BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Orientasi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Orientasi...
-
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PadaBab ini berisi laporan peneliti mengenai hasil penelitian, serta
pembahasan atas hasil yang didapat dari penelitian ini. Bab ini terdiri dari
orientasi kancah penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan.
4.1. Orientasi Kancah Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh interaksi sosial dan
peran gender perempuan terhadap pertimbangan moral siswa SMA Negeri 12
Medan. Subjek yang dijadikan sampel penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 12
kelas XI yang memenuhi kriteria. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12
Medan yang beralamat diJl. Cempaka Raya No.75, Medan Helvetia, Kota Medan,
Sumatera Utara 20124. Adapun visi sekolah ini adalah terwujudnya Mutu Lulusan
yang berstandar nasional, berbudi luhur, dan peduli lingkungan. Sedangkan
misinya adalah (1) membina dan melatih siswa dalam melaksanakan kegiatan
keagamaan secara rutin sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing; (2)
Membina pembelajaran dan bimbingan konseling secara efektif dan efisien
dengan meningkatkan profesional guru dan pegawai untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan; (3) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan
siswa secara intensif, agar berpikir dan bertindak logis dan sistematik melalui
kegiatan penelitian ilmiah remaja, pra olimpiade, diskusi serta memaksimalkan
pemanfaatan media pendidikan, laboratorium, perpustakaan dan teknologi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
72
informatika dan komunikasi; (4) Menumbuhkembangkan sikap kepedulian siswa
secara optimal terhadap kebersihan, kerapian, keramahan, keamanan, kesejukan,
dan keindahan lingkungan sekolah/masyarakat serta meningkatkan prestasi di
bidang olahraga, kesenian supaya selalu siap tampil pada setiap pertandingan
tingkat kota provinsi dan nasional; (5) Mengoptimalkan kerjasama antar sekolah
dengan komite sekolah, alumni, pihak swasta, dan orang tua untuk membantu
pengadaan dana sarana/prasarana sekolah.
Sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 12 ini antara lain: ruang
kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kelas, kamar mandi, mushola,
laboratorium bahasa, laboratorium IPA, kantin dan perpustakaan.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai dengan selesai
pada siswa SMA Negeri 12 Medan. Siswa yang ikut serta dalam penelitian ini
sebagai sampel sebanyak 135 orang khusus siswa perempuan. Pada tahap
penyebaran skala ini, peneliti langsung menyebarkan skala kepada siswa yang
menjadi sampel penelitian dan menunggu siswa selesai mengisi skala yang telah
diberikan oleh peneliti. Keseluruhan skala yang disebarkan adalah 135 eksemplar.
Setelah pengambilan data dilakukan, selanjutnya skala yang telah diisi subjek
penelitian dilakukan penyekoran. Langkah-langkah penyekoran dilakukan dengan
memberikan skor pada masing-masing jawaban yang telah diisi oleh responden
dengan rentang skor satu sampai empat pada skala interaksi sosial, skala peran
gender perempuan, sementara skala pertimbangan moral diberikan cerita dan diisi
sesuai dengan instruksi yang tersedia, selanjutnya ditabulasi untuk dianalisis.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
73
4.2.1. Persiapan Administrasi
Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan
penelitian adalah dengan mendapat izin dari pihak-pihak terkait. Sebelum
penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan yang
berkaitan dengan administrasi penelitian, yaitu masalah perizinan yang meliputi
perizinan dari pihak pimpinan sekolah SMA Negeri 12 Medan. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam mempersiapkan adminitrasi ini dimulai dari menghubungi
secara informal pihakSMA Negeri 12 Medan guna meminta kesediaan untuk
mengadakan penelitian. Setelah ada persetujuan dari sekolah SMA Negeri 12
Medan, peneliti mengurus surat pengantar riset dari program studi magister
psikologi UMA Medan. Surat pengantar dari Wakil Bidang Akademik Program
Pascasarjana Universitas Medan Area Nomor1315/PPS-UMA/WDI/01/VII/2018
pada tanggal 17 Juli 2018 mengajukan permohonan kepada dinas provinsi
Sumatera Utara untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 12 Medan. Kemudian
pada tanggal 26Juli 2018, surat izin penelitian dikeluarkan oleh pihak dinas
pendidikan provinsi Sumatera Utara dengan Nomor 071/6205/Subbag
Umum/VI1/2018.
4.2.2. Penyusunan Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat pengumpul data. Ada tiga
macam skala yang digunakan yaitu skala pertimbangan moral, skala interaksi
sosial dan skala peran gender perempuan. Skala Interaksi sosial dan peran gender
menggunakan skala Likert yang disusun oleh penulis. Lebih jelas dapat dilihat
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
74
pada Bab III halaman 64 s/d 65 sedangkan alat ukur pertimbangan moral
menggunakanDefinising Issues Test (DIT) yang disusun oleh Rest (1979, dalam
Menanti 2008). Rentang DIT telah disinggung pada Bab III halaman 63 s.d. 64,
namun lebih lengkap penulis menambahkan sebagai berikut:
Skala pertimbangan moral terdiri dari cerita yang diakhiri dengan
pertanyaan. DIT ini telah baku, teruji dalam berbagai budaya berbeda, yang
kemudian divalidasi kembali oleh Menanti (2008). Dari DIT diketahui
pertimbangan moral level prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional,
beserta tahap-tahap dari masing-masing level. DIT mempunyai versi pendek yang
berisi 3 kasus moral. masing-masing cerita mengandung 12 aitem pertanyaan,
dengan demikian ada 36 aitem pertanyaan. masing-masing ke-12 aitem
pertanyaan dari setiap cerita dipertimbangkan oleh subyek dengan memilih salah
satu pertimbangan dari 5 peringkat pertimbangan yang sudah ada, yaitu peringkat
pertimbangan yang dipandang yaitu sangat penting (A), penting (B), agak
penting (C), kurang penting (D) dan tidak penting (E), selanjutnya dari jawaban
peringkat yang diberikan oleh subyek terhadap 12 pertanyaan dari setiap cerita,
subyek memilih empat pertimbangan yang ia pandang paling penting pertama,
kedua, ketiga, dan keempat. Berdasarkan empat pilihan ini, dengan menggunakan
pedoman DIT akan diketahui skor mentah masing-masing subyek pada tahap 2, 3,
4, 5A, 5B, 6, A, M, dan P (prinsip) moral dari masing-masing cerita dari
penjumlahan masing-masing cerita. (Tabel 4.1)
Pemberian skor aitem-aitem DIT yang dipertimbangkan oleh subyek
sebagai sangat penting, penting, agak penting, kurang penting, dan tidak penting,
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
75
dilakukan sebagai berikut: Pertimbangan sangat penting diberi skor 5, penting
diberi skor 4, agak penting diberi skor 3, kurang penting diberi skor 2, dan tidak
penting diberi skor 1. Total skor data ini dari masing-masing subyek digunakan
dalam uji validitas dan realibilitas DIT.
Pemberian skor aitem-aitem DIT yang dipertimbangkan oleh subyek
sebagai sebagai pertimbangan paling penting pertama, kedua, ketiga dan keempat,
atas jawaban terhadap 12 pertimbangan pada masing-masing cerita, dilakukan
sebagai berikut: Pertimbangan yang dipandang paling penting pertama diberi skor
4, paling penting kedua diberi skor 3, paling penting ketiga diberi skor 2, dan
paling penting keempat diberi skor 1.
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Aitem DIT Skala Pertimbangan Moral
Tahap/Cerita 2 3 4 5A 5B 6 A M P
I
II
III
Raw Stage
Score
4.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas SkalaInteraksi Sosial
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
76
Berdasarkan data uji validitas dan reliabilitas skala interaksi
sosialmenunjukan dari 40 butir pernyataan terdapat 32aitem yang valid dengan
skor Corrected Item-Total Correlation (indeks daya beda) > 0,3; skor aitem valid
bergerak dari rbt = 0.300 sampai rbt = 0.398. Terdapat 8 aitem yang gugur, yaitu
nomor 9, 11, 13, 14, 16, 21, 26, 40 aitem yang gugur memiliki skor Corrected
Item-Total Correlation (indeks daya beda) < 0,3. Berikut ini adalah tabel
distribusi aitem-aitem dari skala interaksi sosialsetelah diuji validitas dan
reliabilitas:
Tabel 4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas Aitem Skala Interaksi Sosial
No. Variabel
Interaksi Sosial
Nomor Aitem
Favourable Unfavourable Total
Valid Valid Gugur Valid Gugur
1. Kerjasama 1, 2 - 3, 4 - 4
2. Persaingan sehat 5, 7 - 6, 8 - 4
3. Konflik 12 9 10 11 2
4. Akomodasi
17, 18,
22, 25,
29, 30,
33, 34,
37, 38
13, 14,
21, 26
15, 19, 20,
23, 24, 27,
28, 31, 32,
35, 36, 39
16, 40 22
Total 15 5 17 3 32
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
77
Indeks reliabilitas yang diperoleh skala kepercayaan diri sebesar
Cronbach's Alpha = 0,936 artinya skala interaksi sosial sebagai alat ukur
dinyatakan handal.
b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas SkalaPeran Gender Perempuan
Berdasarkan data uji validitas dan reliabilitas skala peran gender
perempuan menunjukan dari 30 butir pernyataan terdapat 26 aitem yang valid
dengan skor Corrected Item-Total Correlation (indeks daya beda) > 0,3; skor
aitem valid bergerak dari rbt = 0.305 sampai rbt = 0.504. Dan terdapat 4 aitem
yang gugur yaitu nomor 8, 24, 27, 29 aitem yang gugur memiliki skor Corrected
Item-Total Correlation (indeks daya beda) < 0,3. Berikut ini adalah tabel
distribusi aitem-aitem dari skala peran gender perempuan setelah diuji validitas
dan reliabilitas:
Tabel 4.3
Uji Validitas dan Reliabilitas Aitem Skala Peran Gender Perempuan
No. Aspek – Aspek
Nomor Aitem
Favourable Unfavourable Total
Valid Valid Gugur Valid Gugur
1. Perhatian
(kepedulian)
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 10 - 9 8 9
2. Membantu orang
lain
11, 12,
15, 16,
18, 19
- 13, 14, 17,
20 - 10
3. Menghindari 21, 23, 24, 29 22, 25, 28 27 7
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
78
Menyakiti orang
lain
26, 30
Total 18 2 8 2 26
Indeks reliabilitas yang diperoleh skala peran gender perempuansebesar
Cronbach's Alpha = 0,902 artinya skala peran gender perempuan sebagai alat ukur
dinyatakan handal.
4.2.4. Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda. Dalam
uji ini akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua variabel
bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas atau
lebih terhadap variabel terikat.
4.2.5. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dianalisis dengan menggunakan Uji normalitas
sebaran data penelitian menggunakan teknik Kolmogorov-SmirnovGoodness of
Fit Test.Berdasarkan analisis tersebut, maka diketahui bahwainteraksi sosial,
peran gender perempuan dan pertimbangan moralmengikuti sebaran normal yang
berdistribusi sesuai dengan prinsip kurva normal. Sebagai kriterianya apabila p >
0,05 sebarannya dinyatakan normal, sebaliknya dinyatakan apabila p < 0,05
sebarannya dinyatakan tidak normal.
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran
Variabel RERATA K-S SD P Keterangan
Interaksi sosial 82.00 1.291 4.465 0.071 Normal
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
79
Peran gender perempuan 67.49 0.893 4.673 0.403 Normal
Pertimbangan moral 6.54 1.276 3.442 0.077 Normal
Keterangan :
RERATA = Nilai rata-rata
K-S = Koefisien Kolmogorov-Smirnov
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)
p = Signifikansi
4.2.6.Uji Linearitas
Uji linearitas yang dimaksudkan untuk mengetahui derajat linieritas
variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengujinya digunakan teknik uji F
(Anova). Jika ρ0.05 maka
sebaran dinyatakan linier. Hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5.Rangkuman Hasil Uji Linearitas
Korelasional F Beda ρ Beda Keterangan
X1 – Y 0.913 0.341 Linier
X2 – Y 0.103 0.749 Linier
X1.X2 – Y
Keterangan :
X1 = Interaksi Sosial
X2 = Peran gender perempuan
Y = Peran gender perempuan
F BEDA = Koefisien linieritas
ρ BEDA= Signifikansi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
80
Pada Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa hasil uji linearitas diketahui ρ
>dinyatakan linier. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji linearitas regresi berganda
pada kasus ini dinyatakan linier.
4.2.7.Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis dengan metode analisis regresi berganda,
diketahui bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara interaksi sosial
terhadap pertimbangan moraldilihat dari nilai koefisien determinan (R2) =
0.006dengan p= 0.373> 0.050, artinya tidak ada hubungan interaksi sosial
terhadap pertimbangan moral, semakin rendahinteraksi sosial maka semakin
rendah pertimbangan moral siswa SMA Negeri 12 Medan.
Selanjutnya diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara peran
gender perempuan dengan pertimbangan moraldilihatdari nilai koefisien
determinan (R2) = 0.001dengan p= 0.746< 0.050, artinya semakin rendahperan
gender perempuan maka semakin rendahpertimbangan moral siswa SMA Negeri
12 Medan.
Dari hasil analisis dengan metode analisis regresi berganda, diketahui
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dan peran
gender perempuan terhadap pertimbangan moraldilihat dari nilai koefisien
determinan (R2) = 0.008dengan p= 0.608> 0.050, artinya tidak ada hubungan
interaksi sosial dan peran gender perempuan terhadap pertimbangan moral,
semakin rendah interaksi sosialdan semakin rendah peran gender perempuan maka
semakin rendah pertimbangan moral siswa SMA Negeri 12 Medan. Berikut di
bawah ini merupakan rangkuman hasil perhitungan analisis regresi berganda.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
81
Tabel 4.6 Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien
(Rxy) Koef. Det.
(R2) p BE% Ket
X1 – Y 0.077 0.006 0.373 0.6% Sig X2 – Y 0.028 0.001 0.746 0.1% Sig
X1.X2 – Y 0.087 0.008 0.608 0.8% Sig
Keterangan :
X1 = Interaksi Sosial X2 = Peran Gender Perempuan Y = Pertimbangan Moral Rxy = Koefisien hubungan antara X1, X2 dengan Y R2 = Koefisien determinan X1, X2 terhadap Y p = Signifikansi BE% = Bobot sumbangan efektif X1,X2 terhadap Y dalam persen
Hasil dari perhitungan korelasi menunjukkan bahwa:
1. Tidak ada pengaruh signifikan Interaksi SosialterhadapPertimbangan Moral,
dimana koefisien rxy = 0.077 dengan p = 0.373, hal ini berarti semakin rendah
interaksi sosial maka semakin rendah pertimbangan moral.
Koefisien r kuadrat Interaksi sosialterhadap variabel terikat Pertimbangan
Moral adalah sebesar r2 = 0.006. Ini menunjukkan bahwa Pertimbangan
Moral dibentuk oleh Interaksi sosial dengan konstribusi sebesar 0.6%.
2. Tidak adapengaruh signifikan antara Peran Gender
PerempuanterhadapPertimbangan Moral, dimana koefisien rxy = 0.028 dengan
p = 0.746, hal ini berarti semakin rendah Peran Gender Perempuan maka
semakin rendahPertimbangan Moral.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
82
Koefisien determinan (r2) Peran Gender Perempuanterhadap variabel terikat
Pertimbangan Moral adalah sebesar r2 = 0.001. Ini menunjukkan bahwa
Pertimbangan Moral dibentuk oleh Peran Gender Perempuan dengan
konstribusi sebesar 0.1%.
3. Tidak ada pengaruh signifikan Interaksi Sosial dan Peran Gender
PerempuanterhadapPertimbangan Moral, dimana koefisien rxy = 0.087dengan
p = 0.608, hal ini berarti semakin rendah Interaksi Sosial dan Peran Gender
Perempuan maka semakin rendah Pertimbangan Moral.
Koefisien determinan (r2) Interaksi Sosial dan Peran Gender Perempuan
terhadap variabel terikat Pertimbangan Moral adalah sebesar r2 = 0.008 Ini
menunjukkan bahwa Pertimbangan Moral dibentuk oleh Interaksi Sosial dan
Peran Gender Perempuan dengan konstribusi sebesar 0.8%.
Adapun model persamaan regresi dapat dibuat dengan melihat tabel
berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Model Persamaan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients t Sig
B Std. Error Konstan 2.829 3.387 0.835 0.405
Interaksi Sosial 0.041 0.035 -1.187 0.237 Peran Gender Perempuan
0.106 0.033 3.167 0.002
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan garis regresi liniernya
sebagai berikut:
Y = 2.829 + 0.041x1 + 0.106x2 ----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
83
Nilai t untuk masing-masing variabel adalah X1 = -1.187 dengan harga
P=0.237, X2 = 3.167dengan harga P=0.002. Dengan demikian, harga P variabel
X1, P < 0.05 berarti variabel bebas X1 interaksi sosial dapat menjelaskan
variabel terikat Y pertimbangan moral dan X2 peran gender perempuan bisa
menjelaskan variabel terikat Y pertimbangan moral. Maka dapat disimpulkan
bahwa persamaan linier berganda Y= a + b X1 + c X2 berlaku dalam hal ini
variabel interaksi sosialdapat berdiri sendiri atau bersamaan dalam
menghubungkan variabel terikat pertimbangan moral. Demikian halnya dengan
variabel peran gender perempuan dapat berdiri sendiri menghubungkan
pertimbangan moral, maupun secara bersamaan dengan variabel pertimbangan
moral.
4.2.8.Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
a. Mean Hipotetik
Untuk variabel interaksi sosial, jumlah aitem yang valid adalah sebanyak
32 aitem yang diformat dengan skala likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean
hipotetiknya adalah {(32 X 1) + (32X 4)} : 2 = 80. Untuk variabelperan gender
perempuan, jumlah aitem yang valid adalah sebanyak 26 aitem yang diformat
dengan skala likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(26
X 1) + (26X 4)} : 2 = 65.Kemudian untuk pertimbangan moral diformat dengan 3
cerita pendek dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(3 X 4) +
(3 X 1)} : 2 = 7,5.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
84
b. Mean Empirik
Tabel 4.8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test inrteraksi sosial peran gender penalaran moral
N 135 135 135 Normal Parametersa Mean 82.00 67.49 6.54
Std. Deviation 4.465 4.673 3.442 Most Extreme Differences Absolute .111 .077 .110
Positive .105 .077 .110 Negative -.111 -.056 -.067
Kolmogorov-Smirnov Z 1.291 .893 1.276 Asymp. Sig. (2-tailed) .071 .403 .077
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan analisis data, seperti yang terlihat dari deskriptif analisis uji
regresiberganda diketahui bahwa mean empirik variabel interaksi sosialadalah
82.00 untuk variabel peran gender perempuanmemiliki mean empiriknya adalah
67.49 dan variabel pertimbangan moral memiliki mean empirik 6.54.
c. Kriteria
Dalam upaya mengetahui kondisi kategori dari interaksi sosial, peran
gender perempuandanpertimbangan moral, maka perlu dibandingkan antara
mean/nilai rata-rata empirik dengan mean/nilai rata-rata hipotetik dengan
memperhatikan besarnya bilangan SD dari masing-masing variabel. Untuk
variabel interaksi sosialnilai SDnya adalah4.465, untuk variabelperan gender
perempuan nilai SDnya adalah 4.673dan untuk variabel pertimbangan moral nilai
SDnya 3.442.
Dari besarnya bilangan SD tersebut, maka untuk variabel interaksi sosial,
apabila mean/nilai rata-rata hipotetik < mean/nilai rata-rata empirik, dimana
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
85
selisihnya melebihi bilangan SD, maka dinyatakan bahwa interaksi sosial
tergolong tinggi dan apabila mean/nilai rata-rata hipotetik > mean/nilai rata-rata
empirik, dimana selisihnya melebihi bilangan SD, maka dinyatakan bahwa
interaksi sosial tergolong rendah.
Selanjutnya untuk variabel peran gender perempuan, apabila mean/nilai
rata-rata hipotetik < mean/nilai rata-rata empirik, dimana selisihnya melebihi
bilangan SD, maka dinyatakan bahwa peran gender tergolong tinggi dan apabila
mean/nilai rata-rata hipotetik > mean/nilai rata-rata empirik, dimana selisihnya
melebihi bilangan SD, maka dinyatakan bahwa siswamemiliki pertimbangan
moral yang rendah.
Untuk variabel pertimbangan moral, apabila mean/nilai rata-rata hipotetik
< mean/nilai rata-rata empirik, dimana selisihnya melebihi bilangan SD, maka
dinyatakan bahwa pertimbangan moral tergolong baik dan apabila mean/nilai
rata-rata hipotetik > mean/nilai rata-rata empirik, dimana selisihnya melebihi
bilangan SD, maka dinyatakan bahwa siswamemiliki pertimbanganmoral yang
masih rendah.
Gambaran selengkapnya mengenai perbandingan mean/nilai rata-rata
hipotetik dengan mean/nilai rata-rata empirik serta standar deviasi dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Hipotetik dan Nilai Rata-rata Empirik
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
86
Variabel SD
Nilai Rata-Rata Keterangan
Hipotetik Empirik
Interaksi sosial 4.465 80 82.00 Tinggi
Peran gender perempuan 4.673 65 67.49 Tinggi
Pertimbangan moral 3.442 7.5 6.54 Sedang
4.3.Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dalam kerangka teori
perkembangan moral kognitif yang dikemukakan oleh Kohlberg, dengan menitik
beratkan pada sudut kajian pada mekanisme terjadinya peningkatan pertimbangan
moral. Mekanisme peningkatan pertimbangan moral diawali oleh individu
mengalami alih peran terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam sistem
pengambilan keputusan moral, kemudian berlanjut mengalami konflik moral
kognitif, dan konflik moral kognitif tersebut dapat diselesaikan oleh individu
dengan menggunakan pertimbangan moral lebih tinggi satu tahap dari tahap
pertimbangan moral yang dimilikinya, (Menanti, 2010)
Pertimbangan moral membutuhkan alih peran role taking (kemampuan
mengambil persepsi sosial atau perspektif orang lain. Alih peran merupakan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
87
kemampuan melihat dan menginterpretasi pemikiran-pemikiran dan perasaan-
perasaan orang lain, melihat peran atau tempat mereka di lingkungan atau di
masyarakat. Alih peran meliputi penerimaan bahwa orang lain mempunyai
perspektif mereka sendiri dan memahami hubungan-hubungan yang kompleks
antara perspektif-perspektif yang sama dan berbeda. Dalam ahli peran, individu
memahami kemampuan-kemampuan, atribut-atribut, keinginan-keinginan,
harapan-harapan, perasaan-perasaan, emosi-emosi, dan dorongan-dorongan,
reaksi-reaksi, dan pemikiran-pemikiran orang lain. (Menanti, 2010)
Selanjutnya dapat penulis jelaskan bahwa individu yang meningkat
pertimbangan moralnya, melalui mekanisme sebagai berikut:
IS AP DM PM
Keterangan:
IS: Interaksi sosial
AP: Alih Peran
DM: Dilema Moral
PTPM: Peningkatan Tahap Pertimbangan Moral
Rendahnya interaksi sosial pada siswa SMA Negeri 12 Medan tidak dapat
melihat perbedaan dan persamaan antara pandangan dirinya dan pandangan orang
lain, sehingga alih peran tidak terjadi atau terjadi tetapi sangat miskin atau hanya
cukup. Selanjutnya alih peran yang miskin tidak menimbulkan konflik moral
kognitif (tidak menimbulkan dilemma moral). Selanjutnya pada saat siswa SMA
Negeri 12 Medan dalam keadaan konflik moral yang tidak selesai (bingung
memutuskan alasan/pertimbangan moral yang benar dan salah), maka siswa
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
88
kebingungan memutuskan alasan moral mana yang tepat menurutnya membuat
tidak terjadi peningkatan tahap pertimbangan moral. Jika siswa tidak bingung,
maka mampu memperoleh alasan/pertimbangan moral yang benar dan salah, akan
tetapi menggunakan tahap-tahap pertimbangan moral yang sama dengan tahap
yang dimiliki atau tahap yang lebih rendah, maka pertimbangan moral tidak
meningkat. Hal ini terjadi pada hasil uji hipotesis penelitian ini yang menunjukkan
bahwa interaksi sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan
moral. Artinya tidak terjadinya stimulasi pertimbangan moral yang dialami siswa
yang mendorongpeningkatan pertimbangan moral sehingga tidak terjadi (N-1).
Dalam hal peran gender perempuan, perempuan lebih fokus pada jaringan
hubungan sosial mereka, menempatkan penekanan yang lebih besar pada
tanggung jawab sosial dan perawatan,tidak pada prinsip keadilan. Juga
kecenderungan perempuan pada perspektif peduli, konform, toleran, membuat
mereka mengikuti peran gendernya, tidak mengarah kepada pengalaman yang
berlanjut kepada pengalaman yang berlanjut ke konflik moral kognitif, sehingga
pertimbangan moral mereka tidak meningkat (terhambat sampai pada tahap 3 atau
4).Hal ini terjadi pada hasil uji hipotesis penelitian ini yang menunjukkan bahwa
peran gender perempuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan moral. Artinya terjadinya stimulasi pertimbangan moral, namun
tidak berlanjut ke peningkatan pertimbangan moral karena pengaruh budaya peran
gender.
Tahap 3 berarti hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan moral pada
siswa SMA Negeri 12 Medan berpegang pada sebutan sebagai nice boy/girl,
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
89
(disebut orang baik). Pada tahap 4 merupakan alasan moral untuk memelihara
peraturan yang sudah ada. Hal ini disebabkan oleh faktor budaya yang menggiring
untuk berada pada tahap 4 seperti junjung peraturan dimana kamu berada.
Sementara siswa pada pertimbangan moral tingkat pascakonvensional
tahap 5 berarti siswa memutuskan persoalan moral berdasarkan pada
pertimbangan yang memberi kegunaan pada orang banyak dan menggunakan
nilai-nilai pertimbangan yang berlaku universal meskipun menolak peraturan yang
ada karena mencari kebenaran dan keadilan. Keputusan moral yang menggunakan
pertimbangan keadilan sebagaimana yang dimaknai oleh siswa merupakan
indikasi bahwa siswa mampu mencapai pertimbangan moral pascakonvensional.
Selain itu siswa pada tahap A disebut sebagai anti-establishment adalah
pertimbangan moral yang sulit dikategorikan secara tepat berada pada tahap
tertentu. Siswa berada pada tahap M disebut Meaningless adalah pertimbangan
moral yang tidak cukup kuat untuk dikategorikan berada pada tahap tertentu.
Dari hasil penelitian diketahui persentasi setiap tahap-tahap pertimbangan
moral siswa (perempuan) sebagai berikut:siswa yang memiliki tahap 4 sebanyak
98 siswa (72,59%), tahap 3 sebanyak 25 orang (18,52%), tahap 5A sebanyak 6
siswa (4,44%), tahap M sebanyak 3 siswa (2,22% ),tahap 6 sebanyak 2 siswa
(1,48%), tahap A sebanyak 1 siswa (0,74% ) sementara tahap 5B dan tahap 2
masing-masing memiliki 0%. Dari penjelasan tersebut, rata-rata siswa SMA
Negeri 12 Medan pada tingkat konvensional, tahap 4, ini menunjukkan
bahwasanya siswa SMA Negeri 12 Medan khususnya perempuan berorientasi
kepada otoritas, peraturan-peraturan yang telah ditetapkan atau aturan yang telah
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
90
pasti dengan berusaha memelihara ketertiban sosial. Perilaku yang baik adalah
semata-mata melakukan kewajiban dan melakukan rasa hormat kepada otoritas,
serta memelihara ketertiban sosial yang ada, demi ketertiban itu sendiri.
Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sarbaini
(2016) yang berjudul Pertimbangan Moral Menurut Gender Peserta Didik Dalam
Pembelajaran PKn disebutkan bahwa sebagian besar dari peserta didik (75%)
berada tingkatan II, yakni tingkat konvensional pada tahap 4, yang berorientasi
pada ketertiban hukum, sosial dan agama (orientasi pada hukum dan ketertiban).
Sementara sebagian kecilnya (15%) pada tahap 3, perkembangan moral kognitif
yang berorientasi pada konformitas terhadap citra stereotipe mayoritas
(orientasinya masuk kelompok “goodboy” atau “nicegirls”). Namun peserta didik
perempuan menujukkan jumlah yang lebih banyak dan “judgment score” lebih
tinggi dari peserta didik laki-laki. Ini juga dilihat dari pendapat Gilligan bahwa
dilema-dilema moral adalah kontekstual dan dipecahkan melalui berpikir induktif,
tetapi dalam skema Kohlberg, prinsip-prinsip moral adalah universal dan
diterapkan pada dilema-dilema moral melalui berpikir formal dan abstrak.
Membicarakan faktor yang mempengaruhi perkembangan pertimbangan
moral, berarti membicarakan faktor yang mempengaruhi terjadinya pengalaman
alih peran dan pengalaman konflik moral kognitif pada individu. Lingkungan
yang menumbuhkan pengalaman alih peran dan pengalaman konflik moral
kognitif yang meningkatkan pertimbangan moral adalah lingkungan yang
memberi kesempatan interaksi tinggi dan di dalam interaksi tersebut mengandung
stimulasi tahap pertimbangan moral yang lebih tinggi satu tahap dari tahap
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
91
pertimbangan moral yang dimiliki oleh individu. (Menanti, 2010). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa situasi lingkungan yang mengandung stimulasi pertimbangan
moral tinggi ditemui bila individu berada dalam situasi interaksi sosial dengan
orang-orang yang lebih tingi dalam usia, pendidikan, pekerjaan, lebih kaya
pengalaman hidup, dan berada dalam lingkungan budaya berbeda-beda. Interaksi
orangtua-anak merupakan situasi interaksi yang paling intens untuk menstimulasi
pertimbangan moral anak. (Menanti, 2010)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 0,6% pengaruh interaksi sosial
terhadap pertimbangan moral siswa. Asumsinya situasi responden saat
berinteraksi sosial dengan orang-orang yang tidak lebih tinggi dalam usia,
pendidikan, dan pengalaman hidup, masih sedikit. Kemungkinan interaksi siswa
dengan orangtua tidak intens untuk menstimulasi pertimbangan moral siswa
tersebut.
Gilligan (dalam Menanti, 2010) berpendapat ada dua pendekatan terhadap
moralitas yang saling bertentangan, yaitu pada satu pihak etik mengenai
kepedulian dan tanggung jawab dan pada pihak lain etik mengenai hak dan
keadilan. Pendekatan pertama lebih merupakan karakteristik pada wanita,
pertimbangan moralnya tertuju pada rincian dari situasi konkrit dan terarah pada
keinginan untuk memperkecil kerugian umum. Pendekatan kedua lebih
merupakan karakteristik laki-laki, pertimbangan moralnya merupakan ekspresi
dari suatu diri yang otonom, bebas (tidak tergantung dari yang lain), dan
terindividuasi. Pertimbangan moral laki-laki bersandar pada prinsip-prinsip yang
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
92
merumuskan hak dan kewajiban tanpa merasa harus memperhatikan keadaan dan
kerugian yang tersirat di dalamnya.
Penelitian yang diadakan di SMA Negeri 12 Medan menunjukkan
pengaruh gender perempuan terhadap pertimbangan moral sebanyak 0.1%.
Orientasi dasar moral perempuan adalah menaruh perhatian (kepedulian) kepada
yang lain dalam cara yang personal, bukan hanya peduli pada kemanusiaan yang
umum. Kepekaan, perempuan akan membutuhkan orang lain membawa kepada
perhatian akan suara yang berbeda dari suaranya sendiri dan memasukkan sudut
pandangan yang lain dalam keputusan mereka. Kemungkinan siswa perempuan
mulai meninggalkan peran gender ini.
Kemudian dari hasil penelitian menggunakan metode analisis regresi
berganda, diketahui bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara interaksi sosial
dan peran gender perempuanterhadappertimbangan moraldilihat dari nilai
koefisien determinan (R2) = 0.008dengan p= 0.608> 0.050, artinya tidak ada
pengaruh interaksi sosial dan peran gender perempuan terhadap pertimbangan
moral, semakin rendah interaksi sosial dan peran gender perempuan maka
semakin rendah pertimbangan moral siswa SMA Negeri 12 Medan. Kontribusi
interaksi sosial dan peran gender perempuan terhadap pertimbangan moral secara
bersamaan dilihat dari nilai koefisien determinan (R2) 0.008 atau sebesar 0.8 %.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Ruth Oakes, Ph.D dan
Katherine Quina, Ph.D dengan judul “The Impact of Gender and Role Perspective
on Moral Judgment tahun 1983 menyebutkan bahwa tidak ada menghasilkan efek
yang signifikan untuk jenis kelamin pada penilaian moral pada usia 9 tahun.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
93
Pengaruh pengambilan perspektif pada penilaian moral diukur dengan memiliki
subjek membuat penilaian dari perspektif mereka sendiri maupun dari perspektif
ibu dan ayah mereka. Uji analisis yang digunakan Drawing Goodenough-Harris,
Skala Kematangan Moral Piaget, dan Skala Identifikasi Orangtua (skala 23-item
yang dirancang untuk penelitian dan termasuk pertanyaan tentang mainan favorit
anak dan teman-teman terbaik, barang-barang favorit ibu dan ayah, dan perilaku
dan karakteristik orang tua yang dipilih). Penelitian ini dirancang untuk
menyelidiki asosiasi antara gender dan perspektif peran, dan penilaian moral.
Selain itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan M. Fumagalli, R.
Ferucci, F. Mameli, S. Marceglia, S. Mrakic-Sposta, S. Zago, C. Lucchiari, D.
Cossonni, F. Nordio, G. Pravettoni, S. Cappa, A. Priori tahun 2009 dengan judul
“Gender-related differences in moral judgments” yang membahas bahwa tidak
menemukan perbedaan antara dua jenis kelamin dalam tanggapan utilitarian
terhadap dilema non moral dan dilema moral yang tidak pribadi, pria memberikan
jawaban ulitarian yang lebih berarti terhadap dilema moral pribadi (PM) (yaitu,
tindakan yang dukungannya melibatkan keputusan emosional yang tinggi). Faktor
budaya seperti pendidikan dan agama tidak berpengaruh pada kinerja dalam tugas
penilaian moral. Respons ulitarian mengimplikasikan penilaian tindakan dnegan
kemampuan mereka untuk memaksimalkan konsekuensi yang baik, sehingga
bahaya apapun kepada seseorang dapat dibenarka oleh keuntungan yang lebih
besar bagi orang lain: kepentingan individu dapat dikorbankan demi masyarakat.
Dalam hal perhitungan mean hipotetik dan mean empirik secara umum
berdasarkan pertimbangan moral siswa SMA Negeri 12 Medan memiliki mean
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-
94
hipotetik sebesar 7.5, mean empirik sebesar 6.54 dan standar deviasinya sebesar
3.442, hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan moral yang dimiliki siswa SMA
Negeri 12 Medansedikit lebih tinggi (hampir sama) dari remaja lain umurnya.
Interaksi sosial yang dimiliki oleh siswa SMA Negeri 12 Medan memiliki
mean hipotetik sebesar 80, mean empirik sebesar 82.00 dan standar deviasinya
sebesar 4.465, hal ini menunjukan bahwa interaksi sosial yang dimiliki siswa
SMA Negeri 12 Medan tergolong sedikit lebih tinggi. Artinyainteraksi sosial pada
siswa SMA Negeri 12 Medan menunjukkan mereka dapat berinteraksi sosial
dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini sejalan yang penjelasan Hurlock (2013)
bahwa dalam belajar menjadi orang bermoral adalah mempunyai kesempatan
melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial. Interaksi sosial memegang
peran penting dalam perkembangan moral.
Kemudian peran gender perempuan yang dimiliki oleh siswa SMA Negeri
12 Medan memiliki mean hipotetik 65, mean empirik sebesar 67.49 dan standar
deviasi nya sebesar 6.54, hal ini menunjukkan bahwa peran gender perempuan
yang dimiliki siswa perempuan tergolong lebih rendah dari remaja lain umurnya.
Dalam hal ini, perempuan menekankan pada tanggung jawab sosial dalam
emosinya. Perempuan lebih merasa bertanggung jawab terhadap emosi orang lain.
Mereka sangat memperhatikan keadaan emosi orang lain sehingga lebih mampu
untuk memahami perubahan emosional. Orientasi dasar moral perempuan adalah
menaruh perhatian (kepedulian) kepada yang lain dalam cara yang personal,
bukan hanya peduli pada kemanusiaan yang umum. Kepekaan, perempuan akan
kebutuhan orang lain membawa kepada perhatian akan suara yang berbeda dari
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)10/1/20
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA