BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Mustika Ratu Tbk adalah perusahaan yang diawali dari usaha kecil-
kecilan seorang Puteri Keraton Surakarta Hadingrat yaitu B.R.A. Mooryati
Soedibyo P. Hadiningrat, cucu Sri Sesuhan Pakubuwono X yang di Kaputren, di
tengah lingkungan ningrat. Berawal dari pembuatan jamu dirumah pada tahun
1973, B.R.A Mooryati Soedibyo merintis usahanya dengan modal usaha hanya
sebesar Rp.25.000,00. Usaha yang semulanya merupakan hobi bagi B.R.A.
Mooryati Soedibyo menjadi maju dan berkembang hingga akhirnya dia
mendirikan sebuah badan usaha resmi yang bernama PT. Mustika Ratu Tbk
berdasarkan Akte Notaris No.35 tanggal 14 maret 1978, yang dibuat di Gustaf
Hoemala Soangkoepon Loemban Tobing, SH, pada waktu itu Notaris di jakarta.
Dimana telah diresmikan oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No.Y.A.5/188/15 pada tanggal 22 desember 1978 dengan
No.1015 dan diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No.8 tanggal
25 januari 1980.
Pada saat itu, PT. Mustika Ratu Tbk mempunyai struktur permodalan
sebagai berikut: modal dasar Rp.10.000.000,00 terdiri dari 50 lembar saham
prioritas dan 50 lembar saham biasa dengan nilai nomimal Rp.100.000,00
sedangkan modal ditempatkan dan disektor penuh sebesar modal dasar.
Pada tahun 1975, didirikan PT. Mustika Ratu Tbk, teparnya di JL, Raya
Bogor Km 26,4 Jakarta Timur. Dengan menghasilkan produk hanya 5 macam,
yaitu perawatan wanita, perawatan remaja putri, “sedet seliro” (pelangsing tubuh),
“sapetean sari” (keputihan), “kesepeluh (menopause) dan beberapa macam
kosmetik tradisional seperti lulur, mangir, bedak dingin, dan air mawar. Pabrik PT.
Mustika Ratu Tbk pada tanggal 08 april 1981 diresmikan oleh Mentri Kesehatan
RI, bapak Dr. Soemarjono Soeryadiningrat dengan jumlah karyawan sebanyak
150 orang.
Pada tahun 1985, PT. Mustika Ratu Tbk mengadakan Join Ventura dengan
perusahaan kosmetik L’oreal dari Perancis sebagai penanam Modal Asing (PMA)
bagi industri, dengan memproduksi produk-produk perawatan dengan merk
L’oreal. Dan sampai saat ini perusahaan telah mengadakan ekspansi yang
berbentuk didirikannya beberapa anak perusahaan, yaitu:
1. PT. Mustika Tirta yang memproduksi minuman jamu dengan merk “Gula
Asem”
2. PT. Mustika Raga yang memproduksi jamu jaga raga
3. PT. Mustika Ratu Buana Internasional yang bergerak dibidang distribusi
barang-barang yang diproduksi ke sejumlah distribtor indpendent.
Pada tahun 1990 terjadi pengalihan saham milik Djoko Mintoro sebanyak 1
lembar saham bisa kepada BRA Mooryati Soedibyo sehingga menjadi pemegang
saham satu-satunya. Namun pada tahun 1993 terjadi lagi pengalihan seluruh
saham dari BRA Soedibyo sebanyak 20.000.000 lembar saham ke PT. Mustika
Ratu Investana.
PT. Mustika Ratu Investana merupakan Holding Company dari perusahaan-
perusahaan yang ada dalam Mustika Ratu Group, dengan pemegang saham yaitu
BRA Mooryati Soedibyo dan Puteri Kuswinuwardani, MBA. Anggaran dasar
perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akte
No. 114 tanggal 22 februari 1995 yang dibuat dihadapan Notaris Sutjipto, SH
mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar perusahaan yang disesuaikan
dengan ketentuan pasar modal sehubungan dengan maksud perusahaan untuk
melakukan penawaran umum saham. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan
dari Mentri Kehakiman Republik Indonesia. Dengan Surat Keputusan No. C2-
4894.HT.01.04.TH.95 tanggak 25 april 1995.
4.1.2 Organisasi
PT Mustika Ratu Tbk didirikan pada tanggal 14 Maret 1978. Perusahaan ini
terdaftar untuk beroperasi di bidang pembuatan, jual-beli, dan distribusi tanaman
beraroma, vitamin pelengkap, kosmetik, minuman sehat alami, dan kegiatan
industri serupa lainnya. PT Mustika Ratu mulai berjalan bisnisnya secara
komersial sejak 1978.
4.1.3 Kepemilikan
PT Mustika Ratu menjadi perusahaan terbuka sejak 1995. Berdasarkan
posisi kepemilikan saham per 31-12-2002, PT Mustika Ratu Investama
memegang 71.26% saham, dan sekitar 9.45% dimikili oleh Boston Save Deposit
& Trust (Jakarta). Sisanya dimiliki oleh umum, yaitu sekitar 19.29%.
4.1.4 Merk-Merk produk
Beberapa merk dipayungi oleh Mustika Ratu, meliputi merk yang
ditargetkan untuk wanita, bayi, dan kebutuhan keluarga. Merk-merk ini diciptakan
untuk melayani kebutuhan anda sesuai dengan berbagai tingkatan sosial dibawah
nama Mustika Ratu, Puteri, Biocell, Kenanga, Ananda, Ratu mas, Taman sari
royal heritage Spa, dan Merk produk tetbaru, Bask untuk para pria.
4.1.5 Kosmetika Tradisional
Dari beberapa jenis produk kosmetika, produk kosmetika terbagi dalam
beberapa merek untuk segmen yang berbeda, kosmetika ini terdiri dari:
1. Sari Mustika
Produk kosmetika ini di tujukan untuk segmen wanita dewasa, dengan tingkat
ekonomi menengah:
a) Perawatan kulit wajah mustika ratu, terdiri dari pembersih, masker, krem,
dan sabun wajah.
b) Perawatan rambut Mustika Ratu, terdiri dari shampoo dan perawatan
rambut khusus.
c) Tata rias dasar Mustika Ratu, terdiri dari alas bedak, pelembab, bedak
serbuk, dan krem alas bedak.
d) Perawatan tubuh Mustika Ratu, terdiri dari minyak tubuh, krem, lulur,
sabun mandi, parfum, rempah dan bedak.
2. Sari Mustika Puteri
Produk kosmetika ini diperkenalkan pada tahun 1992 yang ditujukan bagi
pangsa pasar remaja putri, terdiri dari:
a) Perawatan wajah mustika puteri, terdiri dari pembersih, penyegar, deep
cleasing, wash, acne gel.
b) Tata rias dasar dasar mustika puteri, terdiri dari alas bedak, pelembab,
loose powder, dan compact powder.
c) Tata rias dekoratif mustika puteri, terdiri dari eye shadow, talcum powder,
body plash, dan bath gel.
4.1.6 Pegawai
Sumber daya manusia sangat penting bagi suatu perusahaan, karen
merekalah yang menjalankan dan membuat sebagian besar ide-ide. Di Mustika
Ratu, kemampuan dan kekuatan dari para karyawan dihormati dan dikenali lewat
kesuksesan mereka. Para karyawan mendapatkan keuntungan lewat seminar-
seminar dan program pelatihan yang selalu dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan mereka dan menjadi jalan bagi mereka untuk menjajaki karir di
Mustika Ratu.
Tahun 2000 merupakan era reformasi bagi Mustika Ratu sebagai organisasi,
Dengan menempatkan orang-orang yang berkemampuan dan dapat dipercaya di
posisi-posisi penting dan restrukturisasi ulang, Mustika Ratu berharap untuk
mengarah ke era globalisasi sebagai perusahaan yang bisa mengantisipasi
perubahan yang akan terjadi dan perkembangan yang pesat. Pada saat pembukaan
tahun 2003, Mustika Ratu telah mempunyai sekitar 3040 pegawai di pabrik,
kantor pusat, dan cabang-cabang. Semua pegawai dibayar dengan gaji yang lebih
dari mencukupi – melebihi gaji minimum yang ditetapkan pemerintah daerah.
Lebih dari itu, mereka diberi asuransi kesehatan dan biaya rumah sakit, fasilitas
keagamaan, transportasi, makanan, fasilitas olah raga dan rekreasi.
4.1.7 Visi dan Misi
Setiap perusahaan saat pertama kali berdiri dan menjalankan bisnisnya pasti
memiliki visi dan misi yang menentukan arah ke depannya dari perusahaan
tersebut. Arah perusahaan menunjukkan apa yang tidak boleh dilanggar dan apa
yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dan arah perusahaan dapat ditemukan dalam
pernyataan-pernyataan visi dan misi perusahaan yang baik dan jelas.
Visi
1. Membangun Mustika Ratu menjadi perusahaan utama yang
memperkenalkan mengembangkan serta melestarikan jamu dan kosmetika
tradisional Indonesia ke dunia internasional.
2. Menjadikan Mustika Ratu unggul dalam mutu dan inovasi produk yang
senantiasa mewarisi tradisi perawatan kesehatan dan kecantikan puteri keraton
sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia.
Misi
1. Mewujudkan kepuasan konsumen dengan melahirkan produk-produk
perawatan kesehatan serta kecantikan paripurna yang disesuaikan dengan
keinginan dan selera pasar.
2. Menghasilkan produk-produk bermutu yang terbuat dari bahan alami
dengan penerapan teknolagi demi peningkatan kualitas, untuk menjadi
pemimpin pasar industri jamu dan kosmetika international.
4.1.8 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gabungan antara personil yang satu dengan
personil yang lainnya dalam menjalankan sebuah tugas. Organisasi ini dibentuk
karena adanya suatu kerja sama yang baik dalam melakukan aktivitas perusahaan.
Struktur organisasi membantu mempertajam aktifitas kunci organisasi dan
menunjukan pola koordinasi yang digunakan untuk menjalankan strategi. Untuk
mencapai tujuan perusahaan pemilik dan manajemen harus membuat struktur
Pada PT. Mustika Ratu Tbk Pimpinan tertinggi dipegang oleh pemilik
perusahaan dengan jabatan President Director (Presiden Direktur) dan kekuasaan
tertinggi terletak pada rapat umum pemegang saham yang ditunjuk dewan
komisaris yang tugasnya adalah mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh direksi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tugas dan wewenang dari struktur
organisasi PT. Mustika Ratu Tbk yaitu:
A. President Director ( Direktur Utama )
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Direktur Utama adalah:
1. Sebagai penanggung jawab dan jalannya organisasi
2. Mengusahakan efisiensi pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian
perusahaan secara terus-menerus.
3. Mencari kesempatan dan peluang untuk memajukan perusahaan.
4. Mengangkat dan memberhentikan setiap manajer atau kepala bagian oleh
karena tugasnya yang serdemikian luasnya dan menyangkut segala
kegiatan perusahaan secara menyeluruh, dan dibantu oleh wakil direktur
utama ( Vice President Director ).
B. Vice President Director ( Wakil Direktur Utama )
Tugas dari Wakil Direktur Utama adalah:
1. Membantu pimpinan perusahaan.
2. Membantu memberikan saran dan nasehat kepada direktur utama.
C. Finance Director ( Direktur Utama )
1. Membuat dan memberikan pertimbangan terhadap general manager dalam
melaksanakan tugas sehari-hari dalam pengambilan keputusan mengenai
keuangan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan masalah keuangan perusahaan
dan
pendelegesian wewenang kepada general manager finance.
3. Membawahi general manager finance.
a) Bertanggung jawab atas peraturan keuangan perusahaan yang
menyangkut pada kebijakan penggunaan dana atas segala kegiatan
usaha.
b) Merencanakan sumber-sumber keuangan.
c) Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana.
d) Bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan dan hasil
produksi.
e) Membawahi finance and accounting manager, tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
1) Mengendalikan dan mengawasi seluruh kekayaan
perusahaan serta
bertanggung jawab atas laporan keuangan.
2) Membuat perhitungan biaya guna kelancaran produksi.
3) Menghitung gaji pegawai.
f) Membawahi purchasing manager yang tugas dan tanggung jawabnya
adalah mengendalikan dan mengkoordinir secara langsung seluruh
aktivitas pada pembelian rutin (bahan baku kosmetik), dan pembelian non
rutin (kepentingan proses produksi dan keperluan lain untuk kegiatan
perusahaan).
g) Membawahi Treasuring manager, tugas dan tanggung jawabnya adalah
membantu general manager finance dalam menyusun dan memperoleh
sumber-sumber dana.
D. General manager plant (Manager Umum Pabrik)
Tugas dan tanggung jawab dari Manager Umum Pabrik adalah:
1. Melihat kebersihan dan kekuatan target kelemahan produk perusahaan
dibandingkan produk saingan serta mengukur sejauh mana keinginan
konsumen akan produk.
2. Mengendalikan bahan baku, bahan pembantu dan bahan-bahan lainnya
berdasarkan rencana produksi tahunan yang telah ditetapkan.
3. Menyiapkan rencana produksi, menjaga agar mutu produk yang
dihasilkan tetap baik dan bertanggung jawab atas aktivitas produksi untuk
kelancaran kegiatan sistem produksi.
4. Mengatur seluruh karyawan baik di pabrik maupun di kantor.
5. Membawahi plant manager yang tugas dan tanggung jawabnya adalah
bertanggung jawab dalam perencanaan membeli mesin atau dalam rangka
untuk lebih mengefisienkan proses produksi, merencanakan apabila
membeli bahan baku atau memproduksi sendiri.
6. Membawahi personel & general affair manager, tugas dan tanggung
jawabnya adalah bertanggung jawab terhadap segala aturan personalia
ataupun terhadap pelayanan umum dan pengendalian proses rekrutmen
dan promosi / mutasi.
7. Membawahi Project Development Manager , melaksanakan fungsi-fungsi
dan bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang menyangkut koordinasi,
komunikasi dan pengendalian pada seluruh tahap kehidupan proyek di
lingkungan pabrik.
E. Manager Resentatif
Tugas dan tanggung jawab dari Manager Resentatif adalah:
1. Menangani dan melakukan koordinasi pada bagian terkait dengan ISO
9002.
2. Memastikan bahwa persyaratan-persyaratan sistem mutu telah diwujudkan
dan dipelihara sesuai dengan standar ISO 9002.
F. General Manager Eksport (Manager Umum Eksport)
Tugas dan tanggung jawab dari Manager Umum Eksport
1. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas ekspor perusahaan ke berbagai
negara, mulai dari perencanaan, mengkoordinasikan dan mengontrol
semua aktivitas ekspor.
2. Membuat kebijaksanaan dan strategi untuk target penjualan.
G. General Manager Sales & Distribution (Manager Penjualan dan
Distribusi)
Tugas dan tanggung jawab dari Manager Penjualan dan Distribusi adalah:
1. Bertanggung jawab dalam merencanakan dan menyelenggarakan seluruh
kegiatan pemasaran dan penjualan hasil-hasil produksi.
2. Mengusahakan agar volume penjualan terus meningkat dengan
memperhatikan langganan lama dan mencari langganan baru.
3. Memperluas daerah-daerah pemasaran.
4. Bertanggung jawab atas barang-barang yang disalurkan dandipasarkan
dengan mendelegasikan wewenang kepada sales dan distribusi
departemen.
H. General Manager Marketing
Tugas dan tanggung jawab dari Manager Umum Pemasaran adalah:
1. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemasaran produk-produk.
2. Memperkenalkan produk-produk baru dan melakukan survei pasar atas
produk.
3. Bertanggung jawab atas seluruh tugas pada bagian pemasaran serta
membuat laporan kegiatan pemasaran.
I. Marketing Product Development (M-PDR) director (Direktur pemasaran,
riset, dan pengembangan).
Tugas dan tanggung jawab Direktur Pemasaran, Riset, dan pengembangan
adalah:
1. Menyusun rencana strategi pengembangan perusahaan.
2. Menjaga mutu produk agar memenuhi selera konsumen dan disukai oleh
pelanggan.
3. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan dalam
proses produksi, penggunaan sumber daya manusia, pemasaran produk ke
pasar, pemanfaatan sumber daya finansial perusahaan.
4. Membawahi marketing manager product (Manager Pemasaran Produk)
yang bertanggung jawab dalam usaha pengembangan produk dan
merencanakan pembuatan produk baru serta membuat laporan biaya yang
akan dikeluarkan pertahun atas persetujuan President Director.
J. Corporate Planning Development Director (Direktur Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah:
1. Bertanggung jawab langsung kepada President Director dalam hal
perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia.
2. Menyusun strategi kebijakan dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan.
3. Membawahi Corporate Plant and Development Manager yang tugas dan
tanggung jawabnya adalah mengawasi dan mengkoordinir aktivitas
corporate persoonal, general alfair manager, corporate internal audit dan
legal.
4. Membawahi corporate legal manager, tugas dan tanggung jawabnya
adalah mengawasi dan mengkoordinir aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan pemeriksaan keuangan perusahaan.
Kemajuan PT. Mustika Ratu, Tbk yang begitu pesat baik dari segi produk
kualitas pemasaran maupun omset penjualan tidak terlepas dari kerja keras para
personal yang mendukungnya. Personal-personal tersebut antara lain:
a. Mr. Yogesh Dixit, B. Com (Hons) A.C.A (sebagai penasehat teknis)
b. Ny. Dewi Gatot Kalbuadi (bertanggung jawab dalam pengembangan produk).
c. Ny. BRA Mooryati Sodibyo (sebagai Direktur Utama).
d. Ny. Putri Kuswinuwardani, MBA (sebagai Wakil Direktur Utama).
e. Sukirno Sisiwosudarmo, SE (sebagai Sekretaris Perusahaan)
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Trend (Trend Description)
a. Debt To Equity Ratio (Variabel X1)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT.
Mustika Ratu, Tbk didapatkan informasi Debt To Equity Ratio Tahun 2007 – 2011
pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Debt To Equity Ratio PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2007 – 2011
Tahun Debt To Equity Ratio (DER)2007 10,04%2008 12,13%2009 13,13%2010 10,97%2011 11,58% (Sumber : Data Olahan)
Melihat hasil analisis perhitungan di atas, maka dapat dianalisis
perkembangan Debt To Equity Ratio tahun 2007 sampai tahun 2011. Dimana pada
tahun 2007 rasio DER sebesar 10,04%, mengalami peningkatan sebesar 2,09%
dari tahun sebelumnya menjadi 12,13% di tahun 2008. Kemudian tahun 2009
terus mengalami peningkatan sebesar 1% menjadi 13,13%. Pada tahun 2010 dan
2011 mengalami penurunan dan peningkatan kembali. Dimana pada tahun 2010
rasio DER sebesar 10,97% mengalami penurunan sebesar 2,16% dari tahun
sebelumnya. Kemudian tahun 2011 mengalami peningkatan kembali menjadi
11,58%.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin
rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang. DER menunjukkan struktur permodalan suatu
perusahaan. merupakan berbandingan antar total hutang dengan ekuitas yang
digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Bertambah besarnya debt to
equity ratio suatu perusahaan menunjukkan risiko distribusi laba usaha
perusahaan akan semakin baesar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan.
semakin tinggi DER, semakin besar persentase modal asing yang digunakan
dalam operasional perusahaan, atau semakin besar DER menandakan struktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap
ekuitas. DER yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi
hutang terhadap ekuitas. Sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relative
tinggi dan resiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada
akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang memiliki DER yang
tinggi. Adapun yang mengakibatkan Debt ratio ini mengalami peningkatan dan
penurunan adalah besarnya total hutang dan total modal perusahaan. Dimana total
hutang dan total modal perusahaan meningkat mengakibatkan Debt ratio
meningkat, begitupula sebaliknya.
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan menyimak penjelasan trend di atas,
maka peneliti dapat menampilkan debt to equity ratio ke dalam bentuk grafik
sebagai berikut:
Grafik 4.1
b. Operating Profit Margin (Variabel X2)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT.
Mustika Ratu, Tbk didapatkan informasi Operating Profit Margin Rasio Tahun
2007 – 2011 pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Operating Profit Margin PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2007 – 2011
Tahun Operating Profit Margin (OPM)2007 10,80%2008 7,50%2009 12,02%2010 10,03%2011 10,22% (Sumber : Data Olahan)
Melihat hasil analisis perhitungan di atas, maka dapat dianalisis
perkembangan Operating Profit Margin tahun 2007 sampai tahun 2011. Dimana
pada tahun 2007 OPM sebesar 10,80%, mengalami penurunan sebesar 3,3%
menjadi 7,50% di tahun 2008. Kemudian mengalami peningkatan sebesar 4,52%
di tahun 2009 menjadi 12,02%. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan
lebih dari 10%.
Operating Profit Margin bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Profit
Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit Margin yang rendah menandakan
penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu
tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Adapun yang menyebabkan peningkatan dan penurunan pada Operating profit
margin adalah besarnya laba operasi dan penjualan bersih perusahaan.
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dan menyimak penjelasan trend di atas,
maka peneliti dapat menampilkan Operating Profit Margin ke dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Tabel 4.2
c. Harga Saham (Variabel Y)
Berdasarkan data sekunder diperoleh informasi tentang Harga Saham PT.
Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 – 2011, dimana tahun 2006 hanya merupakan
tahun dasar, perkembangannya dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2006 – 2011
Tahun Harga Saham2006 Rp. 320,-2007 Rp. 295,-2008 Rp. 152,-2009 Rp. 395,-2010 Rp. 650,-2011 Rp. 500,- (Sumber : Data Harga Saham Historis)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, peneliti dapat menampilkannya dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Grafik 4.3
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dan grafik 4.3 terlihat trend perkembangan
Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk mengalami peningkatan dan penurunan dari
tahun ke tahun. Jika dipersentasekan, maka perkembangannya akan terlihat pada
tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Persentase Trend Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk Tahun 2007 – 2011
Tahun Persentase Trend Harga Saham2006 0%2007 8,47%2008 94,08%2009 61,52%2010 39,23%2011 30,00% (Sumber : Data Olahan)
Berdasarkan data pada tabel 4.4 terlihat pada tahun 2006 bernilai 0% karena
merupakan tahun dasar, agar dapat terlihat jelas perkembangan harga saham
selama lima tahun penelitian dengan starting poin pada tahun 2007. Dimana
persentase trend harga saham dihitung sebesar 8,47% di tahun 2007, mengalami
penuruna sebesar 94,08% di tahun 2008 menjadi Rp. 152,-. Pada tahun 2009 dan
2010 mengalami peningkatan. Dimana peningkatan pada tahun 2009 dihitung
sebesar 61,52% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp. 395,-. Dan tahun
2010 peningkatan dihitung sebesar 39,23% menjadi Rp. 650,-. Serta mengalami
penurunan sebesar 30% di tahun 2011 menjadi Rp. 500,-.
4.1.9 Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Debt To Equity
Ratio (DER) dan Operating Profit Margin terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu, Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda melalui
SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. Dimana persamaan
regresinya adalah:
Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution), yang
menyatakan hasil persamaan regresi berganda tentang pengaruh Debt To Equity
Ratio dan Operating Profit Margin terhadap harga saham PT. Mustika Ratu, Tbk:
Tabel 4.5 Coefficientsa
Model
Unstanda
rdized
Coefficie
nts
Standardi
zed
Coefficie
nts t
Sig.
95% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta
Lower
Bound Upper Bound
1 (Constan
t)81.634 70.079 1.165 .364 383.159 219.891
DER 21.791 5.299 .779 4.112 .000 1.009 44.590
OPM 12.243 3.737 .621 3.276 .000 28.322 3.836
a. Dependent Variable: HS
Berdasarkan tabel 4.5 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear
berganda adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Statistical Product Service Solution)
pada tabel 4.5 di atas, diperoleh persamaan regresi linear berganda dimana
ŷ = 81.634 + 21.791X1 + 12.243X2 yang telah teruji keberartiannya pada tingkat
signifikan α = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 81,634
merupakan nilai dari variabel Debt to equity ratio dan Operating profit margin.
Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 21,791 menunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu satuan variabel debt to equity ratio dan 12,243 menunjukkan
bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel operating profit margin dapat
mempengaruhi Harga Saham dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya
konstan.
b. Koefisien Determinan (R Square)
Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh perubahan variabel
independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara
bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan
antar variabel dalam model yang digunakan. Untuk mengetahui Pengaruh Debt to
equity ratio dan Operating profit margin terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu, Tbk berikut adalah hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) yang
menyatakan besarnya hubungan antara variabel X1, X2 dan variabel Y:
Tabel 4.6
Koefisien Determinan Debt to equity dan Operating profit margin
Terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu,Tbk.
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change
Statistic
s Durbin-Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1.964a .929 .857
12.3414
8.929 12.987 2 2 .071 1.343
a. Predictors: (Constant), OPM, DER
b. Dependent Variable: HS
Mencermati tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa pengaruh Debt to equity ratio
dan Operating profit margin terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk dapat
dilihat pada kolom R Square yakni sebesar 0,929 atau 92,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh Debt to equity ratio dan Operating profit margin
terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk sebesar 92,9%. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent signifikan. Dan sisanya 7,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi Harga Saham
PT. Mustika Ratu, Tbk dan perusahaan lain pada umumnya bisa dipengaruhi oleh
faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal seperti dipengaruhi
oleh rasio-rasio keuangan yang dapat menjamin return atas investasi yang
dilakukan dan besarnya investasi dalam proses produksi perusahaan yang dapat
menghasilkan keuntungan. Serta faktor ekternal perusahaan bisa berupa kondisi
perekonomian negara, gejolak sosial politik, perubahan suku bunga dan
perubahan nilai tukar mata uang.
c. Pengujian Keberartian Menyeluruh/Simultan (Uji F)
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya
yakni untuk mengetahui pengaruh Debt to equity ratio dan Operating profit
margin terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk, maka peneliti akan
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji F (simultan). Uji F dilakukan
untuk membandingkan antara tingkat signifikan pada F hitung (tabel ANOVAa)
dan tingkat signifikan 5% kriteria sebagai berikut:
H0 : β ≤ 0 : Variabel independent (DER dan OPM) secara bersama-sama
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependent (harga saham).
HA : β > 0 : Variabel independent (DER dan OPM) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependent (harga saham).
Berdasarkan pernyataan hipotesis di atas, maka disajikan data hasil olahan
SPSS (Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya F hitung
dan tingkat signifikan pada penelitian pengaruh Debt to equity ratio dan
Operating profit margin terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk. sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Uji Statistik F (F-test)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 3956.089 2 1978.044 12.987 .001a
Residual 304.624 2 152.312
Total 4260.713 4
a.
Predictors:
(Constant),
OPM, DER
b. Dependent Variable: HS
Dari uji ANOVAb atau F-test, diperoleh nilai F hitung sebesar 12,987 dengan
tingkat signifikan 0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel DER dan OPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
harga saham karena PValue sebesar 0,001 < 0,05 (lebih kecil dari 5%).
d. Pengujian Keberartian (Uji t / parsial)
1. Pengaruh Debt to equity terhadap Harga Saham
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya
yakni untuk mengetahui pengaruh Debt to equity ratio terhadap Harga Saham PT.
Mustika Ratu, Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji t.
Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf
signifikan (α) = 5% (0,05), berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan
kriteria sebagai berikut:
HA > Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu,Tbk
HO ≤ Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu, Tbk.
Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan HA ditolak.
Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak dan HA diterima.
Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka disajikan data hasil
olahan SPSS (Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya t
hitung pada penelitian pengaruh Debt to equity ratio terhadap Harga Saham
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Coefficientsa
Model
Unstand
ardized
Coefficie
nts
Standard
ized
Coefficie
nts t
Sig.
Correlations
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constan
t)192.162 126.543 1.519 .000
DER 20.641 10.893 .738 3.895 .000 .738 .738 .738
a. Dependent Variable: HS
Memperhatikan hasil olahan SPSS di atas, maka untuk mengetahui apakah
hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Debt to equity ratio berpengaruh pada
Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t
hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil
analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 4 =
2,776.
2. Pengaruh Operating profit margin terhadap Harga Saham
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya
yakni untuk mengetahui pengaruh Operating profit margin terhadap Harga Saham
PT. Mustika Ratu, Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji t.
Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada
taraf signifikan (α) = 5% (0,05), berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan
kriteria sebagai berikut:
HA > Operating profit margin berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu,Tbk
HO ≤ Operating profit margin tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT.
Mustika Ratu, Tbk.
Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan HA ditolak.
Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak dan HA diterima.
Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka disajikan data hasil
olahan SPSS (Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya t
hitung pada penelitian pengaruh Operating profit margin terhadap Harga Saham
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Coefficientsa
Model
Unstand
ardized
Coefficie
nts
Standard
ized
Coefficie
nts t
Sig.
95% Confidence Interval for B
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound Upper Bound
1 (Constan
t)160.195 95.693 1.674 .193 144.343 464.733
OPM 11.226 9.362 .569 3.199 .000 41.019 18.568
a. Dependent Variable: HS
Memperhatikan hasil olahan SPSS di atas, maka untuk mengetahui apakah
hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Operating profit margin berpengaruh
pada Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t
hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil
analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 4 =
2,776.
4.2 Pembahasan
Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan struktur permodalan
suatu perusahaan. merupakan perbandingan antara total hutang dengan ekuitas
yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. DER adalah rasio
pengukur leverage perusahaan, menurut Gitman (2003) rasio leverage adalah
“Financial rations that measure the amount of debt being used to support
operations and ability of the firm to service its debt”. Semakin tinggi DER,
semakin besar persentase modal asing yang digunakan dalam operasional
perusahaan, atau semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha
lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. DER yang
semakin tinggi menunjukan semakin besarnya proporsi hutang terhadap ekuitas.
Sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi dan resiko yang
harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada akhirnya investor akan
menghindari saham perusahaan yang memiliki DER yang tinggi.
Rasio leverage yang cukup tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin buruk, karena tingkat ketergantungan permodalan perusahaan terhadap
pihak luar semakin besar. Dengan demikian apabila Debt to equity ratio
perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena
jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan
laba tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan dengan membagi dividen
(Dharmastuti, 2004).
Operating profit margin menurut Sutrisno (2009) adalah: “kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan”.
Sedangkan menurut Sofyan Syafri (2007) mengemukakan: “Angka ini
menunjukan berapa besar persentase pendapatan yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi”.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang
tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk
tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh
pemilik saham dikemudian hari. Menurut Anoraga (2001) harga saham adalah
uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu
perusahan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari
interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan
mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang
berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk
menjual atau membeli saham. Salah satu informasi tersebut adalah informasi
tentang debt to equity ratio sebagai rasio hutang dan operating profit margin
sebagai rasio pendapatan.
Dalam pengujian hipotesis, uji F (simultan ) dan uji T (parsial). Dimana uji F
yang dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa Ho (Debt to equity dan Operating
profit margin tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk)
yang diuji ditolak dan sebaliknya penelitian HA (Debt to equity dan Operating
profit margin berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk) yang
diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil PValue F-test (ANOVAb) yang lebih kecil
dari taraf signifikan α = 5% (0,001 < 0,05).
Uji t yang dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa Ho masing-masing
variabel X (Debt to equity tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Mustika
Ratu, Tbk) dan (Operating profit margin tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham PT. Mustika Ratu, Tbk) yang diuji ditolak dan sebaliknya HA masing-
masing variabel X (Debt to equity berpengaruh terhadap Harga Saham PT.
Mustika Ratu, Tbk) dan (Operating profit margin berpengaruh terhadap Harga
Saham PT. Mustika Ratu, Tbk) diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil t
hitung masing-masing varibel X dibandingkan dengan t tabel (df) 4 = 2,776.
Dimana untuk variabel X1 t hitung sebesar 3,895 > 2,776 dan untuk variabel X2 t
hitung sebesar 3,199 > 2,776.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Statistical Product Service Solution)
pada tabel 4.5 di atas, diperoleh persamaan regresi linear berganda dimana
ŷ = 81.634 + 21.791X1 + 12.243X2 yang telah teruji keberartiannya pada tingkat
signifikan α = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 81,634
merupakan nilai dari variabel Debt to equity ratio dan Operating profit margin.
Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 21,791 menunjukkan bahwa setiap
peningkatan satu satuan variabel debt to equity ratio dan 12,243 menunjukkan
bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel operating profit margin dapat
mempengaruhi Harga Saham dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya
konstan.
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan,
diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,929. Nilai ini
menunjukkan bahwa pengaruh Debt to equity dan Operating profit margin
terhadap Harga Saham PT. Mustika Ratu, Tbk sebesar 92,9%. Hasil ini
menunjukkan pengaruh signifikan antara variabel independent terhadap variabel
dependent. Dan sisanya 7,1% merupakan faktor lain yang mempengaruhi Harga
Saham diluar penelitian. Faktor lain tersebut bisa berupa faktor internal dan
eksternal perusahaan seperti Earning per share, Dividend per share, Return On
Equity dan rasio-rasio keuntungan lainnya serta perubahan nilai tukar mata uang,
gejolak sosial politik, perubahan tingkat suku bunga dan faktor ekternal lainnya.
Hasil penelitian di atas mendukung teori dari (Dharmastuti, 2004) yang
menyatakan bahwa apabila Debt to equity perusahaan tinggi, ada kemungkinan
harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba,
perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar
hutangnya dibandingkan dengan membagi deviden. Dan teori dari (Sofyan, 2007)
yang mengemukakan bahwa angka ini menunjukkan berapa besar persentase
pendapatan yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar Operating profit
margin, semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua teori di atas
menyatakan bahwa Debt to equity ratio dan Operating profit margin dapat
mempengaruhi perubahan Harga Saham perusahaan.