BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

30
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Majasari Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara.Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 dengan siswa berjumlah 31 siswa. Berdasarkan data awal hasil belajar IPA diketahui bahwa dari 31 siswa yang tuntas terdapat 18 siswa atau 55,55% dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan sekolah yaitu 70. Hasil belajar IPA dapat dilihat dari tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Sklus No Rentang Skor Frekuensi Keterangan Jumlah Persentase Ketuntasan 1 90-100 9 27,80% Tuntas 18 2 70-89 9 27,80% Tuntas 3 50-69 11 35,36% Tidak Tuntas 13 4 30-49 2 6,08% Tidak Tuntas 5 0-29 - - Tidak Tuntas Jumlah 31 100% Rata-Rata 63,70 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 45 KKM 70 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai pra siklus mata pelajaran IPA belum sesuai dengan kriteria yang diharapkan dari sekolah karena masih banyak siswa yang mendapat nilai belum tuntas yaitu dari 31 siswa diketahui nilai rata-rata 68,54, masih terdapat 13 siswa (44,45%) yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tuntas yaitu terdapat 18 siswa (55,55%).Nilai tertinggi yang diperoleh pada pra siklus 80, sedangkan nilai terendah 45.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Majasari Kecamatan Pagentan

Kabupaten Banjarnegara.Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas 5 dengan siswa berjumlah 31 siswa. Berdasarkan data awal

hasil belajar IPA diketahui bahwa dari 31 siswa yang tuntas terdapat 18 siswa atau

55,55% dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan sekolah

yaitu 70. Hasil belajar IPA dapat dilihat dari tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Sklus

No Rentang Skor Frekuensi Keterangan Jumlah

Persentase Ketuntasan

1 90-100 9 27,80% Tuntas 18

2 70-89 9 27,80% Tuntas

3 50-69 11 35,36% Tidak Tuntas 13

4 30-49 2 6,08% Tidak Tuntas

5 0-29 - - Tidak Tuntas

Jumlah 31 100%

Rata-Rata 63,70

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 45

KKM 70

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai pra siklus mata

pelajaran IPA belum sesuai dengan kriteria yang diharapkan dari sekolah karena

masih banyak siswa yang mendapat nilai belum tuntas yaitu dari 31 siswa

diketahui nilai rata-rata 68,54, masih terdapat 13 siswa (44,45%) yang mendapat

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), sedangkan siswa yang

mendapatkan nilai tuntas yaitu terdapat 18 siswa (55,55%).Nilai tertinggi yang

diperoleh pada pra siklus 80, sedangkan nilai terendah 45.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

52

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No Skor

Ketuntasan

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

1 ≥70 Tuntas 18 55,55%

2 < 70 Tidak Tuntas 13 44,45 %

Berdasarkan pada tabel 4.2, ketuntasan hasil belajar siswa mencapai

55,55% yaitu sebanyak 18 siswa. Sedangkan hasil belajar siswa yang belum tuntas

sebanyak 44,45% yaitu sebanyak 13 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram 4.1 berikut ini.

Diagram 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Berdasarkan data hasil belajar IPA pra siklus diketahui bahwa masih

banyak siswa yang belum tuntas, maka dilakukan upaya-upaya tindakan perbaikan,

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran CTL (contextual teaching and

learning)dengan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA, dengan alur

sebagai berikut:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

53

4.1.2 Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Dengan melihat kondisi awal ketuntasan hasil belajar IPA pada siswa

kelas 5 SD Negeri 01 Majasari maka menjadi acuan untuk dilakukan tindakan

dalam meningkatkan hasil belajar IPA. Dengan perencanaan siklus 1 guru

melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 dengan

kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan model

pembelajaran CTL, (2) mempersiapkan sumber dan alat peraga yang akan

digunakan dalam pembelajaran. (3) menyusun dan menyiapkan lembar kerja

kelompok dan tes evaluasi, (4) membuat dan menyiapkan instrumen lembar

observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran yang dilakukan dan (5) merencanakan langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Setelah dilakukan perencanaan dengan melibatkan guru kelas 5 maka

selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang disatukan dengan observasi.

Pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati antara peneliti, guru kelas 5 dan observer. Dalam kegiatan

pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan oleh guru kelas 5 sedangkan yang

bertindak sebagai observer adalah teman sejawat dan peneliti. Pada siklus 1 ini

materi pokok yang akan diajarkan adalah cahaya dan sifat-sifatnya. Alokasi

waktu yang digunakan adalah 3 x 35 menit pada setiap pertemuan. Siklus 1

dilakukan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan dengan rinciannya sebagai

berikut.

1. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan melalui rencana yang

telah disusun sebelum penelitian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

54

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model

pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) dengan bantuan alat

peraga. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan I adalah sebagai berikut;

a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c) Absensi; d) Apersepsi, meminta siswa

menutup mata dan menanyakan: “Dengan menutup mata apakah kalian bisa

melihat?”, “Mengapa tidak bisa melihat?”; e) Menyampaikankompetensi

dasaryang akandicapaidalampembelajaran.

Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru mempersiapkan diri untuk

memberikan materi sifat-sifat cahaya dengan langkah-langkah sebagai

berikut; 1) Menggali pemahaman siswa dengan menyampaikan pertanyaan:

“Ketika senter kamu nyalakan, bagaimana arah rambatan yang keluar dari

senter tersebut?”, “Apakah ada perbedaan antara senter yang dinyalakan dan

diarahkan ke benda bening dan gelap?”; 2) Guru menjelaskan materi cahaya

dan sifat-sifatnya; 3) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa; 4) Guru menyampaikan

aturan dan tugas yang harus diselesaikan dalam berdiskusi; 5) Guru

membagikan lembar kerja tugas kelompk dan siswa mempelajari apa yang

harus dilakukan dalam kelompok; 6) Siswa mengambil alat peraga yang

disediakan guru untuk digunakan dalam percobaan yaitu karton, lilin, senter,

benda dengan permukaan kasar dan licin, benda yang bening, gelap, dan

bewarna; 7) Siswa melakukan percobaan mengenai sifat-sifat cahaya di

dalam kelompok diskusi; 9) Perwakilan setiap kelompok melaporkan hasil

diskusi dan siswa lain menanggapi atau bertanya; 10) Guru memberi

penghargaan pada setiap kelompok yang sudah melaporkan hasil diskusi,

siswa bertanya dan menanggapi kelompok lain; 11) Siswabersama guru

bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami; 12) Dengan

bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang sudah

dipelajari siswa.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

55

Pembelajaran diselesaikan dengan kegiatan akhir yang bertujuan

supaya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah

dipelajari pada kegiatan inti. Dalam kegiatan akhir guru melakukan kegiatan

sebagai berikut; a) Melakukan refleksi dengan “Meminta pendapat siswa

tentang proses pembelajaran yang sudah berlangsung (apakah

menyenangkan atau sebaliknya)”; b) Memberikan pertanyaan berkaitan

dengan materi yang sudah dijelaskan.

2. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan RPP yang

sudah direncanakan sebelum pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada

pertemuan ke II kegiatan awal yaitu; a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c)

Absensi; d) Apersepsi, dengan menanyakan kembali materi yang sudah

diajarkan sebelumnya; e) Menyampaikan kompetensi dasar yang

akandicapaidalampembelajaran.

Langkah awal kegiatan inti yaitu Menggali pemahaman siswa

dengan menyampaikan pertanyaan: “Kalian pernah melihat pensil yang

dimasukkan ke dalam air jernih?”, “Pensil tersebut terlihat

bagaimana?”,“Pernahkah kalian melihat pelangi?”. Langkah selanjutnya

yang dilaksanakan pada kegiatan inti sama seperti pertemuan pertama.

Tetapi percobaan yang dilakukan pada pertemuan pertama dan ke dua

terdapat perbedaan. Pertemuan pertama siswa melakukan percobaan sifat-

sifat cahaya, seperti cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda

bening dan cahaya dapat dipantulkan. Sedangkan pertemuan ke II siswa

melakukan percobaan sifat-sifat cahaya, seperti cahaya dapat dibiaskan,

bayangan pada cermin cembung, cekung, dan datar. Setelah proses

pembelajaran dilaksanakan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang

hal-hal yang belum diketahui atau dipahami. Kegiatan inti ditutup dengan

kesimpulan yang disampaikan siswa melalui bimbingan guru.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

56

Kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan melaui kegiatan sebagai

berikut; a) Melakukan refleksi dengan “Meminta pendapat siswa tentang

proses pembelajaran yang sudah berlangsung (apakah menyenangkan atau

sebaliknya)”; b) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang

sudah dijelaskan. Kegitan akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari pada

kegiatan inti.

3. Pertemuan III

Pertemuan III pada siklus I dilaksanakan kegiatan sebagai berikut;

a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c) Absensi; d) Agar dapat mengingatkan

kembali meteri pada pertemuan II, guru mengajukan pertanyaan seputar

materi yang telah diajarkan pada pertemuan II melalui apersepsi; e)

Menyampaikan kompetensi dasar yang akandicapaidalampembelajaran.

Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu siswa melakukan percobaan

sifat-sifat cahaya, seperti cahaya terdiri dari berbagai warna. Langkah-

langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ke III sama

seperti pertemuan I dan II, karena model pembelajaran yang digunakan

sama yaitu CTL.

Setelah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan

menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari. Pada akhir proses

pembelajaran diadakan evaluasi secara menyeluruh. Selanjutnya pertemuan

ke III diakhiri dengan kegiatan tes pada akhir siklus I. Kegiatan tes

dilaksanakan untuk mengetahui dan mendapatkan nilai hasil belajar siswa

setelah diberi tindakan pada iklus I.

3) Hasil Tindakan

1. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa

Hasil pengamatan kinerja guru dalam proses pembelajaran IPA pada

siklus I sudah baik akan tetapi belum maksimal. Pada indikator kegiatan awal

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

57

diperoleh skor 67,7 dengan kategori tinggi, karena guru dalam membuka

pelajaran belum sesuai dengan indikator yang diharapkan terutama dalam

memeriksa kesiapan belajar siswa, kegiatan inti memperoleh skor 51,3 dengan

kategori cukup, karena dalam kegiatan inti guru belum melakukan kegiatan

dengan maksimal, terdapat beberapa nomor item yang mendapatkan skor 2,

dan kegiatan akhir memperoleh skor 22,5 dengan kategori rendah, karena

pada kegiatan akhir guru kurang memperhatikan siswa dalam melakukan

refleksi atau membuat kesimpulan.

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada

siklus I belum terlaksana dengan baik dapat dilihat dari jumlah skor yang

diperoleh dari masing-masing indikator. Indikator kesiapan siswa dalam

mengikuti pelajaran memperoleh skor 42,5 dengan kategori cukup, karena

siswa masih kurang siap dalam mengikuti pembelajaran disebabkan

kurangnya motivasi dari guru. Indikator kemampuan siswa dalam

mengerjakan lembar kerja memperoleh skor 27,5 dengan kategori rendah,

karena dalam mengerjakan soal siswa belum bersungguh-sungguh dan masih

terdapat siswa melihat jawaban siswa lain. Indikator aktif mengajukan

pertanyaan dalam pembelajaran memperoleh skor 45 dengan kategori cukup,

karena sebagian besar siswa tidak mengajukan pertanyaan pada guru.

Indikator bekerjasama dalam kelompok memperoleh skor 62,5 dengan

kategori tinggi, karena siswa masih kurang aktif dalam bekerjasama dengan

kelompok, sehingga skor yang diperoleh tidak maksimal. Indikator keberanian

memperoleh skor 35 dengan kategori rendah, karena sebagian besar siswa

masih memiliki keberanian yang sangat kurang dalam bertanya ataupun

melaporkan hasil diskusi.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

58

2. Hasil Belajar IPA

Untuk mengetahui hasil belajar IPA yang dilakukan dengan tes tertulis

pada pertemuan III siklus I pada materi sifat-sifat cahaya kelas 5 siswa SDN

01 Majasari, tersaji dalam tabel 4.3berikut ini:

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I

No Rentang

Skor

Frekuensi Keterangan Jumlah

Persentase Ketuntasan

1 90-100 8 25,81% Tuntas 28

2 70-89 20 64,52% Tuntas

3 50-69 3 9,67% Tidak Tuntas 3

4 30-49 - - Tidak Tuntas

5 0-29 - - Tidak Tuntas

Jumlah 31 100%

Rata-Rata 78,70

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 65

KKM 70

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pada siklus I hasil

belajar IPA kelas 5 mengalami peningkatan dari pra siklus. Nilai rata-rata

yang diperoleh kelas mencapai 78.70. Nilai tertinggi yaitu 95, sedangkan nilai

terendah yaitu 65. Siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM sebanyak 28

siswa (90,33%) lebih baik dari pra siklus yang hanya mencapai 55,55%.

Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa

(9,67%) sedangkan pra siklus mencapai 44,45%.

Tabel4.4

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No Skor

Ketuntasan

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

1 ≥70 Tuntas 28 90,33 %

2 < 70 Tidak Tuntas 3 9,67 %

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

59

Berdasarkan pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar IPA. Pada pra siklus, ketuntasan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 hanya berjumlah 13 siswa dengan persentase 55,55%. Setelah

mendapat tindakan pada siklus I meningkat menjadi 28 siswa dengan

persentase 90,33%. Sedangkan hasil belajar siswa yang belum tuntas pada pra

siklus sebelum tindakan berjumlah 13 siswa dengan persentase 44,45%.

Setelah mendapat tindakan pada siklus I menurun menjadi berjumlah 3 siswa

dengan persentase 9,67%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.2

sebagai berikut.

Diagram 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan diagram 4.2 tindakan pada siklus I dikatakan berhasil

karena hasil yang diperoleh siswa semakin meningkat. Meskipun terjadi

peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA siswa setelah tindakan pada siklus I,

namun peningkatan tersebut dikatakan belum mencapai kriteria ketuntasan

yang ditentukan oleh sekolah. Siswa hanya mengalami ketuntasan klasikal

dalam belajar (≥ 70). Secara individual siswa belum dikatakan tuntas, karena

berdasarkan kriteria ketuntasan hasil belajar yang ditentukan oleh sekolah

yaitu 100%, ketuntasannya siklus I mencapai 90,33% dari total siswa di kelas

5.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

60

3. Perbandingan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan

Siklus I

Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus dan setelah

tindakan pada siklus I yang disajikan pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa

Pra Siklus Dengan Siklus I

No Skor

Ketuntasan

Kriteria

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I

Jumlah

Siswa

Persentase

(%) Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 ≥70

Tuntas 18 55,55% 28 90,33%

2 < 70

Belum Tuntas 13 44,45% 3 9,67%

Jumlah 31 100% 31 100%

Berdasarkan data tabel 4.5, menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar IPA siswa kelas 5. Pada pra siklus siswa yang tuntas mencapai18

siswa dengan persentase 55,55%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar

mencapai 13 siswa dengan persentase 44,45%. Setelah mendapat tindakan

pada siklus I, jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas meningkat menjadi 28

siswa dengan persentase 90.33%, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas

menurun menjadi 3 siswa dengan persentase 9,67%. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa 5, meskipun peningkatan hasil

belajar siswa belum sesuai dengan kriteria ketuntasan yang diharapkan

sekolah yaitu 100% dari 31 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram

distribusi perbandingan hasil belajar pra siklus dengan siklus I yang tersaji

pada diagram 4.3 berikut ini.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

61

Diagram 4.3

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Berdasarkan diagram 4.3, maka terjadi peningkatan hasil belajar pra

siklus dan setelah tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan 35%.

4.1.3 Observasi dan Refleksi Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan II

1. Observasi

Pengamatan atau observasi dilaksanakan secara intensif dengan

mengambil gambar dan mengisi lembar observasi secara berkelanjutan. Guru

berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang

sedang dilaksanakan. Hasil pengamatan pertemuan I, II, dan III adalah sebagai

berikut; 1) Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran; 2) Siswa mulai mandiri

dalam melakukan percobaan dan menganalisis data hasil percobaan serta siswa

sangat antusias dan semangat dalam melakukan percobaan dengan menggunakan

alat peraga yang sudah disedikan guru. Namun dalam siklus I, guru belum dapat

memfasilitasi dan membimbing siswa secara optimal, terbukti dari hasil observasi

yang dilakukan observer masih terdapat siswa yang pasif dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa guru sudah

melaksanakan pembelajaran dengan baik dalam menggunakan model

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

62

pembelajaran CTL. Namun guru masih memberikan bimbingan secara kelompok

dan belum melakukan bimbingan secara individual pada siswa yang secara

individu mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan

sehingga masih ada siswa yang bermain sendiri dan belum semua siswa berperan

aktif dalam pembelajaran.

2. Refleksi

Releksi dilaksanakan untuk mengulas pembelajaran yang sudah

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Hasil belajar siswa

dapat ditingkatkan, dapat dilihat dari analisis hasil evaluasi siklus I, diketahui

nilai rata-rata 78,70, masih ada 3 siswa (9,67%) yang mendapatkan nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sedangkan yang mendapatkan nilai di

Atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) berjumlah 28 siswa..

Kegiatan pembelajaran pada siklus I, ditemukan beberapa kekurangan

dalam proses pembelajaran antara lain; a) Pengelolaan kelas kurang baik; b)

Masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, hal ini dapat

dilihat dari respon aktivitas siswa dalam pemelajaran IPA. Respon aktivitas siswa

dalam pembelajaran IPA siklus I yaitu indikator kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran memperoleh skor 42,5 dengan kategori cukup, indikator

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal memperoleh skor 27,5 dengan

kategori rendah, indikator aktif mengajukan pembelajaran memperoleh skor 45

dengan kategori cukup, indikator bekerjasama dalam kelompok memperoleh skor

62,5 dengan kategori tinggi, dan indikator yang terakhir keberanian memperoleh

skor 35 dengan kategori rendah. Berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan

pada siklus I, peneliti mencoba memberikan solusi untuk memecahkan masalah

supaya proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa dapat

meningkat, solusi yang diberikan antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan bimbingan pada semua siswa yang antara lain:

a) Agar siswa aktif bertanya saat proses penjelasan materi.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

63

b) Agar siswa berinteraktif positif saat materi pembelajaran disajikan.

c) Agar siswa aktif berdiskusi untuk melakukan percobaan dan

menyelesaikan masalah yang diberikan.

d) Agar siswa secara aktif memberikan rangkuman.

2. Guru lebih memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga dalam

pelaksanaan lebih efektif dan siswa mampu menyimpulkan materi hasil

percobaan.

4.1.4 Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi pada siklus 1 merupakan pertimbangan pelaksanaan

pembelajaran pada siklus 2. Dalam perencanaan siklus 2 guru melakukan kegiatan

sebagai berikut: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada

mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2 dengan kompetensi dasar membuat suatu

karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya dengan model pembelajaran CTL; (2)

mempersiapkan sumber dan alat peraga yang akan digunakan dalam

pembelajaran; (3) menyusun dan menyiapkan lembar kerja kelompok dan tes

evaluasi; (4) membuat dan menyiapkan instrumen lembar observasi yang

bertujuan untuk mengamati kinerja guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran

yang dilakukan dan; (5) merencanakan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan.

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Setelah dilakukan perencanaan dengan melibatkan guru kelas 5 maka

selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang disatukan dengan observasi.

Pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati antara peneliti, guru kelas 5 dan observer. Dalam kegiatan

pembelajaran pada siklus II ini yang bertindak sebagai guru adalah guru kelas 5

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

64

sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat dan peneliti.

Pada siklus II ini materi pokok yang akan diajarkan adalah merancang

karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Alokasi waktu yang

digunakan adalah 3 x 35 menit pada setiap pertemuan. Siklus II dilakukan

pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut.

1. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan melalui rencana yang

telah disusun sebelum penelitian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model

pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) dengan bantuan alat

peraga. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ke I adalah sebagai berikut;

a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c) Absensi: d) Apersepsi, dengan menayakan

materi yang sudah dipelajari yaitu sifat-sifat cahaya; e) Menyampaikan

kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru mempersiapkan diri untuk

memberikan materi model atau karya sederhana serta kelainan pada mata dan

penyebabnya dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1) Menggali

pemahaman siswa dengan menyampaikan pertanyaan: “Siapa yang tahu, ada

berapa kelainan mata yang biasa diderita orang dan sebutkan?”, “Pernahkah

kalian melihat periskop?”, “Apa manfaat periskop bagi kita?”. Langkah-

langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada kegiatan inti sama seperti

langkah-langkah kegiatan inti siklus I.

Pembelajaran diselesaikan dengan kegiatan akhir yang bertujuan

supaya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah

dipelajari pada kegiatan inti. Dalam kegiatan akhir guru melakukan kegiatan

sebagai berikut; a) Melakukan refleksi dengan “Memintapen dapat siswa

tentang proses pembelajaran yang sudah berlangsung (apakah menyenangkan

atau sebaliknya)”; b) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang

sudah dijelaskan.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

65

2. Pertemuan II

Pertemuan ke II pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan RPP yang

sudah direncanakan sebelum pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada

pertemuan ke II kegiatan awal yaitu; a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c)

Absensi; d) Apersepsi, dengan menanyakan kembali materi yang sudah

diajarkan sebelumnya; e) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai

dalam pembelajaran.

Langkah awal kegiatan inti yaitu menggali pemahaman siswa dengan

menyampaikan pertanyaan: “Bagaimana cara untuk membuat cakram

warna?”, “Apa fungsi dari cakram warna?”, “Kenapa setelah mambuat suatu

karya kita harus mengujinya?”. Langkah selanjutnya yang dilaksanakan pada

kegiatan inti sama seperti pertemuan pertama. Tetapi pembuatan model atau

karya yang dibuat pada pertemuan pertama dan ke dua terdapat perbedaan.

Pertemuan pertama siswa membuat periskop. Sedangkan pertemuan ke II

siswa membuat cakram warna. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan

siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui

atau dipahami. Kegiatan inti ditutup dengan kesimpulan yang disampaikan

siswa melalui bimbingan guru.

Kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan melaui kegiatan sebagai

berikut; a) Melakukan refleksi dengan “Meminta pendapat siswa tentang

proses pembelajaran yang sudah berlangsung (apakah menyenangkan atau

sebaliknya)”; b) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah

dijelaskan. Kegitan akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari pada kegiatan inti.

3. Pertemuan III

Pertemuan ke III pada siklus II dilaksanakan kegiatan sebagai berikut;

a) Salam Pembuka; b) Berdoa; c) Absensi; d) Agar dapat mengingatkan

kembali meteri pada pertemuan II, guru mengajukan pertanyaan seputar

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

66

materi yang telah diajarkan pada pertemuan II melalui apersepsi; e)

Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu siswa membuat karya atau

model kaca pembesaratau lup. Langkah-langkah pembelajaran yang

dilaksanakan pada pertemuan ke III sama seperti pertemuan I dan II, karena

model pembelajaran yang digunakan sama yaitu CTL.

Setelah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan

menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari. Pada akhir proses

pembelajaran diadakan evaluasi secara menyeluruh. Selanjutnya pertemuan ke

III diakhiri dengan kegiatan tes pada akhir siklus II. Kegiatan tes dilaksanakan

untuk mengetahui dan mendapatkan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa

setelah diberi tindakan pada iklus II.

3) Hasil Tindakan

1. Hasil Pengamatan Guru dan Siswa

Hasil pengamatan kinerja guru dalam proses pembelajaran IPA pada

siklus II mengalami peningkatan yang baik dibandingkan dengan siklus I.

Pada kegiatan awal diperoleh skor 72,5 dengan kategori tinggi, indikator ini

sudah lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I meskipun

peningkatannya tidak cukup baik karena pada kegiatan awal guru masih

kurang dalam memotivasi siswa. Kegiatan inti memperoleh skor 63,45 dengan

kategori tinggi, karena pada kegiatan inti guru sudah bekerja maksimal

sehingga mengalami peningkatan yang cukup jauh dibandingkan dengan

siklus I. Kegiatan akhir memperoleh skor 33,75 dengan kategori rendah,

karena pada kegiatan akhir mengalami peningkatan meskipun kategori yang

diperoleh masih sama yaitu kategori rendah.

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA

pada siklus II sudah terlaksana dengan baik karena mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I. Indikator kesiapan siswa dalam mengikuti

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

67

pelajaran memperoleh skor 56,25 dengan kategori cukup, pada indikator

tersebut jumlah skor yang diperoleh sudah mengalami peningkatan tetapi

kategori yang diperoleh masih belum meningkat yaitu dengan kategori cukup.

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja memperoleh

skor 28,75 dengan kategori rendah, karena dalam mengerjakan soal siswa

belum bersungguh-sungguh dan masih terdapat siswa melihat jawaban siswa

lain sehingga pada siklus II peningkatanya hanya 1 dari siklus I. Indikator

aktif mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran memperoleh skor 58,75

dengan kategori cukup, karena pada siklus II siswa sudah aktif dalam bertanya

dan rata-rata siswa bertanya lebih dari satu kali sehingga pada indikator ini

skor yang diperoleh siswa meningkat tetapi kategori yang diperoleh masih

sama yaitu cukup. Indikator bekerjasama dalam kelompok memperoleh skor

75 dengan kategori tinggi. Indikator keberanian memperoleh skor 46,25

dengan kategori cukup, karena keberanian siswa pada siklus I semakin

meningkat, siswa sudah berani menanggapi, berpendapat, bertanya, dan

melaporkan hasil diskusi sehingga skor lebih baik dari siklus I.

4. Hasil Belajar IPA

Untuk mengetahui hasil belajar IPA yang dilakukan dengan tes tertulis

pada pertemuan III siklus II pada materi sifat-sifat cahaya kelas 5 siswa SDN

01 Majasari, tersaji dalam tabel 4.6berikut ini:

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II

No Rentang Skor Frekuensi Keterangan Jumlah

Persentase Ketuntasan

1 90-100 13 41,94% Tuntas 31

2 70-89 18 58,06% Tuntas

3 50-69 - - Tidak Tuntas -

4 30-49 - - Tidak Tuntas

5 0-29 - - Tidak Tuntas

Jumlah 31 100%

Rata-Rata 85,80

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

KKM 70

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

68

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwahasil belajar yang

diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Seluruh

siswa kelas 5 mencapai nilai KKM yaitu 70 dan sebagaian besar siswa

mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas

mencapai 85.80. Nilai tertinggi yaitu 100, sedangkan nilai terendah yaitu 70.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan dari siklus I dan siklus II berhasil

dengan baik.

Tabel 4.7

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No Skor

Ketuntasan

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

1 ≥70 Tuntas 31 100%

2 < 70 Tidak Tuntas - -

Berdasarkan pada tabel 4.7, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar IPA. Pada pra siklus, ketuntasan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 hanya berjumlah 18 siswa dengan persentase 55,55%. Setelah

mendapat tindakan pada siklus I meningkat menjadi berjumlah 28 siswa

dengan persentase 90,33%. Pada siklus II hasil belajar IPA siswa kelas 5

meningkat, semua siswa mendapatkan nilai tuntas dengan persentase 100%.

Sedangkan hasil belajar siswa yang belum tuntas pada pra siklus sebelum

tindakan berjumlah 13 siswa dengan persentase 44,45%. Setelah mendapat

tindakan pada siklus I menurun menjadi 3 siswa dengan persentase 9,67%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.4 sebagai berikut.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

69

Diagram 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA SiklusII

Berdasarkan diagram 4.4 tindakan pada siklus II dikatakan berhasil

karena hasil yang diperoleh siswa semakin meningkat dibandingkan siklus I.

Nilai yang diperoleh semua siswa kelas 5 mencapai KKM. Semua siswa

memperoleh nilai tuntas dengan persentase 100%.

5. Perbandingan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus

II

Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar tindakan siklus I dan

tindakan pada siklus II yang disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa

Siklus I Dengan Siklus II

No Skor

Ketuntasan

Kriteria

Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Persentase

(%) Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 ≥70

Tuntas 28 90,33% 31 100%

2 < 70

Belum Tuntas 3 9,67% - -

Jumlah 31 100% 31 100%

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

70

Berdasarkan data tabel 4.8, menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar IPA siswa kelas 5. Pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 28 siswa

dengan persentase 90,33%. Siswa yang belum tuntas belajar terdapai 3 siswa

dengan persentase 9,67%. Setelah dilakukan tindakan siklus II, semua siswa

kelas 5 mencapai nilai KKM atau semua siswa tuntas dengan persentase

100%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar belajar IPA

siswa kelas 5, sehingga siklus II nilai yang diperoleh siswa sudah sesuai

dengan kriteria yang diharapkan sekolah yaitu 100%. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat diagram distribusi perbandingan hasil belajar siklus dengan

siklus II yang tersaji pada diagram 4.5 berikut ini.

Diagram 4.5

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus III

Berdasarkan diagram 4.5, maka terjadi peningkatan hasil belajar tindakan

siklus I dan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan 9,67%.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

71

Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, tindakan siklus

I dan tindakan pada siklus II yang disajikan pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa

Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

N

o

Skor

Ketunta

san

Kriteria

Ketuntas

an

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Juml

ah

Siswa

(%) Juml

ah

Siswa

(%) Jumla

h

Siswa

(%)

1 ≥70 Tuntas 18 55,5

5%

28 90,33

%

31 100%

2 < 70 Belum

Tuntas

13 44,4

5%

3 9,67% - -

Jumlah 31 100

%

31 100% 31 100%

Berdasarkan data tabel 4.9, dapat diketahui peningkatan hasil belajar IPA

dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.Data pada tabel 4.14 menunjukkan

peningkatan hasil belajar IPA yang cukup tinggi hingga mencapai persentase

100%. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya mencapai 18 siswa dengan

persentase 55,55%, sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 13 siswa

dengan persentase 44,45%. Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang tuntas

mengalami peningkatan, yaitu mencapai 28 siswa dengan persentase 90,33%.

Siswa yang belum tuntas belajar terdapat 3 siswa dengan persentase 9,67%.

Setelah dilakukan tindakan siklus II, semua siswa kelas 5 mencapai nilai KKM

atau semua siswa tuntas dengan persentase 100%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 sebelum tindakan atau pra siklus

dan setelah tindakan siklus I serta siklus II, sehingga pembelajaran yang

dilaksanakan dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat diagram distribusi perbandingan hasil belajar siklus dengan siklusII yang

tersaji pada diagram 4.6 berikut ini.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

72

Diagram 4.6

Perbandingan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6, dapat diketahui terjadi peningkatan antara pra

siklus dan setelah tindakan siklus I serta siklus II. Pada pra siklus menuju siklus I

terjadi peningkatan 35%, siklus I menuju siklus II terjadi peningkatan 9,67%,

sedangkan dari pra siklus menuju siklus II terjadi peningkatan 44,67%.

4.1.5 Observasi dan Refleksi Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III

1. Observasi

Pengamatan atau observasi dilaksanakan secara intensif dengan

mengambil gambar dan mengisi lembar observasi secara berkelanjutan. Guru

berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang

sedang dilaksanakan. Hasil pengamatan pertemuan I, II, dan III adalah sebagai

berikut; 1) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung pada

siklus II; 2) Siswa lebih mandiri dalam melakukan percobaan dan menganalisis

data hasil percobaan serta siswa sangat antusias dan semangat dalam melakukan

percobaan dengan menggunakan alat peraga yang sudah disedikan guru pada

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

73

kegiatan siklus II. Kekurangan pada hasil refleksi siklus I antara lain; a)

Pengelolaan kelas kurang baik; b) Masih terdapat siswa yang belum aktif dalam

proses pembelajaran. Berdasarkan kekurangan dari siklus I, peneliti memberikan

masukan supaya pada tindakan siklus II dapat berjalan lebih baik dan peneliti

memberikan berbagai solusi untuk memecahkan masalah, seperti; 1) Melakukan

bimbingan kepada semua siswa; 2) Guru lebih memotivasi siswa dalam proses

pembelajaran agar siswa lebih aktif.

Berdasarkan hasil observasi siklus II, dapat disimpulkan bahwa guru

sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik dalam menggunakan model

pembelajaran CTL. Guru dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus

I dan solusi yang diberikan oleh peneliti diterapkan pada siklus II dengan baik

sehingga keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II menjadi

lebih baik dan maksimal.

2. Refleksi

Refleksi dilaksanakan untuk mengulas pembelajaran yang sudah

dilaksanakan dengan model pembelajaran CTL. Hasil implementasi pertemuan I,

pertemuan II, dan pertemuan III pada siklus II menunjukkan bahwa model

pembelajaran CTL dapat meningkatkan perhatian dan ketertarikan siswa ketika

proses pembelajaran. Keberhasilan siklus II dapat diketahui dari meningkatnya

proses dan hasil pembelajaran siswa sebagai berikut:

1. Analisis hasil evaluasi belajar siklus II dari 31 siswa diketahui nilai rata-rata

85,80, seluruh siswa (100%) mendapatkan nilai sama dengan atau di atas

KKM yaitu 70.

2. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru atau aktivitas guru pada siklus II,

indikator kegiatan awal memperoleh skor 72,5 dengan kategori tinggi,

indikator kegiatan inti memperoleh skor 63,45 dengan kategori tinggi, dan

indikator kegiatan akhir memperoleh skor 33,75 dengan kategori rendah.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

74

3. Respon aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II, indikator kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran memperoleh skor 56,25 dengan kategori

cukup, indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar soal

memperoleh skor 28,75 dengan kategori rendah, indikator aktif mengajukan

pertanyaan dalam pembelajaran memperoleh skor 58,75 dengan kategori

cukup, indikator bekerjasama dalam kelompok memperoleh skor 75 dengan

kategori tinggi, dan indikator keberanian memperoleh skor 46,25 dengan

kategori cukup.

Penggunaan model pembelajaran CTL dengan bantuan alat peraga dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat cahaya dan

pemanfaatanya, diantaranta:

1. Kecakapan siswa semakin berkembang, terutama pada kecakapan berpikir,

social, dan personal.

2. Perhatian dan partisipasi siswa dalam belajar semakin meningkat ketika

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

3. Kemampuan siswa dalam memahami materi bertambah ketika melakukan

percobaan sendiri dalam proses pembelajaran.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Analisis Hasil Refleksi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

1. Hasil Tindakan Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses

Pembelajaran

Kinerja guru dalam proses pembelajaran IPA pada siklus I dan siklus

II dapat diketahuidengan analisis sebagai berikut; a) Indikator kegiatan awal

pada siklus I skor yang diperoleh adalah 67,5 dengan kategori tinggi,

sedangkan siklus II kinerja guru memperoleh skor 72,5 dengan kategori

tinggi; b) Indikator kegiatan inti pada siklus I skor yang diperoleh adalah 51,3

dengan kategori cukup, sedangkan siklus II memperoleh skor 63,45 dengan

kategori tinggi; c) Indikator kegiatan akhir pada siklus I skor yang diperoleh

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

75

adalah 22,5 dengan rendah, sedangkan siklus II memperoleh skor 33,75

dengan kategori rendah. Kenerja guru pada setiap siklus mengalami

peningkatan karena kekurangan-kekurangan pada siklus I selalu memjadi

catatan untuk guru dan memperbaikinya pada siklus II.

Respon aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II

dapat diketahui dengan analisis sebagai berikut; a) Indikator kesiapan siswa

dalam mengikuti pelajaran pada siklus I memperoleh skor 42,5 dengan

kategori cukup, sedangkan siklus II memperoleh skor 56,25 dengan kategori

cukup; b) Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja pada

siklus I memperoleh skor 27,5 dengan kategori rendah, sedangkan siklus II

memperoleh skor 28,75 dengan kategori rendah; c) Indikator aktif

mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh skor

45 dengan kategori cukup, sedangkan siklus II memperoleh skor 58,75 dengan

kategori cukup; d) Indikator bekerjasama dalam kelompok pada siklus I

memperoleh skor 62,5 dengan kategori tinggi, sedangkan siklus II

memperoleh skor 75 dengan kategori tinggi; e) Indikator keberanian siklus I

memperoleh skor 35 dengan kategori rendah, sedangkan siklus II memperoleh

skor 46,25 dengan kategori cukup. Respon aktivitas siswa setiap siklus

mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai senang dalam melakukan

pembelajaran dengan mandiri atau memecahkan masalah sendiri.

2. Hasil Belajar IPA

Setelah proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II,

guru dapat mengetahui apakah siswa sudah mengerti dan memahami materi

atau sebaliknya. Berdasarkan analisis hasil evaluasi pra siklus, siklus I dan

siklus II, nilai mata pelajaran IPA dapat ditunjukkan pada tabel 4.10, sebagai

berikut.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

76

Tabel 4.10

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa

Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Skor

Ketuntasan

Kriteria

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

(%) Jumlah

Siswa

(%) Jumlah

Siswa

(%)

1 ≥70 Tuntas 18 55,55% 28 90,33% 31 100%

2 < 70 Belum Tuntas 13 44,45% 3 9,67% - -

Jumlah 31 100% 31 100% 31 100%

Analisis hasil evaluasi sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut; 1) Pada pra siklus, hampir sebagian

siswa memperoleh nilai rendah yaitu terdapat 13 siswa (44,45%) yang

mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM=70) dan 18

siswa (55,55%) sudah mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas

mencapai 63,70; b) Pada siklus I, analisis hasil evaluasi belajar dari 31 siswa

diketahui nilai rata-rata 78,80 terdapat 3 siswa (9,67%) yang mendapat nilai di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70), sedangkan yang

mendapatkan nilai di atas KKM berjumlah 28 siswa (90,33%); c) Pada siklus

II, analisis hasil evaluasi belajar dari 31 siswa diketahui nilai rata-rata kelas

adalah 85,80, seluruh siswa 31 (100%) mendapatkan nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM=70).

Perbadingan hasil evaluasi pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada diagram 4.7 sebagai berikut.

Diagram 4.3

Perbandingan Analisis Hasil EvaluasiPra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

77

4.3 Pembahasan

Berdasarkan penerapan tindakan siklus I dan siklus II dapat dikatakan

bahwa model pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) dengan

menggunakan alat peraga sebagai solusi dan dapat diterapkan dalam pembelajaran

untuk usaha meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Pada proses

pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil,

tetapi dapat meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa dalam proses

pembelajaran. Belajar dipandang sebagai proses aktif dalam mengkonstruksikan

makna melalui interaksi dengan lingkungan sekitar dengan menghubungkan

pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya sehingga proses belajar dapat mempengaruhi hasil belajar yang

diperoleh siswa.

Hasil belajar dipengaruhi oleh proses pembelajaran, maka dalam proses

pembelajaran guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui keberhasilan

belajar siswa, baik selama proses pembelajaran maupun setelah siswa mengikuti

satuan pelajaran tertentu. Keberhasilan proses belajar siswa ditunjukkan oleh

kinerja siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengetahui

informasi mengenai keberhasilan proses belajar siswa, guru dapat mengguakan

berbagai cara, sebagai contoh guru bisa menggunakan lembar observasi sebagi

informasi mengetahui keaktifan dan keberanian pada proses pembelajaran. Pada

penelitian ini skala instrumen penilain yang digunakan peneliti dalam proses

pembelajaran menggunakan skala Likert dengan kriteria tingkat keberhasilan

kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan

kategori tersebut peneliti dapat menetukan keberhasilan proses pembelajaran

siklus I dan siklus II selanjutnya hasil observasi dakaitkan dengan hasil evaluasi

secara tertulis.

Hasil tindakan dengan menggunakan model pembelajaran CTL yang

dibantu dengan alat peraga, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan hingga

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

78

mencapai kategori sangat tinggi. Kenaikan nilai ketuntasan siswa pada pra siklus,

siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut; a) Jumlah siswa yang sudah tuntas

sebelum tindakan hanya mencapai 55,55%, kemudian pada siklus I dan siklus II

hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat. Siklus I jumlah siswa yang sudah

tuntas mencapai 90,33%, kemudian siklus II semua siswa (100%) sudah mencapai

KKM; b) Berdasarkan nilai rata-rata kelas pada pra siklus nilai yang dicapai

adalah 63,70, kemudian pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh mengalami

peningkatan menjadi 78,70 dan siklus II nilai rata-rata kelas lebih banyak

mengalami peningkatan yaitu 85,80 dengan; c) Pengamatan kinerja guru

paindikator kegiatan awal pada siklus I skor yang diperoleh adalah 67,5 dengan

kategori tinggi, sedangkan siklus II kinerja guru memperoleh skor 72,5 dengan

kategori tinggi, indikator kegiatan inti pada siklus I skor yang diperoleh adalah

51,3 dengan kategori cukup, sedangkan siklus II memperoleh skor 63,45 dengan

kategori tinggi, indikator kegiatan akhir pada siklus I skor yang diperoleh adalah

22,5 dengan rendah, sedangkan siklus II memperoleh skor 33,75 dengan kategori

rendah; d) Pengamatan aktivitas siswa pada indikator kesiapan siswa dalam

mengikuti pelajaran pada siklus I memperoleh skor 42,5 dengan kategori cukup,

sedangkan siklus II memperoleh skor 56,25 dengan kategori cukup, indikator

kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja pada siklus I memperoleh

skor 27,5 dengan kategori rendah, sedangkan siklus II memperoleh skor 28,75

dengan kategori rendah, indikator aktif mengajukan pertanyaan dalam

pembelajaran pada siklus I memperoleh skor 45 dengan kategori cukup,

sedangkan siklus II memperoleh skor 58,75 dengan kategori cukup, indikator

bekerjasama dalam kelompok pada siklus I memperoleh skor 62,5 dengan

kategori tinggi, sedangkan siklus II memperoleh skor 75 dengan kategori tinggi,

indikator keberanian siklus I memperoleh skor 35 dengan kategori rendah,

sedangkan siklus II memperoleh skor 46,25 dengan kategori cukup. Nilai yang

diperoleh masing-masing siswa mengalami peningkatan disetiap siklus, selain itu

hasil kinerja guru dan respon aktivitas siswa juga mengalami peningkatan yang

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

79

positif pada setiap pertemuan, hal ini disebabkan karena pada proses

pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran CTL dengan bantuan alat

peraga.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengembangkan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran CTL (contextual teaching and learning).

Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Tati

Hendrawati (2011) dengan judul peningkatan hasil belajar IPA tentang energi

panas melalui model pembelajaran CTL dan benda nyata bagi siswa kelas VI

SDN 1 Purwasari pada semester II tahun 2010/2011. Hasil penelitian dengan

kesimpulan penggunaan pendekatan contextual teaching and lerning (CTL) dan

benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar materi energi panas. Hasil belajar

tersebut mencapai tingkat penguasaan sebesar 77%.

Hasil penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Jemikem

(2011) dengan judul meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam menulis

puisi melalui pendekatan CTL siswa kelas VI SDN Blengorkulon Kebumen

semester II tahun pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian dengan kesimpulan

menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dapat

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia serta meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada pra siklus siswa yang tuntas

sebanyak 42%, meningkat pada siklus I menjadi 65%, pada siklus II lebih optimal

peningkatannya menjadi 86,9%. Penggunaan model pembelajaran CTL dengan

bantuan alat peraga sangat efektif, karena mampu untuk mempermudah siswa

dalam memahami materi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan penggunaan

model pembelajaran CTL pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh hasil

tes yang baik dengan nilai rata-rata 82,33.

Dari hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Dwi Handayani (2012)

dengan judul peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran

CTL pada mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan

melakukan surat menyurat di SMK Kristen Sala Tiga. Hasil penelitian dengan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3832/5/T1_292009283_BAB IV.pdf · pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester 2

80

kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and

learning dapat meningkatkat hasil belajar yang diperoleh. Hal ini dapat dibuktikan

dari pencapaian target yaitu 86% siswa mampu mencapai hasil belajar di atas

KKM atau di atas nilai 70.

Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang diteliti.

Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah

penerapan model pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) dengan

menggunakan alat peraga dapat meniingkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di

SDN 01 Majasari Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2013/2014.

Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai, model pembelajaran CTL

menggunakan alat peraga dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran

sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat di Sekolah

Dasar, misalnya ketersediaan buku mata pelajaran, siswa kurang aktif, dan siswa

tidak bisa memberikan contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari

sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Berdasarkan masalah-masalah

di SD, maka dengan menggunkan model pembelajaran CTL dengan alat peraga

dapat menigkatkan hasil belajar yang diperoleh dan proses pembelajaran yang

berlangsung. Keberhasilan dari hasil belajar berkaitan erat dengan proses

pembelajaran dan sesuai dengan tujuan model pembelajaran CTL (contextual

teaching and learning).