BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10232/5/T1...Pada...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10232/5/T1...Pada...
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tiap siklus yang dilakukan
selama proses penelitian berlangsung.
4.1. Deskripsi Siklus I
Dalam deskripsi siklus I akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran dalam siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam siklus I terdiri dari 3 perencanaan pertemuan
dengan rincian sebagai berikut :
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Mei 2016 jam
pelajaran pertama sampai kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Siswa
yang mengikuti pembelajaran 16 siswa. Pada pertemuan ini guru membahas
mengenai menentukan volume kubus dan balok. Langkah-langkah
pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam,
berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan guru memberikan apersepsi dengan
cara menunjukkan sebuah benda yang ditutup kain, guru membuka penutup
kemudian bertanya kepada siswa “Nah, ada benda apa ini ?” “Disini ada 2
kotak besar yaitu kotak A dan kotak B. berbentuk apakah kotak A dan kotak
B? di dalam kedua kotak ini terdapat kotak kue, berbentuk apa kotak kue ini?
Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak A? Berapa banyak kotak
kue yang ada di dalam kotak B? Bagaimana caramu menghitungnya?. Setelah
64
65
menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan. Hal yang paling penting disampaikan pada awal pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah menyampaikan
orientasi masalah kepada siswa. Guru menyampaikan masalah yaitu ada dua
buah kotak yaitu kotak A dan B. Kotak A berbentuk kubus dan berisi kubus-
kubus kecil, sedangkan kotak B berbentuk balok berisi kotak kue. Berapa
banyak kubus-kubus kecil yang dapat mengisi kotak A? Dan berapa banyak
kotak kue yang mengisi kotak B? Bagaimana cara menentukan volume kubus
dan balok?
Kegiatan selanjutnya guru menggali pengetahuan siswa dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi cara
menentukan volume kubus dan balok.
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dengan cara setiap anak
diberi sebuah permen, kemudian siswa yang mendapatkan permen yang
sama kan menjadi sebuah kelompok yang beranggotakan 4 anak. Setelah
semua siswa menata tempat duduk dalam kelompok, lalu guru menjelaskan
arahan atau aturan dalam sebuah kelompok kemudian guru membagi
lebmbar permaslahan kepada setiap kelompok untuk dipecahkan secara
bersama-sama. Selanjutnya siswa memulai berdiskusi dengan kelompoknya
menegai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan cara menentukan volume
kubus dan balok. Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati,
memotivasi, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru
membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan cara menentukan volume kubus dan balok.
Selanjutnya guru membimbing masing-masing kelompok dalam
menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Tiap kelompok mendapatkan
giliran dalam menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Dalam
presentasi kelompok, siswa membuat sebuah bangun ruang dengan volume
yang sudah ditentukan dan sisi-sisi yang mereka temukan kemudian siswa
menuliskan dalam tabel yang sudah disediakan. Siswa yang lain merancang
bangun ruang dengan volume yang sudah ditentukan dengan menggunakan
66
peraga kubus satuan. Dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas
penyelesaian maslah dan memerikan saran perbaikan atas hasil presentasi
yang telah disampaikan.
Setelah selesaimelakukan pembahasan masalah, guru membimbing
siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan diskusi kelompok
yang telah disampaikan. Kemudian guru meluruskan setiap kesalahan
yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.
Dalam kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilakukan, bahwa cara menentukan volume kubus
yaitu sisix sisi x sisi dan untuk menentukan volume balok adalah dengan
cara panjang kali lebar kali tinggi. Selanjutnya guru melakukan refleksi
pembelajaran, Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 Mei 2016.
Pada jam pertama dan kedua. Siswa mengikuti pembelajaran berjumlah 16
siswa. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai cara menentukan
panjang, lebar, tinggi atau sisi pada kubus jika volume dan sisi yang ada
sudah diketahui. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, dan
mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, mempresensi
kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengulas
materi sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai siswa seusai pembelajaran. Guru mengingatkan kembali
masalah jumlah kotak kue yang ada di dalam kotak mika.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi dan penjelasan
kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kubus satuan dan
lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Guru
memanfaatkan media kubus satuan sebagai alat peraga siswa dalam
menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam
67
menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru berkeliling ke setiap kelompok
untuk mengamati, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah.
Kemudian guru membimbing masing-masing kelompok untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Guruuu memberi
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari
kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya.
Guru memberipenguatan terhadap jawaban isswa yang telah
disampaikan. Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan
mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah
disampaikan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila
terdapat hal-hal yang belum jelas.
Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan bahwa cara menemukan rumus untuk menghitung panjang jika
volume, lebar dan tinggi diketahui, yaitu dengan cara volume bagi lebar kali
tinggi, cara menentukan rumus untuk menghitung lebar jika volume,
panjang dan tinggi diketahui yaitu dengan cara volume bagi panjang kali
tinggi. Dan cara menentukan rumus mencari tinggi jika volume, panjang
dan lebar diketahui yaitu dengan cara menghitung volume bagi panjang kali
lebar. Cara menentukan sisi pada kubus jika volume sudah diketahui yaitu
dengan menarik akar pangkat tiga dari jumlah volume kubus.
Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan,
keudian guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya yaitu akan
diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk
belajar agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2016. Pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut
agamanya masing-masing, memeriksa kehadiran siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan
68
mengingatkan siswa pada masalah yang telah disampaikan dalam pertemuan
pertama, yaitu cara menghitung volume kotak kue yang ada di dalam kotak
mika. Setelah itu guru memberi kesempatan isswa untuk menampung
jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada pertemuan ketiga, guru mengulang materi pada pertemuan
pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya. Terlebih
dahulu guru memberikan kesempatan siswa untuk membeaca dan
memahami kembali materi pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
memberikan waktu siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.
Selanjutnya guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa untuk
dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi
dikumpulkan.
Pada kegiatan akhir, siswa dengan arahan guru memberikan refleksi
pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
4.1.2. Pelaksanaan Observasi dan Tindakan Siklus I
4.1.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau 2 jam
pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan siklus I adalah:
1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Mei
2016 jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00 – 08.10 dan terdiri
dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu guru kelas VI untuk mengamati
kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keaktifan siswa dengan menerapkan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran
Matematika. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
69
volume kubus dan balok. Pelaksanaan tindakan menggunakan langkah-langkah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam,
berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan guru memberikan apersepsi dengan
cara menunjukkan sebuah benda yang ditutup kain, guru membuka penutup
kemudian bertanya kepada siswa “Nah, ada benda apa ini ?” “Disini ada 2
kotak besar yaitu kotak A dan kotak B. berbentuk apakah kotak A dan kotak
B? di dalam kedua kotak ini terdapat kotak kue, berbentuk apa kotak kue
ini? Berapa banyak kotak kue yang ada di dalam kotak A? Berapa banyak
kotak kue yang ada di dalam kotak B? Bagaimana caramu menghitungnya?.
Setelah menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diajarkan. Hal yang paling penting disampaikan pada awal
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah
menyampaikan orientasi masalah kepada siswa. Guru menyampaikan
masalah yaitu ada dua buah kotak yaitu kotak A dan B. Kotak A berbentuk
kubus dan berisi kubus-kubus kecil, sedangkan kotak B berbentuk balok
berisi kotak kue. Berapa banyak kubus-kubus kecil yang dapat mengisi
kotak A? Dan berapa banyak kotak kue yang mengisi kotak B? Bagaimana
cara menentukan volume kubus dan balok?. Kegiatan selanjutnya guru
menggali pengetahuan siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan materi cara menentukan volume kubus dan balok.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dengan
cara setiap anak diberi sebuah permen, kemudian siswa yang mendapatkan
permen yang sama kan menjadi sebuah kelompok yang beranggotakan 4
anak. Setelah semua siswa menata tempat duduk dalam kelompok, lalu guru
menjelaskan arahan atau aturan dalam sebuah kelompok kemudian guru
membagi lembar permasalahan kepada setiap kelompok untuk dipecahkan
70
secara bersama-sama. Selanjutnya siswa memulai berdiskusi dengan
kelompoknya menegai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan cara
menentukan volume kubus dan balok. Guru berkeliling ke setiap kelompok
untuk mengamati, memotivasi, dan membantu siswa dalam proses
pemecahan masalah. Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa
dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan cara menentukan volume
kubus dan balok. Selanjutnya guru membimbing masing-masing kelompok
dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Tiap kelompok
mendapatkan giliran dalam menyampaikan hasil kerja kelompok di depan
kelas. Dalam presentasi kelompok, siswa membuat sebuah bangun ruang
dengan volume yang sudah ditentukan dan sisi-sisi yang mereka temukan
kemudian siswa menuliskan dalam tabel yang sudah disediakan. Siswa yang
lain merancang bangun ruang dengan volume yang sudah ditentukan dengan
menggunakan peraga kubus satuan. Dengan mengacu jawaban siswa, guru
membahas penyelesaian masalah dan memerikan saran perbaikan atas hasil
presentasi yang telah disampaikan.
Setelah selesai melakukan pembahasan masalah, guru membimbing
siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan diskusi kelompok
yang telah disampaikan. Kemudian guru meluruskan setiap kesalahan
yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilakukan, bahwa cara menentukan volume kubus
yaitu sisi x sisi x sisi dan untuk menentukan volume balok adalah dengan
cara panjang x lebar x tinggi. Selanjutnya guru melakukan refleksi
pembelajaran, Kemudian guru mengakhiri pembelajran dengan
mengucapkan salam
2. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan
pada Senin, tanggal 9 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi
71
waktu 2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.10. Siswa yang mengikuti
pembelajaran berjumlah 16 siswa. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga
kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan ini guru membahas mengenai cara menentukan panjang,
lebar, tinggi atau sisi pada kubus jika volume dan sisi yang ada sudah
diketahui.
a. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dilanjutkan dengan berdoa, dan mengkondisikan siswa untuk siap menerima
pelajaran, mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan
apersepsi dengan mengulas materi sebelumnya. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa seusai
pembelajaran. Guru mengingatkan kembali masalah jumlah kotak kue yang
ada di dalam kotak mika.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi
dan penjelasan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kubus
satuan dan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelompoknya.
Guru memanfaatkan media kubus satuan sebagai alat peraga siswa dalam
menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam
menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru berkeliling ke setiap kelompok
untuk mengamati, dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah.
Kemudian guru membimbing masing-masing kelompok untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Guru memberi
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari
kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya.
Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa yang telah
disampaikan. Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan
mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah
72
disampaikan. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila
terdapat hal-hal yang belum jelas.
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan bahwa cara menemukan rumus untuk menghitung panjang jika
volume, lebar dan tinggi diketahui, yaitu dengan cara volume bagi lebar kali
tinggi, cara menentukan rumus untuk menghitung lebar jika volume,
panjang dan tinggi diketahui yaitu dengan cara volume bagi panjang kali
tinggi. Dan cara menentukan rumus mencari tinggi jika volume, panjang
dan lebar diketahui yaitu dengan cara menghitung volume bagi panjang kali
lebar. Cara menentukan sisi pada kubus jika volume sudah diketahui yaitu
dengan menarik akar pangkat tiga dari jumlah volume kubus.
Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan,
kemudian guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya yaitu akan
diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk
belajar agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2016. Pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa menurut
agamanya masing-masing, memeriksa kehadiran siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan siswa pada masalah yang telah disampaikan dalam pertemuan
pertama, yaitu cara menghitung volume kotak kue yang ada di dalam kotak
mika. Setelah itu guru memberi kesempatan isswa untuk menampung
jawaban siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada pertemuan ketiga, guru mengulang materi pada pertemuan
pertama dan kedua yang telah dilaksanakan pada hari sebelumnya. Terlebih
dahulu guru memberikan kesempatan siswa untuk membaca dan memahami
73
kembali materi pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru bertanya jawab
mengenai cara menghitung volume kubus dan balok dari permasalahan yang
sudah disampaikan pada pertemuan pertama. Kemudian guru memberikan
waktu siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. Selanjutnya
guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa yang berjumlah 10 soal
untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai dikerjakan lembar evaluasi
dikumpulkan.
Pada kegiatan akhir, siswa dengan arahan guru memberikan refleksi
pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa dan menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
4.1.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus I
Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada
proses pembelajaran sesuai pada lembar observasi yang mengacu pada
langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Observasi siklus pertama meliputi observasi terhadap kegiatan guru
dan kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru
dan siswa dijelaskan sebagai berikut :
a) Observasi terhadap kegiatan guru
Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran
Problem Based Learning dilakukan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I
dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah
terlaksana dengan baik.
Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus pertama dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
74
Tabel 12
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siklus I
No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN
1 Guru mengajak siswa untuk berdoa. √ √
2 Guru memeriksa kehadiran siswa. √ √
3 Guru menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik. √ √
4 Guru melakukan apersepsi dan
memberikan motivasi kepada siswa. √ √
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √
6 Guru memberikan orientasi masalah. √ √
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
7 Guru menyampaikan informasi kepada
siswa. √ √
8
Guru bertanya jawab kepada siswa
bagaimana cara menentukan volume
kubus dan balok.
√ √
9 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. √ √
10 Guru membagi alat dan bahan kepada
setiap kelompok. √ √
11
Guru memberikan masing-masing
kelompok permasalahan untuk
didiskusikan bersama masing-masing
kelompok.
√ √
12 Guru meminta siswa menyelesaikan
permasalahan sesuai kelompok. √ √
13 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir dan bertindak. √ √
14
Guru mendorong masing-masing siswa
untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai permasalahan.
√ √
15
Guru mendorong siswa melaksanakan
diskusi kelompok untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
√ √
16
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
√ √
17 Guru memberikan soal evaluasi. √ √
75
Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan I dalam menerapkan
pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika di
kelas 5 SDN Kauman Kidul menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan
guru terhadap pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I
pertemuan I dari 22 indikator , terdapat 2 indikator yang belum terlaksana
dengan baik dan perlu ditingkatkan oleh guru yaitu mendorong masing-
masing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai permasalahan
dan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.. Berdasarkan lembar
observasi tersebut, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan sintak mencapai 90,90% atau sebanyak 20 indikator dari 22
indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas.
Hasil observasi kegiatan guru siklus I pertemuan kedua mengalami
peningkatan dibandingkan kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama,
dari 22 indikator pada kegiatan pembelajaran 21 indikator sudah terlaksana.
Berdasarkan lembar observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 95,45 % atau sebanyak
21 indikator dari 22 indikator sesuai dengan tindakan yang dilakukan di
kelas. Terdapat 1 indikator yang belum terlaksana yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran.
No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
KEGIATAN AKHIR
PEMBELAJARAN
19 Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran. √ √
20 Guru melakukan refleksi pada proses
pembelajaran. √ √
21
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
√ √
22 Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam. √ √
Jumlah 20 2 21 1
Persentase 90,90% 9,09% 95,45% 4,55%
76
b) Observasi terhadap kegiatan siswa
Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas 5 SD N Kauman
Kidul Salatiga dengan penerapan pembelajaran Problem Based Learning
siklus I dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 13
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) Siklus I
No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak
PRA PEMBELAJARAN
1 Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing.
√ √
2 Siswa berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
√ √
3 Absensi √ √
4 Kesiapan dalam menerima pelajaran. √ √
KEGIATAN AWAL
5 Siswa mendengarkan dan manjawab
penjelasan awal atau apersepsi.
√ √
KEGIATAN INTI
6 Siswa mendengarkan orientasi masalah
dalam pembelajaran
√ √
7 Keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapat/ jawaban dari masalah yang
disampaikan.
√ √
8 Siswa duduk secara berkelompok. √ √
9 Siswa melakukan diskusi dengan
kelompoknya dengan baik.
√ √
10 Keterlibatan siswa dalam penggunaan alat
peraga.
√ √
11 Kerja sama siswa dalam melakukan
diskusi kelompok.
√ √
12 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok √ √
13 Aktif mencatat penjelasan yang diberikan. √ √
14 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. √ √
15 Menyelesaikan evaluasi dengan jujur dan
tepat waktu.
√ √
KEGIATAN AKHIR
16 Kemampuan siswa dalam membuat
kesimpulan.
√ √
Jumlah skor 14 2 15 1
Persentase 87,5% 12,5% 93,75% 6,25%
77
Berdasarkan tabel 10 mengenai hasil observasi kegiatan siswa pada
penerapan pembelajaran Problem Based Learning siklus I pertemuan
pertama dari 16 indikator, terdapat 2 indikator yang belum dilaksanakan
oleh guru dan perlu ditingkatkan oleh siswa yaitu keberanian siswa dalam
menyampaikan pendapat atau jawaban dari masalah yang disampaikan, dan
aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan. Berdasarkan lembar
observasi tersebut, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan sintak mencapai 87,5% atau sebanyak 14 indikator dari 16 indikator
sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Observer memberikan
tanda (√) pada kolom tidak karena siswa belum bisa mempunyai keberanian
untuk memberikan jawaban atau pendapat dari masalah yang disampaikan
dan belum mencatat berbagai penjelasan yang diberikan guru.
Berdasarkan tabel 10 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus I
pertemuan kedua dari 16 indikator, terdapat 15 indikator yang sudah
terlaksana dan 1 indikator yang belum terlaksana. Kegiatan siswa pada
siklus I pertemuan kedua sudah mengalami peningatan dibandingkan siklus
I pertemuan pertama. Berdsasarkan lembar observasi tersebut, langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak mencapai 93,75%
atau sebanyak 15 indikator dari 16 indikator sesuai dengan tindakan yang
dilakukan di kelas. Terdapat 1 indikator belum dilaksanakan oleh siswa
yaitu aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan.
4.1.3. Hasil Tindakan Siklus I
Hasil tindakan pada siklus I diperoleh dari hasil belajar Matematika
siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul dengan penerapan pembelajaran
model Problem Based Learning (PBL) dalam materi volume kubus dan
balok.
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) oleh guru
maka dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan
78
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh dari masing-
masing siswa. Tingkat keberhasilan penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dapat diukur dari data hasil belajar Matematika apakah
sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Evaluasi pembelajaran
dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Soal evaluasi berbentuk uraian dengan
jumlah 10 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan
siswa siklus I:
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SD N Kauman Kidul Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016
No Interval Frekuensi Persentase
1 47 - 57 8 50 %
2 58 - 68 1 6,25 %
3 69 - 79 0 0 %
4 80 - 90 5 31,25%
5 91 - 100 2 12,5%
Jumlah 16 100 %
Nilai Rata-rata 69,06
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 11 mengenai rekap hasil observasi penilaian
pengetahuan hasil belajar siswa siklus I dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai 47-57 sebanyak 8 siswa dengan presentase 50%. Siswa
yang mendapat nilai 58-68 sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,25%.
Siswa yang mendapat nilai 69-79 tidak ada dengan persentase 0%. Siswa
yang mendapat nilai 80-90 sebanyak 5 siswa dengan persentase 31,25%.
Dan siswa yang mendapat nilai 91-100 sebanyak 2 siswa dengan persentase
12,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi penilaian
pengetahuan siswa siklus I adalah 69.06 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai
79
terendah 50. Dari tabel di atas diperoleh data yang menunjukkan bahwa ada
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.
Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus I
pada tabel 11, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
47-57 58-68 69-79 80-90 91-100
Hasil Belajar Matematika Siklus I
Interval Nilai
Gambar 3
Kurva Hasil Belajar Matematika Siklus I
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus I kemudian peneliti
melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yang
tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 15
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase(%)
Tuntas ≥60 9 56,25%
Tidak Tuntas <60 7 43,75%
Jumlah 16 100%
Rata-rata 69,06
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 50
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa hanya separuh dari siswa kelas 5
SD Negeri Kauman Kidul yang sudah mencapai KKM, yakni 9 dari 16
80
siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase 56,25%. Sedangkan
ada 7 siswa yang belum mencapai KKM atau dengan persentase 43,75%.
Rata-rata hasil belajar Matematika siswa pada siklus I adalah 69,06 nilai
tertinggi 95, dan nilai terendah 50. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar
Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul siklus I pada tabel 12
dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:
00
56,25%43,75%
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 4
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 5 tentang persentase ketuntasan hasil belajar
Matematika siklus I dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar
Matematika yang diperoleh pada pretest. Pada siklus I ada 9 siswa yang
mencapai KKM atau 56,25% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yaitu ≥80% siswa mencapai KKM (KKM=60) belum
berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar Matematika dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) maka
penelitian dilanjutkan siklus II.
4.1.4. Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan dan obsrvasi pada siklus I pertemuan
pertama, kedua dan ketiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi
terhadap keseluruhan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi
81
dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan
pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-
hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menyusun rencana
kegiatan pada siklus II dan juga untuk menentukan keberhasilan indikator
kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Problem
Based Learning (PBL) pada siklus I masih banyak kendala. Kendala
tersebut antara lain :
1. Guru mendorong masing-masing siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai permasalahan.
2. Siswa masih kurang aktif mengemukakan pendapatnya. Hanya
beberapa siswa yang menjawab pertanyaan guru.
3. Kurang aktifnya siswa dalam menanyakan hal yang belum jelas.
4. Ada beberapa siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM
(KKM=60)
5. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
belum terbiasa diterapkan di dalam kelas, sehingga membuat siswa
masih merasa kebingungan.
Untuk mengatasi kendala pada siklus I, maka dilakukan perbaikan
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik.
Perbaikan tersebut antara
1. Guru mendorong masing-masing siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai permasalahan.
2. Selain memberikan pertanyaan secara klasikal, guru sebaiknya juga
memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh masing-masing siswa.
Guru dapat menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan
(diusahakan semua siswa secara bergiliran diberi pertanyaan oleh guru
untuk dijawab secara individu oleh siswa).
3. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas.
82
4. Guru memberikan penjelasan secara jelas dengan kalimat yang mudah
dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak merasa kebingungan saat
permainan berlangsung.
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan
model pembelajaran cooperative learning seperti Problem Based
Learning (PBL) sehingga siswa terbiasa bekerja dalam kelompok.
4.2. Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan. Berdasarkan
catatan perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran Matematika menggunakan
model Problem Based Learning masih terdapat siswa yang belum mempunyai
keaktifan tiggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, masih terdapat siswa
yang belum mencapai KKM, dan kurangnya keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapatnya di dalam kelas, maka di dalam siklus II ini dilakukan
perbaikan kembali agar pembelajaran dengan model Problem Based Learning
(PBL) terlaksana dengan baik.
4.2.1. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.
Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran siklus
I. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Rencana tindakan untuk pertemuan pertama yaitu peneliti menentukan
standar kompetensi (SK) yakni 4.Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar
(KD) 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan
balok. Indikator yang dipakai pada pertemuan pertama adalah 4.1.1.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume
bangun ruang kubus. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti juga
83
menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu sebuah
aquarium yang berbentuk kubus. Serta benda-benda disekitar yang
berbentuk kubus dam balok seperti kotak tisu, kotak susu dan 1 rim kertas
HVS.
2) Pertemuan ke dua
Rencana tindakan pada siklus II pertemuan ke dua merupakan tindak
lanjut dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke
dua adalah (4.2.2). Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan
dengan volume bangun ruang balok. Peneliti menyiapkan alat peraga yang
menunjang pembelajaran berupa sebuah akuarium yang berbentuk balok,
kotak sabun mandi, kotak snack dan kotak susu.
3) Pertemuan ke tiga
Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan
sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pada siklus II. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 5 soal
uraian.
4.2.2. Pelaksanaan Observasi dan Tindakan Siklus I
4.2.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit
atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:
1. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 pukul 07.00-08.10. Siswa yang
mengikuti 16 siswa. Terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Pada pertemuan ini guru membahas mengenai menyelesaikan masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan kubus dan balok. Awalnya guru masuk
84
kelas dengan mengucapkan salam, berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
Kemudian kuru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran
matematika, guru memberikan apersepsi dengan cara bertanya kepada
siswa, apakah kalian mempunyai aquarium dirumah? Berbentuk apakah
aquarium itu? Berisi berapa liter air dalam aquarium tersebut? Berdasarkan
jawaban siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
hari ini, kemudian guru juga memberikan motivasi penguatan kepada siswa
agar lebih semangat lagi saat mengikuti pembelajaran. Hal yang paling
penting disampaikan pada awal pembelajaran menggunakan model
pembelajaran PBL adalah menyampaikan orientasi masalah kepada siswa.
Guru menyampaikan masalah yaitu pertama guru menunjukkan sebuah
Andi mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan sisi 40 cm.
Akuarium tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang dibutuhkan?
Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, pertama-tama guru menggali pengetahuan siswa
dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang sudah dijelaskan mengenai cara menghitung volume kubus dan balok.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kemudian guru memberikan
informasi mengenai materi volume kubus dan balok kepada siswa dengan
menggunakan konsep matematika yang benar, agar siswa lebih memahami
dan mudah dalam menyelesaikan masalah. Guru membagi siswa dalam 4
kelompok dengan cara setiap orang diberi sebuah gambar kartun kemudian
siswa yang mendapatkan gambar yang sama akan menjadi sebuah kelompok
kecil yang beranggotakan 4 siswa. Karena tempat duduk sudah ditata rapi
seperti yang kemarin, maka guru langsung meminta siswa duduk sesuai
kelompoknya dan guru menjelaskan arahan atau aturan dalam sebuah
kelompok. Kemudian guru membagikan lembar permasalahan yang
berbeda-beda kepada setiap kelompok untuk dipecahkan secara bersama-
sama.selanjutnya kelompok mulai melakukan diskusi dengan kelompoknya
85
mengenai hasil kerja mereka yang berkaitan dengan memecahkan masalah
sehari-hari berkaitan dengan volume kubus.
Guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati, memotivasi,
dan membantu siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru membimbing
masing-masing siswa dari perwakilan kelompok dalam menyampaikan hasil
kerja kelompoknya. Tiap kelompok mendapatkan giliran dalam
menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Ternyata semua
kelompok sudah menjawab dengan benar sesuai langkah-langkahnya. Guru
juga Dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian
masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah
disampaikan.Guru membimbing siswa dalam menganalisis dan
mengevaluasi hasil laporan diskusi setiap kelompok yang telah
disampaikan. Selanjutnya guru menegaskan dan meluruskan setiap
kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok.Kemudian siswa
diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.
c) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilakukan yaitu cara menyelesaikan masalah
sehari-hari berkaitan dengan materi volume kubus. Selanjutnya guru
melakukan refleksi melalui beberapa pertanyaan. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Mei 2016
pada jam pertama dan kedua, siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah
16 siswa. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai penyelesaian
masalah sehari-hari yang berhubungan dengan volume bangun ruang balok.
a) Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa
dan langsung mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan
apersepsi dengan membahas masalah yang disampaikan pada pertemuan
86
pertama yaitu Andi mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan
sisi 40 cm. Akuarium tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang
dibutuhkan? Guru memotivasi siswa dan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan selanjutnya guru memberikan informasi dengan
menunjukkan secara langsung benda-benda yang akan digunakan sebagai
alat peraga siswa. Kemudian guru membagi kelas menjadi 4 kelompok Guru
membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan mencari solusi pemecahan masalahnya sesuai langkah-
langkahnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir dan
saling mengemukakan pendapatnya bersama dalam menyelesaikan masalah,
kemudian guru berkeliling ke setiap kelompok untuk mengamati,
menanyakan tentang permasalahan yang belum jelas dan membantu
siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru membantu setiap kesulitan
yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.
Guru membimbing masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas kepada teman-teman lainnya. Guru juga
memberikan penegasan bahwa maju menjawab harus sesuai dengan
langkah-langkahnya. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang mempresentasikan
hasilnya. Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa yang telah
disampaikan. Setelah selesai memberikan penguatan kepada siswa, guru
membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil laporan
diskusi setiap kelompok yang telah disampaikan.Selanjutnya siswa diberi
kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas.
c) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan. Selanjutnya guru melakukan refleksi melalui beberapa
pertanyaan. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada
pertemun selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan
87
sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus II yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 pukul 07.00-08.10.
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan langsung
mempresensi kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan
membahas masalah yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu Andi
mempunyai sebuah akuarium berbentuk kubus dengan sisi 40 cm. Akuarium
tersebut akan disi air nya. Berapa liter air yang dibutuhkan?. Guru
menampung jawaban siswa. Dari jawaban siswa selanjutnya guru
membahas masalah tersebut. Kemudian guru memriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Kegiatan Evaluasi yang diberikan
berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Sebelum
membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa
tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa
tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar
jawab oleh guru kepada masing-masing siswa. Siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai
akhir.
4.2.2.2. Pelaksanaan Observasi Siklus II
Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada
proses pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada
langkah-langkah penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Observasi Siklus II meliputi observasi terhadap kegiatan guru dan
kegiatan siswa. Secara rinci hasil dari observasi terhadap kegiatan guru dan
kegiatan siswa dijelaskan sebagai berikut:
88
a) Observasi terhadap Kegiatan Guru
Observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dilakukan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Hasil dari observasi terhadap kegiatan guru siklus II dalam
menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah terlaksana
dengan baik. Hasil rekapitulasi observasi kegiatan guru pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) Siklus II
No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
I PRA PEMBELAJARAN
1 Guru mengajak siswa untuk berdoa. √ √
2 Guru memeriksa kehadiran siswa. √ √
3 Guru menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik. √ √
4 Guru melakukan apersepsi dan memberikan
motivasi kepada siswa. √ √
5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √
6 Guru memberikan orientasi masalah. √ √
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
7 Guru menyampaikan informasi kepada
siswa. √ √
8
Guru bertanya jawab kepada siswa
bagaimana cara menentukan volume kubus
dan balok.
√ √
9 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. √ √
10 Guru membagi alat dan bahan kepada setiap
kelompok. √ √
11
Guru memberikan masing-masing
kelompok permasalahan untuk didiskusikan
bersama masing-masing kelompok.
√ √
12 Guru meminta siswa menyelesaikan
permasalahan sesuai kelompok. √ √
13 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir dan bertindak. √ √
14
Guru mendorong masing-masing siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
permasalahan.
√ √
89
Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning
(PBL) sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada siklus I. Hasil
observasi kegiatan guru siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan
dibandingkan kegiatan guru pada siklus I. Ada 22 indikator yang digunakan
keseluruhan indikator sudah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan
dapat diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar Matematika menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pertemuan pertama siklus II
ini sudah benar – benar dilakukan dengan baik. Guru sudah melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi yang disampaikan melalui alat peraga yang
digunakan, sehingga siswa aktif bertanya jawab dengan guru. Siswa mulai aktif
dan berani dalam mengeluarkan pendapat. Semua siswa terlihat senang dan sangat
berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) sudah meningkat dibandingkan dengan kegiatan guru pada
siklus II pertemuan pertama. Ada 22 indikator dan seluruhnya sudah terlaksana
dengan baik. Hasil observasi kegiatan guru siklus II pertemuan ke dua mengalami
No Aktivitas Guru Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
16 Guru memberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. √ √
17 Guru memberikan soal evaluasi. √ √
18 Guru memberikan penguatan terhadap
jawaban siswa. √ √
KEGIATAN AKHIR PEMBELAJARAN
19 Peserta didik bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran. √ √
20 Guru melakukan refleksi pada proses
pembelajaran. √ √
21 Guru menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan dilaksanakan selanjutnya. √ √
22 Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam. √ √
Jumlah 22 0 22 0
Persentase 100 % 0 % 100 % 0 %
90
peningkatan dibandingkan kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama. Guru
sudah melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.
b) Observasi Terhadap Kegiatan Siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), observer juga melakukan observasi
terhadap kegiatan siswa dalam penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning. Hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa kelas 5 SD Negeri
Kauman Kidul pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 17
Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Siswa dengan Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) Siklus II
No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
PRA PEMBELAJARAN
1 Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing.
√ √
2 Siswa berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
√ √
3 Absensi √ √
4 Kesiapan dalam menerima pelajaran. √ √
KEGIATAN AWAL
5 Siswa mendengarkan dan manjawab
penjelasan awal / apersepsi.
√ √
KEGIATAN INTI
6 Siswa mendengarkan orientasi masalah
dalam pembelajaran
√ √
7 Keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapat/ jawaban dari masalah yang
disampaikan.
√ √
8 Siswa duduk secara berkelompok. √ √
9 Siswa melakukan diskusi dengan
kelompoknya dengan baik.
√ √
10 Keterlibatan siswa dalam penggunaan
alat peraga.
√ √
11 Kerja sama siswa dalam melakukan
diskusi kelompok.
√ √
12 Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok
√ √
91
No Aspek-aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
14 Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
√ √
15 Menyelesaikan evaluasi dengan jujur
dan tepat waktu.
√ √
KEGIATAN AKHIR
16 Kemampuan siswa dalam membuat
kesimpulan.
√ √
Jumlah skor 16 0 16 0
Persentase 100 % 0 % 100 % 0 %
Berdasarkan tabel 14 mengenai hasil observasi kegiatan siswa siklus
II pertemuan pertama dari 16 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik.
Kegiatan siswa siklus II pertemuan pertama sudah mengalami peningkatan
dibandingkan siklus I. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II pertemuan
kedua dari 16 indikator, 100% sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan
siswa siklus II pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus I
Kegiatan guru dan kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan kedua 100% sudah terlaksana dengan baik.
4.2.3. Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus 1I diperoleh dari hasil belajar Matematika
siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul dengan penerapan pembelajaran
model Problem Based Learning (PBL) dalam materi volume kubus dan
balok.
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II dengan
menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) oleh guru
maka dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diperoleh dari masing-
masing siswa. Tingkat keberhasilan penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dapat diukur dari data hasil belajar Matematika apakah
sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Evaluasi pembelajaran
92
dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Soal evaluasi berbentuk uraian dengan
jumlah 5 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Berikut disajikan tabel mengenai rekap hasil penilaian pengetahuan
siswa siklus I:
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SD N Kauman Kidul Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016
No Interval Frekuensi Persentase
1 70 - 75 3 18,75 %
2 76 - 81 3 18,75 %
3 82 - 87 2 12,5 %
4 88 - 93 5 31,25%
5 94 - 100 3 18,75 %
Jumlah 16 100 %
Nilai Rata-rata 85,63
Nilai Tertinggi 10
Nilai Terendah 70
Berdasarkan tabel 15 mengenai rekap hasil observasi penilaian
pengetahuan hasil belajar siswa siklus II dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai 70-75 sebanyak 3 siswa dengan presentase 18,75%.
Siswa yang mendapat nilai 76-81 sebanyak 3 siswa dengan presentase
18,75%. Siswa yang mendapat nilai 82-87 sebanyak 2 siswa dengan
presentase 12,5%. Siswa yang mendapat nilai 88-93 sebanyak 5 siswa
dengan persentase 31,25%. Dan siswa yang mendapat nilai 94-100 sebanyak
2 siswa dengan persentase 18,75%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
observasi penilaian pengetahuan siswa siklus II adalah 85,63 dengan nilai
tertinggi 10 dan nilai terendah 70. Dari tabel di atas diperoleh data yang
menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.
Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus II
pada tabel 15, maka dapat dibuat diagram batang seperti pada gambar
berikut ini :
93
0
1
2
3
4
5
70-75 76-81 82-87 88-93 94-100
Hasil Belajar Matematika Siklus II
Interval Nilai
Gambar 5
Hasil Belajar Matematika Siklus II
Dari data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti
melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang
tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 19
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥60 16 100%
Tidak Tuntas <60 0 0%
Jumlah 16 100%
Rata-rata 85,63
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Dari tabel 16 menunjukkan bahwa semua siswa kelas 5 SD Negeri
Kauman Kidul yang berjumlah 16 siswa sudah mencapai KKM, dengan
persentase 100%. Rata-rata hasil belajar Matematika siswa pada siklus I
adalah 85,63 nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 70. Berdasarkan
ketuntasan hasil belajar Matematika Siklus II siswa kelas 5 SD Negeri
Kauman Kidul siklus I pada tabel 16 dapat digambarkan dalam diagram
lingkaran sebagai berikut:
94
00
100%
0%
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 7 tentang persentase ketuntasan hasil belajar
Matematika siklus II dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar
Matematika yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II semua siswa
mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yaitu ≥80% siswa mencapai KKM (KKM=60) berhasil
dengan baik.
4.2.4. Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali
pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan baik. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama
proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan
pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam mampu
memberikan pendapatnya.
Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar Matematika yang diperoleh
siswa pada siklus II dengan KKM=60 dari 16 siswa, semua siswa sudah
tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 85,63. Hal ini menunjukkan
bahwa, hasil belajar Matematika siswa sudah mencapai indikator kinerja
yang sudah ditetapkan penulis yaitu minimal 80% siswa mencapai KKM.
95
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus
II diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut oleh guru.
2. Guru mengawasi kegiatan siswa dan membimbing siswa dengan baik
saat pembelajaran berlangsung.
3. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
4. Hasil belajar Matematika mengalami peningkatan.
4.3. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yang telah dilakukan, maka
selanjutnya melakukan analisis komparatif hasil belajar antara kondisi awal, siklus
I dan siklus II, yaitu dengan membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal,
siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat diketahui peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa. Perbandingan data hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat
dilihat pada tabel 17 di bawah ini :
Tabel 20
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD
Negeri Kauman Kidul Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
1 Tuntas 6 37,5 9 56,25 16 100%
2 Tidak Tuntas 10 62,5 7 43,75 0 0%
Jumlah 16 100 16 100 16 100%
Rata-rata 43,13 69,06 85,63
Nilai tertinggi 70 95 100
Nilai terendah 20 50 70
96
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 7
Diagram Ketuntasan dan skor rata-rata Hasil Belajar Matematika pada Pra siklus,
Siklus I, Siklus II
4.4. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian, analisis ketuntasan belajar tampak bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
belajar matematika.Mengapa demikian karena peneliti membuktikan sendiri pada
siswa kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul pada saat proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa tidak
lagi terlihat bosan dan pasif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Dalam suatu pembelajaran model PBL siswa pertama diberikan suatu
masalah melalui cerita, kemudian siswa dibuat secara berkelompok, guru juga
membimbing pengalaman individu dalam diskusi kelompok melalui tanya jawab
dalam mengemukakan pendapatnya. Setelah itu guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan siswa lainnya
memberi komentar terhadap kelompok yang berpresentasi. Jadi tugas guru dalam
suatu pembelajaran menjadi berkurang karena siswa sudah terlibat langsung
dalam pembelajaran, pembelajaran model PBL juga membuat siswa lebih aktif,
kreatif, dan berani mengemukakan pendapatnya. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan refleksi dan evaluasi untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman
siswa setelah menerima pembelajaran terhadap materi yang diajarkan. Sehingga
97
hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar matematika yang didapatkan dari
hasil perolehan nilai siswa pada siklus I dan siklus II.
Perolehan hasil belajar pada siklus I dengan model pembelajaran Problem
Based Learning(PBL) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
= 60) sebanyak 9 siswa dari 16 siswa diperoleh rata-rata kelas 69,06 dengan
persentase 56,25% dan sebanyak 7 siswa atau 43,75% yang mendapatkan nilai di
bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan siklus I dikatakan
belum berhasil, karena pada awal pembelajaran guru masih merasa bingung dan
siswa belum terlalu banyak yang aktif menangkap pendapatnya. Dalam diskusi
kelompok dari beberapa siswa juga masih ada yang belum berani mengungkapkan
pendapatnya. Penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki
pembelajaran dan lebih mengoptimalkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang sesuai dengan perbaikan hasil refleksi. Perbaikan tersebut
diantaranya guru memberikan bimbingan pada setiap langkah pembelajaran, lebih
memotivasi siswa agar aktif dan keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapatnya. Selanjutnya guru juga memberikan reward kepada siswa yang
menjawab dengan benar baik secara individu maupun kelompok.
Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada tindakan
pembelajaran siklus II bahwa siswa menjadi lebih aktif,partisipatif, dan senang dalam
mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh. Hasil
ketuntasan belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60)
sebanyak 16 siswa dari 20 siswa diperoleh rata-rata dengan persentase 100% dan
tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Berdasarkan perolehan nilai
yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning(PBL) sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang memiliki keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa
Menurut Trianto (2009:96-97) kelebihan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah: (1) Realistik dengan kehidupan siswa. (2) Konsep sesuai
dengan kebutuhan siswa. (3) Memupuk sifat inkuiri siswa. (4) Retensi konsep
menjadi kuat. (5) Memupuk kemampuan problem solving.
98
Model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) cocok diterapkan pada
siswa kelas 5. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa pada saat penelitian siswa
sudah fokus dan lebih antusias ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu juga
membantu siswa mamahami materi pelajaran pemecahan masalah sehari-hari
melalui pengalaman langsung, dan dapat membangun kembali pengetahuan siswa
atau dapat membangun konsep sendiri mengenai materi yang mereka pelajari
dengan cara berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Dan ini
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Kauman
Kidul tahun pelajaran 2015/2016.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian yang relevan yang
dilakukan oleh Rizka Vitasari (2012) yang berjudul Peningkatan Keaktifan dan
Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V
SD Negeri 5 Kutasari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
PBL mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada setiap
siklus. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 62,8 atau 54,2 % dan siklus II dengan
nilai rata-rata sebesar 88,1 atau 85,4%. Jadi dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 25,3 atau 31,2 %. Pendapat yang dikemukakan oleh Rizka
Vitasari di atas juga sama dengan apa yang diterapkan oleh Sukarman (2012),
Rifki Khamdani (2012), dan Novi Andriastutik (2012) pada saat melaksanakan
penelitian dengan model pembelajaran PBL. Hasil penelitian dari keempat yang
telah menerapkan model pembelajaran PBL pada pembelajara Matematika
membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Penerapan model Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata Matematika kelas 5 SD Negeri Kauman Kidul
Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Implikasi praktis yang terjadi setelah
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru dapat menggunakan model
pembelajaran yang kreatif,inovatif, dan menyenangkan untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Selain itu pengetahuan dan keterampilan guru juga semakin
berkembang dengan penggunaan model-model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan perbaikan pembelajaran sebagai
upaya meningkatkan profesionalisme kerja.
99
Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi dan
menarik perhatian siswa agar lebih sungguh – sungguh dalam belajar,
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika,
membantu siswa dalam mengenali sesuatu yang masih abstrak menggunakan
benda nyata, serta membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan
bekal pengetahuan dan pengalaman mereka serta mampu menghubungkannya di
dalam dunia nyata.