BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV...

27
55 BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENJUALAN TANKER VLCC PERTAMINA 4.1 KONSEP CODE OF CONDUCT Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance biasanya diadopsi lagi oleh perusahaan-perusahaan kedalam suatu bentuk peraturan internal perusahaan yang biasanya disebut Code of Conduct. Tiap-tiap perusahaan besar biasanya membuat dan memiliki sendiri Code of Conduct-nya masing-masing. Code of Conduct ialah pedoman etika usaha dan tata perilaku suatu perusahaan. Menurut Black’s Law Dictionary, Code of Conduct ialah a written set of rules governing the behaviour of a specified group, such as lawyers, government employees or corporate employees. 119 [Suatu kumpulan peraturan tertulis yang mengatur mengenai tingkah laku dari suatu grup, seperti advokat, pegawai pemerintah atau pegawai perusahaan]. 4.2 CODE OF CONDUCT PERTAMINA Pertamina yang telah berubah status badan hukumnya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perseroan, mewujudkan prinsip Good Corporate Governance dalam bentuk Code of Corporate Governance dan Code of Conduct. Tujuan Tata Kelola Perusahaaan adalah sebagai naskah acuan utama bagi seluruh Organ Perusahaan dalam menerapkan praktik GCG. Penerapan prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan citra dan kinerja Perusahaan serta meningkatkan nilai Perusahaan bagi Pemegang Saham. 119 Bryan A Garner, ed., Black’s Law Dictionary, (St.Paul: West, 2004), hal .274. Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Transcript of BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV...

Page 1: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

55

BAB IV

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

PENJUALAN TANKER VLCC PERTAMINA

4.1 KONSEP CODE OF CONDUCT

Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance

biasanya diadopsi lagi oleh perusahaan-perusahaan kedalam suatu bentuk

peraturan internal perusahaan yang biasanya disebut Code of Conduct. Tiap-tiap

perusahaan besar biasanya membuat dan memiliki sendiri Code of Conduct-nya

masing-masing.

Code of Conduct ialah pedoman etika usaha dan tata perilaku suatu

perusahaan. Menurut Black’s Law Dictionary, Code of Conduct ialah a written set

of rules governing the behaviour of a specified group, such as lawyers,

government employees or corporate employees.119 [Suatu kumpulan peraturan

tertulis yang mengatur mengenai tingkah laku dari suatu grup, seperti advokat,

pegawai pemerintah atau pegawai perusahaan].

4.2 CODE OF CONDUCT PERTAMINA

Pertamina yang telah berubah status badan hukumnya menjadi Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) Perseroan, mewujudkan prinsip Good Corporate

Governance dalam bentuk Code of Corporate Governance dan Code of Conduct.

Tujuan Tata Kelola Perusahaaan adalah sebagai naskah acuan utama bagi seluruh

Organ Perusahaan dalam menerapkan praktik GCG. Penerapan prinsip-prinsip

GCG akan meningkatkan citra dan kinerja Perusahaan serta meningkatkan nilai

Perusahaan bagi Pemegang Saham.

119 Bryan A Garner, ed., Black’s Law Dictionary, (St.Paul: West, 2004), hal .274.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 2: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

56

Tujuan penerapan GCG ialah:120

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan

prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan

perusahaan;

b. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri;

c. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang

didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

d. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders;

e. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di

bidang energi dan petrokimia.

Selain Code of Corporate Governance terdapat juga Code of Conduct

yang disebut Pedoman Etika Usaha Dan Tata Perilaku. Tujuan Etika Usaha dan

Tata Perilaku (Code of Conduct) ini ialah penerapannya dimaksudkan untuk:121

1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan

Misi perusahaan.

2. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh

insan Pertamina dalam melaksanakan tugas.

3. Menjadi acuan perilaku insan Pertamina dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders

perusahaan.

4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan Pertamina dapat menilai

bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan

pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.

120 “Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance),” http://www.pertamina.com/download/profil/PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf, 16 September 2008. 121 “Pedoman Etika Usaha & Tata Perilaku (Code of Conduct),” http://www.pertamina.com/download/profil/Pertamina_Code_of_CONDUCT.pdf, 16 September 2008.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 3: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

57

Tata Nilai yang dimaksud ialah:122

1. Clean (Bersih): Dikelola secara profesional, menghindari benturan

kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan

integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Competitive (Berdaya saing): Mampu berkompetisi dalam skala regional

maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,

membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Confident (Percaya Diri): Berperan dalam pembangunan ekonomi

nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun

kebanggaan bangsa.

4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan): Berorientasi pada

kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada pelanggan.

5. Commercial (Komersial): Menciptakan nilai tambah dengan orientasi

komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang

sehat.

6. Capable (Berkemampuan): Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang

profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi,

berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

Didalam Code of Conduct ini termasuk pula diatur mengenai Standar Etika

Usaha dan Standar Tata Perilaku. Standar Etika Usaha ini mengatur etika antara

Pertamina dengan pihak-pihak. Standar Etika Usaha ini terdiri dari:123

1. Etika Perusahaan dengan Pekerja

Pertamina memperlakukan pekerja secara setara (fair) dan tidak membedakan

suku, agama dan ras dalam segala aspek. Setiap pekerja dituntut dapat

berpartisipasi dan berperan aktif dengan jalan meningkatkan produksi dan

produktivitas kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan

122 Ibid. 123 Ibid.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 4: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

58

seimbang antara perusahaan dan pekerja. Dalam melaksanakan etika ini,

Perusahaan:

a. Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal

kesejahteraan pekerja, kompetisi yang sehat, penyediaan sarana

dan prasarana kerja.

b. Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten.

c. Memastikan setiap pekerja telah memiliki buku PKB.

d. Menyediakan penasehat hukum kepada pekerja dalam setiap

tahapan proses hukum yang berkaitan dengan tugas dan tanggung

jawabnya di Perusahaan yang bukan merupakan pengaduan

perusahaan.

e. Melindungi hak pekerja untuk memilih atau tidak memilih

menjadi anggota Serikat Pekerja.

f. Menempatkan Serikat Pekerja sebagai mitra Perusahaan dengan

mengikutsertakan Serikat Pekerja dan atau Federasi Serikat

Pekerja dalam setiap pengambilan keputusan terkait dengan

hubungan industrial.

2. Etika Perusahaan dengan Konsumen

Pertamina mengutamakan kepuasan dan kepercayaan konsumen dengan:

a. Menjual produk sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

b. Membuka layanan konsumen dan menindaklanjuti keluhan konsumen

tanpa melakukan diskriminasi terhadap konsumen.

c. Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, tidak

menyesatkan serta diterima oleh norma-norma masyarakat.

Insan Pertamina bertindak sebagai konsumen dan marketer dengan memakai dan

memasarkan produk Perusahaan.

3. Etika Perusahaan dengan Pesaing

Pertamina menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi

dengan cara:

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 5: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

59

a. Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui

posisi pesaing.

b. Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan

produk dan layanan yang bermutu.

4. Etika Perusahaan dengan Penyedia Barang/Jasa

Pertamina menciptakan iklim kompetisi yang adil (fair) dan transparan dalam

pengadaan barang dan jasa dengan cara:

a. Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada kemampuan

dan prestasi.

b. Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa dengan tepat

waktu dan tepat jumlah.

c. Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa yang

melakukan pelanggaran.

d. Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa

termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan.

e. Memanfaatkan hubungan baik dengan penyedia barang dan jasa sebagai

market intelligent dan competitor intelligent.

f. Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya e-

procurement).

5. Etika Perusahaan dengan Mitra Kerja

Pertamina meningkatkan iklim saling percaya, menghargai dan memupuk

kebersamaan dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku

dengan cara:

a. Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan

dengan mitra kerja dan tidak melanggar aturan dan prosedur.

b. Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan

terbaik.

c. Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari

solusi yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 6: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

60

6. Etika Perusahaan dengan Kreditur/Investor

Pertamina menerima pinjaman/penanaman modal hanya ditujukan untuk

kepentingan bisnis dan peningkatan nilai tambah Perusahaan dengan cara:

a. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon kreditur/

investor.

b. Memilih kreditur/ investor berdasarkan aspek kredibilitas dan bonafiditas

yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Menerima pinjaman/ penanaman modal yang diikat melalui perjanjian

yang sah dengan klausul perjanjian yang mengedepankan prinsip

kewajaran (fairness).

d. Memberikan informasi secara terbuka tentang penggunaan dana untuk

meningkatkan kepercayaan kreditur/ investor.

e. Menjajaki peluang bisnis dengan kreditur untuk meningkatkan

pertumbuhan Perusahaan.

7. Etika Perusahaan dengan Pemerintah

Pertamina berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan cara:

a. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat

dan Daerah.

b. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan

peraturan yang berlaku mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan,

lingkungan dan pelayanan.

8. Etika Perusahaan dengan Masyarakat

Pertamina melaksanakan program sosial dan kemayarakatan untuk

memberdayakan potensi masyarakat sekitar dan meningkatkan kualitas hidup

serta dapat bersinergi dengan program-program Pemerintah terkait, dengan cara:

a. Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang program sosial dan

kemasyarakatan serta kebijakan-kebijakan yang relevan.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 7: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

61

b. Memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan-

kegiatan Perusahaan dalam batas tertentu dan untuk mempromosikan

produk setempat dalam acara-acara Perusahaan.

c. Mengoptimalkan penyaluran program-program bantuan Perusahaan

kepada masyarakat.

d. Melarang pekerja memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar

kewenangannya.

e. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi

masyarakat berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.

9. Etika Perusahaan dengan Media Massa

Pertamina menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk

membangun citra yang baik dengan:

a. Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa.

b. Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang

disampaikan melalui media massa, namun tetap memperhatikan aspek

resiko dan biaya.

c. Mengundang media massa utuk mengekspose berita tentang Perusahaan.

10. Etika Perusahaan dengan Organisasi Profesi.

Pertamina menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi

profesi untuk meperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang

bisnis dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan:

a. Menerapkan standar-standar yang ditetapkan organisasi profesi.

b. Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.

Sedangkan Standar Tata Perilaku ini mengatur tentang:124

1. Etika kerja sesama Insan Pertamina

Etika kerja antar sesama insan Pertamina dilandasi dengan:

a. Bekerja profesional dan sadar biaya untuk menghasilkan kinerja yang

optimal.

124 Ibid.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 8: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

62

b. Jujur, sopan dan tertib.

c. Saling menghargai, terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan

masalah dengan musyawarah mufakat.

d. Saling membantu, memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan

tugas.

e. Mengkomunikasikan setiap ide baru dan saling mentransfer pengetahuan

dan kemampuan.

f. Mengambil inisiatif dan mengembangkan kompetensi dalam

melaksanakan tugas.

g. Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan

koreksi yang konstruktif secara santun.

h. Menghargai perbedaan gender, suku, agama, ras dan antar golongan.

2. Menjaga kerahasiaan data dan informasi Perusahaan

Insan Pertamina memanfaatkan data dan informasi perusahaan untuk

meningkatkan nilai tambah perusahaan dan pengambilan keputusan dengan cara:

a. Menggunakan sistem keamanan data yang memadai

b. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders

dengan tetap mempertimbangkan kepentingan perusahaan.

c. Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang

tidak berkepentingan baik selama bekerja maupun setelah berhenti bekerja.

d. Menyerahkan semua data yang berhubungan dengan perusahaan pada saat

berhenti bekerja.

e. Menjaga kerahasiaan informasi tentang konsumen.

3. Menjaga harta Perusahaan

Insan Pertamina mengoptimalkan pengunaan harta perusahaan dengan cara:

a. Bertanggung jawab atas pengelolaan harta perusahaan dan menghindarkan

penggunaannya di luar kepentingan perusahaan.

b. Mengamankan harta perusahaan dari kerusakan dan kehilangan.

c. Melakukan penghematan pemakaian energi.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 9: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

63

4. Menjaga keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan

Lingkungan (K3LL)

Insan Pertamina menjadikan keamanan dan K3LL sebagai bagian dari budaya

kerja untuk menciptakan suasana kerja yang tertib, aman, handal, nyaman dan

berwawasan lingkungan dengan cara:

a. Menguasai dan memahami situasi dan kondisi kerja serta menerapkan

sistem keamanan dan K3LL di lingkungan kerja secara konsisten.

b. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh gangguan

keamanan, kecelakaan, pencemaran dan bencana alam.

5. Mencatat data dan pelaporan

Insan Pertamina mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat waktu

dengan cara:

a. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan

dapat dipertanggungjawabkan.

b. Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat komunikatif untuk

dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik

guna perbaikan kinerja.

c. Tidak menyembunyikan data dan laporan yang seharusnya disampaikan.

6. Menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan

Insan Pertamina menghindari kondisi, situasi ataupun kesan adanya benturan

kepentingan dan penyalahgunaan jabatan dengan cara:

a. Mematuhi peraturan, sistem dan prosedur yang ditetapkan.

b. Tidak memiliki saham/ kepemilikan dalam badan usaha yang menjadi

mitra atau pesaing perusahaan dalam jumlah yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan termasuk suami/ istri dan anak.

c. Tidak memiliki usaha yang berhubungan langsung dengan aktivitas

perusahaan, termasuk suami/ istri dan anak.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 10: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

64

d. Tidak merangkap jabatan dan pekerjaan di perusahaan lain termasuk anak

perusahaan yang dapat mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi

tidak objektif.

e. Tidak memberikan atau menerima pinjaman dari penyedia barang/ jasa

dan konsumen.

7. Menerima hadiah/ cindera mata/ gratifikasi dan entertainment

Insan Pertamina tidak menerima hadiah/ cinderamata/ gratifikasi dalam bentuk

apapun yang berhubungan dengan jabatan dan pekerjaannya, kecuali:

a. Menerima entertainment dalam bentuk jamuan makan.

b. Menerima benda-benda promosi yang mencantumkan logo/ nama

perusahaan pemberi.

8. Memberi hadiah/ cindera mata dan entertainment

Insan Pertamina dapat memberikan hadiah/ cindera mata dan entertainment

kepada pihak lain dengan syarat:

a. Menunjang kepentingan perusahaan, dan

b. Tidak dimaksudkan untuk menyuap, dan

c. Telah dianggarkan oleh perusahaan, dan

d. Apabila hadiah/ cindera mata berupa benda maka harus mencantumkan

logo/ nama Pertamina.

9. Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang (Narkoba) dan minuman

keras (Miras)

Insan Pertamina bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras.

10. Aktivitas politik

Insan Pertamina bersikap netral terhadap semua partai politik dengan cara:

a. Tidak menggunakan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan golongan/

partai politik tertentu.

b. Tidak merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik dan/ atau anggota

legisatif.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 11: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

65

c. Tidak membawa, memperlihatkan, memasang serta mengedarkan simbol,

gambar dan ornamen partai politik di lingkungan Perusahaan.

Good Corporate Governance dalam Pertamina diwujudkan melalui Code

of Corporate Governance dan Code of Conduct. Keduanya merupakan acuan

utama bagi seluruh Organ Perusahaan dalam menerapkan praktik-praktik Good

Corporate Governance.

Selain itu Pertamina juga mempunyai Komite GCG yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:125

1) Memantau pelaksanaan dan mengevaluasi hasil assesment berkala tentang

penerapan GCG untuk memastikan efektifitas peranan organ-organ RUPS,

Komisaris dan Direksi dan organ pendukung dalam penegakan GCG yakni

Sekretaris Perseroan, Sekretaris Komisaris, Satuan Pengawas Intern,

Komite Audit dan Komite Komisaris lainnya.

2) Memberikan rekomendasi tentang penyempurnaan sistem dan

kelengkapan GCG Perusahaan serta memantau pelaksanaannya, terutama

berkenaan dengan:

a. Pedoman Corporate Governance (Code of CG);

b. Pedoman Perilaku (Code of Conduct);

c. Statement of Corporate Intent (SCI);

d. Board Manual.

3) Meriviu rencana kerja dan laporan tentang pelaksanaan GCG sebagai

bagian dari Laporan Tahunan Perusahaan.

4) Melakukan kajian tentang praktek-praktek terbaik GCG (best practice)

untuk dapat diimplementasikan di Perusahaan.

5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris yang terkait

dengan pengembangan dan penerapan GCG.

125 “Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance),” http://www.pertamina.com/download/profil/PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf, 16 September 2008.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 12: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

66

Dengan adanya komite GCG ini penerapan GCG dapat diawasi dengan

lebih efektif. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah diatur secara

seksama dalam Code of Corporate Governance dan Code of Conduct yang

dikeluarkan oleh Pertamina ini.

4.3 CODE OF CONDUCT INTERNATIONAL

Good Corporate Governance juga diterapkan pada banyak perusahaan-

perusahaan di dunia. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-

perusahaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Code of Conduct masing-masing

perusahaan. Organisasi-organisasi internasional pun banyak yang mengeluarkan

Code of Conduct Internasional.126 Ada banyak Code of Conduct Internasional

yang mengatur banyak bidang, seperti International Code of Conduct for Public

Service, International Code of Conduct Against Coruption, dan belum lagi Code

of Conduct yang dibuat oleh masing-masing Negara.

International Code of Conduct terdiri dari prinsip-prinsip Good Corporate

Governance. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang biasa digunakan

antara lain yaitu prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dibuat oleh

OECD.

OECD menciptakan prinsip-prinsip good corporate governance dengan

harapan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan internasional (international

benchmark) bagi para penguasa Negara, investor, perusahaan dan para

stakeholders perusahaan (termasuk pemegang saham), baik di Negara-negara

anggota OECD maupun bagi Negara non-anggota.127 Dengan demikian prinsip-

prinsip Good Corporate Governance diterapkan pada banyak Code of Conduct

International.

126 “International Code of Conduct: OECD Guidelines,” http://www.cbi.eu/marketinfo/cbi/docs/international_code_of_conduct_oecd_guidelines, 28 Oktober 2008 127 Siswanto Sutojo dan E John Aldridge, Good Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat (Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2005), hal. 9.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 13: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

67

Sebagai perbandingan akan dibahas code of conduct mengenai perusahaan

internasional yang bergerak di bidang yang sama dengan Pertamina, yaitu Shell.

Menurut Shell Code of Conduct, Code of Conduct ialah titik acuan umum bagi

siapa saja yang tidak jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka. Code of

Conduct merupakan perwujudan peraturan dasar, standar dan tingkah laku yang

diperlukan untuk mencapai tujuan. Di dalamnya tersedia persyaratan dan petunjuk

sejelas dan sekonsiten yang dimungkinkan dalam satu dokumen untuk semua

pegawai Shell. Termasuk juga didalamnya kumpulan hukum dan kebijakan yang

diperlukan. Code of Conduct ini merupakan komponen penting bagi Kerangka

Kontrol Shell.128

Hal-hal yang diatur dalam Code of Conduct Shell, yaitu:129

1. National And International Trade (Perdagangan Nasional dan Internasional).

Dalam bagian ini diatur mengenai Hukum Persaingan Usaha dan Anti

Monopoli, Kontrol Ekspor dan Sanksinya, serta Kontrol Impor dan

Sanksinya.

2. Health, Safety, Security And the Environment (Kesehatan, Keselamatan,

Keamanan dan Lingkungan).

Dalam bagian ini diatur mengenai kesehatan, keselamatan, keamanan dan

lingkungan.

3. Personal And Business Integrity (Integritas Perorangan dan Bisnis)

Dalam bagian Integritas Perorangan dan Bisnis ini diatur mengenai

penyuapan dan korupsi, konflik kepentingan, pemberian dan jamuan,

penjualan yang dilakukan oleh orang dalam, pembayaran dan aktivitas

politik.

4. Financial And Asset Protection (Perlindungan Keuangan dan Asset)

Dalam bagian ini diatur mengenai keterbukaan publik, laporan keuangan,

pencucian uang dan perlindungan terhadap asset perusahaan.

128 “Shell Code of Conduct”, http://www-static.shell.com/static/aboutshell/downloads/who_we_are/code_of_conduct/english.pdf, hal.4. 129 Ibid., hal.1.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 14: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

68

5. People (Orang)

Dalam bagian ini diatur mengenai kesempatan yang sama, gangguan dan

penyalahgunaan subtansi.

6. Information Management (Manajemen Informasi).

Dalam bagian Manajemen Informasi ini diatur mengenai kekayaan

intelektual, perlindungan dan privasi data, manajemen record, komunikasi

bisnis dan kode email, penggunaan personal dan komunikasi.

Shell merupakan perusahaan global, beroperasi di dunia yang selalu

berubah-ubah. Jadi tidak mungkin bagi seorang pegawai Shell untuk memprediksi

hambatan-hambatan yang akan datang. Jika dihadapi dengan suatu masalah maka

Code of Conduct ini merupakan tempat awal untuk mencari petunjuk, nasihat dan

jawaban karena Code of Conduct ini menyediakan berbagai macam informasi

yang berguna. Informasi tersebut antara lain:130

a. Menyediakan nasihat praktis bagaimana untuk mematuhi peraturan dan

hukum.

b. Menyediakan syarat-syarat yang diperlukan dan petunjuk bagaimana

seharusnya bertindak terhadap kolega, pelanggan, pemegang saham,

komunitas, penjual, kompetitor dan pemerintah.

c. Mengarahkan langsung kepada sumber informasi yang berguna.

d. Dapat membantu pertanyaan sulit mengenai etika usaha dan perilaku

bisnis dan menjelaskan bagaimana mendapatkan nasihat rahasia.

Mengenai pelanggaran terhadap Shell Code of Conduct juga diatur

didalamnya. Jika terjadi pelanggaran maka dapat dilaporkan kepada pihak

manajemen atau bagian Sumber Daya Manusia (Human Resources), dengan

melalui Business or Functional Compliance Officer di masing-masing Negara

atau menghubungi Shell Compliance Office. Shell juga menyediakan saluran

langsung internasional melalui Shell Global Helpline yang dapat diakses melalui

130 Ibid., hal. 05.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 15: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

69

telepon atau internet. Shell juga melindungi pihak-pihak yang melaporkan adanya

pelanggaran Shell Code of Conduct.131

Perusahaan shell mengenali lima area tanggungjawab, yang terdiri dari:132

1) Tanggungjawab kepada Pemegang Saham

Melindungi investasi pemegang saham dan menyediakan pengembalian

jangka panjang yang kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain.

2) Tanggungjawab kepada Pelanggan

Mendapatkan dan memelihara pelanggan dengan melakukan

pengembangan dan menyediakan produk dan jasa yang mempunyai nilai tambah

dalam harga, kualitas, keamanan dan dampak lingkungan yang didukung oleh

teknologi terkini, keahlian lingkungan dan komersial

3) Tanggungjawab kepada Pegawai

Menghargai hak asasi manusia dari pegawai dan menyediakan kondisi

kerja yang baik dan aman.

4) Tanggungjawab kepada Pihak Yang Ada Hubungan Bisnis

Mencari hubungan yang menguntungkan antara kontraktor, supplier dan

dalam joint ventures.

5) Tanggungjawab kepada Masyarakat.

Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku didalam masyarakat dan

berkontribusi dalam bidang kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan.

131 Ibid., hal. 07. 132 Ibid., hal. 09.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 16: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

70

Didalam Shell Code of Conduct juga diatur mengenai Prinsip-prinsip

Bisnis Umum Shell, yaitu terdiri dari:133

1) Prinsip 1 Ekonomi

Keuntungan jangka panjang merupakan tujuan utama bisnis perusahaan

dan untuk pertumbuhan perusahaan. Kemudian dalam Prinsip Ekonomi ini diatur

juga antara lain mengenai kriteria bagi pengambilan keputusan untuk investasi

dan divestasi.

2) Prinsip 2 Kompetisi

Berkompetisi secara wajar dan sesuai etika dalam kerangka Hukum

Persaingan Usaha.

3) Prinsip 3 Integritas Bisnis

Shell menekankan pada kejujuran, integritas dan kewajaran dalam setiap

aspek bisnis. Penawaran langsung maupun tidak langsung, pembayaran ataupun

penerimaan suap dalam segala bentuk tidak diperbolehkan.

4) Prinsip 4 Aktivitas Politik

Shell tidak memberikan sumbangan kepada organisasi politik dan Shell

juga tidak berpartisipasi dalam politik. Namun dalam hubungan dengan

pemerintahan, Shell mempunyai hak dan kewajiban untuk menyatakan posisinya

dalam berbagai masalah yang dapat mempengaruhi perusahaan, pegawai,

pelanggan, pemegang saham atau komunitas lokal yang sesuai dengan Business

Principles. Pegawai Shell diberikan kebebasan untuk berpartisipasi dalam politik.

5) Prinsip 5 Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan

Shell mempunyai pendekatan sistematik dalam bidang kesehatan, keselamatan,

keamanan dan manajemen lingkungan dalam rangka untuk mencapai performa

manajemen yang berkelanjutan.

133 Ibid., hal. 11.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 17: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

71

6) Prinsip 6 Komunitas Lokal

Shell mengatur dampak sosial dari aktivitas bisnis dengan hati-hati dan bekerja

untuk keuntungan komunitas lokal.

7) Prinsip 7 Komunikasi dan Perjanjian

Dalam berinteraksi dengan pegawai, partner bisnis dan komunitas lokal, Shell

mengedepankan kejujuran dan tanggungjawab.

8) Prinsip 8 Pemenuhan

Shell akan mematuhi dan memenuhi hukum dan peraturan di negara tempat Shell

beroperasi.

Code of Conduct Shell ini memang tidak jauh berbeda dengan Code of

Conduct Pertamina. Keduanya sama-sama mengatur tentang etika usaha dan tata

perilaku dalam bisnis. Namun apabila dilihat dengan lebih seksama maka akan

terlihat bahwa Code of Conduct Shell memang lebih lengkap dibandingkan

dengan Code of Conduct Pertamina. Ada hal-hal tertentu yang telah diatur dalam

Code of Conduct Shell namun belum diatur dalam Code of Conduct Pertamina,

antara lain yaitu mengenai laporan keuangan, pencucian uang, dan kekayaan

intelektual. Hal-hal tersebut belum diatur dalam Code of Conduct Pertamina. Shell

Code of Conduct memang tidak merujuk langsung pada prinsip Good Corporate

Governance seperti dalam Code of Conduct Pertamina, namun prinsip Good

Corporate Governance terdapat dalam Shell Code of Conduct.

4.4 PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM

PENJUALAN TANKER VLCC PERTAMINA

Good Corporate Governance merupakan kaedah, norma ataupun pedoman

korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat, untuk

mensosialisasikan hal tersebut khususnya dalam menegakkan prinsip transparansi,

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 18: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

72

pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang transparansi BUMN,

akuntabilitas BUMN dan pembentukan Komite Audit. 134

Pertamina sebagai sebuah BUMN, harus menggunakan prinsip Good

Corporate Governance sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini

dikarenakan UU No.19 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap BUMN harus

menerapkan prinsip Good Corporate Governance. Pasal 5 ayat 3 dan Pasal 6 ayat

3 UU No19 tahun 2003 secara jelas menyebutkan bahwa direksi dan komisaris

BUMN dalam melakukan pengelolaan perusahaannya harus berpedoman pada

prinsip Good Corporate Governance. Dalam menjalankan kegiatan usahanya,

Pertamina haruslah melaksanakannya sesuai dengan prinsip Good Corporate

Governance. Jika Direksi Pertamina tidak melakukan prinsip Good Corporate

Governance maka menurut Pasal 23 ayat 2 huruf C PP No.45 Tahun 2005

Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, Dan Pembubaran BUMN yang

berbunyi pemberhentian anggota direksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dilakukan apabila berdasarkan kenyataan anggota direksi yang bersangkutan tidak

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan

anggaran dasar.135 Apabila direksi suatu BUMN tidak melaksanakan prinsip Good

Corporate Governance yang diatur dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN,

maka direksi BUMN tersebut dapat dikatakan telah melanggar ketentuan

peraturan perundang-undangan. Sanksi yang dapat diberikan ialah pemberhentian

melalui keputusan RUPS.

Hal yang sama juga terhadap komisaris, menurut Pasal 56 ayat 2 huruf b

PP No.45 Tahun 2005 dikatakan bahwa pemberhentian anggota komisaris dan

dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan apabila

berdasarkan kenyataan anggota komisaris dan dewan pengawas yang

bersangkutan tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

134 Ingke Yosi Hermawati, “Penerapan GCG Pada BUMN (Studi Kasus: PT. Timah, Tbk),” (Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2004). 135 Indonesia, PP Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, Dan Pembubaran BUMN, PP No. 45 Tahun 2005, LN No.117 Tahun 2005, TLN No.4556, pasal 23 ayat 2 huruf c.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 19: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

73

dan/atau ketentuan anggaran dasar. 136 Sanksi yang dapat diberikan juga berupa

pemberhentian melaui RUPS.

Prinsip Good Corporate Governance dalam Pertamina diwujudkan dalam

bentuk Code of Conduct Pertamina. Ini berarti jika pengelolaan Pertamina harus

berdasarkan Good Corporate Governance maka pengelolaan Pertamina haruslah

sesuai dengan Code of Conduct Pertamina. Pokok permasalahan yang utama yang

akan dibahas adalah penerapan Good Corporate Governance dalam penjualan

tanker VLCC Pertamina. Permasalahan ini akan dibahas sesuai dengan prinsip-

prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance yaitu transparansi,

kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran.

4.4.1 TRANSPARANSI (TRANSPARENCY)

Pengertian transparansi menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor

117/2002, ialah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai

perusahaan.137 Transparansi dalam Code of Conduct Pertamina telah dijabarkan

dalam Bagian II Standar Etika Usaha mengenai Etika Perusahaan Dengan Media

Massa yang berbunyi:

Pertamina menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk

membangun citra yang baik dengan:

a. Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media

massa.

b. Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang

disampaikan melalui media massa, namun tetap memperhatikan

aspek resiko dan biaya.

c. Mengundang media massa untuk mengekspose berita tentang

Perusahaan.

136 Ibid., pasal 56 ayat 2 huruf b. 137 Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Tentang Penerapan GCG Pada BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002, pasal 3 huruf a.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 20: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

74

Pada kasus penjualan tanker VLCC Pertamina ini prinsip transparansi

tidak dilakukan dengan semestinya. Hal ini bisa dilihat pada saat pelaksanaan

Divestasi VLCC tersebut adalah dengan pengumuman terbatas melalui undangan

yang didalamnya disertakan persyaratan tender.138 Jadi Divestasi VLCC ini hanya

diketahui oleh pihak-pihak yang diundang oleh Pertamina untuk mengikuti tender.

Pihak-pihak di luar pihak yang diundang tidak mengetahui adanya proses

Divestasi VLCC tersebut.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Pertamina sebenarnya tidak pernah

mempublikasikan rencana Divestasi VLCC tersebut, namun sebelum tanggal 16

April 2004 Divisi Perkapalan Pertamina sudah menerima surat dari beberapa

perusahaan yang berminat untuk membeli VLCC.139 Hal ini berarti Pertamina

sebenarnya tidak pernah mempublikasikan rencana Divestasi VLCC tersebut.

Pertamina tidak memberitahu media massa bahwa akan ada Divestasi VLCC.

Media massa hanya mengetahui Divestasi VLCC yang telah terjadi, bukan

sebelum dan pada saat Divestasi VLCC itu terjadi. Pemberitaan yang ramai di

media massa pun terjadi pada saat penjualan tanker VLCC ini diperiksa oleh

KPPU. Jika ada pemberitaan di media massa mengenai rencana Divestasi VLCC

ini maka itu bukanlah pemberitahuan resmi dari Pertamina, karena sebenarnya

Pertamina tidak pernah mempublikasikan rencana Divestasi VLCC tersebut.

Jadi Pertamina tidak menginformasikan kepada media massa tentang

rencana Divestasi VLCC tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip transparansi

yang terdapat dalam Code of Conduct Pertamina yang dijabarkan dalam Etika

Perusahaan Dengan Media Massa. Dalam Code of Conduct ini Pertamina

seharusnya memberikan informasi kepada media massa mengenai rencana

Divestasi VLCC. Dalam Code of Conduct inipun disebutkan bahwa Pertamina

secara aktif mengundang media massa untuk mengekspose berita mengenai

Pertamina, tidak hanya menunggu datangnya media massa.140

138”Putusan KPPU Perkara Nomor: 07/KPPU-L/2004,” http://www.KPPU.go.id/docs/Putusan/putusan_VLCC.pdf, 16 September 2008, hal.6. 139 Ibid., hal. 6. 140 “Pedoman Etika Usaha & Tata Perilaku (Code of Conduct),” http://www.pertamina.com/download/profil/Pertamina_Code_of_CONDUCT.pdf, 16 September 2008.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 21: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

75

Karena itu prinsip transparansi yang terdapat dalam Code of Conduct

Pertamina tidak terpenuhi. Pertamina pada waktu melakukan Divestasi VLCC

tersebut tidak melaksanakan prinsip transparansi dengan baik.

4.4.2 KEMANDIRIAN (INDEPENDENCE)

Pengertian kemandirian dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor

117/2002, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional

tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat.141 Prinsip ini dijabarkan melalui Code of Conduct Pertamina

Bagian II tentang Standar Etika Usaha mengenai Etika Perusahaan Dengan

Penyedia Barang Dan Jasa, yaitu:

Pertamina menciptakan iklim kompetisi yang adil (fair) dan transparan dalam

pengadaan barang dan jasa dengan cara:

a. Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada

kemampuan dan prestasi.

b. Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa

dengan tepat waktu dan tepat jumlah.

c. Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa

yang melakukan pelanggaran.

d. Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan

jasa termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan.

e. Memanfaatkan hubungan baik dengan penyedia barang dan jasa

sebagai market intelligent dan competitor intelligent.

f. Menetapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya

e-procurement).

141Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Tentang Penerapan GCG Pada BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002, pasal 3 huruf b.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 22: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

76

Dalam kasus VLCC Pertamina, pihak Pertamina memang menetapkan

penjualan tanker VLCC Pertamina melalui tender. Namun pihak yang

melaksanakan tender itu ialah Goldman Sach yang ditunjuk langsung oleh

Pertamina. Sehingga walaupun pemenang tender ditetapkan berdasarkan tender itu

namun pihak yang menyelenggarakan tender itu ditunjuk secara langsung.

Alasan Goldman Sach ditunjuk secara langsung ialah karena rapat antara

Direksi Pertamina dengan Dewan Komisaris Pertamina memutuskan Divestasi

VLCC harus selesai dalam waktu 1 (satu) bulan, adanya keterbatasan kemampuan

Pertamina untuk menjual tanker VLCC, lalu Goldman Sach memiliki kredibilitas

dan kemampuan yang sudah mendunia serta memiliki jaringan yang luas untuk

mencari pembeli potensial di luar negeri dan memiliki pengalaman dalam

penjualan aset serta sebelumnya Goldman Sachs bekerja pada Pertamina tanpa

retainer fee.142 Namun diketahui pada saat persidangan oleh KPPU, ternyata

Goldman Sach mempunyai saham dalam perusahaan yang menang tender VLCC

itu, yaitu Frontline, Ltd yang beralamat di Bermuda. Goldman Sachs mempunyai

saham sebesar 0,14% (nol koma empat belas persen) saham pada Frontline,

Ltd.143

Hal ini menunjukkan adanya kepentingan Goldman Sachs dengan

kemenangan Frontline, Ltd atas tender VLCC. Memang penunjukkan Goldman

Sachs telah sesuai dengan prinsip kemandirian yang terdapat dalam Code of

Conduct Pertamina tentang Etika Perusahaan Dengan Penyedia Barang dan Jasa.

Yaitu penunjukkan Goldman Sachs didasarkan atas kemampuan dan prestasi dari

Goldman Sachs tersebut. Pemenang tender VLCC tersebut yaitu Frontline, Ltd

pun telah ditunjuk atas dasar kemenangannya dalam proses tender. Namun

terdapat benturan kepentingan antara Pertamina, Goldman Sachs dan Frontline,

Ltd. Goldman Sachs memiliki saham di Frontline, Ltd sehingga kemenangan

Frontline, Ltd dalam proses tender Divestasi VLCC tersebut menjadi kepentingan

Goldman Sachs juga. Goldman Sachs dapat mempengaruhi proses tender VLCC

142”Putusan KPPU Perkara Nomor: 07/KPPU-L/2004,” http://www.KPPU.go.id/docs/Putusan/putusan_VLCC.pdf, 16 September 2008, hal.5. 143 Ibid., hal. 8.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 23: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

77

Pertamina tersebut karena Goldman Sachs merupakan financial advisor dan

arranger yang ditunjuk oleh Pertamina dalam Divestasi VLCC tersebut.

Jadi sebenarnya Pertamina secara tidak langsung mendapatkan pengaruh

dan tekanan dari Goldman Sachs. Hal ini bisa dilihat pada saat Direksi Pertamina

menyampaikan usulan agar Essar dan OSG diberikan kesempatan untuk

memasukkan penawaran ketiga, namun usulan ini ditolak oleh Goldman Sachs

dengan alasan waktu yang tersedia terbatas dan Goldman Sachs menyampaikan

pada Petamina bahwa Pertamina memiliki hak untuk tidak memberikan penjelasan

kepada para peserta atas keputusan mengenai proses tender.144 Seharusnya Essar

dan OSG diberikan kesempatan yang sama dengan Frontline, Ltd untuk

mengajukan penawaran ketiga.

Menurut Code of Corporate Governance Pertamina yang sesuai dengan

Keputusan Menteri BUMN, kemandirian ialah keadaan dimana perusahaan

dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau

tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.145 Maka prinsip

kemandirian ini belum dipenuhi oleh Pertamina. Pertamina dalam Divestasi

VLCC ini masih dipengaruhi oleh pihak lain dalam hal ini Goldman Sachs.

4.4.3 AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)

Akuntabilitas dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/2002 ialah

kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perseroan sehingga

pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.146 Hal ini terdapat pada Code of

Corporate Governance Bagian II mengenai Struktur Corporate Governance.

Dalam bagian ini diatur wewenang, tugas, dan tanggung jawab Organ Perusahaan.

144 Ibid., hal. 8. 145 “Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance),” http://www.pertamina.com/download/profil/PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf, 16 September 2008. 146 Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Tentang Penerapan GCG Pada BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002, pasal 3 huruf c.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 24: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

78

Hal yang menarik ialah pada kasus VLCC, terungkap pada persidangan

KPPU dikatakan penjualan tanker VLCC tersebut telah disetujui oleh RUPS.147

Dalam penjualan tanker VLCC Pertamina, Direksi dan Komisaris

Pertamina sebenarnya telah memainkan peranannya dengan baik. Penjualan

tersebut memang dilaksanakan oleh Direksi atas persetujuan dengan Komisaris.

Hanya saja persetujuan RUPS diterima setelah proses tender selesai. Pemenang

tender ditentukan pada tanggal 10 Juni 2004, sedangkan persetujuan RUPS atas

divestasi VLCC diterima tanggal 11 Juni 2004. Ini berarti persetujuan RUPS

dalam hal pengalihan aktiva dilakukan setelah proses tender selesai. Seharusnya

persetujuan RUPS diberikan pada saat sebelum dimulainya proses tender.

Berdasarkan Pasal 14 ayat 3 UU No.19 tahun 2003, kewenangan RUPS

ialah:

a. Perubahan jumlah modal;

b. Perubahan anggaran dasar;

c. Rencana penggunaan laba;

d. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran

persero;

e. Investasi dan pembiayaan jangka panjang;

f. Kerjasama persero;

g. Pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;

h. Pengalihan aktiva.

Kewenangan mengalihkan aktiva memang merupakan kewenangan RUPS,

tetapi persetujuan tersebut seharusnya diberikan sebelum dimulainya proses

tender. Bukan sesudah proses tender selesai.

Dalam Code of Corporate Governance Pertamina, tidak disebutkan

adanya kewenangan RUPS untuk mengalihkan aktiva perusahaan. Seharusnya

kewenangan RUPS untuk mengalihkan aktiva dicantumkan dalam Code of

Corporate Governance ini.

147”Putusan KPPU Perkara Nomor: 07/KPPU-L/2004,” http://www.KPPU.go.id/docs/Putusan/putusan_VLCC.pdf, 16 September 2008, hal.8.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 25: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

79

Namun karena yang dimaksud dengan prinsip akuntabilitas dalam Code of

Corporate Governance Pertamina adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara

efektif, 148 maka dalam kasus penjualan tanker VLCC Pertamina ini prinsip

tersebut belum terpenuhi. Hal ini dikarenakan persetujuan RUPS diberikan setelah

proses tender selesai. Sehingga RUPS tidak melaksanakan fungsinya dengan baik.

4.4.4 PERTANGGUNGJAWABAN (RESPONSIBILITY)

Pertanggungjawaban menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor

117/2002 ialah kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Hal

ini dimaksudkan bahwa dalam pengelolaan perusahaan tidak boleh melanggar

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.149

Prinsip ini diwujudkan salah satunya dalam Bagian II Standar Etika Usaha

tentang Etika Perusahaan Dengan Pemerintah yang terdapat dalam Code of

Conduct Pertamina, yaitu:

Pertamina berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan cara:

a. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah

Pusat dan Daerah.

b. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan

memperhatikan peraturan yang berlaku mengenai kualitas produk,

kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pelayanan.

Dalam kasus penjualan VLCC Pertamina terdapat hal yang melanggar

peraturan perundang-undangan yaitu adanya kerugian negara yang ditimbulkan

148“Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance),” http://www.pertamina.com/download/profil/PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf, 16 September 2008. 149 Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Tentang Penerapan GCG Pada BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002, pasal 3 huruf d.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 26: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

80

oleh penjualan itu. Namun pihak Pertamina sendiri berdalih bahwa Pertamina

merupakan BUMN, sehingga kerugian yang diderita Pertamina bukanlah kerugian

negara. Negara hanya berkedudukan sebagai pemegang saham saja dalam

Pertamina.

Selain itu pihak Pertamina juga mengatakan bahwa penjualan VLCC itu

perlu karena adanya ancaman penyitaan aset Pertamina di luar negeri pada waktu

itu oleh Karaha Bodas. Sehingga daripada disita lebih baik dijual saja, begitulah

anggapan pihak Pertamina pada waktu itu.

Kemudian penjualan tanker VLCC Pertamina juga dicurigai melanggar

Pasal 16, Pasal 19 huruf d dan Pasal 22 UU No 5 tahun 1999 Tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam putusannya yang

bernomor 07/KPPU-L/2004, KPPU menyatakan Pertamina bersalah. Putusan

KPPU ini dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, namun KPPU

mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan kasasi

yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung menyatakan Pertamina telah melakukan

monopoli dalam penjualan dua unit tanker VLCC.150 Sehingga dapat dianggap

bahwa Pertamina telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian Pertamina juga tidak menerapkan prinsip-prinsip korporasi

yang sehat. Hal ini bisa dilihat karena Pertamina tidak mengetahui bahwa

Goldman Sachs memiliki saham di Frontline, Ltd. Pertamina baru mengetahui

setelah hal itu diberitakan di media massa.151 Seharusnya Pertamina mengetahui

hal tersebut. Karena kepemilikan Frontline, Ltd oleh Goldman Sachs dapat

mempengaruhi proses tender Divestasi VLCC dimana Goldman Sachs

berkedudukan sebagai financial advisor dan arranger dari Divestasi VLCC

tesebut.

Jadi Pertamina telah melanggar peraturan perundang-undangan dan

Pertamina juga tidak melaksanakan prinsip-prinsip korporasi yang sehat, sehingga

prinsip pertanggungjawaban ini belum dipenuhi oleh Pertamina. 150 “KPK Masih Selidiki Soal Dugaan Korupsi Kasus Penjualan Tanker VLCC,” http://www.kapanlagi.com/h/0000154282.html, 23 November 2008. 151”Putusan KPPU Perkara Nomor: 07/KPPU-L/2004,” http://www.KPPU.go.id/docs/Putusan/putusan_VLCC.pdf, 16 September 2008, hal.8.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009

Page 27: BAB IV PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123763-PK IV 2078.8166-Good... · terbaik kepada pelanggan. 5. Commercial (Komersial): Menciptakan

81

4.4.5 KEWAJARAN (FAIRNESS)

Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/2002 kewajaran ialah

keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul

berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.152

Hubungan dengan stakeholders ini diatur dalam Code of Corporate Governance

Pertamina Bagian V mengenai Pengelolaan Hubungan Dengan Stakeholders.

Yang dimaksud dengan stakeholders dalam Code of Corporate

Governance Pertamina ialah pihak-pihak yang secara langsung atau tidak

langsung menerima keuntungan-keuntungan atau menanggung beban dan yang

terpengaruh oleh keberadaan Perusahaan atau dapat mempengaruhi keputusan,

kebijakan serta operasi Perusahaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan

Perusahaan. 153

Pada kasus VLCC ini, Negara yang juga berkedudukan sebagai

stakeholders dalam Pertamina juga dirugikan dengan penjualan VLCC ini. Belum

lagi masyarakat yang juga merupakan stakeholders Pertamina. Hal ini disebabkan

dengan dijualnya kapal tanker VLCC Pertamina mengakibatkan Pertamina harus

menyewa kapal untuk mengangkut minyaknya. Ada kemungkinan hal ini bisa

mempengaruhi harga minyak dipasaran akibat mahalnya ongkos pengangkutan

minyak. Dengan demikian secara tidak langsung masyarakat yang akan

menanggung beban dari penjualan tanker VLCC tersebut.

Oleh karena itu prinsip kewajaran belum dipenuhi Pertamina dalam

penjualan tanker VLCC ini. Belum ada keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi

hak-hak negara dan hak-hak masyarakat sebagai stakeholders Pertamina.

152 Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Tentang Penerapan GCG Pada BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002, pasal 3 huruf e. 153 “Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance),” http://www.pertamina.com/download/profil/PertaminaCodeofCorporateGovernance.pdf, 16 September 2008.

Universitas Indonesia Good corporate..., Shalahuddin S, FHUI, 2009