BAB IV K3 PRINT
-
Upload
joko-siwantono -
Category
Documents
-
view
75 -
download
4
Transcript of BAB IV K3 PRINT
Materi Khusus
4.3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
4.3.1 Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja :
a. Kesehatan
Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik
sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat.
b. Keselamatan
Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus
melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar
terhindar dari kecelakaan kerja.
c. Kerja
Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta memperhatikan
keselamatan kerja maka akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan
harmonis yang nantinya akan meningkatkan produktifitas kerja.
Jadi dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran disegala tempat kerja, baik di
darat di dalam tanah di permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja
merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari,
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 93
Materi Khusus
oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat pada
umumnya dengan maksud dan tujuan untuk :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan
pekerjaanya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktifitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien.
Keselamatan kerja dalam aplikasinya juga dapat membantu meningkatkan
produksi dan produktifitas perusahaan, hal ini didasarkan atas :
a. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang
menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga
pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien
dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi.
c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi
yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor
manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.
d. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya
berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan
proses produksi.
Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi
dari pengusaha dan buruh atau karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 94
Materi Khusus
dan ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan
pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.
4.3.2 Maksud dan Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja melalui
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkan dari mesin-mesin dan
peralatan-peralatan selama melakukan kegiatan produksi juga mengatur tempat
kerja yang baik, aman dan nyaman.Keselamatan kerja juga berkaitan erat dengan
peningkatan produksi dan produktivitas pabrik. Oleh karena itu, penekanan angka
kecelakaan kerja harus mendapat perhatian yang khusus. Sedangkan tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk terciptanya keselamatan
karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat
adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.Secara
garis besar tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk perusahaan
- Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan.
- Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum).
- Memelihara sarana dan prasarana perusahaan.
b. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk karyawan
- Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan.
- Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya.
- Untuk kinerja yang berkesinambungan.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 95
Materi Khusus
4.3.3 Sebab Terjadinya Kecelakaan Dan Pencegahannya
Secara garis besar sebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2:
a. Kecelakaan kerja yang disebabkan tindakan perbuatan manusia yang tidak
memenuhi keselamatan, diantaranya adalah:
- Melakukan kegiatan atau aktivitas tidak sesuai dengan aturan.
- Tidak mamakai perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
- Pemakaian peralatan keamanan tidak sesuai dengan standart kemanan dan
lain-lain.
b. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
aman. Dimana dalam hal ini adalah keadaan lingkungan kerja yang
mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Misalnya: barang-barang
yang mudah terbakar, bekerja di ketinggian, penggunaan mesin-mesin
berat dan lain - lain.
Dari hasil penelitian ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan
sangat penting, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia.
Bahkan ada pendapat, bahwa secara langsung atau tidak langsung kecelakaan
adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh
perencanaan pabrik oleh kontraktor yang membangunya, contohnya penempatan
posisi mesin yang tidak ergonomis.Upaya untuk mencari sebab kecelakaan
disebut analisa sebab kecelakaan. Analisa ini dilakukan dengan mengadakan
penyelidikan atau pemeriksaan terhadap peristiwa kecelakaan. Analisa kecelakaan
tidak mudah, oleh karena penentuan penentuan sebab-sebab kecelakaan secara
tepat adalah pekerjaan sulit. Kecelakaan harus secara tepat dan jelas diketahui,
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 96
Materi Khusus
bagaimana dan mengapa terjadi. Hanya pernyataan bahwa kecelakaan
dikarenakan misalnya alat kerja atau tertimpa benda jatuh tidaklah cukup,
melainkan perlu ada kejelasan tentang sejumlah peristiwa atau faktor-faktor, yang
terjadi dan akhirnya menjadi sebab kecelakaan. Setiap keadaan atau faktor ini
adalah penting artinya bagi terjadinya kecelakaan, tetapi sejumlah peristiwa
keseluruhanlah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Apabila sebab bagian
dari jumlah peristiwa tersebut dihilangkan, kecelakaan tidak akan terjadi.
Oleh sebab itu untuk menghindari resiko kecelakaan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, diantaranya :
a. Peraturan perundangan yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja
peralatan industri, tugas-tugas manajer lini dan mandor serta operator
mesin, latihan, supervisi medis.
b. Standarisasi yaitu penetapan standar yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan, mengenai jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek
keselamatan atau alat alat pelindung diri.
c. Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang diwajibkan.
d. Latihan-latihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi
tenaga kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.
e. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri dari bahan-bahan
yang berbahaya, penyelidikan tentang bahan kimia, pengujian alat-alat
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 97
Materi Khusus
perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan cairan dan bau yang
bersifat racun.
f. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor
lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan
g. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban
yang mengakibatkan kecelakaan.
h. Bila perlu di berikan sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan-
peraturan yang sudah di tetapkan.
4.3.4 Faktor-Faktor Keselamatan Kerja
Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka kita terlebih dahulu
harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan
upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
keselamatan kerja diantaranya :
a. Faktor manusia
Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan kerja dalam suatu
perusahaan. Yang termasuk faktor manusia adalah pemilik perusahaan
dan tenaga kerja atau karyawan. Semua orang yang ada dalam
perusahaan harus tahu bahwa pekerja berkepentingan bukan hanya pada
bagian produksi, mutu dan kualitas produksi tetapi juga dalam
keselamatan kerja.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 98
Materi Khusus
Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai dari
manajemen puncak, baru turun kebawah. Manajer juga harus
memandang keselamatan kerja sebagai dari proses bukan sebagai
tambahan, serta wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak
aman dan tidak nyaman.
Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa keselamatan kerja
adalah tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama pula.
Kesadaran tersebut tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan
peraturan yang ditetapkan perusahaan atau disiplin ketat yang
dipaksakan. Memakai alat-alat keselamatan kerja atau perlindungan dari
yang telah ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran dari
tenaga kerja maka peraturan tersebut malah akan diabaikan. Mereka
beralasan bahwa memakai alat perlindungan perorangan tersebut akan
membuat gerakan kurang leluasa pada saat melakukan aktivitas,
walaupun disetiap tempat telah tersedia poster-poster yang berhubungan
dengan keselamatan kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai
keselamatan kerja ini.
Cara yang sering dilakukan untuk memasyarakatkan
keselamatan kerja antara lain :
1. Poster / gambar / plangkat.
2. Petunjuk / slide.
3. seminar.
4. kampanye.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 99
Materi Khusus
5. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan kerja yang
sistematis.
Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada tenaga kerja
yang baru karena belum memahami pentingnya cara kerja yang aman.
Oleh karena itu perlu diadakan atau diberikan kepada mereka pendidikan
dan lebih ditekankan kepada mereka akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.
b. Faktor peralatan dan pekerjaan
Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali dan
alat-alat perlindungan diri harus dirawat menurut kondisi bagian-
bagianya bukan menurut waktu pemakaianyan. Perawatan berdasarkan
kondisi harus dijadikan asas pemeliharaan semua peralatan guna
mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat
menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka
dalam waktu sekejab mata, sehingga untuk menghindarinya
perlengkapan dan peralatan yang ada harus terlindungi dari
kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan peralatan lain. Oleh
karena itu bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan
dengan mengubah konstruksi atau memberi alat pelindung.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 100
Materi Khusus
4.3.5 Perlengkapan Paralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam melakukan kegiatan bekerja,target agar k3 diperusahaan dapat
terwujud, maka diperlukan perlengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja atau biasa disebut alat pelindung diri (APD). Alat pelindung diri (APD)
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaannya yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja. Penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak selalu efektif, yang
efektif adalah pencegahan secara teknis, tetapi bila pencegahan secara teknis
belum dapat dilakukan secara sempurna karena keterbatasan teknologi maka
penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi sangat penting.
Alat pelindung diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dilakukan untuk
mencegah bahaya, tetapi alat pelindung diri (APD) bukan pengendalian sumber
bahaya. Alat pelindung diri (APD) sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti
dari suasana pengendali resiko yang lain, agar lebih efektif sebaiknya digunakan
bersama dengan penggunaan alat pengendali lain.
Kriteria Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) adalah sebagai berikut
a. Memberikan perlindungan yang kuat.
b. Alat pelindung diri (APD) harus seringan mungkin.
c. Dapat dipakai secara fleksibel.
d. Tidak menimbulkan gangguan baik secara jenis bahan maupun psikologis.
e. Tidak mudah rusak.
f. Tidak sebabkan bahaya tanbahan.
g. Memenuhi standar.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 101
Materi Khusus
h. Tidak membatas gerakan dan persepsi sensoris.
i. Suku cadang mudah diperoleh.
Untuk melakukan pencegahan terhadap suatu kecelakaan kerja pada
sebuah industri yang banyak bergerak dibidang manufaktur dalam hal ini
perusahaan yang kami teliti merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan kayu / membuat furniture maka beberapa peralatan yang wajib
digunakan adalah :
a. Masker
Penggunaan masker dapat melindungi pekerja dari beberapa ancaman
kecelakaan seperti debu dari hasil pemotongan kayu ataupun dari proses
pengamplasan hingga perlindungan dari proses pengecatan yang bila
diabaikan dapat mengakibatkan sesak nafas, penyakit saluran pernafasan
hingga keracunan.
b. Pelindung mata/kaca mata
Suatu alat keselamatan kerja yang penting karena dapat melindungi
pekerja pada saat melakukan kegiatan operasional dari ancaman
terkenanya mata oleh serbuk kayu yang mungkin berbahaya sehingga
terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Adapun akibat yang ditimbulkan
adalah gangguan pengelihatan hingga kebutaan.
c. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan karena pekerja
berinteraksi langsung dengan bahan material (kayu).
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 102
Materi Khusus
d. Helm proyek
Penggunaan helm sangat penting dikarnakan lokasi lingkungan kerja
dengan menggunakan mesin-mesin besar tumpukan dari kayu.
e. Pengaman kaki
Pengaman kaki dalam hal ini adalah sepatu. Sepatu wajib digunakan agar
kaki terlindungi dari kejatuhan benda benda berat misalnya kayu, palu, dll.
4.3.6 Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Perusahaan
Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya akan berhadapan dengan
adanya bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mesin, alat kerja, material
dari proses pengolahanya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan
pekerjaan dll. Menyadari bahaya yang timbul dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja yang nantinya juga akan merugikan perusahaan. Maka sedini mungkin
kecelakaan kerja harus dicegah.
Sesuai dengan hasil pengamatan kami, lokasi kerja sangat potensial
menimbulkan kecelakaan kerja. Contoh kecil yang terlihat adalah kebisingan
karena proses pemotongan, kadar debu/serbuk kayu. Pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja bagi semua karyawan, perusahaan harus menciptakan suasana
lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.
Identifikasi hazard /kecelakaan yang terjadi diperusahaan :
1. Tergores
Adalah luka yang diakibatkan karena persinggungan yang tidak tepat
dengan benda tajam.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 103
Materi Khusus
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memakai sarung tangan
b. Disusun prosedur kerja yang baru
2. Terpotong
Adalah luka pada anggota tubuh yang biasanya tangan dengan kondisi
terbelah karena benda tajam.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Mengadakan training kepada karyawan
b. Memberikan tanda-tanda bahaya di mesin yang bersangkutan
3. Memar atau lebam
Adalah cidera karena benturan benda keras dengan ciri-ciri tersumbatnya
pembuluh darah dan rasa nyeri.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memberi tanda garis area agar karyawan tidak sembarangan melintas
b. Member rambu-rambu keselamatan diarea kerja
4. Iritasi kulit
Adalah peradangan pada kulit karena efek dari bahan yang mengandung
kimia misalnya lem, tiner,dan lain-lain.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Dianjurkan memakai masker
b. Dianjurkan memakai sarung tangan
c. Memberikan training kepada karyawan
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 104
Materi Khusus
5. Gangguan pernafasan
Adalah terganggunya saluran pernafasan karena masuknya benda luar
berbentuk partikel kecil.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Dianjurkan memakai masker
b. Menjadwalkan pergantian masker
c. Memberikan training pada karyawan
6. Tersengat listrik
Adalah kondisi luka memar bahkan resiko kemantian karena listrik.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memberikan rambu-rambu bahaya diarea tersebut
b. Dianjurkan memakai safety shoes
c. Dianjurkan segera melapor keatasan jika menemukan kabel atau
instalasi listrik yang mengalami kerusakan.
7. Terbakar
Adalah kondisi dimana terjadi karena adanya api yang tidak terkendali
yang menimbulkan efek kerusakan atau korban.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Mejauhkan benda-benda yang mudah terbakar
b. Memberi aturan untuk dilarang merokok
c. Memberikan pelatihan menggunakan alat pemadam kebakaran
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 105
Materi Khusus
8. Tertimpa benda
Adalah kondisi luka yang diakibatkan karena benda jatuh dan tidak
terkontrol.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Menempatkan / menyusun benda sesuai ukuran.
b. Dianjurkan memakia safety shoes
9. Terpeleset
Adalah kecelakaan yang terjadi karena lantai licin.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memberikan tanda-tanda apabila lantai tersebut licin
b. Memberi keset di pintu masuk
10. Tertabrak
Adalah kondisi benturan terhadap benda lain karena ketidaksadaran reflek
tubuh dan pandangan.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memberi garis area
b. Memasang kaca cekung disetiap tikungan yang sering dilintasi
11. Terjepit
Adalah kecelakaan yang terjadi karena posisi tubuh terhimpit benda karena
ruang yang sempit.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Menata benda agar memberi ruangan untuk tidak terjepit
b. Dianjurkan memakai safety shoes
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 106
Materi Khusus
12. Tertusuk
Adalah kondisi menancapnya benda luar kedalam anggota tubuh.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Dianjurkan mamakai sarung tangan
b. Memberikan prosedur kerja yang baik
13. Kebisingan
Adalah kondisi lingkungan kerjakarena suara mesin yang keras dalam
mengeluarkan suara.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memakai earplug
b. Menggunakan peredam ruangan
14. Alergi bahan kimia
Adalah terganggunya pernafasan karena bau atau bahan kimia.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memakai masker
b. Memakai sarung tangan plastik
15. Terkilir
Adalah kecelakaan yang terjadi akibat tertariknya otot dalam tubuh yang
tidak tepat.
Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :
a. Memberikan prosedur kerja yang baik
b. Jika mengangkat benda jangan melebihi kapasitas
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 107
Materi Khusus
Tabel 4.9 pembobotan resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
No Keterangan Bobot Item index K3 Total Bobot1 Tergores 4 0,105 0,422 Terpotong 5 0,131 0,6553 Memar 3 0,079 0,2374 Iritasi kulit 1 0,026 0,026
5Gangguan pernafasan
2 0,053 0,106
6 Tersengat listrik 5 0,131 0,6557 Terbakar 3 0,079 0,2378 Tertimpa benda 2 0,053 0,1069 Terpleset 2 0,053 0,10610 Tertabrak 2 0,053 0,10611 Terjepit 2 0,053 0,10612 Tertusuk 3 0,079 0,23713 Kebisingan 2 0,053 0,10614 Alergi bahan kimia 1 0,026 0,02615 Terkilir 1 0,026 0,026 Total 38 1 3,155
Keterangan nilai bobot :
5. Bahaya tinggi
4. Sering terjadi
3. Keterlibatan hal- hal / peralatan lain
2. Perusahaan tidak menyediakan fasilitas (Uncovered)
1. Hal –hal yang tidak dapat diprediksi
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 108
Materi Khusus
Tabel 4.10 skor index hazard
No KeteranganBobot Item
Total Bobot
Index Hazard
Keterangan
1 Tergores 4 0,426,52 Sangat perlu
penanganan
2 Terpotong 5 0,6555 Sangat perlu
penanganan3 Memar 3 0,237 3 Penanganan ringan4 Iritasi kulit 1 0,026 1,052 Tanpa penanganan
5Gangguan pernafasan
2 0,1062,212 Himbauan
6 Tersengat listrik 5 0,6555 Sangat perlu
penanganan7 Terbakar 3 0,237 3 Penanganan ringan8 Tertimpa benda 2 0,106 2 Himbauan9 Terpleset 2 0,106 2
10 Tertabrak 2 0,1062,106 Himbauan
11 Terjepit 2 0,106 2 Himbauan12 Tertusuk 3 0,237 3,237 Penanganan ringan13 Kebisingan 2 0,106 2,106 Himbauan
14Alergi bahan kimia
1 0,0262 Himbauan
15 Terkilir 1 0,026 1,026 Tanpa penganan Total 38 3,155 42,259
Keterangan nilai index hazard :
1. Tanpa penanganan
2. Himbauan
3. Penanganan ringan
4. Perlu penanganan
5. Sangat perlu penanganan
Index hazard = bobot + ( total bobot x jumlah hazard)
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 109
Materi Khusus
Kategori kecelakaan kerja :
5. Sangat berisiko 4,6 – 5,4
4. Berisiko 3,7 – 4,5
3. Cukup Berisiko 2,8 – 3,6
2. Resiko sangat kecil 1,9 – 2,7
1. Sangat tidak berisiko 1 – 1,8
Berdasarkan dari perhitungan dari skor index hazard diatas, maka tingkat
keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan tersebut dikategorikan cukup
berisiko. Hal ini karena skor nilai dari total index hazard per jumlah identifikasi
hazard diperusahaan tersebut adalah 2,81.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 110
Materi Khusus
Tabel 4.11 Data hazard / kecelakaan di PT. Mahkota Sakti Jaya pada tahun 2012
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penanganan
Januari 2 1 Menggunakan peralatan kotak P3K
Februari 1 Dibawa ke poliklinikMaret -April -
Mei 2 Menggunakan peralatan kotak P3K
Juni 1 2
a. Menggunakan peralatan kotak P3Kb. Dibawa ke poliklinik
Juli 1
Menggunakan peralatan kotak P3K
Agustus -September 1 1 Dibawa ke poliklinik
Oktober 1 1
Menggunakan peralatan kotak P3K & memakai earplug
November -Desember -
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 111
Materi Khusus
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan
menyediakan program kesejahteraan untuk para tenaga kerja. Macam-macam
jaminan keselamatan kerja yang ada di PT. Mahkota Sakti Jaya adalah :
1. Program jamsostek yang diberikan oleh PT. Mahkota Sakti Jaya terdiri dari :
a. Jaminan kecelakaan kerja
Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja maka
jamsostek akan memberi santunan berupa keringanan biaya rumah sakit
dan biaya obat-obatan.
b. Jaminan kematian
Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang
menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan
kerja. Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa
uang.
c. Koperasi karyawan
Koperasi pada dasarnya adalah sebuah medium untuk mendukung
kesejahteraan anggota dengan berbagi keuntungan.
2. Fasilitas perawatan kesehatan dan pengobatan
Perusahaan menyediakan fasilitas perawatan kesehatan diantaranya :
a. Fasilitas poliklinik
PT. Mahkota Sakti Jaya menyediakan sarana poliklinik dengan beberapa
pegawai kesehatan yang bertugas untuk mengobati karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 112
Materi Khusus
b. Fasilitas biaya pengobatan
Jika dapat diatasi dengan poliklinik perusahaan maka biaya pengobatan
akan ditanggung perusahaan akan tetapi jika dirujuk ke rumah sakit
maka perusahaan akan menanggung beberapa persen biaya yang sudah
disepakati.
c. Fasilitas periksa kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala setiap tahun dan
untuk itu pimpinan perusahaan mewajibkan karyawan untuk memeriksa
kesehatanya.
Upaya dalam menangani masalah keselamatan kerja terhadap karyawannya,
PT. Mahkota Sakti Jaya telah melakukan berbagai usaha diantaranya sebagai
berikut :
a. Penerangan
Fungsi penerangan di tempat kerja adalah untuk menerangi obyek pekerjaan
agar terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan produktivitas dapat
meningkat. Penerangan yang intensitasnya rendah (poor lighting) akan
menimbulkan kelelahan, ketegangan mata, dan keluhan pegal di sekitar mata.
Penerangan yang intensitasnya kuat akan dapat menimbulkan kesilauan.
Penerangan yang terlalu rendah maupun terlalu kuat sekalipun, memungkinkan
terjadinya kecelakan kerja.
Penerangan di PT. Mahkota Sakti Jaya diatur secara tepat dan
memadai dalam arti tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu terang.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 113
Materi Khusus
Karena penerangan yang baik akan berpengaruh positif terhadap
keselamatan kerja dan produktifitas.
b. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan)
Kotak box yang berisi obat - obatan standar untuk memberikan
pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Sepatu
Dalam proses pengamatan kami masih terdapat beberapa karyawan
bagian produksi atau operator mesin ketika melakukan proses produksi
yang seharusnya harus memakai peralatan keselamatan kerja dalam hal
ini sepatu, ternyata tidak memakai.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 114
Materi Khusus
Gambar 4.10 Karyawan Produksi Diproses Pemotongan
- Masker kain
Karyawan bagian mesin pemotongan dan finishing diwajibkan
menggunakan masker kain sebagai pengaman karena untuk mengurangi
aroma atau bau yang tidak sedap dari cat atau plitur dan debu dari proses
pemotongan dan finising.
Gambar 4.11 Masker kain
- Pemadam Kebakaran
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) disediakan oleh PT. Mahkota Sakti
Jaya di setiap sisi mesin-mesin dan sudut ruangan. APAR ini sangat
praktis dan ringan, dapat dibawa kemana-mana dan mampu dipakai cukup
satu orang. Hal ini penting, agar terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Lebih baik memberikan pencegahan daripada memadamkan setelah terjadi
kebakaran.
Untuk mencegah dan mengatasi bahaya kebakaran, dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut :
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 115
Materi Khusus
1. Memelihara dan merawat semua peralatan pemadam kebakaran yang ada
sehingga selalu siap pakai.
2. Memberi pengarahan cara-cara pemakaian alat pemadam kebakaran.
Gambar 4.12 Pemadam kebakaran
c. Mesin
Mesin sebagai alat untuk proses proses produksi sudah didesain sebaik
mungkin untuk menghindari kecelakaan kerja. Bagian yang paling mungkin
menimbulkan kecelakaan adalah proses pemotongan. Pada mesin pemotongan
ini penggunaannya harus berhati-hati, karena pada mesin ini terdapat mata
pisau yang harus dijaga kekencangannya.
d. Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja di PT. Mahkota Sakti Jaya khususnya dibagian
pemotongan kayu sangat bising, hal ini disebabkan karena mesin-mesin yang
digunakan umumnya besar dan suara timbul akibat proses pemotongan kayu.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 116
Materi Khusus
Jika dalam upaya yang dilakukan oleh perusahaan masih tedapat hal-hal yang
dapat membahayakan keselamatan kerja dari karyawan misalnya terjadi
kebakaran maka standarisasi dari perusahaan adalah
1. Drum berisi pasir dan skop dilokasi rawan kebakaran .
2. APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan pada seluruh
perusahaan meliputi office, gripag, kantin, gudang dan bagian produksi
sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan masing – masing.
3. Box hydrant
- Hydrant halaman ditempatkan diluar gedung atau di halaman.
- Hydrant gedung ditempatkan didalam gedung.
4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah kotak
penyimpanan yang berisi obat-obatan untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan. kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
ditempatkan dan tersebar diseluruh lingkungan perusahaan.
4. Pintu darurat
Pintu darurat adalah pintu keluar saat terjadi kejadian darurat. Pintu
darurat dibuat di semua bangunan perusahaan, termasuk pada bagian
office.
5. Alarm bahaya
Alarm bahaya adalah penanda kalau ada kejadian darurat, Alarm akan
berbunyi. Alarm darurat ditempatkan diseluruh bangunan yang ada di
perusahaan.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 117
Materi Khusus
4.3.7 Faktor Penghambat Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomi dan
kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan
yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dll.
Demikian juga keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan
permasalahan keselamatan kerja tersebut. Dari hasil penyelidikan ternyata
menunjukan bahwa faktor manusia memegang peranan penting dalam
pelaksanaan keselamatan kerja dilingkungan PT. Mahkota Sakti Jaya
berupa :
1. Faktor manusia dapat berupa kelalaian atau kesalahan, kecerobohan,
kurang disiplin, tidak mentaati syarat-syarat keselamatan kerja yang
telah ditetapkan baik oleh perusahaan sehingga pekerja dapat
melakukan tindakan yang bisa mencelakakan dirinya sendiri dan
tentunya lingkungan sekitar.
2. Pekerja yang bersangkutan tidak mampu atau kurang terampil dalam
menggunakan atau mengoprasikan alat-alat produksi.
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang keselamatan kerja para
pekerja disebabkan oleh beberapa aspek yang mempengaruhinya, antara
lain :
a. Tingkat pendidikan yang rendah
Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki pekerja membawa
pengaruh sebab kecenderungan tidak mengetahui kegunaan
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 118
Materi Khusus
pemakaian alat-alat pelindung diri untuk keselamatan para
pekerja itu sendiri.
b. Sikap pekerja
Pekerja yang mempunyai kecenderungan bahwa pekerja dengan
menantang maut atau resiko dan ceroboh, lebih mudah dan lebih
cepat, dan usaha pencegahan kecelakaan tidak begitu penting
sebab dia yakin atau percaya diri untuk dapat menjaga dirinya
sendiri dalam semua keadaan.
4.3.8 Usulan Perbaikan Dalam Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian di PT. Mahkota Sakti Jaya, Secara umum
perusahaan sudah menerapkan kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja. Namun lemahnya pengawasan dari pihak perusahaan, masih saja terlihat
beberapa dari karyawan perusahaan yang tidak mematuhi prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja. Maka kami akan mencoba memberikan usulan perbaikan
mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan metode
diagram ishikawa / diagram tulang ikan / diagram sebab akibat.
Pada dasarnya metode ishikawa digunakan untuk menganalisa dan
menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam
menentukan karakteristik kualiatas output kerja, namun penggunaannya bisa juga
untuk menganalisa penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 119
Manusia
Mesin / peralatan
Metode kerja
Bahan baku Lingkungan kerja
Pengawasan kurang
Prosedur kerja salah
Pendidikan rendah
Faktor terjadinya kecelakaan kerja
Materi Khusus
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja,
maka di dapatkan 5 faktor penyebab utama yang meliputi :
1. Man (Manusia)
2.Method (Metode)
3. Machine (Mesin/Peralatan)
4. Material (Bahan baku)
5. Environment (Lingkungan kerja)
Tumpukan kayu
Gambar 4.13 Diagram Ishikawa / Sebab Akibat / Tulang Ikan (Fish Bone)
Keterangan gambar diagram diagram ishikawa / sebab akibat / tulang ikan :
a. Man (Manusia)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada
manusia adalah kurangnya pengalaman kerja.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 120
Kayu gelondonganMesin bising
Materi Khusus
Di PT. Mahkota Sakti Jaya untuk faktor manusia rata-rata mereka sudah
berpengalaman akan tetapi disana para pekerja lapangan rata-rata
berpendidikan rendah, jadi mereka sangat sulit untuk menerima
masukan dari orang-orang yang lebih mudah, yang seolah-olah mereka
jauh lebih berpengalaman di bandingkan dengan yang lebih muda.
b. Method (Metode)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada
metode kerja adalah kurangnya pengawasan kerja dan prosedur kerja
yang salah.
Contoh : Dalam pemindahan bahan baku dalam hal ini adalah kayu
pemindahan dari satu tempat ke tempat yang lain seharusnya
diperlukan pengecekan lebih dari satu kali agar suatu kecelakaan kerja
dapat terhindari.
c. Machine (Mesin/Peralatan)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada
peralatan adalah minimnya peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang digunakan.
Di PT. Mahkota Sakti Jaya telah menyediakan peralatan K3 yaitu
berupa masker dan sarung tangan tetapi pada kenyataannya
perlengkapan yang telah disediakan tidak sering dipakai. Hal demikian
dapat mengakibatkan para pekerja akan mengalami gangguan
kesehatan. Karena seringnya para pekerja berinteraksi lagsung dengan
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 121
Materi Khusus
bahan baku kayu (debu serbuk kayu hasil dari pemotongan ataupun
pengamplasan ) tanpa menggunakan alat pelindung diri.
d. Material (Bahan baku)
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada
material adalah Biasanya pada waktu pengangkatan pekerja rentan
tertimpa tumpukan kayu.karena kayu yang sudah dipotong
kebanyankan ditumpuk sebelum melalui proses selanjutnya.
e. Environment (Lingkungan kerja)
Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan dan
ketenangan dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terajadinya
suatu kecelakaan kerja dapat dihindari.
Di PT. Mahkota Sakti Jaya memiliki lingkungan kerja yang cukup baik
Cuma terjadinya penumpukan bahan baku saja yang rentan
menimbulkan kecelakaan kerja.
Dari metode diatas maka untuk usulan perbaikan di PT. Mahkota
Sakti Jaya agar kecelakaan dalam bekerja bisa di minimalkan adalah
Untuk Pekerja tidak memakai masker dan sarung tangan. PT. Mahkota
Sakti Jaya sebagian besar pekerjanya tidak memakai masker dikarenakan
kesadaran akan kesehatan kurang. Dan untuk masalah perbaikan saya
mengusulkan dibentuk tim pengawas yang bertugas untuk mengawasi
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 122
Materi Khusus
karyawan yang dan bila perlu memberikan sanksi terhadap karyawan yang
tidak memakai masker pada saat bekerja.
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 123