BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas...

21
Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Aktivitas Siswa a. Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I No Jenis Aktivitas Prosentase (%) Kategori 1 Membaca 37,5 Rendah 2 Mencatat 33,59 Rendah 3 Bertanya 40,63 Sedang 4 Menjawab 35,15 Rendah 5 Presentasi 39,06 Rendah 6 Mendengar 42,19 Sedang 7 Partisipasi 38,28 Rendah 8 Antusiasme 40,63 Sedang Rata-rata 38,37 Rendah Gambar 4.1 Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Aktivitas Siswa

a. Aktivitas Siswa Siklus I

Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) pada siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

No Jenis Aktivitas

Prosentase

(%) Kategori

1 Membaca 37,5 Rendah

2 Mencatat 33,59 Rendah

3 Bertanya 40,63 Sedang

4 Menjawab 35,15 Rendah

5 Presentasi 39,06 Rendah

6 Mendengar 42,19 Sedang

7 Partisipasi 38,28 Rendah

8 Antusiasme 40,63 Sedang

Rata-rata 38,37 Rendah

Gambar 4.1

Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

73

Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus I ini,

berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa seperti membaca,

mencatat, menjawab, presentasi, dan partisipasi masih dalam kategori rendah.

Sementara untuk bertanya, mendengar, dan antusiasme sudah dalam kategori

sedang. Secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus I ini termasuk rendah.

b. Aktivitas Siswa Siklus II

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) pada siklus II berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

No Jenis Aktivitas

Prosentase

(%) Kategori

1 Membaca 59,38 Sedang

2 Mencatat 55,47 Sedang

3 Bertanya 57,81 Sedang

4 Menjawab 57,03 Sedang

5 Presentasi 62,5 Tinggi

6 Mendengar 66,84 Tinggi

7 Partisipasi 58,59 Sedang

8 Antusiasme 56,25 Sedang

Rata-rata 59,23 Sedang

Gambar 4.2

Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

74

Tabel 4.3

Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II No Jenis Aktivitas Peningkatan

(%)

1. Membaca 21,88

2. Mencatat 21,88

3. Bertanya 17,18

4. Menjawab 21,88

5. Presentasi 23,44

6. Mendengar 24,65

7. Partisipasi 20,31

8. Antusiasme 15,62

Rata-rata 20,86

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata aktivitas

belajar siswa pada pembelajaran siklus II ini adalah sebesar 59,23% dan termasuk

dalam kategori sedang. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran

pada siklus II ini berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat terjadi peningkatan pada

semua jenis aktivitas dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Rata-rata

peningkatan aktivitas siswa adalah sebesar 20,86% dan perlu untuk ditingkatkan

kembali.

c. Aktivitas Siswa Siklus III

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) pada siklus III berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.4.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

75

Tabel 4.4

Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III

No Jenis Aktivitas

Prosentase

(%) Kategori

1 Membaca 75 Tinggi

2 Mencatat 77,34 Tinggi

3 Bertanya 77,34 Tinggi

4 Menjawab 78,91 Tinggi

5 Presentasi 77,34 Tinggi

6 Mendengar 75,78 Tinggi

7 Partisipasi 78,13 Tinggi

8 Antusiasme 81,25 Sangat tinggi

Rata-rata 77,64 Tinggi

Gambar 4.3

Grafik Prosentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III

Tabel 4.5

Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus II ke Siklus III No Jenis Aktivitas Peningkatan

(%)

1. Membaca 15,62

2. Mencatat 21,87

3. Bertanya 19,53

4. Menjawab 21,88

5. Presentasi 14,84

6. Mendengar 8,94

7. Partisipasi 19,54

8. Antusiasme 25

Rata-rata 18,40

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat terlihat bahwa rata-rata aktivitas

belajar siswa pada pembelajaran siklus III ini adalah sebesar 77,64% dan

termasuk dalam kategori tinggi. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

76

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) pada siklus III ini berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat

terjadi peningkatan pada semua jenis aktivitas dibandingkan pada pembelajaran

siklus II. Rata-rata peningkatan aktivitas siswa adalah sebesar 18,40%.

d. Perkembangan Aktivitas Siswa Selama 3 Siklus

Gambaran peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus

ditunjukkan pada grafik di bawah ini :

Gambar 4.4

Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa pada Tiap Siklus

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

77

Gambar 4.5

Grafik Prosentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus

Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran bahwa aktivitas belajar

siswa pada siklus I sebesar 38,38% dan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini

dikarenakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI) belum berjalan dengan sebagaimana

mestinya. Aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 58,99% dan

termasuk dalam kategori sedang. Rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa

dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 20,61%. Peningkatan ini dikarenakan guru

telah belajar dari pengalaman pada siklus I dan melakukan perbaikan-perbaikan.

Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus III ini mengalami peningkatan

sebesar 18,65% dibandingkan siklus II menjadi 77,64% dan tergolong kategori

tinggi. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) telah meningkatkan

aktivitas belajar siswa.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

78

Secara keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung sudah

menunjukkan karakteristik pembelajaran kooperatif, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Karli dan Yuliariatiningsih (2002:71) sebagai berikut:

a. Individual Accountability, yaitu bahwa setiap kelompok mempunyai

tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh

tanggung jawab anggota.

b. Social Skill, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan

mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengerahan

diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa

untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung

jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial.

c. Positif Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan saling

ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok yang positif.

Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota

kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi.

d. Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh

kelompok secara bersama-sama.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) telah

menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar (student centered).

Hal ini sesuai indikator aktivitas siswa yang diungkapkan oleh Kunandar

(2010:277) yaitu: “Pertama, mayoritas siswa beraktivitas siswa dalam

pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa; ketiga,

mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui

pembelajaran kooperatif”.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

79

2. Aktivitas Guru

a. Aktivitas Guru Siklus I

Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada

siklus I berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Aktivitas Guru selama Pembelajaran Siklus I NO Kegiatan Frekuensi

1 Membuka pelajaran 3

2 Mengecek kehadiran siswa 3

3 Memotivasi siswa 2

4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang

akan diajarkan

2

5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 3

6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3

7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 2

8 Kejelasan memberikan contoh 2

9 Penguasaan materi bahan ajar 2

10 Penggunaan media 2

11 Penjelasan metode pembelajaran 2

12 Teknik pembagian kelompok 2

13 Bimbingan kepada kelompok 2

14 Pengelolaan kegiatan diskusi 1

15 Pemberian pertanyaan 2

16 Kemampuan melakukan evaluasi 2

17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 2

18 Pemberian nilai 2

19 Menyimpulkan materi pembelajaran 2

20 Menutup pembelajaran 2

Jumlah 43

Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus I ini tergolong kecil dengan frekuensi sebesar 43 atau 53,8 % dari frekuensi

ideal sebesar 80. Hal ini dikarenakan guru masih canggung dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini.

Guru kurang memberikan penjelasan mengenai teknis pelaksanaan pembelajaran

sehingga siswa suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. Berdasarkan tabel

di atas terlihat dalam pembagian kelompok dan pengelolaan kegiatan diskusi

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

80

aktivitas guru masih rendah karena guru belum bisa mengkondisikan siswa

sepenuhnya.

b. Aktivitas Guru Siklus II

Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus II

berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Aktivitas Guru selama Pembelajaran pada Siklus II NO Kegiatan Frekuensi

1 Membuka pelajaran 3

2 Mengecek kehadiran siswa 3

3 Memotivasi siswa 3

4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang

akan diajarkan

3

5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 3

6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3

7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 3

8 Kejelasan memberikan contoh 2

9 Penguasaan materi bahan ajar 3

10 Penggunaan media 2

11 Penjelasan metode pembelajaran 3

12 Teknik pembagian kelompok 3

13 Bimbingan kepada kelompok 3

14 Pengelolaan kegiatan diskusi 2

15 Pemberian pertanyaan 2

16 Kemampuan melakukan evaluasi 3

17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 3

18 Pemberian nilai 2

19 Menyimpulkan materi pembelajaran 2

20 Menutup pembelajaran 3

Jumlah 54

Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus II ini mengalami peningkatan sebesar 13,7% dibandingkan pada

pembelajaran siklus I menjadi 67,5% dari frekuensi ideal sebesar 80, dan masih

tergolong dalam kategori sedang. Guru pada siklus II ini sudah mampu

mengkondisikan siswa selain itu pada pembelajaran siklus II ini guru lebih

intensif lagi dalam membimbing kegiatan kelompok. Berdasarkan tabel 4.7 di atas

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

81

terlihat dalam melakukan bimbingan kepada kelompok dan pengelolaan kegiatan

diskusi, guru telah melakukannya dengan lebih baik dibandingkan siklus

sebelumnya.

c. Aktivitas Guru Siklus III

Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada

siklus III berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8

Aktivitas Guru selama Pembelajaran Siklus III NO Kegiatan Frekuensi

1 Membuka pelajaran 3

2 Mengecek kehadiran siswa 4

3 Memotivasi siswa 4

4 Membuka kaitan materi bahan ajar sebelumnya dengan materi yang

akan diajarkan

3

5 Kejelasan suara dalam berkomunikasi 4

6 Mobilitas posisi tempat dalam kelas 4

7 Kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi 3

8 Kejelasan memberikan contoh 2

9 Penguasaan materi bahan ajar 3

10 Penggunaan media 2

11 Penjelasan metode pembelajaran 4

12 Teknik pembagian kelompok 4

13 Bimbingan kepada kelompok 4

14 Pengelolaan kegiatan diskusi 4

15 Pemberian pertanyaan 3

16 Kemampuan melakukan evaluasi 4

17 Pemberian penghargaan kepada kelompok 3

18 Pemberian nilai 2

19 Menyimpulkan materi pembelajaran 4

20 Menutup pembelajaran 4

Jumlah 68

Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus III menunjukkan frekuensi 68 atau 85% dari frekuensi ideal. Aktivitas guru

pada pembelajaran siklus III ini menunjukkan peningkatan sebesar 17,5%

dibandingkan pada pembelajaran siklus II sebesar 67,5% dari frekuensi ideal

sebesar 80, dan tergolong dalam kategori sangat tinggi.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

82

Guru pada siklus III telah mendapat banyak masukan baik dari observer

maupun dari guru mata pelajaran sehingga performance guru pada pembelajaran

siklus III ini mengalami perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan siklus-

siklus sebelumnya. Selain itu pada pembelajaran siklus III ini, guru sudah lebih

mengenal karakteristik dari siswa sehingga lebih mudah dalam mengkondisikan

siswa.

d. Perkembangan Aktivitas Guru Selama Tiga Siklus

Gambaran peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus pembelajaran

ditunjukkan pada grafik di bawah ini:

Gambar 4.6

Grafik Perkembangan Aktivitas Guru

Berdasarkan grafik di atas diperoleh gambaran aktivitas guru pada siklus I

sebesar 53,8% meningkat pada siklus II menjadi 67,5% dan pada siklus III

kembali meningkat menjadi 85%. Peningkatan ini dikarenakan pada setiap kali

selesai PBM, peneliti melakukan diskusi dengan observer dan guru mata pelajaran

untuk meminta saran demi perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya. Hasil

observasi menunjukkan keseluruhan aspek guru dalam pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini

sudah berjalan dengan baik. Aktivitas guru selama proses pembelajaran seperti

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

83

menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, mengorganisasikan siswa,

membimbing kelompok, dan mengelola kegiatan belajar mengajar sudah sesuai

dengan pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai

motivator dan fasilitator telah mampu menciptakan suatu kondisi dimana siswa

dapat aktif dalam membangun pengetahuan melalui berbagai aktivitas belajarnya.

Secara umum, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip

konstruktivisme sebagaimana yang diungkapkan oleh Driver dalam Suparno

(1997: 4) yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip konstruktivisme dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun

sosial.

2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan

keaktifan siswa.

3) Siswa aktif mengkontruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai

dengan konsep.

4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses

konstruksi siswa berjalan mulus.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

84

3. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar Siklus I

Nilai tes pada pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) siklus I apabila dikonversikan ke dalam standar nilai,

maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.9

Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus I Rentang

Nilai Pre-test Post-test Kategori

90 - 100 0 0 A (Lulus Amat Baik)

80 - 89 0 0 B (Lulus Baik)

70 - 79 0 14 (43,75%) C (Lulus Cukup)

0 - 69 32 (100%) 18 (56,25%) D (Belum Lulus)

Jumlah 32 32 (100%)

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32

orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test,

dapat dilihat sebanyak 14 orang siswa atau 43,75% dari jumlah total siswa lulus

dengan kategori C (lulus cukup), dan sisanya sebanyak 18 orang siswa atau

56,25% dari jumlah total siswa belum lulus. Hasil belajar pada siklus I ini

menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik sehingga

diperlukan perbaikan-perbaikan agar hasil pembelajaran dapat meningkat.

Peningkatan hasil belajar siswa yang diukur melalui data pre-test dan post-test

yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel 4.10.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

85

Tabel 4.10

Prosentase Normalisasi Gain pada Siklus I

Rentang Kategori Prosentase

≥ 0,70 Tinggi 0

0,3 ≤ g < 0,70 Sedang 32 (100 %)

< 0,30 rendah 0

Jumlah 32 (100%)

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh gambaran sebanyak 32 orang siswa atau

100% dari jumlah total siswa mengalami peningkatan dalam kategori sedang.

Rata-rata peningkatan N-gain pada pembelajaran siklus I ini adalah sebesar 0,48

dan termasuk dalam peningkatan dengan kategori sedang.

b. Hasil Belajar Siklus II

Hasil tes pada siklus II apabila dikonversikan ke dalam standar nilai, maka

hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.11

Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus II Rentang

Nilai Pre-test Post-test Kategori

90 - 100 0 0 A (Lulus Amat Baik)

80 - 89 0 5 (15,6%) B (Lulus Baik)

70 - 79 0 23 (71,9%) C (Lulus Cukup)

0 - 69 32 (100%) 4 (12,5%) D (Belum Lulus)

Jumlah 32 32 (100%)

Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32

orang siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test,

dapat dilihat sebanyak 5 orang siswa atau 15,6% dari jumlah total siswa lulus

dengan kategori B (lulus baik), sementara 23 orang siswa atau 71,9% dari jumlah

total siswa lulus dengan kategori C (lulus cukup), dan sisanya sebanyak 4 orang

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

86

siswa atau 12,5% dari jumlah total siswa belum lulus. Hasil belajar yang dilihat

dari hasil post test pada siklus II ini meningkat dibandingkan siklus I dengan rata-

rata kelas 70 dan nilai tertinggi yaitu 80. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan

adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I,

meskipun begitu masih terdapat beberapa siswa yang belum lulus sehingga

menunjukkan masih diperlukannya perbaikan dalam proses pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa yang diukur melalui data pre-test dan post-

test yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12

Prosentase Normalisasi Gain Siklus II

Rentang Kategori Prosentase

≥ 0,70 Tinggi 0

0,3 ≤ g < 0,70 Sedang 32 (100%)

< 0,30 rendah 0

Jumlah 32 (100%)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, sebanyak 32 orang atau 100% dari jumlah

total siswa mengalami peningkatan hasil belajar dalam kategori sedang. Rata-rata

peningkatan N-gain adalah 0,58 termasuk dalam kategori sedang.

c. Hasil Belajar Siklus III

Nilai tes pada siklus III apabila dikonversikan ke dalam standar nilai,

maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13

Prosentase Hasil Tes Siswa pada Siklus III Rentang

Nilai Pre-test Post-test Kategori

90 - 100 0 6 (18,75%) A (Lulus Amat Baik)

80 - 89 0 20 (62,5%) B (Lulus Baik)

70 - 79 0 6 (18,75%) C (Lulus Cukup)

0 - 69 32 (100%) 0 D (Belum Lulus)

Jumlah 32 32 (100%)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

87

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test sebanyak 32 orang

siswa atau 100% dari jumlah total siswa belum lulus. Untuk hasil post test, dapat

dilihat sebanyak 6 orang siswa atau 18,75% dari jumlah total siswa lulus dengan

kategori A (lulus amat baik), sementara 20 orang siswa atau 62,5% dari jumlah

total siswa lulus dengan kategori B (lulus baik), dan sisanya sebanyak 6 orang

siswa atau 18,75% dari jumlah total siswa lulus dengan kategori C (lulus

cukup). Pembelajaran pada siklus III ini telah mencapai hasil yang baik dimana

tingkat kelulusan siswa sebesar 100%. Hasil belajar pada siklus III ini meningkat

dibandingkan siklus II, dengan rata-rata kelas 80 dan nilai tertinggi yaitu 90.

Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan guru telah melaksanakan perbaikan-

perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus II. Peningkatan

hasil belajar siswa pada proses pembelajaran siklus III ini yang diukur melalui

data pre-test dan post-test yang dinyatakan dalam N-gain, dapat dilihat pada tabel

4.14.

Tabel 4.14

Prosentase Normalisasi Gain pada Siklus III

Rentang Kategori Prosentase

≥ 0,70 Tinggi 26 (81,3%)

0,3 ≤ g < 0,70 Sedang 6 (18,8 %)

< 0,30 rendah 0

Jumlah 32 (100%)

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, sebanyak 26 siswa atau 81,3% dari

total siswa mengalami peningkatan hasil belajar dalam kategori tinggi dan sisanya

sebanyak 6 siswa atau 18,8 % dari total siswa mengalami peningkatan dengan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

88

kategori sedang. Rata-rata peningkatan N-gain dalam kelas adalah 0,718

dibulatkan menjadi 0,72 yang digolongkan dalam kategori tinggi.

d. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Selama 3 Siklus

Gambaran peningkatan hasil siswa pada setiap siklus ditunjukkan pada

grafik di bawah ini :

Gambar 4.7

Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa Selama 3 Siklus

Sementara untuk peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam

gain ternormalisasi untuk setiap siklus pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diperlihatkan pada gambar

4.8.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

89

Gambar 4.8

Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa dalam N-gain

Berdasarkan grafik perkembangan hasil belajar siswa selama tiga siklus

diperoleh gambaran bahwa pada siklus I nilai rata-rata pre-test siswa sebesar

29,38 dan mengalami peningkatan pada post-test sebesar 33,72 poin menjadi 63,1

dengan normalisasi gain sebesar 0,48 yang termasuk kategori sedang. Pada siklus

I hasil belajar siswa dapat dikatakan belum baik, hal ini dikarenakan cara belajar

siswa atau dengan kata lain aktivitas belajar siswa pada siklus I ini masih dalam

kategori rendah. Pada siklus I ini siswa belum melaksanakan tahapan

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan baik,

dimana hanya sebagian siswa di dalam kelompok yang bekerja dalam pembahasan

materi, sementara anggota kelompok yang lainnya pasif. Hal ini yang membuat

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan menjadi belum maksimal.

Pada siklus II nilai rata-rata pre-test sebesar 29,69 mengalami peningkatan

sebanyak 40,93 poin menjadi 70,62 pada saat post-test dengan normalisasi gain

sebesar 0,58 yang termasuk dalam kategori sedang. Pada pembelajaran siklus II

ini tahapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

sudah mulai terlihat baik dimana setiap anggota kelompok mulai menunjukkan

tanggung jawab pribadinya dengan melaksanakan tugasnya. Setiap anggota

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

90

kelompok terlihat membaca modul untuk memahami bahasan yang menjadi

bagiannya dan didiskusikan bersama anggota kelompok lain.

Pada siklus III nilai rata-rata pre-test sebesar 29,38 meningkat sebanyak

50,62 poin pada saat post-test menjadi 80 dengan normalisasi gain sebesar 0,72

yang termasuk dalam kategori tinggi. Pada pembelajaran siklus III ini hasil belajar

siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus II dikarenakan pada

pembelajaran siklus III ini setiap anggota kelompok sudah melaksanakan

tanggung jawab pribadinya dengan baik dan mampu bekerjasama secara lebih

baik bersama kelompoknya dalam memahami materi-materi yang diajarkan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Slavin (2009:41) bahwa, “… pembelajaran kooperatif

yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan

meningkatkan pencapaian prestasi siswa”.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) ini telah berhasil memperbaiki motivasi siswa,

cara belajar siswa, sikap dan kebiasaan siswa, maupun ketekunan siswa dalam

belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dalam

Priambodo (2006: 12) bahwa hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar sebagai

berikut :

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

faktor dari dalam diri siswa itu seperti faktor kemampuan yang dimilikinya

dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Di

samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain,

seperti; motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

91

Pada umumnya proses pembelajaran sudah menunjukkan adanya perbaikan

dan berhasil menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga terjadi

peningkatan aktivitas maupun hasil belajarnya. Dan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini bisa

diterapkan di mata diklat keteknikan seperti DKKTM mengingat model

pembelajaran ini jarang sekali diterapkan di mata diklat keteknikan, didukung dari

aktivitas guru yang semakin meningkat dan mampu melaksanakan langkah-

langkah penerapan model pembelajaran ini sehingga mampu membuat siswa

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa ini menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini bisa

membuat materi pelajaran yang menurut siswa termasuk sukar menjadi mudah

untuk dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan

oleh Trianto (2007: 41) bahwa “Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika

mereka saling berdiskusi dengan temannya”. Sependapat dengan itu, Lie

(2004:31) mengungkapkan bahwa, “… banyak penelitian menunjukkan bahwa

pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada

pengajaran oleh guru”.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada kompetensi dasar

mengenal komponen roda gigi di kelas XI TGM, telah berhasil meningkatkan

aktivitas sekaligus hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. a. Aktivitas ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_tm_053974_chapter4(1).pdf · Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan

Iman Anjar Sonjaya, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Diklat Dkktm Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

92

diungkapkan oleh Sanjaya (2006:247) mengenai kelebihan pembelajaran

kooperatif sebagai berikut :

1) Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah

kepercayaan kemampuan bepikir sendiri, menemukan informasi dari

berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan

dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang

lain.

3) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung

jawab dalam belajar.

4) Dapat meningkatkan prestasi akademik.

5) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir.