BAB IV JHJHJ BJHJHJ

53
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tumor solid adalah bentuk benjolan yang tidak normal (abnormal) dalam tubuh, yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan. Secara umum keganasan ini disebut kanker. Ada jenis-jenis tumor solid diberi nama untuk jenis sel-sel yang membentuknya yaitu: 1. Sarkoma Sarkoma terdiri atas fibrosarkoma, osteosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma dan sarkoma jaringan lunak. 2. Karsinoma Jenis-jenis karsinoma berupa karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma tiroid, karsinoma lidah, karsinoma mammae, karsinoma paru, karsinoma gaster, karsinoma hati primer, kanker kolorektum, karsinoma pankreas, karsinoma ginjal, 1

description

GHGHGHJKJKJK GHGJJGU HH

Transcript of BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Page 1: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumor solid adalah bentuk benjolan yang tidak normal (abnormal) dalam tubuh, yang

disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan. Secara umum

keganasan ini disebut kanker. Ada jenis-jenis tumor solid diberi nama untuk jenis sel-sel yang

membentuknya yaitu:

1. Sarkoma

Sarkoma terdiri atas fibrosarkoma, osteosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma dan

sarkoma jaringan lunak.

2. Karsinoma

Jenis-jenis karsinoma berupa karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma tiroid,

karsinoma lidah, karsinoma mammae, karsinoma paru, karsinoma gaster, karsinoma hati

primer, kanker kolorektum, karsinoma pankreas, karsinoma ginjal, karsinoma prostat,

karsinoma penis, karsinoma serviks uteri, karsinoma endometrium karsinoma ovarium,

karsinoma vulva.1

Pada tahun 2007, kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13%

dari seluruh penyebab mortalitas). Angkanya diperkirakan sekitar 7,9 juta kematian. Jenis

kanker tersering penyebab mortalitas tiap tahunnya berupa karsinoma paru (1,4 juta

1

Page 2: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

mortalitas/tahun),karsinoma lambung (866.000 mortalitas/tahun),kolon (677.000

mortalitas/tahun), dan karsinoma mammae (548.000 mortalitas/tahun).

Jenis kanker tersering berbeda antara pria dan wanita. Pada pria terdiri dari karsinoma paru,

lambung, kolorektal, dan prostat. Sedangkan pada wanita terdiri dari karsinoma mammae, paru,

lambung, kolorektal dan serviks. Sekitar 72% dari seluruh mortalitas kanker pada tahun 2007

terjadi di negara berpendapatan rendah sampai berpendapatan menengah.2

Sebanyak 1.596.670 kasus kanker baru dan 571.950 kematian akibat kanker yang di

proyeksikan terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2011. Diperkirakan bahwa sekitar 571.950

orang Amerika akan mati karena kanker, sesuai dengan data lebih dari 1500 kematian per hari.

Kanker paru-paru, Prostat, dan Kolorektum pada pria, dan kanker paru-paru, payudara, dan

colorectum pada wanita terus menjadi penyebab paling umum kematian kanker.3

Menurut data Riskesdas tahun 2007, di Indonesia prevalensi tumor atau kanker adalah

4,3/1000 penduduk, dengan proporsi kejadian penyakit sebesar 10,2% dan berada pada urutan

ketujuh penyebab kematian stelah tuberculosis, hipertensi, perinatal dan diabetes mellitus.4

Dampak penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia di Indonesia sangat besar

karena selain merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga menurunkan produktivitas.5

2

Page 3: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut: Bagaimana gambaran tumor solid pada pasien yang rawat inap di RSUP.Prof.dr.R.D.

Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember 2013.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui berbagai tipe gambaran profil tumor solid

pada pasien yang rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai

Desember 2013.

I.4. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh gambaran tumor solid pada pasien yang rawat inap di bagian ilmu penyakit

dalam RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember

2013

2. Dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman penulis di bidang penelitian

3. Bermanfaat bagi masyarakat karena dapat memberikan informasi tentang tingginya

angka kejadian tumor solid sehingga masyarakat dapat menghindari faktor-faktor resiko

4. Sebagai bahan referensi di Perpustakaan FK UNSRAT Manado

5. Sebagai bahan acuan untuk penelitian

3

Page 4: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi

Tumor solid adalah bentuk benjolan yang abnormal dalam tubuh, yang disebabkan oleh

berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan; dan secara umum keganasan disebut

kanker.1

Ada jenis-jenis tumor solid diberi nama untuk jenis sel-sel yang membentuknya yaitu:

1. Sarkoma

Sarkoma terdiri atas fibrosarkoma, osteosarkoma, liposarkoma, kondrosarkoma dan

sarkoma jaringan lunak.

2. Karsinoma

Jenis-jenis karsinoma berupa karsinoma nasofaring, karsinoma laring, karsinoma tiroid,

karsinoma lidah, karsinoma mammae, karsinoma paru, karsinoma gaster, karsinoma

hati primer, kanker kolorektum, karsinoma pankreas, karsinoma ginjal, karsinoma

prostat, karsinoma penis, karsinoma serviks uteri, karsinoma endometrium karsinoma

ovarium, karsinoma vulva.

II.2. Etiopatogenesis

Karsinogenesis di pengaruhi oleh dua jenis gen penting. Onkogen (gen pemicu

pertumbuhan tumor) dan antionkogen/tumor supresor gen (gen penghambat pertumbuhan

tumor) adalah gen yang memainkan peran penting dalam karsinogenesis. Pada tumor terjadi

penurunan aktivitas dari antionkogen yang diiringi peningkatan aktivitas dari onkogen.6

4

Page 5: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Penurunan antionkogen dapat disebabkan oleh factor genetic, lingkungan makanan dan

zat-zat kimia, perilaku, gangguan keseimbangan hormonal, faktor emosional, dan radikal

bebas. Sedangkan peningkatan aktivitas onkogen dapat disebabkan oleh virus dan infeksi.6

Penyebab kanker biasanya tidak diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat

merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetic dan lingkungan. Namun ada beberapa

faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :7

Faktor keturunan

Dari Prancis dilaporkan pada suatu keluarga berturut-turut selama lima generasi dari 24

wanita terdapat 10 orang menderita kanker mammae.

Faktor lingkungan

Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru, mulut, laring (pita

suara), kandung kemih, Sinar Ultraviolet dari matahari, Radiasi pengion merupakan

karsinogen yang terpenting, terutama radiasi gelombang elektromagnetik bergelombang

pendek dan berfrekuensi tinggi, serta radiasi elektron.

Virus

Virus-virus yang menyebabkan tumor solid, misalnya Epstein-Barr (EBV), Virus

hepatitis B (HBV), Virus Papiloma (HVP).

5

Page 6: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Karsinogen Kimiawi

Karsinogen kimia yang sering menyebabkan penyakit ini, misalnya nitrosamin,

mikotomiksin, hidrokarbon poliaromatik, amina aromatic dan zat warna azo, serta

benzene.

Gangguan Keseimbangan Hormonal

Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron

menyebabkan meningkatnya resiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim

dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.

Faktor Usia

Tumor dan usia berkaitan erat, spektrum tumor pada anak-anak, remaja dan dewasa

berbeda secara mencolok.

Faktor Kejiwaan, Emosional

Stress yang berat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan

tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan

berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.

6

Page 7: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

II.3. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang dan manifestasi klinik. Pada anamnesis sangat penting ditanyakan keluhan,

lokasi tumor, dan penyulit yang ditimbulkannya.

Pemeriksaan fisik melihat keadaan umum pasien, dan keadaan awal tumor, ukuran tumor,

konsistensinya, dan ada pelekatan atau tidak. Pada pemeriksaan penunjang yang perlu di

periksa adalah darah lengkap, urin lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, biopsy,

radiografi polos, USG, CT-Scan, MRI, Sintigrafi, dan RIA (Radio Immuno Asay).1,8

Manifestasi klinik tumor solid secara umum berupa benjolan (tumor), nyeri, secret

patologis, ulserasi, demam, penurunan berat badan, dan ikterus. Gejala-gejala khusus

yang terdapat pada berbagai tipe tumor solid akan diuraikan sebagai berikut :

Karsinoma paru menunjukkan gejala seperti batuk darah, sesak napas, nyeri dada,

suara parau, syndrome vena cava superior yang terjadi karena bendungan pada vena cava

superior dan disertai dengan pembengkakan muka dan lengan, disfagia, efusi pleura, jari tabuh,

ginekomastia, flebitis, anemia dan penurunan berat badan.9

Karsinoma mammae menduduki peringkat ke dua dari insiden semua tipe kanker di

Indonesia. Gejala yang muncul berupa benjolan di kelenjar payudara, gejala retraction seperti

penarikan putting susu, pada tahap awal penderita tidak merasakan nyeri, nyeri baru muncul

saat infiltrasi ke sekitar sudah mulai, dan edema kulit, klasifikasi stadium karsinoma mamae

berupa:10

7

Page 8: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

- Berupa 1 : Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak

sebar.

- Stadium 2 : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di

kelenjar ketiak.

- Stadium 3 : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak,

infra dan surpaclavicular; atau infiltarasi ke fasia pektrolis atau ke kulit; atau kanker

payudara yang apert (memecah ke kulit).

- Stadium 4 : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ke tengkorak, atau

tulang punggung atau paru – paru, atau hati dan panggul.

Karsinoma kolorektum Insiden untuk kanker kolorektum yaitu usia 60 sampai 70 tahun.

Pada karsinoma kolorektum tidak menimbulkan gejala selama bertahun – tahun; gejala timbul

perlahan dan sering telah ada sejak berbulan – bulan, kadang – kadang tertahun – tahun,

sebelum terdiagnosis. Kanker kolon kanan dan sekum sering menyebabkan rasa lelah, lesu, dan

anemia defisiensi zak besi. Kanker di sisi kanan mungkin menyebabkan perdarahan tersamar,

perubahan kebiasaan buang ari besar, atau rasa kram di kuadran kiri bawah. Meskipun

karsinoma kolorektum berawal sebagai lesi in situ, lesi tersebut berkembang dengan pola

morfologik yang berbeda – beda. Tumor di kolon proksimal cenderung tumbuh sebagai massa

polipoid eksofitik yang meluas di sepanjang salah satu dinding sekum dan kolon asendens. Bila

terletak di kolon distal, karsinoma cenderung berbentuk lesi anular melingkar yang

8

Page 9: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

menimbulkan apa yang disebut sebagai kostriksi napkingring pada urus dan penyempitan

lumen.11

Karsinoma lambung di temukan lebih dari 2 cm dalam ukuran yang berhubungan

dengan peningkatan resiko invasi dan metastasis lymphovascular.

Sekitar 10-15% dari kanker lambung merupakan penyakit keturunan. Herediter kanker

lambung yang menyebar (HDGC) adalah kondisi yang sangat penetran dominan autosomal

dengan usia rata – rata pada diagnosis 38 tahun. Gejala yang muncul ada karsinoma lambung

adalah rasa tak enak atau nyeri samar abdomen atas terutama parah sehabis makan, nafsu

makan menurun, eruktasi, regurgitasi asam, mual, muntah dan melena.12

Karsinoma prostat, pada stadium dini umunya tanpa manifestasi khas, gejala klinis

sama dengan hipertrofi prostat jinak. Pada stadium lanjut dengan metastasis jauh timbul gejala

sesuai dengan daerah terkena. Gejala yang sering muncul berupa kesulitan memulai aliran urine

(heisntacy) dan interupsi intermiten aliran urine sewaktu berkemin. Pada beberapa pasien dapat

terjadi obstruksi total aliran kemih yang menyebabkan peregangan kandungan kemih nyeri dan

kadang – kadang, hidronefrosis. Pada pemeriksaan kadar antigen spesifik – prostat (SPA) di

temukan kadarnya meningkat.13

Karsinoma serviks, stadium dini dapat tanpa simtom jelas, gejala yang utama adalah

perdarahan per vaginam, sekret per vaginam, nyeri, gejala salurun urinarius, gejala saluran

pencernaan, gejala sistemik.14 Karsinoma endometrium, stadium dini tak memiliki gejala jalas.

Sejalan progresi penyakit, dapat timbul gejala, perdarahan abnormal per vaginam, skresi

abnormal per vaginal, nyeri, manifestasi metastasis kanker.15 Karsinoma ovarium solid pada

stadium dini umumnya asimtomatik, atau hanya terdapat gejala tidak khas yang ringan, seperti

9

Page 10: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

tidak nafsu makan, kembung, sakit perut, mengurus dan gejala lainya. Keluhan tersering pada

pasien adalah perut kembung, tukak nyaman, mudah di kelirukan sebagai dyspepsia.16

Karsinoma vulva, pruritus sebagaian sangat besar pasien karsinoma vulva menderita pruritus

pada waktu bersamaan atau sebelum timbul lesi. Disurai, bila timbul di vestibulum vulva, dapat

timbul vulva. Sejalan progresi penyekit di daerah lesi dapat timbul nyeri, perdarahan dan

metastasis.17

Karsinoma laring biasanya asimtomatik atau hanya rasa tak enak di tekak, rasa benda

asing di tenggorokan. Dengan berkembangnya penyakit dapat timbul nyeri tekak, lebih hebat

waktu menelan makanan, timbul suara serak. Ketika tumor membesar, mengalami ulserasi

maka timbul batuk dan hemoptisis.21Karsinoma tiroid memperlihatkan gejala seperti tumor atau

nodal yang keras dalam kelenjar tiroid, bergerak naik turun sesuai gerakan menelan, dan terjadi

pembesaran kelenjar lemfe leher. Pada pemeriksaan laboraturium di temukan kadar kalsitonin

serum meningkat. Karsinoma lidah menunjukan gejala seperti benjolan di lidah, nyeri, gerakan

lidah terbatas, berat badan menurun dan limfadenopati leher.22

Karsinoma hati primer gejala yang muncul berupa nyeri tumpul abdomen kanan atas,

massa abdomen kanan atas, perut kembung, anoreksia, letih, penurunan berat badan, demam,

ikterus, asites, perdarahan diare, nyeri bahu belakang kanan, udem kedua tungkai bawah, dan

kulit gatal.

Pada pemeriksaan AFP > 500ng/L bertahan 1 bulan atau >200 ng/L bertahan 2 bulan, tanpa

bukti penyakit hati aktif maka dapat dibuat diagnosis karsinoma hati primer.23

Korsinoma ginjal, asimtomatik dewasa ini secara klinis terdapat sekitar 20 – 40 %

karsinoma renal di temukan pada saat pemeriksaan fisik rutin atau sebab lainnya. Gejala

10

Page 11: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

sistemik terdapat demam, anemis, lesu, berat badan turun, hipertensi, hiperkelsemia dan

gangguan fungsi hati (sindrom staufer).24

Karsinoma buli – buli, sebagian besar dating dengan keluhan makrohematuria tanpa

nyeri. Hematuri biasanya menyeluruh sepanjang urinasi, bertambah hebat di akhir. Volume

perdarahan tidak terkait dengan ukuran, jumlah, derajat keganasan tumor.25 Karsinoma sel

germinal testis, pembesaran tidak nyeri testis unilateral, ada pasien mengeluh testis terasa berat,

nyeri tumpul, nyeri tekan atau infertilitas.26 Karsinoma penis kebanyakan muncul dari glans

penis atau bagian dalam prepusium karena umumnya pasien menderita fimosis, lesi dini sangat

mudah terabaikan.27

Fibrosarkoma sering terjadi pada usia 30-55 tahun. Namun, wanita agak lebih banyak

dari pria, dapat timbul di setiap lokasi tubuh, namun paling sering timbul di ekstremitas. Gejala

utamanya berupa tumor tidak nyeri, dengan membesarnya tumor sering timbul nyeri sampai

mempengaruhi fungsi ekstremitas. Dari pemeriksaan penunjang menunjukkan konsistensi

lembut, permukaan irisan umumnya berwarna abu-abu putih, dapat terjadi nekrosis, hemoragi

dan transformasi.7,18

Liposarkoma umumnya terjadi pada dewasa, namun paling sering terjadi pada usia 40-60

tahun. Liposarkoma memiliki gejala seperti massa berlokasi dalam, berbatas tidak jelas dan

tidak nyeri. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan tumor sering kali lobular, konsistensi

lunak, liposarkoma yang timbul di retroperitoneum, penampang irisan tumor berwarna kuning

keputihan.7,19

Osteosarkoma merupakan neoplasma kedua yang sering ditemukan pada anak, remaja,

dan dewasa muda. Lokasi dapat terjadi dimana-mana tetapi lebih banyak terjadi di sekitar bahu

11

Page 12: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

dan lutut. Gambaran klinis yang timbul berupa nyeri menetap dan pelebaran vena. Untuk

diagnosis selalu diperlukan biopsi.20

Kondrosarkoma merupakan tumor ganas tulangyang berasal dari jaringan tulang rawan.

Kondrosarkoma memiliki gejala seperti rasa sakit dan nyeri dan nyeri local terutama nyeri

samar, intermiten, serta tumor yang membesar secara bertahap. Pada pemeriksaan penunjang,

tipe sentral terdapat berbagai bentuk klasifikasi, dapat berbentuk cincin, kapas dan bercak.7

II. 4. Penetuan Stadium Tumur Solid

Stadium tumor solid berdasarkan letak topografi, ekstensi, dan metstasenya dalam organ

terdiri atas tiga bagian yaitu stadium local yang terdiri dari karsinoma in situ dan infiltrasi local

atau invasive, stadium metastase regional atau tumor padat telah bermetastase ke kelenjar limfe

regional dan stadium metastase jauh berupa tumor pada telah bermetastase pada organ yang

letaknya jauh dari tumor primer. Pada penentuan stadium tumor ada pula yang menggunakan

Sistem TNM (stadium TNM) yang terdiri dari :1

T = Tumor Primer

Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.

Tis = tumor in situ

T0 = tidak ditemukan adanya tumor primer

T1 = tumor dengan f maksimal < 2 cm

T2 = tumor dengan f maksimal 2-5 cm

T3 = tumor dengan f maksimal > 5 cm

T4 = tumor invasi keluar organ

12

Page 13: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

N = Nodal, metastase ke kelenjar regional.

N0 = Nodul regional negative

N1 = nodul regional positif, mobil (belum ada perlekatan)

N 2 = nodul regional positif, sudah ada perlekatan

N3 = nodus jukstaregional atau bilateral

M = Mestastase organ jauh

M0 = Tidak ada metastase organ jauh

M1 = ada metastase organ jauh

Mx = syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.

II. 5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tumor solid saat ini biasanya dilakukan operasi radioterapi, kemoterapi

dan terapi biologis serta beberapa metode lainya, dan penggunaan klinis berbagai

teknis penanganan akan dijelaskan di bawah ini :28

1. Operasi

Operasi merupakan metode penting dalam terapi tumor padat dewasa ini

karena angka kesembuhannya mencapai 5 tahun untuk kanker stadium dini

(stadium 1), stadium II – III angka kesembuhan 5 tahun berkisar 30 – 60 % dan

hanya sebagian kecil pada stadium lanjut (stadium VI) menjalani operasi paliatif

atau simptomatik. Dikenal dangan dua jenis operasi yaitu operasi kuratif dan

paliatif.

13

Page 14: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

a. Operasi kuratif dilakukan dengan tujuan negative margin, sehingga control

local dapat dicapai. Dengan berjalannya waktu teknik operasi pun makin

berkembang, misalnya mastoidektomi radikal untuk kanker payudara dapat

dikembangkan menjadi moddifikasi mastektomi radikal, bila letak tumor

jauh dari otot pektoralis mayor sehingga otot tersebut tidak perlu ikut

diangkat.

b. Operasi paliatif dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sisa

hidup penderita. Contoh dari operasi paliatif berupa, operasi by-pass pada

obstruksiusus atau cholangiocarcinoma dengan obstruksi saluran empedu

yang inoperable.28

2. Radioterapi

Radioterapi memiliki keunggulan seperti indikasi luas, efek jelas dan

efektivitas terapinya semakin hari semakin meningkat sehingga menjadi teknik

utama dalam terapi tumor. Radioterapi kuratif untuk memusnakan lesi primer tumor

dan metastasinya, diberikan dosis kuratif yang sesuai kepada tumor dan area target

yang berbeda. Radioterapi paliatif digunakan untuk kasus stadium dengan lanjut

menghambat pertumbuhan tumor, mengurangi penderitaan, memperpanjang usia

dan meningkatkan kualitas hidup.8

3. Kemotarapi

14

Page 15: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Kemoterapi merupakan terapi paliatif, bukan kuratif untuk jenis – jenis

kanker yang sudah menyebar. Paliasi yang efektif akan menghasilkan tanda-tanda

dan keluhan penderita kanker dan perpanjangan hidup yang berguna. Beberapa

kelompok obat yang sudah dikembangkan antara lain, perangsang diferensiasi yang

dapat mendorong sel – sel neoplasma melewati taraf maturasi sampai pada tahap

perkembangan akhir atau tidak proliferative lagi.29

Beberapa kelompok obat yang digunakan untuk terapi kanker :

- Obat alkilator

Obat alkilator utama yang berguna diklinik mempunyai rumus kimia mengandung

gugus bis (kloretil)amin, etilenimin, atau nitrosourea. Yang banyak dipakai antara

lain bis-(kloretil)amin, siklofosfamid, mekloretamin, melfalan dan klorambusil.

Mekanisme umum kerja obat tersebut berupa siklisasi intramolekular, untuk

membentuk ion etilenimonium yang dapat langsung atau melalui pembentukan

formasi ion karbonium, mengalihkan grup alkil ke bagian sel tumor. Alkaliator aktif

mempunyai efek langsung vesicant(lepuh) dan dapat merusak jaringan pada tempet

injeksi dan menimbulkan toksisitas sistemik.29

- Antimetambolit

15

Page 16: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Golongan antimetambolit yang efektif adalah metrotreksat yang merupakan

antagonis asam folat yang terikat pada sisi katalitik yang aktif dari dihidrofolat

reduktase, mengganggu sintesis bentuk reduksi penerima unit karbon – tunggal.

Metrotreksat di berikan intravena atau per oral. Obat ini tidak dimetabolisir dan

kadar serum seimbang dengan dosis selama fungsi ginjal dan hidrasi sesuai.29

- Antibiotik

Antrasiklin, mempunyai tiga cara kerja utama yaitu, afinitas tinggi untuk

mengikat DNA secara interkalasi yang akan menghambat sintesis DNA dan RNA,

dan pemutus rantai DNA melalui efek terhadap topoisomerase, pengikatan pada

membran yang menyebabkan perubahan keadaan cairan dan transport ion dan

membentuk radikal bebas semikuinon dan radikal oksigen melalui proses reduksi

yang diperantarai enzim.

Diktiomisin menghambat semua bentuk sintesis RNA yang DNA dependent,

dengan pembentukan RNA ribosom yang paling sensitive terhadap kerja obat.

16

Page 17: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Bleomisin merupakan antibiotic yang bersifat antineoplastik oleh

streptomyces verticillus.

Mitomisin merupakan obat yang bersifat alkilator yang bioreduktif yang

mengalami metabolism reduktif dsan reaktivitasi melalui perantaraan reduksi enzim

menghasilkan suatu alkilator yang melalukan ikatan silang dengan DNA. Interaksi

ini akan menghentikan sintesis RNA yang diatur DNA.29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

17

Page 18: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif retrospektif , dimana data

yang diambil adalah data dari rekam medik pada periode Januari 2012 sampai

Desember 2013.

III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Instalasi rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou

Manado dan akan dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu selama bulan November 2014.

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel penelitian yang akan diambil yaitu seluruh data pasien

yang dirawat di Instalasi rawat inap RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado, periode

Januari 2012 sampai Desember 2013.

III.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan di teliti yaitu :

Jenis tumor

Jenis kelamin

Umur

Pekerjaan

III.5. Bahan Penelitian

Catatan rekam medis pasien yang dirawat di Instalasi rawat inap

RSUP.Prof.dr.Kandou Manado, periode Januari 2012 sampai Desember 2013.

18

Page 19: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

III.6. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data

Melihat catatan rekam medis dari status pasien Tumor Solid yang dirawat di

RSUP.Prof.dr.R.D. Kandou Manado periode Januari 2012 sampai Desember 2013.

Untuk pengolahan data, dilakukan secara manual dan menggunakan komputer. Data

yang ada dihitung secara manual dalam bentuk tabel berdasarkan variable penelitian dan

dianalisis sesuai hasil presentase.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

19

Page 20: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Hasil penelitian akan menyajikan karakteristik 628 sampel berdasarkan jenis kelamin,

umur, pekerjaan dan jenis tumor yang diidap pasien. Hasil tabulasi silang akan menyajikan

karakteristik jenis tumor berdasarkan jenis kelamin, jenis tumor berdasarkan umur dan

jenis tumor berdasarkan pekerjaan.

1. Jenis Tumor

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Tumor

Jenis Tumor n %

Karsinoma Mammae

Karsinoma Servix Uteri

Karsinoma Buli-buli

Karsinoma Prostat

Karsinoma Ovarium

Karsinoma Paru

Karsinoma Kolorektal

Karsinoma Laring

Karsinoma Nasofaring

181

158

65

63

59

51

38

7

6

28,8

25,2

10,4

10

9,4

8,1

6,1

1,1

1

Total 628 100

Berdasarakan tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar jenis tumor pasien yang

dijadikan sampel penelitian adalah karsinoma mammae dengan jumlah 181 orang

(28,8%) dan yang paling sedikit karsinoma nasofaring berjumlah 6 orang (1%).

2. Umur

20

Page 21: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur

Umur n %

50-59 tahun

40-49 tahun

60-69 tahun

> 70 tahun

30-39 tahun

20-29 tahun

180

157

123

86

75

7

28,7

25

19,6

13,7

11,9

1,1

Total 628 100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang dijadikan sampel

penelitian adalah berumur 50-59 tahun dengan jumlah 180 pasien (28,7%) dan yang

paling sedikit berumusr 20-29 tahun dengan jumlah 7 pasien (1,1%).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

71.1%

7511.9%

15725.0%

18028.7%

12319.6%

8613.7%

20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >=70

Gambar 2. Grafik Distribusi Berdasarkan Umur

21

Page 22: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

3. Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin pasien akan disajikan pada tabel 1

berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki

Perempuan

460

168

73,2

26,8

Total 628 100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien adalah mempunyai

jenis kelamin perempuan dengan jumlah 460 orang (73,2%) dan jenis kelamin laki-

laki berjumlah 168 (26,8%).

22

Page 23: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

16826.8%

46073.2%

Laki-laki Perempuan

Gambar 1. Grafik Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin

4. Pekerjaan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan n %

Ibu Rumah Tangga

PNS/TNI/Polri/Dokter

Pensiunan

Petani/Nelayan

Tidak Bekerja

Wiraswasta

Swasta

287

110

83

48

51

30

16

45,7

17,5

13,2

7,6

8,1

4,8

2,5

Total 628 100

Berdasarakan tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan pasien yang

dijadikan sampel penelitian adalah sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 287 orang

(45,7%) dan yang paling sedikit mahasiswa/pelajar berjumlah 3 orang (0,5%).

23

Page 24: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

28745.7%

30.5%

8313.2%

487.6%

11017.5%

162.5%

304.8%

518.1%

IRT Pelajar/Mhs PensiunanTani/Nelayan PNS/TNI/Polri/Dokter SwastaWiraswasta Tidak bekerja

Gambar 3. Grafik Distribusi menurut Pekerjaan

24

Page 25: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

5. Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jenis TumorTotalKarsinoma

Buli-buliKarsinomaKolorektal

KarsinomaLaring

KarsinomaMammae

KarsinomaNasofaring

KarsinomaOvarium

KarsinomaParu

KarsinomaProstat

KarsinomaServix Uteri

n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %

Laki-laki 47 7,5 172,

76

1,

00 0 5

0,

80

0,

030

4,

863 10 0 0

16

8

26,

8

Perempua

n18 2,9 21

3,

31

0,

1

18

1

28

,81

0,

259

9,

421

3,

30 0

15

8

25,

2

46

0

73,

2

Total 6510,

438

6,

17

1,

1

18

1

28

,86 1 59

9,

451

8,

164 10

15

8

25,

2

62

8

10

0

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan

jenis kelamin, dimana sebagian besar pasien perempuan mempunyai karsinoma

mammae sebanyak 181 orang (28,8%).

6. Jenis Tumor Berdasarkan Umur

Tabel 6. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Umur

Umur(tahun)

Jenis TumorTotalKarsinoma

Buli-buliKarsinomaKolorektal

KarsinomaLaring

KarsinomaMammae

KarsinomaNasofaring

KarsinomaOvarium

KarsinomaParu

KarsinomaProstat

KarsinomaServix Uteri

n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %

20-29 0 0 0 0 0 0 2 0,3 0 0 20,

31

0,

20 0 2 0,3 7

1,

1

30-39 0 0 40,

60 0

2

94,6 1

0,

216

2,

52

0,

30 0 23 3,7 75

11

,9

40-49 30,

56 1 1

0,

2

6

19,7 3

0,

515

2,

413

2,

10 0 55 8,8

15

725

50-59 223,

510

1,

64

0,

6

6

19,7 1

0,

216

2,

514

2,

21 0,2 51 8,1

18

0

28

,7

60-69 213,

311

1,

82

0,

3

2

64,1 1

0,

210

1,

66 1

2

23,5 24 3,8

12

3

19

,6

25

Page 26: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

>70 193,

07

1,

10 0 2 0,3 0 0 0 0 15

2,

4

4

06,4 3 0,5 86

13

,7

Total 6510

,438

6,

17

1,

1

1

8

1

28,

86

1,

059

9,

451

8,

1

6

310

15

8

25,

2

62

8

10

0

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan

umur, dimana sebagian besar pasien berumur 40-49 tahun dan 50-59 tahun mempunyai

karsinoma mammae masing-masing sebanyak 61 orang (9,7%).

7. Jenis Tumor Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 7. Tabulasi Silang Jenis Tumor Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan

Jenis TumorTotalKarsinoma

Buli-buliKarsinomaKolorektal

KarsinomaLaring

KarsinomaMammae

KarsinomaNasofaring

KarsinomaOvarium

KarsinomaParu

KarsinomaProstat

KarsinomaServix Uteri

n % n % n % n % n % n % n % n % n % n %

IRT 132,

114

2,

20 0

10

4

16

,60 0 36

5,

710

1,

60 0

11

0

17,

5

28

7

45

,7

Pelajar/

Mhs0 0 0 0 0 0 1

0,

20 0 1

0,

21

0,

20 0 0 0 3

0,

5

Pensiuna

n14

2,

22

0,

30 0 12

1,

90 0 1

0,

213

2,

1

2

94,6 12 1,9 83

13

,2

Tani/Nelayan

91,

44

0,

65

0,

87

1,

13

0,

50 0 6

1,

0

1

42,2 0 0 48

7,

6

PNS/TNI/Polri/

Dokter

6 1 40,

61

0,

250

8,

01

0,

213

2,

110

1,

60 0 25 4

11

0

17

,5

Swasta 30,

53

0,

50 0 1

0,

21

0,

21

0,

23

0,

52 0,3 2 0,3 16

2,

5

Wiraswa

sta15

2,

47

1,

10 0 2

0,

30 0 2

0,

35

0,

8

1

32,1 7 1,1 51

8,

1

Tidak Bekerja 5 0,

8 4 0,6 1 0,

2 4 0,6 1 0,

2 5 0,8 3 0,

5 5 0,8 2 0,3 30 4,8

Total 65 10,4 38 6,

1 7 1,1

181

28,8 6 1 59 9,

4 51 8,1

63 10 15

825,2

628

100

26

Page 27: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat tentang hasil tabulasi silang jenis tumor berdasarkan

jenis kelamin, dimana sebagian besar pasien dengan pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga mempunyai karsinoma mammae sebanyak 104 orang (16,6%).

27

Page 28: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di bagian Instalasi Rawat Inap RSUP.Prof.R.D

Kandou, di peroleh data tentang jumlah pasien tumor solid selama periode Januari 2013 –

Desember 2014 jika diurutkan dari penyakit dengan frekuensi terbesar sampai terkecil yaitu

Karsinoma Mammae 181 pasien (28,8 %), Karsinoma Servix Uteri 158 pasien (25,2%),

Karsinoma Buli-buli 65 pasien (10,4%), Karsinoma Prostat 63 pasien (10%), Karsinoma

Ovarium 59 pasien (9,4%), Karsinoma Paru 51 pasien (8,1%), Karsinoma Kolorektal 38 pasien

(6,1%), Karsinoma Laring 7 pasien (1,1%) dan Karsinoma Nasofaring 6 pasien (1%). Menurut

kepustakaan selama 20 tahun terakhir tingkat insiden kejadian Karsinoma Mammae telah

meningkat secara global, dengan tingkat tertinggi di negara-negara barat. Alasan untuk

kecenderungan ini termasuk perubahan dalam pola makan, aktivitas menurun dan pola

reproduksi.30

Dari data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik di RSUP. Prof.R.D Kandou Manado,

diperoleh data mengenai pola penyebaran penyakit tumor solid dimana kasus ini paling sering

diderita oleh pasien dengan kelompok usia 50-59 tahun. Pada kelompok usia ini, jumlah pasien

tumor solid adalah 180 pasien (28,7%). Usia 50-59 tahun ini adalah golongan usia yang paling

sering menderita tumor solid. Menurut kepustakaan penyakit tumor solid sering terjadi dengan

bertambahnya usia karena terjadi penurunan daya imunitas tubuh.31

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan pola penyebaran penyakit

tumor solid berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin yang paling sering dialami adalah

28

Page 29: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

perempuan dengan jumlah 460 pasien (73,2%). Menurut kepustakaan, selain tumor pada organ

kelamin dan organ yang berkaitan erat dengan hormon seks (misalnya mamme), insiden tumor

pada wanita adalah 40-70% lebih banyak dari pria. Dari semua jenis tumor, tumor saluran

empedu dan tumor tiroid juga lebih sering ditemukan pada wanita.6

Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan pola penyebaran tumor solid

berdasarkan pekerjaan. Dimana sebagian besar yang menderita tumor solid adalah ibu rumah

tangga dengan jumlah 287 pasien (45,7%). Jenis tumor yang banyak diderita oleh ibu rumah

tangga adalah karsinoma mamme. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara pekerjaan dengan kanker payudara pada wanita.31.

29

Page 30: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Jumlah pasien tumor solid perempuan lebih banyak dibandingkan daripada pria

(73,2%).

2. Sebagian besar pasien tumor solid adalah pasien berumur 50-59 tahun (28,7%).

3. Sebagian besar pasien tumor solid adalah pasien dengan pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga (45,7%).

4. Sebagian besar jenis tumor solid yang diderita pasien adalah karsinoma mammae

(28,8%).

5. Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh

pasien perempuan (28,8%).

6. Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh

pasien yang berumur 40-49 tahun dan 50-59 tahun dengan jumlah masing-masing

28,8%.

7. Sebagian besar pasien tumor solid dengan jenis karsinoma mammae diderita oleh

pasien dengan jenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (16,6%).

30

Page 31: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

B. Saran

1. Pembedadahan sistem rekam medis perlu dilakukan guna menjamin tersedianya data

yang berguna untuk penelitian-penelitian terhadap kasus tumor solid.

2. Perlu penelitian yang lebih mendalam terhadap penyakit tumor solid guna

meningkatkan kemampuan pelayanan di RSUP.Prof.R.D Kandou Manado terhadap

pasien-pasien tumor solid.

31

Page 32: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo.W Aru,Setiyohadi Bambang,Alwi Idrus,K Simadibraka Marcellus,Setiati :Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 2,edisi 4.Jakarta: interna publishing,2009.

2. World Health Organization. The Global Burden of Desease: 2004, update. Geneve: WHO

2008. http://www.WHO.com

3. American cancer society. Cancer facts & figures 2008. Atlanta, Ga: American Cancer

Society; 2008. Available at http://www.cancer.org

4. Wijaya Muhadi Awi: Hasil Riset Kesehatan Dasar, Kementrian Kesehatan RI, 2007.

Www.riskesda.com

5. Departemen Kesehatan, Survei Kesehatan Nasional, Laporan Studi Mortalitas 2001, Depkes

R I Jakarta, 2002.

6. Price A. Sylvia, Wilson. Lorraine: patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi

6, volume 1. Jakarta: Pnerbit buku kedokteran EGC, 2006. (Halaman 139-158)

7. Desen Wan, Japaries Willie: Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi ke 2. Balai Penerbit

FKUI,Jakarta,2011

8. Vinay Kumar, Ramzi S.Cotran, Stanley L. Robbins ; ahli bahasa, brahm U. Pendit ; editor

edisi bahasa indonesia, Hurniawati Hartanto, Nurwany Darmaniah, Nanda Wulandari :

buku ajar patologi Robbins, edisi 7. Jakarta : EGC, 2007.

9. Canale S, Vanel D, Couanet D, Patte C, Caramella C, Dromain C. Infantile fibrosarcoma:

magnetic resonance imaging findings in six cases. Eur J Radiol. 2009

32

Page 33: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

10. Binh MB, Sastre-Garau X, Guillo L, et al. MDM2 and CDK4 immunostainings are useful

adjuncts in diagnosing well-differentiated and dedifferentiated liposarcoma subtypes: a

comparative analysis of 559 soft tissue neoplasms with genetic data. Am J Surg Pathol.

2005.

11. Marulanda GA, Henderson ER, Johnson DA, Letson GD, Cheong D. Orthopedic surgery

options for the treatment of primary osteosarcoma. Cancer Control. 2008.

12. Rysewicz M, Manaster BJ, Naar E, Lindeque B. Low-grade cartilage tumors: diagnosis and

treatment. Orthopedics. 2008

13. Tarnawski W, Fraczek M, Jelen M, Krecicki T, Zalesska-Krecicka m. The role of

computer-assisted analysis in the evaluation of nuclear charateristics for the diagnosis of

precancerous and cancerous lesions by contact laryngoscopy. Adv Med Sci. 2008

14. Giuffrida D, Gharib diagnosis and management of medullary thyroid carcinoma. Ann

Oncol. 2004

15. Alsagaff Hood, Mukti. Abdul H. Dasar-dasar penyakit paru. Surabaya : Airlangga

University Press, 2006. (halaman 181-219)

16. Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifuddin, Trijatmo Rachimhadhi : ilmu kandungan. Edisi

ke 2, cetakan ke 7. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009.

17. Stevens J. Scouhten LJ, Goldbohm RA, van den Brandt PA. Alcohol consumption, cigarette

smoking and risk of subtypes of oesophageal and gastric cancer: a prospective cohort study.

Gut. Jan 2010.

18. DeVita VT, Lawrence TS, Rosenberg SA, et al. Cancer In: Principles and Prictice of

Oncology. 8th ed. Philadelphia , 2008.

33

Page 34: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

19. Levin B, Lieberman DA, McFarland B, et al, for the American Cancer Society Colorectal

Cancer Advisory Group; US Multi-Society Task Force, 2008.

20. Baradero Mary, Wilfrid Dayrit Mary, Siswadi Yakobus : Klien gangguan ginjal. Jakarta :

EGC, 2008. (halaman 67-68)

21. Andriole GL, Bostwick DG, Brawley OW, et al. Effect of dutasteride on the risk of prostate

cancer. N Engl J Med.2010.

22. Lagwinski N, Thomas A, Stephenson AJ, Campbell S, Hoschar AP, El-Gabry E, et al.

Squamous cell carcinoma of the bladder: a clinicopathologic analysis of 45 cases. Am J

Surg Pathol. 2007.

23. Pettersson A, Richiardi L, Nordenskjold A, Kaijser M, Akre O. Age at surgery for

undescended testis and risk testicular cancer. N Engl J Med. 2007

24. Madsen BS, van den Brule AJ, Jensen HL, Wohlfahrt J, Frisch M. Risk factors for

squamous cell carcinoma of the penis-population-based case-control study in Denmark.

Cancer Epidemiol Biomakers Prev. 2008

25. Everett T. Bryant A, Griffin MF, et al. Interventions targeted at women to encourage the

uptake of cervical screening. Cochrame Database Syst Rev. 2011

26. DiSaia PJ, Creasman WT. 7th ed. Clinical Gynecologic Oncology. St. Louis, Mo: Mosby;

2007

27. Ryerson AB, Eheman C, Burton J, McCall N, Blackman D, Subramanian S, et al.

Symptoms, diagnose, and time to key diagnostic procedures among older U.S. women with

ovarian cancer. Obster Gynecol. 2007

34

Page 35: BAB IV JHJHJ BJHJHJ

28. Hellman K, Silfversward C, Nilsson B. Primary carcinoma of the vagina: factors

influencing the ageat diagnosis. Int J Gynecol Cancer. 2004

29. Aman Ananda Renindra, Gondhowiardjo Soehartati, Rachman Andhika, Suriadiredja SD

Aida, Syahrudin Elisna, Tobing L. Demak, dkk : Basic Science of Oncologi ilmu onkologi

dasar. Jakarta : Fakultas kedokteran UI,2010. (HALAMAN 369-373).

30. Dawood S, Broglio K, Gonzalez-Angulo AM, Buzdar AU, Hortobagyi GN, Giordano SH,

Trends in survival over the past two decades among white and black patients with newly

diagnosed stage IV breast cancer. J Clin Oncol. 2008

31. Indrati, Rini. 2005. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker

Payudara Wanita. Jurnal Epidemiologi. Universitas Diponegoro.

35