BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/50107/5/BAB 4.pdf · Mengenal...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/50107/5/BAB 4.pdf · Mengenal...
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tahap Analisis (Analysis)
Pada tahap ini terdapat tiga analisis yang dilakukan, yaitu analisis
kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Berikut adalah
hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.
a. Analisis kebutuhan
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di SMP N 6
Yogyakarta, dalam proses pembelajaran penggunaan sumber belajar yang
digunakan tidak bervariasi. Guru hanya menggunakan buku paket
Matematika Kurikulum 2013 dari pemerintah sebagai satu-satunya sumber
belajar. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran
yang berpusat pada siswa, tetapi pada praktiknya pembelajaran yang terjadi
masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran, aktivitas yang
dilakukan hanya terbatas pada guru menerangkan, siswa menyimak dan
mengerjakan soal sehingga siswa yang aktif kurang terfasilitasi. Selain itu,
pemahaman siswa terhadap materi kurang karena guru masih menggunakan
metode ceramah dan sumber belajar terbatas pada buku paket. Pembelajaran
kurang mengaitkan dengan kehidupan nyata. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru matematika SMP N 6 Yogyakarta didapatkan informasi bahwa
siswa masih kesulitan memahami materi dan kesulitan menyelesaikan
permasalahan matematika. Khususnya dalam materi aritmatika sosial siswa
66
masih kesulitan mengaitkan permasalahan dalam materi dengan konsep
penyelesaiannya. Hayuningtyas (2012: 8) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa, kesulitan siswa dalam belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan
perhitungan dalam mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman
konsep maupun penggunaan rumus. Hal tersebut juga disampaikan oleh
Sutarni & Setyono (2013: 72) kesulitan siswa dalam mengerjakan soal
aritmatika sosial karena kurang memahami konsep materi, dan kesulitan
dalam mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang
ditanyakan dalam soal sehingga, kesulitan dalam menentukan penyelesainya.
Padahal, aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan pendekatan pembelajaran
yang tepat agar siswa mudah memahami materi tersebut. Pendekatan
Contextual Teaching and Learning CTL dipandang cocok jika diterapkan
dalam pembelajaran materi tersebut.
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran
berupa RPP dan LKS dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) khususnya pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII semester 2
agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat terfasilitasi dalam
memahami materi.
b. Analisis kurikulum
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kurikulum yang diterapkan
di kelas VII SMP N 6 Yogyakarta adalah kurikulum 2013. Menurut
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 dalam kurikulum 2013 terdapat
67
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran. Pada materi aritmatika sosial terdapat pada KD 3.9 dan
KD 4.9 yang dijabarkan sebagai berikut.
3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal,
persentase, bruto, neto, tara).
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara).
Kemudian dari KD yang telah ada menjadi acuan dalam merumuskan
indikator-indikator pencapaian pembelajaran yang dilakukan pada tahap
design.
c. Analisis karakteristik siswa
Siswa SMP berada pada masa remaja usia sekitar 11-15 tahun. Remaja
terkadang masih berfikir secara operasional konkret atau baru menguasai
operasi-operasi formal (Santrock, 2009: 49). Jadi, pada tahapan ini siswa
SMP masih berfikir berdasarkan pengalaman dan berfikir secara operasional
konkret serta belum menyukai teori atau hal-hal yang bersifat abstrak. Oleh
karena itu, pembelajaran yang digunakan sebaiknya dengan mengaitkan
dengan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat membantu
siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
68
Tahap ini juga didukung dengan melakukan obervasi karakteristik siswa
SMP N 6 Yogyakarta khususnya kelas VII A selama proses pembelajaan
matematika berlangsung. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran
didapatkan bahwa, siswa kelas VII A memiliki kemampuan yang beragam
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, karakter siswa selama mengikuti
pembelajaran termasuk cukup aktif. Hal ini ditunjukkan saat pembelajaran
matematika terdapat siswa yang bertanya kepada guru tetapi, jawaban guru
kurang mengaitkan pembelajaran dengan keadaan kontekstual. Pembelajaran
yang kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang terfasilitasi dengan
pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga siswa hanya mendengarkan apa
yang disampaikan guru. Walaupun demikian, dari pengamatan peneliti siswa
terkadang melakukan diskusi walaupun hanya dengan teman sebangkunya
jika mengalami kesulitan.
Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa pada
tahap formal-operational adalah memberikan siswa untuk menyelesaikan
masalahnya dan menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi
untuk menyimpulkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
matematika siswa perlu difasilitasi untuk membangun pengetahuanya
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dipandang sesuai
diterapkan karena selain dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, dapat menghubungkan konsep materi dengan pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari (relating dan experiencing), dan juga dapat
69
memfasilitasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan
adanya cooperating yang diimplementasikan dengan diskusi kelompok.
Berdasarkan ketiga analisis tersebut, maka peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching
and Learning (CTL) untuk membantu siswa dalam mempelajari materi
aritmatika sosial.
2. Tahap Perancangan (Design)
Berikut ini adalah hasil dari tahap perancangan (design) berupa
penyusunan rancangan RPP untuk empat kali pertemuan, rancangan LKS
sebanyak empat buah LKS untuk empat pertemuan, penyusunan instrumen
berupa lembar penilaian perangkat pembelajaran (RPP dan LKS), lembar
observasi kegiatan pembelajaran, angket respon, dan tes hasil belajar.
a. Penyusunan rancangan RPP
Hasil rancangan RPP dengan memperhatikan komponen-komponen
yang harus ada diantaranya.
1) Kolom identitas, meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
materi pokok dan alokasi waktu.
2) Perumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016.
3) Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan KD pada
materi aritmatika sosial dapat dilihat pada Lampiran D1.
4) Pemilihan sumber dan materi pembelajaran
70
Sumber belajar yang akan digunakan pada pembelajaran di kelas
adalah buku Matematika SMP Kelas VII untuk siswa oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2016. Materi
pembelajaran mengenai aritmatika sosial disusun dari berbagai sumber
yaitu buku Matematika Kelas VII oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2016, buku Matematika Untuk SMP Kelas VII oleh
Sukino & Wilson Simangunsong, dan buku Matematika Untuk SMP
Kelas VII oleh M. Cholik Adinawan, dkk.
5) Pendekatan dan metode pembelajaran yaitu pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL).
6) Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan
pembuka atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan
pembuka meliputi penyiapan peserta didik secara fisik dan mental,
apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti
disesuaikan dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual
Teaching and Learning (CTL). Sementara itu, kegiatan penutup berisi
refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut adalah langkah
pembelajaran dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan.
71
Tabel 16. Langkah Pembelajaran dalam RPP
Strategi Komponen
CTL
Kegiatan Pembelajaran
Relating Contructivism,
Questioning
Apersepsi.
Motivasi.
Tujuan pembelajaran.
Penyajian permasalahan kontekstual
dalam LKS kolom Ayo Amati yang
memicu siswa untuk bertanya.
Experiencing Inquiry, Modelling
Siswa mengamati LKS kolom Ayo
Amati dan berdasarkan informasi dan
pengetahuan awal siswa dapat
menjawab pertanyaan dalam kolom
Ayo Amati.
Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom
Mengumpulkan Informasi.
Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom
Ayo Menalar untuk menemukan konsep
materi yang dipelajari.
Siswa menyelesaikan permasalahan
sesuai contoh penyelesaian, dan
petunjuk dalam LKS
Applying Questioning
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
dalam kelompoknya kepada kelompok
lain.
Siswa diberi kesempatan untuk
menanggapi dan bertanya dari hasil
presentasi.
Cooperating Learning
Community Pembelajaran dengan diskusi kelompok,
terjadi proses komunikasi antar siswa
dan saling tukar pikiran serta bertanya.
Transfering Authentic
Assessment Menyelesaikan latihan soal pada kolom
Ayo Berlatih.
Reflection Siswa merangkum di akhir
pembelajaran
7) Teknik penilaian
b. Penyusunan Rancangan LKS
Tahap penyusunan rancangan LKS ini terdiri atas:
72
1) Penyusunan peta kebutuhan LKS
Penyusunan peta kebutuhan ini memuat apa saja yang dibahas dalam
LKS didasarkan pada KD dan indikator pencapaian kompetensi. Penyusunan
peta kebutuhan ini juga bertujuan untuk menentukan jumlah dan urutan LKS
yang akan dikembangkan. Hasil peta kebutuhan LKS dapat dilihat pada
Lampiran D2. Berdasarkan peta kebutuhan LKS diperoleh empat buah LKS
yang terdiri dari:
a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian.
b) LKS 2: Diskon dan Pajak
c) LKS 3: Bunga Tunggal, dan
d) LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara
2) Judul LKS
Penyusunan judul LKS ditentukan berdasarkan peta kebutuhan LKS.
Sedangkan judul kegiatan-kegiatan dalam LKS berdasarkan pada KD,
indikator pencapaian kompetensi dan materi. LKS yang dikembangkan terdiri
dari empat LKS yaitu:
a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian
Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 1 ini berdasarkan pada
indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara
penjualan, pembelian, untung dan rugi, menentukan besar harga pembelian
atau harga penjualan, menentukan besar keuntungan, besar kerugian, dan
persentasenya, dan menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan
penjualan, pembelian, keuntungan, dan kerugian.
73
b) LKS 2: Diskon dan Pajak
Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 2 ini berdasarkan pada
indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya
potongan (diskon), menentukan besarnya pajak, menentukan solusi dari
permasalahan terkait dengan potongan (diskon), menentukan solusi dari
permasalahan terkait dengan pajak.
c) LKS 3: Bunga Tunggal
Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 3 ini berdasarkan pada
indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya bunga
tunggal tabungan atau pinjaman, menentukan solusi dari permasalahan terkait
dengan bunga tunggal tabungan atau pinjaman
d) LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara
Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 4 ini berdasarkan pada
indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara
bruto, neto, dan tara, menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan
bruto, neto, dan tara.
3) Penulisan LKS
a) Merumuskan KD
Perumusan KD didasarkan pada Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016 dan indikator didasarkan dari KD yang telah ditentukan dalam
perancangan RPP.
74
b) Menentukan alat penilaian
Penilaian yang dilakukan berdasarkan proses dan hasil kerja dari
siswa. Alat penilaian berupa latihan soal pada kolom “Ayo Berlatih” pada
bagian akhir LKS untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dan tes hasil belajar di akhir bab.
c) Penyusunan Materi
Materi yang terdapat pada LKS disusun dari berbagai sumber yang
telah disebutkan dalam perancangan RPP. Materi dalam LKS disajikan
dengan menambahkan beberapa ilustrasi gambar sehingga lebih mudah
dipahami oleh siswa.
d) Struktur LKS
Struktur LKS terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) bagian
pendahuluan berupa halaman sampul, halaman penulis, kata pengantar.
Fitur LKS, daftar isi, dan peta konsep; 2) bagian isi berupa empat LKS,
dimana masing-masing LKS berisi judul LKS, identitas, kompetensi dan
indikator yang akan dicapai, petunjuk, kegiatan Ayo Amati,
Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo Berlatih, kolom rangkuman
dan kolom catatan; 3) bagian akhir berupa daftar pustaka.
75
Tabel 17. Struktur LKS
Bagian
pendahuluan
Halaman sampul
Halaman penulis
Kata pengantar
Fitur LKS
Daftar isi
Peta Konsep
Bagian isi LKS 1. Penjualan, Pembelian, Keuntungan dan
Kerugian
LKS 2.Diskon dan Pajak
LKS 3. Bunga Tunggal
LKS 4.Bruto, Neto, dan Tara
Bagian penutup Daftar pustaka
Berikut adalah gambaran kegiatan pembelajaran dalam LKS berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang difasilitasi dengan
kegiatan Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo
Berlatih, dan beberapa fitur lainya yang ada dalam LKS seperti kolom
rangkuman dan catatan.
76
Tabel 18. Kegiatan Siswa dalam LKS
Strategi Komponen
CTL
Kegiatan dalam LKS
Relating Contructivism,
Questioning
Ayo Amati
Menyajikan permasalahan kontekstual
yang dekat dengan kehidupan siswa dan
pertanyaan sehingga, diharapkan dapat
membangun pengetahuan siswa.
Experiencing,
Cooperating
Inquiry, Modelling,
Learning
Community
Mengumpulkan Informasi
Menyajikan permsalahan dan pemberian
contoh penyelesaian sehingga, siswa
diharapkan dapat menyelesaiakan dengan
berdiskusi kelompok, saling bertanya, dan
bertukar pikiran.
Ayo Menalar
Menyajikan secara umum konsep materi
yang telah dipelajari sehingga siswa dapat
memahami dan menemukan konsep materi
yang dipelajari
Applying Questioning
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
dalam kelompoknya kepada kelompok
lain. Siswa diberi kesempatan untuk
menanggapi dan bertanya dari hasil
presentasi.
Transfering Authentic
Assessment Ayo Berlatih
Menyajikan latihan soal dengan konteks
dan situasi baru tetapi masih ada kaitannya
dengan materi yang dipelajari
Reflection Rangkuman
Menyajikan rangkuman dari materi yang
dipelajari
c. Penyusunan instrumen penelitian
Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar penilaian RPP dan
LKS, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon.
Instrumen penilaian RPP dan LKS disusun dengan menggunkan skala likert
77
yang terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Kurang, 2=Kurang
Baik, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Sangat Baik. Adapun banyak aspek yang dinilai
dalam penilaian RPP sesuai pada Tabel 5 dan aspek penilaian LKS sesuai
pada Tabel 2 untuk ahli materi, Tabel 3 untuk ahli media, dan Tabel 4 untuk
guru matematika. Angket respon siswa disusun dengan menggunkan skala
likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Tidak Setuju,
2=Tidak Setuju, 3=Setuju, 4=Sangat Setuju. Aspek penilaian dalam angket
respon sesuai pada Tabel 7. Lembar observasi keterlakasanaan pembelajaran
disusun sesuai dengan Tabel 6 yaitu terdiri dari tiga aspek dengan 13
pernyataan yang harus diisi oleh observer. Sementara itu, instrumen tes hasil
belajar siswa terdiri dari tujuh soal uraian dengan pembagian soal sesuai kisi-
kisi tes hasil belajar pada Tabel 8. Selanjutnya dilakukan validasi intrumen
yang digunakan dalam penelitian. Intrumen yang telah divalidasi dinyatakan
valid digunakan di lapangan dengan revisi. Kemudian dilakukan revisi
instrumen sebelum digunakan pada tahap implementation.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan (development) disusun RPP dan LKS sesuai
dengan sistematika yang telah dirancang pada tahap design. Berikut ini adalah
hasil RPP dan LKS yang dikembangkan.
a. Pengembangan RPP
RPP yang dikembangkan sesuai dengan komponen-komponen RPP
yang ada dalam tahap design. Komponen RPP yang ada didasarkan pada
78
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Adapun, RPP yang telah
dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran D3.
b. Pengembangan LKS
Berikut ini hasil pengembangan LKS sesuai dengan struktur LKS pada
tahap design.
1) Halaman Sampul
Halaman sampul depan memuat judul LKS, sasaran pengguna yaitu
kelas dan semester, dan juga identitas pemilik LKS. Tampilan halaman
sampul dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Tampilan Halaman Sampul LKS
79
2) Halaman Penulis
Halaman penulis memuat informasi terkait LKS yang dikembangkan.
Informasi tersebut terdiri dari judul LKS, nama penulis, pembimbing,
penyunting, desain cover, ukuran lks, dan media yang digunakan untuk
menyusun LKS. Tampilan halaman penulis dapat dilihat pada Gambar 2
berikut.
Gambar 2. Tampilan Halaman Penulis
3) Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan terima kasih dan informasi yang ringkas
mengenai LKS. Tampilan halaman kata pengantar dapat dilihat pada Gambar
3 berikut.
80
Gambar 3. Tampilan Halaman Kata Pengantar
4) Fitur LKS
Halaman fitur LKS ini memuat informasi tentang bagian-bagian dari
LKS beserta fungsi pada masing-masing bagian. Tampilan halaman fitur LKS
dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
81
Gambar 4. Tampilan Halaman Fitur LKS
5) Daftar isi
Daftar isi berisi informasi letak halaman materi yang akan dipelajari.
Dengan adanya daftar isi akan mempermudah pengguna dalam mencari
materi yang diinginkan. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 5
berikut.
Gambar 5. Tampilan Halaman Daftar isi
82
6) Peta konsep
Peta konsep bertujuan agar siswa mengetahui materi yang akan
dipelajari. Tampilan peta konsep dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6. Tampilan Halaman Peta Konsep
7) Bagian Isi
a) Halaman Pembuka
Halaman pembuka terdapat pada bagian awal setiap LKS. Halaman
ini memuat judul LKS, identitas kelompok, kompetensi dan indikator
yang akan dicapai, dan juga petunjuk dalam mengerjakan LKS. Berikut
ini adalah tampilan halaman pembuka LKS.
83
Gambar 7. Tampilan Halaman Pembuka
b) Kegiatan pembelajaran
Halaman kegiatan pembelajaran pada masing-masing LKS terdiri
dari beberapa kegiatan, yaitu Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo
Menalar, dan Ayo Berlatih. Berikut ini adalah tampilan masing-masing
kegiatan pembelajaran dalam LKS.
85
Gambar 10. Tampilan Kegiatan Ayo Menalar
Gambar 11. Tampilan Kegiatan Ayo Berlatih
c) Kolom rangkuman
Kolom Rangkuman membantu siswa dalam merefleksikan hasil
diskusi dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut ini adalah
tampilan kolom rangkuman dalam LKS.
86
Gambar 12. Tampilan Kolom Rangkuman
d) Kolom Catatan
Kolom catatan ini memfasilitasi siswa untuk mencatat informasi-
informasi tambahan yang didapatkan selama proses pembelajaran.
Berikut ini adalah tampilan kolom catatan dalam LKS.
Gambar 13. Tampilan Kolom Catatan
87
e) Catatan penting
LKS memberikan catatan penting pada bagian yang perlu
penekanan untuk menambah pengetahuan siswa. Berikut ini adalah
tampilan kolom catatan penting dalam LKS.
Gambar 14. Tampilan Kolom Catatan Penting
8) Daftar pustaka
Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penyusunan
LKS. Berikut ini adalah tampilan dafgtar pustaka dalam LKS.
Gambar 15. Tampilan Daftar Pustaka
88
c. Validasi perangkat pembelajaran
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sebelum diuji cobakan di lapangan.
Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli materi
(Nur Insani, M.Sc), ahli media (Nur Hadi Waryanto, M.Eng) dan guru
matematika (Ririn Rekno Winahyu, S.Pd). Hasil validasi perangkat
pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dikembangankan dinyatakan layak
digunakan dengan revisi. Validator memberikan masukan saran dan penilaian
terhadap perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan. Saran
untuk LKS yaitu mendesain cover LKS lebih cerah. Sementara untuk RPP
yaitu menambahkan KI-1 dan KI-2, perbaikan materi agar sesuai dengan
LKS, memperhatikan kekonsistenan langkah pembelajaran, dan
menambahkan materi remedial dan pengayaan. Kemudian, dilakukan revisi
perangkat pembelajaran untuk mendapat produk berupa RPP dan LKS yang
lebih baik sesuai dengan masukan dan saran dari validator. Hasil penilaian
perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan secara lengkap
dapat dilihat pada Lampiran C6 dan Lampiran C7.
d. Revisi perangkat pembelajaran
1) Revisi RPP
Berdasarkan hasil validasi RPP dinyatakan memenuhi kriteria valid.
Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai
dengan saran validator. Berikut beberapa revisi RPP dari hasil validasi.
89
Tabel 19. Revisi RPP
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Belum mencantumkan KI-1 dan KI-2 Menambahkan KI-1 dan KI-2.
Kesalahan penulisan materi
keuntungan dan kerugian.
Perbaikan materi pembelajaran
keuntungan, kerugian agar sesuai
dengan materi pada LKS.
Belum terdapat materi remedial dan
pengayaan pada bagian materi
pembelajaran.
Menambahkan materi remedial dan
pengayaan pada RPP bagian materi
pembelajaran
Penulisan kegiatan cooperating atau
membagi kelompok ada pada bagian
pendahuluan dan inti.
Memperbaiki urutan penulisan
kegiatan pembelajaran khususnya
pembagian kelompok pada bagian
pendahuluan saja.
Penilaian sikap berbentuk angket
yang terdiri dari skala penilaian 1-4.
Pada bagian instrumen penilaian sikap
berupa angket diganti menjadi jurnal
sikap.
Penilaian ketrampilan siswa
menggunakan rentang nilai huruf A
sampai E.
Perbaikan penilaian keterampilan
siswa dari rentang nilai huruf A-E
menjadi nilai angka rentang 0-100.
2) Revisi LKS
Berdasarkan hasil validasi LKS dinyatakan memenuhi kriteria valid.
Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai
dengan saran validator. Berikut beberapa revisi LKS dari hasil validasi.
90
a) Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4.
Sebelum revisi Sesudah revisi
Gambar 16. Hasil Revisi Ilustrasi Gambar Pada LKS 4
b) Memberikan contoh pengisian dalam kegiatan Mengumpulkan
Informasi LKS 1.
Sebelum revisi
Setelah Revisi
Gambar 17. Hasil revisi contoh pengisian kegiatan Mengumpulkan
Informasi
Belum adanya
contoh pengisian jika
salah satu jawaban
sudah diketahui
Memberikan tanda
(-) pada pilihan yang
bukan jawaban
91
c) Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan
informasi.
Sebelum revisi
Sesudah revisi
Gambar 18. Hasil Revisi Perintah Dalam Kegiatan Mengumpulkan
Informasi
d) Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS.
Sebelum revisi
Belum ada
perintah untuk
melakukan
perhitungan pada
kolom
penyelesaian
Menambahkan
perintah
“Lakukan
perhitungan pada
kolom
penyelesaian!”
Deskripsi gambar
kurang
menggambarkan
permasalahan
kontekstual
92
Sesudah revisi
Gambar 19. Hasil Revisi Perbaikan Deskripsi Gambar
e) Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3.
Sebelum revisi
Gambar dan deskripsi
diperbaiki sesuai
dengan permasalahan
kontekstual
Belum menunjukkan
perhitungan pola
penambahan bunga
93
Sesudah revisi
Gambar 20. Hasil Revisi Pada Kegiatan Ayo Menalar LKS 3
f) Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1.
Sebelum revisi
Diperbaiki dengan
langkah
menunjukkan
perhitungan pola
penambahan
bunga. Kemudian
menunjukkan
langkah untuk
menghitung total
saldo.
Penulisan angka
perlu diperbaiki
menjadi satu baris
94
Sesudah revisi
Gambar 21. Hasil Revisi Tata Penulisan dalam LKS 1
4. Tahap Implementasi (Implementation)
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi dan telah direvisi sesuai
masukan validator, kemudian dilakukan uji coba pada proses pembelajaran.
Tahap implementasi ini dilakukan pada tanggal 31 Januari 2017 sampai
dengan 21 Februari 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP
N 6 Yogyakarta berjumlah 34 siswa. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan
uji coba yang telah dilakukan.
Tabel 20. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba
Hari/Tanggal
Pelaksanaan
Materi Alokasi
Waktu
Selasa, 31 Januari 2017 Penjualan, Pembelian,
Keuntungan, dan Kerugian
3JP
Rabu, 1 Februari 2017 Diskon dan Pajak 2JP
Selasa, 7 Februari 2017 Diskon dan Pajak 3JP
Rabu, 8 Februari 2017 Bunga Tunggal 2JP
Selasa, 14 Februari 2017 Bruto, Neto, dan Tara 3JP
Selasa, 21 Februari 2017 Tes Hasil Belajar 2JP
Penulisan angka
diperbaiki menjadi
satu baris
95
a. Uji coba perangkat pembelajaran
Pada saat uji coba, siswa dibagi ke dalam kelompok diskusi yang terdiri
dari 4-5 siswa. Setiap siswa mendapatkan satu LKS yang telah dicetak
fullcolour mulai dari halaman sampul sampai dengan halaman akhir. Berikut
ini adalah gambaran umum uji coba pelaksanaan proses pembelajaran pada
materi Bunga Tunggal.
1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan
mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru membagi LKS kepada semua
siswa. Setelah semua siswa mendapatkan LKS, guru memberikan
apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari. Lalu dilanjutkan dengan
penyampaian manfaat mempelajari materi agar siswa termotivasi dan
ingin belajar lebih lanjut. Bersamaan dengan motivasi tersebut guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah kontekstual yang
berhubungan dengan materi Bunga Tunggal. Masalah tersebut dirancang
agar siswa dapat menemukan sendiri konsep materi yang akan dipelajari.
Permasalahan kontekstual mengenai materi yang dipelajari disajikan
seluruhnya pada setiap LKS. Berikut ini contoh permasalahan yang ada
dalam LKS.
96
Gambar 22. Contoh Permasalahan Konstekstual yang Disajikan dalam
LKS 3
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih tertarik untuk
menemukan konsep dengan bertanya “Dari informasi dalam Ayo Amati,
kalian bisa mengetahui bunga diberikan pertahun, kemudian bagaimana
cara kalian bisa menentukan besar bunga selama beberapa tahun?, dan
bagaimana menentukan besar saldonya?. Seperti pada permasalahan
dalam kolom Mengumpulkan Informasi”. Kemudian guru memberikan
contoh pemodelan dengan menyajikan alternatif jawaban pada kolom
Mengumpulkan Informasi. Siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban
dari permasalahan yang disajikan.
97
Gambar 23. Siswa Berdiskusi dalam Mengerjakan LKS
4) Setelah membaca dan memahami alternatif jawaban diharapkan siswa
mempunyai gambaran untuk menentukan rumus menentukan bunga
tunggal selama k tahun pada kolom Ayo Menalar. Siswa dapat
menentukan besar saldo setelah beberapa tahun tanpa harus menghitung
tahun per tahunnya.
Gambar 24. Kegiatan Ayo Menalar
98
5) Selama berdiskusi mengerjakan LKS, siswa dibimbing dan dipantau oleh
guru. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya jika
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS tersebut.
Gambar 25. Guru Membantu Siswa yang Mengalami Kesulitan
6) Setelah siswa berdiskusi dan menyelesaiakan kegiatan dalam LKS, guru
memilih salah satu kelompok secara acak untuk mempresetasikan hasil
diskusi kelompoknya. Setelah itu guru, memberikan kesempatan siswa
lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
Gambar 26. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok
7) Kemudian siswa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari hasil
diskusinya untuk mengerjakan latihan soal pada kolom Ayo Berlatih.
Latihan diberikan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
99
yang telah dipelajari. Setelah siswa mengerjakan, guru meminta siswa
untuk memaparkan hasil pekerjaanya di depan kelas. Guru memberikan
koreksi jika jawaban yang dipaparkan kurang tepat.
8) Diakhir pembelajaran siswa bersama guru melakukan refleksi tentang
materi yang telah dipelajari. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dan menuliskannya dalam bagian rangkuman dalam
LKS.
Secara keseluruhan penelitian berlangsung dengan lancar. Namun, ada
beberapa kendala yang terjadi. Berikut adalah beberapa catatan pada saat
penelitian.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 31 Januari 2017.
Pertemuan pertama membahas mengenai penjualan, pembelian, keuntungan
dan kerugian menggunakan LKS 1. Pembelajaran berlangsung selama 3 jam
pembelejaran (3x40 menit). Pembelajaran berjalan lancar dan siswa
melakukan kegiatan dalam LKS dengan baik dari mengerjakan setiap bagian
dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan materi
yang dipelajari.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 1 Februari 2017.
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40 menit). Pada
pertemuan ini siswa diajak untuk mempelajari LKS 2. Dalam LKS 2
terdapat dua kegiatan yaitu, kegiatan 1 mengenai materi diskon dan kegiatan
2 mengenai materi pajak. Selama 2 jam pembelajaran beberapa kelompok
100
baru menyelesaikan kegiatan 1 mengenai materi diskon, sehingga
pembelajaran pada kegiatan 2 dilanjutkan pada pertemuan ketiga pada
Selasa, 7 Februari 2017. Pertemuan ketiga berlangsung selama 3 jam
pembelajaran. Pertemuan ini melanjutkan kegiatan pada pertemuan
sebelumnya. Pada 2 jam pertama siswa melanjutkan kegiatan 2 mengenai
materi pajak. Sementara itu satu jam terakhir siswa mepresentasikan hasil
diskusi dan latihan soal. Pembelajaran berlangsung dengan lancar dan siswa
dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari mengerjakan
kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan
materi yang dipelajari.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada Rabu, 8 Februari 2017. Pada
pertemuan ini siswa belajar mengenai bunga tunggal menggunakan LKS 3.
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40menit). Proses
pembelajaran berjalan dengan lancar dan dengan alokasi waktu tersebut
siswa dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari dari
mengerjakan kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan
menyimpulkan materi yang dipelajari.
Pertemuan kelima dilaksanakan pada Selasa, 14 Februari 2017, siswa
belajar mengenai bruto, neto, dan tara menggunakan LKS 4. Pembelajaran
berlangsung selama 3 jam pembelajaran (3 x 40 menit). Proses
pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa melakukan kegiatan
pembelajaran menggunakan LKS dengan baik, dari siswa mengamati
permasalahan, berdiskusi, menemukan konsep materi, mempresentasikan
101
hasil diskusi, latihan soal hingga menyimpulkan materi. Pada pertemuan ini
tidak terdapat banyak hambatan. Berdasarkan alokasi waktu yang ada siswa
dapat menyelesaikan semua kegiatan dalam LKS. Kegiatan latihan soal pada
Ayo Berlatih juga dapat dikoreksi bersama dengan guru sehingga, siswa
lebih memahami cara penyelesaian soal tersebut. Pada akhir pembelajaran
guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang dipelajari dan
merangkum pada kolom Rangkuman dalam LKS.
Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes hasil belajar siswa berupa
ujian tertulis yang teridri dari tujuh soal uraian. Pertemuan ini dilaksanakan
pada Selasa, 21 Februari 2017. Banyak siswa yang mengikuti ujian tertulis
adalah 33 siswa. Satu siswa tidak mengikuti ujian dikarenakan sakit dan
mengikuti ujian susulan pada Rabu, 22 Februari 2017. Siswa dapat
mengerjakan ujian dengan alokasi yang disediakan selama 2 x 40 menit
dengan baik. Setelah ujian selesai, siswa diminta untuk mengisi angket
respon siswa yang digunakan untuk perbaikan LKS agar menghasilkan
produk yang lebih baik.
b. Pengisian Angket Respon Siswa
Pengisian angket respon siswa dilakukan setelah uji coba perangkat
pembelajaran selesai. Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran ini
dilakukan oleh 34 siswa kelas VII A SMP N 6 Yogyakarta. Penilaian
dilakukan dengan mengisi angket respon yang terdiri dari 19 butir
pertanyaan. Data hasil angket respon siswa secara lengkap dapat dilihat
102
pada Lampiran C11. Secara ringkas hasil angket respon siswa dapat dilihat
pada Tabel 21 berikut ini.
Tabel 21. Data Pengisian Angket Respon Siswa
Komponen Rata-rata
skor
Kriteria
Penggunaan bahasa 3,62 Sangat Praktis
Isi 3,45 Sangat Praktis
Penyajian 3,43 Sangat Praktis
Kegrafikan 3,37 Praktis
Penggunaan pendekatan Contextual
teaching and Learning (CTL)
3,37 Praktis
Dari data Tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa setiap komponen
memenuhi minimal kriteria praktis. Hal tersebut ditunjukkan dengan
penilaian komponen penggunaan bahasa memperoleh skor 3,62 dari nilai
maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis, komponen isi memperoleh
skor 3,45 dengan kriteria sangat praktis, penyajian memperoleh skor 3,43
dengan kriteria sangat praktis, kegrafikan memperoleh skor 3,37 dengan
kriteria praktis, dan Penggunaan pendekatan Contextual teaching and
Learning (CTL) memperoleh skor 3,37 dengan kriteria praktis. Data data
tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan
praktis bagi penggunanya.
c. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes
hasil belajar berupa ujian tertulis yang terdiri dari tujuh soal uraian yang
harus diselesaikan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Tes hasil belajar
digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat
103
pembelajaran yang dikembangkan. Data hasil tes belajar siswa secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9.
Berdasarkan data hasil tes belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai
terendah siswa 43,3 dan nilai tertinggi 100. Dari 34 siswa yang mengikuti
tes, terdapat 29 siswa mendapat nilai di atas KKM (nilai 76) dan 5 siswa
mendapat nilai di bawah KKM (nilai 76). Tingkat ketuntasan dalam tes
hasil belajar tersebut mencapai 85% dan termasuk dalam kriteria sangat
efektif.
d. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah uji coba perangkat pembelajaran
selesai dan semua data terkumpul. Data tersebut kemudian diolah untuk
mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran yang dilihat
berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
1) Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Analisis kevalidan perangkat pembelajaran terdiri dari analisis kevalidan
RPP dan analisis kevalidan LKS. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berikut ini adalah
hasil analisis dari kevalidan RPP setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 22
dan hasil analisis kevalidan LKS setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 23.
104
Tabel 22. Hasil Analisis Kevalidan RPP
Aspek Penilaian Skor rata-
rata
Kriteria
Kejelasan dan kelengkapan identitas RPP 4,56 Sangat Valid
Kejelasan rumusan tujuan dengan
Kompetensi Dasar
4,5 Sangat Valid
Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran
4 Valid
Kesesuaian materi dengan kemampuan,
kebutuhan, dan karakteristik peserta didik
4 Valid
Kesesuaian pendekatan dan metode dengan
tujuan pembelajaran
4 Valid
Kesesuaian pendekatan dan metode dengan
karakteristik peserta didik
4 Valid
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
standar proses serta komponen pendekatan
CTL
4,04 Valid
Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik peserta didik
3,75 Valid
Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan
pembelajaran
4 Valid
Keberadaan dan kejelasan prosedur
penilaian
4 Valid
Rata-rata skor keseluruhan 4,08 Valid
Berdasarkan Tabel 22 dapat disimpulkan bahwa, perangkat
pembelajaran berupa RPP memenuhi kategori valid dengan rata-rata skor
4,08 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa RPP yang
dikembangkan memenuhi kriteria layak untuk digunakan.
Tabel 23. Hasil Analisis Kevalidan LKS
Aspek Penilaian Rata-rata skor Kriteria
Kelayakan Isi 3.9 Valid
Kompetensi 4.25 Valid
Kesesuaian LKS dengan
Pendekatan CTL
3.9 Valid
Kelayakan Penyajian 4.13 Valid
Kelayakan Bahasa 4 Valid
Kelayakan Kegrafikan 4.09 Valid
Rata-rata skor keseluruhan 4,04 Valid
105
Berdasarkan Tabel 23 dapat disimpulkan bahwa, LKS yang
dikembangkan memenuhi kriteria valid dengan rata-rata skor 4,04 dari skor
maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan LKS yang dikembangkan
memenuhi kriteria layak untuk digunakan. Dengan demikian perangkat
pembelajaran yang dikembangkan berupa RPP dan LKS berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL) dinyatakan valid sehingga layak
digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah.
2) Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Analisis kepraktisan diperoleh dari data angket respon siswa setelah
menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Angket respon
siswa terdiri dari beberapa komponen yaitu penggunaan bahasa, isi,
penyajian, kegrafikan, dan penggunaan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL). Hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran
C11. secara ringkas hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini
Tabel 24. Hasil Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Komponen Rata-rata
skor
Kriteria
Penggunaan bahasa 3,62 Sangat Praktis
Isi 3,45 Sangat Praktis
Penyajian 3,43 Sangat Praktis
Kegrafikan 3,4 Praktis
Penggunaan pendekatan Contextual
teaching and Learning (CTL)
3,4 Praktis
Rata-rata skor 3,45 Sangat Praktis
Berdasarkan data dari Tabel 24 menunjukkan bahwa kepraktisan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan memperoleh skor 3,45 dari
skor maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis. Dengan demikian dapat
106
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis
digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah.
3) Analsis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran dilihat dari tes hasil
belajar siswa. Data hasil tes belajar dapat dilihat pada Tabel 25 dan lebih
lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9.
Tabel 25. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa
Jumlah siswa 34
Jumlah siswa yang tuntas 29
Jumlah siswa yang tidak tuntas 5
Persentase ketuntasan 85,3%
Persentase ketidaktuntasan 14,7%
Berdasarkan data pada Tabel 24, persentase ketuntasan mencapai
85,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase ketuntasan mencapai
kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, perangkat
pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran
matematika di sekolah.
4) Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dibuat memuat
tiga aspek yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan
kegiatan penutup. Lembar observasi terdiri dari 13 butir pertanyaan. Hasil
pengisian lembar observasi keterlekasanaan pembelajaran dapat dilihat pada
Tabel 26 berikut dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C13.
107
Tabel 26. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan ke- Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran
Kategori
1 92.31% Sangat Baik
2 dan 3 100% Sangat Baik
4 100% Sangat Baik
5 100% Sangat Baik
Rata-Rata 98.08% Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 26 pembelajaran berlangsung sesuai dengan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut ditunjukkan dari
hasil lembar observasi yang memperoleh persentase keterlaksanaan
pembelajaran 98.08% dengan kategori sangat baik.
5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi. Pada tahap ini
masukan dan saran dari angket respon siswa serta perbaikan selama proses
ujicoba dianalisis untuk digunakan sebagai bahan revisi LKS. Berikut
beberapa kesalahan pada LKS yang perlu diperbaiki.
a. Terdapat kesalahan jawaban pada LKS 4 halaman 28
Gambar 27. Kesalahan Jawaban pada LKS 4 Halaman 28
b. Terdapat perbedaan soal antara LKS 1 halaman 2 yang dipegang siswa
dan kunci jawaban LKS sehingga, perlu dilakukan perbaikan soal agar
sesuai dengan kunci jawaban. Berikut ini perbaikan yang dilakukan.
Diperbaiki
menjadi 99,92 kg
108
Gambar 28. Perbaikan Soal LKS 1 Sesuai dengan Kunci Jawaban
c. Kurangnya soal latihan pada bagian Ayo Berlatih sehingga, pada bagian
Ayo Berlatih ditambahkan beberapa soal latihan pada masing-masing
LKS.
d. Mengingat alokasi waktu, dua kegiatan dalam LKS 2 dijadikan LKS
tersendiri sehingga keseluruhan LKS terdiri dari 5 buah LKS yaitu:
1) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian.
2) LKS 2: Diskon
3) LKS 3: Pajak
4) LKS 4: Bunga Tunggal, dan
5) LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.
Perbaikan
109
B. Pembahasan
Penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) pada Materi Aritmatika Sosial
untuk Siswa Kelas VII SMP” bertujuan untuk mendeskripsikan langkah
pengembangan perangkat pembelajaran dan mengetahui kualitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah
pengembangan model ADDIE yang terdiri dari tahap analisis (Analysis), tahap
perancangan (Design), tahap pengembangan (Development), tahap implementasi
(implementation), dan tahap evaluasi (Evaluation). Penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran ini menghasilkan produk berupa RPP yang terdiri dari
lima pertemuan dan lima buah LKS berbasis pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII SMP. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan memuat tujuh komponen pendekatan CTL
yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling),
refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Trianto, 2012:
111). Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan lima strategi
pembelajaran CTL menurut Crawford (2001: 3) yaitu, REACT (Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering).
110
Berikut adalah hasil pengembangan yang dilakukan dengan model
pengembangan ADDIE. Tahap analisis (analysis) meliputi analisis kebutuhan,
analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Hasil analisis tersebut diketahui
bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan masih berpusat pada guru dan
sumber belajar hanya terpaku pada buku paket dari pemerintah, padahal sesuai
kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013 pembelajaran seharusnya berpusat
pada siswa (student centered) dan memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Karakter peserta didik yang aktif dalam pembelajaran belum terfasilitasi dengan
baik. Selain itu, Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa
SMP seharunsya guru memberikan siswa untuk menyelesaikan masalahnya dan
menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi untuk menyimpulkan
sesuatu. Hal tersebut mendukung jika pembelajaran matematika sebaiknya
dilakukan dengan diskusi kelompok agar siswa dapat lebih terlibat aktif dalam
pembelajaran. Disisi lain, hasil observasi pembelajaran matematika di SMP 6
Yogyakarta pada salah satu materi yaitu aritmatika sosial siswa masih kesulitan
memahami materi dan mengaitkan permasalahan dengan konsep penyelesainnya.
Hal serupa juga disampaikan Hayuningtyas (2012: 8) dalam hasil penelitianya
tentang kesulitan belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan perhitungan dalam
mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman konsep maupun
penggunaan rumus. Sejalan dengan hal tersebut Sutarni & Setyono (2013: 72)
menyatakan bahwa, kesulitan belajar aritmatika lainya yaitu siswa mengalami
kesulitan dalam membaca, mengartikan, dan memahami soal, siswa mengalami
kesulitan dalam mencari dan memahami apa yang diketahui serta apa yang
111
ditanyakan dalam soal. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat pembelajaran
berupa RPP dan LKS yang dapat mendukung pembelajaran sehingga, siswa dapat
memahami materi dengan baik. Hasil tahap analisis ini dijadikan acuan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan
Contextual Teavhing and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial yang
dibutuhkan oleh siswa.
Tahap perancangan (design), dilakukan perancangan RPP dan LKS.
Rancangan RPP disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal utama yang
dilakukan adalah menentukan indikator yang diturunkan dari KI dan KD yang
harus dicapai. Kemudian menentukan materi, sumber belajar, metode dan
pendekatan, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian. Sedangkan LKS,
dirancang menurut peta kebutuhan dan struktur LKS dengan memperhatikan
aspek kualitas kelayakan bahan ajar sesuai Depdiknas (2008: 28) yaitu aspek
kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Pada tahap ini juga
dilakukan penyusunan instrumen penelitian yang kemudian divalidasi oleh dosen.
Instrumen penelitian yang disusun berupa lembar penilaian RPP dan LKS, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa.
Tahap selanjutnya adalah pengembangan (development). Pada tahap ini,
perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS disusun sesuai dengan rancangan
pada tahap design. RPP yang dikembangkan sebanyak empat pertemuan dan LKS
sebanyak empat buah. RPP dan LKS sebelum digunakan dalam tahap
implementasi dilakukan validasi oleh dosen validator dan guru matematika. Aspek
112
penilaian RPP yang divalidasi yaitu: identitas RPP, rumusan indikator/ tujuan,
pemilihan materi, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan CTL, penilaian hasil pembelajaran, dan
pemilihan sumber belajar. Sedangkan, aspek penilaian kevalidan LKS yaitu:
kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, kompetensi, dan kesesuaian LKS
dengan pendekatan CTL. Hasil RPP dan LKS yang telah divalidasi dinyatakan
layak diujicobakan dengan revisi. Masukan dan saran dari lembar penilaian
dijadikan sebagai bahan acuan perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan.
Beberapa revisi RPP dari lembar penilaian RPP sebagai berikut.
1. Menambahkan KI-1 dan KI-2 karena sebelumnya pada RPP yang telah
disusun peneliti tidak mencantumkan KI 1 dan KI 2 mengacu pada struktur
RPP yang ada di sekolah, tetapi setelah dikonfimrasi ulang kepada guru
ternyata KI-1 dan KI-2 dalam penulisan RPP tetap dicantumkan.
2. Menambahkan materi remedial dan pengayaan pada RPP bagian materi
pembelajaran. Penambahan materi ini didasarkan pada masukan dari lembar
penilaian yang disesuaikan dengan struktur RPP yang ada di sekolah ujicoba.
3. Memperhatikan kesamaan langkah kegiatan pada masing-masing pertemuan.
Kesamaan langkah ini agar guru lebih mudah dalam menjalankan proses
pembelajaran dan adanya kekonsistenan setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan diawal pembelajaran tidak
dituliskan lagi pada kegiatan inti. Contohnya: dalam RPP kegiatan pembagian
kelompok sudah dilakukan diawal pembelajaran sehingga, pada kegiatan inti
tidak lagi menuliskan kegiatan tersebut.
113
4. Pada bagian instrumen penilaian sikap berupa angket diganti menjadi jurnal
sikap. Instrumen penilaian sikap sebelumnya berupa angket penilaian sikap,
tetapi berdasarkan masukan dari guru matematika penilaian sikap sebaiknya
menggunakan jurnal sikap sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun
2016 Tentang Standar Penilaian yang menyatakan bahwa penilaian sikap
dilakukan oleh pendidik untuk mendapatkan informasi deskriptif mengenai
perilaku peserta didik.
5. Perbaikan penilaian keterampilan siswa dari rentang nilai huruf A-E menjadi
nilai angka rentang 0-100. Penilaian tersebut didasarkan pada masukan guru
dan juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian yng menyatakan bahwa hasil penilaian pengetahuan dan
keterampilan dilaporkan dalam bentuk angka skala 0-100.
Sedangkan revisi dari lembar penilaian LKS sebagai berikut.
1. Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4 seperti pada Gambar 16.
2. Memberikan contoh pengisian dalam kegiatan Mengumpulkan Informasi
LKS 1. Pada kegiatan mengumpulkan informasi LKS 1 sebelumnya tidak ada
contoh pengisian jawaban pada tabel yang harus dilengkapi siswa jika
jawaban yang diketahui, sehingga perlu menambahkan tanda (-) pada yang
bukan jawaban benar seperti pada Gambar 17.
3. Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan
informasi seperti pada Gambar 18.
4. Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS. Perbaikan deskripsi
gambar didasarkan oleh masukan dari validator yaitu deskripsi gambar
114
kurang menunjukkan permasalahan kontekstual sehingga pada LKS 2 perlu
diperbaiki seperti pada Gambar 19.
5. Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3.
Perbaikan langkah ini agar siswa dalam menemukan konsep materi lebih
sistematis seperti dalam kegiatan Ayo Menalar LKS 3 siswa diarahkan untuk
mengetahui pola pertambahan bunga per tahun terlebih dahulu. Kemudian
menunjukkan langkah untuk menghitung total saldo, seperti pada Gambar 20
sehingga, siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
6. Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1 seperti pada Gambar 21.
Selain itu, data penilaian perangkat pembelajaran oleh validator dan guru
matematika digunakan untuk mengukur kualitas perangkat pembelajaran ditinjau
dari aspek kevalidan. Hasil penilaian RPP tersebut memperoleh nilai rata-rata
4,08 dari skor maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian
RPP diperoleh pada aspek identitas mata pelajaran dan rumusan indikator/tujuan
yaitu 4,56 dari skor maksimal 5,00. Skor terendah pada penilaian RPP adalah
pada aspek pemilihan sumber belajar yaitu 3,75 dari skor maksimal 5,00. Sumber
belajar hanya mengacu pada 4 buku seperti yang tercantum dalam RPP sehingga,
perlu adanya penambahan sumber belajar pada materi Aritmatika Sosial.
Sementara itu, hasil penilaian LKS memperoleh nilai rata-rata 4,04 dari skor
maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian LKS diperoleh
pada aspek kompetensi 4,25 dari skor maksimal 5,00 artinya bahwa LKS
memenuhi kriteria yang baik dapat mengukur kompetensi yang harus dicapai
siswa dalam materi artimatika sosial dan skor terendah adalah pada aspek
115
kelayakan isi 3,9 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut dikarenakan ada kesalahan
pengetikan pada isi materi yang disajikan dalam RPP dan LKS sehingga, konsep
materi yang disajikan tidak konsisten antara RPP dan LKS tetapi, kemudian
diperbaiki pada tahap revisi. Meskipun mendapatkan skor terendah aspek tersebut
masih dalam kriteria valid atau baik digunakan dalam pembelajaran. Dengan
demikian, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid.
Tahap yang keempat adalah implementasi. Perangkat pembelajaran yang
telah divalidasi dan dinyatakan layak tersebut diimplementasikan kepada 34 siswa
kelas VII A SMP Negeri 6 Yogyakarta. Tahap implementasi dilaksanakan pada
tanggal 31 Januari 2017 sampai dengan 21 Februari 2017. Implementasi perangkat
pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dan satu kali pertemuan
untuk tes hasil belajar. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan lima strategi
pendekatan CTL yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan
transferring. Secara umum proses pembelajaran diawali dengan kegiatan
pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mengecek kesiapan siswa.
Kemudian guru membagikan LKS, memberikan informasi tentang materi yang
akan dipelajari, tujuan pembelajaran.
Tahap relating, siswa diberikan motivasi berupa keterkaitan antara materi
yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari langkah ini dilakukan pada
awal pembelajaran. Motivasi yang diberikan dapat berupa penjelasan mengenai
manfaat materi yang akan dipelajari. Siswa juga diberikan suatu permasalahan
kontekstual untuk memberikan gambaran bagaimana mengaplikasikan materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian masalah ini disajikan dalam
116
LKS bagian Ayo Amati yang dirancang agar dapat membantu siswa menggali
konsep dan memahami materi yang akan di pelajari. Selain itu, terdapat
pertanyaan dalam deskripsi permasalahan dalam bagian Ayo Amati yang dapat
memicu siswa untuk bertanya (Questioning). Tahap ini juga sejalan dengan
prinsip contructivism dimana siswa diharapkan dapat membangun pengetahuanya
sendiri dari permasalahan yang disajikan dalam LKS.
Tahap yang kedua adalah experiencing, tahap ini dirancang untuk
membantu siswa menemukan konsep materi, sejalan dengan prinsip (inquiry)
pada pendekatan CTL. Tahap ini difasiltasi dalam LKS bagian Mengumpulkan
Informasi, dimana ada petunjuk siswa untuk menyelesaikan kegiatan dalam
bagian tersebut. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan pada Ayo Menalar yang
menfasilitasi siswa untuk menemukan konsep materi yang akan dipelajari.
Tahap selanjutnya adalah applying. Menurut Hosnan (2014: 279) dalam
tahap applying siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Oleh karena itu, setelah siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dari Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, dan Ayo Menalar,
kemudian guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas. Tahapan cooperating dalam kegiatan pembelajaran
diwujudkan dengan pembentukan kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 4-
5 orang. Melalui kelompok diskusi, siswa bertukar informasi, bertukar pikiran,
mengkomunikasikan ide mereka kepada teman satu kelompoknya, dan dapat
saling bertanya jika terdapat kesulitan (learning community). Kegiatan presentasi
hasil diskusi juga menfasilitasi siswa untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran
117
kelompoknya ke kelompok lain. Dalam proses mempresentasikan hasil diskusi
guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya dan kepada
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi, sehingga siswa saling terlibat
aktif dalam pembelajaran. Pada tahap transferring, siswa mengerjakan bagian
Ayo Berlatih yang berisi soal-soal yang menyajikan permasalahan kontekstual
dalam konteks yang berbeda, tetapi masih terdapat kaitan dengan materi yang
dipelajari. Latihan soal dalam Ayo Berlatih digunakan untuk menilai sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaiakan (authentic assessment).
Secara umum kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan
baik dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya jika
terdapat hal yang kurang dipahami dalam LKS. Namun, pada pertemuan kedua
dengan menggunakan LKS 2 siswa baru menyelesaikan kegiatan 1 tentang diskon
karena adanya pemotongan jam pembelajaran menjadi 2x30 menit, sehingga
kegiatan 2 tentang pajak dilanjutkan pada pertemuan ketiga. Hal tersebut
menyebabkan pembelajaran materi diskon dan pajak memerlukan tambahan
waktu dan diselesaikan dalam dua kali pertemuan.
Pada pertemuan terakhir dilaksanakan tes hasil belajar siswa. Kegiatan tes
hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes hasil belajar berupa
tujuh soal uraian dengan batas waktu mengerjakan 80 menit dan diikuti oleh 33
siswa dan satu siswa melaksanakan ulangan susulan pada Rabu, 22 Februari 2017
karena pada saat ulangan berlangsung siswa tersebut sedang sakit. Hasil dari tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan perangkat
118
pembelajaaran yang dikembangkan. Berikut adalah persentase ketuntasan tes hasil
belajar siswa.
Gambar 29. Persentase Tes Hasil Belajar Siswa
Dari tes hasil belajar tersebut dapat diketahui sebanyak 29 siswa mendapat
nilai di atas KKM (nilai ) dan 5 siswa mendapat nilai di bawah KKM
(nilai<76). Dengan demikian, persentase ketuntatasan siswa mencapai 85,3%
yang artinya perangkat pembelajaran tersebut efektif dalam pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, peneliti juga membagikan angket respon
kepada siswa untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Hasil angket respon siswa memperoleh rata-rata skor 3,45 dari
skor maksimal 4,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis.
Kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan
perlu dipastikan kebenarannya apakah sesuai dengan perangkat pembelajaran
yang dikembangkan. Oleh karena itu, adanya lembar observasi keterlaksanan
pembelajaran digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui proses
pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP dan LKS yang dikembangkan.
Persentase Tes Hasil Belajar Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas 14.7%
Total Siswa = 34 siswa
85,3%
119
Pengisian lembar observasi keterlakasaan pembelajaran dilakukan oleh observer.
Dari hasil lembar tersebut memperoleh skor 98,08% atau kriteria sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Tahap penelitian yang terakhir adalah evaluasi. Pada tahap ini dilakukan
perbaikan perangkat pembelajaran berdasarkan masukan saran dari angket respon
siswa dan perbaikan selama proses uji coba. Adapun perbaikan yang dilakukan
pada perangakat pembelajaran yang dikembangkan adalah perbaikan jawaban
pada LKS 4 halaman 28. Perbaikan dapat dilihat pada Gambar 30, perbaikan soal
sesuai dengan kunci jawaban untuk LKS 1 halaman 2, penambahan latihan soal
pada bagian Ayo Berlatih yang semula terdiri dari 2 atau 3 soal latihan menjadi 5
soal latihan yang disesuaikan dengan materi dalam masing-masing LKS,
menambah LKS dari semula 4 kegiatan dalam LKS menjadi 5 kegiatan.
Penambahan latihan soal didasarkan pada komentar dan saran dari angket respon
siswa yang menganggap soal dalam LKS masih kurang sehingga, pada saat
pembelajaran guru menambahkan latihan soal pada siswa dengan menggunakan
buku paket Matematika yang ada. Revisi LKS dari semula 4 buah menjadi 5 buah
didasarkan pada hasil catatan lembar observasi pertemuan kedua pada saat ujicoba
produk. Alokasi waktu yang tersedia ternyata belum mencukupi untuk
menyelesaikan dua kegiatan dalam satu kali pertemuan sehingga kegiatan
menentukan diskon dan pajak dalam LKS 2 sebaiknya dibagi menjadi dua LKS
tersendiri. Dengan demikian melalui tahap evaluasi, LKS yang dikembangkan
120
diperbaiki menjadi 5 buah. Berikut adalah revisi banyak LKS setelah melalui
tahap evaluasi.
Tabel 27. Revisi Jumlah LKS pada Tahap Evaluasi
Sebelum Tahap Evaluasi Setelah Tahap Evaluasi
LKS 1: Penjualan, Pembelian,
Keuntungan, dan Kerugian.
LKS 2: Diskon dan Pajak
LKS 3: Bunga Tunggal, dan
LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara.
LKS 1: Penjualan, Pembelian,
Keuntungan, dan Kerugian.
LKS 2: Diskon
LKS 3: Pajak
LKS 4: Bunga Tunggal, dan
LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pengembangan
ADDIE dalam penelitian ini memenuhi kriteri valid, praktis, dan efektif. Sejalan
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Widyarini (2016), Mawati (2002),
dan Fakhrunisa (2014) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dengan pendekatan CTL memenuhi kriteria valid, praktis, dan
efektif. Perbedaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdapat dalam
materi yaitu aritmatika sosial.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kualitas baik
jika dilihat dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan terlepas dari
beberapa kekurangan yang ada. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang
menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial memenuhi kriteria
valid, praktis, dan efektif.
121
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) ini tidak lepas dari beberapa
keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Implementasi pengajaran di dalam kelas seharusnya dilakukan oleh guru
karena guru sebagai praktisi yang secara langsung menerapkan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, tetapi dalam
penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peneliti.
2. Pada saat uji coba semua kegiatan dalam LKS dapat terlaksana dengan baik.
Namun, masih ada pembelajaran yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang
dicantumkan pada RPP yaitu pada saat pembelajaran menggunakan LKS 2
membutuhkan 2 kali pertemuan untuk menyelesaikan materi.
3. Kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran baru dinilai oleh satu sisi
pengguna yaitu penilaian berdasarkan angket respon siswa saja.