BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

39
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukandi SDNegeri Kopeng 01Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Letak SD Negeri Kopeng 01 berada di Dusun Kopeng Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Kopeng 01 adalah 146. SD Negeri Kopeng 01 berada di dataran tinggi sekitar lereng Gunung Merbabu.Letak SD Negeri Kopeng 01 mudah dijangkau karena berada tepat di pinggir jalan raya Salatiga-Magelang sehingga dekat dengan pemukiman penduduk.Suasana SD Negeri Kopeng 01 sangat asri dengan suasana pedesaan yang dikelilingi oleh hutan pinus yang menyebabkan udara disekitar sangat dingin. Jarak antara satu Dusun dengan Dusun yang lain di Desa Kopeng sangat berdekatan. Sarana pembelajaran SD Negeri kopeng 01 yang terdiri dari 8 rungan yang terbagi menjadi 6 ruang kelas,1 ruang guru dan 1 gudang. Setiap rungan memiliki keadaan yang cukup baik, terdapat ventilasi yang memadai, penerangan yang cukup baik dan kedaan lingkungan sekitar yang nyaman.Di setiap ruangan kelas terdapat rak buku dan almari yang digunakan untuk menaruh buku paket pelajaran. SD Negeri Kopeng 01 menyediakan dua WC, satu untuk guru dan satu untuk siswa, selain itu juga terdapat mushola. Halaman SD Negeri Kopeng 01 cukup luas yang biasanya digunakan untuk pelaksaan upacara dan kegiatan sekolah lainnya. Buku paket dan LKS menjadi satu-satunya sumber belajar selain guru karena fasilitas penunjang belajar seperti perpustakaan belum dimiliki SD Negeri Kopeng 01.Media pembelajaran seperti alat peraga sudah dimiliki SD Negeri Kopeng 01 namun belum digunakan secara maksimal. Jumlah tenaga pengajar yang dimiliki SD Negeri Kopeng 01 ada 11 terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga, 1 guru agama islam, 1 guru agama Kristen dan 1 penjaga sekolah. Jam efektif

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukandi SDNegeri Kopeng 01Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian

adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan

10 siswa laki-laki. Letak SD Negeri Kopeng 01 berada di Dusun Kopeng Desa

Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jumlah keseluruhan siswa SD

Negeri Kopeng 01 adalah 146.

SD Negeri Kopeng 01 berada di dataran tinggi sekitar lereng Gunung

Merbabu.Letak SD Negeri Kopeng 01 mudah dijangkau karena berada tepat di

pinggir jalan raya Salatiga-Magelang sehingga dekat dengan pemukiman

penduduk.Suasana SD Negeri Kopeng 01 sangat asri dengan suasana pedesaan yang

dikelilingi oleh hutan pinus yang menyebabkan udara disekitar sangat dingin. Jarak

antara satu Dusun dengan Dusun yang lain di Desa Kopeng sangat berdekatan.

Sarana pembelajaran SD Negeri kopeng 01 yang terdiri dari 8 rungan yang

terbagi menjadi 6 ruang kelas,1 ruang guru dan 1 gudang. Setiap rungan memiliki

keadaan yang cukup baik, terdapat ventilasi yang memadai, penerangan yang cukup

baik dan kedaan lingkungan sekitar yang nyaman.Di setiap ruangan kelas terdapat rak

buku dan almari yang digunakan untuk menaruh buku paket pelajaran. SD Negeri

Kopeng 01 menyediakan dua WC, satu untuk guru dan satu untuk siswa, selain itu

juga terdapat mushola. Halaman SD Negeri Kopeng 01 cukup luas yang biasanya

digunakan untuk pelaksaan upacara dan kegiatan sekolah lainnya.

Buku paket dan LKS menjadi satu-satunya sumber belajar selain guru karena

fasilitas penunjang belajar seperti perpustakaan belum dimiliki SD Negeri Kopeng

01.Media pembelajaran seperti alat peraga sudah dimiliki SD Negeri Kopeng 01

namun belum digunakan secara maksimal. Jumlah tenaga pengajar yang dimiliki SD

Negeri Kopeng 01 ada 11 terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga,

1 guru agama islam, 1 guru agama Kristen dan 1 penjaga sekolah. Jam efektif

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

45

sekolah di mulai pukul 07.00 – 12.30, kecuali hari jumat dan sabtu pembelajaran di

akhiri pukul 11.00.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Diskripsi Pra Siklus

4.2.1.1 Keaktifan Siswa Pra Siklus

Keaktifan siswa merupakan keterlibatan siswa dalam mengikuti

pembelajaran.Dalam penelitian ini ada 8 indikator keaktifan siswa yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Indikator tersebut antara lain

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2. Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya.

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD

Negeri Kopeng 01 diperoleh hasil bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran

belum memenuhi indikator keaktifan belajar siswa. Walaupun sudah terdapat

indikatoryang terpenuhi namun masih banyak indikator keaktifan siswa yang belum

terpenuhi. Indikator yang sudah terpenuhi merupakan indikator yang berisi tentang

kegiatan yang diberikan oleh guru. Sedangkan indikator keaktifan yang muncul dari

kegiatan siswa belum terlihat.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

46

Tabel 4.1

Perhitungan Rekap Pengamatan Keaktifan Siswa Pra Sklus

Indikator

Aktif Tidak Aktif

Frekuensi

Siswa Prosentase

Frekuensi

Siswa Prosentase

1 26 100 0 0

2 3 11.53% 23 88.46%

3 2 7.69% 24 92.30%

4 9 34.61% 17 65.38%

5 18 69.23% 8 30.76%

6 6 23.07% 20 76.92%

7 4 15.38% 22 84.61%

8 3 11.53% 23 88.46%

Rata rata

Keaktifan

Klasikal

34.14 % 65.86 %

Keterangan Indikator:

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2. Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya.

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Dari tabel rekap pengamatan keaktifan siswa pada pra siklus menunjukkan

keaktifan siswa yang sesuai indikator keaktifan yang telah ditetapkan dalam lembar

observasi hanya mencapai 34.14%.sedangkansiswa yang belum memenuhi indikator

keaktifan yang telah ditetapkan sebesar 65.86%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

47

Diagram 4.1

Perhitungan Rekap Pengamatan Keaktifan Siswa Pra Sklus

Diagram keaktifan siswa pada pra siklus menunjukkan dari 26 siswa hanya

sekitar 34,14% siswa yang menunjukkan keaktifan mengikuti pelajaran sehingga

masih 65,86% siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.

4.2.1.2 Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus

Selain keaktifan siswa, observasi awal juga dilakukan untuk mengetahui

prestasi belajar kelas IV SD Negeri Kopeng 01.Pencapaian prestasi belajar dapat

ditunjukkan dengan data rekapitulasi nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran

IPS sebagai berikut

Tabel 4.2

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 45-54 2 7.69%

2 55-64 10 38.46%

3 65-74 9 34.61%

3 ≥ 75 5 19.23%

Jumlah 26 100 %

Rata-rata 65

Maksimal 80

Minimal 46

N 26

34,14%

65,86%aktif

belum aktif

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

48

Dari tabel distribusi prestasi belajar siswa pada pra siklus menunjukkan

bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 01 sebanyak 26 siswa. Nilai rata-

rata kelas yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan hanya mencapai 65.

Pada pra siklus perolehan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 46.Siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai 45-54 sebanyak 2 siswa dengan prosentase

7.69%.Siswa paling banyak mendapatkan nilai pada rentang nilai 55-64 yaitu 10

siswa atau setara dengan 38.46%.Terdapat 9 siswa yang mendaptkan nilai pada

rentang nilai 65-74 dengan prosentase 34.61% dan 5 siswa yang mendapatkan nilai ≥

75 dengan prosentase 19.23% sudah mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). Dari datadistribusi prestasi belajar siswa pada pra siklus, bila

digambarkan dalam bentuk diagram maka akan tampak pencapaian prestasi belajar

siswa sebagai berikut

Diagram 4.2

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus

Berdasarkandiagram distribusi prestasi belajar pada pra siklus dapat dilihat

ada 2 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 45-54 dengan prosentase

7.69%. Sebanyak 10 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 55-64 dengan

prosentase 38.46%. Ada 6 siswa atau setara dengan 34.61% yang mendapatkan nilai

pada rentang nilai 65-74 dan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 sebesar 19.23% atau

sebanyak 5 siswa.Dari data distribusi prestasi belajar siswa pada pra siklus dapat

dilihat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada tabel berikut

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

49

Tabel 4.3

Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

No Nilai Kategori Jumlah siswa

Jumlah Prosentase

1 ≥ 65 Tuntas 14 53.85 %

2 < 65 Tidak tuntas 12 46.15 %

Jumlah 26 100 %

Dari tabel ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan bahwa dari

26 siswa yang mendapatkan nilai ≥65 dan masuk dalam kategori tuntas sebanyak

14siswa dengan prosentase ketuntasan 53.85%. Siswa yang masuk dalam kategori

tidak tuntasdengan mendapatkan nilai <65 sebanyak 12 siswa atau setara dengan

46.15%.Dari datadistribusi ketuntasan prestasi belajar siswa pada pra siklus,bila

digambarkan dalam bentuk diagram maka akan tampak ketuntasan prestasi belajar

siswa sebagai berikut

Diagram 4.3

Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

Diagram ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus 1 menunjukkan bahwa

46.15% siswa atau sebanyak 14 mendapatkan nilai≥ 65 dan masuk pada kategori

tuntas.Siswa yang masuk pada kategori tidak tuntas dengan mendapatkan nilai < 65

sebesar 53.85% atau sebanyak 12 siswa.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

50

4.2.2 Pelaksanaan Try Out Metode Index card match

Guru sebagai kolaborator peneliti telah menguji cobakan metode

pembelajaran index card match pada siswa kelas III SD Negeri Kopeng 01 sebelum

digunakan dalam penelitian. Uji coba metode index card match bertujuan untuk

memberikan pelatihan kepada guru mengenai pembelajaran yang menggunakan

metode index card match sesuai prosedur yang telah ditentukan.Selain itu, guru

semakin terampil menggunakan metode index card match dalam pembelajaran

setelah di lakukannya uji coba.Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai

prosedur metode index card match pada saat dilaksanakannya uji coba.

Metode index card match mendapatkan respon positif dari siswa walaupun

baru pertama kali diterima.Dalam pembelajaran siswa belum terbiasa sehingga waktu

yang diperlukan lebih lama. Berdasarkan uji coba yang dilakukan dan dilihat bahwa

guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran sesuai prosedur metode index card

match maka guru sebagai kolaborator sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran

yang akan digunakan dalam penelitian.

4.2.3 Diskripsi Siklus 1

4.2.3.1 Perencanaan

Penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh instrument

yang dapat digunakan dalam penelitian.Rencana pembelajaran meliputi tahap pertama

yaitu menyusun RPP siklus pertama yang terdiri dari 3 pertemuan pada kompetensi

mengenal perkembangan teknologi.Pertemuan pertama penyampaian materi,

pertemuan kedua melanjutkan materi dan pemantapan materi melalui pelaksanaan

index card match dan pertemuan ketiga pelaksanaan evaluasi pembelajaran.Tahap

kedua yaitu menyusun lembar observasi keaktifan siswa berdasarkan indikator

keaktifan siswa serta menyusun lembar observasi penerapan index card match

berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode index card

match. Tahap ketiga menyiapkanperlengkapan pembelajaran sesuai metode index

card matchmeliputi, kartu index, kartu tema dan tahap keempat menyusun soal

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

51

evaluasi akhir siklus untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan keberhasilan

pembelajaran.

4.2.3.2Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan sebanyak tiga kali

pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2012 pada mata

pelajaran IPS kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi. Pada pertemuan

pertama terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan

pengertian teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta menyebutkan jenis

teknologi produksi, komunikasi dantransportasi dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut.

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada anak

pernahkah kalian melihat mesin jahit, menggunakan Hand Phone atau pernah naik

kereta api?. Kemudian guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Naik kereta api” secara

bersama.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, sebelum menjelaskan materi pembelajaran guru terlebih

dahulu mendorong siswa untuk aktif belajar dengan melibatkan siswa mencari

informasi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dalam

kehidupan sehari-hari. Agar terjadi interkasi antara guru dengan siswa, guru

melakukan tanya jawab untuk mendorong siswa memberikan dugaan sementara

berkaitan dengan materi. Guru menjelaskan materi perkembangan teknologi

produksi, komunikasi dan transportasi serta memberikan tanya jawab pada siswa agar

siswa lebih memahami dan mendalami materi kemudian guru meminta siswa

menjelaskan pengertian teknologi produksi komunikasi dan trasnportasi, Siswa juga

diminta mengidentifikasi contoh benda yang termasuk teknologi produksi komunikasi

dan transportasi tradisional dan menjelaskan manfaatnya.Selain siswa menjelaskan

teknologi tradisional, siswa diminta untuk mengidentifikasi contoh benda yang

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

52

termasuk teknologi produksi komunikasi dan transportasi modern dan menjelaskan

manfaatnya.

Untuk lebih memantapkan siswa mengani materi yang dipelajari, guru

memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan pada siswa secara lisan dan

tulisan berkaitan dengan materi yang dipelajari. Guru bersama siswa melakukan

refleksi dan guru memberi kesempatan untuk bertanya mengenai pelajaran yang

belum jelas.

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari dan guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan

pertama yaitu melanjutkan materi, pemantapan materi melalui pelaksanaan index

card match.Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012 dengan

menyampaikan dua indikator yaitu membandingkan jenis teknologi produksi,

komunikasi dan transportasi yang digunakan jaman dahulu dan modern serta

menceritakan pengalaman menggunakan teknologi produksi, komunikasi dan

transportasi dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut

1) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi dengan mengulas kembali

sedikit materi pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan berikutnya dengan

melakukan tanya jawab pada siswa.

2) Kegiatan inti

Di dalam kegiatan inti guru melanjutkan penyampaian materi yang masih

berkaiatan dengan perkembangan teknologi. Untuk membangkitkan keaktifan siswa,

guru mendorong siswa untuk mengajukan dugaan sementara dari materi yang akan

dipelajari dan guru merespon semua tanggapan yang diberikan siswa. Selain guru

menyampaikan materi pembelajaran, untuk menumbuhkan pastisipasi aktif siswa

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

53

dalam mengikuti pembelajaran guru melakukan tanya jawab pada siswa dengan

meminta siswa membandingkan kelebihan dan kelemahannya teknologi produksi,

komunikasi dan transportasi tradisional dan modern sehingga tercipta interaksi antara

guru dengan siswa ataupun siswa dengan guru. Guru meminta siswa menceritakan

pengalamannya menggunakan teknologi baik teknologi produksi, komunikasi dan

transportasi dan menceritakan kelebihan serta kekurangan menggunakan teknologi

tersebut.

Untuk meninjau ulang penguasaan siswa terhadap materi yang sudah dipelajari

dari pertemuan pertama sampai kedua, guru mengajak siswa bermain kartu index

card match atau pencocokan kartu.Dalam permainan index card match terdapat dua

kartu yang harus di cocokan yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Sebelum siswa

membuat kartu soal dan kartu jawaban guru terlebih dahulu menentukan tema yang

disesuaikan dengan materi yang sudah dipelajari agar dalam siswa membuat kartu

soal dan kartu jawaban tidak sama. Guru meminta setiap siswa mengambil satu kartu

yang berisi tema secara acak, kemudian siswa mencari pasangan tema yang sama.

Dari kegiatan siswa mencari pasangan tema sudah terlihat adanya intaksi antar siswa

satu dengan yang lain. Setelah siswa mendapatkan pasangan tema yang sama, guru

meminta setiap pasangan mengambil I kartu soal dan I kartu jawaban dan mengisinya

sesuai tema yang sudah didapatkannya. Semua kartu yang sudah di isi oleh siswa

dikumpulkan di tempat yang sudah disediakan dan kartu tersebut di campur jadi

satu.Setiap siswa diminta untuk mengambil satu kartu secara acak dan siswa yang

sudah mendapatkan kartu duduk ditempatnya lagi serta tidak boleh melihat kartu

tersebut sebelum semua siswa mendapatkan kartu. Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk memikirkan isi dari kartu yang didapatkannya, kemudian siswa

mulai mencari pasangan kartu. Dengan kegiatan tersebut tercipta interaksi antar siswa

karena siswa akan saling mencari tahu kecocokan dari kartu yang didapatkannya

dengan kartu yang di miliki teman yang lain. Setelah siswa menemukan kartu

pasangannya, siswa bertanya pada guru apakah kartu tersebut sudah sesuai, sehingga

antara siswa dengan guru terjalin suatu komunikasi. Guru membimbing siswa dalam

kegiatan permainan pencocokan kartu. Siswa yang sudah mendapatkan pasangan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

54

kartu duduk berdampingan sambil menunggu teman yang lain mendapatkan

pasangannya. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya, guru meminta setiap

pasangan maju ke depan untuk membacakan soal pada siswa lain dan meminta siswa

lain keculi pasangannya untuk menjawabnya dan jawaban tersebut akan ditanggapi

oleh siswa yang memegang kartu jawaban dan begitu seterusnya sampai semua

pasangan mendapatkan giliran. Setelah permainan index card match sudah selesai

siswa membuat rangkuman dari pengetahuannya selama bermain index card match.

Guru memberikan umpan balik dengan memberikan penguatan pada siswa

secara lisan dan tulisan berkaitan dengan materi yang dipelajari. Guru bersama siswa

melakukan refleksi dan guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

mengenai pelajaran yang belum jelas.

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari dan guru memberikan informasi pada siswa bahwa pada

pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi pembelajaran yang sudah dilakukan

dari pertemuan pertama dan kedua tentang perkembangan teknologi.

3. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus pertama yang

dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2012.Kegiatan pada pertemuan ketiga adalah

melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan

pertama dan kedua pada siklus I.

Evaluasi yang akan diberikan beruapa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan

ganda dan jumlah soal 27. Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada

pertemuan ketiga yaitu guru menyakan kepada siswa tentang kesiapan siswa dalam

mengikuti evaluasi pembelajaran. sebelum guru membagikan soal evaluasi, guru

terlebih dahulu menata tempat duduk siswa supaya siswa tidak terlalu dekat

duduknya. Guru menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal

evaluasi, kemudian guru membagi soal evaluasi berserta lember jawab pada setiap

siswa. Siswa mengerjakan soal evalusai dengan baik dan guru mengawasi jalannya

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

55

tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi,

guru bersama siswa mencocokan bersama-sama dengan menukar lembar jawab

siswa ke teman yang lain, kemudian siswa dan guru mengetahui hasil nilai dari tes

yang telah dilaksanakan.

4.2.3.3 Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung.Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang ditekankan

pada aspek keaktifan siswa dan penerapan metode index card match selama kegiatan

pembelajaran siklus 1 melalui bantuan observer.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer guru telah menerapkan

metode index card match dengan baik. Guru dapat mengatur serta mengendalikan

keberlangsungan proses belajar mengajar. Pada saat permainan index card match

kondisi kelas terlihat ramai namun guru dapat mengantisipasi dengan cara meminta

siswa yang sudah mendapatkan pasangan untuk segera menempati tempat yang sudah

disediakan.

Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi keaktifan

siswa dengan cara mengamati aktifitas setiap siswa dan menyesuaikan dengan

indikator keaktifan pada lembar observasi.Berdasarkan pengamatan keaktifan siswa

yang telah dilakukan oleh observer menunjukkan sudah lebih dari separuh siswa yang

aktif dalam mengikuti pembelajaran namun, siswa masih ada yang bingung dalam

melaksankan pembelajaran dengan metode index card match walapun siswa sudah

turut serta dalam tugas belajarnya, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

masih terlihat belum menyeluruh.

4.2.3.4 Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah dilaksanakannya tindakan

terkait dengan penerapan metode index card match, guru sebagai kolaborator,

observer dan perwakilan siswa untuk membahas hasil kegiatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terdapat

kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dengan metode index card match.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

56

Kelebihan proses pembelajaran dengan menggunakan metode index card

match diantaranya materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

dan mampu menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan. Selain kelebihan

juga terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran menggunakan metode index

card match yaitu karena metode pembelajaran index card match belum pernah

diterapkan sehingga guru masih banyak memberikan pengarahan dan bimbingan pada

siswa sehingga membutuhkan waktu pembelajaran menjadi lebih lama. Masih

terdapat siswa yang bingung saat mengikuti pembelajaran dengan metode index card

match, keaktifan siswa sudah terlihat tetapi belum semua siswa menunjukkan

keaktifan belajar, masih ada siswa yang belum berinteraksi dengan temannya karena

malu, juga masih ada siswa yang belum terlibat dalam pemecahan masalahdan masih

ada siswa yang belum menanggapi presentasi dari teman lain, selain itu waktu yang

diperlukan masih cukup banyak. Selain keaktifan prestasi belajar siswa juga

mengalami peningkatan jika dibandingan dengan pra siklus. Siswa lebih memahami

materi dengan menggunakan metode index card match. Dari hasil tes evaluasi siklus

I diketahui pembelajaran sudah mencapai target indikator kerja yang ditentukan yaitu

75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar dengan memperoleh

nilai ≥ 65 (KKM) . Jadi pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan materi yang

berbeda yaitu permasalahan sosial.

4.2.4 Hasil Penelitian Siklus 1

4.2.4.1 Keaktifan Siswa Siklus 1

Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh hasil rekapan keaktifan

siswa pada dalam mengikuti pembelajaran siklus I. Keaktifan siswa pada siklus I

sudah melebihi separuh dari jumlah siswa. Keaktifan siswa terdistribusi dalam

berbagai indikator.Tidak semua siswa melakukan aktifitas belajar sesuai indikator,

namun ada indikator yang dilakukan oleh semua siswa. Dari distribusi setiap

indikator akan dijumlahkan prosentasenya yang kemudian akan diperoleh rata-rata

keaktifan siswa secara klasikal. Dari hal tersebut dapat dilihat prosentase keaktifan

klasikal pada siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

57

Tabel 4.4

Keaktifan Siswa Siklus 1

Indikator

Aktif Tidak Aktif

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

1 26 100 0 0

2 12 46.15% 14 53.84%

3 25 96.15% 1 3.84%

4 15 57.69% 11 42.30%

5 22 84.61% 4 15.38%

6 9 34.61% 17 65.38%

7 17 65.38% 9 34.61%

8 14 53.84% 12 46.15%

Rata-Rata

Klasikal 67.30% 32.70%

Keterangan Indikator:

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2. Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

Dari tabel keaktifan siswa pada siklus 1 menunjukkan 67.30% siswa sudah

masuk dalam kategori siswa aktif dan 32.70% siswa yang belum aktif saat mengikuti

pembelajaran siklus 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

58

Diagram 4.4

Keaktifan Siswa Siklus 1

Diagram keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan adanya siswa yang aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siklus 1 meningkat menjadi 67.30%.

Sedangkan siswa yang masih pasif saat mengikuti kegiatan pembelajaran siklus 1

sebesar 32.70%.Untuk mengetahui perbandingan keaktifan siswa pada pra siklus dan

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.5

Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus Dan Siklus 1

Indikator

Pra Siklus Siklus 1

Siswa yang aktif

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

1 26 100 26 100

2 3 11.53% 12 46.15%

3 2 7.69% 25 96.15%

4 9 34.61% 15 57.69%

5 18 69.23% 22 84.61%

6 6 23.07% 9 34.61%

7 4 15.38% 17 65.38%

8 3 11.53% 14 53.84%

Rata rata

Klasikal 34.14 % 67.30%

Tabel perbandingan keaktifan pra siklus dan siklus 1 maka dapat dilihat

adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.Keaktifan siswa

67,30%

32,70%

Aktif

belum aktif

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

59

pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 65.68% dari keaktifan siswa pada pra

siklus sebesar 34.32%. Bila digambarkan perbandingan keaktifan belajar siswa dapat

dilihat pada diagram berikut

Diagram 4.5

Perbadingan Keaktifan Belajar

Berdasarkan diagram perbandingan keaktifan siswa pada pra siklus dan siklus I

menunjukkan adanya peningkatan. Pada pra siklus siswa yang masuk dalam kategori

aktif sebesar 34.14% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 67.30%. Sedangkan siswa

yang masuk pada kategori belum aktif pada pra siklus sebesar 65.86% dan pada

siklus 1 menurun menjadi 32.70% siswa yang masuk dalam kategori belum aktif.

4.2.4.2 Prestasi Belajar Siklus 1

Setelah kegiatan pembelajaran pada siklus I selesai dilakukan evaluasi untuk

mengukur pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa.Dari hasil evaluasi

pembelajaran yang sudah dilakukan pada siklus I dapat diketahuai nilai yang

diperoleh siswa.Berdasarkan distribusi nilai yang diperoleh siswa dapat diketahui

pencapaian prestasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus Idan

dikategorikan menjadi 4 rentang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Pra siklus Siklus 1

34,14%

67,30%

65,86%

32,70%

aktif belum aktif

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

60

Tabel 4.6

Distribusi Prestasi Belajar Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 45 – 54 0 0%

2 55 – 64 5 19.23%

3 65 – 74 8 30.77%

4 ≥ 75 13 50%

Jumlah 26 100 %

Rata-rata 76.56

Maksimal 96

Minimal 56

N 26

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar pada siklus I

menunjukkan hasil rata-rata yang diperoleh 76,56 . Jumlah siswa yang mendapatkan

nilai≥ 75sebanyak 13 siswa dengan prosentase 50%.Sebanyak 8 siswa atau setara

dengan 30.77%mendapatkan nilai pada rentang nilai 66-74. Masih terdapat 5 siswa

yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 55-64 atau mendapatkan nilai dibawah

KKM 65 dengan prosentase 19.23% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

pada rentang nilai 45-54. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pembelajaran

siklus 1 adalah 96 dan nilai terndah pada pembelajaran siklus I adalah 56.Untuk lebih

jelas distribusi prestasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut

Diagram 4.6

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Siklus 1

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

61

Diagram distribusi prestasi belajar siswa pada siklus 1 mendiskripsikan

prestasi belajar dari 26 siswa pada pembelajaran siklus 1 menunjukkansudah tidak

ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 45-54.Terdapat 5 siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai 55-64 dengan prosentase 19.23%.Siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai 66-74 sebanyak 8siswa atau setara dengan

30.77%. Sebesar 50% siswa atau sebanyak 13 siswa mendapatkan nilai ≥75.Dari data

distribusi prestasi belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 dapat dilihat ketuntasan

belajar yang diperoleh siswa pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

No Nilai Kategori Jumlah siswa

Jumlah Prosentase

1 ≥ 65 Tuntas 21 80.77%

2 < 65 Tidak tuntas 5 19.23%

Jumlah 26 100 %

Tabel distribusi ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran siklus 1

menunjukkan bahwa dari 26 siswa yang masuk pada kategori tuntas dengan nilai ≥ 65

sebanyak 21 siswa atau setara dengan 80.77%. Siswa yang masuk pada kategori tidak

tuntas dengan nilai < 65 sebanyak 5 siswa dengan prosentase 19.23%. Bila

digambarkan dalam diagram maka ketuntasan belajar siswa akan tampak sebagai

berikut

Diagram 4.7

KetuntasanBelajar Siswa Siklus 1

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

62

Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar siswa yang digambarkan

dalam diagram distribusi ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 dapat

diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 26 siswa, menunjukkan siswa yang

sudah tuntas sebanyak 21 siswa dengan nilai ≥ 65 atau setara dengan 80.77%

sedangkan siswa yang tidak tuntas 19.23% atau sebanyak 5 siswa dengan nilai <

65.Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar pra siklus dan siklus 1 dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.8

Perbandingan Prestasi Belajar Pada Pra Siklus Dan Siklus 1

No

Rentang

Nilai

Frekuensi

Pra siklus Siklus I

1 45 – 54 2 0

2 55 – 64 10 5

3 65 – 74 9 8

4 ≥ 75 5 13

Jumlah 26 26

Rata-rata 65 76

Maksimal 80 96

Minimal 46 56

N 26 26

Dilihat dari tabel perbandingan prestasi belajar siswa pada pra siklus dan

siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan.Peningkatan prestasi belajar siswa dapat

dilihat pada pembelajaran pra siklus sebanyak 2 siswa mendapatkan nilai pada

rentang nilai 45-56 dan pada siklus I sudah tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

pada rentang nilai 45-56. Pada rentang nilai 55-64 menunjukkan bahwa pada

pembelajaran pra siklus terdapat 10 siswa dan pada siklus I hanya terdapat 5 siswa

yang belum tuntas belajar karena nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal. Terdapat 9 siswa pada pembelajaran pra siklus yang mendapatkan nilai

pada rentang nilai 65-74 dan pada siklus I terdapat 8 siswa yang mendapatkan nilai

pada rentang nilai 65-74. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75 mengalami

peningkatan dari pra siklus yang hanya 5 siswa menjadi 13 siswa pada siklus

I.Pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 65 dan pada siklus I

meningkat menjadi 76 dari jumlah siswa sebanyak 26.Perolehan nilai tertinggi pada

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

63

pra siklus yaitu 80 dan pada siklus I perolehan nilai tertinggi meningkat menjadi

96.Nilai terendah pada siklus 1 naik menjadi 56 dari nilai terendah 46 pada pra siklus.

Untuk lebih jelas, perbandingan pencapaian prestasi belajar pra siklus dan siklus 1

dapat dilihat pada diagram berikut

Diagram 4.8

Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus Dan Siklus 1

Berdasarkan diagram perbandingan prestasi belajar pra siklus dan siklus I

dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 76

dari nilai rata-rata 65 pada pra siklus. Peningkatan perolehan nilai tertinggi pada pra

siklus yaitu 80 dan pada siklus I menjadi 96 sedangkan perolehan nilai terendah

mengalami peningkatan yaitu 56 dari nilai terendah 46 pada pra siklus.

Dari data perbandingan prestasi belajar pra siklus dan siklus I menunjukkan

ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.9

Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus Dan Siklus 1

No Nilai Kategori Pra siklus Siklus I

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 ≥ 65 Tuntas 14 53.85% 21 80.77%

2 < 65 Tidak tuntas 12 46.15% 5 19.23%

Tabel perbandingan ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I menunjukkan

bahwa ada peningkatan. Pada pra siklus siswa yang masuk dalam kategori tuntas

sebesar 53.85% atau sebanyak 14 siswa dan pada siklus I siswa yang masuk pada

Rata-rata Maksimal Minimal

65 80 46

76 96 56

pra siklus siklus 1

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

64

kategori tuntas meningkat menjadi 21 siswa atau sebesar 80.77% dengan

mendapatkan nilai ≥65. Siswa yang masuk kategori tidak tuntas pada pra siklus

sebanyak 12 siswa atau sebesar 46.15% dan pada siklus I siswa yang masuk kategori

tidak tuntas sebesar 19.23% atau sebanyak 5 siswa. Untuk lebih jelas maka

perbandingan ketuntasan belajar pra siklus dan siklus 1 akan digambarkan pada

diagram berikut

Diagram 4.9

Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus Dan Siklus 1

Berdasarkan diagram perbandingan ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I

dapat dilihat pencapaian ketuntasan belajar siswa pada pra siklus dan siklus I

mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan

sebanyak 14 siswa yang sudah masuk pada kategori tuntas dengan nilai ≥ 65 atau

sebesar 53.85% dan sebanyak 12 siswa yang masuk pada kategori tidak tuntas dengan

nilai < 65 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan atau setara dengan

46.15%. Pada siklus 1 pencapaian ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan

dari ketuntasan belajar pada pra siklus menjadi 80.77% atau sebanyak 21 siswa

dengan mendapatkan nilai ≥65 sehingga masuk pada kategori tuntas dan yang

mendapatkan nilai <65 pada siklus 1 dengan jumlah siswa sebanyak 5 atau setara

dengan 19.23% masuk pada kategori tidak tuntas.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

65

4.2.5 Diskipsi Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua merupakan lanjutan dari siklus pertama. Kegiatan

pembelajaran siklus kedua sama dengan kegiatan siklus pertama namun yang

membedakanadalah materi yang akan disajikan. Pembelajaran siklus kedua

menyajikan materi pembelajaran pada kompetensi mengenal permasalahan sosial.

Pelaksananaan pembelajaran pada siklus kedua meruapan penyempurnaan dan tindak

lanjut yang terjadi pada siklus pertama dengan melihat kelebihan dan kekurangan

proses pembelajaran pada siklus pertama. Pembelajaran pada siklus kedua akan

dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran sebagai

berikut

4.2.5.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru menyiapkan perlengkapan yang diperlukan

dalam kegiatan belajar.Tahap pertama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

yang terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama penyampaian materi, pertemuan

kedua pemantapan materi melalui pelaksanaan index card match dan pertemuan

ketiga pelaksanaan evaluasi pembelajaran.Tahap kedua menyusun lembar observasi

keaktifan siswa dan penerapan metode index card match. Tahap ketiga menyiapkan

perlengkapan pembelajaran yang berupa kartu indexdan kartu tema sesuai metode

index card match dan tahap keempat menyusun soal evaluasi akhir siklusuntuk

mengukur tingkat pemahaman siswa dan keberhasilan pembelajaran.

4.2.5.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus kedua dilaksanakan dalam 3 pertemuan

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, adapun kegiatan pembelajaran

sebagai berikut

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April

2012.Materi yang akan disampaikan pada pertemuan pertama yaitu mengenal

permasalahan sosial.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

66

1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa kemudian guru

mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi pada siswa dengan bercerita tentang

permasalahan sosial yang terjadi dilingkungan sekolah kemudian guru menjelaskan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, sebelum menjelaskan materi guru terlebih dahulu melibatkan

siswa untuk mencari informasi tentang permasalahan sosial yang terdapat di sekitar

lingkungan siswa. Setelah memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir

mengenai permasalahan sosial yang terjadi, guru meminta siswa menyebutkan contoh

permasalahan sosial dengan melakukan tanya jawab pada siswa.Kegiatan tersebut

bertujuan untuk membangun pengetahua awal yang dimiliki siswa dan kemudian

guru menjalaskan materi pembelajaran dan pada saat guru menjelaskan guru juga

berinteraksi pada siswa melalui tanya jawab agar siswa lebih memahami dan

mendalami materi pembelajaran.

Setelah menjelaskan materi pembelajaran, guru meminta siswa menyebutkan

contoh dan menjelaskan permasalahan sosial yang terjadi.Dilihat dari contoh

permasalahan sosial yang ada, siswa diminta untuk menggolongkan contoh

permasalahan sosial tersebut berdasarkan jenis permasalahannya. Kemudian siswa

menjelaskan dampak yang terjadi akibat permasalahan sosial yang terjadi dan cara

mengatasi permasalahan sosial tersebut.

Sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama berakhir, guru memberikan

umpan balik dengan memberikan penguatan pada siswa secara lisan dan tulisan

berkaitan dengan materi yang dipelajari. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan

guru memberi kesempatan untuk bertanya mengenai pelajaran yang belum jelas.

3) Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari dan guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran pada

pertemuan berikutnya yaitu bermain pencocokan kartu (index card match) yang

berkaitan dengan materi yang dipelajari yaitu permasalahan sosial.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

67

2. Pertemun kedua

Pertemuan kedua pada siklus kedua merupakan pemantapan materi dari kegiatan

belajar pada pertemuan pertama siklus keduayang dilaksanakan pada tanggal 18 April

2012. Pemantapan materi akan dilakukan melalui metode index card match. Adapun

langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut

1) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa kemudia guru

mengabsen siswa.guru memberikan apersepsi pada siswa dengan meminta siswa

bercerita pengalaman mengenai contoh masalah yang pernah dihadapi/dijumpai siswa

kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti guru mengulang sedikit materi pembelajaran yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama menganai masalah sosial. Saat menjelaskan guru

juga melakukan tanya jawab pada siswa untuk mengasah ingatan siswa mengenai

materi yang sudah dipelajari seperti contoh masalah sosial, penggolongan masalah

sosial berdasarkan jenis permasalahnnya, penyebab munculnya masalah sosial,

dampak yang ditimbulkan akibat masalah sosial serta cara mengatasi masalah sosial.

Setelah ingatan siswa sudah mulai terasah, guru mempersiapkan siswa untuk

bermain pencocokan kartu (index card match) untuk meninjau ulang penguasaan

siswa terhadap materi yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama.rangkuman dari

pengetahuannya selama bermain index card match. Langkah-langkah pembelajaran

metode index card match yang digunakan pada siklus keduasama dengan langkah-

langkah pembelajaran metode index card match yang digunakan pada siklus pertama.

Pada pembelajaran siklus kedua siswa sudah memahami kegiatan pembelajaran

dengan metode index card match, sehingga setelah mendapatkan tema siswa

mengetahui apa yang harus mereka lakukan dengan pasangannya yaitu mengisi kartu

soal dan jawaban berdasarkan tema yang diperoleh dengan cara melihat materi yang

bersesuaian dengan tema. Siswa mengumpulkan kartu soal dan kartu jawaban yang

telah mereka isi bersama pasangannya.Semua kartu soal dan kartu jawaban yang telah

terkumpul kemudian diacak oleh guru dan setiap siswa mengambil satu kartu secara

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

68

acak.Apabila semua siswa sudah mendapatkan kartu maka guru meminta siswa untuk

mencari pasangan dari kartu yang didapatkanya.Setiap siswa yang sudah menemukan

pasangan dari kartu yang dimilikinya diminta untuk duduk berpasangan sesuai

dengan temapta yang telah ditentukan guru, hal ini bertujuan agar bagi siswa yang

belum menemukan pasangan lebih mudah mencari pasangannya. Jika semua siswa

sudah mendapatkan pasangan kartu maka guru meminta pasangan siswa untuk

mempresentasikan ke depan kelas agar semua siswa dapat mengetahui isi dari kartu

tersebut. Pasangan siswa yang mendapatkan kartu soal diminta membacakan soal

yang didapatkannya dan meminta siswa lain untuk menanggapinya.Dari berbagai

jawaban yang dikemukakan oleh siswa ditanggapi oleh pasangan siswa yang

mendapatkan kartu jawaban.Kegiatan tersebut berlangsung sampai semua pasangan

mendapatkan giliran. Setelah permainan pencocokan kartu selasai guru meminta

siswa membuat rangkuman dariapa yang mereka pelajari dari permainan kartu.Dari

kegiatan permainan pencocokan kartu tersebut keaktifan siswa dalam belajar dapat

terbentuk lebih baik karena tercipta interaksi siswa dengan siswa atau siswa dengan

guru.

Penguatan dari yang telah dipelajari siswa disampaikan guru dengan cara

memberikan umpan balik beruapa pembahasan kembali mengani garis besar yang

telah dipelajari. Guru meminta tanggapan pada siswa tentang kegiatan pembelajaran

yang baru saja mereka lakukan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya menganai materi pembelajaran yang belum mereka pahami.

3) Kegiatan penutup

Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru bersama siswa membuat

kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan informasi

pada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi

pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua tentang

permasalahan sosial.

3. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus kedua yang

dilaksanakan pada tanggal 19 April 2012.Kegiatan pada pertemuan ketiga adalah

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

69

melaksanakan evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan

pertama dan kedua pada siklus II.Evaluasi yang akan diberikan berupa tes tertulis

dengan bentuk soal pilihan ganda dan jumlah soal 25. Langkah-langkah kegiatan yang

akan dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu guru menyakan kepada siswa tentang

kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum guru membagikan soal

evaluasi, guru terlebih dahulu menata tempat duduk siswa supaya siswa tidak terlalu

dekat duduknya. Guru menjelaskan pada siswa peraturan dalam mengerjakan soal

evaluasi, kemudian guru membagi soal evaluasi berserta lembar jawab pada setiap

siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru mengawasi jalannya tes

dari awal sampai akhir.Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru

bersama siswa mencocokkan bersama-sama dengan menukar lembar jawab siswa ke

teman yang lain, kemudian siswa dan guru mengetahui hasil nilai dari tes yang telah

dilaksanakan.

4.2.5.3Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran

berlangsung.Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada

aspek keaktifan siswa dan penerapan metode index card match selama kegiatan

pembelajaran siklus II melalui bantuan observer

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer,keaktifan siswa pada siklus

kedua mengalami peningkatan.Peningkatan keaktifan tersebut sudah terlihat

menyeluruh.Peningkatan nampak saat siswa mempunyai antusiasme menjawab

pertanyaan guru serta bertanya pada guru.Saat siswa mengisi kartu pertanyaan dan kartu

soal mereka mulai saling bertukar pendapat dengan pasangannya untuk mendiskusikan

soal dan jawaban yang berkualiitas untuk diisikan pada kartu sehingga terjalin

komunikasi aktif antar siswa.Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua keaktifan siswa

juga terlihat saat siswa menanggapi pertanyaan dari teman.Mereka tidak malu-malu lagi

menjawab pertanyaan dari teman bahkan mereka saling berebutan untuk menjawab.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

70

4.2.5.4 Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah dilaksanakannya tindakan terkait dengan

penerapan metode index card match. Refleksi dilakukan oleh guru sebagai kolaborator,

peneliti, observer dan perwakilan siswauntuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan dan untuk melihat kembali apakah tindakan yang dilaksanakan dapat

menghasilkan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer menunjukkan bahwa pada

pembelajaran siklus II dengan metode index card match terjadi peningkatan keaktifan

siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi siswa yang menunjukkan semua

aspek keaktifan siswa sudah masuk dalam kategori baik.Kekurangan yang terjadi pada

pembelajaran siklus I sudah tidak terjadi pada siklus II.Kebingungan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus 1 sudah tidak terlihat pada kegiatan pembelajaran siklus II

karena seluruh siswa sudah mengikuti dan melaksanakan pembelajaran dengan

baik.Antusiame siswa yang besar mulai terlihat saat guru meminta siswa bermain index

card match.Saat melaksanakan pembelajaran dengan metode index card match pada

siklus II siswa sudah tidak malu-malu lagi berinteraksi dengan temannya dan siswa

saling berebutan untuk menanggapi pertanyaan dari teman. Selama kegiatan permainan

index card match atau pencocokan kartu guru sudah tidak banyak memberikan arahan

dan bimbingan karena siswa sudah mengerti apa yang harus dilakukannya saat bermain

pencocokan kartu sehingga waktu yang diperlukan tidak terlalu lama.Peningkatan

keaktifan siswa juga terlihat saat siswa berinteraksi dengan guru seperti bertanya pada

guru mengenai hal belum dipahami dan menjawab pertanyaan dari guru dengan jelas

dan penuh antusias. Dapat disimpulkan melalui metode index card match yang

diterapkan pada siklus II keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat

meningkat. Selain keaktifan, prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, karena

melalui metode index card match siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Dalam mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II siswa tidak mengalami kesulitan karena

mereka sudah memahami tentang materi yang di ujikan.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

71

4.2.6 Hasil Penelitian Siklus II

4.2.6.1 Keaktifan Siswa Siklus II

Bersadarkan observasi awal yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri

Kopeng 01 diperoleh hasil bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah

mengalami peningkatan. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.10

Perhitungan Rekap Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II

Indikator

Aktif Tidak Aktif

Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa Persentase

1 26 100% 0 0%

2 24 92.30% 2 7.69%

3 26 100% 0 0%

4 19 73.07% 7 26.92%

5 25 96.15% 1 3.84%

6 11 42.30% 15 57.69%

7 22 84.61% 4 15.38&

8 26 100%

0%

Rata Rata

Klasikal

86.05%

13.95%

Keterangan Indikator:

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2. Terlibat dalam pemecahan permasalahan

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

72

Tabel keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan bahwa sebesar 86.05%

siswa sudah masuk dalam kategori aktif sebesar 13.95% siswa masih belum

menunjukkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada diagram berikut

Diagram 4.10

Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan diagram keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan bahwa

siswa yang aktif selama mengikuti pembelajaran pada siklus II sebesar 86.05% siswa

dan sebesar 13.95% siswa masih belum menunjukkan keaktifan selam mengikuti

pembelajaran. Untuk mengetahui perbandingan keaktifan siswa pada pra siklus,

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.11

Perbandingan Keaktifan Siswa Pra siklus, Siklus I Dan Siklus II

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Siswa Yang Sudah Aktif

Indikator Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

Jumlah

Siswa Persentase

1 26 100 26 100 26 100%

2 3 11.53% 12 46.15% 24 92.30%

3 2 7.69% 25 96.15% 26 100%

4 9 34.61% 15 57.69% 19 73.07%

5 18 69.23% 22 84.61% 25 96.15%

6 6 23.07% 9 34.61% 11 42.30%

7 4 15.38% 17 65.38% 22 84.61%

8 3 11.53% 14 53.84% 26 100%

Rata Rata

Klasikal 34.14 % 67.30% 86.05%

86,05%

13,95%

aktif

Belum Aktif

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

73

Tabel perbandingan keaktifan siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa

pada siklus II menjadi 86.05% dari siklus I yang menunjukan keaktifan siswa sebesar

67.30% dan dari keaktifan siswa pra siklus hanya sebesar 34.14%. Jadi siswa yang

masih belum menunjukkan keaktifan saat mengikuti pembelajaran pada pra siklus

sebesar 65.86%, pada siklus I siswa yang belum aktif berkurang menjadi 32.70% dan

pada siklus II siswa yang belum aktif hanya sebesar 13.95%. Untuk mengetahui

perbandingan peningkatan keaktifan siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus II dapat

digambarkan melalui diagram dibawah ini

Diagram 4.11

Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan diagram perbandingan keaktifan belajar siswa pada pra siklus,

siklus dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Keaktifan siswa pada pra

siklus sebesar 34.14% dan pada siklus I meningkat menjadi 67.30%. Pada siklus II

keaktifan siswa mengalami peningkatan menjadi 86.05%. Pada pra siklus siswa yang

masih belum menunjukkan keaktifan sebesar 65.86% dan pada siklus I siswa yang

belum menunjukkan keaktifan menjadi 32.70%. Siswa yang belum menunjukkan

keaktifan pada siklus II hanya sebesar 13.95%.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

pra siklus siklus 1 siklus 2

34,14%

67,30%86,05%

65,86%

32,70%13,95%

aktif belum aktif

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

74

4.2.6.2 Prestasi Belajar Siklus II

pembelajaran pada siklus II dapat dilihat data pencapaian prestasi belajar

siswa pada tabel berikut

Tabel 4.12

Distribusi Prestasi Belajar Siklus II

Beradasarkan tabel distribusi prestasi belajar pada siklus II dapat dilihat dari

26 siswa kelas IV menunjukkan rata-rata kelas 85. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa pada siklus II adalah 96 sedangkan 68 merupakan nilai terendah yang diperoleh

siswa.Untuk persebaran nilai sudah tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai pada

rentang nilai 45 – 54 maupun 55 – 64.Sebanyak 4 siswa atau sebesar 15,38% siswa

yang memperoleh nilai pada rentang nilai 65 – 74. Siswa paling banyak memproleh

nilai ≥ 75 dengan prosentase sebesar 84,62% atau sebanyak 22 siswa. Agar lebih jelas

distribusi prestasi belajar siklus II dapat digambarkan dalam diagram berikut

Diagram 4.12

Distribusi Prestasi Belajar Siklus II

0

5

10

15

20

25

45 – 54 55 – 64 65 – 74 ≥ 75

0%0%

15,38%

84,62%

rentang nilai

45 – 54

55 – 64

65 – 74

≥ 75

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 45 – 54 0 0%

2 55 – 64 0 0%

3 65 – 74 4 15,38%

4 ≥ 75 22 84,62%

Jumlah 26 100 %

Rata-rata 84,96

Maksimal 96

Minimal 68

N 26

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

75

Dari diagram distribusi prestasi belajar pada siklus II menujukkan pencapaian

nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sudah tidak terdapat siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai 45 – 54 dan pada rentang nilai 55 – 64. Dari 26

siswa, sebesar 15.38 % siswa atau sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai pada rentang

nilai 65-74. Terdapat 22 Siswa yang mendapatkan nilai ≥75 dengan prosentase

sebesar 84.62 %. Untuk lebih jelasnya distribusi prestasi belajar siswa pada

pembelajaran siklus II dapat dilihat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada

tabel berikut

Tabel 4.13

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Nilai Kategori Jumlah siswa

Jumlah Prosentase

1 ≥ 65 Tuntas 26 100%

2 < 65 Tidak tuntas 0 0 %

Jumlah 26 100 %

Tabel ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada siklus II menunjukkan

sudah tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori tidak tuntas dengan nilai

< 65. Dari 26 siswa mendapatkan nilai ≥ 65 sehingga pada pembelajaran siklus II

semua siswa kelas IV masuk dalam ketegori tuntas dengan prosentase 100 %. Bila

digambarkan dalam diagram maka ketuntasan belajar siswa akan tampak sebagai

berikut

Diagram 4.13

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

76

Dari diagram ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran siklus II

menunjukkan 100 % siswa dari 26 siswa masuk dalam kategori tuntas dengan nilai

≥65. Sudah tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori tidak tuntas dengan nilai

<65.

Pencapaian prestasi belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II Untuk

mengetahui perbandingan pencapaian prestasi belajar siswa pada pra siklus, siklus I

dan siklus II. Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap tindakan yang

telah dilakukan pada tiap siklusnya. Peningkatan prestasi belajar yang diperoleh siswa

dapat dilihat pada tabel perbandingan prestasi belajar berikut

Tabel 4.14

Perbandingan Prestasi Belajar

Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

1 45 - 54 2 0 0

2 55 – 64 10 5 0

3 65 – 74 9 8 4

4 ≥ 75 5 13 22

Jumlah 26 26 26

Rata-rata 65 76 85

Maksimal 80 96 96

Minimal 46 56 68

N 26 26 26

Dilihat dari tabel perbandingan pencapaian prestasi belajar siswa pada pra

siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan.Peningkatan prestasi

belajar siswa dapat dilihat pada pembelajaran pra siklus sebanyak 2 siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai 45-56 sedangkan pada siklus I dan siklus II

sudah tidak ada siswa yang berada pada rentang nilai 45-56. Siswa yang mendapatkan

nilai pada rentang nilai 55-64 menunjukkan bahwa pada pembelajaran pra siklus

terdapat 10 siswa dan pada siklus 1 hanya terdapat 5 siswa yang belum tuntas belajar

karena nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal sedangkan pada siklus II

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

77

sudah tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 55-64. Pada

pembelajaran pra siklus terdapat 9 siswa yang mendaptkan nilai pada rentang nilai

65-74, pada siklus I terdapat 8 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai 65-74

dan pada siklus II hanya terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang nilai

65-74 . Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75 mengalami peningkatan dari pra

siklus yang hanya 5 siswa menjadi 13 siswa pada siklus I dan pada siklus II menjadi

22 siswa. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 65, pada siklus 1

meningkat menjadi 76 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85 dari jumlah

siswa sebanyak 26. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pembelajaran pra siklus

yaitu 80, pada siklus 1 nilai tertinggi yang diperoleh siswa meningkat menjadi 96 dan

pada siklus II nilai tertinggi yang diperoleh siswa masih tetap pada siklus 1 yaitu 96.

Nilai terendah yang diperoleh siswa pada pra siklus yaitu 46, pada siklus 1 meningkat

menjadi 56 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 68. Untuk lebih jelas,

perbandingan pencapaian prestasi belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus II dapat

dilihat pada diagram berikut

Diagram 4.14

Perbandingan Prestasi Belajar Pada Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus II

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

78

Berdasarkan diagram perbandingan prestasi belajar pra siklus, siklus I dan

siklus II dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mengalami peningkatan pada pra siklus

sebesar 65, pada siklus I menjadi 76 dan pada siklus II menjadi 85. Peningkatan nilai

tertinggi yang diperoleh siswa ditunjukkan dengan nilai tertinggi pada pra siklus yaitu

80, pada siklus 1 menjadi 96 dan pada siklus 2 masih tetap 96. Sedangkan perolehan

nilai terendah mengalami peningkatan yaitu 46 pada pra siklus, 56 pada siklus I dan

68 pada siklus II.Dari data perbandingan prestasi belajar pra siklus, siklus 1 dan

siklus Ii menunjukkan ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.15

Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

No Nilai Kategori Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 ≥ 65 Tuntas 14 53.85% 21 80.77% 26 100%

2 < 65 Tidak tuntas 12 46.15% 5 19.23% 0 0%

Tabel perbandingan ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II

menunjukkan bahwa ada peningkatan. Pada pra siklus siswa yang masuk dalam

kategori tuntas dengan mendapatkan nilai ≥ 65 sebesar 53.85% atau sebanyak 14

siswa, pada siklus I siswa yang masuk pada kategori tuntas meningkat menjadi 21

siswa atau sebesar 80.77% dan pada siklus II menjadi 100% atau dari 26 siswa masuk

dalam kategori tuntas. Siswa yang masuk kategori tidak tuntas pada pra siklus

sebanyak 12 siswa atau sebesar 46.15%. pada siklus I siswa yang masuk kategori

tidak tuntas sebesar 19.23% atau sebanyak 5 siswa dan pada siklus II sudah tidak ada

siswa yang masuk kategori tidak tuntas. Untuk lebih jelas maka perbandingan

ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I akan digambarkan pada diagram berikut

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

79

Diagram 4.15

Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1 Dan SiklusII

Berdasarkan diagram ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II

dapat dilihat perbandingan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan

siklus II yang mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa pada pra siklus

menunjukkan sebanyak 14 siswa yang sudah masuk pada kategori tuntas dengan nilai

≥ 65 atau sebesar 53.85% dan sebanyak 12 siswa yang masuk pada kategori tidak

tuntas dengan nilai < 65 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan atau

setara dengan 46.15%. Pada siklus I pencapaian ketuntasan belajar siswa mengalami

peningkatan sebesar 80.77% atau sebanyak 21 siswa dengan mendapatkan nilai ≥ 65

sehingga masuk pada kategori tuntas dan yang mendapatkan nilai < 65 pada siklus I

dengan jumlah siswa sebanyak 5 atau setara dengan 19.23% masuk pada kategori

tidak tuntas. Peningkatan pencapaian ketuntasan belajar siswa juga terjadi pada siklus

II dengan prosentase ketuntasan 100% karena dari 26 jumlah siswa mendapatkan nilai

≥ 65 sehingga masuk dalam kategori tuntas.

4.2.7 Penerapan Metode index card match

Dalam penelitian ini guru telah menerapkan metode index card match dalam

kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Sebelum guru menerapkan metode index

card match dalam penelitian, guru sudah diberikan kesempatan untuk melaksanakan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra siklus siklus I siklus II

14

2126

12

5

tidak tuntas

tuntas

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

80

try out penerapan metode index card match di kelas yang berbeda. Hasil dari

penerapan metode index card match dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.16

Penerapan metode index card match pada siklus I dan siklus II

Dari tabel di penerapan metode index card match pada siklus I dan siklus II

dapat dilihat bahwa guru sudah mampu menerapkan metode index card match dengan

baik sesuai prosedur pembelajaran dengan metode index card match.

4.2 Pembahasan dan Implikasi

4 3.1 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa

kelas IV SD Negeri Kopeng 01 pada mata pelajaran IPS, maka dapat diketahui

adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan

No Tahap Aspek observasi (indikator) Ya

I Kegiatan

awal

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru mengabsen siswa

3. Guru melakukan kegiatan apersepsi

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

√ √

√ √

√ √

√ √

II Kegiatan

inti

5. Guru melibatkan siswa mencari informasi dari materi yang akan di

pelajari

6. Guru melakukan tanya jawab pada siswa

7. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan jelas

8. Guru menjelaskan langkah-langkah dan peraturan permainan

pencocokan kartu yang akan dilakukan

9. Guru memberikan kartu tema pada siswa

10. Guru membimbing siswa mencari pasangan tema

11. Guru membimbing siswa dalam mengisi kartu soal dan kartu jawaban

12. Guru mengumpulkan kartu yang sudah diisi siswa dan mengacak semua

kartu

13. Guru mengarahkan siswa dalam pengambilan kartu

14. Guru mengarahkan dan membimbing siswa mencari pasangan kartu

15. Guru mengatur tempat duduk siswa

16. Guru mengarahkan pasangan siswa mempresentasikan isi kartu

17. Guru mengarahkan siswa untuk memberikan tanggapan

18. Guru mengarahkan siswa membuat rangkuman

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

3 Kegiatan

penutup

19. Guru memberikan umpan balik

20. Guru memberikan refleksi dari kegiatan yang sudah dilakukan

21. Guru memberikan kesimpulan

22. Guru memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis

23. Guru memberikan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

81

metode index card match. Setelahdilakukan tindakan terkait penerapan metode index

card match keaktifan siswa sudah terlihat ada peningkatan. Peningkatan tersebut

terlihat dari antusiame siswa yang besar saat siswa diminta untuk bermain index card

match. Selain itu juga kekatifan siswa nampak saat siswa dapat berinteraksi dengan

guru ataupun dengan siswa lainnya. Metode index card match lebih menarik

perhatian siswa dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Melalui metode index card matchmateri pembelajaran yang dipelajari lebih mudah

diserap sehingga dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan Yuni (2009) yang mengatakan bahwa metode

index card match merupakan metode pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dimana siswa yang lebih aktif dari

pada gurunya. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Ahmini (2011) menyatakan bahwa penerapan metode index card matchdapat

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa di SDN Kandri 01 Kota

Semarang. Penelitan ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ervan

Yopi Putranto (2011) yang menyatakan bahwa melalui metode index card match

yang diterapkan dapat meningkatkan aktifitas siswa dan prestasi belajar siswa di

SDNegeri Pesanggrahan 02 kota Batu.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas IV di SD

Negeri Kopeng 01 dapat dikategorikan menjadi II kelompok. Kelompok I terdiri dari

siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar tanpa diadakannya suatu tindakan.

Siswa yang berada pada kelompok ini merupakan siswa yang memilikiantusiasme

yang tinggi terhadap pembelajaran. Selain memiliki antusias yang tinggi mereka juga

memiliki tingkat pemahaman yang tinggi sehingga prestasi belajar yang diperoleh

telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan. Sedangkan pada

kelompok II terdiri dari siswa yang mencapai ketuntasan belajar setelah diberikannya

tindakan.Siswa pada kelompok ini memiliki antusias yang kurang dalam mengikuti

pembelajaran karena mereka merasa bahwa pembelajaran yang mereka terima belum

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/5/T1_292008029_BAB IV… · bahwa jumlah siswa kelas IV SD Negeri ... mengenal perkembangan

82

menarik sehingga perhatian mereka tidak terfokus pada pembelajaran dan berdampak

pada prestasi belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang

telah ditentukan. Untuk menarik perhatian pada kelompok ini dalam mengikuti

pembelajaran maka guru melakukan tindakan melalui metode pembelajran index card

match.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa melalui metode pembelajaran

index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2011) yang

menunjukkan bahwa denganMetode Pembelajaran Index Card Matchdapat

meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

4.3.2 Implikasi Praktis

Dari hasil temuan menyatakan bahwa melalui metode Index card match

keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 01 pada mata

pelajaran IPS dapat meningkat, maka implikasi praktis dalam penelitian ini yaitu

sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru untuk pemilihan dan penerapan

metode index card match sehingga dapatmemberikan pengalaman. Selain itu

implikasi praktis bagi siswa yaitu diharapkan siswa tidak malu-malu lagi dalam

mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan teman atau guru untuk mencari

informasi terkait dengan materi yang dipelajari, dapat turut serta atau aktif dalam

kegiatan belajar di sekolah sehingga dapat menambah pengalaman baru bagi siswa

dan dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Sedangkan implikasi praktis bagi sekolah yaitu diharapkan kepala sekolah selaku

pemimpin di sekolah dapat memberikan dukungan dalam pemilihan metode

pembelajaran untuk perbaikan pembelajaranterkait penerapan metode index card

match. Selain itu juga melalui berbagai pemilihan metode pembelajaran terutama

index card match dapat menimbulkan variasi dalam proses belajar mengajar di

sekolah.