BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN good university ...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN good university ...
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Unit Analisis
Dalam Bab IV ini akan diuraikan analisis pada sejumlah data yang didapatkan
dari hasil penelitian tentang pengaruh etika organisasi dan good university
governance terhadap kinerja organisasi pada Institut di Kota Bandung. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini dari hasil kuesioner, dengan responden dalam
penelitian ini adalah ketua Program Studi, dan beberapa jumlah mahasiswa pada
masing-masing Institut di Kota Bandung.
Pada awalnya jumlah populasi adalah sebanyak 3 (tiga) insitut di wilayah kota
Bandung, dengan jumlah responden sebanyak 72 (tujuh puluh dua) orang. Akan
tetapi, jumlah populasi yang diteliti berubah hanya menjadi 2 (dua) institut yaitu
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung
(ITHB), dikarenakan Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS) belum bisa
memenuhi permohonan ijin penelitian yang penulis berikan dalam bentuk kuesioner
tersebut, dengan alasan bahwa kuesioner terlalu bersifat internal. Hal tersebut
berpengaruh pula terhadap jumlah responden yang berubah dari 72 (tujuh puluh dua)
orang responden menjadi sebanyak 59 (lima puluh Sembilan) orang, dan angket yang
kembali semuanya sebanyak 41 (empat puluh satu) angket/kuesioner.
repository.unisba.ac.id
93
4.1.1 Gambaran Institut Teknologi Bandung (ITB)
4.1.1.1 Sejarah Singkat Institut Teknologi Bandung (ITB)
Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret 1959.
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di
Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB
memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh
dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB. Sejarah ITB bermula sejak
awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula
pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang
menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah
jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia
Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan
satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu
jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. Saat itu juga Pemerintah Indonesia
meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 .
Tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan
kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-
pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah
dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar
negeri.
Tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode
pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang
repository.unisba.ac.id
94
juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi
semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke
luar negeri makin berkurang.
Tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar
yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin
dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai
dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan
ekonomi negara.
Tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu
jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana,
termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister
dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan. Adapun gagasan serta pemikiran
terbaik untuk pengembangannya, diantaranya antara lain:
Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan
untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan
mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan
informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan
biosains.
Tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai
instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000,
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan
repository.unisba.ac.id
95
Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara. Sejak tanggal
26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana
layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan
hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Fakultas yang terdapat pada ITB adalah sebanyak 13 fakultas, dan 49 jurusan.
Berikut fakultas yang terdapat di ITB adalah sebagai berikut :
1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
2. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (Program Sains)
3. Sekolah Ilmu dan teknologi Hayati (Program Rekayasa)
4. Sekolah Farmasai (SF)
5. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)
6. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FITM)
7. Fakultas Teknologi Industri (FTI)
8. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)
9. Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)
10. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
11. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)
12. Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
13. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM)
repository.unisba.ac.id
96
4.1.2 Gambaran Umum Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB)
4.1.2.1 Sejarah Singkat Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB)
Tahun 2002, ITHB didirikan oleh pemimpin dari Yayasan Pendidikan Petra
yang memepercayakan Indonesia itu memerlukan sebuah generasi baru dalam
kepemimpinan.
Tahun 2004 ITHB diberikan lisensi sah menjalankan operasi secara tetap
oleh Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan.
Tahun 2005, ITHB mendirikan afiliasi internasional pertama melalui ITHB
International Program yang memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh gelar yang
diakui secara internasional dari universitas asing terkemuka di Inggris, Singapura dan
Australia. Jerman SAP AG, melalui eduGate (sebelumnya Gennovate) dipercayakan
ITHB untuk melakukan SAP R / 3 sertifikat program pelatihan untuk para
mahasiswanya. ITHB adalah salah satu dari lima universitas yang dipilih di Indonesia
yang dapat menjalankan program.
Tahun 2006, ITHB mencapai tonggak sejarah yang luar biasa dalam
perjalanan dengan mendapatkan akreditasi nasional yang sangat baik (A & B) dari
BAN-PT untuk sebagian besar program. Pada tahun yang sama, batch pertama
lulusan ITHB telah berhasil memasuki pasar. Kepastian program yang telah terbukti
sangat efektif dalam mempersiapkan mereka untuk karier mereka. Yayasan
Pendidikan Petra memperluas operasinya melalui Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
repository.unisba.ac.id
97
Harapan Bangsa yang menjalankan program Akuntansi dan Manajemen, baik untuk
lokal dan internasional derajat
Tahun 2008, ITHB membuat lompatan lain dengan menawarkan Program
Internasional dalam Desain Grafis yang diartikulasikan oleh Raffles College of
Design dan Perdagangan, sekolah desain terkemuka di Sydney, Australia. Melalui
program ini, ITHB mengakui kekuatan kolaboratif dan teknologi energi kreatif dalam
membentuk masa depan.
Tahun 2013, Deklarasi harapan bangsa budaya yang berfungsi sebagai
norma untuk seluruh staf dan siswa .Budaya berikut adalah prinsip utama seperti :
iman , integritas , perawatan , pelayanan , keunggulan global , kerja tim , kemajuan ,
saja penampilan.
Ada beberapa program jurusan yang terdapat pada Institut Teknologi harapan
bangsa ini seperti program nasional dan program internasional, berikut adalah
program nasional tersebut :
1. Teknik Informatika (IF)
2. Sistem Informasi (SI)
3. Teknik Elektro (Telekomunikasi)
4. Teknik Industri (TI)
5. Desain Komunikasi Visual (DKV)
6. Akuntansi (AK)
7. Manajemen (MG)
repository.unisba.ac.id
98
Program Jurusan Internasional :
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Art Design
3. Bussines
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
4.2.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah
dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti
telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk melihat valid tidaknya suatu
alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi
skor butir pernyataan dengan skor total butir pernyataan, apabila koefisien
korelasinya lebih besar atau sama dengan 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan
valid. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan korelasi product moment (r)
diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut :
1) Uji Validitas Kuesioner Etika Organisasi
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Etika Organisasi
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 1 0,555 0,30 Valid Item 2 0,534 0,30 Valid Item 3 0,526 0,30 Valid Item 4 0,526 0,30 Valid Item 5 0,333 0,30 Valid
repository.unisba.ac.id
99
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 6 0,595 0,30 Valid Item 7 0,701 0,30 Valid Item 8 0,654 0,30 Valid Item 9 0,694 0,30 Valid Item 10 0,691 0,30 Valid Item 11 0,622 0,30 Valid Item 12 0,702 0,30 Valid Item 13 0,523 0,30 Valid Item 14 0,566 0,30 Valid
Sumber : Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r) dari setiap butir
pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
semua butir pernyataan variabel etika organisasi sudah valid dan layak digunakan
untuk analisis selanjutnya.
2) Uji Validitas Kuesioner Good University Governance
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Good University Governance
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 1 0,644 0,30 Valid Item 2 0,727 0,30 Valid Item 3 0,436 0,30 Valid Item 4 0,646 0,30 Valid Item 5 0,625 0,30 Valid Item 6 0,435 0,30 Valid Item 7 0,652 0,30 Valid Item 8 0,460 0,30 Valid Item 9 0,746 0,30 Valid Item 10 0,530 0,30 Valid Item 11 0,695 0,30 Valid Item 12 0,567 0,30 Valid Item 13 0,457 0,30 Valid Item 14 0,723 0,30 Valid Item 15 0,634 0,30 Valid
repository.unisba.ac.id
100
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 16 0,490 0,30 Valid Item 17 0,609 0,30 Valid Item 18 0,612 0,30 Valid Item 19 0,701 0,30 Valid Item 20 0,651 0,30 Valid Item 21 0,469 0,30 Valid Item 22 0,491 0,30 Valid Item 23 0,586 0,30 Valid Item 24 0,627 0,30 Valid
Sumber : Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r) dari setiap butir
pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
semua butir pernyataan untuk variabel good university governance sudah valid dan
layak digunakan untuk analisis selanjutnya.
3) Uji Validitas Kuesioner Kinerja Organisasi
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Organisasi
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 1 0,651 0,30 Valid Item 2 0,636 0,30 Valid Item 3 0,468 0,30 Valid Item 4 0,600 0,30 Valid Item 5 0,533 0,30 Valid Item 6 0,442 0,30 Valid Item 7 0,654 0,30 Valid Item 8 0,620 0,30 Valid Item 9 0,563 0,30 Valid Item 10 0,514 0,30 Valid Item 11 0,566 0,30 Valid Item 12 0,424 0,30 Valid Item 13 0,512 0,30 Valid Item 14 0,452 0,30 Valid Item 15 0,563 0,30 Valid
repository.unisba.ac.id
101
Butir Pertanyaan r r kritis Keterangan Item 16 0,459 0,30 Valid Item 17 0,440 0,30 Valid Item 18 0,611 0,30 Valid Item 19 0,623 0,30 Valid Item 20 0,674 0,30 Valid Item 21 0,485 0,30 Valid Item 22 0,433 0,30 Valid Item 23 0,471 0,30 Valid
Sumber : Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r) dari setiap butir
pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
semua butir pernyataan untuk variabel kinerja organsasi sudah valid dan layak
digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.2.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang
dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat
ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak
bebeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan
secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas dan apabila koefisien
reliabilitasnya lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut
dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha diperoleh hasil uji reliabilitas kuesioner masing-masing variabel
sebagai berikut :
repository.unisba.ac.id
102
1) Uji Reliabilitas Kuesioner Etika Organisasi
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Etika Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,898 14
Pada tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner etika
organisasi sebesar 0,898 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis 0,70 dan
termasuk dalam kriteria baik. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir
pernyataan yang digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel etika organisasi sudah memberikan
hasil yang konsisten.
2) Reliabilitas Kuesioner Good University Governance
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Good University Governance
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,935 24
Pada tabel 4.5 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner good
university governance sebesar 0,935 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai
kritis 0,70. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang
digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang
digunakan untuk mengukur variabel good university governance sudah memberikan
hasil yang konsisten.
repository.unisba.ac.id
103
3) Uji Reliabilitas Kuesioner Kinerja Organisasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kinerja Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,914 23
Pada tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner kinerja
organisasi sebesar 0,914 (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai kritis 0,70.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan
sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk
mengukur variabel kinerja organisasi sudah memberikan hasil yang konsisten.
4.2.2 Analisis Deskriptif Etika Organisasi
Guna mengetahui gambaran etika organisasi pada Institut yang ada di Kota
Bandung, peneliti menyebarkan kuesioner sesuai dengan indikator dari variabel etika
organisasi yaitu terdiri dari 7 indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 14 butir
pernyataan. Lebih jelasnya tabel berikut ini menunjukkan distribusi hasil jawaban
responden berkaitan dengan etika organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung.
1) Mempertebal nilai-nilai religi dalam jiwa setiap anggota organisasi
Tabel 4.7 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai nilai-nilai
religi dalam jiwa setiap anggota organisasi.
repository.unisba.ac.id
104
Tabel 4.7 Distribusi tanggapan responden mengenai nilai-nilai religi dalam jiwa setiap
anggota organisasi
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 1 14 11 13 2 1 34,15 26,83 31,71 4,88 2,44 2 18 19 4 0 0 43,90 46,34 9,76 0,00 0,00 3 18 22 1 0 0 43,90 53,66 2,44 0,00 0,00
Total 50 52 18 2 1 40,65 42,28 14,63 1,63 0,81
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai nilai-nilai religi dalam jiwa setiap anggota organisasi pada Institut yang ada
di Kota Bandung, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan
persentase 40,65%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 42,28%, yang
memilih jawaban “C” sebesar 14,63%; yang memilih jawaban “D” sebesar 1,63% dan
yang memilih jawaban “E” sebesar 0,81%. Data ini menunjukkan bahwa nilai-nilai
religi sudah tertanam dalam jiwa setiap anggota organisasi pada Institut yang ada di
Kota Bandung. Hanya saja masih banyak program studi dimana kadang-kadang
masih terjadi perilaku diskriminatif dalam organisasi
2) Pimpinan menjadi role model
Tabel 4.8 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai pimpinan
menjadi role model.
repository.unisba.ac.id
105
Tabel 4.8 Distribusi tanggapan responden mengenai pimpinan menjadi role model
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 4 15 21 5 0 0 36,59 51,22 12,20 0,00 0,00 5 16 16 9 0 0 39,02 39,02 21,95 0,00 0,00 6 7 19 13 1 1 17,07 46,34 31,71 2,44 2,44
Total 38 56 27 1 1 30,89 45,53 21,95 0,81 0,81
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai pimpinan menjadi role model pada Institut yang ada di Kota Bandung,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 30,89%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 45,53%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 21,95%; yang memilih jawaban “D” sebesar 0,81% dan yang memilih
jawaban “E” sebesar 0,81%. Data ini menunjukkan bahwa pimpinan pada Institut
yang ada di Kota Bandung dapat dijadikan role model. Akan tetapi masih banyak
program studi dimana pimpinan masih kurang sering memberikan materi perihal etika
dalam organisasi.
3) Etika organisasi dibuat dalam bentuk tertulis sebagai basic guidelines
Tabel 4.9 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai etika
organisasi dibuat dalam bentuk tertulis sebagai basic guidelines.
repository.unisba.ac.id
106
Tabel 4.9 Distribusi tanggapan responden mengenai etika organisasi dibuat dalam bentuk
tertulis sebagai basic guidelines
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 7 11 9 16 2 3 26,83 21,95 39,02 4,88 7,32
Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai etika organisasi dibuat dalam bentuk tertulis sebagai basic guidelines pada
Institut yang ada di Kota Bandung, diketahui responden yang memilih jawaban “A”
dengan persentase 26,83%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 21,95%,
yang memilih jawaban “C” sebesar 39,02%; yang memilih jawaban “D” sebesar
4,88% dan yang memilih jawaban “E” sebesar 7,32%. Data ini menunjukkan bahwa
masih banyak program studi pada Institut yang ada di Kota Bandung belum membuat
etika organisasi dalam bentuk tertulis sebagai basic guidelines.
4) Training etika organisasi bagi semua anggota organisasi
Tabel 4.10 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai training
etika organisasi bagi semua anggota organisasi.
Tabel 4.10 Distribusi tanggapan responden mengenai training etika organisasi bagi semua
anggota organisasi
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 8 11 18 9 2 1 26,83 43,90 21,95 4,88 2,44 9 9 14 16 1 1 21,95 34,15 39,02 2,44 2,44
Total 20 32 25 3 2 24,39 39,02 30,49 3,66 2,44
repository.unisba.ac.id
107
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai training etika organisasi bagi semua anggota organisasi pada Institut yang
ada di Kota Bandung, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan
persentase 24,39%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 39,02%, yang
memilih jawaban “C” sebesar 30,49%; yang memilih jawaban “D” sebesar 3,66% dan
yang memilih jawaban “E” sebesar 2,44%. Data ini menunjukkan bahwa pada Institut
yang ada di Kota Bandung sudah dilakukan training etika organisasi bagi anggota
organisasi. Akan tetapi masih banyak program studi dimana etika organisasi masih
kurang dipahami oleh setiap anggota organisasi.
5) Tim ahli sebagai tempat konsultasi
Tabel 4.11 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
keberadaan tim ahli sebagai tempat konsultasi.
Tabel 4.11 Distribusi tanggapan responden mengenai keberadaan tim ahli sebagai tempat
konsultasi
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 10 10 19 11 1 0 24,39 46,34 26,83 2,44 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai keberadaan tim ahli sebagai tempat konsultasi pada Institut yang ada di
Kota Bandung, diketahui responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase
repository.unisba.ac.id
108
24,39%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 46,34%, yang memilih
jawaban “C” sebesar 26,83% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 2,44%. Data ini
menunjukkan bahwa mayoritas program studi pada Institut yang ada di Kota
Bandung sudah menyediakan tim ahli sebagai tempat konsultasi mengenai
permasalahan yang terkait dengan etika organisasi.
6) Sistem pelaporan dan pengungkapan permasalahan etika
Tabel 4.12 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
keberadaan sistem pelaporan dan pengungkapan permasalahan etika.
Tabel 4.12 Distribusi tanggapan responden mengenai keberadaan sistem pelaporan dan
pengungkapan permasalahan etika
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 11 11 8 18 4 0 26,83 19,51 43,90 9,76 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai keberadaan sistem pelaporan dan pengungkapan permasalahan etika pada
Institut yang ada di Kota Bandung, diketahui responden yang memilih jawaban “A”
dengan persentase 26,83%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 19,51%,
yang memilih jawaban “C” sebesar 43,90% dan yang memilih jawaban “D” sebesar
9,76%. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak pimpinan program studi pada
Institut yang ada di Kota Bandung kurang profesional dalam menanggapi
permasalahan pelanggaran etika dalam organisasi.
repository.unisba.ac.id
109
7) Sistem reward and punishment
Tabel 4.13 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
keberadaan sistem reward and punishment.
Tabel 4.13 Distribusi tanggapan responden mengenai keberadaan sistem reward
and punishment
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 12 6 8 12 9 6 14,63 19,51 29,27 21,95 14,63 13 6 15 15 4 1 14,63 36,59 36,59 9,76 2,44 14 7 22 11 1 0 17,07 53,66 26,83 2,44 0,00
Total 19 45 38 14 7 15,45 36,59 30,89 11,38 5,69
Berdasarkan data pada tabel 4.13 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai keberadaan sistem reward and punishment pada Institut yang ada di Kota
Bandung, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase
15,45%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 36,59%, yang memilih
jawaban “C” sebesar 30,89%; yang memilih jawaban “D” sebesar 11,38% dan yang
memilih jawaban “E” sebesar 5,69%. Data ini menunjukkan bahwa program studi
menerapkan sistem reward dan punishment, hanya saja masih ada sebagian program
studi pada Institut yang ada di Kota Bandung belum melaksanakan sistem reward and
punishment.
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengani
penerapan etika organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung, dilakukan
repository.unisba.ac.id
110
kategorisasi terhadap total jumlah skor jawaban responden. Berdasarkan data hasil
penyebaran kuesioner yang terdiri dari empat belas (14) butir pernyataan untuk
variabel etika organisasi penulis melakukan kategorisasi berdasarkan skor tertinggi
dan terendah. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah (5×14×41) = 2870 dan
skor terendah yang mungkin diperoleh adalah (1×14×41) = 574 sehingga panjang
kelas interval untuk setiap kategori adalah ((2870-574)/5) = 459. Jadi nilai interval
untuk setiap kategori seperti yang penulis sajikan di bab 3 dapat disusun dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Pedoman Kategorisasi Etika organisasi Pada Institut yang ada
di Kota Bandung
Rentang Nilai Kategori 574 – 1033 Tidak Baik
1034 – 1492 Kurang Baik
1493 – 1951 Cukup Baik
1952 – 2410 Baik
2411 - 2870 Sangat Baik Adapun rekapitulasi distribusi jawaban responden mengenai etika organisasi
adalah sebagai berikut:
repository.unisba.ac.id
111
Tabel 4.15
Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Etika Organisasi Pada
Institut yang ada di Kota Bandung
Item Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor A B C D E
1 14 11 13 2 1 158 2 18 19 4 0 0 178 3 18 22 1 0 0 181 4 15 21 5 0 0 174
5 16 16 9 0 0 171 6 7 19 13 1 1 153
7 11 9 16 2 3 146 8 11 18 9 2 1 159 9 9 14 16 1 1 152 10 10 19 11 1 0 161
11 11 8 18 4 0 149 12 6 8 12 9 6 122 13 6 15 15 4 1 144
14 7 22 11 1 0 158
Total 159 221 153 27 14 2206 (Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner, Juni 2015)
Berdasarkan hasil perhitungan total jumlah skor jawaban 41 responden,
etika organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung termasuk dalam kriteria
“Baik”. Hal ini dapat dilihat dari total jumlah skor tanggapan responden sebesar 2206
berada pada interval “1952 – 2410” yang termasuk dalam kategori “Baik”. Artinya
penerapan etika organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung sudah baik.
4.2.3 Analisis Deskriptif Good University Governance
Guna mengetahui gambaran implementasi good university governance pada
Institut yang ada di Kota Bandung, peneliti menyebarkan kuesioner sesuai dengan
repository.unisba.ac.id
112
dimensi dari variabel good university governance yang terdiri dari 5 dimensi dan
dioperasionalisasikan menjadi 24 butir pernyataan. Lebih jelasnya tabel berikut ini
menunjukkan distribusi hasil dari jawaban responden berkaitan dengan implementasi
good university governance .
1) Transparansi (Transparency)
Tabel 4.16 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
transparansi dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung.
Tabel 4.16 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Transparansi
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 1 17 9 12 3 0 41,46 21,95 29,27 7,32 0,00 2 17 14 10 0 0 41,46 34,15 24,39 0,00 0,00 3 19 15 6 1 0 46,34 36,59 14,63 2,44 0,00 4 14 14 10 1 2 34,15 34,15 24,39 2,44 4,88 5 17 11 7 4 2 41,46 26,83 17,07 9,76 4,88 6 6 8 10 7 10 14,63 19,51 24,39 17,07 24,39 7 17 9 8 4 3 41,46 21,95 19,51 9,76 7,32 8 13 16 6 5 1 31,71 39,02 14,63 12,20 2,44
Total 120 96 69 25 18 36,59 29,27 21,04 7,62 5,49
Berdasarkan data pada tabel 4.16 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai transparansi dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 36,59%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 29,27%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 21,04%; yang memilih jawaban “D” sebesar 7,62% dan yang memilih
jawaban “E” sebesar 5,49%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar program
repository.unisba.ac.id
113
studi pada Institut yang ada di Kota Bandung sudah transparan dalam tata kelolanya.
Hanya saja masih banyak program studi belum melakukan penilaian kinerja pegawai
dengan menggunakan assessment online.
2) Kemandirian (Independence)
Tabel 4.17 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
kemandirian dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung.
Tabel 4.17 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kemandirian
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 9 13 13 14 1 0 31,71 31,71 34,15 2,44 0,00 10 14 12 15 0 0 34,15 29,27 36,59 0,00 0,00 11 17 17 5 1 1 41,46 41,46 12,20 2,44 2,44 12 9 16 13 3 0 21,95 39,02 31,71 7,32 0,00
Total 53 58 47 5 1 32,32 35,37 28,66 3,05 0,61
Berdasarkan data pada tabel 4.17 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kemandirian dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 32,32%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 35,37%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 28,66%; yang memilih jawaban “D” sebesar 3,05% dan yang memilih
jawaban “E” sebesar 0,61%. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas program studi
pada Institut yang ada di Kota Bandung sudah mampu mengambil keputusan secara
independen (mandiri) yang mana keputusan yang diambil demi kepentingan
repository.unisba.ac.id
114
organisas, namun masih banyak juga program studi yang kurang mandiri dalam tata
kelolanya dan program studi juga masih beberapa yang belum mengungkapkan setiap
benturan kepentingan yang dilengkapi dengan dokumentasi dan administrasi yang
baik.
3) Akuntabilitas (Accountability)
Tabel 4.18 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
akuntabilitas dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung.
Tabel 4.18
Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Akuntabilitas
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 13 16 14 6 3 2 39,02 34,15 14,63 7,32 4,88 14 21 16 1 3 0 51,22 39,02 2,44 7,32 0,00 15 18 16 4 3 0 43,90 39,02 9,76 7,32 0,00 16 23 15 3 0 0 56,10 36,59 7,32 0,00 0,00 17 28 12 1 0 0 68,29 29,27 2,44 0,00 0,00
Total 106 73 15 9 2 51,71 35,61 7,32 4,39 0,98
Berdasarkan data pada tabel 4.18 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai akutanbilitas dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 51,71%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 35,61%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 7,32%; yang memilih jawaban “D” sebesar 4,39% dan yang memilih jawaban
repository.unisba.ac.id
115
“E” sebesar 0,98%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar program studi pada
Institut yang ada di Kota Bandung sudah akuntabel dalam tata kelolanya.
4) Pertanggungjawaban (Responsibility)
Tabel 4.19 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
pertanggungjawaban dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung.
Tabel 4.19 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Pertanggungjawaban
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 18 26 10 5 0 0 63,41 24,39 12,20 0,00 0,00 19 22 14 4 1 0 53,66 34,15 9,76 2,44 0,00 20 22 13 4 2 0 53,66 31,71 9,76 4,88 0,00
Total 70 37 13 3 0 56,91 30,08 10,57 2,44 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.19 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai pertanggungjawaban dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota
Bandung, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase
56,91%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 30,08%, yang memilih
jawaban “C” sebesar 10,57% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 2,44%. Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar program studi pada Institut yang ada di Kota
Bandung sudah bertanggungjawab dalam tata kelolanya.
5) Kewajaran (Fairness)
Tabel 4.20 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai
kewajaran dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung.
repository.unisba.ac.id
116
Tabel 4.20 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Kewajaran
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 21 11 20 10 0 0 26,83 48,78 24,39 0,00 0,00 22 18 13 9 1 0 43,90 31,71 21,95 2,44 0,00 23 24 13 4 0 0 58,54 31,71 9,76 0,00 0,00 24 25 9 6 1 0 60,98 21,95 14,63 2,44 0,00
Total 78 55 29 2 0 47,56 33,54 17,68 1,22 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.20 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kewajaran dalam tata kelola pada Institut yang ada di Kota Bandung,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 47,56%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 33,54%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 17,68% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 1,22%. Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar program studi pada Institut yang ada di Kota
Bandung sudah menunjukkan sikap atau perilaku yang wajar dan sesuai dengan
peraturan dalam tata kelolanya.
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengani
implementasi good university governance pada Institut yang ada di Kota Bandung,
dilakukan kategorisasi terhadap total jumlah skor jawaban responden. Berdasarkan
data hasil penyebaran kuesioner yang terdiri dari duapuluh empat (24) butir
pernyataan untuk variabel good university governance penulis melakukan
kategorisasi berdasarkan skor tertinggi dan terendah. Skor tertinggi yang mungkin
diperoleh adalah (5×24×41) = 4920 dan skor terendah yang mungkin diperoleh
repository.unisba.ac.id
117
adalah (1×24×41) = 984 sehingga panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah
((4920-984)/5) = 787. Jadi nilai interval untuk setiap kategori seperti yang penulis
sajikan di bab 3 dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21 Pedoman Kategorisasi Good University Governance Pada Institut yang ada
di Kota Bandung Rentang Nilai Kategori
984 – 1771 Tidak Baik
1772 – 2558 Kurang Baik
2559 – 3345 Cukup Baik
3346 – 4132 Baik
4133 - 4920 Sangat Baik
Adapun rekapitulasi distribusi jawaban responden mengenai good university
governance adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Good University
Governance Pada Institut yang ada di Kota Bandung Item
Pernyataan Alternatif Jawaban Responden Jumlah
Skor A B C D E 1 17 9 12 3 0 163 2 17 14 10 0 0 171 3 19 15 6 1 0 175
4 14 14 10 1 2 160 5 17 11 7 4 2 160
6 6 8 10 7 10 116 7 17 9 8 4 3 156
8 13 16 6 5 1 158 9 13 13 14 1 0 161 10 14 12 15 0 0 163 11 17 17 5 1 1 171
12 9 16 13 3 0 154
13 16 14 6 3 2 162
repository.unisba.ac.id
118
Item Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor A B C D E
14 21 16 1 3 0 178
15 18 16 4 3 0 172 16 23 15 3 0 0 184 17 28 12 1 0 0 191 18 26 10 5 0 0 185 19 22 14 4 1 0 180
20 22 13 4 2 0 178
21 11 20 10 0 0 165
22 18 13 9 1 0 171 23 24 13 4 0 0 184
24 25 9 6 1 0 181
Total 427 319 173 44 21 4039 (Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner, Januari 2015)
Berdasarkan hasil perhitungan total jumlah skor jawaban 41 responden,
implementasi good university governance pada Institut yang ada di Kota Bandung
termasuk dalam kriteria “Baik”. Hal ini dapat dilihat dari total jumlah skor tanggapan
responden sebesar 4039 berada pada interval “3346 – 4132” yang termasuk dalam
kategori “Baik”. Artinya implementasi good university governance pada Institut yang
ada di Kota Bandung sudah baik.
4.2.4 Analisis Deskriptif Kinerja Organisasi
Guna mengetahui gambaran kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota
Bandung, peneliti menyebarkan kuesioner sesuai dengan indikator dari variabel
kinerja organisasi yang terdiri dari 4 dimensi dan dioperasionalisasikan menjadi 23
butir pernyataan. Lebih jelasnya tabel berikut ini menunjukkan distribusi hasil dari
repository.unisba.ac.id
119
jawaban responden berkaitan dengan kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota
Bandung.
1) Perspektif Keuangan
Tabel 4.23 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai kinerja
Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif keuangan.
Tabel 4.23 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Perspektif Keuangan
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 1 17 18 5 1 0 41,46 43,90 12,20 2,44 0,00 2 17 17 6 1 0 41,46 41,46 14,63 2,44 0,00 3 13 23 4 1 0 31,71 56,10 9,76 2,44 0,00 4 14 24 2 1 0 34,15 58,54 4,88 2,44 0,00 5 18 20 3 0 0 43,90 48,78 7,32 0,00 0,00
Total 79 102 20 4 0 38,54 49,76 9,76 1,95 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.23 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kinerja Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif keuangan,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 38,54%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 49,76%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 9,76% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 1,95%. Data ini menunjukkan
bahwa Institut yang ada di Kota Bandung sudah memiliki kinerja yang baik ditinjau
dari perspektif keuangan.
repository.unisba.ac.id
120
2) Perspektif Pelanggan
Tabel 4.24 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai kinerja
Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif pelanggan.
Tabel 4.24 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Perspektif Pelanggan
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 6 18 20 3 0 0 43,90 48,78 7,32 0,00 0,00 7 24 15 1 1 0 58,54 36,59 2,44 2,44 0,00 8 22 19 0 0 0 53,66 46,34 0,00 0,00 0,00 9 15 24 2 0 0 36,59 58,54 4,88 0,00 0,00 10 29 11 1 0 0 70,73 26,83 2,44 0,00 0,00 11 27 10 3 1 0 65,85 24,39 7,32 2,44 0,00 12 24 14 2 1 0 58,54 34,15 4,88 2,44 0,00
Total 159 113 12 3 0 55,40 39,37 4,18 1,05 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.24 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kinerja Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif pelanggan,
diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase 55,40%,
selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 39,37%, yang memilih jawaban “C”
sebesar 4,18% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 1,05%. Data ini menunjukkan
bahwa Institut yang ada di Kota Bandung sudah memiliki kinerja yang sangat baik
ditinjau dari perspektif pelanggan.
repository.unisba.ac.id
121
3) Perspektif Proses Bisnis Internal
Tabel 4.25 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai kinerja
Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif proses bisnis internal.
Tabel 4.25 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Perspektif Proses Bisnis Internal
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 13 21 18 2 0 0 51,22 43,90 4,88 0,00 0,00 14 17 20 4 0 0 41,46 48,78 9,76 0,00 0,00 15 21 18 2 0 0 51,22 43,90 4,88 0,00 0,00 16 17 16 6 2 0 41,46 39,02 14,63 4,88 0,00
Total 76 72 14 2 0 46,34 43,90 8,54 1,22 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.25 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kinerja Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif proses bisnis
internal, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan persentase
46,34%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 43,90%, yang memilih
jawaban “C” sebesar 8,54% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 1,22%. Data ini
menunjukkan bahwa Institut yang ada di Kota Bandung sudah memiliki kinerja yang
sangat baik ditinjau dari perspektif proses bisnis internal.
4) Perspektif Employess and Organization Capacity
Tabel 4.26 berikut ini menunjukkan tanggapan responden mengenai kinerja
Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif employess and organization
capacity.
repository.unisba.ac.id
122
Tabel 4.26 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Perspektif Employess and
Organization Capacity
Nomor Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Frekuensi Persentase
A B C D E A B C D E 17 17 20 4 0 0 41,46 48,78 9,76 0,00 0,00 18 11 20 9 1 0 26,83 48,78 21,95 2,44 0,00 19 11 23 6 1 0 26,83 56,10 14,63 2,44 0,00 20 8 26 5 2 0 19,51 63,41 12,20 4,88 0,00 21 8 17 13 3 0 19,51 41,46 31,71 7,32 0,00 22 8 15 13 5 0 19,51 36,59 31,71 12,20 0,00 23 16 22 3 0 0 39,02 53,66 7,32 0,00 0,00
Total 79 143 53 12 0 27,53 49,83 18,47 4,18 0,00
Berdasarkan data pada tabel 4.26 dapat dilihat distribusi jawaban responden
mengenai kinerja Institut yang ada di Kota Bandung dari perspektif employess and
organization capacity, diketahui total responden yang memilih jawaban “A” dengan
persentase 27,53%, selanjutnya yang memilih jawaban “B” sebesar 49,83%, yang
memilih jawaban “C” sebesar 18,47% dan yang memilih jawaban “D” sebesar 4,18%.
Data ini menunjukkan bahwa Institut yang ada di Kota Bandung sudah memiliki
kinerja yang baik ditinjau dari perspektif employess and organization capacity.
Selanjutnya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengani kinerja
organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung, dilakukan kategorisasi terhadap
total jumlah skor jawaban responden. Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner
yang terdiri dari duapuluh tiga (23) butir pernyataan untuk variabel kinerja organisasi
penulis melakukan kategorisasi berdasarkan skor tertinggi dan terendah. Skor
tertinggi yang mungkin diperoleh adalah (5×23×41) = 4715 dan skor terendah yang
repository.unisba.ac.id
123
mungkin diperoleh adalah (1×23×41) = 943 sehingga panjang kelas interval untuk
setiap kategori adalah ((4715-943)/5) = 754. Jadi nilai interval untuk setiap kategori
seperti yang penulis sajikan di bab 3 dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.27 Pedoman Kategorisasi Kinerja Organisasi Pada Institut yang ada
di Kota Bandung Rentang Nilai Kategori
943 – 1697 Tidak Baik
1698 – 2451 Kurang Baik
2452 – 3206 Cukup Baik
3207 – 3960 Baik
3961 - 4715 Sangat Baik
Adapun rekapitulasi distribusi jawaban responden mengenai kinerja organisasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Organisasi
Pada Institut yang ada di Kota Bandung Item
Pernyataan Alternatif Jawaban Responden Jumlah
Skor A B C D E 1 17 18 5 1 0 174 2 17 17 6 1 0 173 3 13 23 4 1 0 171
4 14 24 2 1 0 174 5 18 20 3 0 0 179
6 18 20 3 0 0 179 7 24 15 1 1 0 185
8 22 19 0 0 0 186 9 15 24 2 0 0 177 10 29 11 1 0 0 192 11 27 10 3 1 0 186
12 24 14 2 1 0 184
13 21 18 2 0 0 183
repository.unisba.ac.id
124
Item Pernyataan
Alternatif Jawaban Responden Jumlah Skor A B C D E
14 17 20 4 0 0 177
15 21 18 2 0 0 183 16 17 16 6 2 0 171 17 17 20 4 0 0 177 18 11 20 9 1 0 164 19 11 23 6 1 0 167
20 8 26 5 2 0 163
21 8 17 13 3 0 153
22 8 15 13 5 0 149 23 16 22 3 0 0 177
Total 393 430 99 21 0 4024 (Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner, Januari 2015)
Berdasarkan hasil perhitungan total jumlah skor jawaban 41 responden,
kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung termasuk dalam kriteria
“Sangat Baik”. Hal ini dapat dilihat dari total jumlah skor tanggapan responden
sebesar 4024 berada pada interval “3961 - 4715” yang termasuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Artinya kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung
sudah sangat baik.
4.3 Analisis Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk menjawab hipotesis penelitian, dilakukan pengujian
pengaruh kedua variabel independen terhadap kinerja organisasi baik secara parsial
maupun secara simultan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berikut adalah
tahap-tahap pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi berganda dan regresi
linier berganda.
repository.unisba.ac.id
125
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier
berganda, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari regresi
tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas, uji multikolinieritas (untuk
regressi linear berganda) dan uji heteroskedastisitas. Pada penelitian ini ketiga asumsi
yang disebutkan tersebut diuji karena variabel independen yang digunakan pada
penelitian ini lebih dari satu (berganda). Semua tahapan pengujian tersebut dilakukan
dengan bantuan Software SPSS IBM Statistics 20.
1) Uji Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada
pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi tidak
berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena
statistik uji F dan uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada
penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji
normalitas model regressi.
repository.unisba.ac.id
126
Tabel 4.29 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz
ed Residual
N 41
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,32355313
Most Extreme Differences
Absolute ,147
Positive ,080
Negative -,147 Kolmogorov-Smirnov Z ,940
Asymp. Sig. (2-tailed) ,341
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada tabel 4.29 dapat dilihat nilai probabilitas (Asymp.sig.2-tailed) yang
diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,341. Karena nilai probabilitas pada
uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka
disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Secara visual gambar grafik
normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
repository.unisba.ac.id
127
Gambar 4.1 Grafik Normalitas
Grafik diatas memperkuat kesimpulan bahwa model regresi yang diperoleh
berdisitribusi normal, dimana sebaran data berada disekitar garis diagonal.
2) Uji Asumsi Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau
semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat multikolinieritas maka
koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan
biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada
pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali
koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance
inflation factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara
variabel independen.
repository.unisba.ac.id
128
Tabel 4.30 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Etika ,809 1,236
GUG ,809 1,236
a. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 4.30 diatas
menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel independen,
dimana nilai VIF kedua variabel independen lebih kecil dari 10 dan dapat
disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas diantara kedua variabel
independen.
3) Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen
yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak efisien. Tujuan dari uji
heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman,
yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai absolut dari
residual(error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat
kekeliruan 5%, mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.31
repository.unisba.ac.id
129
berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi variabel
independen terhadap nilai absolut dari residual
Tabel 4.31 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas
Correlations
absolut_residual
Spearman's rho
Etika
Correlation Coefficient -,068
Sig. (2-tailed) ,673
N 41
GUG
Correlation Coefficient -,076
Sig. (2-tailed) ,635
N 41
Berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh seperti disajikan pada tabel
4.31 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari
persamaan regresi mempunyai varians yang homogen (tidak terjadi
heteroskedastisitas). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing korelasi
kedua variabel independen dengan absolut residual ( yaitu 0,673 dan 0,635) masih
lebih besar dari 0,05.
4.3.2 Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur seberapa kuat
hubungan antara etika organisasi dan good university governance secara simultan
dengan kinerja organisasi. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh koefisien korelasi
berganda antara etika organisasi dan good university governance secara simultan
dengan kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung sebagai berikut :
repository.unisba.ac.id
130
Tabel 4.32 Korelasi berganda antara etika organisasi dan good university governance secara
simultan dengan kinerja organisasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,782a ,612 ,592 ,33196
a. Predictors: (Constant), GUG, Etika
b. Dependent Variable: Kinerja organisasi
Pada tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara etika
organisasi dan good university governance secara simultan dengan kinerja organisasi
adalah sebesar 0,782. Data ini menunjukkan terdapat hubungan yang erat/kuat antara
etika organisasi dan good university governance secara simultan dengan kinerja
organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung.
4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Guna mengetahui bentuk hubungan fungsional etika organisasi dan good
university governance secara simultan terhadap kinerja organisasi digunakan analisis
regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software
SPSS 20 for windows, diperoleh hasil regressi sebagai berikut.
Tabel 4.33 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,616 ,320 1,924 ,062
Etika ,378 ,096 ,441 3,929 ,000
GUG ,439 ,102 ,481 4,285 ,000
repository.unisba.ac.id
131
a. Dependent Variable: Kinerja organisasi
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti disajikan pada tabel 4.33 maka
dapat dibentuk persamaan regresi variabel etika organisasi dan good university
governance terhadap kinerja organisasi sebagai berikut.
1 2Y = 0,616 + 0,378 X + 0,439 X
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi etika organisasi
(X1) memiliki tanda positif yang berarti semakin baik penerapan etika organisasi akan
meningkatkan kinerja organisasi. Kemudian koefisien regresi good university
governance (X2) juga memiliki tanda positif yang berarti semakin baik implementasi
good university governance akan meningkatkan kinerja organisasi.
4.3.4 Pengujian Secara Simultan
Untuk membuktikan apakah etika organisasi dan good university governance
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja organisasi maka
dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho: Semua βi = 0 Etika organisasi dan good university governance secara
simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada
Institut yang ada di Kota Bandung
Ha: Ada βi ≠ 0 Etika organisasi dan good university governance secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Institut
yang ada di Kota Bandung
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji simultan melalui uji F yang
diperoleh melalui tabel Anova seperti disajikan pada tabel berikut:
repository.unisba.ac.id
132
Tabel 4.34 Tabel Anova Untuk Pengujian Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 6,610 2 3,305 29,991 ,000b
Residual 4,187 38 ,110
Total 10,797 40
a. Dependent Variable: Kinerja organisasi
b. Predictors: (Constant), GUG, Etika
Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.34 dapat
dilihat nilai Fhitung sebesar 29,991 dengan nilai signifikansi mendekati nol. Kemudian
nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat bebas 2 dan 38 adalah
sebesar 3,245. Karena Fhitung (29,991) lebih besar dari Ftabel (3,245), maka pada tingkat
kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dari etika organisasi dan good university governance secara
simultan terhadap kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung. Secara
visual grafik daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji simultan dapat dilihat
pada gambar berikut :
repository.unisba.ac.id
133
Gambar 4.2
Grafik Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan
Pada grafik diatas dapat dilihat nilai Fhitung (29,991) jatuh pada daerah
penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa etika organisasi dan good university
governance secara simultan berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Institut
yang ada di Kota Bandung.
4.3.5 Koefisien Determinasi
Setelah diuji dan terbukti bahwa etika organisasi dan good university
governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi,
selanjutnya akan dihitung seberapa besar pengaruh etika organisasi dan good
university governance secara simultan terhadap kinerja organisasi pada Institut yang
ada di Kota Bandung. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh melalui hasil
pengolahan menggunakan software SPSS 20 for windows disajikan pada tabel
berikut:
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
F 0,05(2;38) = 3,245
0F hitung= 29,991
repository.unisba.ac.id
134
Tabel 4.35 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,782a ,612 ,592 ,33196
a. Predictors: (Constant), GUG, Etika
b. Dependent Variable: Kinerja organisasi
Pada tabel 4.35 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi berganda
(R) etika organisasi dan good university governance secara simultan dengan kinerja
organisasi adalah sebesar 0,782. Selain koefisien korelasi, pada tabel diatas juga
disajikan nilai R-square (0,612) yang dikenal dengan istilah koefisien determinasi
(KD) dihitung dari mengkuadratkan koefisien korelasi:
KD = (0,782)2 x 100% = 61,2%
Koefisien determinasi sebesar 61,2% menunjukkan bahwa 61,2% perubahan
kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung dapat dijelaskan oleh etika
organisasi dan good university governance secara simultan. Dengan kata lain etika
organisasi dan good university governance secara simultan memberikan pengaruh
sebesar 61,2% terhadap kinerja organisasi. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 38,8%
merupakan pengaruh faktor lain di luar variabel etika organisasi dan good university
governance.
Besar pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
kinerja organisasi dapat dihitung dengan cara mengalikan nilai standardized
coefficients dengan zerro-order correlation yang terdapat pada tabel 4.36 berikut.
repository.unisba.ac.id
135
Tabel 4.36 Koefisien Determinasi Parsial
Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
Correlations
Beta Zero-order
1 Etika ,441 ,652
GUG ,481 ,674
a. Dependent Variable: Kinerja organisasi
Besar pengaruh etika organisasi terhadap kinerja organisasi pada Institut yang
ada di Kota Bandung = 0,441 × 0,652 = 0,288 atau 28,8 persen. Kemudian besar
pengaruh good university governance terhadap kinerja organisasi pada Institut yang
ada di Kota Bandung = 0,481 × 0,674 = 0,324 atau 32,4 persen. Berdasarkan hasil
hitungan besar pengaruh/kontribusi masing-masing variabel independen terhadap
kinerja organisasi dapat diketahui bahwa diantara kedua variabel independen, good
university governance memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja
organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung dibanding etika organisasi.
4.3.6 Pengujian Secara Parsial
Pada pengujian koefisien regresi secara parsial akan diuji pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Statistik uji yang digunakan
pada pengujian parsial adalah uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis
pada uji parsial (uji t) sebesar 2,024 yang diperoleh dari tabel t pada α = 0.05 dan
repository.unisba.ac.id
136
derajat bebas 38 untuk pengujian dua arah. Nilai statistik uji t yang digunakan pada
pengujian secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.37
Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,616 ,320 1,924 ,062
Etika ,378 ,096 ,441 3,929 ,000
GUG ,439 ,102 ,481 4,285 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja organisasi
Nilai statistik uji t yang terdapat pada tabel 4.37 selanjutnya akan
dibandingkan dengan nilai ttabel untuk menguji apakah variabel independen yang
sedang diuji berpengaruh signifikan atau tidak
• Pengaruh Etika organisasi Terhadap Kinerja organisasi
Untuk membuktikan apakah etika organisasi berpengaruh signifikan terhadap
terhadap kinerja organisasi maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik
sebagai berikut:
Ho: β1 = 0 Etika organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada
Institut yang ada di Kota Bandung
Ha: β1 ≠ 0 Etika organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Institut
yang ada di Kota Bandung
Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.37 dapat
dilihat nilai thitung dari variabel etika organisasi adalah sebesar 3,929 dengan nilai
repository.unisba.ac.id
137
signifikansi mendekati nol. Karena thitung (3,929) lebih besar dari ttabel (2,024), maka
pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari etika organisasi terhadap kinerja
organisasi. Etika organisasi secara parsial memberikan pengaruh sebesar 28,8%
terhadap kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung. Hasil penelitian
ini memberikan bukti empiris bahwa semakin baik penerapan etika organisasi akan
meningkatkan kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung. Secara
visual grafik daerah penolakan dan penerimaan Ho pada uji pengaruh etika organisasi
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.3 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh Etika Organisasi)
Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung (3,929) jatuh pada daerah
penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa etika organisasi berpengaruh terhadap
kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0t0,025;38 = 2,024 - t0,025;38 = -2,024 thitung = 3,929
repository.unisba.ac.id
138
• Pengaruh Good university governance Terhadap Kinerja organisasi
Untuk membuktikan apakah good university governance berpengaruh
signifikan terhadap terhadap kinerja organisasi maka dilakukan pengujian dengan
hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho: β2 = 0 Good university governance tidak berpengaruh terhadap kinerja
organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung
Ha: β2 ≠ 0 Good university governance berpengaruh terhadap kinerja organisasi
pada Institut yang ada di Kota Bandung
Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.37 dapat
dilihat nilai thitung dari variabel good university governance adalah sebesar 4,285
dengan nilai signifikansi mendekati nol. Karena thitung (4,285) lebih besar dari ttabel
(2,024), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari good university governance
terhadap kinerja organisasi. Good university governance secara parsial memberikan
pengaruh sebesar 32,4% terhadap kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota
Bandung. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa semakin baik
pelaksanaan good university governance akan meningkatkan kinerja organisasi pada
Institut yang ada di Kota Bandung. Secara visual grafik daerah penolakan dan
penerimaan Ho pada uji pengaruh good university governance dapat dilihat pada
gambar berikut.
repository.unisba.ac.id
139
Gambar 4.4 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh Good University Governance)
Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung (4,285) jatuh pada daerah
penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa good university governance berpengaruh
terhadap kinerja organisasi pada Institut yang ada di Kota Bandung.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Etika Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Secara Parsial
Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai beberapa item pernyataan
yang berkaitan dengan variabel etika organisasi menunjukan bahwa penerapan etika
organisasi pada institut yang berada di Kota Bandung sudah baik, artinya sebagian
besar institut yang berada di Kota Bandung sudah menerapkan etika dalam organisasi
dengan baik. Selain itu, dengan secara parsial etika organisasi berpengaruh sebesar
28,8% terhadap kinerja organisasi pada Institut yang berada di Kota Bandung. Hasil
penelitian ini menunjukan dengan bukti empiris bahwa semakin baik penerapan etika
organisasi maka akan meningkatkan kinerja organisasi pada institut yang berada di
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0t0,025;38 = 2,024 - t0,025;38 = -2,024 thitung = 4,285
repository.unisba.ac.id
140
Kota Bandung, begitupun sebaliknya jika etika organisasi kurang diterapkan maka
kinerja dalam sebuah organisasi tidak akan terlaksana dengan maksimal. Hal ini bisa
terlihat pada tabel 4.33 mengenai koefisien regresi, bahwa etika organisasi (X1)
memiliki tanda positif yang berarti semakin baik penerapan etika organisasi maka
akan meningkatkan kinerja organisasi.
Dari beberapa hasil penelitian yang menjelaskan hal tersebut, secara umum
dapat dilihat dari hasil tanggapan responden mengenai pernyataan yang berkaitan
dengan etika organisasi seperti :
1. Sikap dan jiwa individual dalam organisasi atau institut sudah menunjukan nilai-
nilai religi dalam setiap individual dalam organisasi, salah satunya adalah dengan
memiliki sikap yang baik (good habbits) dan sikap yang saling menghormati
antar sesama anggota organisasi pada program studi di Institut. Walaupun
sebagian besar memiliki sikap dan perilaku yang diharapkan, tetapi masih banyak
pula individual pada program studi di institut yang kadang-kadang didalamnya
masih terjadi perilaku diskriminatif.
2. Setiap pimpinan yang ada dalam organisasi dapat dijadikan teladan yang baik
untuk setiap anggota organisasinya, hanya saja masih banyak pula pimpinan yang
masih kurang memberikan materi atau pembahasan perihal etika dalam
organisasi.
3. Dari hasil tanggapan responden mengenai ada atau tidanya etika dalam organisasi
yang dibuat dalam bentuk tertulis ternyata menunjukan bahwa masih banyak
repository.unisba.ac.id
141
program studi yang tidak membuat peraturan mengenai etika dalam organisasi
dalam bentuk tertulis.
4. Setiap etika dalam organisasi selalu disosialisasikan dan dapat dipahami oleh
setiap anggota organisasi dalam program studi di institut, akan tetapi tidak sedikit
pula program studi yang dimana etika organisasinya masih kurang dapat dipahami
oleh setiap anggota organisasi.
5. Setiap program studi pada institut di kota bandung sebagian besar sudah memiliki
tim ahli sebagai tempat konsultasi yang berkaitan dengan etika dalam organisasi.
Akan tetapi beberapa hasil menunjukan bahwa masih adanya pimpinan dalam
institut yang kurang memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi dalam
menanggapi permasalahan pelanggaran etika organisasi.
6. Dalam penerapan sistem reward dan punishment sebagian besar program studi
pada institutdi Kota Bandung sudah menerapkannya, hanya saja tidak sedikit pula
program studi yang belum menerapkan sistem reward and punishment tersebut.
Walaupun masih terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan, secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa etika akan mempengaruhi kinerja dalam organisasi
khususnya institusi perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Colquit. Et.all
(2009:6) yang menyatakan bahwa etika berpengaruh terhadap kinerja atau dapat
dikatakan kinerja dipengaruhi oleh etika khususnya etika yang dimiliki oleh seorang
pimpinan, karena kemampuan seorang pimpinan dalam mengambil keputusan
maupun perilaku etis terkait dengan kompetensi etikanya, teori ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara etika dengan kinerja. Selain Colquit Et.all,
repository.unisba.ac.id
142
Kusumatuti (2008:87) juga menyatakan bahwa variabel etika organisasi akan
berpengaruh terhadap setiap pengambilan keputusan (Kusumastuti, 2008:87).
4.4.2 Pengaruh Good University Governance terhadap Kinerja Organisasi
Secara Parsial
Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai beberapa pernyataan yang
berkaitan dengan good university governance, menunjukan bahwa Implementasi
konsep good university governance pada institut di Kota Bandung sudah termasuk
kriteria baik. Pada variabel good university governance secara parsial berpengaruh
sebesar 32,4% terhadap kinerja organisasi pada institut yang berada di Kota Bandung.
Dalam koefisien regresi good university governance (X2) juga memiliki tanda
posititf, artinya semakin baik implementasi konsep good university governance maka
akan berpengaruh pada peningkatan kinerja organisasi di Institut yang ada di Kota
Bandung dan begitupun sebaliknya.
Dari beberapa hasil penelitian ini, secara umum dapat dibuktikan dari hasil
tanggapan responden mengenai pernyataan yang berkaitan dengan konsep good
university governance, seperti :
1. Sebagian besar responden atau program studi pada institut di Kota Bandung
sudah transparansi dalam pengelolaannya. Baik dalam proses pengambilan
keputusannya, dalam penyampaian informasi, sampai dengan transparansi dalam
penilaian kinerja setiap anggota organisasinya.
repository.unisba.ac.id
143
2. Mayoritas program studi pada institut di Kota Bandung sudah mampu mengambil
keputusan secara mandiri (Independence) yang mana setiap keputusan yang
diambil pada setiap program studi demi kepentingan organisasi, namun masih
banyak juga program studi yang kurang independen dalam tata kelolanya. Bukan
hanya itu, masih banyak pula program studi yang belum mengungkapan beberapa
benturan kepentingan dalam bentuk dokumentasi.
3. Dalam tata kelolanya menunjukan bahwa program studi di Kota Bandung sudah
Akuntabel.
4. Sebagian besar pada program studi yang ada di Institut Kota Bandung sudah
responsive atau sudah bertanggungjawab dalam setiap tugas yang diemban oleh
setiap individual dalam pengelolaan organisasi.
5. Setiap program studi pada insititut yang berada di Kota Bandung juga
menunjukan bahwa dalam dalam pengelolaannya sudah menunjukan sikap dan
perilaku yang wajar dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa kelemahan tanggapan responden diatas, tetap hasil menunjukan
bahwa sebagian besar good university governance akan bepengaruh besar terhadap
kinerja organisasi, hal ini sesuai dan didukung oleh penelitian Christian Herdinata
(2008:48) dalam Suryani (2015:18) bahwa good university governance juga
bermanfaat untuk pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon
investor, sebagi perlingungan terhadap kedudukan pemegang saham dari
penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi atau
repository.unisba.ac.id
144
komisaris perusahaan, serta sebagai perwujudan tanggung jawab
perusahaan/organisasi untuk mematuhi dan menjalankan setiap peraturan perundang-
undangan. Atas hal itu Suryani menyimpulkan bahwa good university governance
memiliki manfaat dalam meningkatakan kinerja organisasi, meningkatkan nilai dari
suatu organisasi, meningkatkan kepercayaan investor, dan meningkatkan kepuasan
pemegang saham.
4.4.3 Pengaruh Etika Organisasi dan Good University Governance Terhadap
Kinerja Organisasi
Berdasarkan hasil pengolahan data berupa beberapa pernyataan mengenai
variable-variabel yang sudah dijelaskan secara parsial, maka secara simultan dalam
penelitian ini menunjukan bahwa etika organisasi dan good university governance
berpengaruh sebesar 61,2% terhadap kinerja organisasi pada institut yang berada di
Kota Bandung. Sedangkan sisanya 38,8% merupakan pengaruh faktor lain di luar
variabel etika organisasi dan good university governance yang tidak penulis teliti.
Tugas institusi perguruan tinggi bukan hanya memberikan mutu pendidikan
yang berkualitas, akan tetapi dalam segi pengelolaannya dan etika dalam
pengelolaannya merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan
diimplementasikan. Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolok ukur yang
mutlak tentang yang benar dan yang salah. Ini tidak terlepas dari berbagai faktor
seperti agama, budaya dan sosial. Pemahaman tentang yang benar dan yang salah
itulah yang mendasari perlunya etika dalam organisasi yaitu untuk membantu
repository.unisba.ac.id
145
memberikan makna yang tepat tentang kehidupan organisasi. Untuk mencapai kinerja
Institusi perguruan tinggi yang berkualitas, efektif dan efisien bukan hanya etika yang
perlu diperhatikan, good university governance menjadi suatu konsep yang
dibutuhkan pula oleh setiap perguruan tinggi, karena dengan konsep tersebut akan
mengarahkan dan mengendalikan perguruan tinggi agar berjalan sesuai dengan
harapan semua pihak yang berkepentingan.
repository.unisba.ac.id