BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

17
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga yang beralamat di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Subjek penelitian dalam pembelajaran adalah siswa kelas IV dengan jumlah 44 siswa. 44 siswa tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara heterogen, kelompok 1 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok eksperimen dengan diberikan perlakuan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, dan kelompok 2 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol dengan diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) meminta izin observasi dan penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga sebagai SD yang dipilih untuk penelitian, (2) mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengajar menggunakan perlakuan yang dirancang, (3) kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV dalam menerapkan pembelajaran yang akan dilakukan. Penelitian mulai dilakukan pada minggu pertama bulan Februari yaitu tanggal 2 Februari 2015 dengan dilakukan uji coba instrumen untuk uji validitas dan reliabilitas. Uji coba dilaksanakan di SDN ledok 05 Salatiga kelas V. Setelah dilakukan uji coba instrumen penelitian, dilakukan analisis data untuk mencari validitas dan reliabilitas soal. Soal yang diujikan berjumlah 25 soal. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan 22 soal yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Namun soal yang digunakan sebagai tes evaluasi berjumlah 20 item soal pilihan ganda. Soal yang telah disusun selanjutnya diujikan pada dua kelompok yang menjadi subjek penelitian. Uji kesetaraan dilakukan pada siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga pada tanggal 4 Februari 2015 berdasarkan nilai tes pada mata pelajaran IPA semester 1. Hasil data yang diperoleh dilakukan analisis dengan membagi 44

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga yang beralamat

di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

Subjek penelitian dalam pembelajaran adalah siswa kelas IV dengan jumlah

44 siswa. 44 siswa tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara

heterogen, kelompok 1 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok eksperimen

dengan diberikan perlakuan model pembelajaran Student Facilitator and

Explaining, dan kelompok 2 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol

dengan diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Kegiatan yang

dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) meminta izin observasi dan

penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga sebagai SD yang dipilih untuk

penelitian, (2) mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengajar menggunakan perlakuan yang dirancang, (3) kolaborasi antara

peneliti dengan guru kelas IV dalam menerapkan pembelajaran yang akan

dilakukan.

Penelitian mulai dilakukan pada minggu pertama bulan Februari yaitu

tanggal 2 Februari 2015 dengan dilakukan uji coba instrumen untuk uji

validitas dan reliabilitas. Uji coba dilaksanakan di SDN ledok 05 Salatiga

kelas V. Setelah dilakukan uji coba instrumen penelitian, dilakukan analisis

data untuk mencari validitas dan reliabilitas soal. Soal yang diujikan

berjumlah 25 soal. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan

22 soal yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Namun soal yang

digunakan sebagai tes evaluasi berjumlah 20 item soal pilihan ganda. Soal

yang telah disusun selanjutnya diujikan pada dua kelompok yang menjadi

subjek penelitian.

Uji kesetaraan dilakukan pada siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

pada tanggal 4 Februari 2015 berdasarkan nilai tes pada mata pelajaran IPA

semester 1. Hasil data yang diperoleh dilakukan analisis dengan membagi 44

47

siswa menjadi 2 kelompok, selanjutnya dilakukan analisis data untuk

menguji kesetaraan dari kedua kelompok. Analisis data yang dilakukan

adalah dengan uji homogenitas dan uji normalitas sebagai prasayarat untuk

menentukan uji hipotesis t-test.

Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran pada dua

kelompok. Pertama, disusun terlebih dahulu RPP sesuai dengan sintak

pembelajaran yang akan dipraktikkan saat kegiatan pembelajaran pada

masing- masing kelompok (eksperimen dan kontrol). Kedua, penjelasan RPP

yang akan digunakan dalam mengajar untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan pembelajaran kepada guru. Tahap ini dilakukan penjelasan

sintak pembelajaran dan materi yang akan diajarkan pada siswa. Langkah

ketiga adalah penyusunan intsrumen pembelajaran. Setelah persiapan

instrumen selesai, langkah keempat adalah persiapan akhir untuk mengecek

kesiapan guru dan peneliti dalam mempelajari sintak pembelajaran yang

tertuang pada RPP.

Penjelasan secara rinci mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian di

SD Ledok 05 Salatiga dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran dapat

dilihat pada jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang disajikan pada

Tabel 13 sebagai berikut:

48

Tabel 13

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga Semester

II Tahun 2014/2015

No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan

1. 28 Januari 2015 Ijin Penelitian (meminta ijin kepada pihak

sekolah di SDN Ledok 05 Salatiga untuk

melakukan penelitian).

2. 29 Januari 2015 Penyerahan surat observasi sekaligus meminta

ijin melakukan penelitian kepada kepala SDN

Ledok 05 Salatiga, bertemu dengan guru kelas

IV untuk menjelaskan mekanisme penelitian

yang akan dilakukan dan materi yang akan

diajarkan, serta bertemu dengan guru kelas V

untuk menjelaskan mengenai uji validitas

reliabilitas soal.

3. 2 Februari 2015 Melakukan uji validitas dan reliabilitas soal di

kelas V SDN Ledok 05 Salatiga.

4. 13 Februari 2015 Perkenalan dengan siswa kelas IV (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) dilanjutkan

observasi kelas.

5. 18 Februari 2015 Memberikan RPP pada guru kelas IV dan

menjelaskan mekanisme/cara penyampaian

materi sesuai RPP yang telah dibuat.

6. 27 Februari 2015 Kegiatan pembelajaran untuk kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dilanjutkan

dengan tes evaluasi.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Observasi

Pengamatan dilakukan pada kelompok eksperimen melalui lembar

observasi mengajar. Lembar observasi disusun berdasarkan kisi-kisi tindakan

dalam menerapkan sintak pembelajaran. Lembar observasi pada kelompok

eksperimen dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

terbagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti,

49

dan kegiatan akhir (penutup). Tahap kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari

3 item, kegiatan inti terdiri dari 9 item, dan kegiatan akhir (penutup) terdiri

dari 3 item. Sehingga aspek yang diamati dalam pembelajaran kelompok

eksperimen ada 15 item. Pengamatan juga dilakukan pada kelompok kontrol

dengan pembelajaran konvesional (ceramah, diskusi, tanya jawab). Lembar

observasi mengajar pada kelompok kontrol dibagi menjadi tiga tahap yaitu

kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup).

Kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari 3 item, kegiatan inti terdiri dari 5

item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi seluruh aspek yang diamati

pada pembelajaran kelompok kontrol (konvensional) ada 11 item.

Observasi penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi

Perubahan Kenampakkan Permukaan Bumi. Pembelajaran pada penelitian

ini dilakukan dengan dua tahap dalam satu hari, tahap pertama melakukan

pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran

Student Facilitator and Explaining yang terdiri dari tiga indikator yaitu: (1)

mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (2) menceritakan kembali perubahan

lingkungan fisik yang terjadi berdasarkan teks berita dari media massa, (3)

menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan longsor) berdasarkan berita dari media massa.

Tahap kedua pada kelompok kontrol dengan pembelajaran

konvensional (ceramah, diskusi, tanya jawab) yang juga terdiri dari 3

indikator sebagai berikut: (a) mengidentifikasi macam-macam perubahan

fisik yang terjadi di daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (b)

menjelaskan perubahan lingkungan fisik yang terjadi di permukaan bumi, (c)

menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan longsor) di permukaan bumi. Setelah pembelajaran

selesai/ setelah mendapatkan perlakuan dilanjutkan pengujian tes evaluasi

untuk kedua kelompok.

Observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan selama

50

melaksanakan sintak pembelajaran dan keaktifan siswa selama mengikuti

proses pembelajaran. Pada pembelajaran kelas eksperimen dengan

menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa lebih antusias

dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas yang semula gaduh menjadi

hening dan siswa memperhatikan. Hal ini disebabkan karena media yang

digunakan yaitu video bencana alam dan gambar macam-macam perubahan

kenampakan permukaan bumi melalui power point. Keterlaksanaan

pembelajaran pada kegiatan awal semua aspek telah dilaksanakan.

Pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu ibu pertiwi melalui video,

memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai keanekaragaman yang

dimiliki Indonesia, baik kekayaan alam dan musim di Indonesia. Tahap ini

semua siswa bernyanyi dengan riang dan menjawab pertanyaan yang

diajukan dengan berebutan dan penuh semangat. Selanjutnya menjelaskan

judul materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan menampilkan gambar dan video berbagai

perubahan kenampakkan bumi yang disebabkan oleh alam maupun oleh

manusia, kemudian melakukan tanya jawab mengenai gambar dan video

yang disajikan. Siswa berebut ingin menjawab pertanyaan yang diajukan,

dan guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab satu-persatu.

Selanjutnya mengaitkan gambar serta video dengan pengalaman yang telah

dimiliki siswa bersadarkan kehidupan sehari-hari, siswa secara bergantian

menceritakan pengalaman mereka terkait dengan bencana alam. Sebelum

melakukan kegiatan diskusi kelompok, siswa dibentuk menjadi beberapa

kelompok, kemudian siswa mendengarkan langkah-langkah diskusi yang

disampaikan yaitu menyusun puzzle gambar perubahan kenampakkan

permukaan bumi dan membaca berita dari media masa mengenai bencana

alam di Inonesia. Pada saat diskusi, siswa terlihat secara bergantian

memasang-masangkan puzzle dan beradu pendapat tentang isi pokok berita

tentang kenampakkan permukaan bumi. Setelah siswa selesai berdiskusi,

siswa mempresentasikan puzzle yang telah disusun dan membacakan

51

ringkasan beserta pengaruh yang ditimbulkan dari bencana berdasarkan teks

berita. Tahap ini siswa memperhatikan presentasi yang dilakukan. Karena

siswa menunjukkan gambar puzzle serta menceritakan berita bencana di

Indonesia yang berbeda-beda tiap kelompokknya. Sementara siswa dari

kelompok lain menanggapi hasil presentasi dengan cara bertanya,

menambahkan, dan menanggapi. Pada kegiatan akhir, membuat kesimpulan

terkait dengan materi perubahan kenampakkan permukaan bumi, siswa

meringkas poin-poin dalam kesimpulan materi.

Pembelajaran pada keompok eksperimen selesai, dilanjutkan

pembelajaran pada kelompok kontrol dengan materi yang sama. Kegiatan

awal pembelajaran pada kelompok kontrol telah dilaksanakan dengan baik.

Dimulai dari memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan musim yang

sedang dialami Indonesia, dalam hal ini siswa secara serentak menjawab

pertanyaan yang diajukan. Tahap selanjutnya menyampaikan judul materi

yaitu Kenampakkan Permukaan Bumi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai siswa.

Kegiatan inti, diawali dengan menyajikan gambar mengenai macam-

macam bencana alam yang terjadi di indonesia, kemudian menjelasakan

masing-masing bencana pada gambar beserta penyebabnya dan mengaitkan

peristiwa yang terjadi dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa tunjuk

jari untuk menyebutkan gambar bencana alam yang disajikan. Selanjutnya

memberikan permasalahan dan meminta siswa secara berkelompok untuk

memecahkan permasalahan yang disajikan. Sebelum melakukan kegiatan

diskusi, siswa mendengarkan penjelasan tentang langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam berkelompok. Pada tahap diskusi ini, siswa diminta untuk

menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan kenampakkan

permukaan bumi melalui buku teks, pengalaman/ informasi lain. Beberapa

kelompok terlihat semangat dalam mengerjakan tugas, namun ada juga

kelompok laki-laki yang justru mengobrol dan bertengkar. Setelah kegiatan

diskusi selesai, siswa mengumpulkan hasil diskusi ke depan kelas.

52

Kegiatan akhir dilakukan pembahasan kesimpulan secara bersama-

sama terkait dengan perubahan kenampakkan permukaan bumi. Tahap ini

siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah

dipelajari. Siswa serentak menyimpulkan materi perubahan kenampakkan

permukaan bumi dengan dipandu guru. Selanjutnya siswa mendengarkan

pesan/ ungkapan motivasi dan salam sebagai penutup.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah memberikan tes untuk kedua

kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tes ini

dilaksanakan setelah kedua kelompok beristirahat selama 30 menit. Tes

yang dilakukan adalah tes evaluasi dengan jumlah 20 item soal pilihan

ganda. Hasil skor perolehan tes ini nantinya akan digunakan untuk

melakukan analisis data. Siswa yang tidak mengikuti tes evaluasi berjumlah

2 siswa dari 44 siswa dikarenakan sedang sakit dan tidak masuk sekolah.

Sehingga data yang digunakan dalam menganalisis data hanya 42 siswa.

4.2.2 Keaktifan

Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data skor keaktifan dan

skor hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data

observasi keaktifan siswa digunakan untuk melihat perbedaan tingkat

keaktifan siswa dari model pembelajaran yang digunakan, yaitu model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan konvensional

(ceramah, tanya jawab, diskusi). Data hasil keaktifan yang diperoleh

selanjutnya dibentuk interval untuk melihat rentang dan untuk menentukan

kriteria keaktifan baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Analisis data dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh

sesudah penelitian. Data skor keaktifan diperoleh berdasarkan observasi

dengan mengacu 8 indikator keaktifan yang telah ditetapkan. Data skor

keaktifan tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala empat

dengan acuan skala likert. Kemudian ditetapkan interval untuk

mengelompokkan keaktifan siswa sesuai skor yang telah diperoleh dan

53

disesuaikan dengan kriterianya. Jumlah skor antara 27 – 32: sangat aktif, 21 -

26: aktif, 15 - 20: kurang aktif, 8 - 14: sangat tidak aktif.

Berdasarkan observasi penelitian yang telah dilakukan di kelas IV

SDN Ledok 05 Salatiga, maka diperoleh data keaktifan dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, meliputi distribusi frekuensi keaktifan

beserta kriteria keaktifan yang dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Eksperimen

Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Kelompok Eksperimen

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 23.00 2 9.5 9.5 9.5

24.00 2 9.5 9.5 19.0

25.00 1 4.8 4.8 23.8

26.00 2 9.5 9.5 33.3

27.00 1 4.8 4.8 38.1

28.00 4 19.0 19.0 57.1

29.00 2 9.5 9.5 66.7

30.00 4 19.0 19.0 85.7

31.00 3 14.3 14.3 100.0

Total 21 100.0 100.0

Tabel 15

Kriteria Keaktifan Kelompok Eksperimen

Interval Kriteria Frekuensi %

27 – 32 Sangat Aktif 15 71,4%

21 – 26 Aktif 6 28,6%

15 – 20 Kurang Aktif 0 0%

8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0%

Jumlah 21 100%

Sedangkan hasil hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok

kontrol adalah sebagai berikut:

54

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Kontrol

Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Kelompok Kontrol

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 19.00 1 4.8 4.8 4.8

20.00 1 4.8 4.8 9.5

21.00 2 9.5 9.5 19.0

22.00 4 19.0 19.0 38.1

23.00 1 4.8 4.8 42.9

24.00 1 4.8 4.8 47.6

25.00 2 9.5 9.5 57.1

26.00 1 4.8 4.8 61.9

27.00 4 19.0 19.0 81.0

28.00 2 9.5 9.5 90.5

29.00 2 9.5 9.5 100.0

Total 21 100.0 100.0

Tabel 17

Kriteria Keaktifan Kelompok Kontrol

Interval Kriteria Frekuensi %

27 – 32 Sangat Aktif 9 42,9%

21 – 26 Aktif 12 57,1%

15 – 20 Kurang Aktif 0 0%

8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0%

Jumlah 21 100%

Perbandingan tingkat keaktifan antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen dapat dijelaskan pada Tabel 18 sebagai berikut:

55

Tabel 18

Perbandingan Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Interval Kriteria K Eksperimen K Kontrol

F % F %

27 – 32 Sangat Aktif 15 71,4% 9 42,9%

21 – 26 Aktif 6 28,6% 12 57,1%

15 – 20 Kurang Aktif 0 0% 0 0%

8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0% 0 0%

Jumlah 21 100% 21 100%

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui data perbandingan keaktifan

siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang

dikelompokkan pada kriteria sangat aktif, aktif, kurang aktif, dan sangat

tidak aktif dengan jumlah siswa pada kedua kelompok sebanyak 21.

Keaktifan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan menggunakan

model Student Facilitator and Explaining didapat hasil yaitu pada kriteria

sangat aktif sebanyak 71,4% berjumlah 15 siswa, pada kriteria aktif dengan

persentase 28,6% berjumlah 6 siswa. Kelompok eksprimen ini tidak ada

siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena

persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen tergolong kelompok sangat aktif dibuktikan dengan

persentase dan frekuensi terbanyak yaitu 71,4% dari 100% dengan jumlah

siswa 15 dari 21.

Sedangkan keaktifan pada kelompok kontrol dengan perlakuan

menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, dan tanya

jawab) didapat hasil yaitu pada kriteria sangat aktif sebanyak 42,9%

berjumlah 9 siswa, pada kriteria aktif sebanyak 57,1% berjumlah 12 siswa.

Kelompok kontrol ini juga sama seperti kelompok eksperimen tidak ada

siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena

persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kelompok kontrol tergolong kelompok aktif dibuktikan dengan persentase

56

dan frekuensi terbanyak yaitu 57,1% dari 100% dengan jumlah siswa 12 dari

21.

Simpulan dari penjabaran diatas adalah kelompok eksperimen lebih

aktif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen

menggunakan model Student Facilitator and Explaining tergolong kelompok

sangat saktif, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional tergolong kelompok aktif.

4.2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar dilakukan setelah pembelajaran selesai, yaitu melakukan

tes evaluasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya

membuat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata/ mean pada kedua

kelompok untuk dibandingkan hasilnya dan dilihat adanya pengaruh yang

berupa hasil perbandingan perlakuan yang digunakan pada kedua kelompok.

Hasil belajar pada penelitian dapat dideskripsikan dengan

menggunakan bantuan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0.

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rata-rata dari

kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

1. Kelompok Eksperimen

Data skor hasil belajar kelompok eksperimen dapat disajikan pada

Tabel 19 sebagai berikut

Tabel 19

Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Eksperimen

Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Semester II Tahun 2014/2015

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

K Eksperimen 21 70.00 100.00 85.4762 9.06983

Valid N

(listwise) 21

57

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 21

mempunyai skor maksimum 100,00, skor minimum 70,00, rata-rata sebesar

85,4762, dan standar deviasi 9.06983.

2. Kelompok Kontrol

Data skor hasil belajar kelompok kontrol dapat disajikan pada Tabel 20

sebagai berikut:

Tabel 20

Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Kontrol

Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Semester II Tahun 2014/2015

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

K Kontrol 21 60.00 95.00 79.2857 10.40261

Valid N

(listwise) 21

Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa (N) sebanyak 21

mempunyai skor minimum yang didapatkan adalah 60,00 sedangkan skor

maksimum 95,00, rata-rata skor pada kelompok kontrol adalah 79.2857, dan

standar deviasi 10.40261.

Berdasarkan data yang telah diuraikan, maka dapat diketahui

perbandingan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Perbandingan data skor pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat disajikan pada Tabel 21 sebagai berikut:

58

Tabel 21

Perbandingan Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga

Semester II Tahun 2014/2015

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

K Eksperimen 21 70.00 100.00 85.4762 9.06983

K Kontrol 21 60.00 95.00 79.2857 10.40261

Valid N

(listwise) 21

Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa penelitian yang dilakukan

menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan rata-rata/ mean pada

kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen memiliki rata-rata 85.4762 dibulatkan menjadi 85,5, sedangkan

kelompok kontrol memiliki rata-rata 79.2857 dibulatkan menjadi 79,3.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Analisi Uji t Hasil Belajar Siswa

Perhitungan uji t hasil belajar siswa dilakukan dengan bantuan aplikasi

program SPSS for windows versi 22.0 menggunakan independent sampel t-

test. Uji t hasil belajar siswa ini bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata

hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil

perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 22 sebagai berikut:

59

Tabel 22

Uji T Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

VAR00002 Equal

variances

assumed

.420 .520 2.055 40 .046 6.19048 3.01169 .10362 12.27733

Equal

variances

not

assumed

2.055 39.271 .047 6.19048 3.01169 .10010 12.28086

Berdasarkan Tabel 22 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,420

dengan probabilitas 0,520 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

populasi memiliki variance sama atau dapat dikatakan bahwa kedua

kelompok homogen. Tabel 22 terlihat bahwa nilai t adalah 2,055

(thitung=2,055), dengan df sebesar 40. Karena nilai df sebesar 40 maka

diperoleh ttabel =2,021, sehingga pada uji t hasil belajar siswa ini nilai t hitung >

t tabel atau (thitung=2,055 > ttabel=2,021) dengan probabilitas signifikasi 0,046 <

0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk

model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan

pembelajaran konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 0,10362

(lower) sampai 12,27733 (upper) dari kedua kelompok (Mean Difference)

sebesar 6,19048 yang merupakan selisih kedua rata-rata (85,4762- 79,2857).

Berdasarkan analisis uji t hasil belajar siswa dapat diambil kesimpulan

bahwa model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif

meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa

kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional.

60

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Setelah diperoleh hasil t-hitung, maka analisisnya sebagai berikut:

Ho : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak

efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II

tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional.

Ha : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif

meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun

2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Hasil belajar siswa diperoleh t-hitung (thitung=2,055 > ttabel=2,021)

dengan probabilitas signifikasi 0,046 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya model pembelajaran Student Facilitator

and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun

2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar

IPA dan keaktifan siswa dengan perlakuan menggunakan model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada hasil

belajar IPA dan Keaktifan siswa pada pembelajaran konvensional.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil

penelitian tentang keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelas IV antara menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and

Explaining dan konvensional. Hasil penelitian tersebut nantinya akan

digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang berupa keaktifan dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran

yang digunakan.

61

Berdasarkan destribusi frekuensi keaktifan siswa, diperoleh hasil

bahwa: kelompok eksperimen melalui pembelajaran Student Facilitator and

Explaining tergolong kelompok sangat aktif, dengan persentase terbanyak

berada pada kriteria sangat aktif yaitu sebesar 71,4%, dan berjumlah 15

siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria aktif dengan persentase

28,6% berjumlah 6 siswa. Sedangkan kelompok kontrol melalui

pembelajaran konvensional tergolong kelompok aktif, dengan persentase

terbanyak berada pada kriteria aktif yaitu sebesar 57,1%, dan berjumlah 12

siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria sangat aktif, yaitu hanya

42,9%, dan berjumlah 9 siswa.

Uji t hasil belajar siswa menunjukkan thitung 2,055 dengan sig 0,46 <

0,05, artinya mean nilai sesudah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada

sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata untuk hasil belajar

IPA menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

adalah 85,4762 dibulatkan menjadi 85,5, lebih tinggi jika dibandingkan

dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang memiliki rata-rata

79,2857 dibulatkan menjadi 79,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh model pembelajaran

Student Facilitator and Explaining terhadap keaktifan dan hasil belajar pada

mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun

2014/2015.

Hasil belajar siswa kelas IV pada kelompok eksperimen menggunakan

model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan perolehan

hasil lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, diakibatkan karena siswa pada

kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

dengan menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diajukan mengenai

materi. Siswa semangat dalam belajar dan mengikuti tiap sesi pembelajaran.

Siswa merasa senang dengan media yang digunakan yaitu power point,

gambar macam-macam kenampakkan alam, dan video pembelajaran,

62

dibuktikan dengan tidak adanya aktivitas siswa selain memperhatikan materi

pada power point. Terjadinya interaksi baik antar siswa, antar kelompok,

siswa dengan guru dan sebaliknya, menjadikan pembelajaran pada kelompok

eksperimen lebih hidup. Pembelajaran kelompok kontrol dengan rata-rata

lebih rendah dari kelompok eksperimen disebabkan karena pada saat proses

pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif mengikuti pembelajaran,

baik ketika proses interaksi antar siswa, antar kelompok, siswa dengan guru

dan sebaliknya. Pada proses diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa di

dalam kelompok hanya melihat, asik bermain sendiri. Akibatnya materi

pembelajaran yang disampaikan tidak dapat dipahami siswa secara optimal.

Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai seorang pendidik sangat

diharapkan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang dapat

menumbuhkan gairah/ semangat belajar. Selain itu dalam proses belajar

mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar

menyenangkan, efektif, dan efisien, dengan menguasai teknik-teknik

penyajian atau model pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran sesuai

harapan. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dalam

pembelajaran melalui kegiatan siswa menjelaskan materi kepada siswa lain,

menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa lain (menyanggah, memberi

pendapat, debat, dsb), tidak hanya dapat mengembangkan pengetahuan siswa

dari aspek kognitif saja, tetapi juga dapat mengembangkan potensi siswa

dalam aspek afektif, dan psikomotorik.

Sehingga model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

cocok digunakan pada mata pelajaran IPA di SD yang prinsipnya harus

dirancang dan dilaksanakan sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan

atau melakukan hal yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam

secara mendalam. Selain itu proses belajar mengajar IPA yang lebih

ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, menjadikan siswa dapat

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap

ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap

kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.