invoice (CI) Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (CoO), adalah suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian bilateral, regional dan multilateral, serta ketentuan sepihak dari suatu negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut, berasal, dihasilkan dan atau diolah di Indonesia. Dengan memperhatikan peranan SKA yang cukup berarti merupakan upaya peningkatan ekspor Indonesia, maka Pemerintah menerbitkan beberapa ketentuan tentang SKA.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-303

Penerbitan SKA mengandung dua maksud, yaitu:

Sebagai dokumen yang membuktikan bahwa barang ekspor tersebut berasal, dihasilkan dan atau diolah di Indonesia, dokumen ini dipersyaratkan oleh negara pengimpor,

Sebagai dokumen untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk impor yang diberikan oleh suatu negara atau kelompok negara tertentu. Artinya barang ekspor Indonesia bisa saja masuk ke negara pemberi preferensi meskipun tidak dilengkapi dengan SKA preferensi, hanya saja tidak berhak mendapatkan keringanan bea masuk.

Perkembangan penerbitan Form SKA dari Instansi Penerbit SKA (IPSKA) Dinas Perindustrian perdagangan dan Koperasi Provinsi DIY pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2009.

Target kinerja urusan perdagangan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.102 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perdagangan, 2010-2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi I. Perdagangan Dalam

Negeri

A. Tanda Daftar perusahaan (TDP) :

1. Perseroan Terbatas (PT) Unit 4.017 4.218 4.391 109,31 2. Koperasi Unit 850 893 874 102,82 3. CV Unit 8.144 8.551 8.777 107,77 4. FA Unit 66 68 66 100,00 5. Perorangan (PO) Unit 25.152 26.409 26.115 103,82 6. Bentuk Perusahaan Lain

(BPL) Unit 383 393 387 101,04

Jumlah TDP 38.612 40.542 40.610 105,17 B. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) :

1. Perusahaan Besar Unit 910 955 988 108,57 2. Perusahaan Menengah Unit 1.820 1.911 1.999 109,83 3. Perusahaan Kecil Unit 35.298 37.062 36.607 103,70 Jumlah SIUP 38.028 39.928 39.584 104,11

C. Pasar Tradisional Buah 308 440 308 100,00 D. Pasar Modern Buah 405 361 405 100,00

II. Perdagangan Luar Negeri A. Ekspor : 1. Volume Juta Kg 35 26 26,67 76,20 2. Nilai Juta US$ 140 98 144,41 103,15

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 304 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Indikator Satuan Capaian

2010 2011

Target Realisasi % Realisasi 3. Komoditi Jenis 116 117 102 87,93 4. Negara Negara 93 101 87 93,54 5. Eksportir Perusahaan 251 272 208 82,86 B. Impor 1. Volume Juta Kg 4,10 6 2,42 59,02 2. Nilai Juta US$ 25,95 32 75,98 292,79 3. Komoditi Jenis 11 29 16 145,45 4. Negara Negara 11 28 28 254,54 5. Eksportir Perusahaan 10 14 6 60,00

Sumber: Disperindagkop Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.103 Program/Kegiatan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Perlindungan Konsumen Dan Pengamanan Perdagangan

778.725.850 100,00 90,00 100,00 100,00

1.1 Operasional Dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah (Pelayanan Sidang Tera Ulang)

529.837.900 100,00 99,00 100,00 100,00 -

1.2 Koordinasi Peningkatan Kinerja Distributor ( Pengadaan, Penyaluran, Pemantauan Stok Dan Harga) Komoditi Pokok Penting Dan Strategis

66.547.750 100,00 89,00 100,00 100,00 Efisiensi terhadap SPPD dan narasumber

1.3 Pembinaan Dan Pengawasan Sistem Jasa Perdagangan

16.370.500 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.4 Operasi Pasar Murni Beras

99.788.900 100,00 45,00 100,00 100,00 1.Tidak semua Kabupaten/Kota mengajukan OPM; 2.Pembagian raskin dengan pelaksanaan terlalu dekat

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-305

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1.5 Pengujian Barang Beredar Di Provinsi DIY

12.689.300 100,00 86,00 100,00 100,00 1.Pembelian sample barang lebih murah; 2.Harga pengujian rendah dr DPA

1.6 Peningkatan Pembinaan Dan Pengawasan Komoditas Pokok, Penting Dan Strategis Bersubsidi

22.846.600 100,00 79,00 100,00 100,00 -

1.7 Pelatihan Tenaga Penyetel Timbangan

30.644.900 100,00 97,00 100,00 100,00 -

2 Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional

203.374.000 100,00 98,00 100,00 100,00

2.1 Koordinasi Pengelolaan Isu-isu Perdagangan Internasional

13.430.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.2 Promosi Dan penerimaan/Pengiriman Misi Dagang Dari/Ke Luar Negeri

10.810.000 100,00 98,00 100,00 100,00 -

2.3 Penyebarluasan Informasi Perdagangan Internasional

13.430.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

2.4 Promosi perdagangan Ke Luar negeri

165.704.000 100,00 97,00 100,00 100,00 -

3 Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor

1.063.709.000 100,00 95,00 100,00 100,00

3.1 Penyelenggaraan Pameran Di Luar Negeri

224.968.000 100,00 79,00 100,00 100,00 1.Biaya sewa both telah disediakan oleh kementerian; 2.Efisiensi Display

3.2 Bimbingan Teknis Negosiasi Kontrak Dan Letter Of Credit

14.795.000 100,00 92,00 100,00 100,00 -

3.3 Penghargaan Eksportir Berprestasi Primaniyarta

34.917.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.4 Pengelolaan Kegiatan Penerbitan SKA Otomasi, Sosialisasi SKA Otomasi On Line, Pembuatan Leaflet Prosedur Ekspor

46.099.000 100,00 99,00 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 306 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan (%) Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Impor 3.5 Pembuatan CD Komoditi

Ekspor 18.260.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

3.6 Pameran Dalam negeri Berskala Ekspor

724.670.000 100,00 99,00 100,00 100,00 -

4 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

854.562.330 100,00 95,00 100,00 100,00

4.1 Pengembangan Pasar Dan Distribusi Barang / Produk

123.973.760 100,00 98,00 100,00 100,00 -

4.2 Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

10.710.550 100,00 99,00 100,00 100,00 -

4.3 Pameran Mutumanikan Nusantara

73.370.000 100,00 99,00 100,00 100,00 -

4.4 Pameran Produk Tradisional

31.064.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

4.5 Pengembangan Pasar Produk D I Y

258.836.070 100,00 96,00 100,00 100,00 -

4.6 Pengembangan Promosi Perdagangan

208.382.950 100,00 85,00 100,00 100,00 -

4.7 Pembuatan Katalog / Booklet Shoping In Jogja

54.580.000 100,00 97,00 100,00 100,00 -

4.8 Fasilitasi Pemulihan Pasar Tradisional

79.960.000 100,00 99,00 100,00 100,00 -

4.9 Fasilitasi Pembangunan Pasar Tradisional

13.685.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

5 Program Persaingan Usaha

170.300.000 100,00 100,00 100,00 100,00

5.1 Pelatihan Entry S I O T Bagi U M K

18.432.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

5.2 Pelayanan Bimbingan Bisnis

76.918.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

5.3 Operasional Pelayanan Jogja Business Service Centre (JBSC)

74.950.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

c) Permasalahan dan Solusi

Permasalahan 1. Perdagangan Dalam Negeri

a. Gejolak harga bahan pokok yang terjadi setiap tahun cukup menjadi permasalahan yang harus di minimalkan meskipun hal tersebut tidak bisa dihindari terkait pada

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-307

setiap adanya menjelang hari–hari besar agama, pergantian tahun, permintaan yang meningkat dan persediaan barang yang kurang memadai. Pengaruh cuaca yang mengakibatkan produksi bahan pokok menurun juga mengakibatkan terjadi gejolak harga.

b. Sistem distribusi nasional yang belum efisien dan efektif, sehingga barang kebutuhan masyarakat belum tersedia dengan harga yang wajar di seluruh daerah, disparitas harga antar wilayah masih relatif tinggi dan fluktuasi harga belum terkendali.

c. Sarana dan Prasarana khususnya pergudangan keberadaannya belum merata ke semua Kabupaten/Kota, khususnya untuk pergudangan komoditi primer seperti hasil pertanian.

d. Pembinaan dan pengawasan sistem penjualan langsung belum optimal. e. Belum semua Kabupaten/Kota mempunyai Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK) dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), dan dari BPSK dan LPKSM yang ada kinerjanya masih belum optimal karena terbatasnya dukungan dana operasional.

f. Pengembangan pasar tradisional cukup dipengaruhi oleh adanya persaingan dengan munculnya pasar modern/toko modern yang cukup banyak, mengakibatkan persaingan tidak sehat dan merugikan pedagang-pedagang yang ada di pasar tradisional.

g. Keberadaan sektor informal yang bergerak di usaha perdagangan belum sepenuhnya menerima pembinaan yang semestinya, karena keterbatasan anggaran dan besarnya unit usaha yang harus dibina.

h. Banyaknya produk impor yang masuk ke Provinsi DIY menurunkan daya saing pemasaran produk dalam negeri yang mengakibatkan pengusaha/IKM dalam negeri yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya.

i. Kurangnya tingkat kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan perlindungan konsumen.

j. Untuk mengikuti penyelenggaraan pasar lelang, pelaku usaha masih memerlukan bantuan pendampingan.

k. Belum optimalnya pembinaan dan pengawasan distribusi komoditi tertentu seperti gula rafinasi, pupuk bersubsidi, bahan berbahaya, minuman beralkohol dan barang kebutuhan strategis lainnya.

l. Daya saing produk dan kemampuan UMKM dalam mengakses pasar masih relatif rendah, khususnya kemitraan dengan toko-toko modern dalam hal pemasaran.

2. Perdagangan Luar Negeri

a. Krisis keuangan yang masih berlanjut mempengaruhi negara-negara tujuan ekspor potensial Provinsi DIY yaitu Amerika Serikat dan Uni Eropa mengakibatkan

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 308 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

permintaan ekspor menurun 60% dengan terjadinya hal tersebut otomatis ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa mengalami penurunan. Beberapa komoditi yang mengalami penurunan secara signifikan dan mempengaruhi total ekspor Provinsi DIY di antaranya adalah komoditi mebel kayu/furnitur, kerajinan kayu, kerajinan perak, kertas, teh hijau, teh hitam, produk kulit, dan beberapa produk ekspor lain.

b. Di samping itu ada beberapa negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan di antaranya adalah negara tujuan India, Cina, Jepang, Korea Selatan, ke-4 negara tersebut mengisi ke kosongan permintaan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Prediksi ke depan jika krisis Eropa membaik ekspor akan meningkat lebih dari 5%.

c. Bahan baku beberapa jenis industri yang menghasilkan produk ekspor mulai langka dan sangat tergantung pada daerah lain, sehingga harga menjadi mahal misalnya serat alam, kayu dan bambu.

d. Bahan Baku Perak

Adanya PPn 10%, maka bahan baku perak menjadi mahal (dikenakan pajak ganda PPn dan PPh masing-masing 10%).

Bahan Perak yang bermutu baik lebih menguntungkan di ekspor karena tidak di kenakan pajak ekspor dan harga jual bahan baku lebih mahal.

Adanya Black Market yang memanfaatkan fasilitas ekspor, hanya dengan permainan dokumen ekspor bahan baku perak diekspor tapi hanya masuk pabean dan bahan baku perak beredar lagi di pasar lokal.

e. Bahan baku industri kulit dan produk kulit (KPK) langka dan mahal :

Karena masih dibukanya kran ekspor bahan baku kulit dengan pungutan ekspor relatif rendah (15% & 20%) sesuai PP No. 35 Tahun 2005.

Larangan impor bahan baku kulit mentah dari beberapa negara yang terkena virus PMK sesuai edaran Menteri Pertanian No. TN510/94/A/N/2001.

f. Penerapan sertifikat legalitas bagi bahan baku kayu oleh negara Uni Eropa dimana bahan baku harus bersumber dari hutan yang dikelola secara berkesinambungan.

g. Belum adanya IPAL terpadu yang dapat dimanfaatkan oleh industri kulit h. Kondisi infrastruktur (jalan dan jembatan) dibeberapa Kabupaten/Kota di Provinsi

DIY, belum memadai bagi angkutan kontainer, menyebabkan terhambatnya kelancaran angkutan barang.

i. Belum memadainya layanan pelabuhan ekspor dan prasarananya. j. Media perbankan dalam mendukung peningkatan produksi/ekspor belum berjalan

dengan lancar.

3. Balai Metrologi a. Belum terpenuhinya alat standar jenis tertentu.

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-309

b. Masyarakat pemilik/pemakai alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) belum sepenuhnya memahami tentang hak dan kewajibannya berkait dengan peraturan kemetrologian.

c. Pengusaha alat UTTP di Provinsi DIY saat ini sulit berkembang karena kekurangan tenaga ahli.

d. Banyaknya produk UTTP impor yang ilegal (Produk Cina) yang beredar.

4. Balai Pelayanan Bisnis Dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual a. Mahalnya Biaya pengurusan sertifikat HKI . b. Belum adanya peraturan daerah terkait dengan pengelolaan layanan bisnis on line

(www.jogjaplaza.com) c. Belum tersedianya database HKI. Solusi

1. Perdagangan dalam negeri a. Perlunya koordinasi dengan yang memiliki kompetensi dalam pengembangan pasar

tradisional yaitu pemerintah kab/kota. b. Melaksanakan revitalisasi pasar tradisional supaya kondisi pasar tradisional yang di

kab/kota menjadi lebih baik, memiliki daya saing sehingga masyarakat memilih belanja di pasar tradisional.

c. Melakukan pembinaan pedagang pasar tradisional sebagai contoh pelatihan manajemen bagi pedagang tradisional.

d. Melaksanakan koordinasi dengan kab/kota terkait dengan kemitraan khusunya kab/kota yang memiliki perda kemitraan .

e. Mengadakan pemantauan terhadap harga komoditi di pasar tiap bulan oleh tim pengendali harga sehingga bisa di ketahui penyebab terjadinya gejolak harga, kemudian dapat di lakukan antisipasi atau meminimalkan terjadinya gejolak harga.

2. Perdagangan luar negeri

a. Mengadakan pelatihan desain produk ekspor . b. Perlu meningkatkan mutu dan kualitas produk yang di ekspor . c. Memberi informasi mengenai pasar ekspor. d. Diperlukan SDM yang menangani mengases ekspor. e. Mengkoordinasikan setiap kegiatan pameran dengan Kabupaten/Kota. f. Melaksanakan promosi ke luar negeri secara aktif bahwa produk kita masih

ada/eksis g. Promosi dalam negeri berskala ekspor di lokasi-lokasi potensial perlu dilaksanakan

koordinasi dengan dirjen pengembangan ekspor perdagangan luar negeri, mengundang expert/ahli untuk memberi motivasi kepada pelaku ekspor,

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 310 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

memanfaatkan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC)/Atase Perdagangan Luar Negeri untuk mempromosikan produk-produk ekspor Provinsi DIY.

3. Balai Metrologi

a. Mengusulkan pengadaan alat standar jenis tertentu, baik melalui APBN maupun APBD.

b. Melaksanakan bimbingan kepada karyawan perusahaan Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) untuk diberikan ketrampilan dalam menyetel alat UTTP.

c. Melakukan penindakan kepada produk UTTP yang ilegal.

4. Balai Pelayanan Bisnis Dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual a. Optimalisasi Information and Communication Technologies (ICT) untuk

pengembangan UMKM. b. Kerjasama dengan stakeholders dalam pengelolaan layanan bisnis on line (Jogja

Plaza). c. Pengembangan database HKI

8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN a) Kondisi Umum

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di lokasi permukiman transmigrasi (lokasi potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi) atau wilayah pengembangan transmigrasi (wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman transmigrasi untuk mewujudkan wilayah baru sesuai dengan tata ruang wilayah). Landasan Yuridis penyelenggaraan Transmigrasi adalah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (UU 15/1997) dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (PP 2/1999).

Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, yang mengacu pada Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU 32/2004) dan Undang–undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat (UU 33/ 2004) telah mengamanahkan kepada semua penyelenggara pembangunan untuk merubah tata cara pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan transmigrasi agar lebih mengedepankan peran daerah untuk lebih berdayaguna dalam setiap kegiatannya.

Untuk itu penyelenggaraan program transmigrasi saat ini dalam pelaksanaannya dilandasi atas kebutuhan daerah, diwujudkan dengan inisiatif daerah dan dilaksanakan daerah serta difasilitasi oleh Pusat yang bermanfaat bagi daerah itu sendiri. Perencanaan dan

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-311

pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan tempat yang proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah tujuan transmigran melalui kerjasama antar daerah. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering) maka dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan demand side, dimana pembangunan transmigrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.

Dengan adanya kerjasama antar daerah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DIY sebagai daerah pengirim calon transmigran dengan provinsi di daerah penempatan dalam penyelenggaraan transmigrasi diharapkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam penyelengaraan transmigrasi dapat diminimalisir sedini mungkin.

Pada tahun 2020-2011, target kinerja urusan ketransmigrasian serta capaiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.104 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian Tahun 2010-2011

No. Indikator Satuan

Capaian 2010

2011

Target Realisasi % Realisasi

1. Jumlah Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Provinsi 8 8 8 100,00

2. Jumlah Pelatihan Dasar Umum (PDU) bagi Calon Transmigran

KK 150 175 159 90,86

3. Jumlah Pengiriman Calon Transmigran ke Luar Pulau Jawa

KK 175 175 125 71,43

Sumber: Disnakertrans Provinsi DIY b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2011

Tabel 4.105 Program/Kegiatan Urusan Ketransmigrasian Tahun Anggaran 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

1 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

1.571.917.000 100,00 86,16 100,00 88,79

1.1 Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar

134.454.000 100,00 99,30 100,00 100,00 -

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

IV- 312 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011

No Program/Kegiatan Pagu

Anggaran (Rp)

Keuangan Fisik (%) Keterangan

Target Realisasi Target Realisasi

Pelaku dan Antar Sektor dalam Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasi

1.2 Penyediaan dan pengelolaan Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomidi Kawasan Transmigrasi

262.196.000 100,00 99,21 100,00 100,00 -

1.3 Seleksi Calon Transmigrasi Tingkat Provinsi

187.147.000 100,00 98,26 100,00 100,00 -

1.4 Fasilitasi, Koordinasi, Sinkronisasi dan Sosialisasi Program Transmigrasi

119.948.000 100,00 99,85 100,00 100,00 -

1.5 Penampungan Angkutan dan pengawalan Transmigrasi

629.105.000 100,00 68,33 100,00 72,00 Lokasi belum siap yaitu : UPT Linuang Kayam

Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Timur sebanyak 25 KK

Lokasi Gebang Perkasa, sembuga Kabupaten Sambas Kalimatan Barat sebanyak 25 KK

1.6 Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Calon Transmigrasi

93.158.000 100,00 88,62 100,00 100,00 Efisiensi Anggaran

1.7 Bimbingan Mental Bagi Calon Transmigrasi

16.979.000 100,00 100,00 100,00 100,00 -

1.8 Pembekalan Calon Transmigrasi

128.930.000 100,00 98,95 100,00 100,00 -

2 Pelatihan Transmigrasi Regional

415.031.000 100,00 89,22 100,00 100,00

2.1 Pelatihan Transmigrasi Regional

415.031.000 100,00 89,22 100,00 100,00 Efisiensi Anggaran

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2011 IV-313

c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan

1. Jumlah warga masyarakat yang menginginkan transmigrasi lebih banyak dari jumlah alokasi program. Sehingga setiap tahun ada masyarakat yang tidak bisa terlayani untuk ikut transmigrasi.

2. Kondisi di lokasi transmigrasi kadang masih dijumpai tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan, sehingga tidak sesuai dengan azas 2 C (Clear and Clean) dan 4 L (Layak huni, Layak berkembang, Layak lingkungan dan Layak usaha). Hal ini mendorong terjadi keresahan/ketidakbetahan transmigran. Hal ini terbukti 2 lokasi penempatan yang gagal yaitu:

UPT Linuang Kayam Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Timur sebanyak 25 KK karena rumah, fasilitas dan prasarana lain belum siap.

Lokasi Gebang Perkasa, sembuga Kabupaten Sambas Kalimatan Barat sebanyak 25 KK karena Lokasi tumpang tindih dengan perusahaandan waktu Kerjasama Antar Daerah (KSAD) dijanjikan setiap kk 2 H ternyata setelah ditinjau hanja 1 H dan masih ada sengketa dengan penduduk setempat.

3. Persiapan lokasi permukiman dilakukan pada tahun anggaran berjalan. Hal ini menyebabkan penumpukan kegiatan pengerahan dan pemindahan calon transmigran di akhir tahun anggaran. Hal ini mengakibatkan penyerapan anggaran dan pertanggungjawaban menumpuk pada akhir tahun anggaran. Solusi

1. Meningkatkan kerjasama bidang ketransmigrasian dengan daerah penerima serta mengajukan usul penambahan alokasi program ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemenakertrans).

4. Meningkatkan koordinasi antara daerah pengirim dan daerah penerima yang dituangkan dalam naskah kerjasama, agar hak dan kewajiban masing-masing daerah bisa direalisasikan secara konsekuen.

5. Meningkatkan koordinasi dalam menyiapakan calon lokasi transmigrasi dengan daerah penerima maupun dengan Kemenakertrans.