BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga. Objek penelitian adalah siswa kelas VIIB dan VIID. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak 25. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. B. KONDISI SEBELUM DIBERI PERLAKUAN 1. Deskripsi hasil belajar matematika (Pretest) Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan menggunakan nilai dari guru pada ulangan harian 1 semester 2. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Group Statistics B N Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB (eksperimen) 25 45 90 65.20 14.754 2.951 KELAS VIIID (kontrol) 25 45 90 65.40 13.687 2.737 Group Statistics Gabungan B N Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB dan KELAS VIIID 50 45 90 65.30 14.085 1.992 Berdasarkan Tabel 11, didapatkan nilai minimum 45 dan nilai maksimum 90 dengan nilai rata-rata 66,50, Serta Standar Deviasi 14,085. 33

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan

Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga. Objek penelitian adalah

siswa kelas VIIB dan VIID. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah

siswa sebanyak 25 dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak

25. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe co-op co-op, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran

konvensional.

B. KONDISI SEBELUM DIBERI PERLAKUAN

1. Deskripsi hasil belajar matematika (Pretest)

Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil

belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran

mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi

perlakuan menggunakan nilai dari guru pada ulangan harian 1 semester 2.

Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan

Group Statistics

B N

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata-rata

Std. Deviation

Std. Error Mean

KELAS VIIIB (eksperimen)

25 45 90 65.20 14.754 2.951

KELAS VIIID (kontrol)

25 45 90 65.40 13.687 2.737

Group Statistics Gabungan

B N

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata-rata

Std. Deviation

Std. Error Mean

KELAS VIIIB dan

KELAS VIIID 50 45 90 65.30 14.085 1.992

Berdasarkan Tabel 11, didapatkan nilai minimum 45 dan nilai

maksimum 90 dengan nilai rata-rata 66,50, Serta Standar Deviasi 14,085.

33

34

Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan

menjadi tiga bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah, maka batas interval

ditentukan dengan cara mean + 0,5SD dan mean – 0,5SD. batas sebagai

berikut.

Batas 1 = mean + 0,5SD

= 65,30 + 0,5 x 14,085

= 65,30 + 7,0425

= 72,3425 dibulatkan menjadi 72

Batas 2 = mean – 0,5SD

= 65,30 - 0,5 x 14,085

= 65,30 - 7,0425

= 58,2575 dibulatkan menjadi 58

Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas di

atas dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12

Kategori Hasil Belajar

Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

Tinggi 72 90 72 < x

Sedang 58 72 58 ≤ x ≤ 72

Rendah 45 58 x < 58

Tabel 12. menjelaskan bahwa hasil pretest dengan kategori tinggi

diperoleh nilai 73 sampai 90, untuk kategori sedang 58 sampai 72 dan

untuk kategori rendah 45 sampai 57. Frekuensi dan persentase hasil

pengukuran variabel nilai pretest matematika berdasarkan kategori

menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13

Tabel 13

Kategori Hasil Belajar Matematika Sebelum Perlakuan

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 72 < x ≤ 90 7 28% 7 28%

Sedang 58 ≤ x ≤ 72 9 36% 10 40%

Rendah 45 ≤ x < 58 9 36% 8 32%

Dilihat pada Tabel 13. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 7

siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar

sedang dan 9 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol

sebanyak 7 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 10 siswa memiliki hasil

35

belajar sedang dan 8 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk

kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 36%,

sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar sedang

yaitu 40%.

2. Uji normalitas hasil belajar matematika (Pretest)

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji

independent sample t-tes. yang berguna untuk mengetahui apakah data

pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas

data menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan

data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil

olah data uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS

16 for Windows dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Uji Normalitas Data Awal (Pretest)

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .129 25 .200 .926 25 .071

Kontrol .112 25 .200 .946 25 .202

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 14. diperoleh nilai signifikansi pada uji Shapiro-

Wilk untuk kelas eksperimen 0,071 dan kelas kontrol 0,202, signifikan

kedua kelas > 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)

Uji homogenitias dalam penelitian ini menggunakan program SPSS

16.00 for windows dengan uji Levene Statistic. Uji homogenitas dapat

dilihat di tabel 15.

36

Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,507 >

0,05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol

mempunyai varian yang sama atau homogen.

C. KONDISI SETELAH DIBERI PERLAKUAN

1. Hasil Waktu Observasi

Lembar observasi dalam bentuk format pengamatan instrumen yang

terdapat pada lampiran 9. Lembar observasi siswa digunakan untuk

mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op

yang terdiri dari tiga pertemuan setiap pertemuan dengan satu penilaian,

penilaian lembar observasi dilakukan oleh guru kelas. Model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op yaitu metode yang menempatkan kelompok

dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk

mempelajari sebuah topik di kelas. Prosedur co-op co-op memberi

kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok

kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri

mereka. Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi

pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya. Aktivitas siswa yang

diamati mulai dari yang pertama siswa memperhatikan penjelasan guru

dilakukan oleh siswa sampai tidak ada yang berbicara sendiri. Guru

memaparkan power point dan siswa membaca dengan cepat untuk

menemukan ide pokok pada materi statistika dilakukan dengan baik,

setelah siswa menemukan ide pokok kemudian siswa membentuk

kelompok. Siswa mendiskusikan berbagai macam topik di antara mereka

sendiri dengan materi pengolahan data dengan ide pokok mereka masing-

masing kemudian siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari

topik kelompok. Siswa belajar dan bertanggung jawab dengan topik kecil

yang dipilihnya dalam masing-masing kelompok kemudian setiap siswa

mempresentasikan dan diskusi pengetahuan topik kecil dalam

kelompoknya sendiri. Terakhir siswa bekerjasama dalam presentasi

kelompok didepan kelas. Kegiatan tersebut dilakuan dengan baik dan siswa

Tabel 15 Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.447 1 48 .507

37

yang belum mengerti berani bertanya untuk memahami materi. Materi

yang telah dipahami kemudian diungkapkan kembali dan di tulis agar siswa

benar-benar yakin dengan apa yang telah dipahami. Kegiatan yang

berlangsung telah diamati oleh guru kelas dari guru masuk dan siswa

memperhatikan penjelasan sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dari

pengamatan didapatkan siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan

maksimal, seperti mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa ada yang

keluar masuk kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil

observasi terlampir pada lampiran 9, pada pertemuan pertama didapatkan

hasil 80% siswa mengikuti pelajaran dengan baik, kemudian pertemuan

kedua 82,5%, dan pertemuan terahir 87,5%. Hasil observasi didapatkan

kriteria yang sangat baik setiap pertemuan pada kelas VIIIB yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

2. Hasil Belajar Matematika (Posttest)

a. Deskripsi Posttest Hasil Belajar

Hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

dilihat dari nilai posttest, yang kemudian dikategorikan menjadi tiga

(Sudijono, 2009) yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan data

tersebut diperoleh statistik deskriptif kelas kontrol dan kelas eksperimen

pada Tabel 16.

Tabel 16

Deskripsi Hasil Belajar Matematika Setelah Perlakuan

Group Statistics

B N

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata-rata

Std. Deviation

Std. Error Mean

KELAS VIIIB (eksperimen)

25 70 100 86.60 5.902 2.951

KELAS VIIID (kontrol)

25 70 90 78.80 6.171 2.737

Group Statistics Gabungan

B N

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Nilai Rata-rata

Std. Deviation

Std. Error Mean

KELAS VIIIB dan KELAS VIIID 50 70 100 82.70 7.158 1.012

38

Berdasarkan Tabel 16, didapatkan nilai minimum 70 dan nilai

maksimum 100 dengan nilai rata-rata 82,70, Serta standar deviasi 7.158.

Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan

batas sebagai berikut.

Batas 1 = mean + 0,5SD

= 82,70 + 0,5 x 7,158

= 82,70 + 3,579

= 86,27 dibulatkan menjadi 86

Batas 2 = mean – 0,5SD

= 82,70 - 0,5 x 7,158

= 82,70 - 3,579

= 79,12 dibulatkan menjadi 79

Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas diatas dapat

dilihat pada tabel 17.

Tabel 17

Kategori Hasil Belajar

Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

Tinggi 86 100 86 < x

Sedang 79 86 79 ≤ x ≤ 86

Rendah 70 79 x < 79

Tabel 27. menjelaskan bahwa hasil belajar dengan kategori tinggi

diperoleh nilai 87 sampai 100, untuk kategori sedang 79 sampai 86 dan

untuk kategori rendah 70 sampai 78. Frekuensi dan persentase hasil

pengukuran variabel hasil belajar matematika berdasarkan kategori

menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 18:

Tabel 18

Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest)

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 86 < x ≤ 100 12 48% 3 12%

Sedang 79 ≤ x ≤ 86 12 48% 9 36%

Rendah 70 ≤ x < 79 1 4% 13 52%

Dilihat pada Tabel 18. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 12

siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 12 siswa memiliki hasil belajar

sedang dan 1 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol

sebanyak 3 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil

39

belajar sedang dan 13 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk

kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar tinggi dan sedang

yaitu 48%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil

belajar rendah yaitu 52%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

86,6 dan kelas kontrol 78,8.

b. Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji

independent sample t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data

pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Data

dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data

dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji

normalitas hasil belajar matematika (posttest) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Normalitas Data Akhir (Posttest)

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol .202 25 .010 .898 25 .016

eksperimen .251 25 .000 .888 25 .010

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas

eksperimen adalah 0,016 < 0,05 dan kelas kontrol 0,010 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan

uji non-parametrik.

c. Uji Banding Dua Sampel

Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai

signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki

rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Pengujian hasil belajar

matematika siswa dengan menggunakan Uji Mann Whitney yang bertujuan

untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 20.

40

Tabel 20 Uji Banding Dua Sampel Posttest

Test Statisticsa

NILAI

Mann-Whitney U 116.500

Wilcoxon W 441.500

Z -3.892

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000

a. Grouping Variable: B

.

Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya

H1 diterima yang berarti ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas

kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga. Penelitian ini menggunakan kelas VII B

sebagai kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op dan kelas VII D sebagai kelas yang diajar

menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran dipengaruhi

oleh pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis

pelaksanaan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis pretest diperoleh nilai sig untuk hasil belajar

uji normalitas nilai pretest pada siswa kelas VIIB yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dengan siswa kelas VIID yang

menggunakan model pembelajaran konvensional didapatkan nilai signifikan

berturut-turut 0,71 dan 0,202 > 0,05, sehingga dapat diartikan jika kedua

kelompok data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antara kelas VIIB

dan VIID didapatkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 yang artinya kedua data

tersebut homogen. sehingga kedua data tersebut memiliki rata-rata yang sama.

Hal ini berarti bahwa kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op dan konvensional memiliki kemampuan awal yang

sama dalam matematika.

41

Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel untuk data akhir

(posttest) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas

berbeda dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yang berarti bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa kelas VIIB. Hasil analisis uji banding dua sampel menggunakan uji Mann

Whitney karena kedua data tidak normal. Uji normalitas kedua kelas

didapatkan nilai signifikan 0,016 dan 0,010 yang keduanya < 0,05, itu berarti

data tidak normal.

Berdasarkan Tabel 18 perolehan nilai posttest kategori tinggi pada

kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-

op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas pembelajaran

konvensional terdapat 3 siswa atau 12%. Hal ini berarti bahwa kelas yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki

posttest yang lebih tinggi dari kelas yang diajar menggunakan pembelajaran

konvensional. Nilai kategori sedang pada kelas dengan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas

menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 9 siswa atau 36%. Nilai

kategori rendah pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op

co-op terdapat 1 siswa atau 4%, sedangkan pada kelas menggunakan

pembelajaran konvensional teradapat 13 siswa atau 52%. Hal ini berarti bahwa

nilai posttest kelas konvensional pada kategori rendah. Hal ini berarti nilai

posttest menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih

tinggi dari kelas pembelajaran konvensional. Jumlah persentase pada antara

kategori tinggi dan sedang pada kelas menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op sebesar 96% sedangkan pada kelas pembelajaran

konvensional 48%. Jumlah ini juga memperlihatkan bahwa kelas menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki nilai posttest yang

lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai posttest

kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari

kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih antusias

memperhatikan penjelasan guru, fokus pada materi, dan aktif karena siswa

dituntut untuk belajar dengan pengetahuannya sendiri kemudian memberi

kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil

pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka.

42

Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi

pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini

didukung dengan penelitian Ikhwani (2012) penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar, dan lebih efektif

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIB) lebih baik dan siswa lebih

memperhatikan, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan

pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil, pertama

untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan

selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman

baru itu dengan teman – teman sekelasnya. model pembelajaran kooperatif

tipe co-op co-op mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan

Mampu membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dengan

mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir kompleks ketika menganaisis

materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan bekerjasama dengan

teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Ulfah (2011) yang menyatakan

bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari pada rata-rata hasil

belajar yang menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil

belajar matematika siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan Thaher dkk

(2012) dengan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe co-

op co-op mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Siswa.

Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga” diterima. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya signifikan 0,000 < 0,05.

Hal-hal yang dirasakan selama proses pembelajaran berlangsung

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op adalah selama

proses pembelajaran suasana kelas terlihat ramai dan ada siswa yang

mengobrol dengan siswa lain, terutama pada saat kegiatan berkelompok

sedang berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terlihat

aktivitas siswa yang menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika dapat

memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku siswa, temuan aktivitas

43

siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran

karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, semua siswa terlihat aktif

bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk saling bertanya jawab dengan

siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok lain, siswa dalam

kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide / topik

kecil untuk menyusun presentasi kelompok.

Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang digunakan

dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan statistika

membuat pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, siswa lebih

mudah dalam memahami materi pelajaran dan akan berpengaruh pada hasil

belajar matematika siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat

tercapai secara maksimal.

44