BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

33
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan yang telah diajukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dengan deskripsi yang lebih rinci. Hasil penelitian disajikan mulai dari pratindakan sampai dengan pada akhir siklus. Rencana tindakan ini mengacu pada tindakan penelitian model spiral Suharsimi Arikunto, dimana masing-masing siklus terdiri atas 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan/observasi, dan refleksi. Sebelum melakukan tindakan perencanaan peneliti terlebih dahulu melakukan tindakan prasiklus. Tindakan prasiklus diambil peneliti dari nilai ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan kondisi awal atau prasiklus tersebut selanjutnya peneliti melakukan tahap perencanaan untuk siklus 1. Pada tahap perencanaan peneliti membuat RPP, membuat evaluasi untuk akhir siklus, serta membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran. Setelah melakukan perencanaan selanjutnya peneliti melaksanakan tahapan yang kedua yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pelaksanaan peneliti hanya berperan sebagai observer sedangkan kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru kelas 5. Tahapan yang terakhir adalah tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data. Hasil analisis data ini yang digunakan peneliti untuk melaksanakan rencana tindakan pada siklus 2. 4.1.1. Pelaksanaan Prasiklus 1. Kondisi Prasiklus Kegiatan yang paling pokok dalam proses pembelajaran di kelas adalah berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan proses edukatif antara dua unsur manusiawi yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar sehingga guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dalam mengelola interaksi pembelajaran maka guru dituntut untuk mampu mendesain program, menguasai

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan

yang telah diajukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dengan deskripsi yang

lebih rinci. Hasil penelitian disajikan mulai dari pratindakan sampai dengan pada

akhir siklus. Rencana tindakan ini mengacu pada tindakan penelitian model spiral

Suharsimi Arikunto, dimana masing-masing siklus terdiri atas 3 tahap yaitu tahap

perencanaan, tindakan/observasi, dan refleksi.

Sebelum melakukan tindakan perencanaan peneliti terlebih dahulu

melakukan tindakan prasiklus. Tindakan prasiklus diambil peneliti dari nilai

ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan kondisi

awal atau prasiklus tersebut selanjutnya peneliti melakukan tahap perencanaan

untuk siklus 1. Pada tahap perencanaan peneliti membuat RPP, membuat evaluasi

untuk akhir siklus, serta membuat lembar observasi guru dan siswa dalam

pembelajaran. Setelah melakukan perencanaan selanjutnya peneliti melaksanakan

tahapan yang kedua yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan

terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan

pelaksanaan peneliti hanya berperan sebagai observer sedangkan kegiatan

pengajaran dilakukan oleh guru kelas 5. Tahapan yang terakhir adalah tahap

refleksi. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data. Hasil analisis data ini

yang digunakan peneliti untuk melaksanakan rencana tindakan pada siklus 2.

4.1.1. Pelaksanaan Prasiklus

1. Kondisi Prasiklus

Kegiatan yang paling pokok dalam proses pembelajaran di kelas adalah

berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan

proses edukatif antara dua unsur manusiawi yaitu siswa sebagai pihak yang

belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar sehingga guru memiliki peranan

yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dalam mengelola interaksi

pembelajaran maka guru dituntut untuk mampu mendesain program, menguasai

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

64

materi, serta mampu menentukan pemilihan model pembelajaran yang sesuai

sehingga dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif.

Dalam kegiatan proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas,

guru cenderung mengajar menggunakan metode konvensional yang rentan dengan

pembelajaran ceramahan yang tidak variatif, dimana guru adalah penentu jalannya

proses pembelajaran, sedangkan siswa lebih sebagai penerima informasi secara

pasif. Siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya

sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan

standar. Pembelajarannyapun masih sangat abstrak dan teoritis serta kebenaran

bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final. Sehingga interaksi di antara siswa

kurang. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, berdampak pada hasil

belajar siswa kelas 5 dalam menerima materi pada mata pelajaran IPA semester 2.

Nilai rata-rata ulangan harian pada pelajaran IPA masih rendah, bahkan masih

banyak ditemukan siswa yang dinilaninya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yaitu 70.

2. Hasil Analisis Prasiklus

Pada prasiklus peneliti mengambil nilai ulangan harian yang dilaksanakan

sebelum melakukan tindakan siklus 1.Berikut nilai hasil ulangan harian yang

peneliti peroleh sebelum melakukan tindakan siklus 1.

Tabel 9. Nilai Ulangan Harian IPA Kelas 5 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

SDN Urutsewu 3 No Nama Siswa Nilai Prasiklus Keterangan 1 DU 64 Belum Tuntas 2 DC 62 Belum Tuntas 3 FFR 62 Belum Tuntas 4 ANA 54 Belum Tuntas 5 AK 70 Tuntas 6 EMM 62 Belum Tuntas 7 F 68 Belum Tuntas 8 IL 56 Belum Tuntas 9 KDS 62 Belum Tuntas 10 NA 60 Belum Tuntas 11 PSK 60 Belum Tuntas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

65

No Nama Siswa Nilai Prasiklus Keterangan 12 RDS 70 Tuntas 13 RH 78 Tuntas 14 RDV 80 Tuntas 15 A 80 Tuntas 16 AF 58 Belum Tuntas 17 APP 72 Tuntas 18 AMW 58 Belum Tuntas 19 ATS 58 Belum Tuntas 20 BL 60 Belum Tuntas 21 DAF 76 Tuntas 22 DAN 70 Tuntas 23 DRW 84 Tuntas 24 E 70 Tuntas 25 GLS 72 Tuntas 26 IRA 70 Tuntas 27 MRD 56 Belum Tuntas 28 MNC 74 Tuntas 29 RP 50 Belum Tuntas 30 RFS 64 Belum Tuntas 31 SAW 62 Belum Tuntas 32 SRA 66 Belum Tuntas 33 SW 76 Tuntas 34 TA 56 Belum Tuntas 35 TAS 72 Tuntas 36 NPA 60 Belum Tuntas 37 MDS 70 Tuntas 38 PAA 64 Belum Tuntas

KKM 70

Rata-rata kelas 65,94 Nilai maksimum 84 Nilai minimum 50

Agar lebih mudah dalam menentukan kelompok interval nilai atau data

yang sudah diperoleh, maka peneliti menggunakan pengelompokkan dalam

bentuk tabel. Sehingga akan lebih mudah melihat dan mengetahui tentang

jangakuan skor tertinggi dan skor terendah, banyaknya katagori serta interval dari

data yang ada. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

66

(2011:34-35) yang menggunakan rumus K=1+3,3 log n. Adapun rumus untuk

menentukan Range, banyak kategori, dan interval adalah sebagai berikut :

Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut:

Range / Jangkauan = skort tertinggi – skor terendah

Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n

Interval (K) = range/(banyak kategori)

Dalam menentukan pembuatan interval nilai, cara menentukan interval

nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur

jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai

berikut :

Log 38 = 1,579

K = 1 + 3,3 log 38

K = 1 + 3,3 .1,579

K = 1 + 5,247

K = 6,247 dibulatkan menjadi 6.

Berdasarkan data hasil belajar prasiklus, setelah dilakukan analisis

berdasarkan nilai hasil prasiklus dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Distribusi Ketuntasan Belajar Prasiklus Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

Interval Frekuensi Keterangan Persentase (%)

84-90 1 Tuntas 2,6%

77-83 3 Tuntas 7,9%

70-76 12 Tuntas 31,6%

63-69 5 Belum Tuntas 13,2%

56-62 15 Belum tuntas 39,4%

49-55 2 Belum tuntas 5,3%

Jumlah 38 100%

Berdasarkan dari data diatas hasil nilai ulangan harian siswa kelas 5 pada

mata pelajaran IPA sebagai nilai prasiklus yang di ambil peneliti sebelum

melakukan tindakan siklus 1, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tersebut

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

67

rendah, hal ini dapat diketahui melalui tabel 9. Berdasarkan nilai prasiklus diatas

perbandingan siswa yang belum mencapai KKM adalah 22 siswa dengan

persentase sebesar 57,9%, sedangkan siswa yang tuntas dari KKM adalah 16

siswa atau 42,1%. Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah siswa yang mencapai

interval nilai 84-90 sebanyak 1 orang dengan persentase 2,6%, jumlah siswa yang

mencapai interval nilai 77-83 sebanyak 3 orang dengan persentase 7,9%, jumlah

siswa yang mencapai interval nilai 70-76 sebanyak 12 orang dengan persentase

31,6%, jumlah siswa yang mencapai interval nilai 63-69 sebanyak 5 orang 13,2%,

jumlah siswa yang mencapai interval nilai 56-62 sebanyak 15 orang 39,4%, dan

jumlah siswa yang mencapai interval nilai 49-55 sebanyak 2 orang dengan

persentase 5,3%. Jadi, jumlah keseluruhan siswa ada 38 siswa dimana jumlah

siswa yang tuntas ada 16 siswa dan tidak tuntas ada 22 siswa, dengan perolehan

nilai terendah yaitu 50 dan tertinggi 84.

Pada pembelajaran IPA ini, guru menggunakan metode konvensional,

sehinga masih ada 22 siswa yang belum mencapai nilai KKM.Sehingga peneliti

merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas demi membantu

meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe Group Investigation (GI) pada pembelajaran IPA materi “Cahaya dan Sifat-

sifatnya” untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada

gambar 3 dibawah ini:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

68

Gambar 3. Grafik Nilai Prasiklus Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

Berdasarkan pada patokan penilaian peneliti bahwa siswa yang dikatakan

tuntas apabila nilai siswa mencapai KKM = 70, maka persentase keseluruhan

siswa yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM,

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu

3 No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 <70 22 57,9% Belum tuntas

2 ≥70 16 42,1% Tuntas

Jumlah 35 100%

KKM 70

Nilai tertinggi 84

Nilai terendah 50

0

2

4

6

8

10

12

14

16

84-90 77-83 70-76 63-69 56-62 49-55

1

3

12

5

15

2

Nilai Prasiklus

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

69

Seperti pada tabel 11 diatas, Persentase ketuntasan hasil belajar siswa

kelas 5 SDN Urutsewu 3 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sebelum

dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM

sebanyak 22 siswa dengan persentase 57,9%, sedangkan siswa yang mencapai

KKM sebanyak 16 siswa dengan persentase 42,1% dari total seluruh siswa

sebanyak 38. Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 50 sedangkan nilai tertinggi

hasil belaajar siswa adalah 84.

Dari tabel diatas dapat disajikan grafik presentase hasil belajar siswa pada

prasiklus yang belum mencapai KKM dan yang sudah mencapai KKM sebagi

berikut :

Gambar 4. Grafik Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Prasiklus Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

4.1.2. Pelaksanaan Siklus 1

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Setelah memperoleh data hasil belajar siswa kelas 5 SDN Urutsewu 3 pada

kondisi awal, selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 untuk

melakukan kegiatan siklus 1. Dalam siklus 1 ini peneliti melakukan 3 kali

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%

Belum Tuntas Tuntas

57,90%

42,10%

Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus

Belum Tuntas

Tuntas

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

70

pertemuan, dimana masing-masing pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2×35

menit).

Sebelum melaksanakan siklus 1, peneliti bersama guru kelas 5

menyiapkan rencana pembelajaran dimana peneliti membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang selanjutnya dikonsultasikan kepada guru

kelas 5 untuk mengetahui apakah sesuai atau tidak RPP yang telah dibuat peneliti

diterapkan di sekolah tersebut. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar

observasi berupa aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru untuk mengetahui

tingkat ketercapaiannya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai observer kegiatan

siswa dan kegiatan mengajar guru. Peneliti dibantu oleh 1 mahasiswa yang

berperan sebagai pengambil dokumtasi foto selama kegiatan pembelajaran. Materi

yang dipilih oleh guru kelas 5 adalah cahaya dan sifat-sifatnya.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan/observasi

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada tanggal 20, 25, 27 Maret 2014.

Dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model dan kompetensi dasarmendeskripsikan sifat-sifat

cahaya tertentu (karet, logam, kayu, plastik) dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

indikator pembelajaran pada pertemuan pertama adalah menyebutkan sumber

cahaya yang ada disekitar dan mendeskripsikan sifat cahaya yang mengenai

berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). Pada pertemuan kedua adalah

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin, dan

menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari

melalui percobaan. Sedangkan pertemuan ketiga adalah menunjukkan bukti

bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dan memberikan contoh peristiwa

penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

a. Analisis data hasil observasi guru

Hasil observasi siklus 1 pada pertemuan pertama guru masih terlihat

bingung dengan langkah-langkah pembelajaran GI. Hal ini disebabkan karena

kurangnya persiapan guru sebelum mengajar dengan model kooperatif tipe GI

yang telah peneliti siapkan.. Namun pada umumnya guru sudah melaksanakan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

71

dengan baik semua kegiatan pembelajaran antara lain menyiapkan ruang, alat, dan

media pembelajaran. Guru mengatur siswa dalam pembagian kelompok secara

heterogen sehingga diharapkan masing-masing kelompok memiliki kekuatan yang

merata. Guru juga memeriksa kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran

walaupun masih ada beberapa siswa yang masih susah diatur dan membuat gaduh

kelas dengan memberikan teguran dan memotivasi siswa yang suka membuat

gaduh agar dapat tenang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran, serta

menjelaskan aturan dalam pembelajaran IPA yang akan dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga memotivasi pada seluruh kelas

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, menyampaikan apersepsi dengan sedikit

mengulas materi pembelajaran yang lalu serta menjelaskan tujuan pembelajaran

serta uraian kegiatan agar siswa memiliki gambaran tentang kegiatan yamg akan

dilakukan.

Guru juga menjelaskan kepada siswa tentang langkah-langkah

pembelajaran GI secara jelas dan rinci. Tujuan dari penjelasan tersebut adalah

agar siswa mengerti langkah-langkah apa saja yang akan mereka lakukan pada

pembelajaran IPA.

Pada tahap pengorganisasi siswa ke dalam kelompok guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok walaupun suasana kelas bertambah ramai dan gaduh

dari pada suasana sebelumnya. Karena jumlah siswa yang cukup banyak yaitu 38

anak, maka guru mengambil inisiatif untuk membagi siswa menjadi 6 kelompok

secara heterogen berdasarkan kemampun akademis siswa, dimana masing-masing

kelompok terdiri atas 6-7.

Pada tahap pemilihan topik guru yang menentukan topik yang akan

diinvestigasi oleh masing-masing kelompok yaitu mengenai sifat-sifat cahaya.

Untuk pertemuan pertama masing-masing kelompok melakukan investigasi

tentang sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap).

Untuk pertemuan kedua masing-masing kelompok melakukan investigasi tentang

sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung

atau cekung) serta menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam

kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pensil dan koin yang dimasukkan ke

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

72

dalam gelas yang berisi air. Sedangkan untuk pertemuan ketiga masing-masing

kelompok melakukan investigasi membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari

berbagai warna dengan menggunakan cakram warna yang dibuat sendiri oleh

masing-masing kelompok, dan yang terakhir adalah memberikan contoh peristiwa

penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari yaitu membuat pelangi sederhana

dari balon sabun.

Pada tahap perencanaan tugas guru membimbing siswa berdiskusi

membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian serta

membimbing siswa dalam menyusun rencana penelitian meskipun belum

menyeluruh dalam membimbing siswa.

Pada tahap pelaksanaan investigasi guru sudah membing siswa dalam

melakukan peneliian, tetapi guru belum menunjukkan sikap terbuka terhadap

respon siswa dan terkesan menuntut siswa bahwa hasil penelitian harus sesuai

yang diharapkan. Seperti ketika siswa melaksanakan investigasi tentang sifat-sifat

bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung dituntut sesuai dalam buku

sehingga siswa terpaku dalam buku bukan mencari sendiri. Namun pada

pertemuan selanjutnya guru sudah menyerahkan investigasi kepada siswa dan

guru hanya membimbing. Pada tahap ini guru juga sudah menumbuhkan

keceriaan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta menumbuhkan

partisipasi yang aktif dalam proses pembelajaran.

Pada tahap persiapan pembuatan laporan akhir guru memantau hasil

penelitian masing-masing kelompok. Guru juga memeriksa hasil penelitian

kelompok meskipun tidak semua kelompok diperiksa karena keterbatasan waktu.

Pada tahap presentasi laporan akhir guru mengatur jalannya presentasi dari

masing-masing kelompok. Presentasi dimulai dari kelompok 1 dan diakhiri

kelompok trakhir yaitu kelompok 6. Selain itu guru juga memberikan pengutan

dari hasil presentasi masing-masing kelompok.

Pada tahap yang terakhir yaitu evaluasi guru sudah membimbing siswa

dalam membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran meskipun masih

didominasi oleh guru. Selain itu guru juga memberikan kuis tertulis yang

dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

73

tentang materi yang baru saja dipelajari. Di akhir siklus 1 guru juga memberikan

evaluasi berupa test formatif. Test tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas

dalam pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya apakah ada peningkatan

hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1. Pada akhir pembelajaran guru juga

melakukan refleksi pembelajaran.

Dari hasil observasi pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan

kualitas guru dalam mengajar yang sebelumnya pada kondisi awal hanya

menggunakan metode konvensional dan sekarang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI. Dengan pemakain model pembelajaran

kooperatif tipe GI terjadi peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Urutsewu 3 materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan sub pokok bahasan sifat-sifat

cahaya mengalami peningkatan mskipun masih banyak ditemukan siswa yang

belum tuntas KKM.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut yang perlu diperhatikan guna

memperbaiki pembelajaran berikutnya, guru diharapkan agar lebih terbuka

terhadap respon siswa, memotivasi siswa supaya mampu bekerja secara kooperatif

terutama kepada siswa yang suka membuat ribut dan sulit bekerja dalam tim.

Serta membantu siswa dalam menyiapkan sarana pendukung.

Dalam pembelajaran model kooperatif tipe GI agar pada tindakan

selanjutnya dapat sesuai dengan apa yang diharapkan, guru diharpkan agar lebih

mengerti langkah-langkah pembelajaran GI. Guru juga diharapkan agar dapat

lebih menguasai kelas supaya masing-masing siswa benar-benar membahas materi

bukan membahas hal lain di luar materi pembelajaran. Selain itu guru juga

diharpkan mampu menguasai kemampuan kelompok, hal ini dikarenakan tugas

guru dalam pembelajaran GI adalah sebagai fasilitator yang menyediakan

kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam

kontribusi, bukan merancang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

faktual seperti apa, bagaimana dan sebagainya.

b. Analisis data hasil observasi siswa

Pada siklus 1 peneliti mengamati aktivitas masing-masing kelompok

sedangkan untuk pengambilan dokumentasi foto selama berlangsungnya kegiatan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

74

pembelajaran peneliti dibantu oleh 1 orang mahasiswa. Untuk kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI pada pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya

dan sifat-sifatnya.

Pada saat guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe GI beberapa siswa masih kesulitan memahaminya. Namun setelah

masuk ke dalam kegiatan investigasi mampu mengikuti kegiatan dengan baik.

Pada tahap pengorganisasi siswa ke dalam kelompok keadaan kelas sangat

gaduh dimana siswa sibuk mencari anggota kelompoknya serta gaduh karena

menata tempat duduk. Siswa juga merasa antusias bergabung dengan

kelompoknya meskipun guru yang menentukan anggota kelompok.

Pada tahap pemilihan topik siswa mendengarkan penjelasan guru serta

menjawab pertanyaan dari guru mengenai topik yang akan dipelajari. Siswa juga

sudah mulai menelaah sumber-sumber informasi.

Pada tahap perencanaan tugas siswa bersama kelompoknya membahas

topik yang akan diinvestigasi selanjutnya merencanakan kegiatan investigasi.

Pada tahap ini sudah terlihat adanya kerja sama dalam kelompok namun masih

terlihat ada beberapa siswa yang belum bisa bekerja sama dengan kelompoknya.

Pada tahap pelaksanaan investigasi siswa bekerja sama dengan

kelompoknya mencari informasi, menagalisis data, selanjutnya mereka melakukan

percobaan dimana langkah-langkah percobaan sudah ditulis dalam Lembar Kerja

Praktikum yang telah dibagikan oleh guru pada saat guru menentukan topik.

Setelah melakukan percobaan selanjutnya siswa membuat kesimpulan dari

investigasinya.

Pada tahap persiapan pembuatan laporan akhir siswa melakukan

persiapan-persiapan apa saja yang akan dilaporkan serta bagaimana membuat

presentasinya. Masing-masing kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk

memaparkan hasil kerja kelompoknya.

Pada tahap presentasi laporan akhir masing-masing perwakilan kelompok

menyamaikan hasil percobaan yang telah dilakukan beserta kesimpulan yang

didapat sedangkan kelompok lain memberikan sanggahan apabila hasilnya

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

75

berbeda. Presentasi tersebut dimulai dari kelompok 1 dan diakhiri kelompok

trakhir yaitu kelompok 6.

Pada tahap yang terakhir yaitu evaluasi siswa berdasarkan bimbingan dari

guru membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran meskipun dalam menarik

kesimpulan masih didominasi oleh guru. Selain itu siswa juga diberi kuis tertulis

yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

tentang materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan pada akhir siklus 1 siswa

mengerjakan evaluasi berupa test formatif. Test tersebut bertujuan untuk

mengetahui efektifitas dalam pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya

apakah ada peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1. Pada akhir

pembelajaran siswa menerima refleksi pembelajaran pembelajaran dari guru.

Dari observasi siswa pada siklus 1 sudah ada peningkatan hasil belajar

IPA dibandingkan dengan kondisi awal (prasiklus) sebelum diadakan tindakan

dengan menggunakan model pembeajaran kooperatif tipe GI.

Kelemahan-kelamahan tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan

motivasi kepada siswa dengan menumbuhkan rasa percaya diri serta memberikan

peluang kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam pembelajaran sehingga

semua siswa terliat dalam kegiatan pembelajaran.

3. Refleksi

Berdasarkan pembelajaran siklus 1 yang telah dilaksanakan, hasil belajar

IPA sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal (prasiklus)

sebelum diadakannya tindakan dengan menggunakan model pembeajaran

kooperatif tipe GI. Tetapi masih ditemuan siswa yang memperoleh nilai di bawah

KKM yang telah ditentukan dari pihak sekolah yaitu ketuntasan klasikal <80%.

Selain itu siswa yang aktif mengikuti pembelajaranpun belum menyeluruh. Guru

juga belum menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

Kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1 akan

digunakan peneliti dan guru kelas 5 untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran

pada siklus 2. Pada siklus 2 ini model pembeajaran kooperatif tipe GI akan lebih

ditekankan dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran

IPA yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPA.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

76

4.1.3. Pelaksanaan Siklus 2

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Setelah melaksanakan siklus 1, selanjutnya peneliti melakukan diskusi

dengan guru kelas 5 untuk melakukan kegiatan siklus 2 berdasarkan kekurangan-

kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Hal ini dilakukan agar pada pembelajaran

siklus 2 ini dapat berlangsung lebih baik. Sama halnya dengan siklus 1, pada

siklus 2 ini peneliti melakukan 3 kali pertemuan, dimana masing-masing

pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran (2× 35 menit).

Pada siklus 2 peneliti juga bersama guru kelas 5 menyiapkan rencana

pembelajaran dimana peneliti membuat RPP selanjutnya dikonsultasikan kepada

guru kelas 5 untuk mengetahuai apakah sesuai tidaknya RPP yang telah dibuat

peneliti diterapkan di sekolah tersebut. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar

observasi berupa aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru.

Sama halnya dengan siklus 1 peneliti berperan langsung sebagai observer

kegiatan siswa dan kegiatan mengajar guru. Peneliti dibantu oleh 1 mahasiswa

yang berperan sebagai pengambil dokumtasi foto selama kegiatan pembelajaran.

Materi pada siklus 2 adalah lanutan dari materi siklus 1.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan/observasi

Pelaksanaan siklus 2 dilakukan pada tanggal 1, 8, dan 15 April 2013.

Dengan standar kompetensi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model dan kompetensi dasarmembuat suatu karya/model,

misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat

cahaya. Untuk indikator pembelajaranpertemuan pertama adalah menyebutkan

macam-macam alat optik dan membuat karya/model yang sesuai dengan

rancangan untuk membuat model periskop. Pada pertemuan kedua adalah

menjelaskan fungsi cakram warna yang telah dibuat dan membuat karya/model

yang sesuai dengan rancangan untuk membuat model kaca pembesar sederhana.

Sedangkan pada pertemuan ketiga adalah menguji cara kerja model yang dibuat.

a. Analisis data hasil observasi guru

Hasil observasi pada siklus 2 secara keseluruhan guru sudah melaksanakan

dengan baik antara lain menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

77

mengatur siswa dalam menempati tempat duduknya. Guru juga melakukan

pembagian kelompok secara heterogen lagi, hal ini dilakukan karena pada

pembagian kelompok sebelumnya masih belum merata, hal tersebut terlihat pada

kelompok 5 yang anggotanya terdiri atas siswa laki-laki semua cenderung menjadi

pembuat onar. Pada siklus 2 ini pemahaman guru tentang langkah-langkah dalam

pembelajaran GI sudah mulai terlihat. Guru juga memeriksa kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran serta memotivasi siswa yang suka membuat gaduh

agar dapat tenang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran, guru juga

menjelaskan aturan dalam pembelajaran IPA yang akan dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga sudah memotivasi pada

seluruh kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, menyampaikan apersepsi

dengan sedikit mengulas materi pembelajaran yang lalu untuk mengetahui

kesiapan siswa dalam melanjutkan materi serta menjelaskan tujuan pembelajaran

dan uraian kegiatan agar siswa memiliki gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan.

Pada tahap pengorganisasi siswa ke dalam kelompok guru membagi

kembali siswa menjadi beberapa kelompok walaupun suasana kelas bertambah

ramai dan gaduh dari pada suasana saat siklus 1 karena beberapa siswa protes

akibat adanya perubahan anggota kelompok.

Pada tahap pemilihan topik guru yang menentukan topik yang akan

diinvestigasi oleh masing-masing kelompok yaitu mengenai merancang dan

membuat suatu karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya. Untuk

pertemuan pertama masing-masing kelompok melakukan investigasi merancang

dan membuat model periskop dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Untuk

pertemuan kedua masing-masing kelompok melakukan investigasi tentang

merancang dan membuat model kaca pembesar sederhana. Sedangkan untuk

pertemuan ketiga masing-masing kelompok melakukan investigasi menguji model

yang telah dibuat pada pertemuan pertama dan kedua.

Pada tahap perencanaan tugas guru sudah membimbing siswa berdiskusi

untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian

serta membimbing siswa dalam menyusun rencana penelitian.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

78

Pada tahap pelaksanaan investigasi guru sudah membing siswa dalam

melakukan peneliian, guru sudah mulai menunjukkan sikap terbuka terhadap

respon siswa. Pada tahap ini guru juga sudah menumbuhkan keceriaan dan

antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta menumbuhkan partisipasi

yang aktif dalam proses pembelajaran.

Pada tahap persiapan pembuatan laporan akhir guru memantau hasil

penelitian masing-masing kelompok. Guru juga sudah memeriksa hasil penelitian

kelompok satu per satu.

Pada tahap presentasi laporan akhir guru mengatur jalannya presentasi dari

masing-masing kelompok meskipun keadaan kelas menjadi gaduh saat ada

kelompok lain yang melakukan presentasi. Hal ini tidak jauh beda pada saat

siklus 1. Presentasi dimulai dari kelompok 1 dan diakhiri kelompok trakhir yaitu

kelompok 6. Pada akhir kegiatan presentasi kelompok, guru juga memberikan

pengutan dari hasil presentasi masing-masing kelompok.

Pada tahap yang terakhir yaitu evaluasi guru sudah membimbing siswa

dalam membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran meskipun siswa masih

sangat bergantung kepada guru dalam mengambil kesimpulan. Selain itu guru

juga memberikan kuis tertulis yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang baru saja dipelajari. Sama

halnya pada akhir siklus 1, di akhir siklus 2 guru juga memberikan evaluasi

berupa test formatif. Test tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas dalam

pembelajaran IPA mengenai merancang dan membuat suatu karya atau model

dengan menerapkan sifat cahaya apakah ada peningkatan hasil belajar dari kondisi

awal, siklus 1, ke siklus 2. Pada akhir pembelajaran guru juga melakukan refleksi

pembelajaran.

Berdasarkan observasi guru, pada siklus 2 ini telah menunjukkan adanya

peningkatan cara atau kualitas mengajar yang dilakukan oleh guru dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI apabila dibandingkankan

dengan siklus 1. Dengan melakukan pendekatan khusus dalam pembelajaran GI

misalnya, memberikan motivasi pada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran

dengan baik guru sudah mampu menguasai keadaan kelas, sehingga dapat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

79

dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe GI.

b. Analisis data hasil observasi siswa

Sama halnya dengan siklus 1, pada siklus 2 peneliti mengamati aktivitas

masing-masing kelompok sedangkan untuk pengambilan dokumentasi foto selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran peneliti dibantu oleh 1 orang mahasiswa.

Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GIpada pembelajaran IPA

pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya.

Pada siklus 2 ini siswa sudah mulai memahami langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe GI. Siswa terlihat antusias ketika akan mengikuti

pembelajaran. Hal tersebut terlihat ketika guru kelas, peneliti, dan 1 mahasiswa

sebagai pengambil dokumentasi foto masuk ke ruang kelas dengan membawa alat

pembelajaran siswa terlihat antusias.

Pada tahap pengorganisasi siswa ke dalam kelompok keadaan kelas lebih

gaduh dibandingkan dengan keadaan pada saat siklus. Hal tersebut dikarenakan

guru mengubah susunan anggota kelompok.

Pada tahap pemilihan topik siswa mendengarkan penjelasan guru serta

menjawab pertanyaan dari guru mengenai topik yang akan dipelajari. Siswa juga

sudah mulai terlihat aktif menelaah sumber-sumber informasi.

Pada tahap perencanaan tugas siswa bersama kelompoknya membahas

topik yang akan diinvestigasi selanjutnya merencanakan kegiatan investigasi.

Pada tahap ini sudah terlihat adanya kerja sama dalam kelompok hanya terlihat

beberapa siswa yang belum bisa bekerja sama dengan kelompoknya. Namun

secara keseluruhan siswa sudah melakukan kegiatan dengan baik.

Pada tahap pelaksanaan investigasi siswa bekerja sama dengan

kelompoknya mencari informasi, menagalisis data, selanjutnya mereka melakukan

percobaan dimana langkah-langkah percobaan sudah ditulis dalam Lembar Kerja

Praktikum yang telah dibagikan oleh guru pada saat guru menentukan topik.

Setelah melakukan percobaan selanjutnya siswa membuat kesimpulan dari

investigasinya.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

80

Pada tahap persiapan pembuatan laporan akhir siswa melakukan

persiapan-persiapan tentang apa saja yang akan dilaporkan serta bagaimana

membuat presentasinya. Masing-masing kelompok menunjuk salah satu

anggotanya untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya.

Pada tahap presentasi laporan akhir masing-masing perwakilan kelompok

menyamapaikan hasil karya yang telah dilakukan beserta kesimpulan yang

didapat sedangkan kelompok lain memberikan sanggahan apabila hasilnya

berbeda. Presentasi tersebut dimulai dari kelompok 1 dan diakhiri kelompok

terakhir yaitu kelompok 6.

Pada tahap yang terakhir yaitu evaluasi siswa berdasarkan bimbingan dari

guru membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran. Dalam penarikan

kesimpulan siswa sudah terlihat aktif , hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa

yang menyampaikan gagasannya meskipun dalam menarik kesimpulan masih

bergantung kepada guru. Pada akhir pembelajaran siswa juga diberi kuis tertulis

yang dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

tentang materi yang baru saja dipelajari. Sama halnya pada akhir siklus 1, di akhir

siklus 2 siswa mengerjakan evaluasi berupa test formatif. Test tersebut bertujuan

untuk mengetahui efektifitas dalam pembelajaran IPA mengenai merancang dan

membuat suatu karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya apakah ada

peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1, dan ke siklus 2. Pada akhir

pembelajaran siswa menerima refleksi pembelajaran dari guru.

Dari observasi siswa pada siklus 2 ini sudah ada peningkatan yang cukup

signifikan terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan kondisi awal

(prasiklus) sebelum diadakan tindakan dan siklus 1 dengan menggunakan model

pembeajaran kooperatif tipe GI. Walaupun suasana kelas bertambah gaduh

dibandingkan dengan siklus 1 terutama pada saat pembagian ulang kelompok.

Namun hal tersebut dapat diatasi guru dengan memberikan motivasi kepada para

siswa.

Dalam siklus 2 ini dapat disimpulkan bahwa guru berhasil meningkatkan

hasil belajar IPA kelas 5 SDN Urutsewu 3. Hal tersebut terbukti dengan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

81

meningkatnya rata-rata kelas dan jumlah siswa yang tuntas sesuai dengan nilai

KKM yang telah ditentukan dari sekolah.

3. Tahap Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus 2, telah terjadi peningkatan yang cukup

signifikan dari siswa maupun guru walaupun masih terdapat kekurangan pada

siswa seperti, kondisi kelas menjadi lebih gaduh dari siklus 1 terutama pada saat

pembagian ulang kelompok. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa siswa

yang protes.

Pada siklus 2 telah terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru yang lebih

baik dari siklus 1 dengan ketuntasan klasikal >80% yaitu 89,50%. Kelebihan

tersebut antara lain:

1) Rasa percaya diri siswa telah meningkat. Hal tersebut terlihat dari keberanian

siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari guru, serta

keberanian siswa dalam menyampaikan gagasannya baik dengan guru maupun

teman kelompoknya.

2) Aktivitas siswa meningkat. Hal tersebut terlihat dari cara siswa bekerja

dengan timnya dan semakin aktifnya siswa dalam mengajukan pertanyaan

pada saat kegiatan investigasi. Hal ini berdampak pada meningkatnya hasil

belajar siswa.

3) Guru dapat menguasai keadaan kelas, sehingga dapat dikatakan bahwa guru

berhasil dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

4.2. Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan tindakan penelitian siklus 1 dan siklus 2,

selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Berikut disajikan deskripsi dan

analisis data dari kegiatan siklus 1 dan siklus 2 yang telah diolah.

4.2.1. Deskripsi Data

4.2.1.1. Data Siklus 1

Proses belajar mengajar pada siklus 1 dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI dengan indikator keberhasilan pada siklus 1

dikatakan berhasil apabila terjadi kenaikan nilai rata-rata dari prasiklus serta

adanya kenaikan jumlah siswa yang telah tuntas KKM ≥70.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

82

Hasil evaluasi pada akhir siklus sebagai tolak ukur tingkat pemahaman

tentang cahaya dan sifat-sifatnya yang telah disampaikan oleh guru rata-rata yang

diperoleh adalah 70,34 sedangkan pada pada kondisi awal (prasiklus) yang

diperoleh dari ulangan harian sebelum diadakan siklus 1 nilai rata-rata hanya

mencapai 65,94, dari siklus ini terlihat adanya peningkatan rata-rata hasil belajar

siswa.

Berdasarkan hasil tes pada siklus 1 terdapat 16 siswa yang mendapat nilai

kurang dari 70 sebagai standar KKM, dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah

50. Hal ini berarti pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang optimal karena

masih banyak ditemukan siswa yang belum mencapai KKM, sehingga perlu

tindakan perbaikan.

Dari hasil wawancara dengan 16 siswa yang nilainya kurang dari 70

sebagai standar KKM, ternyata siswa belum dapat menyelesaikan soal dengan

tuntas karena tidak dapat memahami konsep materi pelajaran cahaya dan sifat-

sifatnya. Hal tersebut terjadi karena siswa pasif dan hanya bergantung pada

anggota kelompoknya pada saat mengikuti kegiatan investigasi sehingga kurang

mengerti materi yang telah dipelajari.

Pengolahan data hasil belajar siswa pada siklus 1 untuk mendaptkan range,

kelas, dan interval sama dengan pengolahan data prasiklus. Dengan demikian

peneliti akan mendapatkan hasil distribusi tindakan pada siklus 1 sebagai berikut:

Interval (K) = 1 + 3,3 log n

Banyaknya kategori Log 38 = 1,579

K = 1 + 3,3 log 38

K = 1 + 3,3 .1,579

K = 1 + 5,247

K = 6,247 dibulatkan menjadi 6.

Untuk memperjelas hasil siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

83

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus 1 Kelas 5 SDN Urutsewu 3 No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 84-90 3 7,9%

2 77-83 5 13,2%

3 70-76 13 34,2%

4 63-69 11 28,9%

5 56-62 5 13,2%

6 49-55 1 2,6%

Berdasarkan pada tabel 4.4di atas dapat dilihat yang berada dalamrentang

skor 49-55 sebanyak 1 siswa, dalam rentang skor 56-62 sebanyak 5 siswa, dalam

rentang skor 63-69 sebanyak 11 siswa, rentang skor 70-76 sebayak 13 siswa,

rentang skor 77-83 sebanyak 5 siswa, dan rentang skor 84-94 sebanyak 3 siswa.

Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada

gambar 4.3 dibawah ini:

Gambar 5. Grafik Nilai Siklus 1 Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

4.2.1.2. Data Siklus 2

Berikut dapat dilihat hasil pembelajaran pada siklus 2 yang telah

dilaksanakan pada tabel 13

0

2

4

6

8

10

12

14

84-90 77-83 70-76 63-69 56-62 49-55

3

5

13

11

5

1

Nilai Siklus 1

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

84

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN

Urutsewu 3 Interval Frekuensi Persentase (%)

91-97 4 10,5%

84-90 4 10,6%

77-83 6 15,7%

70-76 20 52,7%

63-69 3 7,9%

56-62 1 2,6%

Berdasarkan pada tabel 4.5dapat dilihat dari jumlah 38 siswa, yang berada

dalam rentang skor rentang skor 56-62 sebanyak 1 siswa, 63-69 sebanyak 3 siswa,

dalam rentang skor 70-76 sebanyak 20 siswa,dalam rentang skor 77-83 sebanyak

6 siswa, dalam rentang skor 84-94 sebanyak 4 siswa, dandalam rentang skor 91-

97 sebanyak 4 siswa.

Secara lebih rinci, hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada

gambar 6 dibawah ini:

Gambar 6. Grafik Nilai Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

0

5

10

15

20

91-97 84-90 77-83 70-76 63-69 56-62

4 46

20

31

Nilai Hasil Belajar Siklus 2

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

85

4.2.2. Analisis Data

Dalam penelitian analisis data yang digunakan adalah analisis

ketuntatasan dan analisis komparatif. Dalam analisis ketuntasan, data mentah dari

hasil yang diperoleh pada tiap siklus dibandingkan dengan skor KKM sehingga

dapat dilihat jumlah siswa yang telah mencapai nilai KKM dan siswa yang belum

mencapai nilai KKM. Sedangkan dalam analisis komparatif, data yang diperoleh

dari hasil analisis ketuntasan dilakukan perbandingkan dengan membandingkan

ketuntasan hasil belajar antara prasiklus, siklus 1, dan siklus 2.

4.2.2.1. Analisis Ketuntasan

1. Analisis Ketuntasan Siklus 1

Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 1 dapat dilihat

dalam tabel 14 berikut.

Tabel 14. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Kelas 5 SDN Urutsewu 3

No Nilai Setelah Tindakan (Siklus 1) Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 <70 17 44,70% Belum tuntas

2 ≥70 21 55,30% Tuntas

Jumlah 38 100%

KKM 70

Rata-rata 70,34

Nilai tertinggi 93

Nilai terendah 50

Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa masih banyak siswa yang nilainya

masih belum tuntas atau belum memenuhi KKM sekolah yaitu 70. Hal tersebut

terlihat siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 17 siswa dengan

persentase 44,7% dari total keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai

KKM sebanyak 21 siswa dengan persentase 55,3% dari total seluruh siswa

sebanyak 38. Nilai terendah hasil belajar siswa adalah 50 sedangkan nilai tertinggi

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

86

hasil belaajar siswa adalah 90. Dan rata-rata yang diperoleh pada siklus 1 adalah

70,34.

Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada

gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7. Grafik Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 1 Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

2. Analisis Ketuntasan Siklus 2

Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 2 dapat dilihat

dalam tabel 15.

Tabel 15. Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2 Kelas 5 SDN Urutsewu 3

No Nilai Setelah Tindakan Pada Siklus 2 Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 <70 4 10,50% Belum tuntas

2 ≥70 34 89,50% Tuntas

Jumlah 38 100%

KKM 70

Rata-rata 76,78

Nilai tertinggi 96

Nilai terendah 60

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Belum Tuntas Tuntas

44,70%

55,30%

Persentase Ketuntasan Siklus 1

Belum Tuntas

Tuntas

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

87

Dari hasil analisis tes formatif siklus 2, terlihat terjadi peningkatan yang

cukup signifikan. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM turun menjadi 4 siswa dengan persentase 10,5% dari total

keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang mencapai KKMmenjadi sebanyak

34siswa dengan persentase 89,5% dari total seluruh siswa sebanyak 38. Nilai

terendah hasil belajar siswa menjadi60 sedangkan nilai tertinggi hasil belaajar

siswa meningkat menjadi96.Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat menjadi

76,78.

Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada

gambar 8. di bawah ini:

Gambar 8. Grafik Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

4.2.2.2. Analisis Deskriptif Komparatif

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yan yang telah dilakukan, maka akan

dilakukan analisis deskriptif komparatif untuk mengukur perubahan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA agar dapat terlihat dengan jelas hasil perbandingan

dari masing-masing siklus.

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Belum Tuntas Tuntas

10,50%

89,50%

Persentase Ketuntasan Siklus 2

Belum Tuntas

Tuntas

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

88

1. Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus Dan Siklus 1

Untuk mengukur perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

agar dapat terlihat dengan jelas hasil perbndingan nilai prasiklus dan nilai siklus 1,

berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan

belajar IPA sebelum tindakan (kondisi awal) atau prasiklus dan setelah tindakan

pada siklus 1.

Tabel 16. Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Prasiklus

dengan Siklus 1

No. Ketuntasan Prasiklus Siklus 1

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Jumlah Siswa

Persentase (%)

1 Tuntas 16 42,10% 21 55,30%

2 Belum Tuntas 22 57,90% 17 44,70%

Jumlah 38 100% 38 100% Rata-rata 65,94 70,34

Nilai Teringgi 84 93 Nilai Terendah 50 50

Seperti pada tabel 16 di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa diketahui

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA jumlah nilai yang

diperoleh dari nilai prasiklus sampai dengan siklus 1 begitu juga dengan

persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan (kondisi awal) atau

prasiklus, jumlah siswa yang tuntas hanya 16 siswa dengan peresentase 42,1%,

meningkat menjadi 21 siswa pada siklus 1 dengan persentase 55,3% atau terjadi

kenaikan 13,2%. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada prasiklus yaitu

22 siswa dengan persentase 57,9% dan turun menjadi 17 siswa dengan persentase

44,7%, setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus 1, jumlah siswa yang

tidak tuntas dari prasiklus sampai pada siklus 1 mengalami penurunan 13,2%.

Berikut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas

sebelum tindakan (kondisi awal) dan setelah tindakan pada siklus 1:

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

89

Gambar 9. Grafik Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Prasiklus dengan Siklus 1 2. Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Siklus 1 Dan Siklus 2

Untuk mengukur perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

agar dapat terlihat dengan jelas hasil perbndingan nilai prasiklus dan nilai siklus 1,

berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan

belajar IPA pada siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 17. Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

dengan Siklus 2

No. Ketuntasan Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Jumlah siswa Persentase (%)

1 Tuntas 21 55,30% 34 89,50%

2 Belum Tuntas 17 44,70% 4 10,50%

Jumlah 38 100% 38 100% Rata-rata 70,34 76,78

Nilai Teringgi 93 96 Nilai Terendah 50 60

Seperti pada tabel 17 di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa diketahui

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA jumlah nilai yang

0

5

10

15

20

25

Prasiklus Siklus 1

16

2122

17

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus dan Siklus 1

Tuntas

Belum Tuntas

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

90

diperoleh dari siklus 1 dengan siklus 2 begitu juga dengan persentase ketuntasan

hasil belajar siswa. Pada siklus 1, jumlah siswa yang tuntas hanya 21 siswa

dengan peresentase 55,30%, meningkat menjadi 34 siswa pada siklus 2 dengan

persentase 89,50 atau terjadi kenaikan 34,20%. Sedangkan jumlah siswa yang

belum tuntas pada siklus 1 yaitu 17 siswa dengan persentase 44,70 dan turun

menjadi 4 siswa dengan persentase 10,50% setelah peneliti melakukan

pemantapan pada siklus 2, jumlah siswa yang tidak tuntas dari siklus 1ke siklus 2

mengalami penurunan 34,20%

Berikut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas

sebelum tindakan (kondisi awal) dan setelah tindakan pada siklus 1:

Gambar 10. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Negeri Urutsewu 3 3. Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan

Siklus 2

Untuk mengukur perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

agar dapat terlihat dengan jelas hasil perbndingan nilai prasiklus dan nilai siklus 1,

berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan

belajar IPA sebelum tindakan (kondisi awal) atau prasiklus, setelah tindakan pada

siklus 1 dan siklus 2.

05

1015

202530

35

Siklus 1 Siklus 2

21

34

17

4

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 dan Siklus 2

Tuntas

Belum Tuntas

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

91

Tabel 18. Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Urutsewu 3

No. Ketuntasan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Jumlah Siswa

Persentase (%)

Jumlah siswa

Persentase (%)

1 Tuntas 16 42,10% 21 55,30% 34 89,50%

2 Belum Tuntas 22 57,90% 17 44,70% 4 10,50%

Jumlah 38 100% 38 100% 38 100% Rata-rata 65,94 70,34 76,78

Nilai Teringgi 84 93 96 Nilai Terendah 50 50 60

Seperti pada tabel 18 di atas, dapat terlihat perbandingan jumlah dan

presentasi ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada kondisi awal

atau kegiatan prasiklus jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM yang

ditentukan hanya ada 16 siswa dengan persentase 42,1% sedangkan jumlah siswa

yang belum mencapai KKM ada 22 siswa dengan presentase 57,9%. Setelah

peneliti melakukan tindakan atau kegiatan siklus 1 jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM meningkat menjadi 21 siswa dengan presentase 53,3% sedangkan

jumlah siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM menurun menjadi 17

siswa dengan presentase 44,7%. Kemudian peneliti melakukan tindakan lagi

untuk memperbaiki dan pemantapan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan siklus

2. Pada siklus 2 jumlah siswa yang mencapai nilai sesuai KKM mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaituberjumlah 34 siswa dengan presentase

89,5% sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM

mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu brjumlah 4 siswa dengan

presentase 10,5%. Hal ini membuktikan bahwa terjadinya peningkatan hasil

belajar siswa dari kondisi sebelum diberi tindakan (kondisi awal) atau prasiklus,

kondisi setelah diberi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut disajikan dalam

grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas sebelum tindakan (kondisi awal)

dan setelah tindakan pada siklus 1 dan siklus 2:

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

92

Gambar 11. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Negeri Urutsewu 3

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SDN urutsewu

3 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali masih ditemukan kurangnya tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari

rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran IPA apabila dibandingkan dengan

beberapa mata pelajaran yang lain. Pembelajarannya pun masih menggunakan

metode konvensional sehingga siswa cepat merasa bosan serta pengalaman siswa

dalam menggali pengetahuan masih kurang.

Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan siklus 1 guru cenderung

sebagai penentu jalannya proses pembelajaran. Siswa adalah penerima informasi

secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan

diasumsikannya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki

sesuai dengan standar. Kebenarannyapun bersifat absolut dan pengetahuan

bersifat final, sehingga pengalaman siswa dalam menggali pengetahuan masih

kurang. Selain itu siswa masih bekerja secara individual sehingga interaksi di

antara siswa masih kurang. Siswa terlihat jenuh, konsentrasi hanya terjadi pada 30

menit awal pelajaran sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA rendah.

0

5

10

15

20

25

30

35

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

22

17

4

16

21

34

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Belum Tuntas

Tuntas

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

93

Nilai rata-rata yang didapat siswa sebelum diadakan tindakan (kondisi

awal) atau prasiklus adalah 65,94. Siswa yang sudah mencapai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM = 70) hanya ada 16 siswa (42,1%). Nilai tertinggi

yang diperoleh pada kondisi awal atau prasiklus adalah 84 sedangkan untuk nilai

terendah adalah 50.

Perbandingan yang cukup signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan

belum tuntas menunjukkan bahwa ke-16 siswa yang telah tuntas memiliki daya

tangkap yang lebih apabila dibandingkan dengan teman-temannya yang lain

meskipun hanya menggunakan metode konvensional. Sedangkan 23 siswa yang

lain masih kurang dalam menangkap dan menguasai materi yang disampaikan

guru pada aktivitas belajar prasiklus. Berdasarkan keadaan prasiklus tersebut

sehingga perlu diadakan tindakan yang sesuai yaitu dengan mengubah strategi

dalam pembelajaran yang mampu menciptakan suasana kelas yang kondunsif

dimana siswa dapat bekerja sama antara siswa yang lebih pandai dengan siswa

yang kurang dan strategi agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran.

Serta pada pembelajaran dalam proses memperoleh pengetahuan melalui tindakan

langsung, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna.

Menurut Isjoni (2013:14-15) pembelajaran kooperatif adalah salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran

kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaiakan tugas

kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Sedangkan group

investigation merupakan proses yang menekankan inisiatif siswa untuk berpikir

secara analitis, kritis, kreatif, reflektif, dan produktif untuk memperoleh suatu

pengetahuan. Dalam group investigation (GI) lebih menekankan pada siswa untuk

melakukan penyelidikan secara ilmiah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan

suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam sebuah kelompok

kecil untuk melakukan penyelidikan guna memperoleh suatu pengetahuan.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

94

Teori dari Isjoni tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. Pada saat peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

GI dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran adalah 1) pengorganisasi

siswa ke dalam kelompok; 2) pemilihan topik; 3) perencanaan tugas; 4)

pelaksanaan investigasi; 5) persiapan pembuatan laporan akhir; 6) presentasi

laporan akhir dan; 7) evaluasi, hasil belajar IPA yang diperolehpun meningkat.

Peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari peroleh pada tes formatif

pada akhir siklus 1 dan siklus 2.

1. Siklus 1

Siklus 1 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI sesuai

sintaks siswa yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 21 siswa (55,30%),

sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 17 siswa (44,70%).

Nilai rata-rata kelasnya adalah 70,34. Untuk nilai tertinggi yang diperoleh

adalah 93 sedangkan nilai terendah adalah 50.

2. Siklus 2

Siklus 2 juga dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI

sesuai dengan sintaks siswa yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 34

siswa (89,50%), sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 4

siswa (10,50%). Nilai rata-rata kelasnya adalah 76,78. Untuk nilai tertinggi

yang diperoleh adalah 96 sedangkan nilai terendah adalah 60.

Meskipun masih ditemukan siswa yang belum mencapai nilai KKM

namun apabila berdasarkan pada indikator keberhasilan, penelitian ini sudah

dikatakan berhasil karena pada siklus 2 jumlah ketuntasan klasikal lebih dari 80%

yaitu 89,47%. Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat siswa yang belum

mencapai nilai KKM rendahnya nilai yang mereka peroleh disebabkan karena

belum pahamnya tentang materi yang diajarkan. Hal itu disebabkan karena

rendahnya daya tangkap keempat siswa tersebut terbukti dengan rendahnya nilai

yang diperoleh baik dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, sehingga diperlukan

perhatian khusus terhadap keempat siswa tersebut. Namum meskipun keempat

siswa tersebut belum mencapai nilai KKM, tetapi keempat siswa tersebut telah

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8027/4/T1_292010237_BAB IV.pdf · ulangan harian terakhir yang diperoleh dari guru kelas 5. Berdasarkan

95

mengalami peningkatan hasil belajar apabila dibandingkan dari hasil belajar

prasiklus ke siklus 1, dan ke siklus 2

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Untari (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Pokok Bahasan Energi Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester II Tahun

ajaran 2011/2012”. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD

Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Berdasarkan perolehan nilai yang didapat pada siklus 1 dan 2

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dengan langkah-langkah pembelajaran 1) pengorganisasi siswa ke

dalam kelompok; 2) pemilihan topik; 3) perencanaan tugas; 4) pelaksanaan

investigasi; 5) persiapan pembuatan laporan akhir; 6) presentasi laporan akhir dan;

7) evaluasi, dapat meningkatkan kerja sama kelompok dan meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran pokok bahasan cahaya dan sifat-

sifatnya yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar IPA kelas 5 di SDN

Urutsewu 3 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.