BAB IV KITAKITA

download BAB IV KITAKITA

of 10

description

uifhbfbasifbasiudbfiudbfdsiubgfkjsdbfkjbuibfbdsbsdbvjdbsifubdsfiusuibfdsiubgfu

Transcript of BAB IV KITAKITA

BAB IVIMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NOMASALAHINTERVENSIIMPLEMENTASIWAKTUEVALUASIRENCANA TINDAK LANJUT

HASILHAMBATAN

1.Pengelolaan tindakan rutin dalam hal identifikasi pasien sebelum tindakan perawatan dan pelaksanaan 5 waktu cuci tangan (five moment hand hygiene) belum dilaksanakan secara optimal berhubungan dengan kurangnya kesadaran perawat dalam pelaksanaan IPSG standar 1, standar 3 dan standar 5 dan pencegahan infeksi dari menumpuknya barang-barang pasien

1. Kolaborasi dengan CI ruangan untuk sosialisasi dan mensimulasikan kepada perawat ruangan dan mahasiswa praktikan tentang IPSG khususnya standar 1,3 dan standar 5

2. Efektifkan penggunaan lembar balik informasi tentang IPSG

3. Buat papan jadwal pemasangan dan penggantian infus, NGT dan kateter untuk perawat ruangan

4. Buat papan untuk labeling pada setiap loker pasien.5. Memastikan tidak ada obat high alert yang tersimpan di luar loker penyimpanan obat.

6. Meminimalkan resiko jatuh pada pasien

7. Membuat rak untuk menyimpang barang-barang pasien pada shower room yang dialihfungsikan.1. Mahasiswa PPN XXVIII Fkep bekerja sama dengan CI dan Kepala Ruangan mensosialisasikan dan mensimulasikan IPSG Standar 1, 3 dan standar 5

2. Mengingatkan perawat ruangan untuk selalu menyimpan lembar balik di tempat terjangkau dan mudah dibaca.

3. Membuat papan jadwal pemasangan dan penggantian infus, NGT, dan kateter. (Tidak terlaksana)

4. Membuat papan label pada setiap loker pasien

5. Memastikan tidak ada obat high alert yang tersimpa di luar loker penyimpanan obat dan membuat tanda peringatan agar penyimpan obat high alert pada tempatnya6. Senantiasa memasang plang tempat tidur pasien tetap terangkat/terpasang dengan baik dan mengingatkan keluarga untuk memasang bedplang untuk keselamatan pasien.7. Membuat rak untuk menyimpang barang-barang pasien pada shower room yang dialihfungsikan

14 Maret 2015

14 Maret 2015

1. Dari 9 perawat dan 17 Mahasiswa praktikan yang diwawancarai, mereka mengatakan telah mengetahui IPSG standar 1. Namun dari hasil observasi, 9 perawat dan 7 mahasiswa yang sudah mengetahui telah menerapkannya, sedangkan 2 perawat dan 8 mahasiswa yang sudah mengetahui tidak menerapkannya karena perawat merasa sudah hapal dan mengenal pasien, sedangkan mahasiswa merasa belum terbiasa dan lupa. Untuk IPSG standar 5 sebanyak 9 perawat dan 17 orang mahasiswa praktikan yang diwawancara seluruhnya mengatakan sudah mengetahui tentang cara hand hygiene yang benar dan five moment hand hygiene Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan 9 perawat dan 17 mahasiswa praktikan telah melakukan cuci tangan dengan benar dan dilakukan sesuai dengan 5 waktu yang dianjurkan Hasil evaluasi 9 perawat melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan 9 perawat melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan aseptik 9 perawat melakukan hand hygiene setelah melakukan tindakan aseptik 9 perawat melakukan hand hygiene setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 7 dari 9 perawat melakukan hand hygiene setelah kontak dengan lingkungan pasienSetelah diklarifikasi 4 perawat yang tidak melakukan hand hygiene karena lupa dan ada tindakan lain yang harus dilakukan

2. Saat diwawancara seluruh perawat dan mahasiswa praktikan mengatakan sudah mengetahui tentang IPSG

3. Saat diwawancara Kepala ruangan mengatakan semua kondisi pasien harus dituliskan di lembar SBAR 4. Papan label sudah tertempel semua

5. Terpasang tanda peringatan agar penyimpan obat high alert pada tempatnya dan tidak ada obat high alert yang terletak diluar loker.

6. Masih ada beberapa pasien yang tidak terpasang bedplangnya

7. Rak yang dirancang telah seesai dibuat dan ditata

1. Mahasiswa yang sedang praktik di Ruang Kemuning Lt 3 Bedah Wanita selalu berganti dalam beberapa hari sehingga sosialisasi dan simulasi secara langsung harus dilakukan secara terus menerus setiap harinya. Perawat sudah hapal nama pasien dan mahasiswa belum terbiasa dalam menanyakan identitas pasien.

2. Perawat sudah merasa hapal tentang IPSG sehingga lembar balik jarang dibaca

3. Ruangan belum terbiasa (Tidak terlaksana)

4. Persediaan Barcode sering tidak ada

5.

6. Banyak pasien yang tak mau dipasang bed plang karena dirasa menghalangi

7. Terkadang masih ada keluarga pasien atau pasien yang tidak menaruh barang-barangnya di rak tersebut.1. Pastikan ketua tim untuk selalu mengingatkan pelaksanaan identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan Pastikan perawat ruangan untuk saling mengingatkan teman sejawat dalam pelaksanaan five moment hand hygiene Pastikan CI mengingatkan setiap mahasiswa yang baru dalam pelaksanaan five moment hand hygiene Mengefektifkan tugas penanggung jawab evaluasi harian dalam pelaksanaan monitoring terhadap perawat dalam melaksankan five moment hand hygiene Mengefektifkan reward dan punishment untuk yang melaksanakan dan tidak melaksanakan five moment hand hygiene

2. Sosialisasikan tentang IPSG pada mahasiswa praktikan yang baru dengan menggunakan lembar balik

3. Monitor labeling tanggal pemasangan dan penggantian infus, NGT, dan kateter.

4. Monitor Barcode pada loker pasien setiap hari5. Monitor tempat penyimpanan obat serta penyimpanan obat hih alert

6. Monitor dan mengkaji status resiko jatuh pada pasien

7. Monitor dan mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk merapihkan barang-barang.

2Mutu Model Asuhan Keperawatan terpadu belum optimal berhubungan dengan rendahnya motivasi perawat.1. Bekerjasama dengan perawat (Karu, Ketua Tim) agar senantiasa mengingatkan perawat pelaksana dan mahasiswa yang sedang melakukan dinas untuk mencantumkan nama obat, jumlah obat, dan waktu pemberian obat saat melakukan pemberian obat secara drip

2. Mengaplikasikan penggunaan pengisian SBAR sebagai handover pada setiap pasien

3. Mengevaluasi penggunaan pengisian SBAR sebagai handover pada setiap pasien

4. Meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan operan

5. Mengusulkan pembuatan identitas staf / karyawan beserta foto di ruang perawatan Bedah Wanita Gd. Kemuning Lt. III

6. Pembuatan struktur staf/ karyawan dan tim penanggung jawab masing-masing tim Ruang Bedah Wanita Kemuning Lt. III.7. Pemasangan struktur staf/karyawan dan tim penanggung jawab masing-masing tim Ruang Bedah Wanita Kemuning Lt. III1. Bekerjasama dengan karu dan wakaru untuk meningkatkan motivasi serta mengingatkan perawat pelaksana dan mahasiswa yang sedang melakukan dinas untuk mencantumkan nama obat, dosis obat, dan waktu pemberian obat saat melakukan pemberian obat secara drip

2. Menggunakan form SBAR sebagai media handover setiap pasien selama 3 hari

3. Melakukan evaluasi berkaitan pengisian SBAR

4. Memotivasi perawat untuk melakukan operan disetiap pergantian dinas

5. Membuat struktur staf/ karyawan dan tim penanggung jawab masing-masing tim Ruang Bedah Wanita Kemuning Lt. III.

6. Pemasangan struktur staf/karyawan dan tim penanggung jawab masing-masing tim Ruang Bedah Wanita Kemuning Lt. III13-15 Maret 20151. Perawat belum mengingatkan mahasiswa praktik untuk senantiasa mencantumkan nama obat, jumlah dan waktu pemberian obat pada saat pemberian obat secara drip. Tetapi mahasiswa PPN mencoba membantu perawat dengan mengingatkan mahasiswa praktik, sehingga mahasiswa praktik senantiasa melakukan hal tersebut.2. Penggunaan form SBAR sebagai handover pasien dilaksanakan oleh perawat ruangan selama 3 hari dari Jumat-Minggu (13-15 Maret 2015). Setiap perawat mengisi lembar SBAR yang telah disediakan 100%.3. Dari hasil evaluasi SBAR pada 11 perawat yang ada di ruangan didapatkan bahwa 90% perawat mengatakan bahwa pengisian SBAR tidak harus dilakukan untuk semua pasien, cukup untuk pasien-pasien tertentu. Hal ini dikarenakan apa yang ditulis di SBAR dan dilembar terintegrasi sama sehingga perawat mengatakan mereka jadi 2x kerja. Mengisi SBAR untuk tiap pasien menghabiskan waktu 5-7 menit.

4. Sebagian besar perawat belum memiliki kesadaran untuk melakukan operan, tetapi ketua tim sudah mulai mengajak perawat pelaksana untuk operan dan berdoa bersama mahasiswa sehingga operan berlangsung

5. Struktur organisasi dan jadwal dines per tim telah tertempel

1. Perawat masih terbiasa menuliskan nama obat langung di plabot infuse tanpa menggunakan etiket infus

2. Penggunaan SBAR untuk semua pasien menghabiskan waktu 3-5 menit untuk setiap pasien, dan perawat mengeluhkan mengisi SBAR membuat mereka menjadi 2x kerja.

3. Terdapat 4 perawat pelaksana yang tidak mengisi lembar evaluasi SBAR

4. Kesulitan dalam mengikutsertakan perawat dalam setiap operan dan berdoa bersama.

1. Memandirikan mahasiswa untuk senantiasa melakukan pencantuman nama obat, jumlah dan waktu pemberian obat pada saat pemberian obat secara drip dan memberitahu setiap mahasiswa praktik baru untuk melakukan hal yang sama serta menghimbau perawat untuk lebih memperhatikan hal tersebut

2. Menggunakan SBAR untuk handover pasie-pasien tertentu seperti pasien dengan total care, pindah ruangan atau yang akan di operasi.

3. Menggunakan format operan yang lebih simple namun mencakup semua yang harus dikaji.

4. Menghimbau kepala ruangan, ketua tim untuk senantiasa mengingatkan perawat pelaksana melakukan operan pasien dengan perawat yang akan berdinas di shift berikutnya dan membagi mahasiswa praktik menjadi dua tim5. Papan penanggung jawab tim diharapkan dapat difungsikan dalam orientasi pada pasien dan keluarga dalam pengenalan terhadap perawat penanggung jawab