BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil analisis data penelitian yang bertujuan untuk menjawab persoalan penelitian. bab ini akan di bagi dalam beberapa bagian, yakni karakteristik responden, hasil uji asumsi, dan hasil analisis data. 4.1 DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 So’e, yang berlokasi di jalan Ki Hajar Dewan Toro No. 18, Kecamatan Kota So’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sekolah ini memiliki fasilitas penunjang guna meningkatkan mutu pendidikan siswa, seperti sarana ruang computer, sarana perpustakaan, serta pra-sarana untuk kegiatan ekstrakulikuler seperti lapangan basket, volley. Jumlah seluruh siswa SMP Negeri 1 So’e adalah 812 siswa, dengan jumlah siswa Pria 389 orang dan siswa perempuan 423 orang, yang dibagi kedalam tiga kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Kelas VII terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 272 orang, kelas VIII terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 229 orang dan kelas IX terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 311 orang. Sampel yang diambil oleh penulis berjumlah 121 orang dari empat kelas pada kelas VIII. Penelitian dilakukan selama 1 minggu mulai dari tanggal 29 Februari sampai tanggal 6 maret 2012. Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada kelas VIII.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil analisis data

penelitian yang bertujuan untuk menjawab persoalan

penelitian. bab ini akan di bagi dalam beberapa bagian, yakni

karakteristik responden, hasil uji asumsi, dan hasil analisis

data.

4.1 DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 So’e, yang berlokasi di jalan Ki Hajar Dewan Toro No.

18, Kecamatan Kota So’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Sekolah ini memiliki fasilitas penunjang guna meningkatkan

mutu pendidikan siswa, seperti sarana ruang computer,

sarana perpustakaan, serta pra-sarana untuk kegiatan

ekstrakulikuler seperti lapangan basket, volley. Jumlah

seluruh siswa SMP Negeri 1 So’e adalah 812 siswa, dengan

jumlah siswa Pria 389 orang dan siswa perempuan 423 orang,

yang dibagi kedalam tiga kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX.

Kelas VII terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 272 orang,

kelas VIII terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 229 orang

dan kelas IX terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa 311

orang. Sampel yang diambil oleh penulis berjumlah 121 orang

dari empat kelas pada kelas VIII. Penelitian dilakukan selama

1 minggu mulai dari tanggal 29 Februari sampai tanggal 6

maret 2012. Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada

kelas VIII.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN

Analisis karakteristik responden digunakan untuk

memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang

menggambarkan karakteristik responden merupakan

informasi tambahan untuk memahami hasil penelitian.

Karakteristik responden disajikan berdasarkan gender.

Table 4.1

Responden menurut jenis kelamin

Gender

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 61 50.4 50.4 50.4

Wan

ita

60 49.6 49.6 100.0

Total 121 100.0 100.0

Sumber : data primer yang diolah 2012

Berdasarkan persentase jenis kelamin di atas maka

diketahui bahwa sampel seimbang antara siswa laki-laki

berjumlah 61 orang dan siswi perempuan berjumlah 60 orang.

4.3 DESKRIPSI HASIL PENGUKURAN VARIABEL

4.3.1 Perhitungan nilai maximun, minimum, rata-rata, dan

standar deviasi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Hasil perhitungan nilai maximum, minimum, rata-rata,

dan standar deviasi dari skala Self-efficacy, Motivasi Belajar,

dan Prestasi Belajar, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Nilai Maximum, Minimum, Rata-rata, dan Standar Deviasi

Skala Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Prestasi belajar

Statistics

SE MB PB

N Valid 121 121 121

Missing 0 0 0

Mean 49.91 56.24 75.21

Std. Deviation 11.606 13.916 5.937

Minimum 27 27 60

Maximum 81 94 89

Sumber : data primer yang diolah 2012

Dari tabel 4.2, diketahui bahwa efikasi diri dari subyek

penelitian mempunyai rata-rata sebesar 49.91 dengan standar

deviasi 11.606 bergerak dari kategori minimum (27) sampai

dengan kategori maksimum (81). Selanjutnya Motivasi Belajar

dari subyek penelitian mempunyai rata-rata sebesar 56.24

dengan standar deviasi 13.916 bergerak dari kategori

minimum (27) sampai dengan kategori maksimum (94), dan

yang terakhir Prestasi Belajar dari subyek penelitian

mempunyai rata-rata sebesar 75.21 dengan standar deviasi

5.937 bergerak dari kategori minimum (60) sampai dengan

kategori maksimum (89).

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

4.3.2 Identifikasi skor

4.3.2.1 Variabel efikasi diri

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel efikasi

diri, digunakan kategori, yakni: rendah, sedang, tinggi, dan

sangat tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk

mengukur variabel disiplin kerja adalah 24 item valid.

Dengan demikian untuk variable efikasi diri memiliki skor

terendah 24 (1X24) dan skor tertinggi 96 (4X24). Adapun

rumus yang digunakan untuk mencari rentang skor adalah

sebagai berikut:

Dengan demikian, tinggi rendahnya efikasi diri siswa

dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Deskripsi Pengukuran Efikasi Diri Siswa

No Rentang Skor

Kategori N % Mean

1 78 ≤ x < 96 Sangat tinggi

4 3.3% 1.98

2 60 ≤ x <78 Tinggi 21 17.4%

3 42 ≤ x < 60 Sedang 65 53.7%

4 24 ≤ x < 42 Rendah 31 25.6%

Total 121 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel

Efikasi diri memiliki rata-rata sebesar 1.98, sehingga

tergolong dalam kategori Sedang. Prosentasse di setiap

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

kategori yaitu 3.3% subyek berada pada kategori Sangat

Tinggi, 17.4% subyek berada pada kategori tinggi, 53.7%

subyek berada pada kategori sedang dan 25.6% subyek

berada pada kategori rendah. Secara keseluruhan dapat

dikatakan bahwa efikasi diri siswa SMP Negeri 1 So’e

tergolong Sedang.

4.3.2.2 Variabel motivasi belajar

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel

Motivasi Belajar, digunakan kategori, yakni: rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Jumlah item yang

digunakan untuk mengukur variabel disiplin kerja adalah

27 item valid. Dengan demikian untuk variable Efikasi diri

memiliki skor terendah 27 (1X27) dan skor tertinggi 108

(4X27). Adapun rumus yang digunakan untuk mencari

rentang skor adalah sebagai berikut:

Dengan demikian, tinggi rendahnya Motivasi Belajar

siswa dikategorikan sebagai berikut:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Tabel 4.4

Deskripsi Pengukuran Motivasi Belajar Siswa

No Rentang Skor Kategor

i

N % Mea

n

1 87.75 ≤ x < 108 Sangat tinggi

3 2.5% 1.98

2 67.5 ≤ x < 87.75 Tinggi 21 17.4%

3 47.25 ≤ x < 67.25 Sedang 68 56.2%

4 27 ≤ x < 47.25 Rendah 29 24. %

Total 121 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel

Motivasi Belajar memiliki rata-rata sebesar 1.98, sehingga

tergolong dalam kategori Sedang. Prosentasse di setiap

kategori yaitu 2.5% subyek berada pada kategori Sangat

Tinggi, 17.4% subyek berada pada kategori tinggi, 56.2%

subyek berada pada kategori sedang dan 24.0% subyek

berada pada kategori rendah. Secara keseluruhan dapat

dikatakan bahwa Motivasi Belajar siswa SMP Negeri 1 So’e

tergolong Sedang.

4.3.2.3 Variabel prestasi belajar

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel

Prestasi Belajar, digunakan kategori, yakni: rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Prestasi belajar siswa

diperoleh dari nilai hasil belajar pada mata pelajaran

matematika dengak skor tertinggi adalah 89 dan skor

terendah adalah 60. Adapun rumus yang digunakan untuk

mencari rentang skor adalah sebagai berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Dengan demikian, tinggi rendahnya Prestasi Belajar

siswa dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Deskripsi Pengukuran Prestasi Belajar

No Rentang Skor Kategor

i

N % Mea

n

1 81.75 ≤ x < 89 Sangat

tinggi

22 18.2% 2.70

2 74.5 ≤ x < 81.75 Tinggi 51 42.1%

3 67.25 ≤ x < 74.5 Sedang 38 31.4%

4 60 ≤ x < 67.25 Rendah 10 8.3%

Total 121 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa variabel

Prestasi Belajar memiliki rata-rata sebesar 2.70, sehingga

tergolong dalam kategori Tinggi. Prosentasse di setiap

kategori yaitu 18.2% subyek berada pada kategori Sangat

Tinggi, 42.1% subyek berada pada kategori tinggi, 31.4%

subyek berada pada kategori Sedang dan 8.3% subyek

berada pada kategori Rendah. Secara keseluruhan dapat

dikatakan bahwa Prestasi Belajar siswa SMP Negeri 1 So’e

tergolong Tinggi.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

4.4 UJI STATISTIK

Uji statistik dalam penelitian ini, menggunakan program

SPSS for windows versi 17.0.

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

Agar dapat melakukan analisa regresi, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data

terdistribusi secara normal. Penelitian ini menggunakan

empat uji asumsi klasik, yaitu: uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linearitas,

dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.0.

4.4.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Hasil

uji normalitas disajikan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Gambar 4.2

Dari grafik histogram (gambar 4.1.) tampak bahwa

residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris

tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal

probility plots (gambar 4.2.) titik-titik menyebar berhimpit

di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa

residual terdistribusi secara normal.

Uji kolmogorov-smirnov dapat dilakukan untuk

menguji apakah residual terdistribusi secara normal. Suatu

data disebut terdistribusi normal jika nilai p > 0.05,

sebaliknya jika nilai p < 0.05 maka data tidak terdistribusi

secara normal (Ghozali, 2011). Hasil uji kolmogorov smirnov

tampak pada tabel 4.6 berikut ini.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

res

N 121

Normal

Parametersa,,b

Mean .0000

Std. Deviation 5.90458

Most Extreme

Differences

Absolute .068

Positive .068

Negative -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .749

Asymp. Sig. (2-tailed) .630

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil uji residual dengan kolmogorov-smirnov yang

tampak pada tabel 4.6, menunjukkan bahwa efikasi diri,

motivasi belajar dan prestasi belajar memiliki nilai p=

0.630 (p>0.05), artinya bahwa ketiga data tersebut

terdistribusi normal.

4.4.1.2 -Uji multikolinearitas

Uji mulitikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka terdapat problem multikolinearitas. Oleh karena itu

untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas,

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Inflation Factor (VIF). Multikolonieritas bisa terjadi jika nilai

tolerance < 0.10 dan VIF < 10, selain itu koefisien korelasi

antar variabel harus berada di bawah 0.95 (Ghozali, 2009).

Hasil hitung dengan menggunakan SPSS for windows

versi 17.0, hasil nilai tolerance dan nilai VIF data penelitian

dapat dilihat pada tabel 4.7, dan nilai korelasi antar

variabel dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.7

Nilai Tolerance dan VIF

Variabel Efikasi diri dan Motivasi Belajar

Tabel 4.8 Koefisien Korelasi Variabel Efikasi Diri dan

Motivasi Belajar

Coefficient Correlationsa

Model MB SE

1 Correlation

s

MB 1.000 -.685

SE -.685 1.000

Covariance

s

MB .003 -.002

SE -.002 .004

a. Dependent Variable: PB

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SE .531 1.883

MB .531 1.883

a. Dependent Variable: PB

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 yaitu, nilai

tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang

memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak

ada korelasi antar variabel independen, dan hasil

perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

menunjukkan nilai VIF di sekitar angka 1. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar

variabel independen dalam model regresi.

Sedangkan melihat hasil besaran korelasi antar

variabel independen (tabel 4.8), tampak bahwa variabel

Self-efficacy yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan

variabel Motivasi Belajar dengan tingkat korelasi sebesar –

0,685. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 0.95 (95%),

maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang

serius.

4.4.1.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot

antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED, dimana bila titik pada grafik

scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut

ini.

Gambar 4.3

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun

di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi Prestasi Belajar berdasarkan masukan

variabel independen, yaitu: efikasi diri dan Motivasi Belajar.

4.4.1.4 Uji linearitas

Berdasarkan hasil uji linearitas pada variabel efikasi

diri dan Prestasi Belajar, dapat diketahui bahwa nilai F

beda adalah 1.292 dengan signifikansi 0.166 (p>0.05),

maka disimpulkan bahwa terdapat linearitas hubungan

antara efikasi diri dengan Prestasi Belajar. Hasil uji coba

linearitas pada variabel efikasi diri dengan Prestasi Belajar,

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Uji Linearitas Efikasi Diri dan Prestasi Belajar

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

PB

*

SE

Between

Groups

(Combine

d)

1650.985 40 41.275 1.280 .174

Linearity 26.168 1 26.168 .812 .370

Deviation

from

Linearity

1624.817 39 41.662 1.292 .166

Within Groups 2579.429 80 32.243

Total 4230.413 120

Berdasarkan hasil uji linearitas pada variabel

Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar, dapat diketahui

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

bahwa nilai F beda adalah 0.763 dengan signifikansi 0.839

(p>0.05), maka disimpulkan bahwa terdapat linearitas

hubungan antara Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.

Hasil uji coba linearitas pada variabel Motivasi Belajar dan

Prestasi Belajar, dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini.

Tabel 4.10 Uji Linearitas Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar

4.4.2 Uji Hipotesa

Hipotesis: Efikasi diri dan Motivasi Belajar secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar

Matematika siswa SMP N 1 So’e.

Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan analisis

regresi berganda dua variabel. Dua variabel yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah dua variabel independen, yakni

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

PB *

MB

Between

Groups

(Combine

d)

1470.751 49 30.015 .772 .830

Linearity 46.345 1 46.345 1.19

2

.279

Deviation

from

Linearity

1424.406 48 29.675 .763 .839

Within Groups 2759.662 71 38.868

Total 4230.413 120

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

efikasi diri dan motivasi belajar. Berikut ini adalah hasil dari

analisis dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Berganda Efikasi Diri dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi belajar

Model Summaryb

Mode

l R

R

Squa

re

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .105a .011 -.006 5.954 1.914

a. Predictors: (Constant), MB, SE

b. Dependent Variable: PB

Dari hasil output SPSS for windows versi 17.0,

menunjukkan bahwa koefisien determinasi/ R Square (R²)

sebesar 0.011. Hal ini menjelaskan bahwa 1.1 % dari variasi

yang terjadi pada Prestasi Belajar dapat dijelaskan oleh variasi

kedua variabel independen, yakni: Efikasi diri (X1) dan

Motivasi Belajar (X2), sedang sisanya yaitu 98.9% dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi simultan (uji

statistik F) dengan menggunakan uji anova (F-test) yang

bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel dependen atau variabel terikat.

Hasil pengujian disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda

(Uji Signifikansi Simultan / Uji Statistik F) Efikasi diri dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar

Pada tabel anova (tabel 4.13) menunjukkan bahwa uji

signifikansi simultan (uji statistik F), diperoleh nilai Fhitung

sebesar 0.659 dengan tingkat signifikansi 0.519 (p>0.05).

Dengan demikian Efikasi diri dan Motivasi Belajar secara

bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap Prestasi Belajar. Probabilitas (0.519) jauh lebih besar

dari 0.05, maka kedua variabel independen yaitu Efikasi diri

dan Motivasi Belajar tidak dapat digunakan sebagai prediktor

Prestasi Belajar. Dengan demikian hipotesis penelitian yang

menyebutkan bahwa, Efikasi diri dan Motivasi Belajar secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar,

tidak diterima.

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressi

on

46.732 2 23.366 .659 .519a

Residua

l

4183.681 118 35.455

Total 4230.413 120

a. Predictors: (Constant), MB, SE

b. Dependent Variable: PB

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Selanjutnya dilakukan uji statistik t untuk

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/

independen yaitu Efikasi diri dan Motivasi Belajar secara

individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel

dependen atau variabel terikat yaitu Prestasi Belajar. Pada uji

statistik t diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Berganda (Uji Signifikan Parameter Individual/ Uji Statistik t)

Efikasi diri dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Coefficientsa

Pada tabel 4.13 diketahui bahwa, dari kedua variabel

independen yang dimasukan ke dalam model regresi, variabel

Efikasi diri tidak signifikan karena dilihat dari probabilitas

signifikansi untuk Efikasi diri sebesar 0.917 atau jauh dari

kriteria signifikan (p-value<0.05), hal ini menjelaskan bahwa

variabel efikasi diri secara parsial tidak mempengaruhi

variabel Prestasi Belajar. Sedangkan variabel Motivasi Belajar

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constan

t)

72.584 2.535

28.6

34

.000

SE .007 .064 .013 .104 .917

MB .041 .054 .096 .762 .448

a. Dependent Variable: PB

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

juga tidak memenuhi kriteria signifikan dengan probabilitas

signifikansi sebesar 0.448 atau jauh dari kriteria signifikan (p-

value<0.05). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel

motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel Efikasi diri dan

Motivasi Belajar tidak berpengaruh pada Prestasi Belajar

Matematika.

Dengan demikian, berdasarkan hasil uji hipotesis

penelitian di atas, maka hipotesis yang menjelaskan bahwa

Efikasi diri dan Motivasi Belajar secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Prestasi Belajar Matematika siswa tidak

diterima.

4.5 DISKUSI

Analisa statistik penelitian ini menggunakan pengujian

regresi berganda untuk melihat secara bersama pengaruh

variabel independen pada prestasi belajar matematika.

Berdasarkan hasil pengujian statistik, diketahui bahwa tidak

terdapat pengaruh bersama-sama antara efikasi diri dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 So’E. Dari hasil analisa membuktikan bahwa

hipotesis tersebut tidak diterima. Hal ini dapat dibuktikan dari

uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang menunjukkan

nilai F hitung sebesar 0.659 dengan tingkat signifikansi 0.519

(p>0.05). Nilai R square (R2) sebesar 0.11 yang menunjukan

bahwa 1.1% dari variabel prestasi belajar (Y) dapat dijelaskan

oleh dua variabel independen yaitu efikasi diri (X1) dan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

motivasi belajar (X2). Hal ini berarti bahwa efikasi diri dan

motivasi belajar secara simultan tidak bisa menjadi prediktor

prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 So’E, sehingga dapat

dikatakan bahwa jika rendah efikasi diri siswa dan motivasi

belajar siswa maka makin negatif prestasi belajar pada siswa

dan sebaliknya jika tinggi efikasi diri siswa dan motivasi

belajar siswa maka makin positif prestasi belajar siswa. Hasil

analisa tersebut didasarkan pada beberapa alasan, dan

kemudian dibahas dalam setiap variabel.

Pertama, berdasarkan hasil analisa statistik tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa siswa SMPN 1 So’E pada kelas

VIII tidak memiliki efikasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji t pada tabel 4.13 dengan nilai β=0.013,

nilai t=0.014 dengan taraf siginifikan 0.917 (p > 0.05) . Dari

hasil penelitian ini menunjukan bahwa efikasi diri tidak

memberikan pengaruh pada prestasi belajar. Hal ini senada

dengan penelitian yang dilakukan oleh Powers, Vacouver dkk

(dalam Tahalele 2005) yang mengatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang positif signifikan antara self-efficacy dengan

prestasi seseorang. Hal ini didukung juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Shaw (2008) dimana menunjukan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy

dengan indeks prestasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh siswa tidak

menunjukan efikasi dirinya dalam mengikuti proses

pembelajaran, siswa ragu-ragu, tidak yakin dengan dirinya

sendiri ‘’orang lain bisa kenapa saya tidak bisa’’ dan juga

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

siswa merasa takut atau cemas ketika menghadapi soal

latihan ataupun disuruh untuk mengerjakan soal di papan

tulis. Menurut Bandura (1995) faktor yang memengaruhi

proses pembentukan efikasi diri seseorang haruslah memiliki

pengalaman tidak langsung, keadaan fisiologis yang ikut

memengaruhi dan juga persuasi secara verbal. Pengalaman

tidak langsung dengan melihat kesuksesan orang lain yang

memiliki kesamaan dengan dirinya, akan dapat meningkatkan

harapan efikasi dirinya, siswa dapat menilai dirinya memiliki

kemampuan seperti yang dimiliki oleh orang lain. Dengan

prinsip yang sederhana siswa dapat mencontoh di mana jika

orang lain dapat melakukannya maka begitu pula dengan

dirinya dapat melakukan hal yang sama. Persuasi verbal

sering digunakan untuk meyakinkan seseorang tentang

kemampuannya sehingga dapat memungkinkan individu

meningkatkan usahanya untuk mencapai tujuannya. Persuasi

verbal ini akan berlangsung efektif bila berdasarkan realita

dan memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dirinya

dapat mencapai apa yang ditujukannya melalui tindakan

nyata. Dan juga keadaan fisiologis seseorang akan

memperoleh informasi melalui keadaan fisiologisnya dalam

menilai kemampuannya sehingga akan cenderung memiliki

harapan kesuksesan dalam melakukan tugas yang lebih

besar, bila dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan

dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatis

dalam dirinya.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

Bandura (1955) menyatakan bahwa kognisi adalah

sebagai tingkah laku perantara di mana persepsi diri kita

mempengaruhi tingkah laku. Ditekankan bahwa efikasi diri

sangat berpengaruh dalam tingkah laku seseorang. Anak-anak

mungkin mempunyai kemampuan dalam melaksanan tugas,

namun jika mereka menganggap bahwa mereka tidak mampu

melaksanakan tugas tersebut maka mereka bisa gagal atau

bahkan tidak mencoba untuk menggunakan skill mereka.

Keluarga merupakan penyumbang utama efikasi diri anak.

Adicondro dan purnomosari (2011) mengatakan bahwa

dukungan sosial keluarga yang memiliki peranan cukup

penting karena keluarga merupakan orang yang terdekat

dengan individu. Apabila individu mendapatkan dukungan

emosi dari keluarganya, saat menghadapi rintangan dalam

belajar maka anak akan mendapatkan dukungan dari

keluarganya sehingga ia tetap merasa lebih yakin dan tetap

mampu merencanakan dan mengontrol kegiatan belajarnya

serta memanfaatkan lingkungannya.

Selain itu kecenderungan untuk menganggap diri lemah

dan tidak mampu, sehingga selalu mengandalkan orang lain

juga menjadi salah satu penghalang tingginya efikasi diri

seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Menganggap diri

lemah sehingga terus bergantung dengan orang lain sama saja

artinya dengan rendahnya self-confidence (kepercayaan diri)

seseorang. Kepercayaan diri menurut Louster (dalam Praptoro,

2005) adalah sebagai sikap atau perasaan yang tidak

tergantung pada orang lain, karena kekuatan, kemampuan,

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

ketrampilan, dan dapat menghasilkan suatu keyakinan akan

kesuksesan tugasnya tanpa harus membandingkan dirinya

dengan orang lain, dan tidak memerlukan dukungan orang

lain.

Kedua, berdasarkan hasil analisa statistik tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa siswa SMPN 1 So’E pada kelas

VIII tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji t pada tabel 4.13 dengan nilai β=0.096,

nilai t=0.762 dengan taraf siginifikan 0.448 (p > 0.05). Dari

hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi belajar tidak

memberikan pengaruh pada prestasi belajar. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Tstu (2010) yang

menunjukan tidak ada hubungan yang positif signifikan

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika

(dengan p = 0.638 > 0.05). Kemudian didukung juga oleh

penelitian yang dilakukan oleh Issu (2005) yang menunjukan

tidak ada hubungan positif signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar matematika. Di dalam kegiatan belajar

mengajar peran motivasi sangat diperlukan. Pintrich dan

Schunk (1996) menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan,

motivasi intrinsik yang dimiliki siswa lebih membantu dalam

proses belajar dan meraih prestasi yang baik. Hal ini

disebabkan karena siswa yang termotivasi secara intrinsik

biasanya selalu berusaha untuk meningkatkan belajar

mereka. Akan tetapi motivasi ini sendiri bukan saja bersumber

dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor lain yang

memengaruhi motivasi belajar siswa juga bersumber dari luar

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

(eksternal), misalnya kondisi lingkungan belajar (iklim kelas),

orang tua, dan juga upaya guru dalam proses pembelajaran

(Winkel, 1983). Proses pembelajaran erat sekali hubungannya

dengan lingkungan atau suasana tempat proses belajar itu

berlangsung terutama pada iklim kelas. Hoy & Miskell (dalam

Hadiyanto, 2004) menyatakan bahwa iklim merupakan

kualitas lingkungan (kelas) yang terus menerus dialami oleh

guru yang memengaruhi tingkah laku siswa dalam

menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Misalnya

munculnya sikap saling terbuka, sikap saling menghargai,

mendahulukan kepentingan bersama.

Selain kondisi lingkungan, peran guru juga sangat

memengaruhi akan motivasi belajar siswa. Dalam

pembelajaran guru hendaknya dapat memanfaatkan segala

fasilitas penunjang yang dapat mendinamiskan pembelajaran

hingga menimbulkan ketertarika siswa. Hal ini sejalan dengan

pendapat Dimyati & Mudjiono (1999) yang mengatakan bahwa

pembelajaran yang berkembang, dan lingkungan yang

semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi

yang bagus dalam pembelajaran. Guru professional

diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah,

siaran radio, TV, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk

memotivasi belajar. Peran guru dalam memotivasi siswa dalam

belajar diharapkan dapat mengembangkan aktivitas dan

inisiatif siswa agar lebih tekun dalam belajar.

Selain peran guru, peran orang tua dalam memotivasi

anak sangat penting dalam pengembangan kognisi dan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

prestasinya, mengingat orang tua adalah orang terdekat dalam

kehidupan anak. Menurut Dimyati & Mudjiono (1999),

motivasi orang tua dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk

perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan

dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada

pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dalam

kaitannya dengan prestasi belajar maka tugas orang tua

sangat penting dalam menumbuhkan semangat belajar.

Dalam hal ini orang tua hendaknya memberikan motivasi

kepada anak-anaknya, sehingga akan timbul dalam diri anak

itu hasrat belajar yang lebih baik, anak akan dapat menyadari

apa gunanya belajar itu, jika diberikan perangsang atau

motivasi. Dimyati & Mudjiono (1999), mengatakan bahwa

hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan

kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil sangat

memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari orang

tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik dan memperoleh

nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau

hukuman” dari orang tua .

Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat

merupakan motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar

dengan bersemangat. Berdasarkan informasi yang diperoleh

dari siswa SMP Negeri 1 So’E bahwa orang tua juga berperan

penting dalam membantu kelancaran dan juga prestasi

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

anaknya. Orang tua mengontrol anaknya dalam proses belajar

di rumah dan juga memberikan suatu reward atau

pengharagaan berupa hadiah atau hukuman. Contohnya

seperti jika anak mendapat ranking 1 maka orang tua akan

mengabulkan permintaannya, sedangkan jika anak mendapat

nilai yang jelek maka orang tua akan memberikan hukuman

berupa larangan atau batasan waktu untuk bermain dengan

teman sebaya, dimarahin, dan sebagainya. Oleh karena itu,

motivasi orangtua juga menjadi salah satu penentu dalam

pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut Stainbeck dan

Susan (dalam Soukotta), ada beberapa bentuk peran orangtua

dalam membantu anak belajar untuk mencapai prestasi,

yakni: peran sebagai fasilitator, peran sebagai pembimbing

atau pengajar dan peran sebagai motivator. Peran sebagai

fasilitator adalah orang tua menyediakan diri untuk terlibat

dalam membantu belajar anak di rumah, mengembangkan

keterampilan belajar yang baik, memajukkan pendidikan

dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar, seperti

tempat belajar, penerangan yang cukup, buku-buku pelajaran

dan alat-alat tulis. Peran orangtua sebagai pembimbing atau

pengajar, orangtua akan memberikan pertolongan kepada

anak dengan siap membantu belajar melalui pemberian

penjelasan pada bagian yang sulit dimengerti oleh anak,

membantu anak mengatur waktu belajar, dan mengatasi

masalah belajar dan tingkah laku anak yang kurang baik.

Peran sebagai motivator, orang tua memotivasi anak dengan

cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan,

mengendalikan stress yang berkaitan dengan sekolah,

mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan

sekolah, dan memberi penghargaan terhadap prestasi anak

dengan memberi hadiah atau pujian. Hal ini senada dengan

penelitian oleh Hassinger dan Plourde (dalam Soukotta, 2010)

yang melakukan penelitian kepada siswa di Amerika tahun

2003-2004, menemukan bahwa keluarga adalah satu

kesatuan yang sangat kuat, keluarga yang mendukung dan

memberi penghargaan pada anaknya maka, anak tersebut

akan berhasil dalam prestasi akademisnya. Selanjutnya

Nurmadiah (2005) meneliti tentang pengaruh motivasi

orangtua pada siswa SMP kelas 3 Negeri 8 Banda Aceh, data

penelitian yang di dapat menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara motivasi orangtua dengan prestasi

belajar siswa SMP.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

dan juga berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti oleh

penulis dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor lain

dari motivasi seseorang dalam mencapai prestasi belajar itu

sendiri, yang mana motivasi belajar seseorang bukan saja dari

dalam dirinya melainkan ada faktor dari luar dirinya atau

faktor ekstrinsik yang turut mempengaruhi prestasi

belajarnya.

Berdasarkan dengan pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesa yang mengatakan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dan motivasi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

belajar sebagai prediktor prestasi belajar siswa tidak dapat

diterima, atau dengan kata lain bahwa efikasi diri dan

motivasi belajar tidak bisa dijadikan prediktor prestasi belajar

siswa. Kajian awal dalam penelitian ini adalah melihat

pengaruh efikasi diri atau keyakinan diri dari anak dan juga

motivasi belajar dari anak terhadap prestasi belajarnya. Tetapi

hasilnya adalah tidak adanya pengaruh positif dari efikasi diri

atau keyakinan diri dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar anak. Akan tetapi ada hal lain di luar dari kajian teori

ini yang juga turut memengaruhi prestasi belajar dari dalam

diri anak yaitu faktor yang berasal dari luar individu

(ekstrinsik). Faktor ekstrinsik ini juga mempengaruhi seorang

individu dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Misalnya

pengaruh peran orang tua terhadap keyakinan diri anak

terhadap prestasi belajarnya, peran orang tua dalam

memotivasi anak untuk peningkatan prestasi belajarnya.

Lingkungan keluarga merupakan awal pertumbuhan dan

perkembangan anak dalam meniti masa depannya. Oleh

karena itu faktor ekstrinsik juga sangat memengaruhi prestasi

belajar seseorang. Sehingga hipotesa dalam penelitian ini yang

mengatakan bahwa tidak adanya signifikansi yang positif dari

efikasi diri siswa dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi

belajar, dapat juga di pengaruhi oleh faktor luar (ekstrinsik) di

luar dari penelitian ini seperti peran orang tua bagi siswa

dalam peningkaan prestasi belajarnya.

Kemudian dalam kajian secara metodologi dalam hal

pengambilan sampel pada penelitian ini ditujukan kepada

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2897/5/T2_832008014_BAB IV.pdf · Skala/angket ini disebar ke empat kelas pada ... Berdasarkan

siswa/i, pengujian pada penelitian ini menggunakan teknik

analisa regresi berganda uji signnifikan F dan mendapatkan

hasil yang negatif atau tidak sesuai dengan hipotesa pada

panelitian ini. Hal ini bisa disebabkan oleh pengambilan

sampel yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, skala pada

angket psikologi dalam hal ini item pernyataan yang

digunakan bisa saja tidak dapat dipahami dengan baik oleh

subyek, kevalid-an dari angket yang digunakan di mana dalam

penelitian ini peneliti mengadopsi angket yang telah dibuat

oleh peneliti lainya juga berpengaruh, dan pada penelitian ini

peneliti menggunakan penelitian secara try-out terpakai

dimana penelitian yang hanya dilakukan sekali saja dan hasil

dari penelitian try-out terpakai tersebut dijadikan sebagai hasil

dalam pengujian uji asumsi dan hipotesa. Hal-hat tersebut ini

yang mungkin menyebabkan kegagalan dalam penulisan

hipotesa.