BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

27
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa pada mata pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 11. Tabel 11 Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan No. Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Keterangan Jumlah Persentase (%) 1. Tidak Tuntas 17 56,67% Tidak Tuntas 2. Tuntas 13 43,33% Tuntas Jumlah 30 100% Rata-rata 71,6 Nilai terendah 60 Nilai tertinggi 85 Berdasarkan tabel 11 ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM=75) sebanyak 17 siswa atau 56,67%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 43,33%. Ketuntasan belajar siswa pada gambar 3.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi

2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa pada mata

pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat

dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) data hasil perolehan nilai

sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 11.

Tabel 11

Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Keterangan Jumlah Persentase (%)

1. Tidak Tuntas 17 56,67% Tidak Tuntas

2. Tuntas 13 43,33% Tuntas

Jumlah 30 100%

Rata-rata 71,6

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 85

Berdasarkan tabel 11 ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat

diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal

(KKM=75) sebanyak 17 siswa atau 56,67%, sedangkan yang sudah mencapai

ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 43,33%. Ketuntasan belajar

siswa pada gambar 3.

50

Gambar 3

Hasil perolehan nilai sebelum tindakan (Prasiklus)

SD Negeri Mrisi 2

Berdasarkan persentase nilai ulangan harian IPA siswa kelas 5 SD Negeri

Mrisi 2 yang dijadikan sebagai nilai prasiklus dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM 75) dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah dan rendahnya hasil

belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, penggunaan metode dan

media yang digunakan dalam pembelajaran masih konvensional, pembelajaran masih

berpusat pada guru, guru kurang memiliki ketrampilan menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif dan dibuat aktif. Akibatnya pembelajaran kurang menarik

yang berakibat siswa menjadi jenuh, membosankan, siswa menjadi kurang berminat

dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga terjadi hambatan dalam transformasi

ilmu pengetahuan dan mengakibatkan pembelajaran berjalan kurang efektif.. Oleh

sebab itu penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD

Negeri Mrisi 2. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi berbantuan media animasi guna meningkatkan hasil belajar

siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus. Berikut rincian tiap siklus :

56,67% 43,33%

Pra Siklus

Tidak TuntasTuntas

63,3…

36,66%

Pra Siklus Tida…

51

4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2. Pada

siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi,

dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 pertemuan (2

kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan untuk evaluasi).

4.1.2.1. Tahap Perencanaan

Setelah memperoleh data hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada

kondisi awal (pra siklus), pada siklus I peneliti melakukan diskusi formal dengan

guru kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan dan hal-hal

yang diperlukan dalam proses penelitian serta mempersiapkan kesiapan pengajar/guru

kelas 5 untuk menggunakan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam

proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun perangkat pembelajaran, yang

meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Gaya dan lembar kerja

siswa (LKS). Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain animasi flash

mengenai Gaya, alat peraga seperti bulu ayam, kelereng, magnet batang, jarum besi,

logam besi, bolpoin, karet dan alat – alat lain yang dibutuhkan. Selain itu peneliti

juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan guru untuk

mengamati kinerja guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan Siklus I pertemuan pertama ini, yang dilaksanakan

pada awal bulan maret. yaitu hari senin, 3 maret 2014. Karena bertepatan dengan hari

senin sebelum pembelajaran di mulai seluruh murid-murid dan guru-guru serta staff

SD Negeri Mrisi 2 mengikuti upacara rutin hari senin. Peneliti juga membantu

menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk upacara serta membantu

mengkoordinasi siswa dalam proses berjalannya upacara.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan awal guru mengkondisikan

siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, salam pembuka, dan berdo’a. Selanjutnya

pada sesi apersepsi guru melakukan kegiatan mendorong dan menarik meja, setelah

guru dan siswa saling tanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan guru.

52

Pada tahap Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan sekilas mengenai Gaya. Langkah selanjutnya guru menayangkan

animasi mengenai gaya, yang mana dalam animasi tersebut terdapat penjelasan

materi, gambar, video mengenai gaya. Selain melihat dan mengamati animasi, siswa

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Pada tahap Demonstrasi, guru mendemonstrasikan mobil mainan diatas meja,

kemudian siswa menanggapi kegiatan yang didemonstrasikan guru. Pada tahap

Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk

mendemonstrasikan bolpoin yang ujungnya terdapat karet dan bolpoin yang ujungnya

tidak ada karetnya. Pada tahap yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, siswa dibagi

dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa.dengan alokasi waktu

dalam berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru

meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri

mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai

ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.

Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi

kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan

kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir)

Pada pertemuan yang kedua ini, dilaksanakan pada hari senin, 10 maret 2014.

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran hampir sama pada pertemuan yang

pertama, namun hanya perbedaaan pada sub topik materi yaitu gaya magnet. Dalam

pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif

dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum pembelajaran dimulai.

Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mendemonstrasikan magnet batang,

siswa menanggapi kegiatan yanag dilakukan guru. Selanjutnyaada fase Orientasi

guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai

kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi.

Kemudian guru menayangkan animasi gaya magnet, yang mana didalam animasi

tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai gaya magnet. Selain

53

melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa

penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan cara membuat magnet

dengan cara induksi. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah

satu siswa untuk mendemonstrasikan cara membuat magnet dengan cara induksi

seperti yang didemonstrasikan oleh guru. Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi

Mandiri, pada tahap ini siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada

pertemuan pertama. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa bersama

kelompoknya mendiskusikan lembar kerja siswa. Dalam berdiskusi alokasi waktu

sama seperti pada pertemuan pertama yaitu 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi

telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara

mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk

mempunyai ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.

Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi

kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan

kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir)

Diduga semua siswa sudah paham betul mengenai prinsip pengungkit dan

bidang miring, guru memberikan evaluasi singkat yang berupa tes lisan. Sebelum

pembelajaran diakhiri guru memberikan motivasi kepada siswa serta manfaat magnet

dalam kehidupan sehari-hari.

Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 Maret 2013 dengan

alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan

untuk evaluasi. Guru mengawali pertemuan ketiga ini dengan mengucapkan salam

pembuka dan dilanjutkan dengan berdo’a. Guru menyampaikan tujuan pertemuan kali

ini adalah untuk melakukan evaluasi pada pertemuan pertama dan kedua., yaitu

dengan mengerjakan 20 soal dan waktunya 25 menit. Setelah 25 menit siswa guru

memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

54

4.1.2.3. Tahap Observasi

Hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 12

Hasil Pengamatan Kinerja Guru

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus I pertemuan 1

No Aspek Hasil Penilaian Obervasi

1 2 3 4

1. Pelaksanaan metode demonstrasi

Pra Pembelajaran

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

- 5 10 6

2. Pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran

- - 1 1

3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -

Jumlah - 5 12 7

Persentase (%) - 20,83% 50% 29,17%

Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I

pembelajaran dengan metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru

dengan kategori cukup sebesar 20,83%, kategori baik sebesar 50 % dan kategori

sangat baik sebesar 29,17% dari keseluruhan kegiatan metode demonstrasi

Tabel 13

Hasil Pengamatan Kinerja Guru

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus I pertemuan II

No Aspek Hasil Penilaian Obervasi

1 2 3 4

1. Pelaksanaan model demonstrasi

Pra Pembelajaran

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

- 1 11 9

2. Pemanfaatan sumber - - - 2

55

belajar/media pembelajaran

3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -

Jumlah - 1 12 11

Persentase (%) - 4,17% 50% 45,83%

Dari hasil pengematan kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua di atas

dapat diketahui bahwa metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru

dengan kategori cukup sebesar 4,17%, kategori baik sebesar 50% dan kategori sangat

baik sebesar 45,83% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 14 di

bawah ini.

Tabel 14

Hasil Pengamatan Kinerja Siswa

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus I Pertemuan I

No. Aspek Ya Tidak

1. Pra Pembelajaran 2 -

2. Kegiatan Awal 2 1

3. Kegiatan Inti 7 8

4. Penutup 1 -

Jumlah 12 9

Persentase (%) 57,15 42,85

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan I di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode

demonstrasi sebanyak 57,15% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 42,85%

kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21

item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan II dapat dilihat

dari tabel 15 berikut.

56

Tabel 15

Hasil Pengamatan Kinerja Siswa

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus I Pertemuan II

No. Aspek Ya Tidak

1. Pra Pembelajaran 2 -

2. Kegiatan Awal 3 -

3. Kegiatan Inti 10 5

4. Penutup 1 -

Jumlah 16 5

Persentase (%) 76,20 23,80

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan II di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode

demonstrasi sebanyak 76,20% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80%

kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21

item.

Hasil lembar pengamatan pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru

yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan sintaks atau tahap-tahap metode demonstrasi dengan

runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan

akhir. Dalam memulai guru sudah mampu mengkondisikan dan menarik perhatian

siswa untuk terpaku pembelajaran dan dalam kegiatan inti, guru juga sudah

melakukan kegiatan demonstrasi yang disertai penjelasan sederhana sesuai dengan

tingkat berfikir siswa. Pada tahap latihan terbimbing siswa sangat antusias sekali

dalam memperhatikan dan mendemonstrasikan alat peraga didepan kelas. Sebelum

siswa mengerjakan lembar kerja siswa, guru juga sudah membagi kelompok secara

heterogen serta mengarahkan dan membimbing siswa dengan baik untuk

mendemonstrasikan hasil diskusinya didepan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga

sudah mengarahkan siswa untuk bersama-sama menarik kesimpulan apa yang didapat

pada pembelajaran kali ini dan setelah itu melakukan evaluasi.

57

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa

memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi

positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan

media pembelajaran siswa merasa tertarik dengan media animasi, hal itu terlihat dari

rata-rata pandangan siswa saat melihat animasi-animasi saat ditayangkan suasana

terlihat tenang. Dan media-media alat peraga yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran menggunakan alat peraga yang mudah dijumpai siswa dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Pada

kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya yaitu penyampaian tujuan pembelajaran yang masih terlalu cepat,

penyampaian pesan moral kepada siswa belum dilaksanakan, siswa belum

sepenuhnya mendengarkan penjelasan kompetensi yang hendak dicapai secara

seksama, siswa juga belum sepenuhnya mampu menjawab perumusan masalah yang

diajukan, siswa masih malu-malu dan belum terlalu aktif bertanya sehingga siswa

belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak berani

memberikan pendapat ketika diskusi kelompok dilaksanakan. Dalam

mendemonstrasikan hasil diskusi , dalam penggunaan bahasa siswa masih belum

dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar dan lugas.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan

pembelajaran tidak terlalu cepat, adanya penyampaian pesan moral kepada siswa, dan

guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan ataupun

58

mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa yang lugas

dan lancar dalam diskusi kelompok maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi.

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru pada pertemuan kedua yaitu

pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan tahap-tahap metode demonstrasi secara runtut dari mulai pra

pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Guru juga sudah

memperbaiki kelemahan yang dilakukan pada pertemuan pertama dengan baik.

Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien

karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media

pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah

melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung

dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik

terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai dengan seksama dan mampu

menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan

dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi positif antara

siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media

pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin

jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa

juga sudah berani mengungkapakan dengan bahasa yang lugas di depan kelas. Pada

kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya yaitu pengelolaan waktu belum sempurna, siswa belum sepenuhnya

mampu berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa masih malu-malu dalam

proses diskusi sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan

kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok

59

dilaksanakan. Dalam mendemonstrasikan hasil, diskusi meskipun siswa sudah berani

menyampaikan hasil diskusi, namun saling tunjuk menunjuk untuk menentukan siapa

yang akan maju kedepan melakukan demonstrasi hasil diskusi sehingga waktu

menjadi lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan dan dalam penggunaan bahasa

siswa belum dapat mengungkapkan dengan lancar dan lugas.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengelolaan waktu lebih

ditingkatkan lagi, guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab

pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya, guru harus lebih membimbing

siswa agar mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar baik dalam diskusi

kelompok maupun dalam mendemonstrasikan hasil diskusi.

Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah

diberikan dengan tekun dan tenang. Siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu

yang telah ditentukan.

4.1.2.4. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan

peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA

melalui metode demonstrasi bagi guru kelas, observer dan siswa. Dari diskusi ini

didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan metode demonstrasi kegiatan

pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran

guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa

mengungkapkan pendapatnyadan pada kegiatan inti siswa sudah merasa bahwa dalam

pembelajaran guru telah membuat siswa aktif dan dibuat aktif. Namun masih ada

kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan

60

bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian atau

penghargaan pada siswa.

4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I, Perencanaan

pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari

kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan dalam 3 kali

pertemuan kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan masih sama dengan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.

4.1.3.1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama ini adalah

penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tentang pengertian pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis

pesawat sederhana dan memberikan contoh alat-alat dilingkungan sekitar yang

menggunakan prinsip pesawat sederhana. Alat atau media yang digunakan dalam

pembelajaran ini antara lain animasi flash tentang pesawat sederhana, gambar, lembar

kerja siswa dan beberapa alat lain yang digunakan dalam pembelajaran selain itu

peeliti juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan kinerja guru

selama proses pembelajaran berlangsung.

4.1.3.2. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan hari senin, 17 maret 2014.

Dalam pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi guru menciptakan suasana

kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum

pembelajaran dimulai. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menayangkan

gambar mengenai pekerjaan yang sudah menggunakan prinsip pesawat sedehana dan

belum menggunakan prinsip pesawat sederhana”

Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

menjelaskan sekilas mengenai konsep pesawat sederhana. Kemudian guru

menayangkan animasi tentang sederhana pada sub materi pengungkit dan bidang

61

miring, yang mana didalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar,

video mengenai prinsip kerja pengungkit dan bidang miring. Sama dengan siklus I,

selain melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang

dirasa penting.

Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip kerja pengungkit

(gunting, staples dan pinset), guru dan siswa saling tanya mengenai kegiatan yang

dilakukan guru.

Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa

untuk mendemonstrasikan prinsip pengungkit yaitu mencabut paku dengan

menggunakan tangan dan pencabut paku, kemudian siswa diminta membanding lebih

mudah mencabut dengan tangan atau dengan pencabut paku. Selanjutnya pada fase

yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi dalam

kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam

berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta

salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan

hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai ketrampilan

berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.

Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari senin 24 maret

2014. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

prinsip kerja katrol dan roda serta penggunaan katrol dan roda dalam kehidupan

sehari-hari. Media yang digunakan antara lain materi pembelajaran yang sudah

terdapat pada animasi, lembar kerja siswa (LKS), alat peraga yang digunakan adalah

mobil mainan, gangsir, benang, tutup toples, kit katrol dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang

aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan mengajak siswa keluar ruangan

untuk mengamati roda motor disekitar parkir motor sekolah. Setelah 5 menit, guru

mengajak siswa untuk masuk kembali keruangan.

62

Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

menjelaskan sekilas mengenai konsep prinsip kerja roda berporos. Kemudian guru

menayangkan animasi tentang roda dan katrol, yang mana didalam animasi tersebut

terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai prinsip kerja roda. Selain melihat

atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa

penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip katrol dan siswa

memperhatikan dengan seksama. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan

membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan prinsip kerja pada roda.

Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi

dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam

berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta

salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan

hasil diskusinya. Dalam siklus kedua pertemuan kedua ini siswa sudah mampu

menjelaskan alat yang didemonstrasikannya dengan baik dan benar serta dalam

penyampaiannya menggunakan bahasa yang lugas dengan baik.

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari rabu, 9 April 2014 dengan

alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan

untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 20 soal obyektif pilihan ganda dengan

waktu 35 menit. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan refleksi

dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran serta mengucapkan terima kasih

atas partisipasi siswa dalam penilitian ini.

63

4.1.3.3. Tahap Observasi

Tabel 17

Hasil Pengamatan Kinerja Guru

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus II pertemuan I

No Aspek Hasil Penilaian Obervasi

1 2 3 4

1. Pelaksanaan model demonstrasi

Pra Pembelajaran

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

- - 4 17

2. Pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran

- - - 2

3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -

Jumlah - - 5 19

Persentase (%) - - 20,83 79,17%

Dari tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I metode

demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik sebesar

20,83% dan kategori sangat baik sebesar 79,17% dari keseluruhan kegiatan dengan

metode demonstrasi. Sedangkan untuk hasil observasi Aktivitas guru Siklus II

pertemuan II dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18

Hasil Pengamatan Kinerja Guru

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus II pertemuan II

No Aspek Hasil Penilaian Obervasi

1 2 3 4

1. Pelaksanaan model demonstrasi

Pra Pembelajaran

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

- - 2 19

2. Pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran

- - - 2

64

3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -

Jumlah - - 3 19

Persentase (%) - - 12,5% 87,5 %

Dari tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II

metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik

sebesar 12,5% dan kategori sangat baik sebesar 87,5% dari keseluruhan kegiatan

dengan metode demonstrasi.

Tabel 19

Hasil Pengamatan Kinerja Siswa

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus II Pertemuan I

Dari data tabel 19 hasil observasi siswa siklus II pertemuan I di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode

demonstrasi sebanyak 80,96% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80%

kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21

item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat

dari tabel 20 berikut.

No. Aspek Ya Tidak

1. Pra Pembelajaran 2 -

2. Kegiatan Awal 3 -

3. Kegiatan Inti 11 4

4. Penutup 1 -

Jumlah 17 4

Persentase (%) 80,96 23,80

65

Tabel 20

Hasil Pengamatan Kinerja Siswa

Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Siklus II Pertemuan II

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan II di atas, dapat

diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode

demonstrasi sebanyak 90,47% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 9,53%

kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21

item.

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran

mengarah pada pengembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melaksanakan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap metode Demonstrasi secara runtut

dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir.

Dalam memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.guru juga sudah memberikan

penguatan terhadap pendapat siswa untuk memotivasi siswa agar lebih bernai

mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa

No. Aspek Ya Tidak

1. Pra Pembelajaran 2 -

2. Kegiatan Awal 3 -

3. Kegiatan Inti 13 2

4. Penutup 1 -

Jumlah 19 2

Persentase (%) 90,47 9,53

66

menjadi kelompok secara heterogen. Guru juga membimbing siswa dalam

melakukan pendemonstrasian alat peraga dengan baik.

Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melakukan refleksi, dan memberikan

pesan moral kepada siswa terhadap materi yang disampaikan. Penggunaan media

pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien karena sudah mampu

melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Selanjutnya

dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah melakukan pemantauan kemajuan

belajar selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan penilaian akhir

sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang

telah diberikan.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, siswa

sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga sudah

mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti

siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan sudah aktif

bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam diskusi kelompok,

sudah terdapat interaksi positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru.

Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa

merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas terhadap

materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah

berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. Dalam penggunaan bahasa

siswa sudah mulai mampu mengungkapkan pendapatnya dengan lancar meskipun

bahasanya juga belum sepenuhnya lugas. Pada kegiatan penutup siswa secara

bersama-sama membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

4.1.3.4. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

67

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,

guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana

pembelajaran IPA melalui metode demonstasi berbantuan animasi bagi guru kelas,

observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan

menerapkan metode demonstrasi berbantuan animasi kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa

mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan

pada siswa, memberikan umpan balik, dan pemberian penguatan baik berupa pujian

maupun penghargan. Namun meskipun demikian masih tetap diperlukan perbaikan

secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah mulai meningkat lebih dapat

berkembang dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan kegiatan

yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui

penilaian proses dan hasil belajar.

68

4.2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisa data. Adapun

penjabarannya akan dibahas pada masing-masing subbab yaitu :

4.2.1. Deskripsi Data

4.2.1.1. Deskripsi Data Siklus I

Deskripsi data pada siklus I terdiri dari hasil pengamatan kinerja guru

pertemuan pertama dan kedua, hasil pengamatan kinerja siswa pertemuan pertama

dan kedua, serta hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I.

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2

Tahun Pelajaran 2013/2014

No Interval Frekuensi Persentase

1 60-70 10 33,33%

2 71-80 1 3,33%

3 81-90 11 36,67%

4 91-100 8 26,67%

Jumlah 30 100%

4.2.2.2. Deskripsi Data SIklus II

Tabel 21

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2

Tahun Pelajaran 2013/2014

No Interval Frekuensi Persentase

1 60-70 1 3,33%

2 71-80 3 10 %

3 81-90 14 46,67%

4 91-100 12 40%

Jumlah 30 100%

69

4.2.2. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya

digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis ketuntasan

dan analisis komparatif.

4.2.2.1. Analisis Ketuntasan

Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah

terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi berbantuan media

animasi pada mata pelajaran IPA, siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada semester 2

Tahun 2013/2014. Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ini dapat ditunjukkan

melalui tabel berikut ini :

Tabel 22

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siklus I kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Semester II 2013/2014

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Keterangan Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak Tuntas 7 23,34 % Tidak Tuntas

2. Tuntas 23 76,66 % Tuntas

Jumlah 30 100%

Rata-rata 85,83

Nilai terendah 65

Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang

diukur dengan KKM 75 dicapai oleh 23 siswa atau 76,66% dan 7 siswa lainnya atau

23,34% dari seluruh siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA.

Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti

gambar sebagai berikut .

70

Gambar 4

Hasil Belajar Siklus I

SD Negeri Mrisi 2

Gambar diatas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar adalah

sebesar 76,66%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 23,34%. Sedangkan

ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini dapat ditunjukkan melalui tabel 24 dibawah

ini :

Tabel 24

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siklus II kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Semester 2 2013/2014

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Keterangan Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak Tuntas 1 3,34 % Tidak Tuntas

2. Tuntas 29 96,66 % Tuntas

Jumlah 30 100%

Rata-rata 89

Nilai terendah 70

Nilai tertinggi 100

Berdasarkan tabel 24 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang

diukur dengan KKM 75, dicapai oleh 29 siswa atau 96,66% dan pada siklus II ini

juga masih terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM 75. Ketuntasan hasil belajar

ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar sebagai berikut :

Tidak Tuntas 23,34%

Tuntas 76,66%

HASIL SIKLUS I

71

Gambar 5

Hasil Belajar Siklus II

SD Negeri Mrisi 2

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa 96,66% siswa telah tuntas

mencapai KKM 75 dan 1 siswa yang belum tuntas mencapai KKM 75 dalam belajar

IPA.

4.2.2.2. Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif

ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan

dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II

dalam satu tabel 24

Tabel 24

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2

Semester II tahun 2013/2014

No

Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

Jumlah

Siswa

Persen

(%)

1. Tuntas 13 43,33% 23 76,66% 29 96,66%

2. Tidak

Tuntas

17 56.67% 7 23,34% 1 3,34%

Jumlah 30 100% 30 100% 30 100

Tidak Tuntas

3%

Tuntas 97%

SIKLUS II

72

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa

mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk

memvisualisasikan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra

siklus dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Gambar 6

Analisis Komparatif

4.3. Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi

2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan ditemukan bahwa hasil belajar

siswa masih rendah, hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode

konvensional dan tanpa media yang mendukung dalam penyampaian materi

pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sehingga keaktifan

dan kekreatifan siswa sama sekali tidak terlihat. Proses pembelajaran sebelum

tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang

menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kekreatifan siswa

maupun gagasan yang muncul dan siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena

pembelajaran yang dilakukan guru tidak menunjukkan proses pembelajaran aktif dan

dibuat aktif, sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA siswa rendah,. Nilai rata-rata yang

didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 68,5. Siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM ≥75) hanya 11 siswa dengan persentase 36,66%

sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 19

0

10

20

30

40

Pra Siklus SIKLUS I SIKLUS II

Analisis Komparatif

Tuntas Tidak Tuntas

73

siswa dengan persentase 63,34%. Nilai tertinggi yang didapatkan siswa sebelum

tindakan sebesar 81 sedangkan nilai terendahnya sebesar 54. Adanya perbedaan yang

signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas menjadi masalah yang

harus segera diatasi. Tuntasnya ke-11 siswa ini dikarenakan sudah dapat menangkap

materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja dan ke 11

siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-

temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 19 siswa

yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan

ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja

mereka belum bisa memahami sepenuhnya tentang materi yang disampaikan,

sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih

dalam tahapan operasional konkrit (7-11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa

mencari, membuat dan melakukan sendiri serta terlibat langsung dalam kegiatan

pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa dalam proses

pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang cocok dan tepat.

Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah “Untuk

menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan

masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam,

sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif “. Dapat disimpulkan bahwa tujuan

pemebelajaran IPA di SD adalah siswa dituntut berinteraksi langsung dan kritis

mengembangkan keterampilan proses dan memecahkan masalah dalam kehidupan

yang dialami. Untuk itu peneliti mencoba mengatasi masalah hasil belajar IPA kelas 5

SD Negeri Mrisi 2 dengan menggunakan metode demonstrasi. Menurut Udin S.

Winata Putra, dkk (2004:424), “Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran

dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk

mempetunjukkan proses tertentu”. Dari pernyataan Udin S. Winata Putra peneliti

dapat simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi siswa akan

berinteraksi dan mengamati langsung obyek yang dipelajari, apalagi ditambah dengan

74

media animasi dalam proses pembelajaran, tentu siswa akan lebih tertarik untuk

mengikuti pembelajaran.

Peneliti perencanaan dengan berdiskusi dengan guru kelas 5 SD Negeri Mrisi

untuk mendiskusikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah hasil

belajar siswanya dan waktu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode

demonstrasi berbantuan animasi di SD tersebut.

Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada Siklus

I dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media animasi siswa yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥75) sebanyak 23 siswa dengan

persentase 76,66% dan siswa yang mencapai nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa

dengan persentase 23,34. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 85,83 sedangkan nilai

tertinggi yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terendahnya 65. Dibandingkan kondisi

awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti

belum merasa puas karena belum sesuai yang diharapkan. Untuk itu peneliti

melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I

dan memecahkan masalahnya. Siklus II dengan penerapan metode demonstrasi

berbantuan animasi siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥75)

sebanyak 29 siswa atau 96,66% dan masih 1 siswa yang belum bisa mencapai diatas

KKM 75. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 89 sedangkan nilai tertinggi 100 dan

nilai terendahnya 70. Hasil yang sangat fantastis jika dibandingkan pada prasiklus.

Namun masih ada satu siswa yang belum mencapai KKM 75. Setelah ditelusuri

ternyata anak tersebut mengalami gangguan kesulitan dalam hal membaca.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Nur Khasanah dalam skripsi PTK yang berjudul “ Upaya Peningkatan Hasil

Belajar IPA dengan metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas V SDN

Cepokokuning Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” Peneliti

menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari dan melakukan sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari dan

siswa dilibatkan sejak perencanaan sampai akhir dan siswa dituntut untuk memiliki

75

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses

kelompok.

Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II

dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam belajar,

bekerjasama dalam kelompok dan membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok

serta mendemonstrasikan hasil kerjanya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten

Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Situasi pembelajaran seperti ini

mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada

aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang

dipelajari.