BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/49474/5/17. BAB IV.pdf ·...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/49474/5/17. BAB IV.pdf ·...
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Produk yang dikembangkan adalah Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) matematika materi trigonometri untuk siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas X dengan pendekatan guided discovery. Penelitian ini
menggunakan model pengembangan ASSURE. Pengembangan model
ASSURE meliputi enam tahap yaitu: (1) Analyze Learners; (2) State Objectives;
(3) Select Methods, Media and Materials; (4) Utilize Media and Materials; (5)
Require Learner Participation; (6) Evaluate and Revise. Kualitas LKS ditinjau
dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Adapun hasil setiap tahapan
selama proses pengembangan dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Hasil Tahap Analyze Learners
Tahap Analyze learner merupakan tahap awal penelitian
pengembangan LKS yang telah dilakukan. Tahap Analyze learner berfungsi
untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan dalam pembelajaran. Pada tahap
ini, peneliti melakukan analisis terhadap berbagai hal untuk dijadikan dasar
mendesain dan mengembangkan produk yaitu analisis situasi pembelajaran
dan analisis karakteristik siswa. Hasil yang diperoleh pada tahap Analyze
learner adalah sebagai berikut.
74
a. Hasil Analisis situasi pembelajaran
Analisis situasi pembelajaran didasarkan hasil pengamatan dan
kajian situasi dari permasalahan yang ada di lapangan dan produk apa
yang mampu membantu menyelesaikan masalah pendidikan yang ada.
Pada tahap analisis situasi pembelajaran, peneliti melakukan observasi
kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan di SMA N 1
Pengasih. Hasil observasi yang dilakukan selama dua bulan (saat
peneliti praktik mengajar/PPL) diketahui bahwa pembelajaran sudah
berlangsung dengan baik dan guru memberikan konsep matematika dari
yang paling dasar hingga kompleks dengan baik.
Pembelajaran matematika yang dilakukan hanya dengan
diberikan catatan materi yang sedang dipelajari di papan tulis kemudian
siswa diberikan waktu untuk mencatat dan diberikan soal latihan. Siswa
cenderung mendengarkan dan menerima apa yang disampaikan guru
sehingga kurang terlibat aktif dalam menemukan konsep-konsep
matematika yang sedang dipelajarinya.
Ada beberapa komponen penting pembelajaran di sekolah yang
belum dimiliki. Komponen tersebut diantaranya adalah sumber belajar
dan media ajar matematika yang sesuai dengan karakter siswa di
sekolah tersebut. Berdasarkan beberapa komponen tersebut, diketahui
bahwa sekolah belum memiliki Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
sebagaimana seharusnya. Berdasarkan pengamatan pada saat PPL
siswa hanya memiliki buku paket matematika kurikulum 2013 revisi
75
2014 dan satu buku tersebut digunakan untuk 2 orang siswa. Buku
tersebut digunakan siswa sebagai pegangan pembelajaran di kelas. Pada
semester genap ini, siswa tidak memiliki panduan belajar baik buku
paket matematika kurikulum 2013 revisi 2016 maupun lembar kegiatan
siswa yang dapat digunakan secara individu. Berdasarkan hasil
wawancara, guru juga mengaku mengalami kesulitan mendapatkan
bahan ajar sebagai media pembelajaran di kelas. Guru juga belum
mengembangkan LKS yang dapat memfasilitasi siswa dalam
menemukan konsep-konsep matematika secara mandiri sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikembangkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan yang lebih bervariasi yang
mampu mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Dengan demikian siswa tidak hanya menerima dan menghafal materi
yang sampaikan oleh guru, namun juga turut berpartisipasi dalam
menemukan konsep-konsep baru dan membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih baik. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah guided
discovery (penemuan terbimbing). Pendekatan guided discovery dapat
membantu siswa memahami materi yang dipelajari dengan lebih baik
dan membuat materi yang dipelajari lebih lama membekas pada memori
siswa karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses penemuannya.
76
b. Analisis Karakteristik Siswa
Analisis dilakukan dengan cara melakukan diskusi bersama
guru matematika disekolah, wawancara secara langsung kepada siswa
dan pengamatan langsung terhadap siswa kelas X MIA 4. Berdasarkan
hasil analisis karakteristik siswa diperoleh data yang meliputi:
1) Karakteristik Umum Siswa
Siswa kelas X MIA 4 SMA N 1 Pengasih berjumlah 33
orang dengan siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswa
perempuan berjumlah 23 orang. Berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa diperoleh informasi bahwa rata-rata pekerjaan wali
murid siswa kelas X MIA 4 adalah PNS dan wiraswasta. Dari segi
sosial ekonomi siswa tergolong sedang atau menengah.
Latar belakang tingkat pendidikan siswa X MIA 4 adalah
lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ada siswa yang
juga sekaligus lulusan dari Pondok Pesantren. Mereka berusia
antara 15-16 tahun, dapat disebut juga sebagai remaja. Siswa kelas
X MIA 4 juga memiliki berbagai bakat atau keahlian, terutama
dalam bidang olahraga dan seni.
2) Kemampuan awal siswa
Analisis kemampuan awal siswa diperlukan untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan keterampilan yang
telah atau belum dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran
77
matematika. Hasil analisis ini diperoleh dari pengamatan langsung
dan wawancara kepada siswa.
Pada bulan Juli hingga September 2016, peneliti
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah
tempat uji coba dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi
selama penelitian didapatkan informasi bahwa kemampuan siswa
dalam pelajaran matematika dapat dikatakan sedang. Siswa masih
bergantung pada penjelasan guru sehingga siswa masih merasa
kesulitan jika ada soal-soal yang lebih kompleks. Rata-rata nilai
UAS yang diperoleh siswa kelas X MIA 4 yaitu 74 dengan KKM
65. Nilai tersebut masih cenderung rendah.
Dalam pembelajaran, siswa belum bisa menalar atau
memecahkan suatu masalah secara mandiri sehingga sangat
membutuhkan bimbingan dari gurunya. Selain itu, siswa
membutuhkan panduan belajar secara bertahap langkah demi
langkah supaya mudah paham bukan hanya diberikan rumus instan
yang harus dihafalkan. Pada dasarnya siswa kelas X sudah mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat abstrak, akan tetapi
dalam hal trigonometri siswa masih menemukan banyak kesulitan
terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
permasalahan sehari-hari. Siswa juga masih membutuhkan bantuan
ataupun bimbingan dari guru untuk memahami materi yang
dipelajari.
78
Berdasarkan analisis karakteristik siswa di atas, peneliti
mengembangkan LKS dengan pendekatan guided discovery untuk
membantu dan memotivasi siswa dalam belajar trigonometri.
3) Gaya-gaya belajar siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X MIA
4 SMA N 1 Pengasih, gaya belajar siswa dalam belajar matematika
senang dengan tipe belajar audio-visual. Dalam belajar
matematika, siswa mengaku lebih senang berdiskusi dengan
temannya pada saat pembelajaran matematika. Rasa ingin tahu
siswa SMA cenderung mencoba dan menemukan hal-hal yang baru
terutama inovasi pembelajaran yang baru ia peroleh.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan LKS
dengan pendekatan guided discovery. LKS sebagai media belajar
dan pendekatan guided discovery dapat memfasilitasi siswa
mendapatkan bimbingan seperlunya dari guru sehingga dapat
sesuai dengan gaya belajar siswa yang audio-visual.
2. Hasil Tahap State Objectives
Pada tahap State objectives dilakukan penetapan tujuan
pembelajaran yang sebelumnya telah dilakukan telaah kompetensi. Pada
tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum yang berlaku di
sekolah, kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan
pembelajaran.
79
Peneliti menganalisis kurikulum yang digunakan di SMA N 1
Pengasih yaitu Kurikulum 2013 revisi 2016. Salah satu materi pokok mata
pelajaran matematika wajib yaitu trigonometri. Materi trigonometri
merupakan materi dasar yang akan digunakan untuk pembelajaran pada
tingkatan-tingkatan selanjutnya. Materi trigonometri ini disampaikan di
kelas X semester 2. Berikut adalah Lampiran Permendikbud No 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) materi
trigonometri untuk SMA kelas X.
Tabel 15. KI dan KD Materi Trigonometri untuk SMA Kelas X
Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
3.7 Menjelaskan rasio trigonometri
(sinus, cosinus, tangen, cosecan,
secan, dan cotangen) pada segitiga
siku-siku
3.8 Menggeneralisasi rasio trigonometri
untuk sudut-sudut di berbagai
kuadran dan sudut-sudut berelasi
3.9 Menjelaskan aturan sinus dan
cosinus
3.10 Menjelaskan fungsi trigonometri
dengan menggunakan lingkaran
satuan
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
4.7 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan rasio trigonometri (sinus,
cosinus, tangen, cosecan, secan,
dan cotangen) pada segitiga siku-
siku
4.8 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan rasio trigonometri sudut-
80
Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)
sudut di berbagai kuadran dan
sudut-sudut berelasi.
4.9 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan aturan sinus dan
cosinus.
4.10 Menganalisa perubahan grafik
fungsi trigonometri akibat
perubahan pada konstanta pada
fungsi
𝑦 = 𝑎 𝑠𝑖𝑛 𝑏(𝑥 + 𝑐) + 𝑑
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan LKS trigonometri
dengan materi pada KD 3.7, 3.8, 4.7, dan 4.8. Berdasarkan KD tersebut
kemudian dapat dikembangkan indikator pembelajaran dan dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 16. Indikator Ketercapaian Pembelajaran dan Tujuan
Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
3.7 Menjelaskan rasio
trigonometri (sinus,
cosinus, tangen,
cosecan, secan, dan
cotangen) pada
segitiga siku-siku.
3.7.1 Mengidentifikasi
fakta pada radian
dan derajat sebagai
satuan pengukuran
sudut serta
hubungannya.
Siswa mampu
mengidentifikasi dengan
tepat fakta pada radian
dan derajat sebagai
satuan pengukuran sudut
serta hubungannya
dengan menggunakan
LKS 1.
3.7.2 Mengubah satuan
ukuran sudut dari
derajat ke radian
atau sebaliknya.
Siswa mampu
mengubah satuan
ukuran sudut dari derajat
ke radian atau
sebaliknya dengan benar
menggunakan LKS 1.
81
Kompetensi Dasar Indikator
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
3.7.3 Menemukan
konsep rasio
trigonometri
(sinus, cosinus,
tangen, cosecan,
secan, dan
cotangen) pada
segitiga siku-siku
Siswa mampu
menemukan dengan
tepat konsep rasio
trigonometri (sinus,
cosinus, tangen,
cosecan, secan, dan
cotangen) pada segitiga
siku-siku menggunakan
LKS 2.
3.7.4 Menemukan sifat-
sifat antar rasio
trigonometri dalam
segitiga siku-siku
Siswa mampu dengan
tepat menemukan sifat-
sifat antar rasio
trigonometri dalam
segitiga siku-siku
menggunakan LKS 2.
3.7.5 Menentukan nilai
rasio trigonometri
untuk sudut-sudut
istimewa
Siswa mampu dengan
benar menentukan nilai
rasio trigonometri untuk
sudut-sudut istimewa
menggunakan LKS 3.
3.8 Menggeneralisasi
rasio trigonometri
untuk sudut-sudut di
berbagai kuadran
dan sudut-sudut
berelasi.
3.8.1 Menemukan
konsep rasio
trigonometri sudut-
sudut di berbagai
kuadran
Siswa mampu
menemukan dengan
tepat konsep rasio
trigonometri sudut-sudut
di berbagai kuadran
menggunakan LKS 4.
3.8.2 Menentukan
hubungan rasio
trigonometri sudut-
sudut di berbagai
kuadran
Siswa mampu
menentukan engan tepat
hubungan rasio
trigonometri sudut-sudut
di berbagai kuadran
menggunakan LKS 4.
3.8.3 Menemukan
konsep rasio
trigonometri untuk
sudut–sudut
berelasi
Siswa mampu
menemukan dengan
tepat konsep rasio
trigonometri untuk
sudut–sudut berelasi
menggunakan LKS 5.
82
Kompetensi Dasar Indikator
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
3.8.4 Menemukan
konsep identitas
trigonometri
Siswa mampu
menemukan konsep
identitas trigonometri
dengan tepat
mengggunakan LKS 6.
3.8.5 Menggunakan
identitas
trigonometri untuk
membuktikan
identitas
trigonometri
lainnya
Siswa mampu
menggunakan identitas
trigonometri dengan
tepat untuk
membuktikan identitas
trigonometri lainnya
mengggunakan LKS 6.
4.7 Menyelesaikan
masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
rasio trigonometri
(sinus, cosinus,
tangen, cosecan,
secan, dan
cotangen) pada
segitiga siku-siku.
4.7.1 Menggunakan
konsep rasio
trigonometri
(sinus, cosinus,
tangen, cosecan,
secan, dan
cotangen) dalam
menyelesaikan
masalah
kontekstual
Siswa mampu
menyelesaikan masalah
kontekstual dengan
menggunakan konsep
rasio trigonometri
(sinus, cosinus, tangen,
cosecan, secan, dan
cotangen) menggunakan
LKS 2.
4.7.2 Menerapkan
konsep rasio
trigonometri untuk
sudut istimewa
dalam
menyelesaikan
masalah
kontekstual
Siswa mampu
menyelesaikan masalah
kontekstual dengan
benar menggunakan
konsep rasio
trigonometri untuk sudut
istimewa melalui LKS 3.
4.8 Menyelesaikan
masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
rasio trigonometri
sudut-sudut di
berbagai kuadran
dan sudut-sudut
berelasi.
4.8.1 Menentukan
hubungan rasio
trigonometri untuk
sudut–sudut
berelasi dalam
menyelesaikan
masalah
kontekstual
Siswa mampu
menentukan hubungan
rasio trigonometri untuk
sudut–sudut berelasi
dalam menyelesaikan
masalah kontekstual
dengan benar melalui
LKS 5
83
Adapun peta konsep atau skema pencapaian kompetensi
trigonometri adalah sebagai berikut.
Gambar 3. Peta Konsep Trigonometri
84
Selain itu guna mendukung pengembangan, penulis menggunakan
referensi buku-buku pelajaran matematika yang sesuai dengan kurikulum
2013 untuk kelas X. Adapun referensi tersebut diantaranya
a. Al Krismanto. 2008. Pembelajaran Trigonometri SMA. Yogyakarta:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa
Matematika SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Noormandiri. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Wajib. Jakarta: Erlangga
d. Rusgianto. 2012. Trigonometri Membangun Kekuatan Konstruksi
Kognitif. Yogyakarta: Grafika Indah
3. Hasil Tahap Select Methods, Media and Materials
Pada tahap ini dilakukan pemilihan metode, media, dan bahan ajar
yang akan dihasilkan.
a. Pemilihan Metode
Berdasarkan analisis karakteristik siswa, analisis kemampuan
awal siswa dan analisis gaya belajar siswa maka metode pembelajaran
yang dipilih adalah guided discovery.
b. Pemilihan Media
Berdasarkan analisis karakteristik siswa, analisis kemampuan
awal siswa dan analisis gaya belajar siswa maka media yang dipilih yaitu
85
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang disertai kolom jawaban dengan
bantuan beberapa alat pembelajaran seperti jangka dan penggaris.
c. Menghasilkan Bahan Ajar Khusus
Pada tahap ini, peneliti memilih untuk meracang bahan ajar baru
yaitu berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika dengan
pendekatan guided discovery. Sebelum menghasilkan LKS baru, peneliti
membuat rancangan atau desain produk dengan mengacu pada hasil pada
tahap analisis. Peneliti menyusun instrumen penelitian, memvalidasikan
LKS dan merevisi LKS supaya layak digunakan dalam pembelajaran.
Berikut penjelasan untuk masing-masing tahap pengembangan LKS.
1) Menentukan format Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Penyusunan format LKS dilakukan dengan mengacu pada
Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian materi trigonometri
pada kurikulum 2013 revisi 2016 yang diperoleh dari hasil analisis
state Objectivess pada tahap sebelumnya. Selain itu, LKS yang
dikembangkan juga mengacu pada langkah-langkah pembelajaran
guided discovery.
LKS yang dikembangkan dibagi menjadi tiga bagian yakni
bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal LKS terdiri dari halaman
sampul, halaman identitas, kata pengantar, peta konsep dan daftar
isi. Bagian isi terdiri dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
oleh siswa dalam pembelajaran. Pada bagian akhir berisi daftar
86
referensi yang digunakan dalam menyusun LKS. Format LKS yang
dikembangkan adalah sebagai berikut.
SAMPUL
HALAMAN IDENTITAS
KATA PENGANTAR
PETA KONSEP
DAFTAR ISI
Pengantar Materi Trigonometri
LKS 1 : Ukuran Sudut (Derajat dan Radian)
LKS 2 : Rasio Trigonometri (Sinus, Cosinus, Tangen,
Cosecan, Secan, Cotangen)
LKS 3 : Rasio Trigonometri untuk Sudut-sudut Istimewa
LKS 4 : Rasio Trigonometri untuk Sudut-sudut di
Berbagai Kuadran
LKS 5 : Rasio Trigonometri untuk Sudut-sudut Berelasi
LKS 6 : Identitas Trigonometri
DAFTAR PUSTAKA
2) Menentukan desain awal Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Desain awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh
kegiatan yang harus dilakukan sebelum uji coba dilaksanakan.
Hasil dari desain awal ini yaitu draft LKS yang akan digunakan
siswa dan draft LKS Guru sebagai buku pegangan guru.
87
Berikut adalah desain awal Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
yang dikembangkan:
a) Halaman Sampul
Halaman sampul berisi judul LKS yang dikembangkan,
kurikulum yang digunakan, subjek penelitian, nama penulis,
sasaran pengguna LKS dan identitas pemilik.
Gambar 4. Tampilan Halaman Sampul Depan
Gambar 5. Tampilan Halaman Sampul Belakang
88
b) Halaman Identitas
Halaman identitas berisikan informasi terkait LKS
yang dikembangkan. Informasi tesebut terdiri dari judul LKS,
nama penulis, pembimbing, validator, nama instansi, ukuran
LKS, serta media yang digunakan dalam menyusun LKS.
Gambar 6. Tampilan Halaman Identitas
c) Halaman Kata Pengantar
Bagian kata pengantar berisi ucapan rasa syukur
penulis atas tersusunnya LKS yang dikembangkan, gambaran
umum isi LKS, ucapan terimakasih dan harapan penulis
terhadap LKS yang dikembangkan.
89
Gambar 7. Halaman Kata Pengantar
d) Peta Konsep
Peta konsep berisi alur materi yang akan dipelajari
dalam LKS. Peta konsep akan menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan belajar.
Gambar 8. Tampilan Peta Konsep
90
e) Daftar Isi
Bagian daftar ini berisi informasi mengenai apa saja
yang terdapat dalam LKS beserta nomor halamannya.
Gambar 9. Tampilan Daftar Isi
f) Pengantar Materi Trigonometri
Bagian ini berisi materi yang akan dipelajari, KD materi
trigonometri yang harus dicapai, bagian motivasi dan sub topik
yang dipelajari dalam LKS.
Gambar 10. Tampilan Pengantar Materi Trigonometri
91
g) Bagian Inti LKS
Bagian Inti LKS berisikan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran. Bagian inti LKS ini
terdiri dari beberapa bagian yang meliputi sub judul LKS,
Kompetensi Dasar, indikator pencapaian, motivasi, petunjuk
penggunaan LKS, kegiatan, pertanyaan bimbingan, soal
latihan, kolom jawaban, kesimpulan, dan informas-informasi
pendukung. Penjelasan masing-masing bagian sebagai
berikut.
(1) Sub judul LKS
Sub judul LKS menggambarkan materi yang akan
dipelajari melalui serangkaian kegiatan dalam LKS.
Gambar 11. Tampilan Salah Satu Bagian Sub Judul
LKS
(2) Kompetensi Dasar
Bagian ini berisikan Kompetensi Dasar yang akan
dicapai pada setiap LKS.
Gambar 12. Tampilan Salah Satu Kompetensi Dasar
92
(3) Indikator Pencapaian
Bagian ini berisikan indikator pencapaian
yang telah dikembangkan dengan mengacu pada
Kompetensi Dasar.
Gambar 13. Tampilan Salah Satu Indikator
Pencapaian
(4) Motivasi
Bagian ini berisikan motivasi untuk siswa
supaya tertarik untuk mempelajari materi trigonometri.
Motivasi ini berbeda setiap LKS disesuaikan sub
materi yang akan dipelajari.
Gambar 14. Tampilan salah satu motivasi
(5) Petunjuk Penggunaan LKS
Bagian ini berisikan petunjuk penggunaan LKS
secara umum.
93
Gambar 15. Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS
(6) Kegiatan
Bagian ini berisikan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan oleh siswa.
Gambar 16. Tampilan Salah Satu Bagian
Kegiatan LKS
(7) Pertanyaan Bimbingan
Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang
akan membimbing dan mengarahkan siswa untuk
menemukan suatu konsep matematika.
Gambar 17. Tampilan Salah Satu Pertanyaan
Bimbingan
94
(8) Soal Latihan
Bagian ini berisi beberapa soal latihan terkait
materi yang telah dipelajari. Soal-soal ini diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari.
Gambar 18. Tampilan Salah Satu Latihan Soal
(9) Kolom Jawaban
Bagian ini merupakan bagian dimana siswa
menuliskan jawaban dari pertanyaan atau soal yang
diberikan.
Gambar 19. Tampilan Salah Satu kolom jawaban
(10) Kesimpulan
Bagian ini merupakan tempat nbagi siswa
untuk menuliskan kesimpulan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
95
Gambar 20. Tampilan Salah Satu Kesimpulan
(11) Informasi-informasi pendukung
Bagian ini merupakan bagian yang
memberikan informasi penting tambahan tentang
materi yang dipelajari.
Gambar 21. Tampilan Informasi Pendukung
96
h) Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar referensi yang digunakan
oleh penulis untuk menyusun dan mengembangkan LKS.
Gambar 22. Tampilan Daftar Pustaka
Langkah selanjutnya yaitu penyusunan format LKS
guru yang dilakukan dengan tahapan yang sama seperti
menyusun format LKS untuk siswa. Namun, untuk LKS
pegangan guru terdapat sedikit perbedaan pada sampul
depan LKS dan disertai dengan kunci jawaban.
Berikut adalah tampilan sampul depan LKS Guru
dan contoh tampilan kunci jawaban LKS.
Gambar 23. Tampilan Sampul LKS Guru
97
Gambar 24. Contoh Tampilan Kunci Jawaban LKS Guru
3) Mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Pada tahap ini peneliti mengembangkan LKS sesuai
dengan format LKS yang telah disusun sebelumnya. Peneliti
mengacu dan memperhatikan syarat-syarat LKS yang baik yakni
harus memenuhi beberapa aspek yaitu aspek kompetensi,
kesesuaian dengan pendekatan guided discovery, kelayakan isi,
bahasa, penyajian dan grafika.
Aspek kompetensi, kesesuaian dengan pendekatan guided
discovery dan kelayakan isi yang harus dipenuhi adalah cakupan
materi, keakuratan materi kesesuaian dengan kompetensi dan
pendekatan yang digunakan. Kelayakan bahasa yang harus
dipenuhi adalah penggunaan bahasa sesuai dengan siswa,
susunan kalimat, kosa kata dan ketepatan kaidah penulisan serta
kebenaran istilah dan simbol. Kelayakan penyajian yang harus
dipenuhi adalah teknik penyajian serta pendukung penyajian
98
LKS. Kelayakan kegrafikaan yang harus dipenuhi adalah
ketepatan tampilan LKS, ukuran LKS serta ketepatan warna dan
dan huruf yang digunakan sehingga membuat siswa lebih
tertarik dan semangat untuk belajar.
LKS yang dikembangkan juga harus mengacu pada
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan penemuan
terbimbing, sebagai berikut: 1) merumuskan masalah yang akan
diberikan ke siswa; 2) siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data yang diberikan; 3) siswa
membuat prakiraan dari hasil analisis; 4) siswa bersama dengan
guru memeriksa kebenaran prakiraan yang telah dibuat; 5) siswa
membuat kesimpulan dari hasil prakiraan yang telah diperiksa
kebenarannya; 6) guru memberikan latihan soal untuk
memeriksa kebenaran dari kesimpulan yang dibuat.
LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa
media cetak dan disusun dalam bahasa Indonesia. Pada
penelitian ini peneliti mengembangkan 6 sub judul LKS dengan
mengacu pada 4 Kompetensi Dasar (KD) pada materi
trigonometri sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi 2016. Hasil
LKS yang dikembangkan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran E2.
Produk awal LKS yang telah dikembangkan kemudian
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Hal ini bertujuan
99
untuk mendapatkan masukan atau saran dari dosen pembimbing
agar LKS yang dikembangkan menjadi lebih baik. LKS yang
telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing kemudian
diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan.
4) Menyusun Instrumen Penelitian
Tahap selanjutnya yaitu penyusunan instrumen penilaian.
Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data
penelitian yang dapat mengukur kevalidan, kepraktisan dan
keefektifan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Kevalidan LKS
diukur dengan menggunakan lembar penilaian LKS yang diisi
oleh ahli materi dan ahli media. Kepraktisan LKS diukur dengan
mengggunakan angket respon siswa dan angket respon guru.
Keefektifan LKS diukur dengan menggunakan soal tes hasil
belajar. Sedangkan baik tidaknya keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
yang diisi oleh observer. Sebelum digunakan untuk memperoleh
data, instrumen yang digunakan harus valid terlebih dahulu.
Instrumen diserahkan kepada dosen pembimbing untuk dibaca
dan dikoreksi kemudian divalidasi oleh validator. Berikut
penjelasan dari setiap instrumen.
(a) Instrumen Penilaian LKS
Instrumen penilaian LKS digunakan untuk menilai
kualitas LKS yang dikembangkan dari aspek kevalidan.
100
Instrumen ini berbentuk angket dengan skala Likert dalam
bentuk checklist dan disertai dengan kolom komentar/saran.
Skala likert ini menggunakan kategori sebagai berikut:
sangat tidak baik (skor 1), tidak baik (skor 2), cukup baik
(skor 3), baik (skor 4), sangat baik (skor 5).
Instrumen penilaian LKS dikembangkan dengan
memperhatikan segi materi dan media. Penilaian LKS dari
segi materi dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kompetensi, aspek kelayakan isi dan aspek kesesuaian LKS
dengan pendekatan guided discovery. Penilaian LKS dari
segi media dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian dan aspek
kelayakan grafika. Tabel 17 berikut merupakan rincian tiap
aspek penilaian LKS dan jumlah butir pernyataan. Lembar
penilaian LKS untuk ahli materi dan ahli media
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A2 dan Lampiran
A3.
Tabel 17. Rincian Aspek Penilaian Kevalidan LKS
No Aspek yang Dinilai Jumlah Butir
Ahli Materi
1. Kompetensi 5
2. Kelayakan Isi 8
3. Kesesuaian LKS dengan
pendekatan guided discovery
6
Ahli Media
4. Kelayakan Bahasa 7
5. Kelayakan Penyajian 8
6. Kelayakan Grafika 13
Jumlah Butir 47
101
Instrumen penilaian LKS yang telah disusun
diserahkan kepada para ahli dan digunakan untuk menilai
tingkat kevalidan LKS yang dikembangkan sebelum
digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
(b) Instrumen Angket Respon Siswa
Angket respons siswa digunakan untuk mendapatkan
data mengenai pendapat siswa tentang proses pembelajaran
dengan menggunakan LKS dengan pendekatan guided
discovery yang dikembangkan. Data ini kemudian akan
dianalisis dan dijadikan dasar untuk penilaian kualitas LKS
berdasarkan aspek kepraktisan. Tabel 18 berikut merupakan
rincian tiap aspek penilaian pada angket respon siswa dan
jumlah butir pernyataan. Lembar angket respon siswa
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A4.
Tabel 18. Rincian Aspek Penilaian pada Angket
Respon Siswa
No Aspek yang dinilai Jumlah Butir
1. Kesesuaian Materi dengan
Pendekatan Guided Discovery
4
2. Kemudahan 4
3. Keterbantuan 4
4. Kemenarikan 3
Jumlah Butir 15
Angket respon siswa ini disusun dengan skala Likert
dalam bentuk checklist dan terdapat dua jenis pernyataan
102
yaitu pernyataan positif dan pernyatan negatif. Skala Likert
ini menggunakan kategori sebagai berikut:
Tabel 19. Aturan Penskoran Angket Respon Siswa
dengan Skala Likert
Kategori
Skor
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
(c) Instrumen Angket Respon Guru
Angket respon guru ini digunakan untuk mendapatkan
data mengenai pendapat guru tentang perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Data ini kemudian akan
dianalisis dan dijadikan dasar untuk penilaian kualitas
perangkat pembelajaran berdasarkan aspek kepraktisan.
Tabel 20 berikut merupakan rincian tiap aspek penilaian
pada angket respon guru dan jumlah butir pernyataan. Kisi-
kisi, deskripsi dan lembar angket respon guru berturut-turut
dapat dilihat pada Lampiran A5.
Tabel 20. Rincian Aspek Penilaian pada Angket
Respon Guru
No Aspek yang Dinilai Jumlah Butir
1. Kesesuaian Materi 4
2. Penyajian RPP 6
3. Penyajian LKS 10
Jumlah Butir 20
103
Angket ini berbentuk Skala Likert dalam bentuk
checklist. Skala likert ini menggunakan kategori sebagai
berikut: sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2),
kurang setuju (skor 3), setuju (skor 4), sangat setuju (skor 5).
(d) Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data
mengenai tingkat penguasaan materi oleh siswa setelah
kegiatan pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan selesai dilaksanakan. Soal
tes merupakan soal berbentuk pilihan ganda dan uraian yang
mewakili indikator pencapaian materi. Kisi-kisi, soal tes
hasil belajar dan rubrik penilaian berturut-turut dapat dilihat
pada Lampiran A7, A8 dan A9.
Data tes hasil belajar siswa ini dihitung melalui
persentase ketuntasan berdasarkan nilai KKM yang
diterapkan disekolah. Data tersebut kemudian akan
dianalisis dan dijadikan dasar penilaian kualitas perangkat
pembelajaran berdasarkan aspek keefektifan.
Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mendapat
komentar dan masukan yang kemudian digunakan untuk
memperbaiki instrumen. Instrumen yang telah disunting
berdasarkan masukan dosen pembimbing kemudian
104
diserahkan kepada validator untuk dinilai kevalidannya.
Validator yang dipilih untuk menilai instrumen penelitian ini
adalah dosen ahli dari jurusan pendidikan Matematika,
FMIPA UNY.
Instrumen penelitian yang telah dinilai oleh validator
kemudian direvisi sesuai dengan masukan dan saran yang
diberikan agar menjadi lebih baik. Setelah dilakukan revisi
dan dinyatakan valid, selanjutnya instrumen digunakan
untuk penelitian.
5) Memvalidasikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Pada tahap ini, LKS yang telah dikembangkan dan
diperbaiki sesuai saran dosen pembimbing diserahkan kepada
ahli atau validator untuk diberikan penilaian terkait aspek
kevalidan. Validasi dilakukan oleh dosen ahli materi dan ahli
media dari Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY serta
guru matematika dari SMA N 1 Pengasih. Penilaian LKS oleh
validator dilakukan dengan mengisi lembar penilaian LKS yang
telah dinyatakan valid oleh ahli. Jika LKS belum valid maka
validasi terus dilakukan hingga didapatkan LKS yang valid.
Selain mendapatkan penilaian dari tingkat kevalidan
LKS, tahap ini juga bertujuan untuk mendapatkan saran dan
masukan dari validator yang selanjutnya akan digunakan untuk
105
memperbaiki LKS yang dikembangkan sebelum akhirnya
diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
6) Merevisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi sesuai saran
validator. Berikut beberapa hal yang perlu diperbaiki sesuai
saran dan masukan dari validator.
(a) Gambar/desain cover depan LKS diganti dengan gambar
yang lebih komunikatif dan warna lebih menarik.
Sebelum revisi: tampilan cover LKS terdapat gambar yang
tidak ada kebermaknaannya. Pemilihan warna cover LKS
kurang tepat.
Gambar 25. Tampilan Cover LKS Sebelum Revisi
106
Setelah revisi: tampilan cover diganti dengan gambar
bianglala yang berkaitan dengan rasio trigonometri
diberbagai kuadran. Warna tampilan cover dibuat lebih cerah
sehingga terkesan lebih menarik dan tidak menakutkan.
Hasil revisi tersebut seperti pada gambar 25 berikut.
Gambar 26. Tampilan Cover LKS Setelah Revisi
(b) Perbaikan pada tampilan yang salah
Sebelum Revisi: Tampilan bagian “Keterangan” pada LKS
2 terlalu keatas sehingga menutupi informasi lain pada LKS.
107
Gambar 27. Tampilan LKS 2 Sebelum Revisi
Setelah Revisi: Tampilan bagian “Keterangan” diturunkan
sehingga informasi lain pada LKS tidak tertutup dan
lengkap.
Gambar 28. Tampilan LKS 2 Setelah Revisi
(c) Perbaikan kesalahan penulisan pada LKS
Gambar 29. Contoh Tampilan Kesalahan Penulisan
Sebelum Revisi
108
Gambar 30. Contoh Tampilan Kesalahan Penulisan
Sesudah Revisi
(d) Penambahan penyelesaian masalah kontekstual pada LKS 2,
LKS 3 dan LKS 5.
Sebelum Revisi: LKS belum terdapat kegiatan dalam
menyelesaikan masalah kontekstual namun sudah terdapat
soal latihan menyelesaikan masalah kontekstual.
Setelah Revisi: LKS diberi tambahan kegiatan
menyelesaikan masalah kontekstual beserta dengan langkah
bimbingan penyelesaiannya.
Gambar 31. Contoh Salah Satu Kegiatan Menyelesaikan
Masalah Kontekstual
109
4. Hasil Tahap Utilize Media and Materials
Sebelum LKS diujicobakan, peneliti juga membuat Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman penggunaan LKS pada
pembelajaran. RPP ini sebelumnya telah divalidasikan kepada dosen ahli
materi dan guru di sekolah. RPP ini disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku disekolah dan mengacu pada langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan guided discovery. Lembar penilaian RPP yang disusun
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A1.
LKS yang telah dinyatakan layak digunakan oleh validator dan telah
melalui tahap revisi kemudian diujicobakan dengan model pembelajaran
sesuai pada RPP. Sebelum dilakukan uji coba LKS dilakukan proses 5P yaitu:
a. Pratinjau (preview), mengecek strategi/model/metode, media, LKS dan
RPP yang digunakan untuk pembelajaran supaya layak digunakan.
b. Menyiapkan (prepare) strategi/model/metode, media, LKS dan RPP
yang mendukung pembelajaran kemudian didistribusikan kepada seluruh
siswa.
c. Mempersiapkan (prepare) lingkungan belajar yaitu dengan
mempersiapkan ruang kelas, alat pembelajaran meliputi: spidol,
penggaris dan jangka, dan lain-lain.
d. Mempersiapkan (prepare) pembelajar dengan mengecek kesiapan siswa
seperti alat tulis dan LKS yang akan digunakan.
e. Menyediakan (provide) pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau
pembelajar) dengan memberikan apersepsi kepada siswa.
110
Uji coba penggunaan LKS ini dilakukan di SMA N 1 Pengasih
yang beralamat di Jalan KRT Kertodiningrat 41 Margosari, Pengasih,
Kulon Progo. Uji coba LKS dilakukan kepada 33 siswa kelas X MIA 4.
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 hingga 27 Februari
2017 sebanyak sebelas kali pertemuan ditambah satu kali pertemuan
yang digunakan untuk tes hasil belajar yaitu pada tanggal 6 Maret 2017.
Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 45 menit. Tabel 21
berikut merupakan jadwal pelaksanaan uji coba LKS yang dilakukan.
Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba LKS
Pertemuan
Ke- Hari, tanggal Materi
1. Selasa,
17 Januari 2017
LKS 1: Ukuran Sudut
2. Senin,
23 Januari 2017
LKS 2: Rasio Trigonometri
(Sinus, Cosinus, Tangen,
Cosecan, Secan, Cotangen)
3. Selasa,
24 Januari 2017
LKS 3: Rasio Trigonometri untuk
Sudut-Sudut Istimewa
4. Selasa,
31 Januari 2017
LKS 4: Rasio Trigonometri untuk
Sudut di Kuadran I dan II
5. Senin,
6 Februari 2017
LKS 4: Rasio Trigonometri untuk
Sudut di Kuadran III dan IV
6. Selasa,
7 Februari 2017
LKS 5: Rasio Trigonometri untuk
Sudut Berelasi (90° − 𝛼)
7. Senin,
13 Februari 2017
LKS 5: Rasio Trigonometri untuk
Sudut Berelasi (90° + 𝛼) dan
(180° − 𝛼)
8. Selasa,
14 Februari 2017
LKS 5: Rasio Trigonometri untuk
Sudut Berelasi (180° + 𝛼) dan
(270° − 𝛼)
9. Senin,
20 Februari 2017
LKS 5: Rasio Trigonometri untuk
Sudut Berelasi (270° + 𝛼) dan
(360° − 𝛼)
10. Selasa,
21 Februari 2017
LKS 5: Rasio Trigonometri untuk
Sudut Berelasi (𝑛. 360 ± 𝛼)
11. Senin,
27 Februari 2017
LKS 6: Identitas Trigonometri
111
Pada kegiatan implementasi, peneliti menjadi observer kegiatan
pembelajaran ketika guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran.
Peneliti juga sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan untuk
mengamati jalannya pembelajaran peneliti dibantu oleh tiga observer
yang bergerak dalam bidang pendidikan matematika.
Pada pelaksanaan uji coba ini, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan mengacu pada RPP yang telah dikembangkan. Secara umum
kegiatan pembelajaran dibagi dalam tiga bagian, yakni kegiatan
pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan
guru mengawali pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan doa
bersama, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran,
menyampaiakan topik dan tujuan pembelajaran, menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, memberikan motivasi, dan
melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
LKS dengan pendekatan guided discovery (penemuan terbimbing) yang
telah dikembangkan oleh peneliti. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok masing-masing siswa
melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas untuk menemukan suatu
konsep matematika dengan mengikuti langkah-langkah yang terdapat
dalam LKS.
112
Gambar 32. Dokumentasi Siswa Melakukan Kegiatan
Diskusi Kelompok
Pada kegiatan ini guru berperan sebagai fasilitator yang
memfasilitasi siswa dalam menemukan dan membangun konsep
matematikanya, bukan sebagai sumber belajar. Siswa secara berkelompok
difasilitasi untuk melakukan serangkaian aktivitas yang meliputi
menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganilisis data dari
permasalahan yang disampaikan dalam LKS. Selanjutnya siswa diarahkan
untuk membuat prakiraan, mengevaluasinya, dan membuat kesimpulan
awal mengenai suatu konsep matematika dengan bimbingan-bimbingan
yang terdapat dalam LKS. Hasil prakiraan siswa kemudian dipresentasikan
di depan kelas. Pada hal ini guru bertugas untuk memeriksa kebenaran
prakiraan yang diperoleh siswa melalui serangkaian kegiatan dalam LKS.
Siswa dibimbing untuk membuat suatu kesimpulan dari hasil prakiraan
tersebut. Siswa juga diberikan beberapa latihan soal yang bertujuan untuk
memeriksa kebenaran kesimpulan yang dibuat dan meningkatkan
pemahaman siswa mengenai konsep yang telah diperoleh.
113
Gambar 33. Dokumentasi Siswa Aktif Bertanya kepada Guru
Gambar 34. Dokumentasi Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Kelompok
Gambar 35. Dokumentasi Siswa mengerjakan soal latihan
Pada bagian penutup, guru memfasilitasi siswa untuk bersama-
sama melakukan refleksi dan membuat kesimpulan akhir dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan, menyampaikan tugas atau PR,
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya, dan menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.
114
5. Hasil Tahap Require Learner Participation
Pada tahap require learner participation mengharuskan siswa menjadi
aktif karena siswa merupakan komponen terpenting dalam suatu pembelajaran.
Keterlibatan dan keaktifan siswa sangat diperlukan dalam penggunaan LKS
dikarenakan sebagai tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Meskipun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
LKS matematika dapat berjalan dengan cukup baik, namun masih terdapat
beberapa kendala atau hambatan selama proses pembelajaran. Berikut catatan-
catatan selama kegiatan ujicoba LKS dalam pembelajaran di kelas.
Pada pertemuan pertama, siswa belajar dengan menggunakan LKS 1
mengenai ukuran sudut (derajat dan radian). Siswa dapat dengan mudah
memahami ukuran sudut dalam derajat dan radian. Siswa dengan mudah
mampu mengubah satuan ukuran sudut dari derajat ke radian atau sebaliknya
dengan menggunakan tips cerdas berdasarkan hasil temuannya pada LKS. Pada
pertemuan ini tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Pada pertemuan kedua, siswa belajar dengan menggunakan LKS 2
mengenai rasio trigonometri. Pada pertemuan ini siswa secara berkelompok
melakukan aktivitas untuk menemukan konsep rasio trigonometri. Siswa
sedikit mengalami kesulitan dalam menemukan rumus untuk rasio trigonometri
sehingga membutuhkan banyak waktu dalam proses penemuan konsep. Materi
LKS 2 ini merupakan konsep dasar rasio trigonometri sehingga guru
memberikan bimbingan lebih kepada siswa. Selanjutnya siswa sudah mampu
115
menemukan konsep rasio trigonometri sehingga siswa mampu menyelesaikan
soal latihan dengan baik.
Pada pertemuan ketiga, siswa belajar dengan menggunakan LKS 3
mengenai rasio trigonometri untuk sudut-sudut istimewa. Pada pertemuan ini
siswa secara berkelompok melakukan kegiatan untuk menemukan rasio sudut-
sudut istimewa yaitu 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°. Secara keseluruhan siswa
mampu melakukan kegiatan pada LKS namun pada saat menemukan rasio
trigonometri untuk sudut 0° dan 90° membutuhkan bimbingan lebih. Namun,
hal ini tidak menjadi masalah dan siswa mampu menemukan rasio trigonometri
untuk sudut-sudut istimewa. Siswa tidak hanya menghafal nilai rasio
trigonometri untuk sudut-sudut istimewa namun mereka mengetahui
bagaimana menemukan nilai tersebut.
Pada pertemuan keempat dan kelima, siswa belajar dengan
menggunakan LKS 4 mengenai rasio trigonometri di berbagai kuadran.
Berdasarkan saran dari guru matematika, materi dibagi menjadi dua kali
pertemuan supaya siswa mampu menguasai materi lebih baik. Siswa juga
diberi soal latihan tambahan untuk mengembangkan konsep yang telah
ditemukan.
Pada pertemuan keenam hingga kesepuluh siswa belajar menggunakan
LKS 5 mengenai rasio trigonometri sudut berelasi. Berdasarkan rencana awal,
LKS 5 hanya digunakan untuk tiga kali pertemuan namun pada kenyataannya
siswa belum mampu untuk menguasai secepat itu sehingga dibutuhkan lima
kali pertemuan. Pada pertemuan keenam dan ketujuh siswa mengalami
116
kesulitan dalam melakukan langkah ke-1 sampai dengan langkah ke-5 sehingga
mereka membutuhkan bimbingan lebih dalam menemukan konsep rasio
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi. Pada pertemuan kedelapan hingga
kesepuluh siswa sudah mulai paham dan mampu menemukan konsep rasio
trigonometri untuk sudut-sudut berelasi secara mandiri bersama kelompoknya.
Setiap pertemuan siswa diberikan soal latihan untuk mengetahui apakah sudah
benar hasil penemuannya. Namun, siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan
masalah kontekstual.
Pada pertemuan ke-11, siswa belajar menggunakan LKS 6 mengenai
identitas trigonometri. Siswa mampu menemukan konsep identitas
trigonometri dengan baik dan mampu menyelesaikan permasalahan yang
diberikan tanpa adanya kendala yang berarti. Selain itu pada pertemuan ini juga
dibagikan angket respon siswa terhadap kepraktisan LKS yang dikembangkan.
Pada pertemuan keduabelas dilakukan tes hasil belajar siswa untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi trigonometri setelah
melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS. Hasil dari tes ini
kemudian dianalisis untuk menilai kualitas LKS dari segi keefektifan.
Kegiatan pembelajaran dalam rangka uji coba produk ini diamati oleh
observer yang berkompeten dalam hal pembelajaran matematika. Pengamatan
dilakukan dengan berpedoman pada lembar keterlaksanan pembelajaran yang
telah disusun dan dinyatakan valid oleh ahli. Pengamatan ini dilakukan untuk
menilai tingkat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan apakah
117
terlaksana dengan baik atau tidak. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan pembelajaran.
6. Hasil Tahap Evaluate and Revise
Tahap terakhir pada proses pengembangan ini yaitu mengevaluasi dan
merevisi yang terdiri dari kegiatan menilai hasil belajar siswa serta
mengevaluasi dan merevisi strategi, teknologi dan media.
a. Menilai Hasil Belajar Siswa
Pada tahap implementasi, peneliti juga melakukan tes hasil belajar
siswa yang bertujuan untuk mengukur tingkat keefektifan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Tes hasil belajar dilaksanakan pada
pertemuan keduabelas, yakni pada tanggal 6 Maret 2017 dan diikuti oleh
33 siswa.
b. Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi dan Media
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi strategi, teknologi dan
media. Evaluasi dilakukan dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang
terjadi selama penelitian dan melakukan revisi tahap akhir terhadap produk
yang dikembangkan. Kegiatan evaluasi dan revisi dilakukan dengan
menggunakan hasil saran yang terdapat pada angket respon siswa dan
angket respon guru. Pengambilan data angket respon siswa dan guru
dilakukan setelah siswa dan guru menggunakan LKS yang dikembangkan.
Selain itu, hasil angket respon siswa dan guru juga digunakan untuk
mengetahui tingkat kepraktisan LKS. Berikut adalah beberapa saran yang
diberikan oleh siswa dan guru untuk LKS yang dikembangkan.
118
1) Saran dari hasil angket respon siswa
Pada angket respon siswa, terdapat beberapa saran yang
diberikan oleh 33 siswa yang terangkum sebagai berikut:
a) LKS dibuat lebih menarik
b) LKS sebaiknya dicetak berwarna
2) Saran dari hasil angket respon guru
Pada angket respon guru, terdapat beberapa saran yang diberikan
guru matematika dari SMA N 1 Pengasih antara lain sebagai berikut.
a) Pada LKS 5 terdapat petunjuk/langkah-langkah yang
membingungkan siswa sebaiknya perintah diperjelas.
b) Soal latihan sebaiknya diberikan pada setiap tahap demi tahap
sehingga siswa betul-betul memahami konsep.
Revisi tahap akhir dilakukan dengan mengacu pada saran dan
masukan yang diberikan oleh siswa, guru dan observer selama tahap
utilize media and material. Beberapa revisi yang dilakukan setelah
dilakukannya uji coba LKS adalah sebagai berikut.
1) Perbaikan terhadap kunci jawaban pada LKS Guru
Sebelum revisi:
Gambar 36. Tampilan Kunci Jawaban Soal Latihan LKS 6
Sebelum Revisi
119
Setelah revisi:
Gambar 37. Tampilan Kunci Jawaban Soal Latihan LKS 6 Sesudah
Revisi
2) Perbaikan langkah-langkah untuk menemukan rasio trigonometri
untuk sudut-sudut berelasi.
Sebelum revisi:
Gambar 38. Tampilan Langkah Penemuan pada LKS 5 Sebelum
Revisi
Sesudah revisi:
Gambar 39. Tampilan Langkah Penemuan pada LKS 5 Sesudah
Revisi
120
3) Penambahan soal latihan pada LKS 4 dan LKS 5
Berikut contoh soal latihan tambahan supaya siswa lebih
menguasai konsep trigonometri.
Sebelum revisi:
Gambar 40. Tampilan Soal Latihan LKS 4 Sebelum Revisi
121
Sesudah revisi:
Gambar 41. Tampilan Soal Latihan LKS 4 Sesudah Revisi
122
7. Kevalidan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Penilaian validator ahli materi dan ahli media terhadap kevalidan LKS
meliputi beberapa aspek yaitu kompetensi, kelayakan isi, kesesuaian LKS
dengan pendekatan guided discovery, kelayakan bahasa, kelayakan
penyajian dan kelayakan grafika. Adapun hasil penilaian kevalidan LKS
disajikan dalam tabel 22 berikut. Data selengkapnya dan hasil pengisian
lembar penilaian LKS oleh ahli materi dan media berturut-turut dapat dilihat
pada Lampiran C2, Lampiran B2 dan Lampiran B3.
Tabel 22. Data Hasil Analisis Penilaian LKS
No Aspek yang Dinilai Skor Kriteria
Ahli Materi
1. Kompetensi 4, 3 Sangat Baik
2. Kelayakan Isi 4 Baik
3. Kesesuaian LKS dengan
pendekatan guided discovery
4 Baik
Ahli Media
4. Kelayakan Bahasa 4, 43 Sangat Baik
5. Kelayakan Penyajian 4, 31 Sangat Baik
6. Kelayakan Grafika 4, 15 Baik
Jumlah Butir 4, 2 Baik
Berdasarkan data penilaian LKS yang dilakukan oleh validator
diperoleh rata-rata skor penilaian 4, 2 dari skor maksimal 5 dengan
kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
telah memenuhi klasifikasi valid sehingga layak digunakan dalam
pembelajaran di kelas.
123
8. Kepraktisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
a. Penilaian Angket Respon Siswa
Penilaian kepraktisan LKS oleh siswa meliputi beberapa aspek
yaitu kesesuaian materi dengan pendekatan guided discovery,
kemudahan, keterbantuan dan kemenarikan. Adapun data hasil
penilaian angket respon siswa disajikan pada tabel 23 berikut. Data
selengkapnya dan contoh pengisian angket respon siswa berturut-turut
dapat dilihat pada Lampiran C3 dan Lampiran B4.
Tabel 23. Data Hasil Analisis Angket Respon Siswa
No Aspek Penilaian Skor Kriteria
1. Kesesuaian Materi dengan
Pendekatan Guided Discovery
4, 45 Sangat Baik
2. Kemudahan 4, 11 Baik
3. Keterbantuan 4, 36 Sangat Baik
4. Kemenarikan 4, 33 Sangat Baik
Rata-rata 4, 28 Sangat Baik
Berdasarkan data angket respon siswa tersebut diperoleh
rata-rata skor sebesar 4, 28 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa LKS yang dkembangkan memiliki tingkat
kepraktisan yang sangat baik ditinjau dari aspek kesesuaian materi
dengan pendekatan guided discovery, kemudahan, keterbantuan dan
kemenarikan.
b. Penilaian Angket Respon Guru
Penilaian kepraktisan LKS oleh guru meliputi beberapa aspek
penilaian yaitu kesesuaian materi, RPP dan LKS. Adapun hasil
penilaian angket respon guru disajikan pada tabel 24 berikut. Data
124
selengkapnya dan pengisian angket respon guru berturut-turut dapat
dilihat pada Lampiran C4 dan Lampiran B5.
Tabel 24. Data Hasil Analisis Angket Respon Guru
No Aspek Penilaian Skor Kriteria
1. Kesesuaian Materi 4 , 00 Baik
2. Rencana pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
4, 17 Baik
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4, 30 Sangat Baik
Rata-rata 4, 20 Baik
Berdasarkan data angket respon guru diperoleh rata-rata skor
sebesar 4, 20 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan memiliki tingkat kepraktisan yang baik ditinjau
dari aspek kesesuaian materi, RPP dan LKS sehingga LKS yang
dikembangkan dapat digunakan dan memberi kemudahan bagi guru
dalam pembelajaran.
9. Keefektifan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Penilaian keefektifan LKS yag dikembangkan dilihat dari hasil tes
hasil belajar siswa. Adapun data hasil analisis ketuntasan belajar siswa
disajikan pada tabel 25 berikut. Data hasil analisis tes hasil belajar siswa
selengkapnya beserta contoh jawaban tes hasil belajar siswa berturut – turut
dapat dilihat pada Lampiran C6 dan Lampiran B7.
Tabel 25. Data Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan Siswa Jumlah Persentase KKM
68 Siswa yang tuntas 30 90, 91 %
Siswa yang tidak tuntas 3 9, 09 %
Total 33 100 %
125
Berdasarkan data tes hasil belajar siswa diketahui bahwa dari 33
siswa sebagai subjek ujicoba penelitian terdapat 30 siswa yang tuntas
dan hanya 3 siswa yang tidak tuntas. Persentase ketuntasan siswa secara
klasikal sebesar 90, 91% yang menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan
belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan efektif digunakan
dalam kegiatan
B. Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) matematika dengan pendekatan guided discovery pada materi
trigonometri untuk siswa SMA kelas X. Pengembangan LKS yang digunakan
adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1)
Analyze Learners; (2) State Objectives; (3) Select Methods, Media and
Materials; (4) Utilize Media and Materials; (5) Require Learner Participation;
(6) Evaluate and Revise. Berikut disajikan pembahasan dari proses
pengembangan LKS untuk setiap tahap.
Tahap analyze learner meliputi (1) kegiatan analisis terhadap situasi
pembelajaran yaitu mengetahui masalah dasar melakukan observasi secara
langsung selama 2 bulan (saat peneliti melakukan praktik pengalaman
lapangan) dan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika yang
mengampu kelas X MIA 4. Dari hasil observasi diperoleh bahwa pembelajaran
dikelas sudah berjalan dengan lancar namun, siswa hanya mendengarkan apa
yang disampaikan guru kemudian mencatat materi yang diajarkan. Selanjutnya
126
siswa diberikan latihan soal. Hal ini membuat siswa kurang aktif padahal
kurikulum 2013 menuntut siswa aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa
(student centered). Siswa juga belum memiliki sumber belajar yang memadai.
Mereka hanya memiliki buku paket kurikulum 2013 revisi 2014 yang
digunakan untuk bersama dengan teman sebangkunya.
Pada semester 2 ini, sekolah belum memiliki buku paket kurikulum
2013 revisi 2016 dan guru matematika juga belum mengembangkan LKS
sebagai bahan ajar yang dapat memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep-
konsep matematika secara mandiri sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2)
analisis karakteristik siswa yang meliputi: karakteristik umum siswa,
kemampuan awal siswa dan gaya-gaya belajar siswa. Siswa kelas X MIA 4
SMA N 1 Pengasih berjumlah 33 orang dengan jumlah siswa perembpuan 23
orang dan laki-laki 10 orang. Siswa berusia sekitar 15-16 tahun sehingga
menurut Piaget mereka masuk tahap operasi formal. Pada tahap ini siswa sudah
mampu melakukan penalaran menggunakan hubungan antara objek-objek
dalam kehidupan sehari-hari untuk dikaitkan dengan suatu persoalan
matematika. Siswa SMA memang memiliki struktur kognisi yang berkembang
luas tetapi kenyatannya siswa belum sepenuhnya dapat berpikir abstrak. Rata-
rata kemampuan akademik siswa SMA N 1 Pengasih dapat dikatakan
menengah berdasarkan rata-rata nilai rapot matematika yang mereka dapatkan.
Pada pembelajaran siswa masih membutuhkan bimbingan guru untuk mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Gaya belajar siswa dalam pembelajaran
matematika rata-rata senang dengan tipe belajar audio-visual. Oleh karena itu,
127
peneliti mengembangkan LKS sebagai bahan ajar dengan pendekatan guided
discovery yang dapat memfasilitasi siswa dalam penemuan konsep dan
bimbingan seperlunya dari guru.
Tahap states objectives, dilakukan penetapan tujuan pembelajaran.
Sebelum menetapkan tujuan pembelajaran, peneliti melakukan analisis
kurikulum yang digunakan di sekolah yaitu Kurikulum 2013 Revisi 2016.
Selanjutnya dilakukan análisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dicapai. Peneliti menetapkan trigonometri sebagai
materi dalam LKS yang dikembangkan. Berdasarkan Permendikbud No 24
tahun 2016 peneliti menentukan KD yang akan dikembangkan dalam LKS
yaitu KD 3.7, 3.8, 4.7 dan 4.8. Selanjutnya, peneliti menentukan indikator
ketercapaian dan tujuan pembelajaran trigonometri yang akan dicapai.
Tahap select method, media and materials dilakukan beberapa kegiatan
meliputi: (1) memilih metode yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan guided discovery, (2) memilih
media yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu membuat LKS yang telah
tersedia kolom jawaban dengan bantuan alat pembelajaran seperti jangka dan
penggaris, (3) merancang bahan ajar baru. Di dalam proses perancangan bahan
ajar dilakukan beberapa kegiatan yaitu: (a) menentukan format Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), (b) menentukan desain awal Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), (c) mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), (d) menyusun
instrumen penelitian, (e) memvalidasikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan
(f) merevisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Pada tahap ini diperoleh Lembar
128
Kegiatan Siswa (LKS) matematika dengan pendekatan guided discovery pada
materi trigonometri untuk siswa kelas X. Validator yang menilai Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) ini yaitu 3 orang diantaranya 2 dosen pendidikan
matematika dan 1 guru mata pelajaran matematika di SMA N 1 Pengasih.
Tahap utilize media and materials merupakan kegiatan uji coba Lembar
Kegiatan Siswa (LKS). LKS yang dikembangkan diujicobakan dengan bantuan
RPP sebagai panduan penggunaan LKS. RPP yang dibuat juga menggunakan
pendekatan guided discovery yang sebelumnya juga dilakukan validasi dan
revisi sehingga layak digunakan. Uji coba dilakukan di kelas X MIA 4 SMA N
1 Pengasih yang berjumlah 33 siswa. LKS diujicobakan selama 11 kali
pertemuan. Pada tahap ini juga dilakukan tes hasil belajar dan pengisian angket
reapon siswa. Tahap require learner participation ini mengharuskan siswa
menjadi aktif, karena siswa merupakan komponen terpenting dalam suatu
pembelajaran. Keterlibatan dan keaktifan siswa sangat diperlukan dalam
penggunaan LKS dikarenkan sebagai tolak ukur berhasil tidaknya suatu
pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa melakukan serangkaian kegiatan yang
ada pada LKS dengan bantuan guru sebagai fasilitator.
Tahap evaluate and revise dilakukan evaluasi dan revisi terkait
penilaian hasil belajar siswa, strategi, teknologi dan media yang digunakan.
Pada tahap evaluasi tes hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes terhadap
kemampuan akademik siswa dengan menggunakan soal tes pilihan ganda dan
esai. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan penilaian terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan menggunakan angket respon siswa dan angket
129
respon guru. Dalam angket respon siswa dan guru terdapat beberapa saran yang
digunakan untuk perbaikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
dikembangkan sehingga dapat digunakan pada pembelajaran selanjutnya.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika yang telah dikembangkan
dengan pendekatan penemuan terbimbing kemudian dinilai tingkat kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifannya guna mendapatkan LKS yang memenuhi
kualifikasi valid, praktis, dan efektif sehingga benar-benar layak digunakan
untuk kegiatan pembelajaran.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika yang dikembangkan
memenuhi kualifikasi valid berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh
ahli atau validator. LKS yang dikembangkan telah mencapai kriteria minimal
baik pada aspek kevalidan. Berdasarkan hasil penilaian para ahli terhadap LKS
yang dikembangkan diperoleh skor rata-rata sebesar 4, 20 dari skor maksimal
5 dengan kriteria baik. Dengan demikian LKS yang dikembangkan memenuhi
kualifikasi valid karena telah mencapai kriteria minimal baik. Hal ini
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki validitas isi dan
validitas konstruk yang baik menurut Nieveen (1999: 126-127). Validitas
tersebut meliputi kompetensi, memiliki kesesuaian dengan pendekatan guided
discovery, serta memenuhi 4 aspek kelayakan yang ditentukan oleh Depdiknas
(2008: 28) yang meliputi aspek kelayakan isi, bahasa, penyajian dan
kegrafikaan.
Pada Tabel 22, pada aspek kompetensi diperoleh skor penilaian sebesar
4, 3 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa materi pada LKS
130
yang dikembangkan telah sesuai dengan Kemampuan Dasar (KD), tujuan
pembelajaran dan tingkat pengetahuan siswa. Pada aspek kelayakan isi
diperoleh skor penilaian sebesar 4 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan
bahwa LKS yang dikembangkan telah memenuhi syarat-syarat kelayakan isi
dengan baik yang meliputi cakupan materi trigonometri, keakuratan materi
trigonometri, sesuai dengan kompetensi dan memuat langkah-langkah guided
discovery dengan baik. Pada aspek kelayakan bahasa diperoleh skor penilaian
sebesar 4, 43 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan memenuhi syarat-syarat kelayakan bahasa dengan baik
yang meliputi kesesuaian dengan peserta didik, ketepatan kaidah penulisan
serta kebenaran istilah dan simbol.
Pada aspek kelayakan penyajian diperoleh skor 4, 31 dengan kriteria
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memenuhi
syarat-syarat kelayakan penyajian dengan sangat baik yang meliputi teknik
penyajian dan pendukung penyajian. Pada aspek kelayakan kegrafikaan
diperoleh skor 4, 15 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan memenuhi syarat-syarat kelayakan kegarafikaan yang
meliputi tampilan LKS, ukuran serta ketepatan warna dan huruf yang
digunakan. Dengan demikian, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
dikembangkan memenuhi kualifikasi valid sehingga layak digunakan.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika yang dikembangkan
memenuhi klasifikasi praktis berdasarakan hasil angket respon siswa, angket
respon guru dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Setiap aspek
131
pada LKS yang dikembangkan mencapai kriteria minimal baik ditinjau dari
tingkat kepraktisannya.
Hasil angket respon siswa menunjukkan skor rata-rata sebesar 4, 28 dari
skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS
yang dikembangkan memuat pendekatan guided discovery sehingga dapat
membantu, memudahkan dan menarik siswa dalam mempelajari dan
memahami materi trigonometri.
Berdasarkan Tabel 23, aspek kesesuaian materi dengan pendekatan
guided discovery dalam LKS mendapatkan skor rata-rata 4, 45 dengan kriteria
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan telah
memenuhi kompetensi, isi materi, pendekatan yang digunakan dan bahasa
dengan sangat baik. Pada aspek kemudahan diperoleh skor rata-rata 4, 11
dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
memudahkan siswa dalam mempelajari materi trigonometri. Pada aspek
keterbantuan diperoleh skor 4, 36 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan membantu siswa dalam
mempelajari materi trigonometri. Pada aspek kemenarikan diperoleh skor 4, 20
dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang
dikembangkan memiliki tampilan atau desain menarik sehingga membuat
siswa lebih bersemangat dan tertarik untuk mempelajari materi trigonometri.
Data dari hasil angket respon guru menunjukkan skor rata-rata sebesar
4, 20 dari skor maksimal 5 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa
132
LKS yang dikembangkan memiliki tingkat kepraktisan yang baik ditinjau dari
aspek kesesuaian materi, kesesuaian RPP, dan Kesesuaian LKS.
Berdasarkan Tabel 24, pada aspek kesesuaian materi diperoleh skor
rata-rata sebesar 4 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa materi
yang dikembangkan dalam LKS dan RPP benar menurut konsep trigonometri,
sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD),
mengarahkan pada tercapainya tujuan pembelajaran, serta di sajikan secara
runtut. Pada aspek kesesuaian RPP diperoleh skor rata-rata 4, 17 dengan
kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa tahap atau langkah pembelajaran
yang tercantum dalam RPP jelas dan realistis untuk dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu RPP juga dikembangkan dengan runtut dan
menggunakan kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sedangkan, pada aspek kesesuaian LKS diperoleh skor rata-rata 4, 30 dengan
kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
mampu memfasilitasi siswa untuk mempelajari dan memahami materi
trigonometri dengan sangat baik. Selain itu LKS yang dikembangkan juga telah
disusun dengan menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah
dipahami oleh siswa yang menggunakannya.
Lembar Kegiatan Matematika (LKS) matematika yang dikembangkan
memenuhi kualifikasi efektif berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa yang
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS tersebut.
Rata-rata nilai tes belajar siswa yaitu 80, 39. Data hasil tes belajar siswa
menunjukkan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 90, 91% dengan
133
kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
memberikan pengaruh dan hasil positif bagi siswa dalam mempelajari dan
memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian LKS ini memenuhi
kualifikasi efektif sehingga layak digunakan.
C. Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian dan pengembangan terdapat beberapa
keterbatasan yaitu LKS matematika yang dikembangkan hanya pada materi
trigonometri untuk KD 3.7, 3.8, 4.7, dan 4. 8 dan setelah revisi LKS pada
tahapan evaluate and revise LKS tidak diujicobakan kembali.