12. Bab i,II,III,IV Print
-
Upload
desi-supiyanti -
Category
Documents
-
view
35 -
download
6
description
Transcript of 12. Bab i,II,III,IV Print
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan di setiap sektor industri termasuk
pemanfaatan untuk kebutuhan energi dan pemanasan. Kebutuhan energi dan
pemanasan di industri umumnya dipenuhi dengan cara memanfaatkan steam yang
dibangkitkan pada suatu ketel (boiler).
Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu
pembangkit panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler ini
adalah memanaskan kembali. Boiler harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi.
Oleh sebab itu adalah penting untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk
boiler, karena akan berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut. Boiler
merupakan bagian dari sistem boiler yang menerima semua bahan pencemar dalam
air seperti logam mineral dan gas-gas terlarut. Kinerja, efisiensi, dan umur layanan
boiler merupakan hasil langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan boiler.
Oksigen merupakan salah satu gas terlarut yang bersifat korosif.
Air umpan boiler atau boiler feed water nantinya akan dipanaskan hingga
menjadi steam. Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspadai adanya
kandungan-kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak
mengandung ion Ca2+. dan Mg2+ disebut sebagai air sadah (hard water). Ion-ion ini
sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan
boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat,
bikarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya, kelarutan
dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3, CaSO4,
MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2, MgCl2, dll ; akan memiliki kelarutan yang makin
kecil/rendah apabila suhu semakin tinggi. Sehingga ketika memasuki boiler, air ini
merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan
kerak (scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri
1
akibat dari hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut. Selain itu yang
dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Dalam hal ini akan terjadi perbedaan ketika mengolah air untuk dijadikan
sebagai air minum dibandingkan dengan untuk umpan boiler, sebagai salah satu unit
pendukung yang penting dalam industri proses. Boiler berfungsi untuk menyediakan
kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi steam. Dalam pengolahan
air minum mineral-mineral yang ada dalam air tidak akan dihilangkan karena
mineral-mineral tersebut dibutuhkan untuk tubuh manusia. Bahkan ada perusahaan
air minum yang menambahkan mineral pada air minum produksinya. Hal itu tidak
boleh terjadi dalam pengolahan air untuk umpan boiler. Air minum juga harus dijaga
agar bebas dari kuman penyakit dengan diberi desinfektan sedangkan air umpan
boiler tidak perlu diberi desinfektan. Penggunaan air umpan boiler yang tidak
memenuhi persyaratan akan menimbulkan beberapa masalah, seperti korosi,
pengerakan, dan busa. Salah satu penyebab terjadinya korosi pada boiler adalah
oksigen dalam air umpan boiler. Oleh karena itu, oksigen harus disingkirkan sebelum
air diumpankan ke dalam boiler. Air yang digunakan sebagai umpan boiler dapat
diperoleh dari berbagai sumber, yaitu danau, sungai, laut, maupun sumur.
Dalam pengolahan internal, pengikatan oksigen terlarut dalam air dilakukan
dengan penambahan bahan kimia. Hal ini perlu dilakukan mengingat kemampuan
deaerasi sebagai pengolahan eksternal dibatasi oleh kelarutan oksigen dalam air.
Walaupun kelarutan oksigen dalam air dapat diturunkan ke level ppb. Namun, pada
level itupun masih belum diperbolehkan untuk boiler tekanan tinggi. Untuk boiler
tekanan tinggi oksigen terlarut disarankan mencapai nilai O (trace). Level ini hanya
bisa dicapai dengan penambahan bahan kimia dalam pengolahan internal.
Air umpan yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan masalah
selama pengoperasian boiler. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air
terlebih dahulu sebelum diumpankan kedalam boiler. Permasalahan seperti
pembentukan kerak atau deposit, korosi akibat oksigen yang terlarut di air yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Karena air umpan harus memenuhi
persyaratan agar tidak merusak boiler, maka diperlukan suatu pengolahan yang benar
sehingga hal yang tidak diharapkan tidak terjadi, seperti pembentukan buih atau
2
pengerakan pada boiler. Atas dasar itulah diperlukan suatu teknologi yang mampu
memecahkan permasalahan dalam suatu proses industri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang muncul
sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan air umpan boiler, dan apa hubungannya dengan
pengolahan internal ?
Mengapa penting dilakukan suatu pengolahan terhadap air umpan boiler ?
Bagaimana pengolahan secara internal mampu memperbaiki kualitas air
umpan boiler ?
Apa teknologi terbarukan dari pengolahan terhadap air boiler, khususnyan
pada pengolahan secara internal ?
Bagaimana aplikasi teknologi terbarukan tersebut pada industri?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Utilitas” yang diberikan oleh Ibu Herawati sebagai mata kuliah pendukung
proses industri. Selain itu, makalah ini dapat menambah pengetahuan secara khusus,
baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun tujuan lain yang dapat diperoleh,
yaitu penulis dapat mengetahui tahapan-tahapan dari pengolahan air umpan boiler,
dalam hal ini pengolahan yang digunakan yaitu pengolahan secara internal.
1.4 Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini, penulis dan pembaca dapat mengetahui bahwa
dengan pengendalian kualitas air umpan yang baik, dapat mengurangi kerusakan
pada boiler dan menghasilkan kualitas steam yang baik.
1.5 Cara Memperoleh Data
Cara memperoleh data dalam penulisan makalah ini yaitu dengan melakukan
studi pustaka dan mencari pengetahuan lain di internet atau dikenal dengan browsing
3
untuk memperoleh data yang lebih lengkap dengan menyesuaikan pada judul
makalah yang diambil oleh penulis.
1.6 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi 3 bab, yaitu bab 1 yang merupakan
pendahuluan, bab 2 studi pustaka yang menjelaskan mengenai teori-teori yang
digunakan, serta bab 3 yang mencakup pembahasan mengenai pengolahan air umpan
boiler secara internal dan teknologi terbarukan yang diaplikasikan di industri. Pada
bab 1 terdiri dari latar belakang penulisan makalah, masalah-masalah yang
dirumuskan, tujuan dan penulisan makalah, cara memperoleh data serta sistematika
penulisan makalah. Bab 2 berisi tentang pengenalan dan jenis-jenis boiler yang
digunakan di industri, kondisi air umpan boiler, masalah-masalah pada boiler serta
pengolahan internal yang berlangsung pada boiler. Dan terakhir pada bab 3 akan
ditemui metodologi yang paling baru dari pengolahan internal terhadap air umpan
untuk boiler yaitu
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengolahan Internal
Pengolahan internal merupakan suatu cara pengelolaan yang dilakukan di
suatu proses industri. Pada umumnya pengolahan internal dilakukan untuk air boiler
dengan tujuan untuk menyempurnakan pengolahan air sebelumnya (eksternal
treatment) agat air umpan boiler memenuhi kualitas yang dipersyaratkan. Proses
pengolahan secara internal biasanya merupakan proses penghilangan atau
pengubahan sejumlah kecil senyawa kimia dalam air boiler yang terbentuk karena
kondisi dalam boiler atau yang tidak bisa dilakukan dalam pengolahan eksternal.
2.2 Syarat Air Umpan Boiler
Kualitas air umpan boiler yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Tampak : Jernih dan tidak berwarna
2. Oksigen : 0,02 mg/Liter
3. Kesadahan : Tak terdeteksi (sangat kecil)
4. Besi : 0,02 mg/Liter
5. Karbondioksida : Sangat kecil
6. Daya hantar listrik pada 25oC : 0,2 mikroS/cm
7. Angka permanganat : 5
8. Minyak : 0,5 mg/Liter
5
9. pH pada 25oC : 9
10. Silikat : 0.02 mg/Liter
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.
2.3 Sistem Boiler
Sistem boiler terdiri dari : sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam
disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah :
1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses
2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih
tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan
menggunakan limbah panas pada gas buang
2.4 Jenis Boiler
Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada di dalam shell untuk dirubah menjadi steam Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasistas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang.
6
Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
- Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant
pengolahan air
- Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
7
Diagram Sederhana Water
Tube Boiler
Paket Boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.
Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer
panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
- Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas
menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
- Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
- Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
- Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan
yang lebih baik.
8
- Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
boiler lainnya.
Jenis Paket Boiler 3 Pass, bahan bakar Minyak
(Spirax Sarco)
2.5 Proses Memperoleh Air Umpan Boiler
Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu
pembangkit panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler ini
adalah memanaskan kembali. Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga agar
effisiensinya cukup tinggi. Oleh sebab itu adalah penting untuk menjaga kualitas air
yang diumpankan untuk boiler, karena akan berhubungan dengan effisiensi dari
boiler tersebut.
Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga
menjadi steam. Di dalam boiler terjadi pemanasan yang harus diwaspdai karena
adanyakandungan-kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hardwater). Ion-ion
ini sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai
umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat,
bikarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya, kelarutan
dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3, CaSO4,
9
MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2, MgCl2, dll; akan memiliki kelarutan yang makin
kecil/rendah apabila suhu makin tinggi. Sehingga ketika memasuki boiler, air ini
merupakan masalah yang harus segeradiatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan
kerak (scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri
akibat dari hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut. Selain itu yang
dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Dalam hal ini akan terjadi perbedaan ketika mengolah air untuk dijadikan
sebagai air minum dibandingkan dengan untuk umpan boiler. Dalam pengolahan air
minum mineral-mineral yang ada dalam air tidak akan dihilangkan karena mineral-
mineral tersebut dibutuhkan untuk tubuh manusia. Bahkan ada perusahaan air minum
yang menambahkan mineral pada air minum produksinya. Hal itu tidak boleh terjadi
dalam pengolahan air untuk umpan boiler. Air minum juga harus dijaga agar bebas
dari kuman penyakit dengan diberi desinfektan sedangkan air umpan boiler tidak
perlu diberi desinfektan.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan Air Boiler
Dalam suatu industri, pengolahan air umpan boiler harus memenuhi 3 kriteria
utama yaitu :
Menghasilkan pertukaran panas secara terus menerus dan effisien
Memberikan perlindungan korosi
Menghasilkan kemurnian uap yang baik
Pengolahan air pada sistem boiler dibagi menjadi dua bagian, yaitu external
treatment dan internal treatment.
1. Perawatan Eksternal
Perawatan eksternal (External Treatment) adalah segala sesuatu yang
dilakukan pada semua sistem pendukung boiler (sistem yang berhubungan
dengan boiler). Maksud dan tujuan dari suatu external treatment adalah untuk
menghasilkan air dengan kualitas yang sesuai dengan persyaratan dari air
umpan boiler (boiler feed water). Dalam hal ini termasuk penghilangan zat
tersuspensi, pengurangan/penghilangan kadar kesadahan,
pengurangan/penghilangan kadar Silika, pengurangan /penghilangan kadar
oksigen terlarut (dissolved oxygen), dsb. Beberapa contoh dari fasilitas
external treatment antara lain: Clarifier, Filters, Softener, Demin, Reverse
Osmosis, Deaerator, dsb.
2. Perawatan Internal
Pengolahan internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian air boiler
dengan bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar
korosi, pengerakan dapat dihindari dan kemurnian uap terjaga dengan baik.
Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal Treatment, antara lain:
11
1. Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak kalsium karbonat
yang keras berubah menjadi endapan yang lunak berlumpur sehingga bisa
dibuang melalui blow down
2. Mengkondisikan pH/Alkalinitas air boiler untuk menghindarkan
pengerakan silica
3. Penggunaan anti-busa (anti foam) untuk mencegah potensi pembusaan
yang akan mengakibatkan terjadinya carry over dan menurunkan
kemurnian uap
Beberapa jenis bahan kimia yang umum dipergunakan dalam perawatan
internal adalah sebagai berikut :
Fosfat (jenis ortho ataupun polifosfat)
Bereaksi dengan kesadahan kalsium untuk menetralisir kesadahan air
dengan membentuk trikalsium fosfat hidrat yang berbentuk lumpur dan
dapat dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau secara
berkala melalui bawah ketel
Dispersan sintetik dan alami
Meningkatkan sifat dispersif air boiler. Beberapa contoh Polymeric
Dispersant adalah :
Polimer alam, contohnya : lignosulphonates, tannin
Polimer sintetik, contohnya : poliakrilet, maleat acrylate
copolymer, maleat styrene copolymer, dsb
Sequestering agents (anti scale) seperti : fosfat organik
(phosphonates), polymaleic acid (PMA), sulfonated co-polymer, dsb.
Oxygen scavengers (pemakan oksigen): seperti natrium sulfit, tannis,
hidrazin, hidroquinon/progallol berbasis derivatif, hidroksilamine
derivatif, asam askorbat derivatif, dll. Oxygen scavengers ini, dikatalisasi
ataupun tidak, akan mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air umpan.
Oxygen scavengers berfungsi sebagai passivator untuk mempassivasi
permukaan logam seperti Hydrazine, Hydroxylamine derivate, dll
Anti-foaming atau anti-priming agents
12
Campuran bahan aktif permukaan yang mengubah tegangan
permukaan cairan, menghilangkan busa dan mencegah terbawa air halus
partikel dalam uap.
3.2 Pengolahan Air Umpan Secara Kimia
Untuk perawatan air, dapat digunakan beberapa bahan kimia. Di bawah ini
berbagai jenis bahan kimia untuk pengolahan air, yakni :
o Algaecides
Algaecides adalah bahan kimia yang membunuh alga dan ganggang hijau biru
ketika algaecides ditambahkan ke air. Contohnya adalah tembaga sulfat,
garam besi, garam dammar, dan benzalkonium amina klorida
o Antifoams
Busa adalah massa gelembung yang diciptakan ketika jenis gas tersebar
menjadi cairan. Film kuat mengelilingi cairan dari gelembung, membentuk
volume besar non-produktif busa. Jika tidak diadakan di bawah kendali, busa
dapat mengurangi kapasitas peralatan dan meningkatkan durasi dan biaya
proses. Campuran yang mengandung minyak antifoam dikombinasikan
dengan sejumlah kecil silika. Senyawa Antifoam tersedia baik sebagai bubuk
atau sebagai emulsi dari produk murni. Jenis dari antifoam, sebagai berikut :
a) Powder : bubuk antifoam termasuk produk yang diubah kebentuk
polydimethylsiloxane
b) Emulsions : antifoam emulsi yang berair polydimethylsiloxane emulsi
dari cairan
o Coagulant
Mengacu pada koagulant, ion positif dengan valensi tinggi lebih disukai.
Umumnya alumunium dan besi diterapkan, aluminium sebagai Al2(SO4)3
(aluin) dan besi baik sebagai FeCl3 atau Fe2(SO4)3. Dapat juga menerapkan
bentuk FeSO4 yang relatif murah, dengan syarat bahwa hal itu akan
dioksidasi menjadi Fe3+ selama aerasi. Koagulasi sangat tergantung pada
dosis koagulan, pH dan konsentrasi koloid. Untuk menyesuaikan tingkat pH
Ca(OH)2 diaplikasikan sebagai ko-flokulan. Dosis biasanya bervariasi antara
13
10 dan 90 mg Fe3+/L, tetapi ketika garam hadir dosis yang lebih tinggi perlu
diterapkan.
o Korosi atau Corrosions
Korosi dapat mengakibatkan kegagalan dari bagian-bagian penting dari
sistem boiler. Endapan dari produk korosi pada daerah pertukaran panas
kritis, dan hilangnya efisiensi keseluruhan.
o Inhibitor
Inhibitor merupakan bahan kimia yang bereaksi dengan permukaan logam
yang memberikan permukaan tingkat perlindungan tertentu.
1) Pasif inhibitor (passivators)
Ini menyebabkan pergeseran potensial korosi, memaksa permukaan
metalik ke kisaran pasif. Contoh inhibitor oksidasi pasif anion, seperti
kromat, nitrit dan nitrat dan non-oksidator ion seperti fosfat dan
molybdate
2) Inhibitor katodik
Beberapa inhibitor katodik, seperti senyawa arsenik dan antimon,
bekerja dengan membuat rekombinasi dan pemakaian hidrogen lebih
sulit
3) Inhibitor organik.
Ini mempengaruhi seluruh permukaan logam corroding ketika hadir
dalam konsentrasi tertentu. Inhibitor organik melindungi logam
dengan membentuk sebuah film hidrofobik pada permukaan logam
4) Precipitation inducing inhibitors
Ini adalah senyawa yang menyebabkan pembentukan presipitat pada
permukaan logam, sehingga memberikan film pelindung. Inhibitor
yang paling umum dari kategori ini adalah silikat dan fosfat
5) Volatile Corrosion Inhibitors (VCI)
Ini adalah senyawa sumber. Contohnya adalah morpholine dan
hidrazin dan volatil makanan padat seperti garam dari
dicyclohexylamine, cyclohexylamine dan hexamethylene-amina.
14
o Desinfektan
Disinfektan membunuh hadirnya mikrorganisme yang tidak diinginkan di
dalam air. Ada berbagai jenis disinfektan :
Chlorine (dosis 2-10 mg/L)
Chlorinedioxide
Ozone
Hypochlorite
o Flocculans
Untuk mempromosikan pembentukan floks dalam air yang mengandung
suspended solids polimer, flocculants (polyelectrolytes) digunakan untuk
mempromosikan pembentukan ikatan antara partikel.
o Neutralizing agents (pengendali alkalinitas)
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menertalkan pH dari kondisi pH
asam ataupun basa. Yang umum digunakan adalah NaOH, senyawa amina
untuk menertalkan asam dan H2SO4 atau HCl untuk menetralkan basa.
o Oxidants
Menggunakan proses oksidasi kimia (kimia) untuk mengurangi COD / BOD
level, dan untuk mengoksidasi organik dan senayawa anorganik yang mudah
teroksidasi (oxidisable componen). Oksidasi sempurna dapat mengoksidasi
bahan organik ke karbon dioksida dan air, meskipun sering tidak diperlukan
untuk mengoperasikan proses untuk tingkat perawatan ini. Berbagai jenis
bahan kimia oksidasi yang tersedia. Contoh :
Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida digunakan secara luas berkat sifat-sifatnya,
melainkan yang aman, efektif, kuat dan serbaguna oksidan. Aplikasi
utama dari H2O2 adalah oksidasi untuk membantu mengontrol bau dan
pengendalian korosi, oksidasi organik, oksidasi dan keracunan logam
oksidasi. Polutan yang paling sulit untuk mengoksidasi mungkin
15
memerlukan H2O2 yang akan diaktifkan dengan katalis seperti besi,
tembaga, mangan atau senyawa logam transisi lain.
Ozon
Ozon tidak hanya dapat diterapkan sebagai disinfektan, tetapi juga
dapat membantu menghilangkan kontaminan dari air dengan cara
oksidasi. Ozon kemudian memurnikan air karena memecah-belah
kontaminan organik dan anorganik kontaminan mengkonversi ke
bentuk yang larut kemudian dapat disaring. Sistem Ozon dapat
menghapus hingga sampai dua puluh lima kontaminan. Bahan kimia
yang dapat teroksidasi dengan ozon adalah :
Diserap organik halogen
Nitrit
Besi
Mangan
Sianida
Pestisida
Nitrogen oksida
Diklorinasi hidrokarbon
Gabungan ozon & peroksida
Oksigen
Oksigen juga dapat diterapkan sebagai suatu oksidasi, misalnya untuk
mewujudkan oksidasi besi dan mangan. Reaksi yang terjadi selama
oksidasi oleh oksigen biasanya cukup mirip. Ini adalah reaksi oksidasi
besi dan mangan dengan oksigen :
2Fe2+ + O2 + 2OH- Fe2O3 + H2OFe2+ + O2 + OH-
Fe2O3 + H2OFe2+ + O2 + OH F2O3 + H2O
2Mn2+ + O2 + 4OH- 2MnO2 + 2H2O2Mn2+ + O2 + 4OH-
2MnO2 + 2H2O2Mn2+ + O2 + 4OH- 2MnO2 + 2H2O
o Oxygent scavengers
Penangkap oksigen atau dikenal dengan oxygent scavengers berarti mencegah
oksigen dari reaksi oksidasi. Sebagian besar organik alami memiliki sedikit
16
muatan negatif. Mereka dapat menyerap molekul oksigen, karena ini
membawa muatan yang sedikit positif, untuk mencegah reaksi oksidasi dari
mengambil tempat dalam air dan cairan lainnya. Penangkap oksigen
mencakup produk-produk yang mudah menguap, seperti hidrazin (N2H4) atau
produk-produk organik lain seperti carbohydrazine, hidroquinon,
diethylhydroxyethanol, methylethylketoxime, tetapi juga non-volatile garam,
seperti sodium sulfit (Na2O3) dan senyawa anorganik lain, atau turunannya.
Garam katalis sering mengandung senyawa untuk meningkatkan laju reaksi
dengan oksigen terlarut, misalnya kobalt klorida.
o Scale inhibitors
Kerak adalah endapan yang terbentuk pada permukaan yang bersentuhan
dengan air sebagai akibat presipitasi padatan terlarut. Biasanya tidak melarut
apabila suhu meningkat. Beberapa contoh kerak, yaitu : kalsium karbonat,
kalsium sulfat, dan kalsium silikat. Kerak inhibitor permukaan polimer yang
aktif memiliki muatan negatif. Sebagai mineral melebihi kelarutan dan mereka
mulai bergabung, maka polimer menjadi terikat. Struktur untuk terganggu
dan kristalisasi adalah pembentukan skala dicegah. Partikel skala yang
dikombinasikan dengan inhibitor akan daripada bubar dan tetap dalam
suspensi. Contoh inhibitor skala fosfat ester, asam fosfat dan solusi dari
polyacrylic berat molekul rendah asam.
3.3 Tahap Pengolahan Internal
Pada air umpan boiler bisa mengandung mineral-mineral yang bisa
menyebabkan pengendapan, korosi dan carry over. Pengendapan material
dapat mengakibatkan menurunnya efektifitas perpindahan panas sehingga
menyebabkan penggunaan bahan bakar menjadi boros, metal bersuhu tinggi
bahkan bisa mengakibatkan kerusakan. Pengendapan juga merupakan masalah
yang paling serius pada Boiler, bisa juga menyebabkan masalah-masalah pada
sistem sebelum dan sesudah Boiler.
17
Dimana Tujuan pengolahan air umpan pada boiler, adalah :
Menghindari terbentuknya kerak.
Mencegah korosi pada peralatan
Menghindari terbawanya senyawa yang tidak diinginkan kedalam
steam (carry over)
3.4 Teknologi Pengolahan Internal (Air Umpan Boiler)
Pretreatment secara mekanikal dan fisikal, seperti:
clarification water, demineralization, thermal daerator.
Pengolahan secara kimia (penggunaan chemichal)
Sistem Blowdown :
Pengertian Blowdown adalah pembuangan sejumlah kecil air boiler
dengan maksud untuk menjaga tingkat maximum dari padatan terlarut
dan terendap pada tingkat yang diizinkan. Sebagai contoh bila air dengan
kandungan padatan terlarut 100 ppm kemudian diuapkan sebanyak 50 %
dari air tersebut maka konsentrasi dari padatan menjadi 200 ppm. Ini bisa
ditulis secara matematik :
Blowdown terbagi atas 2 (dua) jenis :
1. Continuous Blow Down
Continous Blow Down yang dipasang dekat dengan level
permukaan air pada steam drum, dimaksudkan untuk menjaga tingkat
padatan pada Steam drum, dilakukan secara terus menerus.
2. Intermitten Blow Down
Intermitetn Blow down dipasang pada bagian bawah ketel uap
dimaksudkan untuk menghilangkan padatan yang mengendap. Cara ini
adalah cara paling ekonomis dan konsisten untuk mengontrol Total 18
Dissolved Solid (TDS). Korosi (pengkaratan) tidak hanya
menyebabkan gangguan pada daerah yang kena karat, tapi juga bisa
menghasilkan kontaminan oxyda logam yang pada tingkat yang serius
bisa timbul ditempat lainnya. Karena semuanya berkaitan dengan
pengolahan air, bila terjadi pembentukan pengendapan (deposit) dan
korosi maka harus dikoreksi dan dicegah agar dapat tercapai hasil
yang memuaskan.
Penyebab terjadinya korosi adalah karena adanya oksigen (O2)
yang terlarut dalam air. Mekanisme dari korosi adalah metal yang
terkena kontak dengan akan terjadi reaksi sebagai berikut:
Oxygen terlarut dalam air membentuk reaksi Cathodic
Dari Persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh:
hasilnya adalah Ferro hydroxide yang mengendap dalam
larutan, senyawa ini tidaklah stabil dalam larutan yang masih
mengandung O2, maka ia akan teroxydasi
Ferric hydroxide ini dikenal sebagai karat.
Untuk menghilangkan senyawa O2 (oxygen) dalam air agar tidak
terjadi korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
adalah sebagai berikut:
Deaerator, Fungsi dari alat ini ialah untuk menghilangkan gas-gas
yang terlarut dan memanaskan air dengan cara mengkontakan
langsung antara steam tekanan rendah dengan air. bila temperature
19
air naik maka kelarutan oxygen akan berkurang karena keluar
lewat venting.
Penambahan Hydrazine (N2H4) reaksinya sebagai berikut:
Pada temperature diatas 2700C maka hydrazine akan berubah
menjadi Ammonia ( NH3 ) dan Nitrogen
Reaksi ini lambat bila jumlah Hydrazinnya kecil, tapi sebaliknya ia
akan cepat bila Hydrazine besar.
Untuk meyakinkan bahwa O2 yang terlarut itu habis maka
ditetapkan bahwa Hydrazine itu harus berlebih (Hydrazine
rasidual). Pada umumnya untuk Boiler yang tekanan operasinya
kurang dari 40 kg / cm2G maka residual N2H4 nya berkisar antara
0.1 ~ 0.3 ppm (part per million = per satu juta), untuk yang
bertekanan lebih dari 40 kg / cm2 G berkisar pada 0.05 ~ 0.1 ppm.
Volatile Treatment atau Zero Solid Treatment.adalah pemakaian
chemical yang mudah menguap (volatile chemical) , seperti
ammonia / morpholine atau cyclohexyl amine. Untuk mengontrol
pH..Bahan ini di injeksikan kedalam Boiler water yang berfungsi
untuk menjaga pH pada Boiler water, agar cukup tinggi untuk
pencegahan korosi.
Injeksi (PO4 ) dan Alkali ( NaOH ) dilakukan secara langsung ke
ketel maksudnya adalah untuk menghindari mengendapnya garam –
garam Calsium Posphate, Magnesium Silicate, Calsium Carbonate,
dsb, secara dini pada sistem.
20
Endapan tersebut diatas dapat menimbulkan korosi didaerah
pipa-pipa feedwater yang mana tidak ada methoda untuk
mengeluarkannya, sedangkan di ketel kita bisa membuang
endapan- endapan tersebut dengan melakukan Blowdown. Alkali
(NaOH) diinjectkan pada angka minimum yang dibutuhkan untuk
menaikan pH secukupnya untuk mengendalikan korosi, bahan
tersebut dimasukan bersama POSPHATE kedalam ketel.
Pengikat Oksigen
Bahan kimia yang ditambahkan untuk mengikat oksigen disebut
pengikat oksigen (oxygen scavenger). Pengikat oksigen yang baik memiliki
kemampuan menurunkan oksigen hingga kadar yang rendah dan stabil
pada temperatur tinggi. Pengikat oksigen yang paling sering digunakan
adalah natrium sulfit (Na2SO3) dan hidrazin (N2H4) (Isawa, 1985).
Natrium sulfit mampu bereaksi dengan oksigen dengan cepat. Reaksi
antara natrium sulfit dengan oksigen adalah:
2 Na2SO3 + O2 → 2 Na2SO4
Dari reaksi di atas, kebutuhan natrium sulfit untuk menyingkirkan satu ppm
O2 adalah 7,9 ppm. Kelemahan natrium sulfit terletak pada produk reaksi
yang dihasilkan. Senyawa sulfat yang dihasilkan akan meningkatkan total
padatan terlarut (TDS) dalam air umpan boiler. Pada tekanan tinggi,
senyawa-senyawa sulfat yang terlarut tersebut akan mengkristal
membentuk kerak. Kerak akan menghambat perpindahan panas dan dapat
juga menimbulkan erosi jika lepas dari dinding. Hidrazin merupakan suatu
senyawa kimia yang sangat reaktif terhadap oksigen serta larut dalam air
dan alkohol. Reaksi antara hidrazin dengan oksigen adalah :
N2H4 + O2 → 2 H2O + N2
Hasil reaksi berupa gas nitrogen dan air sehingga total padatan terlarut
(TDS) air tidak meningkat. Laju reaksi hidrazin dengan oksigen tidak
secepat reaksi natrium sulfit dengan oksigen, tetapi dapat ditingkatkan
dengan penambahan katalis. Berdasarkan reaksi di atas, kebutuhan hidrazin 21
untuk menyingkirkan satu ppm O2 adalah satu ppm. Hidrazin memiliki
sifat fisik yang mirip dengan air karena nilai densitas hidrazin sedikit di
atas densitas air. Walaupun sangat baik sebagai pengikat oksigen, hidrazin
merupakan senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. Hidrazin sangat
beracun, dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan bersifat
karsinogenik. Bahan kimia yang dapat menggantikan peran hidrazin
sebagai pengikat oksigen adalah hidroxylamine, erythorbic acid dan
karbohidrazida. Di antara alternatif tersebut, karbohidrazida merupakan
alternatif yang paling tepat karena memiliki kemampuan mengikat oksigen
yang hampir sama dengan hidrazin dan juga aman bagi kesehatan maupun
lingkungan.
Karbohidrazida
Karbohidrazida adalah senyawa turunan urea dengan rumus kimia
CO(NHNH2)2 dengan berat molekul sebesar 90. Karbohidrazida berupa
kristal putih dengan titik leleh 153 0C. Karbohidrazida sangat larut dalam
air. Persamaan reaksi yang terjadi antara karbohidrazida dengan oksigen
adalah :
CO(NHNH2)2 + 2 O2 → CO2 + 2N2 + 3H2O
Dibandingkan dengan hidrazin, karbohidrazida lebih aman dari sisi
kesehatan. Selain itu, karbohidrazida berbentuk padatan sehingga lebih
mudah ditangani dibandingkan hidrazin yang berbentuk cairan.
Berdasarkan kajian literatur, karbohidrazida dapat diproduksi dari beberapa
metode sintesis, meliputi:
1. Hydrazinolysis Carbonate Esters
Menurut Curtius dan Kesting [Mohr dkk.,1953], karbohidrazida
dapat dibuat dari hidrazin dan dialkil karbonat. Dialkil karbonat dapat
berupa dimetil karbonat atau dietil karbonat ((C2H5O)2CO). Reaksi
yang terjadi dengan menggunakan dietil karbonat adalah:
(C2H5O)2CO + 2 N2H4.H2O → NH2NHCONHNH2 + 2 C2H5OH + 2
H2O
22
Reaksi di atas berlangsung pada temperatur tinggi (95-120 oC untuk
dietil karbonat dan 50-75 oC untuk dimetil karbonat) sehingga
etanol/metanol yang terbentuk sebagai produk samping langsung
menguap. Tanpa daur ulang reaktan perolehan karbohidrazida yang
dicapai hanya 60%. Perolehan karbohidrazida dapat ditingkatkan hingga
mencapai 80%. Dietil karbonat dapat digantikan dengan difenil
karbonat. Perolehan yang dicapai tidak jauh berbeda. Dietil karbonat
lebih disukai karena difenil karbonat menghasilkan produk samping
(hidrazin fenat) yang sulit dipisahkan dari campuran hasil reaksi.
2. Hydrazinolysis of Fosgen
Karbohidrazida dengan perolehan yang tinggi dapat dihasilkan
dengan merefluks campuran hidrazin hidrat dan fosgen (COCl2). Reaksi
yang terlibat cukup kompleks. Pada tahap pertama hidrazin dan fosgen
bereaksi menghasilkan hidrazin monohidroklorida (NH2NHCOCl)
sebagai intermediet :
N2H4 + COCl2 → NH2NHCOCl + HCl
Pada tahap kedua intermediet yang terbentuk dapat bereaksi dengan
hidrazin maupun fosgen. Reaksi antara intermediet dengan hidrazin
langsung menghasilkan karbohidrazida :
NH2NHCOCl + N2H4 → CO(N2H3)2 + HCl
Reaksi intermediet dengan fosgen menghasilkan hidrazin dihidroklorida
((COClNH)2) yang selanjutnya akan bereaksi dengan hidrazin
menghasilkan hidrazidokarbohidrazida ((CON3H4)2) :
NH2NHCOCl + COCl2 → (COClNH)2 + HCl
(COClNH)2 + N2H4 → (CON3H4)2 + 2 HCl
Tidak ada informasi detil tentang kondisi maupun selektivitas masing-
masing produk. Dari literatur (Mohr dkk.,1953), diketahui bahwa
perolehan karbohidrazida, hidrazin dihidroklorida, dan
hidrazidokarbohidrazida akan merata jika reaksi berlangsung pada
tekanan vakum.
23
3. Hydrazinolysis of Carbazic Acid
Asam karbazat (NH2NHCOOH) dapat diperoleh dengan
menambahkan karbondioksida ke dalam larutan hidrazin. Reaksi yang
terjadi adalah :
N2H4 + CO2 → NH2NHCOOH
Asam karbazat dengan hidrazin membentuk garam hidrazin :
NH2NHCOOH + N2H4 → NH2NHCOOH.N2H4
Garam yang terbentuk akan terurai menjadi karbohidrazida dan air jika
dipanaskan hingga temperatur 140 oC. Reaksi penguraian yang terjadi
adalah:
NH2NHCOOH.N2H4 → NH2NHCONHNH2 + H2O
4. Hydrazinolysis of Cyanuric Acid
Karbohidrazida dapat diperoleh dari reaksi antara hidrazin hidrat
dan asam sianurat ((CONH)3) (Argyle,1966). Reaksi dapat berlangsung
pada temperatur rendah maupun tinggi, khususnya pada keadaan
reflukssangat dianjurkan karena reaksi dapat berlangsung dengan laju
reaksi yang besar. Reaksi yang terjadi adalah:
(CONH)3 + 6 N2H4 → 3 CO(NHNH2)2 + 3 NH3
Perolehan karbohidrazida bergantung pada konsentrasi dan jumlah
hidrazin yang digunakan serta waktu reaksi. Konsentrasi hidrazin
dianjurkan antara 25–50%. Pada konsentrasi yang lebih rendah, waktu
reaksi yang dibutuhkan menjadi lebih lama. Sedangkan pada konsentrasi
yang lebih tinggi, terbentuk produk samping berupa 4-aminourazole
yang menyebabkan perolehan karbohidrazida berkurang. Dalam reaksi
di atas hidrazin disarankan berlebih, minimum 10 mol untuk setiap 1
mol asam sianurat. Penggunaan hidrazin yang lebih sedikit
mengakibatkan laju reaksi menjadi sangat rendah. Penggunaan hidrazin
yang sangat berlebih sudah tentu sangat baik karena akan mempercepat
reaksi, akan tetapi proses produksi menjadi tidak ekonomis. Hidrazin
sebaiknya digunakan dalam jumlah yang minimal tetapi laju produksi
masih dianggap wajar. Rasio mol hidrazin terhadap mol asam sianurat
24
disarankan pada nilai 10-15 (Argyle, 1966). Air dan hidrazin sisa dapat
disingkirkan melalui evaporasi untuk memperoleh karbohidrazida
murni. Waktu reaksi bergantung pada konsentrasi dan jumlah hidrazin
yang digunakan. Argyle memberikan satu contoh: dengan rasio mol 15
dan konsentrasi hidrazin 40% waktu yang dibutuhkan 18-20 jam,
sedangkan pada penggunaan 10 mol dari 40% hidrazin memerlukan
waktu 100 jam hingga keseluruhan reaksi selesai.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dalam suatu proses produksi industri, boiler merupakan suatu pembangkit panas
yang penting. Fungsi dari boiler ini adalah memanaskan kembali. Air umpan boiler
atau boiler feed water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi steam. Karena di
dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspadai adanya kandungan-kandungan
mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak mengandung ion Ca2+. dan Mg2+
disebut sebagai air sadah (hard water). Ion-ion ini sangat berpengaruh pada kualitas
air umpan boiler. Penggunaan air umpan boiler yang tidak memenuhi persyaratan
akan menimbulkan beberapa masalah, antara lain :
Pembentukan kerak
Terjadinya korosi
Pembentukan busa
Boiler merupakan bagian dari sistem boiler yang menerima semua bahan
pencemar dalam air seperti logam mineral dan gas-gas terlarut. Kinerja, efisiensi, dan
umur layanan boiler merupakan hasil langsung dari pemilihan dan pengendalian air
umpan boiler. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu pengendalian untuk menjaga
kualitas air yang diumpankan pada boiler. Pengendalian air umpan boiler terdirin
atas dua macam, yaitu : pengendalian internal dan pengendalian eksternal. Dalam hal
ini penulis menitikberatkan pada pengolahan secara internal.
Pengolahan air secara internal (internal water treatment) adalah proses
penambahan/penginjeksian suatu atau beberapa bahan kimia (chemicals) ke dalam
air yang akan digunakan untuk proses maupun pendukung proses. Pengolahan air
secara internal merupakan proses yang esensial, terlepas dari kenyataan apakah air
itu diolah atau sebelumnya. Oleh karena itu, pengolahan eksternal dalam beberapa
hal tidak diperlukan, sehingga air dapat langsung diolah dengan cara pengolahan
internal saja.Keuntungan pengolahan air secara internal adalah meniadakan
26
kebutuhan peralatan pengolahan eksternal yang ekstensif. Hal ini merupakan
keuntungan dalam segi ekonomi. Selain itu, kesederhanaan program pengolahan
secara internal memungkinkan penghematan dalam tenaga kerja untuk pengumpanan
dan pengendalian. Salah satu contoh teknologi pengendalian internalpada air umpan
boiler yaitu pembuatan karbohidrazin yang termasuk dari jenis Oxygen scavenger.
4.2 Saran
Pengolahan internal bertujuan untuk menambahkan bahan kimia untuk mengontrol
korosi kerak dan buih yang timbul. Sebelum itu kita harus mengetahui dari mana asal
air umpan boler yang digunakan dan selanjutnya menganalisis kandungannya agar
dapat diketahui bagaimana penanganan yang tepat agar tidak terjadi korosi ,kerak
dan buih yang timbul.
27
DAFTAR PUSTAKA
Eckenfelder, W.W. 1926 . Industrial Pollution Control. Third Edition. Singapore
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kemmer, F.N. 2006. Nalco Chemical Company. Second Edition. New York:
Mc. Graw Hill Book Company.
Christophersen, Dave. 2007. Understanding Differences of Boiler Feedwater
Pretreatment Equipment. Water 101, a Crown Solutions training document.
[terhubung berkala]
http://www.crownsolutions.com/lib/crown-solutions/books/Drop-by-Drop/
16156,Water-pp53-84.pdf (22 Maret 2012)
[NEM Bussiness Solution]. 2004. An Introduction to Steam Boilers and Steam
Raising. [terhubung berkala] http://www.cip.ukcentre.com/steam.htm (22
Maret 2012)
Austin, G. T. 1996. Industri Proses Kimia. Jilid 1.Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15794/1/skm-jul2004-%20(8).pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-7310-1306030031-kesimpulan.pdf
http://aplikasiteknikkimia.blogspot.com/2009/04/pengolahan-air-umpan-boiler.html
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/utility.html
http://www.hamadaboiler.com/en/water/water.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/ph
28