BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga yang beralamat
di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
Subjek penelitian dalam pembelajaran adalah siswa kelas IV dengan jumlah
44 siswa. 44 siswa tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara
heterogen, kelompok 1 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok eksperimen
dengan diberikan perlakuan model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining, dan kelompok 2 berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol
dengan diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Kegiatan yang
dilakukan sebelum penelitian adalah: (1) meminta izin observasi dan
penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga sebagai SD yang dipilih untuk
penelitian, (2) mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengajar menggunakan perlakuan yang dirancang, (3) kolaborasi antara
peneliti dengan guru kelas IV dalam menerapkan pembelajaran yang akan
dilakukan.
Penelitian mulai dilakukan pada minggu pertama bulan Februari yaitu
tanggal 2 Februari 2015 dengan dilakukan uji coba instrumen untuk uji
validitas dan reliabilitas. Uji coba dilaksanakan di SDN ledok 05 Salatiga
kelas V. Setelah dilakukan uji coba instrumen penelitian, dilakukan analisis
data untuk mencari validitas dan reliabilitas soal. Soal yang diujikan
berjumlah 25 soal. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan
22 soal yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Namun soal yang
digunakan sebagai tes evaluasi berjumlah 20 item soal pilihan ganda. Soal
yang telah disusun selanjutnya diujikan pada dua kelompok yang menjadi
subjek penelitian.
Uji kesetaraan dilakukan pada siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
pada tanggal 4 Februari 2015 berdasarkan nilai tes pada mata pelajaran IPA
semester 1. Hasil data yang diperoleh dilakukan analisis dengan membagi 44
47
siswa menjadi 2 kelompok, selanjutnya dilakukan analisis data untuk
menguji kesetaraan dari kedua kelompok. Analisis data yang dilakukan
adalah dengan uji homogenitas dan uji normalitas sebagai prasayarat untuk
menentukan uji hipotesis t-test.
Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran pada dua
kelompok. Pertama, disusun terlebih dahulu RPP sesuai dengan sintak
pembelajaran yang akan dipraktikkan saat kegiatan pembelajaran pada
masing- masing kelompok (eksperimen dan kontrol). Kedua, penjelasan RPP
yang akan digunakan dalam mengajar untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan pembelajaran kepada guru. Tahap ini dilakukan penjelasan
sintak pembelajaran dan materi yang akan diajarkan pada siswa. Langkah
ketiga adalah penyusunan intsrumen pembelajaran. Setelah persiapan
instrumen selesai, langkah keempat adalah persiapan akhir untuk mengecek
kesiapan guru dan peneliti dalam mempelajari sintak pembelajaran yang
tertuang pada RPP.
Penjelasan secara rinci mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian di
SD Ledok 05 Salatiga dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran dapat
dilihat pada jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang disajikan pada
Tabel 13 sebagai berikut:
48
Tabel 13
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SDN Ledok 05 Salatiga Semester
II Tahun 2014/2015
No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan
1. 28 Januari 2015 Ijin Penelitian (meminta ijin kepada pihak
sekolah di SDN Ledok 05 Salatiga untuk
melakukan penelitian).
2. 29 Januari 2015 Penyerahan surat observasi sekaligus meminta
ijin melakukan penelitian kepada kepala SDN
Ledok 05 Salatiga, bertemu dengan guru kelas
IV untuk menjelaskan mekanisme penelitian
yang akan dilakukan dan materi yang akan
diajarkan, serta bertemu dengan guru kelas V
untuk menjelaskan mengenai uji validitas
reliabilitas soal.
3. 2 Februari 2015 Melakukan uji validitas dan reliabilitas soal di
kelas V SDN Ledok 05 Salatiga.
4. 13 Februari 2015 Perkenalan dengan siswa kelas IV (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) dilanjutkan
observasi kelas.
5. 18 Februari 2015 Memberikan RPP pada guru kelas IV dan
menjelaskan mekanisme/cara penyampaian
materi sesuai RPP yang telah dibuat.
6. 27 Februari 2015 Kegiatan pembelajaran untuk kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilanjutkan
dengan tes evaluasi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Observasi
Pengamatan dilakukan pada kelompok eksperimen melalui lembar
observasi mengajar. Lembar observasi disusun berdasarkan kisi-kisi tindakan
dalam menerapkan sintak pembelajaran. Lembar observasi pada kelompok
eksperimen dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
terbagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti,
49
dan kegiatan akhir (penutup). Tahap kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari
3 item, kegiatan inti terdiri dari 9 item, dan kegiatan akhir (penutup) terdiri
dari 3 item. Sehingga aspek yang diamati dalam pembelajaran kelompok
eksperimen ada 15 item. Pengamatan juga dilakukan pada kelompok kontrol
dengan pembelajaran konvesional (ceramah, diskusi, tanya jawab). Lembar
observasi mengajar pada kelompok kontrol dibagi menjadi tiga tahap yaitu
kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup).
Kegiatan awal (pendahuluan) terdiri dari 3 item, kegiatan inti terdiri dari 5
item, dan kegiatan akhir terdiri dari 3 item. Jadi seluruh aspek yang diamati
pada pembelajaran kelompok kontrol (konvensional) ada 11 item.
Observasi penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA materi
Perubahan Kenampakkan Permukaan Bumi. Pembelajaran pada penelitian
ini dilakukan dengan dua tahap dalam satu hari, tahap pertama melakukan
pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran
Student Facilitator and Explaining yang terdiri dari tiga indikator yaitu: (1)
mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di daratan
(erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (2) menceritakan kembali perubahan
lingkungan fisik yang terjadi berdasarkan teks berita dari media massa, (3)
menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan
(erosi, abrasi, banjir, dan longsor) berdasarkan berita dari media massa.
Tahap kedua pada kelompok kontrol dengan pembelajaran
konvensional (ceramah, diskusi, tanya jawab) yang juga terdiri dari 3
indikator sebagai berikut: (a) mengidentifikasi macam-macam perubahan
fisik yang terjadi di daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), (b)
menjelaskan perubahan lingkungan fisik yang terjadi di permukaan bumi, (c)
menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan
(erosi, abrasi, banjir, dan longsor) di permukaan bumi. Setelah pembelajaran
selesai/ setelah mendapatkan perlakuan dilanjutkan pengujian tes evaluasi
untuk kedua kelompok.
Observasi dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan selama
50
melaksanakan sintak pembelajaran dan keaktifan siswa selama mengikuti
proses pembelajaran. Pada pembelajaran kelas eksperimen dengan
menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa lebih antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas yang semula gaduh menjadi
hening dan siswa memperhatikan. Hal ini disebabkan karena media yang
digunakan yaitu video bencana alam dan gambar macam-macam perubahan
kenampakan permukaan bumi melalui power point. Keterlaksanaan
pembelajaran pada kegiatan awal semua aspek telah dilaksanakan.
Pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu ibu pertiwi melalui video,
memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai keanekaragaman yang
dimiliki Indonesia, baik kekayaan alam dan musim di Indonesia. Tahap ini
semua siswa bernyanyi dengan riang dan menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan berebutan dan penuh semangat. Selanjutnya menjelaskan
judul materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa.
Kegiatan inti dimulai dengan menampilkan gambar dan video berbagai
perubahan kenampakkan bumi yang disebabkan oleh alam maupun oleh
manusia, kemudian melakukan tanya jawab mengenai gambar dan video
yang disajikan. Siswa berebut ingin menjawab pertanyaan yang diajukan,
dan guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab satu-persatu.
Selanjutnya mengaitkan gambar serta video dengan pengalaman yang telah
dimiliki siswa bersadarkan kehidupan sehari-hari, siswa secara bergantian
menceritakan pengalaman mereka terkait dengan bencana alam. Sebelum
melakukan kegiatan diskusi kelompok, siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok, kemudian siswa mendengarkan langkah-langkah diskusi yang
disampaikan yaitu menyusun puzzle gambar perubahan kenampakkan
permukaan bumi dan membaca berita dari media masa mengenai bencana
alam di Inonesia. Pada saat diskusi, siswa terlihat secara bergantian
memasang-masangkan puzzle dan beradu pendapat tentang isi pokok berita
tentang kenampakkan permukaan bumi. Setelah siswa selesai berdiskusi,
siswa mempresentasikan puzzle yang telah disusun dan membacakan
51
ringkasan beserta pengaruh yang ditimbulkan dari bencana berdasarkan teks
berita. Tahap ini siswa memperhatikan presentasi yang dilakukan. Karena
siswa menunjukkan gambar puzzle serta menceritakan berita bencana di
Indonesia yang berbeda-beda tiap kelompokknya. Sementara siswa dari
kelompok lain menanggapi hasil presentasi dengan cara bertanya,
menambahkan, dan menanggapi. Pada kegiatan akhir, membuat kesimpulan
terkait dengan materi perubahan kenampakkan permukaan bumi, siswa
meringkas poin-poin dalam kesimpulan materi.
Pembelajaran pada keompok eksperimen selesai, dilanjutkan
pembelajaran pada kelompok kontrol dengan materi yang sama. Kegiatan
awal pembelajaran pada kelompok kontrol telah dilaksanakan dengan baik.
Dimulai dari memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan musim yang
sedang dialami Indonesia, dalam hal ini siswa secara serentak menjawab
pertanyaan yang diajukan. Tahap selanjutnya menyampaikan judul materi
yaitu Kenampakkan Permukaan Bumi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai siswa.
Kegiatan inti, diawali dengan menyajikan gambar mengenai macam-
macam bencana alam yang terjadi di indonesia, kemudian menjelasakan
masing-masing bencana pada gambar beserta penyebabnya dan mengaitkan
peristiwa yang terjadi dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa tunjuk
jari untuk menyebutkan gambar bencana alam yang disajikan. Selanjutnya
memberikan permasalahan dan meminta siswa secara berkelompok untuk
memecahkan permasalahan yang disajikan. Sebelum melakukan kegiatan
diskusi, siswa mendengarkan penjelasan tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam berkelompok. Pada tahap diskusi ini, siswa diminta untuk
menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari perubahan kenampakkan
permukaan bumi melalui buku teks, pengalaman/ informasi lain. Beberapa
kelompok terlihat semangat dalam mengerjakan tugas, namun ada juga
kelompok laki-laki yang justru mengobrol dan bertengkar. Setelah kegiatan
diskusi selesai, siswa mengumpulkan hasil diskusi ke depan kelas.
52
Kegiatan akhir dilakukan pembahasan kesimpulan secara bersama-
sama terkait dengan perubahan kenampakkan permukaan bumi. Tahap ini
siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah
dipelajari. Siswa serentak menyimpulkan materi perubahan kenampakkan
permukaan bumi dengan dipandu guru. Selanjutnya siswa mendengarkan
pesan/ ungkapan motivasi dan salam sebagai penutup.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah memberikan tes untuk kedua
kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tes ini
dilaksanakan setelah kedua kelompok beristirahat selama 30 menit. Tes
yang dilakukan adalah tes evaluasi dengan jumlah 20 item soal pilihan
ganda. Hasil skor perolehan tes ini nantinya akan digunakan untuk
melakukan analisis data. Siswa yang tidak mengikuti tes evaluasi berjumlah
2 siswa dari 44 siswa dikarenakan sedang sakit dan tidak masuk sekolah.
Sehingga data yang digunakan dalam menganalisis data hanya 42 siswa.
4.2.2 Keaktifan
Data hasil penelitian yang diperoleh adalah data skor keaktifan dan
skor hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data
observasi keaktifan siswa digunakan untuk melihat perbedaan tingkat
keaktifan siswa dari model pembelajaran yang digunakan, yaitu model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan konvensional
(ceramah, tanya jawab, diskusi). Data hasil keaktifan yang diperoleh
selanjutnya dibentuk interval untuk melihat rentang dan untuk menentukan
kriteria keaktifan baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Analisis data dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh
sesudah penelitian. Data skor keaktifan diperoleh berdasarkan observasi
dengan mengacu 8 indikator keaktifan yang telah ditetapkan. Data skor
keaktifan tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan skala empat
dengan acuan skala likert. Kemudian ditetapkan interval untuk
mengelompokkan keaktifan siswa sesuai skor yang telah diperoleh dan
53
disesuaikan dengan kriterianya. Jumlah skor antara 27 – 32: sangat aktif, 21 -
26: aktif, 15 - 20: kurang aktif, 8 - 14: sangat tidak aktif.
Berdasarkan observasi penelitian yang telah dilakukan di kelas IV
SDN Ledok 05 Salatiga, maka diperoleh data keaktifan dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, meliputi distribusi frekuensi keaktifan
beserta kriteria keaktifan yang dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Eksperimen
Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Kelompok Eksperimen
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 23.00 2 9.5 9.5 9.5
24.00 2 9.5 9.5 19.0
25.00 1 4.8 4.8 23.8
26.00 2 9.5 9.5 33.3
27.00 1 4.8 4.8 38.1
28.00 4 19.0 19.0 57.1
29.00 2 9.5 9.5 66.7
30.00 4 19.0 19.0 85.7
31.00 3 14.3 14.3 100.0
Total 21 100.0 100.0
Tabel 15
Kriteria Keaktifan Kelompok Eksperimen
Interval Kriteria Frekuensi %
27 – 32 Sangat Aktif 15 71,4%
21 – 26 Aktif 6 28,6%
15 – 20 Kurang Aktif 0 0%
8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Jumlah 21 100%
Sedangkan hasil hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok
kontrol adalah sebagai berikut:
54
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Keaktifan Kelompok Kontrol
Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Kelompok Kontrol
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 19.00 1 4.8 4.8 4.8
20.00 1 4.8 4.8 9.5
21.00 2 9.5 9.5 19.0
22.00 4 19.0 19.0 38.1
23.00 1 4.8 4.8 42.9
24.00 1 4.8 4.8 47.6
25.00 2 9.5 9.5 57.1
26.00 1 4.8 4.8 61.9
27.00 4 19.0 19.0 81.0
28.00 2 9.5 9.5 90.5
29.00 2 9.5 9.5 100.0
Total 21 100.0 100.0
Tabel 17
Kriteria Keaktifan Kelompok Kontrol
Interval Kriteria Frekuensi %
27 – 32 Sangat Aktif 9 42,9%
21 – 26 Aktif 12 57,1%
15 – 20 Kurang Aktif 0 0%
8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Jumlah 21 100%
Perbandingan tingkat keaktifan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen dapat dijelaskan pada Tabel 18 sebagai berikut:
55
Tabel 18
Perbandingan Keaktifan Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Interval Kriteria K Eksperimen K Kontrol
F % F %
27 – 32 Sangat Aktif 15 71,4% 9 42,9%
21 – 26 Aktif 6 28,6% 12 57,1%
15 – 20 Kurang Aktif 0 0% 0 0%
8 – 14 Sangat Tidak Aktif 0 0% 0 0%
Jumlah 21 100% 21 100%
Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui data perbandingan keaktifan
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
dikelompokkan pada kriteria sangat aktif, aktif, kurang aktif, dan sangat
tidak aktif dengan jumlah siswa pada kedua kelompok sebanyak 21.
Keaktifan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan menggunakan
model Student Facilitator and Explaining didapat hasil yaitu pada kriteria
sangat aktif sebanyak 71,4% berjumlah 15 siswa, pada kriteria aktif dengan
persentase 28,6% berjumlah 6 siswa. Kelompok eksprimen ini tidak ada
siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena
persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelompok eksperimen tergolong kelompok sangat aktif dibuktikan dengan
persentase dan frekuensi terbanyak yaitu 71,4% dari 100% dengan jumlah
siswa 15 dari 21.
Sedangkan keaktifan pada kelompok kontrol dengan perlakuan
menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, dan tanya
jawab) didapat hasil yaitu pada kriteria sangat aktif sebanyak 42,9%
berjumlah 9 siswa, pada kriteria aktif sebanyak 57,1% berjumlah 12 siswa.
Kelompok kontrol ini juga sama seperti kelompok eksperimen tidak ada
siswa yang berada pada kriteria kurang aktif dan sangat tidak aktif, karena
persentase kedua kriteria tersebut 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelompok kontrol tergolong kelompok aktif dibuktikan dengan persentase
56
dan frekuensi terbanyak yaitu 57,1% dari 100% dengan jumlah siswa 12 dari
21.
Simpulan dari penjabaran diatas adalah kelompok eksperimen lebih
aktif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
menggunakan model Student Facilitator and Explaining tergolong kelompok
sangat saktif, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional tergolong kelompok aktif.
4.2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar dilakukan setelah pembelajaran selesai, yaitu melakukan
tes evaluasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selanjutnya
membuat nilai maksimum, minimum, dan rata-rata/ mean pada kedua
kelompok untuk dibandingkan hasilnya dan dilihat adanya pengaruh yang
berupa hasil perbandingan perlakuan yang digunakan pada kedua kelompok.
Hasil belajar pada penelitian dapat dideskripsikan dengan
menggunakan bantuan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0.
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rata-rata dari
kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
1. Kelompok Eksperimen
Data skor hasil belajar kelompok eksperimen dapat disajikan pada
Tabel 19 sebagai berikut
Tabel 19
Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Eksperimen
Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Semester II Tahun 2014/2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
K Eksperimen 21 70.00 100.00 85.4762 9.06983
Valid N
(listwise) 21
57
Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 21
mempunyai skor maksimum 100,00, skor minimum 70,00, rata-rata sebesar
85,4762, dan standar deviasi 9.06983.
2. Kelompok Kontrol
Data skor hasil belajar kelompok kontrol dapat disajikan pada Tabel 20
sebagai berikut:
Tabel 20
Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelompok Kontrol
Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Semester II Tahun 2014/2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
K Kontrol 21 60.00 95.00 79.2857 10.40261
Valid N
(listwise) 21
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa (N) sebanyak 21
mempunyai skor minimum yang didapatkan adalah 60,00 sedangkan skor
maksimum 95,00, rata-rata skor pada kelompok kontrol adalah 79.2857, dan
standar deviasi 10.40261.
Berdasarkan data yang telah diuraikan, maka dapat diketahui
perbandingan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Perbandingan data skor pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat disajikan pada Tabel 21 sebagai berikut:
58
Tabel 21
Perbandingan Data Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga
Semester II Tahun 2014/2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
K Eksperimen 21 70.00 100.00 85.4762 9.06983
K Kontrol 21 60.00 95.00 79.2857 10.40261
Valid N
(listwise) 21
Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa penelitian yang dilakukan
menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
berhasil. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan rata-rata/ mean pada
kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen memiliki rata-rata 85.4762 dibulatkan menjadi 85,5, sedangkan
kelompok kontrol memiliki rata-rata 79.2857 dibulatkan menjadi 79,3.
4.3 Analisis Hasil Penelitian
4.3.1 Analisi Uji t Hasil Belajar Siswa
Perhitungan uji t hasil belajar siswa dilakukan dengan bantuan aplikasi
program SPSS for windows versi 22.0 menggunakan independent sampel t-
test. Uji t hasil belajar siswa ini bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata
hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 22 sebagai berikut:
59
Tabel 22
Uji T Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
VAR00002 Equal
variances
assumed
.420 .520 2.055 40 .046 6.19048 3.01169 .10362 12.27733
Equal
variances
not
assumed
2.055 39.271 .047 6.19048 3.01169 .10010 12.28086
Berdasarkan Tabel 22 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,420
dengan probabilitas 0,520 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
populasi memiliki variance sama atau dapat dikatakan bahwa kedua
kelompok homogen. Tabel 22 terlihat bahwa nilai t adalah 2,055
(thitung=2,055), dengan df sebesar 40. Karena nilai df sebesar 40 maka
diperoleh ttabel =2,021, sehingga pada uji t hasil belajar siswa ini nilai t hitung >
t tabel atau (thitung=2,055 > ttabel=2,021) dengan probabilitas signifikasi 0,046 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk
model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan
pembelajaran konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 0,10362
(lower) sampai 12,27733 (upper) dari kedua kelompok (Mean Difference)
sebesar 6,19048 yang merupakan selisih kedua rata-rata (85,4762- 79,2857).
Berdasarkan analisis uji t hasil belajar siswa dapat diambil kesimpulan
bahwa model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif
meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.
60
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Setelah diperoleh hasil t-hitung, maka analisisnya sebagai berikut:
Ho : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak
efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II
tahun 2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
Ha : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif
meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA
siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun
2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Hasil belajar siswa diperoleh t-hitung (thitung=2,055 > ttabel=2,021)
dengan probabilitas signifikasi 0,046 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya model pembelajaran Student Facilitator
and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun
2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar
IPA dan keaktifan siswa dengan perlakuan menggunakan model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada hasil
belajar IPA dan Keaktifan siswa pada pembelajaran konvensional.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dijabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil
penelitian tentang keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelas IV antara menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining dan konvensional. Hasil penelitian tersebut nantinya akan
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang berupa keaktifan dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran
yang digunakan.
61
Berdasarkan destribusi frekuensi keaktifan siswa, diperoleh hasil
bahwa: kelompok eksperimen melalui pembelajaran Student Facilitator and
Explaining tergolong kelompok sangat aktif, dengan persentase terbanyak
berada pada kriteria sangat aktif yaitu sebesar 71,4%, dan berjumlah 15
siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria aktif dengan persentase
28,6% berjumlah 6 siswa. Sedangkan kelompok kontrol melalui
pembelajaran konvensional tergolong kelompok aktif, dengan persentase
terbanyak berada pada kriteria aktif yaitu sebesar 57,1%, dan berjumlah 12
siswa dari 21 siswa, sisanya berada pada kriteria sangat aktif, yaitu hanya
42,9%, dan berjumlah 9 siswa.
Uji t hasil belajar siswa menunjukkan thitung 2,055 dengan sig 0,46 <
0,05, artinya mean nilai sesudah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Student Facilitator and Explaining lebih baik dari pada
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata untuk hasil belajar
IPA menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
adalah 85,4762 dibulatkan menjadi 85,5, lebih tinggi jika dibandingkan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang memiliki rata-rata
79,2857 dibulatkan menjadi 79,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh model pembelajaran
Student Facilitator and Explaining terhadap keaktifan dan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun
2014/2015.
Hasil belajar siswa kelas IV pada kelompok eksperimen menggunakan
model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan perolehan
hasil lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, diakibatkan karena siswa pada
kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diajukan mengenai
materi. Siswa semangat dalam belajar dan mengikuti tiap sesi pembelajaran.
Siswa merasa senang dengan media yang digunakan yaitu power point,
gambar macam-macam kenampakkan alam, dan video pembelajaran,
62
dibuktikan dengan tidak adanya aktivitas siswa selain memperhatikan materi
pada power point. Terjadinya interaksi baik antar siswa, antar kelompok,
siswa dengan guru dan sebaliknya, menjadikan pembelajaran pada kelompok
eksperimen lebih hidup. Pembelajaran kelompok kontrol dengan rata-rata
lebih rendah dari kelompok eksperimen disebabkan karena pada saat proses
pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif mengikuti pembelajaran,
baik ketika proses interaksi antar siswa, antar kelompok, siswa dengan guru
dan sebaliknya. Pada proses diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa di
dalam kelompok hanya melihat, asik bermain sendiri. Akibatnya materi
pembelajaran yang disampaikan tidak dapat dipahami siswa secara optimal.
Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai seorang pendidik sangat
diharapkan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang dapat
menumbuhkan gairah/ semangat belajar. Selain itu dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
menyenangkan, efektif, dan efisien, dengan menguasai teknik-teknik
penyajian atau model pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran sesuai
harapan. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dalam
pembelajaran melalui kegiatan siswa menjelaskan materi kepada siswa lain,
menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa lain (menyanggah, memberi
pendapat, debat, dsb), tidak hanya dapat mengembangkan pengetahuan siswa
dari aspek kognitif saja, tetapi juga dapat mengembangkan potensi siswa
dalam aspek afektif, dan psikomotorik.
Sehingga model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
cocok digunakan pada mata pelajaran IPA di SD yang prinsipnya harus
dirancang dan dilaksanakan sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan
atau melakukan hal yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam
secara mendalam. Selain itu proses belajar mengajar IPA yang lebih
ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, menjadikan siswa dapat
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap
ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap
kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.