BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

28
56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian eksperimen dilakukan pada siswa Se-Gugus Singoprono Sambi Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2013/2014. Subjek yang dijadikan dalam penelitian adalah siswa kelas 5 Se-Gugus Singoprono Sambi Kabupaten Boyolali terdiri dari 5 SD, yaitu SD N Cermo 2, SD N Cermo 3, SD N Trosobo 1, SD N Trosobo 2 dan SD N Nglembu. Dimana siswa SD N Trososbo 2 Sambi Kabupaten Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten Boyolali dijadikan sebagai kelas eksperimen dan siswa SD N Trosobo 1 Sambi Kabupaten Boyolali dijadikan sebagai kelas kontrol. Penetapan kelas ini dilakukan dengan teknik random sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Total keseluruhan subjek penelitian adalah 63 siswa dengan masing-masing kelas uji coba berjumlah 18 siswa, kelas eksperimen berjumlah 23 siswa dan kelas kontrol berjumlah 22 siswa. Penelitian ini prosedur yang pertama adalah melakukan uji coba soal pre tes, pos tes dan instrumen penilaian sikap di kelas uji coba, yaitu kelas 5 SD N Trosobo 2 pada hari Kamis, 10 Maret 2014. Soal yang telah diuji cobakan kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Dari jumlah pre tes sebanyak 35 soal pilihan ganda yang diujikan kepada 18 siswa kelas 5 memperoleh hasil bahwa 20 soal dinyatakan valid dengan ketentuan koefisien Corrected Item Total Cerrelation ≥ 0,2 dan hasil reliabilitasnya sebesar 0,845 artinya soal tersebut sangat reliabel. Kemudian hasil dari uji coba soal pos tes sebanyak 35 soal pilihan ganda memperoleh hasil bahwa 23 soal dinyatakan valid. Sedangkan hasil uji coba instrumen penilaian sikap sebanyak 29 item memperoleh hasil bahwa 23 soal dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut 20 soal pre tes yang valid dijadikan sebagai instrument pre tes di kelas 5 baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk hasil uji coba dari soal pos tes dinyatakan valid 23 soal, sedangkan yang dipakai untuk pos tes di kelas 5 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol 20 soal. Selanjutnya untuk hasil uji coba instrumen

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian eksperimen dilakukan pada siswa Se-Gugus Singoprono Sambi

Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 2013/2014. Subjek yang dijadikan dalam

penelitian adalah siswa kelas 5 Se-Gugus Singoprono Sambi Kabupaten Boyolali

terdiri dari 5 SD, yaitu SD N Cermo 2, SD N Cermo 3, SD N Trosobo 1, SD N

Trosobo 2 dan SD N Nglembu. Dimana siswa SD N Trososbo 2 Sambi Kabupaten

Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten Boyolali

dijadikan sebagai kelas eksperimen dan siswa SD N Trosobo 1 Sambi Kabupaten

Boyolali dijadikan sebagai kelas kontrol. Penetapan kelas ini dilakukan dengan

teknik random sampling yang sudah diuraikan pada bab III. Total keseluruhan

subjek penelitian adalah 63 siswa dengan masing-masing kelas uji coba berjumlah

18 siswa, kelas eksperimen berjumlah 23 siswa dan kelas kontrol berjumlah 22

siswa.

Penelitian ini prosedur yang pertama adalah melakukan uji coba soal pre tes,

pos tes dan instrumen penilaian sikap di kelas uji coba, yaitu kelas 5 SD N

Trosobo 2 pada hari Kamis, 10 Maret 2014. Soal yang telah diuji cobakan

kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Dari jumlah pre tes sebanyak 35

soal pilihan ganda yang diujikan kepada 18 siswa kelas 5 memperoleh hasil

bahwa 20 soal dinyatakan valid dengan ketentuan koefisien Corrected Item Total

Cerrelation ≥ 0,2 dan hasil reliabilitasnya sebesar 0,845 artinya soal tersebut

sangat reliabel. Kemudian hasil dari uji coba soal pos tes sebanyak 35 soal pilihan

ganda memperoleh hasil bahwa 23 soal dinyatakan valid. Sedangkan hasil uji

coba instrumen penilaian sikap sebanyak 29 item memperoleh hasil bahwa 23 soal

dinyatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut 20 soal pre tes yang

valid dijadikan sebagai instrument pre tes di kelas 5 baik di kelas eksperimen

maupun kelas kontrol. Untuk hasil uji coba dari soal pos tes dinyatakan valid 23

soal, sedangkan yang dipakai untuk pos tes di kelas 5 pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol 20 soal. Selanjutnya untuk hasil uji coba instrumen

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

57

penilaian sikap 23 soal dinyatakan valid dan dari semua soal yang valid tersebut

dijadikan sebagai instrumen penilaian sikap di kelas 5 baik di kelas eksperimen

maupun di kelas kontrol.

Pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 dilakukan pretes pada siswa kelas 5 di kelas

eksperimen (SD N Cermo 2) yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan. Pada hari dan tanggal yang sama juga pretes dilakukan di kelas

kontrol (SD N Trosobo 1) yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan. Hasil dari pretes tersebut selanjutnya dianalisis untuk mengetahui

persebaran normalitas dan homogenitas dari kedua kelas penelitian. Setelah

didapat hasil analisis dari data tersebut, peneliti berdiskusi dengan guru kelas 5

pada kelas ekperimen (SD N Cermo 2) dan kelas kontrol (SD N Trosobo 1) untuk

mendiskusikan jadwal pratik mengajar mata pelajaran IPA dengan materi sifat-

sifat cahaya dan pemanfaatannya selain itu juga menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran yang akan dipraktikkan. Dalam proses mengajar praktikan sendiri

yang akan mengajar, hal ini dikarenakan pada minggu-minggu tersebut bertepatan

dengan uji coba kelas 6 dan ujian praktik kelas 6. Dengan hal tersebut semua guru

dilibatkan dalam pelaksanaan ujian sehingga tidak bisa membatu untuk

mengajarkan. Pelaksanaan praktik mengajar di kelas eksperimen (SD N Cermo 2)

menggunakan pembelajaran dengan model GI dilaksanakan pada hari Rabu,

Jumat dan Rabu tanggal 19, 21 dan 26 Maret 2014, sedangkan kelas kontrol (SD

N Trosobo 1) menggunakan pembelajaran konvensional denngan metode ceramah

yang dilaksanakan pada hari Rabu, Kamis dan Rabu tanggal 19, 20 dan 26 Maret

2014.

Praktik mengajar di kelas eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali

pertemuan. Kegiatan pembelajaran di pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2

menerapkan pembelajaran dengan model group investigation sedangkan kegiatan

pembelajaran pertemuan ke-3 diisi dengan evaluai/ postes. Dimana dalam

kegiatan pembelajaran tersebut mencerminkan proses kerja sama dalam kelompok

dan kselanjutkan untuk bisa kerja sama dalam satu kelas. Kegiatan pembelajaran

dengan model GI ini dipraktikkan ke dalam 2 kali pertemuan pembelajaran IPA

pokok bahasan sifat-sifat cahaya dan kegunaannya.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

58

Adapun pelaksanaan pembelajaran GI pertemuan ke-1 dengan indikator

mendiskripsikan sifat-sifat cahaya, mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang

mengenai cermin dan pemanfaatan sifat-sifat cayaha pada benda sederhana.

Kegiatan dengan model GI tersebut ialah: guru menumbuhkan motivasi siswa

dengan mematikan lampu di dalam kelas; guru memberikan contoh berbagai

sumber cahaya agar siswa mengetahui pembelajaran yang akan dipelajari; guru

melakukan demonstrasi mengenai salah satu sifat cahaya dan siswa mengamati

demonstrasi yang dilakukan oleh guru; siswa membentuk kelompok; siswa

bekerja dalam kelompok investigation, guru mendampingi siswa dalam kerja

kelompok; kerja kelompok dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan ke-2 dengan indikator mendemonstrasikan sifat-sifat

cahaya dan pemanfaatannya. Kegiatan dalam pembelajaran ini adalah: guru

menumbuhkan motivasi siswa dengan cara menunjukan sebuah cermin, kemudian

siswa mengamati bayangan yang terbentuk dari cermin tersebut; siswa kembali

berkelompok dengan kelompok yang sama pada pertemuan pertama; siswa

mempersiapkan diri untuk mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kerja

kelompok; perwakilan dari setiap kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasilnya; kelompok yang tidak

sebagai penyaji terlibat secara aktif untuk mengklarifikasi dan mengajukan

pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan; guru melakukan

penilaian kelompok; guru memberikan penguatan mengenai hasil dari masing-

masing kelompok penyaji; guru memberikan penghargaan terhadap kelompok

dengan kinerja terbaik.

Proses pembelajaran pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 diamati oleh

observer/ pengamat dari guru kelas 5, yaitu ibu Budi. Tugas dari observer adalah

mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran GI pada

kegiatan pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan mengamati

aktivitas siswa saat terlibat dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model GI.

Lembar pengamatan guru berisikan 32 item sedangakan lembar observasi siswa

berisikan 31 item, isi dari dari masing-masing lembar observasi dicantumkan pada

bagian lampiran. Hasil pengamatan observer terhadap pembelajaran yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

59

berdampak pada aktivitas siswa diisikan ke lembar observasi dengan memberikan

tanda (√ ) pada pernyataan yang tercantum. Dimana hasil observasi guru pada

pertemuan ke-1 menunjukkan tingkat persentase sebesar 85,15% dengan kategori

baik, sedangkan hasil observasi aktivitas belajar siswa menunjukkan persentase

sebesar 86,6% dengan kategori sangat baik. Pada pertemuan ke-2 hasil observasi

kegiatan pembelajaran guru lebih baik dari pada pertemuan pertama yaitu sebesar

90,15% dengan kategori sangan baik, dan hasil observasi aktivitas belajar siswa

menunjukkan persentase sebesar 87,5% dengan kategori sangat baik. Pertemuan

ke-3 pada Senin tanggal 24 Maret 2014 sudah tidak diamati oleh observer karena

dalam pertemuan ke-3 ini kegiatannya adalah menekankan materi dari pertemuan

ke-1 dan pertemuan ke-2 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi/ postes. Postes

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014 dengan jumlah siswa laki-

laki 10 siswa dan siswa perempuan 13 siswa.

Di kelas kontrol (SD N Trosobo 1) pokok bahasan yang diajarkan sama

dengan yang diajarkan di kelas eksperimen, hanya saja yang membedakan

perlakuan yang diberikan kepada siswa. Di dalam kelas kontrol hanya

menggunakan metode ceramah yang sifatnya konvensional. Pertemuan ke-1 pada

hari Selasa tanggal 18 Maret 2014 dan pertemuan ke-2 pada hari Kamis tanggal

20 Maret 2014. Pada akhir pertemuan yaitu pertemuan ke-3 pada hari Selasa

tanggal 25 Maret 2014 diberikan postes dengan jumlah siswa laki-laki 9 siswa dan

siswa perempuan 13 siswa. Pada kelas kontrol dalam proses pembelajaran juga

diamati oleh observer, dimana pada pertemuan ke-1 hasil observasi kegiatan

pembelajaran guru menunjukkan persentase sebesar 89,2% dengan kategori sangat

baik dan hasil observasi aktivitas belajar siswa menunjukkan persentase sebesar

83,3% dengan kategori baik. Sedangkan pada pertemuan ke-2 hasil observasi

kegiatan pembelajaran guru menunjukkan persentase sebesar 85,7% dengan

kategori sangat baik dan hasil observasi aktivitas belajar siswa menunjukkan

persentase sebesar 80,8% dengan kategori baik. Pada kelas kontrol tidak seperti

kelas ekperimen yang mengalami kanaikan persentase, tetapi pada kelas kontrol

mengalami penurunan persentase. Hal tersebut dikarenakan pada pertemuan ke-2

siswa kelas kontrol sehabis pelajaran penjaskes, sehingga lelah dan konsentrasi

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

60

sudah terpecah-pecah tidak terfokus pada mata pelajaran tersebut. Pertemuan ke-3

sudah tidak diamati oleh observer, karena pada pertemuan ini kegiatannya adalah

menekankan materi dari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 dilanjutkan dengan

evaluasi/ postes

Setelah dilakukan postes pada masing-masing kelas, data yang terkumpul

dari hasil postes pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan

pengujian perbedaan rata-rata. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t

Independent Samples Test. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang

maka syarat dari uji t-tes adalah dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dan homogenitas penelitian ini menggunakan Sofware SPSS 16 for

windows.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian ini akan disajika dua sub bab yaitu deskripsi

data dan analisis data. Deskripsi data berisi data hasil belajar, sikap belajar,

sedangkan analisis data akan diuraikan mengenai hasil analisis deskriptif , uji

normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji t dengan

menggunakan Sofware SPSS 16 for window.

4.2.1 Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data hasil belajar dan sikap

belajar siswa. Data hasil belajar dan sikap belajar diolah dan disederhanakan

dalam tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi dibuat secara manual

dengan menggunakan rumus untuk mencari banyaknya kelas atau banyaknya

kategori, range dan interval. Berikut ini akan dibahas secara legkap mengenai

deskripsi data hasil belajar dan sikap belajar siswa kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

Data hasil belajar disajikan secara deskriptif melalui tabel 4.1 yang akan

merangkum data empirik skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Cermo 2

dan SD N Trosobo 1 setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan

model group investigation dan model ceramah. Menurut Sugiyono (2010),

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

61

langkah-langkah dalam membuat tabel distribusi frekuensi yaitu dengan

menentukan rentang, menentukan banyak kelas interval, dan menentukan panjang

kelas interval. Rentang diperoleh melalui data (terbesar – data terkecil) + 1.

Banyak kelas interval diperoleh dengan menggunakan aturan dari Sturges (banyak

kelas = 1 + 3,3 log n) dimana n merupakan jumlah siswa. Sedangkan panjang

kelas interval diperoleh dari:

p =

Tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar kelas eksperimen maupun kelas

kontrol disusun dengan menentukan banyak kelas dan interval kelas digunakan

rumus sebagai berikut:

Banyaknya kategori atau kelas = 1 + 3,3 Log 23

= 1 + 3,3 Log (10 x 2,3)

= 1 + 3,3 Log (1 + 0,36)

= 1 + (3,3 x 1,36)

= 1 + 4,48

= 5,48 dibulatkan menjadi 5 kelas

Range = (Skor maksimal – Skor minimal) + 1

= (100 – 70) + 1

= 31

Interval =

=

= 6,2 dibulatkan menjadi 6

Berikut disajikan distribusi frekuensi skor hasil belajar kelompok

eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran Group Investigation dalam

Tabel 4.1 berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

62

Tabel 4.1

Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD N

Cermo 2(Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

No

Interval

Kelas Eksperimen

Frekuensi Presentase (%)

1 94 - ….. 2 8,7

2 88 – 93 2 8,7

3 82 – 87 8 34,8

4 76 – 81 5 21,7

5 70 – 75 6 26,1

Jumlah 23 100%

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen siswa yang

mendapat hasil belajar IPA dengan frekuensi terbanyak adalah skor 82 sampai

dengan 87 yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase 34,8%. Sedangkan 70

sampai dengan 75 sebanyak 6 siswa dengan persentase 26,1%. Siswa yang

mendapat skor 76 sampai dengan 81 sebanyak 5 siswa dengan persentase 21,7%.

Siswa yang mendapat skor 88 sampai dengan 93 sebanyak 2 siswa dengan

persentase 8,7%. Dan siswa yang mendapat skor lebih besar dari 94 sebanyak 2

siswa dengan persentase 8,7%. Gambar grafik data hasil belajar IPA kelas

eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

63

Gambar 4.1 Diagram Batang Penyebaran Data Skor Hasil Belajar Kelas

Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD N Cermo 2 Se-Gugus Singoprono

Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar kelas kontrol setelah diterapkan

model pembelajaran ceramah juga disusun dengan menentukan banyaknya kelas

dan interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 Log 22

= 1 + 3,3 Log (10 x 2,2)

= 1 + 3,3 Log (1 + 0,34)

= 1 + (3,3 x 1,34)

= 1 + 4,42

= 5,42 dibulatkan menjadi 5

Range = (Skor Maksimal – Skor Minimal) + 1

= (90 – 70) + 1

= 21

Interval =

=

= 4,2 dibulatkan menjadi 4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

≥94 88-93 82-87 76-81 70-75

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

64

Berikut disajikan distribusi frekuensi skor hasil belajar kelas kontrol dalam

Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Destribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD N

Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

No

Interval

Kelas Kontrol

Frekuensi Presentase (%)

1 86 - …. 3 13,64

2 82 - 85 3 13,64

3 78 - 81 4 18,18

4 74 - 77 9 40.90

5 70 - 73 3 13,64

Jumlah 22 100%

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol siswa yang

mendapat hasil belajar IPA dengan frekuensi terbanyak adalah skor 74 sampai

dengan 77 yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 40,90%. Sedangkan 70

sampai dengan 73 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13,64%. Siswa yang

mendapat skor 78 sampai dengan 81 sebanyak 4 siswa dengan persentase

18,18%. Siswa yang mendapat skor 82 sampai dengan 85 sebanyak 3 siswa

dengan persentase 13,64%. Dan siswa yang mendapat skor lebih dari 86 sebanyak

3 siswa dengan persentase 13,64 %. Gambar grafik data hasil belajar IPA kelas

kontrol dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

65

Gambar 4.2 Diagram Batang Penyebaran Data Skor Hasil Belajar Kelas

Kontrol pada Siswa Kelas 5 SD N Trosobo 1 Se-Gugus Singoprono

Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

4.2.1.2 Data Sikap Belajar

Data sikap belajar disajikan secara deskriptif melalui Tabel 4.3 yang akan

merangkum data empirik skor hasil sikap belajar siswa kelas 5 SD N Cermo 2 dan

SD N Trosobo 1 setelah dilakukan observasi sikap belajar siswa melalui angket

yang diberikan kepada siswa dan kemudian untuk diisikan pada setiap masing-

masing poinnya. Tabel distribusi frekuensi hasil sikap belajar siswa kelas

eksperimen maupun kelas kontrol dapat ditentukan berdasarkan skor ideal

(Sugiyono, 2012: 93). Untuk menghitung jumalah skor ideal (kriterium) dari

seluruh item, digunakan rumus sebagai berikut:

Selanjutnya setelah diketahui skor kriterium kemudian jumlah jawaban dari siswa

dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan ditentukan daerah jawabannya.

Berikut disajikan Tabel 4.3 destribusi frekuensi sikap belajar IPA pada kelas

eksperimen.

0

1

2

3

4

5

6

90-94 85-89 80-84 75-79 70-74

Skor Kriterium = Nilai Skala x Jumlah Item Soal

rrryitficResResponden

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

66

Tabel 4.3

Destribusi Frekuensi Angket Sikap Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD N

Cermo 2 (Kelas Eksperimen) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

No

Kategori

Interval

Kelas Eksperimen

Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 81 – 100 16 69,57

2 Baik 61 – 80 7 30,43

3 Cukup Baik 41 – 60 0 0

4 Kurang Baik 21 – 40 0 0

5 Sangat Kurang Baik < 20 0 0

Jumlah 23 100%

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen siswa yang

mendapat hasil sikap belajar IPA dengan frekuensi terbanyak adalah skor 81

sampai dengan 100 yaitu sebanyak 16 siswa dengan persentase 69,57% dan pada

krireria sangat baik. Frekuensi selanjutnya yang diperoleh siswa adalah 61 sampai

dengan 80 dengan yaitu sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,43% dan pada

kriteria baik. Gambar grafik penyebaran data sikap belajar IPA kelas eksperimen

dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

67

Gambar 4.3 Diagram Batang Penyebaran Data Skor Angket Sikap Belajar

IPA Kelas Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD N Cermo 2 Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berikut disajikan Tabel 4.4 destribusi frekuensi hasil sikap belajar IPA pada kelas

kontrol.

Tabel 4.4

Destribusi Frekuensi Skor Sikap Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD N

Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

No

Kategori

Interval

Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 81 – 100 13 40,9

2 Baik 61 – 80 9 59,1

3 Cukup Baik 41 – 6- 0 0

4 Kurang Baik 21 – 40 0 0

5 Sangat Kurang Baik < 20 0 0

Jumlah 22 100%

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol siswa yang

mendapat hasil sikap belajar IPA dengan frekuensi terbanyak adalah skor 81

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Interval 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 < 20

Kategori SangatBaik

Baik CukupBaik

KurangBaik

SangatKurang

Baik

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

68

sampai dengan 100 yaitu sebanyak 13 siswa dengan persentase 59,1% dan pada

sangat baik. Frekuensi selanjutnya yang diperoleh siswa adalah 61 sampai dengan

80 dengan persentase 40,9% dan pada kriteria baik. Gambar grafik penyebaran

data sikap belajar IPA kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Diagram Batang Penyebaran Data Skor Angket Sikap Belajar

IPA Kelas Kontrol pada Siswa Kelas 5 SD N Trosobo 1 Se-Gugus Singoprono

Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.2.2 Analisis Data

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisis data baik data

hasil belajar IPA maupun data hasil sikap belajar IPA, termasuk gambaran umum

data yang di analisis seperti analisis deskriptif, pengujian normalitas dan

homogenitas sebagai syarat melakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Semua

pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows.

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA

Setelah dilakukan distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif dengan

bantuan SPSS 16 for windows. Deskriptif statistik dengan skor minimum,

0

2

4

6

8

10

12

14

Interval 81 – 100 61 – 80 41 – 6- 21 – 40 < 20

Kategori SangatBaik

Baik CukupBaik

KurangBaik

SangatKurang

Baik

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

69

maksimum mean, standar deviasi. Berikut disajikan Tabel hasil analisis deskriptif

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.5

Deskriptif Statistik dari Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

SD N Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

Tahun Pelajaran 2013/2014

kelas Mean Std. Deviation Minimum Maximum N

kontrol 78.6364 6.39602 70.00 90.00 22

eksperimen 86.9565 5.98087 70.00 100.00 23

Total 45

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas

kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak setelah diterapkan pembelajaran

dengan model konvensional atau ceramah diperoleh skor maksimal 90 sedangkan

skor minimum sebesar 70 dengan rata-rata nilai 78,6364 dan standar deviasi 6,396.

Sedangkan pada hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan jumlah siswa

sebanyak 23 anak setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model

group investigation diperoleh skor maksimal 100 sedangkan skor minimum

sebesar 70 dengan rata-rata nilai 86, 9565 dan standar deviasi 5,981. Dari hasil

analisis statistik deskriptif skor hasil belajar IPA kondisi dua kelas perbedaannya

tidak terlalu jauh dari rata-rata.

4.2.2.2 Uji t Independent Samples Test Hasil Belajar IPA

Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametrik adalah

skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal dan homogen. Oleh karena itu,

sebelum dilakukan uji t Independent Samples Test mensyaratkan data terdistribusi

secara normal dan data bersifat homogen. Pengujian normalitas dilakukan dengan

SPSS 16 for windows berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov, yang hasilnya

disajikan dalam Tabel 4.6 berikut

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

70

Tabel 4.6

Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2

(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Nilai eksperimen .218 23 .006 .886 23 .013

kontrol .261 22 .002 .878 22 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Jika sig. pada Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka sebaran data tersebut

normal, sedangkan jika sig. Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka sebaran data

tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas persebaran data pos tes dapat dilihat

pada Tabel 4.6. Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa hasil analisis uji

Kolmogorov-Smirnov tingkat signifikasi pada kelompok ekperimen 0,006 dan

pada kelompok kontrol nilai signifikasinya 0,002 maka kedua kelompok tersebut

berdistribusi tidak normal.

Berikut ini disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi tdak normal.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

71

Gambar 4.5 Normal Q-Q Plot Skor Pos Tes IPA Kelas Eksperimen

Gambar 4.6 Normal Q-Q Plot Skor Pos Tes IPA Kelas Kontrol

Dari data uji normalitas selanjutnya di lakukan uji homogenitas. Uji

homogenitas dilakukan dengan SPSS 16 for windows. Berikut ni disajikan tabel

analisis uji homogenitas hasil belajar IPA pada materi sifat-sifat cahaya dan

manfaatnya dari kedua kelas yang digunakan dalam penelitian, yaitu SD N Cermo

2 sebagai kelas eksperimen dan SD N Trosobo 1 sebagai kelas kontrol.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

72

Tabel 4.7

Hasil Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2

(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig.

Nilai Equal variances assumed .625 .433

Equal variances not

assumed

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut diketahui bahwa signifikasi sebesar 0,433.

Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahawa kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama .

Setelah diketahui uji normalitas dan uji homogenitas maka dilakukan uji t

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tetapi syarat untuk dapat dilakukan uji

t data tersebut harus berdistribusi normal dan mohogen. Sedangkan data dari hasil

uji normalitas pos tes tidak berdistribusi normal, oleh karena itu uji t diganti

dengan menggunakan uji mann-whitney U. Uji mann-whitney merupakan

alternative bagi uji t, uji mann-whitney U merupakan uji non parametrik yang

digunaka untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi

yang sama. Selain itu uni mann-whitney ini juga digunakan untuk menguji apakah

dua mean populasi tersebut sama atau tidak. Uji mann-whitney U dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 16 for windows, berikut disajikan Tabel 4.8

uji mann-whitney U dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

73

Tabel 4.8

Hasil Analisis Uji Mann-Whitney U Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2

(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 91.000

Wilcoxon W 344.000

Z -3.768

Asymp. Sig. (2-

tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelas

Berdasakan Tabel 4.8 hasil analisis uji Mann-Whitney U yang mencakup

Mann-Whitney U, Wilcoxom W dan Z, tersebut terlihat bahwa koefisien signifikasi

pada Asymp. Sig. (2 – tailed) sebesar 0,000.

4.2.2.3 Analisis Deskriptif Sikap Belajar IPA

Setelah dilakukan distribusi frekuensi, dilakukan analisis deskriptif dengan

bantuan SPSS 16 for windows. Deskriptif statistik dengan skor minimum, skor

maksimum, mean dan standar deviasi. Berikut disajikan Tabel hasil analisis

deskriptif pada kelas ekperimen maupun kelas kontrol.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

74

Tabel 4.9

Deskriptif Statistik dari Sikap Belajar IPA Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol SD N Se-Gugus Singoprono Sambi Boyolali

Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Mean N Std. Deviation Minimum Maximum

kontrol 80.5000 22 6.66012 65.00 91.00

eksperimen 81.8261 23 5.19311 71.00 93.00

Total 81.1778 45 5.92487 65.00 93.00

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa hasil sikap belajar IPA pada siswa

kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak setelah diterapkan

pembelajaran dengan model konvensional atau ceramah diperoleh skor maksimal

91 sedangkan skor minimum sebesar 65 dengan rata-rata nilai 80,500 dan standar

deviasi 6,660. Sedangkan pada hasil sikap belajar IPA kelas eksperimen dengan

jumlah siswa sebanyak 23 anak setelah diterapkan pembelajaran dengan

menggunakan model group investigation diperoleh skor maksimal 93 sedangkan

skor minimum sebesar 71 dengan rata-rata nilai 81,826 dan standar deviasi 5,193.

Dari hasil analisis statistik deskriptif skor hasil sikap belajar IPA kondisi dua

kelas perbedaannya tidak terlalu jauh dari rata-rata.

4.2.2.4 Uji t Independent Samples Test Sikap Belajar IPA

Dalam uji t independent samples tes hasil sikap belajar ini prosedur pertama

yang dilakukan adalah uji normalitas untuk mengatahui berdistribusi normal atau

tidak. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan yang terakhir dilakukan uji t

Independent Samples Test. Pengujian normalitas dilakukan dengan SPSS 16 for

windows berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov, yang hasilnya disajikan

dalam Tabel 4.10 berikut:

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

75

Tabel 4.10

Hasil Analisis Uji Normalitas Sikap Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2

(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Tests of Normality

VAR00002

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR0000

1

kontrol .152 22 .200* .947 22 .276

eksperimen .132 23 .200* .978 23 .871

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Jika sig. pada Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka sebaran data tersebut

normal, sedangkan jika sig. Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka sebaran data

tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas persebaran data sikap belajar IPA dapat

dilihat pada Tabel 4.10, berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa hasil analisis uji

Kolmogorov-Smirnov tingkat signifikasi pada kelompok ekperimen 0,200 dan

pada kelompok kontrol nilai signifikasinya 0,200 maka kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal. Berikut ini disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

76

Gambar 4.7 Normal Q-Q Plot Skor Sikap Belajar IPA Kelas Eksperimen

Gambar 4.8 Normal Q-Q Plot Skor Sikap Belajar IPA Kelas Kontrol

Dari data uji normalitas selanjutnya di lakukan uji homogenitas. Uji

homogenitas dilakukan dengan SPSS 16 for windows. Hasil uji homogenitas dapat

dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

77

Tabel 4.11

Hasil Analisis Uji Homogenitas Sikap Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2

(Kelas Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus

Singoprono Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

F Sig.

VAR00001 Equal variances assumed .918 .343

Equal variances not

assumed

Berdasarkan Tabel 4.11 tersebut diketahui bahwa signifikasi sebesar 0,343.

Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahawa kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama.

Setelah diketahui uji normalitas yang berdistribusi normal dan uji

homogenitas yang mempunyai varian sama, maka selanjutnya dilakukan uji t

samples test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji t dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 16 for windows, yang hasilnya tersaji dalam Tabel

4.12 berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

78

Tabel 4.12

Hasil Analisis Uji t Sikap Belajar IPA Kelas 5 SD N Cermo 2 (Kelas

Eksperimen) dan SD N Trosobo 1 (Kelas Kontrol) Se-Gugus Singoprono

Sambi Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

-.747 43 .459 -1.32609 1.77584 -4.90741 2.25524

-.745 41.708 .459 -1.32609 1.78571 -4.93597 2.28380

Berdasarkan Tabel 4.12 hasil analisis uji t dapat diketahui bahwa koefisien

Sig. (2-tailed) sebesar 0,459.

4.3 Pembahasan

Pembahasan pada sub bab ini akan mencakup dua hal yaitu uji hipotesis dan

uji pembahasan hasil penelitian. Uji hipotesis akan memuat jawaban dari rumusan

masalah apakah Ho diterima dan Ha ditolak atau sebaliknya. Sedangkan

pembahasan hasil penelitian akan mencakup pembahasan berdasarkan uji

hipotesis yang telah dilakukan.

4.3.1 Uji Hipotesis Hasil Belajar IPA

Uji hipotesis hasil belajar dilakukan setelah melakukan uji mann-whitney U

yang terdapat pada Tabel 4.8. Uji mann-whitney U digunakan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata skor hasil belajar siswa. Perbedaan pengaruh dalam hipotesis

dapat dilihat dari perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Selanjutnya perbedaaan rata-rata dalam uji mann-whitney U digunakan untuk

melihat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran group

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

79

investigation dengan metode pembelajaran ceramah/konvensional terhadap hasil

belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Cermo 2 sebagai kelas eksperimen dan SD

N Trosobo 1 sebagai kelas konrol. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah hipotesis nol yang dinyatakan sebagai berikut:

1. Ho menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

2 tahun pelajaran 2013/2014

2. Ha menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester

II tahun pelajaran 2013/2014.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka dapat diketahui

data tidak tersebar normal sehingga analisis data dalam penelitian ini

menggunakan uji mann-whitney U. Pengambilan keputusan dalam analisis data ini

dapat dilihat berdasarkan tingkat signifikansinya. Ketentuan dalam uji mann-

whitney U ini, apabila signifikansinya > 0,05 maka menunjukkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak. Tetapi apabila signifikansinya < 0,05 maka menunjukkan

Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa signifikansinya 0,000 sehingga kurang

dari 0,05. Dengan tingkat signifikansi yang < 0,05 maka menunjukkan Ho ditolak

dan Ha diterima. Sehingga dalam penelitian ini Ho yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan antara penerapan model pembelajaran group

investigation (GI) dengan model pembelajaran ceramah/konvensional terhadap

hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Cermo 2 dan SD N Trosobo 1

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014

ditolak. Sedangkan Ha dalam penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh yang

signifikan antara penerapan model pembelajaran group investigation (GI) dengan

model pembelajaran ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

80

kelas 5 SD N Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014 diterima.

4.3.2 Uji Hipotesis Sikap Belajar IPA

Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji t Independent Samples Test

yang terdapat pada Tabel 4.12. Uji t independent digunakan untuk mengetahui

perbedaan rerata skor sikap belajar siswa. Perbedaan pengaruh dalam hipotesis

dapat dilihat perbedaan rerata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol yang dinyatakan sebagai

berikut:

1) Ho menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap sikap belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali

semester 2 tahun pelajaran 2013/2014

2) Ha menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan model pembelajaran

ceramah/konvensional terhadap sikap belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N

Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali

semester II tahun pelajaran 2013/2014.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka dapat

diketahui data tersebar normal. Pengambilan keputusan dalam analisis data ini

dapat dilihat berdasarkan tingkat signifikansinya. Ketentuan dalam uji t

independent ini, apabila signifikansinya > 0,05 maka menunjukkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak. Tetapi apabila signifikansinya < 0,05 maka menunjukkan

Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasar Tabel 4.12 terlihat bahwa signifikansinya 0,459 sehingga lebih

dari 0,05. Dengan tingkat signifikansi yang > 0,05 maka menunjukkan Ho

diterima dan Ha di tolak. Sehingga dalam penelitian ini Ho yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan model pembelajaran group

investigation (GI) dengan model pembelajaran ceramah/konvensional terhadap

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

81

sikap belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Cermo 2 dan SD N Trosobo 1

Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2013/2014

diterima. Sedangkan Ha dalam penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh

yang signifikan antara penerapan model pembelajaran group investigation (GI)

dengan model pembelajaran ceramah/konvensional terhadap sikap belajar IPA

pada siswa kelas 5 SD N Cermo 2 dan SD N Trosobo 1 Kecamatan Sambi

Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014 di tolak.

4.3.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.5, terlihat bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA

kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model group investigation

diperoleh rata-rata sebesar 86,956 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 70.

Sedangkan pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional/ceramah diperoleh rata-rata sebesar 78,636 dengan nilai tertinggi 90

dan terendah 70. Dari analisis tersebut terlihat bahwa rata-rata hasil belajar IPA

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan perbedaan yang

signifikan. Perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut

dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran

dengan menggunakan model group investigation dengan pembelajaran yang

menggunakan model konvensional/ceramah, hal ini berarti bahwa penggunaan

model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh lebih baik

daripada model pembelajaran konvensinal/ceramah.

Sedangkan berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa sikap belajar IPA kelas

eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model group investigation

diperoleh rata-rata sebesar 81,826 dengan nilai tertinggi 93 dan terendah 71.

Sedangkan pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional/ceramah diperoleh rata-rata sebesar 80,500 dengan nilai tertinggi 91

dan terendah 65. Dari hasil analisis deskriptif dinyatakan bahwa rata-rata sikap

belajar siswa dua kelas tersebut menunjukkan adanya perbedaan tetapi tidak

signifikan. Oleh karena itu penggunaan model pembelajaran group investigation

kurang dapat mempengaruhi sikap belajar siswa secara signifikan. Hal tersebut

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

82

dapat dilihat dari hasil rata-rata angket sikap belajar IPA kelas eksperimen dan

kelas kontrol menunjukkan tidak beda jauh.

Secara teoritis perbedaan hasil belajar IPA ini terjadi karena tingkat

pemahaman siswa terhadap materi berbeda. Pembelajaran yang menggunakan

model group investigayion terlihat bahwa hasil belajarnya lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

konvensional/cermah. Dalam pembelajaran yang menggunakan model group

investigation, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sejak dari menentukan

pokok bahasan yang akan dibahas. Siswa belajar memecahkan masalah, bekerja

sama, mengutarakan pendapatnya didalam kelompok masing-masing dan

kemudian menyampaikan di depan kelas kepada semua teman-temannya. Dengan

hal tersebut sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut lebih

mendalam dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional/ceramah.

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional/cerama,

siswa hanya duduk diam mendengarkan materi dari guru sehingga materi

pembelajaran yang diserap oleh siswa tidak maksimal. Tetapi hasil belajar IPA

berbeda dengan sikap belajar IPA. Pengggunaan model pembelajaran group

investigation dan model pembelajaran konvensional/ceramah ttidak berpengaruh

terhadap sikap belajar IPA.

Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya oleh Yoyyan Alfiyatu Zuhriyah tahun 2010. Penelitian ini

berjudul “Pengaruh Model Belajar Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap

Minat Belajar dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Periferal Kelas X TKJ di

SMK N 6 Malang”. Menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar secara

signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan untuk

kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional (metode

ceramah terbuka) sehingga diperoleh (2,089) (1,658) 3).

Shinta Yan Putri Kirana dengan judul “Pengaruh Cooperative Learning

Dengan Model Group Investigation Terhadap Sikap dan Hasil BelajarSiswa XII

IPS SMA Negeri 1 Krembung. Menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7856/5/T1_292010101_BAB IV.pdf · Boyolali sebagai kelas uji coba, SD N Cermo 2 Sambi Kabupaten

83

pertama menunjukkan tidak ada perbedaan secara signifikan sikap belajar antara

kelas yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model group investigation

dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Kemudian

yang kedua menunjukkan ada perbedaan secara signifikan hasil belajar antara

kelas yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model group investigation

dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap sikap belajar siswa pada

pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi

kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014. Kemudian terdapat

pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SD

Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi kabupaten Boyolali semester II

tahun pelajaran 2013/2014.