BAB IV PENDEKATAN DESAIN BANGUNAN -...
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of BAB IV PENDEKATAN DESAIN BANGUNAN -...
62
BAB IV
PENDEKATAN DESAIN BANGUNAN
4.1. Pendekatan Desain Bangunan Secara Makro
Inti dari perancangan Pet Center adalah menyediakan sebuah wadah bagi
pemilik untuk memenuhi segala jenis kebutuhan hewan peliharaannya. Oleh
karena itu, perancangan akan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hewan
peliharaan dengan semaksimal mungkin sehingga kemudian pemilik akan tertarik
untuk membawa hewan peliharaannya ke Pet Center ini yang pada tahap
selanjutnya pemilik akan rela membayar berapapun demi hewan kesayangannya
mendapat penanganan yang terbaik. Hal ini tentu kemudian yang menjadi
pemenuhan hakikat bangunan Pet Center sebagai bangunan komersil.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka konsep desain bangunan adalah
konsep keterbukaan dan konsep pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan yang
notabene menjadi bagian penting dalam diri pemiliknya. Bila disusun dalam sebuah
kalimat, maka konsep yang akan diusung adalah “A Welcoming Space To Love
Your Loved Ones”. Jadi penekanan pada konsep desian ini adalah:
A Welcoming Space: Bangunan harus bisa memberikan kesan “selamat
datang” yang hangat bagi semua calon pengunjung Pet Center. Hal ini
akan diwujudkan pada massa bangunan yang mampu memberikan kesan
tersebut. Massa akan didesain sehingga terdapat landscape yang cukup
luas di bagian depan.
Gambar 4.1
Alternatif pembentukan massa bentukan yang sesuai dengan konsep.
Sumber: Analisis penulis
63
To Love: Desain mampu memberikan pemenuhan kebutuhan hewan
peliharaan secara profesional. Hal ini bisa diwujudkan dari kelengkapan
fasilitas dan desain ruang dengan memeperhatikan standar-standar yang
ada sehingga tercipta kenyamanan.
Gambar 4.2
Contoh desain yang baik dalam pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan.
Sumber: http://www.dvm360storage.com/ diakses pada 10 Januari 2015 pukul 22:50
Loved Ones: Perancangan desain tidak menganggap hewan peliharaan
sekedar sebagai hewan tetapi sebagai bagian penting dari pemiliknya.
Oleh karena itu, desain yang terwujud nanti harus bisa mengekspresikan
hubungan yang dekat antara pemilik dan hewan peliharaannya.
Gambar 4.3
Contoh desain yang mampu mengekspresikan kedekatan hewan peliharaan dengan
pemiliknya.
Sumber: http://www.dvm360storage.com/ diakses pada 10 Januari 2015 pukul 22:50
4.2. Pendekatan Desain Bangunan Secara Messo
Untuk pendekatan desain bangunan secara messo, akan ditilik dari tiga
fungsi utama bangunan yaitu sebagai sarana kesehatan, komerial, dan edukasi.
64
Fungsi Sarana Kesehatan
Fungsi sarana kesehatan akan dikembangkan dengan konsep “Fully-
Functional”, yaitu desain harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
menyangkut kesehatan hewan peliharaan secara efektif dan efisien dengan
cara penerapan standard-standard yang telah ada.
Fungsi Sarana Komersial
Selanjutnya fungsi sarana komersial akan mengangkat konsep “Dynamic”,
yaitu desain bersifat menyenangkan sehingga selain memberikan kemudahan
bagi pengunjung untuk melihat-lihat barang/jasa yang ditawarkan tetapi juga
mampu memanjakan pengunjung dengan desain atraktif. Hal ini diharapkan
akan mendorong pengunjung untuk membeli berbagai macam barang/jasa
yang ditawarkan.
Fungsi Sarana Edukasi
Yang terakhir, sarana edukasi pada Pet Center akan didesain menggunakan
konsep “Organic”. Dengan konsep organic, desain akan mampu
memanfaatkan kebaikan-kebaikan alam sehingga mampu mengurangi biaya
operasional tanpa mengurangi kenyamanan di dalam bangunan. Karena inti
dari sarana edukasi ini adalah sebuah community center yang mana siat-sifat
keruangannya cukup fleksibel (tidak harus mengikuti standar-standar yang
ketat) maka konsep organic ini dirasa penulis sangat cocok.
4.3. Pendekatan Desain Secara Mikro
4.3.1. Pendekatan Desain Arsitektural
4.3.1.1. Pendekatan Bentukan Massa Bangunan
Pengolahan massa bangunan akan meggunakan pendekatan site dan
pendekatan fungsi bangunan. Melalui pendekatan site, massa bangunan akan
diolah sehingga mampu memenuhi kebutuhan indoor dan outdoor bangunan. Juga
untuk mengolah tata landscape bangunan yang berhubungan dengan vegetasi,
lahan parkir, dan sirkulasi luar bangunan.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek diatas, maka pengolahan massa
bangunan yang dipiliha adalah bentuk pipih mengelilingi site sehingga akan
menyisakan banyak area di depan yang akan menjadi public area untuk
pengunjung dan area belakang yang akan menjadi private area untuk staff Pet
65
Center. Bangunan tidak akan didesain terlalu tinggi mengingat individu-individu
yang bermobilisasi dalam bangunan tidak hanya manusia tetapi juga hewan yang
tentunya akan sedikit mengalami kesulitan dan menimbulkan perasaan kurang
nyaman billa harus berpindah ke lantai yang terlalu tinggi.
Gambar 4.4
Pengolahan massa bangunan terhadap site.
Sumber: Analisa penulis
Untuk pendekatan fungsi bangunan, maka massa bangunan akan dirancang
sedemikian hingga mampu mewadahi fungsi utama bangunan, yaitu sebagai
sarana edukasi yang berupa community center, sarana kesehatan yang berupa
rumah sakit, dan saran komersil yang berupa pet shop. Oleh karena itu, bangunan
akan dirancang memiliki tiga massa yang saling berkaitan. Fungsi-fungsi selain tiga
tersebut diatas maupun sub-fungsi akan difasilitasi oleh area luas di depan massa
bangunan.
66
Gambar 4.5
Perancangan massa bangunan
Sumber: Analisa penulis
4.3.1.2. Pendekatan Orientasi Bangunan
Arah orientasi bangunan Pet Center akan dipertimbangkan berdasarkan dua
hal utama, yaitu aspek pencapaian dari jalan utama dan kondisi bangunan sekitar.
Aspek pencapaian Pet Center berasal dari jalan tepat disamping site dan Jalan
Selokan Mataram yang merupakan jalan arteri utama. Oleh karena hal ini,
bangunan akan dirancang menghadap kedua jalan ini sekaligus. Hal ini diharapkan
mampu membuat pengunjung untuk mudah menemukan lokasi Pet Center. Selain
itu, arah seperti ini akan menghindarkan bangunan mendapat panas langsung dari
matahari karena menghadap ke arah timur laut sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan pengguna bangunan.
Gambar 4.6
Orientasi bangunan
Sumber: Analisa penulis
67
Kondisi bangunan sekitar yang dimaksud adalah ketinggian dan bentukan
massanya. Hal ini perlu diamati agar bangunan yang dibangun nanti dapat menjadi
landmark baru di kawasan Seturan ini. Pet Center akan dirancang dengan bentuk
yang cenderung melengkung (kurva) untuk menyesuaikan dengan konsep dinamis
dan ceria yang lekat dengan hewan-hewan peliharaan. Bentuk lengkung ini juga
akan memeberikan kesan „selamat datang‟ bagi para pengunjung. Bentuk yang
kontras ini akan diimbangi dengan ketinggian bangunan yang tidak mendekati
rata-rata ketinggian bangunan sekitar sehingga bangunan Pet Center tetap
seimbang dengan bangunan disekitarnya.
4.3.1.3. Pendekatan Desain Ruang Luar
Yang dimaksud dengan ruang luar dari Pet Center adalah area di luar massa
bangunan Pet Center yang berfungsi sebagai tata landscape yang menunjang
fungsi dan kebutuhan-kebutuhan dari bangunan Pet Center. Perancangan ruang
luar dari Pet Center adalah sebagai berikut:
Ruang luar sebagai buffer dari segala polusi yang terdapat di luar site Pet
Center.
Terdapat sirkulasi yang jelas, baik bagi kendaraan bermotor maupun
pejalan kaki.
Mampu menampung berbagai fungsi-fungsi tambahan dari Pet Center.
Mampu berperan sebagai penunjang fasad bangunan.
4.3.1.4. Pendekatan Desain Ruang Dalam
Pendekatan ruang dalam akan mengacu pada tiga fungsi utama dari Pet
Center ini, yaitu edukasi, kesehatan, dan komersil. Untuk mendukung ketiga fungsi
tersebut, maka ruang dalam bangunan akan dirancang dengan poin-poin sebagai
berikut:
Kemudahan dan kejelasan sirkulasi harus sangant diperhatikan karena
pengguna bangunan akan membawa hewan-hewan peliharaan yang sangat
membutuhkan efisiensi sirkulasi.
Dimensi setiap ruang yang mampu menampung kapasitas pengunjung baik
manusia maupu hewan peliharaan.
Pemilihan material dalam bangunan yang tidak membahayakan khususnya
bagi hewan peliharaan.
68
Setiap ruangan harus memiliki atmosfer yang hangat dan menyenangkan
agar tidak menimbulkan efek traumatis bagi para hewan peliharaan.
4.3.1.5. Pendekatan Program Ruang
4.3.1.5.1. Zonasi
Zonasi pada Pet Center akan didasarkan pada jenis kegiatan dan kebutuhan
ruang dari masing-masing kegiatan tersebut. Secara umum, zonasi akan dibagi
seperti berikut:
Zona publik
Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas paling terbuka bagi para pengunjung.
Batasan spasial dalam zona ini sangat rendah. Contoh-contoh ruang pada
zona ini adalah Lobby dan area Pet Shop.
Zona semi-publik
Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup terbuka namun dengan
batas-batas spasial yang tinggi. Contoh-contoh ruang pada zona ini adalah
Auditorium, dan area Community Center.
Zona privat
Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas paling tertutup bagi para pengunjung.
Batasan spasial dalam zona ini sangat tinggi. Hanya staff Pet Center dan
pengunjung yang memiliki izin yang mampu mengakses zona ini. Contoh-
contoh ruang pada zona ini adalah ruang-ruang pada area rumah sakit.
4.3.1.5.2. Program Kegiatan
Macam-macam kegiatan pada Pet Center akan dikelompokkan menjadi
empat macam yaitu:
Kesehatan
Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan
peliharaan mulai dari pemeriksaan, tindakan operasi, hingga
pemeliharaan termasuk rawat inap dan kegiatan grooming.
Edukasi
Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
pembelajaran mengenai perawatan, perkenalan, dan segala macam hal
lain tentang hewan peliharaan. Penyuluhan, seminar, kumpul kelompok
pecinta hewan, dan berbagai macam lomba termasuk dalam jenis
kegiatan ini.
69
Komersil
Mencakup semua kegiatan jual-beli barang-barang kebutuhan maupun
hewan peliharaan itu sendiri.
Kegiatan-kegiatan Penunjang
Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
gedung Pet Center dan kegiatan-kegiatan administrasi di dalamnya.
Kegiatan Outdoor
Segala jenis kegiatan yang berlangsung di luar ruangan, misalnya lomba
dan pelatihan hewan peliharaan (agility training)
4.3.1.5.3. Hubungan Ruang
Hubungan ruang menunjukkan keterkaitan antar fungsi dari masing –
masing ruang dalam Pet Center, sehingga nantinya perancangan detil ruang dapat
memenuhi perannya terhadap fungsi-fungsi dari Pet Center.
Bagan 4.1
Hubungan antar-ruang pada Pet Center.
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.4. Kebutuhan dan Besaran Ruang
Ruang-ruang pada Pet Center dirancang supaya mampu menunjang tiga
fungsi utama dari Pet Center. Macam-macam ruang ini akan mengacu pada
program kegiatan seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab 4.1.1.2. Tabel-tabel
dibawah dihitung berdasarkan standar-standar yang terdapat pada buku Data
Arsitek dan Time Saver for Standar Building Type.
70
4.3.1.5.4.1. Kesehatan
Tabel 4.1
Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Kesehatan
NAMA RUANG KAPASITAS /
JUMLAH
PERKIRAAN LUAS/
m²
PERKIRAAN
TOTAL LUAS
(m²)
Ruang Tunggu 40 1.5 60
Ruang Periksa 4 16 64
Ruang
Diagnostik 2 20 40
Ruang Operasi 2 20 40
Ruang Rawat
Inap (Hewan
Sakit)
Anjing: 20
Kucing: 20
Burung: 15
Hewan Akuatik:
10 Akuarium
1.5
1
0.5
0.8
30
20
7.5
0.8
Ruang Penitipan
(Hewan Sehat)
Anjing: 30
Kucing:30
Burung: 5
Hewan Akuatik:
0
1.5
1
0.5
0.8
45
30
2.5
0
Ruang Bersalin 1 20 20
Ruang
Pelepasan 1 16 16
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.4.2. Edukasi
Tabel 4.2
Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Edukasi
NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/
m²
PERKIRAAN
TOTAL LUAS
(m²)
Perpustakaan 40 1.5 60
Auditorium 100 1.5 150
71
Showroom 50 1.5 75
Arena Lomba
(Indoor) 120 1.5 180
Arena Lomba
(Outdoor) 120 1.5 180
Hall/Ruang
Diskusi 50 1.5 75
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.4.3. Komersil
Tabel 4.3
Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Komersil
NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/
m²
PERKIRAAN
TOTAL LUAS
(m²)
Pet Shop 35 1 35
Toko
Merhandise 25 1 25
Ruang Grooming 5 2 10
Kafe 25 4 100
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.4.3. Penunjang
Tabel 4.4
Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Penunjang
Sumber: Analisis penulis
NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN
LUAS/ m²
PERKIRAAN
TOTAL LUAS
(m²)
Lobby 30 1.5 45
Ruang Arsip 1 15 15
Ruang Staff 6 4 24
Ruang Pimpinan 2 16 32
Ruang Rapat 10 1.5 15
72
Toilet 6 2 12
Pantry 1 9 9
Gudang 1 16 16
Ruang
Utilitas/Pengelolaan
Bangunan
Ruang ME
Ruang AHU
Ruang Genset
Ruang Kontrol
12
40
12
40
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.4.3. Outdoor
Tabel 4.5
Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Outdoor
NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/
m²
PERKIRAAN
TOTAL LUAS
(m²)
Taman 1500
Tempat Melatih
Hewan 10 100 1000
Parkir Mobil: 50
Motor: 25
13.5
2
675
50
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.1.5.5. Sirkulasi
Secara umum, perancangan sirkulasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perancangan sirkulasi dalam bangunan dan di luar bangunan. Untuk sirkulasi
dalam bangunan, haruslah dibuat sirkulasi yang jelas dan mudah dimengerti bagi
pemakainnya. Hal ini sangat dituntut karena individu yang menggunakan
bangunan tidak hanya manusia saja tetapi bersama hewan peliharaan masing-
masing.
73
Gambar 4.7
Ilustrasi sirkulasi dalam bagunan.
Sumber: http://mimuuu.blogspot.com/ diakses pada 20 Desember 2014 pukul 13:44
Sirkulasi linier diatas dianggap sangat cocok dengan tipe bangunan karena
sifatnya yang jelas dan dapat mempertahankan integritas dari masing-masing
ruang. Dengan ini para pemilik tidak perlu kebingungan dalam membawa hewan
peliharaannya ke ruang atau area tertentu. Hal ini akan sangat berguna terutama
pada bagian rumah sakit pada bangunan dimana kebanyakan pengunjung
membawa hewan yang sedang sakit.
Untuk luar ruang, sirkulasi akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sirkulasi
untuk kendaraan bermotor dan sirkulasi untuk pejalan kaki. Untuk sirkulasi
kendaraan, dipilih bentuk mengelilingi site supaya nantinya kendaraan mampu
menjangkau keseluruhan site. Sirkulasi bentuk ini juga bisa sekaligus menjadi
pembatas atau ruang transisi dari site Pet Center dengan lingkungan luar.
Disebelah dalam sirkulasi juga akan disediakan lahan parkir bagi kendaraan baik
mobil maupun motor. Dengan perancangan seperti ini, area parkir dapat dengan
mudah diakses tanpa harus memenuhi bagian tengah site.
Gambar 4.8
Ilustrasi sirkulasi luar bagunan.
Sumber: Analisis penulis
74
4.3.2. Pendekatan Struktur Dan Konstruksi
4.3.2.1. Pendekatan Sistem Struktur
Sebagai bangunan terintegrasi yang memiliki tiga fungsi utama, terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menuntukan sistem dan material
struktur yang akan dipakai. Syarat-syarat tersebut adalah:
Stabil, kuat, dan kaku dalam menopang beban mati maupun hidup yang
berada didalamnya. Hal ini sangat diutamakan karena nantinya
bangunan akan menampung sangat banyak individu didalamya.
Ekonomis dalam hal konstruksi dan meterial. Hal ini harus cukup
diperhitungkan mengingat bangunan ini juga memiliki fungsi komersial
sehingga dituntut untuk sesedikit mungkin melakukan pengeluaran.
Dapat memenuhi pembentukan massa bangunan
Berdasarkan beberapa syarat diatas, sistem struktur yang dinilai penulis
paling sesuai adalah perpaduan dari sistem portal kaku dengan sistem lengkung
berusuk atau yang sering disebut ribbed structure seperti yang dipakai oleh
National Art Center di Tokyo Jepang.
Gambar 4.9
National Art Center, Tokyo
Sumber: http://www.timeout.jpdiakses pada 20 Desember 2014 pukul 18:22
4.3.2.2. Pendekatan Modul Struktur
Modul struktur terbagi menjadi dua macam, yaitu modul struktur vertikal
dan modul struktur horizontal1.
1 Frick, Heinz. 2007, Konstruksi Arsitek 1 Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Yogyakarta, Kanisius.
75
4.3.2.2.1. Modul Struktur Vertikal
Modul struktur vertikal mengatur mengenai ukuran panjang dan
lebar yang digunakan pada bangunan. Ukuran ini akan bergantung
pada analisis pada sub-bab 4.3.1.1.4.3 mengenai jenis-jenis ruang
yang dibutukan. Sehingga nantinya modul struktur mampu
mewadahi fungsinya dengan baik.
4.3.2.2.2. Modul Struktur Horizontal
Modul struktur vertikal mengatur mengenai jarak antar lantai pada
bangunan. Modul vertikal ini nantinya akan bergantung pada jenis
dan kapasitas kegiatan yang mewadahinya dan juga sistem utilitas
yang akan ditampungnya.
4.3.2.3. Pendekatan Penutup Bangunan
Yang dimaksud dengan penutup bangunan disini adalah semua material
yang digunakan untuk melapisi bangunan sehingga dapat menunjang fungsi dan
aspek estetika didalam maupun diluar bangunan. Untuk bagian dalam bangunan,
dinding, lantai, dan langit-langit adalah objek yang butuh penutup. Untuk dinding,
material yang digunakan adalah cat tembok, panel kayu, dan keramik dinding.
Untuk lantai, material yang digunakan adalah keramik, marmer, dan paving block.
Sedangkan rangka plafond hollow dan material gypsum akan dipakai untuk
menutup langit-langit.
Untuk pentup fasad bangunan, akan digunakan material fiber glass dan
kaca dengan sistem instalasi Curtain Wall. Hal ini dianggap sangat cocok dengan
tipe dan konsep bangunan karena biaya konstruksi dapat lebih efisien karena
harga material penutup yang lebih murah. Dengan sistem ini juga perancangan
fasad dapat lebih kreatif tanpa mengurangi kenyamanan didalam bangunan karena
sifatnya yang sebagai filter yang memisahkan ruang luar dengan ruang dalam.
76
Gambar 4.10
Sistem curtain wall
Sumber: http://mimuuu.blogspot.com/ diakses pada 20 Desember 2014 pukul 18:42
4.3.3. PENDEKATAN UTILITAS
4.3.3.1. Pendekatan Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi air bersih harus direncanakan dengan matang karena
bangunan Pet Center memiliki banyak area yang harus disuplai dengan air bersih
selain toilet dan pantry misalnya, Ruang Grooming dan Ruang Periksa. Sumber air
bersih utama adalah dari PDAM dan terdapat pula sumber air privat yang
menggunakan sistem pompa sumur untuk berjaga-jaga ketika air dari PDAM mati.
Gambar 4.11
Sistem pompa sumur
Sumber: Penyediaan Air Bersih Dalam Bangunan oleh Wahyu Prakosa
77
Sedangkan untuk sistem distribusi air bersih
dalam bangunan akan menggunakan Down
Feed System yang menggunakan dua tangki.
Sistem ini dianggap cocok untuk Pet Center
karena sistemnya yang lebih efisien dan awet
ditambah kemampuannya untuk menyimpan
cadangan air bila suplai air tiba-tiba terhenti.
Gambar 4.12
Down Feed System
Sumber: Jaringan Air Bersih oleh Tim Teknik UGM
4.3.3.2. Pendekatan Sistem Pembuangan Air Kotor
Perencanaan pembuangan air kotor diperlukan karena pada bagian fungsi
rumah sakit dan pet shop akan terdapat cukup banyak zat-zat buangan yang
berasal dari air kotor maupun dari hewan peliharaan itu sendiri. Pengelolaan air
kotor yang baik diperlukan supaya zat-zat buangan itu dapat teratasi dengan baik
sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan didalam bangunan.
Cara pembuangan adalah
dengan memisah-misahkan
berbagai macam zat buangan lalu
diolah dan dikeluarkan dari dalam
bangunan dengan sistem Single
Stack. Sistem ini terdiri dari banyak
pipa mendatar dan satu pipa
horizontal pada setiap unitnya.
Sistem ini dipilih karena hemat
biaya dan mudah dalam
perawatannya.
Gambar 4.13
Single Stack System
Sumber: Jaringan Air Kotor oleh Tim Teknik UGM
78
4.3.3.3. Pendekatan Sistem Sirkulasi Udara
Sistem sirkulasi udara atau penghawaan dalam bangunan perlu dirancang
dengan baik karena hal ini menyangkut kenyamanan dari pengguna bangunan.
Untuk bangunan Pet Center nantinya akan terdapat dua jenis sistem sirkulasi
udara yaitu yang secara alami dan buatan. Penghawaan alami dirancang supaya
bangunan tidak terlalu bergantung pada penghawaan buatan sehingga biaya
operasional bangunan dapat lebih terkendali. Penghawaan buatan, bagaimanapun,
tetap dibutuhkan terutama untuk ruang-ruang pada fungsi rumah sakit karena
beberapa hewan membutuhkan suhu khusus dalam perawatannya.
Pada bangunan Pet Center, penghawaan alami akan menggunakan sistem
Cross Ventilation dan juga sistem-sistem bukaan pada bangunan yang didukung
dengan instalasi double facade. Sistem Cross Ventilation akan memanfaatkan
perbedaan tekanan pada udara di dalam dan luar bangunan sehingga mewujudkan
pergantian dan sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan. Sedangkan untuk
sistem double facade akan menyaring sinar-sinar matahari yang berlebihan
sehingga menjaga suhu dalam bangunan tidak terlalu panas tetapi tetap mampu
mendapatkan cahaya alami.
Gambar 4.14
Sistem Double Facade dan Cross Ventilation
Sumber: http://singleaspect.org.uk dan http://elizabethgatlin.com diakses 20
Desember 2014 pukul 18:55
79
Selanjutnya untuk sistem penghawaan buatan, akan digunakan AC (Air
Coditioner) dengan sistem Water to Air atau yang biasa disebut sistem
penghawaan buatan tidak langsung karena udara didinginkan menggunakan media
air dingin. Pada sistem ini, air pertama didinginkan terlebih dulu menggunakan
refrigerator yang kemudian akan dipakai untuk mendinginkan air yang akan
dialirkan ke ruang-ruang dalam bangunan. Sistem ini dinilai efisien karena
meggunakan pipa udara yang terpisah setiap lantainya, tidak menerus.
Gambar 4.15
Sistem Water to Air pada Instalasi AC
Sumber: Modul ajar MK Utilitas FT UNY
4.3.3.4. Pendekatan Jaringan Listrik
Sumber utama tenaga listrik bangunan Pet Center berasal dari PLN. Listrik
dari Travo PLN akan masuk ke dalam bangunan melalui Panel Induk yang
kemudian akan dialirkan ke sub-sub panel lalu dialirkan keseluruh bangunan untuk
memenuhi kebutuhan listrik disetap lantainya. Selain sumber dari PLN, bangunan
juga akan dilengkapi dengan sumber tenaga listrik cadangan yaitu Generator Set
atau biasa disebut Genset. Dengan kapasitas minimal 60% dari daya yang
terpasang, Genset diharapkan mampu memberi daya cadangan jika suplai listrik
dari PLN tiba-tiba terputus. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk memenuhi
kebutuhan pada ruang-ruang operasi di rumah sakit dan ruang-ruang pendingin di
Pet Shop.
80
Gambar 4.16
Skema jaringan listrik pada bangunan Pet Center
Sumber: Modul ajar MK Utilitas FT UNY
4.3.3.5. Pendekatan Sistem Pencahayaan
Sama seperti sistem penghawaan, sistem pencahayaan juga terdiri dari
sistem pencahayaan alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami akan berasal
dari bukaan-bukaan bangunan yang akan melewatkan cahaya matahari ke dalam
bangunan. Pencahayaan alami dapat menghemat energi listrik tetapi sayangnya
pencahayaan alami ini kurang efektif karena sangat bergantung pada banyak hal
misalnya cuaca dan keadaan bangunan sekitar. Oleh karena itu, perencanaan
sistem pencahayaan buatan sangat diperlukan.
Terdapat tiga sistem pencahayaan buatan yang akan diterapkan pada Pet
Center, yaitu yang pertama adalah sistem pencahayaan merata. Pada sistem ini
iluminasi cahaya tersebar merata keseluruh ruangan. Sistem ini akan ditempatkan
pada Lobby dan koridor-koridor. Selanjutnya adalah sistem pencahayaan terarah,
yang iluminasi cahayanya akan menerangi sebuah objek dari arah tertentu. Sistem
ini akan ditempatkan pada area Community Center dan Pet Shop. Yang terakhir
ada sistem pencahayaan setempat yang mana cahaya dikonsentrasikan pada suatu
objek tertentu sehingga objek akan terlihat jelas untuk tugas-tugas visual (tidak
hanya sekedar melihat). Hal ini akan sangat diputuhkan dia area-area rumah sakit
khususnya ruang-ruang periksa dan operasi.
81
4.3.3.6. Pendekatan Sistem Pembuangan Sampah
Sebagai bangunan yang tidak hanya mewadahi aktivitas manusia tetapi
juga hewan, Pet Center pastilah menghaslkan cukup banyak sampah setiap harinya
yang harus diolah supaya kenyamanan di dalam bangunan dapat terjaga. Berikut
ini adalah berbagai jenis sampah yang dihasilkan oleh setiap area pada Pet Center:
Tabel 4.6
Macam-macam sampah yang dihasilkan Pet Center
AREA SAMPAH YANG DIHASILKAN
RUMAH SAKIT
Sampah – sampah medis seperti
kapas, perban, dan jarum suntik.
Sisa – sisa operasi termasuk di
dalamnya bagian tubuh hewan
dan alat –alat operasi yang sekali
pakai.
Sisa – sisa bahan kimia.
COMMUNITY CENTER Sampah kering dan basah sisa
aktivitas manusia.
PET SHOP
Sampah kertas dan plastik.
Kapas dan kotoran tubuh hewan
sisa proses grooming.
Sumber: Analisis penulis (2014)
Dari daftar diatas, macam-macam sampah yang dihasilkan oleh individu
pada Pet Center dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu sampah medis
dari rumah sakit dan sampah non-medis dari community center dan pet shop.
Untuk sampah medis, sampah akan dikumpulkan dahulu baru nantinya akan
dimusnahkan dengan alat khusus bernama Incinerator, yaitu sebuah tungku
pembakaran untuk membakar sisa-sisa bahan kima. Untuk sampah non-medis,
akan di pisah-pisah terlebih dahulu, dikumpulkan, baru dibawa ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).
82
Bagan 4.2
Alur pembuangan sampah medis
Sumber: Analisis penulis (2014)
Bagan 4.3
Alur pembuangan sampah non-medis
Sumber: Analisis penulis (2014)
4.3.3.7. Pendekatan Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran pada bangunan Pet Center harus direncanakan
dengan baik sehingga bisa menanggulangi tiga jenis bahaya bila terjadi atau ada
ancaman kebakaran. Tiga jenis bahaya tersebut adalah bahaya panik dan bahaya
asap yang akan mempengaruhi manusia dan hewan di dalam bangunan juga
bahaya api yang selain membahayakan individu tadi juga membahayakan
bangunan Pet Center itu sendiri.
Oleh karena itu, perancangan sistem pemadam kebakaran pada Pet Center
akan mengikuti beberapa aturan dibawah ini:
Menggunakan material dinding dalam bangunan yang tahan api selama
kurang lebih 1 jam dan 3 jam untuk ruang evakuasi/tangga darurat.
Pemasangan instalasi penangkal petir.
Perancangan ruang-ruang bagi hewan yang memudahkan evakuasi bila
terjadi kebakaran.
83
Pemasangan alarm pendeteksi dini kebakaran dan sistem sprinkler
otomatis.
Melengkapi setiap area pada bangunan dengan fire extinguisher untuk
bagian dalam bangunan dan fire hydrant yang terletak di luar bangunan.
Perencanaan sarana evakuasi darurat yang kompatibel bagi manusia dan
hewan.
4.3.4. Pendekatan Landscape
4.3.4.1. Pendekatan Zonasi
Sebagai bangunan yang memiliki fungsi komersil, perencanaan zonasi pada
landscape yang baik sangat dibutuhkan seperti perencanaan zonasi pada ruang
dalam. Hal ini supaya nanti tidak ada lahan pada area Pet Center yang terbuang
sia-sia karena perencanaan yang kurang matang. Selain hal disamping, tata
landscape yang baik juga akan menambah kenyamanan bagi pengunjung Pet
Center.
Secara garis besar, pembagian zonasi pada landscape akan terbagi menjadi
dua fungsi, yaitu fungsi komersil dan edukasi. Fungsi kesehatan tidak diikut
sertakan karena semua pelayanannya dilakukan di dalam bangunan dengan
standar-standar yang telah ditentukan. Untuk fungsi komersil, kegiatan yang akan
diwadahi adalah kontes atau lomba hewan peliharaan dan penyewaan lahan untuk
acara-acara luar ruangan. Sedangkan untuk fungsi edukasi, kegiatan yang
diwadahi adalah pelatihan kepatuhan (agility) dan taman untuk jalan sehat yang
ramah bagi hewan peliharaan dan pemiliknya.
Gambar 4.17
Zonasi pada landscape
Sumber: Analisis penulis
84
4.3.4.2. Pendekatan Tata Vegetasi
Pendekatan tata vegetasi digunakan untuk merancang elemen tumbuh-
tumbuhan (vegetasi) yang akan terdapat pada tata landscape Pet Center.
Perencanaan terhadap hal ini diperlukan karena vegetasi memegang peran penting
dalam tata landscape. Selain memeberikan nilai estetika, vegetasi yang ditata
dengan baik juga akan memberikan kenyamanan lebih bagi pengunjung. Terdapat
beberapa kriteria tumbuhan akan dipakai dalam perancangan tata vegetasi pada
Pet Center, yaitu:
Rimbun
Perawatan mudah.
Pertumbuhan cepat.
Daun tidak mudah rontok dan ranting tidak mudah patah tertiup angin.
Akar kuat namun tidak menyembul dari tanah sehingga tidak merusak.
Tidak menghasilkan serbuk sari yang mudah menimbulan alergi.
Berdasarkan kriteria diatas , maka beberapa jenis tumbuhan yang akan
digunakan pada landscape Pet Center adalah Pohon Jambu Air, Palem Raja, dan
Pohon Tanjung. Pohon Jambu Air dipilih karena sifatnya yang rimbun dan
pertumbuhannya yang cepat. Buah Jambu Air yang dihasilkan juga menjadi daya
tarik tersendiri. Rencananya Pohon Jambu Air ini akan ditata pada taman jalan
sehat. Palem Raja dipilih karena nilai estetikanya yang tinggi dan perawatan yang
cukup mudah. Palem Raja ini nantinya akan diletakkan di kanan kiri sepanjang
jalan utama pada site. Selanjutnya Pohon Tanjung, dipilih karena memiliki bunga
yang indah dan berbau sedap. Dengan ketinggian dan tingkat kerimbunan sedang,
pohon ini sangat cocok sebagai peneduh di area parkir.
Gambar 4.18
Dari kiri ke kanan: Pohon Jambu Air, Palem Raja, dan Pohon Tanjung
Sumber: http://www.abdulkarim.web.id diakses pada 21 Desember 2014 pukul 12:01