BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran...

45
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. SMP Negeri 1 Kalasan a. Sejarah SMP Negeri 1 Kalasan Pada tahun 1960 belum ada sekolah setingkat SMP di daerah kalasan dan sekitarnya, atas inisiatif Bapak Noto Pandojo (bong supit Bogem) dibantu oleh Bapak Sastro Wiyoto (kepala sekolah sementara pertama kali), S. Poerwodihardjo (carik Desa Tirtomartani) dan beberapa guru lain mendirikan sekolah dengan nama SMP Bogem dengan menumpang di gedung SPG Bogem, yang secara praktiknya sudah mulai berjalan. Seiring berjalannya waktu kemudian dibangun 3 lokal di Daerah Padukuhan Glondong (lokasi sampai dengan sekarang), bangunan kala itu masih menggunakan papan bambu (gedhek) sedangkan lokal lainya berada di rumah penduduk di Kalibening. Dengan semangat tinggi dengan bantuan siswa didik maka diadakan kerja bakti mengangkut batu dan pasir dari sungai untuk membangun gedung. Usulan untuk mengubah status dari swasta menjadi negeri dilakukan dan berhasil, dengan SK Nomor 20/ SK/ B/ III tertanggal 31 agustus 1962 resmi menjadi SMP Negeri Bogem, yang kemudian tanggal

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. SMP Negeri 1 Kalasan

a. Sejarah SMP Negeri 1 Kalasan

Pada tahun 1960 belum ada sekolah setingkat SMP di daerah

kalasan dan sekitarnya, atas inisiatif Bapak Noto Pandojo (bong supit

Bogem) dibantu oleh Bapak Sastro Wiyoto (kepala sekolah sementara

pertama kali), S. Poerwodihardjo (carik Desa Tirtomartani) dan beberapa

guru lain mendirikan sekolah dengan nama SMP Bogem dengan

menumpang di gedung SPG Bogem, yang secara praktiknya sudah mulai

berjalan. Seiring berjalannya waktu kemudian dibangun 3 lokal di Daerah

Padukuhan Glondong (lokasi sampai dengan sekarang), bangunan kala itu

masih menggunakan papan bambu (gedhek) sedangkan lokal lainya

berada di rumah penduduk di Kalibening. Dengan semangat tinggi dengan

bantuan siswa didik maka diadakan kerja bakti mengangkut batu dan pasir

dari sungai untuk membangun gedung.

Usulan untuk mengubah status dari swasta menjadi negeri

dilakukan dan berhasil, dengan SK Nomor 20/ SK/ B/ III tertanggal 31

agustus 1962 resmi menjadi SMP Negeri Bogem, yang kemudian tanggal

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

58

SK itulah yang dijadikan sebagai patokan tanggal berdirinya sekolah. Atas

kebijakan sekolah kemudian merubah nama sekolah menjadi SMP Negeri

1 Kalasan, kemudian menjadi SLTP Negeri 1 Kalasan, dan sekarang

menjadi SMP Negeri 1 Kalasan.

b. Visi Misi

Visi:

“Mewujudkan insan yang tangguh dalam imtaq, unggul dalam prestasi,

peduli lingkungan hidup, serta cinta bangsa dan negara”

Misi:

1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran

agama.

2) Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM).

3) Menggali dan mengembangkan potensi warga sekolah dalam

penguasaan teknologi informatika, olahraga, sains, seni/ budaya, dan

kerampilan.

4) Mendorong dan membantu warga sekolah untuk dapat berkomunikasi

dalam bahasa Inggris.

5) Menumbuhkembangkan kepedulian warga sekolah terhadap

lingkungan hidup.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

59

c. Denah SMP Negeri 1 Kalasan

RUANG

LARAWITAN

RUANG

PERTEMUAN

RUANG

KETRAMPILANPERPUSTAKAAN

R. VII B R, VII ARUANG

PENGAWAS

R. SEKRETARIS

SEKOLAHKOP

KET :

: ATAS

: BAWAH

Gambar 4.1

Sumber: Denah SMP Negeri 1 Kalasan

R.12 R.11 R.10 R.09

R.06 R.05 R.04 R.07

R. UKS

R. LAB KOM

R. BK

WC R. AGAMA

R. SEK

R. SENI

R. TU

R. 2 R. 08

R. 1 R. 07

MASJID

Kelas VII F

Kelas VII E

Kelas VII D

Kelas VII C

U

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

60

d. Gambaran Pencapaian Standar Nasional Pendidikan SMP Negeri 1

Kalasan

Berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah pada tahun 2012,

diperoleh profil pencapaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan SMP

Negeri 1 Kalasan diantaranya yaitu standar isi, standar proses, standar

penilaian, standar pembiayaan, standar kompetensi kelulusan, standar

pengelolaan, standar PTK, dan standar sarana prasaran. Berikut grafik

mengenai pencapaian standar nasional pendidikan tahun:

Gambar 4.2

Profil Pencapaian Standar Nasional Pendidikan Tahun 2012

Sumber: Profil Mutu Sekolah SMP Negeri 1 Kalasan

-

1,00

2,00

3,00 STANDAR ISI

STANDAR

PROSES

STANDAR

KOMPETENSI

LULUSAN

STANDAR PTK

STANDAR

SARANA DAN

PRASARANA

STANDAR

PENGELOLAAN

STANDAR

PEMBIAYAAN

STANDAR

PENILAIAN

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

61

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

kekuatan, kelemahan, dan rekomendasi peningkatan mutu untuk standar

nasional pendidikan. Berikut penjelasan mengenai grafik 4.1 yaitu:

1) Standar isi

Kegiatan yang sudah tercapai berdasarkan standar nasional

pendidikan berupa kegiatan ekstrakulikuler dan layanan bimbingan

dan konseling. Sedangkan kelemahan yang belum tercapai berupa

pengembangan kurikulum, struktur kurikulum, dan beban belajar.

Adapun rekomendasinya berupa workshop tentang cakupan muatan

kurikulum dalam pemenuhan standar isi dan workshop pengembangan

kurikulum, workshop sekolah tentang komponen-komponen silabus

dan keterkaitan antar komponen dalam silabus, dan workshop sekolah

tentang beban belajar sesuai dengan standar isi dan workshop sekolah

tentang prosedur menetapkan beban belajar sesuai KTSP.

2) Standar proses

Dalam standar proses ini belum ada yang tercapai, hal ini

dikarenakan rendahnya kualitas silabus, kualitas RPP, sumber belajar,

kualitas pengelolaan kelas, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan

pengawasan serta evaluasi. Adapun rekomendasi untuk peningkatan

mutu berupa workshop sekolah tentang perencanaan pembelajaran,

workshop sekolah tentang pembuatan dan pendokumentasian RPP,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

62

pengadaan buku teks, buku panduan, dan sumber belajar lainya serta

workshop tentang persyaratan proses pelaksanaan pembelajaran.

Selain itu juga mengadakan workshop pelaksanaan pembelajaran

bermutu, kemudian workshop kesesuaian pelaksanaan pembelajaran

dengan RPP, dan workshop tentang pelaksanaan pemantauan,

pengawasan, dan evaluasi.

3) Standar kompetensi kelulusan

Kekuatan yang sudah sesuai dengan standar nasional

pendidikan diantaranya yaitu berprestasi dan siap melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan yang belum tercapai yaitu

percaya diri dan bertanggung jawab, produktifitas dan tanggung

jawab, berkomunikasi secara efektif dan santun, melaksanakan ajaran

agama, berakhlak mulia, menegakan aturan, belajar iptek secara

efektif, dan mengenal serta menganalisis gejala alam dan sosial.

Berikut rekomendasi dari kegiatan yang ada di SMP Negeri 1 Kalasan

yaitu pelaksanaan kegitan pembelajaran yang dapat menumbuh

kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya diri dan

tanggung jawab. Pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik

dengan memanfaatkan lingkungan secara produktif dan

bertanggungjawab.

4) Standar pendidikan dan tenaga pendidikan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

63

Kegiatan yang sudah sesuai dengan SNP yaitu kompetensi

guru, kemudian kegiatan yang belum dicapai yaitu kualifikasi guru

dan kualifikasi tenaga kependidikan. Untuk rekomendasi untuk

peningkatan mutu yaitu pendidikan lanjutan bagi guru yang belum

memenuhi kualifikasi minimal. Pendidikan lanjutan bagi tenaga

administrasi yang belum memenuhi kualifikasi minimal dan

pendidikan lanjutan bagi tenaga perpustakaan yang belum memenuhi

kualifikasi minimal.

5) Standar sarana dan prasarana

Kegiatan yang sudah sesuai berupa satuan pendidikan, lahan,

bangunan, ruang pimpinan, dan ruang sirkulasi. Adapun yang belum

sesuai berdasarkan SNP yaitu ruang kelas, ruang perpustakaan,

laboratorium IPA, ruang guru, tempat beribadah, ruang UKS, jamban,

gudang, dan laboratorium bahasa, TIK. Sedangkan rekomendasinya

untuk meningkatkan mutu sarana dan prasarana berupa pengadaan

perlengkapan ruang kelas, pengadaan perlengkapan ruang

perpustakaan, pengadaan kelengkapan laboratorium IPA, pengadaan

perlengkapan ruang guru, UKS, jamban, gudang, serta pengadaan

kelengkapan laboratorium bahasa, dan TIK.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

64

6) Standar pengelolaan

Kegiatan yang sudah sesuai standar nasional pendidikan

yaitu program peningkatan mutu sekolah, sekolah menjalin kemitraan

dengan lembaga lain, dan kepala sekolah melakukan evaluasi

pendayagunaan pendidik. Sedangkan yang belum tercapai yaitu

cakupan dan mekanisme penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah,

sosialisasi visi, misi, dan tujuan sekolah, kepemimpinan rencana kerja

sekolah, realisasi visi misi ke dalam rencana kerja sekolah.

Rekomendasi untuk peningkatan mutu berupa penyesuaian visi, misi,

dan tujuan sekolah sesuai SNP, penyampaian visi, misi, dan tujuan

sekolah kepada seluruh warga sekolah, pemahaman warga sekolah

terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah, penyusunan rencana kerja

sekolah sesuai prosedur, realisasi visi dan misi pada setiap kegiatan

sekolah, serta realisasi kegiatan sekolah sesuai prosedur, target dan

tujuan yang diharapkan.

7) Standar pembiayaan

Besaran standar biaya operasi non personal dan dokumen

laporan pembiayaan operasi non personal sudah sesuai dengan standar

nasional pendidikan. Kelemahan dari standar pembiayaan ini berupa

RAPBS dan RAKS yang disusun bersama-sama dengan komite

sekolah dan pertimbangan kemampuan ekonomi orang tua siswa,

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

65

realisasi besaran pembiayaan selain operasi non personalisa, ATS, dan

BAHP.

8) Standar penilaian dapat dilihat dalam gambar berikut ini

Gambar 4.3

Pencapaian Standar Penilaian

Sumber: Profil Mutu Sekolah SMP Negeri 1 Kalasan

Berdasarkan grafik tersebut dapat dirumuskan kekuatan,

kelemahan dan rekomendasi peningkatan mutu untuk standar

penilaian, dimana kegiatan yang sudah sesuai dengan standar nasional

pendidikan berupa penilaian yang dilakukan secara objektif, penilaian

yang dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dan

penilaian yang dilakukan secara akuntabel. Adapun kegiatan yang

belum mencapai SNP yaitu penilaian yang dilakukan secara sahih,

penilaian yang dilakukan secara adil, secara terpadu, secara terbuka,

teknik-teknik penilaian, mekanisme dan prosedur, serta penilaian oleh

1,37 1,34

2,00 1,00

1,50 1,00

2,00 2,00

1,00 1,39

1,17 1,34

1,50

- 1,00 2,00 3,00

STANDAR PENILAIAN

penilaian dilakukan secara …

penilaian dilakukan secara …

penilaian dilakukan secara …

Teknik-teknik penilaian

Penilaian oleh pendidik

Penilaian oleh Pemerintah

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

66

pendidik. Rekomendasi yang diberikan berupa penyesuaian instrument

penilaian dengan standar isi dan standar proses pembelajaran,

penilaian terhadap siswa tidak berdasarkan pada status sosial,

penilaian setelah kegiatan pembelajaran (prostest), pembuatan

prosedur, kisi-kisi dan kriteria penilaian, workshop tentang teknik

penilaian, dan workshop sekolah tentang prosedur penyusunan

instrument penilaian.

2. SMP Joanes Bosco

a. Sejarah SMP Joanes Bosco

Berdirinya SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tidak lepas dari

datangnya para Biarawan Bruder FIC di Yogyakarta pada tanggal 20

September 1920. Kedatangan lima Biarawan Bruder FIC dari Belanda

tersebut bertujuan untuk berkarya dalam bidang pendidikan bagi orang

Indonesia.

Mula-mula para Bruder FIC mendirikan HIS atau yang dikenal

dengan Sekolah Hindia Belanda yang sekarang setara dengan tingkat

Sekolah Dasar. Sebagai konsekuensi logis dari pendirian HIS maka para

Bruder FIC mendirikan sekolah lanjutannya yang waktu itu disebut

MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di mana di sana dilakukan

pengajaran tingkat rendah yang lebih luas. Pada tahun 1923 MULO itu

dimulai dengan 25 murid.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

67

Pada masa penjajahan Jepang kekuasaan Belanda runtuh.

Sekolah-sekolah misi ditutup dan gedung-gedung mengalami kerusakan.

Para Bruder Belanda diinternir/ ditahan di beberapa kota. Tinggal dua

orang Bruder tinggal di bekas asrama MULO.

Pada bulan Maret tahun 1942 segala macam sekolah Eropa

dibubarkan dan MULO dihilang, karena sekolah Menengah Katolik tidak

diperbolehkan. Kemudian tentara Jepang mengambil alih semua

bangunan. dan pada tahun 1945 tentara Nippon mulai lunak dalam

tindakannya. Hal ini memberi peluang untuk mencari lagi MULO yang

hilang. Gedung-gedung yang dahulu diambil alih Jepang dalam bulan Juli

1945 bisa didapatkan kembali, walau ruang-ruang kelas menjadi kosong.

Dahulu gedung MULO dibersihkannya enam ruang, di bawah ditentukan

untuk Sekolah Rakyat sempurna, dan di ruang atas untuk Sekolah

Menengah.

Semasa perang mulai berkembang lagi dalam tahun 1949,

MULO telah berganti nama menjadi SMP Putera Kidulloji, dan kemudian

menjadi kebanggaan pendirinya, Br. Mario. SMP Putera Kidulloji menjadi

terkenal, terbesar, terbaik yang dipegang pihak di Yogyakarta waktu itu.

Karena waktu itu di kompleks SMP mulai didirikan SGA, maka timbulah

ketegangan-ketegangan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

68

Pada tahun 1954 Kongregasi Bruder FIC membeli tanah di

daerah Baciro yang saat ini menjadi tempat berdomisilinya SMP Pangudi

Luhur 1. SMP Pangudi Luhur masih dibawah Yayasan Kanisius walaupun

secara internal pengelolaannya oleh para Bruder FIC. Pada tahun 1954

para Bruder FIC mendirikan Yayasan Pangudi Luhur untuk mengurusi

sekolah-sekolah yang dikelolanya. Maka pada tanggal 1 Agustus 1955

penyelenggaraan SMP Pangudi Luhur diserahkan kepada Yayasan

Pangudi Luhur. Mulai saat itulah SMP ini memiliki nama SMP Pangudi

Luhur.

Dalam perkembangan sekitar tahun enampuluhan SMP Pangudi

Luhur membuka "kelas jauh" bertempat di sekitar Gereja Katolik Baciro.

Kelas jauh tersebut pengelolaannya dipimpin oleh seorang Suster. Namun

karena dinas pendidikan mencabut surat izin pelaksanaan kelas jauh, maka

tanggal 1 Juli 1983 SMP Pangudi Luhur menjadi SMP Pangudi Luhur 1

dan SMP Pangudi Luhur 2, sesuai dengan surat dari Yayasan SMP

Pangudiluhur Nomor 269/KD-YPL/X/AS.85 tertanggal 14 Oktober 1985.

Pada tahun 1996 SMP Pangudiluhur 2 sudah dikelola mandiri

oleh Yayasan Santo Dominikus dan tidak berkaitan langsung dengan

Yayasan Pangudiluhur. Berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 13 Desember

2008 dan surat persetujuan dari Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta

secara resmi berganti nama menjadi SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

69

berkedudukan di jalan Melati Wetan Nomor 51 Yogyakarta sampai

dengan sekarang.

Keunggulan dari SMP Joannes Bosco adalah proses

pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran MIPA (Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam), dimana model pembelajaran dirancang untuk

mengembangkan multiple intelligences peserta didik menuju kurikulum

bermuatan entrepreneurship. Sedangkan pengembangan budaya yang

digunakan oleh SMP Joannes Bosco adalah budaya lokal berupa batik,

dengan manajemen kelas kecil sebanyak 30 siswa/kelas.

Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh SMP Joannes Bosco

diantaranya yaitu juara 3 festival ansambe musik tingkat provinsi tahun

2007, juara 3futsal forbis SMP se-DIY pada tahun 2008, juara 1 karate

putra dan putri se-DIY pada tahun 2009, juara harapan 1 futsal SMP se-

Kota pada tahun 2010, dan juara 2 paduan suara SMP se-Kota.

b. Visi Misi dan Tujuan

Visi:

Visi dari SMP Joannes Bosco adalah “Beriman tangguh , cerdas,

berprestasi, dan berkepribadian berdasarkan nilai-nilai spiritualitas

dominikan”

Dengan indikator pencapaian visi :

1) Unggul dalam pengembangan kurikulum

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

70

2) Unggul dalam sarana prasarana pendidikan.

3) Unggul dalam media pembelajaran.

4) Unggul dalam prestasi akademik.

5) Unggul dalam prestasi non akademik.

6) Unggul dalam kelulusan.

7) Unggul dalam SDM pendidikan

8) Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah.

9) Unggul dalam teknologi informasi dan komunikasi.

10) Unggul dalam iman, taqwa, dan penerapan sopan santun

11) Unggul dalam pemberdayaan partisipasi masyarakat secara optimal.

12) Unggul dalam budaya hidup bersih, disiplin dan sehat.

Misi:

1) Membekali siswa dengan pengetahuan dan pengamalan ajaran agama

sehingga menjadi siswa yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, inovatif,

reflektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai

dengan kecerdasan yang dimiliki.

3) Mewujudkan sekolah yang memberikan layanan pembelajaran yang

menyenangkan untuk mencapai sikap dan perilaku baik

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

71

4) Membantu dan memotivasi siswa dalam menelusuri bakat dan minat

baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

5) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan,

teknologi, seni budaya, olah raga.

6) Mengembangkan pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran MIPA

7) Mengembangkan pembelajaran berbasis Paradigma Pendidikan

Dominikan (PPD)

8) Mengembangkan dan menerapkan karakter berdasarkan spiritualitas

dominikan bagi peserta didik

9) Mengoptimalkan budaya hidup ramah, bersih, disiplin, sehat, santun

sehingga kondusif untuk belajar

Tujuan

1) Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

Meningkatnya standar kelulusan, pencapaian ketuntasan kompetensi

tiap tahun atau semester, kejuaraan lomba bidang akademik dan non

akademik.

2) Pencapaian Standar Isi

Menghasilkan kurikulum satuan pendidikan dengan berbagai jenis

muatan kurikulum sesuai ketentuan standar nasional pendidikan.

3) Pencapaian Standar Proses

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

72

Terlaksananya proses pembelajaran yang efektif, efisien, interaktif,

inspiratif, kreatif, dan memberikan ruang bagi kreativitas dan

kemandirian peserta didik

4) Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana

Pendidikan Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan baik secara

kualitas maupun kuantitas yang memadai. Pencapaian Standar

Pendidik dan Tenaga

5) Kependidikan

Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sesuai

Standar Nasional Pendidikan (SNP).

6) Pencapaian Standar Pengelolaan

Pendidikan Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam

penyelenggaraan pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS).

7) Pencapaian Standar Pembiayaan

Pendidikan Tercapainya biaya operasional pendidikan yang sesuai

SNP secara teratur dan berkelanjutan.

8) Pencapaian Standar Penilaian Pendidikan

Terlaksananya proses penilaian sesuai dengan prosedur, mekanisme,

dan instrumen penilaian yang sesuai dengan SNP.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

73

c. Struktur Organisasi Sekolah Joannes Bosco Periode 2012-2013

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Sekolah Joanes Bosco Periode 2012-2013

Sumber: Struktur Organisasi Joannes Bosco Periode 2012-2013

9) MTs Ibnul Qoyyim Putra

a) Sejarah MTs Ibnul Qoyyim Putra

MTs Ibnul Qoyyim Putra merupakan bagian dari pondok

pesantren Ibnul Qoyyim. Sehingga untuk menjelaskan sejarah MTs Ibnul

Drs. Y. Sugiarto

Kepala Sekolah

Pemerhati

Sekolah

Ig. Saman

Tata Usaha

L. Vonny, S.Pd.

BK

Maria Lucila

Tata Usaha

Sungkowo

Tata Usaha

Katino & Anting

Tata Usaha Estu Diah, S.Pd.

BK

GURU

Alex W, S.pd.

Kesiswaan

Nuranisah, S Ag

Kurikulum

Asterina S, S.Pd.

HumasEstu Diah, S.Pd.

BK

R. Sigit Eko R

Sarpras

SISWA

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

74

Qoyyim Putra terlebih dahulu dipaparkan sejarah berdirinya pondok

pesantren Ibnul Qoyyim.

Pondok pesantren Ibnul Qoyyim didirikan oleh PHDI

(Persaudaraan Djama’ah Haji Indonesia). Berdirinya pondok pensantren

Ibnul Qoyyim berawal dari dua tokoh Islam yaitu: KH. Mathori Al Huda

dan KH. R. Hisyam Syafi’I yang merupakan salah satu warga Dusun

Gandu. Kedua tokoh tersebut memiliki harapan dan misi yang sama dalam

menyebarkan agama Islam.

Pada tahun 1983 terjadilah pertemuan diantara mereka berdua

yaitu KH. Mathori Al Huda dan KH. R. Hisyam Syafi’I. KH. Matori Al

Huda berkeinginan untuk mendirikan pondok pesantren dan hal ini

ditanggapi dengan cukup antusias oleh KH. Hisyam Safi’I. Dari sinilah

KH. Matori Al Huda menjadi pengasuh pertama. Sejak itulah mulai

dibentuk panitia pendiri pondok pesantren, kemudian pada tanggal 20

Agustus 1983 diletakan batu pertama oleh para tokoh Islam Provinsi

Yogyakarta.

Nama Ibnul Qoyyim sendiri diambil dari nama seorang ulama

besar yang bernama Ibnul Qoyyim al-jauziyah Rohimahumullah, yang

berasal dari negeri Jauziyah. Dipilihnya nama pondok pesantren PDHI

tersebut oleh KH Mathori Al-Huda dengan nama “Ibnul Qoyyim” untuk

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

75

menegaskan keyakinan dan keinginan beliau untuk melahirkan penerus

pondok pesantren tersebut.

Tujuan utama dari pondok pesantren Ibnul Qoyyim sendiri yaitu

sebagai amal usaha PHDI DIY dengan tujuan sebagai lembaga amal

jariyah. Pada awalnya tempat PHDI ini merupakan tempat pelatihan calon

jama’ah haji, yang kemudian berubah menjadi pondok pesantren Ibnul

Qoyyim putra yang diciptakan sebagai penerus da’wah pondok pesantren

Ibnul Qoyyim.

Di bawah ini merupakan perkembangan pondok pesantren Ibnul

Qoyyim dari tahun ke tahun:

1) Diniyah berdiri sejak tahun 1983 untuk memberikan kesempatan

kepada masyarakat sekitar untuk mempelajari ilmu pengetahuan awal

agama Islam.

2) Madrasah Tsyanawiyah berdiri tahun 1986 dan pada tahun 1992

mendapat status diakui.

3) Madrasyah aliyah berdiri pada tahun 1989 dan pada tahun 1990 status

diakui

4) Rhoudhotul Atfal berdiri pada tahun 1990, yang merupakan

penyerahan dari PKK pedukuhan Gandu dan Cepot yang dikuatkan

oleh pemerintah kelurahan Sendangtirto untuk didirikan Taman

Kanak-kanak Roudhotul Atfal.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

76

MTs Ibnul Qoyim menggunakan kurikulum Kementrian Agama

dan dilengkapi dengan kurikulum, metode, dan sistem yang diadopsi dari

KMI Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo dalam proses

pembelajaranya. Jadi sistem pemdidikan di pondok pesantren Ibnul

Qoyyim adalah KMI (Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah) yaitu jenjang

pendidikan yang harus ditempuh selama 6 tahun bagi lulusan MI/SD dan 4

tahun untuk lulusan MTs/SMP.

Bagi lulusan MI/SD akan menempuh pendidikan selama 6 tahun

yaitu kelas I, II, dan III yang sedrajat dengan MTs/SMP. Dalam

administrasi madrasah tidak ada pemisahan antara (terintegrasi) anatara

MTs dan MA, karena keduanya meruapakan satu kesatuan dalam sistem

KMI. Disini selama 6 tahun peserta didik akan mendapat pengalaman

agama dan pengalaman umum. Sehingga setelah lulus dari pondok

pesantren ini peserta didik mendapat ijazah pondok dan ijazah madrasah

(Kementrian Agama).

Jenjang pendidikan yang harus ditempuh MTs Ibnul Qoyyim

Putra yaitu 4 tahun, dengan mengikuti program Thakhasus selama 1

tahun. Tujuan Thakhasus ini yaitu untuk menyesuaikan program intensif

bahasa yang diterapkan di Ibnul Qoyyim Putra.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

77

b) Visi, Misi dan Tujuan MTs Ibnul Qoyyim Putra

Dalam rangka menjalankan kegiatan pembelajaran di MA Ibnul

Qoyyim Putra mengembangkan visi misi sebagai berikut:

Visi

“Mencetak Generasi Mu’min, Mu’allim, Mubaligh, Mujahid yang

Mukhlis”

Misi :

Misi dalam mewujudkan visi MTs dan MA Ibnul Qoyyim adalah:

1) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan berbasis pondok

pesantren dan madrasah umum.

2) Menanamkan dan menyiarkan nilai-nilai islam.

3) Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah

islamiyah, kebebasan berfikir yang berdasarkan Alquran dan As-

Sunnah.

4) Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan dan mengembangkan

dasar-dasar teknologi tepat guna.

Tujuan

1) Mengembangkan pusat pengembangan ilmu dan menjadi pilihan

masyarakat dalam pemberdayaan peserta didik dan generasi muda.

2) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing di masyarakat dan

mewujudkan cita-cita atau mengaktualisasikan dirinya sendiri.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

78

3) Mengembangkan ketrampilan tepat guna yang dibutuhkan dalam

kehidupan.

4) Menyiapkan peserta didik agar dapat hidup di masyarakat dan

menjalin ukhuwah dengan orang lain.

5) Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan

tuntunan Alquran dan As-Sunnah.

c) Letak Geografis

MTs Ibnul Qoyyim terbagi menjadi dua lokasi, yaitu MTs Putra

dan MTs Putri, yang memiliki lokasi berbeda baik tempat maupun

administrasi. Lokasi untuk putri terletak di Jalan Wonosari Km. 8,5 Desa

Gandu, Sendangtirto, Sleman, Yogyakarta. Sedangkan lokasi Ibnul

Qoyyim Putra terletak di Jalan Wonosari Km 10, Tegalyoso, Sitimulyo,

Piyungan, Bantul, Yogyakarta.

MTs Ibnul Qoyyim Putra merupakan madrasah dengan sistem

terintegrasi, yaitu dengan tingkat Tsanawiyah (kelas 1 sampai VI dengan

nama KMI/ Kulliyatul Mualllimin al-Islamiyah). Selain itu jenis madrasah

ini menganut sistem pondok pesantren, sehingga para peserta didik

diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan dan wajib mengikuti

segala bentuk kegiatan yang diadakan disekolah.

Letak MTs Ibnul Qoyyim Putra dapat dikatakan strategis, karena

terletak kurang 100 m dari jalan Jogja – Wonosari yang selalu dilewati

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

79

angkutan umum sehingga memudahkan dalam sarana transportasi. Di

tempat ini juga keadaan cukup kondusif untuk belajar mengajar, karena

letaknya di pinggir desa dan jauh dari keramaian kota. Madrasah ini secara

geografis berbatasan dengan:

Sebelah utara : Dusun Babadan

Sebelah Timur : Dusun Tegalyoso

Sebelah Selatan : Jalan Wonosari

Sebelah Barat : Dusun Babadan

d) Struktur Organisasi

PHDI merupakan pendiri pondok pesantren Ibnul Qoyyim Putra

yang memiliki wewenang untuk memilih, mengangkat, dan

memberhentikan Direktur KMI (sebagai kepala MA) dan wakil Direktur

KMI (sebagai kepala MTs), Dewan Pembina dan Pimpinan Pondok

Pesantren Ibnul Qoyyim. Selain itu PHDI juga memiliki wewenang untuk

menetapkan dan mengesahkan kaidah-kaidah dan tata kerja pondok

pesantren Ibnul Qoyyim. Sedangkan Komite Madrasah turut serta

mensukseskan kelancaran pelaksanaan pendidikan dan membantu

madrasah dalam usaha memajukan madrasah dalam arti seluas-luasnya.

Berikut struktur organisasi MTs Ibnul Qoyyim Putra:

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

80

Gambar 4.5

Struktur Organisasi Ibnul Qoyyim

Keterangan:

: Garis Koordinasi

: Garis Konsolidasi

Kemenag. Kab. Bantul PHDI

Kepala Madrasah

Pondok Pesantren

Komite Madrasah

Kesiswaan

Tata Usaha

BKSarprasKurikulumHumas

Wali Kelas Guru

Peserta Didik

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

81

e) Keunggulan MTs Ibnul Qoyyim Putra

1) Menerapkan satu minggu menggunakan Bahasa Arab dan satu minggu

menggunakan Bahasa Inggris dalam kegiatan di Pondok Pesantren

Ibnul Qoyyim Putra.

2) Semua siswa adalah anak asrama Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim

putra dan tidak menerima siswa diluar asrama Pondok Pesantren Ibnul

Qoyyim Putra.

3) Hari libur adalah hari Jum’at, untuk istirahat kedua pukul 11.45-13.00

untuk istirahat digunakan untuk sholat dan makan siang, kemudian

selesai persekolahan pukul 14.30.

4) Siswa pendidikan berbasis Pondok modern dimana ada integrasi antara

ilmu Islam dan sains teknologi.

5) Tenaga pendidik yang professional sesuai dengan bidangnya masing-

masing.

Berikut prestasi-prestasi yang pernah di dapat di Ibnul Qoyyim

Putra di antaranya yaitu tahun 2001 juara I lomba gerak jalan SLTP-SLTA

2001 Kwaran, Berbah, Sleman. Pada tahun 2007 juara I lomba gerak jalan

antar SMA, kemudian tahun 2008 juara I Industrial Quiz tingkat MA

Pekan Olimpiade Nasional Sain dan Teknologi dalam rangka mensyukuri

kelahiran UIN Sunan Kalijaga ke 57. Tahun 2009 juara III lomba pidato

Bahasa Jawa dalam rangka Milad ke-20 SMA Muhammadiyah 7, selain

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

82

itu tahun 2010 pernah menjuarai lomba pidato Ayyamul Quran Juara II,

dan tahun 2011 juara II lomba olimpiade Nahwu Saraf tingkat MA/SMA

se-DIY di SPBA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

B. Penanaman Nilai Toleransi Antarumat Beragama di Kalangan Siswa SMP

1. SMP Negeri 1 Kalasan

Penanaman nilai toleransi antarumat beragama di SMP Negeri 1

Kalasan dilakukan dengan berbagai kegiatan, antara lain yaitu pengajian

untuk siswa yang beragama Islam, dan kegiatan bimbel untuk agama Non

Islam. Selain kegiatan tersebut, di SMP Negeri 1 Kalasan juga memiliki

beberapa kegiatan lain seperti tadarus untuk agama Islam yang dilaksanakan

pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu sebelum jam belajar mengajar

dimulai. Sedangkan untuk yang beragama Kristen dan Katolik mengadakan

siraman rohani yang dipandu oleh gurunya masing-masing di ruangan

terpisah. Selain untuk kegiatan para siswa dan guru SMP Negeri 1 Kalasan

juga memiliki kegiatan yang disebut dengan kegiatan silahturahhim. Kegiatan

silaturahhim dilaksanakan setiap hari Minggu yang diikuti oleh para guru

SMP Negeri 1 Kalasan, baik yang beragama Islam, Kriten, Katolik, maupun

agama Hindu.

Salah satu visi dari SMP Negeri 1 Kalasan adalah mewujudkan insan

yang tangguh dalam imtaq, sehingga dalam penerapanya nilai toleransi

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

83

antarumat beragama menjadi prioritas utama dalam berbagai kegiatan

disekolah. Kegiatan yang menjadi rutinitas di sekolah SMP Negeri 1 Kalasan

adalah Tadarus, Salat Berjama’ah dan Salat Dhuha untuk umat beragama

Islam. Sedangkan untuk yang beragama Kristen dan Katolik ada kegiatan

sendiri seperti kegiatan Natalan.

Dalam perayaan Natalan di sekolah SMP Negeri 1 Kalasan dibagi

menjadi dua sesi kegiatan. Kegiatan pertama dilakukan dengan ibadah yang

diikuti oleh siswa siswi ataupun Guru Agama Kristen dan Katolik. Kemudian

untuk sesi kedua dengan kegiatan perjamuan. Kegiatan perjamuan pada

perayaan Natalan ini diiikuti oleh semua guru baik agama Kristen, Katolik

maupun guru agama lain. Kegiatan sesi kedua ini tidak hanya perjamuan

berupa makan-makan tetapi juga diadakan kegiatan pentas dan doorprize yang

diikuti oleh berbagai siswa dari berbagai agama.

Untuk pendanaan berbagai kegiatan, sekolah mengadakan kegiatan

infak setiap hari sabtu. Infak dari siswa yang beragama Islam akan digunakan

untuk kegiatan Agama Islam, dan inflak dari siswa yang beragama Kristen

dan Katolik akan dikumpulkan untuk kegiatan Agama Kristen dan Katolik.

Untuk Hindu karena siswa di SMP Negeri 1 Kalasan hanya ada satu orang,

maka kegiatanya dilakukan disanggar atau Pura, Pura yang di gunakan

biasanya adalah Pura Jagatnata yang terletak di daerah Sorowajan.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

84

Selain hal tersebut ada kegiatan lain yang menjadi rutinitas di SMP

Negeri 1 Kalasan yaitu Jum’at terpadu. Kegiatan Jum’at terpadu ini dilakukan

dengan 3 paralel yaitu pendidikan karakter, kerja bakti, dan senam bersama

atau jalan- jalan bersama. Pada hari Jum’at pertama misal kegiatan pendidikan

karakter dilakukan secara keseluruhan baik guru maupun siswa, dimana dalam

kegiatan ini kepala sekolah dan guru memberikan arahan mengenai

pendidikan karakter salah satunya yaitu pemberian arahan kepada siswa

mengenai sikap toleransi antara agama yang satu dengan agama yang lain.

Kepala sekolah sebagai pemimpin memberikan keteladan kepada

para guru dan siswa, sehingga ketika perayaan natal berlangsung Kepala

Sekolah SMP Negeri 1 Kalasan sebagai umat Islam akan memberikan contoh

kepada para siswanya dengan mengikuti kegiatan natalan tersebut seperti

kegiatan penjamuan dan kegiatan pentas pada saat perayaan natalan. Selain

itu kepala sekolah dan guru juga menerapkan tindakan berupa 5 S (Senyum,

Salam, Sapa, Sopan, dan Santun).

Kegiatan lain yang berhubungan dengan toleransi beragama adalah

doa bersama pada waktu menjelang UNAS (Ujian Nasional), siswa yang

beragama Islam akan dipandu dan didatangkan seorang ustad, kemudian

untuk siswa yang beragama Kristen akan dipandu oleh pendeta dan agama

Katolik dipandu oleh seorang pastur atau romo, sedangkan yang beragama

Hindu akan dipandu oleh seorang Mangku di Pura Jagatnata tempat biasanya

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

85

digunakan untuk beribadah. Tujuan dari kegiatan tersebut agar tidak terjadi

kesenjangan antara para siswa, sehingga sekolah tidak akan membeda-

bedakan antara agama yang satu dengan agama yang lain.

Adapun materi yang digunakan untuk mengkoordinir penerapan nilai

toleransi antarumat beragama di SMP Negeri 1 Kalasan yaitu manajemen

pengembangan kurikulum dan pembelajaran diarahkan agar proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, dimana langkah-

langkah dalam pengembangan kurikulum di sekolah SMP Negeri 1 Kalasan

melalui beberapa tahap pengembangan kurikulum di antaranya yaitu:

a) Tahap perencanaan, dimana tahap ini guru melakukan persiapan yang

komprehensif sebelum melakukan proses belajar mengajar di kelas. Pada

tahapan ini akan disampaikan mengenai metode, media, alat dan sumber

buku serta alat evaluasi yang akan diterapkan.

b) Tahap pengorganisasian dan koordinasi, dimana kepala sekolah beserta

tim mempersiapkan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan

kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah.

c) Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap paling menentukan dalam

proses belajar mengajar, sehingga guru memiliki tanggung jawab yang

tinggi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

d) Tahap evaluasi dan pengendalian, dimana dalam pelaksanaan

pembelajaran berjalan secara evektif atau tidak. Hal ini dapat diketahui

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

86

melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan secara benar dengan tujuan

untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan

berjalan atau tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi

yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan objektif, sehingga

dapat mengukur kemampuan siswa yang akan berdampak pada

peningkatan yang berkelanjutan.

Penanaman nilai toleransi yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 1

Kalasan tidak hanya berupa kegiatan dan praktek saja, tetapi juga pemahaman

terhadap nilai toleransi itu sendiri, yang dilakukan melalui materi yang

diterapkan di kelas. Adapun materi dan metode yang digunakan oleh guru

SMP Negeri 1 Kalasan dalam menanamkan nilai toleransi yaitu

a) Mengajak siswa untuk bermain peran secara kelompok. Misalnya siswa

mengambil kasus mengenai perang suku yang ada di Maluku, kemudian

para siswa yang tidak ikut bermain diperintah untuk menelaah dan

memberikan pendapatnya masing-masing.

b) Metode tukar pemahaman atau pengertian, dimana setiap siswa diajak

untuk maju kedepan menjelaskan mengenai agama mereka masing-

masing, seperti dalam Islam dilarang makan babi yang kemudian siswa

tersebut menjelaskan sesuai dengan topiknya, sedangkan siswa yang lain

diberikan kesempatan untuk bertanya tetapi tidak boleh menyanggahnya.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

87

Begitu juga dengan siswa yang beragama non Islam, guru memberikan

kesempatan untuk menceritakan tentang agamanya masing-masing.

Dengan adanya metode tersebut diharapkan para siswa lebih paham

mengenai sikap toleransi terhadap agama lain. Sehingga nilai toleransi

tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalasan memberikan apresiasi

terhadap pengembangan toleransi beragama, termasuk memberikan perhatian

terhadap pelaksanaan dan keberhasilan pembelajaran agama. Seperti pada

pendidikan agama Islam, sekolah memberikan penyediaan sarana dan

prasarana untuk tempat praktek ibadah, begitu juga dengan agama yang lain,

sekolah juga menyediakan tempat untuk praktek beribadah. Kondisi budaya

toleransi yang sudah kondusif di SMP Negeri 1 Kalasan perlu dijaga dan

dikembangkan, sebab bagaimanapun keadaanya dikhawatirkan akan banyak

dipengaruhi oleh kondisi di luar.

Beberapa kasus yang muncul terkait dengan SARA (suku, agama,

dan ras) di Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama seperti peristiwa

bom Bali I yang terjadi pada tanggal 12 oktober di Kuta Bali yang menelan

korban sebanyak 202 orang. Kemudian adanya bentrok di Karangasem antara

Ujung pesisir yang warganya beragama Islam dan Jasi yang warganya

beragama Hindu hanya dipicu oleh masalah sepele karena adanya propokasi.

Sekolah yang merupakan sarana pembelajaran bagi peserta didik perlu

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

88

memberikan pemahaman yang jelas, sehingga para siswa tidak akan

terjerumus kedalam tindakan-tindakan yang melanggar SARA tersebut.

2. SMP Joannes Bosco

Penanaman nilai toleransi yang dilakukan oleh SMP Joanes Bosco

antara lain dengan selalu mengingatkan anak didik agar selalu berdoa terlebih

dahulu sesuai agama masing–masing sebelum memulai proses belajar

mengajar. Begitu juga setelah selesai proses pembelajaran anak didik

diajarkan agar selalu berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SMP Joannes Bosco

sebagai bentuk toleransi beragama yaitu kegiatan bakti sosial ke panti asuhan

yang tidak hanya untuk anak-anak yang beragama Katolik, tetapi juga ke panti

asuhan yang sebagian ada yang beragama Islam, salah satunya yaitu yayasan

Yakub. Selain itu SMP Joannes Bosco juga mengadakan perayaan Idul Fitri,

dimana setiap siswa dianjurkan untuk mengadakan iuran, yang kemudian

uang tersebut akan digunakan untuk membeli parcel ataupun perlengakapan

lebaran yang diberikan untuk para siswa yang beragama Islam, dan untuk

tokoh masyarakat sekitar seperti RT dan RW serta tetangga sekolahan yang

kurang mampu, sekaligus sebagai ucapan selamat hari raya Idul Fitri. Begitu

juga pada saat Hari Raya Natal, SMP Joanes Bosco juga mengundang

perwakilan dari luar lingkungan sekolah dengan tujuan untuk mempererat tali

silaturahhim antar warga sekolah dengan warga mayarakat.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

89

Pemberian penerapan kedisiplinan disetiap pelajaran juga diterapkan

guna meningkatkan kepatuhan siswa terhadap aturan-aturan yang ada,

termasuk juga mengenai toleransi. Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan

Agama dan Pendidikan Indonesia merupakan sebuah mata pelajaran yang

menjadi prioritas dalam penerapan nilai-nilai toleransi antar umat beragama.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa dimasukan dalam sebuah cerita

maupun cerpen.

Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama dan Pendidikan

Bahasa Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada pendidikan

karakter, sehingga pembelajaranya diharapkan lebih optimal. Kegiatan-

kegiatan keagamaan lain di SMP Joanes Bosco misalnya siswa agama Katolik

sedang merayakan Misa maka sekolah memberikan kebebasan kepada siswa

yang agama non Katolik untuk tetap disekolah dan diberikan tugas terkait

dengan agama yang dianutnya atau diisi dengan pengajian yang diisi oleh

guru agama atau ikut ke gereja namun tidak mengaggu jalannya peribadatan

umat Katolik atau Kristen dengan berada di luar Gereja.

Jumlah siswa yang beragama Islam di SMP Joanes Bosco 10 %,

sehingga di sekolah tersebut juga menerapkan pulang pulang pagi atau pulang

lebih awal pada hari Jum’at dengan tujuan agar siswa yang beragama Islam

dapat melaksanakan salat Jum’at.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

90

Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa sikap dan interaksi

perilaku toleransi dilakukan dengan:

a) Hormat pada orang lain yang berbeda agama, keyakinan, dan

kepercayaan. Istilah hormat disini dimaknai sebagai sikap dan perilaku

yang mendukung orang lain berkembang dalam apa yang diyakininya.

b) Membiarkan orang lain yang berbeda agama untuk beribadah sesuai

dengan apa yang diyakininya dan diimaninya. Istilah membiarkan disini

bukan berarti pasif, tetapi aktif dalam arti sikap dan berlaku mendukung

atau mengijinkan.

c) Tidak mengurusi, mengoreksi, dan menyalahi ajaran agama lain dan tidak

berusaha mengkhotbahinya.

d) Bersikap mendengarkan dalam berealisasi dengan pihak lain, bukan

menyerang atau menyalahi dan menghakimi.

e) Memahami bahwa perbedaan agama sebagai fakta sosial.

f) Rendah hati untuk mengakui dan menerima pihak lain sebagai sesama

ciptaan Allah.

Indikator sikap dan perilaku toleransi di atas diaktualkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan sosial maupun dalam

kegiatan pembelajaran. Upaya mengucapkan ucapan selamat kepada sesama

yang merayakan hari besar keagamaan, kegiatan penggalangan dana bagi

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

91

pembangunan sebuah rumah ibadah juga dilakukan di sekolah SMP Joannes

Bosco.

Dalam menerapkan nilai toleransi, guru di SMP Joannes Bosco

menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran di kelas dilakukan dengan

berbagai kegiatan seperti berdoa secara bergilir, dalam hal ini yaitu ketika

agama Katolik berdoa, siswa yang beragama Islam diharapkan untuk diam

terlebih dahulu. Begitu juga sebaliknya, ketika siswa yang beragama Islam

berdoa maka siswa yang beragama Katolik diharapkan untuk tenang. Hal ini

merupakan salah satu tujuan dari penerapan nilai toleransi ketika didalam

kelas, sehingga para siswa sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut.

Selain kegiatan tersebut, guru di SMP Joannes Bosco juga

memberikan tugas mengenai sikap toleransi. Misalnya dalam mata pelajaran

agama Katolik setiap siswa diberi tugas individu yang disebut dengan taat

beribadah. Taat beribadah disini yaitu siswa yang beragama Katolik setiap

minggu datang ke gereja, di gereja siswa diperintah untuk mencatat materi apa

saja yang disampaikan oleh pastur, yang kemudian siswa atau siswi mencatat

dan meminta tanda tangan pastur.

Siswa yang beragama Kristen juga melakukan hal yang sama, yaitu

siswa mencatat apa yang disampaikan oleh pendeta yang selanjutnya catatan

tersebut dimintakan tanda tangan kepada pendeta. Kemudian untuk siswa

yang beragama Islam ada salat 5 waktu dan salat Jum’at, untuk salat 5 waktu

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

92

hanya minta tanda tangan kepada orang tua, sedangkan untuk salat Jum’at

siswa mencatat apa yang disampaikan oleh takmir masjid dan kemudian minta

tanda tangan takmir masjid tersebut. Tugas individu ini kemudian

dikumpulkan setiap mata pelajaran Agama Katolik, yang kemudian ditanda

tangani oleh guru yang bersangkutan.

Pada saat UAS guru juga memberikan tugas individu berupa

praktek, dimana para siswa diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan

keagamaan minimal 4 kali dalam 1 tahun. Kegiatan praktek ini diterapkan

untuk siswa kelas XII (dua belas). Sehingga mereka tidak hanya mengikuti

kegiatan-kegiatan saja tetapi juga dapat terlibat didalamnya, misalnya dalam

Islam terdapat kegiatan Maulud Nabi, maka para siswa diharapkan dapat

menjadi panitia Maulud Nabi. Begitu juga untuk agama lain, seperti Katolik,

Kristen, Hindu dan lain-lain, yang kemudian mereka membuat laporan yang

dilampiri dengan foto dan tanda tangan ketua panitia. Selain itu masih ada

tugas lain yaitu berupa penugasan kepada siswa secara berkelompok dengan

mengunjungi beberapa tempat ibadah, seperti Gereja, Wihara, dan Masjid.

Kunjungan para siswa ini bertujuan agar mereka mengetahui dan memahami

mengenai sikap toleransi dan perbedaan agama di berbagai tempat

peribadatan agama tersebut. Jadi dalam satu kelompok terdapat siswa dengan

berbagai Agama yaitu agama Islam, Hindu, Kristen, dan Katolik.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

93

3. MTs Ibnul Qoyyim Putra

Penanaman nilai toleransi di sekolah MTs Ibnul Qoyyim Putra

dengan menggunakan metode tauziyah, dimana metode menggunakan

ceramah yang diisi oleh para siswa secara bergiliran dengan materinya berupa

penanaman akhlak. Selain itu ada juga pemberian motivasi kepada para siswa

yang dikumpulkan di dalam ruangan, dan diisi oleh seorang ustad. Bahasa

yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan

Bahasa Arab.

Sistem Pengajaran di MTs Ibnul Qoyyim Putra berupa pondok

pesantren, Pada saat siswa baru masuk diberi pengertian dan pemahaman

terlebih dahulu mengenai aturan-aturan yang ada di MTs Ibnul Qoyyim Putra.

Salah satu contoh Peraturannya adalah mengenai budaya antri seperti pada

saat makan bersama, dan keperluan kamar mandi. Selain itu MTs Ibnul

Qoyyim Putra juga mempunyai beberapa progam, Adapun program-program

yang ada di MTs Ibnul Qoyyim Putra adalah studi banding ke salah satu

pondok pesantren yang ada di beberapa daerah diantaranya adalah di Kota

Malang, studi banding ini dilaksanakan setiap tahun, dengan persetujuan dari

komite sekolah dan orang tua Siswa atau Santri.

Untuk mengajarkan aspek afektif dari tujuan PKn seperti keyakinan

dan nilai-nilai berkaitan dengan demokrasi dan HAM, perlindungan terhadap

minoritas, kebebasan individual, kebebasan berbicara dan mengemukakan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

94

pendapat, berserikat, beragama, dan sebagainya, guru MTs Ibnul Qoyyim

Putra menggunakan banyak strategi pembelajaran, salah satunya adalah

strategi memperjelas nilai (values clarification strategy). Dengan

menggunakan strategi memperjelas nilai guru dapat membantu siswa

mencapai kompetensi afektif mereka dalam PKn, khususnya sikap positif

terhadap demokrasi nilai-nilai toleransi.

Dalam mata pelajaran Agama Islam, guru menggunakan beberapa

metode, salah satunya dengan penugasan kepada siswa secara berkelompok

bentuk tugasnya adalah apabila ada perayaan hari Maulud Nabi Muhammad

maka siswa yang ditugasi tersebut membantu mempersiapan acara pengajian

untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad. Siswa yang sedang mendapat

tugas berkelompok untuk kegiatan tersebut harus benar benar melaksanakan

tugasnya dengan baik dan tidak boleh iri hati terhadap siswa ataupun teman

yang belum mendapatkan giliran untuk melaksanakan tugas.

Penanaman nilai toleransi dalam membentuk karakter siswa MTs

Ibnul Qoyyim Putra dengan menggunakan strategi keteladanan nilai, yaitu

seorang kepala sekolah, guru, dan instansi yang terkait memberikan contoh

bagi para siswa-siswanya. Dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, guru menjelaskan mengenai toleransi antar umat

beragama, bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural,

sehingga setiap orang wajib untuk menghormati hak-haknya sebagai warga

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

95

Negara termasuk menghormati berkeyakinan/ beragama. Ketuhanan Yang

Maha Esa dalam pancasila menjelaskan adanya toleransi beragama antar umat

manusia, sesuai dengan kepercayaanya masing-masing. Sehingga dengan

adanya penanaman nilai toleransi dikalangan siswa SMP diharapkan dapat

mengurangi sifat fanatik yang sekarang sedang berkembang di Indonesia,

seperti adanya teroris. Dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan siswa

dapat memilih dan berfikir ulang mengenai tindakan-tindakan yang kurang

terpuji, serta baik dan buruknya sesuatu.

Oleh karena itu upaya pembangunan kesadaran kepada siswa

mengenai toleransi beragama di MTs Ibnul Qoyyim Putra menjadi prioritas

utama dalam sekolah ini. Harapan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan

Agama Islam yaitu menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati serta mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam

mengajarkan agama Islam dari sumber utama kitab suci Alquran dan Al-

Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta menggunakan

pengalaman.

C. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi oleh SMP dalam Menerapkan Nilai

Toleransi Antarsiswa SMP di Yogyakarta

Toleransi merupakan sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan

hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

96

dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan

hak-hak, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.

Nilai toleransi antar umat beragama merupakan hak setiap warga negara

untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing termasuk

sebagai siswa SMP. Guru sebagai panutan dan pemberi contoh dalam

menerapkan nilai toleransi khususnya di kalangan siswa SMP masih mengalami

berbagai kendala dan hambatan baik yang berasal dari faktor internal guru itu

sendiri, maupun yang berasal dari faktor ekstenal yang berasal dari luar

lingkungan sekolah. Berikut hambatan-hambatan yang dihadapi dalam

menerapkan nilai toleransi antarumat beragama di kalangan siswa SMP di

Yogyakarta di antaranya yaitu:

1. Guru yang merupakan salah satu faktor terpenting dalam menerapkan nilai

toleransi pada siswanya mengalami kendala dalam menerapkannya. Hal ini

dikarenakan muatan materi tidak banyak yang mengarah pada pembelajaran

nilai toleransi beragama. Mengingat mata pelajaran PKn untuk SMP,

materinya lebih mengarah ke demokrasi, HAM, hukum, dan

kewarganegaraan.

2. Guru non PKn dan Agama masih sangat kurang peduli terhadap nilai toleransi

tersebut, hal ini dikarenakan banyak guru non pendidikan yang beranggapan

bahwa penanaman nilai toleransi bukan tanggung jawabnya. Seharusnya

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

97

tanggung jawab penanaman nilai toleransi menjadi tanggung jawab semua

elemen, baik guru, komite, masyarakat, maupun orang tua.

3. Faktor penghambat yang ketiga adalah sistem sekolah yang berjalan sekarang

ini masih kurang efektif dalam menanamkan nilai toleransi pada peserta didik.

Hal ini dikarenakan kepedulian penanaman nilai toleransi sangat tergantung

kepada kepala sekolah, guru PKn, dan guru agama.

4. Adanya penekanan nilai yang dilakukan oleh guru pada aspek kognitif dan

intelegensi saja dan nilai didasarkan pada nilai tes. Sedangkan faktor-faktor

yang terkait dengan kepribadian kurang begitu diperhatikan.

5. Adanya kebiasaan guru yang terlalu mengandalkan dan bergantung pada buku

teks. Ketergantungan guru ini sangat tinggi, sehingga pembelajaran yang

dihasilkan menjadi monoton. Seharusnya sebagai seorang guru memiliki

imajinasi untuk mengembangkan materi-materi pelajaran, seperti pemanfaatan

sumber belajar seperti koran, majalah, dan sumber lain, sehingga materi

pelajaran tidak monoton.

6. Model interaksi guru dan siswa secara kenyataan di lapangan menunjukan

bahwa metode ceramah masih menempati rangking pertama dalam proses

belajar mengajar. Sehingga kemampuan guru untuk mengembangkan media

pembelajaran dipandang masih rendah. Akibatnya proses pembelajaran

kurang menarik dan cenderung membosankan.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

98

7. Adanya pertengkaran antara siswa mengenai perbedaan agama, seperti siswa

yang beragama islam menyebutkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh

Kristen itu musrik. Sehingga guru memberikan pengarahan kepada siswanya.

8. Adanya pengaruh dari luar yang menyebabkan adanya pelanggaran-

pelaggaran disekolah, seperi pulang tanpa ijin, seperti MTs karena sistem

pondok.

9. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 4 menjelaskan bahwa (1) setiap

peserta didik pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan berhak mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang

dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. (2) setiap satuan

pendidikan menyediakan tempat menyelenggarakan pendidikan agama.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, seharusnya setiap sekolah

menyediakan sarana dan prasarana bagi peserta didik untuk mendapatkan

pendidikan sesuai dengan agama yang dianutnya, namun secara kenyataan

terdapat sekolah yang belum sesuai dengan aturan tersebut, dimana sekolah

Joannes Bosco tidak menyediakan guru Agama Islam untuk mengajar

pendidikan agama Islam, sehingga ketika ada pelajaran agama Kristen, siswa

yang beragama Islam hanya diberi tugas untuk merangkum dan tidak ada

pengarahan dari guru yang bersangkutan.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

99

D. Upaya yang dilakukan oleh Sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah untuk

Mengatasi Hambatan-hambatan dalam Penerapan Nilai Toleransi

Antarumat Beragama

Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi hambatan-

hambatan dalam menerapkan nilai toleransi antarumat beragama di kalangan

siswa SMP di Yogyakarta di antaranya yaitu:

1. Memberikan pengarahan kepada semua guru bahwa penerapan nilai toleransi

tidak hanya menjadi kewajiban salah satu mata pelajaran saja, tetapi menjadi

tanggungjawab semua elemen, baik guru, kepala sekolah, maupun masyarakat

dan orang tua. Salah satunya yaitu di sekolah SMP Negeri 1 Kalasan, dimana

seorang kepala sekolah memberikan pengarahan kepada semua guru bahwa

penanaman nilai toleransi tidak hanya menjadi tanggungjawab guru bidang

mata pelajaran tertentu yaitu PKn dan Agama, tetapi juga menjadi

tanggungjawab semua guru, termasuk juga kepala sekolah dan masyarakat.

Dengan adanya hal tersebut diharapkan kegiatan-kegiatan yang mengarah

pada fanatik agama dan kegiatan anarkis dapat terkurangi. Adapun kegiatan

yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Kalasan yaitu dengan mengadakan

silaturahmi setiap hari minggu baik yang beragama Non Islam maupun Islam

dengan tujuan untuk mempererat persaudaraan.

2. Memberikan pengarahan kepada guru agama, bahwa pendidikan agama tidak

boleh terlampau bersikap menyendiri, tetapi harus saling bekerjasama dengan

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

100

ilmu lain. Bentuknya bisa berupa latihan-latihan pengalaman keagamaan,

sehingga pendidikan menjadikan orang beragama secara transformatif.

Dengan demikian tidak akan terjadi kerusuhan hanya dikarenakan perbedaan

pandangan.

3. Memberikan pengetahuan agama kepada siswa bahwa mereka sama

kedudukannya atau setara dihadapan Tuhan, sehingga setiap siswa diharapkan

bisa dan mau menghormati setiap perbedaan diantara manusia.

Keberlangsungan proses tauhid dalam setiap praxis sosiologis akan juga

membawa praxis emansipatoris di kalangan umat, sehingga agama akan

menjadi rahmat bagi seluruh alam.

4. Memberikan pengarahan kepada guru tentang metode yang digunakan dalam

materi penanaman nilai toleransi, bahwa metode yang digunakan oleh guru

diharapkan tidak hanya berupa materi-materi saja tetapi juga secara praktik.

Misalnya seorang siswa diajak untuk bermain peran, sehingga siswa dapat

menghayati setiap kejadian-kejadian yang diperankany, seperti yang

dilakukan oleh SMP Johannes Bosco dalam menanamkan nilai toleransi

kepada para siswa.

5. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 4 Ayat 4 menyatakan bahwa satuan

pendidikan yang tidak dapat menyediakan tempat menyelenggarakan

pendidikan agama dapat bekerja sama dengan satuan pendidikan yang

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. …eprints.uny.ac.id/18139/5/BAB IV 08.01.009 Ran p.pdf · dalam bahasa Inggris. 5) ... kembangkan karakter peserta didik berupa rasa percaya

101

setingkat atau penyelenggara pendidikan agama di masyarakat untuk

menyelenggarakan pendidikan agama bagi peserta didik. Sehingga sekolah

yang tidak dapat menyediakan guru atau kegiatan yang sesuai dengan

agamanya dapat bekerja sama dengan sekolah lain untuk menyelenggarakan

pendidikan bagi peserta didik tersebut.