BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK...

32
42 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Salah satu teknik untuk menggambarkan kinerja keuangan adalah analisa rasio. Rasio-rasio ini menggambarkan hubungan atau perimbangan pos tertentu dengan pos lainnya pada laporan keuangan. Angka-angka rasio keuangan ini setelah dihitung harus diintepretasikan, supaya bisa digunakan untuk menilai secara umum kinerja keuangan perusahaan dari segi likuiditas, profitabilitas, leverage, aktivitas dan nilai pasar. IV.1.1 Analisis Likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom) 1. Current Ratio Berdasarkan tabel lampiran 1 dapat disimpulkan bahwa Telkom selalu mempertahankan supaya current ratio perusahaannya supaya tidak melebihi current liabilities untuk menghindari adanya idle current assets. Hal ini menyebabkan current ratio Telkom rata-rata lebih rendah dibandingkan current liabilities-nya. Nilai tertinggi current ratio Telkom adalah 1.09 pada kuartal 1 tahun 2006 dan terendah pada kuartal 2 tahun 2008, yaitu 0.54. Nilai current ratio Telkom ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industrinya dan perusahaan-perusahaan pesaingnya. Para perusahaan pesaingnya rata-rata mempunyai rasio ini di atas satu. Contohnya Indosat yang current ratio-nya melebihi satu secara berturut-turut dari periode kuartal

Transcript of BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK...

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

42

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

IV.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Salah satu teknik

untuk menggambarkan kinerja keuangan adalah analisa rasio. Rasio-rasio ini

menggambarkan hubungan atau perimbangan pos tertentu dengan pos lainnya

pada laporan keuangan. Angka-angka rasio keuangan ini setelah dihitung harus

diintepretasikan, supaya bisa digunakan untuk menilai secara umum kinerja

keuangan perusahaan dari segi likuiditas, profitabilitas, leverage, aktivitas dan

nilai pasar.

IV.1.1 Analisis Likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

(Telkom)

1. Current Ratio

Berdasarkan tabel lampiran 1 dapat disimpulkan bahwa Telkom selalu

mempertahankan supaya current ratio perusahaannya supaya tidak melebihi

current liabilities untuk menghindari adanya idle current assets. Hal ini

menyebabkan current ratio Telkom rata-rata lebih rendah dibandingkan

current liabilities-nya. Nilai tertinggi current ratio Telkom adalah 1.09 pada

kuartal 1 tahun 2006 dan terendah pada kuartal 2 tahun 2008, yaitu 0.54.

Nilai current ratio Telkom ini lebih rendah dibandingkan rata-rata

industrinya dan perusahaan-perusahaan pesaingnya. Para perusahaan

pesaingnya rata-rata mempunyai rasio ini di atas satu. Contohnya Indosat

yang current ratio-nya melebihi satu secara berturut-turut dari periode kuartal

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

43

 

1 tahun 2004 sampai kuartal 3 tahun 2006. Bahkan, Infoasia current ratio-nya

ada yang mencapai 12.45.

Current ratio Telkom yang rendah di bawah satu menandakan

rendahnya kemampuan Telkom dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dibandingkan perusahaan-perusahaan pesaingnya. Untuk lebih

jelasnya perbandingan pergerakan antara current ratio Telkom dengan

perusahaan telekomunikasi lainny dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1.1.1 Perbandingan Current Ratio Telkom dengan Perusahaan Sejenis dan

Rata-rata Industri

Sumber: data diolah oleh penulis 2. Acid-Test Ratio

Berdasarkan tabel lampiran 2 dalam lampiran dapat disimpulkan

bahwa Telkom memiliki acid-test ratio yang cenderung stabil, tapi

mengalami penurunan mulai tahun 2007 di mana hampir semua acid-test

ratio yang dimilikinya di bawah satu, yang berarti kurangnya kemampuan

Telkom untuk segera memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai tertinggi

CR

Periode

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

44

 

dari acid-test ratio Telkom adalah 1.03 pada kuartal 3 tahun 2008 dan

terendah adalah 0.44 untuk kuartal 3 tahun 2008.

Nilai acid-test ratio Telkom ini lebih rendah dibandingkan rata-rata

industrinya dan perusahaan-perusahaan pesaingnya kecual XL yang

mengalami penurunan drastis nilai rasionya pada tahun 2006 sampai 2008.

Para perusahaan pesaingnya rata-rata mempunyai rasio ini di atas satu.

Contohnya Indosat yang acid-test ratio-nya melebihi Telkom. Bakrie yang

baru listing akhir 2005 rata-rata acid-test ratio-nya melebihi satu. Bahkan,

Infoasia acid-test ratio -nya ada yang mencapai 11.52.

Acid-test ratio Telkom yang rendah di bawah satu menandakan

rendahnya kemampuan Telkom dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva-aktivanya yang paling likuid

dibandingkan perusahaan-perusahaan pesaingnya. Untuk lebih jelasnya

perbandingan antara acid-test ratio Telkom dengan perusahaan

telekomunikasi lainnya dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.1.1.2 Perbandingan Acid-test Ratio Telkom dengan Perusahaan Sejenis

dan Rata-rata Industri

Sumber: data diolah oleh penulis

Acid-test

Periode

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

45

 

IV.1.2 Analisis Profitability PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

1. Net Profit Margin

Dengan melihat tabel lampiran 3 dalam lampiran dapat

disimpulkan bahwa net profit margin Telkom sangat baik, bahkan di atas

perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya untuk hampir semua

periode. Selain itu, net profit margin Telkom juga stabil. Hal ini berarti

laba yang dihasilkan Telkom dari pendapatannya adalah tertinggi untuk

industri telekomunikasi. Jika menggunakan data kumulatif yang terdapat

pada laporan keuangan maka nilai tertinggi yang dicapai oleh Telkom

adalah 17, 85% pada kuartal dua tahun 2004. Sementara nilai net profit

margin tertinggi yang dicapai adalah 29,28% ada kuartal satu tahun 2006.

Net profit margin dengan data kumulatif Telkom hanya pada kuartal satu

tahun 2006 saja di bawah XL yang net profit margin-nya mencapai

36,53%.

Sementara itu, jika menggunakan data non-kumulatif dapat dilihat

jika dibandingkan dengan perusahaan lain net profit margin Telkom per

kuartal baik, karena sedikit di atas perusahaan lain dan rata-rata

industrinya. Nilai net profit margin Telkom terendah dicapai oleh Telkom

adalah 12,37% pada kuartal empat tahun 2004 dan tertinggi pada kuartal

satu tahun 2006, yaitu 29,28%. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di

bawah ini.

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

46

 

Gambar 4.1.2.1 Perbandingan Net Profit Margin Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Kumulatif

Sumber: data diolah oleh penulis

Gambar 4.1.2.2 Perbandingan Net Profit Margin Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Nonkumulatif

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Periode

NPM Noncummulative

NPM Cummulative

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

47

 

2. Return on Assets

Berdasarkan tabel lampiran 4 yang terdapat pada lampiran dapat

disimpulkan bahwa return on assets dengan menggunakan data kumulatif

Telkom adalah baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel di lampiran di mana

kecuali tahun 2004 yang berada di bawah Infoasia, hampir semua periode

return on assets-nya berada di atas rata-rata industri dan perusahaan

telekomunikasi lainnya. Rasio tertinggi yang dicapai Telkom dengan data

kumulatif adalah 16,50% pada kuartal empat tahun 2007. Sementara rasio

terendah adalah pada kuartal satu tahun 2005, yaitu 2,97%.

Berdasarkan tabel yang terdapat pada lampiran dapat disimpulkan

bahwa return on assets dengan menggunakan data nonkumulatif Telkom

adalah baik. Sama seperti data kumulatif, di mana kecuali tahun 2004

yang berada di Infoasia, hampir semua periode return on assets-nya

berada di atas rata-rata industri dan perusahaan telekomunikasi lainnya.

Rasio tertinggi yang dicapai Telkom dengan data nonkumulatif adalah

5,49% pada kuartal satu tahun 2006. Sementara rasio terendah adalah

pada kuartal empat tahun 2004, yaitu 1,97%.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengembalian atas aktiva-aktiva Telkom adalah baik, yang dapat dilihat

dari tingkat return on assets Telkom yang lebih tinggi dibandingkan

perusahaan telekomunikasi lainnya dan rata-rata industri, baik dengan

menggunakan data kumulatif maupun yang tidak kumulatif. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

48

 

Gambar 4.1.2.3 Perbandingan Return on Assets Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Kumulatif

 

Sumber: data diolah oleh penulis

Gambar 4.1.2.4 Perbandingan Return on Assets Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Nonkumulatif

 

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Periode

ROA Noncummulative

ROA Cummulative

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

49

 

3. Return on Equity

Berdasarkan tabel lampiran 5 yang terdapat di lampiran dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan data kumulatif return on equity

Telkom adalah baik. Hal ini dapat dilihat dengan hampir pada seluruh

periode return on equity-nya berada di atas rasio rata-rata industri dan

perusahaan telekomunikasi lainnya. Rasio tertinggi yang dicapai Telkom

dengan data kumulatif adalah 42,35% pada kuartal empat tahun 2006.

Sementara rasio terendah adalah pada kuartal satu tahun 2005, yaitu

8,07%.

Berdasarkan tabel 4.5 yang terdapat di lampiran dapat disimpulkan

bahwa dengan menggunakan data nonkumulatif return on equity Telkom

adalah baik. Hal ini dapat dilihat dengan hampir pada seluruh periode

return on equity-nya berada di atas rasio rata-rata industri dan perusahaan

telekomunikasi lainnya. Rasio tertinggi yang dicapai Telkom dengan data

nonkumulatif adalah 13,83% pada kuartal empat tahun 2004. Sementara

rasio terendah adalah pada kuartal satu tahun 2004, yaitu 5,59%.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengembalian atas ekuitas Telkom adalah baik, yang dapat dilihat dari

tingkat return on equity Telkom yang lebih tinggi dibandingkan

perusahaan telekomunikasi lainnya dan rata-rata industri, baik dengan

menggunakan data kumulatif maupun yang tidak kumulatif. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Selain itu, hal ini

disebabkan kemampuan dasar untuk menghasilkan laba Telkom sudah

tinggi dan adanya penggunaan kewajiban sebagai sumber dana, yang

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

50

 

menyebabkan nilai ekuitas menurun sehingga laba untuk setiap rupiah

ekuitas meningkat. Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar

perbandingan ROE Telkom dengan perusaan telekomunikasi lainnya di

bawah ini.

Gambar 4.1.2.5 Perbandingan Return on Equity Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Kumulatif

  Sumber: data diolah oleh penulis

Gambar 4.1.2.6 Perbandingan Return on Equity Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Nonkumulatif

  Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Periode

ROE Noncummulative

ROE Cummulative

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

51

 

IV.1.3 Analisis Leverage PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Debt to Total Assets Ratio

Debt to total assets ratio menggambarkan seberapa bagian dari aktiva

yang ada bersumber dari kewajiban. Berdasarkan tabel lampiran 6 pada

lampiran disimpulkan bahwa Telkom memiliki debt to total assets ratio yang

stabil dan rendah dengan nilai tertinggi 0.58 pada kuartal 3 tahun 2004 dan

terendah 0.43 pada kuartal 1 tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa hanya

sebagian dari aktiva Telkom yang dibiayai dengan kewajiban, sisanya dengan

menggunakan ekuitas yang tentu saja membuat resiko Telkom atas kewajiban

tidak terlalu besar.

Jika dibandingkan dengan perusahaan lain Telkom mempunyai debt

to total assets ratio yang baik. Akan tetapi masih di bawah Infoasia yang

mempunyai range antara 0.11 sampai 0.43. Sementara yang paling tinggi

debt to total assets ratio-nya adalah XL dengan range antara 0.61 sampai

0.85. Hal ini berarti resiko perusahaan akibat dari kewajiban milik Telkom

lebih rendah dibandingkan XL, tetapi lebih tinggi dibanding Infoasia. Untuk

lebih jelasnya lihat grafik di bawah ini.

Gambar 4.1.3 Perbandingan Debt to Total Assets Ratio Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Debt to total assets

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

52

 

IV.1.4 Analisis Aktivitas PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Assets Turnover

Berdasarkan tabel lampiran 7 pada lampiran dapat diambil

kesimpulan bahwa kemampuan Telkom dalam mengelola aktiva untuk

menghasilkan penjualan adalah baik hal ini dapat dilihat dari rasio assets

turnover Telkom yang hampir selalu berada di atas XL, Indosat, Bakrie dan

Mobile-8 dan rata-rata industrinya, baik dengan menggunakan data

penjualan yang kumulatif maupun yang tidak. Rasio assets turnover

terendah untuk Telkom ada pada kuartal satu tahun 2004 dengan nilai rasio

0,15 kali. Sementara itu, nilai rasio tertinggi dicapai pada kuartal empat

tahun 2006 dan 2007 dengan nilai rasio 0,76 kali. Telkom hanya berada di

bawah Infoasia untuk assets turnover.

Perubahan rasio yang dihitung dengan menggunakan data penjualan

yang tidak kumulatif, dengan mengurangkan total penjualan sekarang

dengan periode sebelumnya adalah baik. Hal ini dikarenakan assets turnover

tidak kumulatif Telkom lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-

perusahaan lain yang sejenis, kecuali Infoasia dan rata-rata industri lebih

tinggi untuk hampir semua kuartal. Assets turnover Telkom berada di antara

0,15 kali sampai 0,20 kali. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan Indosat yang

berada di antara 0,08 kali sampai 0,17 kali, kemudian XL yang nilainya

antara 0,06 kali sampai 0,12 kali dan Bakrie Telecom dan Mobile-8 yang

masing-masing berada di antara -0,01 kali sampai 0,12 kali, dan di antara

0,03 kali sampai 0,06 kali. Untuk lebih jelasnya lihat grafik di bawah ini.

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

53

 

Gambar 4.1.4.1 Perbandingan Assets Turnover Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Kumulatif

Sumber: data diolah oleh penulis

Gambar 4.1.4.2 Perbandingan Assets Turnover Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri dengan Data Nonkumulatif

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Periode

Assets TO Noncummulative

Assets TO Cummulative

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

54

 

IV.1.5 Analisis Nilai Pasar PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

1. Price/Earning Ratio(P/E Ratio)

Rasio P/E ini menggambarkan berapa rupiah yang dibayar investor

untuk setiap rupiah laba periode berjalan. Rasio ini dihitung dengan

membagi harga saham penutupan untuk akhir kuartal dengan jumlah

saham beredar tertimbang untuk masing-masing kuartal. Rasio ini lebih

tinggi untuk perusahaan yang kemungkinan pertumbuhannya tinggi dan

rendah untuk perusahaan yang resikonya tinggi. Berdasarkan tabel

lampiran 8 yang terdapat dalam lampiran dapat dilihat bahwa rasio P/E

Telkom cukup stabil tapi pada hampir pada seluruh periode berada di

bawah perusahaan telekomunikasi lainnya. Nilai tertinggi yang rasio P/E

Telkom adalah pada kuartal empat pada tahun 2006, sebesar 18,50 kali

pada kuartal dan terendah adalah 5,05 kali pada kuartal satu tahun 2004.

Nilai rasio P/E Telkom memang tidak terlalu tinggi tapi stabil.

Berbeda dengan beberapa perusahaan seperti XL, Infoasia dan Mobile-8

yang tinggi tapi mengalami beberapa kali kerugian sehingga rasio P/E –

nya beberapa kali negatif akibat mengalami kerugian. Untuk XL terjadi

pada kuartal tiga dan empat tahun 2005 dengan rasio P/E-nya adalah -

46,63 kali dan -71,09 kali dan pada kuartal empat tahun 2008 dengan

rasio -431,72 kali. Sementara Infoasia karena krisis global pada kuartal

tiga tahun 2008 mengalami rugi, sehingga rasio P/E-nya negatif sebesar -

29,87 kali. Mobile-8 pada tahun 2008 merugi berturut-turut dari kuartal

satu sampai empat dengan rasio P/E-nya -34,26 kali, 11,66 kali, 4,08 kali,

dan 0,95 kali. Sementara Telkom dan Indosat terus-menerus

menghasilkan laba, walaupun mengalami penurunan.

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

55

 

Mengenai pertumbuhan Telkom yang digambarkan rasio P/E adalah

rendah merupakan hal yang wajar, karena Telkom sudah merupakan

perusahaan terbesar di bidang telekomunikasi, sehingga wajar

pertumbuhannya perusahaan lambat. Lalu, rasio yang tidak terlalu tinggi

juga menggambarkan bahwa investasi di dalam Telkom mempunyai

earning per share (EPS) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan

telekomunikasi lainnya, sehingga tingkat pengembaliannya lebih tinggi.

Hal ini lebih baik dibandingkan Bakrie Telecom yang EPS-nya ada yang

rendah sehingga menghasilkan rasio P/E yang terlalu tinggi yang berarti

tingkat laba untuk tiap saham terlalu rendah, di mana rasio P/E-nya

adalah 9.736,64 dengan harga saham Rp 160 dan EPS-nya 0,04. Dengan

pertimbangan ini maka disimpulkan bahwa rasio P/E Telkom cukup baik,

karena walaupun tidak tinggi tapi stabil. Untuk lebih jelasnya lihatlah

gambar di bawah ini

Gambar 4.1.5.1 Perbandingan Price/Earning Ratio(P/E Ratio) Telkom dengan

Perusahaan Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Price/earning ratio

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

56

 

2. Market/Book Value Ratio

Berdasarkan tabel lampiran 9 yang terdapat pada lampiran dapat

dilihat bahwa market/book value ratio Telkom adalah yang tertinggi

dengan kisaran berada di antara 1,81 kali sampai 7,26 kali. Nilai ini

berada di atas perusahaan lain dan juga rata-rata industri. Nilai

market/book value ratio perusahaan antara lain 1,54 kali sampai 2,84 kali

untuk Indosat; 0,41 kali sampai 3,98 kali untuk Infoasia; 1,51 kali sampai

4,77 kali untuk XL; 0,29 kali sampai 5,02; antara 0,98 kali sampai 3,94

kali untuk mobile-8; dan untuk rata-rata industri antara 0,47 kali sampai

0,69 kali.

Tingginya market/book value ratio Telkom menggambarkan

tingginya pandangan investor terhadap Telkom dibandingkan perusahaan-

perusahaan telekomunikasi lainnya. Hal ini juga menggambarkan

tingginya tingkat pengembalian atas ekuitas Telkom. Hal tersebut

dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi

biasanya menjual sahamnya dengan penggandaan nilai buku yang lebih

tinggi dibandingkan perusahaan lain yang tingkat pengembaliannya

rendah. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

57

 

Gambar 4.1.5.2 Perbandingan Market/Book Ratio Telkom dengan Perusahaan

Telekomunikasi Lainnya dan Rata-rata Industri

Sumber: data diolah oleh penulis

IV.2 Analisis Kinerja Harga Saham

Berdasarkan tabel lampiran 10 dapat dilihat bahwa harga saham Telkom pada

saat akhir periode laporan keuangan mempunyai kinerja yang cukup baik dengan

mengalami penurunan hanya pada kuartal 1 tahun 2005, kuartal 1 tahun 2007 dan

pada kuartal 4 tahun 2007 sampai tahun 2008. Harga saham pada tahun 2008 mulai

mengalami penurunan karena adanya krisis global. Selain pada periode-periode di

atas, harga saham pada periode-periode lainnya cenderung mengalami peningkatan.

Mengenai masalah pertumbuhan harga saham per kuartal, Telkom

pertumbuhannya sangat fluktuatif, bahkan pernah terjadi penurunan beberapa kali.

Penurunan yang paling tinggi adalah pada akhir kuartal dua tahun 2008 sebesar -

24,35% dan pertumbuhan tertinggi adalah pada akhir kuartal empat tahun 2006, yaitu

sebesar 19,53%. Tingkat pertumbuhan harga saham jika dibandingkan dengan IHSG

cukup baik karena harga saham Telkom pada akhir periode kuartalan selama tahun

2004-2007 mempunyai kecenderungan tumbuh, walaupun ada beberapa periode yang

Periode

Market/book ratio

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

58

 

pertumbuhannya belum setinggi IHSG Contohnya kuartal empat tahun 2004, kuartal

tiga tahun 2006, kuatal dua 2007. Hal ini berarti saham Telkom masih lumayan

menguntungkan sampai tahun 2008. Lalu, penurunan harga saham yang terjadi pada

Telkom tidak sebesar IHSG, kecuali pada kuartal dua tahun 2008. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Gambar 4.2.1 Perbandingan Harga Saham Telkom dengan IHSG

Sumber: data diolah oleh penulis

Gambar 4.2.2 Perbandingan Pertumbuhan Harga Saham Telkom dengan

Pertumbuhan IHSG

Sumber: data diolah oleh penulis

Periode

Periode

Growth

Prices

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

59

 

IV.3 Pengujian Sensitivitas Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham

IV.3.1 Sensitivitas Rasio Keuangan Secara Individual Terhadap Harga Saham

Telkom

IV.3.1.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.3.1.1 Statisitik Deskriptif Seluruh Rasio dan Harga Saham Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N StockPrice 7090,0000 2409,66257 20 CurrentRatio ,7890 ,16613 20 AcidTestRatio ,7020 ,18127 20 NPM_Noncummulative ,1955 ,04617 20 ROA_Noncummulative .0355 .00999 20 ROE_Noncummulative ,0920 ,02353 20 NPM_Cummulative ,2095 ,02837 20 ROA_Cummulative ,0910 ,04266 20 ROE_Cummulative ,2395 ,11095 20 DebtToAssetsRatio ,5200 ,03798 20 AssetsTO_NonCumData ,1790 ,01518 20 AssetsTO_Cummulative ,4445 ,20987 20 MarketBookRatio 5,2415 1,12793 20 PriceEarningRatio 13,8975 2,22959 20

Berdasarkan statistic desktriptif di atas, maka diketahui nilai rata-rata

dan penyimpangan dari nilai rata-rata (standar deviasi) dari harga saham

dan rasio-rasio keuangan yang menjadi variabel independen.

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

60

 

IV.3.1.2 Uji Asumsi Klasik

IV.3.1.2.1 Uji Heteroskedatisitas

• CR Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.1 Diagram Pencar CR terhadap Harga Saham

Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu

yang teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami

gangguan heteroskedastisitas.

• Acid-test Ratio Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.2. Diagram Pencar Acid-test Ratio terhadap Harga

Saham Telkom

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

61

 

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu

yang teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami

gangguan heteroskedastisitas.

• NPM Noncummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.3. Diagram Pencar NPM Noncummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• ROA Noncummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.4. Diagram Pencar ROA Noncummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

62

 

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• ROE Noncummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.5. Diagram Pencar ROE Noncummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• NPM Cummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.6. Diagram Pencar NPM Cummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

63

 

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• ROA Cummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.7. Diagram Pencar ROA Cummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• ROE Cummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.8. Diagram Pencar ROE Cummulative terhadap

Harga Saham Telkom

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

64

 

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• Debt to Total Assets Ratio Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.9. Diagram Pencar Debt to Total Assets Ratio

terhadap Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• Assets Turnover Noncummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.10. Diagram Pencar Assets Turnover

Noncummulative terhadap Harga Saham Telkom

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

65

 

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• Assets Turnover Cummulative Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.11. Diagram Pencar Assets Turnover Cummulative

terhadap Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

66

 

• Price/Earning Ratio Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.12. Diagram Pencar Price/Earning Ratio terhadap

Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

• Market/Book Ratio Terhadap Harga Saham

Gambar 4.3.1.2.1.13. Diagram Pencar Market/Book Ratio terhadap

Harga Saham Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

67

 

IV.3.1.2.2 Uji Otokorelasi

Tabel 4.3.1.2.2 Tabel Hasil Uji Otokorelasi Rasio Keuangan Secara Individu

DW Tabel, 5%, n=20, k=1 Rasio

DW Hitung DL DU Otokorelasi

Current ratio 0,562 1,2 1,41 Terjadi Acid-test ratio 0,414 1,2 1,41 Terjadi NPM noncummulative 0,226 1,2 1,41 Terjadi ROA noncummulative 0,551 1,2 1,41 Terjadi ROE noncummulative 0,294 1,2 1,41 Terjadi NPM cummulative 0,313 1,2 1,41 Terjadi ROA cummulative 0,479 1,2 1,41 Terjadi ROE cummulative 0,368 1,2 1,41 Terjadi Debt to total assets ratio 0,989 1,2 1,41 Terjadi Assets turnover noncummulative 0,663 1,2 1,41 Terjadi Assets turnover cummulative 0,252 1,2 1,41 Terjadi Price/earning ratio 0,449 1,2 1,41 Terjadi Market/book ratio 0,417 1,2 1,41 Terjadi

Sumber: data yang diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat tidak ada rasio keuangan

yang lolos uji otokorelasi, karena nilai Durbin-Watson yang

dihitung tidak melebihi DU untuk sampel berjumlah dua puluh

dengan satu variabel independen. Hal ini menyebabkan

ketidaktepatan dari interval keyakinan dan hasil pengujian

signifikansi t-test.

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

68

 

IV.3.1.2.3 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3.1.2.3 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas

Rasio Keuangan Secara Individual

Rasio VIF Tolerance Multikolinearitas Current ratio 1 1 tidak terjadi Acid-test ratio 1 1 tidak terjadi NPM noncummulative 1 1 tidak terjadi ROA noncummulative 1 1 tidak terjadi ROE noncummulative 1 1 tidak terjadi NPM cummulative 1 1 tidak terjadi ROA cummulative 1 1 tidak terjadi ROE cummulative 1 1 tidak terjadi Debt to total assets ratio 1 1 tidak terjadi Assets turnover noncummulative 1 1 tidak terjadi Assets turnover cummulative 1 1 tidak terjadi Price/earning ratio 1 1 tidak terjadi Market/book ratio 1 1 tidak terjadi

Sumber: data yang diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua

rasio keuangan yang akan diuji secara individual tidak mengalami

gangguan multikolinearitas karena VIF dan Tolerance yang bernilai

sama-sama satu dalam ujian multikolinearitas

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

69

 

IV.3.1.3 Pengujian Hipotesis

Tabel 4.3.1.3 Tabel Hasil Pengujian Hipotesis

Rasio Konstanta Koefisien

regresi t-

hitung t-tabel Sig

Derajat Ketidak-

percayaan Hasil

Current ratio

12.812,048 -7.252,279 -2,449 -1,734 0,025 0,050 Ho diterima Acid-test ratio 11.311,760 -6.013,903 -2,152 -1,734 0,045 0,050 Ho diterima NPM noncummulative 5.460,149 8.336,832 0,686 1,734 0,501 0,050 Ho diterima ROA noncummulative 3.800,396 92.664,908 1,765 1,734 0,095 0,050 Ho diterima ROE noncummulative 4.858,650 24.253,802 1,034 1,734 0,315 0,050 Ho diterima NPM cummulative 896,772 29.561,948 1,575 1,734 0,133 0,050 Ho diterima ROA cummulative 4.886,842 24.210,526 2,013 1,734 0,059 0,050 Ho diterima ROE cummulative 5.203,449 7.877,039 1,651 1,734 0,116 0,050 Ho diterima Debt to total assets ratio 28.416,642 -41.012,800 -3,594 -1,734 0,002 0,050 Ho diterima Assets turnover noncummulative -16.349,600 130.947,500 6,196 1,734 0,000 0,050 Ho ditolak Assets turnover cummulative 5.678,177 3.176,205 1,221 1,734 0,238 0,050 Ho diterima Price/earning ratio 579,316 488,552 3,782 1,734 0,001 0,050 Ho ditolak Market/book ratio 182,348 1.365,014 6,528 1,734 0,000 0,050 Ho ditolak Sumber: data yang diolah oleh penulis

Berdasarkan hasil t-test dan perbandingan signifikansi dengan

derajat ketidakpercayaan diperoleh hasil bahwa rasio keuangan yang

diketahui koefisien regresinya mempunyai sensitivitas signifikan

terhadap harga saham adalah assets turnover noncummulative,

price/earning ratio, dan market/book ratio. Sementara itu, rasio-rasio

lainnya tidak mempunyai sensitivitas yang signifikan terhadap harga

saham.

IV.3.1.4 Diskusi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh koefisien

regresi untuk assets turnover noncummulative sebesar 130.947,500. Hal

ini berarti perubahan assets turnover noncummulative sebesar satu

menyebabkan perubahan harga saham sebesar Rp 130.947,500. Lalu,

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

70

 

price/earning ratio mempunyai koefisien regresi sebesar 488,552,

sehingga perubahan price/earning sebesar satu menyebabkan perubahan

harga saham sebesar Rp 488,552. Lalu, market/book ratio mempunyai

koefisien regresi sebesar 1.365,014, sehingga perubahan market/book

ratio sebesar satu menyebabkan perubahan harga saham sebesar Rp

1.365,014.

Akan tetapi, karena data mengalami otokorelasi, maka tidak

diketahui seberapa tepat pengujian sensitivitas koefisien regresi dengan

t-test dan uji signifikansi tersebut. Penyebab terjadinya otokorelasi

adalah data observasi yang digunakan saling terkorelasi dan kesalahan

spesifikasi, yaitu misalnya terabaikannya suatu variabel penting atau

bentuk fungsi yang tidak tepat.

IV.3.2 Sensitivitas Rasio Keuangan Secara Bersamaan Terhadap Harga

Saham Telkom

Berdasarkan hasil pengujian dengan regresi sederhana diperoleh

hasil bahwa assets turnover noncummulative, price/earning ratio, dan

market/book ratio atau aktivitas dan nilai pasar bersensitivitas terhadap

harga saham Telkom. Pengujian atas ketiga rasio tersebut akan

dilanjutkan dengan menggunakan regresi berganda untuk melihat

bagaimana sensitivitas ketiga rasio tersebut terhadap harga saham

Telkom bila digunakan secara bersamaan.

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

71

 

IV.3.2.1 Uji Asumsi Klasik

IV.3.2.1.1 Uji Heteroskedatisitas

Gambar 4.3.2.1.1 Diagram Pencar Assets Turnover Noncummulative,

Price/Earning Ratio dan Market/Book Ratio terhadap Harga Saham

Telkom

Diagram pencar ternyata tidak membentuk pola-pola tertentu yang

teratur, melainkan acak, sehingga regresi tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

IV.3.2.1.2 Uji Otokorelasi

Tabel 4.3.2.1.2. Tabel Hasil Uji Otokorelasi Rasio Assets Turnover

Noncummulative, Price/Earning Ratio dan Market/Book Ratio

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .863(a) .745 .698 1325.09149 .520a Predictors: (Constant), MarketBookRatio, PriceEarningRatio, AssetsTO_NonCumData b Dependent Variable: StockPrice Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar

0,520. Sementara itu, nilai Durbin-Watson untuk sampel

berjumlah dua puluh dengan tiga variabel independen adalah

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

72

 

dL=1,00 dan dU=1,68. Jika dibandingkan, maka hasilnya adalah

DW tabel < dL, terjadi otokorelasi. Hal ini menyebabkan

ketidaktepatan dari interval keyakinan dan hasil pengujian

signifikansi t-test dan F-test.

IV.3.2.1.3 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3.2.1.3 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Assets Turnover

Noncummulative, Price/Earning Ratio dan Market/Book Ratio

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua

rasio keuangan yang akan diuji mengalami gangguan

multikolinearitas, VIF dan tolerance-nya tidak mendekati satu.

IV.3.2.2 Pengujian Hipotesis

Tabel 4.3.2.2 Tabel Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) -8183.206 6360.133 -1.287 .217 AssetsTO_NonCum

Data 62512.160 43812.029 .394 1.427 .173

PriceEarningRatio -10.588 200.796 -.014 -.053 .959 MarketBookRatio 834.825 685.416 .513 1.218 .241

a Dependent Variable: StockPrice Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai t hitung. Kemudian,

nilai t tabel untuk derajat kebebasan sebesar 18 dengan tingkat

ketidakpercayaan sebesar 5% adalah 1,734. Untuk assets turnover

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00043-AK Bab 4.pdf · BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan

73

 

noncummulative dan market/book ratio kondisinya adalah t hitung < t

tabel dan sig > 5% sehingga Ho diterima. Kemudian, untuk

price/earning ratio, –t hitungnya < -t tabelnya, tetapi sig > 5%,

sehingga Ho diterima. Hal ini berarti ketiga rasio tersebut yang tidak

mempunyai sensitivitas yang signifikan dalam regresi berganda.

IV.3.2.3 Diskusi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian di atas didapat hasil yang berbeda

dengan hasil regresi sederhana. Hal ini disebabkan adanya

multikolinearitas dalam regresi, di mana salah satu cirinya adalah

biasanya regresi mempunyai persamaan dengan nilai R2 yang tinggi

atau sangat tinggi, F hitung tinggi, tetapi banyak variabel bebas yang

tidak signifikan (t hitungnya rendah). Multikolinearitas terjadi karena

adanya variabel-variabel independen yang terkorelasi satu sama

lainnya. Multikolinearitas menyebabkan berubahnya nilai postif

dalam regresi sederhana menjadi negatif dalam regresi berganda atau

sebaliknya