BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil...

38
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X-B SMK Pelita Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Kewirausahaan kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dalam mata pelajaran kewirausahaan kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil...

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X-B SMK

Pelita Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan

penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Kewirausahaan kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang

menyerah dan ulet semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK

Pelita Salatiga. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini

adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran

Jigsaw dalam mata pelajaran kewirausahaan kompetensi dasar

menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas X-B

Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Semester II Tahun

Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga.

47

Hasil penelitian ini meliputi motivasi dan hasil belajar

siswa yang dirancang dengan secara bersiklus. Siklus pertama

dan siklus kedua terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (acting), pengamatan (observing),dan refleksi

(reflecting). Hasil dari aktivitas siswa diperoleh dari

pengamatan/observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa dan diperoleh dari hasil evaluasi

individu sebelum diadakan tindakan dan hasil evaluasi individu

setelah tindakan yang menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada siklus I dan siklus II dengan pokok bahasan

menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet.Hasil pengamatan

kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dan hasil motivasi

belajar siswa diukur dengan menggunakan angket motivasi siswa

yang diberikan pada saat setiap siklus telah berakhir, serta

pengamatan aktivitas guru menggunakan metode menggunakan

metode kooperatif tipe jigsaw.Pelaksanaan tindakan dilakukan

dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan selama

dua jam pelajaran yaitu Sembilan puluh menit. Setelah

mengadakan penelitian dengan menggunakan metode kooperatif

48

tipe jigsaw pada pokok bahasan menunjukkan sikap pantang

menyerah dan ulet diperoleh data sebagai berikut.

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan ( Planning )

Sebelum melakukan tindakan dilakukan,

penelitimelakukan menganalisis penyebab timbulnya

masalah yang terdapat pada proses pembelajaran mata

pelajaran kewirausahaan dengan pokok bahasan

menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet di kelas X-

B program keahlian Akomodasi Perhotelan semester 2 di

SMK Pelita Salatiga. Diketahui bahwa strategi

pembelajaran yang selama ini diterapkan belum bisa

memaksimalkan proses pembelajaran. Tindakan

pemecahanmasalah yang dipandang tepat oleh peneliti

adalah dengan menerapkan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Tahap penyusunanrancangan

tindakan yangakan diberikanadalah sebagaiberikut:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang materi yang akan diajarkan dengan

49

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

2. Menyusun kelompok asal dan kelompok ahli.

Kelompok diacak secara heterogen dilihatdarisegi

akademisdan jeniskelamin.

3. Mempersiapkan lembar materi yang hendak dibahas

oleh kelompok ahli pada siklus I

4. Mempersiapkan lembar soal diskusi kelompok siklus I

5. Menyiapkan lembar evaluasi individu siklus I

6. Menyusun dan menyiapkan lembar

observasiyangterdiridari:

a. Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran

yang dlihat dari jumlah siswa yang membawa

buku paket, buku catatan, dan perlengkapan alat

tulis.

b. Lembar pengamatan aktivitas siswa yang

menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

c. Lembar pengamatan aktivitas guru yang

50

digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama

menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw.

7. Menyiapkan lembar angket motivasi siswa dalam

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw untuk setiap siklusnya.

8. Menyiapkan lembar kisi–kisi wawancara guru

terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

9. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa terhadap

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

10. Menyiapkan lembar berita acara penelitian di setiap

siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan

sesuai scenario pembelajaran yang telah direncanakan

dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 1 April 2013 dan 2 April 2013,

Jam pertama dan kedua.

51

Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan

pembelajaran yaitu pada kegiatan awal guru mengabsen,

mengecek kesiapan siswa. Setelah itu, guru memberitahu

siswa bahwa nilai evaluasi individu masih ada yang

nilainya masih dibawah KKM yaitu 70 sebanyak 17 siswa,

serta mencoba mengingatkan siswa tentang materi yang

sudah dipelajari sebelumnya dengan memberikan

pertanyaan apersepsi dan motivasi. Selanjutnya guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi.Setelah

materi disampaikan secara ringkas, guru menjelaskan

tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta

langkah- langkahnya. Kemudian guru membagi siswa ke

dalam kelompok asal yang telah ditentukan

sebelumnya.Guru membagi kelompok menjadi lima, yaitu

kelompok 1, kelompok2, kelompok 3, kelompok 4,

kelompok 5. Masing-masing kelompok beranggotakan 6

siswa yang telah dipilih secara acak baik dari segi jenis

kelamin, dan kemampuan akademis,dan tiap anggota

kelompok telah mendapat nomor urutan sendiri-sendiri,

52

yaitu a-f. Pada awalnya siswa sempat protes terhadap

pembagian kelompok. Kemudian guru memberikan

pengertian kepada mereka tentang maksud dan tujuan dari

pembagian kelompok tersebut. Setelah itu guru

mengarahkan agar tiap siswa duduk bersama kelompokny

amasing-masing. Guru juga meminta siswa mencatat

anggota kelompok masing-masing sesuai dengan

urutannya a-f.Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam 6

kelompok ahli yang anggotanya telah ditentukan

berdasarkan urutan a-f.Guru juga meminta siswa

berpindah sesuai dengan kelompok ahli. Setelah

pembagian kelompok, guru menjelaskan langkah –

langkah diskusi dalam metode jigsaw dan memberi bagian

materi yang akan dipelajari oleh kelompok ahli. Aktivitas

yang dilaksanakan dalam kelompok ahli adalah setiap

kelompok membahas materi yang telah dibagi oleh

guru.Selama diskusi kelompok,guru membantu jalannya

diskusi kelompok sebagai fasiliator dan motivator. Setelah

dirasa cukup dalam diskusi kelompok, siswa diarahkan

53

kembali ke dalam kelompok asal.Setelah bergabung

dengan kelompok asal, siswa diberi waktu untuk

menyampaikan materi yang diperoleh dari kelompok ahli

kepada teman kelompok asal.Kemudian guru membagikan

lembar soal diskusi kelompok siklus I, dan siswa

mengerjakan dengan teman kelompok asal.Di akhir

pembelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan

dirumah dan di kumpulkan pada pertemuan kedua.Peneliti

meminta tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di

akhir pembelajaran sebagai bukti dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas pada pertemuan pertama siklus

pertama.

Pertemuan kedua, guru membuka dengan doa dan

mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, dan

tujuan pembelajaran dan menanyakan kembali langkah-

langkah pembelajaran dengan metode jigsaw. Kemudian

siswa diminta melaksanakan presentasi hasil diskusi dari

pertemuan pertama, guru sebagai fasilitator dan motivator.

Pada saat kelompok yang maju presentasi, kelompok lain

54

yang tidak presentasi memberi tanggapan yang berupa

pertanyaan maupun sanggahan. Setelah presentasi hasil

diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke tempat

duduk masing–masing. Guru memberikan waktu kepada

siswa selama 10 menit untuk membaca ulang materi

sebelum evaluasi individu di mulai. Setelah waktu selesai,

siswa menerima lembar soal evaluasi individu siklus I dan

mengerjakan secara sendiri tanpa bekerja sama dengan siswa

lain selama 60 menit. Guru mengawasi jalannya

evaluasi tersebut,dan menegur siswa yang bekerjasama

dengan siswa lain. Setelah waktu selesai,lembar jawaban

dikumpulkan.Guru bertanya apakah ada kesulitan dalam

menjawab soal-soa ltes. Dan beberapa siswa mengaku ada

soal yang mereka tidak bisa menjawab. Peneliti meminta

tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di akhir

pembelajaran sebagai bukti dilaksanakannya penelitian

tindakan kelas pada pertemuan kedua siklus pertama.

55

c. Pengamatan (Observing)

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam penelitia ntindakan kelas ini menggunakan lembar

pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil

pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I adalah

sebagai berikut.

a. Hasil kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus I

pertemuan pertama sebesar 32,22 % siswa telah siap

menerima materi pelajaran. Sedangkan 67,78% siswa

belum siap menerima materi pelajaran disebabkan

siswa tidak membawa buku paket atau materi dan

buku catatan. Pada pertemuan kedua, ada

peningkatan kesiapan siswa menerima pelajaran yaitu

84,44% sisanya masih belum siap menerima pelajaran

sebesar 16,66% .

b. Hasil Observasi motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif

tipe jigsaw kelas X-B Program Keahlian Akomodasi

56

Perhotelan di SMK Pelita Salatiga digunakan untuk

mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar selama di kelas. Hasil

observasi motivasi belajar siswa diperoleh dengan

menggunakan angket. Hasilnya pada siklus I adalah

24,76 yang dikategorikan kurang termotivasi.

c. Hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan guru

dalam proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Tabel 4.1.1

Hasil Observasi Aktivitas Tindakan Guru Dan Siswa Kelas X-B

Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga

Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus I

Indikator

Jumlah

observasi

Hasil observasi Hasil

Rata-

rata

Rata-rata

keseluruhan

Indikator Ketercapaian

Kesimpulan

∑ >3 ∑ <3 Individu Rata-rata

Guru

17 15

2 3,30

3,20

>3

>4

Rata-rata

total masih

belum

tercapai,

rata-rata

individu

masih ada 3

item yang

belum

memenuhi

indikator

ketercapaian 7 6

1

3,11

57

3

Siswa

17 15

2 3,20

3,13

>3

>4 Rata-rata

total masih

belum

tercapai,

rata-rata

individu

masih ada 3

item yang

belum

memenuhi

indicator

ketercapaian

3 7 6

1

3,08

Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai

> 3 ada 21 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 3 item.

Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,20, ini

menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru belum

mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai

skor lebih dari sama dengan 4. Pada pertemuan pertama,

guru belum dapat menguasai kelas karena siswa banyak

yang berbicara sendiri dan tidak menghiraukan kehadiran

guru. Guru masih belum optimal dalam membimbing dan

mengarahkan siswa pada saat diskusi baik dikelompok

ahli maupun kelompok asal. Guru juga belum dapat

58

membantu siswa untuk menarik kesimpulan diakhir

pelajaran.Pada pertemuan kedua, guru mengarahkan siswa

untuk presentasi,namun siswa tidak terlalu banyak yang

memperhatikan pada saat kelompok lain presentasi. Pada

saat evaluasi individu, guru mengawasi dan sering sekali

menegur siswa yang bekerja sama dengan temannya.

Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang

mencapai > 3 ada 21 item, sedangkan yang mencapai < 3

ada 3 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,18.

ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas siswa belum

mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai

skor lebih dari sama dengan 4. Siswa belum menunjukan

kesiapan belajar, dan belum memiliki motivasi belajar.

59

d. Hasil belajar siswa

Tabel 4.1.2

Hasil Belajar Siswa Kelas X-B

Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga

Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus I

Indikator kondisi sebelum siklus siklus I Target Peningkatan

Hasil Nilai 67,96 72,46 85 peningkatan sebesar 4,5

Rata-rata % 43,33% 60,00% 80% peningkatan sebesar 16,67 %

Hasil belajar pada siklus I menunjukkan ada 19

dari 30 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

Hasil nilai yang diperoleh sebesar 72,46 dengan rata-rata

ketuntasan 60,00%. Dalam hal ini belum memenuhi

target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu 80%

sehingga perlu peningkatan.

Hasil wawancara dari 30 siswa kelas X-B, 20

s iswa menyukai pembelajaran kooperatif t ipe

jigsaw karena lebih menyenangkan dan lebih paham

tentang materi pelajaran. Namun empat siswa

berkomentar bahwa mereka belum memahami proses

60

belajar dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw.

Dua orang berkomentar bahwa belajar berkelompok

membuat siswa tidak dapat berkonsentrasi dan lebih

sering bicara sendiri.Sedangkan empat siswa lainnya

tidak masuk tanpa alasan.

d. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang

merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas

ini diperoleh data bahwa peningkatan aktivitas siswa

kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan di

SMK Pelita Salatiga dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw belum optimal atau belum

menunjukan indikator keberhasilan ketuntasan hasil

belajar yaitu 75% ditunjukkan dari rata-rata ketuntasan

60,00%. Hal ini dikarenakan guru belum mampu

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan tepat.Oleh karena itu guru harus melakukan

perbaikan pada siklus II supaya mencapai hasil yang

61

lebih optimal.Refleksi hasil observasi pada siklus I

dilakukan dengan perbaikan sikap guru dan siswa.

Perbaikan sikap guru yang dilakukan dalam proses

pembelajaran siklus II meliputi kegiatan sebagai

berikut :

a. Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa siap

belajar dengan memotivasi siswa

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Memberikan penjelasan metode kooperatif jigsaw

yang digunakan

d. Mengkonfirmasi pemahaman siswa terhadap materi

sesuai dengan tujuan pembelajaran

e. Membantu siswa membuat kesimpulan terhadap

materi.

Perbaikan sikap guru yang harus dilakukan

diawali dengan kegiatan awal guru untuk

mengkondisikan siswa siap belajar, hingga proses

pembelajaran sampai kegiatan akhir kegiatan

pembelajaran.

62

Perbaikan sikap siswa yang dilakukan dalam

proses pembelajaran meliputi berbagai kegiatan sebagai

berikut :

a. Kesiapan siswa untuk siap belajar

b. Mengemukakan pengalaman pribadi tentang

menunjukkan sikap ulet dan pantang menyerah

dalam kehidupan sehari-hari

c. Sikap siswa dalam memahami materi yang pelajari

d. Sikap siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

e. Sikap siswa dalam menjelaskan materi pada teman

yang belum memahami materi

f. Sikap siswa dalam menanggapi pendapat kelompok

lain

g. Sikap siswa dalam mengajukan pertanyaan tehadap

guru

h. Sikap siswa dalam menarik kesimpulan sesuai

dengan tujuan pembelajaran

63

Sikap siswa yang harus diperbaiki dalam kesiapan

masing-masing siswa untuk siap menerima pelajaran,

kemudian dilanjutkan motivasi siswa dalam menggali

dan memahami materi yang dipelajari sampai kegiatan

kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya.

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II ini dilaksanakan

untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I sesuai

dengan hal-hal yang dapat dilihat di refleksi siklus I.

Hal-hal yang disiapkan dalamtahap perencanaan siklus

II adalah:

1. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

Guru bertugas memperkuat dan

meningkatkan motivasi belajar siswa. Saat

proses pembelajaran, guru menggunakan metode

kooperatif jigsaw yang mengharuskan siswa

untuk belajar secara berkelompok dengan

caradiskusi. Hal ini akan membuat siswa

64

termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas dan akan membuat

siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang

memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70

maupun melebihi KKM.

2. Kesiapan dalam menerima pelajaran

Upaya ini dilakukan guru dengan

mengingatkan siswa untuk membawa alat tulis,

buku catatan, dan materi pelajaran sebagai

sarana belajar yang memudahkan interaksi guru

dan siswa dalam proses pembelajaran dikelas.

3. Penyampaian tujuan pembelajaran

Upaya perbaikan pada penyampaian tujuan

pembelajaran ini yaitu guru dapat menyampaikan

tujuan pembelajaran dengan baik sehingga

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir

dapat berjalan dengan baik

4. Penjelasan langkah-langkah proses pembelajaran

65

tipe jigsaw

Upaya perbaikan pada penjelasan

langkah-langkah J igs aw ini yaitu guru

menjelaskan secara rinci tentang langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

kepada siswa. Sehingga siswa lebih mengerti

apa yang harus dilakukan ketika masuk di

dalam kelompok ahli maupun kelompok

asal. Jadi pada kegiatan inti dapat berjalan

dengan baik.

Meskipun dalam siklus I sudah ada peningkatan

hasil belajar, akan tetapi hasil tersebut masih bisa

ditingkatkan lagi. Di siklus II diharapkan kelas X-B

mencapai indicator ketercapaian ketuntasan hasil belajar

sebesar 75%.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada

hari Senin, 8 April 2013 jam 07.00 – 08.30 dan pertemuan

66

kedua pada hari Selasa, 9 April 2013 jam 07.00 – 08.30.

Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw. Guru memberi salam dan berdoa,

kemudian mengabsen siswa dan memberitahukan hasil

evaluasi individu siklus I.Guru menjelaskan kembali

materi ajar secara singkat, memberikan beberapa

pertanyaan apersepsi dan memberikan motivasi kepada

siswa.

Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kembali

langkah-langkah jigsaw. Siswa menyimakpenjelasan dari

guru. Guru meminta siswa berkumpul sesuai dengan

kelompok ahli pada siklus I. Pada siklus II, siswa terlihat

adanya kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

terlihat pada saat siswa duduk bersama kelompoknya, baik

kelompok ahli maupun kelompok asal.. Awalnya, seluruh

siswa bingung dan bertanya-tanya karena ada beberapa

siswa yang lupa siapa saja anggota kelompoknya sehingga

membuat kelas menjadi ramai. Namun dengan arahan dari

67

guru, siswa segera bergabung dengan kelompokmasing-

masing. Guru segera membagikan materi yang sudah

dibagi kepada kelompok ahli untuk di diskusikan. Setelah

waktu yang diberikan guru selesai, siswa diarahkan untuk

bergabung dengan kelompok asal sama seperti kelompok

asal di siklus I dan kembali berdiskusi. Selanjutnya, guru

membagikan lembar soal diskusi kelompok untuk dibahas

oleh masing-masing kelompok. Guru bertindak sebagai

fasilitator dan motivator. Di siklus II,tiap kelompok dapat

menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan ketika di

siklus I.

Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, guru

membantu siswa menyimpulkan pelajaran hari ini dan

memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan di

kumpulkan pada pertemuan kedua. Guru juga

memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya siswa akan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan akan

diadakan evaluasi individu. Peneliti meminta tanda tangan

berita acara kepada guru pengajar di akhir pembelajaran

68

sebagai bukti dilaksanakannya penelitian tindakan kelas

pada pertemuan pertama siklus kedua.

Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari

Selasa, 9 April2013. Guru membuka dengan doa dan

mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, dan

tujuan pembelajaran. Kemudian siswa diminta

melaksanakan presentasi hasil diskusi kelompok dari

pertemuan pertama, mulai dari kelompok 1 sampai dengan

kelompok 5.Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa

dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing–masing.

Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang sudah

dipelajari melalui diskusi dan materi tersebut. Guru

memberikan waktu kepada siswa selama 10 menit untuk

membaca ulang materi sebelum evaluasi individu di mulai.

Kemudian siswa menerima lembar soal evaluasi individu

siklus II dan mengerjakan sendiri tanpa bekerja sama dengan

siswa lain selama 60 menit. Setelah waktu selesai,lembar

jawaban dikumpulkan. Peneliti meminta tanda tangan berita

acara kepada guru pengajar di akhir pembelajaran sebagai

69

bukti dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada

pertemuan kedua siklus kedua.

c. Pengamatan ( Observing )

Hasil pengamatan dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siklus II adalah sebagai

berikut:

a. Hasil kesiapan siswa dalam menerima pelajaran

Pada siklus II pertemuan pertama, kesiapan

siswa dalam menerima pelajaran mengalami

peningkatan menjadi 79,89%. Pada pertemuan kedua

juga mengalami peningkatan kesiapan sisa menerima

pelajaran yaitu sebesar 93,10%.

b. Hasil Observasi motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan

metode kooperatif tipe jigsaw kelas X-B program

keahlian Akomodasi Perhotelan di SMK Pelita

Salatiga digunakan untuk mengetahui ketertarikan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selama

70

di kelas mengalami peningkatan sebesar 36,40 yang

dikategorikan sangat termotivasi

c. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam

proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus

II

Tabel 4.1.3

Hasil Observasi Aktivitas Tindakan Guru Dan Siswa Kelas X-B

Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga

Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus II

Indikator

Jumlah

observasi

Hasil observasi Hasil

Rata-

rata

Rata-rata

keseluruhan

Indikator

Ketercapaian

Kesimpulan

∑ >3 ∑ <3 indivi

du

Rata-

rata

Guru

17 17

0 4,39

4,22

>3

>4 Rata-rata total

dan individu

sudah

memenuhi

indikator

ketercapaian 7 7

0 4,04

Siswa 17 17 0 4,17

4,06

>3

>4

Rata-rata total

dan individu

sudah

memenuhi

indikator

ketercapaian 7 7

0

3,95

71

Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang

mencapai > 3 ada 30 item, sedangkan yang mencapai < 3

ada 0 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 4,22,

ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru telah

mencapai terget indikator yang telah ditetapkan yaitu

mencapai rata-rata skor lebih dari sama dengan 4.

Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang

mencapai > 3 ada 30 item, sedangkan yang mencapai <

3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh

adalah 4,06. Dalam hal ini telah mencapai target

indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai rata-rata

skor lebih dari sama dengan 4.

72

d. Hasil belajar siswa

Tabel 4.1.4

Hasil Belajar Siswa Kelas X-B

Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet

Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga

Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus II

Indikator

kondisi sebelum

siklus siklus I siklus II Target Peningkatan

Hasil Nilai 67,96 72,46 91,11 85

peningkatan sebesar

18,65

Rata-rata

% 43,33% 60,00% 90,00% 80%

peningkatan sebesar

30,00 %

Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami

peningkatan, yaitu ada 27 dari 30 siswa yang

mendapatkan hasil nilai diatas KKM. Hasil nilai yang

diperoleh sebesar 91,11 dengan rata-rata ketuntasan

90,00%. Dalam hal ini telah memenuhi target atau

indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai

ketuntasan hasil belajar sebesar 80%.

73

Dari hasil tugas kelompok, ada dua kelompok

yang memiliki nilai 100, yaitu kelompok B dan D.

Kelompok A, C, E mendapat 80.

4. Refleksi ( Reflecting )

Di siklus II aktivitas belajar siswa dan guru sudah

mengalami peningkatan. Pelaksanaan siklus II

menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap guru

dan siswa sebagai berikut :

a. Aktivitas tindakan siswa telah mencapai rata-rata

score angka sama dengan atau lebih dari 4 yaitu

4,15, dan aktivitas tindakan guru telah mencapai

score angka sama dengan atau lebih dari 4 yaitu

4,10 yang telah mencapai indikator keberhasilan.

b. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 72,46

yaitu siklus I menjadi 91,11 pada siklus II yang telah

memenuhi target atau indikator yang telah

ditetapkan yaitu mencapai ketuntasan hasil belajar

sebesar 80%.

74

c. Motivasi belajar siswa meningkat dari score 29,12

pada siklus I yang tergolong kurang termotivasi

menjadi skore 36,4 pada siklus II yang tergolong

sangat termotivasi.

4.2. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil

observasi selama penelitian.Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dan kemudian direfleksi untuk setiap

siklus.Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini,

dengan kompetensi dasar Menunjukkan sikap pantang

menyerah dan ulet. Proses pembelajaran akan berlangsung

dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara

guru dan siswa.

Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa

kegiatan belajar mengajar belum optimal, penggunaan

metode pembelajaran yang belum tepat dan hasil belajar

yang belum sesuai dengan target. Terbukti dari rata-rata

hasil ulangan 67,96 dan persentase ketuntasan baru

43,33%. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah

75

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw pada siswa kelas X-B keahlian Akomodasi

Perhotelan mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Pelita

Salatiga.

Adapun perubahan yang terjadidapat dilihat dari

hasil peningkatan hasil belajar siswa.Kesiapan siswa

dalam menerima pelajaran siklus I mengalami

peningkatan. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan

banyak siswa yang kurang siap yang terlihat dari

banyaknya siswa yang tidak membawa buku catatan, buku

paket/LKS, maupun kelengkapan alat tulis.Siklus I, siswa

sudah mulai aktif mengikuti pelajaran walaupun belum

optimal, karena tindakan guru yang kurang memotivasi

siswa untuk belajar. Pada siklus I, penerapan metode

kooperatif tipe jigsaw kurang optimal terlihat pada nilai

kelompok 1 mendapat nilai 60, kelompok 2 memperoleh

nilai 90, kelompok 3 memperoleh nilai 80, kelmpok 4

memperoleh nilai 90, kelompok 5 memperoleh nilai 80.

Pada siklus II, aktivitas guru dan murid dalam proses

76

pembelajaran lebih optimal. Penyampaian apersersi,

motivasi, tujuan pembelajaran, materi ajar, dan langkah-

langkah proses pembelajaran dengan menggunakan

metode kooperatif tipe jigsaw dapat dipahami oleh siswa

dengan baik. Guru sudah bisa mengkondisikan siswa

untuk siap menerima pembelajaran sehingga

meningkatkan hasil nilai kelompok siswa kelompok 2 dan

4 mendapat nilai 100, kelompok 1,3,dan 5 mendapat nilai

80. Peningkatan juga terjadi pada motivasi siswa dalam

belajar yang awalnya mempunyai rata-rata 29,12 yaitu

tergolong kurang termotivasi menjadi 36,4 yang tergolong

sangat termotivasi. Awalnya siswa tidak menyukai

pelajaran kewirausahaan. Pada siklus I, mereka belum

begitu menyukai dan belum termotivasi memperhatikan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Akan tetapi

pada siklus II, mereka sudah memahami metode yang

digunakan, mulai dari berpindah ke kelompok ahli

maupun kelompok asal. Seluruh siswa mulai antusias

dengan mata pelajaran kewirausahaan. Hal ini dibuktikan

77

dengan adanya kerjasama yang baik diantara

kelompoknya, pada saat presentasi anggota kelompok lain

dengan memberikan dukungan.

Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil

ketuntasan hasil belajar.Hasil analisis terhadap hasil

belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai

siklus II mengalami peningkatan.Hasil belajar siswa pada

siklus I menunjukkan 11 siswa yang tidak tuntas dari 30

siswa. Rata-rata ketuntasan hasil belajar individu pada

siklus I sebesar 60,00%. Ketidaktuntasan hasil belajar

individu pada siklus I sebesar 40,00%. Peningkatan pada

siklus II hanya 3 orang siswa yang tidak tuntas dari 30

siswa. Rata-rata ketuntasan hasil belajar individu pada

siklus II sebesar 90,00%. Ketidaktuntasan hasil belajar

individu pada siklus II sebesar 10,00%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar

78

siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu

lebih dari atau sama dengan 75 %. Hal ini berarti, dengan

diterapkannya metode kooperatif tipe Jigsaw hasil belajar

siswa mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa,

beberapa orang tidak menyukai metode kooperatif tipe

Jigsaw karena tidak menyukai anggota kelompok yang

dibentuk oleh guru.Ada yang berkomentar temannya

sibuk sendiri dan tidak aktif dikelompok padahal

pembelajaran tipe Jigsaw mengharuskan semua anggota

kelompok memahami materi dan mengetahui jawaban

hasil diskusi.

Guru dalam menyampaikan materi juga

mengalami kenaikan dibanding dari sebelum

diterapkannya metode pembelajaran Jigsaw. Guru

berusaha memberi motivasi kepada siswa dan mencoba

mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga tercipta

suasana belajar dengan baik. Guru dalam kegiatan belajar

mengajar membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan

79

dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi.

Sedangkan dalam lembar kerja siswa, guru memberikan

arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegitan belajar

mengajar.

Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

menunjukkan bahwa kinerja guru sudah baik. Siklus I,

guru sudah melaksanakan seluruh langkah–langkah

pembelajaran yang telah di susun, namun belum secara

optimal karena masih ada beberapa langkah yang belum

dilakukan secara baik atau belum mencapai score angka 4

yaitu sebesar 3,20 dan belum mencapai indikator

ketercapaian. Siklus II, kinerja guru semakin baik dan

telah mencapai score angka 4,06. Hasil observasi tindakan

siswa juga telah mencapai score angka 4,09 atau dalam

kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sudah

dilakukanya langkah–langkah pembelajaran secara

optimal. Hal ini menunjukkan bahwa metode kooperatif

tipe Jigsaw tepat diterapkan dalam mata pelajaran

80

kewirausahaan pokok bahasan menunjukkan sikap

pantang menyerah dan ulet karena terbukti dapat

meningkatkan aktivitas,motivasi dan hasil belajar.

Pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak

pada peningkatan hasil belajar siswa. Indikator dalam

penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari

keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya

indikator aktivitas siswa mencapai lebih dari 4 dan

ketuntasan hasil belajar mencapai 75% dalam penelitian

ini disebabkan masih terdapat permasalahan yang

dihadapi pada siklus I yaitu :

1. Guru belum dapat mengkondisikan siswa pada

kegiatan awal.

2. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran

Jigsaw,sehingga masih bingung dengan langkah-

langkah Jigsaw.

81

3. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada

siswa yang tidak memperhatikan selama

pembelajaran.

4. Kurangnya guru dalam mengkonfirmasi/

menyimpulkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena

adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan

siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan dengan

baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II

guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari

kesalahan yang terjadi dari siklus I. Upaya-upaya yang

telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih

mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu:

1. Mempersiapkan serta merencanakan RPP dengan

sebaik mungkin.

2. Guru mengkondisikan dan memotivasi siswa

untuk siap belajar.

3. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan

terhadap materi yang diajarkan.

82

Proses belajar mengajar dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah

dan ulet merupakan suatu pembelajaran yang mengarah

pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam

bentuk kelompok. Pembelajaran yang dilakukan guru

dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa

perubahan kearah yang lebih baik.

Pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan salah

satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga

pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik

dan diperoleh secara optimal. Oleh karena itu metode ini

disarankan untuk guru menerapkan dalam proses

pembelajaran karena memberikan daya tarik siswa untuk

belajar lebih sungguh-sungguh. Penggunaan metode

kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan, kompetensi

83

dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet

kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Mata

Pelajaran Kewirausahaan, Semester 2 Tahun Ajaran

2012/2013 di SMK Pelita Salatiga.