BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Digital · PDF fileBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ... 1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Digital · PDF fileBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ... 1...
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Kartasura berlokasi di Jalan Raya Solo-Yogya,
Pucangan, Kartasura. SMA Negeri 1 Kartasura merupakan sekolahan dengan
akreditasi A. Saat ini SMA Negeri 1 Kartasura memiliki 75 guru, 15 karyawan,
dan 1096 siswa. SMA N 1 Kartasura memiliki sarana dan prasarana yang
cukup lengkap guna menunjang proses belajar – mengajar. Sarana dan
prasarana tersebut antara lain 32 ruang kelas, 1 laboratorium kimia, 1
laboratorium fisika, 1 laboratorium biologi, 2 laboratorium TIK, 1 laboratorium
bahasa, perpustakaan, aula, mushola, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang
wakil kepala sekolah, ruang BK, ruang OSIS, ruang UKS, ruang MPK,
lapangan olahraga, dan lapangan basket.
Ruang kelas yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian
adalah ruang kelas X A. Sarana yang ada pada kelas X A cukup memadai,
tersedia meja, kursi baik bagi guru maupun bagi siswa, spidol, penghapus,
papan tulis, kipas angin, dan beberapa sarana penunjang lainnya. Namun
sayangnya, kondisi papan tulis yang putih sudah mulai menghitam sehingga
tulisan guru kurang dapat terbaca dari meja paling belakang, selain itu kipas
angin sudah rusak.
Lokasi yang digunakan peneliti saat mewawancarai subjek nomor 33,
34, 31, dan 2 adalah perpustakaan, tempatnya menunjang untuk diadakan sesi
wawancara karena kondisinya yang sepi sehingga tidak mengganggu proses
perekaman audio, namun terkadang ada beberapa guru yang berbicara dengan
keras sehingga sedikit mengganggu proses perekaman. Lokasi yang digunakan
peneliti saat mewawancarai subjek nomor 17 adalah halaman masjid, lokasi ini
dipilih karena saat pulang sekolah, perpustakaan sudah tutup, namun sayang
ditengah wawancara ada beberapa motor siswa yang memiliki suara keras
berlalu-lalang di area masjid sehingga sedikit mengganggu proses perekaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Lokasi yang digunakan peneliti saat mewawancarai subjek nomor 7, 6, 12
adalah ruang tunggu, lokasi ini dipilih karena saat pulang sekolah,
perpustakaan sudah di tutup, ruang tunggu cukup menunjang untuk diadakan
sesi wawancara karena sedikit siswa yang berlalu lalang, sehingga tidak
mengganggu proses perekaman audio. Lokasi yang digunakan peneliti saat
mewawancarai subjek nomor 5 adalah rumah milik subjek nomor 5, tempatnya
sangat menunjang untuk diadakan sesi wawancara, karena kondisi rumah yang
sepi, sehingga tidak mengganggu proses perekaman audio.
2. Deskripsi Data Hasil Tes
Dalam penelitian ini, tes tertulis dilakukan untuk menentukan subjek
penelitian dan untuk mengumpulkan data mengenai kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal pada sub pokok bahasan identitas trigonometri. Tes tertulis
yang digunakan berupa soal uraian dengan semesta pembicaraan bilangan real.
Selanjutnya peneliti memaparkan jenis-jenis dan penyebab kesalahan siswa
dari kelompok rendah, kelompok sedang, maupun kelompok tinggi.
Tes diberikan kepada siswa kelas X A setelah sub pokok bahasan
identitas trigonometri selesai disampaikan oleh guru. Tes dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 26 Februari 2016 pukul 08.15 - 09.00 WIB dan diikuti oleh
32 siswa. Setelah tes selesai diberikan, selanjutnya hasil pekerjaan dikoreksi
berdasarkan kunci jawaban tes (Lampiran L-24), saat hasil pekerjaan siswa
dikoreksi peneliti memberikan skor sesuai dengan pedoman penskoran
(Lampiran L-24). Selanjutnya, berdasarkan nilai yang diperoleh (Lampiran L-
94), siswa dikelompokkan menjadi kelompok rendah, kelompok sedang, dan
kelompok tinggi (Lampiran L-96). Hasil pengoreksian pada pekerjaan siswa
dalam mengerjakan soal-soal pada sub pokok bahasan identitas trigonometri
(Lampiran L-1) menunjukkan letak kesalahan-kesalahan siswa, deskripsi
kesalahan-kesalahan siswa tersebut disajikan pada Tabel 4.1 berikut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 4.1. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Kelompok Tinggi
No.Soal Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek
2 Kesalahan strategi
Siswa menjabarkan setiap bentuk trigonometri untuk
menentukan nilai a dan b sehingga membuat
perhitungan menjadi rumit.
Kesalahan hitung
1. Siswa salah saat melakukan operasi perkalian.
2. Siswa salah dalam menuliskan tanda operasi
matematika.
Kesalahan konsep
1. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus untuk menjawab masalah yakni menuliskan
cos x = 1 – sin x.
2. Siswa salah dalam konsep penjumlahan pada
pecahan, yakni dengan menuliskan 1 +sin 𝑥
−1+ sin2𝑥=
1
−1+
sin 𝑥
sin2𝑥.
3. Siswa tidak menuliskan “x” yang menyatakan
sudut pada perbandingan trigonometri.
4. Salah dalam menerapkan sifat distributif.
Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa kurang terampil dalam membuat hubungan
logis antar rumus pada identitas trigonometri.
Kesalahan penarikan kesimpulan
Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang
tidak sesuai dengan penalaran logis.
21, 17, 2, 26,
28
17
2, 28
2, 17, 21
17,21
2
2
2, 17, 21, 26
2, 17, 21
Berdasarkan Tabel 4.1, subjek nomor 2 dan nomor 17 melakukan
kesalahan yang lebih banyak dan bervariasi, selain itu kesalahan-kesalahan
yang dilakukan telah mewakili kesalahan subjek nomor 21, 26, dan 28. Oleh
karena itu, pada kelompok tinggi dipilih siswa nomor 2 dan nomor 17.
Tabel 4.2. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Kelompok Sedang
No. Soal Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek
1 Kesalahan konsep
1. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus untuk menjawab masalah, yakni
menuliskan sin2x = 1 + cos2x.
2. Siswa tidak menuliskan “x” yang menyatakan
sudut pada perbandingan trigonometri.
7
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kesalahan hitung
Siswa salah saat melakukan operasi pengurangan
Kesalahan penarikan kesimpulan.
1. Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang
tidak sesuai dengan penalaran logis.
2. Siswa melakukan penyimpulan tanpa alasan
pendukung yang benar.
7
27,14, 3, 15,6
5, 23, 6
2 Kesalahan strategi
1. Siswa menjabarkan setiap bentuk trigonometri
untuk menentukan nilai a dan b sehingga
membuat perhitungan menjadi rumit.
2. Siswa mengerjakan dengan cara mengeliminasi
kedua persamaan.
Kesalahan hitung
1. Siswa melakukan kesalahan dalam melakukan
operasi pengurangan pada pecahan.
2. Siswa melakukan kesalahan dalam melakukan
operasi penjumlahan pada pecahan.
3. Siswa melakukan kesalahan dalam melakukan
operasi perkalian pada pecahan.
4. Salah menerapkan sifat distributif.
Kesalahan konsep
1. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus dengan menuliskan cos x = 1 - sin x.
2. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus dengan menuliskan - cos x = 1 + sin x.
3. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus dengan menuliskan – cos2x = - 1 – sin2x.
4. Siswa melakukan kesalahan pada konsep operasi
penjumlahan pada pecahan.
5. Siswa melakukan kesalahan pada konsep operasi
pembagian pada pecahan.
6. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus dengan menuliskan sin2𝑥 = 1- sin2𝑥.
7. Siswa tidak menuliskan “x” yang menyatakan
sudut pada perbandingan trigonometri.
Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis
antara persamaan-persamaan pada identitas
trigonometri.
Kesalahan penarikan kesimpulan (v)
1. Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang
tidak sesuai dengan penalaran logis.
2. Siswa melakukan penyimpulan tanpa alasan
10, 24, 7, 8, 5,
20, 30, 4, 31, 9,
32,22, 11, 1
6
6,10
7
5,7
7
31, 4, 9, 16, 11,
25, 22
31
24, 7
7, 24, 32, 1
15, 10, 6, 5, 30,
32, 20,7
5
5
7, 24, 32, 31,
35,5, 6
15, 5, 24, 8, 20,
32, 19, 11, 25,
31,7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pendukung yang benar.
3. Siswa belum menentukan hasil perkalian antara a
dengan b.
7, 16, 19, 5
31
3 Kesalahan hitung
Siswa salah saat melakukan operasi perkalian.
Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis
antara persamaan-persamaan pada identitas
trigonometri.
Kesalahan penarikan kesimpulan
1. Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang
tidak sesuai dengan penalaran logis.
2. Siswa melakukan penyimpulan tanpa alasan
pendukung yang benar.
4, 8, 5
5
4,8,5, 20,36,30,
27
15,31,22, 35,27,
30, 20
Berdasarkan Tabel 4.2, pada soal nomor 1, siswa nomor 6 mewakili
kesalahan siswa nomor 27, 14, 3, 15, 5, dan 23 sedangkan siswa nomor 7
memiliki kesalahan yang bervariasi. Pada soal nomor 2, subjek nomor 7 dan 31
mewakili kesalahan subjek lainnya, selain itu subjek nomor 5, 6, 7 dan 31
melakukan kesalahan yang bervariasi. Pada soal nomor 3, subjek nomor 5 dan 31
mewakili kesalahan subjek lainnya selain itu kesalahan yang dilakukan subjek
nomor 5 lebih bervariasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
dipilihlah subjek nomor 5, 6, 7, dan 31 untuk siswa kelompok sedang.
Tabel 4.3. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa Kelompok Rendah
No. Soal Deskripsi Kesalahan Siswa Nomor Subyek
1 Kesalahan hitung
Siswa salah saat melakukan operasi pengurangan.
Kesalahan konsep
1. Siswa tidak menuliskan rumus atau teorema atau
definisi untuk menjawab masalah, yakni tidak
menuliskan sec 𝑥 = 1
cos 𝑥.
2. Siswa melakukan kesalahan pada konsep
pengurangan.
Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa tidak terampil dalam membuat hubungan
antara sin2𝑥 , sec x dengan cos x.
Kesalahan penarikan kesimpulan
Siswa melakukan penyimpulan tanpa alasan
pendukung yang benar.
33
33, 34
33
33, 34
33, 13, 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2 Kesalahan strategi
1. Siswa menjabarkan setiap bentuk trigonometri
untuk menentukan nilai a dan b sehingga
membuat perhitungan menjadi rumit.
2. Siswa mengerjakan dengan cara mengeliminasi
kedua persamaan.
Kesalahan hitung
Siswa melakukan kesalahan dalam melakukan
operasi hitung dalam matematika, diantaranya
a. Siswa salah saat melakukan operasi
penjumlahanpada pecahan.
b. Siswa salah saat melakukan operasi
pembagian.
c. Siswa salah saat melakukan operasi
pengurangan.
d. Siswa salah saat melakukan operasi perkalian.
Kesalahan konsep
1. Siswa melakukan kesalahan pada konsep operasi
penjumlahan.
2. Siswa melakukan kesalahan pada konsep operasi
pembagian.
3. Siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
rumus dengan menuliskan tan 𝑥 = cos 𝑥
sin 𝑥.
4. Siswa melakukan kesalahan pada konsep operasi
perkalian.
5. Siswa tidak menuliskan “x” yang menyatakan
sudut pada perbandingan trigonometri.
Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis
antara sec 𝑥 dengan tan 𝑥.
Kesalahan penarikan kesimpulan
Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak
sesuai dengan penalaran logis.
12, 29
33
12
34, 18
33,12
33
12, 29
29, 34, 18, 33
33
12
34
34, 18, 33
33, 29,12, 34
3 Kesalahan hierarki keterampilan
Siswa tidak terampil dalam melakukan manipulasi
aljabar.
Kesalahan penarikan kesimpulan
Siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak
sesuai dengan penalaran logis.
12
12,13
Berdasarkan Tabel 4.3, pada soal nomor 1, siswa yang paling banyak
melakukan kesalahan dan mewakili kesalahan siswa lain adalah siswa nomor 33.
Pada soal nomor 2, siswa nomor 34 telah mewakili kesalahan subjek nomor 18,
subjek nomor 12 mewakili kesalahan subjek nomor 29. Pada soal nomor 3, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
nomor 12 mewakili kesalahan siswa nomor 13. Karena subjek nomor 12, 33, dan
34 mewakili kesalahan subjek yang lain, kesalahan yang dilakukan juga
bervariasi, maka pada kelompok rendah dipilih subjek nomor 12, 33, dan 34.
Berikut ini akan disajikan analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal sub pokok bahasan identitas trigonometri disertai penyebab kesalahan.
a. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok tinggi
1) Subjek nomor 2
Gambar 4.1. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 2
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa siswa salah dalam
menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Kecenderungan siswa menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri untuk mendapatkan hasil yang sederhana
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan strategi ini adalah siswa
menganggap bahwa menyederhanakan berarti menjabarkannya. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pada hasil pekerjaan siswa tersebut, siswa tidak memunculkan ide lain,
sehingga penyebab lainnya adalah hanya itu satu-satunya ide yang terlintas
dipikiran siswa. Siswa tidak menuliskan ”x” saat menuliskan 1
cos−
sin
cos, hal ini
menunjukkan siswa melakukan kesalahan konsep, meskipun pada langkah ini
siswa tidak menuliskannya namun siswa menuliskannya pada langkah
sebelum dan sesudah itu, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
terburu-buru sehingga tidak sadar melakukannya hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Narulita & Masduki (2016: 164) yang mengemukakan bahwa
kesalahan siswa dalam menuliskan simbol disebabkan karena siswa terburu-
buru. Kemudian siswa juga melakukan penyimpulan yang tidak sesuai dengan
penalaran logis yakni ketika menyimpulkan − (1−sin 𝑥
cos2𝑥) = − (
cos 𝑥
cos2𝑥) dan saat
menyimpulkan 1−sin 𝑥
cos2𝑥=
cos 𝑥
cos2𝑥, hal ini disebabkan oleh kesalahan siswa dalam
menafsirkan rumus identitas trigonometri (siswa menafsirkan 1- sinx = cos
x sama halnya dengan 1- sin2x = cos2x). Siswa juga melakukan kesalahan
konsep, karena menuliskan 1 – sin x = cos x, hal ini disebabkan oleh
pemahaman siswa terhadap rumus identitas 1- sin2x = cos2x yang kurang baik,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Otay, Mohidin & Ismail (2013: 7) yang
mengemukakan bahwa penyebab kesalahan siswa salah satunya adalah keliru
menafsirkan atau menerapkan rumus. Selain itu, siswa juga melakukan
kesalahan hitung yakni salah dalam menuliskan tanda operasi matematika saat
menuliskan −1−sin 𝑥
−cos2𝑥= − (
1−sin 𝑥
cos2𝑥), hal ini dikarenakan siswa kurang teliti,
sama halnya dengan hasil penelitian Otay, Mohidin & Ismail (2013: 7) yang
mengemukakan bahwa penyebab kesalahan siswa adalah kurang teliti. Dalam
hal ini siswa juga melakukan kesalahan konsep saat menerapkan sifat
distributif, hal ini karena siswa kurang memahami konsep operasi aljabar, hal
ini senada dengan hasil penelitian Dewi & Kusrini (2014: 197)
mengemukakan bahwa penyebab siswa dalam menerapkan sifat distributif
adalah siswa kurang memahami sifat distributif. Siswa juga melakukan
kesalahan dalam hierarki keterampilan, hal ini terlihat dari keputusan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
saat menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri, selain
itu jawaban siswa berhenti pada (−1
cos 𝑥) yang sebenarnya bisa lebih
sederhana lagi menjadi sec x. Pada pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa
sebenarnya tahu (1
cos 𝑥= sec 𝑥) sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
kehabisan waktu mengerjakan.
2) Subjek nomor 17
Gambar 4.2. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 17
Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa siswa salah dalam
menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Kecenderungan siswa menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri untuk mendapatkan hasil yang sederhana
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan strategi ini adalah siswa
menganggap bahwa menyederhanakan berarti menjabarkannya. Siswa juga
melakukan kesalahan dalam penarikan kesimpulan, hal ini terlihat saat
menyimpulkan 1 – sin x = cos x, hal ini disebabkan oleh kesalahan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dalam menafsirkan rumus identitas trigonometri (siswa menafsirkan 1- sinx
= cos x sama halnya dengan 1- sin2x = cos2x). Kesalahan penarikan
kesimpulan dilakukan lagi saat menuliskan 1 +sin 𝑥
−1+ sin2𝑥=
1
−1+
sin 𝑥
sin2𝑥, hal ini
dikarenakan siswa salah menafsirkan pemisahan operasi pada pecahan. Siswa
juga melakukan kesalahan konsep, karena menuliskan cos x = 1 – sin x, hal ini
disebabkan oleh pemahaman siswa terhadap rumus identitas cos2x = 1- sin2x
yang kurang baik. Kesalahan konsep lainnya adalah saat menuliskan
1 +sin 𝑥
−1+ sin2𝑥=
1
−1+
sin 𝑥
sin2𝑥, hal ini siswa kurang memahami konsep
penjumlahan pada pecahan, sesuai dengan hasil penelitian Suwarto (2013:780)
yang mengemukakan bahwa miskonsepsi siswa dalam pelajaran matematika
terjadi karena kurangnya pemahaman konsep matematika. Selain itu, siswa
juga melakukan kesalahan hitung, yakni saat mengalikan 1
cos 𝑥 dengan
1+sin 𝑥
− cos2𝑥
hal ini karena siswa kurang teliti, sama halnya dengan hasil penelitian Otay,
Mohidin & Ismail (2013:7) yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan
siswa adalah kurang teliti. Siswa juga melakukan kesalahan dalam hierarki
keterampilan, hal ini terlihat dari keputusan siswa saat menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri, selain itu jawaban siswa
berhenti pada cos 𝑥
sin 𝑥 yang sebenarnya bisa lebih sederhana lagi menjadi cot x,
penyebabnya adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis
antar rumus pada identitas trigonometri.
b. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok sedang
1) Subjek nomor 5
Gambar 4.3. Jawaban Nomor 1 Subjek Nomor 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa siswa melakukan
penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar, hasil pekerjaan siswa
sebenarnya masuk akal namun terdapat lompatan pada proses pengerjaan,
lompatan yang dilakukan berifat sederhana karena hanya pada proses
mendapatkan cos2x sebagai hasil pengoperasian 1-1+cos2x, hal ini
menunjukkan bahwa siswa malas menuliskan langkah selanjutnya, ini
sesuai dengan hasil penelitian Permatasari, Sugiarti & Irvan (2014: 4)
yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan kesimpulan hilang salah
satunya adalah siswa malas menuliskan kesimpulan yang terpenting
sudah menjawab soal.
Gambar 4.4. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 5
Berdasarkan Gambar 4.4 terlihat bahwa siswa salah dalam
menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Kecenderungan siswa menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri untuk mendapatkan hasil yang sederhana
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan strategi ini adalah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menganggap bahwa menyederhanakan berarti menjabarkannya. Selain itu
pada lembar coretan siswa (Lampiran L-133), tidak terlihat siswa
mencoba cara lain dalam menyelesaikan soal, sehingga penyebab lain
dari kesalahan ini adalah hanya itu satu-satunya ide yang terlintas
dipikiran siswa. Siswa melakukan kesalahan konsep, diantaranya tidak
menuliskan ”x” saat menuliskan sin + sin2xcos x
1− sin2x dan
sin +1− sin2xcos x
1− sin2x, hal
ini dikarenakan siswa terburu-buru sehingga tidak sadar melakukannya,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Narulita & Masduki (2016:164).
Siswa juga melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar
yakni saat 1+sin 𝑥
cos x menjadi
1 + sin x cos x
1− sin2x. Terdapat lompatan proses
pengerjaan yang sifatnya sederhana menunjukkan bahwa siswa malas
menuliskan langkah selanjutnya, ini sesuai dengan hasil penelitian
Permatasari, Sugiarti & Irvan (2014: 4). Siswa juga melakukan kesalahan
hitung saat 1−sin 𝑥
1− sin2x . −
1 + sin x cos x
1− sin2x menjadi
sin + sin2xcos x
1− sin2x, seharusnya
terdapat tanda negatif pada hasil perhitungan, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa tidak teliti dalam melihat tanda operasi hitung.
Saat sin + sin2xcos x
1− sin2x menjadi
sin +1− sin2xcos x
1− sin2x, siswa menuliskan sin2𝑥 =
1- sin2𝑥, dalam hal ini siswa melakukan kesalahan konsep, berdasarkan
Suwarto (2013: 780), penyebabnya adalah siswa kurang memahami
konsep rumus identitas trigonometri, selain itu adanya ketidaksambungan
hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa siswa sekedar mengarang
jawaban. Siswa juga melakukan kesalahan konsep yakni melakukan
pencoretan terhadap 1 − sin2x pada sin +1− sin2xcos x
1− sin2x, penyebabnya adalah
siswa kurang memahami kaidah pencoretan, hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Herutomo & Saputro (2014: 141), bahwa kurangnya
pemahaman pada materi pecahan menyebabkan kesalahan siswa dalam
menggeneralisasi proses pencoretan. Siswa juga melakukan kesalahan
penarikan kesimpulan saat sin +1− sin2xcos x
1− sin2x menghasilan sin x + cos x,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
penggeneralisasian proses pencoretan tersebut menunjukkan bahwa
penyebab kesalahan ini adalah siswa salah dalam menafsirkan kaidah
pencoretan. Siswa juga melakukan kesalahan dalam hierarki
keterampilan, hal ini terlihat dari keputusan siswa saat menjabarkan
masing-masing hubungan perbandingan trigonometri, selain itu saat
menentukan nilai a, siswa terhenti pada 1−sin x
1− sin2x yang sebenarnya bisa
lebih sederhana lagi menjadi 1+ sin x, minimnya kegiatan siswa dalam
melakukan manipulasi aljabar pada jawaban nomor 1 dan 2 menunjukkan
bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam
melakukan manipulasi aljabar.
Gambar 4.5. Jawaban Nomor 3 Subjek Nomor 5
Berdasarkan Gambar 4.5 terlihat bahwa siswa melakukan
kesalahan berupa melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai
dengan penalaran logis saat 1 + sin x dikalikan dengan 1-sin x
menghasilkan sin x – sin x, ketidaklogisan langkah satu ke langkah
lainnya ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan adalah siswa hanya
sekedar mengarang jawaban. Penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai
dengan penalaran logis juga dilakukan saat (cos 𝑥)(1−sin 𝑥)
sin 𝑥−sin 𝑥 menjadi
1−sin 𝑥
cos 𝑥,
ketidaklogisan langkah satu ke langkah lainnya ini menunjukkan bahwa
penyebab kesalahan adalah siswa hanya sekedar mengarang jawaban,
selain itu ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan benar
termasuk kesalahan hierarki keterampilan dikarenakan siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
kesalahan hitung pada langkah sebelumnya.
2) Subjek nomor 6
Gambar 4.6. Jawaban Nomor 1 Subjek Nomor 6
Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
konsep yakni tidak menuliskan ”x” ketika menuliskan 1
cos−
sin2𝑥
cos, meskipun
pada langkah ini siswa tidak menuliskannya, namun siswa menuliskannya
pada langkah sebelum dan sesudah itu, hal ini menunjukkan bahwa penyebab
kesalahan adalah karena siswa terburu-buru sehingga tidak sadar
melakukannya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Narulita & Masduki
(2016: 164) yang mengemukakan bahwa kesalahan siswa dalam menuliskan
simbol disebabkan karena siswa terburu-buru. Siswa juga melakukan
penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar yakni saat 1
cos−
sin2𝑥
cos
menjadi cos2𝑥
cos 𝑥. Hasil pekerjaan siswa sebenarnya logis namun terdapat
lompatan pada proses pengerjaan, lompatan yang dilakukan berifat sederhana
karena hanya pada proses mendapatkan cos2x sebagai hasil pengoperasian 1-
1+cos2x, hal ini menunjukkan bahwa siswa malas menuliskan langkah
selanjutnya, ini sesuai dengan hasil penelitian Permatasari, Sugiarti & Irvan
(2014: 4) yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan kesimpulan hilang
salah satunya adalah malas menuliskan langkah selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 4.7. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 6
Berdasarkan Gambar 4.7 terlihat bahwa siswa salah dalam menentukan
strategi, siswa memilih strategi yakni mengeliminasi kedua persamaan yang
mengakibatkan perhitungan menjadi rumit, pada soal tersebut terdapat dua
persamaan dan siswa langsung mengeliminasinya, hal ini menunjukkan bahwa
penyebab kesalahn ini adalah siswa menganggap bahwa karena ada dua
persamaan maka harus dieliminasi untuk memperoleh nilai a dan b. Selain itu,
pada lembar coretan siswa (Lampiran L-134) tidak muncul cara penyelesaian
lain selain eliminasi, maka penyebab kesalahan ini adalah hanya itu satu-
satunya ide yang terlintas dipikiran siswa. Siswa juga melakukan kesalahan
pada konsep operasi pembagian pada pecahan saat mengoperasikan
1
cos 𝑥 +
sin 𝑥
cos 𝑥
cos 𝑥,
penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep operasi pembagian pada
pecahan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suwarto (2013: 780) yang
mengemukakan bahwa miskonsepsi siswa dalam pelajaran matematika terjadi
karena kurangnya pemahaman konsep matematika. Siswa juga melakukan
kesalahan hitung yakni saat mengeliminasi persamaan 2 dan persamaan 3,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
meskipun siswa salah saat melakukan proses eliminasi ini, namun siswa benar
saat mengeliminasi persamaan 1 dan 2, hal ini menunjukkan bahwa penyebab
kesalahan adalah siswa kurang teliti.
3) Subjek nomor 7
Gambar 4.8. Jawaban Nomor 1 Subjek Nomor 7
Berdasarkan Gambar 4.8 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
konsep, karena menuliskan sin2x = 1+cos2x, hal ini disebabkan oleh
pemahaman siswa terhadap rumus identitas sin2x = 1- cos2x yang kurang baik,
Suwarto (2013: 780) mengemukakan bahwa miskonsepsi siswa dalam
pelajaran matematika terjadi karena kurangnya pemahaman konsep
matematika. Selain itu kesalahan yang hanya berupa perbedaan tanda operasi
ini menunjukkan bahwa siswa tidak teliti. Siswa juga mengalami kesalahan
hitung saat melakukan operasi pengurangan 1
cos 𝑥−
1+cos2𝑥
cos 𝑥, kesalahan tersebut
hanya terletak pada tanda operasi sehingga penyebab kesalahan ini adalah
siswa tidak teliti, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Otay, Mohidin &
Ismail (2013: 7) yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan siswa salah
satunya adalah kurang teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 4.9. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 7
Berdasarkan Gambar 4.9 terlihat bahwa siswa salah dalam menentukan
strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan masing-masing hubungan
perbandingan trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit,
Kecenderungan siswa menjabarkan masing-masing bentuk trigonometri untuk
mendapatkan hasil yang sederhana menunjukkan bahwa penyebab kesalahan
strategi ini adalah siswa menganggap bahwa menyederhanakan berarti
menjabarkannya. Selain itu, pada lembar coretan siswa (Lampiran L-135),
tidak terdapat ide lain, sehingga penyebab lainnya adalah hanya itu satu-
satunya ide yang terlintas dipikiran siswa. Saat menyimpulkan a = cos x + tan
x . sec x, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan karena salah
menafsirkan operasi hitung aljabar selain itu siswa melakukan kesalahan
konsep dikarenakan kurang memahami konsep operasi hitung aljabar
penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep operasi hitung aljabar.
Siswa melakukan kesalahan konsep, terlihat bahwa yang dimaksud siswa
adalah – (1- sin2x) = -cos2x namun siswa mengabaikan hal tersebut dan
langsung menyimpulkan bahwa - 1 - sin2x = -cos2x, hal ini menunjukkan
bahwa penyebab kesalahan ini adalah kurang memahami konsep operasi
hitung aljabar. Siswa juga mengalami kesalahan hitung saat menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pembilang pada cos x+sin 𝑥
cos2𝑥, siswa sudah benar saat menyamakan penyebut,
namun melakukan kesalahan, seharusnya cos3x namun siswa menuliskannya
sebagai cos2x, hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan adalah
kekurangtelitian siswa. Kesalahan hitung juga dilakukan saat mengoperasikan
perkalian pada 1 +sin 𝑥
cos2𝑥.
−1−sin 𝑥
cos 𝑥, penyebabnya adalah siswa salah
menafsirkan tulisannya, yang seharusnya 1 +sin 𝑥
cos2𝑥 (berdasarkan hasil
perhitungan pencarian nilai a) namun mengiranya sebagai 1+sin 𝑥
cos2𝑥. Siswa juga
melakukan kesalahan penarikan kesimpulan saat −1−2 sin 𝑥 − sin2𝑥
cos3𝑥menjadi -1-
sin2x – 2 sin x, terlihat bahwa soal nomor 2 dikerjakan paling akhir (Lampiran
L-6) dan kesalahan yang dilakukan sederhana yakni tidak menuliskan per
cos3𝑥 maka penyebab kesalahan ini adalah tidak teliti. Siswa juga melakukan
kesalahan dalam hierarki keterampilan, hal ini terlihat dari keputusan siswa
saat menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri,
penyebabnya adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis
antar rumus pada identitas trigonometri.
4) Subjek nomor 31
Gambar 4.10. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan Gambar 4.10 terlihat bahwa siswa salah dalam
menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Kecenderungan siswa menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri untuk mendapatkan hasil yang sederhana
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan strategi ini adalah siswa
menganggap bahwa menyederhanakan berarti menjabarkannya. Selain itu,
pada lembar pekerjaan siswa tidak terdapat ide lain, sehingga penyebab
lainnya adalah hanya itu satu-satunya ide yang terlintas dipikiran siswa. Siswa
juga melakukan kesalahan konsep karena menuliskan cos x = 1 – sin x, hal ini
disebabkan oleh pemahaman siswa terhadap rumus identitas cos2x = 1- sin2x
yang kurang baik, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Otay, Mohidin &
Ismail (2013: 7) yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan siswa salah
satunya adalah keliru menafsirkan atau menerapkan rumus. Pada bagian ini,
siswa juga melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, penyebabnya adalah
siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri (siswa menafsirkan 1-
sinx = cos x sama halnya dengan 1- sin2x = cos2x). Siswa melakukan
kesalahan konsep saat menuliskan 1+sin x = -cos x, sebelumnya siswa
menyimpulkan bahwa cos x = 1 – sin x kemudian disimpulkan bahwa 1+sin x
= -cos x, hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa
kurang memahami konsep operasi hitung bahwa untuk mendapatkan – cos x
seharusnya -1+sin x. Siswa juga melakukan kesalahan dalam hierarki
keterampilan, hal ini terlihat dari keputusan siswa saat menjabarkan masing-
masing hubungan perbandingan trigonometri, siswa tidak mampu melihat
keterkaitan antara sec x dan tan x pada persamaan pertama dan kedua, hal ini
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil
dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri.
Siswa juga melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, karena perhitungan
berhenti hanya pada ditemukan nilai a dan b, siswa tidak menghitung a . b hal
ini dikarenakan siswa tidak cermat membaca permintaan soal, selain itu, soal
nomor 2 dikerjakan paling akhir, maka kesalahan ini bisa disebabkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
siswa yang kehabisan waktu mengerjakan, hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Widhiastuti (2014: 13) yang menyatakan bahwa penyebab siswa
mengalami kesalahan adalah siswa merasa kurang waktu dalam mengerjakan
soal.
Gambar 4.11. Jawaban Nomor 3 Subjek Nomor 31
Berdasarkan Gambar 4.11 terlihat bahwa siswa melakukan
penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar yakni saat cos 𝑥 (1−sin 𝑥)
1−sin2𝑥
menjadi 1−sin 𝑥
cos 𝑥, cos x tiba-tiba dicoret dengan 1-sin2𝑥 menyisakan cos x,
terlihat bahwa maksud siswa adalah cos x dicoret dengan 1-sin2𝑥 karena 1-
sin2𝑥 = cos2𝑥 namun siswa tidak menuliskan langkah tersebut dan langsung
mencoretnya, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa malas menuliskan
langkah selanjutnya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Permatasari,
Sugiarti & Irvan (2014: 4) yang mengemukakan bahwa penyebab kesalahan
kesimpulan hilang salah satunya adalah siswa malas menuliskan kesimpulan,
yang terpenting sudah menjawab soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
c. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok rendah
1) Subjek nomor 12
Gambar 4.12. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 12
Berdasarkan Gambar 4.12 terlihat bahwa saat menentukan nilai a pada
𝑎 .cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan. Siswa
kurang panjang dalam menuliskan garis pembagi, siswa menafsirkan bahwa a
dikalikan dengan cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥, sehingga penyebab kesalahan ini adalah salah
menafsirkan tulisan. Siswa juga melakukan kesalahan hitung, yang seharusnya
𝑎 cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥 (berdasarkan hasil perhitungan saat menyamakan penyebut)
namun mengiranya sebagai 𝑎 .cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥 hal ini muncul karena ketidaktelitian
siswa dalam mencermati proses perhitungannya. Saat menyamakan penyebut,
yang seharusnya 𝑎 cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥 namun siswa menganggap a bisa dipisahkan,
menjadi suatu operasi perkalian dengan cos2𝑥+sin 𝑥
cos 𝑥, hal ini menunjukkan siswa
melakukan kesalahan konsep, penyebabnya adalah siswa kurang memahami
konsep operasi penjumlahan pada pecahan, hal ini sesuai dengan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
penelitian Suwarto (2013: 780) yang mengemukakan bahwa miskonsepsi
siswa dalam pelajaran matematika terjadi karena kurangnya pemahaman
konsep matematika. Kesalahan penarikan kesimpulan dilakukan siswa saat
menentukan nilai –b, yang seharusnya merupakan operasi penjumlahan,
menjadi operasi perkalian, penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan
tulisannya, siswa mengira bahwa –b dikalikan dengan –sin 𝑥
cos 𝑥 padahal jika
dirunut berdasarkan soal, itu adalah operasi pengurangan, bukan perkalian,
kesalahan ini juga merupakan kesalahan hitung, karena siswa salah dalam
menuliskan tanda operasi metematika, yang seharusnya operasi penjumlahan
berubah menjadi operasi perkalian, hal ini muncul karena ketidaktelitian siswa
dalam mencermati proses perhitungan. Siswa juga melakukan kesalahan
dalam menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni menjabarkan
masing-masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Kecenderungan siswa menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri untuk mendapatkan hasil yang sederhana
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan strategi ini adalah siswa
menganggap bahwa menyederhanakan berarti menjabarkannya. Selain itu,
pada lembar pekerjaan siswa tidak terdapat ide lain, sehingga penyebab lain
kesalahan ini adalah hanya itu satu-satunya ide yang terlintas dipikiran siswa.
Selanjutnya terlihat bahwa 1
1−sin2𝑥+sin 𝑥 .
1
sin 𝑥 menghasilkan
11
sin 𝑥 −sin 𝑥+sin 𝑥
,
dalam hal ini, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, pada
langkah sebelumnya siswa dapat melakukan operasi perkalian pada pecahan,
hasil tersebut seperti diperoleh dari hasil perkalian 1
1−sin2𝑥+sin 𝑥 dengan
11
sin 𝑥
,
sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa salah menafsirkan tulisannya.
Siswa juga melakukan kesalahan konsep saat 1
1−sin2𝑥+sin 𝑥 .
1
sin 𝑥 menjadi
11
sin 𝑥 −sin 𝑥+sin 𝑥
, berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa siswa berniat
mendistribusikan 1
sin 𝑥 ke 1 − sin2𝑥 + sin 𝑥, hal ini menunjukkan bahwa
penyebab kesalahan adalah siswa kurang memahami konsep operasi hitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pada pecahan. Jika dilihat berdasarkan pekerjaan siswa pada nomor 1
(Lampiran L-5), siswa mampu melakukan operasi perkalian pada pecahan,
sehingga penyebab lain dari kesalahan ini adalah tidak teliti.
Gambar 4.13. Jawaban Nomor 3 Subjek Nomor 12
Berdasarkan Gambar 4.13 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
dalam hierarki keterampilan, hal ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam
menyelesaikan soal. Siswa tidak mampu mengarahkan 1+sin x agar bisa
menghasilkan cos x, sehingga penyebab kesalahan ini adalah kurang
terampilnya siswa dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas
trigonometri, selain itu siswa tidak mengalikan cos 𝑥
1+sin 𝑥 dengan
1−sin 𝑥
1−sin 𝑥 untuk
mengubah 1 + sin 𝑥 menjadi 1-sin2x, sehingga penyebab lain dari kesalahan
ini adalah kurang terampilnya dalam melakukan manipulasi aljabar, hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Agustina (2015: 194) yang mengemukakan
bahwa penyebab kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa salah satunya
adalah kurang terampil dalam manipulasi operasi aljabar. Siswa juga
melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis
yakni saat cos 𝑥
1+ sin x tiba-tiba menjadi
1−sin 𝑥
1−1+sin 𝑥 kemudian menjadi
1−sin 𝑥
cos 𝑥,
penyebabnya adalah siswa tidak bisa mengerjakan sehingga hanya sekedar
mengarang jawaban. Selain itu, soal nomor 3 ini merupakan soal yang paling
akhir dikerjakan siswa, kemudian siswa langsung memberi kesimpulan yang
tidak sesuai dengan proses mendapatkannya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penyebab lain dari kesalahan ini adalah siswa kehabisan waktu
sehingga tidak sempat mencari jawaban yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2) Subjek nomor 33
Gambar 4.14. Jawaban Nomor 1 Subjek Nomor 33
Berdasarkan Gambar 4.14 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
hitung saat melakukan operasi pengurangan pada sec x – sec x sin2x
menghasilkan sin2x, penyebabnya adalah kurang memahami konsep operasi
hitung bentuk aljabar (mengalami miskonsepsi). Kesalahan ini juga termasuk
dalam kesalahan konsep karena mengira bahwa sec x – sec x sin2x = sin2x,
penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep operasi hitung bentuk
aljabar. Selain itu, siswa tidak menuliskan rumus atau teorema atau definisi
untuk menjawab masalah, yakni tidak menuliskan sec 𝑥 = 1
cos 𝑥. Sebenarnya
siswa pernah menuliskan hal tersebut di nomor 2 (Gambar 4.15), namun tidak
menuliskannya di nomor 1, hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan
ini adalah siswa tidak berniat untuk memunculkannya. Siswa juga melakukan
kesalahan dalam hierarki keterampilan, hal ini terlihat saat 1-cos2x tiba-tiba
menjadi cos x, terlihat bahwa siswa tidak mampu mengaitkan sec x dengan
sin2x agar bisa menghasilkan cos x, hal ini menunjukkan bahwa penyebab
kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis
antar rumus pada identitas trigonometri. Kesalahan ini juga bisa termasuk
dalam kesalahan penarikan kesimpulan, siswa melakukan penyimpulan
pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis, ketidaksesuaian antara
hasil yang diperoleh dengan proses mendapatkan menunjukkan bahwa
penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak bisa mengerjakan sehingga hanya
sekedar mengarang jawaban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 4.15. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 33
Berdasarkan Gambar 4.15 terlihat bahwa siswa salah dalam
menentukan strategi, siswa memilih strategi yakni mengeliminasi kedua
persamaan yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Soal tersebut
memiliki dua persamaan, lalu siswa langsung mengeliminasinya, hal ini
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa menganggap bahwa
karena ada dua persamaan maka harus dieliminasi untuk memperoleh nilai a
dan b. Dalam hal ini siswa juga melakukan kesalahan hierarki keterampilan
karena telah memilih strategi yang kurang tepat. Terlihat bahwa siswa tidak
mampu mengaitkan tan x dan sec x pada persamaan pertama dengan persamaan
kedua, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak mampu membuat
hubungan logis antar rumus identitas trigonometri. Siswa melakukan kesalahan
hitung ketika melakukan proses eliminasi, saat mengurangkan beberapa
variabel siswa sudah benar namun kemudian –b menghilang begitu saja, hal ini
menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah tidak teliti. Siswa juga
melakukan kesalahan konsep yaitu menuliskan tan 𝑥 = cos 𝑥
sin 𝑥, pada lembar
coretan siswa (Lampiran L- 136) siswa pernah benar menuliskan tan 𝑥 = sin 𝑥
cos 𝑥 ,
hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti
saat menentukan rumus identitas trigonometri. Kesalahan konsep kembali
dilakukan saat melakukan perhitungan pada
1
cos 𝑥–
cos 𝑥
tan 𝑥
cos 𝑥, siswa mengalikan
1
cos 𝑥–
cos 𝑥
tan 𝑥 dengan cos x pada penyebut padahal seharusnya dengan
1
cos 𝑥
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep pembagian pada pecahan,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suwarto (2013: 780) yang mengemukakan
bahwa miskonsepsi siswa dalam pelajaran matematika terjadi karena kurangnya
pemahaman konsep matematika. Siswa juga melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan, karena 1
cos 𝑥–
cos 𝑥
tan 𝑥 tiba-tiba menjadi
sin 𝑥+1
cos 𝑥, ketidaklogisan hasil
yang diperoleh dengan proses mendapatkannya menunjukkan bahwa penyebab
kesalahan ini adalah siswa hanya mengarang jawaban. Kesalahan hitung
kembali dilakukan saat sin 𝑥 + 1 dikalikan dengan − (1+sin 𝑥
cos 𝑥), kesalahan hanya
terletak pada penulisan tanda operasi, sehingga penyebab kesalahan ini adalah
siswa kurang teliti.
3) Subjek nomor 34
Gambar 4.16. Jawaban Nomor 1 Subjek Nomor 34
Berdasarkan Gambar 4.16 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
penarikan kesimpulan, siswa melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak
sesuai dengan penalaran logis. Tidak terdapat proses pengerjaan dan langsung
disimpulkan bahwa cos x = cos x, hal ini menunjukkan bahwa penyebab
kesalahan ini adalah siswa tidak bisa mengerjakan sehingga hanya sekedar
mengarang jawaban, selain itu nomor 1 dikerjakan paling akhir sehingga
sangat dimungkinkan kesalahan ini disebabkan oleh siswa tidak sempat
mencari jawaban yang benar karena kehabisan waktu. Kesalahan ini juga
termasuk dalam kesalahan hierarki keterampilan, hal ini terlihat saat sec x –
sec x sin2x tiba-tiba menjadi cos x. Pada pekerjaan siswa, sama sekali tidak ada
sec x = 1
cos 𝑥 selain itu siswa terlihat tidak mampu mengaitkan sec x dengan
sin2x sehingga nantinya mampu menghasilkan cos x, artinya, penyebab
kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis
antar rumus pada identitas trigonometri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 4.17. Jawaban Nomor 2 Subjek Nomor 34
Berdasarkan Gambar 4.17 terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan
penarikan kesimpulan saat menentukan nilai a, siswa menganggap bahwa cos
x dapat berubah menjadi –cos x sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
salah menafsirkan operasi aljabar. Kesalahan ini juga termasuk dalam
kesalahan konsep karena operasi perkalian pada a cos x diartikan sebagai a +
cos x, hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang
memahami operasi hitung aljabar, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Suwarto (2013: 780) yang mengemukakan bahwa miskonsepsi siswa dalam
pelajaran matematika terjadi karena kurangnya pemahaman konsep
matematika. Siswa juga melakukan kesalahan hierarki keterampilan, hal ini
terlihat dari pekerjaan siswa yang berhenti pada cosec x + sin x + tan2x – sec2x,
pada pekerjaan siswa, sama sekali tidak dimunculkan identitas dari tan x dan
sec x, hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam membuat
hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri. Siswa juga
melakukan kesalahan konsep karena beberapa kali tidak menuliskan “x” yang
menyatakan sudut pada perbandingan trigonometri. Siswa hanya beberapa kali
saja tidak menuliskannya, artinya penyebab kesalahan ini adalah siswa
terburu-buru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Deskripsi Data Hasil Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara digunakan sebagai salah satu metode
dalam pengumpulan data. Wawancara yang digunakan adalah wawancara
berbasis tugas, yaitu wawacara diberikan berdasarkan hasil pekerjaan siswa
saat mengerjakan tes. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang jawaban
tesnya telah dianalisis. Setelah siswa dikategorikan ke dalam kelompok tinggi,
kelompok sedang, kelompok rendah, dan jawaban tes siswa selesai dianalisis,
dipilihlah siswa-siswa yang akan diwawancarai. Pada siswa kelompok tinggi,
dipilih siswa nomor 2 dan 17, pada siswa kelompok sedang, dipilih siswa
nomor 5,6,7,31, dan siswa kelompok rendah, dipilih siswa nomor 12, 33, 34.
Adapun alasan dipilihnya siswa-siswa tersebut karena kesalahan yang
dilakukan lebih banyak, kesalahan yang dilakukan bervariasi, dan kesalahan
yang dilakukan mewakili kesalahan dari siswa yang lain. Wawancara yang
diberikan adalah wawancara berbasis tugas. Saat wawancara, peneliti
memberikan tes kepada siswa, dimana soal dari tes tersebut mirip dengan soal
yang diberikan saat tes sebelumnya. Soal dibuat sedikit berbeda agar dapat
ditemukan letak kesalahan yang sama, namun juga tidak sama persis untuk
menghindari kemungkinan siswa hanya menghafal jawaban. Siswa diberi
waktu untuk mengerjakan tes, setelah siswa selesai mengerjakan soal,
dilakukan wawancara berdasarkan hasil pekerjaan siswa. Tujuan dari
wawancara ini sendiri adalah untuk triangulasi, triangulasi yang digunakan
adalah triangulasi teknik, hasil wawancara ini digunakan untuk mengetahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa serta untuk mengetahui penyebab
dari kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Berikut ini disajikan
kutipan hasil wawancara yang telah dilakukan. Dalam kutipan ini, P adalah
peneliti sedangkan S adalah siswa yang diwawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a. Analisis hasil wawancara siswa kelompok tinggi
1) Subjek nomor 2
Gambar 4.18. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 2
Kutipan I
P : Menurutmu… sejauh ini ada yang salah atau tidak ?
S : Yang ragu-ragu yang ini, 1- cos x = sin x
Berdasarkan kutipan I, siswa menyimpulkan bahwa 1- cos x =
sin x sehingga siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu penarikan
kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan penalaran yang logis,
sehingga siswa juga melakukan kesalahan penarikan kesimpulan.
Kutipan II
P : Kok bisa seperti itu? Alasannya?
S : (hanya tersenyum)
P : Sekarang, kalau kamu ingin ini (1- cos x = sin x) berlaku, ini
berarti 1 = sin x + cos x seperti itu bukan?
S : Iya..
P : Nah.. ini aku kalikan dengan r, r = r sin x + r cos x, ini (r sin x) tadi
siapa? y kan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
S : Iya…
P : Ini (r cos x)?
S : x
P : Oke, dalam segitiga (siku-siku) itu berlaku seperti ini ( r = y+ x ) atau tidak?
S : Tidak
Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan
karena siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri, siswa mengira 1 =
sin2x + cos2x dapat menjadi 1 = sin x + cos x. Setelah peneliti memberikan
petunjuk, siswa mampu menemukan konsep yang benar mengenai rumus identitas
trigonometri tersebut, hal ini menunjukkan bahwa penyebab siswa melakukan
kesalahan konsep adalah siswa kurang memahami konsep rumus identitas
trigonometri.
Kutipan III
P : Apa memang harus dijabarkan seperti ini? Tidak bisa langsung mencari b
seperti itu, bisa tidak?
S : Kalau mencari b, kalau tidak diubah… menjadi cosec x + cot x
Berdasarkan kutipan III, siswa memilih strategi menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit, hal
ini berarti siswa melakukan kesalahan strategi
Kutipan IV
P : Kenapa tidak seperti itu? Kenapa dijabarkan dahulu?
S : Ya.. agar… mudah (tersenyum)
P : Agar mudah?
S : Iya.. sin sama sin (menunjuk 1
sin 𝑥 +
cos 𝑥
sin 𝑥 )
Berdasarkan kutipan IV, penyebab kesalahan ini adalah siswa menganggap
akan lebih mudah jika menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan
trigonometri terlebih dahulu.
Kutipan V
P : Nah, ini.. dari sini ke sini, ini kan −1−cos 𝑥
sin2𝑥.. lalu kamu menyimpulkannya
menjadi 1
sin 𝑥, kenapa?
S : E e e ehh.. seharusnya ini kan –sin 𝑥
sin2𝑥 , ini kan 1-cos x = sin x
P : Padahal ini kan -1-cos x , kalau negatifnya kamu keluarkan jadinya seperti ini,
- (1+cos x)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
S : Iya ya..
P : Lalu? Jadi apa penyebabnya? Bukan karena ini (1-cos x = sin x ) kan? Salah
hitung atau karena apa?
S : Tidak tahu mbak...
P : Tapi sebenarnya, niatnya ingin seperti ini? 1-cos x = sin x?
S : Iya..
Berdasarkan kutipan V, siswa menarik kesimpulan bahwa −1−cos 𝑥
sin2𝑥=
1
sin 𝑥
hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan,
siswa juga menyatakan bahwa 1-cos x = sin x artinya siswa melakukan kesalahan
konsep, selain itu siswa melakukan kesalahan perhitungan bahwa -1-cos x= -(1-
cos x). Penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep rumus identitas
trigonometri, hal ini terkait dengan hasil analisis kutipan II selain itu pada kutipan
V, siswa menyadari adanya ketidaksesuaian jawaban siswa dengan maksud siswa,
artinya siswa tidak teliti saat mengerjakan.
Kutipan VI
P : Kemudian, ini sudah jawaban paling sederhana?1
sin 𝑥 ini?
S : Cosec
P : Cosec? Dulu kenapa tidak disederhanakan?
S : Yaa… menyamakan yang ini.. sin x
P : Menyamakan yang sin x? maksudnya?
S :Dari ini (nilai a) kan ditemukan ini.. agar penyebutnya sama begitu….
Berdasarkan kutipan VI, jawaban siswa berhenti pada 1
sin 𝑥 (belum jawaban
paling sederhana) artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan.
Kemudian siswa menyatakan bahwa siswa bermaksud menyamakan penyebut,
sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami maksud soal
(yang diinginkan soal adalah bentuk sederhana, bukan menyamakan penyebut).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2) Subjek nomor 17
Gambar 4.19. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 17
Kutipan I
P : Lalu.. ini (nomor 2 soal wawancara).. kamu menyimpulkan 1- cos x sama
dengan sin x ya?
S : Iya..
Berdasarkan kutipan I, siswa menyimpulkan bahwa 1- cos x = sin x
sehingga siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu penarikan kesimpulan
tersebut tidak sesuai dengan penalaran yang logis, sehingga siswa juga
melakukan kesalahan penarikan kesimpulan.
Kutipan II
S : Karena itu.. didapat dari itu mbak... apa.. sama-sama dibagi..
P : Diakar?!
S : Iya..
P : Jadi seperti ini...√1 = √sin2𝑥 + cos2𝑥 …. ?
S : Iya…
P : Ini hasilnya berapa?
S : Kemarin saat mengerjakan hasilnya jadi sin x + cos x
Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan karena siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri,
siswa mengira 1 = sin2x + cos2x dapat menjadi 1 = sin x + cos x. Siswa
mengatakan bahwa √1 = √sin2𝑥 + cos2𝑥 menghasilkan 1 = sin x + cos x,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan konsep ini adalah karena siswa
kurang memahami konsep operasi hitung aljabar.
Kutipan III
S : Sepertinya yang ini yang salah (menunjuk 𝑏 = −(1+cos 𝑥)
sin 𝑥 )?
P : Yang itu? Yang ini nya (𝑏 = −1−cos 𝑥
− sin 𝑥) benar?
S : Iiiiya.. sepertinya…
P : Ini kamu sudah yakin, itu karena kurang teliti atau kurang apa?
S : Ooohh.. kurang.. kurang teliti…dulu ketika mengerjakan ini saya beri satu..
jadi ini (-b = - 1 . b).. nanti.. jadi per disini (𝑏 = 1+cos 𝑥
(−1) sin 𝑥).. min satu kali sin
jadi min sin
Berdasarkan kutipan III, −(1+cos 𝑥)
sin 𝑥 menghasilkan
−1−cos 𝑥
− sin 𝑥, hal ini
menunjukkan siswa melakukan kesalahan hitung, berdasarkan pernyataan siswa,
penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang teliti.
Kutipan IV
P : Ini ya.. aku tanya yang ini.. dari -1-cos x bisa menjadi – sin x karena apa?
S : (menuliskan 1-cos2x = sin2x kemudian 1 –cos x = sin x)
P : Ya.. tapi ini -1-cos x ya? Kenapa bisa menjadi –sin x?
S : Ini (negatif)nya keluar..
P : Coba keluarkan negatif nya..
S : Hehe… (menuliskan –(1-cos x))
P : Seperti ini? Ini kalo didistribusikan plus… berarti kamu menyimpulkan bahwa
1+cos x = sin x?
S : Iya ya…
P : Apa? Karena kurang teliti atau apa?
S : Karena apa ya.. karena bingung mbak..
P : Tapi juga ada kemungkinan kamu tidak teliti atau tidak?
S : Tidak teliti juga..
P : Uumm.. ya.. jadi sudah salah di 1 –cos x = sin x kamu juga mengira -1 –cos x
= -sin x karena kamu inginnya ini kamu keluarkan negatifnya seperti itu?
S : Iya…
Berdasarkan kutipan IV siswa menyimpulkan bahwa -1-cos x = - sinx,
artinya siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, siswa juga menyatakan
bahwa 1 –cos x = sin x artinya siswa melakukan kesalahan konsep, selain itu siswa
menyatakan bahwa -1-cos x = -(1-cos x) artinya siswa melakukan kesalahan
hitung. Penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
dan siswa kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri (berdasarkan
hasil analisis kutipan II). Siswa mengakui bahwa penyebab siswa melakukan
kesalahan hitung adalah siswa tidak teliti.
Kutipan V
P : Saat dikalikan.. ini (1
sin 𝑥) sudah yang paling sederhana?
S : Iya...
Berdasarkan kutipan V siswa mengakui bahwa 1
sin 𝑥 merupakan jawaban
paling sederhana, padahal sebenarnya dapat disederhanakan lagi menjadi csc x,
hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan
Kutipan VI
P : Ini kenapa mengerjakannya berhenti sampai 1
sin 𝑥?
S : Uumm.. mungkin tidak terpikirkan ke cosec mbak...
Berdasarkan kutipan VI penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak mampu
membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri (tidak mampu
membuat hubungan antara 1
sin 𝑥 dengan csc x.
Kutipan VII
P : Kenapa kamu memilih cara menjabakan masing-masing seperti ini?
S : Nanti kalau tidak dijabarkan, jawabannya itu seperti belum paling
sederhana...
P : Oohh.. begitu.. kamu tahu rumus yang ada kaitannya dengan csc x dan cot x
atau tidak? yang ada kuadrat-kuadratnya..
S : Lupa...
P : Ini tidak terpikirkan.. ini ada cot x, ini juga ada csc x, lalu yang b nya juga
ada cot x, csc x…lalu kamu mencari a sendiri.. b sendiri lalu dicari hubungan
antar keduanya, tidak terpikirkan seperti itu?
S : Tidak..
Berdasarkan kutipanVII siswa lebih memilih menjabarkan masing-masing
bentuk trigonometri artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa
menyatakan bahwa apabila tidak dijabarkan, belum dapat diperoleh bentuk
sederhana, sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan strategi adalah siswa
menganggap bahwa bentuk sederhana tidak akan tercapai apabila masing-masing
perbandingan trigonometri tidak dijabarkan. Siswa memilih strategi tersebut
karena ketidakmampuan siswa dalam mengaitkan cot x dengan csc x, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan, penyebabnya adalah siswa
kurang terampil membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri.
b. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok sedang
1) Subjek nomor 5
Gambar 4.20. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 5
Kutipan I
P : Ini kamu bagimana mengerjakannya?
S : Kosekannya diubah.. menjadi 1
sin 𝑥 lalu perkaliannya ini dulu
dikerjakan...
P : Yang 1
sin 𝑥 cos2x itu ya?
S : Iya.. hasilnya cos2𝑥
sin 𝑥, lalu dikurangi.. hasilnya
1−cos2𝑥
sin 𝑥, lalu 1 − cos2𝑥
diubah menjadi sin2x, berarti sin2𝑥
sin 𝑥, dicoret, berarti sin x= sin x
Berdasarkan kutipan I, di nomor 1, siswa tidak melakukan kesalahan.
Gambar 4.21. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Kutipan II
P : Ini saat mencari a.b.. dari sini (csc 𝑥−cot 𝑥
sin 𝑥. − csc 𝑥 − cot 𝑥) ke sini
(csc 𝑥 − cot 𝑥 . − csc 𝑥 sin 𝑥 − cot 𝑥 sin 𝑥).. itu kamu kali silang?
S : (mengoreksi hasil pekerjaan) iya sepertinya
P : Ini kenapa kamu kali silang? Ini perkalian bukan?
S : Salah hitung…
P : Seharusnya bagaimana?
S : Ininya (csc 𝑥 − cot 𝑥) dikali ini (− csc 𝑥 − cot 𝑥)
P : Iya.. dikalikan, lalu?
S : Per sin x
Berdasarkan kutipan II, siswa melakukan kali silang terhadap operasi
perkalian dua pecahan bentuk aljabar, padahal seharusnya siswa mengalikan
pembilang dengan pembilang, penyebut dengan penyebut, hal ini berarti siswa
melakukan kesalahan hitung. Saat peneliti menanyakan jawaban yang seharusnya,
siswa mampu menjawab dengan benar, artinya penyebab kesalahan ini adalah
siswa tidak teliti.
Kutipan III
P : itu.. bisa lebih sederhana lagi tidak?
S : (mencoba mengerjakan)
Berdasarkan kutipan III, jawaban siswa berhenti pada jawaban yang belum
mencapai bentuk sederhana, artinya siswa melakukan kesalahan dalam hierarki
keterampilan.
Kutipan IV
P : Misal saat sampai sini (csc2𝑥 − cot2𝑥), terpikirkan tidak mendapatkan 1 ini,
kalau tidak ibu beri tahu tadi?
S : Tidak!
Berdasarkan kutipan IV, penyebab siswa tidak mampu mengaitkan
csc2𝑥 − cot2𝑥 dengan 1 yang mana merupakan identitasnya, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis antar
rumus pada identitas trigonometri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 4.22. Jawaban Nomor 3 Wawancara Subjek Nomor 5
Kutipan V
P : Naahh.. “x” nya belum kamu tulis..
S : (menuliskan “x”)
P :Kenapa bisa lupa menuliskan“x”? Karena lupa atau karena kamu
menganggap itu tidak terlalu penting, atau karena apa?
S : Mungkin saya lupa.. dan itu juga kurang penting sepertinya…
Berdasarkan kutipan V, siswa belum menuliskan simbol “x” pada sin x,
artinya siswa melakukan kesalahan konsep, penyebabnya adalah siswa lupa dan
menganggap simbol “x” pada sin x tidak terlalu penting.
Kutipan VI
P : Lalu ini (sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥
1−cos2𝑥) , ini (cos x nya) kamu coret ya?
S : Iya..
P : Boleh seperti ini?
S : Tidak!
P : Naahh.. lalu? Ini kamu coret kenapa?
S : Bingung og..
P : Lebih karena bingung? Ini ketika mengerjakan disini (saat mengerjakan
ulang) kenapa tidak bisa? Karena bingung atau salah paham?
S : Salah paham..
Berdasarkan kutipan VI, siswa salah dalam menerapkan kaidah pencoretan
dengan mencoret cos x pada sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥
1−cos2𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan
konsep. Berdasarkan pernyataan siswa dank arena ketika siswa diminta
mengerjakan ulang, siswa tidak mampu menyelesaikan dengan benar, maka
penyebab siswa melakukan kesalahan ini adalah siswa kurang memahami proses
kanselasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Kutipan VII
P : Mbak tanya, pada bagian ini ( sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥
1−cos2𝑥menghasilkan
sin2𝑥
1−cos 𝑥 ), karena
kamu bingung atau karena tidak paham bagaimana mengerjakannya?
S : Bingung mbak...
Berdasarkan kutipan VII, siswa menyimpulkan bahwa sin 𝑥−cos 𝑥 sin 𝑥
1−cos2𝑥
menghasilkan sin2𝑥
1−cos 𝑥, artinya siswa melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan, hal tersebut muncul setelah melakukan kesalahan pada kutipan VI
yang menimbulkan kebingungan pada siswa, hal ini didukung oleh pernyataan
siswa bahwa dia mengalami kebingungan saat mengerjakan.
Kutipan VIII
P : Ada yang bisa didistribusikan keluar mungkin.. atau bagaimana..
S : (hening)
P : Ini kamu mempunyai sin...
S : Iya..
P : Disini kamu juga mempunyai sin bukan? Berarti?
S : (hening)
P : Bisa didistribusikan keluar tidak? kamu mempunyai a – ba, lalu menjadi
apa ini?
S : a… a dikali min b
P : a dikali min b? a dikali –b itu bisa menghasilkan ini (a – ba) tidak?
S : Tidak
Berdasarkan kutipan IX, meskipun peneliti sudah memberikan
petunjuk mengerjakan, namun siswa masih mengalami kesulitan, artinya siswa
melakukan kesalahan hierarki keterampilan, siswa tidak mampu mengubah
bentuk a – ba menjadi a(1 – b), sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.
2) Subjek nomor 6
Gambar 4.23. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Kutipan I
S : Yang ini (cosec 𝑥 = 1
cos 𝑥) tidak yakin.. Yang se per cos..
P : Nah, kalau sec x itu apa?
S : Eh.. se per sin bukan?
P : sec x, se per sin? cosec x, se per cos?
S : Uumm.. ya…
Berdasarkan kutipan I, siswa menyatakan bahwa cosec 𝑥 = 1
cos 𝑥 artinya
siswa melakukan kesalahan konsep, siswa mengiyakan pernyataan peneliti bahwa
cosec 𝑥 = 1
cos 𝑥 dan sec 𝑥 =
1
sin 𝑥 (namun terlihat ragu) sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa hanya sekedar menghafal, sehingga terbalik-balik
ketika menentukan rumus identitas.
Kutipan II
P : Lalu ini, ceritanya kamu samakan penyebutnya? Atau bagaimana? Dari1
cos -
cos x, menjadi 1−cos 𝑥
cos2𝑥 …
S : Iya.. saya samakan penyebutnya...
P : Benar seperti ini menyamakan penyebutnya?
S : Iya!
Berdasarkan kutipan II, siswa menyamakan penyebut pada 1
cos - cos
xmenghasilkan 1−cos 𝑥
cos2𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan konsep.
Kutipan III
P : Nah, ayoo.. samakan penyebutnya..
S : cos..
P : Ini ( cos x pada 1
cos 𝑥) jadi berapa ini?
S : cos x2…
P : cos x2??
S : Iya..
Berdasarkan kutipan III, saat peneliti meminta siswa melakukan
perhitungan ulang, siswa memberikan jawaban yang salah, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa kurang memahami operasi hitung pecahan aljabar.
Percakapan IV
P : Ini idenya juga hanya dijabakan seperti ini? Tidak ada ide lain?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
S : (menggelengkan kepala)
P : Misal.. ini ada cosec x, ini juga cosec x, lalu didistribusikan keluar, seperti
itu?
S : Tidak…
Berdasarkan kutipan IV, siswa memilih strategi menjabarkan masing-
masing bentuk trigonometri, artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa
tidak mampu mengubah bentuk csc x – csc x sin2x menjadi csc x (1–sin2x)
sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang terampil dalam melakukan
manipulasi aljabar.
Percakapan V
P : Berarti, ini tadi kenapa tidak bisa mengarah ke pembuktian, penyebabnya
apa?
S : Ini (cosec 𝑥 = 1
cos 𝑥) salah…
P : Sudah salah dahulu ya.. yang 1
cos 𝑥 ….
Berdasarkan kutipan V, siswa tidak mampu menyelesaikan soal karena
melakukan kesalahan konsep, penyebabnya adalah siswa hanya sekedar
menghafal, sehingga terbalik-balik ketika menentukan rumus identitas tersebut
(berdasarkan hasil analisis kutipan I).
Kutipan VI
P : Ini ibu tanya.. menurutmu ada yang kurang tidak ini?
S : x
P : x nya kenapa tidak ada?
S : x itu membuat rumit Bu..
P : Jadi menurutmu tidak penting ya? cos tidak ada x nya seperti itu?
S : Ya nanti jawabannya baru diberi x seperti itu Bu...
P : Ooohh seperti itu.. jadi menurutmu saat proses tidak penting?
S : Iya..
Berdasarkan kutipan VI, siswa tidak menuliskan “x” pada cos x, artinya
siswa melakukan kesalahan konsep, siswa menyatakan bahwa penulisan “x” saat
proses merepotkan, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang
menganggap penting makna simbol matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.24. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 6
Kutipan VII
P : Nah.. seharusnya 2 cosec x ya..
S : Ini!
P : Oh iya.. cosec x – 0 tapi hasilnya 0 ya..
Berdasarkan kutipan VII, cosec x – 0 menghasilkan 0, artinya siswa
melakukan kesalahan hitung. Siswa langsung dapat menyadari kesalahan yang
dilakukan, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti
Kutipan VIII
P : Ini.. –a sama dengan cosec apa ini?
S : cosec.. x…
P : Nah.. tidak ada “x” nya ya… ini juga tidak ada “x” nya, yang cosec + cot 𝑥
ini..
S : Karena ini (saat mengerjakan nomor 1) se per cos.. ini (saat mengerjakan
nomor 2) jadi se per cos..
Berdasarkan kutipan VIII, siswa tidak menuliskan “x” melakukan
kesalahan konsep, seperti halnya kutipan VI, selain itu berdasarkan hasil analisis
kutipan siswa melakukan kesalahan ini karena siswa kurang menganggap penting
makna simbol matematika.
Kutipan IX
P : Ini jadi ikut salah.. lalu.. cotangen itu tan per sin?
S : Iyy.. tidak tahu.. menurut saya, ya!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
P : Menurutmu ya? Kalau tangen.. tan x itu?
S : sin per cos..
P : Nah… kalau cot x?
S : se per… tan!
P : Iya bener! cot x itu se per tan, padahal.. tan itu sin 𝑥
cos 𝑥 kan tadi?
S : Ya..
P : Jadi? Apa ini?
S : cos per sin..
Berdasarkan kutipan VII siswa menyatakan cot 𝑥 =tan 𝑥
sin 𝑥 artinya siswa
melakukan kesalahan konsep. Saat peneliti memberikan petunjuk, siswa mampu
menemukan identitas yang benar dari cot x sehingga penyebab kesalahan ini
adalah siswa hanya menghafal rumus.
Kutipan VIII
P : Lalu ini ceritanya.. ini dari sini (1
cos 𝑥 +
tan 𝑥
sin 𝑥
sin 𝑥), ke sini (
sin 𝑥
cos 𝑥+
sin 𝑥 tan 𝑥
sin 𝑥), kamu
dapat sin x dari mana ini?
S : Iniii.. Oh ya.. tan tadi.. eh bukan...sin..
P : Karena ini? per sin x ?
S : Oh iya.. ini (sin x ).. ini.. pindah ke atas..
P :Pindah ke atas.. benar seperti ini?
S : Iya!
Berdasarkan kutipan VII,
1
cos 𝑥 +
tan 𝑥
sin 𝑥
sin 𝑥 menghasilkan
sin 𝑥
cos 𝑥+
sin 𝑥 tan 𝑥
sin 𝑥, hal ini
berarti siswa melakukan kesalahan konsep ketika melakukan operasi penjumlahan
dan operasi pembagian pada pecahan bentuk aljabar.
Kutipan VIII
P : Salah.. Ini dapat ibu tulis seperti ini ya... 𝑎 + 𝑏 dibagi c, c nya itu 1.. berarti
kalau 𝑎 + 𝑏 dikalikan dengan?
S : se per c
P : a nya tadi itu ini,1
cos 𝑥 , b nya
tan 𝑥
sin 𝑥 dikali… c nya tadi siapa?
S : sin..
P : sin x.. naahh.. berarti yang benar bagaimana ini?
S : per sin cos..
P : Iya… sin x cos x
S : plus tan.. per sin kuadrat..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berdasarkan kutipan VIII, pada awalnya siswa meyakini jawabannya
merupakan jawaban benar, namun setelah peneliti memberikan petunjuk, siswa
menyadari kesalahannya dan mampu menemukan jawaban yang benar, artinya
penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang paham konsep operasi aljabar.
Kutipan IX
P : Lalu, dari sini (sin 𝑥
cos 𝑥+
sin 𝑥 tan 𝑥
sin 𝑥) cot 𝑥 ke sini (
sin tan 𝑥
cos sin 𝑥) ada kesalahan atau
tidak menurutmu?
S : Yang atas seharusnya sin kuadrat..
P : Kenapa sin kuadrat?
S : sin dikali sin.. tan dikali cos..
P : Lalu nanti jadinya bagaimana? cotangen nya juga kemana itu?
S : Bagaimana bisa ya..(hening)
P : Lalu ini.. ini penjumlahan.. kenapa bisa menjadi perkalian?
S : Tidak tahu..
P : Ini karena apa? Kenapa bisa jadi seperti ini? Alasannya apa?
S : (hening)
P : Kurang teliti… atau kamu salah paham dengan aturan penjumlahan pada
pecahan.. atau karena apa?
S : Mungkin karena tidak teliti..
Berdasarkan kutipan IX, (sin 𝑥
cos 𝑥+
sin 𝑥 tan 𝑥
sin 𝑥) cot 𝑥 menghasilkan
sin tan 𝑥
cos sin 𝑥,
ketidaklogisan jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan
penarikan kesimpulan, siswa mengabaikan keberadaan cot x dan hanya melakukan
perhitungan pada sin 𝑥
cos 𝑥+
sin 𝑥 tan 𝑥
sin 𝑥, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
salah menafsirkan tulisannya. Siswa menyatakan bahwa sin x pada sin 𝑥
cos 𝑥
seharusnya sin2x, artinya siswa melakukan kesalahan hitung, karena siswa
langsung menyadari kesalahannya maka penyebab kesalahan ini adalah siswa
tidak teliti.
Kutipan X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
P : Lalu ini.. tan
sin𝑥, benar menulisnya seperti ini? “x”nya keluar seperti itu? Boleh
seperti itu menulisnya?
S : Tidak tahu... hehe..
P : Tidak boleh..jadi tan x
sin 𝑥 itu berbeda dengan
tan
sin𝑥
Berdasarkan kutipan X siswa menuliskan tan x
sin 𝑥 sebagai
tan
sin𝑥, artinya siswa
melakukan kesalahan konsep. Siswa tidak tahu apakah penulisan seperti itu benar
atau tidak dalam matematika, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak
memahami makna simbol matematika.
Kutipan XI
P : Kalau misal ini diubah langsung b tanpa harus eliminasi.. jadinya berapa ini?
S : (mengerjakan)
P : Nah.. itu bisa.. kamu begitu saja.. langsung mencari b, tidak perlu eliminasi
untuk mencari b .. lebih simpel mana menurutmu?
S : Iniiii…
Berdasarkan kutipan XI siswa memilih strategi dengan mengeliminasi
kedua persamaan yang berakibat pada perhitungan menjadi rumit, sehingga siswa
melakukan kesalahan strategi
Kutipan XII
P : Kenapa tidak mencoba menjabarkan atau mencari a langsung seperti itu?
S : Hhmm.. tidak.. tidak terpikiran seperti itu..
P : Ini karena itu ya.. ada dua persamaan ini.. karena itu kamu mengeliminasi
seperti itu?
S : Iya..
P : Jadi sudah seperti kebiasaan kalau dua persamaan berarti dieliminasi?
S : Iyyaaa..
Berdasarkan kutipan XII siswa tidak terpikirkan ide lain selain eliminasi,
artinya siswa tidak mampu melihat hubungan antara cot x dengan csc x, sehingga
siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan. Siswa memilih strategi
mengeliminasi karena tidak terpikirkan ide yang lain, siswa menganggap bahwa
jika ada 2 persamaan, maka kedua persamaan harus dieliminasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
mendapatkan bentuk sederhana, sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan
strategi dan kesalahan hierarki keterampilan ini adalah siswa hanya terpaku pada
satu cara penyelesaian.
3) Subjek nomor 7
Gambar 4.25. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 7
Kutipan I
P : Sebelumnya ini tidak ada sama dengannya.. dia tidak sama dengan siapa-
siapa….
S : Katanya bu Ida tidak perlu anu..
P : Tidak perlu ada sama dengannya?
S : Tidak.. yang diperhatikan itu yang ini (cosec x – cosec x cos2x).. mencari..
P : Iya.. maksudnya.. ini.. jangan lupa disini ada sama dengan sin x, sama
dengan sin x, sama dengan sin x, begitu.. jadi agar jelas ini milik siapa.. ini
itu miliknya ruas kiri..
S : Ooohh…
Berdasarkan kutipan I siswa tidak memberikan simbol “=” yang
menyatakan hubungan kesamaan antar dua ekspresi aljabar, artinya siswa
melakukan kesalahan konsep, meskipun peneliti sudah memberi petunjuk,
siswa tetap tidak menyadari kesalahannya, sehingga penyebab kesalahan ini
adalah siswa tidak menganggap penting makna simbol sama dengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 4.26. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 7
Kutipan II
P : Naahh.. seperti ini.. kamu seperti ini benar atau tidak ini?sin 𝑥 +
cot 𝑥 − csc 𝑥 = 𝑎
S : Sssaalaahh..
P : Kok kamu bisa sin x nya jadi penjumlahan seperti ini kenapa? Berarti
kamu salah paham dengan seperti ini?
S : Iya.. kan.. bagimana ya..
P : Kamu rancu antara pembagian dengan penjumlahan, seperti itu?
S : Saya berpikirnya ini (a sin x) pisah seperti itu...
P : Ohh.. pisah.. seperti ada penjumlahannya, seperti itu?
S : Iya…
Berdasarkan kutipan II, perkalian antara sin x dengan a diartikan
sebagai penjumlahan, sehingga siswa melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan, siswa mengira bahwa operasi perkalian seperti itu dapat dipisah
tanpa merubah apapun, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa salah
menafsirkan operasi aljabar. Keputusan siswa untuk memisahkan a dengan sin
x tanpa merubah apapun menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
konsep, siswa berpikir bahwa (a sin x) dapat dipisah tanpa merubah apapun,
sehingga penyebab kesalahan konsep ini adalah siswa kurang memahami
konsep operasi aljabar.
Kutipan III
P: Lalu yang b sekarang.. ini negatif nya… dari sini (–sin 𝑥
cos 𝑥−
1
cos 𝑥) ke sini
(1−sin 𝑥
cos 𝑥) ada salah hitung tidak? menurutmu...
S: Oh iya.. ini min.. (menambahkan tanda negatif pada 1−sin 𝑥
cos 𝑥 menjadi
−1−sin 𝑥
cos 𝑥 )
Berdasarkan kutipan III tidak memberikan tanda negatif 1−sin 𝑥
cos 𝑥 artinya
siswa melakukan kesalahan hitung, saat peneliti menanyakan ada salah hitung
atau tidak, siswa menyadari kesalahannya, sehingga penyebab kesalahan ini
adalah siswa tidak teliti
Kutipan IV
S : Ini… ini malah saya kali silang Bu..
P : Naahh.. kamu kali silang.. seharusnya bagaimana? coba tulis disini (lembar
jawab saat wawancara)..
S : (mengerjakan sampai selesai)
Berdasarkan kutipan IV siswa melakukan perkalian silang pada operasi
perkalian bentuk aljabar, artinya siswa melakukan kesalahan hitung. Siswa
langsung menyadari kesalahannya sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
tidak teliti.
Kutipan V
P : Nah, itu ketika mengerjakan yang nomor 2 ini, kenapa kamu tidak langsung
mencari a? ini ada cosecan, ada cotangen.. lalu nanti mencari b, ada cosecan,
ada cotangen, nanti diarahkan kesana.. kenapa tidak menggunakan cara
seperti itu?
S : Hubungannya apa mbak?
Berdasarkan kutipan V, siswa tidak mampu menentukan hubungan antara
cot x dengan csc x, artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan,
meskipun peneliti memberi petunjuk mengenai keterkaitan antara cot x dengan csc
x namun siswa tidak mengetahui hubungan keduanya, sehingga penyebab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
kesalahan ini adalah siswa kurang terampil menentukan hubungan logis antar
rumus identitas trigonometri.
Kutipan VI
P : Ini kamu memilih dijabarkan.. kenapa kamu menjabarkan satu-persatu? cot x
itu se per tan.. csc itu se per sin..
S : Soalnya.. caranya… tahunya baru itu.. yang diajarkan bu guru tahunya
baru kemarin itu..
Berdasarkan kutipan VI, siswa memilih strategi yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit, artinya siswa melakukan kesalahan strategi. Siswa
menyatakan bahwa cara tersebut merupakan satu-satunya cara yang dia
ketahui, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa hanya terpaku pada
satu cara penyelesaian.
4) Subjek nomor 31
Gambar 4.27. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 31
Kutipan I
P : Sebentar, misal ini a ya… tidak, ini b, a, b nya sin x, ab ditambah
ini (cot 𝑥) q, sama dengan ini (csc 𝑥) r, lalu ingin mencari a ya….
S : Tidak bisa dipisah ya…
Berdasarkan kutipan I, siswa menyimpulkan a sin x + cot x = csc x
dapat diubah menjadi a = csc x – cot x – sin x, artinya siswa melakukan
kesalahan penarikan kesimpulan. Siswa menganggap bahwa operasi perkalian
pada a sin x sama hal nya dengan operasi penjumlahan a + sin x, maka dalam
hal ini siswa melakukan kesalahan konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Kutipan II
P : Jadi apa? Karena kurang teliti, atau memang kamu dari awal tidak tahu
kalau seperti ini itu tidak boleh dipisah menjadi seperti ini?
S : Kurang teliti..
Berdasarkan kutipan I, siswa langsung menyadari letak kesalahannya,
selain itu pada kutipan II siswa menyatakan bahwa dia kurang teliti, sehingga
penyebab kesalahan penarikan kesimpulan dan kesalahan konsep ini adalah
siswa kurang teliti.
Kutipan III
P : -cot x dikali –cot x, lalu setelah itu, – sin x nya?
S : Min sin x nya ini, karena tidak ada temannya
P : Oohh.. jadi kamu mengalikan yang ada temannya saja, seperti itu? Yakin
seperti ini mengalikannya?
S : Tidak.. haha
Berdasarkan kutipan III, siswa menyimpulkan bahwa saat melakukan
operasi perkalian antar suku-suku yang tidak sejenis, siswa hanya perlu
mengalikan suku-suku yang sejenis saja, artinya siswa melakukan kesalahan
penarikan kesimpulan. Selain itu, karena siswa yang hanya mengalikan suku-
suku yang sejenis saja maka siswa melakukan kesalahan hitung.
Kutipan IV
P : Seperti itu bukan? sekarang kalau kamu mempunyai itu (csc 𝑥 −
sin 𝑥 − cot 𝑥) dikali (csc 𝑥 − cot 𝑥) berarti bagaimana yang benar?
S : kosekan kali kosekan, kosekan kuadrat.. lalu... min kosekan cot x lalu –sin
x csc x lalu plus sin x cotx, plus kotangen..
P : Positif apa negatif?
S :Negatif kotangen csc x, plus cot2x
P : Seperti itu ya yang benar.. lalu ini karena apa? Karena kamu kurang teliti
atau kamu baru tahu kalau ini..
S : Kurang teliti
Berdasarkan kutipan V, saat peneliti meminta siswa melakukan
perhitungan ulang, siswa mampu menjawab dengan benar dan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pernyataan siswa dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa melakukan
kesalahan penarikan kesimpulan dan kesalahan hitung tersebut adalah siswa
kurang teliti.
Gambar 4.28. Jawaban Nomor 3 Wawancara Subjek Nomor 31
Kutipan VI
P : Uumm… ini itu sama dengan siapa? Pada bagian sin 𝑥
1+cos 𝑥 dikali dengan ini
(1−cos 𝑥
1−cos 𝑥) itu sama dengan siapa?
S : Sama dengan ini (menunjuk 1−cos 𝑥
sin 𝑥 , kemudian menuliskan pada hasil
pekerjaan)
Berdasarkan kutipan VI, awalnya siswa tidak menuliskan tanda “=”
yang mengakibatkan pada langkah selanjutnya tanpa alasan pendukung yang
benar, hal ini berarti siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, ini
sesuai dengan hasil penelitian Herutomo & Saputro (2014: 141) yang
mengemukakan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan tanda
“=”. Saat peneliti menanyakan mengenai hal tersebut, siswa langsung
menyadari kesalahannya dan langsung menuliskan pada lembar jawab,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
sehingga penyebab siswa melakukan kesalahan ini adalah karena siswa tidak
teliti.
c. Analisis kesalahan jawaban siswa kelompok rendah
1) Subjek nomor 12
Gambar 4.28. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 12
Kutipan I
P : Kalau ini, salah tidak, yang dari sini (𝑎 sin 𝑥 + ctg 𝑥 = csc 𝑥) ke sini
(𝑎 = − sin 𝑥 −cos 𝑥
sin 𝑥+
1
sin 𝑥 )…
S : Salah
P : Salahnya di bagian?
S : Ini kan penjumlahan, nah ini perkalian
P : Iya, lalu ini kamu…
S : Saya pindahkan semua
Berdasarkan kutipan I, 𝑎 sin 𝑥 + ctg 𝑥 = csc 𝑥 berubah menjadi
𝑎 = − sin 𝑥 −cos 𝑥
sin 𝑥+
1
sin 𝑥 artinya siswa melakukan kesalahan hitung,
siswa langsung menyadari kesalahan tersebut tanpa diarahkan oleh peneliti,
sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.
Kutipan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
S : Seharusnya ada min..
P : Nah.. Seharusnya ada negatifnya.. ini kenapa tidak ada negatifnya?
S : Lupa…
P : Lupa? Tidak teliti?
S : Iya..
P : Pada bagian ini, 1, ini ditambah 1 kan?
S : Iya
P : Ini 1 nya kemana? Seharusnya berapa 1+1?
S : Dua
P : Dua nya kemana?
S : (tersenyum)
Berdasarkan kutipan II, siswa tidak menuliskan tanda negatif untuk 1-
cos2x, artinya siswa melakukan kesalahan hitung. Karena siswa langsung
menyadari letak kesalahannya dan didukung dengan pernyataan siswa, maka
dapat disimpulkan bahwa penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.
Kutipan III
P : Lalu kenapa bisa diperoleh cos x (− cos2𝑥 − cos 𝑥 menghasilkan cos x)?
S : Tidak taahuuu…
P : Tidak tahu kenapa? Apa karena kamu berpikir kalau ini cos2𝑥 − cos 𝑥 itu
hasilnya cos x ?
S : Iya..
P : Karena itu.. tapi kan ini ada negatifnya..
S :Tidak tahu.. kemarin itu tidak memperhatikan.. yang jelas tidak melihat
negatifnya..
P : Kalau kamu mempunyai 𝑏2 − 𝑏, hasilnya b bukan?
S : Bukan
P : Bukan? Harusnya apa hasilnya?
S : Umm..sudah, seperti itu juga..
Berdasarkan kutipan III, siswa menyimpulkan bahwa − cos2𝑥 − cos 𝑥
menghasilkan cos x, artinya siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan,
ternyata siswa tidak melihat tanda negatif sebelum cos2𝑥, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa salah dalam menafsirkan tulisannya. Siswa salah dalam
melakukan operasi pengurangan antara (− cos2𝑥) dengan cos x, artinya siswa
melakukan kesalahan hitung. Siswa tidak menyadari adanya tanda negatif pada
cos2𝑥, sehingga penyebab kesalahan hitung adalah siswa kurang teliti. Siswa
berpikir bahwa cos2𝑥 − cos 𝑥 menghasilkan cos x, artinya siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
kesalahan konsep, ketika peneliti memberikan petunjuk kepada siswa, siswa
mampu menjawab pertanyaan sederhana terkait kesalahan konsep tersebut, artinya
penyebab kesalahan konsep ini adalah siswa kurang memahami konsep operasi
hitung bentuk aljabar.
Kutipan IV
P : Lalu, saat mencari b, ini, dari sini, – 𝑏 = 1+cos 𝑥
sin 𝑥 kesini, kamu ada salah
hitung tidak?
S : Iya
P : Yang apa?
S : Ini minus… tapi ini saya letakkan sini (ke ruas kanan), sedangkan ini masih
plus..
Berdasarkan kutipan IV, siswa tidak menuliskan tannda negatif sebelum
cos x pada 1+cos 𝑥
sin 𝑥, artinya siswa melakukan kesalahan hitung. Siswa langsung
menyadari letak kesalahan dan mengetahui jawaban yang benar, sehigga
penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.
Kutipan V
P : Lalu... ini kamu memberikan kesimpulannya cot x – 1, alasannya apa?
S : Ini kan cos 𝑥
sin 𝑥 ini, -1 ya tinggal saya jumlahkan saja..
P : Ooh.. seperti itu.. padahal ini kalau dijabarkan bagaimana? −1+ cos 𝑥
sin 𝑥 itu,
boleh tidak, kalau kamu mempunyai 𝑎+𝑏
𝑐, kamu boleh tidak memecahnya
menjadi 𝑎 + 𝑏
𝑐, itu boleh tidak?
S : Tidak
P : Tidak boleh ya.. seharusnya bagaimana?
S : 𝑎
𝑐+
𝑏
𝑐
Berdasarkan kutipan V, siswa menyimpulkan bahwa −1+ cos 𝑥
sin 𝑥 dapat
menghasilkan cot x – 1, artinya siswa melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan, hal ini dikarenakan siswa mengira operasi penjumlahan pada
−1+ cos 𝑥
sin 𝑥 dapat dipisah menjadi -1 +
cos 𝑥
sin 𝑥, sehingga penyebab siswa melakukan
kesalahan ini adalah siswa salah menafsirkan pemisahan operasi pada pecahan.
Karena siswa mengira operasi penjumlahan pada pecahan dapat dipecah seperti
itu maka dalam hal ini siswa melakukan kesalahan konsep. Ketika peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
memberikan petunjuk kepada siswa, siswa mampu menjawab pertanyaan dari
peneliti dengan benar, sehingga penyebab kesalahan konsep ini adalah siswa
kurang memahami konsep operasi aljabar.
Kutipan VI
P : Kamu mengerjakan a sin x.. nah ini.. kenapa kamu tidak mencari a langsung
berapa.. b berapa.. ini ada cot x ini csc x, kamu mempunyai hubungan tadi..
yang kuadrat-kuadrat tadi.. kenapa kamu memilih menjabarkan seperti ini?
S : Soalnya ini itu plus..
P : Tidak bisa menjadi seperti tadi?
S : Tidak..
P : Tidak bisa mengarah ke cotangen kuadrat tadi?
S : Tidak…
P : Tahu ada hubungan cot x dan csc x atau tidak?
S : Cotangen itu.. yang jelas rumusnya itu hampir sama..
P : Yang cot2x … csc2x itu.. ingat tidak?
S : cot2x… ingat!
P : Apa jadinya?
S : cot2x = 1+ csc2x ….
Berdasarkan kutipan VI, siswa menganggap bahwa cot x dan csc x tidak
dapat dibawa ke bentuk csc2x – ctg2x = 1, artinya siswa melakukan kesalahan
hierarki keterampilan, ketika peneliti menanyakan identitas trigonometri yang
mengaitkan cot x dengan csc x siswa memberi jawaban yang salah selain itu siswa
menganggap identitas trigonometri csc2x – ctg2x = 1 tidak dapat diperoleh karena
terdapat operasi penjumlahan csc x dengan cot x, sehingga penyebab kesalahan
hierarki keterampilan adalah siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis
antara persamaan-persamaan pada identitas trigonometri. Selain itu siswa memilih
menggunakan strategi penyelesaian yang membuat perhitungan menjadi rumit,
artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa memilih strategi tersebut
karena siswa yakin bahwa soal tersebut hanya bisa diselesaikan dengan strategi
yang dia gunakan, sehingga penyebab kesalahan strategi adalah siswa mengira
telah mengambil prosedur penyelesaian yang tepat.
Kutipan VII
P : Berarti ketika cot2x- cot x ini juga karena kamu menganggap bahwa cot2x- cot
x itu cot x?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
S : (tertawa)
Berdasarkan kutipan VII, siswa menyimpulkan bahwa cot2x - cot x
menghasilkan cot x hal ini berarti siswa melakukan kesalahan penarikan
kesimpulan, siswa menafsirkan operasi hitung cot2x - cot x sama hal nya dengan
2cot x - cot x, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa salah menafsirkan
operasi hitung bentuk aljabar. Selain itu karena siswa menganggap cot2x - cot x =
cot x maka siswa telah melakukan kesalahan konsep, kesalahan ini mirip dengan
kesalahan pada kutipan III, berdasarkan analisis kutipan III penyebab kesalahan
ini adalah siswa kurang memahami konsep operasi aljabar.
Gambar 4.29. Jawaban Nomor 3 Wawancara Subjek Nomor 12
Kutipan VII
P : Dari rumus yang kamu tulis ini.. terdapat hubungan antara sin dan cos, nah,
modalmu kan ini, 1 + cos x, nah.. cos x ini hubungannya dengan sin x yang
mana?
S : Ini (menunjuk (1-cos2x = sin2x)
P : Nah, yang ini bukan? Kamu bisa tidak mengubah 1+cos x ini menjadi 1-cos2x?
S : Dikali cos..
P : Dikalikan dengan?
S : Kalau dikali cos nanti 1 nya.. uumm…
P : Kalau dikali cos nanti 1 nya jadi cos..
Berdasarkan kutipan VII, siswa tidak mampu mengubah satu bentuk
aljabar ke bentuk aljabar lain, artinya siswa melakukan kesalahan hierarki
keterampilan. Meskipun peneliti sudah memberikan petunjuk, namun siswa masih
kesulitan mengubah bentuk aljabar, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa
tidak terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2) Subjek nomor 33
Gambar 4.30. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 33
Kutipan I
S : Ooh itu.. itu kan bisa menjadi 1
sin 𝑥 -
1
sin 𝑥 lalu ini kan
1
sin 𝑥 -
1
sin 𝑥 habis ya
bu?
P : Nah begini, ini kamu 1
sin 𝑥 -
1
sin 𝑥.. ini dikali ya? Dikalikan dengan 1- sin2x
S : Iya...
P :Misal ini a (peneliti menunjuk 1
sin 𝑥 ) dikurang.. ini kan b (peneliti menunjuk
1- sin2x) dikali a, hasilnya apa?
S : a – ab
P: Nah.. a – ab bukan? Benar tidak kamu? kamu menulisnya ini (menunjuk 1
sin 𝑥 -
1
sin 𝑥 1- sin2x) hasilnya ini (menunjuk 1- sin2x)?
S : Tidak...
Berdasarkan kutipan I, siswa mengira bahwa 1
sin 𝑥 -
1
sin 𝑥 1- sin2x
menghasilkan 1- sin2x, artinya siswa melakukan kesalahan konsep, saat
peneliti memberi petunjuk, siswa mampu menjawab pertanyaan dari peneliti
dengan benar, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang
memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar.
Kutipan II
P : Nah.. ini.. ada hubungannya dengan sin x atau tidak? (menunjuk 1- cos2x)
S : Iya..
P : Apa?
S : 1- sin... sin.. (siswa nampak bingung)
P : Begini, kamu tahu rumus identitas apa saja? Yang berkaitan dengan
cos2x?
S : (berpikir)
P : Lupa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
S : Lupa...
P : 1?
S : min cos2x sama dengan sin2x
Berdasarkan kutipan II, siswa mengalami kesulitan saat diminta mencari
rumus identitas yang mengaitkan sin x dengan cos x, artinya siswa melakukan
kesalahan hierarki keterampilan. Siswa masih membutuhkan petunjuk dari peneliti
untuk menentukan hubungan antara sin x dengan cos x, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa kurang terampil membuat hubungan logis antar rumus
identitas trigonometri.
Kutipan III
P : Nah, lalu ini kamu bisa memperoleh 1 = sin2x, ini (1-sin2x) nya kemana ini?
S : Hilang... hehe..
Berdasarkan kutipan III, 1-sin2x = sin x tiba-tiba menjadi 1 = sin2x, artinya
siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan, siswa tidak mampu memberi
penjelasan mengapa 1-sin2x tiba-tiba berubah menjadi 1= sin2x, sehingga
penyebabnya adalah siswa tidak mampu memunculkan ide lagi (sehingga
mengarang jawaban).
Gambar 4.30. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 33
Kutipan IV
P :Oh iya..kamu kan mengeliminasi ini (nomor 2)... Terpikirkan menggunakan
cara selain eliminasi tidak?
S : Sepertinya itu Bu.. tidak perlu dieliminasi tapi langsung begitu..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
P : Iya.. terpikirkan ide seperti itu tidak?
S : Sebenernya terpikirkan itu dan di eliminasi..
P : Iya... lalu?
S : Lalu dieliminasi..
P : Kenapa lebih memilih eliminasi daripada langsung mencari a berapa b
berapa?
S : Mencoba di lembar coret-coretan itu, apa.. dicoba tidak dieliminasi tidak
ketemu Bu..
P : Pernah mendengar rumus ini tidak? cot2x itu sama dengan csc2x – 1? Belum
pernah?
S : Belum...
Berdasarkan kutipan IV, siswa tidak mampu mengaitkan cot x dengan csc
x, artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan, ketidakmampuan
siswa dalam mengaitkan cot x dan csc x menunjukkan bahwa penyebab kesalahan
ini adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis antar rumus
pada identitas trigonometri. Siswa memilih menggunakan strategi eliminasi yang
dapat memperumit perhitungan, artinya siswa melakukan kesalahan strategi, siswa
telah mencoba menggunakan strategi lain, namun tidak berhasil menemukan
jawaban, sehingga penyebab kesalahan strategi adalah siswa gagal di strategi yang
lain.
Kutipan V
P : Ini kan soalnya 𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥 = csc 𝑥 lalu kalau kamu kalikan 2 seperti ini,
ini (𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥) ikut berubah tidak?
S : Sebenarnya iya…
P : Ini (𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥) kenapa seperti ini?
S : Lupa bu (lupa mengalikan dengan 2).. hehe..
P : Lalu ini… ketika dikurangkan... ya.. oke.. 2 csc 𝑥 - csc 𝑥 = csc 𝑥, tapi ketika
ini..𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥 dikurangi – b seharusnya hasilnya apa?
S : 𝑎 sin 𝑥 + b
P : Lalu ini hasilnya kenapa bisa – cot x dari mana?
S : Hehe…
P : Lalu ini..cot x kamu kurangkan dengan – cot x
S : plus…
P : Plus kan ya.. berarti seharusnya
S : 2 cot x… iya…
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Berdasarkan kutipan V, siswa mengalikan 𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥 = csc 𝑥 dengan
2, namun mengasilkan 𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥 = 2 csc 𝑥 selain itu 𝑎 sin 𝑥 + cot 𝑥- (-b-cot
x) hasilnya a sin x – cot x sehingga siswa melakukan kesalahan hitung. Ketika
peneliti menunjukkan letak kesalahan, siswa langsung mengetahui jawaban yang
seharusnya sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.
Kutipan VI
P :Ini menurutmu ada yang salah tidak? Dari sini (1
sin 𝑥+
cos 𝑥
sin 𝑥) ke sini (
cos 𝑥
sin 𝑥)?
S : (mengerjakan ulang) iya.. ini kan 1+cos x
P : Ini menjadi cos x kenapa ini? tidak teliti atau..
S : Ya... tidak teliti
Berdasarkan kutipan VI, 1
sin 𝑥+
cos 𝑥
sin 𝑥 menghasilkan
cos 𝑥
sin 𝑥 sehingga siswa
melakukan kesalahan hitung. Saat siswa mengerjakan ulang, siswa mampu
menjawab dengan benar selain itu didukung dengan pernyataan dari siswa maka
penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti
Kutipan VII
P : Lalu ini (cos 𝑥
sin 𝑥
sin 𝑥) kenapa hasilnya sin2xper cos x
S : Begini bu... sin x per cos x dikali sin x
Berdasarkan kutipan VII, siswa menganggap bahwa (cos 𝑥
sin 𝑥
sin 𝑥) berarti
cos 𝑥
sin 𝑥
dikali dengan sin x, sehingga siswa telah melakukan kesalahan konsep
Kutipan VIII
P : Ini kan sama saja
𝑎
𝑏
𝑏 ? Mengerjakannya bagaimana?
S :
𝑎
𝑏
𝑏 lalu
𝑎
𝑏 x
1
𝑏.. Oohh.. ya.. ini
1
sin 𝑥
P : Kamu memang belum terlalu paham ya dengan yang seperti ini? Dengan
operasi yang dibagi lalu dibagi lagi seperti ini memang kamu masih
bingung?
S : Sebenarnya tidak Bu... tapi kalau.. apa.. seperti rumit begitu Bu..
P : Oohh.. karena rumit seperti ini, kamu tidak bisa..
S : Iya..
Berdasarkan kutipan VIII, ketika siswa memberi petunjuk, siswa mampu
menjawab dengan benar selain itu siswa menyatakan bahwa jika operasi
hitungnya melibatkan bentuk aljabar seperti itu mengakibatkan dia merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
kesulitan, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami
konsep operasi aljabar.
Kutipan IX
P : Lalu yang ini (–b – cot x = csc x) .. ini (1
sin 𝑥+
cos 𝑥
sin 𝑥=
cos 𝑥
sin 𝑥) alasannya sama
ya dengan yang tadi?
S : Iyaaa..
Berdasarkan kutipan IX, 1
sin 𝑥+
cos 𝑥
sin 𝑥 menghasilkan
cos 𝑥
sin 𝑥, artinya siswa
melakukan kesalahan hitung, kesalahan ini merupakan kesalahan seperti pada
kutipan VI, penyebabnya adalah siswa tidak teliti.
Kutipan X
P : Ini (cos 𝑥 pada 1− cos2𝑥
cos 𝑥) kamu mencoretnya dengan mana saja?
S : Ini (cos 𝑥 pada 1− cos2𝑥
cos 𝑥) dengan ini (cos 𝑥 pada
cos 𝑥
sin 𝑥)
P : Lalu ini (cos 𝑥 pada cos 𝑥
sin 𝑥)?
S : Dengan kuadratnya (cos2𝑥 pada 1− cos2𝑥
cos 𝑥)
P : Lalu.. kamu mencoretnya..
S : Ini (cos 𝑥 pada 1− cos2𝑥
cos 𝑥) ini (cos 𝑥 pada
cos 𝑥
sin 𝑥) ini (cos 𝑥 pada
1− cos2𝑥
cos 𝑥),
boleh tidak Bu?
Berdasarkan kutipan X, siswa melakukan mencoret semua cos x pada
1− cos2𝑥
cos 𝑥 . −
cos 𝑥
sin 𝑥 hal ini berarti siswa melakukan kesalahan konsep. Siswa
menanyakan kebenaran dari proses pencoretan yang dia lakukan, sehingga
penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami kaidah pencoretan.
Kutipan XI
P : Sebentar.. ini (1−cos 𝑥
sin 𝑥) masih ada cos nya katanya tadi kamu coret habis?
S : Kan kuadrat Bu tadi.. dihilangkan satu (cos nya)
Berdasarkan kutipan XI, siswa menyimpulkan siswa melakukan 1−cos 𝑥
sin 𝑥,
padahal berdasarkan kesalahan pada kutipan X, seharusnya cos x tersebut sudah
tidak ada, hal ini berarti siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan. Siswa
mengira bahwa bentuk cos2𝑥 baru mengalami satu kali proses pencoretan,
sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa salah menafsirkan tulisannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Kutipan XII
P : Ini positif dikalikan negatif ya?
S : (bingung dengan maksud peneliti)
P : Coba ini kamu hitung lagi disini..
S : (mengerjakan ulang)
P : Nah seperti itu.. lalu ini negatifnya kemana?
S : Oh itu kelupaan Bu..
P : Jadi sudah tidak teliti (pada bagian pencoretan).. negatifnya juga tidak
ada..
S : Iya Bu..
Berdasarkan kutipan XII, siswa menyimpulkan bahwa hasil perkalian
bilangan positif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan positif, hal ini
berarti siswa melakukan kesalahan penarikan kesimpulan. Selain itu
1− cos2𝑥
cos 𝑥 . −
cos 𝑥
sin 𝑥 menghasilkan
1−cos 𝑥
sin 𝑥 hal ini berarti siswa melakukan
kesalahan hitung. Saat siswa mengerjakan ulang, siswa mampu memberi
jawaban yang benar, sehingga penyebab kesalahan ini adalah siswa tidak teliti.
3) Subjek nomor 34
Gambar 4.31. Jawaban Nomor 1 Wawancara Subjek Nomor 34
Kutipan I
P : Sudah? Bagaimana? Ada ide?
S : Ah..Tidak ada..
Berdasarkan kutipan I, siswa tidak mampu menemukan ide untuk
menyelesaikan soal, artinya siswa melakukan kesalahan hierarki keterampilan.
Kutipan II
P : Nah itu.. a nya ini kan csc x, jadi.. csc x… jadinya seperti ini (a (1-b))
S : Ooohh.. begitu..(melanjutkan pekerjaan)
P : 1-cos2x sama dengan apa?
S : sin x
P : sin apa?
S : sin2x
P : Naahh.. cosec x sama dengan apa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
S : Waahh.. tidak tahu lagi..
Berdasarkan kutipan II, siswa sudah dapat melakukan manipulasi aljabar,
namun siswa harus diberi petunjuk oleh peneliti untuk mengaitkan satu
bentuk trigonometri ke bentuk trigonometri lainnya sehingga penyebabnya adalah
siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis antara persamaan-persamaan
pada identitas trigonometri.
Gambar 4.31. Jawaban Nomor 2 Wawancara Subjek Nomor 34
Kutipan III
P : Lupa.. uumm.. begini.. kalau kamu mempunyai 𝑎 . 𝑏 + 𝑐 = 𝑑 , nah, kamu ingin
mencari a, satu-satu dulu.. a . b sama dengan…
S : d – c
P : Sekarang, kalau mencari a? bagaimana?
S : Oooaalah.. 𝑑−𝑐
𝑏… Lupaa… lupa…
Berdasarkan kutipan III, a sin x + cot x = csc x diubah menjadi a = sin x
– cot x + csc x, hal ini berarti siswa melakukan kesalahan konsep. Saat peneliti
memberikan petunjuk kepada siswa, siswa mampu menjawab pertanyaan dari
peneliti dengan benar, selain itu didukung pula dengan pernyataan siswa maka
dapat disimpulkan penyebab kesalahan ini adalah siswa lupa konsep penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian yang dioperasikan secara bersama-sama.
Kutipan IV
P : Ini bisa kamu sederhanakan lagi tidak?
S : Waahh.. tidak tahuuu…
P : Tidak tahu? Umm.. cot itu apa?
S : Waahh tidak tahu lagi..
P : Kamu tahu tidak ada hubungan antara cot2𝑥 dengan csc2x?
S : Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Berdasarkan kutipan IV, siswa tidak mengetahui bentuk lain dari cot x
selain itu jawaban siswa belum mencapai bentuk sederhana, artinya siswa telah
melakukan kesalahan hierarki keterampilan. Siswa tidak mampu menentukan
identitas trigonometri yang mengaitkan cot2𝑥 dengan csc2x, sehingga penyebab
kesalahan ini adalah siswa tidak terampil dalam membuat hubungan logis antara
persamaan-persamaan pada identitas trigonometri.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil tes tertulis dan wawancara,
dilakukan member check kepada siswa selaku sumber data (Lampiran L-58).
Setelah member check selesai dilakukan, peneliti melakukan triangulasi teknik
(Lampiran L-46) sehingga diperoleh data yang valid. Hasil dari validasi data
disajikan dalam tabel berikut,
Kelompok tinggi
Tabel 4.4. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 2
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
2. Menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri yang
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
Kesalahan
strategi.
Siswa menganggap akan
lebih mudah jika
menjabarkan masing-
masing hubungan
perbandingan
trigonometri terlebih
dahulu.
Salah dalam menyimpulkan
rumus identitas trigonometri
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa salah menafsirkan
rumus identitas
trigonometri.
Salah dalam menentukan
rumus identitas trigonometri.
Kesalahan
konsep.
Siswa kurang
memahami konsep rumus
identitas trigonometri.
Salah dalam menuliskan
tanda operasi matematika.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Berdasarkan Tabel 4.4 subjek nomor 2 melakukan empat dari lima jenis
kesalahan yakni kesalahan strategi, kesalahan penarikan kesimpulan, kesalahan
konsep dan kesalahan hitung. Satu-satunya kesalahan yang tidak dilakukan adalah
kesalahan hierarki keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.5. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 17
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
2. Menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri yang
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
Kesalahan
strategi.
Siswa menganggap
bahwa bentuk sederhana
tidak akan tercapai
apabila masing-masing
perbandingan
trigonometri tidak
dijabarkan.
Salah dalam menyimpulkan
rumus identitas trigonometri.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa salah menafsirkan
rumus identitas
trigonometri.
Salah dalam menentukan
rumus identitas trigonometri.
Kesalahan
konsep.
Siswa kurang memahami
konsep operasi aljabar
(pengakaran kedua ruas ).
Salah dalam melakukan
operasi hitung.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
a. Jawaban terhenti pada
bentuk yang masih dapat
disederhanakan lagi.
b. Siswa memutuskan
menggunakan strategi
menjabarkan masing-
masing hubungan
perbandingan
trigonometri.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
a. Siswa kurang terampil
dalam membuat
hubungan logis antar
rumus pada identitas
trigonometri.
b. Ketidakmampuan
siswa menentukan
hubungan antar rumus
identitas trigonometri.
Berdasarkan Tabel 4.5, siswa nomor 17 melakukan semua jenis kesalahan,
siswa nomor 17 cenderung melakukan hierarki keterampilan, kesalahan tersebut
dilakukan sebanyak dua kali di nomor 2.
Kelompok sedang
Tabel 4.6. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
2.
Menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri yang
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
Kesalahan
strategi.
Siswa hanya terpaku pada
satu cara penyelesaian.
Operasi hitung tiba-tiba
mengalami perubahan yang
tidak semestinya.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa salah menafsirkan
tulisannya.
Siswa memutuskan
menggunakan strategi
menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Ketidakmampuan siswa
menentukan hubungan
antara rumus pada
identitas trigonometri.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
konsep.
Kurang memahami
konsep operasi aljabar.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Berdasarkan Tabel 4.6 siswa nomor 7 melakukan semua jenis kesalahan,
namun tidak terdapat kecenderungan, karena hanya terdapat masing-masing satu
letak kesalahan
Tabel 4.7. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 6
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
1. Tidak menuliskan “x” yang
menyatakan sudut pada
perbandingan trigonometri.
Kesalahan
konsep.
Terburu-buru dan siswa
kurang menganggap
penting makna simbol
matematika.
2.
Siswa mengeliminasi kedua
persamaan yang
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
Kesalahan
strategi.
Siswa menganggap
bahwa karena ada dua
persamaan maka harus
dieliminasi dan hanya itu
satu-satunya ide yang
terlintas.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Siswa mengeliminasi kedua
persamaan.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Ketidakmampuan siswa
menentukan hubungan
antara rumus identitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
trigonometri.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
konsep.
Kurang memahami
operasi hitung pecahan
aljabar.
Berdasarkan Tabel 4.7 siswa nomor 6 cenderung melakukan kesalahan
konsep, siswa melakukan kesalahan ini di nomor 1 dan melakukannya lagi di
nomor 2.
Tabel 4.8. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 5
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan
Penyebab
2. Melakukan pencoretan
yang tidak semestinya.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa mengalami kebingungan
saat mengerjakan.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
3. Siswa tidak mampu
menyelesaikan soal
dengan benar.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Siswa kurang terampil dalam
melakukan manipulasi aljabar
dan tidak mampu membuat
hubungan logis antar rumus
identitas trigonometri.
Berdasarkan Tabel 4.8 siswa nomor 5 hanya melakukan dua dari lima jenis
kesalahan, kesalahan yang dilakukan cenderung pada kesalahan hierarki
keterampilan, kesalahan ini dilakukan di nomor 2 dan nomor 3.
Kelompok rendah
Tabel 4.9. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 33
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
1. Salah dalam melakukan
operasi hitung suku tidak
sejenis.
Kesalahan
konsep.
Siswa kurang memahami
konsep operasi aljabar.
Siswa memberikan
kesimpulan yang tidak sesuai
dengan penalaran logis.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa hanya sekedar
mengarang jawaban.
2.
Mengeliminasi kedua
persamaan yang
Kesalahan
strategi
Saat mencoba
menggunakan ide lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
siswa tidak mampu
melanjutkan
pekerjaannya.
Salah saat melakukan proses
eliminasi.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Siswa memutuskan
menggunakan strategi
mengeliminasi masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Ketidakmampuan siswa
menentukan hubungan
antar rumus identitas
trigonometri.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
konsep.
Kurang memahami
konsep operasi aljabar.
Salah memberikan tanda
operasi matematika.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
Berdasarkan Tabel 4.9 siswa nomor 33 paling sering melakukan kesalahan
hitung dibandingkan kesalahan lainnya, kesalahan ini dilakukan di nomor 2
sebanyak tiga kali. Kesalahan konsep dilakukan dua kali sedangkan kesalahan
penarikan kesimpulan, kesalahan hierarki keterampilan dan kesalahan strategi
hanya dilakukan masing-masing satu kali.
Tabel 4.10. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 12
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan Penyebab
2.
Menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri yang
mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit.
Kesalahan
strategi.
Siswa tidak terpikirkan
ide lain dan mengira
telah mengambil
prosedur penyelesaian
yang tepat.
Operasi hitung tiba-tiba
mengalami perubahan yang
tidak semestinya.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa salah menafsirkan
tulisannya.
Siswa memutuskan
menggunakan strategi
menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan
trigonometri.
Kesalahan
hierarki
keterampilan
Ketidakmampuan siswa
menentukan hubungan
antar rumus identitas
trigonometri.
Salah dalam melakukan
operasi hitung aljabar.
Kesalahan
hitung.
Tidak teliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
3. Siswa tidak mampu
menyelesaikan soal dengan
benar.
Kesalahan
hierarki.
Keterampilan.
Siswa kurang terampil
dalam melakukan
manipulasi aljabar.
Berdasarkan Tabel 4.10 siswa nomor 12 paling sering melakukan
kesalahan hierarki keterampilan dibandingkan jenis kesalahan lainnya, kesalahan
tersebut dilakukan sebanyak dua kali, hal ini menandakan bahwa siswa nomor 12
memiliki permasalahan pada hierarki keterampilan, sementara itu kesalahan
strategi, kesalahan hitung, dan kesalahan penarikan kesimpulan masing-masing
hanya dilakukan satu kali.
Tabel 4.11. Hasil Validasi Data Subjek Nomor 34
No.
soal Letak kesalahan
Jenis
kesalahan
Penyebab
1. Siswa tidak mampu
menyelesaikan soal
dengan benar.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Siswa kurang terampil dalam
membuat hubungan logis antar
rumus pada identitas
trigonometri.
2. Operasi hitung tiba-
tiba mengalami
perubahan yang tidak
semestinya.
Kesalahan
penarikan
kesimpulan.
Siswa salah menafsirkan operasi
aljabar.
Jawaban terhenti pada
bentuk yang masih
dapat disederhanakan
lagi.
Kesalahan
hierarki
keterampilan.
Ketidakmampuan siswa
menentukan hubungan antar
rumus pada identitas
trigonometri.
Salah dalam
melakukan operasi
hitung aljabar.
Kesalahan
konsep.
Siswa lupa konsep penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian yang
dioperasikan secara bersama-
sama.
Berdasarkan Tabel 4.11 dari lima jenis kesalahan yang ditentukan
peneliti, siswa nomor 34 hanya melakukan tiga jenis kesalahan yaitu kesalahan
hierarki keterampilan, kesalahan penarikan kesimpulan dan kesalahan konsep.
Siswa cenderung melakukan kesalahan hierarki keterampilan, karena kesalahan
tersebut dilakukan sebanyak dua kali, hal ini menandakan bahwa siswa nomor 12
memiliki permasalahan pada hierarki keterampilan, sementara itu kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
penarikan kesimpulan dan kesalahan konsep hanya dilakukan masing-masing satu
kali.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal identitas trigonometri beserta
faktor penyebabnya sebagai berikut.
1. Kesalahan strategi
a. Kelompok tinggi
Siswa menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan
trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Penyebab
dari kesalahan ini adalah
1) Siswa menganggap akan lebih mudah jika menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan trigonometri terlebih dahulu.
2) Siswa menganggap bahwa bentuk sederhana tidak akan tercapai apabila
masing-masing perbandingan trigonometri tidak dijabarkan.
b. Kelompok sedang
1) Siswa menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri
yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Penyebab dari
kesalahan ini adalah siswa hanya mengetahui satu cara penyelesaian.
2) Mengeliminasi kedua persamaan yang mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit. Penyebab dari kesalahan ini adalah siswa menganggap
bahwa karena ada dua persamaan maka harus dieliminasi.
c. Kelompok rendah
1) Siswa menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri
yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Penyebab dari
kesalahan ini adalah siswa tidak terpikirkan ide lain dan mengira telah
mengambil prosedur penyelesaian yang tepat.
2) Mengeliminasi kedua persamaan yang mengakibatkan perhitungan
menjadi rumit. Penyebab dari kesalahan ini adalah saat mencoba
menggunakan ide lain, siswa tidak mampu melanjutkan pekerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Penyebab kesalahan seperti siswa hanya mengetahui satu cara
penyelesaian dan menganggap bahwa adanya dua persamaan berarti kedua
persamaan tersebut harus dieliminasi menunjukkan bahwa siswa kurang
latihan soal yang bervariasi, hal ini senada dengan hasil penelitian Hastuti,
Surantoro, & Raharjo (2012: 1) yang mengemukakan bahwa salah satu
penyebab kesalahan strategi adalah siswa kurang latihan soal yang bervariasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dari kelompok tinggi,
kelompok sedang maupun kelompok rendah melakukan kesalahan berupa
memilih strategi menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan
trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Kesalahan ini
memiliki penyebab yang sama pada kelompok sedang dan kelompok rendah
yakni siswa tidak terpikirkan ide lain. Tetapi, kesalahan ini memiliki penyebab
yang berbeda pada kelompok tinggi, yaitu siswa menganggap akan lebih
mudah jika menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri
terlebih dahulu, penyebab lainnya adalah siswa menganggap bahwa bentuk
sederhana tidak akan tercapai apabila masing-masing perbandingan
trigonometri tidak dijabarkan. Baik kelompok sedang maupun kelompok
rendah memilih strategi mengeliminasi kedua persamaan yang mengakibatkan
perhitungan menjadi rumit. Namun kesalahan ini memiliki penyebab yang
berbeda, pada kelompok sedang siswa menganggap bahwa karena ada dua
persamaan maka harus dieliminasi, sedangkan pada kelompok rendah saat
mencoba menggunakan ide lain, siswa tidak mampu melanjutkan
pekerjaaannya.
2. Kesalahan konsep
a. Kelompok tinggi
Salah dalam menentukan rumus identitas trigonometri. Penyebab
dari kesalahan ini adalah
1) Siswa kurang memahami konsep operasi aljabar.
2) Siswa kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri.
b. Kelompok sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
1) Salah dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar. Penyebabnya
adalah kurang memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar.
2) Tidak menuliskan “x” yang menyatakan sudut pada perbandingan
trigonometri, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lerner (Abdurahman,
2010: 262) yang menemukan bahwa beberapa kekeliruan umum yang
dilakukan anak, yaitu kurang pemahaman tentang simbol. Penyebab
kesalahan ini adalah siswa terburu-buru dan kurang menganggap penting
makna simbol matematika, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Narulita
& Masduki (2016: 164) mengemukakan bahwa kesalahan siswa dalam
menuliskan simbol disebabkan karena siswa terburu-buru.
c. Kelompok rendah
1) Salah dalam melakukan operasi hitung suku tidak sejenis. Kesalahan ini
sesuai dengan hasil penelitian Hardiyanto (2010) yang menemukan
bahwa kesalahan pemahaman konsep pada topik faktorisasi aljabar
kecenderungannya pada menjumlahkan suku-suku yang tidak sejenis.
Penyebab kesalahan ini adalah adalah siswa kurang memahami konsep
operasi hitung bentuk aljabar.
2) Salah dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar. Penyebab
kesalahan ini adalah
a) Siswa kurang memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar.
b) Siswa lupa konsep penjumlahan, pengurangan, dan perkalian yang
dioperasikan secara bersama-sama. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Listiyanto (2005) yang menemukan bahwa penyebab siswa
melakukan kesalahan dalam melakukan operasi aljabar adalah kurang
memahami konsep penjumlahan, pengurangan, dan perkalian yang
dioperasikan secara bersama-sama.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada umumnya kesalahan
konsep disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsep operasi hitung
aljabar atau konsep rumus identitas trigonometri, hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Suwarto (2013: 780) yang mengemukakan bahwa miskonsepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
siswa dalam pelajaran matematika terjadi karena kurangnya pemahaman
konsep matematika.
Kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar
dilakukan oleh kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya
adalah siswa kurang memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar.
Kesalahan menentukan rumus identitas trigonometri hanya dilakukan oleh
siswa kelompok tinggi, penyebabnya adalah siswa kurang memahami
konsep operasi aljabar dan konsep rumus identitas trigonometri. Kesalahan
berupa tidak menuliskan “x” yang menyatakan sudut pada perbandingan
trigonometri hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, penyebabnya
adalah siswa terburu-buru dan kurang menganggap penting makna simbol
matematika.
3. Kesalahan hierarki keterampilan
a. Kelompok tinggi
1) Jawaban terhenti pada bentuk yang masih dapat disederhanakan lagi.
Penyebabnya adalah siswa kurang terampil dalam membuat hubungan
logis antar rumus pada identitas trigonometri.
2) Siswa memutuskan menggunakan strategi menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan trigonometri. Penyebabnya adalah siswa kurang
terampil dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas
trigonometri.
b. Kelompok sedang
1) Siswa memutuskan menggunakan strategi menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan trigonometri. Penyebabnya adalah
ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada
identitas trigonometri.
2) Siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar. Penyebabnya
adalah siswa kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.
3) Siswa mengeliminasi kedua persamaan. Penyebabnya adalah
ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada
identitas trigonometri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
c. Kelompok rendah
1) Siswa memutuskan menggunakan strategi menjabarkan masing-masing
hubungan perbandingan trigonometri. Penyebabnya adalah
ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada
identitas trigonometri.
2) Siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar. Penyebab
kesalahan ini adalah
a) Siswa kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar.
b) Siswa kurang terampil dalam membuat hubungan logis antar rumus
pada identitas trigonometri.
3) Jawaban terhenti pada bentuk yang masih dapat disederhanakan lagi.
Penyebabnya adalah ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antar
rumus pada identitas trigonometri.
4) Siswa mengeliminasi kedua persamaan. Penyebabnya adalah
ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada
identitas trigonometri.
Hasil penelitian Burhanzade & Aygör (2015), mengemukakan
bahwa siswa tidak menyadari kalau mereka harus memfaktorkan dengan
memanfatkan identitas. Pada penelitian ini juga terjadi hal yang serupa
dimana siswa tidak menyadari bahwa mereka harus memfaktorkan
(melakukan manipulasi aljabar) dengan memanfaatkan identitas agar bisa
mengarah pada pembuktian yang diinginkan.
Kesalahan berupa memutuskan menggunakan strategi
menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri
dilakukan oleh siswa kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok
tinggi. Kesalahan ini memiliki penyebab yang sama pada ketiga kelompok
siswa yakni ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus
pada identitas trigonometri. Kesalahan berupa jawaban terhenti pada bentuk
yang masih dapat disederhanakan lagi dilakukan oleh siswa kelompok tinggi
dan kelompok rendah dengan penyebab ketidakmampuan siswa menentukan
hubungan antar rumus pada identitas trigonometri. Disisi lain kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
berupa ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal dengan benar dilakukan
oleh kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa
kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar, namun pada
kelompok rendah, kesalahan ini juga disebabkan oleh kekurangterampilan
siswa dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas
trigonometri. Selain itu kesalahan berupa mengeliminasi kedua persamaan
dilakukan oleh siswa kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya
adalah ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada
identitas trigonometri.
4. Kesalahan hitung
a. Kelompok tinggi
1) Salah dalam menuliskan tanda operasi matematika, penyebabnya adalah
siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
2) Salah dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar, penyebabnya
adalah siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
b. Kelompok sedang
Salah dalam menuliskan tanda operasi matematika, penyebabnya
adalah siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
c. Kelompok rendah
1) Salah dalam menuliskan tanda operasi matematika, penyebabnya adalah
siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
2) Salah dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar, penyebabnya
adalah siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
3) Salah saat melakukan proses eliminasi, penyebabnya adalah siswa tidak
teliti saat melakukan perhitungan.
Hal ini mempertegas temuan Sahriah, Muksar & Lestari (2012) bahwa
faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tidak menuliskan tanda, kesalahan
dalam operasi hitung aljabar adalah siswa kurang teliti dalam melakukan
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada pecahan
bentuk aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan
menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan dalam melakukan operasi
hitung bentuk aljabar dilakukan oleh semua kelompok siswa, sedangkan
kesalahan saat melakukan proses eliminasi hanya dilakukan oleh siswa
kelompok rendah. Apapun letak kesalahan hitung siswa, memiliki penyebab
yang sama yaitu karena siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
5. Kesalahan penarikan kesimpulan
a. Kelompok tinggi
Salah dalam menyimpulkan rumus identitas trigonometri,
penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri.
b. Kelompok sedang
1) Operasi hitung tiba-tiba mengalami perubahan yang tidak semestinya.
penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan tulisannya,
2) Melakukan pencoretan yang tidak semestinya, penyebabnya adalah siswa
mengalami kebingungan saat mengerjakan. Penyebab kesalahan berupa
kebingungan yang dialami siswa juga diungkapkan oleh Wicaksono
(2013: 59) yang menyatakan bahwa siswa masih bingung saat menjawab
soal mengenai gabungan operasi hitung.
c. Kelompok rendah
1) Siswa memberikan kesimpulan yang tidak sesuai dengan penalaran logis,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian Marga (2014) yang menemukan
bahwa siswa melakukan kesalahan berupa kesimpulan yang dibuat siswa
tidak sesuai dengan informasi yang siswa tunjukkan. Penyebab kesalahan
ini adalah siswa hanya sekedar mengarang jawaban, hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Herutomo & Saputro (2014: 142) yang menyatakan
bahwa menggunakan cara menebak akhirnya menjadi salah satu alternatif
untuk menjawab soal yang diberikan.
2) Operasi hitung tiba-tiba mengalami perubahan yang tidak semestinya.
Penyebab kesalahan ini adalah
a) Siswa salah menafsirkan tulisannya.
b) Siswa salah menafsirkan operasi hitung bentuk aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Kesalahan dalam menyimpulkan rumus identitas trigonometri hanya
dilakukan oleh siswa kelompok tinggi, penyebabnya adalah siswa salah
menafsirkan rumus identitas trigonometri. Kesalahan berupa operasi hitung
tiba-tiba mengalami perubahan yang tidak semestinya dilakukan oleh siswa
kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa salah
menafsirkan tulisannya, selain itu pada siswa kelompok rendah, kesalahan
ini juga disebabkan oleh siswa salah menafsirkan operasi hitung bentuk
aljabar. Kesalahan berupa melakukan pencoretan yang tidak semestinya
hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, penyebabnya adalah siswa
mengalami kebingungan saat mengerjakan. Sedangkan kesalahan berupa
memberikan kesimpulan yang tidak sesuai dengan penalaran logis hanya
dilakukan siswa kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa hanya sekedar
mengarang jawaban.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat berdampak terhadap
hasil akhir. Misalnya, saat siswa melakukan kesalahan konsep, siswa salah dalam
menentukan rumus identitas trigonometri maka siswa tidak akan mampu
menyelesaikan soal atau hasil akhir yang diperoleh tidak benar. Kesalahan siswa
dalam menentukan strategi dapat berakibat pada terhentinya pekerjaan sehingga
soal tidak dapat terselesaikan dengan benar. Kesalahan hierarki keterampilan juga
dapat berdampak langsung pada hasil akhir, pada soal-soal identitas trigonometri,
dibutuhkan kemampuan siswa dalam melakukan manipulasi aljabar, apabila
dilangkah pertama siswa tidak mampu melakukan manipulasi aljabar, akan
berakibat pada tidak ditemukannya hasil akhir yang benar. Kesalahan hitung yang
dilakukan diawal perhitungan juga mampu berakibat langsung pada hasil akhir
yang salah. Kesalahan penarikan kesimpulan secara tidak langsung berakibat pada
kesalahan hasil akhir. Meski strategi yang digunakan siswa sudah benar, siswa
juga mampu melakukan manipulasi aljabar, namun jika kemudian siswa salah
menafsirkan tulisannya, meskipun selanjutnya siswa tidak melakukan kesalahan
hitung maupun kesalahan konsep, tapi kesalahan penarikan kesimpulan yang telah
dilakukan siswa sebelumnya, berakibat pada ditemukannya hasil akhir yang salah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user