BAB IV mida

15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Demam Berdarah Dangue Tabel 2 Distribusi tingkat pengetahuan tentang DBD di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persen Baik 80 22, 3 Sedang 142 39, 6 Kurang 137 38, 2 Total 359 100 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 359 KK terdapat 142 orang (39,6%) memiliki pengetahuan sedang tentang penanganan dan

Transcript of BAB IV mida

Page 1: BAB IV mida

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang Demam

Berdarah Dangue

Tabel 2Distribusi tingkat pengetahuan tentang DBD di Puskesmas Pasar

Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persen

Baik 80 22, 3

Sedang 142 39, 6

Kurang 137 38, 2

Total 359 100

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 359 KK terdapat 142

orang (39,6%) memiliki pengetahuan sedang tentang penanganan dan

pencegahan Demam Berdarah Dengue di wilayah Puskesmas Pasar Ikan

Kota Bengkulu Tahun 2012

b. Distribusi frekuensi kebiasaan mengantung pakaian tidak pada tempatnya

di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012

Page 2: BAB IV mida

Tabel 3Distribusi frekuensi kebiasaan mengantung pakaian tidak pada tempatnya di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012

Kebiasaan Mengantung

Pakaian

Frekuensi Persen

Ya 235 65, 5

Tidak 124 34, 5

Total 359 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 359 responden

terdapat 235 orang (65,5%) memiliki kebiasaan mengantung pakaian

tidak pada tempatnya.

c. Distribusi frekuensi ketersediaan tutup penampungan air di wilayah kerja

Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012

Tabel 4Distribusi frekuensi ketersediaan tutup penampungan air di

Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Ketersediaan Tutup Penampungan

Air

Frekuensi Persen

Tersedia dan tertutup 165 46

Tidak tersedia dan tidak tertutup 194 54

Total 359 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden tidak

memiliki tutup penampungan air dan tidak menutup penampungan air

yaitu sebanyak 194 responden ( 54% ).

Page 3: BAB IV mida

d. Distribusi frekuensi kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas

Pasar Ikan Bengkulu Tahun 2012

Tabel 4Distribusi frekuensi kejadian Demam Berdarah Dengue di

Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012Kejadian Demam Berdarah Dengue Frekuensi Persen

DBD 21 5,8

Tidak DBD 338 94,2

Total 359 100

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 338 responden terdapat 21

orang (5,8%) mengalami kejadian DBD.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD

di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.

Tabel 5Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD

di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.Kebiasaan

Mengantung

Pakaian

Kejadian DBD

Total PvalueYa Tidak

f % f % F %

Ya 20 8,5 215 91,5 215 100

0,02Tidak 1 0,8 123 99,2 124 100

Total 21 5,8 338 94,2 359 100

Berdasarkan hasil tabel 5 diketahui bahwa dari 215 orang yang

memiliki kebiasaan mengantung pakaian terdapat 20 orang (8,5%)

mengalami penyakit DBD, dan dari 124 orang yang tidak memiliki

Page 4: BAB IV mida

kebiasaan mengantung pakaian disembarangan terdapat 1 orang (0,8%)

pernah mengalami kejadian DBD.

Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test didapat nilai p 0,02 (< 0,05)

artyinya terdapat hubungan antara kebiasaan mengantung pakaian dengan

kejadian DBD.

b. Hubungan ketersediaan tutup penampungan air dengan kejadian

Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu

Tahun 2012. Tabel 6

Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.

Ketersediaan dan

Kebiasaan Menutup

Penampung Air

Kejadian DBD

Total PvalueYa Tidak

f % f % f %

Tersedian dan

Tertutup

2 1,2 163 98,8 165 100

0,000Tidak Tersedia dan

Tidak Tertutup

19 9,8 175 90,2 194 100

Total 21 5,8 338 94,2 359 100

Berdasarkan hasil tabel 6 diketahui bahwa dari 165 orang yang

memiliki penutup air, 2 orang (1,2%) mengalami kejadian DBD. Sedangkan

dari 194 orang yang tidak memiliki penutup penampungan air terdapat 19

orang (9,8%) mengalami kejadian DBD.

Berdasarkan hasil uji fisher’s exact test didapat nilai p 0,00 (< 0,05)

artyinya terdapat hubungan antara katersediaan penampung air dengan

dengan kejadian DBD.

Page 5: BAB IV mida

c. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD di Puskesmas

Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012

Tabel 7Hubungan Kebaiasaan mengantung pakaian dengan kejadian DBD

di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.Tingkat

Pengetahuan

Kejadian DBD

Total PvalueYa Tidak

f % F % f %

Baik 5 6,3 75 93,8 80 1000,272

Sedang 5 3,5 137 96,5 142 100

Kurang 11 8,0 126 92,0 137 100

Total 21 5,8 338 94,2 359 100

Berdasarkan hasil tabel 7 diketahui bahwa dari 137 orang yang

memiliki tingkat pengetahuan kurang terdapat 11 orang (8,0%) mengalami

kejadian DBD, dan dari 80 orang terdapat 5 orang (6,3) pernah mengalami

kejadian DBD.

Berdasarkan hasil uji chi – shuare diketahui nilai person chi shuare

terdapat nilai p value 0,272 (> 0,05) artinya tidak ada hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD.

B. Pembahasan

1. Hubungan Antara Kebiasaan Menggantung Pakaian dengan Kejadian

DBD

Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan kebiasaan

menggantung pakaian di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012 menunjukkan

dimana nilai fisher’s exact test 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga faktor kebiasaan menggantung

Page 6: BAB IV mida

pakaian mempunyai hubungan terhadap kejadian DBD di Puskesmas Pasar

Ikan Tahun 2012. Dari hasil tersebut berarti bahwa responden yang masih

memiliki kebiasaan menggantung pakaian memiliki peluang untuk bisa

terkena penyakit DBD dari pada responden yang tidak memiliki kebiasaan

menggantung pakaian. Seharusnya pakaian-pakaian yang tergantung di balik

lemari atau di balik pintu sebaiknya dilipat dan disimpan dalam almari,

karena nyamuk Aedes aegypti senang hinggap dan beristirahat di tempat-

tempat gelap dan kain yang tergantung (Yatim, 2007). Tempat istirahat yang

disukai nyamuk adalah benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti

gorden, kelambu dan pakaian (Suroso dan Umar, Tanpa tahun).

Kebiasaan masyarakat menggantung pakaian sudah lama terjadi baik

masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Kebisaaan yang tidak

baik ini sudah berlangsung cukup lama. Pengamatan responden selama

penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Pasar Ikan masih banyak yang menggantung pakaiannya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 235 responden penelitian yang biasa menggantung

pakaian dan pernah sakit DBD sebanyak 20 responden (8,5%). Kondisi ini

yang menyebabkan keberadaan nyamuk untuk dapat hidup dengan

menempel di pakaian responden yang selanjutnya dari media ini responden

menjadi sakit akibat kebiasaan menggantung pakaian. Oleh karena itu

dengan responden yang masih memiliki kebiasaan menggantung pakaian

tersebut maka dapat menggambarkan bahwa kejadian DBD di Puskemas

Page 7: BAB IV mida

Pasar Ikan Tahun 2012 disebabkan kebiasaan menggantung pakaian yang

masih dilakukan masyarakat.

Nyamuk dalam hidupnya seringkali hinggap pada pakaian. Nyamuk

lebih tertarik pada cahaya terang, pakaian, dan suhu badan manusia.

Perangsang jarak jauh karena adanya zat amino, suhu yang hangat serta

keadaan yang lembab (Sutaryo, 2005). Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Widyana (1998), tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian DBD di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kebiasaan menggantung pakaian berpengaruh terhadap

kejadian DBD di Kabupaten Bantul.

2. Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer dengan

Kejadian DBD

Hasil penelitian mengenai kejadian DBD dengan ketersediaan tutup

pada penampung air menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan

tutup pada penampung air dengan kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan

Tahun 2012 dimana nilai fisher exact test p = 0,000. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Pentingnya ketersediaan

tutup pada kontainer sangat mutlak diperlukan untuk menekan jumlah

nyamuk yang hinggap pada kontainer, dimana kontainer tersebut menjadi

media berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Apabila semua

masyarakat telah menyadari pentingnya penutup kontainer, diharapkan

keberadaan nyamuk dapat diberantas, namun kondisi ini tampaknya belum

Page 8: BAB IV mida

dilaksakanakan secara maksimal. Hasil penelitian lapangan menunjukkan

bahwa dari 194 responden yang tidak memiliki penutup penampungan air

ada 19 responden (9,8%) pernah sakit DBD dan tidak terdapat tutup pada

penutup penampung air. Oleh sebab itu dengan kondisi tidak adanya tutup

penampung air tersebut maka dapat menggambarkan kejadian DBD di

wilayah puskesmas pasar ikan Tahun 2012 disebabkan oleh tidak adanya

tutup pada penampung air

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arsin dan Wahiduddin (2004) tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Makasar. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa keberadaan tutup kontainer berhubungan

dengan keberadaan vektor DBD.

Page 9: BAB IV mida

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan pada bab

sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hampir seluruh responden (91,5%) memiliki kebiasaan mengantung pakaian

buan pada tempatnya di Pusesmas Pasar Ikan Kota Bengkulu Tahun 2012.

2. Hampir seluruh responden (98,8%) tidak memiliki dan tidak menutup

penampung air di Puskesmas Pasar Ikan Kota Bengulu Tahun 2012.

3. Hampir sebagian responden (38,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang

Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.

4. Ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dengan kejadian DBD

di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.

5. Ada hubungan antara ketersediaan tutup pada penampung air dengan

kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.

6. Tidak ada hubungan antara pengetahuan responden tentang DBD dengan

kejadian DBD di Puskesmas Pasar Ikan Tahun 2012.

Page 10: BAB IV mida

B. Saran

1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Dari kejadian yang ditemukan di lapangan, sebaiknya pihak instansi

Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu lebih mengintensifkan

kegiatan pemeriksaan jentik berkala dan menggalakkan program 3M plus di

lingkungan sekitar, sehingga dapat dijadikan sebagai monitoring.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus

dan pelaksanaan PSN–DBD secara mandiri dan teratur sesuai standar agar

dapat mengurangi keberadaan jentik dan masyarakat harus lebih

memperhatikan perilaku kebiasaan menggantung, karena nyamuk itu

menyukai benda yang menggatung seperti pakaian. Dengan melaksanakan dan

merubah kebiasaan tersebut maka penularan penyakit demam berdarah dengue

dapat ditekan.

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan

menambah jumlah variabel dan jumlah sampel penelitian, sehingga

diharapkan dapat memperkuat keputusan yang akan diambil.