BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep...

25
72 BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA WAIKABUBAK SEBAGAI PENDEKATAN KONSELING LINTAS AGAMA DAN BUDAYA Berdasarkan hasil temuan lapangan bahwa untuk melakukan konseling pastoral maka perlu adanya pendekatan yang tepat dalam menangani pasien yang non Kristen, khususnya pasien yang bergama lokal. Dalam bab ini, penulis akan mengkaji pelayanan pastoral pendeta sebagai pendekatan konseling lintas agama dan budaya. 4.1. Kajian Terhadap konsep Sakit dan Pelayanan Pastoral Pendeta terhadap Pasien Marapu di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa Waikabubak. Terkait dengan pandangan sakit orang yang menganut kepercayaan Marapu, khususnya pasien-pasien di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa Waikabubak memberikan pandangan bahwa sakit yang mereka alami masih memiliki hubungan dengan kepercayaan bahwa ketika mereka melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam keyakinan Marapu dan hal tersebut menimbulkan kemarahan Marapu sehingga mereka mengalami sakit. Ada ritual yang digunakan masyarakat Sumba penganut kepercayaan Marapu dimana mereka meyakini bahwa ketika kesembuhan itu belum diperoleh maka cara yang kedua adalah mendatangi pihak rumah sakit. Ritual atau cara pengobatan ini

Transcript of BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep...

Page 1: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

72

BAB IV

KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN

MARAPU DI RUMAH SAKIT KRISTEN LENDE MORIPA

WAIKABUBAK SEBAGAI PENDEKATAN KONSELING LINTAS

AGAMA DAN BUDAYA

Berdasarkan hasil temuan lapangan bahwa untuk melakukan konseling

pastoral maka perlu adanya pendekatan yang tepat dalam menangani pasien yang

non Kristen, khususnya pasien yang bergama lokal. Dalam bab ini, penulis akan

mengkaji pelayanan pastoral pendeta sebagai pendekatan konseling lintas agama

dan budaya.

4.1. Kajian Terhadap konsep Sakit dan Pelayanan Pastoral Pendeta

terhadap Pasien Marapu di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa

Waikabubak.

Terkait dengan pandangan sakit orang yang menganut kepercayaan Marapu,

khususnya pasien-pasien di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa Waikabubak

memberikan pandangan bahwa sakit yang mereka alami masih memiliki

hubungan dengan kepercayaan bahwa ketika mereka melakukan pelanggaran

terhadap nilai dan norma yang berlaku dalam keyakinan Marapu dan hal tersebut

menimbulkan kemarahan Marapu sehingga mereka mengalami sakit. Ada ritual

yang digunakan masyarakat Sumba penganut kepercayaan Marapu dimana

mereka meyakini bahwa ketika kesembuhan itu belum diperoleh maka cara yang

kedua adalah mendatangi pihak rumah sakit. Ritual atau cara pengobatan ini

Page 2: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

73

dilihat penulis sebagai simbol atau makna dari kepercayaan yang masih mereka

anut.

Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh

Willem, bahwa kepercayaan Marapu adalah kepercayaan terhadap dewa atau illah

yang tertinggi, arwah nenek moyang, makhluk-makhluk halus (roh-roh) dan

kekuatan-kekuatan sakti. Mereka dapat memberi berkat, perlindungan,

pertolongan bahkan kesembuhan yang baik jika disembah. Jika tidak Marapu akan

memberikan malapetaka atas manusia. Seluruh kepercayaan ini terangkum dalam

kata Marapu.1 Hal ini berarti bahwa pasien-pasien yang menganut kepercayaan

Marapu ketika sakit maka mereka haruslah terlebih dahulu meminta pertolongan

melalui Marapu untuk dapat menyampaikan permohonan keinginan mereka dalam

memperoleh kesembuhan ke Illah tertinggi yang di sebut “Morri” dan bagaimana

mereka memperbaiki hubungan mereka jika sakit yang dialami adalah karena

kemarahan Marapu. cara yang mereka tempuh juga adalah melalui ritual adat

istiadat yang sudah biasa mereka lakukan untuk menemukan penyebab sakit yang

sedang diderita.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa secara

medis nyata bahwa sakit yang dialami adalah memang sakit secara fisik bukan

karena marapu marah tetapi konsep pemikiran ini telah ada sejak dahulu kala

sehingga menjadi tantangan bagi pihak rumah sakit ketika pasien meminta untuk

pulang ke rumah mengurusi urusan adat daripada sakit dalam waktu yang lama.

Adapula pemahaman bahwa Tuhan yang menciptakan tumbuh-tumbuhan

1 F. D. Wellem, Injil........, 42.

Page 3: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

74

sehingga dengan persepsi seperti ini membuat pasien penganut marapu ini percaya

bahwa mereka lebih baik pengobatan tradisional saja dulu, kalau obat-obat herbal

tersebut tidak bisa digunakan maka cara lain adalah rumah sakit.

Orang Marapu memiliki konsepsi sosial yang kuat dalam keterikatan

mereka dengan alam. Hal ini senada dengan pengakuan keluarga LG dan IN yang

mengemukakan bahwa sebagai orang Marapu dalam ritual pengobatan oleh dukun

kampung digunakan obat kampung dari kulit kayu yang dimasak untuk

selanjutnya diminum dan mandi dan pengobatan kampung menggunakan akar-

akar daun yang menurutnya hanya diketahui oleh dukun/orang marapu yang

mereka percayai adalah ciptaan Tuhan yang bisa memberikan kesembuhan.

Kepercayaan ini membuat pasien marapu menganggap bahwa cara

penyembuhan melalui medis adalah bagian kedua setelah pengobatan tradisional

yang digunakan. Tetapi kemudian ada pengakuan bahwa ketika kesembuhan itu

sudah tidak diperoleh maka jalan lain yang harus di pakai adalah kerumah sakit

dengan alasan rumah sakit juga banyak mengetahui penyakit apa saja yang di

derita. Permasalahan adat memberikan konsep sakit dan kesembuhan bagi para

pasien marapu.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan ritual adat

istiadat kebudayaan Marapu dalam kehidupan masyarakat Sumba sangat erat

dengan alam semesta sehingga upacara atau ritual untuk meminta pertolongan dan

mengucap syukur akan sesuatu hal yang terjadi dalam diri seseorang atau

kelompok masyarakat tidak terlepas dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang di

Page 4: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

75

yakini bahwa alam semesta yang di ciptakan ini memiliki kekuatan supranatural.

Hal ini berlaku secara turun temurun.

Penganut Marapu memiliki hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan

dengan alam semesta. Melalui ritual penganut marapu mempercayai seluruh

hidupnya bergantung pada alam semesta. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi

ritus yaitu memperkuat sistem dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.

Seperti yang dijelaskan oleh Willem bahwa Dekatnya hubungan Marapu dengan

Alkhalik, membuat masayarakat memahami Marapu sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari Alkhalik itu sendiri. Untuk itulah mereka juga menganggap

bahwa Marapu memiliki kekuatan supranatural, walaupun mereka menyadari

bahwa kekuatan itu sebenarnya bersumber dari Alkhalik.2

Semua orang ingin memiliki kesembuhan, oleh karena itu segala cara akan

mereka lakukan. Cara yang mereka gunakan pun banyak mengandung unsur

tradisional atau yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianut. Sama seperti

orang Kristen ketika sakit akan berdoa meminta kesembuhan pada Tuhan namun

bagi Masyarakat khususnya yang masih menganut agama lokal akan memakai

cara yang sesuai dengan ritual adat istiadat mereka. Seperti yang dialami oleh

bapak S, Ibu IN, bapak BL, bapak LG, dan Ibu IP, tujuan mereka melakukan

ritual sebelum pemeriksaan di rumah sakit karena mereka ingin memastikan

penyebab utama dari sakit yang mereka alami masih bisa di tolong dengan obat

tradisional atau memang harus berobat di rumah sakit dan ada juga mkasud dan

tujuan lainnya yaitu untuk meminta restu dari Marapu untuk berobat secara medis

2 Dharma T. Palekahelu, Marapu........, 118.

Page 5: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

76

atau memohon kesembuhan pada “Morri’ karena Marapu adalah penyambung

komunikasi antara manusia dan Illah tertinggi yaitu “Morri”.

Perbedaan karakter pola pikir dalam melihat suatu fenomena. Masyarakat

modern menganalisa, mengkategorikan, dan menghubungkan ide-ide dengan

realita yang dihadapi, sedangkan masyarakat tradisional lebih memilih mengalami

situasi dan membiarkan situasi tersebut berhenti sendiri. Jika pengalaman tidak

nyaman maka mereka kemudian mencari bantuan kepada para leluhur, komunitas

atau pemimpin gereja. Masyarakat tradisional pada dasarnya berbikir relasional

sehingga berpandang bahwa masyarakat modern lebih banyak belajar teori

daripada merasakan apa yang dialami. Sebagaimana diungkapkan dalam teori

yang dikemukakan oleh Toto dan Julianus bahwa adanya keterikatan yang kuat

dalam komunitas masyarakat Marapu membentuk konsepsi berpikir orang Marapu

tentang alam dan ikatan emosional yang kuat dalam struktur kemasyarakatan,

terutama pengakuan terhadap penyembuh (dukun) adat. Itulah yang menjadi

kekuatan mereka untuk tetap eksis atau survive sebagai orang Marapu ditengah-

tengah arus pengobatan modern. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi ritus

yaitu memperkuat sistem dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.3

Melalui konsep ini maka dapat dipahami bahwa struktur masyarakat

Indonesia yang pluralis ditandai dengan keberagaman budaya dan kepercayaan

yang merupakan suatu keniscayaan hidup berbangsa dan bernegara. Keberagaman

tersebut merupakan anugerah bagi bangsa ini, tetapi juga sering menjadi

3 Toto Sucipto dan Julianus Limbeng. 2007. Studi Tentang Religi Masyarakat Baduy di Desa

Kanekes Provinsi Banten. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata DIrektorat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal. 6.

Page 6: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

77

penghambat dalam membangun relasi antar sesama karena masih ada masayrakat

yang belum membuka diri menerima orang lain sama seperti dirinya sendiri.

Bertolak dari konsep ini maka dapat dilihat bahwa hubungan lintas agama dan

budaya bukan hanya sebatas kita melihat perbedaan ras tetapi dalam pola pikir

dan pemahaman seseorang menjalani hidupnya sekalipun mereka adalah

masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sama.

Kehidupan dalam suatu bangsa yang nyata beragam penerimaan bagi

sesama yang berbeda merupakan suatu keharusan sehingga perubahan pola pikir

dan sikap dalam menyikapi perbedaan adalah suatu kewajiban yang harus dialami

dan dilakukan oleh setiap orang yang mengaku berbangsa Indonesia. Sama seperti

pemahaman tentang sistem kepercayaan lokal seperti marapu dapat dilihat dari

beberapa sudut pandang dalam ungkapan Dharma dalam Qoyim menggambarkan

sistem kepercayaan lokal mengandung dua dimensi yakni kepercayaan, ajaran,

dan tingkah laku serta keberagaman kepercayaan serta ajaran dalam perilaku

pengikut suatu agama.4

Gereja menyadari bahwa pelayanan-pelayanan pastoral di Rumah Sakit

sangat penting. Dalam hal ini pelayanan pastoral di Rumah Sakit adalah bagian

yang tidak terpisahkan dalam sejarah pekabaran injil di tanah Sumba. Oleh karena

itu, gereja memandang perlu untuk memberi tugas khusus kepada pendeta Gereja

Kristen Sumba (GKS) untuk melakukan tugas-tugas pelayanan pastoral di Rumah

Sakit sesuai dengan yang diamanatkan dalam Tata Gereja GKS. Gereja menyadari

4 Dharma T. Palekahelu, Marapu dalam Kekuatan di Balik Kekeringan (Salatiga: Disertasi UKSW,

2010), 21.

Page 7: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

78

sungguh bahwa eksistensi GKS sampai saat ini tidak terlepas dari dukungan

masyarakat Sumba, terkhusus di kota Waikabubak atau bisa dikatakan bahwa

GKS adalah bagian dari masyarakat Sumba sehingga sudah kewajiban gereja

untuk melayani masyarakat dimana gereja itu dipercayakan Tuhan untuk

melayani.

Secara prinsip, pelayanan pastoral di Rumah Sakit merupakan domain

rumah sakit dan pendeta yang mengatur seluruh mekanisme dan kebijakan-

kebijakan yang terkait pelayanan pastoral. Fakta bahwa pasien yang dilayani di

RS Kristen Lende Moripa bukan hanya beragama Kristen merupakan anugerah

bagi gereja karena dapat melayani siapa saja tanpa memandang unsur-unsur

primordial. Dalam konteks pemberitaan injil, maka injil harus diberitaka kepada

seluruh bangsa di bumi. Eksistensi pendeta dalam pelayanan pastoral di Rumah

Sakit diharapkan agar Kristus dinyatakan lewat pelayanan kasih yang maksimal.

Artinya bahwa gereja memandang bahwa pengenalan akan Kristus tidaklah

dilakukan dengan cara-cara indoktrinasi, tetapi lewat pelayanan orang bisa

melihat kemuliaan Kristus. Selanjutnya apabila orang tersebut tergerak hatinya

untuk menjadi percaya kepada Kristus merupakan pribadi yang mereka gumuli.

Dalam beberapa kasus, pasien yang dilayani oleh pendeta memutuskan untuk

dibaptis menjadi orang Kristen.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Clinebell bahwa pendampingan

dan konseling pastoral membantu pembaruan semangat gereja dengan

menyediakan alat untuk pembaruan pribadi, hubungan, dan kelompok manusia

sehingga konseling dapat membantu kita menjadi gereja yaitu persekutuan yang

Page 8: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

79

didalamnya kasih Allah menjadi realitas yang dialami dalam hubungan-

hubungan.5 Secara prinsip ada 2 hal yang bisa dimaknai dalam proses pelayanan

pastoral di Rumah Sakit: 1) Kasih Kristus harus disampaikan melalui tindakan

pelayanan untuk memenuhi kebutuhan orang sakit secara holistik; 2) Keputusan

untuk mengikut Kristus sebagai dampak dari proses pelayanan merupakan domain

pribadi pasien yang juga harus mendapatkan pendampingan khusus dari gereja.

Hasil penelitian ini membawa kesadaran akan pentingnya pelayanan

pastoral bagi orang sakit sudah disadari oleh para pendiri rumah sakit yang

menganggap bahwa sakit bukan hanya karena faktor fisik, tetapi juga berkaitan

dengan kondisi psikologis seseorang. Hal ini tentu saja didukung oleh kenyataan

bahwa orang-orang sakit yang mendapatkan pelayanan pastoral memiliki

kecenderungan untuk lebih cepat mengalami proses penyembuhan dan pemulihan.

Dalam perjumpaan pasien dengan pendeta lewat percakapan-percakapan yang

terjadi, maka pendeta semakin menyadari adanya keterbukaan dari pasien tentang

akar masalah penyakit yang dialami. Pasien-pasien yang sebelumnya tampak

tertekan dengan sakit yang mereka alami biasanya menjadi lebih bersemangat dan

tampak dari ekspresi wajah (senyum) yang berubah setelah mengalami sesi

percakapan dan doa dengan pendeta.

5 Clinebell. 2002. Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral

Page 9: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

80

4.2. Kajian Pendekatan Konseling Lintas Agama dan Budaya dalam Pelayanan

Pastoral bagi Paseien orang Marapu serta Eksistensi Ritus Marapu

Lebih spesifik ketika mengkaji kehidupan masyarakat Sumba, kita

menemukan fakta bahwa pluralitas kehidupan ke-Indonesia-an nampak jelas

dalam keberagaman hidup masyarakat disana, terlebih lagi eksistensi dari

masyarakat adat Marapu yang masih terikat kuat ke dalam nilai-nilai budaya dan

kepercayaan mereka. Eksistensi rumah Sakit Kristen Lende Moripa sebagai

bagian dari tanggungjawab dan panggilan gereja dalam melayani masyarakat

berjumpa dengan masyarakat Marapu merupakan hal yang istimewa untuk dikaji

secara mendalam.

Mengacu pada proses pelayanan yang telah dilakukan sejak zaman

zending Belanda, hal menarik yang diungkapkan bahwa pelayanan kesehatan

merupakan bagian dari penunjang kegiatan pekabaran injil gereja di tanah Sumba

yaitu kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan pelaksanaan

kegiatan pelayanan utama (pemberitaan firman dan sakramen-sakramen) dapat

berhasil dengan baik.

Melalui hasil penelitian pada kenyataannya penulis memahami bahwa sejak

dulu dimensi lintas agama dan budaya sudah menjadi bagian dari proses

pelayanan kesehatan di pulau Sumba, meskipun diselimuti oleh motivasi yang

kuat dalam pemberitaan injil (meng-Kristen-kan) orang Marapu. Paradigma

pelayanan pada masa sekarang sudah lebih humanis dan mengedepankan prinsip

kesetaraan sesama manusia. Oleh karena itu, sudah tentu kompetensi-kompetensi

Page 10: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

81

pelayan dalam konteks pelayanan pastoral mengedepankan pemahaman dan

implementasi konseling lintas agama dan budaya.

Bagi orang sakit kesembuhan adalah harapan bagi mereka. Jika kita telusuri

dalam tradisi iman Kristen, maka penyembuhan merupakan bagian integral dari

pelayanan Yesus, dengan demikian pelayanan pastoral sebagai pelayanan

penyembuhan berakar di dalam Yesus, seperti yang dikemukakan oleh De Gruchy

dalam V. Magezi (2006) menjelaskan hubungan yang erat antara penyembuhan

dan keselamatan. Dia berpendapat bahwa kesembuhan tidak dapat dipisahkan dari

gagasan tentang keselamatan. Pelayanan kesembuhan yang dilakukan oleh Yesus

dan Jemaat mula-mula merupakan bagian dari proklamasi kerajaan sorga.

Kesembuhan dalam Alkitab merefleksikan pemahaman yang holistik mengenai

kemanusiaan dan realita.6

Kehadiran pendeta dalam proses konseling menjadi jembatan dalam proses

pemulihan relasi antara manusia dengan sesama dan Tuhannya. Hal ini

menunjukkan bahwa pelatihan merupakan bagian penting dalam mempersiapkan

pendeta melakukan proses konseling dengan berbagai metode dan pendekatan

yang tepat untuk menangani orang-orang sakit. Sama dengan yang dikemukakan

oleh Benner (1997) berpendapat bahwa salah satu pembeda antara konseling

pastoral dan konseling pada umumnya, yaitu adanya pelatihan khusus kepada para

pendeta. Pelatihan kepada pendeta penting sekali karena memberikan suatu

perspektif spiritual yang unik terhadap orang-orang dan masalah yang mereka

hadapi sehingga mempersiapkan mereka untuk melihat orang lain secara spiritual

6 V. Magezi. 2006. Community healing and the role of pastoral care of the ill and suffering in

Africa. In die Skriflig 40(3) 2006:505-521

Page 11: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

82

dan memahami perjalanan dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi saat ini

dalam konsep relasi mereka dengan Tuhan. Pendeta secara unik dipersiapkan

untuk mengembangkan kepenuhan spiritual, dan hal ini harus menjadi pusat dari

konseling pastoral.7

Melihat dari konteks yang ada melalui penelitian yang dilakukan maka

penulis memahami bahwa aspek ritual merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari kehidupan masyarakat Marapu yang masih kental dengan tradisi dan

kepercayaan mereka dimana para penganut agama Marapu meyakini bahwa sakit

bisa terjadi karena memang keadaan fisik yang mereka alami atau bahkan terjadi

karena kemarahan Marapu dan oleh karena itu perlu adanya pendamian atau

perbaikan hubungan antara mereka dan Marapu melalui ritus yang dijalankan

dalam kepercayaan mereka dan melalui pengakuan akan kesalahan yang dibuat,

sehingga sama seperti yang dikemukakan oleh Krisetya bahwa dalam hal ini perlu

adanya pendekatan pendamaian dimana adanya upaya membangun ulang relasi

manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan Allah. Secara tradisi

sejarah, pendamaian menggunakan dua bentuk pengampunan dan disiplin,

tentunya dengan didahului oleh pengakuan.

Kenyataan di lapangan bahwa pendeta di RS Kristen Lende Moripa belum

mendapatkan pelatihan khusus konseling pastoral dan hal ini merupakan

tantangan tersendiri yang harus dipahami sebagai kebutuhan mutlak oleh pihak

RS. Adanya pengakuan selaku Pendeta Konselor bahwa mereka tidak memiliki

7 David G. Benner. 1997. Strategic Pastoral Counseling: A Short-Term Structured Model. Baker

Books, hal. 23.

Page 12: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

83

kemampuan khusus dalam konseling sehingga dalam memberikan konseling

kegiatan yang biasa dilakukan adalah perkunjungan dan berdoa bersama pasien.

Meskipun demikian, mereka tetap menyadari pentingnya penyediaan waktu

khusus untuk bercakap-cakap dengan pasien yang membutuhkan. Oleh karena itu,

dapat dipahami bahwa mendengarkan, mengunjungi dan berdoa merupakan

strategi dasar konseling pastoral yang diterapkan oleh para pendeta di RS Kristen

Lende Moripa.

Situasi semakin kompleks karena pasien yang dilayani tidak hanya berasal

dari kalangan Kristen, tetapi juga komunitas masyarakat tradisional dengan

budaya dan kepercayaan mereka, Marapu, sehingga pendekatan-pendekatan dalam

konseling Lintas agama dan Budaya menjadi suatu keharusan yang dipahami dan

diterapkan dalam pelayanan konseling Pastoral sehingga ada karakteristik-

karakteristik yang harus dikawinkan antara kemampuan konseling pastoral dan

konseling lintas agama dan budaya.

Oleh karena itu, pendeta yang menjadi konselor di Rumah Sakit

setidaknya memiliki kemampuan pelayanan lintas budaya sebagaimana yang

dikemukakan oleh Ausburger (1986) bahwa seorang Konselor yang mampu

secara budaya dibedakan oleh lima karakteristik yang bisa terukur dan dipelajari

yang melindungi mereka, konseli, dan proses konseling yaitu:

a) Konselor yang memiliki kesadaran budaya memiliki suatu pemahaman

yang jernih mengenai nilai-nilai budayanya sendiri dan asumsi-asumsi

dasar. Mereka mengenali kebiasaan-kebiasaan manusia mana yang mereka

Page 13: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

84

pandang sesuai atau tidak sesuai, diharapkan atau tidak diharapkan,

membangun kehidupan atau menghancurkan. Mereka sepenuhnya sadar

bahwa orang lain memegang nilai dan asumsi yang berbeda, yang sah

bahkan ketika nilai dan asumsi tersebut berbeda dengan apa yang

dipahaminya. Pemahaman ini telah diinternalisasi sebagai pengetahuan

(kognitif) dan kesadaran (afektif) sehingga konselor terhindar dari

ketidaksengajaan memaksakan nilai atau secara tidak sadar mempengaruhi

orang lain untuk menerima arahan yang berbeda dengan komunitasnya.

b) Konselor yang memiliki kesadaran budaya memiliki suatu kapasitas untuk

menyambut, memasuki, dan menghargai pandangan orang lain tanpa

mengingkari legitimasi mereka. Mereka dapat merasakan empati yang

mengasumsikan suatu landasan budaya yang sama, dan merasakan nyaman

pada batasan-batasan pandangan. Mereka dapat memasuki dunia orang

lain, merasakan perbedaannya, dan menghargai perbedaan namun di satu

sisi memegang teguh keunikan dunianya sendiri.

c) Konselor yang memiliki kesadaran budaya mencari sumber pengaruh

dalam orang dan konteks, contoh individu dan lingkungan. Tindakan dan

para pelaku, tingkah laku dan konteks, interaksi konseling tertentu dan

lngkungan budaya harus dilihat, dipahami, dan dihormati.

d) Konselor yang memiliki kesadaran budaya mampu bertindak melampaui

teori, orientasi, atau teknik konseling, dan menjadi manusia yang efektif.

Mereka benar-benar elektik dalam konseling mereka, bukan dalam

pemilihan acak teknik yang bekerja tetapi fleksibilitas keilmuan yang

Page 14: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

85

memungkinkan mereka untuk memilih serangkaian ketrampilan konseling

tertentu sebagai suatu pilihan yang dipertimbanjgkan mengenai

ketepatannya terhadap pengalaman hidup konseli tertentu;

e) Konselor yang memiliki kesadaran budaya melihat diri mereka sebagai

warga universal yang terhubung dengan semua manusia tetapi juga

berbeda dari mereka semua. Mereka hidup di dunia ini, bukan hanya

dalam komunitas atau negara mereka. Dunia ini adalah rumah mereka,

semua manusia telah menjadi saudara mereka. Sehingga mereka

menghormati perbedaan dan juga persamaan, keunikan dan juga

kesamaan.

Bertolak dari konsep tersebut, maka seorang pendeta konselor yang

bergerak dalam pelayanan orang sakit terutama orang Marapu harus melihat

kajian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sakit dan kesembuhan dari

perspektif kebudayaan orang Marapu. Hal-hal semacam ini tampak dalam alam

kehidupan sehari-hari tiap individu dalam masyarakat tersebut lewat pola

perilaku, sikap, dan pendapat yang sama dalam kaitannya dengan pola

Komunikasi, bertahan hidup dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang

hidup dan sikap terhadapnya, karena dalam suatu komunitas kebudayaan tertentu

membangun dunia yang mereka kenal melalui cara seperti hubungan

kekeluargaan, keyakinan, ritual, mitologi, dan Bahasa.

Hal ini mendorong cara memahami sistem kepercayaan suatu kelompok

msayarakat adalah melalui pelaksanaan ritus atau upacara keagamaan. Ritus

dalam kepercayaan masyarakat memiliki makna dan nilai bagi kehidupan yang

Page 15: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

86

mendasar jika dihayati secara mendalam oleh masyarakat tersebut. Konsepsi

orang Marapu tentang sakit dan kesembuhan yang tidak terlepas dari ritus yang

dilakukan sebagai bagian dari aktivitas bermasyarakat mengandung makna yang

sangat kuat jika kita bedah dalam perspektif memahami nilai nilai budaya dan

agama sebagai basis pendekatan dalam strategi konseling.

Sebelum dibawa ke rumah sakit mereka melakukan acara adat yang disebut

Noba yaitu sembayang untuk minta ijin pada leluhur untuk berobat. Dalam acara

adat dilakukan pembakaran ayam dan dilihat hati dan tali perut (usus) untuk

melihat apakah pasien bisa ditolong lagi selanjutnya dipasrahkan ke tenaga medis

di Rumah Sakit. Saat melakukan Noba (sembayang) mereka menyebut nama-

nama leluhur mereka dan turunannya sampai ke orang sakit agar mendapatkan

perlindungan dan kesembuhan. Meminta ijin kepada leluhur dimaksudkan supaya

leluhur tidak bertambah marah dan mereka tetap terberkati dalam rumah dan bisa

cepat sembuh.

Hal ini menunjukkan bahwa ritual yang dilakukan oleh orang Marapu,

termasuk dalam konteks orang sakit merupakan cara mereka menyampaikan

permohonan-permohonan mereka sebagai manusia kepada Tuhan yang berkuasa

atas hidup mereka. Adanya keterikatan yang kuat dalam komunitas masyarakat

Marapu membentuk konsepsi berpikir orang Marapu tentang alam dan ikatan

emosional yang kuat dalam struktur kemasyarakatan, terutama pengakuan

terhadap penyembuh (dukun) adat. Itulah yang menjadi kekuatan mereka untuk

tetap eksis atau survive sebagai orang Marapu ditengah-tengah arus pengobatan

Page 16: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

87

modern. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi ritus yaitu memperkuat sistem

dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.

Melalui nilai-nilai spiritual dalam masyarakat penganut kepercayaan

marapu maka pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan:

1) ngiana ole mu appowoda adessa apanangu dage (Pembimbingan)

Sehubungan dengan ini konselor harus memiliki kesadaran diri dalam

memberikan bimbingan bagi konseli bahwa masing-masing memiliki nilai budaya

dan kepercayaan yang berbeda. Dalam pembimbingan yang harus dilakukan oleh

konselor adalah mengarahkan konseli agar memiliki pemikiran dan tindakan

alternatif dalam penerimaan jati diri yang positif mengarahkannya pada kebaikan

jiwanya di masa sekarang dan yang akan datang. Teknik yang digunakan yaitu

mendengarkan dan berempati. Dalam teknik ini perlu dilakukan:

a) Mendengarkan, hadir bersama dalam artian antara konseli dan konselor sama-

sama bertemu dan tidak langsung memaksa asumsi atau nilai yang dianut

oleh konselor tetapi menghargai asumsi dan nilai-nilai yang dianut oleh

konseli, begitupun sebaliknya. Mendengarkan adalah kunci utama untuk

membuka respon konseli akan suasana kebatinan konseli. Mendengarkan

adalah kunci bagi konselor menghayati ungkapan dan ekspresi konseli dalam

permasalahan suasana kebatinan dan pengalaman kehidupan yang sedang

dialami oleh konseli.

b) Berempati adalah sikap utama yang perlu dimiliki seorang konselor agar diri

konselor memiliki kualitas baik dalam mendampingi dan melakukan

Page 17: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

88

konseling. Sikap empati membantu konselor masuk ke dalam dunia konselor,

menghayati permasalahan diri konseli sehingga konselor tidak mengklaim

konseli akan apa yang di percayainya, dan menerimanya sebagaimana

adanya, secara utuh dan penuh, demi pertumbuhannya secara holistik.

Ketika konselor berempati maka konseli akan menemukan kesadaran jati diri

yang sesungguhnya dan mengalami pengalamannya secara utuh bagi

pertumbuhan spiritual seseorang atau sekelompok orang.

2) ngiana pakadawu dulaloko (Penopangan)

Pembimbingan yang dilakukan kemudian menghadirkan penopangan dalam

proses konseling. kebudayaan masyarakat Sumba sangat mempengaruhi

hubungannya dengan Tuhan dan sesama. Khususnya dalam hal ini budaya

masyarakat Sumba, ketika seseorang memiliki masalah atau suasana kebatinan

yang tidak mengenakan, mereka lebih banyak menceritakan masalah atau suasana

kebatinannya pada keluarga.

Prinsip hidup orang Sumba ketika sedang dalam masalah adalah mereka

hanya mengutarakan permasalahan atau suasana kebatinan yang kurang

mengenakan pada keluarga atau orang-orang tertua dalam keluarga. Mereka

jarang menceritakan apa yang sedang mereka alami kepada orang luar.

Melihat situasi seperti ini konselor hadir dalam penerimaan akan budaya

yang ada dan ketika adanya saling mengahargai sehingga antara konseli dan

konselor memiliki kepercayan akan sebuah dukungan baik dari konselor maupun

dari pihak keluarga. Penopangan dari konselor sebagai pendeta berlangsung

Page 18: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

89

dengan menetralkan perbedaan kepercayaan dengan pasien yang dilayani dengan

menekankan pada hal-hal apa yang sama-sama mereka miliki dan bukan mewakili

tradisi agama sang pendeta. Pendeta sebaiknya menjembatani bukan hanya untuk

pasien namun juga bagi keluarga pasien sehingga keluarga juga dapat membantu

proses konseling dalam hal ini dapat menopang kehidupan dari keluarga mereka

yang sedang mengalami permasalahan atau suasana kebatinan yang terganggu.

3) ngiana ole mu apa Molida (Pendamaian)

Seorang konselor harus menjadi sarana pendamaian dimana adanya upaya

akan hubungan relasi yang mengutuhkan dan mendamaikan konseli dengan

dirinya sendiri, sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Sang Pemilik

Penciptanya.

Pada titik tertentu pendeta sebagai konselor melakukan konseling dengan

memperhatikan tradisi adat istiadata kebudayaan konseli baik melalui bahasa,

simbol dan ritual agama yang dianut pasien dan keluarga mereka. Misalnya

pendeta mempelajari tradisi kepercayaan apa yang sesuai dengan tradisi

kekristenan seperti doa dan melalui nilai-nilai spiritualitas yang dianut bersama

oleh kedua pihak.

4) ngiana apodasa auwada (Penyembuhan)

Konselor memiliki tanggung jawab mengatasi beberapa kerusakan yang

terjadi dalam keadaan konseli yang rusak atau mengarahkan jiwa pasien yang

sedang dalam ketidakutuhan kearah yang lebih baik, mengembalikan keadaan

Page 19: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

90

pasien seperti semula sehingga penyembuhan ini membantu kelangsungan hidup

pasien di masa depannya yang lebih baik.

Konselor harus menyadari akan keberadaan konseli yang mungkin patah

semangat dalam menjalani kehidupannya atau mungkin pasien yang selalu

menyalahkan dirinya bahwa apapun yang ia lakukan adalah salah sehingga

Marapu marah. Dalam proses menyembuhkan konselor harus memiliki sikap yang

mendorong konseli untuk memiliki pikiran yang positif dan memberikan

ketenangan.

Proses penyembuhan membutuhkan konselor yang memahami tradisi atau

kebudayaan yang dianut pasien sehingga melalui tradisi yang dianut pasien

membantu dalam menemukan jalan keselamatan dalam pemulihan diri pasien.

Dalam hal ini perlunya panduan bagi konselor yang menghadapi cara misalnya

melalui penyembuhan tradisional untuk menghindari penyimpangan sistem

kepercayaan budaya inti pasien. Konselor harus memiliki kompetensi dalam

menangani masalah multikultural secara konseptual agar melalui penyembuhan

ini konselor dapat mengelola masalah spiritual konseli.

Ketika proses penyembuhan ini berlangsung dengan baik maka konseli pun

akan merasakan nilai-nilai spiritual kekristenan dan nilai-nilai spiritual marapu

yang memiliki kesamaan dan adanya nilai-nilai penghargaan dalam saling

menerima kebudayaan masing-masing. Nilai-nilai ini kemudian menjadi dasar

pemulihan diri dan pencarian keselamatan yang membantu keutuhan pasien

Marapu yang menuntunnya kearah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.

Page 20: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

91

Dalam konteks RS Kristen Lende Moripa, Konseling Lintas Agama dan

Budaya diawali dengan perjumpaan antara pasien Marapu dan pendeta konselor.

Perjumpaan yang dimaksud adalah ketika kedua pihak mengetahui identitas

keagamaan dan kebudayaannya lewat percakapan. Pertanyaan yang diajukan oleh

pendeta mengenai sudah atau belumnya pasien ke gereja dilakukan dalam

kerangka menggali informasi tersebut sehingga sang pendeta kemudian bisa

menempatkan diri secara tepat dengan strateginya dalam pelaksanaan konseling

sesuai kesepakatan bersama dengan pasien. Pertanyaan semacam ini dalam

konteks pelaksanaan konseling tidaklah tepat karena secara frontal pendeta

menanyakan identitas agama Kristen, yaitu Gereja padahal pasiennya orang

Marapu. Seharusnya pendeta melakukan pendekatan dengan pertanyaan-

pertanyaan penggiring selama percakapan yang mengarahkan pendeta kepada

pengambilan kesimpulan tentang identitas pasien sebagai orang Marapu,

contohnya pendeta menanyakan bagaimana pasien mengimani peristiwa sakit

yang dialami?

Adapun dua strategi yang dapat dikembangkan di RS Kristen Lende Moripa

adalah:

a) Neutralizing, para pendeta biasanya menetralisir perbedaan agama dengan

pasien yang mereka layani dengan menekankan pada hal-hal apa yang sama-

sama mereka miliki seperti pendekatan yang sudah dijabarkan diatas dan

sambil memberikan pengertian pada setiap pasien karena melihat dari sisi

ritual yang dilakukan oleh Rato memiliki kesamaan dalam pendeta sebagai

seorang konselor memberikan konseling. Salah satu yang dilakukan dalam

Page 21: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

92

pelayanan doa terhadap pasien Marapu adalah pendeta menggunakan istilah

yang universal, yaitu Tuhan untuk menyebutkan Alkhalik.

b) Code-Switching, para pendeta pada titik tertentu juga melakukan pelayanan

konseling pastoral dengan penyesuaian terhadap bahasa, simbol, dan kadang-

kadang ritual agama yang dianut pasien dan keluarga mereka. Saat dilakukan

pelayanan terhadap pasien Marapu, pendeta menggunakan bahasa daerah

Sumba dalam percakapan ataupun doa agar maksud yang disampaikan bisa

dipahami oleh klien. Bagi pendeta yang bukan asli Sumba, seringkali dalam

percakapan melibatkan keluarga pasien sebagai penerjemah bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Sumba dan sebaliknya. Hal ini mengindikasikan adanya

kebutuhan yang kuat bagi para pendeta Rumah Sakit yang bukan asli Sumba

untuk mempelajari bahasa Sumba agar membantu mereka berinteraksi dengan

pasien.

Dengan memahami dua pendekatan semacam ini, maka kasus yang dialami

pasien, baik pasien yang sakitnya secara fisik maupun melanggar aturan

marapu dapat menerapkan pendekatan yang sama. Oleh karena itu, Sinode

GKS dalam penempatan pendeta konselor di RS Kristen Lende Moripa harus

dibekali keahlian khusus untuk mendalami hubungan lintas agama dan

budaya, baik nilai-nilai spiritual maupun bahasa dan akar budaya Sumba

melalui pelatihan-pelatihan Koseling Lintas Agama dan Budaya.

Page 22: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

93

Rangkuman Bab IV :

Berbicara mengenai hubungan lintas agama dan budaya maka konsep ini

perlu dipahami bahwa bukan hanya faktor suku atau ras dan kepercayaan

yang berbeda tetapi dalam hal bertindak, berpikir dan menerima nilai-nilai

kebenaran yang bersumber dari kepercayaan yang menjadi referensi sikap

dan perilaku antara manusia satu dan lainnya berbeda-beda.

Terkait dengan kajian konsep Sakit dan pelayanan pastoral pendeta

terhadap pasien Marapu di Rumah Sakit Kristen Lende Moripa

Waikabubak dapat ditemui bahwa ada perbedaan pola pikir atau

pemahaman dimana sakit yang dialami secara medis memang adalah sakit

karena fisik mereka terganggu dan bagi penganut kepercayaan Marapu

bahwa sakit yang mereka alami adalah bagian dari kemarahan Marapu.

pola pemahaman dalam berpikir seperti inilah yang menunjukkan bahwa

bukan hanya budaya dalam artian suku dan ras yang berbeda tetapi mau

menunjukkan bahwa dari pola pemahaman dalam berpikir terjadi lintas

budaya.

Ada ritual yang digunakan masyarakat Sumba penganut kepercayaan

Marapu dimana mereka meyakini bahwa ketika kesembuhan itu belum

diperoleh maka cara yang kedua adalah mendatangi pihak rumah sakit.

Ritual atau cara pengobatan ini dilihat sebagai simbol atau makna dari

kepercayaan yang masih mereka anut.

Page 23: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

94

Semua orang ingin memiliki kesembuhan, oleh karena itu segala cara

akan mereka lakukan. Cara yang mereka gunakan pun banyak

mengandung unsur tradisional atau yang berhubungan dengan

kepercayaan yang dianut. Sama seperti orang Kristen ketika sakit akan

berdoa meminta kesembuhan pada Tuhan namun bagi Masyarakat

khususnya yang masih menganut agama lokal akan memakai cara yang

sesuai dengan ritual adat istiadat mereka. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan lintas agama dan budaya seseorang dalam memahami nilai-nilai

kebenarannya tampak dalam kehidupan sehari-hari, dalam bentuk perilaku

tertentu, sikap, olah fikir, rasa, karsa dan budi. Pada saat Tuhan ciptakan

manusia dengan kelengkapan akal pikiran dan hati nurani, maka saat itu

juga manusia telah menjadi makhluk budaya.

Eksistensi pendeta dalam pelayanan pastoral di Rumah Sakit diharapkan

agar Kristus dinyatakan lewat pelayanan kasih yang maksimal. Artinya

bahwa gereja memandang bahwa pengenalan akan Kristus tidaklah

dilakukan dengan cara-cara indoktrinasi, tetapi lewat pelayanan orang

bisa melihat kemuliaan Kristus.

Dalam konteks RS Kristen Lende Moripa, Konseling Lintas Agama dan

Budaya diawali dengan perjumpaan antara pasien Marapu dan pendeta

konselor. Perjumpaan yang dimaksud adalah ketika kedua pihak

mengetahui identitas keagamaan dan kebudayaannya lewat percakapan.

Pertanyaan yang diajukan oleh pendeta mengenai sudah atau belumnya

pasien ke gereja dilakukan dalam kerangka menggali informasi tersebut

Page 24: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

95

sehingga sang pendeta kemudian bisa menempatkan diri secara tepat

dengan strateginya dalam pelaksanaan konseling sesuai kesepakatan

bersama dengan pasien. Pertanyaan semacam ini dalam konteks

pelaksanaan konseling tidaklah tepat karena secara frontal pendeta

menanyakan identitas agama Kristen, yaitu Gereja padahal pasiennya

orang Marapu.

Seharusnya pendeta melakukan pendekatan dengan pertanyaan-

pertanyaan penggiring selama percakapan yang mengarahkan pendeta

kepada pengambilan kesimpulan tentang identitas pasien sebagai orang

Marapu, contohnya pendeta menanyakan bagaimana pasien mengimani

peristiwa sakit yang dialami?

Adapun dua strategi yang dapat dikembangkan di RS Kristen Lende

Moripa adalah, Neutralizing, para pendeta biasanya menetralisir

perbedaan agama dengan pasien yang mereka layani dengan menekankan

pada hal-hal apa yang sama-sama mereka miliki seperti pendekatan yang

sudah dijabarkan sambil memberikan pengertian pada setiap pasien

karena melihat dari sisi ritual yang dilakukan oleh Rato memiliki

kesamaan dalam pendeta sebagai seorang konselor memberikan konseling

dan Code-Switching, para pendeta pada titik tertentu juga melakukan

pelayanan konseling pastoral dengan penyesuaian terhadap bahasa,

simbol, dan kadang-kadang ritual agama yang dianut pasien dan keluarga

mereka. Saat dilakukan pelayanan terhadap pasien Marapu, pendeta

menggunakan bahasa daerah Sumba dalam percakapan ataupun doa agar

Page 25: BAB IV KAJIAN PELAYANAN PASTORAL PENDETA TERHADAP PASIEN MARAPU DI … · 2017. 12. 18. · Konsep sakit ini dalam hubungannya dengan teori yang dijelaskan oleh Willem, bahwa kepercayaan

96

maksud yang disampaikan bisa dipahami oleh klien. Bagi pendeta yang

bukan asli Sumba, dalam percakapannya dapat melibatkan keluarga

pasien sebagai penerjemah bahasa Indonesia ke dalam bahasa Sumba dan

sebaliknya.