BAB IV K3 PRINT

48
Materi Khusus 4.3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) 4.3.1 Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja : a. Kesehatan Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat. b. Keselamatan Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar terhindar dari kecelakaan kerja. c. Kerja Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya Teknik Industri – ITATS 93

Transcript of BAB IV K3 PRINT

Page 1: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

4.3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

4.3.1 Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan

budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja :

a. Kesehatan

Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik

sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat.

b. Keselamatan

Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus

melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar

terhindar dari kecelakaan kerja.

c. Kerja

Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta memperhatikan

keselamatan kerja maka akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan

harmonis yang nantinya akan meningkatkan produktifitas kerja.

Jadi dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah

keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses

pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara

melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran disegala tempat kerja, baik di

darat di dalam tanah di permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja

merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari,

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 93

Page 2: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat pada

umumnya dengan maksud dan tujuan untuk :

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan

pekerjaanya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi

serta produktifitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien.

Keselamatan kerja dalam aplikasinya juga dapat membantu meningkatkan

produksi dan produktifitas perusahaan, hal ini didasarkan atas :

a. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang

menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga

pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan

penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien

dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi.

c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi

yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor

manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula.

d. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya

berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan

proses produksi.

Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi

dari pengusaha dan buruh atau karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 94

Page 3: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

dan ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan

pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

4.3.2 Maksud dan Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja melalui

pencegahan timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkan dari mesin-mesin dan

peralatan-peralatan selama melakukan kegiatan produksi juga mengatur tempat

kerja yang baik, aman dan nyaman.Keselamatan kerja juga berkaitan erat dengan

peningkatan produksi dan produktivitas pabrik. Oleh karena itu, penekanan angka

kecelakaan kerja harus mendapat perhatian yang khusus. Sedangkan tujuan dari

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk terciptanya keselamatan

karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat

adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.Secara

garis besar tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat dikategorikan

sebagai berikut :

a. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk perusahaan

- Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan.

- Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum).

- Memelihara sarana dan prasarana perusahaan.

b. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk karyawan

- Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan.

- Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya.

- Untuk kinerja yang berkesinambungan.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 95

Page 4: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

4.3.3 Sebab Terjadinya Kecelakaan Dan Pencegahannya

Secara garis besar sebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2:

a. Kecelakaan kerja yang disebabkan tindakan perbuatan manusia yang tidak

memenuhi keselamatan, diantaranya adalah:

- Melakukan kegiatan atau aktivitas tidak sesuai dengan aturan.

- Tidak mamakai perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

- Pemakaian peralatan keamanan tidak sesuai dengan standart kemanan dan

lain-lain.

b. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak

aman. Dimana dalam hal ini adalah keadaan lingkungan kerja yang

mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Misalnya: barang-barang

yang mudah terbakar, bekerja di ketinggian, penggunaan mesin-mesin

berat dan lain - lain.

Dari hasil penelitian ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan

sangat penting, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia.

Bahkan ada pendapat, bahwa secara langsung atau tidak langsung kecelakaan

adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh

perencanaan pabrik oleh kontraktor yang membangunya, contohnya penempatan

posisi mesin yang tidak ergonomis.Upaya untuk mencari sebab kecelakaan

disebut analisa sebab kecelakaan. Analisa ini dilakukan dengan mengadakan

penyelidikan atau pemeriksaan terhadap peristiwa kecelakaan. Analisa kecelakaan

tidak mudah, oleh karena penentuan penentuan sebab-sebab kecelakaan secara

tepat adalah pekerjaan sulit. Kecelakaan harus secara tepat dan jelas diketahui,

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 96

Page 5: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

bagaimana dan mengapa terjadi. Hanya pernyataan bahwa kecelakaan

dikarenakan misalnya alat kerja atau tertimpa benda jatuh tidaklah cukup,

melainkan perlu ada kejelasan tentang sejumlah peristiwa atau faktor-faktor, yang

terjadi dan akhirnya menjadi sebab kecelakaan. Setiap keadaan atau faktor ini

adalah penting artinya bagi terjadinya kecelakaan, tetapi sejumlah peristiwa

keseluruhanlah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Apabila sebab bagian

dari jumlah peristiwa tersebut dihilangkan, kecelakaan tidak akan terjadi.

Oleh sebab itu untuk menghindari resiko kecelakaan dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, diantaranya :

a. Peraturan perundangan yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan

mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,

perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja

peralatan industri, tugas-tugas manajer lini dan mandor serta operator

mesin, latihan, supervisi medis.

b. Standarisasi yaitu penetapan standar yang memenuhi syarat-syarat

keselamatan, mengenai jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek

keselamatan atau alat alat pelindung diri.

c. Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan

perundang-undangan yang diwajibkan.

d. Latihan-latihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi

tenaga kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.

e. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri dari bahan-bahan

yang berbahaya, penyelidikan tentang bahan kimia, pengujian alat-alat

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 97

Page 6: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan cairan dan bau yang

bersifat racun.

f. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor

lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan

g. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban

yang mengakibatkan kecelakaan.

h. Bila perlu di berikan sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan-

peraturan yang sudah di tetapkan.

4.3.4 Faktor-Faktor Keselamatan Kerja

Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka kita terlebih dahulu

harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan

upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan

keselamatan kerja diantaranya :

a. Faktor manusia

Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan kerja dalam suatu

perusahaan. Yang termasuk faktor manusia adalah pemilik perusahaan

dan tenaga kerja atau karyawan. Semua orang yang ada dalam

perusahaan harus tahu bahwa pekerja berkepentingan bukan hanya pada

bagian produksi, mutu dan kualitas produksi tetapi juga dalam

keselamatan kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 98

Page 7: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai dari

manajemen puncak, baru turun kebawah. Manajer juga harus

memandang keselamatan kerja sebagai dari proses bukan sebagai

tambahan, serta wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak

aman dan tidak nyaman.

Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa keselamatan kerja

adalah tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama pula.

Kesadaran tersebut tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan

peraturan yang ditetapkan perusahaan atau disiplin ketat yang

dipaksakan. Memakai alat-alat keselamatan kerja atau perlindungan dari

yang telah ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran dari

tenaga kerja maka peraturan tersebut malah akan diabaikan. Mereka

beralasan bahwa memakai alat perlindungan perorangan tersebut akan

membuat gerakan kurang leluasa pada saat melakukan aktivitas,

walaupun disetiap tempat telah tersedia poster-poster yang berhubungan

dengan keselamatan kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai

keselamatan kerja ini.

Cara yang sering dilakukan untuk memasyarakatkan

keselamatan kerja antara lain :

1. Poster / gambar / plangkat.

2. Petunjuk / slide.

3. seminar.

4. kampanye.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 99

Page 8: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

5. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan kerja yang

sistematis.

Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada tenaga kerja

yang baru karena belum memahami pentingnya cara kerja yang aman.

Oleh karena itu perlu diadakan atau diberikan kepada mereka pendidikan

dan lebih ditekankan kepada mereka akan pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja.

b. Faktor peralatan dan pekerjaan

Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali dan

alat-alat perlindungan diri harus dirawat menurut kondisi bagian-

bagianya bukan menurut waktu pemakaianyan. Perawatan berdasarkan

kondisi harus dijadikan asas pemeliharaan semua peralatan guna

mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat

menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka

dalam waktu sekejab mata, sehingga untuk menghindarinya

perlengkapan dan peralatan yang ada harus terlindungi dari

kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan peralatan lain. Oleh

karena itu bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan

dengan mengubah konstruksi atau memberi alat pelindung.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 100

Page 9: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

4.3.5 Perlengkapan Paralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam melakukan kegiatan bekerja,target agar k3 diperusahaan dapat

terwujud, maka diperlukan perlengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan

kerja atau biasa disebut alat pelindung diri (APD). Alat pelindung diri (APD)

adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang

dalam pekerjaannya yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di

tempat kerja. Penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak selalu efektif, yang

efektif adalah pencegahan secara teknis, tetapi bila pencegahan secara teknis

belum dapat dilakukan secara sempurna karena keterbatasan teknologi maka

penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi sangat penting.

Alat pelindung diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dilakukan untuk

mencegah bahaya, tetapi alat pelindung diri (APD) bukan pengendalian sumber

bahaya. Alat pelindung diri (APD) sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti

dari suasana pengendali resiko yang lain, agar lebih efektif sebaiknya digunakan

bersama dengan penggunaan alat pengendali lain.

Kriteria Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) adalah sebagai berikut

a. Memberikan perlindungan yang kuat.

b. Alat pelindung diri (APD) harus seringan mungkin.

c. Dapat dipakai secara fleksibel.

d. Tidak menimbulkan gangguan baik secara jenis bahan maupun psikologis.

e. Tidak mudah rusak.

f. Tidak sebabkan bahaya tanbahan.

g. Memenuhi standar.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 101

Page 10: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

h. Tidak membatas gerakan dan persepsi sensoris.

i. Suku cadang mudah diperoleh.

Untuk melakukan pencegahan terhadap suatu kecelakaan kerja pada

sebuah industri yang banyak bergerak dibidang manufaktur dalam hal ini

perusahaan yang kami teliti merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

pengolahan kayu / membuat furniture maka beberapa peralatan yang wajib

digunakan adalah :

a. Masker

Penggunaan masker dapat melindungi pekerja dari beberapa ancaman

kecelakaan seperti debu dari hasil pemotongan kayu ataupun dari proses

pengamplasan hingga perlindungan dari proses pengecatan yang bila

diabaikan dapat mengakibatkan sesak nafas, penyakit saluran pernafasan

hingga keracunan.

b. Pelindung mata/kaca mata

Suatu alat keselamatan kerja yang penting karena dapat melindungi

pekerja pada saat melakukan kegiatan operasional dari ancaman

terkenanya mata oleh serbuk kayu yang mungkin berbahaya sehingga

terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Adapun akibat yang ditimbulkan

adalah gangguan pengelihatan hingga kebutaan.

c. Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan karena pekerja

berinteraksi langsung dengan bahan material (kayu).

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 102

Page 11: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

d. Helm proyek

Penggunaan helm sangat penting dikarnakan lokasi lingkungan kerja

dengan menggunakan mesin-mesin besar tumpukan dari kayu.

e. Pengaman kaki

Pengaman kaki dalam hal ini adalah sepatu. Sepatu wajib digunakan agar

kaki terlindungi dari kejatuhan benda benda berat misalnya kayu, palu, dll.

4.3.6 Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Perusahaan

Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya akan berhadapan dengan

adanya bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mesin, alat kerja, material

dari proses pengolahanya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan

pekerjaan dll. Menyadari bahaya yang timbul dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja yang nantinya juga akan merugikan perusahaan. Maka sedini mungkin

kecelakaan kerja harus dicegah.

Sesuai dengan hasil pengamatan kami, lokasi kerja sangat potensial

menimbulkan kecelakaan kerja. Contoh kecil yang terlihat adalah kebisingan

karena proses pemotongan, kadar debu/serbuk kayu. Pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja bagi semua karyawan, perusahaan harus menciptakan suasana

lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.

Identifikasi hazard /kecelakaan yang terjadi diperusahaan :

1. Tergores

Adalah luka yang diakibatkan karena persinggungan yang tidak tepat

dengan benda tajam.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 103

Page 12: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memakai sarung tangan

b. Disusun prosedur kerja yang baru

2. Terpotong

Adalah luka pada anggota tubuh yang biasanya tangan dengan kondisi

terbelah karena benda tajam.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Mengadakan training kepada karyawan

b. Memberikan tanda-tanda bahaya di mesin yang bersangkutan

3. Memar atau lebam

Adalah cidera karena benturan benda keras dengan ciri-ciri tersumbatnya

pembuluh darah dan rasa nyeri.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memberi tanda garis area agar karyawan tidak sembarangan melintas

b. Member rambu-rambu keselamatan diarea kerja

4. Iritasi kulit

Adalah peradangan pada kulit karena efek dari bahan yang mengandung

kimia misalnya lem, tiner,dan lain-lain.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Dianjurkan memakai masker

b. Dianjurkan memakai sarung tangan

c. Memberikan training kepada karyawan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 104

Page 13: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

5. Gangguan pernafasan

Adalah terganggunya saluran pernafasan karena masuknya benda luar

berbentuk partikel kecil.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Dianjurkan memakai masker

b. Menjadwalkan pergantian masker

c. Memberikan training pada karyawan

6. Tersengat listrik

Adalah kondisi luka memar bahkan resiko kemantian karena listrik.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memberikan rambu-rambu bahaya diarea tersebut

b. Dianjurkan memakai safety shoes

c. Dianjurkan segera melapor keatasan jika menemukan kabel atau

instalasi listrik yang mengalami kerusakan.

7. Terbakar

Adalah kondisi dimana terjadi karena adanya api yang tidak terkendali

yang menimbulkan efek kerusakan atau korban.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Mejauhkan benda-benda yang mudah terbakar

b. Memberi aturan untuk dilarang merokok

c. Memberikan pelatihan menggunakan alat pemadam kebakaran

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 105

Page 14: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

8. Tertimpa benda

Adalah kondisi luka yang diakibatkan karena benda jatuh dan tidak

terkontrol.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Menempatkan / menyusun benda sesuai ukuran.

b. Dianjurkan memakia safety shoes

9. Terpeleset

Adalah kecelakaan yang terjadi karena lantai licin.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memberikan tanda-tanda apabila lantai tersebut licin

b. Memberi keset di pintu masuk

10. Tertabrak

Adalah kondisi benturan terhadap benda lain karena ketidaksadaran reflek

tubuh dan pandangan.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memberi garis area

b. Memasang kaca cekung disetiap tikungan yang sering dilintasi

11. Terjepit

Adalah kecelakaan yang terjadi karena posisi tubuh terhimpit benda karena

ruang yang sempit.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Menata benda agar memberi ruangan untuk tidak terjepit

b. Dianjurkan memakai safety shoes

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 106

Page 15: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

12. Tertusuk

Adalah kondisi menancapnya benda luar kedalam anggota tubuh.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Dianjurkan mamakai sarung tangan

b. Memberikan prosedur kerja yang baik

13. Kebisingan

Adalah kondisi lingkungan kerjakarena suara mesin yang keras dalam

mengeluarkan suara.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memakai earplug

b. Menggunakan peredam ruangan

14. Alergi bahan kimia

Adalah terganggunya pernafasan karena bau atau bahan kimia.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memakai masker

b. Memakai sarung tangan plastik

15. Terkilir

Adalah kecelakaan yang terjadi akibat tertariknya otot dalam tubuh yang

tidak tepat.

Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan :

a. Memberikan prosedur kerja yang baik

b. Jika mengangkat benda jangan melebihi kapasitas

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 107

Page 16: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Tabel 4.9 pembobotan resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

No Keterangan Bobot Item index K3 Total Bobot1 Tergores 4 0,105 0,422 Terpotong 5 0,131 0,6553 Memar 3 0,079 0,2374 Iritasi kulit 1 0,026 0,026

5Gangguan pernafasan

2 0,053 0,106

6 Tersengat listrik 5 0,131 0,6557 Terbakar 3 0,079 0,2378 Tertimpa benda 2 0,053 0,1069 Terpleset 2 0,053 0,10610 Tertabrak 2 0,053 0,10611 Terjepit 2 0,053 0,10612 Tertusuk 3 0,079 0,23713 Kebisingan 2 0,053 0,10614 Alergi bahan kimia 1 0,026 0,02615 Terkilir 1 0,026 0,026  Total 38 1 3,155

Keterangan nilai bobot :

5. Bahaya tinggi

4. Sering terjadi

3. Keterlibatan hal- hal / peralatan lain

2. Perusahaan tidak menyediakan fasilitas (Uncovered)

1. Hal –hal yang tidak dapat diprediksi

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 108

Page 17: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Tabel 4.10 skor index hazard

No KeteranganBobot Item

Total Bobot

Index Hazard

Keterangan

1 Tergores 4 0,426,52 Sangat perlu

penanganan

2 Terpotong 5 0,6555 Sangat perlu

penanganan3 Memar 3 0,237 3 Penanganan ringan4 Iritasi kulit 1 0,026 1,052 Tanpa penanganan

5Gangguan pernafasan

2 0,1062,212 Himbauan

6 Tersengat listrik 5 0,6555 Sangat perlu

penanganan7 Terbakar 3 0,237 3 Penanganan ringan8 Tertimpa benda 2 0,106 2 Himbauan9 Terpleset 2 0,106 2

10 Tertabrak 2 0,1062,106 Himbauan

11 Terjepit 2 0,106 2 Himbauan12 Tertusuk 3 0,237 3,237 Penanganan ringan13 Kebisingan 2 0,106 2,106 Himbauan

14Alergi bahan kimia

1 0,0262 Himbauan

15 Terkilir 1 0,026 1,026 Tanpa penganan  Total 38 3,155 42,259

Keterangan nilai index hazard :

1. Tanpa penanganan

2. Himbauan

3. Penanganan ringan

4. Perlu penanganan

5. Sangat perlu penanganan

Index hazard = bobot + ( total bobot x jumlah hazard)

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 109

Page 18: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Kategori kecelakaan kerja :

5. Sangat berisiko 4,6 – 5,4

4. Berisiko 3,7 – 4,5

3. Cukup Berisiko 2,8 – 3,6

2. Resiko sangat kecil 1,9 – 2,7

1. Sangat tidak berisiko 1 – 1,8

Berdasarkan dari perhitungan dari skor index hazard diatas, maka tingkat

keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan tersebut dikategorikan cukup

berisiko. Hal ini karena skor nilai dari total index hazard per jumlah identifikasi

hazard diperusahaan tersebut adalah 2,81.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 110

Page 19: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Tabel 4.11 Data hazard / kecelakaan di PT. Mahkota Sakti Jaya pada tahun 2012

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penanganan 

Januari        2            1          Menggunakan peralatan kotak P3K

Februari                        1        Dibawa ke poliklinikMaret                               -April                               -

Mei  2                            Menggunakan peralatan kotak P3K

Juni  1        2                    

 a. Menggunakan peralatan kotak P3Kb. Dibawa ke poliklinik

Juli  1                            

Menggunakan peralatan kotak P3K

Agustus                               -September  1                            1  Dibawa ke poliklinik

Oktober  1                        1    

Menggunakan peralatan kotak P3K & memakai earplug

November                               -Desember                               -

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 111

Page 20: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan

menyediakan program kesejahteraan untuk para tenaga kerja. Macam-macam

jaminan keselamatan kerja yang ada di PT. Mahkota Sakti Jaya adalah :

1. Program jamsostek yang diberikan oleh PT. Mahkota Sakti Jaya terdiri dari :

a. Jaminan kecelakaan kerja

Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja maka

jamsostek akan memberi santunan berupa keringanan biaya rumah sakit

dan biaya obat-obatan.

b. Jaminan kematian

Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang

menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan

kerja. Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban

keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa

uang.

c. Koperasi karyawan

Koperasi pada dasarnya adalah sebuah medium untuk mendukung

kesejahteraan anggota dengan berbagi keuntungan.

2. Fasilitas perawatan kesehatan dan pengobatan

Perusahaan menyediakan fasilitas perawatan kesehatan diantaranya :

a. Fasilitas poliklinik

PT. Mahkota Sakti Jaya menyediakan sarana poliklinik dengan beberapa

pegawai kesehatan yang bertugas untuk mengobati karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 112

Page 21: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

b. Fasilitas biaya pengobatan

Jika dapat diatasi dengan poliklinik perusahaan maka biaya pengobatan

akan ditanggung perusahaan akan tetapi jika dirujuk ke rumah sakit

maka perusahaan akan menanggung beberapa persen biaya yang sudah

disepakati.

c. Fasilitas periksa kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala setiap tahun dan

untuk itu pimpinan perusahaan mewajibkan karyawan untuk memeriksa

kesehatanya.

Upaya dalam menangani masalah keselamatan kerja terhadap karyawannya,

PT. Mahkota Sakti Jaya telah melakukan berbagai usaha diantaranya sebagai

berikut :

a. Penerangan

Fungsi penerangan di tempat kerja adalah untuk menerangi obyek pekerjaan

agar terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan produktivitas dapat

meningkat. Penerangan yang intensitasnya rendah (poor lighting) akan

menimbulkan kelelahan, ketegangan mata, dan keluhan pegal di sekitar mata.

Penerangan yang intensitasnya kuat akan dapat menimbulkan kesilauan.

Penerangan yang terlalu rendah maupun terlalu kuat sekalipun, memungkinkan

terjadinya kecelakan kerja.

Penerangan di PT. Mahkota Sakti Jaya diatur secara tepat dan

memadai dalam arti tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu terang.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 113

Page 22: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Karena penerangan yang baik akan berpengaruh positif terhadap

keselamatan kerja dan produktifitas.

b. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan)

Kotak box yang berisi obat - obatan standar untuk memberikan

pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja.

- Sepatu

Dalam proses pengamatan kami masih terdapat beberapa karyawan

bagian produksi atau operator mesin ketika melakukan proses produksi

yang seharusnya harus memakai peralatan keselamatan kerja dalam hal

ini sepatu, ternyata tidak memakai.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 114

Page 23: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Gambar 4.10 Karyawan Produksi Diproses Pemotongan

- Masker kain

Karyawan bagian mesin pemotongan dan finishing diwajibkan

menggunakan masker kain sebagai pengaman karena untuk mengurangi

aroma atau bau yang tidak sedap dari cat atau plitur dan debu dari proses

pemotongan dan finising.

Gambar 4.11 Masker kain

- Pemadam Kebakaran

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) disediakan oleh PT. Mahkota Sakti

Jaya di setiap sisi mesin-mesin dan sudut ruangan. APAR ini sangat

praktis dan ringan, dapat dibawa kemana-mana dan mampu dipakai cukup

satu orang. Hal ini penting, agar terhindar dari kerugian yang lebih besar.

Lebih baik memberikan pencegahan daripada memadamkan setelah terjadi

kebakaran.

Untuk mencegah dan mengatasi bahaya kebakaran, dilakukan usaha-usaha

sebagai berikut :

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 115

Page 24: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

1. Memelihara dan merawat semua peralatan pemadam kebakaran yang ada

sehingga selalu siap pakai.

2. Memberi pengarahan cara-cara pemakaian alat pemadam kebakaran.

Gambar 4.12 Pemadam kebakaran

c. Mesin

Mesin sebagai alat untuk proses proses produksi sudah didesain sebaik

mungkin untuk menghindari kecelakaan kerja. Bagian yang paling mungkin

menimbulkan kecelakaan adalah proses pemotongan. Pada mesin pemotongan

ini penggunaannya harus berhati-hati, karena pada mesin ini terdapat mata

pisau yang harus dijaga kekencangannya.

d. Lingkungan Kerja

Kondisi lingkungan kerja di PT. Mahkota Sakti Jaya khususnya dibagian

pemotongan kayu sangat bising, hal ini disebabkan karena mesin-mesin yang

digunakan umumnya besar dan suara timbul akibat proses pemotongan kayu.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 116

Page 25: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Jika dalam upaya yang dilakukan oleh perusahaan masih tedapat hal-hal yang

dapat membahayakan keselamatan kerja dari karyawan misalnya terjadi

kebakaran maka standarisasi dari perusahaan adalah

1. Drum berisi pasir dan skop dilokasi rawan kebakaran .

2. APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan pada seluruh

perusahaan meliputi office, gripag, kantin, gudang dan bagian produksi

sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan masing – masing.

3. Box hydrant

- Hydrant halaman ditempatkan diluar gedung atau di halaman.

- Hydrant gedung ditempatkan didalam gedung.

4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah kotak

penyimpanan yang berisi obat-obatan untuk pertolongan pertama pada

kecelakaan. kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

ditempatkan dan tersebar diseluruh lingkungan perusahaan.

4. Pintu darurat

Pintu darurat adalah pintu keluar saat terjadi kejadian darurat. Pintu

darurat dibuat di semua bangunan perusahaan, termasuk pada bagian

office.

5. Alarm bahaya

Alarm bahaya adalah penanda kalau ada kejadian darurat, Alarm akan

berbunyi. Alarm darurat ditempatkan diseluruh bangunan yang ada di

perusahaan.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 117

Page 26: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

4.3.7 Faktor Penghambat Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomi dan

kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan

yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dll.

Demikian juga keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan

permasalahan keselamatan kerja tersebut. Dari hasil penyelidikan ternyata

menunjukan bahwa faktor manusia memegang peranan penting dalam

pelaksanaan keselamatan kerja dilingkungan PT. Mahkota Sakti Jaya

berupa :

1. Faktor manusia dapat berupa kelalaian atau kesalahan, kecerobohan,

kurang disiplin, tidak mentaati syarat-syarat keselamatan kerja yang

telah ditetapkan baik oleh perusahaan sehingga pekerja dapat

melakukan tindakan yang bisa mencelakakan dirinya sendiri dan

tentunya lingkungan sekitar.

2. Pekerja yang bersangkutan tidak mampu atau kurang terampil dalam

menggunakan atau mengoprasikan alat-alat produksi.

3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang keselamatan kerja para

pekerja disebabkan oleh beberapa aspek yang mempengaruhinya, antara

lain :

a. Tingkat pendidikan yang rendah

Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki pekerja membawa

pengaruh sebab kecenderungan tidak mengetahui kegunaan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 118

Page 27: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

pemakaian alat-alat pelindung diri untuk keselamatan para

pekerja itu sendiri.

b. Sikap pekerja

Pekerja yang mempunyai kecenderungan bahwa pekerja dengan

menantang maut atau resiko dan ceroboh, lebih mudah dan lebih

cepat, dan usaha pencegahan kecelakaan tidak begitu penting

sebab dia yakin atau percaya diri untuk dapat menjaga dirinya

sendiri dalam semua keadaan.

4.3.8 Usulan Perbaikan Dalam Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Di Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian di PT. Mahkota Sakti Jaya, Secara umum

perusahaan sudah menerapkan kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan

kerja. Namun lemahnya pengawasan dari pihak perusahaan, masih saja terlihat

beberapa dari karyawan perusahaan yang tidak mematuhi prosedur keselamatan

dan kesehatan kerja. Maka kami akan mencoba memberikan usulan perbaikan

mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan metode

diagram ishikawa / diagram tulang ikan / diagram sebab akibat.

Pada dasarnya metode ishikawa digunakan untuk menganalisa dan

menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam

menentukan karakteristik kualiatas output kerja, namun penggunaannya bisa juga

untuk menganalisa penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 119

Page 28: BAB IV K3 PRINT

Manusia

Mesin / peralatan

Metode kerja

Bahan baku Lingkungan kerja

Pengawasan kurang

Prosedur kerja salah

Pendidikan rendah

Faktor terjadinya kecelakaan kerja

Materi Khusus

Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja,

maka di dapatkan 5 faktor penyebab utama yang meliputi :

1. Man (Manusia)

2.Method (Metode)

3. Machine (Mesin/Peralatan)

4. Material (Bahan baku)

5. Environment (Lingkungan kerja)

Tumpukan kayu

Gambar 4.13 Diagram Ishikawa / Sebab Akibat / Tulang Ikan (Fish Bone)

Keterangan gambar diagram diagram ishikawa / sebab akibat / tulang ikan :

a. Man (Manusia)

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada

manusia adalah kurangnya pengalaman kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 120

Kayu gelondonganMesin bising

Page 29: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

Di PT. Mahkota Sakti Jaya untuk faktor manusia rata-rata mereka sudah

berpengalaman akan tetapi disana para pekerja lapangan rata-rata

berpendidikan rendah, jadi mereka sangat sulit untuk menerima

masukan dari orang-orang yang lebih mudah, yang seolah-olah mereka

jauh lebih berpengalaman di bandingkan dengan yang lebih muda.

b. Method (Metode)

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada

metode kerja adalah kurangnya pengawasan kerja dan prosedur kerja

yang salah.

Contoh : Dalam pemindahan bahan baku dalam hal ini adalah kayu

pemindahan dari satu tempat ke tempat yang lain seharusnya

diperlukan pengecekan lebih dari satu kali agar suatu kecelakaan kerja

dapat terhindari.

c. Machine (Mesin/Peralatan)

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada

peralatan adalah minimnya peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) yang digunakan.

Di PT. Mahkota Sakti Jaya telah menyediakan peralatan K3 yaitu

berupa masker dan sarung tangan tetapi pada kenyataannya

perlengkapan yang telah disediakan tidak sering dipakai. Hal demikian

dapat mengakibatkan para pekerja akan mengalami gangguan

kesehatan. Karena seringnya para pekerja berinteraksi lagsung dengan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 121

Page 30: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

bahan baku kayu (debu serbuk kayu hasil dari pemotongan ataupun

pengamplasan ) tanpa menggunakan alat pelindung diri.

d. Material (Bahan baku)

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada

material adalah Biasanya pada waktu pengangkatan pekerja rentan

tertimpa tumpukan kayu.karena kayu yang sudah dipotong

kebanyankan ditumpuk sebelum melalui proses selanjutnya.

e. Environment (Lingkungan kerja)

Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan dan

ketenangan dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terajadinya

suatu kecelakaan kerja dapat dihindari.

Di PT. Mahkota Sakti Jaya memiliki lingkungan kerja yang cukup baik

Cuma terjadinya penumpukan bahan baku saja yang rentan

menimbulkan kecelakaan kerja.

Dari metode diatas maka untuk usulan perbaikan di PT. Mahkota

Sakti Jaya agar kecelakaan dalam bekerja bisa di minimalkan adalah

Untuk Pekerja tidak memakai masker dan sarung tangan. PT. Mahkota

Sakti Jaya sebagian besar pekerjanya tidak memakai masker dikarenakan

kesadaran akan kesehatan kurang. Dan untuk masalah perbaikan saya

mengusulkan dibentuk tim pengawas yang bertugas untuk mengawasi

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 122

Page 31: BAB IV K3 PRINT

Materi Khusus

karyawan yang dan bila perlu memberikan sanksi terhadap karyawan yang

tidak memakai masker pada saat bekerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti JayaTeknik Industri – ITATS 123