BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian ....

28
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini terdapat beberapa hal, meliputi pemilihan subjek, tempat wawancara, serta perlengkapan atau alat bantu untuk merekam wawancara yang sedang berlangsung. 1. Tempat Wawancara Wawancara yang dilakukan tergantung dari kenyamanan subjek, wawancara. Wawancara untuk guru dilakukan di sekolah ketika guru sedang tidak mengajar, Sedangkan tempat wawancara siswa selalu dilakukan di rumah, hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada subjek agar dalam proses wawancara tersebut dapat lebih santai, dan tidak canggung. 2. Perlengkapan Penelitian Proses penelitian membutuhkan beberapa perlengkapan untuk mendokumentasikan jalannya penelitian, hal tersebut dilakukan dengan media alat perekam berupa kamera digital dan tape recorder. Kegiatan merekam video dan merekam suara narasumber dilakukan ketika wawancara berlangsung. 3. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan juli sampai agustus 2012. Subjek penelitian terdiri dari 7 orang yaitu: G1, G2, G3, G4, S1, S2, dan S3. Wawancara yang dilakukan dengan narasumber dilaksanakan 3-4 kali pertemuan. Setiap satu kali pertemuan wawancara dilaksanakan kurang lebih sekitar 20 sampai 30 menit. Waktu pelaksanaan wawancara tergantung dari narasumber. Kegiatan wawancara diakhiri bila narasumber sudah mulai jenuh dan tidak berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar 6 Salatiga. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Kemakmuran Rejeki (YKR). Awalnya YKR mendirikan SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) di tahun 1953 dan siswa-siswanya hanya khusus berasal dari anggota gereja. Kenyataan berkata sebaliknya, ketika

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian ....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini terdapat

beberapa hal, meliputi pemilihan subjek, tempat wawancara, serta

perlengkapan atau alat bantu untuk merekam wawancara yang sedang

berlangsung.

1. Tempat Wawancara

Wawancara yang dilakukan tergantung dari kenyamanan subjek,

wawancara. Wawancara untuk guru dilakukan di sekolah ketika guru

sedang tidak mengajar, Sedangkan tempat wawancara siswa selalu

dilakukan di rumah, hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman

kepada subjek agar dalam proses wawancara tersebut dapat lebih

santai, dan tidak canggung.

2. Perlengkapan Penelitian

Proses penelitian membutuhkan beberapa perlengkapan untuk

mendokumentasikan jalannya penelitian, hal tersebut dilakukan

dengan media alat perekam berupa kamera digital dan tape recorder.

Kegiatan merekam video dan merekam suara narasumber dilakukan

ketika wawancara berlangsung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan juli sampai agustus 2012.

Subjek penelitian terdiri dari 7 orang yaitu: G1, G2, G3, G4, S1, S2, dan

S3. Wawancara yang dilakukan dengan narasumber dilaksanakan 3-4

kali pertemuan. Setiap satu kali pertemuan wawancara dilaksanakan

kurang lebih sekitar 20 sampai 30 menit. Waktu pelaksanaan

wawancara tergantung dari narasumber. Kegiatan wawancara diakhiri

bila narasumber sudah mulai jenuh dan tidak berkonsentrasi dalam

menjawab pertanyaan.

B. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di

Jalan Tentara Pelajar 6 Salatiga. Sekolah ini berada di bawah Yayasan

Kemakmuran Rejeki (YKR). Awalnya YKR mendirikan SMEP (Sekolah

Menengah Ekonomi Pertama) di tahun 1953 dan siswa-siswanya hanya

khusus berasal dari anggota gereja. Kenyataan berkata sebaliknya, ketika

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

28

anggota jemaat banyak yang tidak berminat memasukkan putra-putrinya

ke SMEP, maka penerimaan siswa diselenggarakan untuk umum dalam arti

dapat menerima siswa dari luar jemaat gereja. Sehingga minat ke SMEP

makin banyak, untuk itu YKR jauh sebelumnya telah memikirkan

bagaimana nasib para lulusan setelah lulus dari SMEP. Sejak tanggal 1

Agustus 1958 didirikanlah SMEA Kristen Salatiga dengan SK Pendirian

tanggal 1-8-1958 No. Pend/10/58 dengan tujuan menampung anak-anak

yang telah selesai dari SMEP (yang telah diintegrasikan menjadi SMP

Kristen Krida Dharma sejak tahun 1976).

Gedung dalam SMK Kristen Salatiga terdiri dari 3 lantai ruang kelas.

Lantai 1 merupakan ruang kelas untuk siswa kelas 3, lantai 2 merupakan

ruang kelas untuk kelas 2, serta lantai 3 merupakan ruang kelas untuk

siswa kelas 1. Ruang yang ada di SMK Kristen salatiga tak hanya ruang

kelas, akan tetapi juga tersedia ruang guru, ruang laboratorium komputer,

kooperasi, laboraturium bahasa, ruang lab mengetik, ruang BK, ruang

pramuka, ruang OSIS, perpustakaan, serta beberapa laboratorium yang

sedang dibangun secara bertahap.

Kegiatan belajar di SMK Kristen Salatiga dimulai pada pukul 07.15

hingga pukul 13.30, kecuali hari jumat kegiatan belajar mengajar berakhir

pukul 12.00. Sekolah juga memberikan ekstrakurikuler bagi siswa, ketika

pulang sekolah. Ekstrakurikuler yang selama ini dilakukan siswa yakni

Pramuka, Voli, Basket, Osis, Kerohanian, Kesenian, Paduan Suara, serta

PMR.

SMK Kristen memiliki visi, misi dan tujuan sekolah untuk mencapai

kualitas pendidikan, berikut visi, misi, dan tujuan dari SMK Kristen Salatiga:

1. Visi SMK Kristen: Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan

sumberdaya manusia sebagai tenaga menengah yang bermoral,

berjiwa melayani dan professional dalam ikut mewujudkan masyarakat

yang damai, sejahtera, adil dan makmur.

2. Misi SMK Kristen

a. Mengembangkan proses belajar mengajar yang kondusif dan

menghantar siswa untuk memiliki ketrampilan serta keahlian yang

memadai dengan didukung oleh tenaga pendidikan yang

professional.

b. Menyelenggarakan laboratorium yang relevan dengna keahlian da

ketrampilan tenaga menengah.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

29

c. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan

mental spiritual siswa.

3. Tujuan Umum dan Khusus

Tujuan Umum :

a. Tersedianya sarana prasarana media pembelajaran yang memadai

b. Meningkatkan mutu pembelajaran yang mengarahpada

peningkatan mutu tamatan sesuai IPTEK.

c. Tersedianya ruang kelas yang layak.

d. Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.

Tujuan Khusus :

a. Menumbuhkan semangat belajar siswa.

b. Terciptanya suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

c. Memperkokoh ketahanan sekolah.

d. Memperindah sekolah.

e. Menyediakan tempat belajar yang layak.

Visi serta Misi yang telah dibuat tersebut merupakan rumusan apa

yang akan SMK Kristen lakukan baik terhadap proses pelaksanaan

pembelajaran, lingkungan, serta tenaga pendidiknya dengan

memperhatikan kurikulum yang telah diberlakukan SMK Kristen.

C. Hasil Penelitian

KTSP adalah kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah.

Sekolah diberikan kewenangan didalam mengembangkan segala sesuatu

yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. KTSP yang dibuat SMK

Kristen berdasarkan pada tujuh prinsip pengembangan KTSP. KTSP yang

telah dibuat saat ini berdasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal

Management Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan

Nasional Nomor: 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spectrum Keahlian

Pendidikan Menengah Kejuruan.

Silabus yang disusun sekolah serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

ditentukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki, sehingga setiap sekolah

tentulah memiliki silabus dan KKM yang berbeda, karena kemampuan tiap

sekolah berbeda.

KTSP merupakan suatu kurikulum penyempurna dari kurikulum

sebelumnya, artinya terdapat beberapa bagian KBK yang masih di

ikutsertakan dalam KTSP dan bagian-bagian tersebut disempurnakan dari

segi metode pembelajaran, KBK dan KTSP menekankan pembelajaran yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

30

berpusat pada siswa. Siswa sebagai subjek pelajaran dan guru hanya

sebagai fasilitator. Pembelajaran dengan KBK dan KTSP, dari segi penilaian

juga memperhatikan tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik,

sedangkan bagian yang disempurnakan dari KBK adalah pemberian mata

pelajaran muatan lokal yang di susun oleh sekolah untuk mengembangkan

potensi yang ada pada sekolah tersebut.

Sekolah menyesuaikan dan menyusun kurikulum untuk

mengakomodasi semua potensi yang ada pada siswa, sekolah dan daerah,

sehingga potensi-potensi tersebut diharapkan dapat berkembang secara

optimal dan dapat meningkatkan kualitas sekolah. Program keahlian yang

dibuka SMK Kristen Salatiga terdapat 4 Program Keahlian yang meliputi

Program Keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, serta

Multimedia. Penyusunan Program Keahlian tersebut juga disesuaikan

adanya permintaan output lulusan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Hal yang membedakan SMK Kristen Salatiga dengan SMK lainnya

adalah pada pengembangkan muatan lokal yang ada di sekolah tersebut.

Muatan lokal yang ada di SMK Kristen meliputi Bahasa Jawa, Mengetik,

Mesin Bisnis, serta mengelola mesin modal, dimana pengembangan

muatan lokal tersebut telah disesuaikan dengan potensi dari sekolah serta

Dunia Usaha dan Dunia Industri.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KTSP di

SMK Kristen Salatiga

a. Persiapan sekolah dalam melaksanakan KTSP

Persiapan yang dilakukan sekolah dalam mempersiapkan

pelaksanaan KTSP adalah sekolah mengadakan sosialisasi kepada

guru tentang KTSP. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

mempersiapkan guru dalam menghadapi perubahan kurikulum

dari KBK menjadi KTSP. Sosialisasi ke kepala sekolah melalui dinas

dalam pertemuan-pertemuan penting yang diadakan pemerintah

kepada masing-masing perwakilan sekolah, adapun hal tersebut

berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber G4. Berikut

petikan wawancaranya.

Petikan 1

P : Bagaimana sosialisasi yang dilakukan pemerintah

berkaitan dengan KTSP?

G4 : Sebelum pelaksanaan KTSP, kepala sekolah mengikuti

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

31

sosialisasi di tingkat propinsi untuk pemberlakuan KTSP.

Waktu itu Kepala sekolah yang melaksanakannya di solo,

setelah itu mengundang tim pengolah kurikulum dari

sekolah. Waktu itu pak WY di hotel asia solo. Jadi

memang ada sosialisasi sebelumnya dari pemerintah.

Sosialisasi yang dilakukan sekolah kepada guru-guru di SMK

tersebut tidak hanya dilakukan dalam rapat bersama. Sosialisasi

juga dilakukan dengan menginformasikan secara personal yakni

dari guru ke guru, seperti petikan wawancara di bawah ini.

Petikan 2

P : Pernahkah ada review dari sekolah berkaitan dengan

evaluasi pembelajaran KTSP?

G2 : Evaluasi biasanya dilakukan tidak secara global, tetapi

secara personal.

Petikan 3

P : Untuk kurikulum sebelum KTSP, ibu pernah mengetahui?

G1 : Belum, karena jadi guru itu sebenarnya bukan bidang

saya, Saya bukan berasal dari lulusan FKIP. Jadi guru itu

bukan impian saya. Awalnya ada lowongan pekerjaan,

saya diterima, dan saya senang jadi saya jalani. Sehingga,

awal saya belajar KTSP dan hal yang berkaitan dengan

pengajaran itu saya belajar otodidak disini, setelah saya

menjadi guru baru mengerti, ternyataseperti ini

kurikulumnya.

P : Sebelumnya, ibu pernah diberikan mengenai panduan

KTSP atau mungkin buku berkaitan dengan KTSP bu?

G1 : Dulu pernah dipinjami buku dari guru lain, jadi itu

merupakan kumpulan dari silabus-silabus KTSP.

P : Kalau yang anda tahu sendiri, KTSP itu sebenarnya

kurikulum yang bagaimana bu?

G1 : Detail KTSP saya tidak begitu mengerti, cuman selama

saya mengajar selama ini sesuai yang saya bisa, saya

tahu, dan saya bandingkan dengan guru-guru lain juga.

Prinsipnya apakah anak-anak bisa menerima dan mereka

bisa menikmati menerimanya tanpa tekanan, itu yang

saya lakukan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

32

Hasil wawancara diatas terlihat bahwa sekolah dalam

menginformasikan KTSP tidak hanya melalui rapat formal saja,

akan tetapi juga melalui guru ke guru. Selain itu, sekolah juga

mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti pelatihan atau

seminar guna mempersiapkan guru-guru dalam melaksanakan

proses belajar mengajar (PBM) yang berdasarkan KTSP. Guru yang

mendapatkan pelatihan atau sosialisi, kemudian men-share kan

hasil yang sudah didapatnya berkaitan dengan KTSP kepada

teman-teman yang lain melalui suatu pertemuan yang diadakan

sekolah.

b. Perencanaan Pembelajaran

Guru dalam melaksanakan pembelajaran, perlu menyusun

silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

tersebut disusun untuk menggambarkan prosedur pembelajaran

yang akan berlangsung di kelas. Berikut petikan wawancara

dengan guru sebagai narasumbernya.

Petikan 4

P : Ketika ibu mengajar, apakah yang harus dipersiapkan?

G2 : RPP itu jelas, absensi siswa, agenda mengajar, modul atau

buku paket, alat peraga digunakan kalau kita mengajar

membutuhkan alat peraga.

P : Pernahkah berperan untuk membuat silabus?

G2 : Saya belum pernah, tetapi pada saat MGMP antar guru

se-Salatiga kita bicarakan di situ, ada teman yang ikut

seminar di semarang kemudian dia share kan ke guru-

guru salatiga agar mempunyai suatu kesepakatan yang

sama.

Petikan 5

P : Apakah yang anda persiapkan sebelum melaksanakan

pembelajaran?

G3 : Persiapannya tentu saja RPP, tapi RPP itu sudah dibuat

dahulu sebelum proses pembelajaran.

P : Apakah ibu ikut berperan dalam membuat silabus?

G3 : Silabus itu dibuat secara kolektif, jadi bersama-sama

dengan guru yang lain, kadang kami sering melihat

silabus dari teman kami yang berbeda sekolah dalam

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

33

pertemuan MGMP.

P : Seberapa dalam komponen di dalam silabus yang ibu

pahami?

G3 : Komponen ya, kan di silabus itu ada Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator-indikator, jadi sebenarnya

silabus itu penjabaran dari KD, ingin dibawa kemana

pembelajaran itu.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan narasumber

terlihat bahwa semua guru melaksanakan persiapan sebelum

pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP dilaksanakan secara

bersamaan. Silabus disusun berdasarkan rapat bersama, dan RPP

disusun secara individual oleh masing-masing guru untuk

melaksanakan perencanaan proses pembelajaran selama 1 tahun

ke depan.

Silabus dan RPP merupakan kedua hal yang tidak bisa

dipisahkan, karena saling berkaitan satu sama lain. Silabus

merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar ke dalam indikator-indikator materi pembelajaran.

Penyusunan RPP tentu juga harus memperhatikan silabus yang

telah dibuat. RPP merupakan perencanaan jangka pendek yang

dilakukan guru untuk merencanakan apa saja yang harus

dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Semua guru di SMK Kristen Salatiga telah menyusun silabus

dan RPP pada awal tahun pelajaran. Penyusunan ini dilakukan

secara bersama dalam rapat bersama anggota sekolah.

c. Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan ketiga guru dalam

penelitian ini bervariasi. Berikut petikan wawancara dengan ketiga

narasumber.

Petikan 6

P : Ketika ibu mengajar, ibu sering menggunakan metode

apa?

G1 : Paling sering ceramah, pernah juga tugas kelompok, jadi

saya berikan masalah untuk didiskusikan di kelompok,

karena dengan begitu saya berpikir bahwa dalam satu

kelompok, mereka bisa saling melengkapi, yang tidak

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

34

mengerti bisa diajarkan dari yang mengerti. Karena hanya

dengan penjelasan guru, terkadang siswa kurang

mengerti, akan tetapi dengan teman sebayanya mereka

jauh lebih mengerti.

P : Untuk metode-metode lain ibu pernah mencoba?

G1 : Belum pernah. Kalau saya melihat kondisi dan waktu dalm

kelas juga, kebetulan saya dapatnya kelas 1.1 yang seperti

itu. Dibuat dengan metode-metode lainnya, saya juga

harus berpikir 2x. bisa atau tidak. Kan karakter anaknya

yang seperti itu semua, jadi mereka lebih cenderung

dituntun. Dulu saya juga pernah membaca dan

mempelajari buku dari G3 tentang metode belajar.

Petikan 7

P : Selama ini guru mengajarkan matematika bagaimana?

S3 : Pasti ditulis di papan, memberikan ceramah, latihan soal.

P : Tapi pernah tidak dari ketiga guru itu menggunakan

diskusi ?

S3 : Pernah dulu, G3.

P : Kalau ketika diskusi terjadi, yang kamu dapatkan dari sana

apa?

S3 : Seru, ramai, selain itu kalau kita sudah paham, nanti bisa

membantu teman yang tidak bisa.

Berdasarkan wawancara diatas dapat ditemukan bahwa guru

melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi, misalnya diskusi kelompok, serta

menggunakan pendekatan kontekstual yang dihubungkan dengan

keadaan atau kegiatan sehari-hari sehingga siswa dapat lebih

memahami materi. Ada pula guru yang menggunakan metode

ekspositori yang dipadu dengan metode drill dan diskusi

kelompok. Pemilihan metode pembelajaran yang ditetapkan guru

biasanya ditentukan oleh materi yang sedang dipelajari dan

berdasarkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

serta kondisi siswa.

Metode yang digunakan guru juga membuat siswa merasa

senang dan tertarik dengan diskusi dan pendekatan kontekstual

karena siswa belajar dari proses untuk mendapatkan konsep.

Interaksi antar siswa memberikan dampak positif, yaitu adanya

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

35

kerjasama di antara mereka serta dapat lebih mengenal teman

satu sama lain.

Pembelajaran berdasarkan KTSP menekankan pada keaktifan

siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi

yang dimilikinya secara optimal sehingga terbentuk kompetensi

yang diinginkan. Penting karenanya guru harus merancang

pengalaman belajar peserta didik, hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara menerapkan strategi belajar mengajar yang efektif

dan kondusif yaitu dengan memilih metode, media, serta alat

pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga siswa dapat

terlibat aktif dalam pembelajaran.

Guru-guru SMK Kristen bervariasi didalam menggunakan

metode. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan

materi yang dipelajari. Kesesuaian antara materi dengan metode

akan menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) efektif dan

dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Metode yang biasanya

guru gunakan adalah metode ekspositori, metode pemberian

latihan soal (drill). Guru masih menggunakan metode ekspositori

dengan alasan siswa belum dapat untuk diajak berdiskusi sehingga

apabila guru menerapkan metode diskusi, siswa kesulitan hingga

menimbulkan kegaduhan, tentu saja hal tersebut akan menyita

waktu, akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.

d. Media Pembelajaran

Media atau alat peraga merupakan salah satu bagian yang

mendukung suksesnya pembelajaran. Penggunaan media dan alat

peraga yang tepat dapat memudahkan siswa memahami materi.

Berikut petikan wawancara peneliti dengan guru matematika

berkaitan media dalam pembelajaran.

Petikan 8

P : Ibu pernah memanfaatkan media LCD untuk

pembelajaran? Dalam materi apa?

G1 : Fungsi.

P : Respon ke siswa bagaimana?

G1 : Karenakan untuk fungsi saya memanfaatkannya grafik,

dan saya memanfaatkan apikasi maple. Ketika kita

memasukan angka daam maple maka fungsi muncul,

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

36

Siswa kagum melihatnya, karena ada program yang begitu

dimasukan fungsi, grafik akan langsung keluar, padahal

kalau mereka mengerjakan soal fungsi mereka harus

menghitung terlebih dahulu koordinat x, y.

Petikan 9

P : Apakah anda menggunakan media pembelajaran untuk

menunjang PBM?

G2 : Kebetulan saya tidak mengajar di kelas 2, saya mengajar

di kelas 1. Biasanya anak-anak saya minta untuk

membuat kelompok, kemudian dibagi per kelompok-

kelompok, karena mereka di SD, SMP sudah dapat, di

SMK ini kan mereka tinggal mengulang. Jadi anak-anak

saya libatkan dalam membuat media pembelajaran,

saya minta anak-anak untuk membuat kubus, kemudian

presentasi di depan kelas.

Pendapat lain mengenai media pembelajaran juga

dikemukakan oleh narasumber G3 yang mempunyai pandangan

agak berbeda dengan G1 dan G2. Berikut petikan wawancaranya.

Petikan 10

P : Bagaimana sekolah menyediakan media pembelajaran

yang menunjang PBM?

G3 : Yang sering digunakan adalah LKS, yakni lembar

kegiatan siswa. Media pembelajaran yang disediakan

sekolah itu hanya bangun ruang, selebihnya tergantung

dari guru yang membuat, dan bukan sekolah yang

menyediakan, mungkin untuk pembelajaran setingkat

SMK tahap berpikirnya sudah abstrak, jadi media

pembelajarannya sudah tidak berbentuk kebendaan.

G3 : Karena untuk SMK, pembelajaran matematikanya lebih

ke terapan ya, bukan ke konsep, jadi mengatasi masalah

anak yang kurang memahami konsep, mungkin lebih

banyak latihan soal, karena mereka penerapan, yang

kita gunakan adalah matematika terapan.

Guru-guru di SMK Kristen memanfaatkan media di dalam

melakukan kegiatan pembelajaran, walaupun tidak semua materi

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

37

menggunakan media. Pembuatan media dilakukan guru dengan

melibatkan siswa. Guru juga lebih memilih lingkungan sekitar

sebagai media pembelajaran, dengan demikian guru tidak hanya

menggunakan buku sebagai sumber belajar melainkan juga

memanfaatkan lingkungan. Namun masih ada guru yang belum

menggunakan media atau alat peraga karena beliau

menitikberatkan pada hasil ujian akhir sehingga cara mengajarnya

pun lebih kepada pemberian latihan-latihan soal.

e. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah salah satu faktor pendukung

pembelajaran. Berikut adalah petikan wawancara peneliti dengan

beberapa narasumber.

Petikan 11

P : Sumber belajar yang ibu gunakan itu biasanya berupa

hand out atau bagaimana?

G1 : Di sekolah tidak meminjamkan buku, mungkin karena

bukunya terbatas, jadi sekolah tidak meminjamkan, selain

itu siswa di sekolah kami kurang tanggung jawabnya. Jadi

sekolah hanya meminjamkan buku bagi yang mau pinjam.

Makanya kelemahannya siswa yang malas tidak akan

pinjam buku.

P : Kalau untuk sumber belajar berupa internet, pernahkah

memanfaatkan?

G1 : Kalau untuk matematika belum pernah.

P : Kalau referensi yang ibu manfaatkan selain dari sekolah itu

apa?

G1 : Referensinya, saya menggunakan buku SMA itu iya, selain

itu juga internet.

Petikan 12

P : Bagaimana penggunaan Sumber belajar yang ibu

gunakan?

G1 : Kalau sumber belajar kurang, saya lebih sering browsing,

karena kalau memanfaatkan buku, keanekaragaman

untuk soalnya terbatas, jadi saya lebih sering

memanfaatkan browsing-browsing. Karena saya juga tidak

suka jika mereka hanya saya minta melihat buku, terus

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

38

saya jelaskan, itu tidak efektif, karena mereka juga kurang

memahami, jadi mereka lebih suka saya menjelaskan

kemudian mencatat. Fungsi buku saya manfaatkan untuk

tugas. Mengambil buku di perpustakaan untuk

mengerjakan tugas.

Petikan 13

P : Apakah sumber belajar yang digunakan selain guru?

G2 : Karena buku di perpustakaan banyak, jadi saya

memanfaatkan itu, agar anak mau mengunjungi

perpustakaan. LKS selama ini memang saya gunakan tetapi

setelah saya melihat urutan materinya tidak sama, kan

anak rugi jika membelinya. LKS yang dibuat diluar tidak

sesuai dengan urutan dari materi yang akan kita ajarkan,

misalnya saja materi kelas 1 diletakan di kelas 2, yang

kelas 2 justru diletakan di kelas 1. Kalau begitu kan saya

bingung. Biasanya setelah itu saya cek terlebih dahulu,

kalau sesuai, saya beli, jika tidak, saya tidak beli. Karena

ada banyak buku di perpustakaan yang belum

dimanfaatkan juga.

P : Apakah sumber belajar yang disediakan sekolah dirasa

sudah cukup?

G2 : Kalau sumber belajarnya saya rasa cukup, kalau saya ingin

menambah materi saya pakai referensi lain, referensi-

referensi yang lama yakni kurikulum 94, kalau itu masih

relevan saya masih menggunakan, karena sumber belajar

yang sekarang ini isinya singkat, justru malah lebih bagus

sumber belajar yang dulu, penjelasannya lengkap,

sedangkan yang sekarang banyak dikurangi isinya. Sumber

belajar biasanya saya dapatkan dari bantuan balai pustaka.

P : Apakah anda memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari sumber lain melalui internet?

G2 : Kalau matematika belum pernah, karena tugas yang saya

berikan masih berhubungan dengan penguasaan materi.

Belum ada manfaatnya yang internet, melalui sumber

belajar yang kita punya saja anak-anak bisa melihat dari

hal itu.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

39

Petikan 14

P : Sumber belajar apakah yang digunakan dalam

pembelajaran selain guru?

G3 : Sejauh ini sumber belajar pasti berupa buku, apakah itu

buku dari perpustakaan atau buku pegangan saya sendiri.

P : Selain itu ibu pernah memanfaatkan sumber lain?

G3 : Internet untuk mengambil soal

Petikan 15

P : Pernah tidak mendapat tugas berkaitan dengan internet?

S2 : Dulu pernah dari G3, waktu kelas 2 ketika ujian. Remidi

tugas mencari di internet, yang remidi banyak.

Berdasarkan hasil wawancara nampak bahwa sumber belajar

yang digunkan adalah buku, siswa, serta lingkungan, sedangkan

dari hasil observasi diperoleh data bahwa guru memenfaatkan

siswa untuk menjadi sumber belajar melalui tutor sebaya.

Semua guru SMK menggunakan sumber belajar berupa buku

ajar, yaitu buku yang ada di perpustakaan, tak jarang buku

tersebut dijadikan buku ajar karena isinya yang sesuai dengan

karakteristik KTSP, yaitu mengajak siswa aktif dan mengaitkan

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru

matematika juga memanfaatkan siswa sebagai sumber belajar,

yaitu dengan adanya tutor sebaya. Beberapa guru juga berinisiatif

memberikan siswa tugas untuk mencari sumber belajar melalui

internet.

f. Penilaian

Hasil penilaian merupakan salah satu bahan evaluasi

pembelajaran. KTSP merupakan kurikulum yang menghendaki

ketuntasan dalam belajar. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

merupakan salah satu standar penilaian dalam KTSP. Penentuan

KKM diserahkan pada masing-masing sekolah. Berikut ini adalah

petikan wawancara peneliti dengan beberapa narasumber

mengenai penilaian.

Petikan 16

P : Kalau untuk penilaian iti bagaimana bu?

G1 : Penilaian, kalau untuk satu bab biasanya tugas, ulangan,

selain itu saya juga menilai kepribadian siswa, misalnya di

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

40

rata-rata dari nilai tugas, nilai ulangannya mungkin hanya

dapat 6, sedangkan anak B yang kepribadiannya lebih

jelek justru mendapatkan nilai 7. Maka saya tidak akan

segan-segan untuk menaikan anak yang nilainya 6 jadi 7.

Sehingga kepribadian anak itu memang berpengaruh.

P : Kepribadian itu, maksudnya yang seperti apa bu?

G1 : Lebih pada keaktifan, kalau anak ini aktif di kelas,

memperhatikan di kelas, sikapnya baik. Sekarang karakter

siswa itu dapat niai plus, jadi saya masukan dalam nilai

akhirnya.

P : Kalau prosentase dari penilaian itu bagaimana?

G1 : Kalau yang sering saya pakai, tugas dan ulangan saya

berikan 60%, sedangkan TAS hanya 40%, kenapa? karena

saya melihat ketika ulangan harian, saya menunggu tes itu

sendiri, jadi saya tahu, anak ini memang tidak bisa, kalau

yang itu bisa. Hanya kalau untuk TAS itu tergantung juga

dari pengawasnya. Ada pengawas yang tidak peduli,

“mencontek urusanmu, tidak ya urusanmu” seperti itu,

jadi saya lebih suka nilai ulangan harian itu yang nilai

bobotnya lebih tinggi, karena saya tahu, kemampuan dari

beberapa anak memang mampu, dan ada yang kurang

mampu.

P : Jadi nilai untuk tugas, berapa persennya dari ulangan?

G1 : Kalau nilai tugas saya rata-rata dengan ulangan harian.

P : Kalau untuk materi ulangannya ibu ambil per sub bab,

atau bagaimana?

G1 : Per sub bab saja.

P : Untuk ulangan harian, misalkan ada siswa yang tidak

tuntas, bagaimanakah dengan remidinya?

G1 : Remidi yang saya berikan biasanya dengan soal yang lebih

mudah, tapi bobot nilai maksimalnya tidak seratus, Karna

nilai ulangan harian yang pertama nilai maksimalkan pasti

seratus, cuman nanti untuk remidinya nilai maksimalnya

adalah 80 yang saya gunakan, jadi bobotnya berbeda.

P : Untuk matematika, KKM nya berapa bu?

G1 : 70.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

41

Petikan 17

G3 : Untuk pembelajaran matematika, aspeknya lebih ke

kognitif, jadi untuk psikomotorik dan afektif hanya

pendukung saja, titik beratnya lebih ke kognitifnya.

Petikan 18

P : Kalau tes harian, pasti ada remidi?

S1 : Tidak pasti, tergantung gurunya. Tapi, kalau G1

memberikan remidi rutin. Karena remidi itu untuk katrol

nilai, pasti di kejar-kejar terus, waktu dulu saya pernah

kurang 1 tugas, dikejar terus sampai rapotku untuk nilai

matematikanya tidak diisi.

Hasil wawancara tersebut terlihat bahwa penilaian yang

dilakukan guru mencangkup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ranah kognitif dinilai melalui post test, ulangan

harian, tugas. Ranah afektif dinilai berdasarkan sikap siswa ketika

mengikuti pembelajaran, misalnya keaktifan, respon, tingkah laku

ketika mereka bekerja dalam kelompok untuk menemukan suatu

konsep dengan pendekatan kontekstual atau ketika pembelajaran

secara klasikal. Ranah psikomotorik dinilai ketika siswa bekerja

dalam kelompok untuk menemukan suatu konsep.

Guru tidak segan-segan dalam mengadakan remidi bagi siswa

yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Guru

mengadakan remidi, tidak hanya remedial mengajar akan tetapi

juga remidi tes.

g. Siswa

Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa guru sudah beralih

ke pembelajaran yang berpusat pada siswa, walaupun guru masih

menyampaikan materi, namun setidaknya siswa sudah mulai aktif

dalam pembelajaran misalnya dengan diskusi, seperti yang

diungkapkan oleh narasumber. Berikut petikan wawancaranya.

Petikan 19

S2 : Dulu pernah, kalau bisa menjawab soal dapat hadiah uang.

kalau begitu yang sering maju yang pintar.

P : Pernah tidak dulu waktu guru mengajar, memberikan

kesempatan kalian berpendapat?

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

42

S2 : Pernah, dulu saya juga pernah.

Petikan 20

P : Selama ini guru-guru pernah memberikan kesempatan

untuk mengeluarkan pendapat?

S3 : Pernah, berpendapat cara mengajar guru, jangan terlalu

cepat ketika mengajar.

P : Terus tanggapannya bagaimana?

S3 : Ya senyum, keudian mengucapkan “ya . . . ya . . . ya . . .”

Hasil observasi yang dilakukan peneliti yakni, pada awal KBM

dimulai, guru memang menyampaikan tujuan pembelajaran serta

motivasi untuk memacu siswa. KBM yang dilakukan guru memberi

kesempatan siswa untuk berpendapat. Guru juga meminta

siswanya untuk maju ke depan dan mempresentasikan jawaban

dari pekerjaan mereka guru melakukan interaksi dengan siswa

melalui pertanyaan-pertanyaan, selain itu guru berkeliling untuk

melihat pekerjaan siswa serta membimbing, jika ada siswa yang

mengalami kesulitan.

Kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran sebenarnya

tergantung dari apa yang telah dilakukan oleh guru, apabila guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat, secara

tidak langsung guru membuat siswa aktif di kelas, namun

sebaliknya jika guru hanya menyampaikan materi melalui ceramah

maka siswa akan pasif, mencatat, dan mengerjakan soal. Memberi

kesempatan pada siswa untuk berpendapat, akan membantu

siswa mendapatkan kompetensi yang di harapkan.

Observasi yang dilakukan menunjukan, ketika guru mengajar

guru tak jarang memanfaatkan siswa sebagai sumber belajar, hal

ini dapat terlihat ketika ada siswa yang berdiskusi merundingkan

materi yang diberikan guru, siswa terlihat saling mengajari satu

sama lain, ini menunjukan adanya tutor sebaya.

Kelas yang diberi metode drill juga terliha sama, siswa dalam

kelas tersebut terlihat aktif karena guru selalu melibatkan siswa,

yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa,

meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas dan

menjelaskannya.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

43

Pembelajaran KTSP yang terjadi di kelas harus terjalin

kerjasama antara guru dan siswa guna mewujudkan kompetensi

siswa seperti yang telah ditetapkan. Guru menyampaikan materi

dengan metode yang bervariasi serta menjadi fasilitator bagi

siswa, dan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga ada timbale

balik guru dengan siswa.

h. Orang Tua

Keberhasilan siswa dalam belajar tidak lepas dari dukungan

orang tua. Berikut petikan wawancara peneliti dengan siswa SMK

Kristen Salatiga tentang bentuk dukungan orang tua terhadap

belajar siswa.

Petikan 21

P : Bagaimana bentuk dukungan orang tua untuk mendukung

prestasi?

S1 : Bukannya bagaimana ya, tapi orang tua tidak begitu

mengerti, kita kan sudah SMK, jadi orang tua lebih percaya

penuh dengan kita, dukungannya dalam bentuk doa dan

materi. Belajar saja, jadinya inisiatif kita sendiri.

Petikan 22

P : Dulu orang tua memberikan dukungan ke prestasi

bagaimana?

S2 : Meminta kita untuk belajar. Dulu waktu SMA kelas satu

pernah mengikuti les matematika, bahasa inggris.

Petikan 23

P : Selama ini, bagaimana bentuk dukungan orang tua yang

diberikan untuk meningkatkan prestasi?

S3 : Sekolah kita dibiayai, fasilitas komputer diberikan, kalau

ada tugas perlu biaya, saya minta orang tua.

Berdasarkan wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

dukungan orang tua juga berperan dalam keberhasilan

pembelajaran. Memberikan fasilitas, perhatian, dorongan dapat

menumbuhkan semangat siswa untuk berprestasi.

Salah satu karakteristik KTSP adalah peran orang tua dalam

mendukung kegiatan belajar siswa. Dukungan dari orang tua

menjadikan siswa merasa diperhatikan, sehingga akan tergerak

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

44

untuk berprestasi. Lain halnya jika orang tua tidak memberikan

dukungan terhadap prestasi anak, maka siswa akan mencari

perhatian dengan menimbulkan kegaduhan. Siswa SMK Kristen

salatiga mendapat dukungan orang tua berupa fasilitas, perhatian,

semangat untuk berprestasi.

2. Kendala-Kendala yang dialami Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Matematika Berdasarkan KTSP di SMK Kristen Salatiga

a. Kendala yang berkaitan dengan guru dalam pembelajaran

matematika

Berikut petikan wawancara dengan beberapa narasumber

mengenai kendala yang berkaitan dengan guru.

Petikan 24

P : Kendala dalam menyusun Silabus dan RPP?

G1 : Karena saya bukan dari pendidikan, sebenarnya isi RPP

apa saja, kemudian dalam menyusun silabus itu

bagaimana, memang terus terang kesulitan, karena tidak

dapat bekal dari kuliah, selama ini saya hanya tanya G1,

G3, download, kalau tidak saya bertanya dengan guru dari

SMK lain.

Petikan 25

P : Kendala yang anda hadapi dalam menyusun RPP dan

silabus?

G2 : Silabus waktu nya sudah ditentukan dari sana, misalnya 36

jam. Waktu kita tidak sampai 36 jam, permasalahannya

bagaimana menyesuaikannya itu, kita tahu kalau 1 kali

pertemuan di kelas 2 x 45 menit, dan memadatkan materi

itu yang kesulitan, setelah materi ini saya harus

bagaimana. Saya berpikir, yang sering keluar di ujian

nasional itu yang saya tekankan, sedangkan yang tidak

sesuai dengan ujian nasional, kadang tidak begitu saya

tekankan. Sedangkan, kendala dalam membuat RPP ada di

pelaksanaannya yang tidak bisa tepat waktunya.

Berdasarkan wawancara diatas, dapat terlihat bahwa guru

masih mengalami kendala dalam menyusun RPP, selain itu guru

juga kesulitan dalam mengelola kelas dan waktu tidak sesuai

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

45

dengan rencana pembelajaran, hal tersebut membuktikan bahwa

guru perlu untuk meningkatkan kemampuan professionalnya.

b. Kendala yang berkaitan dengan siswa dalam pembelajaran

matematika

Kendala ini berkaitan dengan ketidaksiapan anak mengikuti

pembelajaran. Di bawah ini adalah petikan wawancaranya.

Petikan 26

P : Selama ini ketika belajar, bisa dijelaskan kendala apa aja

yang ditemui?

S1 : Malas, seperti tidak ada kemauan. Kalau jujur saya itu

anaknya lemah dalam berhitung, dulu pernah tes IQ,

hasilnya saya lemah sekali di bidang berhitung, jadi saya

kurang minat di berhitung, itu sebabnya saya seperti

kurang minat di matematika, kimia, fisika. Tapi kalau saya

focus memperhatikan, ternyata saya bisa. Kadang dalam

hati bangga, senang, sampai teman-teman bilang “kok

pinter ya” teman saya ada yang bilang seperti itu mbak,

ternyata kalau memperhatikan saya bisa.

Petikan 27

P : Apakah pernah mengalami kendala dalam mengikuti

pembelajaran?

S3 : Paling selama ini malas, kalau badan sedang tidak enak,

pusing, jadi tidak bisa konsen, selain itu biaya paling

menjelang tes itu.

P : Cara mengatasi nya bagaimana kalau sudah malas?

S3 : Biasanya menenangkan diri, menghilangkan stress, pusing

ya dengan jalan-jalan dengan teman.

Pelaksanaan pembelajaran KTSP menuntut siswa untuk aktif

dalam PBM, guru hanyalah sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil

observasi, peneliti menemukan bahwa penyebab siswa yang

mengalami kesulitan belajar ketika KBM adalah karena siswa tidak

melakukan persiapan dengan baik dan minat siswa, hal tersebut

tentu saja berdampak pada kelas, karena siswa tersebut mencari

perhatian dengan membuat kegaduhan dalam kelas.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

46

c. Kendala yang berkaitan dengan fasilitas pendukung dalam

pembelajaran matematika

Fasilitas pendukung merupakan salah satu faktor yang dapat

menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Fasilitas

yang memadai tentunya diharapkan dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang lancar.

Petikan 28

P : Bagaimana persiapan dengan sarana dan prasarana?

G4 : Untuk laboratorium, kita ada ketua-ketua lab yang

nantinya bertanggung jawab mengurus lab, misalkan saja

G2 sebagai ketua lab mengetik, memanggil tukang servis

untuk menyervis mesin ketik. Sehingga ketika liburan

selesai mesin ketik sudah siap di gunakan. Selain itu kita

punya banyak lab, misalkan saja lab yang letaknya diatas

ruang guru, lab multimedia yang dilengkapi dengan interet,

kalau yang dibelakang ruang guru adalah lab khusus untuk

pembelajaran komputer yang tidak ada kaitannya dengan

internet, jadi mereka memanfaatkan excel, word, accses,

kita punya 3 lab.

Petikan 29

S1 : Ada, tapi tidak lengkap, misalnya aja busur, penggaris,

papan berkotak yang untuk gambar, kalau misalnya

membawa alat peraga geometri itu bisa diambil di kantor.

Fasilitas di dalam kelas itu kurang spidol, kita harus

membawa sendiri.

Petikan 30

P : Bagaimana media yang disediakan sekolah?

S1 : Cukup, sekarang begini, kadang ada temen yang tidak

dapat komputer karena fasilitas komputernya kurang.

Sampai ada siswa yang mengatakan seperti ini “wah

percumah membayar mahal-mahal, tidak dapat komputer,

lebih baik pulang saja”, pasti begitu, tapi ya reaksi gurunya

biasa saja.

Petikan 31

S3 : Sepertinya jarang, paling seperti penggaris untuk papan

tulis, perlengkapan seperti busur, jangka yang di kelas saja

sekarang sudah pada hilang.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

47

Berdasarkan wawancara diatas dapat dikatakan bahwa

perlengkapan kelas masih belum lengkap, misalnya busur,

penggaris dan papan berkotak sehingga untuk menggambar grafik,

bangun datar dan bangun ruang masih mengalami kesulitan. Selain

itu, pemanfaatan multimedia dengan jaringan internet masih

terbatas sekali, sehingga pemanfaatannya masih belum maksimal.

d. Analisis data

Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

berdasarkan KTSP antara lain ada anak yang belum siap dalam

melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan KTSP, sehingga

yang mereka lakukan adalah menarik perhatian guru seperti tidur

dikelas, tidak memperhatikan, dan berusaha untuk membuat

kegaduhan dikelas.

Kendala lain berkaitan dengan kemampuan guru dalam

mengelola kelas. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan KBM yang

tidak berjalan sesuai dengan RPP yang dirancang guru tersebut.

RPP yang telah disusun menjadi tidak sesuai dengan kenyataan,

karena ada beberapa komponen dalam RPP yang terlewatkan,

misalnya pretest, posttest, apersepsi, atau metode pembelajaran

yang tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Selain itu masih

terdapat guru yang mengajar dengan menggunakan satu metode,

yaitu metode ceramah. Hal ini dikarenakan guru menganggap

siswa belum mampu untuk diajak berdiskusi. Guru juga belum

memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan sekolah, misalnya

LCD, Laptop sebagai media pembelajaran yang dapat membantu

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Guru juga mengalami kendala lain berkaitan dengan

kemampuan guru dalam internet, kurangnya kemampuan guru

dalam hal internet menjadikan guru takut untuk memberikan

tugas yang berhubungan dengan internet. Padahal, di internet

banyak terdapat hal-hal yang berkaitan dengan matematika,

contohnya adalah materi pembelajaran, media pembelajaran,

serta permainan matematika yang dapat dijadikan simulasi dalam

proses pembelajaran. Terbatasnya fasilitas sekolah juga menjadi

kendala yang dihaapi sekolah. Kendala ini berkaitan dengan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

48

masalah pendanaan. Ada beberapa kelas yang perlengkapannya

belum terpenuhi.

3. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala

Guru, siswa, serta sekolah melakukan beberapa usaha untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Usaha yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Usaha Guru untuk mengatasi kendala

KTSP merupakan kurikulum baru yang didalamnya

menetapkan adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa

yang siap terhadap hal itu tidak menjadi kendala, namun bagi

siswa yang belum siap hal tersebut menjadi kendala. Kendala bagi

siswa adalah juga kendala bagi guru. Untuk mengatasinya guru

telah melakukan berbagai usaha, dibawah ini merupakan petikan

wawancara dengan guru.

Petikan 32

G1 : Paling sering ceramah, tugas kelompok, jadi mereka saya

berikan masalah untuk nanti didiskusikan di kelompok,

karena dengan begitu saya berpikir dalam 1 kelompok

mereka bisa saling melengkapi, yang tidak mengerti bisa

diajari oleh yang mengerti. Karena dengan penjelasan

guru, terkadang siswa kurang mengerti, justru dengan

teman sebayanya mereka jauh lebih mengerti.

Petikan 33

P : Kalau menghadapi anak yang tidak peduli terhadap

pelajaran matematika itu bagaimana? Cara mengatasi hal

itu?

G2 : Tentu saja ada anak yang seperti itu, yang dasar nya saja ia

tidak bisa, kalau kita kembali ke belakang, tentu saja akan

memakan waktu untuk mengajarinya. Sekarang materi

yang saya punya saat ini, siswa butuh apa. Misalnya untuk

materi sistem persamaan linear, berarti dia harus tahu

terlebih dahulu konsep-konsep dasarnya, masih kurang

memahami apa saja, jadi kita mengerti dan harus tetap

mendekatinya, kalau siswa tetap tidak peduli, kita

memberikan nilai dengan berat hati, kalau dia mulai aktif

ada perubahan, kita bisa memberikan nilai tuntas, biarpun

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

49

berhati-hati pasti dengan ikhlas juga. Tapi kalau anak itu

sudah tidak peduli, membuat tugas saja tidak mau, tetap

saja kita yang harus aktif, sebenarnya guru hanya sebagai

fasilitator, dan tidak menutup kemungkinan untuk

melakukan semua tugas itu. Jadi tidak hanya

membimbing, mendidik dan juga harus bisa mengarahkan.

Berdasarkan wawancara diatas terlihat guru berusaha

mengatasi perbedaan antara siswa yang siap dengan yang belum

siap dalam menghadapi KTSP adalah dengan metode diskusi, siswa

yang mampu membantu siswa yang belum mampu. Selain itu,

guru juga memberikan pelayanan individual kepada siswa yang

masih belum memahami materi pembelajaran ketika KBM

berlangsung. Pelayanan individual menjadikan siswa nyaman

dalam belajar, hal tersebut juga berguna untuk mengatasi

perbedaan kemampuan pada siswa.

b. Usaha Siswa untuk mengatasi kendala

Siswa melakukan berbagai cara untuk mengatasi kendala yang

dihadapi saat proses pembelajaran, berikut petikan

wawancaranya.

Petikan 34

P : Kalau kemarin saya dengar dari S1, guru kalau

memberikan tugas banyak sekali ya, mulai dari biayanya,

cara mengatasi nya bagaimana?

S3 : Kalau saya sih tidak begitu saya pikirkan berlebihan, saya

berpikir santai.Karena tugas sudah saya kerjakan terlebih

dahulu, jadi tidak menumpuk banyak. Pertama kalau ada

tugas aku kerjakan terlebih dahulu, nanti kalau ada

halangan apa-apa baru bertanya teman, kerja kelompok,

biasanya belajar kelompok kalau tidak dirumah saya, ya di

tempat teman.

Petikan 35

P : Menurut kamu menarik tidak pembelajarannya?

S1 : Kalau dengan ceramah membosankan, kalau dibuat

kelompok-kelompok diskusi dengan teman-teman tidak

malu bertanya, tidak tegang, enak bisa sambil bercanda

dan dijelaskan sedetail-detailnya.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

50

Wawancara yang dilakukan dengan narasumber diatas dapat

dilihat bahwa siswa berusaha untuk mengatasi berbagai kendala

yang mereka hadapi ketika proses pembelajaran, salah satunya

dengan bertanya dengan salah satu teman ketika ada materi yang

tidak dimengerti siswa. Usaha lainnya yang dapat dilakukan siswa

adalah dengan mengadakan belajar kelompok atau bertanya

kepada guru secara langsung ketika mengalami kesulitan dalam

belajar.

c. Usaha sekolah untuk mengatasi kendala

Sekolah mengatasi kendala dalam pelaksanaan KTSP dengan

melakukan beberapa usaha. Berikut petikan wawancaranya.

Petikan 36

P : Kendala dalam menyusun Silabus dan RPP?

G1 : Karena saya bukan dari pendidikan, sebenarnya isi RPP itu

apa saja, kemudian dalam menyusun silabus itu

bagaimana, memang terus terang kesulitan, karena tidak

dapat bekal dari kuliah. Saya mengetahui hal itu dari

bertanya dengan G2, G3, download, kalau tidak saya tanya

terlebih dahulu dengan guru dari SMK lain.

P : Tapi selama ini dalam menyusun silabus bagaimana bu?

G1 : Biasanya mengacu pada tahun kemarin.

Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa

dalam pelaksanaan KTSP masih terdapat beberapa guru yang

belum memahami KTSP, hal tersebut dikarenakan latar belakang

guru yang bukan berasal dari pendidikan, namun usaha yang

dilakukan guru tersebut adalah dengan bertanya langsung kepada

senior dan wakil ketua bidang kurikulum, serta melakukan

pendalaman dengan meminjam referensi dari sekolah berkaitan

dengan KTSP. Masalah yang berkaitan dengan dana

pengembangan dan penyediaan sarana prasarana, sekolah

menyiasatinya dengan melakukan pembangunan secara bertahap.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

51

D. Analisis Penelitian

Proses pelaksanaan pembelajaran matematika yang berbasis KTSP

merupakan proses pelaksanaan pembelajaran yang tujuannya untuk

pembentukan kompetensi matematika pada siswa. Pembentukan

kompetensi matematika pada siswa, dapat diperhatikan bukan hanya dari

nilai siswa yang tinggi, akan tetapi jika siswa mampu memahami

matematika dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah

matematika serta mampu mengembangkan matematika dalam berbagai

bidang.

Siswa harusnya dapat mencapai kompetensi tersebut dengan cara

guru melibatkan siswa secara langsung terhadap pembelajaran. Salah satu

cara untuk melibatkan siswa terhadap pembelajaran adalah dengan siswa

diajak untuk menemukan sendiri konsep matematika, siswa diminta untuk

berpendapat tentang materi yang sedang dipelajari, serta siswa diminta

dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Keterlibatan

siswa tersebut tentunya akan membuat siswa merasa memiliki

pengalaman matematika yang tidak hanya sekedar menghafal rumus, akan

tetapi siswa akan mampu menyerap ilmu yang mereka dapat, dan ilmu

tersebut tentunya akan bertahan lama.

Pembentukan kompetensi matematika siswa dapat pula didukung oleh

berbagai hal, misalnya metode mengajar, penggunaan media

pembelajaran, dan penilaian. Hal tersebut merupakan beberapa

komponen yang saling terkait dan dapat memaksimalkan proses

pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum saat ini.

Pelaksanaan KTSP yang berlaku di SMK Kristen salatiga dapat terlihat

dari aktifitas yang dilakukan guru, siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Guru dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran

memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang berpusat pada siswa,

media pembelajaran yang berfariasi, sumber belajar berupa buku dan

siswa melalui tutor sebaya, serta guru mampu untuk melakukan penilaian

yang berdasarkan 3 ranah yakni kognitif, afektif, serta afektif. Sekolah juga

melakukan berbagai cara untuk mensosialisasikan KTSP kepada guru, serta

siswa yakni melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas kota, rapat

berkaitan dengan kurikulum yang berlaku, melaksanakan pembekalan

kepada siswa berkaitan KTSP melalui kegiatan Masa Orientasi Siswa ketika

penerimaan siswa baru. Pelaksanaan yang sudah berjalan di SMK Kristen

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

52

Salatiga tentu tak semudah dibayangkan karena baik guru, siswa maupun

sekolah mengalami berbagai kendala.

Usaha guru, siswa, maupun sekolah yang selama ini telah di lakukan

untuk mengatasi kendala yang muncul dari pelaksanaan KTSP adalah guru

mengatasi ketidaksesuaian waktu pembelajaran dengan berusaha untuk

mengembangkan dan menyesuaikan materi ajar dengan waktu yang

tersedia. Kendala dari siswa diatasi dengan mengadakan belajar kelompok

dengan teman, serta bertanya pada guru secara langsung apabila ada

kesulitan dalam belajar, sedangkan kendala dari sekolah yakni sarana dan

prasarana diatasi dengan melakukan pembangunan secara bertahap. Cara

untuk mensukseskan KTSP dapat dilakukan dengan berbagai hal, berikut

akan dijabarkan temuan-temuan dalam penelitian, untuk kemudian di

kaitkan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang seharusnya dalam

KTSP.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah sosialisasi tentang KTSP.

Sekolah tentunya juga memainkan peranan penting di dalam proses

pelaksanaan pembelajaran, peranan tersebut salah satunya dapat

dilakukan dengan sosialisasi terhadap kurikulum yang sedang berlaku saat

ini. Berdasarkan hasil penelitian peneliti masih menemukan guru yang

belum dapat memahami tentang KTSP kaitannya dengan karakteristik

KTSP, penilaian KTSP, serta silabus yang merupakan komponen dari KTSP.

Bentuk sosialisasi untuk guru dapat dilakukan dengan mengadakan

seminar atau workshop berkaitan dengan KTSP. Baiknya workshop

tersebut juga membahas tentang karakteristik, komponen, serta penilaian

dalam KTSP. Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengirimkan

beberapa guru untuk mengikuti pelatihan kependidikan. Hasil dari

pelatihan tersebut dapat disampaikan pula dengan guru-guru yang lain.

Silabus juga merupakan komponen penting dalam KTSP. Silabus adalah

penjabaran dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus adalah pedoman atau

acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran agar tercapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, yakni terbentuknya kompetensi pada

siswa, apabila guru tidak memahami setiap komponen yang ada dalam

silabus maka dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Silabus harusnya dirancang sendiri oleh sekolah sesuai dengan potensi dan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

53

karakter sekolah sehingga KTSP yang digunakan SMK Kristen Salatiga

mempunyai ciri khas dan berbeda dengan sekolah lain.

Penilaian yang ada dalam KTSP berbeda dengan penilaian kurikulum

terdahulu yang hanya menekankan penilaian pada aspek kognitif.

Penilaian dalam KTSP memperhatikan pada tiga aspek, yakni kognitif,

afektif, dan psikomotorik. KTSP juga menghendaki adanya pretest,

posttest, dan remidi bagi siswa yang belum tuntas. Pretest merupakan

upaya untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, dengan

pretest guru dapat mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa.

Berdasarkan apa yang ditemui peneliti guru di SMK Kristen belum

melakukan pretest, oleh karenanya guru sebaiknya mulai mengadakan

pretest karena dengan adanya pretest secara tidak langsung siswa akan

terdorong untuk belajar pada malam sebelumnya, selain itu tentu akan

mempermudah proses pemahaman siswa karena siswa sudah membaca

sebelumnya. Posttest adalah tes kemampuan setelah penyajian materi.

Tujuan diadakan posttest untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat

memahami materi yang telah dipelajarinya. Hasil yang didapat dari

postteset dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pembelajaran hari

itu. Soal posttest pun tidak perlu banyak jumlahnya, akan tetapi harus

dapat mengukur kompetensi siswa.

Siswa juga memainkan posisi sentral dalam proses pembelajaran

matematika, sehingga sekolah perlu melibatkan siswa dalam sosialisasi

tersebut. Sosialisasi dapat dilakukan disela-sela Kegiatan Belajar Mengajar

atau dapat dilakukan di awal tahun pelajaran, yakni guru menyampaikan

peraturan dalam KBM berkaitan dengan KKM, penilaian dalam

pembelajaran, serta kegiatan siswa yang kaitannya dengan metode

mengajar guru. Sosialisasi tersebut dapat pula dilakukan ketika MOS (Masa

Orientasi Siswa), tujuannya tentu agar siswa tidak hanya mengerti tentang

KTSP, akan tetapi dapat memahami KTSP. Langkah-langkah tersebut

ditempuh agar siswa siap dengan pembelajaran berbasis KTSP.

Langkah kedua yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan

proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengajak siswa aktif

sehingga mempunyai pengalaman belajar matematika. Hal tersebut erat

kaitannya dengan proses pembentukan kompetensi. Proses pembentukan

kompetensi dapat dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat

secara aktif, sehingga melalui keaktifan tersebut siswa akan mampu

mengembangkan kompetensinya secara optimal.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...menjawab pertanyaan. B. Deskripsi Tempat Penelitian . Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga yang beralamatkan di Jalan Tentara Pelajar

54

Proses pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat

pula dilakukan dengan penggunaan metode pembelajaran oleh guru. Salah

satu metode pembelajaran yang mengajak siswanya untuk aktif adalah

metode kooperatif, metode penemuaan terbimbing. Guru dapat pula

melakukan pendekatan kontekstual, Problem Based Learning (PBL),

Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru membantu siswa untuk

menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dapat

mengajak siswa untuk berpikir kritis.

Langkah ketiga adalah evaluasi terhadap pelaksanaan KTSP. Evaluasi

tersebut adalah terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru,

yang erat kaitannya dengan kompetensi guru, kesiapan siswa, kesiapan

sumber belajar, media dan sarana pendukung lainnya. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi professional guru

masih belum maksimal, oleh karena itu sekolah perlu untuk mengambil

langkah mengatasi hal tersebut.

Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan pemenuhan

kebutuhan sarana pendukung pembelajaran. Di SMA Kristen Salatiga masih

ada beberapa sarana yang belum lengkap, misalnya laboraturium

matematika. Laboraturium tersebut tentu akan membantu dan

mendukung siswa dalam belajar dan bekerja matematika, namun jika

pemenuhan laboraturium tersebut elum terlaksana, guru tentunya dapat

mengajak siswa untuk berkunjung ke sekolah atau universitas terdekat

yang mempunyai laboraturium. Pemenuhan yang lain adalah alat tulis

yang berkaitan dengan matematika, misalnya penggaris, busur, jangka, dan

papan berkotak. Guru tentu harus memberikan contoh yang benar untuk

membuat lukisan yang berkaitan dengan alat-alat tersebut, misalnya

menggambar lingkaran, segitiga, bangun ruang, bangun datar, serta hal

lain yang berkaitan. Guru tentunya akan kesulitan apabila tidak ada alat

yang dapat digunakan untuk mencontohkan apa yang akan dipelajari, hal

tersebut akan berdampak pada siswa, karena siswa akan kesulitan dalam

memahami materi. Beberapa fasilitas tersebut merupakan fasilitas

pendukung bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran

sehingga tidak monoton dan dapat mengikuti perkembangan yang ada.

Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan secara bertahap

mengingat pendanaan yang ada, namun demikian sebaiknya sekolah

membuat skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi.