BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/50107/5/BAB 4.pdf · Mengenal...

57
65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Analisis (Analysis) Pada tahap ini terdapat tiga analisis yang dilakukan, yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Berikut adalah hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan. a. Analisis kebutuhan Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di SMP N 6 Yogyakarta, dalam proses pembelajaran penggunaan sumber belajar yang digunakan tidak bervariasi. Guru hanya menggunakan buku paket Matematika Kurikulum 2013 dari pemerintah sebagai satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi pada praktiknya pembelajaran yang terjadi masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran, aktivitas yang dilakukan hanya terbatas pada guru menerangkan, siswa menyimak dan mengerjakan soal sehingga siswa yang aktif kurang terfasilitasi. Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi kurang karena guru masih menggunakan metode ceramah dan sumber belajar terbatas pada buku paket. Pembelajaran kurang mengaitkan dengan kehidupan nyata. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP N 6 Yogyakarta didapatkan informasi bahwa siswa masih kesulitan memahami materi dan kesulitan menyelesaikan permasalahan matematika. Khususnya dalam materi aritmatika sosial siswa

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil …eprints.uny.ac.id/50107/5/BAB 4.pdf · Mengenal...

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap ini terdapat tiga analisis yang dilakukan, yaitu analisis

kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Berikut adalah

hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

a. Analisis kebutuhan

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di SMP N 6

Yogyakarta, dalam proses pembelajaran penggunaan sumber belajar yang

digunakan tidak bervariasi. Guru hanya menggunakan buku paket

Matematika Kurikulum 2013 dari pemerintah sebagai satu-satunya sumber

belajar. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran

yang berpusat pada siswa, tetapi pada praktiknya pembelajaran yang terjadi

masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran, aktivitas yang

dilakukan hanya terbatas pada guru menerangkan, siswa menyimak dan

mengerjakan soal sehingga siswa yang aktif kurang terfasilitasi. Selain itu,

pemahaman siswa terhadap materi kurang karena guru masih menggunakan

metode ceramah dan sumber belajar terbatas pada buku paket. Pembelajaran

kurang mengaitkan dengan kehidupan nyata. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru matematika SMP N 6 Yogyakarta didapatkan informasi bahwa

siswa masih kesulitan memahami materi dan kesulitan menyelesaikan

permasalahan matematika. Khususnya dalam materi aritmatika sosial siswa

66

masih kesulitan mengaitkan permasalahan dalam materi dengan konsep

penyelesaiannya. Hayuningtyas (2012: 8) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa, kesulitan siswa dalam belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan

perhitungan dalam mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman

konsep maupun penggunaan rumus. Hal tersebut juga disampaikan oleh

Sutarni & Setyono (2013: 72) kesulitan siswa dalam mengerjakan soal

aritmatika sosial karena kurang memahami konsep materi, dan kesulitan

dalam mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang

ditanyakan dalam soal sehingga, kesulitan dalam menentukan penyelesainya.

Padahal, aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang erat kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan pendekatan pembelajaran

yang tepat agar siswa mudah memahami materi tersebut. Pendekatan

Contextual Teaching and Learning CTL dipandang cocok jika diterapkan

dalam pembelajaran materi tersebut.

Oleh karena itu, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran

berupa RPP dan LKS dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) khususnya pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII semester 2

agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat terfasilitasi dalam

memahami materi.

b. Analisis kurikulum

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kurikulum yang diterapkan

di kelas VII SMP N 6 Yogyakarta adalah kurikulum 2013. Menurut

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 dalam kurikulum 2013 terdapat

67

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dalam

proses pembelajaran. Pada materi aritmatika sosial terdapat pada KD 3.9 dan

KD 4.9 yang dijabarkan sebagai berikut.

3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial

(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal,

persentase, bruto, neto, tara).

4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,

pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, tara).

Kemudian dari KD yang telah ada menjadi acuan dalam merumuskan

indikator-indikator pencapaian pembelajaran yang dilakukan pada tahap

design.

c. Analisis karakteristik siswa

Siswa SMP berada pada masa remaja usia sekitar 11-15 tahun. Remaja

terkadang masih berfikir secara operasional konkret atau baru menguasai

operasi-operasi formal (Santrock, 2009: 49). Jadi, pada tahapan ini siswa

SMP masih berfikir berdasarkan pengalaman dan berfikir secara operasional

konkret serta belum menyukai teori atau hal-hal yang bersifat abstrak. Oleh

karena itu, pembelajaran yang digunakan sebaiknya dengan mengaitkan

dengan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat membantu

siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

68

Tahap ini juga didukung dengan melakukan obervasi karakteristik siswa

SMP N 6 Yogyakarta khususnya kelas VII A selama proses pembelajaan

matematika berlangsung. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran

didapatkan bahwa, siswa kelas VII A memiliki kemampuan yang beragam

yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, karakter siswa selama mengikuti

pembelajaran termasuk cukup aktif. Hal ini ditunjukkan saat pembelajaran

matematika terdapat siswa yang bertanya kepada guru tetapi, jawaban guru

kurang mengaitkan pembelajaran dengan keadaan kontekstual. Pembelajaran

yang kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang terfasilitasi dengan

pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga siswa hanya mendengarkan apa

yang disampaikan guru. Walaupun demikian, dari pengamatan peneliti siswa

terkadang melakukan diskusi walaupun hanya dengan teman sebangkunya

jika mengalami kesulitan.

Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa pada

tahap formal-operational adalah memberikan siswa untuk menyelesaikan

masalahnya dan menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi

untuk menyimpulkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran

matematika siswa perlu difasilitasi untuk membangun pengetahuanya

sehingga dapat menyelesaikan permasalahan.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dipandang sesuai

diterapkan karena selain dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan

sehari-hari, dapat menghubungkan konsep materi dengan pengalaman siswa

dalam kehidupan sehari-hari (relating dan experiencing), dan juga dapat

69

memfasilitasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan

adanya cooperating yang diimplementasikan dengan diskusi kelompok.

Berdasarkan ketiga analisis tersebut, maka peneliti mengembangkan

perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) untuk membantu siswa dalam mempelajari materi

aritmatika sosial.

2. Tahap Perancangan (Design)

Berikut ini adalah hasil dari tahap perancangan (design) berupa

penyusunan rancangan RPP untuk empat kali pertemuan, rancangan LKS

sebanyak empat buah LKS untuk empat pertemuan, penyusunan instrumen

berupa lembar penilaian perangkat pembelajaran (RPP dan LKS), lembar

observasi kegiatan pembelajaran, angket respon, dan tes hasil belajar.

a. Penyusunan rancangan RPP

Hasil rancangan RPP dengan memperhatikan komponen-komponen

yang harus ada diantaranya.

1) Kolom identitas, meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,

materi pokok dan alokasi waktu.

2) Perumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016.

3) Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan KD pada

materi aritmatika sosial dapat dilihat pada Lampiran D1.

4) Pemilihan sumber dan materi pembelajaran

70

Sumber belajar yang akan digunakan pada pembelajaran di kelas

adalah buku Matematika SMP Kelas VII untuk siswa oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2016. Materi

pembelajaran mengenai aritmatika sosial disusun dari berbagai sumber

yaitu buku Matematika Kelas VII oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan tahun 2016, buku Matematika Untuk SMP Kelas VII oleh

Sukino & Wilson Simangunsong, dan buku Matematika Untuk SMP

Kelas VII oleh M. Cholik Adinawan, dkk.

5) Pendekatan dan metode pembelajaran yaitu pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL).

6) Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan

pembuka atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan

pembuka meliputi penyiapan peserta didik secara fisik dan mental,

apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti

disesuaikan dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual

Teaching and Learning (CTL). Sementara itu, kegiatan penutup berisi

refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut adalah langkah

pembelajaran dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual

Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan.

71

Tabel 16. Langkah Pembelajaran dalam RPP

Strategi Komponen

CTL

Kegiatan Pembelajaran

Relating Contructivism,

Questioning

Apersepsi.

Motivasi.

Tujuan pembelajaran.

Penyajian permasalahan kontekstual

dalam LKS kolom Ayo Amati yang

memicu siswa untuk bertanya.

Experiencing Inquiry, Modelling

Siswa mengamati LKS kolom Ayo

Amati dan berdasarkan informasi dan

pengetahuan awal siswa dapat

menjawab pertanyaan dalam kolom

Ayo Amati.

Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom

Mengumpulkan Informasi.

Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom

Ayo Menalar untuk menemukan konsep

materi yang dipelajari.

Siswa menyelesaikan permasalahan

sesuai contoh penyelesaian, dan

petunjuk dalam LKS

Applying Questioning

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

dalam kelompoknya kepada kelompok

lain.

Siswa diberi kesempatan untuk

menanggapi dan bertanya dari hasil

presentasi.

Cooperating Learning

Community Pembelajaran dengan diskusi kelompok,

terjadi proses komunikasi antar siswa

dan saling tukar pikiran serta bertanya.

Transfering Authentic

Assessment Menyelesaikan latihan soal pada kolom

Ayo Berlatih.

Reflection Siswa merangkum di akhir

pembelajaran

7) Teknik penilaian

b. Penyusunan Rancangan LKS

Tahap penyusunan rancangan LKS ini terdiri atas:

72

1) Penyusunan peta kebutuhan LKS

Penyusunan peta kebutuhan ini memuat apa saja yang dibahas dalam

LKS didasarkan pada KD dan indikator pencapaian kompetensi. Penyusunan

peta kebutuhan ini juga bertujuan untuk menentukan jumlah dan urutan LKS

yang akan dikembangkan. Hasil peta kebutuhan LKS dapat dilihat pada

Lampiran D2. Berdasarkan peta kebutuhan LKS diperoleh empat buah LKS

yang terdiri dari:

a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian.

b) LKS 2: Diskon dan Pajak

c) LKS 3: Bunga Tunggal, dan

d) LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara

2) Judul LKS

Penyusunan judul LKS ditentukan berdasarkan peta kebutuhan LKS.

Sedangkan judul kegiatan-kegiatan dalam LKS berdasarkan pada KD,

indikator pencapaian kompetensi dan materi. LKS yang dikembangkan terdiri

dari empat LKS yaitu:

a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian

Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 1 ini berdasarkan pada

indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara

penjualan, pembelian, untung dan rugi, menentukan besar harga pembelian

atau harga penjualan, menentukan besar keuntungan, besar kerugian, dan

persentasenya, dan menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan

penjualan, pembelian, keuntungan, dan kerugian.

73

b) LKS 2: Diskon dan Pajak

Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 2 ini berdasarkan pada

indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya

potongan (diskon), menentukan besarnya pajak, menentukan solusi dari

permasalahan terkait dengan potongan (diskon), menentukan solusi dari

permasalahan terkait dengan pajak.

c) LKS 3: Bunga Tunggal

Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 3 ini berdasarkan pada

indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya bunga

tunggal tabungan atau pinjaman, menentukan solusi dari permasalahan terkait

dengan bunga tunggal tabungan atau pinjaman

d) LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara

Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 4 ini berdasarkan pada

indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara

bruto, neto, dan tara, menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan

bruto, neto, dan tara.

3) Penulisan LKS

a) Merumuskan KD

Perumusan KD didasarkan pada Permendikbud Nomor 24 Tahun

2016 dan indikator didasarkan dari KD yang telah ditentukan dalam

perancangan RPP.

74

b) Menentukan alat penilaian

Penilaian yang dilakukan berdasarkan proses dan hasil kerja dari

siswa. Alat penilaian berupa latihan soal pada kolom “Ayo Berlatih” pada

bagian akhir LKS untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi

yang dipelajari dan tes hasil belajar di akhir bab.

c) Penyusunan Materi

Materi yang terdapat pada LKS disusun dari berbagai sumber yang

telah disebutkan dalam perancangan RPP. Materi dalam LKS disajikan

dengan menambahkan beberapa ilustrasi gambar sehingga lebih mudah

dipahami oleh siswa.

d) Struktur LKS

Struktur LKS terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) bagian

pendahuluan berupa halaman sampul, halaman penulis, kata pengantar.

Fitur LKS, daftar isi, dan peta konsep; 2) bagian isi berupa empat LKS,

dimana masing-masing LKS berisi judul LKS, identitas, kompetensi dan

indikator yang akan dicapai, petunjuk, kegiatan Ayo Amati,

Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo Berlatih, kolom rangkuman

dan kolom catatan; 3) bagian akhir berupa daftar pustaka.

75

Tabel 17. Struktur LKS

Bagian

pendahuluan

Halaman sampul

Halaman penulis

Kata pengantar

Fitur LKS

Daftar isi

Peta Konsep

Bagian isi LKS 1. Penjualan, Pembelian, Keuntungan dan

Kerugian

LKS 2.Diskon dan Pajak

LKS 3. Bunga Tunggal

LKS 4.Bruto, Neto, dan Tara

Bagian penutup Daftar pustaka

Berikut adalah gambaran kegiatan pembelajaran dalam LKS berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL) yang difasilitasi dengan

kegiatan Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo

Berlatih, dan beberapa fitur lainya yang ada dalam LKS seperti kolom

rangkuman dan catatan.

76

Tabel 18. Kegiatan Siswa dalam LKS

Strategi Komponen

CTL

Kegiatan dalam LKS

Relating Contructivism,

Questioning

Ayo Amati

Menyajikan permasalahan kontekstual

yang dekat dengan kehidupan siswa dan

pertanyaan sehingga, diharapkan dapat

membangun pengetahuan siswa.

Experiencing,

Cooperating

Inquiry, Modelling,

Learning

Community

Mengumpulkan Informasi

Menyajikan permsalahan dan pemberian

contoh penyelesaian sehingga, siswa

diharapkan dapat menyelesaiakan dengan

berdiskusi kelompok, saling bertanya, dan

bertukar pikiran.

Ayo Menalar

Menyajikan secara umum konsep materi

yang telah dipelajari sehingga siswa dapat

memahami dan menemukan konsep materi

yang dipelajari

Applying Questioning

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

dalam kelompoknya kepada kelompok

lain. Siswa diberi kesempatan untuk

menanggapi dan bertanya dari hasil

presentasi.

Transfering Authentic

Assessment Ayo Berlatih

Menyajikan latihan soal dengan konteks

dan situasi baru tetapi masih ada kaitannya

dengan materi yang dipelajari

Reflection Rangkuman

Menyajikan rangkuman dari materi yang

dipelajari

c. Penyusunan instrumen penelitian

Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar penilaian RPP dan

LKS, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon.

Instrumen penilaian RPP dan LKS disusun dengan menggunkan skala likert

77

yang terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Kurang, 2=Kurang

Baik, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Sangat Baik. Adapun banyak aspek yang dinilai

dalam penilaian RPP sesuai pada Tabel 5 dan aspek penilaian LKS sesuai

pada Tabel 2 untuk ahli materi, Tabel 3 untuk ahli media, dan Tabel 4 untuk

guru matematika. Angket respon siswa disusun dengan menggunkan skala

likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Tidak Setuju,

2=Tidak Setuju, 3=Setuju, 4=Sangat Setuju. Aspek penilaian dalam angket

respon sesuai pada Tabel 7. Lembar observasi keterlakasanaan pembelajaran

disusun sesuai dengan Tabel 6 yaitu terdiri dari tiga aspek dengan 13

pernyataan yang harus diisi oleh observer. Sementara itu, instrumen tes hasil

belajar siswa terdiri dari tujuh soal uraian dengan pembagian soal sesuai kisi-

kisi tes hasil belajar pada Tabel 8. Selanjutnya dilakukan validasi intrumen

yang digunakan dalam penelitian. Intrumen yang telah divalidasi dinyatakan

valid digunakan di lapangan dengan revisi. Kemudian dilakukan revisi

instrumen sebelum digunakan pada tahap implementation.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan (development) disusun RPP dan LKS sesuai

dengan sistematika yang telah dirancang pada tahap design. Berikut ini adalah

hasil RPP dan LKS yang dikembangkan.

a. Pengembangan RPP

RPP yang dikembangkan sesuai dengan komponen-komponen RPP

yang ada dalam tahap design. Komponen RPP yang ada didasarkan pada

78

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Adapun, RPP yang telah

dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran D3.

b. Pengembangan LKS

Berikut ini hasil pengembangan LKS sesuai dengan struktur LKS pada

tahap design.

1) Halaman Sampul

Halaman sampul depan memuat judul LKS, sasaran pengguna yaitu

kelas dan semester, dan juga identitas pemilik LKS. Tampilan halaman

sampul dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Tampilan Halaman Sampul LKS

79

2) Halaman Penulis

Halaman penulis memuat informasi terkait LKS yang dikembangkan.

Informasi tersebut terdiri dari judul LKS, nama penulis, pembimbing,

penyunting, desain cover, ukuran lks, dan media yang digunakan untuk

menyusun LKS. Tampilan halaman penulis dapat dilihat pada Gambar 2

berikut.

Gambar 2. Tampilan Halaman Penulis

3) Kata Pengantar

Kata pengantar berisi ucapan terima kasih dan informasi yang ringkas

mengenai LKS. Tampilan halaman kata pengantar dapat dilihat pada Gambar

3 berikut.

80

Gambar 3. Tampilan Halaman Kata Pengantar

4) Fitur LKS

Halaman fitur LKS ini memuat informasi tentang bagian-bagian dari

LKS beserta fungsi pada masing-masing bagian. Tampilan halaman fitur LKS

dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

81

Gambar 4. Tampilan Halaman Fitur LKS

5) Daftar isi

Daftar isi berisi informasi letak halaman materi yang akan dipelajari.

Dengan adanya daftar isi akan mempermudah pengguna dalam mencari

materi yang diinginkan. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 5

berikut.

Gambar 5. Tampilan Halaman Daftar isi

82

6) Peta konsep

Peta konsep bertujuan agar siswa mengetahui materi yang akan

dipelajari. Tampilan peta konsep dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Tampilan Halaman Peta Konsep

7) Bagian Isi

a) Halaman Pembuka

Halaman pembuka terdapat pada bagian awal setiap LKS. Halaman

ini memuat judul LKS, identitas kelompok, kompetensi dan indikator

yang akan dicapai, dan juga petunjuk dalam mengerjakan LKS. Berikut

ini adalah tampilan halaman pembuka LKS.

83

Gambar 7. Tampilan Halaman Pembuka

b) Kegiatan pembelajaran

Halaman kegiatan pembelajaran pada masing-masing LKS terdiri

dari beberapa kegiatan, yaitu Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo

Menalar, dan Ayo Berlatih. Berikut ini adalah tampilan masing-masing

kegiatan pembelajaran dalam LKS.

84

Gambar 8. Tampilan Kegiatan Ayo Amati

Gambar 9. Tampilan Kegiatan Mengumpulkan Informasi

85

Gambar 10. Tampilan Kegiatan Ayo Menalar

Gambar 11. Tampilan Kegiatan Ayo Berlatih

c) Kolom rangkuman

Kolom Rangkuman membantu siswa dalam merefleksikan hasil

diskusi dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut ini adalah

tampilan kolom rangkuman dalam LKS.

86

Gambar 12. Tampilan Kolom Rangkuman

d) Kolom Catatan

Kolom catatan ini memfasilitasi siswa untuk mencatat informasi-

informasi tambahan yang didapatkan selama proses pembelajaran.

Berikut ini adalah tampilan kolom catatan dalam LKS.

Gambar 13. Tampilan Kolom Catatan

87

e) Catatan penting

LKS memberikan catatan penting pada bagian yang perlu

penekanan untuk menambah pengetahuan siswa. Berikut ini adalah

tampilan kolom catatan penting dalam LKS.

Gambar 14. Tampilan Kolom Catatan Penting

8) Daftar pustaka

Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penyusunan

LKS. Berikut ini adalah tampilan dafgtar pustaka dalam LKS.

Gambar 15. Tampilan Daftar Pustaka

88

c. Validasi perangkat pembelajaran

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan sebelum diuji cobakan di lapangan.

Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli materi

(Nur Insani, M.Sc), ahli media (Nur Hadi Waryanto, M.Eng) dan guru

matematika (Ririn Rekno Winahyu, S.Pd). Hasil validasi perangkat

pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dikembangankan dinyatakan layak

digunakan dengan revisi. Validator memberikan masukan saran dan penilaian

terhadap perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan. Saran

untuk LKS yaitu mendesain cover LKS lebih cerah. Sementara untuk RPP

yaitu menambahkan KI-1 dan KI-2, perbaikan materi agar sesuai dengan

LKS, memperhatikan kekonsistenan langkah pembelajaran, dan

menambahkan materi remedial dan pengayaan. Kemudian, dilakukan revisi

perangkat pembelajaran untuk mendapat produk berupa RPP dan LKS yang

lebih baik sesuai dengan masukan dan saran dari validator. Hasil penilaian

perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran C6 dan Lampiran C7.

d. Revisi perangkat pembelajaran

1) Revisi RPP

Berdasarkan hasil validasi RPP dinyatakan memenuhi kriteria valid.

Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai

dengan saran validator. Berikut beberapa revisi RPP dari hasil validasi.

89

Tabel 19. Revisi RPP

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Belum mencantumkan KI-1 dan KI-2 Menambahkan KI-1 dan KI-2.

Kesalahan penulisan materi

keuntungan dan kerugian.

Perbaikan materi pembelajaran

keuntungan, kerugian agar sesuai

dengan materi pada LKS.

Belum terdapat materi remedial dan

pengayaan pada bagian materi

pembelajaran.

Menambahkan materi remedial dan

pengayaan pada RPP bagian materi

pembelajaran

Penulisan kegiatan cooperating atau

membagi kelompok ada pada bagian

pendahuluan dan inti.

Memperbaiki urutan penulisan

kegiatan pembelajaran khususnya

pembagian kelompok pada bagian

pendahuluan saja.

Penilaian sikap berbentuk angket

yang terdiri dari skala penilaian 1-4.

Pada bagian instrumen penilaian sikap

berupa angket diganti menjadi jurnal

sikap.

Penilaian ketrampilan siswa

menggunakan rentang nilai huruf A

sampai E.

Perbaikan penilaian keterampilan

siswa dari rentang nilai huruf A-E

menjadi nilai angka rentang 0-100.

2) Revisi LKS

Berdasarkan hasil validasi LKS dinyatakan memenuhi kriteria valid.

Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai

dengan saran validator. Berikut beberapa revisi LKS dari hasil validasi.

90

a) Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4.

Sebelum revisi Sesudah revisi

Gambar 16. Hasil Revisi Ilustrasi Gambar Pada LKS 4

b) Memberikan contoh pengisian dalam kegiatan Mengumpulkan

Informasi LKS 1.

Sebelum revisi

Setelah Revisi

Gambar 17. Hasil revisi contoh pengisian kegiatan Mengumpulkan

Informasi

Belum adanya

contoh pengisian jika

salah satu jawaban

sudah diketahui

Memberikan tanda

(-) pada pilihan yang

bukan jawaban

91

c) Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan

informasi.

Sebelum revisi

Sesudah revisi

Gambar 18. Hasil Revisi Perintah Dalam Kegiatan Mengumpulkan

Informasi

d) Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS.

Sebelum revisi

Belum ada

perintah untuk

melakukan

perhitungan pada

kolom

penyelesaian

Menambahkan

perintah

“Lakukan

perhitungan pada

kolom

penyelesaian!”

Deskripsi gambar

kurang

menggambarkan

permasalahan

kontekstual

92

Sesudah revisi

Gambar 19. Hasil Revisi Perbaikan Deskripsi Gambar

e) Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3.

Sebelum revisi

Gambar dan deskripsi

diperbaiki sesuai

dengan permasalahan

kontekstual

Belum menunjukkan

perhitungan pola

penambahan bunga

93

Sesudah revisi

Gambar 20. Hasil Revisi Pada Kegiatan Ayo Menalar LKS 3

f) Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1.

Sebelum revisi

Diperbaiki dengan

langkah

menunjukkan

perhitungan pola

penambahan

bunga. Kemudian

menunjukkan

langkah untuk

menghitung total

saldo.

Penulisan angka

perlu diperbaiki

menjadi satu baris

94

Sesudah revisi

Gambar 21. Hasil Revisi Tata Penulisan dalam LKS 1

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi dan telah direvisi sesuai

masukan validator, kemudian dilakukan uji coba pada proses pembelajaran.

Tahap implementasi ini dilakukan pada tanggal 31 Januari 2017 sampai

dengan 21 Februari 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP

N 6 Yogyakarta berjumlah 34 siswa. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan

uji coba yang telah dilakukan.

Tabel 20. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba

Hari/Tanggal

Pelaksanaan

Materi Alokasi

Waktu

Selasa, 31 Januari 2017 Penjualan, Pembelian,

Keuntungan, dan Kerugian

3JP

Rabu, 1 Februari 2017 Diskon dan Pajak 2JP

Selasa, 7 Februari 2017 Diskon dan Pajak 3JP

Rabu, 8 Februari 2017 Bunga Tunggal 2JP

Selasa, 14 Februari 2017 Bruto, Neto, dan Tara 3JP

Selasa, 21 Februari 2017 Tes Hasil Belajar 2JP

Penulisan angka

diperbaiki menjadi

satu baris

95

a. Uji coba perangkat pembelajaran

Pada saat uji coba, siswa dibagi ke dalam kelompok diskusi yang terdiri

dari 4-5 siswa. Setiap siswa mendapatkan satu LKS yang telah dicetak

fullcolour mulai dari halaman sampul sampai dengan halaman akhir. Berikut

ini adalah gambaran umum uji coba pelaksanaan proses pembelajaran pada

materi Bunga Tunggal.

1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan

mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru membagi LKS kepada semua

siswa. Setelah semua siswa mendapatkan LKS, guru memberikan

apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari. Lalu dilanjutkan dengan

penyampaian manfaat mempelajari materi agar siswa termotivasi dan

ingin belajar lebih lanjut. Bersamaan dengan motivasi tersebut guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah kontekstual yang

berhubungan dengan materi Bunga Tunggal. Masalah tersebut dirancang

agar siswa dapat menemukan sendiri konsep materi yang akan dipelajari.

Permasalahan kontekstual mengenai materi yang dipelajari disajikan

seluruhnya pada setiap LKS. Berikut ini contoh permasalahan yang ada

dalam LKS.

96

Gambar 22. Contoh Permasalahan Konstekstual yang Disajikan dalam

LKS 3

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih tertarik untuk

menemukan konsep dengan bertanya “Dari informasi dalam Ayo Amati,

kalian bisa mengetahui bunga diberikan pertahun, kemudian bagaimana

cara kalian bisa menentukan besar bunga selama beberapa tahun?, dan

bagaimana menentukan besar saldonya?. Seperti pada permasalahan

dalam kolom Mengumpulkan Informasi”. Kemudian guru memberikan

contoh pemodelan dengan menyajikan alternatif jawaban pada kolom

Mengumpulkan Informasi. Siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban

dari permasalahan yang disajikan.

97

Gambar 23. Siswa Berdiskusi dalam Mengerjakan LKS

4) Setelah membaca dan memahami alternatif jawaban diharapkan siswa

mempunyai gambaran untuk menentukan rumus menentukan bunga

tunggal selama k tahun pada kolom Ayo Menalar. Siswa dapat

menentukan besar saldo setelah beberapa tahun tanpa harus menghitung

tahun per tahunnya.

Gambar 24. Kegiatan Ayo Menalar

98

5) Selama berdiskusi mengerjakan LKS, siswa dibimbing dan dipantau oleh

guru. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya jika

mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS tersebut.

Gambar 25. Guru Membantu Siswa yang Mengalami Kesulitan

6) Setelah siswa berdiskusi dan menyelesaiakan kegiatan dalam LKS, guru

memilih salah satu kelompok secara acak untuk mempresetasikan hasil

diskusi kelompoknya. Setelah itu guru, memberikan kesempatan siswa

lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan.

Gambar 26. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok

7) Kemudian siswa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari hasil

diskusinya untuk mengerjakan latihan soal pada kolom Ayo Berlatih.

Latihan diberikan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi

99

yang telah dipelajari. Setelah siswa mengerjakan, guru meminta siswa

untuk memaparkan hasil pekerjaanya di depan kelas. Guru memberikan

koreksi jika jawaban yang dipaparkan kurang tepat.

8) Diakhir pembelajaran siswa bersama guru melakukan refleksi tentang

materi yang telah dipelajari. Siswa bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari dan menuliskannya dalam bagian rangkuman dalam

LKS.

Secara keseluruhan penelitian berlangsung dengan lancar. Namun, ada

beberapa kendala yang terjadi. Berikut adalah beberapa catatan pada saat

penelitian.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 31 Januari 2017.

Pertemuan pertama membahas mengenai penjualan, pembelian, keuntungan

dan kerugian menggunakan LKS 1. Pembelajaran berlangsung selama 3 jam

pembelejaran (3x40 menit). Pembelajaran berjalan lancar dan siswa

melakukan kegiatan dalam LKS dengan baik dari mengerjakan setiap bagian

dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan materi

yang dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 1 Februari 2017.

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40 menit). Pada

pertemuan ini siswa diajak untuk mempelajari LKS 2. Dalam LKS 2

terdapat dua kegiatan yaitu, kegiatan 1 mengenai materi diskon dan kegiatan

2 mengenai materi pajak. Selama 2 jam pembelajaran beberapa kelompok

100

baru menyelesaikan kegiatan 1 mengenai materi diskon, sehingga

pembelajaran pada kegiatan 2 dilanjutkan pada pertemuan ketiga pada

Selasa, 7 Februari 2017. Pertemuan ketiga berlangsung selama 3 jam

pembelajaran. Pertemuan ini melanjutkan kegiatan pada pertemuan

sebelumnya. Pada 2 jam pertama siswa melanjutkan kegiatan 2 mengenai

materi pajak. Sementara itu satu jam terakhir siswa mepresentasikan hasil

diskusi dan latihan soal. Pembelajaran berlangsung dengan lancar dan siswa

dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari mengerjakan

kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan

materi yang dipelajari.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada Rabu, 8 Februari 2017. Pada

pertemuan ini siswa belajar mengenai bunga tunggal menggunakan LKS 3.

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40menit). Proses

pembelajaran berjalan dengan lancar dan dengan alokasi waktu tersebut

siswa dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari dari

mengerjakan kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan

menyimpulkan materi yang dipelajari.

Pertemuan kelima dilaksanakan pada Selasa, 14 Februari 2017, siswa

belajar mengenai bruto, neto, dan tara menggunakan LKS 4. Pembelajaran

berlangsung selama 3 jam pembelajaran (3 x 40 menit). Proses

pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa melakukan kegiatan

pembelajaran menggunakan LKS dengan baik, dari siswa mengamati

permasalahan, berdiskusi, menemukan konsep materi, mempresentasikan

101

hasil diskusi, latihan soal hingga menyimpulkan materi. Pada pertemuan ini

tidak terdapat banyak hambatan. Berdasarkan alokasi waktu yang ada siswa

dapat menyelesaikan semua kegiatan dalam LKS. Kegiatan latihan soal pada

Ayo Berlatih juga dapat dikoreksi bersama dengan guru sehingga, siswa

lebih memahami cara penyelesaian soal tersebut. Pada akhir pembelajaran

guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang dipelajari dan

merangkum pada kolom Rangkuman dalam LKS.

Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes hasil belajar siswa berupa

ujian tertulis yang teridri dari tujuh soal uraian. Pertemuan ini dilaksanakan

pada Selasa, 21 Februari 2017. Banyak siswa yang mengikuti ujian tertulis

adalah 33 siswa. Satu siswa tidak mengikuti ujian dikarenakan sakit dan

mengikuti ujian susulan pada Rabu, 22 Februari 2017. Siswa dapat

mengerjakan ujian dengan alokasi yang disediakan selama 2 x 40 menit

dengan baik. Setelah ujian selesai, siswa diminta untuk mengisi angket

respon siswa yang digunakan untuk perbaikan LKS agar menghasilkan

produk yang lebih baik.

b. Pengisian Angket Respon Siswa

Pengisian angket respon siswa dilakukan setelah uji coba perangkat

pembelajaran selesai. Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran ini

dilakukan oleh 34 siswa kelas VII A SMP N 6 Yogyakarta. Penilaian

dilakukan dengan mengisi angket respon yang terdiri dari 19 butir

pertanyaan. Data hasil angket respon siswa secara lengkap dapat dilihat

102

pada Lampiran C11. Secara ringkas hasil angket respon siswa dapat dilihat

pada Tabel 21 berikut ini.

Tabel 21. Data Pengisian Angket Respon Siswa

Komponen Rata-rata

skor

Kriteria

Penggunaan bahasa 3,62 Sangat Praktis

Isi 3,45 Sangat Praktis

Penyajian 3,43 Sangat Praktis

Kegrafikan 3,37 Praktis

Penggunaan pendekatan Contextual

teaching and Learning (CTL)

3,37 Praktis

Dari data Tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa setiap komponen

memenuhi minimal kriteria praktis. Hal tersebut ditunjukkan dengan

penilaian komponen penggunaan bahasa memperoleh skor 3,62 dari nilai

maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis, komponen isi memperoleh

skor 3,45 dengan kriteria sangat praktis, penyajian memperoleh skor 3,43

dengan kriteria sangat praktis, kegrafikan memperoleh skor 3,37 dengan

kriteria praktis, dan Penggunaan pendekatan Contextual teaching and

Learning (CTL) memperoleh skor 3,37 dengan kriteria praktis. Data data

tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan

praktis bagi penggunanya.

c. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes

hasil belajar berupa ujian tertulis yang terdiri dari tujuh soal uraian yang

harus diselesaikan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Tes hasil belajar

digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat

103

pembelajaran yang dikembangkan. Data hasil tes belajar siswa secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9.

Berdasarkan data hasil tes belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai

terendah siswa 43,3 dan nilai tertinggi 100. Dari 34 siswa yang mengikuti

tes, terdapat 29 siswa mendapat nilai di atas KKM (nilai 76) dan 5 siswa

mendapat nilai di bawah KKM (nilai 76). Tingkat ketuntasan dalam tes

hasil belajar tersebut mencapai 85% dan termasuk dalam kriteria sangat

efektif.

d. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah uji coba perangkat pembelajaran

selesai dan semua data terkumpul. Data tersebut kemudian diolah untuk

mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran yang dilihat

berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

1) Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Analisis kevalidan perangkat pembelajaran terdiri dari analisis kevalidan

RPP dan analisis kevalidan LKS. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berikut ini adalah

hasil analisis dari kevalidan RPP setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 22

dan hasil analisis kevalidan LKS setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 23.

104

Tabel 22. Hasil Analisis Kevalidan RPP

Aspek Penilaian Skor rata-

rata

Kriteria

Kejelasan dan kelengkapan identitas RPP 4,56 Sangat Valid

Kejelasan rumusan tujuan dengan

Kompetensi Dasar

4,5 Sangat Valid

Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran

4 Valid

Kesesuaian materi dengan kemampuan,

kebutuhan, dan karakteristik peserta didik

4 Valid

Kesesuaian pendekatan dan metode dengan

tujuan pembelajaran

4 Valid

Kesesuaian pendekatan dan metode dengan

karakteristik peserta didik

4 Valid

Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan

standar proses serta komponen pendekatan

CTL

4,04 Valid

Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan

pembelajaran dan karakteristik peserta didik

3,75 Valid

Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan

pembelajaran

4 Valid

Keberadaan dan kejelasan prosedur

penilaian

4 Valid

Rata-rata skor keseluruhan 4,08 Valid

Berdasarkan Tabel 22 dapat disimpulkan bahwa, perangkat

pembelajaran berupa RPP memenuhi kategori valid dengan rata-rata skor

4,08 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa RPP yang

dikembangkan memenuhi kriteria layak untuk digunakan.

Tabel 23. Hasil Analisis Kevalidan LKS

Aspek Penilaian Rata-rata skor Kriteria

Kelayakan Isi 3.9 Valid

Kompetensi 4.25 Valid

Kesesuaian LKS dengan

Pendekatan CTL

3.9 Valid

Kelayakan Penyajian 4.13 Valid

Kelayakan Bahasa 4 Valid

Kelayakan Kegrafikan 4.09 Valid

Rata-rata skor keseluruhan 4,04 Valid

105

Berdasarkan Tabel 23 dapat disimpulkan bahwa, LKS yang

dikembangkan memenuhi kriteria valid dengan rata-rata skor 4,04 dari skor

maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan LKS yang dikembangkan

memenuhi kriteria layak untuk digunakan. Dengan demikian perangkat

pembelajaran yang dikembangkan berupa RPP dan LKS berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL) dinyatakan valid sehingga layak

digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah.

2) Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Analisis kepraktisan diperoleh dari data angket respon siswa setelah

menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Angket respon

siswa terdiri dari beberapa komponen yaitu penggunaan bahasa, isi,

penyajian, kegrafikan, dan penggunaan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL). Hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran

C11. secara ringkas hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini

Tabel 24. Hasil Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Komponen Rata-rata

skor

Kriteria

Penggunaan bahasa 3,62 Sangat Praktis

Isi 3,45 Sangat Praktis

Penyajian 3,43 Sangat Praktis

Kegrafikan 3,4 Praktis

Penggunaan pendekatan Contextual

teaching and Learning (CTL)

3,4 Praktis

Rata-rata skor 3,45 Sangat Praktis

Berdasarkan data dari Tabel 24 menunjukkan bahwa kepraktisan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan memperoleh skor 3,45 dari

skor maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis. Dengan demikian dapat

106

disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis

digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah.

3) Analsis Keefektifan Perangkat Pembelajaran

Keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran dilihat dari tes hasil

belajar siswa. Data hasil tes belajar dapat dilihat pada Tabel 25 dan lebih

lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9.

Tabel 25. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa

Jumlah siswa 34

Jumlah siswa yang tuntas 29

Jumlah siswa yang tidak tuntas 5

Persentase ketuntasan 85,3%

Persentase ketidaktuntasan 14,7%

Berdasarkan data pada Tabel 24, persentase ketuntasan mencapai

85,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase ketuntasan mencapai

kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, perangkat

pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran

matematika di sekolah.

4) Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dibuat memuat

tiga aspek yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan

kegiatan penutup. Lembar observasi terdiri dari 13 butir pertanyaan. Hasil

pengisian lembar observasi keterlekasanaan pembelajaran dapat dilihat pada

Tabel 26 berikut dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C13.

107

Tabel 26. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Pertemuan ke- Persentase Keterlaksanaan

Pembelajaran

Kategori

1 92.31% Sangat Baik

2 dan 3 100% Sangat Baik

4 100% Sangat Baik

5 100% Sangat Baik

Rata-Rata 98.08% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 26 pembelajaran berlangsung sesuai dengan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut ditunjukkan dari

hasil lembar observasi yang memperoleh persentase keterlaksanaan

pembelajaran 98.08% dengan kategori sangat baik.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi. Pada tahap ini

masukan dan saran dari angket respon siswa serta perbaikan selama proses

ujicoba dianalisis untuk digunakan sebagai bahan revisi LKS. Berikut

beberapa kesalahan pada LKS yang perlu diperbaiki.

a. Terdapat kesalahan jawaban pada LKS 4 halaman 28

Gambar 27. Kesalahan Jawaban pada LKS 4 Halaman 28

b. Terdapat perbedaan soal antara LKS 1 halaman 2 yang dipegang siswa

dan kunci jawaban LKS sehingga, perlu dilakukan perbaikan soal agar

sesuai dengan kunci jawaban. Berikut ini perbaikan yang dilakukan.

Diperbaiki

menjadi 99,92 kg

108

Gambar 28. Perbaikan Soal LKS 1 Sesuai dengan Kunci Jawaban

c. Kurangnya soal latihan pada bagian Ayo Berlatih sehingga, pada bagian

Ayo Berlatih ditambahkan beberapa soal latihan pada masing-masing

LKS.

d. Mengingat alokasi waktu, dua kegiatan dalam LKS 2 dijadikan LKS

tersendiri sehingga keseluruhan LKS terdiri dari 5 buah LKS yaitu:

1) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian.

2) LKS 2: Diskon

3) LKS 3: Pajak

4) LKS 4: Bunga Tunggal, dan

5) LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.

Perbaikan

109

B. Pembahasan

Penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) pada Materi Aritmatika Sosial

untuk Siswa Kelas VII SMP” bertujuan untuk mendeskripsikan langkah

pengembangan perangkat pembelajaran dan mengetahui kualitas perangkat

pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan

keefektifan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas, penelitian

pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah

pengembangan model ADDIE yang terdiri dari tahap analisis (Analysis), tahap

perancangan (Design), tahap pengembangan (Development), tahap implementasi

(implementation), dan tahap evaluasi (Evaluation). Penelitian pengembangan

perangkat pembelajaran ini menghasilkan produk berupa RPP yang terdiri dari

lima pertemuan dan lima buah LKS berbasis pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII SMP. Perangkat

pembelajaran yang dikembangkan memuat tujuh komponen pendekatan CTL

yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling),

refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Trianto, 2012:

111). Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan lima strategi

pembelajaran CTL menurut Crawford (2001: 3) yaitu, REACT (Relating,

Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering).

110

Berikut adalah hasil pengembangan yang dilakukan dengan model

pengembangan ADDIE. Tahap analisis (analysis) meliputi analisis kebutuhan,

analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Hasil analisis tersebut diketahui

bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan masih berpusat pada guru dan

sumber belajar hanya terpaku pada buku paket dari pemerintah, padahal sesuai

kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013 pembelajaran seharusnya berpusat

pada siswa (student centered) dan memanfaatkan berbagai sumber belajar.

Karakter peserta didik yang aktif dalam pembelajaran belum terfasilitasi dengan

baik. Selain itu, Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa

SMP seharunsya guru memberikan siswa untuk menyelesaikan masalahnya dan

menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi untuk menyimpulkan

sesuatu. Hal tersebut mendukung jika pembelajaran matematika sebaiknya

dilakukan dengan diskusi kelompok agar siswa dapat lebih terlibat aktif dalam

pembelajaran. Disisi lain, hasil observasi pembelajaran matematika di SMP 6

Yogyakarta pada salah satu materi yaitu aritmatika sosial siswa masih kesulitan

memahami materi dan mengaitkan permasalahan dengan konsep penyelesainnya.

Hal serupa juga disampaikan Hayuningtyas (2012: 8) dalam hasil penelitianya

tentang kesulitan belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan perhitungan dalam

mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman konsep maupun

penggunaan rumus. Sejalan dengan hal tersebut Sutarni & Setyono (2013: 72)

menyatakan bahwa, kesulitan belajar aritmatika lainya yaitu siswa mengalami

kesulitan dalam membaca, mengartikan, dan memahami soal, siswa mengalami

kesulitan dalam mencari dan memahami apa yang diketahui serta apa yang

111

ditanyakan dalam soal. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat pembelajaran

berupa RPP dan LKS yang dapat mendukung pembelajaran sehingga, siswa dapat

memahami materi dengan baik. Hasil tahap analisis ini dijadikan acuan dalam

pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan

Contextual Teavhing and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial yang

dibutuhkan oleh siswa.

Tahap perancangan (design), dilakukan perancangan RPP dan LKS.

Rancangan RPP disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal utama yang

dilakukan adalah menentukan indikator yang diturunkan dari KI dan KD yang

harus dicapai. Kemudian menentukan materi, sumber belajar, metode dan

pendekatan, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian. Sedangkan LKS,

dirancang menurut peta kebutuhan dan struktur LKS dengan memperhatikan

aspek kualitas kelayakan bahan ajar sesuai Depdiknas (2008: 28) yaitu aspek

kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Pada tahap ini juga

dilakukan penyusunan instrumen penelitian yang kemudian divalidasi oleh dosen.

Instrumen penelitian yang disusun berupa lembar penilaian RPP dan LKS, lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa.

Tahap selanjutnya adalah pengembangan (development). Pada tahap ini,

perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS disusun sesuai dengan rancangan

pada tahap design. RPP yang dikembangkan sebanyak empat pertemuan dan LKS

sebanyak empat buah. RPP dan LKS sebelum digunakan dalam tahap

implementasi dilakukan validasi oleh dosen validator dan guru matematika. Aspek

112

penilaian RPP yang divalidasi yaitu: identitas RPP, rumusan indikator/ tujuan,

pemilihan materi, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan CTL, penilaian hasil pembelajaran, dan

pemilihan sumber belajar. Sedangkan, aspek penilaian kevalidan LKS yaitu:

kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, kompetensi, dan kesesuaian LKS

dengan pendekatan CTL. Hasil RPP dan LKS yang telah divalidasi dinyatakan

layak diujicobakan dengan revisi. Masukan dan saran dari lembar penilaian

dijadikan sebagai bahan acuan perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan.

Beberapa revisi RPP dari lembar penilaian RPP sebagai berikut.

1. Menambahkan KI-1 dan KI-2 karena sebelumnya pada RPP yang telah

disusun peneliti tidak mencantumkan KI 1 dan KI 2 mengacu pada struktur

RPP yang ada di sekolah, tetapi setelah dikonfimrasi ulang kepada guru

ternyata KI-1 dan KI-2 dalam penulisan RPP tetap dicantumkan.

2. Menambahkan materi remedial dan pengayaan pada RPP bagian materi

pembelajaran. Penambahan materi ini didasarkan pada masukan dari lembar

penilaian yang disesuaikan dengan struktur RPP yang ada di sekolah ujicoba.

3. Memperhatikan kesamaan langkah kegiatan pada masing-masing pertemuan.

Kesamaan langkah ini agar guru lebih mudah dalam menjalankan proses

pembelajaran dan adanya kekonsistenan setiap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan diawal pembelajaran tidak

dituliskan lagi pada kegiatan inti. Contohnya: dalam RPP kegiatan pembagian

kelompok sudah dilakukan diawal pembelajaran sehingga, pada kegiatan inti

tidak lagi menuliskan kegiatan tersebut.

113

4. Pada bagian instrumen penilaian sikap berupa angket diganti menjadi jurnal

sikap. Instrumen penilaian sikap sebelumnya berupa angket penilaian sikap,

tetapi berdasarkan masukan dari guru matematika penilaian sikap sebaiknya

menggunakan jurnal sikap sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun

2016 Tentang Standar Penilaian yang menyatakan bahwa penilaian sikap

dilakukan oleh pendidik untuk mendapatkan informasi deskriptif mengenai

perilaku peserta didik.

5. Perbaikan penilaian keterampilan siswa dari rentang nilai huruf A-E menjadi

nilai angka rentang 0-100. Penilaian tersebut didasarkan pada masukan guru

dan juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang

Standar Penilaian yng menyatakan bahwa hasil penilaian pengetahuan dan

keterampilan dilaporkan dalam bentuk angka skala 0-100.

Sedangkan revisi dari lembar penilaian LKS sebagai berikut.

1. Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4 seperti pada Gambar 16.

2. Memberikan contoh pengisian dalam kegiatan Mengumpulkan Informasi

LKS 1. Pada kegiatan mengumpulkan informasi LKS 1 sebelumnya tidak ada

contoh pengisian jawaban pada tabel yang harus dilengkapi siswa jika

jawaban yang diketahui, sehingga perlu menambahkan tanda (-) pada yang

bukan jawaban benar seperti pada Gambar 17.

3. Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan

informasi seperti pada Gambar 18.

4. Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS. Perbaikan deskripsi

gambar didasarkan oleh masukan dari validator yaitu deskripsi gambar

114

kurang menunjukkan permasalahan kontekstual sehingga pada LKS 2 perlu

diperbaiki seperti pada Gambar 19.

5. Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3.

Perbaikan langkah ini agar siswa dalam menemukan konsep materi lebih

sistematis seperti dalam kegiatan Ayo Menalar LKS 3 siswa diarahkan untuk

mengetahui pola pertambahan bunga per tahun terlebih dahulu. Kemudian

menunjukkan langkah untuk menghitung total saldo, seperti pada Gambar 20

sehingga, siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

6. Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1 seperti pada Gambar 21.

Selain itu, data penilaian perangkat pembelajaran oleh validator dan guru

matematika digunakan untuk mengukur kualitas perangkat pembelajaran ditinjau

dari aspek kevalidan. Hasil penilaian RPP tersebut memperoleh nilai rata-rata

4,08 dari skor maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian

RPP diperoleh pada aspek identitas mata pelajaran dan rumusan indikator/tujuan

yaitu 4,56 dari skor maksimal 5,00. Skor terendah pada penilaian RPP adalah

pada aspek pemilihan sumber belajar yaitu 3,75 dari skor maksimal 5,00. Sumber

belajar hanya mengacu pada 4 buku seperti yang tercantum dalam RPP sehingga,

perlu adanya penambahan sumber belajar pada materi Aritmatika Sosial.

Sementara itu, hasil penilaian LKS memperoleh nilai rata-rata 4,04 dari skor

maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian LKS diperoleh

pada aspek kompetensi 4,25 dari skor maksimal 5,00 artinya bahwa LKS

memenuhi kriteria yang baik dapat mengukur kompetensi yang harus dicapai

siswa dalam materi artimatika sosial dan skor terendah adalah pada aspek

115

kelayakan isi 3,9 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut dikarenakan ada kesalahan

pengetikan pada isi materi yang disajikan dalam RPP dan LKS sehingga, konsep

materi yang disajikan tidak konsisten antara RPP dan LKS tetapi, kemudian

diperbaiki pada tahap revisi. Meskipun mendapatkan skor terendah aspek tersebut

masih dalam kriteria valid atau baik digunakan dalam pembelajaran. Dengan

demikian, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid.

Tahap yang keempat adalah implementasi. Perangkat pembelajaran yang

telah divalidasi dan dinyatakan layak tersebut diimplementasikan kepada 34 siswa

kelas VII A SMP Negeri 6 Yogyakarta. Tahap implementasi dilaksanakan pada

tanggal 31 Januari 2017 sampai dengan 21 Februari 2017. Implementasi perangkat

pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dan satu kali pertemuan

untuk tes hasil belajar. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan lima strategi

pendekatan CTL yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan

transferring. Secara umum proses pembelajaran diawali dengan kegiatan

pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mengecek kesiapan siswa.

Kemudian guru membagikan LKS, memberikan informasi tentang materi yang

akan dipelajari, tujuan pembelajaran.

Tahap relating, siswa diberikan motivasi berupa keterkaitan antara materi

yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari langkah ini dilakukan pada

awal pembelajaran. Motivasi yang diberikan dapat berupa penjelasan mengenai

manfaat materi yang akan dipelajari. Siswa juga diberikan suatu permasalahan

kontekstual untuk memberikan gambaran bagaimana mengaplikasikan materi

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian masalah ini disajikan dalam

116

LKS bagian Ayo Amati yang dirancang agar dapat membantu siswa menggali

konsep dan memahami materi yang akan di pelajari. Selain itu, terdapat

pertanyaan dalam deskripsi permasalahan dalam bagian Ayo Amati yang dapat

memicu siswa untuk bertanya (Questioning). Tahap ini juga sejalan dengan

prinsip contructivism dimana siswa diharapkan dapat membangun pengetahuanya

sendiri dari permasalahan yang disajikan dalam LKS.

Tahap yang kedua adalah experiencing, tahap ini dirancang untuk

membantu siswa menemukan konsep materi, sejalan dengan prinsip (inquiry)

pada pendekatan CTL. Tahap ini difasiltasi dalam LKS bagian Mengumpulkan

Informasi, dimana ada petunjuk siswa untuk menyelesaikan kegiatan dalam

bagian tersebut. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan pada Ayo Menalar yang

menfasilitasi siswa untuk menemukan konsep materi yang akan dipelajari.

Tahap selanjutnya adalah applying. Menurut Hosnan (2014: 279) dalam

tahap applying siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. Oleh karena itu, setelah siswa menyelesaikan kegiatan

pembelajaran dari Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, dan Ayo Menalar,

kemudian guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas. Tahapan cooperating dalam kegiatan pembelajaran

diwujudkan dengan pembentukan kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 4-

5 orang. Melalui kelompok diskusi, siswa bertukar informasi, bertukar pikiran,

mengkomunikasikan ide mereka kepada teman satu kelompoknya, dan dapat

saling bertanya jika terdapat kesulitan (learning community). Kegiatan presentasi

hasil diskusi juga menfasilitasi siswa untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran

117

kelompoknya ke kelompok lain. Dalam proses mempresentasikan hasil diskusi

guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya dan kepada

kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi, sehingga siswa saling terlibat

aktif dalam pembelajaran. Pada tahap transferring, siswa mengerjakan bagian

Ayo Berlatih yang berisi soal-soal yang menyajikan permasalahan kontekstual

dalam konteks yang berbeda, tetapi masih terdapat kaitan dengan materi yang

dipelajari. Latihan soal dalam Ayo Berlatih digunakan untuk menilai sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaiakan (authentic assessment).

Secara umum kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan

baik dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya jika

terdapat hal yang kurang dipahami dalam LKS. Namun, pada pertemuan kedua

dengan menggunakan LKS 2 siswa baru menyelesaikan kegiatan 1 tentang diskon

karena adanya pemotongan jam pembelajaran menjadi 2x30 menit, sehingga

kegiatan 2 tentang pajak dilanjutkan pada pertemuan ketiga. Hal tersebut

menyebabkan pembelajaran materi diskon dan pajak memerlukan tambahan

waktu dan diselesaikan dalam dua kali pertemuan.

Pada pertemuan terakhir dilaksanakan tes hasil belajar siswa. Kegiatan tes

hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes hasil belajar berupa

tujuh soal uraian dengan batas waktu mengerjakan 80 menit dan diikuti oleh 33

siswa dan satu siswa melaksanakan ulangan susulan pada Rabu, 22 Februari 2017

karena pada saat ulangan berlangsung siswa tersebut sedang sakit. Hasil dari tes

hasil belajar digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan perangkat

118

pembelajaaran yang dikembangkan. Berikut adalah persentase ketuntasan tes hasil

belajar siswa.

Gambar 29. Persentase Tes Hasil Belajar Siswa

Dari tes hasil belajar tersebut dapat diketahui sebanyak 29 siswa mendapat

nilai di atas KKM (nilai ) dan 5 siswa mendapat nilai di bawah KKM

(nilai<76). Dengan demikian, persentase ketuntatasan siswa mencapai 85,3%

yang artinya perangkat pembelajaran tersebut efektif dalam pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai, peneliti juga membagikan angket respon

kepada siswa untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Hasil angket respon siswa memperoleh rata-rata skor 3,45 dari

skor maksimal 4,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran

yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis.

Kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan

perlu dipastikan kebenarannya apakah sesuai dengan perangkat pembelajaran

yang dikembangkan. Oleh karena itu, adanya lembar observasi keterlaksanan

pembelajaran digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui proses

pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP dan LKS yang dikembangkan.

Persentase Tes Hasil Belajar Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas 14.7%

Total Siswa = 34 siswa

85,3%

119

Pengisian lembar observasi keterlakasaan pembelajaran dilakukan oleh observer.

Dari hasil lembar tersebut memperoleh skor 98,08% atau kriteria sangat baik. Hal

tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

Tahap penelitian yang terakhir adalah evaluasi. Pada tahap ini dilakukan

perbaikan perangkat pembelajaran berdasarkan masukan saran dari angket respon

siswa dan perbaikan selama proses uji coba. Adapun perbaikan yang dilakukan

pada perangakat pembelajaran yang dikembangkan adalah perbaikan jawaban

pada LKS 4 halaman 28. Perbaikan dapat dilihat pada Gambar 30, perbaikan soal

sesuai dengan kunci jawaban untuk LKS 1 halaman 2, penambahan latihan soal

pada bagian Ayo Berlatih yang semula terdiri dari 2 atau 3 soal latihan menjadi 5

soal latihan yang disesuaikan dengan materi dalam masing-masing LKS,

menambah LKS dari semula 4 kegiatan dalam LKS menjadi 5 kegiatan.

Penambahan latihan soal didasarkan pada komentar dan saran dari angket respon

siswa yang menganggap soal dalam LKS masih kurang sehingga, pada saat

pembelajaran guru menambahkan latihan soal pada siswa dengan menggunakan

buku paket Matematika yang ada. Revisi LKS dari semula 4 buah menjadi 5 buah

didasarkan pada hasil catatan lembar observasi pertemuan kedua pada saat ujicoba

produk. Alokasi waktu yang tersedia ternyata belum mencukupi untuk

menyelesaikan dua kegiatan dalam satu kali pertemuan sehingga kegiatan

menentukan diskon dan pajak dalam LKS 2 sebaiknya dibagi menjadi dua LKS

tersendiri. Dengan demikian melalui tahap evaluasi, LKS yang dikembangkan

120

diperbaiki menjadi 5 buah. Berikut adalah revisi banyak LKS setelah melalui

tahap evaluasi.

Tabel 27. Revisi Jumlah LKS pada Tahap Evaluasi

Sebelum Tahap Evaluasi Setelah Tahap Evaluasi

LKS 1: Penjualan, Pembelian,

Keuntungan, dan Kerugian.

LKS 2: Diskon dan Pajak

LKS 3: Bunga Tunggal, dan

LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara.

LKS 1: Penjualan, Pembelian,

Keuntungan, dan Kerugian.

LKS 2: Diskon

LKS 3: Pajak

LKS 4: Bunga Tunggal, dan

LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pengembangan

ADDIE dalam penelitian ini memenuhi kriteri valid, praktis, dan efektif. Sejalan

dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Widyarini (2016), Mawati (2002),

dan Fakhrunisa (2014) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang

dikembangkan dengan pendekatan CTL memenuhi kriteria valid, praktis, dan

efektif. Perbedaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdapat dalam

materi yaitu aritmatika sosial.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kualitas baik

jika dilihat dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan terlepas dari

beberapa kekurangan yang ada. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang

menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial memenuhi kriteria

valid, praktis, dan efektif.

121

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) ini tidak lepas dari beberapa

keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Implementasi pengajaran di dalam kelas seharusnya dilakukan oleh guru

karena guru sebagai praktisi yang secara langsung menerapkan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, tetapi dalam

penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peneliti.

2. Pada saat uji coba semua kegiatan dalam LKS dapat terlaksana dengan baik.

Namun, masih ada pembelajaran yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang

dicantumkan pada RPP yaitu pada saat pembelajaran menggunakan LKS 2

membutuhkan 2 kali pertemuan untuk menyelesaikan materi.

3. Kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran baru dinilai oleh satu sisi

pengguna yaitu penilaian berdasarkan angket respon siswa saja.