BAB IV mida
-
Upload
septi-andrianti-azhari -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
Transcript of BAB IV mida
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Demam
Berdarah Dangue
Tabel 2Distribusi tingkat pengetahuan tentang DBD di Puskesmas Pasar
Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persen
Baik 80 22, 3
Sedang 142 39, 6
Kurang 137 38, 2
Total 359 100
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 359 KK terdapat 142
orang (39,6%) memiliki pengetahuan sedang tentang penanganan dan
pencegahan Demam Berdarah Dengue di wilayah Puskesmas Pasar Ikan
Kota Bengkulu Tahun 2012
b. Distribusi frekuensi kebiasaan mengantung pakaian tidak pada tempatnya
di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012
Tabel 3Distribusi frekuensi kebiasaan mengantung pakaian tidak pada tempatnya di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012
Kebiasaan Mengantung
Pakaian
Frekuensi Persen
Ya 235 65, 5
Tidak 124 34, 5
Total 359 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 359 responden
terdapat 235 orang (65,5%) memiliki kebiasaan mengantung pakaian
tidak pada tempatnya.
c. Distribusi frekuensi ketersediaan tutup penampungan air di wilayah kerja
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012
Tabel 4Distribusi frekuensi ketersediaan tutup penampungan air di
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Ketersediaan Tutup Penampungan
Air
Frekuensi Persen
Tersedia dan tertutup 165 46
Tidak tersedia dan tidak tertutup 194 54
Total 359 100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden tidak
memiliki tutup penampungan air dan tidak menutup penampungan air
yaitu sebanyak 194 responden ( 54% ).
d. Distribusi frekuensi kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas
Pasar Ikan Bengkulu Tahun 2012
Tabel 4Distribusi frekuensi kejadian Demam Berdarah Dengue di
Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Kejadian Demam Berdarah Dengue Frekuensi Persen
DBD 21 5,8
Tidak DBD 338 94,2
Total 359 100
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 338 responden terdapat 21
orang (5,8%) mengalami kejadian DBD.
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD
di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.
Tabel 5Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD
di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.Kebiasaan
Mengantung
Pakaian
Kejadian DBD
Total PvalueYa Tidak
f % f % F %
Ya 20 8,5 215 91,5 215 100
0,02Tidak 1 0,8 123 99,2 124 100
Total 21 5,8 338 94,2 359 100
Berdasarkan hasil tabel 5 diketahui bahwa dari 215 orang yang
memiliki kebiasaan mengantung pakaian terdapat 20 orang (8,5%)
mengalami penyakit DBD, dan dari 124 orang yang tidak memiliki
kebiasaan mengantung pakaian disembarangan terdapat 1 orang (0,8%)
pernah mengalami kejadian DBD.
Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test didapat nilai p 0,02 (< 0,05)
artyinya terdapat hubungan antara kebiasaan mengantung pakaian dengan
kejadian DBD.
b. Hubungan ketersediaan tutup penampungan air dengan kejadian
Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu
Tahun 2012. Tabel 6
Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.
Ketersediaan dan
Kebiasaan Menutup
Penampung Air
Kejadian DBD
Total PvalueYa Tidak
f % f % f %
Tersedian dan
Tertutup
2 1,2 163 98,8 165 100
0,000Tidak Tersedia dan
Tidak Tertutup
19 9,8 175 90,2 194 100
Total 21 5,8 338 94,2 359 100
Berdasarkan hasil tabel 6 diketahui bahwa dari 165 orang yang
memiliki penutup air, 2 orang (1,2%) mengalami kejadian DBD. Sedangkan
dari 194 orang yang tidak memiliki penutup penampungan air terdapat 19
orang (9,8%) mengalami kejadian DBD.
Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test didapat nilai p 0,00 (< 0,05)
artyinya terdapat hubungan antara katersediaan penampung air dengan
dengan kejadian DBD.
c. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD di Puskesmas
Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012
Tabel 7Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD
di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.Tingkat
Pengetahuan
Kejadian DBD
Total PvalueYa Tidak
f % F % f %
Baik 5 6,3 75 93,8 80 1000,272
Sedang 5 3,5 137 96,5 142 100
Kurang 11 8,0 126 92,0 137 100
Total 21 5,8 338 94,2 359 100
Berdasarkan hasil tabel 7 diketahui bahwa dari 137 orang yang
memiliki tingkat pengetahuan kurang terdapat 11 orang (8,0%) mengalami
kejadian DBD, dan dari 80 orang terdapat 5 orang (6,3) pernah mengalami
kejadian DBD.
Berdasarkan hasil uji chi – shuare diketahui nilai person chi shuare
terdapat nilai p value 0,272 (> 0,05) artinya tidak ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD.
B. Pembahasan
1. Hubungan Antara Kebiasaan Menggantung Pakaian dengan Kejadian
DBD
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan kebiasaan
menggantung pakaian di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012 menunjukkan
dimana nilai fisher’s exact test 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga faktor kebiasaan menggantung
pakaian mempunyai hubungan terhadap kejadian DBD di Puskesmas Pasar
Ikan Tahun 2012. Dari hasil tersebut berarti bahwa responden yang masih
memiliki kebiasaan menggantung pakaian memiliki peluang untuk bisa
terkena penyakit DBD dari pada responden yang tidak memiliki kebiasaan
menggantung pakaian. Seharusnya pakaian-pakaian yang tergantung di balik
lemari atau di balik pintu sebaiknya dilipat dan disimpan dalam almari,
karena nyamuk Aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat di tempat-
tempat gelap dan kain yang tergantung (Yatim, 2007). Tempat istirahat yang
disukai nyamuk adalah benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti
gorden, kelambu dan pakaian (Suroso dan Umar, Tanpa tahun).
Kebiasaan masyarakat menggantung pakaian sudah lama terjadi baik
masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Kebisaaan yang tidak
baik ini sudah berlangsung cukup lama. Pengamatan responden selama
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ikan masih banyak yang menggantung pakaiannya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 235 responden penelitian yang biasa menggantung
pakaian dan pernah sakit DBD sebanyak 20 responden (8,5%). Kondisi ini
yang menyebabkan keberadaan nyamuk untuk dapat hidup dengan
menempel di pakaian responden yang selanjutnya dari media ini responden
menjadi sakit akibat kebiasaan menggantung pakaian. Oleh karena itu
dengan responden yang masih memiliki kebiasaan menggantung pakaian
tersebut maka dapat menggambarkan bahwa kejadian DBD di Puskemas
Pasar Ikan Tahun 2012 disebabkan kebiasaan menggantung pakaian yang
masih dilakukan masyarakat.
Nyamuk dalam hidupnya seringkali hinggap pada pakaian. Nyamuk
lebih tertarik pada cahaya terang, pakaian, dan suhu badan manusia.
Perangsang jarak jauh karena adanya zat amino, suhu yang hangat serta
keadaan yang lembab (Sutaryo, 2005). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widyana (1998), tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian DBD di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebiasaan menggantung pakaian berpengaruh terhadap
kejadian DBD di Kabupaten Bantul.
2. Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer dengan
Kejadian DBD
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan ketersediaan tutup
pada penampung air menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan
tutup pada penampung air dengan kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan
Tahun 2012 dimana nilai fisher exact test p = 0,000. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Pentingnya ketersediaan
tutup pada kontainer sangat mutlak diperlukan untuk menekan jumlah
nyamuk yang hinggap pada kontainer, dimana kontainer tersebut menjadi
media berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Apabila semua
masyarakat telah menyadari pentingnya penutup kontainer, diharapkan
keberadaan nyamuk dapat diberantas, namun kondisi ini tampaknya belum
dilaksakanakan secara maksimal. Hasil penelitian lapangan menunjukkan
bahwa dari 194 responden yang tidak memiliki penutup penampungan air
ada 19 responden (9,8%) pernah sakit DBD dan tidak terdapat tutup pada
penutup penampung air. Oleh sebab itu dengan kondisi tidak adanya tutup
penampung air tersebut maka dapat menggambarkan kejadian DBD di
wilayah puskesmas pasar ikan Tahun 2012 disebabkan oleh tidak adanya
tutup pada penampung air
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Arsin dan Wahiduddin (2004) tentang faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Makasar. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa keberadaan tutup kontainer berhubungan
dengan keberadaan vektor DBD.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan pada bab
sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hampir seluruh responden (91,5%) memiliki kebiasaan mengantung pakaian
buan pada tempatnya di Pusesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.
2. Hampir seluruh responden (98,8%) tidak memiliki dan tidak menutup
penampung air di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengulu Tahun 2012.
3. Hampir sebagian responden (38,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang
Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.
4. Ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian DBD
di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.
5. Ada hubungan antara ketersediaan tutup pada penampung air dengan
kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.
6. Tidak ada hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD dengan
kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.
B. Saran
1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Dari kejadian yang ditemukan di lapangan, sebaiknya pihak instansi
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu lebih mengintensifkan
kegiatan pemeriksaan jentik berkala dan menggalakkan program 3M plus di
lingkungan sekitar, sehingga dapat dijadikan sebagai monitoring.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus
dan pelaksanaan PSN–DBD secara mandiri dan teratur sesuai standar agar
dapat mengurangi keberadaan jentik dan masyarakat harus lebih
memperhatikan perilaku kebiasaan menggantung, karena nyamuk itu
menyukai benda yang menggatung seperti pakaian. Dengan melaksanakan dan
merubah kebiasaan tersebut maka penularan penyakit demam berdarah dengue
dapat ditekan.
3. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan
menambah jumlah variabel dan jumlah sampel penelitian, sehingga
diharapkan dapat memperkuat keputusan yang akan diambil.