Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan -...

33
48 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Profil Sekolah Sekolah Dasar Negeri Pulutan 02 Salatiga terletak di jalan Dipomenggolo Nomor 11 Pulutan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Desa/Kelurahan Pulutan dengan luas bangunan sekolah 544m 2 dan luas tanah 2.516 m 2 . Sekolah ini berdiri pada tahun 1987 dan pada tahun 2011 telah mendapat akreditasi A. 4.1.1Sejarah Sekolah Kondisi awal sekolah dari segi ketenagaan yaitu belum ada tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi keahlian.Sedangkan dari segi kualifikasi pendidikan, baru ada 3 guru yang berlatar belakang pendidikan S1.Tetapi tahun 2014 ada 8 orang guru yang berpendidikan S1 dan kepala sekolah berpendidikan S2.Jumlah keseluruhan guru adalah 10 guru, yaitu 7 PNS, 1 CPNS dan 2 guru Wiyata Bakti. Dari segi sarana dan prasarana sebelumnya SDN Pulutan 02 sangat minim bahkan terlihat kumuh dengan gerbang yang sudah rusak.Sekarang sekolah sudah memiliki jaringan free wifi. Ada bantuan sarana dari pemerintah terkait dengan SDN Pulutan 02 sebagai SD Inklusi, sehingga dapat bantuan sarana yang sangat membantu proses pembelajaran, berupa dua LCD, 4 komputer, whiteboard di setiap kelas, dan almari serta rak untuk administrasi sekolah.

Transcript of Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan -...

Page 1: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

48

Bab IV

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Profil Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Pulutan 02 Salatiga terletak di

jalan Dipomenggolo Nomor 11 Pulutan Salatiga, Kecamatan

Sidorejo, Desa/Kelurahan Pulutan dengan luas bangunan

sekolah 544m2 dan luas tanah 2.516 m2. Sekolah ini berdiri

pada tahun 1987 dan pada tahun 2011 telah mendapat

akreditasi A.

4.1.1Sejarah Sekolah

Kondisi awal sekolah dari segi ketenagaan yaitu belum

ada tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi

keahlian.Sedangkan dari segi kualifikasi pendidikan, baru ada

3 guru yang berlatar belakang pendidikan S1.Tetapi tahun

2014 ada 8 orang guru yang berpendidikan S1 dan kepala

sekolah berpendidikan S2.Jumlah keseluruhan guru adalah

10 guru, yaitu 7 PNS, 1 CPNS dan 2 guru Wiyata Bakti.

Dari segi sarana dan prasarana sebelumnya SDN

Pulutan 02 sangat minim bahkan terlihat kumuh dengan

gerbang yang sudah rusak.Sekarang sekolah sudah memiliki

jaringan free wifi. Ada bantuan sarana dari pemerintah terkait

dengan SDN Pulutan 02 sebagai SD Inklusi, sehingga dapat

bantuan sarana yang sangat membantu proses pembelajaran,

berupa dua LCD, 4 komputer, whiteboard di setiap kelas, dan

almari serta rak untuk administrasi sekolah.

Page 2: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

49

Sementara itu, dari segi kesiswaan, jumlah siswa pada

tahun 2011/2012 ada 73 siswa.Pada tahun 2012/2013, ada

74 siswa.Sedang tahun 2014 ada peningkatan karena banyak

pindahan, sehingga menjadi 80 siswa dengan 33 anak ABK

atau 41, 25 %.

4.1.2 Visi dan Misi Sekolah

Visi Sekolah adalah terwujudnya SD bermutu yang

menjadi tempat menyenangkan bagi berkembangnya potensi

peserta didik baik akademik maupun non akademik dengan

menghargai partisipasi warga sekolah dan masyarakat,

sehingga menjadi mitra dan dikagumi oleh

masyarakatnya.Sedangkan Misi Sekolah adalah (a)

Mengembangkan pendidikan inklusif yang aktif, kreatif,

inovatif dan menyenangkan yang berpusat pada peserta didik

untuk peningkatan mutu pendidikan, (b) Mengembangkan

mutu pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung

pelayanan pendidikan yang professional, (c) Menjalin relasi

dan kerjasama intensif dengan masyarakat untuk

mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan, dan (d) Memberi kesempatan

pada warga sekolah untuk terlibat dalam kegiatan masyarakat

jika dibutuhkan.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga, akan

dijelaskandalam tigatahapan, yaitu Input, Proses dan

Outputdibawah ini, sebagaimana ditetapkan dalam 6

komponen acuan atau standar Program Pendidikan Inklusif

(Kemendikbud, 2013).

Page 3: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

50

4.2.1 KomponenInput

4.2.1.1Peserta Didik

a. Sasaran

Peserta didik SD Negeri Pulutan 02 Salatiga terdiri dari

peserta didik normal/biasa dan peserta didik berkebutuhan

khusus yaitu peserta didik yang memiliki kelainan fisik,

emosional,mental,sosial atau memiliki potensial kecerdasan

dan/atau bakat istimewa. Peserta didik yang diterima sebagai

siswa SD Negeri Pulutan 02 Salatigaadalah siswa kategori

slow learner bukan kategori berkebutuhan khusus lain seperti

tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita,tuna

daksa,tuna laras, berkesulitan belajar,autis, memiliki

gangguan motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkoba

atau sejenisnya.

Jumlah siswa pada tahun 2011/2012 ada 73 siswa

dengan laki-laki ada 36 siswa dan 37 siswa perempuan. Pada

tahun 2012/2013, ada 74 siswa yaitu laki-laki 43 siswa dan

perempuan 31 siswa. Sedang tahun 2014 ada peningkatan

karena banyak pindahan, sehingga menjadi 80 siswa dengan

jumlah laki-laki 45 siswa dan perempuan 35 siswa.Data pada

tahun 2014 ini ada 33 anak ABK atau 41, 25 %.

Dari tabel 4.1 menjelaskan profil siswa SD Negeri

Pulutan 02 Salatiga.

Page 4: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

51

Tabel 4.1 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Jml.

Rombel

Laki-laki Perempuan Siswa Slow Learners

(Laki-laki/perempuan)

Jumlah

I 1 7 8 7 15

II 1 7 6 5 13

III 1 8 2 3 10

IV 1 6 6 6 12

V 1 5 9 5 14

VI 1 12 4 7 16

Total 6 45 35 33 80

Sumber:Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga dan Laporan HasilTest

Psikologi Laboratorium Konseling UKSW.

Pertimbangan kemampuan sumber daya sekolah,

menjadikan SD Negeri Pulutan 02 memilih untuk

memprioritaskan sekolah inklusi khusus bagi slow learner.

b. Identifikasi

Proses penyaringan (screening) untuk menentukan jenis

kebutuhan khusus peserta didik dilakukan oleh sekolah

melalui guru. Identifikasi kebutuhan khusus telah dilakukan

oleh SD Negeri Pulutan 02 Salatiga sejak pendaftaran siswa

dan promosi sekolah dalam program penerimaan siswa baru.

Meskipun demikian sekolah juga bekerja dengan profesional

dan universitas (UKSW) untuk terlibat dalam penyaringan

siswa dengan instrumen standar. Hasil dari penyaringan ini

bertujuan mengidentifikasi perencanaan pembelajaran dan

pemantauan kemajuan belajar.

c. Assessment

Page 5: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

52

Tindakanassessment SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

untuk mengetahui kondisi peserta didik meliputi

aspekpotensi, kompetensi, dan karakteristik peserta didik

dalam rangka penentuan program pendidikan atau intervensi

untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.

Termasuk keunggulan dan hambatan yang diharapkan belajar

siswa.Dalam pelaksanaannya SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

melibatkan tenaga ahli seperti psikolog, dokter, dan profesi

spesifik yang terkait.

Dalam konteks pembelajaran dan layanan kekhususan

hasil asesmen dapat digunakan untuk menetapkan

kemampuan awal peserta didik sebelum memperoleh layanan

pendidikan maupun intervensi kekhususan yang diperlukan.

Semua siswa di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga telah

melewati proses asesmen/identifikasi berupa tes psikologi

untuk menentukan kemampuan dan keadaan siswanya.

Menurut data penelitian dari psikolog menunjukan 1 orang di

atas rata-rata, 13 orang masuk rata-rata yang merupakan

latar belakang keluarga yang ditinggal orang tuanya bekerja

atau drop out, sedang 5 orang anak di bawah rata-rata dan 14

anak lambat belajar/slow learner . Kebanyakan siswa yang

masuk merupakan pindahan dari SD lain yang dikeluarkan

karena bermasalah di sekolah sebelumnya.

Menurut kepala sekolah penyebab masalah lambat

belajar atau slow learner siswa di SD Negeri Pulutan 02 ini

kebanyakan adalah faktor dari lingkungan keluarga seperti

yang di tuturkan oleh Kepala Sekolah Th.Sri

Rahayu(Wawancara tgl 10 Oktober 2014) sebagai berikut:

Anak-anak slow learner di sekolah ini kebanyakan dari

keluarga yang orang tua nya tidak harmonis.Jadi anak-anak

itu di rumah tidak mendapat perhatian yang baik apalagi

pendidikan tentang hal-hal karakter atau perilaku yang

Page 6: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

53

baik.Karena orang tua sendiri tidak memberikan contoh yang

baik di rumah.Jadi anak-anak itu tidak mendapat dukungan

belajar dari orang tua.

Demikian juga hasil wawancara dengan pak Hery Guru

Pembimbing Khusus (GPK), menyatakan bahwa penyebab

anak-anak slowlearner di sekolah ini bukan dari faktor

kesehatan tetapi dari faktor orang tua yang kebanyakan

sekolahnya hanya sampai SD seperti yang dituturkan pak Heri

Susanto (Wawancara tgl 27 September 2014)sebagai berikut:

Kebanyakan anak-anak slowlearner di sini bukan karena

faktor kesehatan tapi faktor lingkungan keluarga atau orang

tuanya yang hanya sekolah sampai SD saja.

Disamping itu faktor kesulitan ekonomi orang tua yang

menyebabkan kedua orang tua harus bekerja mencari nafkah

menyebabkan orang tua tidak mempunyai perhatian terhadap

kebutuhan pendidikan anak sehingga anak menjadi kurang

motivasi dan menyebabkan lambat belajar.

Sedangkan saran yang diberikan dari Laboratorium

Konseling untuk siswa Slow Learners di sekolah ini adalah

supaya sekolah memberikan banyak latihan yang berkaitan

dengan ketrampilan atau pekerjaan yang bersifat praktis.

4.2.1.2Kurikulum

Kurikulum penyelenggaraan pendidikan inklusif

menggunakan kurikulum standar nasional yang berlaku di

sekolah umum. Namun bagi siswa slow learnerdisesuaikan

atau dimodifikasi /diselaraskan sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Modifikasi kurikulum

dilakukan oleh tim pengembang kurikulum SD Negeri Pulutan

02 Salatiga. Tim pengembang kurikulum ini terdiri dari:

kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru

pembimbing khusus, psikolog dan ahli lain yang terkait.

Page 7: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

54

Modifikasi terjadi pada 4 komponen utama pembelajaran

yaitu: tujuan, materi, proses dan evaluasi.

Berdasarkan dari dokumen KTSP dan wawancana

dengan Kepala Sekolah perihal kurikulum di Sekolah adalah

Kurikulum yang digunakan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan). Struktur kurikulum terdiri dari empat

komponen, yakni komponen mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri serta Program Khusus bagi Anak

Berkebutuhan Khusus.

Tujuan dari penyelenggaraan Program Khusus

adalah:(i). Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi

kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya.(ii). Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan

yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif

bagi semua peserta.

Tabel 4.2 Ruang Lingkup Program Khusus

No Jenis

Ketunaan Materi Khusus Alternatif

1 Tunagrahita Bina Diri KTK/ tambah jampel

2 Tunadaksa Bina Gerak KTK/ tambah jampel

3 Giftet Sosialisasi Percepatan dan pengayaan

4 Autis Bina Komunikasi KTK/ tambah jampel

Sumber :Laporan tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

Ruang Lingkup Program khusus disesuaikan dengan jenis ke tuna

an siswa seperti contoh di atas, misalnya siswa Autis yang mempunyai

masalah dalam hal komunikasi maka materi khusus yang diberikan

adalah pembinaan komunikasi. Demikian pula untuk jenis ke tunaan yang

lain disesuaikan dengan kebutuhan siswa ABK.

Page 8: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

55

Tabel 4.3 Pengaturan Beban Belajar

Kelas

Satu Jam

Pelajaran Tatap

Muka / Menit

Jumlah Jam

Pembelajaran/

Minggu

Minggu Efektif

Per Tahun

Ajaran

Waktu

Pembelajaran

Jam / Tahun

1 35 28 37 1.036

2 35 29 37 1.073

3 35 32 37 1.184

4 35 36 37 1.332

5 35 36 37 1.332

6 35 36 30 1.080

Sumber: Laporan Tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

a. Ketuntasan Belajar

Tingkatketuntasan per matapelajaran untuk tiap kelas

dapat dilihat didalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

No Mata Pelajaran

Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM)

Angka Huruf

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 67 Enam puluh tujuh

2 Pendidikan Kewarganegaraan 64 Enam puluh empat

3 Bahasa Indonesia 66 Enam puluh enam

4 Matematika 63 Enam puluh tiga

5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 Enam puluh lma

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 63 Enam puluh tiga

7 Seni Budaya dan Keterampilan 69 Enam puluh sembilan

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

73 Tujuh puluh tiga

B. Muatan Lokal

9 Bahasa Jawa 65 Enam puluh lima

10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua

Sumber :Laporan Tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

Page 9: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

56

Jika tingkat ketuntasan per matapelajaran untuk tiap

kelas tidak sama, padatabel akan ditunjukkan sebagai

berikut.

Tabel 4.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

No Mata Pelajaran

Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM)

I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 68 66 65 66 65 65

2 Pendidikan Kewarganegaraan 61 71 64 61 63 60

3 Bahasa Indonesia 65 70 63 63 68 60

4 Matematika 70 70 59 57 61 55

5 Ilmu Pengetahuan Alam 68 69 61 61 65 60

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 61 69 62 61 59 60

7 Seni Budaya dan Keterampilan 72 69 68 65 66 70

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

79 73 73 65 71 70

B. Muatan Lokal

9 Bahasa Jawa 68 68 59 60 65 60

10 Bahasa Inggris 61 61 57 60 66 60

Sumber :Laporan Tertulis Kepala Sekolah SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

Bila siswa belum mencapai KKM, guru kelas / mata

pelajaran melaksanakan kegiatan remedial berbentuk

pengulangan materi yang belum dikuasai oleh siswa dan

kegiatan pengayaan dilaksanakan oleh guru berbentuk

pemberian tugas-tugas individual atau berbentuk klasikal

untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih cepat dari siswa

lainnya.

Selain beban belajar dalam bentuk tatap muka

(pertemuan di kelas) yang disajikan dalam bentuk tabel, beban

Page 10: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

57

belajar diberikan juga dalam bentuk tugas terstruktur dan

tugas mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.

Contoh:Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk

antara lain: (a) Pengerjaan soal/latihan di rumah (PR) (b).

Penugasan proyek secara berkelompok (c).Membuat hasil

karya produk.

Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai

pengayaan dalam bentuk antara lain: (a). Membuat ringkasan

buku/cerita pendek (b). Mengumpulkan/mengkliping berita

tentang suatu topik aktual (c).Mengikuti kegiatan di

masyarakat dan melaporkan secara tertulis

Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40%

dari jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran yang

bersangkutan.

Catatan:

a. ABK yang mampu mengikuti kurikulum reguler

menggunakan ketuntasan belajar yang sama dengan

anak normal lain, sedangkan ABK yang tidak

menggunakan kurikulum reguler/ PPI ketuntasan

belajar ditentukan oleh secara khusus oleh guru

pembimbing khusus yang disesuaikan dengan

kemampuan peserta didik.

b. Diusahakan setiap tahun ketuntasan belajar

mengalami peningkatan sehingga 5 tahun kedepan

untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6 ketuntasan

belajar mendekati 75 %.

b. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup dalam pengembangannya

terintergarasi dengan semua mata pelajaran.Aspek kecakapan

hidup yang dikembangkan meliputi Kecapakan Personal dan

Sosial.

Page 11: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

58

a. Kecakapan Personal meliputi :

(i). Kesadaran diri antara lainJujur, Disiplin, Bekerja Keras,

Bertanggung Jawab, Toleran, Suka Menolong dan Peduli

Lingkungan.

(ii). Kecakapan berpikir antara lainmencari informasi

dilakukan dengan kegiatan observasi, membaca, bertanya

dan menganalisa

b. Kecakapan Sosial Meliputi (i).Kecakapan berkomunikasi

baik lisan maupun tulisan (ii). Kecakapan bekerjasama

4.2.1.3 Tenaga Pendidik

Jumlah keseluruhan guru adalah 10 guru, yang terdiri

dari : 3 guru kelas, 2 guru PAI, 1 Kepala Sekolah dan 1 guru

OR. Ada satu Guru CPNS dan 2 guru Wiyata Bakti yaitu

guru kelas IV dan Bahasa Inggris, serta 1 kepala

TU.Sedangkan guru pembimbing khusus (GPK) hanya ada

satu, tetapi guru ini merangkap sebagai guru olah raga dan

sudah mengikuti pendidikan khusus inklusif selama 6 bulan

bersertifikat sehingga dapat membantu pada saat diperlukan

sekalipun waktunya terbatas. Jika ada anak yang

memerlukan penanganan khusus pada saat pembelajaran

maka anak tersebut akan dibawa ke ruang perpustakaan atau

kantor guru atau kepala sekolah untuk ditangani secara

khusus. Beberapa guru kelas dan juga guru agama Islam di

sekolah ini telah mengabdi selama lebih dari 20 tahun di SD

Negeri Pulutan 02 Salatiga sehingga mereka sudah sangat

kaya dalam pengalaman mengajar dan menangani bermacam-

macam karakter anak.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara

dengan guru kelas di sekolah ini, Guru kelas membuat

program pelayanan pendidikan yang sederhana untuk

Page 12: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

59

membantu siswa yang slow learner di kelasnya. Lalu guru

kelas meminta pengarahan dari kepala sekolah atau kerja

sama dari sekolah luar biasa dalam membuat PPI (Program

Pembelajaran Individu) yang sederhana. Siswa yang

berkebutuhan khusus /slow learner selalu mendapatkan

pembelajaran remedial jika diperlukan. Guru kelas maupun

guru mata pelajaran memberikan pengayaan serta penilaian

yang sesuai dengan keadaan siswa slow learner.

Sedangkan menurut Guru Pembimbing Khusus (GPK)

yaitu Pak Hery tentang program pembelajaran individual (PPI)

yang dilakukannya untuk siswa slow learner di SD Negeri

Pulutan 02 seperti dituturkan sebagai berikut :

Anak yang kesulitan belajar itu saya suruh membuat ketrampilan

yang sesuai dengan kebutuhannya, seumpamanya dia mempunyai

masalah dalam membaca, dia membuat ketrampilan prakarya

bentuk huruf-huruf yang mendukung pembelajarannya. Dan

biasanya anak tersebut diambil dari kelas dan diberi pelajaran

khusus di ruangan perpustakaan atau ruang computer. (27

September 2014)

Keadaan kelas pada waktu pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar dan tertib karena dengan jumlah

murid di kelas yang tidak lebih dari 15 anak maka guru kelas

maupun guru mata pelajaran dapat menciptakan suasana

belajar yang kondusif serta nyaman bagi semua anak.

4.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan di kelas dan wawancara

dengan guru-guru di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga tentang

Page 13: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

60

kegiatan pembelajaran di kelas maka diperoleh data sebagai

berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Belum ada panduan program kegiatan pembelajaran

khusus untuk siswa slow learner dari sekolah ini sehingga

masing-masing guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan pembelajaran kelas regular yang disesuaikan dengan

kemampuan siswa masing-masing. Guru kelas maupun guru

mata pelajaran membuat perencanaan pembelajaran masing-

masing sesuai dengan buku pegangan dari yang dipakai oleh

siswa di sekolah dan disesuaikan dengan kondisi anak slow

learner yaitu banyak melakukan pengulangan dan pengayaan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah

dimanasiswa slow learner dicampur dengan anak normal

maka guru memberikan pelayanan tambahan untuk siswa

slow learner agar tidak ketinggalan dalam memahami semua

pelajaran, yaitu dengan memberikan pelajaran tambahan

dengan metode yang kongkrit seperti melihat gambar, video

dari internet ataupun peragaan. Karena media-media seperti

ini yang akan menjembatani pemahaman mereka terhadap

pelajaran yang diberikan. Para guru berusaha

mengoptimalkan media pembelajaran yang ada disekolah agar

dapat memperlakukan siswa slow learner secara baik dan

benar.

c. Evaluasi

Evaluasi/ penilaian bagi siswa yang dilakukan oleh SD

Negeri Pulutuan 02 Salatiga ini adalah sebagai berikut:

Kenaikan kelas dan kelulusan siswa:

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun

pelajaran

Page 14: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

61

Kriteria kenaikan kelas :

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada

dua semester di setiap kelas

2) Tidak terdapat nilai di bawah Stadar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari tiga mata

pelajaran

3) Rata-rata nilai kepribadian baik

b. Kriteria Kelulusan

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2) Memperoleh nilai minimal BAIK untuk seluruh

kelompok mata pelajaran: Agama dan akhlak mulia,

Kewarganegaraan dan kepribadian, estetik, jasmani,

olahraga, dan kesehatan

3) Lulus Ujian Sekolah / Ujian Nasional sesuai dengan

peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang

berlaku.

4.2.1.5 Sarana Prasarana

Sarana yang bersifat umum yang dibutuhkan di sekolah

sudah cukup lengkap seperti : ruang kelas, ruang guru dan

kepala sekolah (masih digabung), perpustakaan yang

merangkap ruang komputer siswa, lapangan olah raga,

kantin, toilet, dan halaman belakang yang luas serta dapat

digunakan siswa untuk belajar menanam.

Sarana prasarana khusus untuk kebutuhan siswa ABK

belum ada karena tidak memiliki ruang sumber (resource

room) sebagai sarana pendukung untuk siswa slow

learner.Ruang sumber merupakan ruang yang seharusnya

disediakan oleh sekolah untuk memberikan pelayanan

pendidikan khusus bagi anak berkesulitan belajar dan slow

learners.

Page 15: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

62

4.2.1.6 Pemberdayaan Masyarakat

Berbagai kerjasama telah dibangun oleh SDN Pulutan

02.Yaitu kerjasama dengan program studi S1 PGSD

UKSWuntuk kegiatan PPL, pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler dan lain-lain.

Dukungan dari berbagai pihak terutama dari para

pemangku kepentingansepertiDPRD , anggota masyarakat

seperti lingkungan RW dan RT serta dukungan dari Komite

Sekolah sehingga sekolah mendapat bantuan drumband dan

juga mencarikan pelatihnya.

4.2.2Komponen Proses

Pada tahap proses, peneliti mengumpulkan data yang

menggambarkan sejauh mana perilaku siswa berubah seperti

yang diperkirakan akibat proses pembelajaran.Yang dievaluasi

adalah keterkaitan (kegayutan) antara sesuatu yang akan

diubah dalam hal ini adalah peserta didik, tenaga pengajar

dan masyarakat dengan kegiatan (proses) untuk mengubah,

membangun, sertamengembangkannya.

4.2.2.1.Peserta didik

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti melalui

observasi di kelas dan wawancara dengan murid tentang

perilaku/ hasil peserta didik akibat kegiatan proses

pembelajaran adalah:

Pertama, Melalui Proses Pembelajaran yang dilakukan di

kelas, Peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan

pembelajaran yang diberikan guru pada saat di kelas. Peserta

didik yang slow learner diberikan pengulangan dan penjelasan

khusus serta tugas tambahan sehingga dapat memahami

pelajaran yang diberikan.

Page 16: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

63

Kedua, Peneliti juga melihat bahwa perilaku siswa-siswa

yang normal maupun slow learner terlihat cukup baik dan

dapat bekerja sama. Ketika peneliti berkesempatan mengajar

di kelas pun terlihat bahwa para siswa mempunyai perilaku

yang baik, sopan dan cukup antusias untuk mengikuti

pelajaran.

Ketiga, Menurut keterangan dari guru dan kepala

sekolah,beberapa murid yang pindahan dari sekolah lain

karena bermasalah, pada awalnya murid-murid tersebut tidak

mau belajar dan tidak mau mengerjakan tugas PR maupun

tugas sekolah tetapi setelah saat ini sudah terlihat

perkembangannya yaitu mereka mau belajar dan mau

mengerjakan tugas-tugasnya. Peneliti mencoba melakukan

wawancara dengan siswa tersebut yang saat ini sudah kelas V

SD dan termasuk siswa slow learneryaitu Samudra dan Yoga.

Mereka mengatakan bahwa mereka senang belajar di sekolah

dan dapat mengerti pelajaran yang diberikan guru karena

guru mengajar dengan sabar, jelas dan menggunakan alat

peraga.

Seperti yang dituturkan oleh Samudra sebagai berikut

“kayak istimewa sekolah e…gurunya baik banget dan jelas

kalo ngajar pake alat peraga misalnya peta dan globe.”

Demikian juga yang dikatakan Yoga tentang sekolah dan

guru sebagai hasil Wawancara tgl 27 September 2014:

Gurunya nyantai dan ga terlalu cepat kalo ngajar.Kalo ada

teman yangmengejek biasanya dinasehati guru dan teman itu

mau minta maaf.

4.2.2.2.Tenaga Pendidik

Dari pengamatan dan wawancara dengan guru kelas,

guru mata pelajaran dan GPK yang mengajar di SD Negeri

Pulutan 02 Salatiga maka diperoleh data dan keterangan

bahwa sebagian besar guru-guru yang mengajar di SD Negeri

Page 17: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

64

Pulutan 02 ini adalah guru yang sudah lebih dari 10 tahun

mengajar bahkan ada yang sudah 20 tahun. Meskipun telah

mempunyai bekal pengalaman mengajar yang sudah lama

tetapi mereka tetap berusaha belajar memodifikasi materi

pelajaran ataupun kurikulum yang disesuaikan dengan

keadaan siswanya khususnya slow learner.Jika ada kesulitan

para guru ini dibantu oleh GPK, kepala sekolah dan juga

pembelajaran dari pelatihan yang telah diberikan dari ahli

terkait untuk mengajar siswa ABK.Hal ini membuat para guru

lebih kreatif, lebih sabar dan tidak membeda-bedakan siswa-

siswanya bahkan bisa lebih memahami tiap-tiap perbedaan

siswa-siswa nya di kelas.

4.2.2.3. Orang tua/masyarakat/komite

Pengamatan dan wawancara dengan orang tua tentang

pendapat mereka mengenai sekolah inklusif maupun

keterlibatan orang tua di sekolah diperoleh kesimpulan bahwa

meskipun masih ada orang tua yang tidak mengerti tentang

pendidikan inklusif tetapiada yang sudah merasa puas

menyekolahkan anaknya di sekolah inklusif dan orang tua

juga membantu dalam pelajaran anaknya di rumah, seperti

hasil wawancara tanggal 27 September 2014 dengan ibu Siti

Muniroh orang tua dari siswa Aditya, kelas 2 SD Negeri

Pulutan 02 Salatiga

Setelah sekolah disini anak saya ga manja, ga kelahi dengan

teman-temannya lagi seperti waktu di TK dulu... Anak saya

cocok sekolah disini.karena muridnya ga terlalu banyak,jadi

pengajarannya lebih jelas seperti di privat sendiri gitu…. Saya

di rumah juga membantu pelajaran bahasa Inggris atau

matematika anak saya… Harapan saya nanti anak saya bisa

lulus dan bisa masuk SMP yang favorit gitu..

Sedangkan dari sisi komite sekolah, sudah terlibat

dalam membantu penyediaan kebutuhan siswa seperti

Page 18: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

65

drumband.Demikian juga masyarakat setempat terlibat dalam

kegiatan sekolah seperti kegiatan keagamaan

pengajian,kegiatankebersihan dll.

Disamping hal- hal di atas, sekolah juga melibatkan

pihak- pihak lain yang terkait dengan pendidikan inklusif di

sekolah dalam bentuk kerja samaseperti yang tertera dalam

tabel dibawah.

Tabel 4.6 Kerjasama yang Sudah Dilakukan dan Yang sedang

Berlangsung

No

Nama

Program

Kerjasama

Instansi

Mitra Tahun

Lama

Kerjasama

Hasil Yang

dicapai Bukti Fisik

1.

Perjanjian

Kerjasama

Kemitraan

PGSD UKSW 2011 3 tahun

PPL

Mahasiswa di

SD Pulutan

02

Mou

2. Pengenalan

Komputer FTI UKSW 2012 1 semester

Pelatihan IT

bagi Guru

Materi dan

Foto

3.

Pendidikan

Program

Inklusi

SLB

Mangunsari 2012 1 tahun

Konsultasi

masalah ABK

Mou

4.

Pertimbangan

Teknis Tata

Ruang

Dinas Tata

Kota Kota

Salatiga

2011 5 tahun

Pertimbangan

Teknis Tata

Ruang di SD

Pulutan 02

Pertimbangan

Teknis

5.

Kerja Sama

antara FKIP

dan SDN

Pulutan 02

FKIP UKSW 2012 3 tahun

PPL

Mahasiswa di

SD Pulutan

02

Mou

6. Tes Psikologis

Pelita

Harapan

Bangsa

2012 1 tahun Tes IQ

Mou

7. School Visit Faber Castell 2012 1 hari

Pengisian

LJK untuk

kelas 5 dan 6

Surat

Page 19: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

66

8. Adiwiyata

SD

MARSUDIRINI

77

2014 3 tahun

Sekolah

rintisan

Adiwiyata

Mou

9. Nota

Kesepakatan

Perpustakaan

dan Arsip

daerah Kota

Salatiga

2013 3 tahun

Pelayanan

Perpustakaan

Keliling

Mou

10.

Kesepakatan

kerjasama

Progdi BK-

FKIP dengan

SDN Pulutan

02

BK UKSW 2014 1 tahun

Tes IQ dan

konsultasi

ABK

Mou

Sumber :Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

4.2.3Komponen Produk

Pada tahap ini adalah mengadakan analisis data dan

menetapkantingkat output yang diperoleh. Pertanyaanyang

diajukan dalam tahap ini adalah apakah program sudah

mencapai tujuan terminalnya?”

4.2.3.1Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

Kehadiran sekolah inklusi ini membuka kesempatan

bagi siswa berkebutuhan khusus untuk dapat bersekolah

dengan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya serta

dapat menghapus batas antara anak normal dan anak

berkebutuhan khusus, anak dari kalangan mampu dan

kurang mampu serta perbedaan lainnya.Sistem belajar di

sekolah inklusi ini tidak jauh berbeda dengan sekolah regular

pada umumnya.Hanya porsi belajar pada anak berkebutuhan

khusus (slow learner) lebih kecil daripada anak yang

normal.Sehingga standar yang ditetapkan adalah sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki anak.Anak-anak yang

Page 20: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

67

bersekolah di SD Negeri Pulutan 02 Salatiga sangat menikmati

bersekolah di sini karena merasa semua teman saling

menerima, guru mengajar dengan baik dan dapat dimengerti

oleh anak-anak serta merasakan fasilitas yang cukup untuk

kebutuhan mereka di sekolah.

4.2.3.2Ouput Peserta Didik sesuai yang diharapkan

Secara akademik semua siswa kelas 1,2,3,4 dan 5 bisa

mengikuti pelajaran dengan baik dan dapat melanjutkan ke

kelas berikutnya. Sedangkan siswa kelas 6 semua lulus dan

bisa melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah lanjutan negeri

maupun swasta. Siswa kelas 6 yang slow learner pun bisa

melanjutkan sekolah ke sekolah Pesantren. Meskipun siswa

kelas 6 tidak semua mengikuti ujian nasional, khususnya

siswa slow learner,tetapi mereka dapat mengikuti ujian yang

diadakan oleh sekolah yang sesuai dengan standar yang telah

dilakukan oleh sekolah dan semua siswa slow learners bisa

lulus semua. Demikian juga dengan siswa-siswa slow learners

dari kelas 1 sampai kelas 5, dapat naik kelas tetapi dengan

standar kelulusan yang telah ditetapkan dari sekolah khusus

untuk siswa-siswa slow learner.

Siswa-siswa SD Negeri Pulutan 02 juga telah berhasil

mengukir prestasi dalam berbagai kegiatan lomba dalam

beberapa bidang sebagai berikut:

Tabel 4.7 Prestasi Sekolah dalam Bidang Akademik

No. Nama Lomba

Yang Diikuti

Nama Siswa

yang Mengikuti Tahun Prestasi

Bukti

Fisik

1. Shalat Putra M.Farhan Toha 2013 III Kota Piagam

2.

Mapel Agama cab.

Khat dan Kaligrafi

Putra

Muh. Fadil A. 2012 III Kota Piagam

Sumber: Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

Page 21: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

68

Data di atas menunjukkan bahwa prestasi yang

berhasil dicapai siswa SD Negeri Pulutan 02 selama 2 tahun

berturut-turut sehingga mendapatkan penghargaan adalah

dalam bidang akademik agama Islam.

Tabel 4.8 Prestasi Sekolah dalam Bidang Olahraga

No.

Cabang

Olahraga

yang

diikuti

Nama Siswa

yang Mengikuti

Nama Lomba

Yang Diikuti

Tahu

n

Prestasi

yang

diraih

Bukti

Fisik

1. Tenis Meja

Niken Sari Tenis Meja

Putri 2012 Juara II

Sertifi

kat

2. Atletik Anggi Prasetya

W. Senam 2012

Harapan

II

Sertifi

kat

Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

Dalam bidang olah raga tenis meja dan atletik siswa SD

Negeri Pulutan 02 sudah berhasil menunjukkan prestasi

sehingga mendapat penghargaan .

Tabel 4.9 Prestasi Sekolah dalam Bidang Kesenian

No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor

A. TINGKAT PROVINSI

1 Nasyid Ikrar dan Nasyid

TPQ 2013 Juara III

B TINGKAT KOTA

1 Menyanyi Lomba Vocal 2013 Juara I

Page 22: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

69

No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor

Kelompok B

2 Menyanyi Lomba Fun Day

With Ada Baru 2014 Juara I

3

Menyanyi Lomba Lagu

Indonesia Kategori

II

2013 Juara II

4 Tarlil Lomba Tartil

Quran Putra 2014 Juara II

5 FLS2N Menyanyi Tunggal 2014 Juara II

6 Kaligrafi

Lomba Khat Putri 2014 Juara III

7 Menyanyi Loma Solo Vokal

Tk. SD 2013 Juara III

8 Menyanyi Lomba Menyanyi

Lagu Perjuangan 2013 Juara III

9 Menyanyi Lomba Karaoke

Kategori B 2013 Juara III

10 Kaligrafi Lomba Khat Putra 2013 Juara III

11

Menyanyi Lomba

Penghayatan Lagu

Islami

2012 Juara III

C TINGKAT KECAMATAN

1 Puisi Lomba Geguritan

Putri SD 2013 Juara I

2 Puisi Lomba Puisi SD 2012 Juara I

3 Kaligrafi Lomba Khot

Qur’an 2013 Juara I

4 Kaligrafi Lomba Khot

Qur’an 2013 Juara III

D TINGKAT KOTA HARAPAN

1 Mozaik Lomba Mozaik 2012 Harapan I

2 Mozaik Lomba Mozaik 2012 Harapan II

3 Mozaik

Lomba Mozaik 2012 Harapan

III

4 Puisi Lomba Ikrar dan

Puitisasi 2012 Harapan II

Page 23: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

70

No. Kesenian Nama Lomba Tahun Prestasi Skor

E TINGKAT KECAMATAN HARAPAN

1 Puisi Lomba FLS2N Cab.

Cipta Puisi 2014 Harapan I

2 Menyanyi Lomba FLS2N Cab.

Menyanyi Tunggal 2014

Harapan

III

Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

d. Prestasi Lain-Lain Sekolah Dalam Bidang Lain-Lain (Ekstra

Kurikuler):

1. Juara Umum Lomba Kreatifitas Siswa SD Se-Kota Salatiga

Tahun 2012.

2. Juara Harapan I Barung Putri Pesta Siaga Tk. Kawarran

Sidorejo Tahun 2012.

3. Juara Harapan III Barung Putra Pesta Siaga Tk. Kawarran

Sidorejo Tahun 2012.

4. Mengisi Tari dalam Festival Anak Indonesia Terampil (FAST)

di Polres tahun 2012

5. Juara I Geguritan mengisi acara Masa Orientasi Peserta

Didik (MOPD) jenjang SMA/MA/SMK Tingkat Kota Salatiga

Tahun 2013 di depan Wali Kota

6. Kunjungan dari Team Leader Plan Indonesia Program Unit

Purwodadi Tahun 2013

4.2.3.3Output Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik mendapat kesempatan belajar cara

mengajar yang berbeda dalam melakukan pembelajaran bagi

peserta didik yang memiliki kondisi slow learner. Sehingga

guru berpeluang menjadi lebih kreatif, lebih sabar dan lebih

berkualitas.Beberapa guru juga mendapat kesempatan untuk

mengembangkan karirnya dalam bidang pendidikan Inklusif

seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini :

Page 24: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

71

Tabel 4.10 Pengembangan Karir Guru

Nama Pendidikan/Pel

atihan Tahun Penyelenggara Bukti fisik

1 Masduki

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

2 Tri Sunarti,

S.Pd.

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

3 Niluh Sriana

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

4 Buyung

Sukananda

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

5 Heri Susanto,

S.Pd

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

6 Marsiyem

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

7 Mustofa

Mualimin, S.Pd.

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

8 Efendi, S.Pd.

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

9

Hana

Pratimawanti,

S.Pd.

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

10 Ina Mahanani

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

Sekolah Inklusi

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

11 Edi Suifan

Diklat Pendidik

dan Tenaga

Kependidikan

2012 UPT Disdikpora Kec.

Sidorejo Sertifikat

Page 25: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

72

Nama Pendidikan/Pel

atihan Tahun Penyelenggara Bukti fisik

Sekolah Inklusi

12 Th.Sri Rahayu,

S.Pd. PPL 2012 FKIP UKSW

SK Guru

Pamong

13 Masduki PPL 2012 FKIP UKSW SK Guru

Pamong

Sumber : Data SD Negeri Pulutan 02 Salatiga

4.2.3.4Keterlibatan orang tua, masyarakat dankomite.

Sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan dari

program pendidikan inklusif sebagai berikut: (a). Orang tua

merasa dihargai dan menganggap dirinya sebagai mitra dalam

memberikan kesempatan belajar yang berkualitas untuk

anak.(b). Mereka mengetahui bahwa anaknya dan semua anak

menerima pendidikan yang berkualitas bahkan merasa di

perlakukan spesial seperti murid privat karena adanya

penanganan yang bersifat individual yang berfokus pada anak.

(c). Masyarakat merasa lebih bangga ketika lebih banyak anak

bersekolah dan mengikuti pembelajaran. (d). Peran serta telah

dilakukan dengan banyak pihak seperti komite, kelurahan,

dinas tata kota, perpusatakaan daerah, FKIP UKSW, BK

UKSW, Masyarakat RW 02,03,05, kecamatan,serta DPRD

Salatiga.

4.3Pembahasan

Dalam bagian pembahasan, diuraikan tentang analisis

kesenjangan dalam empat bagian analisis pembahasan yaitu,

tahapan desain, tahapan instalasi, tahapan proses dan

tahapan produk.

4.3.1 Kesenjangan Tahapan Desain

Page 26: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

73

Berdasarkan uraian hasil diatas maka pada analisis

kesenjangan desain dapat diuraikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.11 Temuan Tahap Konsep dan Desain

Desain Input Indikator Desain TemuanKesenjangan

1. Peserta

Didik/siswa

Interaksi siswa normal dengan

ABK berjalan dengan baik

Interaksi siswa normal dengan

ABK, tidak ada penolakan

2. Kurikulum Terintegrasi dalam dua

kebutuhan

Terintegrasi dalam dua

kebutuhan

3. Tenaga Pendidik Keahlian relevanterakreditasi,

faham visi/misi sekolah

inklusi, dibedakan guru kelas,

guru mata pelajaran & GPK

GPK perkelas kurang

proporsinya.

4. Kegiatan

Pembelajaran

Terfokus ke anak, kelas kecil Pendekatan cukup baik

5. Sarana Prasarana Sarana umum & sarana

khusus

Sarana umum terpenuhi, sarana

khusus masih sangat kurang

6. Pemberdayaan

Masyarakat/orang

tua/komite

Dukungan dari

masyarakat/orang tua/komite

tinggi

Dukungan masyarakat/ orang

tua/komite cukup tinggi

meskipun belum terorganisir

Desain Proses

1. Kegiatan belajar

siswa

Pengetahuan umum, BK,

Pramuka, olah raga, seni,

pembiasaan, pembinaan

keteladanan, PBKB, program

khusus ABK

Penilaian hasil belajar masih

terfokus pada capaian

pengetahuan umum siswa.

2. Kegiatan mengajar

pendidik

Metode & materi yang terpusat

pada potensi, perkembangan,

kebutuhan & kepentingan

anak, kelas kecil, terintegrasi

normal dg ABK, terdiri dari

guru, guru mata pelajaran &

GPK, hubungan guru-murid

informal

Komposisi jumlah siswa dalam

kelas dan guru kelas mengajar

belum ideal.

3. Kontribusi

masyarakat/ orang

tua/komite

Langsung, intensif dan

terintegrasi dengan kebutuhan

masing-masing siswa.

Antusias masyarakat

mendaftarkan anak slow learner

cukup tinggi

Desain Output

1. Variabel Siswa Siswa mengusai KKM,

Kecakapan hidup (a).

Kecakapan Personal (diri &

lingkungan) (b). Kecakapan

Berfikir (d). Kecakapan Sosial

Raport dan hasil ujian akhir

siswa memuaskan tetapi belum

mampu menyediakan alat ukur

variabel kecakapan

personal/lingkungan, berfikir

Page 27: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

74

Desain Input Indikator Desain TemuanKesenjangan

(komunikasi dan kerjasama). dan kecakapan sosial siswa.

2. Variabel Tenaga

Pendidik

Meningkat kecakapan,

keahlian, metode KBM makin

variatif & intensif mendukung

tumbuh kembang siswa.

Adaptasi kemampuan Tenaga

Pendidik baik, meskipun kurang

dukungan pendampingan serta

pelatihan lanjutan dibidang

pendidikan inklusif

3. Variabel

Masyarakat/orang

tua/komite

Orang tua mengenali &

mendukung kebutuhan, bakat

tumbuh kembang anak.

Masyarakat aktif mendukung

kebijakan sekolah

Tingkat kepuasan orang tua dan

masyarakat belum pernah

diukur.

Pada tahap desain, terdapat sedikit kesenjangan pada

desain input dan desain proses yaitu pada variabel tenaga

pendidik karena dengan jumlah siswa slow learner di tiap

kelas cukup banyak sedangkan guru pembimbing khusus

(GPK) hanya 1 orang maka kurang proporsional untuk dapat

menangani seluruh siswa slow learner di sekolah.

Sedangkan pada desain output, untuk variabel peserta

didik : hasilRaport dan hasil ujian akhir siswa adalah

memuaskan meskipun belum tersedia alat ukur variabel

kecakapan personal/lingkungan, berfikir dan kecakapan

sosial siswa. Pada variabel tenaga pendidik: adaptasi

kemampuan Tenaga Pendidik sudah cukup baik, meskipun

kurang dukungan pendampingan serta pelatihan lanjutan

dibidang pendidikan inklusif. Dan pada variabel

masyarakat/orang tua/komite juga belum pernah dilakukan

pengukuran tingkat kepuasan dari masyarakat, orang tua dan

komite.

4.3.2 Kesenjangan Tahapan Instalasi

Ketepatan berbagai sumber daya/perlengkapan yang tersedia

untuk pelaksanaan program pendidikan inklusif slow learnersdapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 28: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

75

Tabel 4.12 Kesenjangan Tahapan Instalasi

Tahapan Instalasi Indikator Instalasi TemuanKesenjangan

1. Peserta

Didik/siswa

Konsep penerimaan siswa

baru

Administrasi siswa baru

telah,

Siswa telah mengetahui

konsep sekolah inklusi

Komposisi ideal siswa normal dan

ABK dalam penerimaan siswa

baru/pindahan belum ditetapkan oleh

sekolah.

Tidak semua siswa dan orang tua

siswa memiliki kesadaran

memasukan sekolah dengan konsep

sekolah inklusi. Yang penting diterima

di sekolah tersebut. Sekolah yang

dekat, murah.

2. Kurikulum Visi, misi dan tujuan

sekolah dalam KTSP telah

terumuskan degan baik

Kurang di dukung oleh materi bahan

ajar untuk slow learner

3. Tenaga Pendidik Guru memiliki keahlian

yang relevan, komposisi

jumlah guru ideal dengan

jumlah siswa

Belum ada kebijakan sekolah untuk

mendidik secara khsusus keahlian

guru dan komposisi jumlah guru

4. Kegiatan

Pembelajaran

Di desain dalam kelas kecil Kegiatan belajar belum dikonsep

dalam silabus, RPP dan bahan ajar

yang tertib.

5. Sarana Prasarana Kebijakan sarana umum

dan sarana khusus.

Kebijakan penyediaan sarana umum

masih dominan, sementara kebijakan

pengadaan sarana khusus masih

kurang

Page 29: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

76

Tahapan Instalasi Indikator Instalasi TemuanKesenjangan

6. Pemberdayaan

Masyarakat/orang

tua/komite

Dukungan dari org

tua/komite tinggi

Komite sekolah masih belum optimal

Instalasi Proses

1. Kegiatan belajar

siswa

Pengetahuan umum, BK,

Pramuka, olah raga, seni,

pembiasaan, pembinaan

keteladanan, PBKB,

program khusus ABK

Dukungan materi belajar pendukung

spt buku, laboratorium, alat olahraga,

seni dan budaya yang khusus untuk

siswa slow learner masih kurang.

2. Kegiatan mengajar

pendidik

Metode & materi terpusat

potensi, perkembangan,

kebutuhan & kepetingan

anak, kelas kecil,

terintegrasi normal dg

ABK, terdiri dari guru &

GPK, informal

Belum tersedianya kebijakan bagi

maksimalisasi fungsi guru untuk

mencapai kondisi ideal yang

dibutuhkan.

3. Kontribusi

masyarakat/ orang

tua/komite

Langsung, intensif dan

terintegrasi dengan

kebutuhan masing-masing

siswa.

Antusias masyarakat mendaftarkan

anak slow learner cukup tinggi.

Instalasi Output

1. Siswa Siswa mengusai KKM,

Kecakapan hidup (a).

Kecakapan Personal (diri &

lingkungan) (b).

Kecakapan Berfikir (d).

Kecakapan Sosial

(komunikasi dan

kerjasama).

Raport dan hasil ujian akhir siswa

memuaskan tetapi belum mampu

menyediakan alat ukur variable

kecakapan personal/lingkungan,

berfikir dan kecakapan sosial siswa.

2 Tenaga Pendidik Meningkat kecakapan,

keahlian, metode KBM

makin variatif & intensif

mendukung tumbuh

kembang siswa.

Adaptasi kemampuan Tenaga

Pendidik baik, meskipun kurang

dukungan pelatihan/kursus lanjutan

dibidang pendidikan inklusif.

3. Masyarakat/orang

tua/komite

Orang tua mengenali &

mendukung kebutuhan,

bakat tumbuh kembang

anak.

Masyarakat aktif

mendukung kebijakan

sekolah

Tingkat kepuasan orang tua dan

masyarakat belum pernah diukur oleh

sekolah.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahap

instalasi ini ditemukan kesenjangan instalasi input, instalasi

Page 30: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

77

proses dan instalasi outputpada hampir semuakomponen

yaitu peserta didik, kurikulum,tenaga pendidik, kegiatan

pembelajaran, sarana prasarana dan pemberdayaan

masyarakat/orang tua serta komite.

4.3.3 Kesenjangan Proses

Apakah perilakunya berubah sesuai dengan yang diharapkan

atau tidak?Jika ternyata tidak, artinya terdapat kesenjangan dan

perlu dilakukanperubahan terhadap aktifitas-aktifitas yang

diarahkan untuk mencapai tujuan perubahan perlaku tersebut.

Tabel 4.13 Kesenjangan Proses

Tahapan Proses Indikator Proses TemuanKesenjangan

1. Kegiatan

belajar siswa

Pengetahuan umum,

BK, Pramuka, olah

raga, seni, pembiasaan,

pembinaan

keteladanan, PBKB,

program khusus ABK

Penilaian hasil belajar

masih terfokus pada

capaian pengetahuan

umum siswa.

Pendekatan kegiatan

belajar bagi reguler masih

dominan.

Slow learner belum

menjadi prioritas

pembelajaran

2. Kegiatan

mengajar

pendidik

Metode & materi

terpusat potensi,

perkembangan,

kebutuhan &

kepetingan anak, kelas

kecil, terintegrasi

normal dg ABK, terdiri

dari guru, guru mata

pelajaran & GPK,

Komposisi jumlah siswa

dalam kelas dan guru

kelas mengajar belum

ideal.

Page 31: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

78

hubungan guru-murid

informal

3. Kontribusi

masyarakat/

orang tua/komite

Langsung, intensif dan

terintegrasi dengan

kebutuhan masing-

masing siswa.

Antusias masyarakat

mendaftarkan anak slow

learner cukup tinggi

Pada tahap Proses ditemukan kesenjangan pada variabel kegiatan

belajar siswa karena penilaian hasil belajar masih terfokus pada capaian

pengetahuan umum siswa. Sehingga kegiatan belajar masih seperti

kegiatan pembelajaran regular dan bagi slow learner belum menjadi

prioritas. Sedangkan pada kegiatan mengajar pendidik, terdapat juga

kesenjangan dalam hal komposisi jumlah siswa dalam kelas dan guru

kelas mengajar yang belum proporsional/ideal. Karena jumlah siswa slow

learner melebihi proporsional tiap kelas sedangkan kegiatan mengajar

masih terfokus pada kegiatan mengajar regular. Sedangkan pada variabel

masyarakat/orang tua siswa dan komite terlihat respon yang positif pada

penyelenggaraan pendidikan inklusif slow learner di SD Negeri Pulutan 02

Salatiga.

4.3.4 Kesenjangan Produk

Selama tahap produk, penilaian dilakukan untuk

menentukan apakah tujuan akhir program tercapai atau tidak?

Tabel 4.14 Kesenjangan Produk

Tahapan

Produk

Indikator Produk Temuan Kesenjangan

1. Siswa Komposisi kenaikan

dan kelulusan siswa

100%

Siswa naik kelas dan

lulus setelah

menguasai KKM,

Kecakapan hidup (a).

Kecakapan Personal

(diri & lingkungan)

Identifikasi terhadap

siswa slow learner sudah

dijalankan tetapi sebatas

tes psikologi belum pada

kondisi anak setelah lulus

dari SD.

Assessment terhadap

siswa belum dilakukan

sehingga output produk

Page 32: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

79

Tahapan

Produk

Indikator Produk Temuan Kesenjangan

(b). Kecakapan

Berfikir (d).

Kecakapan Sosial

(komunikasi dan

kerjasama).

Kondisi kebutuhan

siswa sebelum dan

sesudah sekolah

belum diukur secara

jelas, khsususnya

bagi anak slow

learner.

siswa masih belum dapat

diukur.

Tujuan akademik siswa

dalam hal kenaikan dan

kelulusan 100% tercapai.

2. Tenaga

Pendidik

Meningkat

kecakapan, keahlian,

metode KBM makin

variatif & intensif

mendukung tumbuh

kembang siswa.

Memiliki kapasitas

dan latar belakang

pendidikan yang

sesuai dengan

bidang kerja dan

keahlian yang

diampu.

Memiliki kesadaran

administrasi yang

semakin baik dalam

perencanaan,

pelaksanaan dan

evaluasi KBM.

Guru telah mampu

melakukanmodifikasi

pengajaran sesuai dengan

visi, misi dan tujuan

sekolah, tetapi masih

belum terpenuhi guru

pendamping khusus di

kelas karena proporsional

siswa di kelas tidak ideal.

Sekolah telah mampu

memodifikasi dari sekolah

reguler menjadi sekolah

inklusi meskipun dengan

beberapa kelemahan yang

perlu di perbaiki.

Dokumen visi, misi dan

kurikulum sekolah telah

disusun kedalam konsep

program inklusi sekolah.

Kurikulum KTSP telah

terintegrasi dalam materi

pengajaran pendidikan

inklusif.

3.Masyarakat/ Komite sekolah dan Masyarakat dan Orang

Page 33: Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15383/4/T2_942012015_BAB IV... · 10 Bahasa Inggris 62 Enam puluh dua . ... belajar

80

Tahapan

Produk

Indikator Produk Temuan Kesenjangan

orangtua/

komite

masyarakat sekitar

terlibat dalam kegiatan-

kegiatan sekolah

perencanaan,

implementasi dan

evaluasi sekolah.

tua siswa belum diukur

tingkat kepuasannya

Kondisi komite sekolah

berjalan baik meskipun

masih terbatas perannya

dalam pengelolaan

keuangan dan perencaan

program sekolah.

Berdasarkan tabel diatas, kesenjangan pada

tahapanproduk terbagi dalam tiga variabel pengukuran.

Yaituvariabel siswa, variabel tenaga pendidik, dan variabel

masyarakat. Pada variabel siswa secara akademis tercapai

output produknya, meskipun secara penilaian non akademis

seperti kecakapan personal (komunikasi, sosial dll) belum

bisadiukur. Pada variabel pendidik ,output guru telah

meningkat kecakapan dan kemampuannya dalam

menjalankan visi dan misi sekolah khususnya dalam kegiatan

mengajar siswa sekolah inklusislow learner tetapi masih

terdapat kesenjangan dalam kebutuhan guru pembimbing

khusus di tiap kelas Karen jumlah siswa slow learner di tiap

kelas cukup banyak sehingga tidak tertangani dengan optimal.

Perlu pendampingan dalam hal penanganan pendidikan

inklusif slow learner bagi guru kelas agar pengajaran dapat

terfokus juga pada siswa slow learner.Demikian juga pada

variabel masyarakat/orangtua dan komite , bagi masyarakat

dengan ekonomi kecil makan kehadiran sekolah inklusi

disambut dengan antusias karena adanya penampungan bagi

siswa-siswa miskin dan berkebutuhan khusus, namun masih

terdapat kesenjangan dalam hal kontribusi dan perannya yang

sesuai dengan perencanaan program sekolah inklusi.