BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...dan kelas 5B. Hasil data yang diperoleh dari kedua kelas...

19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang dimana diantara kelas 1 sampai 6 terdapat kelas paralel di kelas 1, 5 dan 6. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil sebanyak 40 peserta didik. Pada kelas 5A terdapat 18 peserta didik terdiri dari 11 peserta didik perempuan dan 7 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik terdiri dari 13 peserta didik perempuan dan 9 peserta didik laki-laki pada kelas 5B. Kelas eksperimen dilaksanakan di kelas 5A dan kelas kontrol dilaksanakan di kelas 5B. Pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015. Kelas kontrol dan kelas eksperimen sudah diuji kesamaan variannya yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas sudah homogen. Artinya memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelas eksperimen dapat diberi perlakuan model pembelajaran Make A Match sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Uji Kesetaran dilakukan pada peserta didik kelas 5A dan kelas 5B SD Negeri Cukil 01. Pada tanggal 20 Maret 2015 dilaksanakan pretest di kelas 5A dan kelas 5B. Hasil data yang diperoleh dari kedua kelas selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji kesetaraan dari kedua kelas. Analisis data yang dilakukan adalah dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai pretest sebelum dilakukan uji beda (t). Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas tersebut. Pertama, disusun terlebih dahulu RPP sesuai sintak pembelajaran yang akan dipraktikkan saat kegiatan pembelajaran pada masing-masing subjek penelitian. Kedua, penjelasan RPP oleh peneliti kepada guru yang akan digunakan dalam mengajar untuk mengetahui gambaran pelaksanaan perlakuan. Tahap ini dilakukan penjelasan sintak pembelajaran dan materi yang akan diajarakan kepada peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...dan kelas 5B. Hasil data yang diperoleh dari kedua kelas...

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilakukan di SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran,

    Kabupaten Semarang dimana diantara kelas 1 sampai 6 terdapat kelas paralel di

    kelas 1, 5 dan 6. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas 5 SD Negeri Cukil

    01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sampel yang diambil sebanyak

    40 peserta didik. Pada kelas 5A terdapat 18 peserta didik terdiri dari 11 peserta

    didik perempuan dan 7 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik terdiri dari 13

    peserta didik perempuan dan 9 peserta didik laki-laki pada kelas 5B. Kelas

    eksperimen dilaksanakan di kelas 5A dan kelas kontrol dilaksanakan di kelas 5B.

    Pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015.

    Kelas kontrol dan kelas eksperimen sudah diuji kesamaan variannya yang

    menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas sudah homogen. Artinya memiliki

    varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

    sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama

    sehingga kelas eksperimen dapat diberi perlakuan model pembelajaran Make A

    Match sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

    Uji Kesetaran dilakukan pada peserta didik kelas 5A dan kelas 5B SD

    Negeri Cukil 01. Pada tanggal 20 Maret 2015 dilaksanakan pretest di kelas 5A

    dan kelas 5B. Hasil data yang diperoleh dari kedua kelas selanjutnya dilakukan

    analisis data untuk menguji kesetaraan dari kedua kelas. Analisis data yang

    dilakukan adalah dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai pretest

    sebelum dilakukan uji beda (t).

    Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas

    tersebut. Pertama, disusun terlebih dahulu RPP sesuai sintak pembelajaran yang

    akan dipraktikkan saat kegiatan pembelajaran pada masing-masing subjek

    penelitian. Kedua, penjelasan RPP oleh peneliti kepada guru yang akan digunakan

    dalam mengajar untuk mengetahui gambaran pelaksanaan perlakuan. Tahap ini

    dilakukan penjelasan sintak pembelajaran dan materi yang akan diajarakan kepada

    peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

  • 47

    Kedua kelas diberi alokasi waktu yang sama dalam pembelajaran yaitu 1 x

    pertemuan (2 x 35 menit). Sebelum diberi treatment kedua kelas diberi tes

    (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberi

    treatment. Setelah akhir penyampaian semua meteri kedua kelas diberi tes dengan

    soal yang sama (posttest) tujuannya untuk mengetahui apakah treatment yang

    digunakan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

    Berikut merupakam jadwal penelitian dan tes yang dilaksanakan di kelas 5

    SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

    Tabel 4.1

    Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SD Negeri Cukil 01

    Tahun Ajaran 2014/2015

    No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

    1. 16 Maret 2015 Ijin penelitian (pada pertemuan ini,

    meminta ijin kepada pihak kepala

    sekolah untuk melakukan penelitian di

    sekolah tersebut).

    2. 18 Maret 2015 Melakukan observasi kepada guru kelas

    5A dan kelas 5B untuk meminta materi

    yang akan diajarkan dan meminta daftar

    peserta didik.

    3. 20 Maret 2015 Peneliti melakukan uji pretest kelas 5A

    dan kelas 5B.

    02 April 2015 Persiapan penelitian meliputi:

    1. Pengkoreksian RPP kepada guru kelas 5A dan kelas B.

    2. Meunjukkan alat peraga (gambar) yang akan digunakan.

    5. 06 April 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas

    eksperimen yaitu kelas 5A.

    6. 07 April 2015 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas

    kontrol yaitu kelas 5B.

  • 48

    4.2 Hasil Penilitian

    Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Deskripsi

    data meliputi data posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan

    analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,

    selanjutnya uji t.

    4.2.1 Deskripsi Data

    Nilai posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

    masih berupa data mentah. Apabila diperhatikan dari data mentah tersebut masih

    sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk itu perlu diolah terlebih

    dahulu agar dapat memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut.

    Data nilai hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu

    peserta didik kelas 5A dan kelas kontrol yaitu peserta didik kelas 5B SD Negeri

    Cukil 01 disajikan dan dianalisis secara deskritif. Tujuannya agar data tersebut

    dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara mudah. Deskripsi data

    meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang sudah terbaca secara

    lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk

    diskripsi data yang secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram.

    Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel

    distribusi frekuensi nilai posttes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    4.2.1.1 Data Posttes

    Data posttest diperoleh dari kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas

    eksperimen yaitu peserta didik kelas 5A telah diterapkan pembelajaran melalui

    model Make A Match berbantuan media video dan gambar, sedangkan pada kelas

    kontrol yaitu peserta didik kelas 5B yang menerapkan metode ceramah.

    Nilai hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen

    dan kelas kontrol masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih

    dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Berikut

    ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi nilai hasil belajar dari hasil posttest

    pada kelas eksperimen. Untuk mempermudah membuat tabel distribusi frekuensi

    nilai hasil IPA, menurut Sugiyono (2010:36) pertama menentukan banyaknya

  • 49

    kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (R), dan panjang Interval

    Kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini:

    Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

    = 1 + 3,3 log 18

    = 1 + 3,3 . 1,26

    = 1 + 4,158

    = 5,158 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

    Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimal)

    = (100 – 75)

    = 25

    Interval (I) = Range

    Banyaknya kelas

    = 25

    5

    = 5

    Setelah diketahui banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan beberapa

    jangkauannya (R), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel

    distribusi frekuensinya seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Nilai posttest kelas 5A (Eksperimen) SD Negeri Cukil 01

    Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 1014/2015

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 75 – 79 2 11,11%

    2 80 – 84 7 38,89%

    3 85 – 89 4 22,22%

    4 90 – 94 3 16,67%

    5 95 – 100 2 11,11%

    Jumlah 18 100%

    Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui nilai posttest kelas eksperimen, dari

    seluruh peserta didik kelas 5A SD Negeri Cukil 01, peserta didik yang mendapat

    nilai 75 sampai dengan 79 terdiri dari 2 peserta didik dengan persentase 11,11%.

    Peserta didik yang mendapat nilai dari 80 sampai dengan 84 terdiri dari 7 peserta

  • 50

    didik dengan persentase 38,89%. Peserta didik yang mendapat nilai 85 sampai

    dengan 89 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 22,22%. Peserta didik

    yang mendapat nilai 90 sampai dengan 94 terdiri dari 3 peserta didik dengan

    persentase 16,67%. Peserta didik dengan nilai 95 sampai dengan 100 terdiri dari 2

    peserta didik dengan persentase 11,11%.

    Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas eksperimen,

    berikut ini disajikan Gambar 4.1 diagram distribusi frekuensi nilai hasil belajar

    IPA dari hasil posttest kelas eksperimen.

    Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Ekperimen Tahun

    Ajaran 2014-2015

    Untuk selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi nilai posttest

    hasil belajar IPA kelas kontrol. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah

    itu menentukan beberapa jangkauannya (Range), dan panjang intervas kelasnya

    (I) dengan rumus seperti berikut ini:

    Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

    = 1 + 3,3 log 22

    = 1 + 3,3 . 1,34

    = 1 + 4,422

    = 5,422 (dibulatkan menjadi 5 kelas)

    Range (R) = (nilai maksimal – nilai minimun)

    = (90 – 65)

    = 25

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    75-79 80-84 85-89 90-94 95-100

    Series1

  • 51

    Interval (I) = Range

    Banyaknya kelas

    = 25

    5

    = 5

    Dari rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), Jangkaunnya

    (Range), dan panjang interval kelasnya (I), kemudian disusun tabel distribusi

    frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

    Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Nilai posttest Kelas 5B (Kontrol) SD Negeri Cukil 01

    Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 65 – 69 4 18,18%

    2 70 – 74 6 27,27%

    3 75 – 79 4 18,18%

    4 80 – 84 7 31,82%

    5 85 – 90 1 4,55%

    Jumlah 22 100%

    Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui nilai posttest kelas kontrol, dari

    seluruh peserta didik kelas 5B SD Negeri cukil 01, peserta didik yang mendapat

    nilai 65 sampai dengan 69 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 18,18%.

    Peserta didik yang mendapat nilai 70 sampai dengan 74 terdiri dari 6 peserta didik

    dengan persentase 27,27%. Peserta didik yang mendapat nilai 75 sampai dengan

    79 terdiri dari 4 peserta didik dengan persentase 18,18%. Peserta didik yang

    mendapat nilai 80 sampai dengan 84 terdiri dari 7 peserta didik dengan persentase

    31,82%. Peserta didik yang mendapat nilai 85 sampai dengan 90 terdiri dari 1

    peserta didik dengan persentase 4,55%.

    Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar IPA kelas kontrol, berikut

    ini disajikan Gambar 4.2 diagram distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari

    hasil posttest kelas kontrol.

  • 52

    Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Tahun

    Ajaran 2014/2015

    4.2.2 Analisis Diskriptif

    Setelah dilakukan distribusi frekuensi berupa tabel dan grafik, kemudian

    dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik nilai posttest dari kelas

    eksperimen dan kelas kontrol yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal,

    nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belajar IPA terlihat pada Tabel 4.4

    berikut ini:

    Tabel 4.4

    Analisis Deskriptif Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun

    Ajaran 2014/2015

    N Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum

    eksperimen 18 84,44 7,254 1,710 75 100 Kontrol 22 74,09 6,661 1,420 65 90 Total 40 78,75 8,605 1,361 65 100

    Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai posttest kelas eksperimen dengan

    jumlah data (N) sebanyak 18 mempunyai nilai minimum 75 dan nilai maksimum

    100. Sedangkan mean pada kelas eksperimen yaitu 84,44 dan standart deviation

    yaitu 7,254. Sedangkan hasil belajar IPA kelas kontrol dengan jumlah data (N)

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    65-69 70-74 75-79 80-84 85-90

    Series1

  • 53

    sebanyak 22 mempunyai nilai minimum 65 dan nilai maksimum 90. Kelas kontrol

    mempunyai mean yaitu 74,09 dan standart deviation yaitu 6,661.

    4.3 Uji Prasyarat pretest Hasil Belajar

    4.3.1 Uji Normalitas pretest

    Menurut Priyatno (dalam Puspitasari, 2012:36), uji normalitas digunakan

    untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada

    penelitian ini data hasil pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji

    apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam

    penelitian ini menggunakan program SPSS Version 20 dengan menggunakan

    teknk One Sample Kolmogrow-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi

    normal jika signifikan >0,05.

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Normalitas Pretest

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic df Sig.

    PretestKelasA ,169 18 ,187

    PretestKelasB ,202 18 ,051

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelas

    eksperimen data kelas kontrol yang dapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan

    dengan hasil sig. >0,05 yaitu kelas eksperimen sebesar 0,187 dan kelas kontrol

    sebesar 0,051. Jadi dari tabel output dapat diambil kesimpulan bahwa data

    tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

    Dibawah ini disajikan Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 yang menunjukkan bahwa

    kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

  • 54

    Grafik 4.1

    Uji Normalitas Pretest dari Kelas Eksperimen

    Grafik 4.2

    Hasil Uji Normalitas Pretest dari Kelas Kontrol

  • 55

    4.3.2 Uji Homogenitas Pretest

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas

    memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Ta yang akan diuji

    homogenitasnya adalah data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS versi 20 yaitu

    One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat

    signifikansi >0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh

    sampel-sampel tersebut homogen.

    Tabel 4.6

    Hasil uji Homogenitas pretest

    Test of Homogeneity of Variances Nilaipretest

    Levene

    Statistic

    df1 df2 Sig.

    ,014 1 38 ,906

    Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas

    sebesar 0,906. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya >

    0,05. Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh bahwa hasil 0,906 > 0,05 jadi

    dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas

    kontrol dinyatakan berasal dari kelas yang homogen. Maka dari itu penelitian

    dapat di lakukan.

    4.3.3 Uji t Pretest

    Data dianalisis menggunakan teknik uji t dengan program SPSS Versi 20.

    Tabel di bawah ini merupakan hasil pretest peserta didik antara kelas eksperimen

    yang dengan kelas kontrol yang masih sama-sama menggunakan metode ceramah.

  • 56

    Berdasarkan Tabel 4.7 pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat

    signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi >0,05

    maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai antara kelas

    eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

    Ha : ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai antara kelas

    eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

    Signifikan dari hasil uji t lebih besar dari 0,05 (852 > 0,05), maka H0

    diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

    rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata nilai kelas kontrol.

    4.4 Analisis Data Posttest Hasil Belajar

    4.4.1 Uji Normalitas Posttest

    Uji normalitas data juga dilakukan data posttest untuk mengetahui apakah

    data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah

    pemberian tes, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas

    data posttest juga menggunakan tekni One Sample Kolmogrov-Smirnov. Syarat

    suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan >0,05.

    Tabel 4.7

    Uji t pretest peserta didik

    Independent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. t Df Sig.

    (2-

    tailed)

    Mea

    n

    Diff

    eren

    ce

    Std.

    Error

    Differ

    ence

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Nil

    ai

    pre

    test

    Equal variances

    assumed ,014 ,906 ,187 38 ,852 ,626 3,341 -6,138 7,390

    Equal variances not

    assumed

    ,187

    36,2

    48 ,853 ,626 3,346 -6,158 7,410

  • 57

    Tabel 4.8

    Uji Normalitas posttest

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova

    Statistic Df Sig.

    posttestkelasA ,183 18 ,114

    posttestkelasB ,182 18 ,116

    a. Lilliefors Significance Correction

    Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai

    signifikan hasil perhitungan kelas eksperimen yang menunjukkan angka

    signifikan sebesar 0,114 (0,114 > 0,05) dan nilai signifikan hasil perhitungan

    kelas kontrol menunjukkan angka sebesar 0,116 (0,116 > 0,05). Data hasil di atas

    maka dapat disimpulkan bahwa selebaran data pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol berdistribusi normal.

    Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas

    kontrol dapat disajikan dalam grafik berikit:

    Grafik 4.3

    Grafik Uji Normalitas posttest Kelas Eksperimen

  • 58

    Grafik 4.4

    Grafik Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

    4.4.2 Uji Homogenitas Posttest

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas

    memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji

    homogenitasnya adalah data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS Versi 20 yaitu

    One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat

    signifikan > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-

    sampel tersebut homogen.

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Homogenitas Posttest

    Test of Homogeneity of Variances Nilaiposttest

    Levene

    Statistic

    df1 df2 Sig.

    ,319 1 38 ,575

    Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas sebesar

    0,575. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya > 0,05.

    Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh hasil bahwa 0,575 > 0,05 jadi dapat

  • 59

    disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol

    dinyatakan berasal dari kelas yang homogen.

    4.4.3 Uji t Posttest

    Pengujian dengan menggunakan uji t juga dilakukan terhadap hasil

    posttest peserta didik setelah deberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian ini

    juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta

    didik antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Make A

    Match berbantuan media video dan gambar dengan kelas kontrol yang

    menggunakan metode ceramah. Data dianalisisi menggunakan teknik uji t dengan

    program SPSS Versi 20.

    Tabel 4.10 merupakan uji t hasil belajar peserta didik setelah melakukan

    tindakan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Make A

    Match betrbantuan media video dan gambar dengan kelas kontrol yang

    menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

  • 60

    Tabel 4.10

    Uji t Posttest Peserta didik

    Independent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. t df Sig.

    (2-

    taile

    d)

    Mean

    Diffe

    rence

    Std.

    Error

    Differe

    nce

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    nilaipo

    sttest

    Equa

    l

    varia

    nces

    assu

    med

    ,319 ,575 1,26

    7 38 ,213 1,970 1,555 -1,177 5,117

    Equa

    l

    varia

    nces

    not

    assu

    med

    1,26

    5

    36,2

    57 ,214 1,970 1,557 -1,186 5,126

    Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.10 nilai t sebesar 1,267 dengan

    probabilitas signifikan (sig. 2-tailed) dengan probabilitas signifikan (>0,05) yaitu

    0,213 dan perbedaan berkisar antara -1,177 – 5,117 (lower-upper). Sehingga H0

    diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh model make a macth

    berbantuan media video dan gambar pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri

    Cukil 01.

    4.5 Pembahasan Penelitian

    Dalam pembelajaran IPA sangat banyak sekali model-model pembelajaran

    yang dapat digunakan didalamnya. Model-model pembelajaran tersebut

    diantarannya adalah jigsaw (model Tim Ahli), STAD (Students Teams-

    Achievement Divisions), Think Pair and Share (Pikir Bareng dan Berbagi),

    Cooperative Script, Numbered Heads Together (Kepala Bernomer), Snowball

    Throwing (Gelendungan Bola Salju), Example Non Example, Problem Based

    Intruction/PBI (Pembelajaran Berbasis Masalah), Role Playing (Bermain Peran),

  • 61

    Articulation (Model Artikulasi), Debate (Debat), Group Investigation (Grup

    Peneliti), Student Fasilitator and Expailing/SFE (Fasilitas Oleh Peserta didik),

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Picture and Picture,

    dan Make A Match (mencari Pasangan) (Hosman, 2014: 246-259). Sementara

    pembelajaran IPA yang dilakukan di SD Negeri Cukil 01 masih banyak dilakukan

    secara konvesional, guru hanya menggunakan metode ceramah saja, atau hanya

    terpacu pada buku paket saja, sehingga hasil belajar peserta didik masih rendah.

    Oleh karena itu sebagai guru yang profesional hendaknya dapat memilih dan

    menerapkan model pembelajaran yang efektif agar materi yang dipelajari oleh

    peserta didik dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar.

    Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap

    jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat

    terpenuhi. Sehingga peneliti tertarik untuk membandingkan strategi pembelajaran

    yang ditinjau dari hasil belajar dalam mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam

    (IPA) adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati

    yang diamati (dalam kardi dan nur, 1994:1). Menurut Hendro Darmojo (dalam

    Uman Samantowo 2009:2) adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu

    yang diketahui oleh peserta didik. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan

    yang rasional dan objek tentang alam semesta dan segala isinya. Sedangkan

    menurut Nash (dalam Usman Samatowo 2009:2) menyatakan bahwa IPA itu

    adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Pembelajaran IPA di SD

    merupkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga

    dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar dibutuhkan model-model

    pembelajaran yang efektif seperti yang sudah tertera di atas.

    Dari beberapa model pembelajaran tersebut, peneliti tertarik untuk

    melakukan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan salah satu model

    pembelajaran yang efektif yaitu model pembelajaran Make A Match berbantuan

    media video dan gambar.

    Penellitian ini diawali dengan memberi pretest pada peserta didik kelas 5A

    dan 5B SD Negeri Cukil 01 Kecamatan tengaran, Kabupaten Semarang dengan

    materi sifat-sifat cahaya. Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelas

  • 62

    tersebut, kemudian kedua kelas diberikan tes (posttest), yang nantinya data hasil

    posttest tersebut digunakan untuk kepentingan analisa serta pengujian hipotesis.

    Berdasarkan hasil analisi pretest pada peserta didik kelas 5A dan 5B SD

    Negeri Cukil 01 menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Artinya data

    berdestribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan

    dan kedua kelas sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan awal yang

    sama sehinggak kelas eksperimen yaitu kelas 5A mendapatkan treatment yaitu

    menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan gambar

    sedangkan untuk kelas 5B mendapat treatment menggunakan metode ceramah.

    Selain diberi treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest

    atau tes akhir.

    Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan bahwa kegiatan

    belajar mengajar pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari

    persiapan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan prosedur dalam model

    pembelajaran Make A Match berbantuan media video dan gambar.

    Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil

    belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

    kontrol. Hal ini dibuktikan pada nilai rata-rata hasil belajar untuk posttest pada

    kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 84,44 pada

    kelas eksperimen dan 74,09 pada kelas kontrol. Selisih dari rata-rata posttest kelas

    eksperimen dan kelas kontrol adalah 10,35. Dari hasil posttest tersebut

    dibandingkan dengan nilai pretest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan

    yaitu nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen 73,05 sedangkan nilai rata-rata

    posttest kelas eksperimen 84,44. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya

    peningkatan sebanyak 11,38 pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol

    mengalami kenaikan yaitu nilai pada pretest kelas kontrol 73,68 sedangkan nilai

    rata-rata posttest kelas kontrol 74,09. Hal tersebut menunjukkan adanya

    peningkatan yaitu 74,09 pada kelas kontrol. Uraian di atas menunjukkan tdak ada

    pengaruh yang signifikan antara rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen.

    Berdasakan pada hasil analisis uji t hasil belajar pada Tabel 4.10 pada

    kolom F test (Levenes Test) diatas bernilai 0,319 dan dengan nilai signifikannya

  • 63

    (> 0,05) yaitu bernilai 0,575. Sedangkan hasil uji t pada tabel tersebut diketahui

    bahwa nilai T sebesar 1,267 dengan probalitas signifikan (> 0,05) yaitu 0,213 dan

    perbedaan berkisar antara -1,177 – 5,177 (lower-upper). Maka H0 diterima dan Ha

    ditolak artinya bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan

    menggunakan model Make A Match berbantuan media video dan gambar ternyata

    tidak terdapat pengaruh antara model Make A Match terhadap hasil belajar peserta

    didik pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Cukil 01 Kecamatan Tengaran,

    Kabupaten Semarang.

    Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rejeki

    (2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Widhiastutik (2014). Penelitian tersebut menyatakan bahwa H0 diterima dan Ha

    ditolak yang berarti medel pembelajaran Make A Match tidak memiliki pengaruh

    yang signifikan ditinjau dari hasil belajar IPA.

    Hasil uji t yang menyatakan bahwa H0 diterima atau tidak ada pengaruh

    yang signifikan antara model Make A Match berbantuan media video dan gambar

    ditinjau dari hasil belajar IPA, dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor

    pertama dapat ditinjau dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan, peneliti

    mendapatkan beberapa persamaan kendala yang dialami masing-masing guru

    dalam menerapkan masing-masing model. Kendala yang sama yaitu pada saat

    guru mengarahkan kepada peserta didik untuk memberikan alasan. Dalam model

    pembelajaran Make A Match, peneliti mengalami kesulitan pada saat peserta didik

    melakukan pencarian kartu jawaban maupun kartu soal.

    Dilihat dari lembar observasi yang telah diisi oleh guru kelas 5 yang dalam

    pelaksanaan pembelajaran bertindak sebagai observer dan peneliti bertindak

    sebagai guru, ada dua langkah dari kegiatan yang dilaksanakan peneliti tidak

    sesuai dengan RPP. Hal ini menyebabkan masing-masing peneliti hanya

    melaksanakan 92,30% kegiatan sesuai dengan RPP. Presentase tersebut diperoleh

    dari jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan peneliti : jumlah keseluruhan

    kegiatan yang harus dilaksanakan peneliti x 100%. Dalam hal ini peneliti di kelas

    eksperimen ada 24 kegiatan yang dilaksnakan peneliti dan 26 keseluruhan

    kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti. Sedangkan di kelas kontrol ada 23

  • 64

    kegiatan yang dilaksanakan peneliti dan 25 keseluruhan kegiatan yang harus

    dilakukan. Jadi,

    Kegiatan yang peneliti laksanakan =banyak kegiatan yang telah dilakukan

    banyak kegiatan yang harus dilakukanx 100%

    =24

    26x 100%

    = 92,30% kelas eksperimen

    Kegiatan yang peneliti laksanakan =banyak kegiatan yang telah dilakukan

    banyak kegiatan yang harus dilakukanx 100%

    =23

    25x 100%

    = 92% kelas kontrol

    Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh terhadap

    pencapaian pelaksanaan pembelajaran yang signifikan antara kelas eksperimen

    dengan kelas kontrol.