BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
-
Upload
phungtuyen -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor
05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian tindakan
kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV di SDN
Sidorejo Lor 05, dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran.
Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut.
4.1.1 Pra Tindakan
Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II terlebih dahulu penulis
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui karateristik siswa
serta hambatan-hambatan yang dialami siswa pada proses belajar mengajar
terutama pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil uji kompetensi yang
dilakukan pada mata pelajaran IPA ternyata hasilnya belum memuaskan dan
masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Dari data yang peneliti
dapatkan terdapat 26 siswa yang belum tuntas dari 40 siswa. Dugaan sementara
guru kurang memanfaatkan media yang tersedia dan selalu menggunakan model
pembelajaran yang konvensional, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
Guru dalam menyampaikan metode tersebut kurang mampu menarik
perhatian siswa dalam belajar, karena siswa tidak dapat memahami konsep dari
materi yang disampaikan oleh guru akibatnya hasil belajar IPA siswa rendah,
sehingga siswa cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri dan hasil belajar
siswa rendah. Adapun nilai diperoleh siswa pada pra tindakan dapat disajikan
dalam Tabel 4.1 berikut.
37
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah Siswa Persentase %
1 ≥70 14 35% Tuntas
2 <70 26 65% Belum Tuntas
Jumlah 40 100%
Rata-rata 74.25
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 35
Diagram 4.1
Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Berdasarkan di diagram 4.1 dapat di diketahui bahwa jumlah siswa yang
belum mencapai ketuntasan < 70 adalah 26 siswa (65 %), sedangkan jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 70 adalah 14 siswa (35%). Dari hasil yang
didapat siswa, peneliti memutuskan perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki
0
5
10
15
20
25
30
Sebelum Tindakan
14
35%
26
65%
Sebelum Tindakan
Tuntas Tidak Tuntas
38
ketuntasan belajar. Peneliti menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
guna meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 05.
4.1.2 Siklus I
Data yang diperoleh pada tahap pra tindakan dijadikan sebagai acuan
dalam melaksanakan tindakan pada siklus pertama, dengan tujuan agar diperoleh
suatu peningkatan hasil belajar IPA tentang energi panas. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada siklus I sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi yang sudah
dilakukan di SDN Sidorejo Lor 05 peneliti berkerja sama dengan guru
kelas IV dengan melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran serta
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada mata pembelajaran
IPA. Sebelum melakukan kegiatan mengajar maka guru menyiapkan
segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.
Persiapannya meliputi:
1) Menentukan dan mempersiapkan materi atau bahan ajar IPA yang akan
dipelajari.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok
bahasan energi dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) pada mata pelajaran IPA
3) Menyiapkan media pembelajaran.
4) Membuat daftar pengelompokkan siswa dengan membaginya menjadi 6
kelompok dengan anggota yang heterogen.
5) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), buku pelajaran, alat peraga yang
dapat menunjang kegiatan pembelajaran
6) Membuat lembar pengamatan untuk memantau aktivitas guru dan siswa
ketika proses pembelajaran berlangsung.
7) Menyusun dan menyiapkan soal tes untuk siswa. Tes ini akan diberikan
pada akhir siklus.
39
8) Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
9) Melakukan simulasi/latihan penerapan model pembelajaran berbasis
masalah (PBM) bersama teman sejawat. Hal ini dilakukan agar peneliti
benar-benar terampil dan mahir dengan model pembelajaran tersebut.
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan siklus I
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah
disusun, berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya telah disiapkan oleh
peneliti. Tindakan siklus I ini dilaksanakan pada minggu keempat Maret. Siklus I
dilakukan 2 kali pertemuan yang disesuaikan dengan materi dan silabus.
Pertemuan ke 1 Siklus 1
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ke I siklus I pada hari Kamis, 24 Maret 2016. Kegiatan diawali
dengan membuka pelajaran, mengabsens siswa, dan guru memberikan
apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan “apakah siswa
mengetahui jenis-jenis sumber energi? Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab apersepsi yang diberikan, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu, dan guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menerapkan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2) Kegiatan Inti
Sebelum masuk ke dalam kegiatan inti pembelajaran guru terlebih dahulu
menjelaskan materi yang akan dipelajari, yaitu materi tentang energi panas.
Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan membagi siswa dalam 6
kelompok, dimana 4 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 2 kelompok
beranggota 6 siswa. Kemudian guru memberikan masalah kepada tiap-tiap
kelompok untuk dipecahkan bersama melalui suatu percobaan. Guru
menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
40
Siswa melakukan percobaan bersama kelompok masing-masing. Guru
membimbing jalannya percobaan. Setelah selesai melakukan percobaan, guru
meminta siswa untuk menulis hasil yang telah mereka dapatkan. Dari hasil
yang telah mereka dapatkan guru meminta perwakilan dari setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya ke depan kelas. Siswa dari
kelompok lain mendengarkan presentasi kelompok yang sedang
mempresentasi hasilnya, tidak lupa guru memberi penghargaan kepada
kelompok maupun individu yang aktif dalam pembelajaran. Setelah semua
kelompok selesai membacakan hasil percobaan, selanjutnya guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan oleh masing-masing
kelompok
3) Kegiatan Akhir
Setelah meluruskan pemahaman siswa sebelum mengakhiri pelajaran guru
mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari. Agar siswa menjadi termotivasi guru memberikan penguatan
dengan cara memberikan pujian. Guru memberikan tindak lanjut untuk
mempelajari materi berikutnya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk
belajar di rumah dan menutup pembelajaran.
Pertemuan Ke 2 Siklus 1
1) Kegiatan Awal
Sama seperti pertemuan pertama Pertemuan ke 2 siklus I pada hari Kamis,
tanggal 26 Maret 2016. Pertemuan ke 2 tidak jauh berbeda dengan pertemuan
pertama, hanya saja guru melakukan modifikasi terhadap model pembelajaran
berbasis masalah (PBM) Pada pertemuan kali ini materi yang dibahas adalah
pengaruh energi panas terhadap benda, kegiatan diawali dengan membuka
pelajaran, setelah itu guru mengabsens siswa, dan guru memberikan apersepsi.
Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan pernahkah kalian memasak air?
guru melanjutkan pertanyaan apa pengaruh energi panas terhadap benda?
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab apersepsi yang
diberikan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang dicapai pada hari itu,
41
dan guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2) Kegiatan Inti
Sebelum masuk ke dalam kegiatan inti pembelajaran guru terlebih dahulu
menjelaskan materi yang akan dipelajari, yaitu materi tentang pengaruh energi
panas terhadap benda. Selanjutnya guru menjelaskan teknik pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Setelah
menjelaskan teknik pembelajaran, guru membagi siswa dalam 6 kelompok,
dimana 4 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 2 kelompok beranggota 6
siswa. Kemudian guru memberikan masalah kepada tiap-tiap kelompok untuk
dipecahkan bersama melalui suatu percobaan. Guru membagikan bahan-bahan
kepada setiap kelompok, dan mempersiapakan alat dan bahan yang
diperlukan untuk melakukan percobaan tentang energi panas, siswa
melakukan percobaan bersama kelompok masing-masing.
Guru membimbing jalannya percobaan. Setelah selesai melakukan
percobaan. siswa menulis hasil percobaan dan guru meminta perwakilan dari
kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kelompoknya. Siswa
dari kelompok lain mendengarkan presentasi kelompok yang presentasi, tidak
lupa guru memberi penghargaan kepada kelompok maupun individu yang
aktif dalam pembelajaran. Setelah semua kelompok selesai membacakan hasil
percobaan, selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil diskusi
yang sudah dikerjakan oleh masin-masing kelompok.
3) Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi yang telah
disiapkan oleh guru. Selanjutnya guru memberikan umpan balik terhadap
proses pembelajaran. Kemudian guru memberikan tindak lanjut dengan
meminta siswa sepulang sekolah untuk mengamati di sekitar halaman rumah
atau lingkungan kegunaan energi bagi kehidupan. Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam penutup.
42
4.1.4 Hasil Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti juga mengamati proses belajar mengajar
antara guru dan siswa.
(1) Pertemuan pertama
Adapun pengamatan ini sesuai dengan yang ditulis oleh peneliti sesuai dengan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun demikian masih banyak
kendala yang dialami peneliti, antara lain ketika guru memberi pertanyaan pada
siswa, siswa selalu menjawab secara bersama-sama. ketika guru menunjuk salah
satu siswa untuk menjawab suasana kelas berubah menjadi hening. Ketika guru
menyampaikan materi yang dipelajari ada sebagian siswa tidak mendengarkan
penjelasan dari guru tetapi asyik bermain dengan teman sebangkunya, keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, pada pertemuan I siklus I,
kondisi belajar menjadi kurang tenang karena siswa masih banyak yang ribut. Ada
siswa yang memprotes pembagian kelompok yang dilakukan oleh peneliti. Siswa
tersebut merasa tidak cocok dengan anggota kelompoknya. Anggota kelompoknya
bukan anggota kelompok bermain sehari-hari. Selain itu, pada saat pembagian
kelompok dibacakan, siswa sangat gaduh sehingga membutukkan waktu lama
karena ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pembagian kelompok. Pada
pertemuan pertama, beberapa siswa asyik bermain sendiri, bahkan ada yang
mengganggu temannya yang lain, sehingga mengganggu saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hal itu berlanjut sampai pertemuan kedua. Sedang
kelebihan siswa dalam proses pembelajaran antara lain, siswa melakukan
percobaan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan oleh guru. Selain
kekurangan pada siswa juga terdapat kekurangan pada guru. Kekurangan itu
antara lain. Guru kurang membimbing siswa dengan berkeliling dari satu
kelompok ke kelompok yang lain. Masih kurangnya keaktifan dalam kelompok.
Kondisi ini dapat dilihat dari masih sedikitnya siswa yang benar-benar diskusi
dengan teman nya. Tingkat kerjasama antar siswa dalam kelompok masih kurang.
Berdasarkan tabel perhitungan lembar observasi yang telah diisi, observer
mendapatkan hasil sebagai berikut:
43
Tabel 4.2
Aktivitas Siswa dan Guru Siklus I Pertemuan I
No Aspek Ya Tidak Jumlah
Item
1 Kegiatan Awal 3 2 5
2 Kegiatan Inti 11 6 17
3 Kegiatan Akhir 1 1 2
Jumlah 10 6 24
Terlihat pada tabel 4.2 aktivitas guru dalam menerapkan langkah-langkah
pembelajaran berbasis masalah belum terlaksanakan secara keseluruhannya.
Hanya 11 item dari 24 item yang terlaksanakan dalam pembelajaran. Guru belum
memberi motivasi kepada siswa, guru tidak melibatkan siswa dalam memberi
komentar terhadap hasil kelompok lain, siswa tidak diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan.
(2) Pertemuan II
Pengamatan siklus I Pertemuan II kegiatan pembelajaran sudah berjalan
dengan baik sesuai tujuan yaitu ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa,
siswa selalu menjawab secara bersama-sama dan ada juga siswa yang mulai
berani menjawab pertanyaan guru secara mandiri, sebagian besar siswa sudah
mulai menghargai pendapat dari temannya dan ketika guru menyampaikan materi
siswa sudah mulai memperhatikan dengan baik karena pada awal pembelajaran
guru meminta kepada seluruh siswa untuk tidak bermain saat mengikuti
pembelajaran. Hal ini sudah menunjukkan suatu peningkatan dibandingkan pada
pertemuan I. Kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain siswa masih
kurang menghargai kelompok yang sedang presentasi di depan kelas dan
kekurangannya masih ada beberapa siswa yang tidak begitu fokus dalam
memperhatikan pembelajaran dikarenakan faktor cuaca yang panas. Kelebihan
guru dalam menjalankan pembelajaran menggunakan model pembelajarann
berbasis masalah sudah cukup baik dan menarik, guru sudah melaksanakan
langkah-langkah dalam RPP.
44
Tabel 4.3
Aktivitas Siswa dan Guru Siklus I Pertemuan II
No Aspek Ya Tidak Jumlah
Item
1 Kegiatan Awal 4 1 5
2 Kegiatan Inti 13 4 17
3 Kegiatan Akhir 1 1 2
Jumlah 18 6 24
Pada pertemuan kali ini guru dan siswa sudah berkolaborasi dalam diskusi
yang interaktif serta siswa dapat lebih aktif, siswa juga sudah memahami langkah-
langkah (PBM), pada saat berkelompok, siswa sudah mau bergabung dan
berdiskusi dengan teman kelompoknya. Adapun persentase jumlah siswa yang
mendapat nilai diatas KKM pada Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siklus I IPA kelas IV
No Nilai Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa Persentase %
1 ≥75 32 80% Tuntas
2 <75 8 20% Belum Tuntas
Jumlah 40 100%
Rata-rata 74.25
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 35
Berdasarkan tabel 4.4 bahwa siklus I dapat dikatakan sudah berhasil,
terlihat banyak siswa yang telah mencapai KKM 75. Dapat dilihat bahwa 32 anak
telah mencapai KKM 75. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) bisa dikatakan dapat meningkat hasil
belajar siswa. Namun masih kurang maksimal karena masih ada 8 anak yang
belum mencapai KKM 75.
45
Tabel 4.5
Hasil belajar Pra Siklus dan Siklus I IPA Siswa kelas IV
No Nilai
Pra Siklus Siklus I
Keterangan Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 ≥75 14 35% 32 80% Tuntas
2 <75 26 65% 8 20% Belum
Tuntas
Jumlah 40 100% 40 100%
Tabel 4.5 Menunjukkan terjadi peningkatan dari pra siklus ke siklus I,
pada pra siklus nilai ≥ 75 berjumlah 14 siswa kemudian < 75 berjumlah 26 siswa
dan pada siklus I nilai ≥75 berjumlah 35 siswa kemudian nilai <75 berjumlah 8
siswa data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dari pra siklus kesiklus 1
meningkat. Berikut adalah diagram perbandingan pra siklus dan siklus I.
Diagram Batang 4.2
Hasil belajar IPA Kelas IV Pra Siklus dan Siklus 1
0
5
10
15
20
25
30
35
Kondisi Awal Siklus I
14
35%
32
80%
26
65%
8
20%
Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
46
Gambar 4.2 menunjukkan peningkatan yang terjadi dari pra siklus ke
siklus I, nilai pra siklus ≥75 berjumlah 14 siswa atau 35% dari jumlah
keseluruhan siswa dan nilai siklus I ≥75 berjumlah 32 atau 80% dari jumlah
keseluruhan siswa.
4.1.5 Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus untuk membahas hal-hal yang sudah
dilakukan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dari siklus pertama sebagai rencana
tindakan yang baru untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Kekurangan siswa
dalam pembelajaran antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
masih kurang. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang. Siswa
masih bingung memecahkan masalah melalui percobaan, banyak siswa yang
belum mampu membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.
Pada siklus 1 pertemuan II kekurangan siswa dalam pembelajaran antara lain
siswa kurang menghargai kelompok yang sedang presentasi, kerjasama siswa juga
masih belum maksimal dan kurangnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan, belum semua siswa terlibat dalam Tanya jawab dengan guru, maupun
terlibat dalam menyimpulkan hasil pembelajaran. Sedangkan kelebihan siswa
dalam pembelajaran antara lain siswa sudah mulai sungguh-sungguh dalam
mengikuti pembelajaran dan siswa sudah mampu mengkuti pembelajaran model
pembelajaran berbasis masalah (PBM), dengan cukup baik.
Pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 menunjukkan
hasil belajar IPA materi energi Panas belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu hasil tes pada siklus 1 sudah baik dari 40 siswa dengan indikator kerja 75%
yaitu 32 siswa yang mencapai KKM dan 8 siswa yang belum mencapai KKM.
Kesimpulanya pada siklus I sudah baik dan bisa dilanjutkan pada siklus II sebagai
pemantapan pada siklus I yang sudah dilakukan dengan baik dan sesuai rencana.
Pada akhir pembelajaran siklus I dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes
berupa pilihan ganda, mendapat hasil 8 siswa nilainya belum mencapai kriteria
ketuntasan Minimal (KKM=75) dan 32 siswa sudah mencapai criteria ketuntasan
Minimal (KKM=75).
47
Dari refleksi ini ditemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan tindakan, sehingga peneliti berdiskusi dengan kolaborator perlu
melakukan perbaikan pada tindakan berikutnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tindakan selanjutnya yaitu:
1) Peneliti mencoba melatih dan menekankan kepada siswa bahwa mereka
bergantung pada anggota lain. Mereka tidak bisa sukses tanpa usaha dan
dukungan orang lain. Merekapun perlu melakukan usaha-usaha aktif untuk
bekerjasama satu sama lain agar tujuan mereka tercapai bersama.
2) Diadakan perubahan kelompok belajar untuk siklus II.
4.1.6 Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Tujuan diadakannya siklus II ini
agar hasil yang diperoleh siswa dapat memenuhi kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa yang mendapatkan
≥ 75 seperti halnya siklus I, siklus II juga dilaksanakan berdasarkan prosedur
penelitian, yaitu perencanaan siklus II diuraikan sebagai berikut.
a. Perencana
Berdasarkan hasil siklus I adanya kekurangan dan keberhasilan dalam
siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dilakukan sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut yang terjadi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2 kali
pertemuan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan
siklus I yang membedakannya adalah materi pembelajaran yang dipelajari
pada siklus II. Sebelum melakukan kegiatan mengajar maka guru menyiapkan
segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.
Persiapannya meliputi hal-hal berikut:
1) Menentukan dan mempersiapkan materi atau bahan ajar IPA yang akan
dipelajari.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada
mata pelajaran IPA
3) Menyiapkan media pembelajaran..
4) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
48
5) Membuat lembar pengamatan untuk memantau aktivitas guru dan
siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
6) Menyusun dan menyiapkan soal evaluasi untuk siswa. soal ini akan
diberikan pada akhir siklus.
4.1.7 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis
tanggal 31 Maret 2016. Pada pelaksanaan tindakan siklus II digunakan sebagai
tindak lanjut penyempurnaan dan pemantapan. Pembelajaran dilaksanakan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan
hasil belajar IPA pada materi energi bunyi kelas IV SDN Sidorejo Lor 05
Pertemuan ke 1 siklus II
1) Kegiatan awal
Pertemuan 1 pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Maret
pukul 11.00-12.45. Pelaksanaan pada pertemuan 1 guru membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsens siswa, mengatur
suasana ruangan kelas dan menanyakan kabar siswa, serta menyiapkan siswa
mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan meniup
peluit di depan kelas dan kemudian guru bertanya kepada siswa apa yang
terjadi ketika ibu meniup peluit? Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang
telah disampaikan guru. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai pada hari itu, dan guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM).
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang sumber energi bunyi.
Selanjutnya guru menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan membagi siswa menjadi 8
kelompok masing-masing kelompok beranggota 5 siswa. Kemudian guru
memberikan masalah kepada setiap kelompok. Setiap kelompok melakukan
percobaan. Guru memantau diskusi tiap kelompok secara bergantian dan
menjawab pertanyaaan dari siswa yang mengalami kesulitan. Guru
49
memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan guru. Setelah selesai melakukan percobaan siswa
menulis hasil percobaan. Setalah itu guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil yang didapat
kelompok. Siswa dari kelompok lain mendengarkan presentasi kelompok yang
presentasi, tidak lupa guru memberi penghargaan kepada kelompok maupun
individu yang aktif dalam pembelajaran. Setelah semua kelompok selesai
membacakan hasil percobaan, selanjutnya guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil diskusi yang sudah dikerjakan oleh masing-masing kelompok
3) Kegiatan akhir
Setelah meluruskan pemahaman siswa, sebelum mengakhiri pelajaran guru
mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari. Agar siswa menjadi termotivasi guru memberikan penguatan
dengan cara memberikan pujian. Guru memberikan tindak lanjut untuk
mempelajari materi berikutnya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk
belajar di rumah dan menutup pembelajaran.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
Pertemuan 1 pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 April
2016. Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam, mengabsensi siswa, mengatur suasana ruangan kelas dan
menanyakan kabar siswa, serta menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran.
Kemudian guru melakukan apersepsi dengan menanyakan bagaimana cara
perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas? Kemudian siswa
menjawab pertanyaan yang telah disampaikan guru. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu, dan guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menerapkan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar, perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas, dan
50
bunyi dapat dipantulkan. Selanjutnya guru menjelaskan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan membagi
siswa menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok beranggota 5 siswa.
Kemudian guru memberikan masalah kepada setiap kelompok. Setiap
kelompok melakukan percobaan. Guru membimbing jalannya percobaan dan
memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan guru. Setelah selesai melakukan percobaan. siswa
menulis hasil percobaan dan mempresentasikan satu per satu ke depan kelas.
Siswa dari kelompok lain mendengarkan presentasi kelompok yang presentasi,
tidak lupa guru memberi penghargaan kepada kelompok maupun individu
yang aktif dalam pembelajaran. Setelah semua kelompok selesai membacakan
hasil percobaan, Selanjutnya guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
diskusi yang sudah dikerjakan oleh masing-masing kelompok
4) Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
dipelajari. Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan
umpan balik terhadap proses pembelajaran. Kemudian guru menutup
pembelajaran dan mengucapkan salam penutup.
4.1.8 Hasil Observasi
(1) Pertemuan pertama
Pengamatan ini sesuai dengan yang ditulis oleh peneliti sesuai
dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi
dilakukan bersama dengan berlangsungnya tindakan. Observasi
dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa saat pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) pada pertama dan kedua siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I. Guru membuat pembelajaran yang
menyenangkan yaitu dengan memutar video tentang energi bunyi
pembelajaran sehingga siswa merasa bersemangat dan tidak merasa
bosan. Pada saat guru membagi kelompok, semua siswa tidak merasa
51
keberatan, menerima dengan senang hati. Siswa dapat menerima
pembagian kelompok dengan tertib dan tidak iri satu sama lain. Saat
melakukan percobaan semua anggota kelompok udah bisa berkerja sama
dan setiap siswa aktif dengan mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya.
Berdasarkan Tabel perhitungan lembar observasi yang telah diisi,
observer mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Aktivitas Siswa dan Guru Siklus II pertemuan I
No Aspek Ya Tidak Jumlah
Item
1 Kegiatan Awal 5 - 5
2 Kegiatan Inti 15 2 17
3 Kegiatan Akhir 2 - 2
Jumlah 10 5 24
Terlihat pada tabel 4.5 aktivitas guru dalam menerapkan langkah-
langkah pembelajaran berbasis masalah belum terlaksanakan secara
keseluruhannya. Hanya 15 item dari 24 item yang terlaksanakan dalam
pembelajaran
(2) Pertemuan II
Pertemuan kedua dalam pengamatan siswa dan guru menunjukkan
peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa lebih aktif, siswa juga
sudah sangat paham dengan langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah sehingga guru dan peneliti dengan mudah memberikan instruksi
kepada siswa. Proses diskusi berpasangan dan berkelompok berjalan dengan
lancar dengan dibimbing oleh guru dan peneliti sehingga waktu yang sudah
di alokasikan sesuai dengan RPP. Antusias siswa dalam melakukan
percobaan energi bunyi. Siswa juga sudah tidak cangung untuk bertanya dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
52
Tabel 4.7
Aktivitas Siswa dan Guru Siklus II Pertemuan II
No Aspek Ya Tidak Jumlah Item
1 Kegiatan Awal 5 - 5
2 Kegiatan Inti 17 - 17
3 Kegiatan Akhir 2 - 2
Jumlah 10 5 24
Hasil pada pertemuan II siklus II ini sangat memuaskan dan berhasil
karena pengulangan tindakan model pembelajaran PBM berhasil dilaksanakan.
Dari pengambilan tes yang telah dilakukan oleh peneliti kepada siswa, maka
menghasilkan data peningkatan hasil belajar IPA pada materi energi. Data ini
berupa peningkatan nilai siswa setelah diberikan tindakan siklus II. Hasil
pembelajaran IPA pada materi energi kelas IV di SDN Sidorejo Lor 05 pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siklus II
No Nilai Siklus II
Keterangan Jumlah Siswa Persentase %
1 ≥75 37 92.5% Tuntas
2 <75 3 7.5% Belum Tuntas
Jumlah 40 100%
Rata-rata 84
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 35
53
Tabel 4.9
Presentase Hasil belajar Siklus I dan II IPA Siswa kelas IV
No Nilai
Siklus 1 Siklus II
Keterangan Jumlah
Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase
1 ≥75 32 80% 37 92.5% Tuntas
2 <75 8 20% 3 7.5% Belum Tuntas
Jumlah 40 100% 40 100%
Tabel 4.8 Menunjukkan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada
siklus I nilai ≥ 75 berjumlah 32 siswa dan nilai < 75 berjumlah 8 kemudian pada
siklus II nilai ≥ 75 berjumlah 37 siswa dan nilai < 75 hanya berjumlah 3 siswa,
data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dari siklus I ke siklus II
meningkat.
Diagram 4.3
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.3 menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus
II. Nilai siklus I ≥75 berjumlah 32 siswa atau 80% dari jumlah keseluruhan siswa
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Siklus I Siklus II
32
80%
37
92.5%
8
20%3
7.5%
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
54
dan nilai siklus II ≥75 berjumlah 37 siswa atau 92.5% dari jumlah keseluruhan
siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM 75 dari persentase 80% dari jumlah
keseluruhan siswa dari siklus I ke siklus II semakin meningkat.
4.1.9 Refleksi Siklus II
Tindakan siklus I yang belum berhasil telah diperbaiki di siklus II.
Perbaikan ini sudah berjalan dengan efektif dan sesuai rencana, sebab guru
bersama dengan siswa sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah model pembelajaran Berbasis Masalah Pada siklus II didapatkan hasil
sebagai berikut:
1) Antusiasme siswa dalam melakukan percobaan meningkat.
2) Diskusi dapat berjalan lebih efektif, karena semua siswa dalam tiap
kelompok ikut terlibat aktif mendiskusikan hasil percobaan
3) Kekompakan antar anggota kelompok semakin solid
4) Bila ada siswa yang melakukan kesalahan atau berbicara sendiri, anggota
kelompok yang lain mengingatkan..
5) Dari hasil tes pada siklus II, dari 40 siswa ada 37 siswa yang tuntas
sehingga dapat mencapai kriteria keberhasilan yang tentukan yaitu
≥ 80%
Dari pelaksanaan siklus II maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
peningkatan hasil belajar IPA materi energi siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 05.
Pada siklus II ini presentase siswa yang sudah mendapatkan nilai ≥ 75
mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata yaitu mencapai 84% dari jumlah
seluruh siswa. Hal ini sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian,
sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
a. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pra siklus,
siklus I dan siklus II. Ketiga tahap tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang
berkesinambungan, artinya pelaksanaan tahap siklus I merupakan lanjutan dan
perbaikan berdasarkan dari hasil evaluasi dan refleksi pada tahap pra siklus.
Sedangkan pelaksanaan tahap siklus II merupakan lanjutan dan pemantapan
55
berdasarkan dari hasil evaluasi dan refleksi para tahap siklus I. Berdasarkan dari
hasil tes pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Rata-rata kelas pada tes pra
siklus adalah 62.22% pada tes siklus I adalah 74.25% dan pada tes siklus II
adalah 84%. Tingkat ketuntasan pada siklus II dapat dijadikan kesimpulan bahwa
penelitan tindakan kelas yang dilakukan peneliti berhasil. Perbandingan
ketuntasan pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dari tabel 4.10
Tabel 4.10
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nilai
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa
Persentas
e
1 Tuntas 14 35% 32 80% 37 92.5%
2 Belum
Tuntas 26 65% 8 20% 3 7.5%
Jumlah 40 100% 40 100% 40 100%
Diagram 4.4
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
14
35%
32
80%
37
92.5%
26
65%
8
20%3
7.5%
Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
56
Perbandingan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus
II juga dapat dilihat dalam bentuk diagram untuk melihat perbedaan persentase
siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari setiap siklusnya. Ketuntasan hasil belajar
siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II
Berdasarkan Diagram 4.4 tentang perbandingan hasil belajar siswa tahap
pra siklus, siklus I dan siklus II tersebut, dapat dilihat bahwa persentase siswa
yang tuntas pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil tindakan yang
dilakukan di siklus I. Hal ini menandakan bahwa penggunaan model pembelajaran
berbasis masalah (PBM) yang diterapkan pada siklus I dan siklus II dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
4.2 Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
Sidorejo Lor 05 Kota Salatiga ditemukan bahwa hasil belajar siswa masih sangat
rendah. Hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode ceramah tanpa
media yang mendukung dalam penyampaian materi pembelajaran.
Dari hasil pencapaian hasi belajar IPA siswa pada saat peneliti melakukan
observasi, siswa yang mencapai KKM ≥70 sebanyak 14 siswa atau 35% dan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 26 siswa atau 65%. Tuntasnya ke-14 siswa ini
dikarenakan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun
hanya dengan ceramah saja, karena ke-14 siswa ini memang mempunyai daya
tangkap yang lebih dibandingkan teman-teman yang lainnya, sedangkan 26 siswa
yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan
ceramah saja karena mereka belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh
guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya
mendengarkan saja. Mereka belum bisa memahami sepenuhnya dengan materi
yang disampaikan, sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah
dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7-11 th). Siswa lebih paham
bila siswa mencari, membuat dan melakukan sendiri serta terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa dalam
proses pembelajaran, maka diperlukan model pembelajaran yang cocok dan tepat.
57
Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah keaktifan
belajar siswa terlihat ada peningkatan. Pada pra Siklus sampai dengan Siklus II
keaktifan belajar mengalami Peningkatan. Berdasarkan analisis data hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 05 pada mata pembelajaran IPA, dapat
diketahui adanya Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan PBM.
Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai Siklus I dan Siklus II. Pada
pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai diatas kategori ketuntasan minimal
(KKM 70) atau dikatakan tuntas adalah 14 siswa (35%) kemudian meningkat pada
siklus I menjadi 32 siswa ( 80%) kemudian siklus II siswa yang yang mencapai
nilai ketuntasan sebesar 37 siswa ( 92.5). Pada Siklus II siswa banyak siswa yang
tuntas adalah 37 siswa (92.5) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang
ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada Siklus II hasil belajar siswa
telah mencapai indikator yang ditentukan. Melalui model pembelajaran berbasis
masalah (PBM), dapat meningkat hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada Siklus II
menunjukkan masih terdapat 3 siswa yang tidak tuntas. Setelah melakukan
pengamatan etika pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang
rendah dalam menyerap materi dibandingkan dengan teman-temannya.
Berdasarkan pencapaian hasil belajar yang didapatkan pada siklus I dan
siklus II dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 05 Kota
Salatiga semester II Tahun Ajaran 2015/2016, karena dengan model pembelajaran
berbasis masalah siswa terdorong dan terlibat langsung dalam proses
pembelajaran serta menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Group process
skills). Situasi pembelajaran seperti ini mendukung efektivitas proses
pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada aktivitas (learning by doing)
siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang dipelajari.