BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN - Institutional...
Transcript of BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN - Institutional...
45
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Ambarawa
yang beralamat di Jln. Mgr. Soegiyopranata No. 225
Ambarawa dengan nomor statistik sekolah
111332210001 dan NPSN 20320564. MI Negeri
Ambarawa berdiri sejak tanggal 11 Juli 1991 dengan
akte pendirian nomor 137 tahun 1992. Proses kegiatan
belajar mengajar yang dilaksanakan di MI Negeri
Ambarawa dilakukan pagi hari. MI Negeri Ambarawa
dibangun di atas tanah seluas 4.349m2 dengan jumlah
guru dan karyawan 24 orang.
Visi MI Negeri Ambarawa adalah terwujudnya
Madrasah yang unggul, religius, disiplin, dan peduli
lingkungan. Untuk mewujudkan misi tersebut, di
dukung dengan adanya visi sekolah yaitu:
a. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandas-kan nilai-nilai Islam;
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
efektif dan bermutu dengan pendekatan
PAIKEM guna mewujudkan peserta didik yang berkwalitas;
c. Memotivasi dan melaksanakan pembinaan
kompetisi bidang akademik dan non akademik;
d. Mewujudkan kesadaran berperilaku disiplin
bagi warga madrasah;
e. Mewujudkan kesadaran berperilaku berwawas-an lingkungan.
46
MI Negeri Ambarawa didukung oleh tenaga pen-
didik dan kependidikan yang kompeten di bidangnya.
Tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di MI
Negeri Ambarawa terdiri dari seorang kepala sekolah,
13 guru kelas, satu guru penjaskes, enam guru mata
pelajaran, satu tenaga administrasi, satu orang
security dan dua orang penjaga malam.
Sebagai sekolah yang belum lama berdiri, MI
Negeri Ambarawa memiliki kondisi sarana dan prasa-
rana yang masih bagus. MI Negeri Ambarawa memiliki
11 ruang kelas dengan ukuran 7 x 8 m, ruang kepala
madrasah, ruang perpustakaan, ruang guru, 1 kantin,
ruang komputer, ruang gudang, halaman upacara,
lapangan sepak bola, serta sarana internet.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan (Planning) Sarana dan Prasarana
Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa
Manajemen sarana dan prasarana merupakan
suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana
dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetap-
kan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan, karena mana-
jemen sarana dan prasarana yang baik akan sangat
mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar
di sekolah.
47
MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar
menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi,
indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah
atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebu-
tuhan pendidikan.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui tentang pelaksanaan manajemen sarana prasara-
na pendidikan di MI Negeri Ambarawa dengan kepala
sekolah. Berikut ini petikan wawancaranya.
Sekolah kami juga melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Manajemen tersebut
kami lakukan agar sarana dan prasarana yang ada
di sekolah dapat dikelola dengan baik sehingga memudahkan dalam pemakaiannya. Selain itu,
dilakukannya manajemen juga bertujuan untuk
mengetahui kondisi dari sarana dan prasarana
tersebut apakah masih bisa digunakan atau tidak.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pen-
didikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di MI Negeri Ambarawa memberikan manfaat bagi
semua anggota sekolah. Hal itu saya rasakan
ketika saya sebagai guru pendidikan jasmani
melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Dengan melakukan manaje-
men sarana dan prasarana tersebut saya merasa
lebih mudah untuk mengaturnya serta menge-tahui sarana prasarana apa saja yang harus
diperbaiki atau diganti.
48
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa tujuan dilakukannya manajemen
sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jas-
mani di MI Negeri Ambarawa adalah untuk memudah-
kan guru dalam pemeliharaan dan pemanfaatan
sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Dalam manajemen sarana dan prasarana pem-
belajaran pendidikan jasmani, manajemen sarana pra-
sarana dilakukan dalam empat tahapan yaitu peren-
canaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawas-
an. Keempat tahapan tersebut merupakan satu ke-
satuan yang harus dilakukan secara bersama-sama
sehingga akan diperoleh manajemen yang baik.
Manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pen-
didikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan
oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pen-
didikan jasmani.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru
pendidikan jasmani untuk mengetahui pelaksanaan
manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidik-
an jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan
wawancaranya.
Sebagaimana yang telah saya sampaikan sebelum-
nya bahwa untuk mata pelajaran pendidikan
jasmani juga dilakukan manajemen sarana dan prasarana. Manajemen tersebut meliputi perenca-
naan, pengorganisasian, pergerakan dan penga-
wasan terhadap semua sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Kalau yang ber-
tanggung jawab sebenarnya adalah kepala sekolah
tapi yang melaksanakannya adalah guru pendi-
dikan jasmani.
49
Peryataan di atas divalidasi oleh kepala sekolah
MI Negeri Ambarawa tentang pelaksanaan manajemen
sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani
oleh guru pendidikan jasmani.
Sebenarnya semua kegiatan yang ada di sekolah
yang bertanggungjawab adalah saya, tetapi dalam
pelaksanaannya saya dibantu oleh para bapak dan ibu guru. Seperti manajemen sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani, maka
yang membantu adalah guru pendidikan jasmani. Dalam manajemen sarana prasarana meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri
Ambarawa melaksanakan manajemen sarana dan pra-
sarana pembelajaran pendidikan jasmani. Manajemen
sarana prasarana pembelajaran tersebut meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan peng-
awasan.
Perencanaan perlengkapan pendidikan meru-
pakan suatu proses memikirkan dan menetapkan
program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang ber-
bentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan peng-
adaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah
untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perenca-
naan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan
oleh kepala sekolah dan guru.
50
Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dila-
kukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melaku-
kan analsis terhadap kebutuhan sarana dan prasara-
na pembelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan
untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan
oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana
pembelajaran.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala
sekolah untuk mengetahui perencanaan manajemen
sarana dan prasarana. Berikut ini petikan wawan-
caranya.
Yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa
antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan
sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembela-jaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghi-
tungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang
secara fisik dengan menggunakan formulir laporan
opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menen-tukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan
kemungkinan barang – barang yang tidak ditemu-
kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik
barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-
dikan jasmani.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendi-
dikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.
Menurut pendapat saya, hal-hal yang perlu untuk
direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendi-dikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain:
(a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendi-dikan Jasmani, (b) Melakukan penghitungan, pen-
51
dataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik
dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan
jumlah barang yang masih baik, rusak dan
kemungkinan barang – barang yang tidak ditemu-kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik
tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik
barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-
dikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa perencanaan sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri
Ambarawa dilakukan melalui beberapa tahap antara
lain mengidentikasi keperluan sarana dan prasarana,
melakukan pendataan, melakukan evaluasi dan mem-
buat laporan.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh
peneliti menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan
manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pen-
didikan jasmani di sekolah melibatkan kepala sekolah,
bendahara dan guru yang bersangkutan. Dalam
kegiatan perencanaan manajemen sarana prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani, keterlibatan kepala
sekolah adalah sebagai pemimpin di sekolah, keterli-
batan bendahara sebagai orang yang mengelola ke-
uangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai
guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana
pembelajaran.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala
sekolah untuk mengetahui siapa saja yang terlibat
dalam perencanaan manajemen sarana dan prasarana
52
pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan
wawancaranya.
Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan
karyawan maka yang kami libatkan dalam peren-
canaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah saya sendiri selaku kepala MIN
Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna ang-
garan, bendahara pengeluaran selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan 2 (dua) orang
guru olahraga selaku yang berkepentingan peng-
guna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru
pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut.
Yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah ke-
pala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa
pengguna anggaran, bendahara pengeluaran sela-ku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan
kami selaku guru olahraga yang berkepentingan
pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa dalam kegiatan perencanaan mana-
jemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan
jasmani di MI Negeri Ambarawa melibatkan kepala
sekolah, bendahara dan guru pendidikan jasmani.
Keterlibatan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
di sekolah, keterlibatan bendahara sebagai orang yang
mengelola keuangan sekolah, dan guru pendidikan
jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana
dan prasarana pembelajaran.
53
Kegiatan perencanaan dalam manajemen sarana
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani ber-
tujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan
pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga
sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-
rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang
efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupa-
yakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidik-
an secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana
dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan
siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru
pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan dilaku-
kannya perencanaan dalam manajemen sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut
ini petikan wawancaranya.
Tujuan diadakanya perencanaan sarpras pendidik-an jasmani antara lain:
a. demi tercapainya tertib administrasi penge-
lolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani;
b. untuk penghematan keuangan sekolah/ne-
gara;
c. mempermudah penghitungan sarpras pendi-
dikan jasmani;
d. mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh kepala
sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan seba-
gai berikut:
54
Tujuan kami mengadakan perencanaan sarpras
pendidikan jasmani antara lain (a) demi tercapai-nya tertib administrasi pengelolaan barang milik
negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendi-
dikan jasmani, (b) untuk penghematan keuangan sekolah/negara, (c) mempermudah penghitungan
sarpras pendidikan jasmani, dan (d) mempermu-
dah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendi-
dikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa kegiatan perencanaan dalam manaje-
men sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan
jasmani dilakukan oleh kepala sekolah, bendahara
dan guru pendidikan jasmani. Tujuannya adalah:
(a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan
barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras
pendidikan jasmani; (b) untuk penghematan keuangan
sekolah/Negara; (c) mempermudah penghitungan
sarpras pendidikan jasmani; dan (d) mempermudah
pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan
jasmani.
Perencanaan manajemen sarana prasarana di MI
Negeri Ambarawa dilakukan dalam dua tahap yaitu
analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
serta perencanaan dan pengadaan sarana dan pra-
sarana sekolah. Pada tahap analisis kebutuhan sarana
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, guru
olahraga melakukan analisa terhadap kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang
diperlukan sekolah. Kemudian hasil analisa tersebut
akan disampaikan dalam rapat dengan kepala sekolah
55
dan bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan
ditentukan sarana dan prasarana apa saja yang di-
perlukan oleh sekolah.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa tentang
analisa kebutuhan sarana dan prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani.
Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani kami melaku-kan analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan
sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah.
Setelah dianalisis kemudian hasilnya akan diba-has dalam rapat dengan kepala sekolah da ben-
dahara untuk mengetahui sarana prasarana apa
saja yang perlu dimiliki sekolah.
Pernyataan guru olahraga di atas dibenarkan
oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menya-
takan sebagai berikut:
Dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa memang
diawali dengan melakukan analisa terhadap kebu-
tuhan sarana dan prasarana pembelajaran, apa yang perlu dibeli sekolah untuk mendukung
proses pembelajaran. Setelah hasil analisis kebu-
tuhan diperoleh kemudian akan dibahas dalam rapat dengan bendahara dan guru untuk menge-
tahui besarnya dana yang dimiliki sekolah untuk
membli sarana dan prsarana tersebut. Sehingga apabila ada sarana dan prasarana yang belum
begitu penting dapat di tunda terlebih dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan
perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran. Setelah hasil analisis kebutuhan sarana
56
dan prasarana pembelajaran dibahas dalam rapat,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencana-
an dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajar-
an. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana
pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
kepala sekolah MI Negeri Ambarawa dapat diketahui
bahwa perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan
berdasarkan pada keutamaan. Sarana dan prasarana
yang akan dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan
yang paling utama. Berikut ini petikan wawancara
peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa.
Setelah dilakukan analisa terhadap kebutuhan
sarana prasarana pembelajaran, kemudian akan dibuat perencanaan terhadap pengadaan sarana
prasarana tersebut. Proses pengadaan sarana pra-
sarana pembelaran berdasarkan pada kebutuhan sekolah. Sekolah membuat rangking untuk kebu-
tuhan sarana prasarana tersebut. Artinya penga-
daan sarana prasarana pembelajaran berdasarkan pada keutaman sarana tersebut.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru olah-
raga MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai
berikut.
Tahap selanjutnya adalah perencanaan dan peng-
adaan sarana dan prasaran pembelajaran. Kegiat-
an perencanaan yang kami lakukan berdasarkan pada pada hasil analisis kebutuhan. Pengadaan
sarana di dasarkan pada kebutuhan sekolah. Jadi
yang paling dianggap urgent akan dibeli terlebih dahulu. Kurang lebihnya seperti itu pak.
57
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa kegiatan perencanaan manajemen
sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan
jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru dan bendahara sekolah. Kegiatan peren-
canaan dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis
kebutuhan sarana dan prasarana serta perencanaan
dan pengadaan sarana dan prasarana. Analisis dilaku-
kan untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana
pembelajaran serta sebagai dasar pembuatan peren-
canaan dan pengadaan sarana dan prasarana pem-
belajaran yang akan dimiliki sekolah.
4.2.2 Pengorgaisasian (Organizationing) Sarana dan
Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani
di MIN Ambarawa
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi-
sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-
capaian tujuan organisasi.
Dalam manajemen sarana prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani dilakukan pengorganisasian.
Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah
58
dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani. Kegiatan tersebut
dilakukan setelah kegiatan perencanaan selesai dila-
kukan.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pem-
belajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa.
Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala
sekolah.
Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani
pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan
diketahui barang yang masih baik dan yang sudah
rusak / tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekuranganya untuk selanjutnya diusulkan peng-
adaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA)
setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, benda-
hara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.
Pernyatan di atas dibenarkan oleh guru pendi-
dikan jasmani di MI Negeri Ambarawa yang menya-
takan sebagai berikut:
Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani
pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim penge-lola sarpras melakukan opname barang dan dike-
tahui barang yang masih baik dan yang sudah
rusak/tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan
kekuranganya untuk selanjutnya diusulkan peng-adaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA)
setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, benda-
hara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.
59
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri
Ambarawa melakukan pengadaan sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani. Proses penga-
daan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa
dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan
opname barang dan diketahui barang yang masih baik
dan yang sudah rusak/tidak bisa dipakai lagi. Selan-
jutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa peng-
guna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui
oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan
barang membelanjakan barang yang dibutuhkan.
Dalam setiap kegiatan manajemen sarana prasa-
rana pembelajaran, melibatkan kepala sekolah, benda-
hara sekolah, guru serta tim pengadaan barang. Kegi-
atan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melibat-
kan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang
mengatur kegiatan yang ada di sekolah, bendahara
sebagai pemegang keuangan sekolah, guru pendidikan
jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana
dan prasarana pembelajaran serta tim pengadaan
barang yang nantinya bertugas untuk membeli barang
yang telah di setujui oleh kepala sekolah.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui keterlibatan bendahara dan kepala sekolah dalam
pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendi-
dikan jasmani. Berikut ini petikan hasil wawancara
dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa.
60
Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras
pendidikan jasmani antara lain:
a. guru pendidikan jasmani yang dalam hal ini
sebagai tim pengelola sarpras mengajukan
usulan pengadaan barang;
b. Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan
persetujuan;
c. Bendahara Pengeluaran yang mengeluarkan
anggaran;
d. Tim pengadaan barang.
Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan
oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa
yang menyatakan sebagai berikut:
Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras
pendidikan jasmani antara lain: a) guru pendi-dikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim
pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan
barang; b) Kuasa Pengguna Anggaran yang mem-berikan persetujuan, c) Bendahara Pengeluaran
yang mengeluarkan anggaran, dan d) Tim penga-
daan barang.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa kepala sekolah dan bendahara di MI
Negeri Ambarawa ikut terlibat dalam pengadaan sara-
na dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani.
Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana
dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistri-
busikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkap-
an merupakan kegiatan pemindahan barang dan
tanggungjawab dari seorang penanggungjawab pe-
nyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang itu. Di MI Negeri Ambarawa
61
saana prasarana pendidikan jasmani yang telah dimi-
liki sekolah di kelola oleh guru pendidikan jasmani.
Sehingga untuk kegiatan pendistribusian sarana dan
prasarana pendidikan yang akan digunakan harus
dengan seijin dari guru pendidikan jasmani.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui cara pendistribusian sarana dan prasarana pem-
belajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa.
Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan guru
pendidikan jasmani.
Pendistribusianya yaitu setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam
hal ini adalah kami selaku guru pendidikan
jasmani.
Pernyataan guru pendidikan jasmani di atas
dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa
yang menyatakan sebagai berikut.
Pendistribusianya masih sangat sederhana karena
keterbatasan kami baik dari jumlah personilnya
dan pengetahuan kami yang masih minim yaitu
setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini adalah guru
pendidikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa pendistribusian sarana dan prasa-
rana pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa
dilakukan dengan cara setiap ada barang yang dipakai
harus seijin pengelola sarpras, dalam hal ini adalah
kami selaku guru pendidikan jasmani.
62
Pendistribusian sarana dan prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani dilakukan guru pendidikan
jasmani yang sekaligus bertugas sebagai pengelola
sarana dan prasarana pembelajaran. Hal itu dikare-
nakan guru pendidikan jasmani yang lebih mengeta-
hui bagaimana cara merawatnya serta bagaimana cara
mengelolanya.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui tentang siapa saja yang bertugas dalam mengelola
sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jas-
mani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah
petikan wawancara dengan kepala sekolah.
Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidik-an jasmani adalah pengelola sarpras yaitu guru
pendidikan jasmani.
Pernyataan di atas dibenarkan dengan hasil
wawancara guru pendidikan jasmani yang menyata-
kan sebagai berikut.
Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidik-
an jasmani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa yang bertugas dalam mengelola sara-
na dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di
MI Negeri Ambarawa adalah guru pendidikan jasmani.
Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana,
keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran pen-
didikan jasmani dikelola dengan baik sehingga memu-
63
dahkan bagi orang (siswa dan guru) yang akan meng-
gunakannya serta memudahkan bagi pengelola untuk
mengecek jumlah dan kondisi sarana prasarana. Di MI
Negeri Ambarawa, sarana prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah ditata
dengan cara yaitu secara fisik dan secara administrasi
yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Pena-
taan sarana dan prasarana tersebut dilakukan oleh
guru pendidikan jasmani.
Peneliti melakukan wawancara untuk mengeta-
hui tentang penataan sarana dan prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan
kepala sekolah.
Penataan yang kami lakukan antara lain (1) secara
fisik, barang disimpan pada ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan hanya dikeluar-
kan saat diperlukan, dan (2) secara administrasi,
sarpras didata menggunakan buku inventaris barang dan buku mutasi barang. Yang bertang-
gungjawab…? Yang bertanggung jawab adalah tim
pengelola sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggar-
an/Pimpinan satuan kerja (satker).
Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pen-
didikan jasmani tentang penataan sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani.
Penataan yang kami lakukan antara lain (1) secara
fisik, barang disimpan pada ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan hanya dikeluar-
kan saat diperlukan, dan (2) secara administrasi,
sarpras di data menggunakan buku inventaris barang dan buku mutasi barang.
64
Yang bertanggung jawab adalah tim pengelola
sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggaran/ Pim-
pinan satuan kerja (satker).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa pengorganisasian sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh
kepala sekolah, bendaharan sekolah, guru dan tim
pengadaan barang. Tahap pengorganisasian sarana
prasarana pembelajaran sekolah meliputi pendistri-
busian sarana dan prasarana serta penataan sarana
dan prasarana. Pendistribusian sarana prasarana
pembelajaran dilakukan oleh guru olahraga. Penataan
sarana prasarana dilakukan secara fisk dan secara
administrasi.
4.2.3 Pergerakan (Actuating) Sarana dan Prasarana
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MI
Negeri Ambarawa
Pergerakan sarana prasarana penjas di MI
Negeri Ambarawa meliputi: (1) pemanfaatan sarana
dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien;
(2) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, (3) in-
ventarisasi sarana dan prasarana sekolah, (4) pengha-
pusan sarana dan prasarana sekolah.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru
pendidikan jasmani untuk mengetahui pemanfaatan
sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri
Ambrawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya.
65
Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga
adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfa-
atkan sesuai dengan keperluan masing-masing.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh kepala
sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan seba-
gai berikut.
Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga
adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfaat-
kan sesuai dengan keperluan masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa sarana dan prasarana pembelajaran
di MI Negeri Ambrawa dimanfaatkan oleh guru pendi-
dikan jasmani, guru dan juga guru mata pelajaran
lainnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di
MIN Ambarawa, siswa memanfaatkan alat olahraga
sesuai dengan keperluannya. Misalkan pada lapangan
sepak bola dimanfaatkan khusus untuk sepakbola,
lompat jauh dilakukan pada bak lompat jauh yang
sudah disiapkan oleh sekolah.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala
sekolah untuk mengetahui bagaimana cara memanfa-
atkan sarana prasarana pembelajaran pendidikan
jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan
wawancaranya.
Kami berupaya semaksimal mungkin memanfaat-
kan sarpras yang ada, karena dengan meman-
66
faatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan
maka semuanya akan awet dan tidak rusak.
Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan
oleh guru olahraga yang menyatakan sebagai berikut.
Guru pendidikan jasmani dan siswa berupaya
semaksimal mungkin memanfaatkan sarpras yang ada, karena dengan memanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan maka semuanya akan
awet dan tidak rusak.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa guru pendidikan jasmani dan para
siswa di MI Negeri Ambarawa berupaya semaksimal
mungkin memanfaatkan sarana dan prasarana pem-
belajaran yang ada, karena dengan memanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka kondisi
sarana prasarana tersebut akanterjaga dan tidak cepat
rusak.
Dari hasil wawancara dan observasi langsung
telah didapat hasil temuan lapangan yaitu mengenai
pemeliharaan sarana prasarana olahraga di MIN
Ambarawa meliputi: Sekolah telah melakukan pema-
sangan poster-poster menarik pada dinding sekolah
dan koridor yang berupa kata mutiara untuk menye-
mangati warga sekolah agar memperhatikan pemeliha-
raan sarana prasarana. Selain itu pemeliharaan dila-
kukan secara kontinyu terhadap barang-barang
inventaris antara lain dengan perawatan barang dari
segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat
pada sarana prasarana olahraga. Kepala Sekolah
67
menegaskan tentang pemeliharaan sarana prasarana
olahraga bukanlah menjadi tanggung jawab guru
olahraga tetapi kita sebagai warga sekolah. Jadi pada
saat memanfaatkan alat olahraga harus sesuai dengan
penggunaannya dan jika sudah selesai maka diletak-
kan pada tempatnya. Pemeliharaan alat olahraga
dilakukan dengan pembersihan dari debu dan sampah
yang merusak alat olahraga tersebut.
Sejauh ini usaha yang dilakukan oleh sekolah
belum maksimal seperti penyimpanan sarana olahraga
yang ditempatkan pada sebuah lemari di gudang,
sedangkan prasarana seperti bak pasir untuk lompat
jauh, serta pemeliharaan lapangan sepakbola dengan
pengecatan garis line dan tiang lapangan.
Tahap selanjutnya adalah inventarisasi sarana
prasarana olahraga. Peneliti melakukan wawancara
dengan kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan
inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut
ini adalah petikan wawancaranya.
Yang melakukan inventarisasi adalah tim penge-
lola sarpras yaitu guru Pendidikan jasmani di
sekolah kami.
Pernyataan dari kepala sekolah di benarkan oleh
guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa.
Yang melakukan inventarisasi sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani adalah guru pendidikan jasmani yang bertugas sebagai
tim pengelola sarpras.
68
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa kegiatan inventarisasi sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI
Negeri Ambarawa dilakukan oleh guru pendidikan
jasmani.
Adapun proses inventarisasi sarpras penjas
dilakukan dengan pembuatan formulir opnam fisik.
Disampaikan oleh guru pendidikan jasmani bahwa:
Proses inventarisasi yang kita lakukan antara lain
Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilai-
an kondisi barang secara fisik dengan mengguna-
kan formulir laporan opnam fisik; Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang
masih baik, rusak dan kemungkinan barang-
barang yang tidak ditemukan ;Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil
opname fisik barang yang dalam hal ini adalah
sarpras pendidikan jasmani.
Penjelasan di atas dibenarkan oleh bapak kepala
sekolah bahwa:
Pendataan inventarisasi dilakukan dengan buku
inventaris yang dijadikan satu dengan inventari-sasi sekolah, dibuat dengan kolom dan kode ter-
sendiri. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam
buku induk barang inventars, buku golongan inventaris, buku catatan barang non inventaris,
daftar laporan tri wulan, mutasi baran inventaris,
dan daftar rekap barang inventaris.
Penjelasan guru di atas memberikan informasi
bahwa pada proses pendataan inventarisasi dilakukan
secara terprogram dan terstruktur pada spek masing-
masing, misalkan olahraga oleh tim guru olahraga,
69
dan sarpras lain oleh guru lain dan dilakukan laporan
secara keseluruhan pada buku inventaris bersama.
Hasil observasi dan wawancara tentang inven-
tarisasi sarpras khususnya penjas di MIN Ambarawa
bahwa yang melakukan inventarisasi adalah tim guru
olahraga dan kepala sekolah melakukan dan bertang-
gung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan
pengisian formulir yang ada. Selama ini proses invent-
tarisasi berjalan dengan baik hal ini dilakukan agar
terciptanya tertib administrasi khususnya pada
sarpras olahraga.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala
sekolah untuk mengetahui siapa yang bertugas dalam
meninjau kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana
pembelajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini
adalah petikan wawancaranya.
Saya melakukan peninjauan terhadap inventari-
sasi seluruh sarpras disekolah kami, hal ini sangat membantu dalam menghemat keuangan sekolah
kami baik dalam pengadaan maupun pemelihara-
an serta penghapusan sarpras sekolah kami. Selain itu sebagai bahan atau pedoman untuk
menghitung kekayaan sekolah kami. Tegas kepala
sekolah.
Penjelasan kepla sekolah di atas dibenarkan
oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan se-
bagai berikut.
Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap inventarisasi seluruh sarpras disekolah. Hal ini
sangat membantu dalam menghemat keuangan
sekolah kami baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan serta penghapusan sarpras sekolah.
70
Penjelasan kepala sekolah di atas menjelaskan
bahwa pada kegiatan inventarisasi kepala sekolah ikut
berperan aktif, hal itu dilakukan untuk meminimalisir
adanya pengeluaran keuangan sekolah. Di samping itu
juga dilakukan untuk menghitung seberapa besar
kekayaan sekolah yang dimiliki sebagai laporan kepa-
da pimpinan yaitu Dinas Agama. Tahap selanjutnya
adalah penghapusan sarana prasana, pada kegiatan
ini bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan
sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena
sarana prasarana tersebut dianggap tidak berfungsi.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru
pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan kegiat-
an penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran
di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan
wawancaranya.
Tujuan dilakukannya penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani adalah Secara teknis penghapusan barang dilakukan dengan
pertimbangan bahwa:
1. Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki;
2. Barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat
modernisasi;
3. Barang – barang tersebut sudah mengalami
perubahan karena terkikis, rusak dan lain –
lain;
4. Barang – barang tersebut diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang
sehingga lebih baik dilakukan penghapusan.
Hal ini diperkuat oleh kepala sekolah, tentang
perlunya kegiatan penghapusan sarpras. Kegiatan ini
71
memang diperlukan selain untuk meringankan tugas
pelaksana inventaris, juga mencegah sekurang-ku-
rangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pe-
meliharaan sarpras yang kondisinya semakin buruk
dan tidak dapat digunakan lagi. Berikut ini adalah
petikan wawancara dengan kepala sekolah tentang
pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana
pembelajaran.
Sekolah kami MI Negeri Ambarawa juga melaksa-
nakan penghapusan sarana prasarana. Kegiatan
penghapusan di sekolah kami dilaksanakan
dengan pertimbangan: (1) Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila di-
perbaiki, (2) Barang tidak dapat dipergunakan lagi
akibat modernisasi, (3) Barang-barang tersebut sudah mengalami perubahan karena terkikis,
rusak dan lain-lain, dan (4) Barang-barang terse-
but diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang sehingga lebih baik dilakukan
penghapusan.
Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasara-
na pembembelajaran pendidikan jasmani yang dilaku-
kan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa. Guru
olahraga melakukan penghapusan sarana dan prasa-
rana sesuai dengan prosedur penghapusan barang
miliki Negara.
Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan
kepala sekolah MI Negeri Ambarawa tentang proses
pengahpusa sarana dan prasarana pembelajaran.
Proses penghapusan sarana dan prasarana pem-
belajaran di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh
guru olahraga. Dan untuk saat ini, proses peng-
72
hapusan tersebut dilakukan sesuai dengan prose-
dur penghapusan barang milik Negara.
Penjelasan kepala sekolah di atas dibenarkan
oleh guru olahraga MI Negeri Ambarawa.
Pada awalnya kami memang mengalami kesulitan
untuk melakukan penghapusan sarana dan pra-sarana pembelajaran. Namun karena banyaknya
sarana dan prasarana yang tidak terpakai dan
terbengkalai membuat saya berpikir untuk meaku-kan penghapusan barang. Dan saya melakukan
penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran
sesuai dengan prosedur penghapusan barang milik Negara.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di
atas dapat diketahui bahwa pergerakan sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI
Negeri Ambarawa meliputi pemanfaatan, pemelihara-
an, inventarisasi dan penghapusan barang. Semua
kegiatan tersebut dilakukan oleh guru olahraga. Untuk
kegiatan penghapusan barang dilakukan sesuai
dengan prosedur penghapusan barang miliki Negara.
4.2.4 Pengendalian (Controlling) Sarana dan Prasa-
rana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di
MIN Ambarawa
Tahap pengendalian sarpras penjas di MIN
Ambarawa meliputi: (1) pemantauan kinerja penggu-
naan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekoah,
(2) penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah. Peneliti melakukan
73
wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui
pemantauan kinerja penggunaan dan pengendalian
sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di
MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wa-
wancaranya.
Pemantauan yang yang kami lakukan selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang
untuk kami data pada buku inventaris barang dan
buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan
kami pakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jas-
mani.
Penjelasan kepala sekolah di atas di benarkan
oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan
sebagai berikut:
Pemantauan yang di lakukan sekolah selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang
untuk di data pada buku inventaris barang dan
buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan
dipakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat
diketahui bahwa pemantauan sarana prsarana pem-
belajaran di MI Negeri Ambarawa selama ini hanya
sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk di
data pada buku inventaris barang dan buku mutasi
barang dan sarpras tersebut akan dipakai semaksimal
dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran
pendidikan jasmani
Pelaksanaan pemantauan biasanya dilaksana-
kan setiap seminggu sekali, yaitu saat kepala sekolah
74
melakukan supervisi. Pengendalian ini dilakukan se-
cara bersama agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai
dg rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-keten-
tuan lain yang telah ditetapkan dengan mengawasi,
memerikasa dan mencocokan segala sesuatu, apakah
sudah berjalan dengan baik dalam usaha pencapaian
tujuan bersama.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru
pendidikan jasmani untuk mengetahui siapa yang
melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pem-
belajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah
petikan wawancaranya.
Yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasa-rana pendidikan jasmani Sarpras pendidikan
jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga
yang memakainya oleh karenanya kita juga yang harus memeliharanya dibawah koordinasi kami
guru pendidikan jasmani selaku pengelolanya.
Penjelasan di atas dibenarkan oleh kepala
sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan bahwa:
Di sekolah kami yang melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani Sarpras
pendidikan jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga yang memakainya oleh karenanya kita
juga yang harus memeliharanya di bawah koor-
dinasi kami guru pendidikan jasmani selaku
pengelolanya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka
dapat disimpulkan bahwa pada proses pemantauan
sarpras khususnya penjas dilakukan secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
75
Sedangkan penilaian terhadap kinerja pengguna dan
pemeliharaan sarana prasarana dilakukan pada akhir
tahun sekali sekalian melakan opname fisik sarpras.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mana-
jemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani di
MIN Ambarawa termasuk pada kategori baik. Temuan
ini dapat dijadikan sumber informasi untuk menge-
tahui kekurangan atau kelemahan-kelemahan dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani
dan dapat diambil langkah yang tepat untuk mena-
ngani permasalahan-permasalahan yang ada.
Dengan demikian diharapkan proses dan keber-
adaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran
pendidikan jasmani benar-benar dapat dioptimal-
kan sehingga dapat berjalan dengan lancar dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal
juga. Terkait dengan hal tersebut, perlu kiranya me-
ningkatkan sumber daya Kepala Sekolah dan guru
pendidikan jasmani sehingga mampu bekerjasama
dengan seluru komponen sekolah dalam melakukan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perencanaan (Planning) Sarana dan Pasarana
Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa
Manajemen sarana dan prasarana merupakan
suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana
dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif
76
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetap-
kan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan, karena manaje-
men sarana dan prasarana yang baik akan sangat
mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar
di sekolah.
Manajemen atau administrasi menurut Sagala
(2007: 43) adalah rangkaian kegiatan bersama seke-
lompok manusia secara sistematis untuk menjalankan
roda suatu usaha atau misi organisasiagar dapat
terlaksana sebagaimana direncanakan, diorganisasi-
kan, digerakkan, dikendalikan, dan diawasi sehingga
tercapailah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar
menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi,
indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah
atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebu-
tuhan pendidikan.
Dalam manajemen sarana dan prasarana pem-
belajaran pendidikan jasmani, pada umumnya dilaku-
kan dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pengor-
ganisasian, pergerakan dan pengawasan. Keempat
tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang
harus dilakukan secara bersama-sama sehingga akan
diperoleh manajemen yang baik. Manajemen sarana
77
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI
Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah
dengan dibantu oleh guru pendidikan jasmani.
Perencanaan perlengkapan pendidikan merupa-
kan suatu proses memikirkan dan menetapkan
program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang ber-
bentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan
pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah
untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perenca-
naan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan
oleh kepala sekolah dan guru.
Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dila-
kukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melaku-
kan analisis terhadap kebutuhan sarana dan prasa-
rana pembelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan
untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan
oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana
pembelajaran.
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional
dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan
atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di
kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan
secara efektif dan efisien (Mulyono, 2008: 25). Peren-
canaan atau planning, yaitu proses yang menyangkut
upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecende-
78
rungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi. Dalam tahap perenca-
naan meliputi: (1) analisis kebutuhan sarana dan
prasrana sekolah, (2) perencanaan dan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah.
Hal-hal yang perlu untuk direncanakan dalam
pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN
Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala
keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan
penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi
barang secara fisik dengan menggunakan formulir
laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk
menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak
dan kemungkinan barang –barang yang tidak ditemu-
kan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut,
tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang
dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani.
Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di seko-
lah melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru
yang bersangkutan. Dalam kegiatan perencanaan
manajemen sarana prasarana pembelajaran pendi-
dikan jasmani, keterlibatan kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara
sebagai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan
guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan
menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran.
79
Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan
karyawan di MI Negeri Ambarawa maka yang dilibat-
kan dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana
pendidikan jasmani adalah kepala MIN Ambarawa
yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, benda-
hara selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan,
dan dua orang guru olahraga selaku yang berkepen-
tingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut
tim pengelola sarpras pendidikan jasmani.
Kegiatan perencanaan dalalm manajemen sara-
na dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani
bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan
dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehing-
ga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-
rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang
efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupaya-
kan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana
dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan
siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
Tujuan diadakannya perencanaan sarpras pen-
didikan jasmani di MI Negeri Ambarawa antara lain:
(a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan
barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras
pendidikan jasmani; (b) untuk penghematan keuangan
sekolah/Negara; (c) mempermudah penghitungan
sarpras pendidikan jasmani; dan (d) mempermudah
pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan
80
jasmani
Perencanaan manajemen sarana prasarana di MI
Negeri Ambarawa dilakukan dalam dua tahap yaitu
analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-
rana sekolah. Pada tahap analisis kebutuhan sarana
dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, guru
olahraga melakukan analisa terhadap kebutuhan sara-
na dan prasarana pendidikan jasmani yang diperlukan
sekolah. Kemudian hasil analisa tersebut akan di-
sampaikan dalam rapat dengan kepala sekolah dan
bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan diten-
tukan sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan
leh sekolah.
Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani kami melakukan
analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan sarana
dan prasarana yang diperlukan sekolah. Setelah dia-
nalisis kemudian hasilnya akan dibahas dalam rapat
dengan kepala sekolah da bedahara untuk mengetahui
sarana prasarana apa saja yang perlu dimiliki sekolah.
Tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan
perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran. Setelah hasil analisis kebutuhan sarana
dan prasarana pembelajaran dibahas dalam rapat,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencana-
an dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajar-
an. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana
81
pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya.
Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasa-
rana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri
Ambarawa dilakukan berdasarkan pada keutamaan.
Sarana dan prasarana yang akan dibeli harus disesu-
aikan dengan kebutuhan yang paling utama.
Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI
Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah, guru
dan bendahara sekolah. Kegiatan perencanaan dila-
kukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan
sarana dan prasarana serta perencanaan dan penga-
daan sarana dan prasarana. Analisis dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan sarana prasarana pembelajar-
an serta sebagai dasar pembuatan perencanaan dan
pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
akan dimiliki sekolah.
4.3.2 Pengorganisasian (Organizationing) Sarana
dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan
Jasmani di MIN Ambarawa
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi-
82
sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-
capaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian adalah menyusun hubungan
perilaku yang efektif antar personalia, sehingga mere-
ka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh
keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas
dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai
tujuan dan sasaran tertentu (Mulyono, 2008: 27).
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi-
sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pen-
capaian tujuan organisasi. Dalam tahap pengorgani-
sasian meliputi: (1) pendistribusian sarana dan prasa-
rana sekolah, (2) penataan sarana dan prasarana
sekolah.
Dalam manajemen sarana prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani dilakukan pengorganisasian.
Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah
dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana
pembelajaran pendidikan jasmani. Kegiatan tersebut
dilakukan setelah kegiatan perencanaan selesai dila-
kukan.
83
Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani
pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola
sarpras melakukan opname barang dan diketahui
barang yang masih baik dan yang sudah rusak/tidak
bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekurangannya.
Untuk selanjutnya diusulkan pengadaanya kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) setelah usulan terse-
but disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan
tim pengadaan barang membelanjakan barang yang
dibutuhkan.
Pengadaan perlengkapan pendidikan pada
dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana
pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelum-
nya. Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan
menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana
pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana prasarana
dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah,
waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pengadaan dilakukan sebagai
bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilaku-
kan sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses
pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diinginkan (Bafadal, 204: 60).
Dalam setiap kegiatan manajemen sarana prasa-
rana pembelajaran, melibatkan kepala sekolah, benda-
hara sekolah, guru serta tim pengadaan barang. Ke-
giatan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melibat-
84
kan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang
mengatur kegiatan yang ada di sekolah, bendahara
sebagai pemegang keuangan sekolah, guru pendidikan
jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana
dan prasarana pembelajaran serta tim pengadaan
barang yang nantinya bertugas untuk membeli barang
yang telah di setujui oleh kepala sekolah.
Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras
pendidikan jasmani antara lain: (1) guru pendidikan
jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola
sarpras mengajukan usulan pengadaan barang;
(2) Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan perse-
tujuan, (3) Bendahara Pengeluaran yang mengeluar-
kan anggaran, dan (4) Tim pengadaan barang
Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana
dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistri-
busikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkap-
an merupakan kegiatan pemindahan barang dan tang-
gungjawab dari seorang penanggungjawab penyim-
panan kepada unit-unit atau orang-orang yang mem-
butuhkan barang itu. Di MI Negeri Ambarawa sarana
prasarana pendidikan jasmani yang telah dimiliki
sekolah dikelola oleh guru pendidikan jasmani.
Sehingga untuk kegiatan pendistribusian sarana dan
prasarana pendidikan yang akan digunakan harus
dengan seijin dari guru pendidikan jasmani. Pendis-
tribusianya yaitu setiap ada barang yang dipakai
harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini
adalah kami selaku guru pendidikan jasmani.
85
Pendistribusian sarana dan prasarana pembela-
jaran pendidikan jasmani dilakukan guru pendidikan
jasmani yang sekaligus bertugas sebagai pengelola
sarana dan prasarana pembelajaran. Hal itu dikarena-
kan guru pendidikan jasmani yang lebih mengetahui
bagaimana cara merawatnya serta bagaimana cara
mengelolanya. Yang bertugas mendistribusikan
sarpras pendidikan jasmani adalah pengelola sarpras
yaitu guru pendidikan jasmani.
Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana,
keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran pen-
didikan jasmani harus dikelola dengan baik sehingga
memudahkan bagi orang (siswa dan guru) yang akan
menggunakannya serta memudahkan bagi pengelola
untuk mengecek jumlah dan kondisi sarana prasa-
rana. Di MI Negeri Ambarawa, sarana prasarana pem-
belajaran pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah
ditata dengan cara yaitu secara fisik dan secara
administrasi dilakukan oleh guru pendidikan jasmani.
Penataan sarana dan prasarana tersebut dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani.
Penataan sarana prasarana pembelajaran pendi-
dikan jasmani yang dilakukan di MI Negeri Ambrawa
antara lain: (1) secara fisik, barang disimpan pada
ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan
hanya dikeluarkan saat diperlukan; dan (2) secara
administrasi, sarpras didata menggunakan buku
inventaris barang dan buku mutasi barang. Yang
bertanggung jawab adalah tim pengelola sarpras yaitu
86
guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku
Kuasa Pengguna Anggaran/Pimpinan satuan kerja
(satker).
4.3.3 Pergerakan (Actuating) Sarana dan Prasarana
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN
Ambarawa
Menggerakkan (actuating) menurut Terry (Sagala,
2007: 60) berarti merangsang anggota-anggota kelom-
pok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan
kemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan
oleh pemimpin, oleh karena itu kepemimpinan kepala
sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam
menggerakkan personal sekolah dalam melaksanakan
program kerjanya. Dalam tahap pergerakan meliputi:
(1) pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara
efektif dan efisien, (2) pemeliharaan sarana dan prasa-
rana sekolah, (3) inventarisasi sarana dan prasarana
sekolah, (4) penghapusan sarana dan prasarana
sekolah.
Pergerakan sarana prasarana penjas di MIN
ambarawa meliputi: (1) pemanfaatan sarana dan pra-
sarana sekolah secara efektif dan efisien, (2) peme-
liharaan sarana dan prasarana sekolah, (3) inventari-
sasi sarana dan prasarana sekolah, (4) penghapusan
sarana dan prasarana sekolah. Pada tahap pemanfaat-
an ini, dilaksanakan secara efektif dan efisien
87
Sekolah telah melakukan pemasangan poster-
poster menarik pada dinding sekolah dan koridor yang
berupa kata mutiara untuk menyemangati warga
sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana
prasarana. Selain itu pemeliharaan dilakukan secara
kontinyu terhadap barang-barang inventaris antara
lain dengan perawatan barang dari segala sesuatu
yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana
prasarana olahraga. Kepala Sekolah menegaskan
tentang pemeliharaan sarana prasarana olahraga
bukanlah menjadi tanggung jawab guru olahraga
tetapi kita sebagai warga sekolah. Jadi pada saat
memanfaatkan alat olahraga harus sesuai dengan
penggunaannya dan jika sudah selesai maka diletak-
kan pada tempatnya. Pemeliharaan alat olahraga
dilakukan dengan pembersihan dari debu dan sampah
yang merusak alat olahraga tersebut.
Sejauh ini usaha yang dilakukan oleh sekolah
cukup maksimal seperti penyimpanan sarana olahraga
yang ditempatkan pada sebuah lemari digudang,
sedangkan prasarana seperti bak pasir untuk lompat
jauh, serta pemeliharaan lapangan sepakbola dengan
pengecatan garis line dan tiang lapangan.
Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan
prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di seko-
lah melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru
yang bersangkutan. Dalam kegiatan perencanaan
manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidik-
an jasmani, keterlibatan kepala sekolah adalah seba-
88
gai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara seba-
gai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan guru
pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggu-
nakan sarana dan prasarana pembelajaran.
Kegiatan perencanaan dalalm manajemen sara-
na dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani
bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan
dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehing-
ga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasa-
rana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang
efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupaya-
kan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana
dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan
siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
Proses pendataan inventarisasi dilakukan secara
terprogram dan terstruktur pada aspek masing-
masing, misalkan olahraga oleh tim guru olahraga,
dan sarpras lain oleh guru lain dan dilakukan laporan
secara keseluruhan pada buku inventaris bersama.
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan perleng-
kapan pendidikan di sekolah adalah mencatat semua
perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah. Lazimnya,
kegiatan pencatatan semua perlengkapan itu disebut
dengan istilah inventarisasi perlengkapan pendidikan.
Kegiatan tersebut merupakan suatu proses yang ber-
kelanjutan. Secara definitif, inventarisasi adalah pen-
89
catatan dan penyusunan daftar barang milik negara
secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ke-
tentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang ber-
laku (Bafadal, 2004: 55).
Inventarisasi sarpras khususnya penjas di MIN
Ambarawa bahwa yang melakukan inventarisasi ada-
lah tim guru olahraga dan kepala sekolah melakukan
dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventari-
sasi fisik dan pengisian formulir yang ada. Selama ini
proses inventarisasi berjalan dengan baik hal ini dila-
kukan agar terciptanya tertib administrasi khususnya
pada sarpras olahraga.
4.3.4 Pengendalian (Controlling) Sarana dan
Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani
di MIN Ambarawa
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling,
yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan selu-
ruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun ber-
bagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia
bisnis yang dihadapi.
Soepartono (2000: 5-6) mengemukakan bahwa
Sarana olahraga dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu peralatan dan perlengkapan. Peralatan
(apparatus), ialah sesuatu yang digunakan, misalnya;
peti lincat, palang tunggal, palang sejajar, gelang-
90
gelang, kuda-kuda dan lain-lain. Soepartono juga me-
ngemukakan bahwa prasarana berarti “segala sesuatu
yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu
proses (usaha atau pembangunan).” Dalam olahraga
prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang memper-
mudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat
yang relatif permanen.
Kegiatan pengawasan dalam manajemen sarana
dan prasarana di MI Negeri Ambarawa meliputi:
(1) pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah; (2) penilaian kinerja
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah.
Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi
manajemen yang harus dilaksanakan oleh pemimpin
suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan sarana
dan prasarana pembelajaran yang ada di sekolah,
pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah. Pengawas-
an terhadap sarana dan prasarana di lingkungan
merupakan usaha yang ditempuh oleh pemimpin
untuk membantu personel sekolah dalam menjaga dan
memelihara serta memanfaatkan sarana prasarana
tersebut dengan sebaik-baiknya.
Kepala sekolah selaku penanggungjawab kegiat-
an yang ada di sekolah diharapkan selalu melaksana-
kan pemeriksaan barang secara berkala misalnya
setiap akhir tahun atau awal tahun ajaran baru.
Dengan adanya pemeriksaan kondisi sarana prasarana
91
untuk kepentingan sekolah, maka hal itu dapat mem-
bantu sekolah dalam melakukan perencanaan kegiat-
an sekolah dan penganggaran dana sekolah. Oleh
sebab itu pengawasan terhadap barang miliki negara
di lingkungan sekolah harus diadakan secara terus-
menerus.
Kegiatan pengawasan sarana dan prasarana
pembelajaran dapat berupa pengamatan, evaluasi dan
meminta laporan sehingga diperoleh informasi serta
gambaran kondisi sarana prasarana yang dimiliki
sekolah. Pelaksanaan pemantauan biasanya dilaksa-
nakan setiap seminggu sekali, yaitu saat kepala seko-
lah melakukan supervisi. Pengendalian ini dilakukan
secara bersama agar kerjasama itu dapat berhasil
sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk serta ke-
tentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan dengan
mengawasi, memerikasa dan mencocokkan segala
sesuatu, apakah sudah berjalan dengan baik dalam
usaha pencapaian tujuan bersama atau belum.
Hasil penelitian dan pembahasan di atas mence-
ritakan bahwa dalam manajemen itu adalah suatu
sistem yang saling berhubungan satu sama lain.
Dalam melakukan manajemen sarana dan prasarana
pembelajaran di sekolah diperlukan adanya perenca-
naan yang matang agar dalam pengadaan sarana
dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Dalam manajemen sarana prasarana pembela-
jaran juga diperlukan adanya pengorganisasian yang
92
jelas agar sarana prasarana yang ada dapat didistri-
busikan dan ditata dengan baik pula. Dengan demi-
kian pergerakan dari sarana prasarana dapat diawasi
dengan baik.